Anda di halaman 1dari 13

RESUME

SOSIOLOGI OLAHRAGA

NAMA : YAFRULLAH
NIM : 15086242
PRODI : PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANPENDIDIKAN


JASMANI KESEHATAN,DAN REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

PENDAHULUAN
1.Latar Belakang

A. Olahraga sekarang ini telah berkembang sampai begitu banyak macamnya. Dengan
olahraga kita bisa menambah banyak pengalaman dan banyak teman. Tak sedikit juga
dengan media olahraga dapat mempersatukan berbagai jenis suku bangsa dalam satu
kesatuan yang pada masa sekarang ini kesatuan suatu bangsa telah banyak dilupakan
oleh masyarakat. Hanya beberapa macam olahraga yang tidak pernah dilupakan oleh
banyak orang. Seperti halnya olahraga sepak bola yang merupakan salah satu alat
pemersatu bangsa. Sebaiknya kita sebagai penerus dan pengemban amanat bangsa ini
kita berharap dapat memajukan segala aspek olahraga sebagai sarana pemersatu
bangsa. Sebenarnya tidak hanya olahraga sepak bola saja yang dapat memersatukan
bangsa, masih banyak cabang olahraga yang dapat dijadikan ajang pemersatu bangsa
antara lain olahraga bola volli, bola basket, renang, lari, hoki, polo air, atletik dan lain
sebagainya. Oleh karenanya pemecahan masalah dalam olahraga dilakukan dengan
pendekatan inter-disiplin, dan salah satu disiplin ilmu yang dimanfaatkan adalah
sosiologi.
Dari sisi pelaku dan proses sosial yang terbentuk, semakin memantapkan keyakinan
bahwa olahraga merupakan kegiatan yang kecil dan dilakukan dalam perikehidupan
masyarakat, artinya fenomena-fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat telah
tercermin dalam aktivitas olahraga dengan terdapatnya nilai, norma, pranata,
kelompok, lembaga, peranan, status, dan komunitas.
Sosiologi berupaya mempelajari masyarakat dipandang dari aspek hubungan antar
individu atau kelompok secara dinamis, sehingga terjadi perubahan-perubahan
sebagai wujud terbentuknya dan terwarisinya tata nilai dan budaya bagi kesejahteraan
pelakunya untuk peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan secara utuh
menyeluruh.

PEMBAHASAN
1.Pengertian Sosiologi Olahraga

Sosiologi Olahraga adalah suatu ilmu yang khusus menangani masalah-masalah dalam
olahraga yang perlu dipecahkan bersama. Seperti perencanaan anggaran organisasi, prestasi, dan
control. Sosiologi olahraga merupakan ilmu terapandari dua disiplin ilmu, yaitu sosiologi dan
olahraga, oleh Donald chu disebut sebagai perpaduan antara sosiologi dan olahraga. Sosiologi
olahraga berupaya membahas tentang perilaku sosial manusia, baik secara individu maupun kelompok
dalam situasi olahraga. Artinya saat melakukan kegiatan olahraga pada dasarnya manusia melakukan
aktivitas sosial yang berupa interaksi sosial.

2.Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan
Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan dan diungkapkan pertama
kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte
(1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal
sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.

1. INTERAKSI, SOSIALISASI & PERKEMBANGAN OLAHRAGA


Memahami sosial ialah proses belajar mengenali, menganalisis, dan
mempertimbangkan eksistensi dan perilaku organisasi serta intuisi sosial kemasyarakatan
dalam berbagai ranah kehidupan. Peran manusia disini lebih dilihat sebagai makhluk sosial
dan bagian dari kelompok kepentingan, bukan sebagai individu. Sitem sosial ini bersangkutan
dengan garis sosial dalam kehidupan bersama, seperti kelompok olahraga, tim, dan klub
olahraga lainnya. Kehidupan sistem sosial harus dipandang sebagai suatu sistem yaitu
keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam satu kesatuan.
Sementara kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia yang hidup dalam satu
pergaulan, oleh karena itu kehidupan sosial pada dasarnya ditandai oleh :

