TENTANG
WALIKOTA PADANG,
dan
WALIKOTAPADANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
R?JMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota hasil
?emilihan Umum Kepala Daerah tahun 2014.
RPJMD berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kota Padang Tahun 2004-2020, dan memperhatikan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 serta Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Barat 2010-2015.
BAB III
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANO LINOKUP
Bagian Kesatu
Maksud
Pasa13
aksud RPJMD Tahun 2014-2019 adalah untuk memberikan arah dan pedoman
g: pelaku pembangunan (pemerintah, swasta dan masyarakat) dalam melakukan
egiatan pembangunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
:ota Padang yang dijabarkan dan visi, misi dan program Walikota dan Wakil
'a.ikota hasil pemilihan umum kepala daerah yang telah dilaksanakan secara
ngsung pad a tahun 2014.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal4
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 5
:) Ruang Lingkup RPJMD Tahun 2014-2019 meliputi penjabaran visi, misi, tujuan
dan sasaran dan arah kebijakan serta prioritas dan program strategis Walikota
disertai dengan rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif.
f
.
RPJMD Tahun 2014-2019 sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dijadikan
sebagai tolok ukur dalam melakukan evaluasi kinerja tahunan dan,.kinerja lima
tahunan Pemerintah Daerah.
BABIV
SISTEMATIKA
Pasal 6
Pasal 7
Pelaksanaan lebih lanjut terhadap RPJMD Tahun 2014-2019, dituangkan
dalam rencana tahunan pada RKPD yang menjadi pedoman dalam penyusunan
APBD.
2 RPJMD wajib dilaksanakan oleh Walikota dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan di Daerah.
. BABV
PENGENDALIANDAN EVALUASI
Pasal 8
I
dilakukan oleh Walikota atau Pejabat yang ditunjuk sesuai ketentuan peraturan
pe.rundang-uridangan.
""' Pengendalian dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
setiap tahun
BABVI
KETENTUANPERALIHAN ..
Pasal9
~ saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka RPJMD Kota Padang Tahun
_':-2019 menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan
U:1 2019 dan dapat diberlakukan sebagai RPJMD transisi, sebagai pedoman
penyusunan RKPD Tahun 2019 sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah Kota
dang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengab Daerab Kota Padang
- c:.....run 2019-2024 yang memuat visi dan misi Walikota terpilih ..
Pasal 10
a saar Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka Peraturan Daerah Kota Padang
nmor 9 Tahun 2009 ten tang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Padang Tahun 2009-2014 (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 9)
aimana telah diubab dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 10 Tahun
(J.embaran Daerab Tabun 2011 Nomor 10) dicabut dan dinyatakan tidak
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Ditetapkan di Padang
pada tanggal I'l. NoveW'{r,e t: 2014
WALIKOTA PADANG
Dnmdangkan di Padang
:l3.da tanggal \?o. wO\JeW\~~f 2014
oEKRETARIS D(ERAH KOTA PADANG
NA
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PADANG
NOMOR G TAHUN 2014
TENTANG
:-s.SALOEMI PASAL
?asal 1
Culcup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal3
Cukup jelas
Pasa14
Cukup jelas
Pasal5
Cukupjelas
Pasa16
Cukupjelas
Pasal 7
Cukupjelas
Pasa18
Cukupjelas
':'Iasa19
Cukupjelas
Pasal 10
Culcup jelas
Paaal 11
Cukupjelas
l
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. LatarBelakang 1
1.2. MaksuddanTujuan 2
1.3. LandasanHukum 3
1.4. HubunganAntarDokumenPerencanaan 5
1.5. SistematikaPenulisan 6
Halaman
Tabel 2.1 Kecamatan di Kota Padang Menurut Luas Wilayah Darat, 9
Administrasi dan Ketinggian Daerah Tahun 2012
Tabel 2.2 Luas Penggunaan Lahan Menurut Jenis Penggunaannya di 14
Kota Padang
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Padang Tahun 21
2010-2013
Tabel 2.4 Komposisi Penduduk Kota Padang Menurut Kelompok Umur 22
Tahun 2013
Tabel 2.5 PDRB Kota Padang Atas Harga Konstan Tahun 2000 Menurut 24
Lapangan Usaha Tahun 2009-2012
Tabel 2.6 Distribusi PDRB Kota Padang Atas Harga Berlaku Menurut 25
Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
Tabel 2.7 Perkembangan dan Perubahan Indeks Harga Konsumen, 26
Inflasi Bulanan dan Inflasi Tahunan di Kota Padang Tahun
2011-2013
Tabel 2.8 Angka Melek Huruf Kota Padang dan Sumatera Barat Tahun 28
2006-2013
Tabel 2.9 Rata-Rata Lama Sekolah Berbagai Kota di Sumatera Barat 29
Tahun 2009-2013
Tabel 2.10 Indikator Kesejahteraan Bidang Kesehatan Kota Padang 30
Tahun 2008-2013
Tabel 2.11 Potensi Seni Budaya Kota Padang 31
Tabel 2.12 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni 33
(APM) per 1000 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun
2009-2012
Tabel 2.13 Jumlah Guru, Murid dan Rasio Menurut Jenjang Pendidikan 34
Tahun Ajaran 2007-2012
Tabel 2.14 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kota Padang Tahun 2011 35
Tabel 2.15 Fasilitas Prasarana Kesehatan di Kota Padang Tahun 2008- 36
2012
Tabel 2.16 Fasilitas dan Rasio Sarana Kesehatan di Kota Padang Tahun 37
2008-2012
Tabel 2.17 Nilai Pembentukan Modal di Kota Padang Tahun 2008-2012 38
Tabel 2.18 Persentase Pengeluaran Per Kapita Penduduk Per Bulan 39
Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Padang Tahun 2011-
2012
Tabel 2.19 Panjang Jalan, Jumlah Kendaraan dan Rasio Panjang Jalan 40
Terhadap Kendaraan dan Jumlah Penduduk Tahun 2008-2012
Tabel 2.20 Kebutuhan Investasi Kota Padang Tahun 2014-2019 41
Tabel 2.21 Nilai IPM Wilayah Perkotaan di Propinsi Sumatera Barat 42
Tahun 2009-2012
Tabel 3.1 Dasar Hukum Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah di 44
Kota Padang
Tabel 3.2 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah dan Tingkat 46
Pertumbuhan Rata-Rata Per Tahun
Tabel 3.3 Perkembangan Proporsi Pendapatan Daerah dan Tingkat 48
Pertumbuhan Rata-Rata Per Tahun
Tabel 3.4 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah dan Tingkat 50
Pertumbuhan Rata-Rata per Tahun
Tabel 3.5 Perkembangan Realisasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak 52
Langsung
Tabel 3.6 Perkembangan Proporsi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan 53
Jasa, serta Belanja Modal Tahun 2009-2013
Tabel 3.7 Perkembangan Realisasi Pembiayaan dan Rata-Rata 54
Pertumbuhan Per Tahun
Tabel 3.8 Perkembangan Pos-Pos Neraca dan Rata-Rata Pertumbuhan 56
per Tahun
Tabel 3.9 Perkembangan Rasio Keuangan Pertumbuhan Rata-Rata Per 58
Tahun
Tabel 3.10 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur 58
Tabel 3.11 Defisit Riil Anggaran 59
Tabel 3.12 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 60
Tabel 3.13 Kemampuan Keuangan Derah 61
Tabel 3.14 Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas 62
Utama
Tabel 3.15 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai 62
Pembangunan Daerah
Tabel 3.16 Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2014-2019 64
Tabel 3.17 Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk 67
Mendanai Pembangunan Daerah
Tabel 4.1 Hubungan Pembangunan Kota Padang Dengan Daerah 74
Tetangga
Tabel 5.1 Hubungan Hirarkis antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran 88
Tabel 6.1 Hubungan antara Strategi dan Arah Kebijakan pada Misi 1 93
Tabel 6.2 Hubungan antara Strategi dan Arah Kebijakan pada Misi 2 96
Tabel 6.3 Hubungan antara Strategi dan Arah Kebijakan pada Misi 3 99
Tabel 6.4 Hubungan antara Strategi dan Arah Kebijakan pada Misi 4 102
Tabel 6.5 Hubungan antara Strategi dan Arah Kebijakan pada Misi 5 108
Tabel 6.6 Hubungan antara Strategi dan Arah Kebijakan pada Misi 6 114
Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk 119
Misi 1
Tabel 7.2 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk 125
Misi 2
Tabel 7.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk 130
Misi 3
Tabel 7.4 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk 135
Misi 4
Tabel 7.5 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk 150
Misi 5
Tabel 7.6 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk 155
Misi 6
Tabel 8.1 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 166
Pendidikan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.2. Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 170
Kesehatan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.3 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 179
Pekerjaan Umum dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.4 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 186
Perumahan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.5 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 191
Penataan Ruang dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.6 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 195
Perencanaan Pembangunan dan Pendanaan Tahun 2014-
2019
Tabel 8.7 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 198
Perhubungan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.8 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 203
Lingkungan Hidup dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.9 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 209
Pertanahan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.10 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 212
Kependudukan & Catatan Sipil dan Pendanaan Tahun 2014-
2019
Tabel 8.11 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 216
Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak dan
Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.12 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 218
Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera dan Pendanaan
Tahun 2014-2019
Tabel 8.13 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 221
Sosial dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.14 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 225
Ketenagakerjaan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.15 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 229
Koperasi & UKM dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.16 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 233
Penanaman Modal dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.17 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 236
Kebudayaan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.18 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 238
Pemuda & Olah Raga dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.19 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 241
Kesatuan Bangsa & Politik Dalam Negeri dan Pendanaan
Tahun 2014-2019
Tabel 8.20 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 244
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian &
Persandian dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.21 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 253
Ketahanan Pangan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.22 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 255
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dan Pendanaan Tahun
2014-2019
Tabel 8.23 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 258
Statistik dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.24 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 260
Kearsipan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.25 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 266
Komunikasi & Informatika dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.26 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 269
Perpustakaan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.27 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 273
Pertanian dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.28 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 279
Kehutanan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.29 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 281
Energi & Sumber Daya Mineral dan Pendanaan Tahun 2014-
2019
Tabel 8.30 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 285
Pariwisata dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.31 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 290
Kelautan & Perikanan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.32 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 298
Perdagangan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.33 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 303
Industri dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.34 Rekapitulasi Kerangka Pendanaan dan Program Prioritas 304
Pembangunan Daerah Menurut Urusan Tahun 2014-2019
Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Pembangunan Kota Padang 306
Tahun 2014-2019
BAB I
PENDAHULUAN
1
Panjang (RPJP) Kota Padang periode 2004-2020 yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Nomor 18 Tahun 2004 tanggal 3 Agustus 2004, Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Barat untuk periode 2005-2025
yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007,dan Rencana Tata-
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang periode 2010-2030 yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 dan Permendagri Nomor 72 Tahun
2013. Selanjutnya, penyusunan RPJMD ini menampung aspirasi warga Kota Padang
baik yang berdomisili di Kota Padang maupun yang berada di perantauan secara
lebih rinci dan terfokus sebagaimana dihasilkan dalam Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah (Musrenbang) yang telah dilaksanakan khusus untuk tujuan
ini.
2
untuk mampu bersaing dalam era teknologi informasi dan menghadapi
persaingan global.
6. Merumuskan gambaran pengelolaan keuangan daerah sebagai dasar
penentuan kemampuan pendanaan 5 tahun ke depan, menterjemahkan visi
misi kota Padang ke dalam tujuan sasaran pembangunan daerah serta
menetapkan indikator kinerja satuan perangkat kerja daerah sebagai dasar
penilaian keberhasilan pembangunan.
3
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan
Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi);
19. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54, Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;
22. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Menteri Keuangan Nomor: 28 Tahun 2010; Nomor:
0199/MPPN/04/2010; Nomor: PMK 95//PMK 07/2010 tentang Penyelarasan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2013, Tentang Pedoman
Pembangunan Wilayah Terpadu;
4
24. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2007 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Barat
2005-2025;
25. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kota Padang 2004-2020;
26. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Perubahan
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 Revisi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kota Padang Tahun 2009-2014;
27. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Padang 2010-2030.
5
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan RPJMD Kota Padang 2014-2019 terdiri dari 9 bab yang
saling berkaitan satu sama lain dan secara umum berisikan hal-hal sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Memuat latar belakang penyusunan rencana, maksud dan tujuan,
landasan hukum, hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan
dan sistematika penulisan rencana.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Memuat gambaran umum yang mencakup tentang aspek geografis dan
demografis Kota Padang, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek
pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka
Pendanaan
Berisikan kinerja keuangan daerah masa lalu, kebijakan pengelolaan
keuangan masa lalu dan kerangka pendanaan pembangunan. Kinerja
keuangan masa lalu meliputi kinerja pelaksanaan APBD dan Neraca
Daerah. Kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu meliputi: proporsi
penggunaan anggaran dan analisa pembiayaan. Sedangkan kerangka
pembiayaan meliputi analisis pengeluaran dana dan kerangka
pendanaan masa datang.
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis
Memuat permasalahan pokok pembangunan dan beberapa isu strategis
yang menentukan arah pembangunan Kota Padang 5 tahun mendatang.
BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Berisikan uraian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih serta
tujuan dan sasaran pembangunan Kota Padang kedepan.
Bab VI Strategi Dan Arah Kebijakan
Memuat rumusan strategi dan arah kebijakan pembangunan Kota
Padang untuk periode lima tahun kedepan.
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kota
Memuat arah kebijakan umum daerah menurut urusan wajib dan pilihan
serta program dan kegiatan Pembangunan terkait yang disusun dengan
memperhatikan kondisi dan permasalahan Kota Padang serta sasaran
dan target pembangunan yang akan dicapai.
Bab VIII Indikasi Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Memuat program-program prioritas yang dirinci berdasarkan tahun
perencanaan dan pagu indikatif
6
BAB IX Penetapan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Berisikan penetapan indikator dan target kinerja pembangunan daerah
secara makro maupun menurut program pembangunan. Indikator dan
target kinerja mencakup keluaran (output) dan hasil (outcome).
BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Memuat tentang pedoman transisi kepemimpinan kota dan kaidah
pelaksanaan RPJMD Kota Padang sesuai peraturan perundangan
berlaku.
7
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Pada tahun 1980 wilayah Kota Padang yang sebelumnya terdiri dari 3
Kecamatan dengan 15 Kampung dikembangkan menjadi 11 Kecamatan dan 193
Kelurahan, kemudian dengan ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2005
dilakukan penggabungan kelurahan menjadi 104 Kelurahan. Adapun batas-batas
wilayah administratif Kota Padang, adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
8
Wilayah kecamatan yang terluas di kota Padang adalah Kecamatan Koto
Tangah yaitu 232,25 Km2 atau 33,42% sedangkan wilayah kecamatan yang terkecil
luasnya adalah Kecamatan Padang Barat yaitu 7 Km2 atau 1,01%. Luas dan
komposisi luas lahan serta ketinggian daerah menurut Kecamatan di kota Padang
dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1
Kecamatan di Kota Padang menurut Luas Wilayah Darat Administrasi
dan Ketinggian Daerah
Ketinggian
No. Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)
(m.dpl)
1. Bungus Teluk Kabung 100,78 14,50 0 - 850
2. Lubuk Kilangan 85,99 12,37 25 - 1.853
3. Lubuk Begalung 30,91 4,45 8 - 400
4. Padang Selatan 10,03 1,44 0 - 322
5. Padang Timur 8,15 1,17 4 - 10
6. Padang Barat 7,00 1,01 0-8
7. Padang Utara 8,08 1,16 0 - 25
8. Nanggalo 8,07 1,16 3-8
9. Kuranji 57,41 8,26 8 - 1.000
10. Pauh 146,29 21,05 10 - 1.600
11. Koto Tangah 232,25 33,42 9 - 1.600
Jumlah 694,96 100,00
Sumber: Padang Dalam Angka 2013
2.1.2. Topografi
Kota Padang memiliki garis pantai sepanjang 68,126 km, sebagai kota
pantai, Kota Padang terdiri atas dataran rendah yang terletak pada ketinggian 010
m di atas permukaan laut. Secara keseluruhan, Kota Padang terletak pada
ketinggian yang berkisar antara 0-1.853 m di atas permukaan laut. Daerah tertinggi
adalah Kecamatan Lubuk Kilangan, sedangkan daerah lainnya terletak pada dataran
tinggi, yaitu sebelah Selatan dan Timur. Secara topografi Kota Padang terbagi atas
empat kategori, yaitu:
1. Dataran datar (lereng 0-2%) seluas 16.379,82 Ha (23,57%);
2. Dataran bergelombang (lereng 3-15%) seluas 5.510,93 Ha (7,93%);
3. Dataran curam (lereng 16-40%) seluas 13.219,48 Ha (19,02%);
4. Dataran sangat curam (lereng diatas 40%) seluas 34.385,77Ha (49,48%).
Berdasarkan penyebaran topografinya, lahan efektif Kota Padang berada
pada topografi yang berlereng 0-15% dengan luas 21.890,75 Ha atau 31,5% dari
luas wilayah. Daerah ini tersebar dari pinggiran pantai Barat hingga wilayah Timur
kota.
9
Selanjutnya, berdasarkan posisi wilayah, Kota Padang secara fisik
mempunyai ciri berbeda dengan kota-kota lainnya di Provinsi Sumatera Barat. Ada 3
(tiga) ciri yang menonjol:
1. Wilayah Pantai, yaitu seluruh wilayah pinggiran pantai berhadapan dengan
Samudera Hindia.
2. Wilayah Dataran Rendah, yaitu wilayah yang sebagian besar sudah
berkembang merupakan daerah pusat Kota Padang sebelum Pemekaran
Tahun 1980 dan sebagian wilayah kecamatan hasil Pemekaran.
3. Wilayah Dataran tinggi, yaitu wilayah yang berada pada lereng Bukit Barisan
yang melingkari Kota Padang.
Oleh karena itu, dilihat dari topografi daerah mempunyai karakteristik sangat
bervariasi, dimana dipengaruhi ketiga kondisi wilayah di atas. Secara umum
karakteristik Kota Padang perpaduan antara pantai, daratan dan perbukitan.
Ketinggian wilayah dari permukaan laut berada pada 0 meter sampai di atas 1.853
meter dari permukaan laut. Sebagian besar topografi wilayah Kota Padang memiliki
tingkat kelerangan lahan rata-rata 40%.
Kondisi Topografi Kota Padang dilihat dari aspek kemiringan lahan adalah
sebagai berikut:
1. Kawasan dengan kemiringan lahan antara 0-2% terdapat di Kecamatan
Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, Nanggalo, sebagian Kecamatan
Kuranji, Kecamatan Padang Selatan, Kecamatan Lubuk Begalung dan
Kecamatan Koto Tangah.
2. Kawasan dengan kemiringan lahan antara 3-15% tersebar di Kecamatan
Koto Tangah, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Lubuk Kilangan yakni berada
pada bagian tengah Kota Padang.
3. Kawasan dengan kelerengan lahan 16-40% tersebar di Kecamatan Lubuk
Begalung, Lubuk Kilangan, Kuranji, Pauh dan Koto Tangah.
4. Kawasan dengan kelerengan lahan lebih dari 40% tersebar di bagian Timur
Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh dan bagian Selatan Kecamatan
Lubuk Kilangan, Kecamatan Lubuk Begalung dan sebagian besar Kecamatan
Bungus Teluk Kabung. Kawasan ini merupakan kawasan yang telah
ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung.
10
Pembagian DAS ini dikarenakan wilayah Kota Padang dilalui oleh banyak
sungai besar dan kecil. Terdapat 21 aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota
Padang dengan total panjang mencapai 133,9 Km (5 sungai besar dan 16 sungai
kecil). Umumnya sungai besar dan kecil yang ada di wilayah Kota Padang
ketingginnya tidak jauh berbeda dengan ketinggian permukaan laut. Kondisi ini
mengakibatkan cukup banyak wilayah Kota Padang yang rawan terhadap
banjir/genangan.
Selanjutnya, berdasarkan analisa geolistrik, jenis dan susunan batuan maka
kondisi hidrogeologi Kota Padang dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Karakteristik air bawah tanah
Pada umumnya dataran di Kota Padang ditutupi oleh endapan aluvium dan
terletak di dalam Cekungan Air Tanah (CAT) Padang Pariaman dan Cekungan
Air Tanah (CAT) Painan. Air dalam tanah tersebut berasal dari air yang datang
dari arah timur (perbukitan) dan pada bagian Timur ini merupakan hutan yang
sekaligus sebagai daerah tangkapan air (catchments area). Siklus air hujan
yang turun di kawasan ini sebagian meresap ke dalam tanah dan kemudian
membentuk air tanah. Sebagian lain mengalir di permukaan tanah. Disamping
itu, ada yang menjadi uap air ke udara, dimana sangat tergantung pada suhu
udara dan vegetasi penutup permukaan tanah. Air yang meresap dan masuk ke
dalam tanah membentuk air bawah tanah mengalir ke permukaan sungai dan
terbentuklah sungai mulai dari sungai kecil sampai dengan sungai besar.
Semuanya bermuara ke laut pantai Barat. Secara umum hidrologi Kota Padang
mempunyai 21 aliran sungai yang mengaliri seluruh wilayah kota. Panjang
sungai yang ada di Kota Padang sepanjang 133,9 Km. Tingkat ketinggian
sungai-sungai tersebut pada umumnya tidak jauh berbeda dengan tinggi
permukaan laut.
2) Penyebaran air bawah tanah
Penyebaran air bawah tanah di Kota Padang dibedakan atas dua wilayah air
bawah tanah, yaitu:
a. Wilayah air tanah dataran pantai. Wilayah air tanah dataran pantai
tersimpan dalam batuan-batuan hasil endapan banjir sungai (alluvial
deposits), endapan rawa-rawa pantai (backswamp deposits) dan endapan
banjir pantai atau laut (marine or coastal floodplain deposits).
Semua endapan tersebut berbentuk pasir, lempung, lanau dan kerikil.
Batuan yang menjadi akuifer (pembawa air) berupa pasir halus dan kasar
serta kerikil. Sebaran air bawah tanah dataran pantai meliputi hampir
semua kawasan pantai Kota Padang. Wilayah dataran pantai ini
mempunyai keterusan air (permeability) dari sedang hingga tinggi.
Muka air tanah dangkal (water table) umumnya sangat dangkal yaitu
antara 1 s/d 2 meter dan pada musim penghujan bisa lebih tinggi lagi.
Debit sumur berkisar 2-5 liter/detik.
11
b. Wilayah Air Tanah Perbukitan, perbukitan menyangkut daerah imbuhan air
tanah dan cekungan air tanah yang tidak mengenal batas topografi dan
administrasi. Sebagian besar wilayah timur dan selatan merupakan daerah
perbukitan berasal dari endapan gunung api antara lain endapan lahar,
tufa andesit, tufa kristal dan lava, aggolomerat. Wilayah perbukitan ini
membawa air (akuifer) memiliki keterusan yang rendah dan debit sumur
dibawah 2 liter/detik. Beberapa mata air yang muncul di kawasan ini, pada
umumnya mempunyai debit kurang dari 2 liter/detik.
2.1.3.2. Klimatologi
Suhu udara Kota Padang sepanjang tahun 2013 berkisar antara 22,0C
sampai 31,7C dan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 80%-85% dengan
curah hujan rata-rata 347,5 mm/bulan dan rata-rata hari hujan 19 hari . Curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember (615 mm) dan terendah pada bulan
Maret (81 mm). Angin didominasi oleh angin Barat, Barat Daya, Barat Laut dengan
kecepatan rata-rata 5-6 knot, dan kecepatan tertinggi mencapai 9-35 knot.
Dipengaruhi oleh angin musim maka arus permukaan di wilayah perairan Kota
Padang sepanjang tahun mengalir ke arah Tenggara hingga Barat Daya (musim
Barat) dengan kekuatan arus antara 1-45 cm/detik biasanya mencapai puncak pada
bulan Desember.
Arus musim Timur terjadi antara bulan April hingga Oktober, melemah
dengan kekuatan antara 1 cm/detik hingga 36 m/detik. Pada bulan Juli arus
mencapai kekuatan minimum antara 1 cm/detik hingga 5 cm/detik. Selain itu di
perairan Kota Padang juga terjadi arus pantai yang diakibatkan oleh gelombang.
Arus ini berpengaruh terhadap abrasi dan sedimentasi pantai. Tinggi gelombang
yang terjadi berkisar antara 0,5-2,0 meter.
12
3. Kipas Alluvium (Qt) merupakan batuan terdiri dari rombakan batuan andesit
berupa bongkah-bongkah yang berasal dari gunung api strato, bewarna abu-
abu kehitaman, keras, komposisi mineral piroksen, homblende dan mineral
hitam lainnya. Batuan ini tersebar di bagian bawah lereng-lereng
pegunungan dan perbukitan sekitar Bukit Nago dan Limau Manis.
4. Tufa Kristal (QTt) merupakan tufa kristal yang mengeras yang terlihat pada
singkapan setempat-setempat di perbukitan di Bukit Air Manis, di Teluk
Nibung dan dan Lubuk Begalung hingga ke perbukitan di Kelurahan Labuhan
Tarok.
5. Andesit (Qta) dan Tufa (QTp) merupakan batuan gunung berapi yang masih
masif bewarna hitam keabu abuan hingga putih, andesit berselingan dengan
tufa, terlihat pada singkapan setempat-setempat di Pegambiran, Tarantang
dan perbukitan Air Dingin yang bersebelahan dengan batu gamping.
6. Batu Gamping (PTls) berwarna putih hingga ke abu-abuan, terlihat pada
singkapan di Indarung, sekitar Bukit Karang Putih.
7. Fillit, Batu Pasir, Batu Lanau Meta (PTps) fillit bewarna hitam hingga abu
kemerahan, batu pasir bewarna abu-abu kehijauan mengandung klorit keras
dan berbutir halus dan batu lanau bewarna hijau kehitaman. Batuan ini
terlihat pada singkapan Koto Lalang (jalan ke arah Solok). Umumnya
mendasari bukit-bukit dan pegunungan yang landai.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pertambangan
dan Energi, potensi pertambangan dan mineral Kota Padang terdiri dari:
1. Batu Kapur yang terletak di Bukit karang putih, Bukit Batu Gadang, Ngalau
Baba, Karang Cermin, Lereng Barat Bukittinggi Karang Bagayuik, Karang
Rabana dan Lubuk Kilangan.
2. Emas terletak di Bukik Bulek, Batu Busuk.
3. Granit terletak di Lubuk Kilangan seluas 1375 Ha sebanyak 2.800.000.000
Ton.
4. Silika terletak di Bukik Ngalau dan Bagian Timur Bukit Karang Putih
Kecamatan Lubuk Kilangan seluas 154 Ha diperkirakan 150.000.000 Ton.
5. Tanah Liat terletak di Sungai Bangek dan Air Dingin Kecamatan Koto
Tangah.
13
2.1.5. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kota Padang dapat dibedakan atas 2 kelompok utama,
yaitu (a) lahan sawah sekitar 7,22% tahun 2012 dan tahun 2013 adalah sekitar
6,41%, (b) bukan lahan sawah sekitar 92,79% tahun 2012 dan tahun 2013 adalah
sekitar 92,80%. Diantara 92,80% tersebut sebagian besar masih merupakan hutan
lebat, yaitu sekitar 51,01%, sedangkan lebih kurang 10,96% digunakan sebagai
areal tanah perumahan dan industri. Selebihnya lahan digunakan untuk kegiatan
perdagangan dan jasa, pemerintahan, dan sebagainya seperti pada tabel 2.2:
Tabel 2.2
Luas Penggunaan Lahan Menurut Jenis Penggunaannya
di Kota Padang
2012 2013
No. Jenis penggunaan
2
Luas (Km ) % Luas (Km2) %
A Lahan Sawah 5.014,25 7,22 4.456,95 6,41
1. Sawah Irigasi Teknis 4.934,00 7,10 4.394,00 7,10
2. Sawah Irigasi Non Teknis 80,25 0,12 62,95 0,09
14
1) Wilayah Potensi Perikanan
Wilayah Pelabuhan Bungus akan dikembangkan sebagai Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Bungus yang pengelolaannya dibawah pengawasan
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pelabuhan Bungus akan dikembangkan
sebagai pelabuhan perikanan yang terintegrasi dengan rencana pengembangan
Kawasan Minapolitan Bungus. PPS Bungus akan dikembangkan sebagai
pelabuhan perikanan samudera dalam skala pelayanan regional dan bahkan
internasional, dengan jangkauan wilayah tangkapan ikan sampai zona batas
perairan internasional dan dengan jenis kapal ikan yang cukup besar serta
lengkap dengan sistem penyimpanan ikan dalam jangka waktu agak lama (rata-
rata 1 minggu).
Di kawasan PPS Bungus ini sudah ada dan dilengkapi dengan kegiatan
penunjang seperti: kantor administrasi pelabuhan, dermaga dan tempat parkir
kapal-kapal penangkap ikan, bengkel perbaikan kapal, depo BBM, kantor
administrasi pelabuhan, pabrik pengolahan ikan, pabrik pembuatan es,
pergudangan, cold storage, perumahan karyawan dan bangunan mess yang
disewakan bagi awak kapal yang sedang berlabuh. Armada kapal ikan dan
bongkar muat ikan di PPS Bungus ini, tidak hanya dari wilayah Kota Padang
saja tetapi juga berasal dari kota dan kabupaten lain yang berada di Sumatera
Barat bahkan juga berasal dari daerah-daerah lainnya.
Khusus untuk pelabuhan Muara Anai juga direncanakan untuk pengembangan
pelabuhan nelayan yang melakukan aktivitas penangkapan ikan di sekitar
kawasan perairan setempat dengan bobot kapal dibawah 30 DWT yang
membawa hasil pemanfaatan sumber daya laut lainnya.
2) Wilayah Potensi Pertanian
Ruang untuk pengembangan budi daya pertanian kota diarahkan pada lokasi-
lokasi yang memiliki saluran-saluran irigasi teknis yang berada pada Kecamatan
Pauh, Kuranji, Bungus Teluk kabung, Koto Tangah atau lainnya. Upaya untuk
mempertahankan kawasan pertanian kota tidak hanya dalam rangka ketahanan
pangan namun juga sebagai bagian daripada penataan lanskap kota dalam
upaya menjaga keseimbangan yang bertujuan untuk membatasi terjadinya
urbanisasi penduduk atau tidak terjadinya perpindahan mata pencaharian
penduduk dari pertanian ke lainnya, sehingga pertanian tetap terjaga antara
lahan terbangun dan lahan tidak terbangun. Pertanian perkotaan yang terletak
pada hampir semua wilayah kecamatan kecuali kecamatan-kecamatan di
kawasan pusat kota seoptimal mungkin tetap dipertahankan dan sebagian
dikembangkan untuk pengembangan polder pengendali banjir yang dipadukan
dengan pengembangan kegiatan rekreasi keluarga.
Keberadaan Hutan Lindung dan Hutan Suaka di Kota Padang yang harus dijaga
kelestariannya memerlukan penyangga sebagai pembatas antara kawasan
lindung dengan kawasan budi daya lainnya. Dalam sejarahnya, beberapa
kawasan Kota Padang memiliki potensi sebagai penghasil gambir, pala, karet,
15
cokelat dan tanaman perkebunan lainnya. Dalam rangka pemberdayaan
ekonomi masyarakat yang tinggal di kawasan yang berbatasan dengan
kawasan lindung dan suaka perlu untuk melibatkan partisipasi masyarakat
dalam menjaga kelestariannya, Kawasan penyangga yang menjadi pembatas
kawasan lindung dan suaka tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai
kawasan perkebunan.
3) Wilayah Potensi Pariwisata
Potensi wisata yang ada meliputi wisata alam, budaya, bahari, belanja, kuliner,
sejarah dan wisata konvensi. Pengembangan wisata kuliner, belanja dan
konvensi direncanakan terintegrasi dengan kawasan perdagangan dan jasa.
Sedangkan wisata alam budaya dan sejarah direncanakan terintegrasi pada
wisata kuliner. Rincian kawasan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pengembangan kawasan pariwisata alam diarahkan pada kawasan Pantai
Padang, Gunung Padang dan Pantai Air Manis, Sungai Pisang, Pantai Pasir
Jambak serta pulau-pulau kecil yang memiliki potensi wisata di wilayah
perairan Kota Padang;
b) Pengembangan kawasan pariwisata budaya diarahkan pada kawasan kota
lama yaitu kawasan pondok dan kawasan muaro serta kawasan ruang
terbuka hijau di lapangan Imam Bonjol. Selain itu dikembangkan kawasan
permukiman tradisional/adat yang masih menjalankan adat dalam
kehidupan sehari-hari. Rencana pengembangan nagari adat di Kecamatan
Bungus Teluk Kabung dan Kecamatan Koto Tangah serta Kecamatan Pauh;
c) Pengembangan kawasan Agrowisata diarahkan pada kawasan kecamatan
Koto Tangah, kawasan ini juga dikembangkan untuk wisata keluarga
d) Pengembangan taman wisata alam Taman Hutan Raya Bung Hatta yang
diarahkan menjadi kawasan wisata ilmiah dan keluarga.
4) Wilayah Potensi Industri
Kawasan industri di kota Padang dikembangkan untuk menampung kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi
dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri. Untuk mendukung aktifitas ekonomi juga dikembangkan kawasan
pergudangan yang difungsikan untuk semua aktivitas yang berhubungan
dengan penyimpanan peralatan besar atau produk-produk atau bahan-bahan
dalam jumlah besar di ruang terbuka atau di ruang tertutup dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang.
Dengan pengembangan ekonomi kota yang bertumpu pada pengembangan
industri, maka pengembangan kawasan industri diarahkan kepada:
a) Kegiatan produksinya dibangun berdasarkan optimasi pemanfaatan sumber
daya lokal di sekitar Kota Padang dan keahlian masyarakat setempat.
b) Melibatkan tenaga kerja dari penduduk setempat.
c) Menghasilkan nilai tambah agregat yang besar.
16
d) Dapat memicu pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor terkait.
e) Mempunyai prospek pasar potensial dan berkelanjutan pada berbagai
sektor terkait.
f) Komponen kegiatan industri mempunyai prospek kelayakan finansial yang
menjanjikan sehingga hasil kegiatannya akan dapat diwujudkan kegiatan
industri yang secara komersial dapat berjalan dan tumbuh secara mandiri.
