Pendahuluan
Para perencana taman memerlukan berbagai jenis peralatan dan
perlengkapan dalam menampilkan ide dan gagasan mereka dalam bentuk
gambar maupun tulisan. Peralatan ini diperlukan untuk mempermudah dan
mempercepat proses perencanaan dan perancangan sehingga hasilnya dapat
diperoleh lebih bagus dan efektif. Dalam proses perencanaan dan perancangan
taman terdapat 3 jenis gambar yaitu gambar konseptual, gambar presentasi dan
gambar kerja.
Setiap jenis gambar yang digunakan mempunyai aturan masing-masing
tergantung maksud dan tujuan penggunaannya. Untuk mewujudkan setiap
jenis gambar tersebut dibutuhkan alat dan perlengkapan yang berbeda-beda.
Pada mata PAL ini, penguasaan dititik beratkan pada gambar konseptual dan
rencana taman sederhana. Beberapa peralatan penting untuk mewujudkan
kedua jenis gambar tersebut diantaranya adalah meja gambar, pensil, penggaris,
perlengkapan koreksi, kertas gambar, dan sebagainya. Lebih lanjut akan
dijelaskan lebih detail peralatan tersebut.
Meja Gambar
Meja Gambar merupakan perlengkapan utama bagi juru gambar atau perencana taman. Seseorang
bisa saja menggambar di segala tempat, tetapi hasil yang maksimum sangat sulit dicapai. Dengan meja
gambar khusus yang bisa diatur sudut kemiringannya dan tinggi-rendahnya, perencana gambar dapat lebih
leluasa bergerak. Disamping itu posisi menggambar bisa disesuaikan dengan skala tubuh dalam keadaan
berdiri maupun duduk sehingga dapat disesuaikan berdasarkan kenyamanan tiap individu. Kenyamanan
dalam menggambar sangat penting karena pekerjaan ini membutuhkan waktu yang lama serta konsentrasi
yang tinggi.
Ukuran meja gambarpun bervariasi mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, yaitu : 50x70 cm,
75x100 cm, 90x100 cm, 45x65 cm, 55x88 cm, 70x103 cm, 85x118 cm, 85 x 148 cm, 85x178 cm dan 100x238
cm. Ukuran meja ini sangat penting sehubungan dengan ukuran kertas gambar yang dipakai.
Kertas Gambar
Wilhelm Ostwald, pemenang hadiah Nobel pada tahun 1909 memulai menggunakan normalisasi
ukuran pada tahun 1911. Peraturan normalisasi ukuran tersebut masih dikenal melalui DIN (Deutsches
Institut fuer Normung/ Badan Normalisasi Jerman). Normalisasi ukuran kertas yang terdapat di dalam DIN
476-A merupakan normalisasi kertas surat, gambar dan cetak. Sedangkan DIN 476-B dan C ialah
normalisasi ukuran kertas amplop. Secara internasional standarisasi ukuran ini digunakan secara luas oleh
sebagian besar negara termasuk Indonesia. Dalam menampilkan gambar presentasi dan gambar kerja,
ukuran yang tertera dalam DIN 476-A banyak sekali digunakan oleh konsultan perencana.
