OLEH :
NAURAH
KELAS
NO ABSEN
Budaya batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian
dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di
masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata
pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif
perempuan sampai ditemukannya Batik Cap yang memungkinkan masuknya laki-
laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik
pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak Mega
Mendung, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim
bagi kaum lelaki. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun
temurun, Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai
saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh
Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.
Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak
hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap
berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para
penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga
mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat
kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal
(seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung
atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru.
Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam
upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki
perlambangan masing-masing daerah.
Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas
yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti
sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan
cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus,
atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam
serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang
diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian
dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali
proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk
melarutkan lilin.
Batik dengan tehnik cap ini merupakan pembuatan batik yang dilakukan dengan
cara menggunakan canting cap. Bentuknya yang mirip dengan stempel ini
membuat proses membantik menjadi lebih cepat. Meskipun proses pembuatannya
lebih cepat, hasil batik cap ini sebenarnya juga tidak kalah bagus dengan batik tulis
yang dilakukan dengan cara seperti menggambar di atas kain ini. Untuk
membedakan batik cap ini, anda bisa memperhatikan beberapa ciri khas dari batik
celup diantaranya adalah warna batik pada kedua belah sisi kain adalah sama, motif
yang dipilih tidak terlalu detil, warna batik lebih mengkilap, dan warna dasar pada
kain biasanya warna gelap.
Batik tulis
Batik yang dibuat dengan cara menuliskan langsung motif batik secara manual
dengan menggunakan canting. Batik tulis ini mempunyai keunikan tersendiri karena
proses pembuatannya yang cukup rumit dan membutuhkan ketelatenan tingkat
tinggi. Sesuai dengan tingkat kesulitan dalam membuatnya, batik tulis memang
dijual dengan harga yang lebih mahal. Hal ini sangat sesuai dengan kualitas batik
tulis yang bagus dan mempunyai motif batik yang detil. Untuk batik pekalongan
juga terdapat jenis batik tulis yang juga memiliki daya jual yang tinggi.
Batik sablon
Seiring dengan kemajuan tehnologi, batik pekalongan juga ada yang diproses
dengan cara disablon. Cara ini adalah cara yang paling cepat dan mudah sehingga
dalam sekali pembuatan, produsen bisa menghasilkan produk kain batik yang
banyak. Produksi dengan cara ini biasanya banyak dilakukan oleh pabrik tekstil.
Produksinya yang cepat tentunya juga akan mempengaruhi harga penjualan produk
batik yang satu ini, sehingga batik sablon dijual dengan harga yang relatif murah.
Meskipun beberapa jenis batik hampir memiliki proses batik yang sama, tapi batik
pekalongan memang memiliki ciri khas yang kuat sehingga batik yang satu ini
memiliki banyak penggemar.
Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir.
Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-
beda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama termasuk di Pekalongan ini, yaitu:.
Ngemplong
Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain
mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan
ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai
pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat dilakukan secara langsung di atas kain
atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses
pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses
batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.
Mbathik
Nembok
Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna
dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut
ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.
Medel
Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara
berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.
Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan
lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain
diangin-anginkan.
Mbironi
Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau
titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses
mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining
dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
Menyoga
Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk
mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke
dalam campuran warna cokelat tersebut.
Nglorod
Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik
tulis maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap
ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang
sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas
dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat
batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan
beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu.
Oleh karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.
Bahan Pembuatan Batik Pekalongan
Gawangan
Bandul
Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang dimasukkan ke dalam kantong.
Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan agar mori yang baru dibatik tidak
mudah tergeser saat tertiup angin atau tertarik oleh si pembatik secara tidak
sengaja.
Wajan
Wajan adalah perkakas utuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja
atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan
dari perapian tanpa menggunakan alat lain.
Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah
kompor berbahan bakar minyak. Namun terkadang kompor ini bisa diganti dengan
kompor gas kecil, anglo yang menggunakan arang, dan lain-lain. Kompor ini
berfungsi sebagai perapian dan pemanas bahan-bahan yang digunakan untuk
membatik.
Taplak
Taplak adalah kain untuk menutup paha si pembatik agar tidak terkena tetesan
malam panas sewaktu canting ditiup atau waktu membatik.
Saringan Malam
Saringan adalah alat untuk menyaring malam panas yang memiliki banyak
kotoran. Jika malam tidak disaring, kotoran dapat mengganggu aliran malam pada
ujung canting. Sedangkan bila malam disaring, kotoran dapat dibuang sehingga
tidak mengganggu jalannya malam pada ujung canting sewaktu digunakan untuk
membatik. Ada bermacam-macam bentuk saringan, semakin halus semakin baik
karena kotoran akan semakin banyak tertinggal. Dengan demikian, malam panas
akan semakin bersih dari kotoran saat digunakan untuk membatik.
Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan,
terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk
menuliskan pola batik dengan cairan malam. Saat ini, canting perlahan
menggunakan bahan teflon.
Mori
Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori bermacam-
macam dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan.
Mori yang dibutuhkan disesuaikan dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan.
Tidak ada ukuran pasti dari panjang kain mori karena biasanya kain tersebut diukur
secara tradisional. Ukuran tradisional tersebut dinamakan kacu. Kacu adalah sapu
tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar. Jadi, yang disebut sekacu adalah ukuran
persegi mori, diambil dari ukuran lebar mori tersebut. Oleh karena itu, panjang
sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang sekacu dari mori jenis
lain.
Malam (Lilin)
Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang digunakan untuk membatik. Pada beberapa
tempat pembatikan, pewarna alami ini masih dipertahankan, terutama kalau
mereka ingin mendapatkan warna-warna yang khas, yang tidak dapat diperoleh dari
warna-warna buatan. Segala sesuatu yang alami memang istimewa, dan teknologi
yang canggih pun tidak bisa menyamai sesuatu yang alami.
http://batik-tulis.com/blog/batik-pekalongan
http://sehatcantikblog.blogspot.co.id/2013/05/batik-pekalongan-dengan-motif-
batiknya.html