Pengembangan kawasan industri selalu berkaitan dengan kebutuhan areal
untuk pergudangan. Pertimbangan-pertimbangan dalam penetapan kawasan
pergudangan antara lain:
a) Memiliki sirkulasi yang baik dan terintegrasi dengan sistem transportasi
regional
b) Memiliki akses yang baik terhadap outlet (pelabuhan barang) dan kegiatan
perdagangan niaga atau industri
c) Kawasan pergudangan diarahkan terintegrasi dengan kawasan utama yang
didukungnya yaitu kegiatan industri, perdagangan dan transportasi.
d) Meningkatkan peran Kota Padang sebagai simpul koleksi dan distribusi
dalam sistem perwilayahan regional Provinsi Sumatera Barat.
e) Operasionalisasi kawasan industri yang akan berdampak pada peningkatan
aliran barang, baik bahan baku maupun barang produksi. Peningkatan ini
akan berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhan kawasan
pergudangan yang berfungsi sebagai pos transisi dalam proses distribusi
barang.
f) Kecenderungan perkembangan kegiatan perdagangan dan niaga dalam
skala regional akan memberikan konsekuensi terhadap peningkatan arus
barang dalam jumlah besar.
g) Kawasan pergudangan serta kegiatan utama yang didukungnya terpisah
dari kawasan perumahan menggunakan buffeer zone berupa jalur hijau
dan jaringan jalan dengan lebar 25-50 meter.
Dengan mempertimbangkan kriteria tersebut, maka pengembangan kawasan
industri dan pergudangan di Kota Padang diarahkan secara terpadu dengan
Kawasan Pelabuhan Teluk Bayur dan Kawasan Industri di Kecamatan Bungus
Teluk Kabung dengan luas sekitar 183 Ha. Selain itu, juga dikembangkan
kawasan industri semen di Indarung yang terintegrasi dengan lokasi
penambangannya. Selain itu, juga telah dikembangkan kawasan industri semen
di Indarung yang terintegrasi dengan lokasi penambangannya, serta Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) di koridor Utara By Pass, Kawasan Industri Kecil di
Kecamatan Lubuk Kilangan dan Kecamatan Lubuk Begalung.
5) Wilayah Potensi Pertambangan
Kawasan pertambangan dikembangkan untuk menampung kegiatan
pertambangan bagi wilayah yang sudah maupun akan segera dilakukan
kegiatan pertambangan, baik yang terkait dengan pengembangan area
tambang untuk mendukung pengembangan pabrik Semen Padang maupun
pengembangan bahan tambang lainnya.
17
Tujuan pengembangan kawasan pertambangan adalah untuk:
1. Menyediakan ruang untuk kegiatan-kegiatan pertambangan dalam upaya
meningkatkan keseimbangan antara penggunaan lahan secara ekonomis,
lingkungan dan mendorong pertumbuhan lapangan kerja.
2. Menjamin kegiatan pertambangan yang berkualitas tinggi dan melindungi
penggunaan lahan untuk pertambangan serta membatasi penggunaan non
pertambangan.
Sedangkan untuk kegiatan penambangan rakyat (Galian non logam) dalam
skala kecil dilakukan pada lokasi-lokasi yang tergolong bukan daerah rawan
tambang sebagaimana yang telah ditetapkan oleh instansi terkait.
18
2) Gelombang Tsunami
Solusi mekanisme fokal dari beberapa pusat gempa, umumnya menunjukkan
tipe sesar naik. Sumber patahan seperti ini jika mempunyai magnitudo lebih
besar dari atau sama dengan 7 Skala Richter sangat berpotensi sebagai
pembangkit gelombang tsunami.
Letak Kota Padang yang berada di Pantai Barat Sumatera, yang berbatasan
langsung dengan laut terbuka (Samudera Hindia) dan zona tumbukan aktif dua
lempeng menjadikan Padang salah satu kota paling rawan bahaya gelombang
Tsunami. Gempa tektonik sepanjang daerah subduksi dan adanya seismik aktif,
dapat mengakibatkan gelombang yang luar biasa dahsyat. Dari catatan sejarah
bencana, gelombang tsunami pernah melanda Sumatera Barat pada tahun
1797, tahun 1833 dan terakhir pada tahun 2010 yang melanda kabupaten
Kepulauan Mentawai.
3) Longsoran Lahan
Hasil analisis tingkat bahaya longsoran lahan menunjukkan sebagian besar
daerah berada pada daerah yang memiliki tingkat bahaya longsoran lahan yang
tinggi. Tingkat bahaya longsoran lahan rendah umumnya terdapat pada daerah
dataran alluvial dan dataran alluvial pantai dengan lereng 0-8%, sedangkan
tingkat bahaya longsoran lahan sedang terdapat pada daerah lereng kaki
pegunungan dan kompleks perbukitan vulkanik.
Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya longsoran lahan di Kota Padang
adalah karakteristik lahannya berupa kemiringan lereng berkisar 23-99%.
Bentuk lereng umumnya tidak beraturan (irreguler), dengan panjang lereng
yang bervariasi, mulai dari 12 hingga 150 meter. Ketinggian daerah yang
sebagian besar berupa kompleks perbukitan vulkanik, dan kompleks
pegunungan vulkanik dengan ketinggian relief berkisar antara 500-1.000 meter
dari permukaan laut.
Tingkat bahaya longsoran lahan tinggi hampir terdapat pada setiap Kecamatan
di Kota Padang, kecuali Kecamatan Padang Utara dan Padang Timur. Hal ini
disebabkan daerah tersebut umumnya memiliki topografi daerah yang datar
dengan kemiringan berkisar 0-8%, Penggunaan lahan permukiman dan
prasarana publik pada daerah ini umumnya terkonsentrasi pada daerah yang
memiliki topografi datar. Tingkat risiko longsoran lahan tinggi yang memiliki
luasan terbesar terdapat pada Kecamatan Padang Selatan dengan luas 16 Ha,
sedangkan tingkat bahaya longsoran lahan yang rendah umumnya terdapat
pada setiap kecamatan.
4) Erosi Pantai
Erosi pantai/abrasi merupakan peristiwa alam yang mengakibatkan terjadinya
pengikisan pada pantai sehingga luas daerah pantai menjadi berkurang. Erosi
pantai/abrasi terjadi akibat pengaruh yang berasal dari laut yaitu berupa
gelombang, arus laut dan longshore current atau arus sejajar pantai.
19
Pada umumnya proses interaksi antara perairan pantai dengan laut lepas lebih
banyak ditemui pada pantai di Kota Padang karena pantai-pantai tersebut
banyak berhubungan dengan lautan, terkecuali Pantai Bungus, karena pantai ini
terletak pada daerah teluk, maka kecepatan arus sepanjang pantainya
cenderung menjadi rendah.
Salah satu faktor penyebab tingginya laju abrasi pantai, khususnya di daerah
Pasir Parupuk disebabkan oleh konstruksi yang dibangun (creep) kurang
memadai (pemecah gelombang Oleh karena konstruksi ini berfungsi
menghadang aliran litoral (litoral drift), Kondisi semacam ini akan memicu
proses abrasi yang terjadi di wilayah tersebut.
Umumnya pantai Padang kebanyakan pantai pasir yang terdiri dari kuarsa dan
feldspar, bagian yang paling banyak dan paling keras sisa-sisa pelapukan lahan
atas (upland). Untuk daerah pasir di sekitar Kampus Universitas Bung Hatta,
merupakan sisa-sisa terumbu karang yang dominan. Pantai ini dibatasi hanya di
daerah tempat gerakan air yang kuat mengangkut partikel-partikel yang halus
dan ringan.
5) Banjir
Bahaya banjir di Kota Padang dapat dibedakan menjadi bahaya banjir tinggi,
sedang dan ringan. Kota Padang mempunyai potensi banjir tinggi dan sedang
bahkan terdapat potensi banjir bandang. Bahaya banjir sedang jarang terjadi
dan kalau terjadi hanya dalam jangka waktu relatif panjang, sedangkan yang
sering terjadi banjir ringan dalam bentuk genangan sementara pada musim
hujan.
Banjir sedang terjadi pada wilayah perpaduan antara bentuk lahan perbukitan
vulkanik bagian Timur, bentuk lahan aluvial bagian Tengah dan bentuk lahan
miring bagian Barat. Daerah bagian Timur merupakan perbukitan vulkanik
Daerah ini merupakan lahan aluvial dan miring yang dilalui oleh beberapa
sungai besar seperti Batang Bungus, Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang
Air Dingin serta masih ada lagi 18 sungai kecil lainnya yang mempunyai aliran
permanen sepanjang tahun. Oleh karena, Kota Padang merupakan daerah
tropis mempunyai curah hujan yang cukup tinggi dengan rata-rata curah hujan
348 mm per bulan dan rata-rata hari hujan 19 hari per bulan, sehingga terjadi
luapan sungai dan banjir bandang.
Tingkat bahaya banjir ringan bersifat genangan terbesar terdapat pada
Kecamatan Koto Tangah dengan luas daerah 790 ha umumnya disebabkan oleh
curah hujan yang tinggi dan kejadian pasang surut air laut. Kejadian banjir di
Kota Padang sering bertepatan dengan kejadian pasang naik, sehingga air yang
akan mengalir ke laut terhambat karena bertemunya dua massa air, yaitu
massa air tawar dan massa air laut ini yang sering menyebabkan banjir ringan
yang bersifar genangan.
20
2.1.8. Kondisi Demografi
A. Jumlah Penduduk
Berdasarkan Sensus Penduduk (SP, 2010), jumlah penduduk Kota Padang
tercatat sebanyak 833.562 jiwa. Jumlah penduduk tersebut tersebar kedalam 11
wilayah kecamatan Kota Padang. Jumlah penduduk terbanyak terlihat pada
Kecamatan Koto Tangah, Kuranji dan Lubuk Begalung. Sedangkan kecamatan yang
terendah jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Lubuk
Kilangan dan Pauh.
Perkembangan penduduk Kota Padang dalam 5 tahun terakhir menunjukkan
kenaikan, tahun 2009 jumlah penduduk tercatat sebanyak 875.750 orang Kenaikan
tersebut disebabkan perkiraan dari tahun 2006 menggunakan pekiraan laju
pertumbuhan penduduk rata-rata 2,23% pertahun, yaitu perkiraan SP 1980 dan SP
1990 yang dikoreksi dengan SUPAS 1995, sehingga jumlah penduduk Kota Padang
terjadi penurunan yang tajam dengan hasil SP 2000, yaitu sebanyak 833.562 orang.
Apabila dibandingkan hasil Sensus Penduduk 2010, dengan SP. 2000, jumlah
penduduk sebanyak 713.242 orang, maka diperoleh laju pertumbuhan penduduk
sekitar 1,57% pertahun. Dari data pertumbuhan antar 2 sensus diatas dapat
diproyeksikan jumlah penduduk dalam beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan hasil SP 2010, diperkirakan jumlah penduduk Kota Padang
diharapkan menggunakan laju pertumbuhan 1,57% pertahun, sehingga laju
pertumbuhan 2,23% tidak relevan lagi. Berdasarkan itu pula jumlah penduduk Kota
Padang pada tahun 2011 akan menjadi sebanyak 844.316 orang dan tahun 2012
sebanyak 854.336 orang, dan pada tahun 2013 diperkirakan naik menjadi 876.678
orang.
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Padang
Pada Tahun 2010-2013 (orang)
Kepadatan
Kecamatan 2010 2011 2012 2013 Penduduk
Tahun 2013
1. Bungus Teluk Kabung 22.896 23.142 23.360 23.858 237
2. Lubuk Kilangan 48.850 49.751 50.249 51.847 603
3. Lubuk Begalung 106.432 108.018 109.584 113.217 3.663
4. Padang Selatan 57.718 57.386 58.320 58.780 5.860
5. Padang Timur 77.868 77.932 77.989 78.789 9.667
6. Padang Barat 45.380 46.060 46.411 45.781 6.540
7. Padang Utara 69.119 69.275 69.729 70.051 8.670
8. Nanggalo 57.275 57.731 58.232 59.137 7.328
9. Kuranji 126.729 128.835 130.916 135.787 2.365
10. P a u h 59.216 60.553 61.755 64.864 443
21
11. Koto Tangah 162.079 165.633 167.791 174.567 752
Jumlah 833.562 844.316 854.336 876.678 1.261
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka 2013
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan yang paling kecil jumlah
penduduknya adalah kecamatan Teluk Kabung dengan tingkat kepadatan juga
paling rendah yakni 237 jiwa/km2 pada tahun 2013, sedangkan kecamatan yang
paling padat penduduknya adalah Kecamatan Padang Timur dengan tingkat
kepadatan 9.667 jiwa/km2, yang diikuti oleh kecamatan Padang Utara dan
Kecamatan Nanggalo dengan kepadatan penduduk masing-masingnya adalah 8.670
jiwa/km2 dan 7.328 jiwa/km2. Sedangkan untuk jumlah penduduk paling besar
berada di kecamatan Koto Tangah yang merupakan kecamatan terluas di kota
Padang. Data ini memperlihatkan bahwa penyebaran penduduk kota Padang tidak
merata dan masih cenderung terkonsentrasi di pusat kota, hal ini merupakan
fenomena kota pada umumnya.
22
Kelompok Jumlah Penduduk (Jiwa) JUMLAH
Umur
(Tahun) Perempuan Laki-Laki Jumlah % Ratio
A. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang cukup penting
dalam menentukan tingkat keberhasilan pembangunan kota. Dalam tahun 2013 laju
pertumbuhan ekonomi Kota Padang mencapai sekitar 6,45%, angka ini masih
merupakan angka sementara (BPS,2013). Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi
23
Kota Padang adalah 6,61%, angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi tahun
2011 yaitu sebesar 6,41%. Kenaikan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi ini
dicapai dalam tiga tahun terakhir, oleh karena pada tahun sebelumnya
pertumbuhan ekonomi Kota Padang sempat mengalami penurunan akibat gempa
yang terjadi pada tahun 2009, dimana pada tahun 2009 pertumbuhan mengalami
penurunan drastis, yaitu sekitar 5,08% dan tahun 2010 Kota Padang dapat
bertumbuh kembali sebesar 5,95%.
Kenaikan yang cukup berarti dalam tiga tahun terakhir di kota Padang
disebabkan perkembangan beberapa sektor lapangan usaha yang dominan
mengalami pertumbuhan cukup baik diatas 6%, antara lain, sektor pengangkutan
dan komunikasi naik sekitar 7,07% dan sektor jasa-jasa sekitar 6,56%. Sedangkan
sektor dominan lainnya seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran yang naik
sekitar 6%. Ke-tiga sektor ini tercatat menjadi andalan dalam memberikan
konstribusi terhadap pembentukan PDRB Kota Padang, yaitu masing-masing sekitar
24,83%, 16,88% dan 21,60%. Data selengkapnya tentang PDRB kota Padang
selama periode tahun 2009-2013 menurut harga konstan diperlihatkan oleh tabel di
bawah ini.
Tabel 2.5
PDRB Kota Padang atas Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2009-2012 (dalam Rp. Milyar)
Pertum-
No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013*
buhan (%)
1. Pertanian peternakan 583,18 612,53 645,54 680,47 715,95 5,22
kehutanan Perikanan.
2. Pertambangan dan 173,46 185,32 198,15 211,78 229,59 8,41
penggalian
3. Industri pengolahan. 1.854,26 1.938,43 2.033,22 2.119,22 2.234,97 5,46
4. Listrik.gas.air bersih 203,48 214,89 227,54 241,01 253,38 5,13
5. Bangunan 481,03 517,21 558,43 613,49 672,32 9,59
6. Perdagangan hotel dan 2.432,01 2.544,65 2.684,51 2.839,12 3.009,11 5,99
restoran
7. Pengangkutan dan 2.805,27 3.029,07 3.280,00 3.561,59 3.813,23 7,07
komunikasi.
8. Keuangan persewaan 915,99 977,18 1.047,09 1.132,51 1.202,95 6,22
jasa perusahaan
9. Jasa-Jasa 1,896,97 2.002,32 2.117,71 2.238,18 2.385,18 6,56
PDRB Kota Padang 11.345,64 12.021,60 12.792,18 13.637,36 14.516,71 6,45
Sumber: Padang Dalam Angka 2013
Catatan: * = angka sementara
24
dan restoran serta jasa-jasa dan industri pengolahan terhadap perekonomian
daerah.
Dalam perekonomian kota Padang, sektor pengangkutan dan komunikasi
memberikan kontribusi terbesar dimana selama lima tahun terakhir (tahun 2009-
2013) sector ini memberikan kontribusi rata-rata 24,35% dari PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku. Sektor terbesar kedua yang menyumbangkan kontribusi pada
perekonomian kota Padang adalah lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran
yaitu dengan nila rata-rata untuk lima tahun terakhir ini sebesar 21,41%. Besarnya
kontribusi pengangkutan dan komunikasi serta perdagangan besar dan eceran lebih
disebabkan peran Kota Padang sebagai Ibu-Kota Provinsi serta sentral perdagangan
besar dan eceran di Sumatera Barat. Sektor berikutnya yang berkontribusi cukup
besar adalah sektor jasa, yaitu rata-rata sebesar 16,81%, dan sector yang juga
berpotensi besar adalah sector industri pengolahan yakni dengan rata-rata
kontribusi 14,84%.
Mengingat peranan ke-empat sektor ini dominan dalam perekonomian kota
Padang, maka dalam pembangunan pada umumnya dan pembangunan ekonomi
khususnya ke empat sektor ini perlu mendapat perhatian untuk mendorong
perkembangannya dimasa mendatang. Untuk jelasnya kontribusi lapangan usaha
dalam perekonomian kota Padang dapat dilihat dalam Tabel 2.6 berikut ini.
Tabel 2.6
Distribusi PDRB Kota Padang Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha 2009-2013 (dalam %)
No. Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 Rata2
1. Pertanian peternakan 5,73 5,82 5,87 5,78 5,70 5.67
kehutanan Perikanan
2. Pertambangan dan penggalian 1,74 1,69 1,66 1,68 1,66 1.66
3. Industri pengolahan. 14,97 14,89 14,66 14,29 13,81 14.84
4. Listrik.gas.air bersih 2,09 2,00 1,92 1,88 1,81 1.92
5. Bangunan 4,45 4,88 5,10 5,23 5,25 5.02
6. Perdagangan hotel dan 20,85 21,15 21,37 21,50 21,60 21.41
restoran
7. Pengangkutan dan komunikasi 24,31 24,18 24,18 24,34 24,83 24.35
8. Keuangan persewaan jasa 8,76 8,62 8,51 8,66 8,47 8.49
perusahaan
9. Jasa-Jasa 16,99 16,77 16,74 16,63 16,88 16.81
Sumber: Bappeda Kota Padang Dalam Angka 2013 Catatan: * = angka sementara
25
Hal ini ditandai dengan gejala kenaikan biaya hidup (IHK). Pada bulan April
2013 tingkat biaya hidup telah terjadi peningkatan, IHK sebesar 144,22 dan Maret
2013 sekitar 143,42. Kenaikan biaya hidup dalam 2 bulan terakhir mengalami
kenaikan dan mendorong kenaikan harga bahan pokok sekitar 1,14%. Februari
2013, tingkat inflasi tahunan (yoy) diperkirakan akan mencapai 6,59% lebih tinggi
dari pada inflasi akhir tahun 2012, yaitu sekitar 4,18%. Inflasi tahunan (yoy)
Februari 2012 adalah sekitar 5,36%. Tingginya tingkat inflasi tahun 2013
disebabkan oleh kenaikan IHK (Indeks Harga Konsumen) rata-rata sekitar 135,39%
yang mendorong kenaikan inflasi bulanan (mtm) mencapai sekitar 0,63%, dimana
sebelumnya pada bulan Februari 2012 berada pada tingkat terendah, yaitu sekitar
0,91% dan pada bulan Maret 2013 mengalami kenaikan sekitar 0,43% dan inflasi
tahunan berkisar rata-rata 2,95% dengan Indek Harga Konsumen sekitar 134,67%.
Dibandingkan dengan gerakan inflasi tahun sebelumnya relatif
perkembangannya lebih stabil, dimana inflasi bulanan (mtm) tahun 2011 sedikit
jauh lebih tinggi, begitu juga dengan dibandingkan pergerakan inflasi tahun 2010,
Diperkirakan gerakan inflasi kedepan sampai Desember 2013 kondisinya tidak
banyak berbeda dengan tahun sebelumnya, walaupun dalam tahun 2013 terjadi
kenaikan beberapa komoditi kebutuhan pokok seperti cabe dan bawang, namun hal
ini terjadi insidentil karena masalah teknis distribusi saja. Perkembangan dan
perubahan tingkat inflasi tahunan (yoy) dan bulanan (mtm) di Kota Padang tahun
2011-2013 dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut ini.
Tabel 2.7
Perkembangan dan perubahan Indek Harga Konsumen, Inflasi Bulanan
dan Inflasi Tahunan di Kota Padang Tahun 2011 -2013
26
Dari tabel di atas dapat dilihat selama tiga tahun terakhir menunjukkan
bahwa laju inflasi PDRB kota Padang menunjukkan kecenderungan meningkat, hal
ini menunjukkan bahwa perlu perhatian dan penanganan yang lebih untuk
mengendalikan laju inflasi kota agar perkembangan ekonomi dapat mendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah ini.
D. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh banyak
faktor, seperti tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang
dan jasa, lokasi, kondisi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Permasalahan
kemiskinan yang cukup kompleks dan membutuhkan intervensi semua pihak secara
bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial
dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga
belum optimal. Kemiskinan sebagai masalah multidimensi, tidak dipahami hanya
sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi kegagalan pemenuhan hak dasar dan
perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang.
Penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui berbagai upaya untuk
menjamin kehormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat
miskin perwujudan keadilan dan kesetaraan gender, serta percepatan
pembangunan pedesaan, perkotaan, kawasan pesisir, serta kawasan tertinggal.
Di Kota Padang angka kemiskinan dari tahun ketahun mengalami fluktuasi
dimana pada tahun 2012 mencapai angka 5,30% (BPS, 2013), dan mengalami
penurunan pada tahun 2013 pada angka 5,02% (BPS, 2014 *angka sementara).
Dengan berbagai intervensi pemerintah baik pusat dan daerah angka kemiskinan
mengalami penurunan sebesar 0,28%.
A. Pendidikan
Untuk melihat kondisi pendidikan di kota Padang maka indikator pendidikan
yang digunakan dalam pembahasan ini adalah angka melek huruf dan angka rata-
rata lama sekolah.
a) Angka Melek Huruf
Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang
dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Salah satu
indikator pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
menurut MDGs adalah angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun.
Kelompok penduduk ini adalah kelompok penduduk usia produktif, sebagai
sumber daya pembangunan yang seharusnya memiliki pendidikan yang
memadai dan keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Oleh
27
karena itu, dianggap penting untuk melihat perkembangan kemajuan indikator
yang terjadi.
Berdasarkan data BPS, Angka Melek Huruf di Kota Padang selama periode
2006-2012 selalu di atas rata-rata Angka Melek Huruf Provinsi Sumatera Barat,
dimana peningkatannya sudah sangat kecil, rata-rata angka melek huruf kota
padang mencapai nilai 99,49% sedangkan untuk Sumatera Barat nilainya
adalah 96,83%, secara rinci hal ini dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut ini:
Tabel 2.8
Angka Melek Huruf Kota Padang dan Sumatera Barat
Tahun 2006-2013 (Dalam%)
28
Tabel 2.9
Rata-rata Lama Sekolah Berbagai Kota di Sumatera Barat
Tahun 2009-2013 (dalam Tahun)
B. Kesehatan
Indikator kesejahteraan sosial merupakan komponen utama dalam
menentukan Indek Pembangunan Manusia (IPM). Berdasarkan kategori UNDP, IPM
dapat diklasifikasikan atas:
a) Katagori rendah adalah capaian IPM < 50.
b) Kategori menengah kebawah capaian 50 < IPM < 66.
c) Kategori menengah keatas capaian 66 < IPM < 80.
d) Kategori tinggi capaian IPM > 80.
Dalam 5 tahun terakhir capaian IPM Kota Padang cukup bagus dan hampir
merata antar kecamatan. Capaian tertinggi terlihat pada Kecamatan Padang Utara
sekitar 80,70 dan terendah pada Kecamatan Bungus Teluk Kabung sekitar 74,27.
Tahun 2008, angka IPM Kota Padang adalah 77,20 dan pada tahun 2013 naik
menjadi 78,85.IPM Kota Padang jika dibandingkan dengan 19 Kabupaten dan Kota
di Provinsi Sumatera Barat berada pada rangking ke dua setelah Kota Bukittinggi
(79,29).
Tiga komponen utama sebagai indikator kesejahteraan sosial adalah: (1)
Angka Harapan Hidup (expectation of life), (2) angka kelangsungan hidup bayi per
1.000 kelahiran. Biasanya angka ini diukur dengan jumlah kematian bayi setiap
1000 ibu melahirkan (infant mortality rate), dan (3) Balita Gizi Buruk. Ketiga
indikator ini sekaligus memberikan gambaran capaian derajat kesehatan
masyarakat. Sejak 2008-2012 ketiga indikator ini perkembangan cukup
menggembirakan. Dimana jarak angka tertinggi dan terendah semakin kecil.
Perkembangan indikator kesejahteraan sosial dapat dilihat Tabel 2.10 berikut ini:
29
Tabel 2.10
Indikator Kesejahteraan Bidang Kesehatan Kota Padang
Tahun 2008-2013
Hal menarik yang dapat dilihat dari 3 indikator utama di atas adalah Angka
Harapan Hidup (Expectation of Life) yang setiap tahun terus meningkat. Angka
Harapan Hidup memberikan gambaran membaiknya derajat kesehatan penduduk
Kota Padang dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya untuk mewujudkan manusia
berkualitas mutlak diperlukan peningkatan derajad kesehatan masyarakat. Dalam
periode 2008-2013, Angka Harapan Hidup warga Kota Padang sudah 71,45 tahun.
Angka ini sudah berada diatas rata-rata Negara Sedang Berkembang (NSB), yaitu
55 s/d 60 tahun.
Indikator kedua dalam menentukan derajat kesehatan adalah Kelangsungan
Hidup Bayi, dimana terlihat pada tahun 2012 data dalam 1000 ibu melahirkan hanya
terdapat 20,7% angka kematian bayi waktu lahir (Infant Mortality rate), sedangkan
pada tahun 2008 angkanya masih 71,4%. Dalam hal yang sama terhadap indikator
ketiga, yaitu jumlah Balita Bergizi Buruk, terlihat derajat kesehatan bayi juga
meningkat.
30
melingkupinya tidak akan menghilangkan identitas budaya Minangkabau yang
menjadi etalase dari perkembangan Sumatera Barat. Dengan demikian Kota Padang
sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat memperoleh identitas yang
membedakannya dengan kota-kota lain di Provinsi Sumatera Barat dan Indonesia.
Selain mengembangkan potensi seni budaya Minangkabau yang selaras
dengan nilai-nilai Islami yang telah berkembang dalam masyarakat, juga perlu
untuk menghidupkan seni budaya lain yang berkembang dalam masyarakat seperti
budaya dari etnisitas lain yang juga terdapat di Kota Padang ini. Seni Barongsai, dan
Cap Go Meh umpamanya, yang hidup dan berkembang dalam masyarakat etnis
Tionghoa dapat juga menjadi seni dan budaya yang menjadi salah satu hal yang
memperkaya khasanah seni dan budaya yang ada di Kota Padang. Begitu juga
dengan upacara tabur gula, yang berkembang pada masyarakat Kota Padang yang
berasal dari keturunan India/Pakistan dan tata cara pada pesta pernikahan dan
kematian pada setiap suku bangsa yang ada. Beberapa potensi seni dan budaya
yang dimiliki kota Padang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.11
Potensi Seni Budaya Kota Padang
Untuk menumbuh kembangkan potensi seni dan budaya yang ada tentunya
perlu dirancang adanya pertunjukan-pertunjukan secara berkala dengan
membuatkan jadwal dan lokasi yang tetap serta perlunya terkoordinasi secara baik
antar stakeholders. Pengembangan seni dan budaya tersebut juga dapat dijadikan
bahan ajar terutama dikenalkan kepada kelompok anak didik yang berasal dari
pendidikan dasar dan menengah. Sehingga prasangka-prasangka antar etnisitas
(prejudices) akan dapat dikurangi potensinya untuk berkembang. Walaupun dalam
sejarah perkembangan Kota Padang belum pernah ada konflik terbuka massal antar
etnisitas, namun fakta sejarah itu jangan sampai mengurangi kewaspadaan semua
pihak untuk mengantisipasinya secara lebih baik dan lebih awal.
Manfaat lain adalah dapat membendung budaya-budaya negatif dari luar
negeri yang tidak seluruhnya selalu selaras dengan budaya yang telah lama berakar
dalam masyarakat Kota Padang khususnya. Kecenderungan fenomenanya sekarang
adalah dominasi budaya luar yang dipraktikkan oleh sekelompok anak muda dan
31
seiring dengan itu mulai tercerabutnya budaya negeri sendiri, yang sebenarnya jauh
lebih harmonis dan sesuai dengan struktur sosial budaya masyarakat yang ada.
Menyangkut koordinasi dalam hal pelaksanaan (waktu, tempat dan
panitianya) jelas tidak dapat hanya diandalkan pada sumber keuangan pemerintah
Kota Padang saja. Fungsi pemerintah kota lebih sebagai fasilitator kegiatan,
sedangkan dalam hal pelaksanaannya tetap melibatkan banyak kelompok
masyarakat yang peduli dan berkemampuan untuk hal itu. Tidak masanya lagi
hanya membiarkan perkembangan dan pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya
kepada inisiatif beberapa kelompok masyarakat yang peduli saja. Sudah tiba
masanya bagi semua pihak di Kota Padang ini untuk lebih memberikan perhatian
yang lebih terhadap perkembangan seni dan budaya, umumnya seni budaya yang
bernuansa Islam dan yang selaras dengan nilai-nilai Minangkabau. Lebih khusus lagi
adalah seni budaya yang juga hidup di tengah kelompok-kelompok etnisitas Kota
Padang yang telah berkembang lama dan telah menjadi identitas budaya.
Langkah awal untuk menumbuhkan semangat untuk menghidupkan seni
budaya yang bernuansa Islam dan yang selaras itu, dan juga budaya etnisitas
lainnya, maka pemerintah kota dapat melakukan koordinasi antar etnisitas untuk
mengusulkan jenis-jenis pertunjukkan seni budaya yang menjadi tradisinya selama
ini. Untuk itu, pembahasan seni dan budaya dapat diperluas pemahamannya. Seni
dan budaya selayaknya tidak hanya dipahami sebagai pertunjukan dan atraksi seni
tari, lukis, drama dan lainnya, tetapi juga dapat berarti menyangkut kesenian dan
kebudayaan dalam lingkup yang lebih luas. Budaya tertib lalu lintas, disiplin dalam
aturan yang aturan yang telah ditetapkan, budaya malu kepada setiap pelanggaran
yang telah dilakukan, budaya untuk bekerja keras, budaya untuk membuang
sampah pada tempatnya (budaya K3) adalah beberapa contoh betapa luasnya fokus
yang menjadi perhatian dalam seni dan budaya ini.
Secara sederhana, dengan mengambil contoh pada budaya tertib
berlalulintas, semakin terasa bahwa ada banyak kejadian bahwa budaya tertib
berlalulintas semakin hari semakin memperlihatkan penurunan kepatuhannya. Ada
pribahasa yang hampir semua pihak mengetahuinya yaitu budaya lalu lintas adalah
cermin budaya bangsa. Ini berarti bahwa ketertiban pelaku pengendara dan
pengambil manfaat lainnya pada saat berlalulintas secara langsung mencerminkan
budaya suatu bangsa. Suatu kota akan dikatakan tertib dan teratur bila mana
pengendaranya juga tertib. Jadi seberapapun besarnya suatu kota, tidak akan
memberi kesan baik jika budaya pengendaranya tidak tertib. Sebaliknya kota akan
mendapatkan apresiasi yang baik dari semua pihak jika pengendaranya telah tertib.
Proses untuk dapat mewujudkan budaya tertib dalam berlalulintas tidak
hanya proses satu hari dan membutuhkan partisipasi semua pihak dan jelas tidak
hanya menjadi beban tugas SKPD terkait saja. Untuk mewujudkannya, dapat
dibuatkan tahapan yang dirancang sedemikian rupa yang dapat dilihat tingkat
keberhasilan programnya. Sehingga dari hari ke hari dapat dilihat budaya tertib lalu
lintas yang semakin baik. Kota-kota masa depan yang akan dikunjungi tidak hanya
32
karena pertunjukkan dan atraksi seni dan budaya saja, tetapi juga kota yang makin
menyenangkan lalu lintasnya sehingga setiap penduduk dan pengunjung kota itu
akan semakin betah.
Dari data Tabel di atas dapat dilihat bahwa APK SD menunjukan peningkatan
dimana pada tahun 2009 menunjukkan angka 116,48%, dan pada tahun 2013
tercatat sekitar 108,31% artinya semua penduduk usia 7-12 tahun dapat
memanfaatkan fasilitas jenjang pendidikan. Akan tetapi angka APM SD pada tahun
2013 mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2009, yakni 97,05%
33
sedangkan pada tahun 2013 menjadi 95,50%. Selanjutnya, APK SMP/MTs sampai
dengan tahun 2013 adalah 90,87%, sedangkan APM SLP adalah sekitar 83,73%.
Pada tingkat pendidikan SLTA sederajad, pada tahun 2013 APK SLTA adalah sekitar
68,22% dan APM SLTA adalah sekitar 60,17%. Angka ini menunjukkan bahwa wajar
9 tahun masih belum bisa terpenuhi sementara tantangan wajar 12 tahun sudah
tiba. Untuk itu tentunya perlu langkah strategis untuk mewujudkan wajar 12 tahun
di kota Padang.
Secara umum dapat pula dijelaskan bahwa perbedaan antara APK dan APM,
kondisinya lebih baik dibandingkan jenjang pendidikan dasar dibandingkan jenjang
pendidikan lebih tinggi. Hal ini disebabkan jenjang pendidikan SD merupakan
pendidikan dasar dan sangat diperlukan. Masyarakat dan orang tua khususnya
sudah menyadari bahwa memasukan anak ke SD merupakan kewajiban orang tua.
