Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan tentang cinta dan benci dalam Islam masuk dalam ranah pembahasan akidah yang sering

diistilahkan dengan al wala wal bara. Al-Wala artinya mencintai kaum muslimin dan membantu mereka
serta memuliakan dan menghormati mereka dan berusaha dekat dengan mereka. Al-Bara artinya membenci
orang-orang kafir dan menjauhi serta memusuhi mereka. Akidah al wala wal bara merupakan sesuatu yang
penting karena:
1. Termasuk pokok akidah Islam
2. Termasuk tali keimanan yang paling kuat
3. Termasuk agama Ibrahim alaihis salaam dan agama seluruh rasul, termasuk Muhammad shallallahu
alaihi wa sallam.
Allah Taala berfirman :





Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama
dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dari
apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu
permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali
perkataan Ibrahim kepada bapaknya, Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku
tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah. (Ibrahim berkata), Ya Tuhan kami hanya kepada
Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah
kami kembali (Al-Mumtahanah: 4).
Jenis-jenis muwalah
Sikap wala (cinta dan loyal) terhadap orang kafir ada dua macam :
1. Sikap muwalah kubra (tawalli). Yaitu mencintai kesyirikan dan orang-orang musyrik serta mencintai
kekufuran dan orang-orang kafir. Sikap ini disertai membantu orang-orang kafir dalam memerangi
kaum muslimin. Hukum sikap seperti ini adalah kufur akbar dan mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Dalilnya adalah firman Allah:


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di
antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka (Al-Maidah: 51).
2. Sikap muwalah sughra. Yaitu sikap mencintai orang-orang kafir dan musyrik karena alasan dunia dan
tidak disertai pembelaan terhadap mereka. Hukum sikap seperti ini adalah haram dan termasuk dosa
besar, namun bukan merupakan kekufuran. Dalilnya adalah firman Allah:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-
teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih
sayang (Al-Mumtahanah: 1).
Di antara contoh-contoh perbuatan yang termasuk muwalah sughra adalah:
1. Menyerupai mereka dalam berpakaian dan berbicara.
2. Bepergian ke negeri mereka tanpa ada keperluan yang penting dan darurat.
3. Tinggal di negeri mereka dan tidak berusaha pindah ke negeri kaum muslimin.
4. Menggunakan sistem penanggalan mereka./ sama milik ALloh
5. Bersekongkol dan membantu perayaan hari besar mereka serta hadir dalam acara tersebut.
6. Memberi nama dengan nama-nama yang khusus di kalangan mereka. (Lihat At-Tauhid Al-Muyassar 38-
40)
Tiga Golongan dalam Al Wala wal Bara
Ada tiga golongan orang dalam al wala wal bara yang harus kita perhatikan:
1. Orang yang harus kita cintai secara total dan tidak disertai kebencian. Mereka adalah mukmin yang
sempurna keimanannya, yaitu para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang shalih. Tentu saja yang
paling terdepan di antara mereka adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliaulah yang
mendapat kecintaan paling besar dibandingkan cinta seseorang kepada anaknya, orangtuanya, dan
seluruh manusia. Kemudian setelah itu adalah para istri-istri Nabi dan keluarga beliau, serta para
sahabat Nabi radiyallahu anhum. Kemudian orang-orang yang mengkuti jalannya para sahabat,
seperti imam yang empat. Allah Taala berfirman :


Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: Ya Rabb
kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya
Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang (Al-Hasyr: 10).
2. Orang yang harus kita benci dan kita musuhi secara mutlak, serta tidak boleh mencintai dan loyal
terhadap mereka. Mereka adalah orang-orang kafir, musyrik, munafik, dan orang yang murtad,
sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mujadilah ayat 22.
3. Orang yang kita cintai dan sekaligus kita benci. Pada diri mereka terkumpul kecintaan sekaligus
kebencian, mereka adalah orang mukmin yang bermaksiat. Kita mencintai mereka karena mereka
adalah orang yang beriman, dan kita membenci mereka karena maksiat mereka yang tidak termasuk
kemusyrikan dan kekafiran. Kecintaan kepada mereka menuntut seseorang untuk menasehati mereka
dan mengingkarinya. Tidak boleh diam terhadap maksiat mereka, bahkan harus mengingkarinya dan
memerintahkan mereka untuk berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Namun tidak boleh
seseorang membenci mereka secara mutlak dan berlepas diri dari mereka seperti
perbuatan khawarij (dalam masalah ini, khawarij berpendapat bahwa pelaku dosa besar adalah kafir.)
terhadap pelaku dosa besar yang bukan dosa kekafiran. Tidak boleh pula mencintai dan loyal secara
mutlak terhadap mereka seperti perbuatan murjiah (dalam masalah ini, murjiah berpendapat bahwa
pelaku dosa besar tetap seorang mukmin yang sempurna imannya). Kita harus bersikap adil terhadap
mereka, mencintai karena keimanan mereka, dan membenci karena kemaksiatan yang mereka
lakukan. Inilah madzhab ahlussunnah wal jamaah (Lihat Al-Wala wal Bara fil Islam 27-30).
Balasan Bagi yang Mengamalkan Al Wala wal Bara
Allah Taala berfirman:






Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan
orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak
atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan
keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan
dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya.
Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang
beruntung (Al Mujadilah: 22).
Barangsiapa yang merealisasikan dan mengamalkan akidah al wala wal bara dengan benar akan mendapat
balasan kebaikan sebagai berikut:
1. Terkumpulnya iman di dalam hatinya dan iman akan teguh di dalam hatinya. Allah berfirman : (
)
2. Allah akan memberinya cahaya dan petunjuk. Allah berfirman: ()
3. Mendapat janji akan masuk surga. Allah berfirman: ()
)
4. Allah akan ridha kepadanya. Allah berfirman: (
5. Keridhaan hamba di akherat dengan masuknya ke dalam surga. Allah berifman: ()
6. Mendapat kemuliaan dari Allah, Allah menjadikannya termauk golongan orang-orang khusus dan
termasuk golongan yang beruntung. Allah berfirman: (
) . (Tasirul Wushul
Syarh Tsalatsatil Ushul 37-38)
Berbicara cinta atau mahabbah dan benci atau karhah, ini adalah merupakan fitrah emosional yang
diberikan Allah pada umat manusia. Bagi kita yang beragama islam, cinta dan benci itu harus berdasarkan
proporsional artinya bersandarkan syarat. Karena, terkadang, apa yang kita cintai itu justru sesuatu yang
buruk, dan sebaliknya membenci sesuatu yang sebetulnya baik buat kita sebagaimana yang telah di
firmankan oleh Allah di suroh Al-Baqaroh ayat: 216. Jika tidak demikian, betapa banyak orang yang akan
menjadi korban akibat tidak tahu menempatkan arti cinta dan benci pada proporsinya.
Dalam Islam, cinta seseorang haruslah berlandaskan kepengikutan (ittiba) dan ketaatan. Sebagaimana
firman-Nya, "Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu" (Qs.3:31-32).

Salah satu cinta yang diajarkan Rasulullah SAW. diantaranya adalah, mencintai dan mengasihi sesama.
Kecintaan ini, sebagaimana pernah dicontohkan beliau, tak pernah dibedakan antara Muslim dan non-Muslim.
Bahkan, tidak dibenarkan jika kita tidak berbuat adil kepada suatu kaum misalnya, hanya karena benci
kepada mereka (Qs.5:8).

Anda mungkin juga menyukai