a.Adanya manusia yang hidup bersama yang dalam ukuran minimalnya berjumlah dua orang
atau lebih,
b.Manusia tersebut bergaul atau berhubungan dan hidup bersama dalam waktu yang cukup
lama sehingga terjadilah adaptasi dan pengorganisasian perilaku serta munculnya suatu
perasaan sebagai kesatuan,
c.Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan suatu kesatuan,
d.Suatu sistem kehidupan bersama.
Ciri-ciri interaksi sosial menurut Loomis:
1.Pihak yang berinteraksi berjumlah lebih dari satu orang,
2.Adanya komunikasi antara pihak-pihak tersebut dengan menggunakan lambang-lambang
tertentu,
3.Adanya dimensi waktu yang mencakup masa lampau, masa kini, dan masa mendatang,
4.Adanya tujuan-tujuan tertentu.
Kehidupan sosial dapat dilihat dalam struktur sosial. Struktur sosial adalah suatu pergaulan
hidup manusia meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari orang yang banyak dan
meliputi lembaga-lembaga. Di dalam struktur sosial terdapat pranata sosial atau lembaga
sosial. Talcot Parson mengatakan pranata-pranata atau pola-pola kelembagaan adalah suatu
aspek pokok mengenai apa yang digeneralisasikan merupakan struktur sosial. Salah satu
wujud dari struktur sosial adalah kelompok sosial. Kelompok sosial merupakan kumpulan
manusia tetapi bukan sembarang kumpulan. Suatu kumpulan manusia dapat dikatakan
sebagai kelompok sosial apabila menemui kriteria sebagai berikut:
1.Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakan sebagaian dari
kelompok yang bersangkutan,
2.Adanya hubungan timbal balik antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu,
3.Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok itu sehingga hubungan
antara mereka semakin erat,
4.Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai perilaku.

2. ISU OLAHRAGA
Strategi mengangkat isu olahraga
Untuk dapat mengangkat isu olahraga yang layak dijadikan karya ilmiah dapat diikuti
strategi berikut ini:
Kritisi permasalahan sehari-hari yang kita temuisejak bangun tidur sampai mau tidur
lagi. Permasalahan tersebut ditemui pada saat menjalankan profesi yang terkait
dengan olahraga.
Beranilah berpikir "nyleneh", berpikir alternatif, sehingga cakrawala penglihatan akan
lebih luas. Berilah kesempatan pada ide kreatif yang muncul spontan, yang kadang-
kadang tidak masuk di akal.
Pupuklah rasa ingin tahu, dan ingin mencoba hal baru dalam memecahkan
permasalahan. Dengan mencoba akan timbul permasalahan atau ide baru yang akan
lebih maju.
Kuasai metodologi penelitian beserta analisis statistiknya. Dengan menguasai
metodologinya, akan mudah untuk menyalurkan rasa ingin tahu dan ingin mencoba
dengan tepat dan efisien.

3.OLAHRAGA DAN NASIONALISME


A. Nasionalisme

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan


sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas
bersama untuk sekelompok manusia. Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat
pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu
wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ.

Macam-macam Nasionalisme :

1. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme


dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak
rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan
menjadi bahan-bahan tulisan.

2. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran


politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von
Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").

3. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah


lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara
semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.

4. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran


politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan
sebagainya.

5. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan


dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih
keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras
dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi.

6. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi


politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah
dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan.

B. Nasionalisme di Gelanggang Olahraga

Perkembangan dunia Olahraga di Indonesia dimulai ketika Gelora Senayan pada


tahun 8 Februari 1960 mulai dibangun dalam rangka penyelenggaraan Asian Games ke IV
pada tanggal 24 Agustus - 3 September tahun 1962. Ini adalah hasil dari deklarasi fisik yang
sangat monumental yang menjadi acuan hasil fasilitas dan kegiatan olahraga di seluruh
pelosok Indonesia dari Pusat sampai ke Daerah dan Desa. Hal tersebut adalah salah satu
langkah awal dari torehan tinta sejarah Indonesia di kancah olahraga internasional. Mulai dari
SEA Games, ASIAN Games, hingga Olimpiade, putra-putri terbaik bangsa, dengan segenap
kerja kerasnya, berusaha mengibarkan sangsaka merah putih dan mengumandangkan
Indonesia Raya ke seluruh pelosok dunia lewat prestasi yang mereka torehkan dalam sejarah
dunia olahraga.
Olah raga sejak lama telah menjadi simbolisasi dari semangat jiwa manusia. Hal ini dianggap
nyata dan penting karena dalam pengolahan tubuh manusia, akan timbul kesadaran untuk
berorientasi pada satu tujuan. Pada cakupan kecil, ia menjadi usaha manusia untuk menjaga
kesehatan dan cara ampuh melawan penyakit serta memaksimalkan raga dan pikiran. Pada
cakupan yang lebih luas, ia mengandung makna yang selalu dikaitkan dengan kemanusiaan,
persaudaraan, semangat hidup, hingga ia dilambangkan dalam lima lingkaran dalam
kejuaraan internasional Olimpiade.
Semangat yang universal sekaligus partikular yang ada dalam olah raga tersebut juga dapat
memperkuat rasa kebanggaan dan salah satu cara ampuh memperkuat nasionalisme. Hal ini
dapat dibuktikan dengan fakta sejarah bagaimana prestasi di bidang olah raga mampu
mengangkat derajat, harkat, dan martabat suatu bangsa meskipun dalam keadaan yang
terpuruk.

C. Peranan Pemerintah Dalam Membangun Olahraga

Di Indonesia, perhatian pemerintah bukannya tidak ada, tetapi masih amat kecil dan tidak
serius turun tangan dalam ikut mengangkat olahraga menjadi andalan.
Prestasi olahraga Indonesia makin merosot seiring dengan menurunnya perhatian pemerintah.
Memang Indonesia mampu merebut dua emas di Olimpiade Barcelona melalui bulutangkis.
Namun, ini menurun dan kini hanya satu emas kebanggaan Merah Putih di Olimpiade.
Kemerotan paling nyata terjadi pada ajang Asian Games dan SEA Games. Emas anjlok di
Asian Games, dan di SEA Games tak mampu lagi menjadi juara umum.Beruntung,
menipisnya perhatian pemerintah tidak membuat olahraga Indonesia mati. Prestasi di tingkat
internasional memang menurun, namun gairah olahraga di dalam negeri tetap tinggi.
Pemerintah dan masyarakat bahu membahu membangun kebanggaan dan meningkatkan
prestasi olahraga Indonesia. Untuk itu, perlu perencanaan yang lebih matang dan bertahap
dalam membangun kebanggaan dan meningkatkan prestasi olahraga Indonesia. Salah satunya
adalah dengan penetapan dan perumusan Tujuan jangka Pendek, Menengah dan Panjang
untuk Pembangunan Olahraga Nasional serta Penyusunan Rencana dan Penganggaran
Penelitian Strategis untuk mencapai Prestasi Olahraga Bangsa Indonesia.

4.OLAHRAGA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA


Olahraga telah dikenal oleh banyak orang dari zaman dulu sampai sekarang sehingga olahraga
ketenarannya tetap terjaga. Begitu banyaknya sesuatu yang dilakukan untuk pemersatuan bangsa
lewat olahraga seperti olympiade, pon, asian games dll. Begitu Banyak juga kegiatan, organisasi yang
berdiri karena olahraga ini dan berbagai club olahraga. Kepedulian terhadap sejarah perjuangan
bangsa ini menghasilkan era keemasannya olahraga. kepemimpinan Bung Karno sebagai presiden
pertama yang tidak pernah lupa atau kabur dengan sejarah perjuangan bangsa ini berhasil mengangkat
prestise bangsa maupun prestasi atletnya. Tetapi di mana posisi prestasi olahraga kita saat ini. Jangan
lagi kita bicara tingkat Asia, di tingkat Asia Tenggara saja kita bahkan sudah tertinggal jauh dari
Thailand dan Malaysia, bahkan mulai terkejar oleh negara yang baru usai perang saudara
berkepanjangan, Olahraga pada umumnya dan Sepakbola pada khususnya, sebenarnya merupakan
wahana yang tepat sebagai alat pemersatu bangsa ini, yang akhir2 ini semakin diwarnai pesimisme.
ketika banyak diwarnai kekerasan, kecurigaan, dan sarat kepentingan berbagai pihak dan golongan.

Sekarang sudah saatnya prestasi olahraga indonesia perlu diperhatikan dan ditingkatkan. perannya
sangat terasa menyatukan semua lapisan masyarakat. dari yang tua sampai muda, yang laki-laki
sampai perempuan, dari yang kaya sampai yang miskin. Tetapi banyaknya kendala dalam
mempersatukan bangsa semakin banyak saja. Tidak bisa kita pungkiri, sebelum menatap dan menuju
impian pemersatu, kasus demi kasus terus terjadi dalam persepakbolaan negeri, tak kunjung usai.
Entah itu dari klub, kelompok suporter dan yang paling ironi kasus yang terjadi dalam tubuh PSSI.
Sepak bola Indonesia sudah parahkah? ataukah hanya retorika dan permainan mereka yang tidak
menginginkan kemajuan sepakbola ditanah air?. Mungkinkah semua karena budaya Indonesia, walau
terkenal sebagai negara santun tapi pada dasarnya suka akan kekerasan, anarki serta korupsi. Masih
diawal tahun 2008 saja jika kita amati dalam persepak bolaan nasional banyak masalah terjadi. Kisruh
8 besar yang menyeret nama Aremania, semi final di Senayan yang rusuh antara Jakmania dan
Persipuramania menewaskan Fathul Mulyadin seorang Jakmania. Belum selesai, final Liga Indonesia
harus digelar tanpa penonton, ditambah inkonsistensi PSSI dengan menghilangkan degradasi untuk
musim ini. Oknum aparat juga tidak mau kalah, sebagai pengayom masyarakat justru membuat
masyarakat resah. Beberapa waktu lalu di Maluku Tengah, TNI kembali terjadi bentrok dengan Polisi,
bahkan Kantor dinas Mapolres Maluku Tengah rata dengan tanah dan beberapa rumah dinas Polres
dibakar. Ironi memang, di negeri yang katanya Bhinneka Tunggal Ika, yang sangat menjunjung
tinggi pluralitas dan egaliter, di dalamnya masih terdapat sendi-sendi pengganggu dan berusaha
merusak tatanan masyarakat madani yang dengan susah payah dibentuk, walau memang belum
sepenuhnya terbentuk.

5.OLAHRAGA SEBAGAI WADAH PEMBENTUK WATAK DAN KEPRIBADIAN

a.Pembentukan Karakter lewat Olahraga

Dalam kehidupan sehari-hari olahraga sering sebagai media hiburan, pengisi waktu luang,
senam, rekreasi, kegiatan sosialisasi, dan meningkatkan derajat kesehatan. Secara fisik
olahraga memang terbukti dapat mengurangi risiko terserang penyakit, meningkatkan
kebugaran, memperkuat tulang, mengatur berat badan, dan mengembangkan keterampilan.
Sayangnya, nilai-nilai yang lebih penting dalam konteks pendidikan dan psikologi, yaitu
pembentukan karakter dan kepribadian, masih kurang disadari oleh semua orang.

Kepribadian, karakter, dan pendidikan olahraga,adalah hal yang sangat penting dalam
proses pendidikan. Sebagaimana pentingnya membaca, menulis, dan berhitung. Dalam
sejarah sudah sejak lama pendidikan jasmani dan olahraga dijadikan sebagai sarana yang
efektif untuk pembentukan watak, karakter, dan kepribadian. Bahkan pembentukan sifat
kepemimpinan seseorang dapat dicapai melalui media ini.

Dalam kehidupan masyarakat, orang tua mengharapkan generasi baru memahami norma
salah-benar, kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, memiliki sikap sportif, disiplin,
serta taat peraturan. Hidup bersama melalui olahraga bagi anak-anak dapat memberi
pelajaran bahwa permainan dengan tata aturan tertentu dapat menguntungkan semua pihak
dan mencegah konflik . Anak-anak juga dapat belajar bersosialisasi melalui permainan-
permainan, yang sayangnya fasilitas seperti ini nyaris luput dari perhatian publik. Padahal
melalui aktivitas seperti ini, mereka yang memiliki minat sejenis dapat berbagi
pengalaman dalam kelompok yang dapat ditransformasikan melalui komunikasi dan
interaksi.
6. PERUBAHAN SOSIAL

a. Pengertian
Menurut Jocobus Ranjabar, perubahan sosial adalah proses dimana terjadi perubahan
struktur masyarakat yang berjalan dengan perubahan kebudayaan dan fungsi suatu sistem
sosial. Menurut Samuel Koening mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan modifikasi-
modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia yang terjadi karena sebab-sebab intern
maupun ekstern. Menurut Gillin merupakan suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima,
baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi maupun penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat.
Secara garis besar, perubahan sosial dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam
masyarakat dan luar masyarakat itu sendiri. Diantara faktor dari dalam masyarakat yaitu
perubahan pada kondisi ekonomi, sosial, dan perkembangan IPTEK. Adapun yang berasal
dari luar masyarakat biasanya yang terjadi diluar perencanaan manusia seperti bencana alam.

b. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial


1. Penemuan-penemuan baru
Adanya penemuan teknologi baru dalam bidang elektronik, seperti radio, TV, dll.
Penemuan ini akan mempengaruhi bidang media massa. Informasi yang sebelumnya
menggunakan koran, sekarang bisa menggunakan radio, TV, dan internet.

2. Struktur sosial (perbedaan posisi dan fungsi dalam masyarakat)


Salah satu cara yang berguna untuk meninjau penyebab perubahan sosial adalah dengan
memperhatikan struktur-struktur masyarakat dalam melaksanakan aktivitas sebagai
keseluruhan satuan atau sistem sosial.

3. Inovasi
Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang.
Kebaruan inovasi itu diukur secara subyektif, menurut pandangan individu yang
menangkapnya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang, maka itu adalah inovasi.

4. Perubahan lingkungan hidup


Terjadi perubahan lingkungan hidup biasanya karena bencana alam, seperti angin tofan,
banjir, tsunami di Aceh, yang mana menyebabkan masyarakatnya berpindah tempat dari
tempat asal mereka tinggal ke tempat yang di tuju. Sehingga mata pencaharian mereka pun
berpindah, yang asalnya nelayan menjadi petani atau buruh pabrik.

5.Ukuran penduduk dan komposisi penduduk


Berbicara mengenai penduduk, maka tidak bisa lepas dari urbanisasi, dimana urbanisasi
menimbulkan kekosongan tenaga kerja di pedesaan, dan kepadatan tenaga kerja di perkotaan.
Bila mana suatu daerah telah dipadati penduduk, seperti halnya di Surabaya, maka terdapat
perubahan. Misalnya, kadar keramahtamahan berkurang, struktur kelembagaan akan menjadi
rumit, dll.
Komposisi penduduk di dunia terutama di Indonesia semakin meningkat karena tingkat
kelahiran semakin meningkat dan kematian rendah.
c.Faktor-faktor yang menghambat perubahan sosial
1 Kurangnya hubungan antara masyarakat satu dengan yang lain
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
3. Sikap masyarakat yang tradisional
4. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing (sikap tertutup)
5. Hambatan-hanbatan yang bersifat ideologis
6. Masyarakat yang bersifat apatis

d. Arah perubahan sosial


Dalam proses perjalanannya, perubahan selalu direncanakan untuk mencapai sesuatu
yang dianggap ideal, relevan, dalam arti perubahan ini diarahkan untuk memenuhi tuntutan
kehidupan manusia. Sebagaimana telah dibahas dalam uraian sebelumnya, bahwa perubahan
yang direncanakan selalu dimanifestasikan dalam wujud pembangunan dalam segala bidang
kehidupan.pembangunan merupakan usaha yang terencana dan terarah dalam rangka
mencapai tujuan dari pembangunan itu sendiri yaitu mencapai kehidupan masyarakat yang
lebih baik.
Akan tetapi, hal yang perlu diperhatikan adalah nilai-nilai yang menjadi pijakan
masyarakat dimana perubahan itu berlangsung. Dalam kehidupan masyarakat yang
mendasarkan diri pada nilai-nilai religius, maka pandangan-pandangan religius akan tetap
dijadikan pijakan untuk melakukan perubahan dalam segala aspek kehidupan sosial.
Hal ini dipengaruhi oleh fungsi nilai-nilai religius ini yang sangat intensif memengaruhi
segala pola pikir dan tindakan masyarakat, sehingga nilai-nilai religius dijadikan sebagai
salah satu sumber norma-norma bagi perilaku masyarakat.

