Anda di halaman 1dari 26

DUKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

RAKYAT TERHADAP PERWUJUDAN NAWACITA DAN PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR BERBASIS KEWILAYAHAN

Oleh:
Basuki Hadimuljono
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Disampaikan pada:
Rakernas BKPRN 2015

Jakarta, 05 November 2015

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


OUTLINE

1. TANTANGAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR DI INDONESIA


2. AMANAT RPJPN, RPJMN DAN NAWACITA
3. ARAHAN RENSTRA PUPR 2015 2019
4. KONSEP WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS) DAN ARAHAN
PEMBANGUNAN BERBASIS KEWILAYAHAN
5. CONTOH PROFIL DAN SEBARAN PROGRAM PUPR DALAM WPS

2
TANTANGAN PEMBANGUNAN
1 INFRASTRUKTUR PUPR DI INDONESIA

3
TANTANGAN

Disparitas antar wilayah relatif masih tinggi terutama antara Kawasan Barat Indonesia
(KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI)

Urbanisasi yang tinggi (meningkat 6 kali dalam 4 dekade) diikuti persoalan perkotaan
seperti urban sprawl dan penurunan kualitas lingkungan, pemenuhan kebutuhan dasar,
dan kawasan perdesaan sebagai hinterland belum maksimal dalam memasok produk
primer

Belum mantapnya konektivitas antara infrastruktur di darat dan laut, serta pengembangan
kota maritim/pantai

Pemanfaatan sumber daya yang belum optimal dalam mendukung kedaulatan pangan &
kemandirian energi

4
2 AMANAT RPJPN, RPJMN DAN NAWACITA

5
TARGET RPJPN 2005 2025
Pembangunan infrastruktur untuk PDB Per Kapita Perbandingan Negara
mencapai kondisi layanan negara Sumber: IMF Data, 2012; in US Dollars
berpenghasilan menengah di tahun
2025 Malaysia USD 16.794
Pemenuhan layanan dasar:
Target
o Rasio elektrifikasi: 100% Thailand USD 9.503
RPJPN
o Akses air bersih dan sanitasi:
2005-2025 100% China USD 9.300
o Akses perumahan bagi penduduk
berpenghasilan rendah: 100% Philippines USD 4.410
Dimulainya pemanfaatan tenaga
nuklir untuk pembangkit listrik Vietnam USD 3.788

Proyeksi Percepatan Pertumbuhan


PDB

RPJPN 2005-2025 memiliki


2045
PDB: USD 15,0 target untuk menjadikan posisi
2025
PDB: USD 4,0 17,5 trillion Indonesia sebagai negara
4,5 triliun Pendapatan
2010
per kapita:
berpenghasilan menengah
PDB: USD 700 Pendapatan
miliar per kapita: USD 44.500 dengan PDB per kapita
USD 14.250 49.000
Pendapatan US$14,500 pada tahun 2025
per kapita: 15.500
USD
3.000 6
NAWACITA DALAM RPJMN 2015 2019

ARAH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


NAWACITA DALAM RPJMN 2015 2019
SEMBILAN PROGRAM PRIORITAS
PEMBANGUNAN DARI PINGGIR (PERBATASAN DAN
PULAU-PULAU TERLUAR):
1. Perkuat PERAN NEGARA
Mencakup peningkatan kualitas permukiman, peningkatan
2. Perkuat PELAYANAN PUBLIK kualitas layanan jalan
3. Penguatan ANTI KORUPSI
4. Membangun dari DAERAH &
PENINGKATAN KONEKTIVITAS:
DESA
Mencakup peningkatan kualitas layanan jalan
5. Meningkatkan PRODUKTIFITAS
RAKYAT
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA NASIONAL:
6. Ekonomi berbasis KOMODITI
Mencakup peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air
STRATEGIS DOMESTIK
7. Menjaga KUALITAS HIDUP RAKYAT
8. REVOLUSI KARAKTER BANGSA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP:

