Anda di halaman 1dari 6

1. Jus pepaya jeruk : untuk pertumbuhan tulang dan gigi.

2. Jus apel labu : mencegah dan mengobati influenza.


3. Jus alpukat susu : untuk meningkatkan daya ingat anak.
4. Jus mangga manis melon : untuk menurunkan demam.
5. Jus pisang jeruk : meningkatkan daya tahan tubuh.
6. Jus jeruk wortel : menjaga kesehatan mata.
7. Jus pisang: untuk sumber energi.
8. Jus semangka : untuk antialergi dan antioksidan.
9. Jus bit jeruk : mencegah anemia.
10. Jus jambu jeruk : melancarkan pencernaan
11. Jus jerman / melon jeruk / melon hijau + susu : mengobati demam.
12. Jus semangka pepaya : antialergi.
13. Jus melon alpukat : meningkatkan energi dan perkembangan otak.
14. Jus pepaya bengkuang : mengobati radang tenggorokan.
15. Jus tomat wortel : mencegah sembelit.
16. Jus pir jeruk : mencegah dehidrasi dan mengobati diare.
17. Jus bayam tomat jeruk : daya ingat.
18. Jus brokoli jeruk : meningkatkan kecerdasan anak.
19. Jus kiwi : meningkatkan kekebalan tubuh.
20. Jus jambu wortel : utk membunuh virus penyakit.
21. Jus jeruk pisang susu : meningkatkan daya ingat dan konsentrasi.
22. Jus apel strawberi / tomat : menambah nafsu makan.
23. Jus semangka melon : membuat tubuh lebih bugar.
24. Jus pisang alpukat : mencegah anemia.
25. Jus labu kuning mangga manis : mengobati diare.
26. Jus apel pir kuning : pertumbuhan tulang gigi.
Sumber:
(MPASI, 35 Resep jus sehat untuk bayi, Anggraeni Prabaningrum)

PANDUAN MPASI WHO


MP-ASI yang baik adalah kaya energi, protein, mikronutrien, mudah dimakan anak,
disukai anak, berasal dari bahan makanan lokal dan terjangkau, serta mudah disiapkan.
Banyaknya kasus kurang gizi di dunia, terutama kasus kurang protein, zat besi dan vitamin A;
telah mendorong WHO sebagai badan kesehatan dunia untuk memperbaharui beberapa
prinsip penting di tahun 2010 untuk panduan pemberian makan bagi bayi dan anak, yang
dikenal dengan prinsip AFATVAH :
Age : MP-ASI diberikan saat bayi berusia 6 bulan berdasarkan kesiapan pencernaan
bayi. Resiko pemberian mp-asi dini sebelum usia 6 bulan sudah dibahas di Bab 1. Pemberian
mp-asi telat bulan dapat menyebabkan bayi tidak mendapat cukup nutrisi, sehingga
mengalami defisiensi zat besi, tumbuh kembang yang terlambat.
Frequency : frekuensi pemberian makan.
Di awal mp-asi diberikan 1-2 kali;
seterusnya usia 6-9 bulan diberikan 2-3 kali makan sehari ditambah 1-2 x cemilan;
usia 9-12 bulan 3 x makan dan 2x cemilan.
Amount : banyaknya pemberian makanan.
Di awal mp-asi berikan sebanyak 2-3 sdm dewasa per porsi makan;
usia 6-9 bulan bertahap mulai dari 3 sdm dewasa hingga 125 ml per porsi makan;
usia 9-12 bulan bertahap dari 125 ml hingga 250 ml per porsi makan.

Texture : tekstur makanan, berdasarkan panduan WHO terbaru ini bayi langsung
diberi puree/bubur halus (lembut) tapi semi kental. Patokan kekentalan dilihat dari makanan
yang tidak langsung tumpah ketika sendok dibalik. Kekentalan berbanding lurus dengan
banyaknya asupan kalori dan nutrisi.
Setelah mulai makan beberapa minggu sampai usia 9 bulan, tekstur lebih kental
berupa bubur saring yang lebih bertekstur daripada bubur halus/lembut.
Mulai usia 9 bulan sudah bisa makanan yang dicincang halus, tidak keras dan mudah
dijumput oleh anak.
Diharapkan mulai usia 1 tahun anak sudah bisa makan makanan keluarga.

