Anda di halaman 1dari 5

Etika keperawatan

1. 1. ETIKA KEPERAWATAN Ns. ADE RAHMAN, S.Kep NUPN. 9910677110 2nd


Meeting

2. 2. ETIK DAN MORAL SEBAGAI LANDASAN DALAM MEMBERIKAN ASUHAN


KEPERAWATAN KEPADA PASIEN, KELUARGA DAN MASYARAKAT

3. 3. ETIK DAN MORAL SEBAGAI DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN SECARA


PROFESIONAL

4. 4. Etika profesi mengatur hubungan antara perawat sebagai pelaksana keperawatan atau
pemberi bantuan dengan klien/masyarakat sebagai penerima bantuan. Untuk dapat
memberi bantuan yang sesuai dengan kebutuhan klien/masyarakat, perawat perlu
memperhatikan nilai sosial yang terkait erat dalam profesi, yaitu : 1. Penguasaan
pengetahuan yang mendalam 2. Keterampilan teknis/motoris yang matang, yang
diperoleh melalui proses belajar mengajar di lahan praktik, dalam situasi nyata 3. Sikap
pribadi dan profesional dalam memberikan pelayanan

5. 5. Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang obyeknya adalah perilaku manusia,
termasuk ilmu dasar memberi kekuatan kepada manusia. Oleh karena itu, etika disebut
pula filsafat moral. Filsafat moral yang menjadi dasar etika profesi digunakan pula untuk
memecahkan masalah yang mengandung unsur etis. Filsafat moral berarti keyakinan atau
kepercayaan kepada Tuhan dari manusia untuk mempertanggungjawabkan perilakunya
berdasarkan keputusan yang telah dibuat, dengan keyakinannya tentang kebenaran dan
kebaikan keputusan tersebut.

6. 6. Perbedaan etika dan moral Secara umum : Etika : ilmu yang memedomani keputusan
manusia tentang perilaku Moral : perilaku manusia dengan menggunakan etika yang
dipertanggungjawabkan kepada tuhan.

7. 7. FILSAFAT Pengertian, tujuan, pandangan,hidup,keyakinan, tindakan AGAMA


Hubungan antara Tuhan dan Manusia ETIKA Ilmu yang memdomani baik, buruk, benar,
salah, tindakan manusia berdasarkan pemikirannya MORALGAMA (TEOLOGI) Ilmu
yang memedomani keputusan tentang baik, jelek, benar, salah, dari tindakan manusia dan
wahyu Tuhan Tindakan saya sebagai perawat (benar/salah. Baik/buruk) Hati nurani
menggunakan intelektual untuk memutuskan moralitas tindakan manusia ETIKA
KEPERAWATAN ETIKA KEDOKTERAN Studi Moralitas manusia dalam profesi
kesehatan

8. 8. Moral Adat/ kebiasaan Perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan
standar perilaku dan nilai yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota
masyrakat dimana tempat dia tinggal

9. 9. Pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat sangat mempengaruhi


mutu asuhan keperawatan yang diterima oleh klien. Oleh karena asuhan keperawatan
yang berkualitas maka perawat perlu outcome klien yang lebih baik (Bellato & Pereira,
2004 ; Nicklin, 2003). Kondisi ini dapat tercapai apabila lingkungan kerja perawat yang
berkualitas. Lingkungan praktik profesional yang berkualitas merupakan nilai sentral pd
praktik keperawatan yang etis dan memainkan peran penting dalam menurunkan situasi
berbahaya yang disebabkan oleh ethnical distress dan moral residue. Apa maksudnya??

10. 10. Maksudnya adalah; apabila perawat memiliki autonomi, dukungan, dan kesempatan
untuk mengembangkan profesionalitasnya, maka hal tersebut akan menghilangkan celah
antara praktik yang etis dan penurunan ethical distress. Salah satu permasalahan yang
sering muncul di suatu rumah sakit adalah beban kerja perawat yang tidak seimbang..
Biasanya situasi di awali dari tahap perencanaan kebutuhan tenaga kerja perawat yang
tidak sesuai dengan kapasitas kerja suatu institusi pelayanan.

11. 11. Ferguson-Pare, 2004 : Apabila beban kerja tinggi maka ketelitian dan keamanan kerja
menjadi menurun. Affonso (2003), mengingatkan ; Beban kerja perawat memiliki
hubungan yang signifikan terhadap keamanan pasien. Nicklin, 2004 ; Pasien dan
lingkungan kerja yang aman akan meningkatkan outcome pasien.

12. 12. PENTINGNYA ETIK DAN MORAL SEBAGAI LANDASAN DALAM


PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PEMBERIAN ASUHAN/PELAYANAN
13. 13. Praktik keperawatan, termasuk etika keperawatan, mempunyai beberapa dasar
penting seperti advokasi, akuntabilitan , loyalitas, kepedulian, rasa haru dan menghormati
martabat manusia. Diantara berbagai pernyataan ini yang lazim termasuk dalam standar
praktik keperawatan dan telah menjadi bahan kajian dalam waktu lama adalah advokasi,
akuntabilitas dan loyalitas (fry, 1991; lih. Creasia, 1991)

14. 14. 1. Advokasi Istilah advokasi sering digunakan dalam konteks hokum yang berkaitan
dengan upaya melindungi hak-hak manusia bagi mereka yang tidak mampu membela
diri. Arti advokasi menurut ikatan perawat amerika/ANA (1985) adalah melindungi
klien atau masyarakat terhadap pelayanan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak
kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun. Pada dasarnya peran
perawat sebagai advokat pasien adalah member informasi dan member bantuan kepada
pasien atas keputusan apa pun yang dibuat pasien. Member informasi berarti
menyediakan penjelasan atau informasi sesuai dibutuhkan pasien

15. 15. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran nonaksi.
Dalam menjalankan petan aksi, perawat memberikan keyakinan kepada pasien bahwa
mereka mempunyai hak dan tanggung jawab dalam menentukan pilihan atau keputusan
sendiri dan tidak tertekan dengan pengaruh orang lain. Sedangkan peran nonaksi
mengandung arti pihak advokat seharusnya menahan diri untuk tidak mempengaruhi
keputusan pasien (Kohnke, 1982; lih. Megan 1991). Dalam menjalankan peran sebagai
advokat, perawat harus menghargai pasien sebagai individu yang memiliki berbagai
karakteristik. Dalam hal ini perawat memberikan perlindungan terhadap martabat dan
nilai-nilai manusiawi pasien selama dalam keadaan sakit.

16. 16. 2. Akuntabilitas Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat penting dalam praktik
keperawatan. Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggungjawabkan suatu
tindakan yang dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier,
erb 1991). Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponen
utama, yakni tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang
dilakukan dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat
dibenarkan atau absah. Akuntabilitas adapat dipandang dalam suatu kerangkaistem
hierarki, dimulai dari tingkat individu, tingkat intuisi/professional dan tingkat social
(Sullivian, Decker, 1988; lih. Kozier Erb, 1991).

17. 17. Pada tingkat individu atau tingkat pasien, akuntabilitas direfleksikan dalam proses
pembuatan keputusan tingkat perawat, kompetensi, komitmen dan integritas. Pada tingkat
intuisi, akuntabilitas direfleksikan dalam pernyataan falsafah dan tujuan bidang
keperawatan atau audit keperawatan. Pada tingkat professional, akuntabilitas
direfleksikan dalam standar praktik keperawatan. Sedangkan pada tingkat soisal,
direfleksikan dalam undang-undang yng mengatur praktik keperawatan.

18. 18. 3. Loyalitas. Loyalitas merupakan suatu konsep yang pelbagai segi, meliputi simpati,
pedulu dan hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan
dengan perawat.ini berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain sebagai
nilai dan tujuan sendiri.hubungan profesional dipertahnkan dengan cara menyusun tujuan
bersama, menepati janji, menentukan masalah dan prioritas serta mengupayakan
pencapaian kepuasan bersama (Jameton, 1984; Fry, 1991; lih. Creasia, 1991). Loyalitas
merupakan elemen pembentuk kombinasi manusia yang memoertahankan dan
memperkuat anggota masyarakat keperawatan dalam mencapai tujuan. Dalam
mempertahankan loyalitas, tidak berarti tidak terjadi konflik

19. 19. Loyalitas dapat mengancam asuhan keperawatan, bila terhadap anggota profesi
atau teman sejawat, loyalitas lebih penting dari asuhan keperawatan. Untuk mencapai
kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan berbagai pihak yang
harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat, baik loyalitas
terhadap pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi.

20. 20. Untuk mewujudkan ini, AR. Tabbner (1981; lih. Creasia, 1991) mengajukan berbagai
argumentasi. Masalah pasien lain tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan
perawata harus bijaksana bila informasi dari pasien harus didiskusikan secara profesional.
Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat dan berbagai
persoalan, yang berkaitan dengan pasien, rumah sakit atau pekerja rumah sakit, harus
didiskusikan dengan umum (terbuka dengan masyarakat). Perawat hatus menghargai dan
memberi bantuan kepada teman sejawat. Kegagalan dalam melakukan hal ini dapat
menurunkan penghargaan dan kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan.
Pandangan masyarakat terhadap profesi keperawatan ditentukan oleh kelakuan anggota
profesi (perawat). Perawat harus menunjukan loyalitas terhadap profesi dengan
berprilaku secara tepat pada saat bertugas.

Anda mungkin juga menyukai