Selain variasi ukuran kertas juga terdapat variasi jenis kertas. Penggunaan jenis kertas ini sangat
tergantung penampilan fisik kertas yang mempunyai tekstur dan warna yang berbeda. Beberapa jenis kertas
diantaranya Akasia, Atlanta, BC, Buffalo, Concorde, Gardenia, Glossy, Hammer, Hawai, Java, Linen, Lines,
Pensil
Pensil yang digunakan untuk menggambar berbeda-beda sesuai dengan maksud dan tujuan
penarikan garis. Dipasaran pensil bisa didapatkan dengan mudah dalam berbagai jenis baik bahan isi (grafit,
plastik atau arang) maupun bentuknya, (kecil, sedang, maupun besar) yaitu :
Pensil yang sangat keras : 9H, 8H, 7H
Pensil yang keras : 6H, 5H, 4H, 3H, 2H, H
Pensil yang sedang : F, HB, 2B
Pensil yang lunak : 3B, 4B, 5B
Pensil yang sangat lunak : 6B, 7B, 8B
Untuk gambar sketsa dan gambar freehand biasa digunakan pensil B sampai 4B. Disamping itu
untuk sketsa isi pensil ukurannya lebih besar selain isi grafit (B 4B) juga isi arang (misal Wolffs) juga pensil
sketsa dengan isi segi empat (misal Hartmuth atau Koh-I-Noor). Pemilihan jenis pensil sangat bergantung
pada jenis kertas yang akan digunakan. Selain jenis pensil isi warna hitam yang telah diterangkan diatas,
terdapat juga pensil warna yang banyak digunakan dalam gambar presentasi. Pensil warna digunakan untuk
lebih menampilkan gambar seperti keadaan sebenarnya. Seiring perkembangan teknologi, dewasa ini telah
banyak merk pensil warna yang membuat gabungan antara pensil warna dan cat air, sehingga
penggunaannya lebih efektif dan beragam.
Pensil Mekanis
Pensil semacam ini digunakan dalam teknik menggambar sejak beberapa tahun lalu. Bentuknya
sederhana terdiri dari batang pensil dan isian pensil (minen). Keistimewaan pensil ini terletak pada ketebalan
garisnya yang tertentu antara lain : 0.3 mm, 0.5 mm, 0.7 mm, 0.9 mm, 1.8 mm, 2 mm, dan 3 mm. Setiap
pensil dilengkapi dengan penghapus karet dan kawat pembersih ujung di bawah tombol penekan mekanis
pengeluar minen. Karena minen terbuat dari karbon dan tanah polimer, maka selain digunakan untuk
menggambar dan menulis di kertas gambar biasa, juga dapat digunakan menulis dan menggambar di kertas
transparan, kertas sintetik dan kertas film.
Mengingat variasi fungsinya, maka minen terdapat beberapa kekerasan diantaranya 5H film, 4H, 3H,
2H, H, H film, HB, HB film, B, 2B dan F. Pensil mekanis ini disa dipakai langsung untuk menggambar,
menulis atau membuat sketsa sebelum dibuat gambar dengan tinta. Penggunaan pensil ini menghasilkan
gambar yang tepat, jelas, rapi dan bersih.
Siku-siku
Dalam menggambar dikenal dua jenis siku-siku, yaitu siku-siku T yang berguna untuk menarik garis
horisontal pada meja gambar dan sepasang segitiga siku-siku yang tergabung dapat digunakan untuk
menarik garis vertikal, garis dengan sudut 15, 30, 45, 60, 75 dan 90.
Penggaris Panjang
Penggaris panjang dengan skala ukuran sangat diperlukan, baik yang panjangnya 20 cm, 30 cm, 50
cm, 60 cm, 100 cm maupun yang 150 cm. Penggaris, terutama yang panjang sangat baik untuk digunakan
menarik garis-garis pada penggambaran gambar perspektif dengan titik hilang yang jauh.
Perlengkapan Koreksi
Seorang perencana harus tersedia penghapus yang bervariasi. Penghapus karet dipakai untuk
menghapus garis-garis pensil. Garis tinta bisa dihapus dengan penghapus keras. Sedangkan penghapus
karet kimia digunakan untuk menghapus tinta pada kertas kalkir. Penghapus karet kimia ini bekerja secara
kimiawi tanpa merusak permukaan kertas, bisa digunakan untuk menghapus garis tipis, tebal baik pensil
ataupun tinta (rapido).