a. Konsekwensi perubahan sosial


Perubahan sosial mempunyai kecenderungan konsekwensi yang besar, karena pada
batas-batas tertentu perubahan sosial dapat menggoyahkan budaya yang berlaku dan merusak
nilai-nilai dan kebiasaan yang dihormati. Diantara Konsekwensi perubahan sosial yaitu :
1.Adanya kepentingan individu dan kelompok
2. Timbulnya masalah sosial
3. Kesenjangan budaya
4. Cenderung individualis

7.OLAHRAGA DAN POLITIK

a. Olahraga
Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi
juga secara rohani (misalkan catur).
b. Politik
Pengertian Politik atau definisi dan makna politik secara umum yaitu sebuah tahapan dimana
untuk membentuk atau membangun posisi-posisi kekuasaan didalam masyarakat yang
berguna sebagai pengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan kondisi
masyarakat. Olahraga dan politik bukanlah sesuatu yang baru. Bahkan, bukan hanya dengan
politik. Sebab olahraga memiliki multimakna, yaitu sosial, ekonomi, politik atau ideologi,
dan kesehatan.
Seorang politikus sejati haruslah serentak merupakan simbol kejantanan sportif. Sedangkan
bagi kaum sosialis, olahraga adalah manifestasi penting semangat ideal kolektivisme yang
rasional dan higienis.
Jadi, dari pertalian antara olahraga dan politik atau ideologi, sudah tampak betapa olahraga
dalam peradaban modern, bukan lagi sekadar kegiatan yang netral, melainkan kental sekali
kandungan multimakna itu, bahkan sudah tidak terlihat makna olahraga itu sendiri setelah
semuanya terbaur oleh politik, yang ada hanyalah manipulasi sebuah kepuasan pribadi.Jika
kita ingin mengerti olahraga dan politik kita harus membaca dua buku yang berbeda karena di
zaman seperti sekarang ini jika olahraga dicampur dengan politik akan menjadi sesuatu yang
sangat berbahaya. Unsur fairplay hilang, keselamatan atlet terabaikan, tujuan utama olahraga
sebagai sarana untuk mencapai atau mendapat kesehatan serta ajang untuk meraih prestasi
tercoreng.

8.GLOBALISASI DAN KEBUDAYAAN


Globalisasi sendiri sebenarnya memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat,
termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values)
yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap
berbagai hal.
Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu
apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya
apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam
alam pikiran orang yang bersangkutan.
Misalnya saja dapat kita lihat dari segi teknologi komunikasi. Sebelum adanya media, untuk
saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya kontak fisik menjadi suatu keharusan apabila
kita ingin berkomunikasi. Namun, tidak di zaman sekarang ini, dimana media sangat
membantu untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya tanpa harus berkontak fisik.

Dari segi hal kecil saja globalisasi kebudayaan sangat berpengaruh terhadap perilaku maupun
kegiatan yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. Namun ada baiknya kita tetap
menjaga nilai-nilai kebudayaan yang sudah seharusnya tetap dipertahankan. Walaupun
globalisasi kebudayaan terus berkembang dan akan semakin banyak perubahan yang akan
dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat.

Adapun ciri-ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan adalah sebagai berikut:


1. Berkembangnya kebudayaan internasional
2. Berkembangnya mode atau trend berskala global seperti pakaian, film, dan lain-lain
3. Banyaknya turis asing dan pariwisata
4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
9.OLAHRAGA DAN EKONOMI
Nilai ekonomi dalam olahraga adalah seberapa banyak olahraga tersebut disukai
banyak orang dan memiliki nilai hiburan tinggi sehingga menghasilkan uang.
Nilai ekonomi olahraga mengikuti perkembangan masyarakat perbudakan dan semakin
meningkat pada zaman feodalisme hinggi kini kapitalisme. Pada zaman kapitalisme ini,
olahraga ditempatkan sebagai tempat orang mencari uang sambil berolahraga. Dalam alam
kapitalisme olahraga dijadikan alat promosi sebuah produk sekaligus pengguna produk.
Organisasi olahraga modern mengalami perkembangan pesat sejak era industrialisasi. Pakar
sosiologi olahraga Allen Guttman menggambarkan bahwa organisasi olahraga modern saat
ini, berdasarkan pengamatannya terhadap perkembangan olahraga sejak zaman Romawi,
memiliki tujuh karakteristik yang dominan.
1. Olahraga tidak lagi dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat religius atau keagamaan.
2. Olahraga bisa merupakan perwujudan pemerataan sosial di masyarakat.
3. Seorang atlet harus memilih satu cabang yang menjadi fokus pilihannya.
4. Dibutuhkan seperangkat aturan agar organisasi olahraga dan pertandingan berjalan baik.
5. Organisasi olahraga tidak lagi berdiri sendiri, melainkan berkaitan satu sama lain.
6. Setiap cabang olahraga modern mencoba melakukan kuantifikasi terhadap jalannya
pertandingan.
7. Menjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih tinggi, dan lebih baik sangat didambakan seorang
atlet.
Penelitian Guttman itu memberikan gambaran bahwa olahraga memang bukan semata
aktivitas fisik. Olahraga memberikan arti lebih besar bagi individu dan masyarakat. Olahraga
dijadikan bagian taktik perusahaan meraup pangsa pasar dunia. Hal itu juga membawa atlet
memandang olahraga sebagai ajang yang bisa memberikan kesejahteraan hidup lebih baik.
Perubahan peta politik di Indonesia berdampak besar terhadap dunia olahraga.
Menurunnya dukungan pemerintah itu membawa keguncangan besar di masyarakat olahraga.
Institusi olahraga di Indonesia ternyata belum siap membangun dirinya sendiri. Bahkan,
mencari pemimpin yang paham peran olahraga seutuhnya pun makin sulit.
Apalagi memperoleh akses untuk dana pembinaan agar mampu menggerakkan olahraga dari
tingkat komunitas, perkumpulan, sampai pemusatan latihan nasional. Dalam kondisi ini
memang kalangan pengusaha makin banyak menempati jabatan puncak di olahraga.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Jocobus Ranjabar, Perubahan Sosial Dalam Teori Makro Pendekatan Realitas
Sosial. (Bandung: Alfabeta, 2001), 17.
[2] Samuel Koening, Mand and Society The Basic Teaching of sociology. Cetakan
kedua (New York: Barners & Noble Inc, 1957), 279.
[3]Amal Taufiq dkk, Pengantar Sosiologi, (Surabaya: CV. Mitra Media Nusantara,
2013), 175-176.
[4] Soerjono soekanto, sosiologi sebuah pengantar, Edisi ke-2, (Jakarta, Rajawali
pers, 1986), 285.
http://briliano .multiply.com/journal/item/11.Olahraga sebagai sebuah perdamaian.17 Agustus
2008 21:20 PM.

http://hariansib.com/2007/08/25/menegpora-ri-adhyaksa-dault-letakan-batu-pertama-
pembangunan-gor/.17 Agustus 2008 21:20 PM.
http://lapantuju.wordpress.com/2008/02/13/sepakbola-media-pemersatu-bangsa/.17 Agustus
2008 21:20 PM.

Majalah Olahraga SOCCER.22 Maret 2008

Agung Drs , Aspirasi , semester 1-2, penerbit dan percetakan Pustaka


Manggala,2007.

BOUMAN, P.J. (1976) Sosiologi, Pengertian dan masalah. Yogyakarta,


Penerbit Yayasan Kanisius.

Cooper, K.H. (1994) : Antioxidant Revolution, Thomas Nelson Publishers,


Nashville-Atlanta-London Vancouver.

COSER, L. (1964). The Function of Social Conflict. New York, The Free Press.

DURKHEIM, E. (1966). The Division of Labour (Translation). New York, The Free
Press.

_____________ (1962). Socialism. London, Colliers Books

Giriwijoyo,Y.S.S. (1992) Ilmu Faal Olahraga, Buku perkuliahan Mahasiswa FPOK-


IKIP Bandung.

Anda mungkin juga menyukai