PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana ruang untuk
pejalan kaki di kawasan jalan Ahmad Yani, Palangkaraya ?
1.5. Tujuan
Manfaat dari prasarana dan sarana ruang pejalan kaki adalah untuk menjamin
keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki, yang menghubungkan dari satu tempat dengan
tempat yang lain.
2
BAB II
PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA RUANG PEJALAN KAKI
Prinsip umum perencanaan penyediaan prasarana dan sarana ruang pejalan kaki harus
memenuhi kaidah sebagai berikut:
a. Ruang yang direncanakan harus dapat diakses oleh seluruh pengguna, termasuk oleh
pengguna dengan berbagai keterbatasan fisik.
b. Lebar jalur pejalan kaki harus sesuai dengan standar prasarana.
c. Harus memberikan kondisi aman, nyaman, ramah lingkungan dan mudah untuk
digunakan, sehingga pejalan kaki tidak harus merasa terancam dengan lalu lintas
atau ganggungan dari lingkungan sekitarnya.
d. Jalur yang direncanakan mempunyai daya tarik atau nilai tambah lain diluar fungsi
utama.
e. Terciptanya ruang sosial sehingga pejalan kaki dapat beraktivitas secara aman di
ruang publik.
f. Terwujudnya keterpaduan sistem, baik dari aspek penataan lingkungan atau
dengan sistem transportasi atau aksesilibitas antar kawasan.
Ruang pejalan kaki di sisi jalan (sidewalk) merupakan bagian dari sistem jalur pejalan
kaki dari tepi jalan raya hingga tepi terluar lahan milik bangunan.
3
Gambar 2.2 Tampak Atas dan Potongan Sidewalk
Gambar 2.3.
4
Gambar 2.4. Potongan dan Tampak Atas Arcade
Ruang pejalan kaki di pusat kawasan bisnis dan pusat kota ini adalah area yang harus
dirancang untuk mengakomodir volume yang lebih besar dari para pejalan kaki dibanding
di area-area di kawasan permukiman. Batas jalanan (jalur transportasi) pada area ini dapat
dimanfaatkan untuk berbagai tujuan yang beragam dan secara umum terdiri dari berbagai
zona, antara lain: zona bagian depan gedung, zona bagi pejalan kaki, zona bagi tanaman
/perabot dan zona untuk pinggiran jalan. Pembagian zona ini dimaksudkan agar ruang
pejalan kaki yang ada dapat tetap melayani para pejalan kaki yang melintasi area ini dengan
nyaman. Pembagian zona akan lebih rinci dibahas pada sistem zona prasarana dan sarana
ruang pejalan kaki di pusat kota.
5
Gambar 2.5. Zona di Pusat Kota/Bisnis
6
3) Zona yang digunakan untuk pejalan kaki di jalan lokal dan jalan kolektor adalah
1,2 meter dan jalan arteri dan jalan utama 1,8 meter. Ruang tambahan
diperlukan untuk tempat pemberhentian dan halte bus dengan luas 1,5 meter X
2,4 meter.
4) Zona pejalan kaki tidak boleh kurang dari 1,2 meter yang merupakan lebar
minimum yang dibutuhkan untuk orang yang membawa seekor anjing, pengguna
alat bantu jalan dan para pejalan kaki.
7
lainnya sudah mulai berpengaruh pada arus pedestrian, tetapi para pejalan kaki
masih dapat berjalan dengan nyaman tanpa mengganggu pejalan kaki lainnya.
c) LOS C
Jalur pejalan kaki seluas >2,2-3,7 m2/pedestrian, besar arus pejalan
kaki >23-33 pedestrian/menit/meter. Pada LOS C, ruang pejalan kaki masih memiliki
kapasitas normal, para pejalan kaki dapat bergerak dengan arus yang searah
secara normal walaupun pada arah yang berlawanan akan terjadi persinggungan kecil.
Arus pejalan kaki berjalan dengan normal tetapi relatif lambat karena keterbatasan
ruang antar pejalan kaki.
d) LOS D
Jalur pejalan kaki seluas >1,1-2,2 m2/pedestrian, besar arus pejalan kaki >33-49
pedestrian/menit/meter. Pada LOS D, ruang pejalan kaki mulai terbatas, untuk
berjalan dengan arus normal harus sering berganti posisi dan merubah kecepatan.
Arus berlawanan pejalan kaki memiliki potensi untuk dapat menimbulkan konflik.
LOS D masih menghasilkan arus ambang nyaman untuk pejalan kaki tetapi
berpotensi timbulnya persinggungan dan interaksi antar pejalan kaki.
e) LOS E
Jalur pejalan kaki seluas >0,75-1,4 m2/pedestrian, besar arus pejalan kaki >49-75
pedestrian/menit/meter. Pada LOS E, setiap pejalan kaki akan memiliki kecepatan
yang sama, karena banyaknya pejalan kaki yang ada. Berbalik arah, atau berhenti akan
memberikan dampak pada arus secara langsung. Pergerakan akan relatif lambat dan
tidak teratur. Keadaan ini mulai tidak nyaman untuk dilalui tetapi masih merupakan
ambang bawah dari kapasitas rencana ruang pejalan kaki.
f) LOS F
Jalur pejalan kaki seluas <0,75 m 2/pedestrian, besar arus pejalan kaki beragam
pedestrian/menit/meter. Pada LOS F, kecepatan arus pejalan kaki sangat lambat dan
terbatas. kan sering terjadi konflik dengan para pejalan.
2.5. Fasilitas Sarana Ruang Pejalan kaki
Yang termasuk dalam sarana ruang pejalan kaki adalah drainase, jalur hijau, lampu
penerangan, tempat duduk, pagar pengaman, tempat sampah, marka dan
perambuan, papan informasi (signage), halte/shelter bus dan lapak tunggu, serta telepon
umum.
8
Gambar 2.6. Drainase
2.5.1 Drainase
Drainase terletak berdampingan atau dibawah dari ruang pejalan kaki. Drainase
berfungsi sebagai penampung dan jalur aliran air pada ruang pejalan kaki.
Keberadaan drainase akan dapat mencegah terjadinya banjir dan
genangangenangan air pada saat hujan. Dimensi minimal adalah lebar 50 centimeter
dan tinggi 50 centimeter.
2.5.2. Lampu Penerangan
9
Gambar 2.8. Fasilitas Tempat Sampah
10
BAB III
MATERIAL BAHAN
11
tersebut perlu menyediakan informasi (tanda) kritis tentang transisi dari
trotoar ke jalan.
12
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Agar dapat berfungsi dengan baik dan optimal, penyediaan prasarana
dan sarana ruang pejalan kaki harus memenuhi persyaratan yaitu keamanan,
kenyamanan, keindahan, kemudahan interaksi sosial, bagi semua pengguna pejalan kaki
termasuk yang memiliki keterbatasan fisik (penyandang cacat).
13
DAFTAR PUSTAKA
14