Alat penghapus dalam bentuk cairan (trichloretan) yang berupa cairan putih digunakan dengan
dioleskan pada garis atau gambar yang hendak dihapus serta harus ada pula zat pencairnya. Selain itu juga
ada sikat gambar dan pelindung penghapus yang berupa lembaran logam tipis atau plastik. Pada lembaran
itu terdapat lubang dengan berbagai bentuk dan ukuran sebagai pembatas daerah yang perlu dihapus.
Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan mengenal dan dapat
menggunakan berbagai jenis alat bantu dalam merencana dan merancang
taman. Alat bantu merancang ini dapat digunakan dalam pengambilan data di
lapang maupun dalam tahap awal mendesain di studio.
Pendahuluan
Fungsi utama gambar/grafis dalam arsitektur pertamanan adalah sebagai
sarana atau alat untuk menyampaikan ide baik berupa perbaikan maupun
pengembangan baru suatu tapak. Gambar tersebut terdiri dari banyak elemen
pendukung diantaranya gambar vegetasi dan gambar pendukungnya. Vegetasi
merupakan elemen penting dalam pengembangan suatu taman. Penggunaan
gambar vegetasi dalam presentasi ide disain taman merupakan cara efektif
menggambarkan keadaan taman yang akan dibuat. Pada beberapa kasus
taman, vegetasi menjadi prioritas utama (point of interest) dalam suatu taman,
tetapi di kasus lain mereka hanya merupakan elemen pelengkap dari suatu
taman. Secara umum pengembangan kemampuan mahasiswa dalam
menggambar vegetasi merupakan hal penting dalam memperoleh keahlian
mempresentasikan suatu tujuan.
Proporsi merupakan aspek mendasar dalam membuat variasi gambar
vegetasi. Hubungan antara batang pohon dengan dahan, ranting, dan daun
yang merupakan kesatuan vegetasi adalah bentuk yang sulit. Menggunakan
pendekatan analitik dengan melihat lingkungan sekitar (vegetasi di sekitar kita)
dapat menolong dalam mengidentifikasikan hubungan tersebut. Gambar
vegetasi yang baik adalah gambar yang dapat menunjukkan karakteristik
vegetasi sehingga tanpa melihat nama vegetasi (yang biasanya disertakan dalam
rencana taman), pembaca dapat memahami jenis vegetasi yang dimaksud.
Vegetasi terbagi menjadi tiga kelompok dari segi bentuk, yaitu penutup tanah
(ground cover), semak (shrub) dan pohon (tree).
Gambar pohon mengikuti bentuk dasar pohon dimana tumbuh dari tanah
menjulang ke atas. Teknik dasar menggambar pohon dimulai bentuk sederhana
kemudian dikembangkan ke dalam detail. Bentuk pohon mengikuti gradasi
tebal tipis garis, semakin keatas semakin tipis untuk memperoleh bentuk yang
proporsional. Gambar bentuk pohon mengikuti bentuk umum pohon yang
evergreen (berdaun sepanjang hidup) dan dicudious (ada masa rontok daun).
Secara umum penggambaran pohon dalam rencana taman merupakan ilustrasi
pada saat tanaman tersebut tumbuh secara optimal (dewasa) dengan
menggambarkan luas kanopinya.
Gambar semak dapat digambarkan dengan beberapa cara. Yang paling
banyak digunakan adalah bentuk mirip suatu pohon tetapi dengan proporsi
Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa akan mengenal dan dapat
menggambarkan karakteristik vegetasi/tanaman. Selain symbol tanaman juga
symbol-simbol umum yang digunakan untuk merancang taman.