Variety : variasi keberagaman makanan diberikan sejak awal pemberian mp-asi terdiri
dari karbohidrat, protein nabati (kacang-kacangan), protein hewani, sayuran dan buah, serta
sumber lemak tambahan. Keberagaman makanan diperlukan untuk keseimbangan antara
masukan dan kebutuhan gizi karena tidak ada 1 jenis makanan yang memiliki semua unsur
gizi yang dibutuhkan. Dengan mengonsumsi makanan yang beranekaragam, kekurangan zat
gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi jenis makanan lainnya,
sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.
Untuk perkenalan awal mp-asi, paling lama 2 minggu pertama disarankan dikenalkan
bubur dan pure buah tunggal (dari satu jenis bahan) dengan frekuensi makan 1-2 kali sehari.
Masa pengenalan ini digunakan untuk pengenalan variasi sumber karbohidrat, sayuran dan
buah.
Paling telat minggu ketiga sudah harus dikenalkan aneka protein, baik protein hewani
maupun protein nabati, dan sumber lemak tambahan dalam bentuk bubur halus/saring yang
diberikan bersama dengan karbohidrat dan sayuran dengan frekuensi makan 2-3 kali sehari
dan mulai dikenalkan 1 kali cemilan/makanan selingan.
Prinsip variasi keberagaman ini menjadi dasar atau panduan menyusun menu harian,
untuk mudahnya mari kita sebut sebagai panduan 4 bintang yang harus memenuhi tiga fungsi
makanan (disebut juga sebagai tri guna makanan : zat tenaga, zat pembentuk dan zat
pengatur). Selalu sertakan 1 bahan makanan dari setiap kelompok jenis makanan (kelompok
bintang) dalam menu harian MP-ASI dan makanan keluarga yang terdiri dari :
* Sumber hewani sebagai sumber pembentuk sel tubuh dan sumber zat besi (memenuhi
fungsi zat pembentuk)
** Sumber karbohidrat dikenal sebagai makanan pokok sumber penghasil energi (memenuhi
fungsi zat tenaga)
*** Kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati dan mineral zat besi (memenuhi fungsi
zat pengatur)
**** Sumber vitamin A dari sayuran dan buah (memenuhi fungsi zat pengatur)
***** Lengkapi dengan unsur penunjang yaitu sumber lemak tambahan untuk menambah
kalori
Terkait dengan keberagaman bahan makanan, jika orang tua memiliki riwayat alergi
terhadap makanan tertentu, ada baiknya melakukan tunggu 2-3 hari saat mengenalkan
makanan baru pada bayi, khususnya makanan pemicu alergi pada orangtuanya. Jika tidak ada
riwayat alergi dalam keluarga, disarankan memberikan variasi makanan setiap harinya agar
anak mendapatkan variasi nutrisi sejak awal pemberian mp-asi.
Makanan pemicu alergi pada umumnya : telur, ikan laut, kacang-kacangan, beberapa
buah-buahan golongan berry, tomat, jeruk dan jambu biji.

Active/responsive : saat memberi makan, respon anak dengan senyum, jaga kontak
mata, kata-kata positif yang menyemangati. Beri makanan lunak yang bisa dipegang untuk
merangsang anak aktif makan sendiri.
Hygiene : menyiapkan dan memasak makanan secara higienis. Pastikan makanan
bebas patogen, tidak mengandung racun/bahan kimia berbahaya, cuci bersih, masak dan
simpan dengan baik, cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan.

Referensi:
http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241597494_eng.pdf
http://kultwit.aimi-asi.org/2012/05/wmpasi
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0CD0QFjAD&url=http%3A%2F
%2Flontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F125830-S-5822-Hubungan
%2520pengetahuan-Literatur.pdf&ei=-bJ7Uv65AoKqrAez74HIAQ&usg=AFQjCNEY6Ku-
lvkBUC4M8DSnMfwNo2mMfg&bvm=bv.56146854,d.bmk
Departemen Kesehatan. Pedoman Umum Gizi Seimbang.
Modul Kelas Edukasi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), AIMI.
UNICEF, Booklet Pesan Utama Pemberian Makanan Bayi dan Balita, Paket Konseling,
AIMI 2012
UNICEF, Materi Peserta, Modul Pemberian Makan Bayi dan Balita dan Pendamping ASI,
AIMI 2012
[PANDUAN] MP-ASI dengan Adaptasi Pola FC
Berdasarkan kaidah pola FC, pakar gizi bayi balita dan juga merupakan salah satu
pelaku FC, Wied Harry memperkenalkan panduan MP-ASI dengan pola adaptasi FC dengan
pentahapan jenis makanan yang bisa dikenalkan pada bayi sesuai dengan kesiapan
perkembangan organ pencernaan di setiap tahapan usianya.