9. Perkokoh BHINEKA TUNGGAL IKA Mencakup peningkatan kualitas permukiman, peningkatan


cakupan layanan air baku

7
SASARAN POKOK RPJMN 2015 2019
BIDANG INFRASTRUKTUR
SASARAN
Arahan RPJPN ISU STRATEGIS KEBIJAKAN & STRATEGI
RPJMN 2015-2019
(untuk RPJMN III)
Peningkatan bauran energi (diversifikasi
PENINGKATAN energi), konservasi energi dan iklim
investasi infrastruktur energi dan
Pemenuhan Infrastruktur KETERSEDIAAN ketenagalistrikan a. Rasio elektrifikasi mencapai
dasar: INFRASTRUKTUR Peningkatan peran pemerintah daerah 100% (81,4% pada tahun 2014)
dalam penyediaan rumah baru layak huni
o Rasio Elektrifikasi 100% PELAYANAN DASAR dan meningkatkan kualitas hunian MBR b. Akses air minum layak
o Akses Air kepada Penyelenggaraan sinergi air minum dan mencapai 100% (68.5% pada
sumber air bersih 100 %
sanitasi di tingkat nasional, kabupaten/kota,
dan masyarakat tahun 2014)
o Permukiman kumuh 0% PENGUATAN KONEKTIVITAS Optimalisasi neraca air domestik c. Sanitasi layak mencapai 100%
Dimulainya pemanfaatan NASIONAL (60.5% pada tahun 2014)
Pembangunan Transportasi Multimoda dan
tenaga nuklir dan transportasi yang mendukung Sislognas. d. Akses perumahan layak
Membangun transportasi yang berorientasi mencapai 100%
pembangkit listrik lokal dan kewilayahan.
Membangun transportasi yang terintegrasi e. Kondisi mantap jalan mencapai
PENINGKATAN KETAHANAN dengan investasi untuk mendukung Koridor 100% (94 % pada tahun 2014)
Gambaran Umum AIR, PANGAN DAN ENERGI Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Industri,
dan pusat-pusat pertumbuhan. f. Biaya logistik menurun menjadi
saat ini Mendorong pembangunan fixed/wireline 20% terhadap PDB (27% pada
1. Kondisi jalan khususnya jalan
broadband infrastruktur broadband di
daerah perbatasan negara.
tahun 2014)
daerah kurang memadai PENGEMBANGAN SISTEM Mempercepat implementasi e-government g. Pangsa Pasar Angkutan Umum
2. Pembangunan Kereta api masih
dengan mengutamakan prinsip keamanan, menjadi 32% (23% pada tahun
TRANSPORTASI MASSAL interoperabilitas dan cost effective.
2014)
terbatas. PERKOTAAN Mengembangkan Transportasi Massal
3. Kurang berimbangnya komposisi Perkotaan h. Fixed broadband populasi 30%
moda dalam bidang transportasi Peningkatan layanan jaringan irigasi/rawa
(kota) dan 6% (desa) dan mobile
4. Kinerja yang kurang kompetitif PENINGKATAN EFEKTIVITAS, Peningkatan cakupan pemenuhan dan broadband 100% populasi
dari sektor Pelabuhan SERTA EFISIENSI PEMBIAYAAN kualitas layanan air baku i. Areal irigasi yang dilayani
Pengendalian daya rusak air
5. Jaringan Transportasi Udara DALAM PENYEDIAAN Peningkatan kapasitas kelembagaan, waduk menjadi 20% (11% pada
yang melebihi kapasitas INFRASTRUKTUR ketatalaksanaan, dan keterpaduan dalam tahun 2014)i.
pengelolaan sumber daya air
6. Rendahnya Rasio Elektriikasi j. Kapasitasi air baku menjadi
Krisis Energi 109,5 m3/detik
7. Kurangnya infrastruktur sumber
daya air Krisis Pangan dan KERANGKA PELAKSANAAN
Managemen Bencana
8. Kapasitas cadangan air masih Kerangka Pendanaan: Kerangka Regulasi Kerangka
terbatas Krisis Air APBN dan Non-APBN Kelembagaan
8
ARAHAN RENSTRA PUPR 2015 2019
3 (Permen PUPR 13.1/PRT/M/2015)