Tugas
1. Pada halaman pertama Membuat 10 buah kotak dengan garis tepi
kertas A3 sebesar 1 cm dengan lima kotak diatas dan lima kotak
dibawah. Mengisi kotak tersebut dengan gambar Tampak atas/denah
Pendahuluan
Tanaman merupakan salah satu elemen lanskap atau taman yang sangat
penting Dalam hal ini tanaman tidak hanya dipandang dari aspek produksi,
tetapi juga dari aspek estetika dan fungsi lain (konservasi, penetralisir polusi,
pembentuk iklim mikro, dan lain sebagainya). Sementara itu untuk memperoleh
lanskap atau taman yang optimal secara estetis dan fungsional diperlukan suatu
upaya pengelolaan elemen-elemennya termasuk tanaman mulai tahap
perencanaan sampai pemeliharaan. Oleh karena itu dalam praktikum ini, diberi
penekanan pada pengenalan 2 aspek penting tanaman terutama yang
berhubungan dengan tanaman sebagai elemen lanskap, yaitu :
1. Aspek hortikultura : kesesuaian terhadap tanah, air, suhu, pH, cahaya,
dan cara budidaya
2. Aspek fisik : ukuran, bentuk, tekstur, warna dan aroma
1. Aspek Hortikultura/Ekologis
Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
suhu, cahaya, kelembaban, air, tanah, zat hara dan seterusnya. Setiap tanaman
mempunyai kemampuan yang berbeda untuk beradaptasi dengan lingkungan
tersebut, termasuk tanaman dalam lanskap. Untuk mendapatkan pertumbuhan
optimal, maka perlu diciptakan lingkungan yang sesuai atau dilakukan seleksi
tanaman yang sesuai dengan lingkungan tapak atau lanskap yang ada. Aspek
hortikultura tanaman secara umum meliputi :
a. Toleransi terhadap suhu. Hal ini berhubungan dengan reaksi tanaman
terhadap suhu minimum, suhu optimum dan suhu maksimum. Suhu
minimum adalah suhu terendah di mana tanaman masih dapat hidup.
Suhu optimum adalah suhu dimana tanaman dapat tumbuh optimal
sedangkan suhu maksimum adalah suhu tertinggi di mana tanaman
dapat tumbuh.
b. Toleransi terhadap air. Hal ini beerhubungan dengan kebutuhan
tanaman terhadap air dan tingkat evapotranspirasi. Tanaman seperti
kaktus dan Euphorbia merupakan tanaman yang tahan pada kekeringan
karena kemampuannya untuk menyimpan air, sebaliknya tanaman
Begonia termasuk tanaman yang lebih menyukai kondisi lembab.
c. Toleransi terhadap cahaya. Cahaya sangat penting peranannya dalam
metabolisme tanaman. Kebutuhan tanaman terhadap cahaya
berhubungan dengan intensitas dan lama penyinaran. Dalam hal ini
2. Aspek Fisik
Sebagai elemen lanskap/taman, karakter fisik tanaman perlu
diperhatikan. Dalam hal ini tanaman dipandang sebagai salah satu unsur
perancangan di mana salah satu upaya untuk mencapai sebuah lanskap atau
taman yang estetis adalah dengan menata unsur-unsurnya sedemikian rupa
berdasarkan prinsip-prinsip perancangan Aspek fisik tersebut meliputi :
a. Ukuran. Pengertian ukuran tanaman dewasa maencakup tinggi tanaman
dan lebar tajuk. Berdasarkan ketinggiannya, tanaman dapat dibagi
dalam kategori sebagai berikut:
Tujuan
Mahasiswa dapat menjelaskan aspek fisik dan hortikultura tanaman serta
penggunaannya di dalam suatu lanskap/taman.
Pendahuluan
Unsur dan prinsip perancangan merupakan kerangka awal pada proses
perancangan taman. Unsur perancangan meliputi titik, garis, bentuk, warna,
tekstur, aroma, motif/gaya, suara, ruang dan waktu.
1. Titik
Titik merupakan unsur paling sederhana pada perancangan. Pada taman, titik dapat dihadirkan sebagai point
of interest berupa air mancur, sclupture, atau tanaman (Gambar 3).