Kesadaran seperti ini harus terus ditumbuh kembangkan agar anak-anak usia
sekolah di kota Padang dapat menyelesaikan pendidikan minimal SLTA.
34
B. Pelayanan Kesehatan
a) Angka Kesakitan
Pelayanan Kesehatan merupakan unsur penting dalam menentukan kualitas
sumberdaya manusia. Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan merupakan
bagian penting dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia agar efektifitas
dan efisiensi kerja meningkat. Maksud dan tujuan pembangunan sarana dan
prasarana tersebut adalah agar terjadi peningkatan produktivitas kerja, sehingga
sasaran dan target pertumbuhan ekonomi tercapai.
Upaya pemerintah dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
terus dilakukan antara lain penyediaan fasilitas kesehatan, terutama pembangunan
dan pembenahan Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas, serta Fasilitas Air Bersih sesuai
standar yang telah ditentukan. Tujuan utama adalah agar derajat kesehatan
masyarakat terus meningkat seperti Angka Kematian bayi dan Balita Buruk diatas.
Kebijakan yang ditempuh adalah melalui program peningkatan kuantitas dan
kualitas sarana/ prasarana kesehatan yang ada. Keberhasilan kebijakan sudah
seharusnya dibarengi dengan program peningkatan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya hidup sehat, bersih dan teratur.
Berdasarkan hasil evaluasi derajat kesehatan ditentukan oleh pelayanan dan
sarana/prasarana kesehatan yang tersedia serta faktor internal dari masyarakat itu
sendiri. Angka kesakitan (morbiditas) penduduk Kota Padang dapat dilihat Tabel
2.14 berikut ini:
Tabel 2.14
Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kota Padang tahun 2011
Dari data yang dikemukakan pada Tabel 2.14 diatas pada tahun 2011
terdapat laporan jumlah angka kesakitan sebanyak 247.971 kasus. Jumlah angka
kesakitan terbanyak dilaporkan adalah ISPA sebanyak 46,52% dan kemudian diikuti
35
oleh jenis penyakit Tukak Lambung sebanyak 8,1% dan Jaringan bawah kulit
sebanyak 8,61% serta jenis penyakit lainnya.
Berdasarkan hasil Suseda, 2012, tercatat data sampel masyarakat tentang
keluhan kesehatan mengenai jenis penyakit yang dialami sebanyak 8,21%, dari
jumlah penduduk Kota Padang, sedangkan 91,79% dari penduduk yang tidak
melaporkan, karena merasa tidak ada keluhan.
36
Disamping masalah yang dihadapi adalah kualitas dan aksesibilitas fasilitas
sarana yang tersedia. Ketersediaan tenaga kesehatan juga menjadi tantanga bagi
peningkatan cakupan layanan kesehatan, diantaranya yang terpenting adalah
terkait dengan jumlah dokter, jumlah perawat/bidan, dan jumlah tempat tidur
dibandingkan dengan jumlah penduduk kota Padang.
Tabel 2.16
Fasilitas dan Rasio Sarana Kesehatan di Kota Padang Tahun 2008-2012
A. Investasi PMDN/PMA
Investasi merupakan kegiatan pembentukan modal yang dilakukan dalam
suatu periode tertentu. Secara praktis nilai semua penggunaan barang modal baru
untuk menghasilkan hasil produksi yang umur lebih satu tahun, tetapi terhadap
barang modal yang habis dipakai atau umur kurang 1 tahun tidak dianggap
investasi. Cakupan dari barang modal yang disebut investasi adalah: berupa barang
modal baru dan barang modal bekas (stock).
Perkembangan nilai investasi merupakan salah satu indikator ekonomi yang
sangat menentukan arah pembangunan ekonomi suatu daerah/negara. Semakin
tinggi nilai investasi yang masuk dan dilaksanakan, jelas membawa pengaruh yang
signifikan terhadap perkembangan di bidang ekonomi. Kota Padang sebagai kota
besar yang terus membangun membutuhkan pembentukan modal yang besar guna
menggerakkan perekonomiannya dan untuk mencapai pertumbuhan yang
berkesinambungan.
Nilai pembentukan modal dapat diperkirakan dengan menggunakan jumlah
PDRB yang digunakan untuk pembentukan modal, yang dikenal dengan ICOR. ICOR
merupakan ratio pertambahan investasi dan pertambahan pendapatan. Dari
perkembangan PDRB Kota Padan dalam beberapa tahun berjalan dapat diperkirakan
kebutuhan Investasi Tabel 2.17 berikut ini:
37
Tabel 2.17
Nilai Pembentukan Modal di kota Padang Tahun 2008-2012
(dalam Rp. Juta)
38
Namun, di lain pihak terdapat pula masyarakat yang mampu mengeluarkan dananya
untuk memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder dengan nilai yang
cukup besar. Besaran rata-rata pengeluaran penduduk Kota Padang mengalami
pertumbuhan sebesar 22,07 persen pertahun.
Tabel 2.18
Persentase Pengeluaran per Kapita Penduduk per Bulan
Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Padang Tahun 2012 (dalam%)
39
penambahan panjang jalan pada tahun 2011 namun sampai dengan tahun 2013
belum ada penambahan panjang jalan akibatnya dengan jumlah kendaraan yang
cenderung meningkat menyebabkan ternyadinya semakin banyaknya simpul
kemacetan kendaraan di kota Padang. Untuk itu diperlukan kebijakan pengendalian
laju jumlah kendaraan dan kesadaran berlalu lintas masyarakat kota Padang.
Adapun perkembangan panjang jalan dan jumlah kendaraan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.19
Panjang Jalan, Jumlah Kendaraan dan Rasio Panjang Jalan Terhadap
Kendaraan dan Jumlah penduduk Tahun 2009-2013
c) Iklim Investasi
Investasi merupakan kegiatan pembentukan modal yang dilakukan dalam
suatu periode tertentu. Secara praktis nilai semua penggunaan barang modal baru
untuk menghasilkan hasil produksi yang umur lebih satu tahun, tetapi terhadap
barang modal yang habis dipakai atau umur kurang 1 tahun tidak dianggap
investasi. Cakupan dari barang modal yang disebut investasi adalah: berupa barang
modal baru dan barang modal bekas (stock).
Nilai investasi merupakan salah satu indikator ekonomi yang sangat
menentukan arah pembangunan ekonomi suatu daerah/negara. Semakin tinggi nilai
investasi yang masuk dan dilaksanakan, jelas membawa pengaruh yang signifikan
terhadap perkembangan di bidang ekonomi. Kota Padang sebagai kota besar yang
terus membangun membutuhkan pembentukan modal yang besar guna
menggerakkan perekonomiannya dan untuk mencapai pertumbuhan yang
berkesinambungan.
Nilai pembentukan modal dapat diperkirakan dengan menggunakan jumlah
PDRB yang digunakan untuk pembentukan modal, yang dikenal dengan ICOR. ICOR
merupakan ratio pertambahan investasi dan pertambahan pendapatan. Dari
perkembangan PDRB Kota Padang dalam beberapa tahun berjalan dapat
diperkirakan kebutuhan Investasi Tabel 2.20 berikut ini:
40
Tabel 2.20
Kebutuhan Investasi Kota Padang Tahun 2014-2019
(dalam Juta Rupiah)
Analisis kinerja atas sumber daya manusia biasanya terkait dengan indikator
kualitas tenaga kerja (persentase pendidikan yang ditamatkan) dan rasio
ketergantungan. Meskipun pada kenyataannya ijazah yang dimiliki tidak menjamin
kualitas seseorang dapat bekerja sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki akan
tetapi setidaknya mencerminkan pendidikan apa yang dimiliki rata-rata oleh
penduduk di Kota Padang. Data yang dapat disajikan adalah angka persentase
pendidikan yang ditamatkan berdasarkan hasil pengolahan data susenas yang
dilakukan oleh BPS. Kondisi ini disebabkan sensus penduduk hanya dapat dilakukan
satu kali dalam sepuluh tahun.
Berbagai program dan kegiatan yang mengarah pada perbaikan kualitas
sumber daya manusia, jumlah penduduk berusia produktif dapat semakin membaik
dengan kualitas pendidikan yang juga semakin membaik. Dengan demikian, sumber
daya manusia di Kota Padang dapat bersaing di pasar tenaga kerja dan menjadi
motor penggerak roda perekonomian. Selain itu, dengan berbagai program
keterampilan dan kemandirian pemuda terutama untuk berwirausaha dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja di kota Padang dan Sumatera Barat
umumnya.
Salah satu indicator yang dapat digunkan untuk mengukur kualitas
sumberdaya manusia adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia), berikut ini dapat
dilihat nilai IPM kota Padag dibandingkan dengan kota-kota lainnya di wilayah
Sumatera Barat. Dari data ini tampak bahwa kota Padang mengalami peningkatan
nilai IPM dari tahun 2009-2012, dimana pada tahun 2012 kota Padang berada pada
urutan kedua untuk daerah perkotaan denga nilai 78,55 sedanhgkan posisi tertinggi
ditempati oleh kota Bukittinggi dengan nilai IPM 79,07.
41
Tabel 2.21
Nilai IPM Wilayah Perkotaan di Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2009-2012
Pertum-buhan
Kota 2009 2010 2011 2012 rata-rata (%)
Jika dilihat dari tingkat pertumbuhan nilai IPM selama periode tahun 2009-
2012 tampak bahwa kota Payakumbuh memiliki angka pertumbuhan tertinggi,
diikuti oleh kota Solok dan Padang Panjang, sedangkan kota Padang sebagai ibu
kota Provinsi Sumatera Barat menunjukkan pertumbuhan yang paling rendah.
Kondisi ini jelas merupakan tantangan besar bagi kota Padang untuk terus
meningkatkan pembangunan sumberdaya manusia dengan tiga aspek utama yang
terkait dengan IPM khususnya yakni, pendidikan, kesehatan dan perekonomian.
Untuk itu, tiga aspek ini harus tetap menjadi priorotas dalam pembangunan kotaa
Padang ke depan, agar kualitas sumberdaya manusia kota Padang dapat terus
ditingkatkan dan memiliki daya saing tidak hanya di wilayah Sumatera Barat, tetapi
juga secara nasional dan internasional.
42
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
43
berupa Dana Perimbangan dan Dana Transfer dari Pusat Lainnya, serta Dana
Transfer dari Provinsi bagi Kota/Kabupaten. Oleh sebab itu, analisis kinerja
pengelolaan keuangan Kota Padang dilakukan dengan mempertimbangkan kedua
metode klasifikasi pendapatan daerah ini.
Karena dalam periode analisis, yaitu antara tahun 2009-tahun 2013 telah
terjadi perubahan peraturan yang terkait dengan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, yaitu dari UU Nomor 34 Tahun 2000 menjadi UU Nomor 28 tahun 2009,
maka dalam analisis kinerja PAD, perlu mempertimbangkan dampak dari perubahan
peraturan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah tersebut. Pemberlakuan
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah
ini juga telah ditindaklanjuti oleh Kota Padang dengan menyusun ulang dasar
pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah. Pada tahun 2011 telah dihasilkan
11 Peraturan Daerah (Perda) terkait dengan pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah, yaitu:
Tabel 3.1
Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah di Kota Padang
No Jenis Pajak Dasar Hukum
1 Pajak Penerangan Jalan; Perda No. 1 Tahun 2011
2 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Perda No. 1 Tahun 2011
3 Pajak Air Tanah; Perda No. 2 Tahun 2011
4 Pajak Restoran; Perda No. 3 Tahun 2011
5 Pajak Hiburan; Perda No. 4 Tahun 2011
6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Perda No. 7 Tahun 2011
7 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Perda No. 7 Tahun 2011
8 Pajak Hotel; Perda No. 8 Tahun 2011
9 Pajak Reklame; Perda No. 8 Tahun 2011
10 Pajak Parkir; Perda No. 8 Tahun 2011
11 Pajak Sarang Burung Walet; Perda No. 8 Tahun 2011
12 Retribusi Jasa Umum Perda No. 11 Tahun 2011
13 Retribusi Jasa Usaha Perda No. 12 Tahun 2011
14 Retribusi Jasa Perizinan Tertentu Perda No. 13 Tahun 2011
Sumber: DPPKAD Kota Padang
44
Apabila dilihat dari pertumbuhan rata-rata setiap tahun dari masing-masing
komponen pendapatan daerah Kota Padang, maka dapat terlihat bahwa PAD
memberikan kontribusi pertumbuhan rata-rata paling tinggi dibandingkan dengan
kelompok pendapatan daerah Kota Padang lainnya, kecuali sumber dana
penyesuaian. Selama kurun waktu tahun 2009-2013, PAD Kota Padang mengalami
pertumbuhan sebesar 20,51% pertahun, sedangkan dana perimbangan hanya
mengalami pertumbuhan sebesar 9,84% pertahun, dana transfer dari pemerintah
provinsi mengalami pertumbuhan sebesar 12,36% pertahun, dan lain-lain
pendapatan yang sah mengalami pertumbuhan minus rata-rata pertahun sebesar
40,40%, sehingga pendapatan daerah Kota Padang selama kurun waktu tersebut
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 14,41% pertahun.
45
Tabel 3.2
PERKEMBANGAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH DAN TINGKAT PERTUMBUHAN RATA-RATA PER TAHUN
T a h u n (Rp'Juta) Pertum-
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 buhan
I PENDAPATAN (%)
A PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah 71.666,75 77.639,34 102.412,44 128.595,10 165.460,99 23,27
Pendapatan Retribusi Daerah 21.834,60 21.985,78 23.457,00 30.325,98 39.409,96 15,91
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 4.741,73 5.293,73 8.996,69 8.403,53 8.415,72 15,42
Lain-lain PAD yang Sah 15.011,62 11.772,43 15.008,67 22.126,22 25.585,22 14,26
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 113.254,71 116.691,28 149.874,80 189.450,84 238.871,89 20,51
B PENDAPATAN TRANSFER
1. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT- DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 58.870,43 58.882,84 65.411,50 63.302,31 122.817,88 20,18
Dana Alokasi Umum 624.642,09 628.472,62 632.117,46 711.416,06 871.875,67 8,69
Dana Alokasi Khusus 43.829,00 45.463,00 43.515,50 53.431,10 64.122,76 9,98
Sub Jumlah 727.341,52 732.818,46 741.044,46 828.149,46 1.058.816,31 9,84
46
Analisis berdasarkan proporsi terhadap total pendapatan menunjukkan
bahwa perkembangan pendapatan Kota Padang sebagaimana yang terjadi selama 5
tahun terakhir merupakan capaian yang relatif baik. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan pertumbuhan proporsi masing-masing sumber pendapatan daerah Kota
Padang. Proporsi semua jenis pendapatan daerah dari sumber PAD dalam 5 tahun
terakhir menunjukkan pertumbuhan positif kecuali lain-lain PAD yang sah. Secara
total proporsi PAD terhadap pendapatan daerah tumbuh sebesar 5,33% pertahun.
Sedangkan proporsi semua jenis pendapatan dari dana perimbangan mengalami
pertumbuhan negatif kecuali dana bagi hasil pajak dan bukan pajak, dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata minus secara total sebesar 3,99% pertahun. Namun
penurunan proporsi dana perimbangan ini telah diimbangi dengan sumber
pendapatan lain dari pemerintah pusat lainnya yaitu melalui peningkatan dana
penyesuaian. Dalam 5 tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata pertahun proporsi
dana penyesuaian sangat tinggi yaitu sebesar 83,61% sehingga proporsinya pun
meningkat tajam.
Proporsi PAD terhadap APBD baik secara total maupun berdasarkan jenis
PAD mengalami peningkatan yang cukup baik. Proporsi pendapatan PAD meningkat
dari 11,90% pada tahun 2009 meningkat menjadi 14,65 pada tahun 2013.
Sebaliknya, pada kurun waktu yang sama proporsi dana perimbangan turun dari
76,42% pada tahun 2009 menjadi 64,92% pada tahun 2013. Penurunan proporsi
dana perimbangan ini terutama disebabkan turunnya proporsi DAU yaitu dari
65,63% menjadi 53,46%. Hal ini terjadi, sejalan dengan konsep fungsi dana
perimbangan sebagai penutup celah fiskal, dimana proporsi belanja bagi hasil pajak
dan bukan pajak mengalami kenaikan dari 6,19% menjadi 7,53% pada tahun 2013.
Akibat pertumbuhan dana penyesuaian yang lebih tinggi, maka jumlah proporsi
pendapatan DAU dengan proporsi Dana Penyesuaian dari tahun 2009 sampai tahun
2013 menjadi seimbang.
Walaupun dampaknya relatif kecil, namun naiknya proporsi PAD ini
merupakan hal yang positif, karena mengambarkan kemajuan kemandirian Kota
Padang dalam membiayai kebutuhan pembangunannya. Disisi lain, penurunan
proporsi dana perimbangan, telah diimbangi dengan peningkatan yang sangat
signifikan dari sumber dana penyesuaian. Proporsi dana penyesuaian meningkat
dari 2,26% pada tahun 2009 menjadi 16,20% pada tahun 2013. Berdasarkan
peraturan terkait bahwa dana penyesuaian adalah dana yang dialokasikan oleh
pusat untuk membantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan tertentu.
Sekalipun demikian, karena jumlah yang diperoleh Kota Padang sangat signifikan,
maka upaya peningkatan dana penyesuaian pada masa datang perlu menjadi
perhatian Pemda Kota Padang.
Tabel 3.3 berikut menunjukkan perkembangan proporsi setiap komponen
pendapatan terhadap total pendapatan daerah Kota Padang.
47
Tabel 3.3
PERKEMBANGAN PROPORSI PENDAPATAN DAERAH DAN TINGKAT PERTUMBUHAN RATA-RATA PER TAHUN
T a h u n (%) Pertum-
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 buhan (%)
I PENDAPATAN
A PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah 7,53 7,52 8,91 10,33 10,15 7,74
Pendapatan Retribusi Daerah 2,29 2,13 2,04 2,44 2,42 1,31
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 0,50 0,51 0,78 0,67 0,52 0,88
Lain-lain PAD yang Sah 1,58 1,14 1,31 1,78 1,57 (0,13)
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 11,90 11,31 13,04 15,21 14,65 5,33
B PENDAPATAN TRANSFER
1. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT- DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 6,19 5,71 5,69 5,08 7,53 5,04
Dana Alokasi Umum 65,63 60,91 55,02 57,13 53,46 (5,00)
Dana Alokasi Khusus 4,60 4,41 3,79 4,29 3,93 (3,87)
Sub Jumlah 76,42 71,02 64,50 66,50 64,92 (3,99)
48
B. Kinerja Belanja Daerah
Pengklasifikasian belanja daerah dapat dilakukan berdasarkan berbagai
metode, antara berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 atau berdasarkan PP
Nomor 71 tahun 2010. Berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006, belanja daerah
dapat diklasifikasikan menjadi belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja
tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan. Sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang terkait
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Oleh sebab itu, pelaksanaan
belanja langsung bertujuan untuk meningkatkan kinerja. Komponen belanja tidak
langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja
bantuan sosial, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Sedangkan
belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta
belanja modal.
Berdasarkan PP Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, belanja daerah diklasifikasikan atas belanja operasi, belanja modal,
belanja tak terduga, dan transfer bagi hasil ke desa. Dalam belanja operasi
mencakup belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja hibah, belanja
bantuan sosial, dan belanja bantuan keuangan. Sedangkan belanja modal akan
diklasifikasikan sesuai dengan bidang aset, yaitu belanja modal tanah, peralatan,
gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, serta aset
lainnya. Pembahasan dalam bab ini akan dilakukan pengklasifikasian belanja daerah
berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 dan PP Nomor 71 tahun 2010.
Sesuai dengan kebutuhan pembangunan, belanja Kota Padang pada kurun
waktu tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Belanja Kota Padang selama kurun waktu tersebut mengalami
pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 12,92%, yaitu dari Rp 996.418,37 juta
pada tahun 2009 menjadi Rp 1.620.303,74 juta pada tahun 2013.
Jika dirangking berdasarkan jumlahnya, tiga kelompok belanja daerah yang
terbesar adalah belanja pegawai, belanja modal, dan belanja barang dan jasa.
Belanja pegawai, baik langsung maupun tidak langsung, mengalami peningkatan
dari Rp.641.585,68 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.1.026.104,83 juta pada tahun
2013, atau mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 12,46% pertahun. Belanja
modal mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 30,34% pertahun, yaitu dari
Rp.100.352,19 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.289.610,36 juta pada tahun 2013.
Sedangkan belanja barang dan jasa mengalami peningkatan dari Rp.145.915,50
juta pada tahun 2009 menjadi Rp.248.203,71 juta pada tahun 2013, atau secara
rata-rata mengalami pertumbuhan sebesar 14,20% pertahun.
49
Tabel 3.4
PERKEMBANGAN REALISASI BELANJA DAERAH DAN TINGKAT PERTUMBUHAN RATA-RATA PER TAHUN
Tahun (Rp'juta) Pertum-
No Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 buhan (%)
A BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai 641.585,68 753.001,46 806.590,21 942.725,51 1.026.104,83 12,46
Belanja Barang 145.915,50 130.670,69 176.954,16 190.533,08 248.203,71 14,20
Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Hibah 32.740,45 24.862,17 38.953,53 40.067,89 40.346,93 5,36
Bantuan Sosial 13.343,26 13.168,40 15.769,25 5.197,88 13.147,97 (0,37)
Bantuan Keuangan 33.925,18 39.188,41 746,97 815,76 746,97 (61,48)
J uml a h 867.510,06 960.891,13 1.039.014,11 1.179.340,13 1.328.550,41 11,24
B BELANJA MODAL
Belanja Tanah 16.432,66 23.581,51 12.403,77 6.514,05 17.643,48 1,79
Belanja Peralatan dan Mesin 23.425,58 14.349,14 32.716,80 36.010,75 53.044,97 22,67
Belanja Gedung dan Bangunan 25.983,16 46.950,78 52.640,25 128.973,34 128.051,19 49,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 33.710,61 49.021,95 42.657,99 47.897,45 89.851,44 27,77
Belanja Aset Tetap Lainnya 800,18 201,51 155,27 171,42 115,13 (38,41)
Belanja Aset Lainnya 0,00 131,04 0,00 423,51 904,16
J uml a h 100.352,19 134.235,93 140.574,07 219.990,52 289.610,36 30,34
C BELANJA TAK TERDUGA
Belanja Tak Terduga 28.556,13 5.241,09 758,02 881,74 2.142,97 (47,66)
J uml a h 28.556,13 5.241,09 758,02 881,74 2.142,97 (47,66)
JUMLAH BELANJA 996.418,37 1.100.368,16 1.180.346,20 1.400.212,40 1.620.303,74 12,92
D TRANSFER BAGI HASIL KE DESA
Bagi Hasil Pajak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Bagi Hasil Retribusi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Transfer Bagi Hasil ke Desa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH BELANJA & TRANSFER 996.418,37 1.100.368,16 1.180.346,20 1.400.212,40 1.620.303,74 12,92
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)
50
Analisis belanja daerah berdasarkan pengklasifikasian yang sesuai
Permendagri Nomor 13 tahun 2006, dan dengan menggunakan data tahun 2009-
2013, menunjukkan bahwa perkembangan kinerja belanja Kota Padang cenderung
lebih baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan perbandingan tingkat pertumbuhan
rata-rata pertahun masing-masing kelompok belanja daerah. Belanja tidak langsung
mengalami peningkatan sebesar 9,57%, yaitu dari Rp.710.396,56 juta pada tahun
2009 menjadi Rp.1.023.849,92 juta pada tahun 2013. Sedangkan belanja tidak
langsung mengalami peningkatan yang lebih tinggi, yaitu 20,13% atau meningkat
dari Rp.286.372,76 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.596.453,82% juta pada tahun
2013.
Peningkatan belanja tidak langsung terutama disebabkan peningkatan
belanja pegawai, yaitu dari Rp.601.830,54 juta pada tahun 2009 menjadi
Rp.967.465,08 juta pada tahun 2013. Hal ini berarti terjadi pertumbuhan rata-rata
pertahun sebesar 12,60%. Belanja hibah juga mengalami peningkatan sedikit lebih
rendah, yaitu dari Rp.32.740,45 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.40.346,93 juta
pada tahun 2013, atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,36% pertahun.
Sedangkan belanja tidak langsung lainnya mengalami penurunan atau mengalami
pertumbuhan negatif.
Kinerja belanja yang lebih baik juga ditunjukkan berdasarkan analisis
pertumbuhan rata-rata pertahun untuk setiap elemen belanja langsung.
Pertumbuhan rata-rata pertahun dari belanja langsung pegawai lebih rendah
dibandingkan dengan belanja barang dan jasa serta dengan belanja modal. Belanja
langsung pegawai mengalami peningkatan dari Rp.39.755,14 juta pada tahun 2009,
menjadi Rp.58.639,75 juta pada tahun 2013, atau mengalami pertumbuhan rata-
rata pertahun sebesar 10,20%. Di lain pihak, belanja barang dan jasa mengalami
peningkatan dari Rp.145.915,50 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.248.203,71 juta
pada tahun 2013, atau mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 14,20%
pertahun. Sedangkan belanja modal mengalami peningkatan dari Rp.100.702,12
juta pada tahun 2009 menjadi Rp.289.610,36 juta pada tahun 2013, atau dengan
tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 30,22% pertahun. Secara tidak langsung,
hal ini menggambarkan kebijakan Kota Padang pasca gempa 29 September 2009,
yang mengharuskan pemerintah Kota Padang untuk lebih memperketat alokasi
belanja untuk pembangunan fisik dan atau untuk belanja modal lainnya.
51
Tabel 3.5
REALISASI BELANJA LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG (Rp juta)
Pertum-
No Belanja Thn 2009 Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013
buhan (%)
A Belanja Tidak Langsung 710.395,56 803.197,04 824.058,44 940.199,62 1.023.849,92 9,57
1 Belanja Pegawai 601.830,54 720.736,97 767.830,68 893.236,34 967.465,08 12,60
2 Belanja Bunga - - - -
3 Belanja Subsidi - - - -
4 Belanja Hibah 32.740,45 24.862,17 38.953,53 40.067,89 40.346,93 5,36
5 Belanja Bantuan Sosial 13.343,26 13.168,40 15.769,25 5.197,88 13.147,97 (0,37)
6 Belanja Bantuan Keuangan 33.925,18 39.188,41 746,97 815,76 746,97 (61,48)
7 Belanja Tidak Terduga 28.556,13 5.241,09 758,02 881,74 2.142,97 (47,66)
B Belanja Langsung 286.372,76 297.171,12 356.287,75 460.012,78 596.453,82 20,13
1 Belanja Pegawai 39.755,14 32.264,50 38.759,52 49.489,17 58.639,75 10,20
2 Belanja Barang dan Jasa 145.915,50 130.670,69 176.954,16 190.533,08 248.203,71 14,20
3 Belanja Modal 100.702,12 134.235,93 140.574,07 219.990,52 289.610,36 30,22
Jumlah 996.768,32 1.100.368,16 1.180.346,19 1.400.212,39 1.620.303,74 12,91
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)
Analisis lain yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kinerja belanja Kota
Padang 5 tahun terakhir adalah berdasarkan proporsi setiap kelompok belanja
dengan total belanja dae
rah. Rata-rata proporsi jumlah belanja pegawai, baik belanja langsung
maupun belanja tidak langsung kurun waktu 2009-2013 adalah 66,36% dari total
belanja daerah. Tetapi dalam kurun waktu tersebut, terjadi penurunan proporsi
belanja pegawai, yaitu dari 64,39% pada tahun 2009 menjadi 63,33% pada tahun
2013. Sedangkan proporsi belanja modal dalam tahun 2009-2013 mengalami
peningkatan dari 10,07% pada tahun 2009 menjadi 17,87% pada tahun 2013.
Peningkatan pertumbuhan proporsi belanja modal yang lebih tinggi dibandingkan
proporsi belanja pegawai menunjukkan kebijakan belanja yang lebih baik dan perlu
dipertahankan; kalau bisa lebih ditingkatkan lagi pada masa datang.
Walaupun rata-rata proporsi belanja barang dan jasa pada tahun 2009-2013
lebih tinggi dibandingan belanja modal yaitu 14,09% berbanding 13,55%, namun
pada 2 tahun terakhir, proporsi belanja modal lebih besar dari pada belanja barang
dan jasa. Jika proporsi belanja barang dan jasa pada tahun 2012-2013 masing-
masing adalah 13,61% dan 15,32%, maka proporsi belanja modal pada periode
yang sama adalah 15,71% dan 17,87%. Oleh sebab itu, baik berdasarkan tingkat
pertumbuhan rata-rata pertahun maupun capaian proporsi belanja modal pada
tahun 2012 dan tahun 2013 menunjukkan kinerja kebijakan belanja yang relatif
baik.
Tabel 3.6 berikut memperlihatkan perkembangan proporsi belanja pegawai,
belanja barang dan jasa, belanja modal, dan belanja lainnya.
52
Tabel 3.6
Perkembangan Proporsi Balanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta
Belanja Modal Tahun 2009-2013 (%)
Jenis Belanja Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Rata-Rata Pertumbuhan
Belanja Pegawai 64,39 68,43 68,34 67,33 63,33 66,36 (0,41)
Belanja Barang dan Jasa 14,64 11,88 14,99 13,61 15,32 14,09 1,13
Belanja Modal 10,07 12,20 11,91 15,71 17,87 13,55 15,42
Belanja Lainnya 10,90 7,49 4,76 3,35 3,48 6,00 (24,82)
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)
C. Kinerja Pembiayaan
Secara umum, tidak banyak daerah yang telah membuat kebijakan
pembiayaan yang berpengaruh signifikan terhadap proses pembangunan, kecuali
memanfaatkan SiLPA yang tersedia. Pada kebanyakan daerah, kebijakan yang
dibuat dalam penganggaran adalah kebijakan anggaran berimbang. Hal ini berarti
semua SiLPA tahun sebelumnya direncanakan untuk digunakan untuk
menggerakkan pembangunan pada tahun berikutnya. Hal ini juga dilakukan oleh
pemerintah Kota Padang dalam periode Tahun 2009-2013.
Pada setiap tahun SiLPA tahun sebelumnya akan dijadikan sebagai
Pembiayaan Terima dan dianggarkan semua penerimaan daerah dapat dibelanjakan
pada tahun berikutnya. Akan tetapi karena adanya keterbatasan dalam pelaksanaan
anggaran, maka pada setiap tahun masih sering terjadi SiLPA. Namun demikian,
SiLPA Kota Padang setiap tahun menunjukkan penurunan dan secara otomasi
pembiayaan terima pada tahun berikutnya juga lebih rendah dari tahun-tahun
sebelumnya. Kebijakan pembiayaan seperti ini adalah baik, karena semua dana
yang tersedia diusahakan untuk menggerakkan pembangunan di daerah.
Akan tetapi data pada tahun 2012 menunjukkan kondisi yang kurang
mengembirakan, karena pada akhir tahun 2012 terdapat SiLPA yang lebih besar dari
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terjadi antara lain karena Kota Padang mengalami
kesulitan dalam mendapatkan bahan baku untuk pengaspalan jalan sehingga
terpaksa kegiatan-kegiatan pengaspalan jalan ditunda pada tahun berikutnya, dan
juga terjadi penundaan pelaksanaan pengembangan pembangunan jalur 2 jalan By
Pass sehingga jumlah SiLPA pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp.227,88 Milyar.
53
Tabel 3.7
Perkembangan Realisasi Pembiayaan dan Rata-Rata Pertumbuhan
Pertahun
Tahun Pertum-
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 buhan (%)
A
Penggunaan SiLPA 157.097,76 107.348,30 46.923,21 97.284,59 164.307,32 1,13
Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan 157.097,76 107.348,30 46.923,21 97.284,59 164.307,32 1,13
B
Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Penyertaan Modal Pem. Daerah 377,49 0,00 5.324,90 8.753,00 15.599,00 153,54
Pembay. Pokok Pinj. DN Lainnya 10.229,58 76,66 0,00 0,00 15.262,71 10,52
Pembay. Pokok Pinj. DN Obligasi 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Pengeluaran 10.607,07 76,66 5.324,90 8.753,00 30.861,71 30,60
54
tinggi dibandingkan 2 kelompok aset lainnya. Peningkatan jumlah aset tetap
meningkat dari Rp.2.650.814,80 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.4.530.029,11
juta pada tahun 2013 atau mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar
14,34%. Sedangkan pertumbuhan investasi jangka panjang relatif kecil yaitu
sebesar 9,56%, dan pertumbuhan aset lancar sebesar 17,79%.
Sesuai dengan konsep keseimbangan, pertumbuhan aset tersebut juga akan
sama dengan jumlah pertumbuhan kewajiban dan ekuitas dana. Pertumbuhan
ekuitas dana pertahun adalah 14,13% dan pertumbuhan kewajiban adalah 13,21%.
Namun karena komposisi ekuitas dana jauh lebih besar (lebih kurang 99%)
dibandingkan kewajiban, maka pertumbuhan kewajiban tersebut tidak terlalu
berpengaruh signifikan terhadap komposisi kewajiban dan ekuitas dana. Tabel 3.8
berikut menyajikan perkembangan pos-pos neraca dan tingkat pertumbuhan rata-
rata pertahun.
55
Tabel 3.8
PERKEMBANGAN POS-POS NERACA DAN RATA-RATA PERTUMBUHAN PER TAHUN
Tahun (Rp'juta) Pertum-
No Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 buhan (%)
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah 96.591,90 46.464,28 78.814,22 129.116,39 137.638,26 9,26
Kas di Kas Satlak 10.019,19 1,12 1,11 0,04 0,04
Kas di Bendahara Pengeluaran 767,23 458,28 186,81 199,64 248,29 (24,58)
Kas di Bendahara Penerimaan 23,50 17,97 382,11 23,22 7,69 (24,37)
Deposito - - 20.000,00 35.000,00 90.000,00
Piutang Pajak 7.996,74 6.526,94 10.661,47 12.356,55 10.757,27 7,70
Piutang Retribusi 1.876,50 1.600,33 2.109,19 2.389,12 2.570,71 8,19
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi - - - - -
Piutang lainnya 9.896,94 2.261,56 2.261,56 2.261,56 2.261,57 (30,86)
Persediaan 6.715,73 9.360,29 11.067,00 14.433,15 14.263,95 20,72
Jumlah Aktiva Lancar 133.887,73 66.690,76 125.483,47 195.779,66 257.747,78 17,79
ASET TETAP
Tanah 859.778,04 782.190,69 799.307,98 1.109.240,43 1.451.637,50 13,99
Peralatan dan Mesin 193.152,93 212.259,13 250.698,16 281.821,31 391.900,77 19,35
Gedung dan Bangunan 485.965,50 566.885,11 644.544,01 830.987,87 1.263.692,93 26,99
Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.075.611,85 1.158.586,50 1.207.705,99 1.255.721,90 1.345.152,91 5,75
Aset Tetap Lainnya 34.710,46 42.835,24 31.027,61 33.794,11 49.044,87 9,03
Konstruksi dalam Pengerjaan 1.596,01 56.349,24 15.737,67 68.999,59 28.600,13 105,75
Akumulasi Penyusutan - - - - -
Jumlah Aset Tetap 2.650.814,80 2.819.105,91 2.949.021,42 3.580.565,22 4.530.029,11 14,34
DANA CADANGAN
Dana Cadangan - - - -
Jumlah Dana Cadangan - - - -
ASET LAINNYA
Tuntutan Ganti Rugi - - 438,16 477,91 432,20
Aset Tak Berwujud - - 865,23 1.892,47 2.755,08
Aset Lain-lain 68.873,28 55.726,79 24.884,55 1.416,90 4.334,05 (49,91)
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga - - 55.408,90 55.408,90 54.809,03
Jumlah Aset Lainnya 68.873,28 55.726,79 81.596,83 59.196,18 62.330,36 (2,46)
- - - - -
TOTAL AKTIVA 2.885.510,91 2.965.580,06 3.181.983,23 3.870.175,56 4.896.118,73 14,13
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Fihak Ketiga 30,02 0,47 1.677,80 8,75 2,56 (45,96)
Utang Bunga - - - - -
Bagian Lancar Ut. Jk Panjang 3.239,12 3.136,30 3.136,30 3.136,30 - (100,00)
Utang Jangka Pendek Lainnya 1.070,71 1.718,51 2,77 138,65 597,90 (13,56)
Jmlh. Kewajiban Jk. Pendek 4.339,86 4.855,28 4.816,87 3.283,70 600,46 (39,01)
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Angg. 107.348,30 46.923,21 97.324,34 164.307,32 227.884,04 20,71
Pendapatan yg Ditangguhkan 23,50 17,97 382,11 23,22 7,69 (24,37)
Cadangan Piutang 19.770,18 10.388,82 15.032,22 17.007,23 15.589,53 (5,77)
Cadangan
Dana yg hrsPersediaan
disediakan utk Pembayaran 6.715,73 9.360,29 11.067,00 14.433,15 14.263,95 20,72
Utang Jk.Pendek (4.309,84) (4.854,81) (3.139,07) (3.274,95) (597,90) (38,97)
Jmlh. Ekuitas Dana Lancar 129.547,87 61.835,48 120.666,60 192.495,97 257.147,31 18,70
TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS DANA 2.885.510,91 2.965.580,06 3.181.983,23 3.870.175,56 4.896.118,71 14,13
56
Untuk memahami kemampuan keuangan Kota Padang dapat dilakukan
berdasarkan analisis rasio keuangan. Secara konsepsual ada 4 macam analisis rasio
keuangan yang dapat digunakan, meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
leverage, dan rasio profitabilitas.
1. Rasio likuiditas, bertujuan untuk melihat kemampuan organisasi dalam
melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo. Semakin tinggi rasio likuiditas
berarti semakin tinggi kemampuan organisasi dalam melunasi hutangnya.
Analisi rasio likuiditas dapat dilakukan berdasarkan rasio lancar, rasio quick,
dan rasio kas. Ketiga rasio sama-sama bertujuan untuk mengevaluasi
kemampuan pemerintah daerah dalam membayar hutang lancarnya pada saat
jatuh tempo, tatapi kas rasio lebih menunjukkan kemampuan riil berdasarkan
kas yang dimiliki.
2. Analisis solvabilitas, bertujuan untuk melihat kemampuan organisasi dalam
melunasi seluruh hutangnya, baik hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang. Analisis solvabilitas ini secara tidak langsung juga dapat
dilakukan melalui rasio leverage, dimana rasio leverage ini bertujuan untuk
melihat sejauhmana organisasi menggunakan dana pinjaman (hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjang) dalam menjalankan roda organisasinya.
Analisis rasio solvabilitas dapat dihitung berdasarkan perbandingan total
hutang dengan total aset, dan atau total hutang dengan modal. Kedua rasio
ini sama-sama bertujuan untuk menilai kemampuan permerintah daerah
dalam melunasi seluruh kewajibannya seandainya seluruh aset dan atau
modal digunakan.
3. Analisis rasio profitabilitas, bertujuan menilai kemampuan menghasilkan laba.
Karena organisasi pemerintah daerah tidak bertujuan laba maka rasio ini
menjadi tidak relevan dilakukan.
Karena rasio profitabilitas tidak relevan dilakukan pada organisasi
pemerintahan, maka dalam pembahasan berikutnya, analisis rasio keuangan yang
digunakan dalam menilai kemampuan keuangan Kota Padang hanya berdasarkan
rasio likuiditas dan rasio solvabilitas saja.
Baik rasio lancar maupun rasio kas menunjukkan kemampuan yang sangat
luar biasa. Rasio lancar mengalami peningkatan dari 3.085,07% pada tahun 2009
menjadi 42.925,05% pada tahun 2013. Sedangkan rasio quick meningkat dari
2.930,33% pada tahun 2009 menjadi 40.549,55% pada tahun 2013. Hal yang sama
ditunjukankan oleh rasio kas; meningkat dari 2.474,78% pada tahun 2009 menjadi
22.964,77% pada tahun 2013. Ketiga rasio ini menunjukkan bahwa Kota Padang
mempunyai kemampuan untuk melunasi hutang lancar puluhan kali lipat, dan atau
jumlah hutang yang sangat kecil sekali. Namun dari sisi lain, jumlah kas yang
sangat besar ini kurang baik dari fungsi pemerintah sebagai penggerak
pembangunan. Pada masa datang, saldo kas pada akhir tahun hanya sebatas
kebutuhan minimal bulanan pelaksanaan kegiatan administrasi rutin tahun berikut.
57
Kondisi jumlah hutang yang sangat kecil itu juga dapat dilihat berdasarkan
rasio total hutang terhadap ekuitas dana dan atau total aset, yaitu berkisar dibawah
1% saja. Artinya, hutang yang dimiliki Kota Padang hanya kurang dari 1% dari
jumlah aset atau ekuitas dananya. Dengan demikian keempat rasio keuangan ini
menunjukkan kemampuan Pemerintah Kota Padang yang sangat baik dalam
melunasi seluruh hutangnya. Tabel 3.9 berikut menyajikan rasio keuangan Kota
Padang.
Tabel 3.9
PERKEMBANGAN RASIO KEUANGAN PERTUMBUHAN RATA-RATA PER TAHUN
Tahun (%) Pertum-
No Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 buhan (%)
1 Rasio lancar (current ratio) 3.085,07 1.373,57 2.605,08 5.962,17 42.925,05 93,14
2 Rasio quick (quick ratio) 2.930,33 1.180,79 2.375,33 5.522,63 40.549,55 92,87
3 Kas Rasio 2.474,78 966,82 1.648,05 3.938,83 22.964,77 74,53
4 Rasio total hutang terhadap total aset 0,15 0,16 0,15 0,08 0,15 (0,81)
5 Rasio hutang terhadap modal 0,15 0,16 0,15 0,08 0,15 (0,81)
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)
58
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa kebijakan
Kota Padang dalam penyusunan anggaran menggunakan prinsip anggaran
berimbang. Berdasarkan prinsip ini, maka SiLPA yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya diupayakan untuk dapat dibelanjakan pada tahun berikutnya guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pelayanan, dan
meningkatkan daya saing daerah.
Pada tahun terjadinya Gempa dan 1 tahun pasca Gempa 29 September
2009, Kota Padang membutuhkan perbaikan infrastuktur yang relatif besar sehingga
terjadi defisit riil pada tahun 2009 dan tahun 2010, masing-masing Rp.49.749,47
juta dan Rp.60.425,08 juta. Defisit riil yang terjadi ini bermakna bahwa Kota Padang
Harus mencari sumber pembiayaan yang lain untuk menutupi pengeluaran tersebut.
Akan tetapi, pada tahun-tahun berikutnya Kota Padang tidak mampu menggunakan
seluruh pendapatan yang dihasilkannya sehingga terjadi surplus riil anggaran. Pada
tahun 2011 jumlah surplus riil anggaran yang dihasilkan sebesar Rp.50.401,13 juta,
tahun 2012 menjadi Rp.67.022,72 juta, dan tahun 2013 menjadi Rp.63.576,73 juta.
Tabel 3.11
DEFISIT RIIL ANGGARAN
Tahun (Rp'juta) Pertum-
No Uraian buhan (%)
2009 2010 2011 2012 2013
1 PENDAPATAN 957.275,98 1.040.019,73 1.236.072,23 1.475.988,12 1.714.742,18 15,69
2 BELANJA 996.418,37 1.100.368,16 1.180.346,20 1.400.212,40 1.620.303,74 12,92
3 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 10.607,07 76,66 5.324,90 8.753,00 30.861,71 30,60
DEFISIT RIIL (49.749,47) (60.425,08) 50.401,13 67.022,72 63.576,73
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)
59
Tabel 3.12
REALISASI SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN
Tahun (Rp.juta)
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah SiLPA 107.348,30 46.923,21 97.324,34 164.307,32 227.884,05
2 Pelampauan penerimaan PAD (19.909,86) (4.234,98) (15.060,43) 1.823,03 (17,86)
3 Pelampauan penerimaan dana perimbangan 25.594,53 24.888,09 10.192,69 27.263,50 (6.586,53)
4 Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah 48.085,25 (14.596,47) (39.292,28) (5.156,34) (24.386,48)
5 Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya 53.578,37 40.866,57 141.484,36 140.377,13 258.874,92
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)
60
Tabel 3.13
KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH (Rp.Juta)
Uraian Thn 2009 Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah 113.254,71 116.691,28 149.874,80 189.450,84 238.871,89
DAU 628.472,62 632.117,46 711.416,06 871.875,67 1.003.116,09
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 58.882,84 65.411,50 63.302,31 122.817,88 57.718,07
BELANJA
Belanja Gaji dan Tunjangan 520.648,63 572.430,66 637.909,65 680.678,94 762.878,90
Selisih 279.961,54 241.789,57 286.683,51 503.465,45 536.827,15
Gempa yang terjadi pada tanggal 29 September 2009 telah merusak dan
atau bahkan sampai meruntuhkan beberapa bangunan milik Kota Padang.
Akibatnya sejak tahun 2010 sampai 2012 beberapa SKPD Kota Padang terpaksa
menyewa bangunan agar pelayanan kepada masayarakat tetap dapat diberikan.
Kontrak sewa menyewa baik untuk bangunan maupun untuk beberapa jenis
peralatan lain yang dibutuhkan dilakukan dengan perjanjian tahunan bukan
perjanjian sewa menyewa jangka panjang.
Sesuai dengan kebijakan pemerintah yang memindahkan pusat
pemerintahan Kota Padang ke Air Pacah, maka sejak tahun 2013 roda
pemerintahan Kota Padang digerakkan melalui Gedung Baru di Air Pacah. Beberapa
SKPD masih menggunakan bangunan lama yang masih dalam kondisi layak huni,
dan beberapa SKPD lainnya memberikan pelayanan dengan mamanfaatkan gedung
baru. Oleh sebab itu, Kota Padang saat ini tidak memiliki kontrak sewa menyewa
jangka pajang baik untuk bangunan maupun peralatan lainnya.
Dalam rangka pengembangan kapasitas sumber daya manusia, Kota Padang
selalu memberikan Beasiswa kepada PNS di lingkungan Pemerintah Kota Padang.
Namun pada tahun 2012 jumlah beasiswa yang diberikan berkurang dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini antara lain disebabkan kebijakan pengembangan
kapasitas SDM daerah lebih banyak memanfaatkan Beasiswa dari sumber-sumber
lain yang saat ini memang banyak ditawarkan. Pada saat ini tidak ada lagi
kewajiban beasiswa yang harus dibayarkan Kota Padang. Demikian juga terhadap
pembayaran bunga, bagi hasil pajak dan bukan pajak, serta belum merencanakan
pembentukan dana cadangan atau penerimaan pembiayaan lainnya. Oleh sebab itu,
pengeluaran periodik, wajib, dan mengikat serta perioritas utama Kota Padang
hanya terbatas untuk belanja Gaji dan Tunjangan, Belanja Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH, Belanja honorarium PNS khusus
untuk guru dan tenaga medis, dan Belanja Jasa Kantor.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, jumlah belanja dan pengeluaran
pembiayaan wajib dan mengikat serta perioritas utama mengalami peningkatan dari
Rp.581.374,94 juta pada tahun 2009 dan meningkat menjadi Rp.1.101.395,88 juta
pada tahun 2013.
61
Tabel 3.14
PENGELUARAN PERIODIK, WAJIB DAN MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA
Tahun (Rp'juta) Pertum-
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013*/ buhan (%)
A Belanja Tidak Langsung
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 520.648,63 572.430,66 637.909,65 680.678,94 742.253,11 9,05
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD
2 5.118,81
serta Operasional KDH/WKDH 5.262,07 5.307,71 5.552,48 5.703,64 2,72
3 Belanja Bunga 0 0 0 0 0 0
4 Belanja bagi hasil 0 0 0 0 0 0
B Belanja Langsung
Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan
1 42.307,58
tenaga medis. 79.415,92 97.380,45 170.972,07 250.861,48 46,73
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 9.403,00 5.738,83 10.695,09 750,03 271,15 (63,85)
Belanja Jasa Kantor ( khusus tagihan bulanan kantor
3 3.895,93
seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya) 18.023,23 38.672,49 57.351,33 102.305,51 78,38
Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak
4
jangka panjangnya) 0 0 0 0 0 0
Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor
5
(yang telah ada kontrak jangka panjangnya) 0 0 0 0 0 0
C PembiayaanPengeluaran 0
1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0 0 0
2 Pembayaranpokokutang 0 0 0 0 0 0
TOTAL 581.373,94 680.870,72 789.965,39 915.304,85 1.101.394,88 15,94
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)
62
3.4. RENCANA KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN
A. Pendapatan
Dalam memproyeksikan pendapatan Kota Padang tahun 2015 sampai tahun
2019 digunakan beberapa asumsi. Asumsi pertama adalah penetapan anggaran
pendapatan Kota Padang tahun 2014 telah melalui analisis oleh eksekutif dan
legislatif. Oleh sebab itu, anggaran pendapatan tahun 2014 dapat dijadikan tolak
ukur atau standar dalam menentukan metode statistik yang sebaiknya dipakai dan
atau tahun dasar yang digunakan dalam menghitung proyeksi pendapatan.
Secara umum, berbagai metode statistik dapat digunakan dalam
memproyeksikan pendapatan. Metode mana yang lebih tepat dan akan dipilih,
tergantung kepada trend dan atau konjungtur data-data keuangan masa lalu yang
akan digunakan sebagai dasar proyeksi. Setelah dilakukan proses trial and error
maka alternatif yang paling baik adalah berdasarkan tingkat pertumbuhan rata-rata.
Akan tetapi, karena pada tanggal 30 September 2009 telah terjadi Gempa Besar di
Kota Padang dan berdampak terhadap penerimaan pendapatan Kota Padang, maka
tahun dasar yang digunakan akan ditentukan kedekatan hasil proyeksi pada tahun
2014 dengan anggaran pendapatan yang sudah disepakati oleh DPRD untuk APBD
2014.
Pertimbangan lain yang digunakan dalam memproyeksikan pendapatan
tersebut adalah perubahan peraturan yang berlaku dalam pemungutan pajak dan
retribusi daerah. Khususnya, untuk Pajak Bumi dan Bangunan yang tadinya
dikelompokkan sebagai penerimaan Bagi Hasil Pajak maka pada tahun 2015 dan
seterusnya akan menjadi bagian dari Pajak Daerah. Di samping itu, adanya
perubahan kebijakan pemerintah pusat dalam penentuan dasar alokasi Dana Alokasi
Khusus dan kebijakan pusat lainnya pada tahun 2014, maka perlu dilakukan
penyesuaian dasar proyeksi Pendapatan Dana Transfer. Secara keseluruhan tahun
dasar yang digunakan adalah tahun 2009-tahun 2013. Akan tetapi karena adanya
perubahan peraturan dan kebijakan maka untuk beberapa jenis penerimaan
pendapatan Kota Padang akan digunakan tahun dasar yang berbeda sesuai kondisi
dan prediksi untuk tahun 2014.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan tingkat
pertumbuhan rata-rata sebagaimana dijelaskan di atas dapat dilihat sebagai berikut:
63
Tabel 3.16
PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH TAHUN 2014 - 2019
Tahun (Rp.juta)
No. Uraian
2014 2015 2016 2017 2018 2019
A PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah 179.947,71 226.293,90 257.421,45 292.830,71 333.110,65 378.931,24
Pendapatan Retribusi Daerah 62.538,99 60.037,43 72.930,66 88.592,75 107.618,32 130.729,69
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yg Dipisahkan 9.713,59 11.211,62 12.940,67 14.936,38 17.239,87 19.898,60
Lain-lain PAD yang Sah 55.807,68 98.517,96 127.611,47 165.296,63 214.110,67 277.340,06
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 308.007,97 396.060,90 470.904,25 561.656,47 672.079,50 806.899,59
B PENDAPATAN TRANSFER
1. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 65.634,91 71.335,22 73.963,84 76.689,31 79.515,21 82.445,25
Dana Alokasi Umum 1.060.234,17 1.072.894,05 1.166.172,14 1.267.559,90 1.377.762,38 1.497.545,92
Dana Alokasi Khusus 76.839,71 42.132,90 48.803,46 56.530,11 65.480,07 75.847,00
Sub Jumlah 1.202.708,79 1.186.362,16 1.288.939,44 1.400.779,32 1.522.757,66 1.655.838,17
64
Karena dalam memproyeksikan pendapatan daerah tersebut di atas
digunakan data-data masa lalu, berarti asumsi yang digunakan bahwa peningkatan
pendapatan tersebut dihasilkan sesuai dengan kebijakan rutin masa lalu. Dengan
kata lain, proyeksi pendapatan Kota Padang tahun 2014-2019 pada tabel 3.16
belum mempertimbangkan penambahan pendapatan sebagai hasil kebijakan Kepala
Daerah baru yang diperkirakan sudah dapat diperoleh mulai dari tahun 2015, antara
lain berasal dari:
1. Pembenahan sistem perpakiran Pasar Raya dan Jalan Permindo
2. Operasionalisasi pasar raya dan pasar lainnya
3. Peningkatan NJOP dan Potensi Riil Pajak dan Retribusi Daerah
4. Pembangunan Cabel Car
5. Pengembangan PT Semen Padang dan pendirian usaha baru lainnya
6. Lapau Panjang Purus
Untuk mencapai proyeksi diatas, beberapa strategi dan kebijakan yang akan
mendorong peningkatan pendapatan asli daerah, antara lain adalah:
1. Kebijakan peningkatan pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah,
terutama pada sumber BPHTB dan PBB.
2. Analisis Potensi Riil Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
3. Peningkatan hasil pengelolaan kekayaan daerah melalui pengelolaan sumber
daya daerah secara lebih profesional dan marketable.
4. Intensifikasi pendapatan melalui penyesuaian tarif pajak dan retribusi
5. Penyempurnaan sistem pemungutan pajak dan retribusi daerah.
Di samping itu, pada masa datang juga perlu diupayakan untuk
mendapatkan dana bantuan keuangan dari pemerintah provinsi dan pusat.
Demikian juga dengan sumber-sumber pendanaan dari masyarakat. Kedua
kebijakan terakhir ini sangat ditentukan oleh kreativitas dalam masing-masing
kepala SKPD untuk mengupayakan secara maksimal.
Proyeksi pengeluaran pembiayaan wajib dan mengikat serta perioritas utama
dilakukan berdasarkan tingkat pertumbuhan data realisasi 4 tahun terakhir, yaitu
tahun 2010-2013. Namun karena pertumbuhan pendapatan perimbangan lebih
rendah dibandingkan dengan belanja wajib dan mengikat dan untuk
mempertahankan proporsi belanja langsung, maka Kota Padang telah berkomitmen
untuk mengurangi laju pertumbuhan belanja wajib dan mengikat ini, antara lain
dengan membuat kebijakan meminimalkan penambahan pegawai baik melalui
pegawai baru maupun pegawai pindahan.
Berdasarkan kebijakan tersebut, maka tingkat pertumbuhan belanja
pengeluaran wajib dan mengikat serta perioritas utama dari tahun 2014 sampai
tahun 2019 dihitung 1,5% lebih rendah daripada tingkat pertumbuhan tahun-tahun
sebelumnya. Di samping kebijakan minimalisasi pertambahan pegawai sebagaimana
dijelaskan diatas, maka kebijakan belanja yang akan dilakukan dimasa akan datang
antara lain adalah:
65
1. Kebijakan Belanja sesuai dengan prioritas; mulai dari belanja wajib dan
mengikat, belanja administrasi rutin, belanja program unggulan, dan perioritas
lainnnya.
2. Melakukan efesiensi anggaran terhadap jenis belanja/pengeluaran yang
terkesan boros, seperti belanja honor, perjalanan dinas, dan belanja barang
dan jasa, serta dianggarkan secara selektif.
3. Belanja langsung diprioritaskan untuk membiayai belanja modal yang dapat
memberikan multiflier effect dalam pertumbuhan ekonomi khususnya yang
berkaitan dengan pelayanan dasar.
4. Peningkatan peran Bappeda dalam sinkronisasi belanja antar SKPD untuk
meningkatkan efektivitas sesuai dengan target kinerja.
Prinsip pengelolaan keuangan daerah adalah mencapai keseimbangan antara
pendapatan dan belanja sehingga kemungkinan defisit anggaran ditiadakan. Namun
jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran berjalan, arah
pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip kemampuan dan
kesinambungan fiskal daerah. Sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit
anggaran dapat diperoleh dari SILPA ataupun pinjaman daerah dan dengan sebisa
mungkin menghindari penjualan aset daerah yang dipisahkan. Apabila terjadi
pinjaman daerah, maka besaran pinjaman daerah haruslah pada kemampuan
pengembalian pinjaman oleh daerah. Dalam pengelolaan pembiayaan dan
perumusan proyeksi pembiayaan daerah selama kurun waktu lima tahun ke depan,
asumsi dan metode proyeksi yang digunakan adalah linear dengan asumsi dan
metode yang digunakan pada pendapatan dan belanja daerah.
Dalam pengelolaan pembiayaan, tidak dimungkinkan untuk melakukan
penerimaan pembiayaan melalui SILPA dikarenakan proyeksi penerimaan dan
belanja daerah menunjukkan kebutuhan pada belanja selalu lebih besar dari
penerimaan, sehingga pendapatan pembiayaan diutamakan diperoleh dari laba
investasi jangka pendek dan jangka panjang, hasil investasi aset, pembayaran
piutang daerah, maupun penerimaan-penerimaan lainnya yang dimungkinkan untuk
diperoleh. Sedangkan pengeluaran pembiayaan dialokasikan untuk melakukan
pembiayaan pada investasi jangka pendek dan jangka panjang, investasi pada aset
tetap, alokasi dana cadangan daerah, serta pembayaran utang dan defisit daerah.
Berdasarkan perhitungan SiLPA tahun 2013 dan hasil proyeksi pendapatan
daerah dari tahun 2014 sampai tahun 2019 serta proyeksi pengeluaran pembiayaan
wajib dan mengikat serta perioritas utama dapat diketahui proyeksi kapasitas riil
keuangan daerah tahun 2014-tahun 2019. Tabel 3.17 berikut memperlihatkan hasil
perhitungan proyeksi kapasitas riil keuangan daerah tahun 2014-tahun 2019.
66
Tabel 3.17
PROYEKSI KAPASITAS RIIL KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
UNTUK MENDANAI PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun (Rp, Juta)
No. Uraian
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1. Pendapatan 1.935.855,66 2.049.950,95 2.340.670,91 2.674.801,60 3.071.697,43 3.545.500,87
2. Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)
3. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 227.884,05
Total penerimaan 2.163.739,71 2.049.950,95 2.340.670,91 2.674.801,60 3.071.697,43 3.545.500,87
Dikurangi:
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang
4.
Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama 1.197.190,34 1.261.436,94 1.442.660,64 1.649.919,74 1.886.954,61 2.158.042,98
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
Daerah 966.549,37 788.514,01 898.010,27 1.024.881,86 1.184.742,81 1.387.457,89
67
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
68
atlit yang berpotensi dibidang olah raga terhadap jaminan karir, keamanan, dan
jaminan pekerjaan serta masa depannya. Kurang terkelola sarana seni dan budaya
dengan manajemen yang baik, seharusnya mendatangkan pendapatan kota. Belum
optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi Minangkabau,
kehidupan seni, bahasa dan sastra, yang masih lekat dan tumbuh dalam kehidupan
masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi serta kearifan budaya lokal sebagai
basis ketahanan budaya untuk menjaga keberlanjutan dinamika dan berkembangan
zaman sekaligus untuk menyaring masuknya budaya-budaya asing yang kurang
sesuai dengan tatanan, tuntunan dan tontonan budaya lokal. Kurang berkembang
event seni tradisional yang bernuansa islami yang berbudaya Minang dan masih
rendahnya implementasi ABS-SBK.
69
menegaskan peran dan tanggung jawab pemerintah. Orientasi kepada mutu
(mengacu kepada standar yang dijaga dan ditingkatkan agar tidak berkurang
karena adanya penambahan kapasitas). Perimbangan SMASMK, pemerataan
distribusi, penentuan tahapan pencapaian target APK di tingkat nasional maupun
provinsi dan Kota Padang.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan SDM
yang beriman, kreatif dan berdaya saing global. Rasio guru dengan murid
berdasarkan data tahun 2012 sudah mencapat standar, akan tetapi penyebaran per
bidang studi yang diajarkan tidak merata. Melaksanakan Wajib belajar 12 tahun
dengan baik. Kompetensi tenaga pendidik mengoperasionalkan pemanfaatan IT
oleh guru masih rendah. Perbedaan pelayanan melalui pembentukan cluster
sekolah-sekolah menengah, sehingga membentuk persepsi orang tua mengenai
mutu pendidikan. Apalagi pergerakan anak bersekolah yang lintas wilayah, sehingga
beban pelayanan pendidikan tidak seimbang. Sekolah pinggiran kurang memadai
fasilitas sarana penunjang pendidikan seperti perpustakaan dan laboratorium.
70
kurang mendapat pembinaan yang serius sampai mereka menjadi wirausahawan.
Dukungan infrastruktur, pemberian insentif dan kemudahan investasi belum efektif
untuk menarik investor, serta belum optimalnya kualitas kelembagaan yang
membidangi. Sektor informal pedagang kaki lima di Kota Padang kurang terkendali
sehingga membuat kota yang semrawut. Permasalahan pasar tradisional, PKL
terdesak oleh keberadaan pasar modern, karena semakin banyaknya ijin yang
diberikan kepada swasta untuk membangun hypermarket, supermarket dan toserba
yang mengakibatkan menurunnya daya saing pasar tradisional. Belum optimalnya
pengembangan sistem pembiayaan dengan kemitraan pemerintah dan swasta.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan arah pengembangan ekonomi
kreatif, UMKM, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat petani dan masyarakat
nelayan.
Masyarakat Padang terkenal mempunyai jiwa dan semangat wirausaha
(entrepreneurship) dan ulet. Kondisi tersebut ditandai dengan banyaknya anggota
masyarakat yang bergerak dan sukses dalam bidang perdagangan, industri dan jasa
walaupun umumnya masih dalam skala kecil dan menengah (UKM). Isu strategis
bisa dilakukan membina dan mencetak wirausahawan baru yang handal yang dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Semangat kewirausahaan ini merupakan
modal dasar yang sangat penting dan perlu terus dikembangkan untuk mendorong
kegiatan ekonomi Kota Padang sesuai dengan potensi yang dimiliki, disamping
untuk menekan tingkat pengangguran serta mencarikan solusi lapangan kerja baru
bagi warga kota.
71
Pasca gempa, kawasan pasar raya belum terbangun optimal, maka perlu
segera dilakukan pembangunan Pasar Inpres, Fase, dan pembenahan PKL. PKL
yang berada di pasar raya sudah menjadi masalah besar, maka perlu segera ditata
dan dicarikan penempatan lokasinya yang tepat. Ruang terbuka hijau belum
memenuhi standarisasi; Rasio bangunan ber-IMB masih belum maksimal. Investor
kurang berminat melakukan investasi di Sumatera Barat terkait isu tanah ulayat.
Banyak lahan yang belum bersertifikat dan potensi menimbulkan permasalahan di
kemudian hari. Perencanaan pembangunan yang dilakukan telah mengacu kepada
RTRW, namun perlu pengawasan dan pengendalian
72
4.1.8. Masalah Pariwisata
Sektor pariwisata yang ada di wilayah Kota Padang memiliki potensi yang
cukup baik berupa wisata alam, bahari, kuliner, wisata sejarah dan budaya. Masalah
kepariwisataan yang ada disebabkan oleh banyak faktor. belum dikelola secara
maksimal, baik wisata alam, wisata sejarah dan budaya maupun wisata bahari.
Bagaimana membuat sektor parawisata kota Padang menjadi objek yang
menyenangkan dan berkesan bagi pengunjung. Masalah sekarang pada objek-objek
wisata yang ada belum lengkap sarana dan prasana pendukungnya dan belum
terkelola dengan baik. Sarana dan parasarana tersebut menyangkut fasilitas
mushalla, kamar mandi, WC, tempat parkir dan fasilitas pendukung lainnya. Seperti
objek wisata pantai Muaro Padang belum terkelola dengan baik padahal merupakan
even yang bisa dijual kepada publik. Sektor Pariwisata tentang pengembangan
destinasi pariwisata dan peningkatan kuantitas kunjungan wisatawan, maka kualitas
dan kuantitas sarana prasarana pariwisata perlu dilengkapi.
73
4.2. ISU-ISU STRATEGIS
Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan regional yang
mempengaruhi Kota Padang. Untuk menghadapi MEA sebagai pasar tunggal dan
basis produksi internasional dengan elemen aliran arus bebas barang, arus bebas
jasa, arus bebas investasi, arus bebas tenaga kerja terdidik dan arus bebas aliran
modal. Maka masyarakat Kota Padang harus memperhitungkan dampak negatif arus
modal yang lebih bebas, meningkatkan daya saing SDM, karena daya saing SDM
Kota Padang masih rendah, jumlah tenaga kerja terampil relatif sedikit, sebagian
besar SDM berpendidikan rendah dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan formal.
Dalam rangka penyelarasan pelaksanaan pembangunan antar daerah dalam
Provinsi Sumatera Barat, maka perencanaan pembangunan Kota Padang meninjau
kebijakan pembangunan daerah sekitarnya melalui dokumen RPJMD masing-masing
Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman dan kota
Pariaman.
Tabel 4.1
Hubungan Pembangunan Kota Padang dengan Daerah Tetangga
Kabupaten
KETERKAITAN Kabupaten Solok KETERKAITAN
Pessel
Pembangunan Kota Padang akan Lancarnya jalan Solok Kota Padang sebagai
Kawasan Mande menerima manfaat Padang akan tujuan bagi
di Pessel akan dari pembangunan membawa pengaruh wisatawan
membawa objek wisata pada Kota Padang untuk tinggal di Kota
dampak pada kawasan Mande, Padang.
wilayah terutama dibidang
sekitarnya. jasa hotel dan
Rest area batas sebagainya.
Pesisir Selatan-
Padang tempat
istirahat bagi
orang yang
berkendaraan
Berkembangnya Semakin maju Kota Kabupaten Padang Bertambah
Kota Pariaman Pariaman akan Pariaman akan pertumbuhan
membawa mendukung berkembang bagian penerbangan ke BIM
pengaruh pada perkembangan Kota Bandara akan membawa
Kota Padang Padang. Internasional pengaruh pada
Minangkabau pelayanan Kota
Padang.
Belum Rendahnya layanan Belum meratanya Ketergantungan
optimalnya infrastruktur ketersediaan dan antar
layanan wilayah kualitas wilayah terhadap
infrastruktur sekitar akan sarana prasarana sumberdaya yang
kota memberi transportasi, jaringan ada
dan sinergitas tekanan terhadap irigasi, pendidikan, menyebakan adanya
antar layanan infrasruktur energi, keharusan melakukan
wilayah di Kota Padang dan kesehatan; kerjasama dalam
pengelolaan
sumberdaya tersebut.
74
Isu strategis dapat berasal dari permasalahan pembangunan maupun yang
berasal dari dunia international, kebijakan nasional maupun regional. Sesuai isu-isu
strategis yang telah dihasilkan dalam tahap perumusan dituangkan dalam
penyajian. Dalam penyajian isu strategis hal terpenting yang diperhatikan adalah isu
tersebut dapat memberikan manfaat dan berpengaruh dimasa datang terhadap
daerah Kota Padang.
Untuk menentukan isu-isu strategis yang patut diangkat dalam RPJMD 2014-
2019 ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria berikut ini; (1) Memiliki pengaruh yang
besar dan signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional, propvinsi
dan daerah Kota Padang; (2) Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah
Daerah; (3) Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan
masyarakat; (4) Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap Pembangunan
daerah; (5) Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; (6) Prioritas janji
politik yang perlu diwujudkan oleh Walikota terpilih.
Isu-isu yang bersifat strategis yang dimiliki oleh Kota Padang dikelompokkan
antara lain:
75
aman, tenang dan menyenangkan didukung dengan sarana dan prasarana yang
lengkap dan memadai tentang gedung, ruang kelas, labor, guru dan tenaga
kependidikan serta fasilitas lain seperti sekolah berasrama. Sekolah berasrama salah
satu jalan untuk proses membentuk peserta didik yang religius.
Jangkauan akses pelayanan dan mutu pendidikan, biaya penyelenggaraan
pendidikan, relevansi dan daya saing pendidikan menengah umum dan khusus serta
pendidikan karakter berbasis moral dan budi pekerti bagi peserta didik merupakan
isu strategis bidang pendidikan Kota Padang. Memberikan biaya pendidikan yang
gratis untuk pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK sederajat serta pemberian beasiswa
bagi semua pelajar/mahasiswa berprestasi dari keluarga miskin Kota Padang.
Kondisi ini tercermin dari perkembangan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang sudah membaik. Kualitas SDM yang baik akan dapat dijadikan sebagai
modal dasar untuk proses pembangunan yang berlandaskan pada IPTEK.
Peningkatan IPM dipicu oleh kualitas kesehatan semakin baik. Pemberian pelayanan
kesehatan didukung oleh fasilitas sarana dan prasarana kesehatan dasar, tenaga
kesehatan dan jaminan pembiayaan kesehatan. Pemberian fasilitas kesehatan gratis
di puskesmas maupun di RSUD bagi warga penduduk miskin Kota Padang perlu
diberikan. Selanjutnya kesadaran masyarakat untuk persalinan oleh tenaga medis
belum optimal, pada hal ini yang menyebabkan target penurunan jumlah Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan bisa tercapai. Isu
strategis tentang kesehatan berkaitan dengan derajat kesehatan masyarakat,
jangkauan dan biaya pelayanan kesehatan akan menjadi harapan bagi masyarakat
mencapai Padang sehat.
76
pada berbagai sektor ekonomi sesuai dengan potensi yang dimiliki Kota Padang. Isu
strategis Kota Padang akan menciptakan wirausahawan baru yang siap dibina dan
dilatih.
Isu Strategis pengembangan sektor kepariwisataan, objek wisata Pantai Kota
Padang dengan Pantai Air Manih serta objek wisata lainnya menjadi wisata keluarga
dan konvensi yang layak dan ramah. Untuk itu harus didukung keramahan
(hospitality) ditandai dengan keamanan dan kenyamanan wisatawan. Sehingga
perlu dikembangkan prasarana dan sarana pendukung. Merevitalisasi objek wisata
dan mengorganisasikan komunitas lokal secara melembaga agar tercapai dukungan
yang maksimal terhadap kunjungan wisatawan. Membuat peta jalan untuk
pengembangan kepariwisataan dan sektor pendukungnya termasuk partisipasi
kelembagaan lokal dalam mengelola objek dalam bentuk Badan Usaha Kampung
atau Nagari.
77
Pengembangan prasarana dan sarana perhubungan, Perluasan pelabuhan Teluk
Bayur, pembangunan sekolah berasrama (boarding school), merupakan isu strategis
yang cukup penting bagi peningkatan peranan Kota Padang sebagi Kota Pendidikan,
Perdagangan dan Parawisata.
Untuk mengantisipasi peningkatan volume lalu lintas yang sangat tinggi
dengan semakin berkembangnya pembangunan di Provinsi Riau dan telah
berfungsinya pembangunan Fly Over Kelok Sembilan, maka pemerintah Kota
Padang harus menyambut rencana Provinsi Sumatera Barat untuk membangun
jalan dua jalur dari Padang sampai ke Kota Payakumbuh. Rencana perbaikan dan
pelebaran jalan tersebut merupakan isu strategis yang cukup penting dan dapat
menjadikan hubungan ekonomi dan sosial antara Kota Padang menuju Riau dan
sebaliknya akan semakin lancar dan hal ini akan membawa pengaruh besar
terhadap pembangunan daerah Kota Padang. Selanjutnya pembangunan kabupaten
dan kota tentangga seperti Kawasan Mande di Kabupaten Pesisir Selatan, akan
membawa arus pertambahan penduduk Kota Padang serta berpeluang untuk
membangun sektor jasa dan perdagangan serta pariwisata kota Padang.
78
yang akan dicapai baik secara pribadi dan kelompok maupun keseluruhan sehingga
dirasakan kemanfaatan dari kebersamaan. Religius sebagai sesuatu yang niscaya
sesuai dengan nilai dasar ketuhanan dalam Pancasila dimana setiap warga negara
harus melaksanakan ajaran agama secara konsisten dan konsekuen. Berbudaya
adalah cerminan dari pola interaksi dan tatanan sosial kehidupan masyarakat adat
terutama Minang yang berdasarkan Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah
(ABS-SBK).
79
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
80
berkurang karena terjadinya alih fungsi lahan. Karena itu kegiatan ekonomi
yang akan berkembang terus di Kota Padang dimasa mendatang tentunya
adalah sektor-sektor industri perdagangan dan jasa (termasuk kegiatan
pariwisata) yang selanjutnya dijadikan sebagai arah pengembangan kegiatan
ekonomi kota;
c. Unggul dan berdaya saing tinggi merupakan keharusan dalam pengembangan
kegiatan ekonomi mengingat dewasa ini Indonesia sudah berada dalam era
globalisasi dengan diberlakukannya kegiatan perdagangan bebas dalam
kerangka Asean Free Trade Area (AFTA) yang dimulai tahun 2010 dan akan
dilanjutkan pada tahun 2015 menjadi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Dalam situasi tersebut tingkat persaingan akan semakin tajam sehingga
kegiatan ekonomi yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik adalah
kegiatan ekonomi yang unggul dan berdaya saing tinggi;
d. Kehidupan perkotaan yang tertib dan teratur sangat di dambakan dalam
kehidupan daerah perkotaan mengingat tingkat kepadatan penduduk cukup
tinggi. Termasuk dalam hal ini adalah kualitas lingkungan hidup yang baik
yang meliputi aspek tata-ruang, kebersihan, pencemaran udara dan air yang
minim, hutan lindung yang terjaga dan kondisi lingkungan yang aman
terhadap kemungkinan bencana alam.
81
9. Meningkatkan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam kearah aplikasi
konsep pembangunan terpadu, berkeseimbangan dan berkelanjutan.
82
sudah mencukupi, lingkungan pemukiman telah tertata dengan baik serta
terdapatnya kualitas lingkungan hidup yang baik, hijau, lestari dengan pengelolaan
sumber daya alam berkelanjutan.
Bermartabat dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu kondisi masyarakat
dimana hak azasi manusia sudah terjamin dengan baik, bebas dari tekanan dan rasa
takut dan mendapat perlindungan hukum yang cukup dari negara. Dengan demikian
masyarakat yang bermartabat adalah suatu masyarakat yang taat azas, dihormati,
mempunyai harga diri dan kedudukan yang sama dalam pergaulan masyarakat baik
nasional maupun internasional.
Misi pada dasarnya merupakan upaya umum untuk dapat mewujudkan visi
pembangunan sebagaimana dijelaskan terdahulu. Berdasarkan pengertian ini, maka
misi pembangunan jangka menengah daerah ini ditetapkan sejalan dengan RPJP
Provinsi Sumatera Barat sebagai berikut:
1. Mewujudkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat, dan berbudaya
berdasarkan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah;
2. Mewujudkan tata-pemerintahan yang baik, bersih dan profesional;
3. Mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman, dan
berkualitas tinggi;
4. Mewujudkan ekonomi masyarakat yang tangguh, produktif, berbasis
kerakyatan, berdayasaing regional dan global;
5. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Misi untuk mewujudkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat,
dan berbudaya berdasarkan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabullah adalah landasan utama kehidupan masyarakat Minangkabau, yang
dijadikan sebagai persyaratan utama untuk dapat mewujudkan masyarakat yang
agamais dan berbudaya. Landasan filosofis ini sudah dimiliki sejak lama, sehingga
kedepan perlu terus dipelihara dan diterapkan dalam tata kehidupan masyarakat.
Ciri-ciri tata kehidupan yang demikian antara lain adalah: taat beragama, berakhlak
mulia, jujur, peduli sesama manusia, menerapkan tata kehidupan beragama dan
berbudaya yang baik, rukun dengan agama lain, serta peduli terhadap masa depan
dan keselamatan masyarakat dan bumi ciptaan Tuhan.
Misi untuk mewujudkan tata-pemerintahan yang baik, bersih dan profesional
merupakan persyaratan yang tidak kalah pentingnya untuk dapat mendorong proses
pembangunan daerah secara cepat dan merata. Hal ini sesuai dengan harapan
seluruh masyarakat. Dalam kondisi demikian, tata pemerintahan berjalan secara
demokratis, taat hukum, transparan, menerapkan sistem perencanaan,
penganggaran dan pengawasan secara terpadu yang berlandaskan pada partisipasi
masyarakat serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Dengan cara
demikian diharapkan akan dapat diwujudkan pola pemerintahan daerah yang
efektif, efisien, bersih dan berwibawa serta didukung oleh partisipasi aktif
masyarakat secara keseluruhan.
83
Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman
dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan
masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang berkualitas
tersebut akan dapat diwujudkan melalui tiga pilar utama yaitu: pendidikan yang
bermutu tinggi disemua strata, pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Seni (IPTEKS) yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan derajat kesehatan
yang tinggi dan merata keseluruh pelosok daerah dan lapisan masyarakat.
Termasuk dalam kualitas sumberdaya manusia ini adalah adanya disiplin dan etos
kerja yang baik sehingga tingkat efisiensi dan produktivitas tenaga kerja menjadi
cukup tinggi serta terdapatnya kesetaraan gender.
Misi untuk mewujudkan ekonomi masyarakat yang tangguh, produktif,
berbasis kerakyatan, berdayasaing regional dan global merupakan unsur penting
untuk dapat mendorong kemajuan ekonomi dan kemakmuran masyarakat, terutama
dalam era globalisasi dewasa ini. Kondisi tersebut diwujudkan melalui
pengembangan ekonomi agribisnis dan agroindustri serta industri jasa. Usaha
ekonomi yang demikian akan dapat diwujudkan dengan penciptaan persaingan yang
sehat dalam dunia usaha, mencegah timbulnya monopoli dan monopsoni serta
ketidakadilan dalam berusaha, mengembangkan kewirausahaan daerah,
menyediakan prasarana dan sarana pembangunan yang berkualitas secara merata
keseluruh pelosok daerah dan mewujudkan kepastian hukum dan iklim investasi
yang kondusif bagi para investor.
Misi untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan juga tidak kalah pentingnya untuk dapat mewujudkan masyarakat yang
sejahtera dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Kualitas lingkungan hidup yang
baik dan menyenangkan akan dapat diwujudkan melalui pencegahan polusi udara,
pengotoran air, mengupayakan lingkungan yang bersih dan segar, serta
menerapkan rencana tata-ruang secara konsekuen. Termasuk dalam hal ini adalah
pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan yang dapat diupayakan dengan
memelihara kawasan hutan lindung, mencegah eksploitasi sumberdaya alam secara
berlebihan, memelihara cadangan air, memelihara biota laut dan meningkatkan
konservasi alam serta reboisasi hutan secara teratur dan terus menerus.
84
Visi Walikota dan Wakil Walikota Padang terpilih dan telah dilantik pada
tanggal 13 Mei 2014 adalah sebagai berikut:
Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan,
Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan
Berbudaya
Dari visi tersebut terlihat bahwa terdapat 6 hal pokok yang menjadi
landasan, fokus dan sasaran utama pembangunan yang diharapkan dapat dicapai
dalam periode 5 tahun mendatang yaitu:
1. Pendidikan, baik untuk tingkat dasar, menengah maupun tinggi merupakan
landasan utama untuk mendorong proses pembangunan kota. Alasannya
sangat jelas karena melalui pendidikan akan dapat diwujudkan kualitas
sumberdaya manusia yang baik sebagai modal dasar untuk mendorong proses
pembangunan kota. Disamping itu, melalui pendidikan akan dapat pula
ditingkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat memahami dan
memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat penting
artinya untuk dapat memanfaatkan dan memelihara potensi sumberdaya alam
yang tersedia sehingga kegiatan produksi dan kualitas lingkungan hidup dapat
ditingkatkan;
2. Perdagangan, baik untuk produksi pertanian dan usaha kecil dan menengah
(UKM) yang diproduksi dalam provinsi Sumatera Barat dan daerah tetangga
yang berdekatan menjadi kegiatan ekonomi Kota yang dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan warga kota. Jiwa wirausaha
masyarakat kota Padang yang relatif lebih baik merupakan faktor pendorong
utama untuk mendorong kegiatan perdagangan tersebut;
3. Pariwisata, khususnya wisata bahari dengan memanfaatkan Pantai Padang
yang indah dan bersih serta pulau-pulau yang berdekatan, merupakan potensi
kota Padang sangat penting disamping perdagangan. Karakteristik kegiatan
pariwisata yang mempunyai keterkaitan erat dengan sektor lain, baik
pertanian, industri, perdagangan dan jasa akan memungkinkan
pengembangan sektor pariwisata secara terpadu dengan sektor-sektor lainnya
sehingga proses pertumbuhan ekonomi kota menjadi semakin cepat dan
efisien;
4. Aspek agama (religius), baik Islam dan agama lainnya yang dianut warga Kota
Padang sangat penting artinya untuk dapat mengarahkan dan membimbing
tingkah laku masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang patuh
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral tinggi dan sangat
peduli terhadap kepentingan umum masyarakat;
5. Tata kehidupan masyarakatnya di dasarkan pada budaya lokal, khususnya
Budaya Minangkabau dalam rangka mewujudkan masyarakat yang rukun dan
damai serta saling menghormati satu sama lainnya sesuai dengan warisan
budaya tradisional masyarakat setempat;
85
5.4. MISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG
Misi pada dasarnya adalah merupakan upaya umum yang akan dilakukan
untuk dapat mewujudlan visi yang telah ditetapkan. Misi ini selanjutnya akan
dijadikan sebagai dasar perumusan strategi, kebijakan dan program pembangunan
daerah yang akan dilakukan selama periode perencanaan,
Untuk mewujudkan visi Kota Padang pada sub 5.3, maka misi atau upaya
umum yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sumberdaya
manusia yang beriman, kreatif dan berdaya saing;
2. Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah Barat Sumatera;
3. Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan
berkesan;
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi
kerakyatan;
5. Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, tertib, bersahabat dan
menghargai kearifan lokal;
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani.
86
untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah serta pusat pemerintahan untuk
Provinsi Sumatera Barat.
2. Terciptanya Kota Padang yang juga berfungsi sebagai Pusat Pertumbuhan
(Growth Pole) dengan kegiatan utama ditekankan pada bidang perdagangan,
jasa dan pariwisata untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah.
3. Terlaksananya Kota Padang sebagai Kota layak huni yang mempunyai
prasarana dan sarana yang cukup dan berkualitas baik serta lingkungan hidup
yang menyenangkan dan bebas dari kemungkinan bencana alam.
4. Terciptanya masyarakat yang sejahtera, religius dan berbudaya berdasarkan
pada falsafah Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
Adapun Agenda pembangunan Kota Padang pada Tahun 2014 -2019, adalah:
1. Peningkatan pendidikan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang
beriman, kreatif dan berdaya saing
2. Pengembangan Kota Padang sebagai pusat Perdagangan
3. Pengembangan Kota Padang sebagai Kota Wisata dan berdaya saing
5. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penurunan angka kemiskinan
6. Peningkatan keamanan dan kebersihan kota
7. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan Kota Padang
Pembangunan Kota Padang pada Tahun 2014-2019 juga diarahkan pada 10
Program Prioritas Pembangunan Kota Padang, yaitu:
1. Percepatan pembangunan sarana perdagangan kota dan sentra ekonomi
2. Peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan
3. Peningkatan infrastruktur perkotaan dan transportasi kota
4. Pengembangan industri pariwisata dan kelautan serta pemberdayaan
masyarakat pesisir dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang
berdaya saing
5. Penataan dan Peningkatan pembangunan kawasan perumahan pemukiman
perkotaan
6. Peningkatan dan pemerataan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat
7. Pembangunan Ekonomi berbasis masyarakat dan mendorong tumbuhnya
investasi daerah dalam rangka Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
penurunan tingkat kemiskinan
8. Penataan Lingkungan Perkotaan yang hijau, berkelanjutan dan berbasis
mitigasi bencana
9. Peningkatan Penataan birokrasi dan tata kelola penyelenggaraan
Pemerintahan yang baik dan bersih untuk peningkatan pelayanan publik.
10. Pengamalan Agama dalam kehidupan masyarakat yang berbudaya
87
Tabel 5.1
Hubungan Hirarkis antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Visi: Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan
Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya
Misi Tujuan Sasaran
Misi 1:
Mewujudkan 1. Mewujudkan kualitas 1. Terwujudnya peningkatan kualitas
Pendidikan Yang sumberdaya manusia pendidikan
Berkualitas Untuk yang beriman, kreatif dan 2. Tercapainya peningkatan
Menghasilkan berdaya saing tinggi pemerataan pendidikan dan
Sumberdaya mendorong tumbuhnya sekolah
Manusia Yang kejuruan (vokasional
Beriman, Kreatif 3. Terjaganya kualitas moral dan
Dan Berdaya akhlak pendidik dan peserta didik
Saing; dari pengaruh lingkungan yang
negatif;
4. Terciptanya peningkatan kesiapan
SDM dalam menghadapi MEA
MISI 2:
Menjadikan Kota 1. Mewujudkan Kota Padang 1. Terciptanya peningkatan volume
Padang Sebagai sebagai pusat kegiatan transaksi perdagangan barang dan
Pusat Perdagangan perdagangan untuk jasa
Wilayah Barat wilayah Pantai Barat 2. Terciptanya peningkatan kontribusi
Sumatera Sumatera sektor perdagangan dalam
perekonomian Kota Padang.
2. Mewujudkan Kota Padang 1. Terciptanya peningkatan kegiatan
sebagai Pusat industri berbasis sumberdaya lokal
Pertumbuhan ekonomi 2. Terciptanya peningkatan
penerapan Iptek dan Inovasi
MISI 3:
Menjadikan Kota 1. Mewujudkan Kota Padang 1. Tercapainya peningkatan rata-rata
Padang sebagai Sebagai daerah Tujuan lama tinggal wisata di Kota
daerah tujuan Wisata Yang Nyaman dan Padang;
wisata yang Berkesan 2. Tercapainya peningkatan jumlah
nyaman dan kunjungan wisata nusantara dan
berkesan mancanegara
3. Tercapainya kondisi wisata
nyaman dan berkesan
2. Mewujudkan kota 1. Terpelihara dan lestarinya nilai
Padang sebagai kota budaya, religius dan tradisi lokal
tujuan wisata budaya yang berada di kota Padang
yang religius
MISI 4:
Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Tercapainya peningkatan kualitas
Kesejahteraan kesejahteraan ekonomi masyarakat
Masyarakat Dan masyarakat 2. Berkurangnya tingkat kemiskinan
Pengembangan 3. Tercapainya peningkatan kualitas
Ekonomi kesehatan masyarakat
Kerakyatan
2. Mewujudkan ekonomi 1. Tercapainya peningkatan
kerakyatan yang tangguh penyediaan lapangan kerja dan
usaha
88
Visi: Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan
Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya
Misi Tujuan Sasaran
2. Tercapainya peningkatan
kekuatan ekonomi kerakyatan
Misi 5:
Menciptakan Kota 1. Mewujudkan Kota Padang 1. Tersedianya Informasi Tentang
Padang yang yang aman dan tanggap Daerah Rawan Bencana
Aman, Bersih, bencana 2. Tercapainya peningkatan sarana
Tertib, Bersahabat prasana penanggulangan bencana
dan Menghargai 3. Tercapainya peningkatan
Kearifan Lokal kesiapsiagaan warga kota
mengantisipasi penanggulangan
bencana
2. Mewujudkan lingkungan 1. Tercapainya peningkatan kualitas
hidup kota yang lingkungan hidup
berkualitas 2. Tercapainya peningkatan
konservasi, rehabilitasi, dan
pemulihan ekosistem
3. Tercapainya penurunan tingkat
pencemaran udara dan air
3. Mewujudkan Infrastruktur 1 Terwujudnya Tatakelola Sumber
yang ramah dan aman Daya Air dan Drainase Perkotaan
yang berkualitas
2. Tersedianya infrastruktur jalan
raya yang aman
3. Tersedianya sarana dan prasarana
pemukiman yang berkualitas
4. Mewujudnya Kota Padang 1. Terciptanya peningkatan system
yang bersih dan indah pengelolaan persampahan
2. Terciptanya peningkatan kualitas
dan kuantitas Ruang Terbuka
Hijau, Hutan Kota, Taman Kota
dan TPU.
5. Mewujudkan transportasi 1. Tersedianya pelayanan jasa
perkotaan yang lancar, angkutan kota yang cukup dan
aman, nyaman dan lancar ke seluruh wilayah kota.
murah. 2. Terciptanya peningkatan
keamanan dan keselamatan lalu
lintas.
6. Mewujudkan penataan 1. Terlaksananya penataan
ruang, bangunan dan bangunan dan perumahan sesuai
perumahan yang serasi, dengan Rencana Tata Ruang Kota
selaras dan seimbang
7. Mewujudkan penyediaan 1. Tersedianya lahan untuk
lahan untuk kebutuhan kebutuhan pembangunan Kota
pembangunan kota yang yang sesuai peruntukannya.
berkeadilan
89
Visi: Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan
Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya
Misi Tujuan Sasaran
Misi 6:
Mewujudkan Tata 1. Mewujudkan Tata Kelola 1. Tercapainya peningkatan
Kelola Pemerintahan yang baik Perencanaan Pembangunan
Pemerintahan Yang daerah dan Pengelolaan Data
Baik, Bersih Dan 2. Tercapainya peningkatan
Melayani Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
2. Mewujudkan Tata Kelola 1. Tercapainya pengurangan tindak
Pemerintahan yang Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
bersih (KKN) dilingkungan birokrasi
3. Mewujudkan Tata Kelola 1. Terwujudnya pelayanan publik
pemerintahan yang yang berkualitas (prima)
melayani
90
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
91
berkembang dalam era globalisasi sekarang ini. Tidak dapat disangkal bahwa
kegiatan ekonomi yang bisa bertahan dan berkembang dalam era globalisasi
hanyalah yang mempunyai daya saing tinggi.
92
Tabel 6.1.
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 1
MISI 1: Mewujudkan Pendidikan Yang Berkualitas Untuk Menghasilkan Sumberdaya
Manusia Yang Beriman, Kreatif Dan Berdaya Saing;
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
1. Mewujudkan 1. Terwujudnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan mutu
kualitas peningkatan kualitas dan lulusan pendidikan
sumberdaya kualitas kompetensi
manusia yang pendidikan peserta didik
beriman, 2. Meningkatkan 1. Peningkatan pendidikan
kreatif dan kualitas dan tenaga pendidik dan
berdaya saing kompetensi kependidikan
tinggi. tenaga pendidik 2. Memperbaiki akreditasi
dan tenaga institusi dan program
kependidikan studi
serta kualitas 3. Meningkatkan tata kelola
intitusi pendidikan yang
berkualitas
3. Meningkatkan 1. Meningkatkan kualitas
kualitas sarana gedung, laboratorium,
dan prasarana perpustakaan dan
pendidikan sarana ibadah sekolah
serta lingkungan sekolah
2. Mengembangkan
jaringan kerjasama
dengan stakeholders
3. Mengembangkan dan
mengupdate kurikulum
sekolah
4. Memantapkan 1. Pengembangan Sekolah
pelaksanaan Gratis untuk Wajar 12
Wajib Belajar 12 Tahun
Tahun untuk 2. Meningkatkan budaya
warga Kota baca tulis masyarakat
Padang 3. Meningkatkan pelayanan
pendidikan mengacu
kepada standar
pendidikan nasional
2.Meningkatnya 1. Memperluas 1. Perluasan jangkauan
pemerataan jangkauan pemerataan sarana
pendidikan dan pemerataan pendidikan
mendorong pendidikan dan 2. Pemerataan distribusi
tumbuhnya dan mendorong guru
sekolah kejuruan pengembangan 3. Pengembangan sekolah
(vokasional) sekolah vokasional berbasis
vokasional sumber daya lokal
4. Mendorong penciptaan
wirausahawan muda
5. Mendorong peningkatan
pemahaman dan
penerapan IPTEK tepat
guna
93
2. Menghindarkan 1. Memberikan bantuan
siswa putus biaya pendidikan
sekolah
3. Terjaganya 1. Mendekatkan 1. Menyediakan media
kualitas moral akses informasi informasi yang bernilai
dan akhlak nilai-nilai agama agama dan budaya
pendidik dan dan budaya dan Minangkabau pada areal
peserta didik meningkatkan publik
dari pengaruh pendidikan 2. Penyamaan kesempatan
lingkungan yang karakter serta bagi anak berpendidikan
negatif; sekolah khusus (disable) untuk
berasrama menempuh pendidikan
(Boarding normal
School) 3. Meningkatkan
pendidikan karakter
melalui sekolah
berasrama peserta didik
4. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan
kesiapan SDM kemampuan penggunaan Bahasa
dalam peserta didik Inggris di sekolah
menghadapi dalam 2. Menambah koleksi
MEA menggunakan perpustakaan yang
Bahasa Inggris berbahasa Inggris
dan 3. Meningkatkan
meningkatkan pendidikan
ketahanan kewarganegaraan untuk
budaya lokal membangun
nasionalisme
Karena program Wajib Belajar 9 Tahun sudah selesai, maka mulai pada
periode RPJMD ini akan dimulai secara resmi pelaksanaan wajib belajar 12 tahun
yaitu mulai dari sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA).
Untuk keperluan ini maka peningkatan pembangunan gedung sekolah lanjutan
tingkat atas, baik SMA dan sekolah kejuruan akan diutamakan. Demikian pula
halnya dengan penyediaan fasilitas perpustakaan dan laboratorium untuk siswa
sekolah menengah atas akan mendapat perhatian lebih besar. Tentunya upaya
untuk meningkatkan kualitas guru melalui pelatihan jangka pendek dan pendidikan
lanjut ke S2 akan semakin ditingkatkan. Hubungan keterkaitan antara strategi dan
arah kebijakan untuk Misi 1 dapat dilihat pada Tabel 6.1 diatas.
94
Menjadikan Kota Padang Sebagai Pusat Perdagangan Wilayah Barat
Sumatera. Untuk itu sasaran utama dari kebijakan pembangunan adalah
meningkatkan volume perdagangan barang dan jasa dengan meningkatkan kualitas
sarana dan prasarana perdagangan.
Sejalan dengan fungsi dan peranan kota Padang yang tercantum dalam
RTRW Provinsi Sumtera Barat yang menyatakan bahwa kota Padang adalah salah
satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN), maka kota Padang juga diharapkan mampu
menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat khususnya dan wilayah
Barat Sumatera pada umumnya.
Dalam rangka mewujudkan sasaran utama tersebut, maka tujuan
pembangunan untuk mewujudkan misi ini adalah:
1. Terwujudnya Kota Padang sebagai pusat kegiatan perdagangan untuk wilayah
Pantai Barat Sumatera. Pengembangan kegiatan perdagangan ini terutama
diarahkan untuk perdagangan hasil-hasil pertanian dan perkebunan serta
produk-produk usaha kecil dan menengah lainnya. Dengan cara demikian
diharapkan Kota Padang akan berkembang sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi untuk wilayah pantai Barat Sumatera.
2. Terwujudnya Kota Padang sebagai Pusat Pertumbuhan ekonomi di wilayah
Sumatera Barat, dengan mengembangkan industri berbasis sumber daya lokal
dan didukung oleh kegiatan perdagangan yang terpusat di kota Padang maka
akan mendorong partumbuhan ekonomi tidak hanya bagi kota Padang tetapi
juga untuk kota dan kabupaten sekitarnya di wilayah Sumatera Barat.
Untuk dapat mewujudkan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah
Sumatera Bagian Barat, maka strategi utama yang diperlukan adalah meningkatkan
penyediaan prasarana dan sarana yang dapat mendukung kegiatan perdagangan
tersebut. Prasarana dan sarana tersebut antara lain adalah fasilitas transportasi
menuju kawasan perdagangan, fasilitas pasar dan telekomunikasi. Bila prasarana
dan sarana tersebut dapat disediakan dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang
baik, maka kegiatan perdagangan akan dapat ditingkatkan secara optimal.
Selanjutnya, mengingat dewasa ini perekonomian kita sudah berada dalam
era perdagangan bebas (AFTA) dan globalisasi, maka tingkat persaingan antara
sesama pelaku usaha menjadi sangat tajam, maka strategi pembangunan yang
mengarah pada peningkatan kualitas SDM pelaku usaha dan efisiensi serta daya
saing pengusaha tentunya sangat penting dalam peningkatan kegiatan
perdagangan. Dalam rangka ini maka pemerintah kota perlu menjaga tingkat
persaingan yang sehat antara sesama pengusaha dan mencegah terjadinya
kecurangan dan monopoli untuk usaha-usaha tertentu. Disamping keamanan dan
ketertiban pada setiap lokasi pasar perlu pula dijaga agar kenyaman para
pengusaha dan konsumen dalam kegiatan perdagangan akan dapat dijaga dengan
baik.
95
Aktivitas perdagangan dan industri merupakan aktivitas ekonomi yang saling
terkait erat, oleh sebab itu untuk mewujudkan kota Padang sebagai pusat
pertumbuhan maka perlu ditumbuhkembangkan kegiatan produksi yang berbasis
sumberdaya local. Untuk itu kebijakan diarahkan untuk merevitalisasi kawasan
industri Padang Industrial Park (PIP) dan Lingkungan Industri Kecil (LIK) Ulu Gadut
dan dalam rangka mendukung proses industrialisasi Kota Padang, akan difasilitasi
pengembangan Padang Techno Park guna mengembangan inovasi dalam bidang
industri kecil dan menengah.
Tabel 6.2.
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 2
MISI 2: Menjadikan Kota Padang Sebagai Pusat Perdagangan Wilayah Barat Sumatera
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Terwujudnya 1. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan kualitas
Kota Padang volume kualitas sarana dan Kualitas sarana dan
sebagai pusat transaksi prasarana prasarana perdagangan
kegiatan perdagangan perdagangan 2. Peningkatan Kualitas SDM
perda-gangan barang dan dan lembaga Pengelola
untuk wilayah jasa Perdagangan
Pantai Barat 3. Penyediaan dan
Sumatera Peningkatan fasilitas
pergudangan
2. Meningkatkan 1. Pendataan dan penataan
Kualitas SDM pelaku usaha perdagangan
Pelaku Usaha berdasarkan karakteristik
Perdagangan usaha.
2. Peningkatan Pembinaan dan
pelatihan usaha bagi pelaku
usaha perdagangan
3. Meningkatkan 1. Menjaga iklim persaingan
efisiensi dan daya yang kondusif
saing kegiatan 2. Penguatan regulasi
perdagangan penjaminan mutu barang
barang dan jasa 3. Peningkatan keamanan dan
kenyamanan di kawasan
perdagangan
2. Meningkatnya 1. Mendorong 1. Peningkatan skala usaha
kontribusi peningkatan perdagangan
sektor aktivitas 2. Penganekaragaman
perdagangan perdagangan komoditi perdagangan
dalam 3. Peningkatan kuantitas dan
perekonomian kualitas komoditi
Kota Padang. perdagangan
4. Memperluas networking
(jejaring) perdagangan
5. Peningkatan fasilitas
pelayanan usaha (service
bussines)
96
6.3. Misi 3: Menjadikan Kota Padang sebagai Daerah Tujuan Wisata yang
Nyaman dan Berkesan
Disamping kegiatan perdagangan sebagai dijelaskan terdahulu,
pengembangan pariwisata merupakan kegiatan utama untuk mendorong Kota
Padang sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi untuk wilayah Provinsi Sumatera
Barat. Kegiatan pariwisata ini dapat dijadikan sebagai pendorong pertumbuhan
ekonomi karena kegiatan ini dapat bersinergi dengan beberapa kegiatan terkait
seperti perhotelan, perdagangan, perhubungan dan industri kerajinan rakyat
(industri kreatif). Melalui keterkaitan ini, maka pengembangan pariwisata akan
dapat mewujudkan pengembangan kegiatan ekonomi secara terpadu dan saling
mendukung. Disamping itu, pengembangan pariwisata dapat pula menjadi kualitas
lingkungan hidup karena tidak melibatkan exploitasi sumberdaya alam.
Memperhatikan kondisi geografis dan sosial budaya daerah maka jenis
pariwisata yang akan dikembangkan adalah pariwisata bahari karena Kota Padang
berada dipinggir laut dengan kondisi pasar yang baik dan indah. Disamping itu,
pengembangan wisata alam dan kuliner juga sangat potensial dikembankan dengan
memanfaatkan kondisi alam yang indah serta jenis makanan spesifik yang beragam.
Namun demikian, tentunya pengembangan wisata tersebut perlu dijaga agar tidak
bertentangan dengan agama dan budaya serta kebiasaan masyarakat setempat.
Tujuan utama yang ingin dicapai disini adalah terwujudnya Kota Padang
sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan. Dengan cara demikian
diharapkan jumlah kunjungan dan rata-rata lama tinggal wisata di Kota Padang
akan dapat ditingkatkan. Tujuan akhir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
warga kota melalui peningkatan penyediaan lapangan kerja dan pendapatan di
bidang pariwisata.
97
5. Melakukan penyuluhan secara berkala kepada masyarakat tentang manfaat
pariwisata untuk pengembangan Kota Padang dan peningkatan kesejahteraan
warga kota.
Tabel 6.3
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 3
Misi 3: Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan
98
2. Mengembangkan 1. Peningkatkan even-even
even-even wisata wisata yang berskala
yang dapat nasional dan
meningkatkan internasional yang dapat
kunjungan meningkatkan kunjungan
wiisatawan; wisata ke Kota Padang;
2. Menjalin kemitraan
dengan pelaku
pariwisata
3. Meningkatkan 1. Peningkatkan kualitas
jumlah dan infrastruktur kota yang
mengembangkan dapat menunjang
kualitas objek kegiatan pariwisata
wisata yang 2. Mendorong
menarik bagi pengembangan wisata
wisatawan konvensi (MICE) yang
layak dan ramah
3. Peningkatan
kemampuan pemandu
pariwisata
3. Tercapainya 1. Peningkatan Pemberdayaan masyarakat
kondisi wisata Keamanan, untuk sadar wisata
nyaman dan kebersihan dan
berkesan ketertiban (K3)
objek wisata
2. Peningkatan Meningkatkan kualitas
sarana dan Sarana Prasarana
prasarana
kepariwisataan
2. Terwujudnya 1. Terpelihara 1. Peningkatan 1. Pengembangan seni
kota Padang dan lestarinya pariwisata tradisi budaya yang
sebagai kota nilai budaya berbasis dikemas dengan
tujuan wisata berbasis kearifan lokal sentuhan modern
budaya yang religius dan dan tradisi seni 2. Reorganisasi sanggar
religious tradisi lokal budaya seni tradisional yang
yang berada di dikelola secara
kota Padang profesional dan
berkelanjutan
3. Peningkatan Kota
Padang sebagai tempat
festival seni budaya di
tingkat nasional dan
internasional
2. Pengembangan 1. Pembinaan seni
wisata religius tradisional bernuasa
dan Kota Tua religius dan budaya
minangkabau
2. Pelestarian dan
pengembangan wisata
Kota Tua
99
6.4. Misi 4: Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Pengembangan
Ekonomi Kerakyatan
Mewujudkan misi meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
menyeluruh dan pembangunan ekonomi kerakyatan merupakan unsur penting
untuk mendorong peningkatan kemakmuran warga Kota Padang. Kondisi tersebut
dapat diwujudkan melalui pengembangan kegiatan industri, perdagangan dan jasa
serta pariwisata. Agar pengembangan kegiatan tersebut dapat meningkatkan
penyediaan lapangan kerja dan sekaligus menanggulangi kemiskinan, maka
pengembangan kegiatan ekonomi tersebut terutama diarahkan pada kegiatan padat
karya dan usaha kecil dan menengah yang tidak memerlukan modal besar. Sejalan
dengan hal ini, peningkatan kemampuan wirausaha masyarakat perlu pula terus
dipupuk dan dikembangkan guna mendorong pengembangan kegiatan usaha
masyarakat, khususnya pengusaha pribumi.
Tujuan yang hendak dicapai dalam misi ini adalah:
1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas dan
aktivitas ekonomi masyarakat serta peningkatan pelayanan dasar secara
inklusif;
2. Terwujudnya ekonomi kerakyatan yang tangguh melalui pengembangan
kegiatan ekonomi kerakyatan dibidang industri perdagangan dan jasa.
Sasaran umum yang akan dicapai berdasarkan misi ini adalah:
1. Meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dengan dorongani produksi
komoditi unggulan di bidang perikanan, peternakan, industri, perdagangan
dan jasa;
2. Mendorong tumbuhnya wirausahawan baru, usaha mikro, kecil dan menengah
guna meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan peningkatan
penyediaan lapangan kerja;
3. Mengurangi secara bertahap persentase tingkat pengangguran dan
kemiskinan warga kota;
4. Meningkatkan kualitas pelayanan dasar khususnya kesehatan bagi masyarakat
guna meningkatkan kualitas SDM dan produktivitas masyarakat dalam rangka
mewujudkan Kota Padang sebagai pusat pelayanan publik (service centre).
Adapun strategi pembangunan yang akan ditempuh untuk mewujudkan
ekonomi kerakyatan yang tangguh adalah dengan jalan memberikan prioritas
pengembangan kegiatan ekonomi kota pada kegiatan pertanian perkotaan,
perikanan, peternakan, industri kecil dan menengah, perdagangan dan pariwisata.
Strategi pembangunan ini sengaja dipilih sesuai dengan struktur, permasalahan dan
potensi ekonomi Kota Padang. Disamping itu, pengembangan kegiatan ekonomi
tersebut diupayakan untuk tidak akan membawa konskuensi negatif terhadap
kualitas lingkungan hidup, sehingga keberlanjutan pembangunan di masa
mendatang akan tetap terjaga dengan baik.
100
Tabel 6.4
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 4
101
dari tipe C menjadi Tipe B
dan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD)
3. Meningkatkan partisipasi
aktif masyarakat dalam
peningkatan kualitas
kesehatan dan lingkungan
2. Meningkatkan 1. Pemerataan,
kualitas dan pengembangan dan
pemerataan SDM pemberdayaan SDM
kesehatan pelaksana pelayanan
kesehatan
2. Penguatan jaringan
kerjasama dalam
pembangunan kesehatan
4. Meningkatnya 1. Meningkatkan Peningkatan sistem
kualitas dan kualitas dan penjaminan sosial
kuantitas kuantitas program masyarakat
jaminan sosial jaminan sosial
masyarakat masyarakat
2. Terwujudnya 1. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan peran
ekonomi penyediaan kemampuan lembaga pelatihan
kerakyatan lapangan kerja kewirausahaan keterampilan dalam
yang tangguh dan usaha pengembangan
kewirausahaan
2. Mendorong penumbuhan
lapangan usaha berbasis
inovasi dan ekonomi
kreatif
2. Mendorong Memfasilitasi peningkatan
peningkatan investasi baik dari dalam
investasi maupun luar negeri dengan
memberikan kemudahan dan
insentif
2. Meningkatnya 1. Pemberdayaan 1. Meningkatkan
kekuatan ekonomi pemberdayaan ekonomi
ekonomi masyarakat rakyat dalam rangka
kerakyatan kawasan pertanian; peningkatan ketahanan
pangan dan kesejahteraan
2. Mengembangkan sistem
dan kelembagaan pasar
produk pertanian
3. Mengembangkan sentra
produksi komoditi
pertanian unggulan
dengan menggunakan
pendekatan wilayah dan
kawasan;
4. Penerapan dan
Pengembangan teknologi
pertanian
102
2. Pemberdayaan 1. Mengembangkan gerakan
ekonomi pemberdayaan ekonomi
masyarakat masyarakat pesisir
kawasan pesisir; 2. Mengembangkan blue
economy (ekonomi biru)
3. Mengembangkan kawasan
minapolitan
3. Mengembangkan 1. Meningkatkan daya saing
usaha kecil dan UMKM
menengah serta 2. Meningkatkan penerapan
usaha padat karya teknologi dalam berbagai
aneka usaha
3. Pembangunan dan
pengembangan sentra
ekonomi usaha mikro,
kecil dan menengah
4. Mengembangkan jaringan
kerjasama usaha dalam
dan luar wilayah
3.Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan mutu produk
volume efisiensi dan daya dan skala usaha KP
perdagangan saing produk KP 2. Penguatan regulasi
produksi dengan mendorong penjaminan mutu produk
kelautan dan terjadinya temu KP
perikanan bisnis
2. Memperluas net-
working antar
pelaku usaha dan
perdaga-ngan
produk KP
4.Meningkatnya Meningkatkan efisiensi Peningkatan kapasitas sarana
industri usaha usaha industri KP dan dan prasarana produksi
kelautan dan kapasitas SDM bernilai ekonomis
perikanan
5.Meningkatnya Mengembangkan Pengembangan kawasan
pelaku usaha usaha penangkapan di minapolitan, industrialisasi
industri KP yang daerah oceanic (laut dan blue economy berbasis
baru lepas) memanfaatkan kelautan dan perikanan
lahan marjinal (rawa)
6.Tercapainya 1. Meningkatkan 1. Penambahan armada
tingkat produksi KP untuk eksploitasi hasil KP
konsumsi ikan dengan 2. Memperluas pemanfaatan
perkapita/ optimalisasi lahan marjinal
tahun potensi oceanic
3. Mendorong industri pasca
dan lahan marjinal
panen produk KP
2. Meningkatkan
produksi pasca
panen agar terjadi
penambahan nilai
(value added)
103
7.Terpeliharanya 1. Memperbaiki 1. Peningkatan intensitas
sumber daya sumber daya alam pengelolaan kawasan
alam KP dan yang rusak konservasi dan sumber
biota langka 2. Introduksi hewan daya ikan
langka 2. Penguatan kelembagaan
3. Meningkatkan pengawasan pada
kualitas masyarakat
pengawasan
sumber daya KP
8.Zero Complaint Pemantapan SOP Peningkatan pelayanan prima
untuk tentang pelayanan di
pelayanan pada sektor KP
masyarakat
9.Tercapainya Melanjutkan Melakukan kerjasama
penurunan pengadaan pakan dengan perguruan tinggi,
harga pakan buatan yang bermutu pengusaha, kelompok
ikan dan pabrik skala kecil masyarakat dalam
dan menengah menghasilkan pakan ikan
yang bermutu
10. Meningkatnya Meningkatkan SDM
kemampuan petani
dan
pengetahuan
petani dalam
berusaha tani
11. Meningkatnya 1. Meningkatkan pro- 1. Penerapan teknologi
produksi duksi padi, spesifik lokasi
perta-nian, palawija, 2. Peningkatan SDM petani
perkebu-nan perkebunan, dan dan penyuluh lapangan
dan peter- hortikultura
3. Optimasi lahan sawah
nakan dalam
mendukung 4. Pengendalian organisme
ketahanan pengganggu tanaman
pangan 5. Demplot teknologi padi
salibu
6. Optimalisasi peran serta
Komisi Pengawasan
Pupuk dan Pestisida
(KP3)
2. Meningkatkan 1. Penerapan teknologi
produksi tepat guna
peternakan 2. Pencegahan dan penang-
gulangan penyakit ternak
12. Meningkatnya Penyediaan sarana dan 1. Pengadaan alat mesin
sarana prasarana pertanian, pertanian
prasarana perkebunan dan 2. Penambahan Balai
pendukung peternakan Penyuluhan Pertanian
dalam
3. Rehabilitasi saluran irigasi
berusaha tani/
tersier (JITUT/ JIDES)
ternak
104
13. Meningkatnya 1. Meningkatkan SDM 1. Demonstrasi pengolahan
pasca panen, kelompok hasil pertanian
pengolahan pengolahan hasil 2. Membangun jaringan
dan pertanian pemasaran dengan
pemasaran supermarket dan hotel
hasil
3. Mengikuti promosi
pertanian,
produk pertanian
perkebunan
dan 4. Penyediaan alat
peternakan pengolahan hasil
pertanian
2. Meningkatkan SDM 1. Pelatihan pengolahan
kelompok hasil peternakan
pengolahan hasil 2. Mengikuti event promosi
peternakan
3. Penyediaan sarana
dan prasarana
pasar ternak
14. Terkendalinya Meningkatkan 1. Pemberian vaksinasi dan
penyakit pelayanan kesehatan pengobatan hewan ternak
menular hewan 2. Pemusnahan anjing liar
hewan
15. Terpelihara 1. Peningkatan daya 1. Menggalakkan Hutan
dan terjaga- dukung hutan Kemasyarakatan
nya kawasan sebagai kawasan 2. Mengoptimalkan
hutan dari penyangga air konservasi hutan
kerusakan dan 2. Membangun hutan 3. Meningkatkan SDM
kebakaran kota Delta Malvinas masyarakat di sekitar
hutan sebagai daerah kawasan hutan
resapan air di
4. Pengamanan hutan
perkotaan
5. Pengawasan peredaran
3. Membangun Taman
hasil hutan
Hutan Raya Bung
Hatta sebagai
daerah rekreasi
wisata alam
105
Tujuan yang hendak dicapai dalam misi ini adalah terwujudnya perbaikan
kualitas lingkungan hidup Kota Padang melalui penanggulangan resiko bencana,
baik gempa, tsunami, banjir dan longsor dan pengelolaan lingkungan hidup yang
baik. Disamping itu, perlu pula peningkatan penyediaan prasarana dan sarana yang
diperlukan untuk menantisipasi dampak negatif dari terjadinya bencana alam.
Sejalan dengan hal tersebut, akan ditingkatkan pula kesiapsiagaan seluruh warga
kota dalam menghadapi dan menanggulangi bencana alam melalui kegiatan
penyuluhan dan pelatihan secara berkala.
106
Matriks hubungan antara strategi dan arah kebijakan pembangunan Kota
Padang untuk Misi 5 dapat dilihat pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5.
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 5
Misi 5: Menciptakan Kota Padang yang Aman, Bersih, Tertib, Bersahabat dan Menghargai
Kearifan Lokal
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Mewujudkan 1.Meningkatnya 1. Peningkatan 1. Menyediakan peta
Kota Padang sarana dan kerjasama dengan dan informasi wilayah
yang aman dan prasarana lembaga penelitian resiko bencana
tanggap penangulangan dan SKPD terkait 2. Peningkatan
bencana bencana Profesionalitas
Aparatur Lembaga/
SKPD terkait
2. Meningkatkan 1. Meningkatkan kualitas
kerjasama dalam kuantitas sarana dan
penyediaan sarana prasarana
prasarana penggulangan
penanggulangan bencana
bencana
2. Meningkatnya Peningkatkan Peningkatan
kesiapsiagaan pemahaman dan penyediaan shelter
warga kota kesadaran masyarakat untuk kesiap siagaan
mengantisipasi tentang antisipasi bencana
penanggulangan bencana
bencana
2. Mewujudkan 1. Tercapainya 1. Meningkatkan Melaksanakan
lingkungan peningkatan kesadaran masyarakat penyuluhan dan
hidup kota yang kualitas lingkungan dalam menjaga sosialisasi
berkualitas hidup kualitas lingkungan kesiapsiagaan
hidup bencana
2. Meningkatkan Meningkatkan jumlah
pengawasan dan dan kualitas informasi
penegakan peraturan lingkungan hidup
lingkungan hidup
dalam konservasi
ekosistem
3. Intensifikasi Peningkatan sarana
pengawasan dan prasarana
pentaatan peraturan pengawasan dan
lingkungan hidup pengendalian
dalam pengelolaan pencemaran
pencemaran udara lingkungan
dan air
3. Mewujudkan 1. Terwujudnya Meningkatnya kualitas Normalisasi sungai,
Infrastruktur Tatakelola Sumber sungai dan SDA jaringan irigasi dan
yang ramah dan Daya Air dan drainase
aman Drainase Perkotaan
2. Tersedianya Peningkatan dan Pembangunan jalan
infrastruktur jalan penyediaan sarana baru dan perbaikan
raya yang aman jalan jalan dan jembatan
107
3. Tersedianya sarana Peningkatan sarana dan Meningkatkan pelayanan
dan prasarana prasarana lingkungan air bersih, listrik, sanitasi
pemukiman pemukiman dan drainase
108
6.6. Misi 6: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih dan
Melayani
Tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani tidak terlepas dari
peran pemerintah mewujudkan good governance, yang menuntut agar aparatur
pemerintah melayani masyarakat. Bila sebelumnya ada pandangan bahwa aparatur
pemerintah diidentikkan dengan pemilikan kekuasaan, maka pandangan itu telah
berubah menjadi kewenangan aparatur pemerintah untuk melakukan pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat. Perubahan pandangan ini sudah disadari aparatur
karena pada akhirnya kompentensi aparatur yang tercermin dalam sikap dan
prilakunya yang akan menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
dalam pembangunan. Ciri good governance (kepemerintahan yang baik) dilakukan
melalui demokratisasi, desentralisasi, keterbukaan, transparansi, akuntabilitas,
profesionalitas, pelayanan prima, efisiensi dan efektifitas dan supremasi hukum
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu good governance juga
mempersyaratkan adanya hubungan yang sinergis dan konstruktif antara
pemerintah, swasta dan masyarakat dengan menganut prinsip-prinsip partisipasi,
supremasi hukum, dan cepat tanggap. Pemerintahan sendiri dapat diterjemahkan
menjadi badan memerintah, menguasai, mengurusi, mengarahkan, membina,
menyelenggarakan dan mengelola.
Misi ke enam yang telah ditetapkan oleh Walikota dan Wakil Walikota terpilih
tahun 2014-2019 ini, telah memenuhi kriteria good governance. Misi ke enam yaitu
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani bila diuraikan
satu persatu, maka akan didapatkan kata kunci yaitu baik, bersih dan melayani.
Kata kunci baik selaras prinsip good governance yaitu sesuai keinginan rakyat
yang tercermin dari jumlah suara hasil pemilihan (legitimasi) dan pemerintahan
yang efektif yang akan dapat menyelenggarakan tugas-tugas kepemerintahan, atau
dengan kata lain diberlakukannya prinsip-prinsip demokratisasi, desentralisasi,
keterbukaan, akuntabilitas, profesionalitas, efisiensi dan efektifitas dan supremasi
hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu dapat juga ditambahkan
bahwa good governance berarti juga mengkoordinasikan sektor-sektor
pembangunan secara baik atas dasar profesionalitas dan etos kerja. Sedangkan
kata kunci bersih juga selaras dengan prinsip untuk menghindarkan tindakan KKN
(Korupsi Kolusi dan Nepotisme) baik secara keputusan politik maupun administrasi,
disiplin menjalankan anggaran dan terciptanya legal and political framework bagi
tumbuhnya wiraswasta dan menghindarkan salah alokasi anggaran. Ciri good
governance (kepemerintahan yang baik) terkait dengan kata kunci bersih yang
dilakukan melalui keterbukaan, transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas
dan supremasi hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan landasan
moral yang tinggi. Terakhir, kata kunci melayani tercermin dalam prinsip good
governance (kepemerintahan yang baik) dilakukan melalui desentralisasi,
keterbukaan, profesionalitas, pelayanan prima, efisiensi dan efektifitas dan
supremasi hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dengan demikian misi ke
enam ini telah mampu mengoperasionalkan semua prinsip-prinsip good governance.
109
Untuk mewujudkan misi enam ini, langkah selanjutnya adalah menurunkan
misi ke enam tersebut menjadi tujuan-tujuan yang semakin terperinci sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Atas dasar itu, maka tujuan yang ingin dicapai
dirumuskan sebanyak 3 yaitu:
1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
Untuk dapat mencapai tujuan ini maka dirumuskan dua sasaran pembangunan
yaitu meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan, pengelolaan data dan
implementasinya. Sasaran yang pertama ini dilatarbelakangi oleh adanya aturan
tentang pengaturan pegawai sipil daerah yaitu Undang-Undang nomor 5 tahun
2014tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang pada intinya menyatakan bahwa
Aparatur Sipil Negara terdiri dari (a). PNS (Pegawai Negeri Sipil) adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan dan (b). PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan. Dengan pemberlakuan aturan ini membawa
konsekwensi terhadap perbedaan ASN yang meliputi tugas, hak dan kewajiban,
peran, jabatannya. Jabatan ASN yang ada meliputi adminsitrasi, fungsional dan
pimpinan tinggi. Jabatan administrasi meliputi jabatan adminsitrator, jabatan
pengawas, dan jabatan pelaksana. Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas
jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan. Jabatan
Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.
Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu. Jabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas: (a). jabatan
pimpinan tinggi utama; (b). jabatan pimpinan tinggi madya; dan (c). jabatan
pimpinan tinggi pratama. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan
tinggi pada instansi pemerintah.
Pemberlakuan Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) ini menuntut peningkatan kompetensi aparatur, maka untuk
mengantisipasinya pada misi enam pada tujuan satu dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Padang tahun 2014-2019 ini
ditetapkan dua sasaran yaitu: (a). meningkatnya kualitas perencanaan
pembangunan daerah, pengolah data, dan implementasinya. Untuk
mewujudkan sasaran tersebut, maka strategi yang disusun adalah
meningkatkan jumlah dan mutu aparatur perencana yang berkualitas dan
akuntabel. Sasaran itu dapat dicapai apabila kebijakan diarahkan kepada:
(1). Meningkatkan jabatan fungsional perencana, (2) meningkatkan
pemanfaatan teknologi dan informasi dalam perencanaan, dan pelaksanaan
pembangunan daerah, (3). Mengembangkan data dan statistik pembangunan
110
daerah, (4). Membuka layanan jaringan media partisipasi dan pengaduan publik
dalam perencanaan pembangunan daerah.
Sasaran kedua yaitu meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi.
Memantapkan sasaran kedua ini, maka direncanakan dua strategi yaitu (a)
meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan, keuangan daerah dan
pengelolaan aset, dan (b) meningkatkan kinerja pengawasan penyelenggaraan
pemerintah.
Strategi pertama ini akan dapat dicapai apabila kebijakan diarahkan pada:
(1) penataan struktur organisasi yang proporsional yaitu beban kerja yang
sesuai dengan TUPOKSI, (2) memaksimalkan pelaksanaan analisis jabatan dan
evaluasinya, (3) penerapan SOP di lingkup SKPD, (4). Meningkatkan kualitas
pelayanan administrasi kepegawaian yang transparan, cepat dan tepat, (5)
menyediakan anggaran untuk tunjangan daerah bagi PNSD. Arah kebijakan ini
selaras dengan program unggulan yang ke sepuluh yang ditawarkan oleh
walikota dan wakil walikota terpilih Kota padang priode 2014-2019, (6)
peningkatan pengetahuan dan keterampilan aparatur berbasis kompetensi, (7).
Meningkatkan pelayanan, pengelolaan, pelaporan keuangan daerah dan aset,
(8) mempertahankan opini BPK: WTP, (9) meningkatkan LAKIP (Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) sesuai dengan kebijakan
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara, dan (10). Meningkatkan EKPPD
(Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah) sesuai kebijakan
Kementerian Dalam Negeri.
Strategi kedua yaitu meningkatnya kinerja pengawasan penyelenggara
pemerintah daerah dapat ditempuh bila kebijakan diarahkan dengan
meningkatkan pengelolaan, pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah.
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih
Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka penting diketahui bahwa pemerintahan
yang bersih (clean government) terutama bersih dari korupsi, kolusi dan
nepotisme serta permasalahan lain yang terkait dengan pemerintahan. Ada
anggapan yang kuat bahwa mendahulukan clean government adalah lebih baik
dari pada good government dengan argumentasi bahwa untuk menciptakan
pemerintahan yang baik (good government) dalam diri birokrat itu terlebih
dahulu harus ada komitmen bersih (clean). Apabila hal yang demikian tidak
dilakukan, maka pemerintahan yang baik akan bernilai rendah atau malah tidak
akan berhasil. Atas dasar itulah maka untuk dapat menjadikan pemerintahan
yang baik haruslah terlebih dahulu clean government.
Tujuan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dapat dicapai
dengan menetapkan sasaran yaitu berkurangnya praktik KKN. Sasaran itu
kemudian diturunkan lagi menjadi dua strategi yaitu meningkatnya angka
indeks persepsi anti korupsi dan menerapkan sistem pengawasan internal.
Untuk dapat mencapai strategi satu ini maka kebijakan diarahkan pada dua hal
yaitu: penerapan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)
111
dan implementasi Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RADPK).
Sedangkan untuk mencapai strategi dua menerapkan sistem pengawasan
internal, maka kebijakan diarahkan pafa penerapan SPIP (Sistem Pengawasan
Internal Pemerintah) di seluruh SKPD.
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang melayani
Untuk dapat mewujudkan tujuan ketiga ini perlu dipahami bahwa ada tuntutan
yang kuat agar peranan pemerintah semakin dikurangi sedangkan peran
masyarakat termasuk lembaga dunia usaha dan LSM semakin ditingkatkan dan
terbuka aksesnya. Tuntutan itu semakin kuat seiring dengan terjadi reformasi di
Indonesia yang dimulai tahun 1998 yang lalu. Pelayanan lebih baik dan
memuaskan publik menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh aparatur
pemerintahan. Untuk itu dibutuhkan langkah-langkah baik berupa sasaran,
strategi maupun arah kebijakan yang semakin terarah dengan melakukan
beberapa perubahan dan perbaikan kelembagaan dan tata kelola; kualitas
sumber daya manusia dan penerapan e government. Dengan demikian akan
tercapai pemerintahan yang dapat menjamin kepentingan pelayanan publik
secara seimbang dengan melibatkan kerjasama antar semua pemangku
kepentingan (pemerintah, masyarakat dan pihak swasta). Semua pemangku
kepentingan itu harus menjadi bagian sejajar yang saling mengetahui siapa
mengerjakan apa dan membuka ruang bagi dialog untuk saling memahami
perbedaan yang ada. Hal ini akan dapat menimbulkan sinergisitas dalam
pelaksanaan program tata kelola pemerintahan yang melayani. Masing-masing
pemangku kepentingan itu memiliki karakteristik tersendiri sehingga ketiganya
tidak akan mampu berdiri dan berkembang sendiri-sendiri.
Sekaitan dengan itu, maka untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
melayani, maka perlu peningkatan pelayanan publik melalui reformasi birokrasi,
yaitu membangun transparansi atas semua informasi yang bebas, dimana
seluruh proses pemerintahan dan informasinya dapat diakses oleh semua pihak.
Diperlukan media komunikasi yang menjamin kelancaran informasi antar semua
pihak yang seiring dengan tuntutan terhadap aparatur pemerintahan dalam
berbentuk peningkatan kinerja sehingga akan dapat terwujud pelayanan prima
kepada masyarakat. Beberapa perubahan ke arah yang lebih baik perlu
dilakukan diantaranya mempercepat proses kerja, modernisasi administrasi
birokrasi melalui e government dengan memanfaatkan teknologi informasi,
yang dipercepat dengan keberadaan internet, sehingga terjadi peningkatan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat, dan mempererat interaksi kalangan
bisnis.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dirangkumlah dalam suatu tabel yang
menggambarkan perwujudan misi ke enam menjadi tujuan, sasaran, strategi dan
arah kebijakan.
112
Tabel 6.6
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 6
Misi 6: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih Dan Melayani
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Mewujudkan 1. Meningkatnya Mewujudkan 1. Meningkatkan pemanfa-
Tata Kelola kualitas perencanaan berkualitas atan teknologi dan in-
Pemerintahan perencanaan dan akuntabel formasi dalam perenca-
yang baik pembangunan naan, dan pelaksana-an
pembangunan daerah
2. Mengembangkan data
statistik pembangunan
3. Membuka layanan
jaringan media
partisipasi dan
pengaduan publik dalam
perencanaan
4. Meningkatkan jabatan
fungsional perencana
2.Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Penataan Struktur orga-
akuntabilitas kinerja pelaksanaan nisasi yang proporsional
kinerja birokrasi pembangunan, (beban kerja sesuai
keuangan daerah dengan tupoksi)
dan pengelolaan 2. Mengoptimalkan pelak-
aset sanaan analisis jabatan
dan evaluasi jabatan
3. Penerapan SOP di
lingkup SKPD
4. Meningkatkan kualitas
pelayanan administrasi
kepegawaian yang
transparan, cepat dan
tepat
5. Menyediakan anggaran
khusus untuk tunjangan
daerah bagi PNS
6. Peningkatan pengetahu-
an dan keterampilan
aparatur berbasis kom-
petensi
7. Meningkatkan pelaya-
nan, pengelolaan &
pelaporan keuangan
daerah serta aset
8. Mempertahankan Opini
BPK: WTP
9. Meningkatkan kualitas
LAKIP
10. Meningkatkan EKPPD
2.Meningkatkan kinerja Peningkatan pengelolaan
pengawasan penye- pengawasan penyeleng-
lenggaraan pemerintah garaan pemerintah daerah
113
3. 2.Mewujudkan Menekan tindak 1.Meningkatkan angka 1. Penilaian Mandiri
Tata Kelola Korupsi, Kolusi dan indeks persepsi anti Pelaksanaan Reformasi
Pemerintahan Nepotisme (KKN) di korupsi Birokrasi (PMPRB)
yang bersih lingkungan 2. Implementasi Rencana
birokrasi Aksi Daerah
Pemberantasan Korupsi
(RADPPK)
2.Menerapkan sistem Penerapan SPIP (Sistem
pengawasan internal Pengawasan Internal
Pemerintah) di SKPD
3.Mewujudkan Terwujudnya 1.Meningkatnya kualitas 1.Mengoptimalkan pelaya-
Tata Kelola pelayanan publik pelayanan publik mela- nan terpadu satu pintu
pemerintahan yang berkualitas lui reformasi birokrasi (PTSP) menggunakan
yang melayani (prima) dan penerapan sistem online
e-governance
2.Desentralisasi urusan 1.Pelaksanaan pelimpahan
pemerintahan daerah kewenangan SKPD ke
Kecamatan/ Kelurahan
2.Meningkatkan dana
operasional kecamatan,
kelurahan
3.Peningkatan 1.Peningkatan peran Tim
pelayanan informasi PPID (Pejabat Pengelola
dan komunikasi Informasi Daerah)
2.Meningkatkan keterbu-
kaan informasi dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
3.Mengembangkan
teknologi informasi dan
aplikasinya
4.Peningkatan 1.Meningkatkan cakupan
pelayanan pelayanan pengendalian
pengendalian dan dan penanggulangan
penanggulangan bencana
bencana 2.Meningkatkan peran
serta masyarakat dalam
kesiapsiagaan pengen-
dalian dan penanggula-
ngan bencana
5.Peningkatan kualitas 1.Memberikan pelayanan
dan kuantitas sarana kesehatan gratis di
dan prasarana puskesmas/ RSUD
pelayanan kesehatan 2.Memberikan pelayanan
ambulan gratis bagi
warga miskin
3.Melakukan penataan,
pembangunan sarana
dan prasarana keseha-
tan sebagai pelayanan
publik prima
114
6.Peningkatan kualitas Melakukan penataan,
dan kuantitas sarana pembangunan sarana dan
prasarana prasarana pengumpulan
pengumpulan pajak pajak dan retribusi
dan retribusi sebagai pelayanan publik
prima
7.Peningkatan kualitas 1. Peningkatan operasional
dan kuantitas sarana RW, RT menjadi 200%
dan prasarana 2. Peningkatan
pelayanan kesejahteraaan Garin
mesjid/ mushalla
menjadi 200%
3. Penciptaan layanan
keluhan peserta didik
dan pemangku
kepentingan lainnya
terhadap pendidikan
sebagai pelayanan
publik prima
8.Penyerahan uang Memberikan santunan
santunan kematian kematian sebanyak 1 juta
bagi keluarga yang rupiah untuk warga Kota
meninggal Padang
115
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
116
menengah dan meningkatkan mutu lulusan pendidikan dasar dan menengah.
Memberikan perhatian khusus untuk pembiayaan penyelenggaraan operasional SMK
rujukan dan SMA rujukan dan agar lulusan semakin berkualitas dan mampu
menciptakan lulusan yang berjiwa kewirausahaan serta mampu berbahasa inggris.
Meminimalkan angka drop-out pendidikan dasar dan menengah, menjamin akses
keluarga miskin terhadap layanan pendidikan dasar dan menengah. Mengurangi
kesenjangan pelayanan pendidikan dengan daerah pinggiran kota, dan memfasilitasi
penataan infrastruktur di kawasan pendidikan dalam rangka meningkatkan daya
saing kota serta memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib
pendidikan.
117
Tabel 7.1.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk Misi 1
Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas untuk Menghasilkan SDM yang Beriman, Kreatif dan Berdaya Saing
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output / outcome) Pembangunan Urusan
Awal Akhir Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Terwujudnya 1. Meningkatkan kualitas Jumlah penduduk usia 136.090 197.000 Program Wajib Belajar Pendidikan Dinas Pendidikan
peningkatan kualitas dan kompetensi peserta sekolah yang bersekolah Pendidikan 12 Tahun
pendidikan didik dengan arah
kebijakan; Peningkatan Persentase tamatan SMA 60% 85%
mutu lulusan pendidikan diterima di perguruan tinggi
2. Meningkatkan kualitas Persentase tenaga pendidik 20% 75% Program Peningkatan Pendidikan Dinas Pendidikan
dan kompetensi tenaga dan kependidikan yang Mutu Pendidik Dan
pendidik dan tenaga memenuhi standar Tenaga Kependidikan
kependidikan serta kualitas kualifikasi dan kompetensi
intitusi dengan arah Program Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan
kebijakan: Persentase pendidikan non 75% 93% Non Formal
a. Peningkatan pendidikan formal terakreditasi
tenaga pendidik dan Program Manajemen Pendidikan Dinas Pendidikan
kependidikan Pelayanan Pendidikan
b. Memperbaiki akreditasi
institusi dan program
studi
c. Meningkatkan tata kelola
pendidikan yang
berkualitas
118
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output / outcome) Pembangunan Urusan
Awal Akhir Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
3. Meningkatkan kualitas Persentase sekolah yang 100% 100% Program Peningkatan Pendidikan Dinas Pendidikan
sarana dan prasarana memiliki sarana prasarana Sarana dan Prasarana
pendidikan dengan arah yang memadai Aparatur
kebijakan:
a. Meningkatkan kualitas Program Pendidikan Dinas Pendidikan
gedung, laboratorium, Pengembangan Budaya
perpustakaan dan Baca dan Pembinaan
sarana ibadah sekolah Perpustakaan
serta lingkungan sekolah
b. Mengembangkan
jaringan kerjasama
dengan stakeholders
c. Mengembangkan dan
mengupdate kurikulum
sekolah
4. Memantapkan APK-SD 109,2 102,01 Program Wajib Belajar Pendidikan Dinas Pendidikan
pelaksanaan Wajib Belajar APK-SLTP 93,18 112,15 Pendidikan Dasar 12
12 Tahun untuk warga APK-SLTA 86,45 98,03 Tahun
Kota Padang dengan arah
kebijakan: Jumlah sekolah kejuruan 46 60 Program Manajemen Pendidikan Dinas Pendidikan
a. Pengembangan Sekolah negeri dan swasta Pelayanan Pendidikan
Gratis untuk Wajar 12
Tahun Jumlah SMK: Program Pelayanan Pendidikan Dinas Pendidikan
b. Meningkatkan budaya Teknik, 0 2 Administrasi
baca tulis masyarakat Boga, 0 1 Perkantoran
c. Meningkatkan pelayanan Bisnis, 1 2 Pendidikan Dinas Pendidikan
pendidikan mengacu Seni 0 1 Program Peningkatan
kepada standar Disiplin Aparatur
pendidikan nasional Jumlah SMA/ SMK/ MA 56 75
bersertifikat ISO
119
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output / outcome) Pembangunan Urusan
Awal Akhir Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Program Peningkatan Pendidikan Dinas Pendidikan
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
2. Meningkatnya 1. Memperluas jangkauan Rasio guru murid per kelas: Program Pendidikan Dinas Pendidikan
pemerataan pendidikan pemerataan pendidikan SD, 1:16 1:15 Pengembangan Data
dan mendorong dan mendorong pengem- SLTP 1:13 1:20 dan Informasi
tumbuhnya sekolah bangan sekolah vokasional SLTA 1:26 1:25
kejuruan (vokasional) dengan arah kebijakan; Program Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan
a. Perluasan jangkauan Rasio ketersediaan sekolah/ Anak Usia Dini (PAUD)
pemerataan sarana penduduk usia sekolah
pendidikan Program Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan
b. Pemerataan distribusi Non Formal
guru
c. Pengembangan sekolah
vokasional berbasis
sumber daya lokal
d. Mendorong penciptaan
wirausahawan muda
e. Mendorong peningkatan
pemahaman dan
penerapan IPTEK tepat
guna
120
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output / outcome) Pembangunan Urusan
Awal Akhir Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Menghindarkan siswa Persentase anak 60% 90% Program Pemberian Pendidikan Dinas Pendidikan
putus sekolah dengan arah berkebutuhan khusus yang Beasiswa
kebijakan; Memberikan memperoleh pendidikan
bantuan biaya pendidikan
3. Terjaganya kualitas Mendekatkan akses infor- Jumlah kasus kenakalan Program Pendirian Pendidikan Dinas Pendidikan
moral dan akhlak peserta masi nilai-nilai agama dan pelajar Boarding Schools
didik dari pengaruh budaya dan meningkatkan
lingkungan yang negatif; pendidikan karakter serta
sekolah berasrama
(Boarding School), dengan
arah kebijakan;
a. Menyediakan media
informasi yang bernilai
agama dan budaya
Minangkabau pada areal
publik
b. Penyamaan kesempatan
bagi anak berpendidikan
khusus (disable) untuk
menempuh pendidikan
normal
c. Meningkatkan
pendidikan karakter
melalui sekolah
berasrama peserta didik
121
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output / outcome) Pembangunan Urusan
Awal Akhir Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4. Meningkatnya kesiapan Meningkatkan kemampuan Persentase sekolah yang 1 5 Program Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan
peserta didik dalam peserta didik dalam menerapkan berbahasa Non Formal
menghadapi MEA menggunakan Bahasa Inggris di sekolah
Inggris dan meningkatkan
ketahanan budaya lokal
dengan arah kebijakan;
a. Meningkatkan
penggunaan Bahasa
Inggris di sekolah
b. Menambah koleksi
perpustakaan yang
berbahasa Inggris
c. Meningkatkan
pendidikan
kewarganegaraan
untuk membangun
nasionalisme
122
7.2. Kebijakan dan Program Pembangunan Misi 2
123
Tabel 7.2.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk Misi 2
Menjadikan Kota Padang Sebagai Pusat Perdagangan Wilayah Barat Sumatera
124
2. Meningkatkan Kualitas Program Pembinaan PKL Perdagangan Dinas Perindag-
SDM Pelaku Usaha dan Asongan tamben
Perdagangan
Melalui arah kebijakan:
a. Pendataan dan penataan
pelaku usaha
perdagangan
berdasarkan karakteristik
usaha.
b. Peningkatan Pembinaan
dan pelatihan usaha bagi
pelaku usaha
perdagangan
125
2. Meningkatnya Mendorong peningkatan Persentase kontribusi sektor 45% 75% Peningkatan fasilitasi Perdagangan Dinas Perindag-
kontribusi sektor aktivitas perdagangan, perdagangan terhadap pengembangan usaha tamben
perdagangan dalam melalui arah kebijakan: PDRB perdagangan
perekonomian Kota a. Peningkatan skala usaha
Padang perdagangan Persentase pertumbuhan 5,95% 7,27% Pengembangan PLUT Dinas Pasar dan
b. Penganekaragaman sektor perdagangan (Pusat Layanan Usaha Perindagtamben
komoditi perdagangan Terpadu)
c. Peningkatan kuantitas
dan kualitas komoditi Program Pelayanan Dinas Pasar dan
perdagangan Administrasi Perkantoran Perindagtamben
d. Memperluas networking
(jejaring) Program Peningkatan Dinas Pasar dan
e. Peningkatan fasilitas Sarana dan Prasarana Perindagtamben
pelayanan usaha (service Aparatur
bussines)
Program Peningkatan Dinas Pasar dan
Disiplin Aparatur Perindagtamben
126
7.3. Kebijakan dan Program Pembangunan Misi 3
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata potensial di Sumatera Barat, Kota
Padang mencanangkan pembangunan sektor kepariwisataan dan pelestarian
kebudayaan alam Minangkabau sebagai salah satu sektor unggulan pembangunan
Pantai Barat Pulau Sumatera, mempunyai potensi yang cukup besar terutama di
bidang kepariwisataan.
Potensi pariwisata Kota Padang cukup menjanjikan, namun belum terkelola
secara optimal sampai saat ini. Objek wisata yang ada selain belum dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang memadai juga masih terfragmentasi
pengembangannya. Objek-objek wisata belum dikemas sebagai satu kesatuan
produk wisata yang bisa dinikmati wisatawan dalam satu rangkaian perjalanan yang
menyenangkan. Hal ini menyebabkan tingkat kunjungan wisata di Kota Padang
masih rendah. Di sisi lain, dilihat dari sarana dan jasa pendukung wisata di Kota
Padang cukup memadai. Pemerintah Kota Padang secara bertahap telah mulai
membenahi dan membangun sarana dan prasarana penunjang parawisata yang
tersebar pada beberapa lokasi di Kota Padang, seperti kawasan sepanjang Pantai
Padang, Kawasan Pantai Aie Manih, Kawasan Pelabuhan Muara dengan Jembatan
Siti Nurbaya.
Sesuai dengan misi ke tiga Walikota Padang menjadikan Kota Padang
Sebagai Daerah Tujuan Wisata yang nyaman dan berkesan dengan program
unggulan pada poin ke tiga merevitalisasi objek wisata Kota Padang menjadi wisata
keluarga dan konvensi yang layak dan ramah, untuk itu pembangunan dunia
kepariwisataan di Kota Padang dengan membuat rencana program seoptimal
mungkin dengan tiga pendekatan pokok.
1. Pendekatan Kebijakan Multi Sektoral
Pendekatan kebijakan multi sektor yang dimaksud adalah Dinas Pariwisata,
Dinas Perhubungan, Dinas Pemukiman dan Prasarana wilayah, Dinas Pekerjaan
Umum, dinas-dinas/badan/lembaga sektoral lainya serta swasta, akan
memberikan kontribusi program pengembangan wisata sesuai dengan bidang
masing-masing. Hal ini disebabkan pengembangan pariwisata bersifat multi
disiplin dan multi sektor, keterlibatan sektor-sektor terkait merupakan suatu
keharusan. Kebijakan-kebijakan sektoral yang dikeluarkan tetap akan mengacu
pada karakteristik dari masing-masing wilayah/ kawasan/ objek pengembangan
menurut kriteria pengembangan pariwisata, baik dalam jangka waktu
pengembangan jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
2. Pendekatan Kemasyarakatan
Pendekatan kemasyarakatan memandang wilayah sebagai satu kesatuan sosial
sebagai suatu perwujudan dan lingkungan masyarakat. Dalam penataan
pemanfaatan ruang dan pengimplementasian ragam budaya dan tata nilai
harus ditempat sebagai variabel yang penting dalam mendukung
pengembangan wilayah. Masyarakat lokal, institusi-institusi lokal/
127
kemasyarakatan serta lembag-lembaga non pemerintah, merupakan faktor
yang berperan menentukan pengembangan wilayah masing-masing sesuai
dengan karakteristik pengembangannya
3. Pendekatan Keruangan
Peran pemerintah kota, kecamatan dan kelurahan sebagai fasilitator dan
katalisator dalam pengembangan pariwisata di Kota Padang secara keruangan.
Koordinasi dalam lingkup keruangan sekaligus merupakan penentu terciptanya
keseimbangan pemanfaatan ruang antara usaha-usaha pembangunan dan
kelestarian. Demikian juga dengan pemerintah provinsi dan pusat, turut
memberi andil sehingga keselarasan unsur pembentuk wilayah yang meliputi
sumberdaya alam, sumber daya buatan dan sumberdaya manusia besrta
kegiatan yang mencakup kegiatan ekonomi, politik, sosial budaya dan
pertahanan yang seluruhnya berintegrasi membentuk wujud tata ruang
wilayah, baik yang direncanakan maupun tidak.
Pembangunan pariwisata dituntut untuk mengarah pada terwujudnya
tahapan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, untuk itu disusunlah
strategi, arah kebijakan, dan program pembangunan seperti terlihat pada Tabel 7.3.
128
Tabel 7.3.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk Misi 3
Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No. Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output/ outcome) Pembangunan Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Tercapainya 1. Meningkatkan kualitas akomodasi Rata-rata lama Program kemudahan pariwisata Dinas Kebudayaan
peningkatan penginapan dengan arah kebijakan tinggal (hari): investasi dan Pariwisata
rata-rata lama memberi kemudahan dan insentif Wisman 2,0 6,0
tinggal wisata di kepada pengusaha perhotelan. Wisnus 3,5 4,0 Program pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan
Kota Padang; kemitraan dan Pariwisata
2. Menciptakan paket-paket wisata
yang menarik, kreatif, layak dan
ramah dengan arah kebijakan
menciptakan kondisi wisata keluarga
yang nyaman dan aman; dan
mendorong kesadaran masyarakat
dalam menciptakan objek wisata
yang religius yang layak dan ramah
2. Tercapainya 1. Membangun kelembagaan Jumlah kunjungan Program Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan
peningkatan pariwisata Kota Padang yang kuat (orang): Produk Kepariwisataan dan Pariwisata
jumlah dan berkualitas dengan arah Wisman 54.125 59.802 Daerah
kunjungan kebijakan penetapan Peraturan Wisnus 3.435.190 4.500.201
wisata Daerah untuk pengelolaan Program Pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan
nusantara dan pariwisata; dan Pembenahan Pusat Pemasaran pariwisata dan Pariwisata
mancanegara Informasi Wisata (Tourist
Information Center) yang dilengkapi
dengan fasilitas teknologi informasi
terkini.
129
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No. Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output/ outcome) Pembangunan Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Mengembangkan even-even Program Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan
wisata yang dapat meningkatkan Pemasaran pariwisata dan Pariwisata
kunjungan wisatawan dengan arah
kebijakan melalui peningkatkan Program pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan
even-even wisata yang berskala kemitraan dan Pariwisata
nasional dan internasional yang
dapat meningkatkan kunjungan
wisata ke Kota Padang serta
menjalin kemitraan dengan pelaku
pariwisata
3. Tercapainya Peningkatan Keamanan, Kebersihan Persentase kawasan 4 14 Program Pembangunan pariwisata Dinas Kebudayaan
kondisi wisata dan Ketertiban (K3) objek wisata wisata yang Jalan dan Jembatan dan Pariwisata,
nyaman dan dan peningkatan sarana dan memenuhi standar dan
berkesan prasarana kepariwisataan dengan Program Pengembangan pariwisata Dinas Pekerjaan
arah kebijakan pemberdayaan Kemitraan Umum
masyarakat untuk sadar wisata; dan
peningkatkan kualitas sarana
prasarana
130
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No. Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output/ outcome) Pembangunan Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4. Terpelihara dan 1. Peningkatan pariwisata berbasis Jumlah bangunan 3 8 Program Pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan
lestarinya nilai kearifan lokal dan tradisi seni budaya bersejarah dan Kerjasama Pengelolaan dan Pariwisata
budaya berbasis dengan arah kebijakan melalui bangunan religi yang Kekayaan Budaya
religius dan pengembangan seni tradisi budaya berkondisi baik
tradisi lokal yang dikemas dengan sentuhan Program Pembinaan Seni pariwisata Dinas Kebudayaan
yang berada di modern; Reorganisasi sanggar seni Jumlah sanggar 91 101 dan Budaya Daerah dan Pariwisata
kota Padang tradisional yang dikelola secara budaya yang aktif
profesional dan berkelanjutan; dan Program Pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan
Peningkatan Kota Padang sebagai Jumlah even budaya 3 8 Pemasaran Pariwisata dan Pariwisata
tempat festival seni budaya di internasional yang
tingkat nasional dan internasional diikuti
131
7.4. Kebijakan dan Program Pembangunan Misi 4
Dalam upaya mewujudkan misi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan maka dirumuskan kebijakan umum dan
program pembangunan yang akan diimplementasinya secara operasional oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menjadi penanggung jawab dari setiap
program tersebut. Untuk itu ditetapkan sasaran, strategi dan arah kebijakan serta
program untuk mencapai misi yang menjadi tugas SKPD dalam melaksanakan
rencana pembangunan yang telah disusun dalam rangka mewujudkan misi ini
khususnya dan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Padang periode 2014-2019
pada umumnya.
Dalam rangka mewujudkan misi Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat
dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan, maka kebijakan pembangunan kota
Padang diarahkan pada:
1. Pemberdayaan dan peningkatan penggunaan sumberdaya lokal seperti:
pengolahan bingkuang menjadi berbagai produk.
2. Pemberdayaan dan peningkatan peran kelompok usaha bersama.
3. Meningkatkan peran koperasi dan lembaga keuangan mikro
4. Meningkat pengetahuan dan keterampilan SDM Pelaku Usaha dan SKPD
Pengelola.
5. Memfasilitasi akses informasi usaha, promosi, kerjasama usaha dan
pemasaran.
6. Mendorong terciptanya wirausaha muda yang kreatif dan kompetitif.
7. Peningkatan bantuan usaha dan pemberdayaan masyarakat miskin.
8. Peningkatan akses masyarakat pada layanan dasar.
9. Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan sistem penjaminan social
masyarakat.
10. Peningkatan kemampuan pemanfataan dan penerapan tekhnologi tepat
guna.
Dalam rangka mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan
suberdaya local, maka kota Padang yang merupakan wilayah dengan kawasan
pesisir pantai cukup panjang, harus mengembangkan dan memanfaatkan potensi
kelautan dengan hati-hati agar tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan bagi
pelaku usaha dan masyarakat tetapi juga tetap terjaga kelestarian dan kualitas
lingkungannya. Untuk itu program blue economy (ekonomi biru) harus mendapat
perhatian serius segenap pemangku kepentingan dan dapat diterapkan dengan
melibatkan partisipasi dan dukungan masyarakat, untuk itu program sosialisasi dan
peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kualitas lingkungan di
kawasan pesisir akan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi
daerah.
Disamping kawasan pesisir, kota Padang juga memiliki kawasan pertanian
dengan aneka tanaman pertanian. Sebagai kawasan perkotaan tentunya perlu
132
diarahkan pengelolaan pertanian agar mampu menghasilkan produk untuk
mendukung ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan pelaku usaha.
Sedangkan untuk dapat memperkuat ekonomi kerakyatan maka perlu
ditumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan bagi penduduk muda khususnya, agar
mampu menjadi pelaku usaha mandiri dengan memanfaatkan sumberdaya local dan
kearifan local. Hal penting lainnya dalam penguatan ekonomi kerakyatan adalah
mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif di kalangan masyarakat, untuk itu perlu
dilakukan berbagai program pemberdayaan dan pelatihan serta pembinaan.
Program pembangunan prioritas dalam mewujudkan misi 4 diantaranya
adalah:
1. Pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan dan pemanfaatan
sumberdaya lokal.
2. Pemberdayaan dan peningkatan kualitas kelembagaan Koperasi dan
Lembaga Keuangan Mikro.
3. Pembinaan dan pengembangan kewirausahaan bagi generasi muda dan
pemuda putus sekolah.
4. Perlindungan dan pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.
5. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan secara inklusif.
6. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan lingkungan sehat.
7. Pengawasan kualitas obat dan makanan.
8. Standarisasi pelayanan kesehatan.
9. Pengembangan IKM kreatif berbasis sumber daya lokal.
10. Pembinaaan usaha dan peningkatan daya saing UMKM.
11. Pengembangan sentra usaha dan industri.
12. Pengembangan dan penerapan TTG bagi IKM dan UMKM.
Matriks lengkap tentang kebijakan umum dan program prioritas dalam
mewujudkan misi meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan ekonomi
kerakyatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
133
Tabel 7.4.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk Misi 4
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Meningkatnya 1. Meningkatkan Jumlah UMKM yang 20 30 Program Pengembangan Industri Dinas Perindag-
kualitas ekonomi ekonomi masyarakat aktif Umkm Berbasis Sumberdaya tamben
masyarakat berbasis sumberdaya Lokal
lokal, melalui arah Persentase Koperasi NA NA
kebijakan: yang aktif (lolos Program Pembinaan Kube Koperasi dan UKM Dinas Koperasi &
a. Pemberdayaan dan Audit) dan Peningkatan Pendapatan UMKM
peningkatan
penggunaan Program Pengembangan Koperasi dan UKM Dinas Koperasi &
sumberdaya lokal. Sistem Pendukung Usaha UMKM
b. Pemberdayaan dan Bagi UMKM
peningkatan peran
kelompok usaha Program Peningkatan Kualitas Koperasi dan UKM Dinas Koperasi &
bersama. Kelembagaan Koperasi dan UMKM
c. Meningkatkan peran Lembaga Keuangan Mikro
koperasi dan lembaga (LKM/KJKS)
keuangan mikro.
2. Meningkatkan kualitas Jumlah wirausaha- 0 10.000 Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja Dinas Sosnaker
SDM Pelaku Usaha, wan muda baru dan Produktivitas Tenaga
melalui arah kebijakan: Kerja
a. Meningkatkan Jumlah unit usaha 852 900
pengetahuan dan Industri kecil (IKM) Program Perlindungan dan Tenaga Kerja Dinas Sosnaker
keterampilan SDM yang aktif Pengembangan Lembaga
Pelaku Usaha. Ketenagakerjaan
134
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
b. Memfasilitasi akses Jumlah unit usaha 142 175 Program Pengembangan Koperasi dan UKM Dinas Koperasi &
informasi usaha, perdagangan Besar Sistem Pendukung Usaha UMKM
promosi, kerjasama bagi UMKM
usaha dan pemasaran.
c. Mendorong terciptanya Program Pengembangan Koperasi dan UKM Dinas Koperasi &
wirausaha muda yang Kewirausahaan dan UMKM
kreatif dan kompetitif. Keunggulan Kompetitif UMKM
2. Berkurangnya 1. Meningkatkan Persentase penduduk 5,30% 4,78% Pemberdayaan masyarakat Sosial Sosial dan TKPKD
angka kemiskinan Pendapatan masyarakat miskin miskin, KAT dan PMKS
miskin, melalui arah lainnya
kebijakan:
a.Peningkatan Program Pengembangan sistem
Bantuan Usaha bagi pendukung usaha bagi
masyarakat Miskin. masyarakat miskin
b. Pemberdayaan
Kelompok usaha Peningkatan keterampilan
Masyarakat Miskin. usaha dan permodalan
c. Peningkatan akses masyarakat miskin
terhadap permodalan,
pemasaran dan
informasi usaha.
d. Menumbuhkembang-
kan usaha produktif
masyarakat miskin.
135
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Dasar masyarakat masyarakat miskin Bintek
miskin. 3. Peningkatan keterampilan
b. Peningkatan usaha dan permodalan
keterampilan produktif masyarakat miskin
masyarakat miskin.
3. Meningkatnya 1. Meningkatkan kualitas Angka kematian bayi 2,2 2,0 1. Peningkatan upaya kesehatan Dinas Kesehatan
kualitas kesehatan pelayanan kesehatan kesahatan masyarakat
masyarakat masyarakat secara Angka harapan hidup 71,2 72 2. Peningkatan pelayanan
inclusive, melalui arah kesehatan bagi semua
kebijakan: % Balita gizi buruk 0,06% 0,02% penduduk (inclusive)
a. Meningkatkan kualitas 3. Peningkatan perbaikan gizi
pelayanan kesehatan masyarakat
primer secara gratis. 4. Peningkatan kesadaran
b.Meningkatkan kualitas masyarakat menjaga
pelayanan kesehatan lingkungan sehat
masyarakat melalui 5. Peningkatan pengawasan
peningkatan status obat dan makanan
RSUD dari Tipe C 6. Pelatihan Usaha Kesehatan
menjadi Tipe B dan bagi Masyarakat
BLUD. 7. Pencegahan dan
c. Meningkatkan partisipasi penanggulangan penyakit
aktif masyarakat dalam menular
peningkatan kualitas 8. Peningkatan Jaminan
kesehatan dan Pelayanan kesehatan
lingkungan. JKN/BPJS
136
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Meningkatkan kualitas Rasio paramedis/ 1.Standarisasi Pelayanan
dan pemerataan SDM puskesmas Kesehatan
kesehatan, melalui arah
kebijakan: 2.Pelatihan dan pendidikan
a. Pemerataan, SDM kesehatan sesuai
pengembangan dan bidang keahlian
pemberdayaan SDM
pelaksana pelayanan 3. Pengembangan Kemitraan
kesehatan. peningkatan pelayanan
b.Penguatan jaringan kesehatan masyarakat
kerjasama dalam
pembangunan
kesehatan.
4. Meningkatnya 1. Meningkatkan kemam- Persentase 13,99% 10% 1. Pengembangan Kewirausa- Koperasi dan UKM Dinas Sosial Tenaga
penyediaan puan kewirausahaan, pengangguran haan dan keunggulan Kerja
lapangan kerja dan melalui arah kebijakan: terbuka kompetitif UMKM
usaha a. Meningkatkan peran 2. Pendidikan kewirausahaan
lembaga pelatihan bagi penduduk usia
keterampilan dalam produktif dan pemuda
pengembangan putus sekolah
kewirausahaan. 3. Pendampingan dan
b. Mendorong pembinaan usaha bagi
penumbuhan lapangan penduduk usia produktif
usaha berbasis inovasi dan putus sekolah
dan ekonomi kreatif. 4. Pelatihan pengembangan
ekonomi kreatif bagi
penduduk usia produktif
dan putus sekolah
5. Klinik Konsultasi usaha bagi
pelaku usaha baru
137
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Mendorong peningka- 1.Peningkatan Promosi dan
tan investasi, melalui arah kerjasama investasi
kebijakan: Memfasilitasi
peningkatan investasi baik 2.Peningkatan Iklilm investasi
dari dalam maupun luar dan realisasi investasi
negeri dengan memberi-
kan kemudahan dan 3.Pemberian insentif bagi
insentif investasi penyerap tenaga
kerja dan sumberdaya lokal
138
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Pemberdayaan Rata-rata pendapatan NA NA 1.Peningkatan Kesejahteraan Kelautan dan Dinas Kelautan &
ekonomi masyarakat pelaku usaha Nelayan dan peternak ikan perikanan Perikanan
kawasan pesisir, melalui perikanan
arah kebijakan: 2.Peningkatan kualitas dan
a. Mengembangkan kontribusi sektor 3,42% 5% pemsaran hasil produksi
gerakan pemberdayaan perikanan ADHB perikanan
ekonomi masyarakat
pesisir 3.Pemberdayaan masyarakat
b. Mengembangkan blue pesisir untuk
economy (ekonomi biru) pengembangan ekonomi
c. Mengembangkan biru
kawasan minapolitan
139
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6.Pengembangan jaringan
kerjasama lokal, nasional
dan internasional
6. Meningkatnya Meningkatkan efisiensi Nilai devisa dari 92,5 114,44 Program Peningkatan Daya Kelautan dan Dinas Kelautan dan
volume dan daya saing produk KP sektor KP Saing Produk Hasil Perikanan perikanan Perikanan, karantina
perdagangan dengan mendorong terja- (Milyar/tahun) ikan, perhubungan,
produksi kelautan dinya temu bisnis dan Program Pengembanagan perdagangan
dan perikanan memperluas networking Jumlah eksportir 10 15 dan Pengelolaan Perikanan
antar pelaku usaha dan usaha KP (Orang) Tangkap
perdagangan produk KP
dengan pembeli dari luar, Program pengembangan dan
melalui arah kebijakan: Pengelolaan Perikanan
Peningkatan mutu produk Budidaya
dan skala usaha KP dan
skala penguatan regulasi
penjaminan mutu produk
KP
7. Meningkatnya Meningkatkan efisiensi Jumlah industri hulu 4 8 Program Peningkatan Daya Kelautan dan Dinas Kelautan dan
industri usaha usaha industri KP dan usaha KP (Unit) Saing Produk Hasil Perikanan perikanan Perikanan
kelautan dan kapasitas SDM dengan
perikanan arah kebijakan melalui Jumlah industri hilir 10 25 Program Pengembangan dan
peningkatan kapasitas usaha KP (UKM) Pengelolaan Perikanan
sarana dan prasarana Tangkap
produksi bernilai
ekonomis Program Pengembangan dan
Pengelolaan Perikanan
Budidaya
8. Meningkatnya Mengembangkan usaha Jumlah usahawan KP 400 Program Optimalisasi Kelautan dan Dinas Kelautan dan
pelaku usaha penangkapan di daerah yang baru (orang) Pengelolaan dan Pemasaran perikanan Perikanan,
industri KP yang oceanic (laut lepas) dan Produksi Perikanan perindustrian dan
baru memanfaatkan lahan perdagangan, PPS
140
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
marjinal (rawa) dengan Program Pengembanagan Bungus
arah kebijakan melalui dan Pengelolaan Perikanan
pengembangan kawasan Tangkap
minapolitan, industrialisasi
dan blue economy Program Pengembangan dan
berbasis kelautan dan Pengelolaan Perikanan
perikanan Budidaya
9. Tercapainya tingkat Meningkatkan produksi KP Tingkat konsumsi 31,05 35 Program Optimalisasi Kelautan dan Dinas Kelautan dan
konsumsi ikan dengan optimalisasi ikan (Kg/kapita/thn) Pengelolaan dan Pemasaran perikanan Perikanan, Dinas
perkapita/ tahun potensi oceanic dan lahan Produksi Perikanan Kesehatan, PKK/
marjinal serta meningkat- DWP
kan produksi pasca panen Program Pengembangan dan
agar terjadi penambahan Pengelolaan Perikanan
nilai (value added) Tangkap
dengan arah kebijakan
mengutamakan penamba- Program Pengembangan dan
han armada untuk Pengelolaan Perikanan
eksploitasi dan memper- Budidaya
luas pemanfaatan lahan
marjinal serta mendorong
industri pasca panen
10. Terpeliharanya Memperbaiki sumberdaya Kawasan Konservasi 1.861.81 1.861.81 Program Pengembangan Kelautan dan Dinas Kelautan dan
sumberdaya alam alam yang rusak dan Laut Dalam yang Potensi SDA Hayati, Pesisir, perikanan Perikanan, BPSPL,
KP dan biota introduksi hewan langka terpelihara dengan Laut dan Pulau-Pulau Kecil KSDA, PU
langka serta meningkatkan kua- baik (Ha)
litas pengawasan sumber Program Pemberdayaan
daya kelautan dan perika- Masyarakat dalam
nan dengan arah kebija- Pengawasan SDKP
kan melalui peningkatan
intensitas pengelolaan
141
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
kawasan konservasi dan Program Pengembangan dan
sumberdaya ikan serta Pengelolaan SDKP
penguatan kelembagaan
pengawasan pada
masyarakat
11. Zero Complaint Pemantapan SOP tentang Tingkat kepuasan - 0 Program Pengembangan dan Kelautan dan Dinas Kelautan dan
untuk pelayanan pelayanan di sektor KP pelayanan dinas Pengelolaan Perikanan perikanan Perikanan
kepada masyarakat dengan arah kebijakan (kasus) SIUP, SIPI, Tangkap
melalui peningkatan SLO, SIKPI,SKA
pelayanan prima
12. Tercapainya Melanjutkan pengadaan Persentase 0 4 Program Pengembangan dan Kelautan dan Dinas Kelautan dan
penurunan harga pakan buatan yang ber- penurunan harga Pengelolaan Budidaya perikanan Perikanan, PT,
pakan ikan mutu dan pabrik skala ke- pakan Pengusahan, dan
cil dan menengah dengan kelompok
arah kebijakan melakukan masyarakat
kerjasama dengan Pergu-
ruan Tinggi, pengusaha,
kelompok masyarakat
dalam menghasilkan
pakan ikan yang bermutu
13. Meningkatnya Meningkatkan SDM petani Persentase Program Peningkatan Pertanian Dinas Pertanian
kemampuan dan peningkatan Kesejahteraan Petani Peternakan Peternakan
pengetahuan pendapatan petani Perkebunan Perkebunan dan
petani dalam Kehutanan
berusaha tani
142
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
14. Meningkatnya 1. Meningkatkan produksi Produktivitas padi 55,26 55,55 Program Peningkatan/ Pertanian Dinas Pertanian
produksi pertanian, padi, palawija, sawah (kwintal/Ha) Penerapan Teknologi Perkebunan Peternakan
perkebunan dan perkebunan, hortikultura, Pertanian/ Perkebunan Perkebunan dan
peternakan dalam melalui penerapan Jumlah produksi 160 200 Kehutanan
mendukung teknologi spesifik lokasi, tanaman perkebunan Program Peningkatan
ketahanan pangan peningkatan SDM petani karet dan kakao (ton) Produksi Pertanian/
dan penyuluh lapangan, Perkebunan
optimasi lahan sawah, Jumlah produksi 240 800
pengendalian organisme tanaman perkebunan Program Pemberdayaan
pengganggu tanaman, kakao (ton) Penyuluhan Pertanian/
demplot teknologi padi Perkebunan
salibu, optimalisasi peran
serta Komisi Pengawasan
Pupuk dan Pestisida (KP3)
2. Meningkatkan produksi Jumlah produksi (kg): Program Peningkatan Peternakan Dinas Pertanian
peternakan melalui daging 6.482.270 8.202.797 Produksi Hasil Peternakan Peternakan
penerapan teknologi tepat telur 3.787.443 4.792.323 Perkebunan dan
guna, pencegahan dan susu 37.296 47.191 Program Peningkatan Kehutanan
penanggulangan penyakit Penerapan Teknologi
ternak Peternakan
15. Meningkatnya Penyediaan sarana dan Persentase Program Peningkatan Sarana Pertanian Dinas Pertanian
sarana prasarana prasarana pertanian, per- kecukupan sarana Prasarana Pertanian/ Peternakan Peternakan
pendukung dalam kebunan dan peternakan dan prasarana Peternakan/ Perkebunan Perkebunan Perkebunan dan
berusaha tani/ melalui pengadaan alat pendukung Kehutanan
ternak mesin pertanian, penam-
bahan Balai Penyuluhan Jumlah hand tractor 361 439
Pertanian, rehabilitasi pada kelompok tani
saluran irigasi tersier (unit)
(JITUT/JIDES)
143
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
16. Meningkatnya 1. Meningkatkan SDM Persentase hasil Program Peningkatan Pertanian Dinas Pertanian
pasca panen, kelompok pengolahan pertanian, Pamasaran Hasil Produksi Perkebunan Peternakan
pengolahan dan hasil pertanian melalui perkebunan dan Pertanian/ Perkebunan Perkebunan dan
pemasaran hasil demostrasi pengolahan peternakan yang Kehutanan
pertanian, hasil pertanian, memba- terolah
perkebunan dan ngun jaringan pemasaran
peternakan dengan supermarket dan Persentase hasil
hotel dan mengikuti pro- olahan yang
mosi produk pertanian, dipasarkan melalui
penyediaan alat pengola- supermarket
han hasil pertanian
17. Terkendalinya Meningkatkan pelayanan Persentase jumlah 25% 65% Program Pencegahan dan Peternakan Dinas Pertanian
penyakit menular kesehatan hewan melalui penurunan kematian Penanggulangan Penyakit Peternakan
hewan vaksinasi, pengobatan, hewan ternak Ternak Perkebunan dan
dan pemusnahan anjing Kehutanan
liar Persentase jumlah 30% 90%
penurunan kasus
gigitan anjing liar
144
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
18. Terwujudnya Penertiban pelaksanaan Jumlah RPH yang 0 1 Program Pencegahan dan Peternakan Dinas Pertanian
Rumah Potong kegiatan Rumah Potong bersertifikat NKV Penanggulangan Penyakit Peternakan
Hewan Kota Hewan melalui pembinaan Ternak Perkebunan dan
Padang yang dan pengelolaan agar Kehutanan
bersertifikat NKV menegakkan hygiene
sanitasi RPH sesuai SOP
19. Terpelihara dan 1. Peningkatan daya Persentase Program Pemanfaatan Kehutanan Dinas Pertanian
terjaganya dukung hutan sebagai berkurangnya Potensi Sumber Daya Hutan Peternakan
kawasan hutan dari kawasan penyangga kerusakan hutan Perkebunan dan
kerusakan dan (daerah resapan air) Program Rehabilitasi Hutan Kehutanan
kebakaran hutan dengan menggalakan Persentase hutan dan dan Lahan
Hutan Kemasyarakatan, lahan kritis yang telah
mengoptimalkan direhabilitasi (Ha) Program Perlindungan dan
konservasi hutan, Konservasi Sumberdaya
meningkatkan SDM Hutan
masyarakat disekitar
kawasan hutan, pengama-
nan hutan dan pengawa-
san peredaran hasil hutan.
3. Membangun Taman
Hutan Raya Bung Hatta
sebagai daerah rekreasi
wisata alam
145
7.5. Kebijakan dan Program Pembangunan Misi 5
Untuk mencapai sasaran pembangunan Misi 5 yang telah ditetapkan seperti
dikemukakan sebelumnya, maka strategi dan arah kebijakan yang akan dijalankan
adalah:
1. Peningkatan kerja sama dengan Lembaga Penelitian dan SKPD terkait, dalam
Penyediaan Peta dan informasi wilayah Resiko Bencana serta profesionalitas
aparatur Lembaga/SKPD terkait
2. Meningkatkan kerjasama dalam penyediaan sarana prasana penanggulangan
bencana dan Meningkatkan Kualitas kuantitas sarana dan prasarana
penanggulangan bencana
3. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang antisipasi
bencana.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana evakuasi bencana.
5. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan
hidup.
6. Meningkat pengawasan dan penegakan peraturan lingkungan hidup dalam
konservasi ekosistem.
7. Intensifikasi pengawasan dan pentaatan peraturan lingkungan hidup dalam
pengelolaan pencemaran udara dan air
8. Meningkatkan Kualitas sungai dan SDA melalui normalisasi sungai, jaringan
irigasi dan drainase.
9. Peningkatan dan Penyediaan Sarana jalan melalui pembangunan baru dan
perbaikan jalan dan jembatan.
10. Meningkatkan sarana dan prasarana lingkungan pemukimanuntuk
meningkatkan pelayanan air bersih, sanitasi, dan drainase.
11. Meningkatkan pelayanan persampahan bekerja sama dengan Lembaga
Pengelola Sampah (LPS) dalam masyarakat
12. Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan sampah dan TPA
13. Meningkatkan jumlah Taman Kota dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
14. Meningkatkan peran swasta dalam penyedia an armada angkutan umum
masal.
15. Meningkatkan prasarana, sarana, dan fasilitas lalu lintas.
16. Memberlakukan regulasi yang tegas terhadap pelanggaran lalu lintas.
17. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian bangunan dan perumahan
melalui prosedur pengurusan IMB.
18. Meningkatkan pengendalian bangunan cagar budaya dan bersejarah dengan
menjaga bentuk arsitektur bangunan.
19. Melakukan rehabilitasi dan bedah rumah milik masyarakat tidak mampu.
146
20. Melakukan pembebasan dan penyediaan tanah sesuai peraturan yang tidak
merugikan pemilik lahan.