9
VISI KEMENTERIAN PUPR

"Tugas kita semua dan utama adalah menjalankan visi dan misi Presiden. Tidak ada lagi yang namanya visi dan misi
menteri. Karena yang ada hanya program operasional menteri. Sekali lagi yang ada program operasional menteri
(Jokowi, 2014)

VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019 :

TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN


BERLANDASKAN GOTONG ROYONG

VISI KEMENTERIAN PUPR MENDUKUNG


VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019 :

TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


YANG HANDAL DALAM MENDUKUNG INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI,
DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG

*handal diartikan sebagai tingkat dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang produktif dan cerdas, berkeselamatan, mendukung
kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan dasar, serta berkelanjutan yang
berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang lebih sejahtera.
10
SASARAN OUTPUT INFRASTRUKTUR PUPR 2015-
2019
DUKUNGAN SEKTOR JALAN
terhadap pembangunan 24 Pelabuhan baru
terhadap pelabuhan penyeberangan di 60 lokasi SEKTOR PERUMAHAN
1.000 km 2.650 km terhadap restrukturisasi jaringan jalan perkotaan
Pembangunan Rumah Umum
terhadap pembangunan jalan lingkar perkotaan di
Metropolitan dan kota besar Tapak Layak Huni : 676.950 unit
Konstruksi jalan Pembangunan
bebas hambatan jalan nasional terhadap 15 kawasan industri prioritas Pembangunan Rumah Khusus :
terhadap kawasan pariwisata pada 25 KSPN 50.000 unit
Pembangunan prioritas Pembangunan Rumah Susun :
47.017 Jalan Strategis terhadap pembangunan 15 Bandara baru 550.000 unit
km mendukung terhadap intermoda dengan jalur KA Bantuan Stimulan
pariwisata Pembangunan Rumah
Pemeliharaan jalan
nasional Swadaya: 250.000 unit

pembangunan
1 juta Ha DUKUNGAN
65 waduk Irigasi Baru SEKTOR CIPTA KARYA
KONDISI TARGET
INDIKATOR AKHIR THN AKHIR THN
DUKUNGAN 67,52 m3/detik
3 juta Ha 2014 2019
SEKTOR Air Baku Rehabilitasi
[intake, jaringan,
Irigasi Akses Air Minum Layak 70 % 100 %
SUMBER embung]

DAYA AIR Pengendalian Banjir Kawasan permukiman


38.431 Ha 0 ha
[normalisasi sungai, kanal Pengamanan kumuh perkotaan
banjir, bangunan abrasi pantai
pengendali banjir, dll]
500 Km Akses Sanitasi Layak 62 % 100 %
3 ribu Km
11
Amanat Renstra PUPR 2015 -2019 terkait RTR

Pembangunan infrastruktur perlu berlandaskan pada pendekatan


pengembangan wilayah secara terpadu oleh seluruh sektor
yang bertitik tolak dari sebuah rencana yang sinergi dan mengacu
kepada aktivitas ekonomi, sosial, keberlanjutan lingkungan hidup,
potensi wilayah dan kearifan lokal, dan Rencana Tata Ruang
Wilayah.
Pembangunan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
perlu mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN).

12
KONSEP WILAYAH PENGEMBANGAN
4 STRATEGIS (WPS) DAN ARAHAN
PEMBANGUNAN BERBASIS KEWILAYAHAN

13
ESENSI WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS
Pembangunan berbasis WPS
Kawasan merupakan suatu pendekatan
Perkotaan
pembangunan yang:
Klaster
1. memadukan antara pengembangan
Industri wilayah dengan market driven.
2. mempertimbangkan daya dukung
Arus
Pelabuhan/ Perdagangan dan daya tampung lingkungan
Kawasan Ekspor &
3. memfokuskan pengembangan
Antarwilayah
infrastruktur menuju wilayah
Klaster strategis
Industri
Jalur Infrastruktur

4. mendukung percepatan
(Jalan/Kereta)

pertumbuhan kawasan-kawasan
Kawasan pertumbuhan di WPS
Perkotaan
5. mengurangi disparitas antar
kawasan di dalam WPS.
Klaster
Industri Untuk itu diperlukan:
Keterpaduan Perencanaan antara
Pelabuhan/ Infrastruktur dengan pengembangan
Kawasan kawasan strategis dalam WPS.
Sinkronisasi Program antar
Arus Perdagangan infrastruktur (Fungsi, Lokasi, Waktu,
Ekspor
& Antarwilayah
Besaran, dan Dana). 14
KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PUPR DALAM
PENGEMBANGAN WPS
Pelabuhan
Perikanan Jalan Akses
dan Air Minum
Pelabuhan
Tempat Persampahan
Umum Drainase
Pelelangan Rumah Singgah
Ikan Air minum
Air limbah
Persampahan
Jalan Akses
Air Baku
Klaster Rumah Sewa
Pekerja
Industri Klaster
Industri Industri
Dry
DryPort
Port
Bandara

Kota Baru Air Minum


Jalan Akses
Kawasan Persampahan
Perdesaan
Pertambangan Kawasan Pertanian Perkebunan
Perkotaan

Jalan Utama
Peningkatan kualitas lingkungan
Jalan lingkungan Irigasi
Air minum Jalan penghubung
Air minum Air Baku
Persampahan
Drainase Sanitasi
Smart City Agropolitan
RTH
Kota Pusaka 15
PETA SEBARAN WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS

16
17
Kebijakan Payung
Nawa Cita, RPJP, RPJMN,
PROSES KETERPADUAN PENGEMBANGAN
Renstra PUPR KAWASAN DENGAN INFRASTRUKTUR PUPR

Pusat Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan


Pengembangan Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR
Infrastruktur PUPR
Kws. Strategis

Perencanaan Terpadu
Terpadunya (2015 2019)
Infrastruktur
Wilayah dan Terpadu di Lain-
Renca
Terpadu Kawasan / Terpadu Antar lain/
Kawasan na
di WPS Perkotaan WPS Khusus
PUPR
dalam WPS
Antar Antar sektor, Antar sektor, A
sektor, kawasan, kawasan, G
kawasan, tingkat tingkat R
tingkat pemerintaha pemerintahan E
Pusat pemerinta n G
Pengembangan han A
Kws. Perkotaan Manajemen Aset PUPR
T
I
Pemeliharaan,
F
Rehabilitasi
Terpadunya Rekonstruksi
Infrastruktur Refungsionalisasi
dan kawasan Penyaringan prioritas berdasarkan
perkotaan leverage tertinggi, rounding up; quick
(hijau,
teknologi, dan
yielding, dan readiness criteria
berkelanjutan)
Evaluasi
Keterpaduan Perencanaan Anggaran
Administrasi anggaran untuk dituangkan ke dalam DIPA
Pelaksanaan (dilakukan oleh Biro Perencanaan Anggaran dan KLN bersama
(Output dan Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan)
Outcome
Rencana) 18
DIPA
SINKRONISASI WPS DENGAN KAWASAN (1)

WPS telah mencakup:


1. 25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, antara lain : Weh-Sabang,
Toba, Tanjung Kelayang, Teluk Dalam-Nias, Nongsa-Pulau Abang, Kep.
Seribu, Kota Tuaa-Sunda Kelapa, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru,
Natuna-Anambas, Sentarum, Tanjung Putting, Menjangan-Pemuteran,
Sanur-Kuta-Nusa Dua, Kintamani-Danau Batur, Toraja, Wakatobi, Bunaken,
Morotai, Raja Ampat, Rinjani, Ende-Kelimutu, Komodo, dan Gili Tramena.
2. 14 Kawasan Industri Prioritas, antara lain : Kuala Tanjung, Sei Mangkei,
Ketapang, Tanggamus, Landak, Jorong, Batu Licin, Bantaeng, Palu,
Konaweh, Morowali, Bintuni, Bitung, dan Buli
SINKRONISASI WPS DENGAN KAWASAN (2)

3. 24 Pelabuhan Prioritas, antara lain : Belawan, Malahayati, Teluk Bayur,


Panjang, Batu Ampar, Talang Duku, Bombaru, Tanjung Priuk, Tanjung Perak,
Tanjung Emas, Sampit, Banjarmasin, Samarinda, Kariangau, Pontianak,
Kupang, Makassar, Pantoloan, Kendari, Bitung, A. Yani, Ambon, Sorong,
dan Jayapura
4. 19 Kawasan Ekonomi Khusus (8 telah ditetapkan), antara lain : Sei
Mangkei, Tanjung Api-Api, Tanjung Lesung, Mandalika, MBTK, Palu, Bitung,
dan Morotai
5. 26 Lokasi PKSN Perbatasan, antara lain : Sabang, Ranai, Paloh-Aruk,
Entikong, Nanga Badau, Nunukan, Tahuna, Atambua, Saumlaki, Jayapura,
Jagoi Babang, Jasa, Long Nawang, Long Midang, Long Pahangai,
Simanggaris, Kefamenanu, Merauke, Tanah Merah, Dumai, Batam,
Melonguane, Kalabahi, Ilwaki, Dobo, dan Daruba
ISU STRATEGIS LAINNYA

Perkiraan kebutuhan tanah untuk


pembangunan 5 tahun ke depan
Bidang Jalan : 43.300 Ha
Bidang SDA : 88.600 Ha
Bidang Infrastruktur permukiman di kawasan
perbatasan sekitar 200 Ha

Kemungkinan adanya kebijakan strategis yang


belum terakomodir dalam RTRW namun harus
segera dilaksanakan
21
CONTOH PROFIL DAN SEBARAN PROGRAM
5 PUPR DALAM WPS

22
WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Profil
MerakBakauheniBandar LampungPalembangTanjung Api-Api (MBBPT) 1
Fokus: Pusat Produksi Pengolahan Sawit
& Lumbung Energi
Pelabuhan Tanjung Carat
Prabumulih: PKW Pelabuhan khusus
Luas: 421,62 km2
Penduduk: 171.800 (2013) KEK Tanjung Api-api
PDRB per kap: 9,5 jt Kota baru Industri Pengolahan
Tanjung Api-Api
IPM: 75,45 (2012) Pelabuhan Tanjung Api-api
Hirerarki: Pelabuhan Pengumpul
Muara Enim: PKW Regional (3)
Luas: 8.587,9 (2013) Palembang: PKN
Penduduk: 755.800 jiwa (2013) Luas: 374,03 ha
PDRB per kap: 10,93 jt K Penduduk 1,535,900 jiwa (2012)
PDRB per kapita: 14,05 jt
IPM: 71,65 (2012)
IPM: 77,38 (2012)
S
Mesuji
Waduk Way Rarem Luas: 184 Km2
Kapasitas: 722 ribu m3 Penduduk: 192.759 jiwa (2013)
Target layanan: 22 ribu Ha IPM: 68,30 (2012)
KSPN Way Kambas dsk
Daya Tarik: Flora Fauna, Bentang
Waduk Batutegi Alam,
Kapasitas: 660 juta m3
Bangkitan listrik: 2x15 MW Kota Metro: PKW
Way Kambas dsk
Luas: 68,74 Km2
Way Rarem
Penduduk: 153.517 jiwa (2013)
Bandar Lampung: PKN PDRB per kapita: 4,3 jt
Luas: 296 Km2 IPM:77,36 (2012)
Penduduk: 942.039 jiwa (2013) Way Jepara
PDRB per kap: S Waduk Way Jepara
IPM: 76,83 (2012) G. Tanggamus
Kota baru Bandar Negara Kapasitas: 37 juta m3
Kota baru ITERA Layanan 8700 Ha
Kawasan Industri Tanggamus
Industri Maritim dan Logistik Pelabuhan Bakauheni
pelabuhan penyeberangan
Pelabuhan Panjang Pelabuhan Merak
Hierarki: pelabuhan utama pelabuhan penyeberangan
Pelabuhan cargo & curah Krakatau dsk
Tampungan: 5,89 juta TEUs
petikemas (2013) Cilegon: PKN
KEK Tanjung Lesung Luas: 175,5 Km2
KSPN Krakatau dsk. Penduduk: 398.304 jiwa (2013)
Daya Tarik: Wisata Bahari, Kawasan Industri Cilegon: PDRB per kap: 51,7 jt
Bentang Alam, Taman Laut Industri Baja, Petrokimia IPM: 75,89 (2012)
23
WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
Merak Bakauheni Bandar Lampung Palembang Tanjung Api-Api
2015
2016
Penanganan Permukiman Peningkatan Jalan Akses
Kumuh di Palembang Palembang Tanjung Api-api
Pengembangan SPAM dan Kota baru
Tanjung Api-Api
TPA Regional di Palembang
Penanganan Permukiman
Kumuh Pembangunan Ruas Jalan Tol Kayu
Agung-Palembang-Betung 111 km
(2015 pengadaan tanah)
Peningkatan Daerah Rawa Pasut Pengembangan Ruas Jalan Tol
Telang I Kab. Banyuasin 2.300 Ha Terbanggi Besar-Kayu Agung
K 185 km, (2015 pegadaan
Penyediaan perumahan untuk tanah)
MBR di Palembang S Pembangunan Ruas Jalan Tol
Palembang Indralaya 22 km
(2015 pengadaan tanah)
Pembangunan Jembatan Musi IV Pembangunan jalan akses dari
(200 m) Jalan Tol menuju Jalan Nasional
(Kaliandar, Bandar Lampung,
Pembangunan Jaringan Tersier Terbangi Besar, Kayu Agung )
D.I. Lempuing Kab OKI

Pembangunan Rusunawa Rehabilitasi Rawa Mesuji - Tulang


Mahasiswa di ITERA Way Kambas dsk Bawang
Penyediaan perumahan Way Rarem

untuk MBR di Bandar


Pengembangan SPAM dan TPA
Lampung Way Jepara

S Regional di Bandar Lampung


G. Tanggamus
Kota baru Bandar Negara
Kota baru ITERA

Anjungan Cerdas sebagai


Stimulan Pembangunan Kawasan

Fasilitasi Pengadaan Tanah ROW 120 Krakatau dsk


m untuk jalan tol, rel kereta api,
SUT/SUTET, box utility, serta KEK Tanjung Lesung
perumahan rakyat, mis Koordinasi
SP2LP
Contoh Bidang Bina Marga
JALAN TOL TRANS SUMATERA RUAS BAKAUHENI-
TB. BESAR, PROV. LAMPUNG
(WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu MBBPT) PENCANANGAN OLEH PRESIDEN RI
30 APRIL 2015

DATA TEKNIS
Panjang : 138 km
Jumlah Seksi :3
Biaya Investasi : Rp 16.943 M
Biaya Konstruksi : Rp 12.220M
Biaya Tanah : Rp 1.033M

TARGET PENYELESAIAN :
TAHUN 2018
PROGRES TANAH: 0,73 %
PROGRES FISIK: 0,51% (Seksi 1), 1,31 % (Seksi 2)
PEKERJAAN YANG SEDANG DILAKSANAKAN:
Land Clearing
Timbunan tanah merah + Batu Putih
Pengadaan RCP
Pengadaan tiang pancang
Box culvert
Rigid Pavement & Lean Concrete
25
TERIMA KASIH

26

Anda mungkin juga menyukai