Usia 6-7 Bulan


Buah
Buah segar menjadi pilihan pertama untuk menu MP-ASI. Berbeda dari nasi dan
makanan pokok lainnya, buah segar mengandung karbohidrat (zat tenaga) yang mudah
dicerna yaitu gula buah. Kemudahan gula buah dicerna bayi mendekati ASI karena secara
alami dilengkapi enzim pencerna. Oleh karena itu, buah digolongkan dalam predigested food
atau semidigested food, yaitu makanan yang sudah separuh tercerna. Buah merupakan sumber
vitamin C, salah satu jenis vitamin yang penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh bayi.
Betakaroten (provitamin A) juga banyak tersimpan dalam buah, terutama buah berwarna
merah atau jingga. Vitamin C dan betakaroten termasuk antioksidan kuat yang mempercepat
pemulihan gangguan kesehatan pada bayi. Asam lemak omega-3 dalam advocad baik untuk
perkembangan otak bayi dan kecerdasannya. Dalam hal ini buah berfungsi sebagai zat
pengatur. Disarankan mengkonsumsi buah ketika lambung dalam keadaan kosong agar
penyerapan nutrisi optimal, yaitu setelah bangun tidur minimal 30 menit sebelum makan
utama atau di antara waktu makan utama.
Pada tahap awal pemberian MP-ASI, dikenalkan jus buah hingga bertahap
kekentalannya berupa puree buah; berbeda dengan panduan WHO yang menganjurkan
tekstur semi kental sejak awal pemberian mp-asi. Biasanya bayi perlu menyesuaikan diri
selama 4-5 hari terhadap jenis makanan yang baru diberikan. Namun dalam milis Gizi Bayi
Balita, Pak Wied pun menjelaskan bahwa pengamatan 4-5 hari itu pengamatan maksimal
untuk pemberian dan pengenalan 1 jenis makanan baru. Sebenarnya pengenalan cukup
dilakukan 2-3 hari untuk setiap 1 jenis makanan baru. Selain untuk menghindari rasa bosan,
pengamatan ada tidaknya reaksi alergi (ruam kulit, muntah, diare) terhadap bahan makanan
tertentu pada umumnya muncul dalam 24 jam. Walaupun demikian, patokan ini tidak mutlak
karena keterampilan makan setiap bayi tidak sama. Berikan buah-buah yang manis dengan
tingkat kematangan optimal.
Buah yang dapat diberikan : aneka jeruk manis, apel, pir, semangka merah & kuning,
melon hijau & jingga, mangga arumanis/manalagi, jambu biji merah, pepaya, pisang
kepok/raja/ambon, belimbing manis, blewah, kesemek.
Untuk awal mp-asi usia 6-7 bulan, pemberian apel dan pir boleh --- bukan berarti
harus --- dikukus terlebih dahulu untuk memudahkan penyerapan kandungan gizinya
terutama senyawa gula dan serat buahnya. Setelah usia 7 bulan, apel dan pir dapat diberikan
dalam keadaan segar tanpa dikukus terlebih dahulu.

Sumber Karbohidrat Kompleks dan Sayuran


Setelah buah-buahan segar, secara bertahap bayi dapat dikenalkan dengan dengan
bahan makanan lain, yaitu pati sebagai makanan pokok yang memenuhi fungsi zat tenaga
serta serat dari aneka sayuran yang memenuhi fungsi zat pengatur. Jika buah mengandung
karbohidrat sederhana yang mudah dicerna,beras dan makanan pokok lainnya mengandung
karbohidrat kompleks yang proses pencernaaannya lebih rumit. Sayuran juga mengandung
serat, salah satu jenis karbohidrat yang tidak tercerna. Selain menjadi sumber serat, sayuran
merupakan pemasok beragam mineral dan vitamin. Sayuran berlimpah zat besi, kalsium dan
betakaroten yang merupakan zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Manfaat utama serat adalah membantu membuang kotoran kaya zat-zat
sampah yang bisa membahayakan kesehatan. Asupan sayuran juga menyumbang kecukupan
serat yang penting untuk pertumbuhan bakteri-bakteri baik dalam usus bayi. Walaupun serat
sayuran penting untuk bayi, sebaiknya sayuran dipilih yang tidak mengandung serat
berlebihan. Sayuran diberikan pada bayi setelah dikukus.
Sama seperti makanan pokok, proses pencernaan sumber protein hewani terutama
daging sapi dan daging ayam cukup rumit.Pada tahap awal pengenalan nasi dan sayuran,
sebaiknya tidak ditambah protein hewani karena pencampuran pati dan protein hewani dapat
memberatkan organ pencernaannya.

