Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN KASUS 4

TUMOR MAMMAE

NAMA: NURUL ARI WIDYANINGRUM NIM: I4052161001

1. Pengertian Tumor Mammae


Neoplasma merupakan sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga bentuk dan struktur sel ini
berbeda dengan sel normal. Sifat sel tumor ini bergantung pada besarnya penyimpangan
bentuk dan fungsi, autonominya dalam sifat pertumbuhan, dan kemampuan dalam
berinfiltrasi serta bermetastasis (Price & Wilson, 2006).
FAM merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda. FAM
teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol benjol dan konsistensi kenyal. Tumor ini tidak
melekat pada jaringan sekitarnya dan amat mudah untuk digerakkan. Biasanya FAM tidak
disertai rasa nyeri. Neoplasma jinak ini tidak lagi ditemukan pada masa menopause
(Sjamsuhidajat, 2010).
Sifat lesi jinak ini berupa benjolan yang mobile atau dapat digerakkan, lobulasi tidak
nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran satu sampai dengan empat sentimeter dan
banyak ditemukan pada kuadran lateral kanan atas payudara kiri pada penderita yang right
handed.Benjolan ini dapat bertambah besar satu sentimeter dibawah pengaruh estrogen
haid normal, kehamilan, laktasi, atau penggunaan kontrasepsi oral. Secara makroskopik
benjolan ini berbeda morfologinya dari lesi ganas, yaitu tepi tajam dan permukaannya
putih keabuan sampai merah muda serta homogen. Sedangkan secara mikroskopik
terdapat susunan lobulus perikanalikular yang mengandung stroma padat dan epitel
proliferatif (Soetrisno, 2010; Sabiston, 2011).

2. Faktor Resiko Tumor Mammae


Ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain
riwayat perkawinan yang dihubungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan,
paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli et al (2011)
menyatakan bahwa pasien yang tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM
(OR=6.64, CI 95% 2.56-16.31) artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah
wanita yang tidak menikah.
Selain itu, hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah <21 tahun
meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.84, CI 95% 1.236.53) artinya penderita FAM
kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang menikah pada usia <21 tahun. Penurunan
paritas meningkatkan insiden terjadinya FAM, terutama meningkat pada kelompok wanita
nullipara. Berat badan yang berlebihan dengan IMT >30 kg/m juga menjadi faktor resiko
terjadinya FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04 3.03) artinya wanita dengan IMT >30 kg/m
memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM dibandingkan wanita dengan IMT normal.

3. Etiologi Tumor Mammae


Penyebab dari fibroadenoma mammae menurut Price (2005), adalah pengaruh
hormonal. Hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus
menstruasi atau pada kehamilan. Lesi membesar pada akhir daur haid dan selam hamil.
Fibroadenoma mammaeini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Namun
ada yang dapat mempengaruhi timbulnya tumor, antara lain: konsituasi genetika dan juga
adanya kecenderungan pada keluarga yang menderita kanker ( Sarjadi, 2007).
Menurut Kumar (2007), penyebab dari fibroadenoma mammae adalah: Peningkatan
aktifitas estrogen di perkirakan berperan dalam pembentukan FAM. Dan lesi serupa
muncul bersama dengan perubahan fibrokistik (fibroadenosis), usia < 30 tahun Jenis
kelamin ,genetik ,stress, serta lesi prekanker juga dapat menyebabkan terbentuknya FAM.

4. Tanda dan Gejala Tumor Mammae


Menurut Nugroho (2011), fibroadenoma tanda dan gejalanya sebagai berikut :
a. Fibroadenoma dapat multipel
b. Benjolan berdiameter 2-3 cm
c. Benjolan tidak menimbulkan reksi radang, mobile dan tidak menyebabkan pengerutan
kulit payudara
d. Benjolan berlobus-lobus
e. Pada pemeriksaan mammografi, gambaran jelas jinak berupa rata dan memiliki batas
jelas

5. Pemeriksaan penunjang Tumor Mammae


a. Pemeriksaan fisik (phisycal examination)
Pada pemeriksaan fisik akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah
tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau keras,dll.
b. Mammografi
Adalah proses penyinaran dengan sinar x terhadap payudara. Pemeriksaan ini
digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit pada payudara yang tidak diketahui
gejalanya (asimptomatik).
c. Duktografi
Adalah pencritaan mammografi yang dapat memperlihatkan saluran air susu yang ada,
dalam mendiagnosis penyebab keluarnya cairan atau kotoran dari puting
d. Biopsi
Merupakan tindakan untuk mengambil contoh jaringan payudara dan dilihat di bawah
lensa mikroskop, guna mengetahui adakah sel kanker .
e. MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
Pemeriksaan yang direkomendasikan pada wanita yang memiliki resiko.
f. USG payudara
Dikenal dengan breast ultrasound digunakan untuk mengevaluasi adanya
ketidaknormalan pada payudara yang telah ditemukan pada hasil pemeriksaan
mammografi.

6. Penatalaksanaan Tumor Mammae


Penatalaksanaan Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:
a. Ukuran
b. Terdapat rasa nyeri atau tidak
c. Usia pasien
d. Hasil biopsy
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan
tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi. Operasi tidak akan
merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut
yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan (Nugroho, 2011).

7. Patofisiologi Tummor Mammae (terlampir)

8. Pencegahan Tumor Mammae


Pemeriksaan payudara sendiri penting bagi kesehatan wanita terutama pada awal umur 20
tahun. Perlunya memperhatikan perubahan pada payudara dengan mengetahui bentuk
payudara secara normal dengan menggunakan langkah demi langkah.
a. Langkah Pertama
Berbaring miring dan tempatkan lengan kanan dibelakang kepala. Pemeriksaan
dilakukan ketika berbaring, bukan berdiri. Sebab, ketika berbaring, jaringan payudara
menyebar searah dinding dada dan serenggang mungkin, yang memudahkan untuk
merasakan seluruh jaringan payudara
b. Langkah Kedua
Gunakan telapak tangan dari tiga jari tengah pada tangan kiri untuk merasakan
berbagai benjolan pada payudara kanan. Gunakan gerakan memutar ke atas ke bawah
menggunakan tapak jari untuk merasakan jaringan payudara.
c. Langkah Ketiga
Gunakan tiga tingkat tekanan berbeda untuk merasakan semua jaringan payudara.
Tekanan ringan untuk merasakan jaringan yang paling dekat dengan kulit, tekanan
sedang untuk merasakan sedikit lebih dalam, dan tekanan kuat untuk merasakan
jaringan lebih dekat dengan dada dan tulang rusuk.
d. Langkah Keempat
Gerakkan tangan pada payudara dengan pola gerak ke atas ke bawah untuk memulai
baris bayangan yang tergambar lurus ke bawah sisi dari bawah lengan. Pastikan untuk
memeriksa seluruh area payudara ke bawah sampai merasakan tulang iga, dan ke atas
hingga mencapai leher ( tulang selangka ).
e. Langkah Kelima
Ulangi pemeriksaan pada payudara kiri , dengan menggunakan tapak jari tangan
kanan.
f. Langkah Keenam
Berdiri di depan cermin dengan tekanan lembut ke bawah pada pinggul. Lihat apakah
ada perubahan ukuran, bentuk, kontur, lesung, kemerahan pada puting atau kulit
payudara. Lakukan penekanan ke bawah dengan posisi pinggul mengerutkan otot
dinding dada dan mempertinggi perubahan pada payudara.
g. Langkah Ketujuh
Periksa setiap ketiak ketika duduk tegak dengan lengan terangkat sedikit , sehingga
dengan mudah dapat merasakan area ketiak ( Pamungkas, 2011) Pencegahan yang
dapat dilakukan pada kasus tumor jinak pada payudara dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut, antara lain :
a. Menghindari makanan yang tinggi lemak
b. Menghindari pemakaian obat hormonal terutama estrogen
c. Rajin melakukan SADARI

9. Rencana Asuhan Keperawatan Tumor Mammae


a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik: prosedur bedah
NOC:
Kepuasan klien: manajemen nyeri
Pergerakan
Pemulihan pembedahan: penyembuhan
Kontrol nyeri

NIC:

Pengurangan kecemasan
Manajemen nyeri
Pengaturan posisi
Pengalian
Kolaborasi: pemberian obat analgetik via intravena
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
NOC:
Pengetahuan: manajemen nyeri
Pengetahuan: diet yang disarankan
Komunikasi: penerimaan
Pengetahuan: gaya hidup sehat

NIC:

Pengajaran: peresepan diet


Manajemen nyeri
Modifikasi perilaku hidup sehat
Perencanaan pulang

c. Resiko infeksi berhubungan dengan Prosedur Invasif


NOC:
Kontrol risiko: proses infeksi
Pemulihan Pembedahan: penyembuhan
Penyembuhan luka: primer
Status nutrisi
NIC:
Kontrol Infeksi: Intraoperatif
Perawatan luka
Manajemen lingkungan
Monitor Tanda tanda vital
Monitor elektrolit

Anda mungkin juga menyukai