Gambar 3. Contoh Unsur Titik pada Rancangan Taman Renaissance (Lane, et.al., 2008)
2. Garis (Line)
Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi perancangan. Sebuah garis adalah unsur
perancangan yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar
garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis lengkung memberi kesan santai, lembut, bergerak dan alami,
sedangkan garis lurus member kesan stabil, kaku, dan langsung menuju sasaran. Pada taman, unsur garis biasanya
diwujudkan dalam bentuk border (barisan) tanaman, jalur sirkulasi, bentuk tajuk tanaman, dan sebagainya (Gambar 4).
4. Ruang (Space)
Ruang dibentuk oleh dinding, alas dan atap. Dalam taman, ruang dapat bersifat nyata maupun maya. Ruang
nyata dapat dibentuk dengan menggunakan pembatas berupa dinding, pagar, maupun tanaman (Gambar 6). Ruang
maya dapat dibentuk dengan menggunakan perbedaan warna, perbedaan bahan maupun perbedaan ketinggian. Ruang
dalam taman digunakan untuk mengakomodasikan fungsi tertentu seperti area bermain, tempat istirahat, dan
sebagainya.
Gambar 6. Ruang Taman yang Dibentuk oleh Dinding Masif (RHS, 2005)
5. Tekstur (Texture)
Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau
diraba. Dalam taman, tekstur juga menunjukkan ukuran daun dan tipe percabangan. Tanaman dengan ukuran daun
besar dan percabangan jarang disebut memiliki tekstur kasar, begitu pula sebaliknya.
Gambar 8. Lingkaran Warna sebagai Pedoman dalam Menyusun Komposisi Warna (Ingram, 2003)
7. Aroma
Aroma sebagai salah satu unsur perancangan dapat member suasana yang berbeda pada taman. Aroma
dapat ditampilkan melalui pemilihan jenis tanaman yang mengandung aroma seperti melati, kemuning, cempaka, dan
sebagainya.
8. Suara
Suara pada taman dapat berupa suara atau bunyi yang menyenangkan maupun bunyi yang mengganggu.
Bunyi yang menyenangkan seperti gemericik air, hembusan angin, gesekan daun, suara burung atau serangga.
Sedangkan suara yang mengganggu seperti suara kendaraan bermotor.
9. Gaya/Motif
Gaya adalah susunan elemen baik 2 dimensi maupun 3 dimensi yang membentuk kesatuan pola atau ragam
tertentu. Terdapat beberapa gaya yang dapat dibuat pada perancangan taman seperti formal dan informal.
Adanya elemen taman dan elemen perancangan tidak berarti secara otomatis taman akan jadi, karena untuk
mendapatkan taman yang baik diperlukan suatu pedoman yang disebut prinsip perancangan yang meliputi : tema,
keseimbangan, skala, irama dan titik perhatian.
1. Kesatuan (Theme/Unity)
Kesatuan (Unity) diperoleh melalui penggunaan komponen pada disain untuk mengekspresikan ide utama
melalui gaya tertentu secara konsisten. Kesatuan ditekankan melalui konsistensi karakter antara elemen-elemen taman
sehingga diperoleh tema taman secara spesifik. Kesatuan juga dapat dicapai dengan penggunaan tanaman tertentu
secara massal atau pun pengulangan.
2. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan dalam perancangan mengacu pada keseimbangan atau persamaan daya tarik visual (Gambar
7). Dikatakan keseimbangan simetris jika satu sisi sama dengan sisi lainnya baik pada garis, bentuk, tekstur maupun
warna. Keseimbangan asimetris merupakan keseimbangan daya tarik visual yang dicapai dengan perbedaan pada
(a) (b)
Gambar 9. Keseimbangan Asimetris (a) dan Keseimbangan Simetris (b) (Ingram, 2003)
3. Skala (Scale)
Skala adalah perbandingan antara satu bagian atau elemen taman dengan bagian lain pada taman tersebut.
Perancangan taman yang baik adalah taman yang memiliki skala proporsional, misalnya untuk bangunan yang tinggi
menjulang dipilih tanaman yang juga tinggi (Gambar 8). Skala juga berhubungan dengan manusia dan aktivitasnya.
Gambar 10. Skala Proporsional antara Unsur Tanaman dengan Bangunan (Ingram, 2003)
4. Irama (Rhytme)
Irama dicapai jika elemen-elemen perancangan dapat menciptakan perasaan bergerak sehingga mampu
mengendalikan pandangan mata penikmat taman. Unsur perancangan seperti warna, garis dan bentuk dapat diulang
untuk menciptakan irama pada perancangan taman. Irama berguna untuk menghilangkan kekacauan dalam
perancangan.
Gambar 11. Pengulangan dalam Rancangan Taman Melalui Penggunaan Jenis Tanaman yang Berbeda
Tugas
Lakukan pengamatan terhadap taman di kota Malang secara langsung.
Tentukan unsur perancangan dan prinsip perancangan yang ada dalam
taman tersebut.
Lembar Kerja
Lokasi Taman : .
Tanggal Pengamatan : .
Unsur
No Elemen Taman yang Berhubungan
Perancangan
1 Titik
2 Garis
3 Bentuk
4 Ruang
5 Warna
6 T ekstur
7 Aroma
8 Suara
9 Motif/Gaya
1 Tema/Kesatuan
(Unity)
2 Keseimbangan
(Balance)
3 Irama (Rhytm)
4 Titik perhatian
(Point of interest)
5 Skala (Scale)
Pendahuluan
Kawasan perkotaan sangat identik dengan mahalnya nilai lahan. Hal ini
menyebabkan penduduk kota harus lebih kreatif dan inovatif dalam mensiasati
dan menata lingkungannya baik di perumahan maupun di kawasan
perkantoran. Secara naluriah manusia mempunyai ketertarikan yang tinggi
terhadap alam sehingga sebisa mungkin akan berusaha utuk mendekatkan
elemen-elemen alam tersebut kedalam kehidupannya. Salah satu elemen alam
yang sering digunakan dalam melampiaskan kerinduan akan alam tersebut
berupa tanaman baik berdiri sendiri sebagai individu maupun berkelompok
dengan komposisi berupa taman.
Keterbatasan lahan ruang luar tersebut menyebabkan halaman rumah
maupun kantor sekalipun menjadi sempit dan sangat terbatas. Namun
keterbatasan lahan ini tidak menyurutkan warga kota untuk menampilkan
taman sehingga suasana rumah/ kantor lebih hijau dan dingin. Salah satu
konsep taman yang saat ini sedang marak dan menjadi perhatian masyarakat
luas adalah penggunaan green wall atau vertical garden (taman tegak). Vertical
garden sendiri merupakan perluasan dari vertikultur yang sudah banyak di
aplikasikan di Indonesia dengan menanam sayuran pada media tanam tanah
(atau media lainnya) pada sebuah pot atau wadah yang ditata secara vertical.
Khusus untuk vertical garden ini dibuat dengan tanaman hias disertai dengan
desain tata letak yang cantik dan indah menyesuaikan bentuk ruang.
Ada beberapa teknik menampilkan vertical garden diantaranya :
a. Sistem Pot, yang diletakkan di kerangka besi yang diletakkan bertingkat
secara vertical.
b. Sistem Modul, fabrikan terbuat dari plastic
c. Sistem Kantong, yang dapat dibentuk dari berbagai macam bahan baik
geotextile, glasswool maupun bahan lainya yang mampu menahan media
dan tanaman. Lebih detail, perkembangan system ini diawali dengan
teknik yang dikembangkan oleh Patrick Blanc dengan bahan perkerasan
di belakang kantong. Dari model tersebut berkembang system kantong
sobekan dan sistem kantong florafelt dimana kantong dibentuk dari
lipatan-lipatan media tanam.
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami dan mempraktekkan prinsip teknologi
penanaman greenwall (vertical garden) dan roof garden di kawasan perkotaan.
Tugas
Lakukan langkah langkah pembuatan greenwall meliputi :
a. Pembuatan rangka galvalum dengan ukuran 2 m x 2 m, selanjutnya
pasang di lokasi dinding yang dituju
b. Pasang bahan perkerasan multiplex di rangka galvalum
c. Pasang glasswool yang sudah dibuat kantong dengan jarum dan
benang nilon pada perkerasan dengan bantuan staples atau baut
d. Isi kantong dengan media kompos
e. Tanam tanaman hias yang telah ditetapkan kedalam kantong vertical
garden.
f. Pasang sistem irigasi untuk penyiraman tanaman.
Lembar Kerja
Nama Tanaman : ...........................
Plot Vega :1/2
Pendahuluan
Pada dasarnya pembuatan taman meliput tiga tahap yaitu : perancangan,
pelaksanaan dan pemeliharaan. Perancangan merupakan tahap pembuatan
rancangan taman dengan hasil akhir berupa gambar rancangan detil, rancangan
kerja dan rancana anggaran biaya sebagai acuan pelaksanaan pembuatan
taman di lapang. Tahap ini dilakukan dengan tujuan: mempermudah
pelaksanaan, mencapai efisiensi waktu, tenaga, serta biaya pelaksanaan serta
sebagai bahan acuan untuk melakukan evaluasi. Proses perancangan meliputi
tahapan sebagai berikut:
D. Perencanaan/Perancangan
Terdiri dari :
1. Perencanaan/Perancangan Gambar, antara lain ; terdiri atas Gambar Situasi,
Gambar Tapak dan Topografi, Rancangan/Program Ruang dan Sirkulasi,
Rancangan Tanaman dan Bangunan Taman, Gambar Tampak, Potongan,
Detail, Konstruksi, Gambar Mekanikal dan Elektrikal, Gambar Perspektif,
Maket.
2. Perancangan/Perencanaan Administratif, antara lain : Falsafah
Perencanaan/ Perancangan, Jadwal Kerja, (baik sistem Tabel atau Jaringan
Kerja), Organisasi Personalia, Rencana Bahan dan Peralatan, Rencana Biaya
dan Pendanaan, Uraian Teknik dan Spesifikasi, Persyaratan Kontrak/
Hubungan Kerja,
Lebih detail Bagan Proses berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dapat
dilihat di Gambar halaman 19
Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat merancang taman dalam skala kecil (taman rumah/kantor).
F. KONSEP
Berdasarkan hasil analisis-sintesis di atas, serta tetap mengacu pada tujuan
buatlah minimal 2 alternatif garis besar (konsep) taman yang akan anda buat
dalam bentuk pembagian zona berdasarkan fungsi, sirkulasi dan tata
tanaman). Pilih salah satu konsep yang menurut Anda paling baik secara
fungsional dan estetis serta paling mungkin dilaksanakan secara teknis dan
ekonomis sebagai konsep terpilih (Lembar 3).
G. SITEPLAN
Kembangkan konsep terpilih tersebut menjadi perancangan akhir secara detil
dilengkapi dengan keterangan spesifikasi bahan yang akan Anda gunakan.
Akan lebih baik jika dilengkapi gambar perspektif untuk menunjukan hasil
jadi taman yang diharapkan (Lembar 4).
Buatlah rancangan anggaran biaya dan rencana kerja untuk pelaksanaan.
Carpenter, P.L. at al. 1975. Plants in The Landscape. Freeman and Co. San
Fransisco.
Lane, S., Petersham, and Thame, R. 2008. Ham House Garden. London. www.
Gardenvisit..com
Royal Horticulture Sociaety, 2005. Helios Urban Space: Modern Eden. London.
http://www.rhs.org.uk/chelsea/2005/exhibitors/