Sumber karbohidrat yang dapat diberikan berasal dari umbi-umbian dan padi-padian :
beras putih, beras merah, beras coklat, beras hitam, kentang, ubi kuning/jingga/ungu,
singkong kuning, karbohidrat lainnya seperti sukun.
Sayuran yang dapat diberikan :
usia 6-7 bulan berupa sayuran umbi berupa wortel, sayuran buah : timun, labu
kuning/labu parang, labu kuning jepang/kaboca, labu siam, labu air, jagung manis,
tomat merah (dibuang bijinya).
Memasuki usia 7-8 bulan sayuran yang dapat ditambahkan untuk diberikan adalah
sayuran daun berupa bayam, brokoli, kembang kol, daun katuk muda, daun melinjo
muda, pucuk daun labu; serta sayuran tunas berupa toge dan dan jamur segar (jamur
merang dan jamur kancing). Sayuran berdaun hijau merupakan sumber karbohidrat
sehat dan berkalori rendah yang kaya kandungan vitamin C, vitamin K, kalsium,
kalium, magnesium dan asam folat.

Sumber Protein Nabati


Jika pada tahap ini Anda menginginkan tambahan protein dalam makanan bayi, Anda
bisa menambahkan sumber protein mudah cerna, yaitu polong-polongan (kacang hijau,
kacang polong, kacang merah, kacang tolo, kapri, buncis muda) dan hasil olahan kedelai
(tempe dan tahu). Protein tempe telah diuraikan oleh kapang (jamur) tempe menjadi asam
amino sederhana yang lebih mudah dicerna dan diserap tubuh bayi. Kelebihan lain tempe
mengandung zat antidiare. Pilih tahu putih tanpa pewarna, tanpa bahan pengenyal dan masih
baru (bayi sangat sensitif terhadap kerusakan tahu yang mengakibatkan diare).
Frekuensi Pemberian MP-ASI
Usia 6-7 bulan
Pada usia 6-7 bulan ASI sesuka bayi, pemberian awal mp-asi 1-2 sdm dewasa bertahap
mencapai 3 sdm dewasa berupa jus/puree buah 1 kali dan bubur lembut karbo/sayuran
tunggal 1 kali.
Untuk minggu pertama dapat diberikan jus 1x buah dengan tekstur encer, bertahap masuk
minggu kedua diberikan 1 kali jus buah dan 1 kali puree buah dengan tekstur semi kental
(lebih pekat daripada jus buah), kemudian masuk minggu ketiga diberikan 1 kali puree buah
dan 1 kali bubur lembut karbo tunggal/sayuran tunggal.
Usia 7-8 bulan
Pada usia 7-8 bulan berikan ASI sesuka bayi , puree buah 1 kali, bubur lembut karbo-sayuran
atau karbo-protein nabati sebanyak 2 kali.

Usia 8 Bulan ke atas


Menginjak usia 8 bulan, organ pencernaan bayi sudah bisa dilatih mencerna makanan
yang proses pencernaannya rumit, yaitu protein hewani sebagai zat pembentuk : daging ikan
segar baik ikan tawar maupun ikan laut, daging ayam, daging sapi, kuning telur, yoghurt
plain, keju. Sumber lemak tambahan sebagai penunjang dapat dikenalkan pada usia 8 bulan
ke atas berupa minyak, mentega ataupun santan segar. Telur utuh dapat diberikan pada usia 9
bulan ke atas. Bentuk bubur yang diberikan berupa bubur saring yang lebih bertekstur
daripada bubur lembut. Pada usia 9 bulan ke atas memasuki masa peralihan sebelum ke
menu makanan keluarga (table food) mulai dikenalkan makanan semi padat/tim padat dengan
tekstur cincangan halus.

Frekuensi Pemberian MP-ASI


Pada usia 8-9 bulan ASI sesuka bayi, puree buah sebanyak 1 kali, bubur lembut
karbo-sayur/karbo-protein nabati sebanyak 1 kali, bubur saring karbo-sayur-protein
hewani-nabati sebanyak 2 kali
Pada usia 9-10 bulan ASI sesuka bayi, puree buah sebanyak 1 kali, bubur saring
karbo-sayur-protein hewani-nabati sebanyak 1 kali, makanan tim karbo-sayur-protein
hewani-nabati sebanyak 2 kali
Pada usia 10-12 bulan ASI sesuka bayi, puree buah 1 kali, makanan tim karbo-sayur-
protein hewani-nabati sebanyak 3 kali, makanan selingan 1-2 kali

Referensi :
Apriadji, Wied Harry. 2006. Variasi Makanan Sehat Bayi. Jakarta : Puspa Swara
Apriadji, Wied Harry. 2012. Buku Super Lengkap : Makanan Bayi Sehat Alami. Jakarta :
Pustaka Bunda.
Pratiwi, I Gusti Ayu Nyoman. 2011. Anak Sehat : 100 Solusi dr. Tiwi Panduan Lengkap
Kesehatan Bayi 0-24 Bulan. Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai