Anda di halaman 1dari 3

PENGKAJIAN KASUS DIDUGA KIPI LANGKAT

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Alif Al Arabi


Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : 29 Desember 2009
Umur : 6 Tahun 10 Bulan
Nama Orangtua : Alm. Andi (Ayah) / Siska (Ibu)
Alamat : Desa Kebun Lada, Kec. Hinai, Kabupaten Langkat, Prov.
Sumatera Utara

II. KRONOLOGIS KEJADIAN

- Hari Kamis, tanggal 13-10- 2016 :


Anak mendapat imunisasi Campak pada pelaksanaan BIAS Campak di
Sekolah SDN 050713 (Biofarma, No.Batch 2531015) dengan dosis 0.5 cc
secara subkutan di lengan atas sebelah kiri oleh Bidan Desa. Keadaan anak
sebelum imunisasi dalam keadaan sehat. Setelah penyuntikan lebih kurang 5
jam Nenek melihat ada bengkak kebiruan dilengan bekas suntikan yang
makin lama makin membesar.
- Hari Jumat, tanggal 14-10- 2016, jam 07.00 Wib :
Bidan Desa melaporkan bahwa anak mengalami bengkak kebiruan atau
memar di daerah lengan atas pada lokasi penyuntikan. Anak terlihat lesu dan
mengeluh nyeri otot dan sakit dilengan kiri atas..
- Hari Senin, tanggal 17-10- 2016, jam 11.00 Wib :
Anak dibawa ke Puskesmas Tanjung Beringin dan diperiksa oleh dokter.
Terlihat bengkak kebiruan dan memar pada bekas suntikan di lengan atas
kiri, lengan kiri tidak bisa digerakkan, memar pada paha sebelah kanan, dan
kaki sebelah kiri tidak bisa diluruskan. Suhu badan 37,5 C. Pasien dianjurkan
di rujuk ke RS H. Adam Malik Medan.
- Hari Selasa, tanggal 18-10- 2016, jam 15.00 Wib :
Anak dibawa ke RS H. Adam Malik Medan dan tiba pada sore hari.. Pada
pemeriksaan dijumpai bengkak di lengan atas kiri, memar di lengan kiri,
memar dibeberapa bagian kaki dan bengkak dikedua sendi lutut. Lutut tidak
bisa diluruskan, sehingga anak tidak bisa berjalan. Anak terlihat pucat dan
lemah. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia (HB 5,7 g/dl) dan
masa perdarahan dan pembekuan darah yang abnormal. Riwayat penyakit
sebelumnya dilaporkan bahwa anak memang sering mengalami memar-
memar dikulit selama ini dan bila berdarah sulit berhenti. Anak sudah pernah
dibawa berobat ke RS H. Adam Malik 2 tahun yang lalu dengan keluhan
riwayat perdarahan sulit berhenti. Penelusuran Rekam Medik di RS H. Adam
Malik menunjukkan diagnose penyakit adalah sangkaan Hemofilia.
Selanjutnya hasil tes darah pada tanggal 20-10- 2016 membuktikan anak
penderita penyakit Hemofilia B. Terapi diberikan tranfusi darah dan faktor
pembeku darah FFP dan Faktor IX. Anak dirawat selama 1 minggu dan
keadaan membaik.
- Hari Selasa, tanggal 25-10- 2016 :
Anak boleh pulang dari RS H. Adam Malik Medan dengan kondisi membaik.

III. PENGKAJIAN KIPI

1. Laporan lisan diterima KOMDA PP KIPI Sumatera Utara tanggal 18-10- 2016
dan tim investigasi melihat keadaan anak tersebut ke RS H.Adam Malik. Laporan
tertulis diterima tanggal 25 -10- 2016 dan data-data cukup lengkap.

2. Berdasarkan kajian kejadian :


- Tidak ditemukan hubungan sebab akibat vaksin campak dengan kejadian
perdarahan tersebut.
- Tetapi ditemukan hubungan sebab akibat tindakan penyuntikan dengan
kejadian bengkak dan memar pada bekas suntikan.
- Hal ini disebabkan oleh karena anak menderita penyakit bawaan Hemofilia B
yaitu suatu penyakit yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh membentuk
faktor pembeku darah dalam tubuh. Penyakit ini diturunkan secara genetik.
- Tindakan penyuntikan dapat menyebabkan cedera jaringan yang dapat
mencetuskan perdarahan, sehingga terjadi bengkak memar disekitar tempat
suntikan. Perdarahan ini mencetuskan perdarah-perdarahan ditempat lain
sehingga menyebabkan memar pada beberapa tempat dan bengkak pada

persendian kaki sehingga menyebabkan tidak bisa berjalan. Perdarahan yang


tidak berhenti menyebabkan anemia berat pada anak.
- Keadaan ini bisa terjadi karena komunikasi yang kurang dari pihak pemberi
dan penerima imunisasi.
Pengkaji :

1. Prof.Dr. Munar Lubis, SpAK ..

2. Dr. Lily Rahmawati, SpA, IBCLC ..

Anda mungkin juga menyukai