Untuk melihat saling keterkaitan antara kebijakan dan program
pembangunan dengan sasaran dan tujuan dari misi 5 seperti telah dijelaskan dalam
Bab VI akan dapat dilihat dalam Tabel 7.5 berikut ini. Di dalam tabel ini akan
digambarkan pula kondisi awal dan kondisi akhir yang dicapai dalam setiap program
yang ditetapkan.
147
Tabel 7.5.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk Misi 5
Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, tertib, bersahabat dan menghargai kearifan lokal
148
Target Kinerja SKPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No. Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Penanggung
(output/ outcome) Kondisi Kondisi Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Meningkatnya kualitas 1. Meningkatkan kesadaran Menurunnya jumlah 22 15 Program Pengendalian Lingkungan Bapedalda
lingkungan hidup masyarakat dalam menjaga kualitas pelanggaran aturan Pencemaran danKerusakan hidup
lingkungan hidup. lingkungan (kasus) Lingkungan Hidup
3. 1.Terkelolanya Sumber 1. Meningkatkan kualitas sungai Persentase Program Pengembangan Pekerjaan DPU
Daya Air dan dan SDA melalui normalisasi penurunan titik dan Pengelolaan Jaringan Umum
Drainase Perkotaan sungai, jaringan irigasi dan genangan air Irigasi, Rawa dan
drainase. Pengairan lainnya
2.Tersedianya Persentase jumlah
infrastruktur jalan 2. Peningkatan dan Penyediaan Jalan dan jembatan Program Pengembangan
raya yang aman Sarana jalan melalui pembangunan dalam kondisi baik Sistem Irigasi Partisipatif
baru dan perbaikan jalan dan
3.Tersedianya sarana jembatan. Persentase Program Pembangunan
dan prasarana pemukiman dengan Jalan dan Jembatan
pemukiman 3. Meningkatkan sarana dan sarana prasarana
prasarana lingkungan pemukiman yang memadai Program Rehabilitasi/
untuk meningkatkan pelayanan air Pemeliharaan Jalan dan
bersih, listrik, sanitasi, dan Jembatan
drainase.
Program Lingkungan Sehat
Perumahan
149
Target Kinerja SKPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No. Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Penanggung
(output/ outcome) Kondisi Kondisi Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4. 1.Meningkatnya sistem 1. Meningkatkan pelayanan per- Persentase tingkat 28,1 35,1 Program Pengembangan Pekerjaan DKP
pengelolaan persam- sampahan bekerja sama dengan Pelayanan Sampah Kinerja Pengelolaan Umum.
pahan, Ruang Lembaga Pengelola Sampah (LPS) (%) Persampahan
Terbuka Hijau dan dalam masyarakat
Taman Kota Program Pengelolaan
2. Meningkatkan sarana dan prasa- Ruang Terbuka Hijau (RTH)
rana pengelolaan sampah dan TPA
Program Pembinaan
3. Meningkatkan jumlah Taman Persentase luas RTH NA 30,0 Kegiatan Kebersihan dan
Kota dan Ruang Terbuka Hijau terhadap luas daerah Sarana Pertamanan
(RTH)
2.Tersedianya jasa 1. Meningkatkan peran swasta Persentase tingkat Program Peningkatan Perhubungan DISHUB
pelayanan angkutan dalam penyediaan armada angku- kecukupan angkutan Sarana dan Prasarana Lalu KOMINFO
kota yang cukup, tan umum masal kota yang memadai Lintas
nyaman, lancar dan
murah ke seluruh 2. Meningkatkan prasarana, sarana, Program Pembangunan
wilayah kota. dan fasilitas lalu lintas. Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
3.Meningkatnya Memberlakukan regulasi yang tegas Persentase
keamanan dan terhadap pelanggaran lalu lintas. penurunan Program Rehalibitasi Dan
keselamatan lalu kecelakaan lalu lintas Pemeliharaan Prasarana
lintas. Dan Fasilitas LLAJ
Program Peningkatan
Pelayanan Angkutan
150
Target Kinerja SKPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No. Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Penanggung
(output/ outcome) Kondisi Kondisi Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
5. Terlaksananya 1. Meningkatkan pengawasan dan Persentase bangunan Program Pengendalian Urusan DTRTB & P
penataan bangunan pengendalian bangunan dan peru- yang ber-IMB Pemanfaatan Ruang Perumahan
dan perumahan sesuai mahan melalui prosedur penguru-
dengan rencana tata san IMB. Persentase Program Pengembangan
ruang kota. kesesuaian bangunan Perumahan
2. Meningkatkan pengendalian dengan RTRW
bangunan cagar budaya dan berse- Program Pemberdayaan
jarah dengan menjaga bentuk komunitas Perumahanya
arsitektur bangunan.
Program Penyelesaian
Konflik Pertanahan
Program Peningkatan
Kemampuan Administrasi
Pertanahan
Program Penyediaan
Tanah Untuk
Pembangunan
151
7.6. Kebijakan dan Program Pembangunan Misi 6
Sebagai kelanjutan penjelasan dalam Bab VI sebelumnya, maka pada bab 7
ini akan lebih terperinci menjelaskan bagian yang tidak dijelaskan pada Bab VI,
capaian kinerja yang mencantumkan kondisi awal dan target kondisi pada tahun
akhir perencanaan. Dilanjutkan dengan kolom tentang program pembangunan
daerah yang diperjelas lagi dengan bidang urusan serta SKPD pelaksananya. Pada
Bab VII ini dapat dikatakan bahwa ada kontiniunitas antara Bab VI sebelumnya
sehingga menjadi satu kesatuan antar dokumen perencanaan dalam RPJMD Kota
Padang tahun 2014-2019.
152
Tabel 7.6.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk Misi 6
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Meningkatnya kualitas Mewujudkan perencanaan Persentase SKPD yang Peningkatan kapasitas e- Semua urusan Semua SKPD
perencanaan berkualitas dan akuntabel Renstranya sinkron government
pembangunan dengan: dengan RPJMD
a. Meningkatkan pemanfa- Pembaharuan data & Statistik dan Bappeda dan
atan teknologi dan Persentase kesesuaian statistik pembangunan perencanaan statistik
informasi dalam Renja SKPD dengan pembangunan
perencanaan dan Renstranya
pelaksanaan Pengembangan karir Otonomi daerah, Seluruh SKPD
pembangunan daerah. Persentase kesesuaian aparatur fungsional & pemerintahan umum,
b. Mengembangkan data RKPD dengan RPJMD perencana administrasi keuangan
statistik pembangunan. daerah, perangkat
c. Membuka layanan Persentase aspirasi daerah, kepegawaian
jaringan media partisipasi masyarakat yang dan persandian
& pengaduan publik terakomodir dalam APBD
dalam perencanaan. Pelatihan teknis aparatur Perencanaan Seluruh SKPD
d. Meningkatkan jabatan Persentase SKPD yang pembangunan
fungsional perencana memiliki fungsional Proses upload dokumen
perencana perencanaan dalam Perencanaan Bappeda
website pembangunan
153
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Meningkatnya 1. Meningkatkan kinerja Nilai akuntabilitas kinerja CC B Penyempurnaan Otonomi daerah, Bagian
akuntabilitas kinerja pelaksanaan pembangunan, pemerintah kota Penyusunan database pemerintahan umum, Organisasi
birokrasi keuangan daerah dan aparatur administrasi keuangan
pengelolaan aset yang Persentase SKPD yang 100 daerah, perangkat
dilakukan melalui arah mendapat Nilai daerah, kepegawaian
kebijakan: akuntabilitas kinerja baik dan persandian
a. Penataan struktur
organisasi yang Persentase SKPD yang Penilaian kinerja secara Setiap SKPD Setiap SKPD
proporsional (beban kerja menerapkan SOP berkala dan teratur
sesuai dengan TUPOKSI).
b. Mengoptimalkan Jumlah sistem informasi Penilaian kinerja secara Otonomi daerah, Bagian
pelaksanaan analisis dan yang telah terintegrasi berkala dan teratur pemerintahan umum, Organisasi
evaluasi jabatan. administrasi keuangan
c. Penerapan SOP di lingkup Peningkatan pelaksanaan daerah, perangkat BKD
SKPD. analisis & evaluasi jabatan daerah, kepegawaian
d. Meningkatkan kualitas dan persandian
pelayanan administrasi
kepegawaian yang Penerapan SOP di lingkup Setiap SKPD Seluruh SKPD
transparan, cepat dan SKPD
tepat.
e. Menyediakan anggaran Pemanfaatan teknologi Otonomi daerah, BKD
khusus untuk tunjangan informasi dalam pemerintahan umum,
daerah bagi PNS administrasi kepegawaian administrasi keuangan
(program 10). daerah, perangkat
f. Peningkatan pengetahu- daerah, kepegawaian
an dan keterampilan dan persandian
aparatur berbasis
kompetensi.
154
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
g. Meningkatkan pelayanan, Pelatihan pembentukan Setiap SKPD Setiap SKPD
pengelolaan dan integritas aparatur
pelaporan keuangan sebagai public service
daerah serta aset.
h. Mempertahankan Opini Penetapan kepastian/ Otonomi daerah, BKD
BPK: WTP lama proses pengurusan pemerintahan umum,
i. Meningkatkan kualitas administrasi kepegawaian administrasi keuangan
LAKIP. daerah, perangkat
j. Meningkatkan EKPPD Penetapan anggaran daerah, kepegawaian BKD
tunjangan daerah dan persandian
2. Meningkatkan kinerja
pengawasan penyelengga- Pelatihan teknis aparatur Setiap SKPD Setiap SKPD
raan pemerintah yang pemerintahan
diarahkan kebijakannya
pada: peningkatan pengelo- Peningkatan pelayanan, Otonomi daerah, Seluruh SKPD
laan pengawasan penye- pengelolaan & pelaporan pemerintahan umum,
lenggaraan pemerintah keuangan daerah serta administrasi keuangan
daerah aset daerah, perangkat
daerah, kepegawaian
Pendataan aset daerah dan persandian Bagian Umum
155
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
3. Menekan tindak 1. Meningkatkan angka Opini BPK WDP WTP Peningkatan penerapan Inspektorat
Korupsi, Kolusi & indeks persepsi anti korupsi PMPRB
Nepotisme (KKN) di yang diarahkan kebijakannya: Persentase penyelesaian 90% 95%
lingkungan birokrasi a. Penilaian Mandiri tindak lanjut temuan Peningkatan penerapan
Pelaksanaan Reformasi hasil audit RADPPK
Birokrasi (PMPRB).
b. Implementasi Rencana Peningkatan penerapan
Aksi Daerah Pemberan- SPIP
tasan Korupsi (RADPPK).
4. Terwujudnya 1. Meningkatnya kualitas Persentase pelayanan Peningkatan pelayanan Otonomi daerah, BPMP2T
pelayanan publik yang pelayanan publik melalui yang sudah satu pintu satu pintu BPMP2T pemerintahan umum,
berkualitas prima reformasi dan penerapan e- adminis trasi
government yang diarahkan Indeks Kepuasan 80 88 Peningkatan penerapan keuangan daerah, Semua SKPD
kebijakannya dengan meng- Masyarakat SPM dan SPP perang kat daerah,
optimalkan pelayanan terpa- kepegawaian dan
du satu pintu (BPMP2T) Persentase pelayanan persandian
menggunakan sistem online yang telah mengguna-
kan sistem informasi Peningkatan pelayanan Semua urusan LPSE
barang dan jasa secara
elektronik
156
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Desentralisasi urusan Peningkatan dana Pemberdayaan Bagian
pemerintah daerah dengan operasional kecamatan/ masyarakat dan pemerintahan
kebijakan: kelurahan kelurahan
a. Pelaksanaan pelimpahan
kewenangan SKPD ke Pemberdayaan Bagian
Kecamatan/kelurahan. masyarakat dan pemerintahan,
b. Meningkatkan dana kelurahan kecamatan,
operasional kecamatan/ kelurahan
kelurahan (program 8).
157
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4. Peningkatan pelayanan Peningkatan cakupan BPBD BPBD
pengendalian dan penang- pelayanan pengendalian
gulangan bencana, dengan dan penanggulangan
arah kebijakan: bencana
a. Meningkatkan cakupan
pelayanan pengendalian Peningkatan peran serta BPBD BPBD
& penanggulangan masyarakat
bencana.
b. Meningkatkan peran
serta masyara kat dalam
kesiapsiagaan pengenda-
lian dan penanggulangan
bencana.
158
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6. Peningkatan kualitas dan NA Pembangunan unit sarana DPKA DPKA
kuantitas sarana prasarana prasarana pengumpulan
pengumpulan pajak dan pajak dan retribusi
retribusi, yang diarahkan
kebijakan dengan melaku-
kan penataan, pembangu-
nan sarana prasarana
pengumpulan pajak dan
retribusi sebagai pelayanan
publik prima
159
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
8. Penyerahan uang santu- NA Pemberian uang santunan Bagian Kesra Bagian Kesra
nan kematian bagi keluarga kematian bagi keluarga
yang meninggal dengan
arah kebijakan memberikan
uang santunan kematian
Rp 1 juta untuk warga Kota
Padang (program 7)
Keterangan tabel
*) sumber data adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Padang tahun 2013)
NA adalah Non Available dapat saja berarti bahwa datanya belum diserahkan oleh SKPD terkait, atau datanya belum tersedia karena program yang
baru dilakukan, atau data tersebut belum dihitung
160
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN
PENDANAAN
161
agar setiap urusan (wajib) dapat diselenggarakan setiap tahun, tidak langsung
dipengaruhi oleh visi dan misi kepala daerah terpilih. Artinya, suatu prioritas pada
beberapa urusan untuk mendukung visi dan misi serta program kepala daerah
terpilih, tidak berarti bahwa urusan lain ditinggalkan atau diterlantarkan atau tidak
dijalankan. Perumusan program prioritas bagi penyelenggaraan urusan dilakukan
sejak tahap awal evaluasi kinerja pembangunan daerah secara sistematis dilakukan
pada identifikasi permasalahan pembangunan di seluruh urusan (wajib dan pilihan).
162
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH
305
Tabel 9.1
Penetapan Indikator Kinerja Pembangunan Kota Padang Tahun 2014-2019
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
306
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
SMA/SMK/MA/Paket C
4. Angka Partisipasi Murni
1. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A % 96,41 96,74 97,07 97,40 97,73 98,06 98,39
2. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B % 87,24 96,46 106,65 117,93 130,39 144,17 159,41
3. Angka Partisipasi Murni (APM) % 64,48 64,69 64,90 65,11 65,32 65,53 65,75
SMA/SMK/MA/Paket C
2. Kesehatan
1. Angka Kematian Bayi/ Infant Mortality Rate (dari 1000 2,171 2,03 1,90 1,78 1,66 1,55 1,45
Kelahiran)
2. Angka usia harapan hidup Tahun 71,205 71,22 71,24 71,25 71,27 71,28 71,30
3. Persentase balita gizi buruk % 0,056 0,04 0,04 0,03 0,02 0,02 0,01
4. Ketenagakerjaan
1. Angkatan Kerja Orang 361.071 363.056 365.052 367.060 369.078 371.107 373.147
2. Penduduk Yang Bekerja Orang 310.566 314.000 317.471 320.981 324.530 328.118 331.745
3. Rasio penduduk yang bekerja Indeks (0-1) 0,86 0,86 0,87 0,87 0,88 0,88 0,89
A.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga
2. Pemuda dan Olahraga
1. Jumlah klub olahraga Jumlah klub 32 32 35 38 41 43 45
2. Program peningkatan kualitas sarana dan prasarana Jumlah 442 442 472 513 556 596 660
keolahragaan Lapangan
olahraga
3. Program meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana Gelanggang/ 5.000 5.000 5.007 5.010 5.015 5.020 5.025
dan prasarana olah raga. balai remaja
(selain milik
swasta)
4. Program memberikan jaminan kepada para atlit yang Jumlah orang 980 1.000 1.100 1.150 1.200 1.240 1.250
berpotensi dibidang olah raga terhadap karir, kegiatan
307
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
keamanan, dan pekerjaan serta masa depannya. olahraga
B. ASPEK PELAYANAN UMUM
B.1 Fokus Layanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
1. Pendidikan dasar:
1. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia
sekolah
SD/MI (per 1000 37 37 38 38 39 39 40
siswa)
SMP/MT (per 1000 siswa) (per 1000 8 8 8 8 9 10 10
siswa)
SMA/MA (per 1000 siswa) (per 1000 5 5 6 6 6 7 7
siswa)
SMK (per 1000 siswa) (per 1000 3 3 4 4 4 5 5
siswa)
2. Rasio guru/murid per kelas rata-rata
SD/MI (per siswa) 1:16 1:16 1:16 1:20 1:16 1:20 1:20
SLTP (per siswa) 1:13 1:13 1:13 1:13 1:13 1:13 1:13
SLTA (per siswa) 1:26 1:26 1:26 1:26 1:26 1:26 1:26
2. AngkaKelulusan:
1. Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 98 98 98 98 99 99 100
2. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 99 99 99 100 100 100 100
3. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA % 99 99 99 99 99 99 99
4. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV % 65,31 75 80 85 90 95 100
2. Kesehatan
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan % 100 100 100 100 100 100 100
Ketersediaan
308
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
309
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1. Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 810 743 681 625 573 526 482
6. Perencanaan Pembangunan
1. Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah Dok 1 - 1 - - - -
ditetapkan dgn PERDA (termasuk Revisi)
2. Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJMD yg telah Dok 0 1 - - - - 1
ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
3. Tersedianya Dokumen Perencanaan: RKPD yg telah Dok 2 2 2 2 2 2 2
ditetapkan dgn PERKADA
7. Perhubungan
1. Jumlah arus penumpang angkutan umum Ribu orang 198.450 199.710 200.610 201.600 207.000 211.500 216.000
2. Halte unit 132 145 153 174 192 211 232
3. Rambu-rambu Unit 3.920 4.041 4.166 4.294 4.427 4.563 4.704
4. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Unit 3 3 4 4 4 5 5
5. Angkutan kota (Bus kota) Unit 10 15 15 30 30 40 40
8. Lingkungan Hidup
1. Persentase penanganan sampah % 40,0 42,8 45,8 49,0 52,4 56,1 60,0
2. Jumlah Penduduk berakses air minum Orang 640.897 651.324 68.084 710.324 739.824 769.324 798.824
3. Persentase sampah masuk ke TPA % 59,0 60,5 62,0 63,6 65,3 66,9 68
4. Persentase Layanan angkutan sampah % 28,1 29,2 30,3 31,4 32,6 33,8 36,1
9. Pertanahan
1. Penyelesaian kasus sengketa tanah Kasus 5 20 18 16 15 14 14
2. Penyuluhan hokum Jumlah 18 75 75 75 75 75 75
10. Kependudukan dan Catatan Sipil
1. Penataan administrasi Kependdukan % Cakupan 90 90 95 100 100 100 100
penerbitan
KTP ber NIK
310
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
311
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
14. Ketenagakerjaan
1. Tingkat partisipasi angkatan kerja % 55,811 55,93 56,05 56,17 56,30 56,42 56,54
2. Pencari kerja yang ditempatkan Orang 199 421 443 468 493 520 548
15. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
1. Jumlah Koperasi aktif Unit 570 584 625 670 717 768 822
2. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM Unit 58.000 60.000 62.000 64.000 66.000 68.000 69.000
3. Jumlah BPR/LKM Unit 10 10 11 11 13 13 14
4. Usaha Mikro dan Kecil Unit 11.578 11.795 12.016 12.241 12.470 12.704 12.942
16. Penanaman Modal
1. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) Triliun 3,9 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6
2. Jumlah sanggar Budaya (unit) 77 79 80 85 90 95 100
3. Penyelenggaraan festival seni dan budaya Kali 57,000 58 58 59 60 60 61
4. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 108 116 125 135 146 157 169
5. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang 62 62 62 62 62 62 62
dilestarikan
17. Kebudayaan
1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya Kali 57,000 58 58 59 60 60 61
2. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 108 116 125 135 146 157 169
3. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang 62 62 62 62 62 62 62
dilestarikan
18. Kepemudaan dan Olahraga
1. Jumlah Lapangan olahraga 442 442 472 513 556 596 660
2. Jumlah organisasi olahraga Unit 32 32 35 38 41 43 45
3. Jumlah organisasi pemuda Kegiatan 153 167 172 189 198 227 227
4. Jumlah kegiatan olahraga Kegiatan 980 1.000 1.100 1.200 1.300 1.400 1.500
312
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
5. Gelanggang /balai remaja (selain milik swasta) Jumlah 5.000 5.000 5.007 5.010 5.015 5.020 5.025
19. Kesatuan Bangsadan Politik Dalam Negeri
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 3 4 5 6 7 8 9
2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk - 0,5 0,75 1 1,25 1,5 1,75
3. Rasio Pos Siskamling & Balai Pemuda per jumlah desa/ 5 6 7 8 9 10 11
kelurahan
4. Pertumbuhan ekonomi % 6,48 6,50 6,65 6,80 6,98 7.17 7.36
5. Kemiskinan % 5,30 5,02 4,96 4,90 4,83 4,78 4,63
6. Penegakan PERDA Jumlah Perda 7 7 10 11 12 13 14
yang
ditegakkan
7. Cakupan patroli petugas Satpol PP kecamatan 11 11 11 11 11 11 11
8. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, kasus 35 75 105 115 120 125 130
ketentraman, keindahan) di Kabupaten
9. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kota 40 60 80 100 120 140
21. Ketahanan Pangan
1. Regulasi ketahanan pangan Jumlah 1 - 1 - 1 - 1
Perwako
2. Ketersediaan pangan utama Kg/Kap/Thn 217,15 228,00 239,40 251,37 255,79 260,29 264,87
22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1. PKK aktif Unit 116 116 116 116 116 116 116
23. Statistik
1. Buku Padang dalam angka 1 1 1 1 1 1 1
2. Buku PDRB Kota Padang Berdasarkan ADHB ADHK 2 2 2 2 2 2 2
313
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
24. Kearsipan
25. Komunikasi dan Informatika
1. Jumlah jaringan komunikasi 8 8 8 8 8 8 8
2. Rasio wartel/ warnet terhadap penduduk 0,002 0,003 0,003 0,004 0,005 0,006 0,007
3. Jumlah surat kabar nasional/ lokal 15 16 16 17 17 18 19
4. Jumlah penyiaran radio/ TV lokal 18 20 20 20 21 21 22
26. Perpustakaan
1. Jumlah pengunjung perpustakaan pertahun 1.106 1.267 1.452 1.664 1.906 2.184 2.503
2. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 16.357 18.050 19.668 21.432 23.353 25.447 27.728
B.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan
1. Pertanian
1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal
lainnya per hektar
Padi Kwintal/ ha 55,26 55,45 55,63 55,82 56,01 56,20 56,38
Jagung Kwintal/ ha 0,00 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30
Ubi Kayu Kwintal/ ha 437,66 143,31 145,00 145,20 145,40 145,60 146,00
Ubi Jalar Kwintal/ ha 196,54 143,31 149,97 156,94 164,24 171,87 179,86
Kacang Tanah Kwintal/ ha 17,50 18,14 18,80 19,49 20,20 20,94 21,71
Kedelai Kwintal/ ha 10,00 10,38 10,78 11,20 11,63 12,07 12,54
Kacang Hijau Kwintal/ ha 10,00 10,32 10,66 11,01 11,36 11,73 12,11
2. Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB % 2,29 2,29 2,30 2,30 2,30 2,31 2,31
3. Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB % 61,59 61,66 61,73 61,80 61,87 61,95 62,02
4. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) % 2,18 2,17 2,16 2,15 2,14 2,13 2,12
terhadap PDRB
5. Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB % 1,02 1,11 1,20 1,30 1,41 1,52 1,65
314
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
6. Cakupan bina kelompok petani 23,00 23,12 23,23 23,35 23,47 23,59 23,71
2. Kehutanan
1. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 300 264 232 205 180 158 139
2. Kerusakan Kawasan Hutan Ha 5.380 5.350 5.321 5.292 5.263 5.234 5.205
3. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB % 0,020 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01
3. Energi dan Sumber Daya Mineral
1. Pertambangan yang memiliki izin perusahaan 20 20 20 20 20 20 20
4. Pariwisata
1. Kunjungan wisata
- Mancanegara pengunjung 53.057 54.126 55.216 56.329 57.464 58.621
- Domestik pengunjung 3.001.306 3.210.928 3.435.190 3.675.116 3.931.800 4.206.410
2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB % 2,3 2,5 2,7 3,0 3,2 3,5 3,8
5. Kelautan dan Perikanan
1. Produksi perikanan Ton 22.749 23.782 24.646 25.561 26.017 26.575 27.002
2. Konsumsi ikan Kg/kapita/thn 30.70 31.05 32.04 33.03 34.02 35.01 36.00
3. Cakupan bina kelompok nelayan Klp nelayan 193 214 236 260 285 311 336
4. Produksi perikanan kelompok nelayan Ton 15.725 16.131 16.942 17.659 18.445 19.313 20.197
6. Perdagangan
7. Perindustrian
C ASPEK DAYA SAING DAERAH
C.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
C.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
1. Perhubungan
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Km/unit 0,005 0,005 0,005 0,006 0,006 0,006 0,007
kendaraan
315
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum Orang (000) 198.450 199.710 200.810 201.600 207.000 211.500 216.000
Jumlah orang/ barang melalui dermaga/ bandara/ terminal Orang
pertahun
2. Penataan Ruang
Luas wilayah industri Ha 702,25 702,25 702,25 702,25 702,25 702,25 702,25
3. Komunikas dan Informatika
Persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon 0,700 0,72 0,74 0,77 0,79 0,81 0,84
C.3 Fokus Iklim Berinvestasi
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
1. Angka kriminalitas Jumlah kasus 6.518 6.518 6.353 6.186 6.019 5.852 5.685
2. Lama proses perijinan hari 21 20 19 18 17 15 14
316
Seperti terlihat pada Tabel 9.1, untuk aspek kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi ditetapkan 10 indikator kenerja hasil (outcome) yang ditargetkan akan
dapat dicapai melalui peningkatan kegiatan pembangunan Kota Padang dalam
periode 2014-2019. Indikator pertama adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 78,71 dan meningkat menjadi 80,13
pada tahun 2019. Peningkatan IPM ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat Kota Padang secara keseluruhan yang disebabkan oleh peningkatan
dalam tiga unsur utama kehidupan masyarakat yaitu daya beli (pendapatan)
masyarakat, tingkat pendidikan dan derajat kesehatan.
Untuk pertumbuhan ekonomi kota, target kinerja yang ditetapkan dalam
RPJMD Kota Padang ini adalah 6,50% untuk tahun 2014 dan meningkat menjadi
7,36% pada tahun 2019 mendatang. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini
didorong melalui peningkatan investasi yang ditargetkan pada tahun 2014 sebesar
Rp. 3,9 trilyun dan meningkat menjadi Rp. 4,6 trilyun pada tahun 2019. Investasi ini
adalah dalam bentuk total, termasuk investasi pemerintah (APBN dan APBD),
investasi swasta, baik PMDN dan PMA, serta investasi masyarakat. Peningkatan
investasi tersebut diperkirakan akan dapat menambah lapangan kerja baru sehingga
tingkat pengangguran Kota Padang diperkirakan akan menurun.
Melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut diharapkan akan dapat
meningkatkan kemakmuran ekonomi masyarakat yang diukur dengan nilai
pendapatan perkapita dengan harga berlaku. Seperti terlihat pada Tabel 9.1 target
pendapatan perkapita masyarakat Kota Padang pada tahun 2014 adalah sebesar
Rp.41,52 juta dan meningkat menjadi Rp.75,81 juta pada tahu 2019. Sejalan
dengan hal tersebut, tingkat pengangguran diperkirakan akan menurun dari 11,05%
pada tahun 2014 menjadi 10,03% pada tahun 2019. Sedangkan tingkat kemiskinan
yang diukur dengan persentase penduduk miskin diperkirakan secara bertahap akan
dapat diturunkan dari 5,18% pada tahun 2014 menjadi 4,78% pada tahun 2019.
Menyangkut dengan kesejahteraan sosial, sasaran utama adalah pningkatan
kualitas sumber daya manusia yang diukur dengan indikator kinerja Indek
Pembangunan Manusia (IPM). Dalam hal ini target kinerja IPM yang direncanakan
adalah meningkat dari 78,71 pada tahun 2014 menjadi 80,13 pada tahun 2019. IPM
ini mencakup 3 unsur utama yaitu pendapatan (daya beli), tingkat pendidikan dan
derajat kesehatan masyarakat. Indikator kinerja tingkat pendidikan digunakan
angka melek huruf yang diperkirakan akan meningkat dari 99,56% pada tahun 2014
menjadi 99,62% pada tahun 2019. Sedangkan untuk derajat kesehatan masyarakat
yang diukur dengan Usia Harapan Hidup diperkirakan akan meningkat dari 71,22
pada tahun 2014 menjadi 71,30 pada tahun 2019.
317
diturunkan dari visi dan misi kepala daerah. Sedangkan pencapaian target kinerja
yang ditetapkan tidak hanya didasarkan pada sumber dana APBD saja, tetapi juga
dana APBN dan APBD Provinsi yang kegiatannya dilakukan di Kota Padang selama
periode 2014-2019.
318
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
319
program dan kegiatan bersama-sama dengan SKPD terkait guna menjaga
kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan nantinya di
lapangan. Pada saat pelaksanaan program dan kegiatan telah selesai, BAPPEDA
juga mempunyai kewajiban untuk melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa
jauh output (keluaran) dan hasil (outcome) dari pelaksanaan program dan kegiatan
tersebut sudah sesuai dengan harapan yang tertera dalam RPJMD Kota Padang
2014-2019. Dengan cara demikian diharapkan pelaksanaan RPJMD ini benar-benar
sesuai dengan visi dan misi Kapala Daerah sebagaimana sudah dijanjikan kepada
seluruh warga Kota Padang pada waktu pelaksanaan PILKADA sebelumnya.
320
Tabel 8.1
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pendidikan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Pendidikan 111,717.26 104,236.89 107,628.00 115,960.04 126,688.00 136,223.00
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 1,943.00 100 1,416.36 100 1,487.00 100 1,561.00 100 1,639.00 100 1,721.00 Dinas
Administrasi kegiatan administrasi Pendidikan
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 1,733.00 100 963.96 100 1,012.00 100 1,062.00 100 1,115.00 100 1,171.00 Dinas
Sarana dan Prasarana dan prasarana Pendidikan
Aparatur aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 4,023.00 100 148.75 100 156.00 100 163.00 100 172.00 100 172.00 Dinas
Disiplin Aparatur Aparatur (%) Pendidikan
Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 210.00 100 127.50 100 127.00 100 127.00 100 127.00 100 127.00 Dinas
Kapasitas Sumber peningkatan Pendidikan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 424.00 100 658.33 100 691.00 100 725.00 100 762.00 100 800.00 Dinas
Pengembangan pelaporan capaian Pendidikan
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Program Tersedia Data dan 100 100 100 85.00 100 85.00 100 85.00 100 85.00 100 85.00 Dinas
pengembangan data Informasi pendidikan Pendidikan
dan Informasi
Program Pendidikan Jumlah siswa yang 14,750 16,969 930.75 18,000 4,113.25 20,000 1,100.00 22,000 1,190.00 24,000 1,280.00 26,000 1,370.00 Dinas
Anak Usia Dini telah mengikuti PAUD Pendidikan
(PAUD)
Program Wajib Jumlah penduduk 136,090 138,303 46,206.00 145,000 7,373.75 158,000 8,500.00 171,000 8,800.00 184,000 9,600.00 197,000 10,400.00 Dinas
Belajar Pendidikan 12 usia sekolah yang Pendidikan
Tahun bersekolah
Program Pendidikan Tamatan SMA 60 70 21,690.00 73 19,029.00 76 21,000.00 80 21,808.04 83 26,000.00 85 28,000.00 Dinas
Menengah diterima di perguruan Pendidikan
tinggi (%)
Tamatan SMK 30 35 40 43 46 50 55
diterima pada DU/DI
(%)
Program Pendidikan Jumlah pendidikan 75 80 892.50 82 990.00 85 1,100.00 87 1,300.00 90 1,400.00 93 1,500.00 Dinas
Non Formal non formal Pendidikan
terakreditasi
Program Pendidikan Terdidiknya anak 60 65 420.75 70 420.80 75 460.00 80 500.00 85 540.00 90 580.00 Dinas
Luar Biasa berkebutuhan khusus Pendidikan
(%)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Peningkatan Terpenuhinya standar 20 25 4,031.90 35 2,779.50 45 3,000.00 55 3,300.00 65 3,600.00 75 3,900.00 Dinas
Mutu Pendidik Dan kualifikasi dan Pendidikan
Tenaga Kependidikan kompetensi pendidik
dan tenaga
kependidikan
Program Tersedianya fasilitas 20 25 251.75 35 2,365.79 45 2,500.00 55 2,700.00 65 3,100.00 75 3,300.00 Dinas
Pengembangan Perpustakaan yang Pendidikan
Budaya Baca Dan memadai
Pembinaan
Perpustakaan
Program Manajemen Terhimpunnya data 90 90 1,183.10 90 943.50 90 1,030.00 90 1,120.00 90 1,210.00 90 1,300.00 Dinas
Pelayanan Pendidikan satuan pendidikan, Pendidikan
tenaga pendidik dan
kependidikan serta
peserta didik
Program Pelayanan Terlaksananya 95 95 27,777.51 95 62,821.40 95 65,380.00 95 71,519.00 95 76,058.00 95 81,797.00 Dinas
Administrasi Sekolah operasional sekolah Pendidikan
Tabel 8.2
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kesehatan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Kesehatan 98,599.00 127,246.73 127,760.24 166,082.15 215,931.64 280,711.53
Program Obat dan Ketersediaan Obat 100 100 190.00 100 263.50 100 263.50 100 377.73 100 509.93 100 662.91 Dinas
Perbekalan Kesehatan Kesehatan
Program Upaya Tenaga dan Sarana 70 75 385.00 75 463.25 75 463.25 75 602.23 75 813.00 75 1,056.90 Dinas
Kesehatan Kesehatan yang Kesehatan
Masyarakat mempunyai izin
Program Pengawasan Jumah sarana yang 70 448 30.00 260 102.00 235 102.00 260 132.60 260 179.01 1,638 232.71 Dinas
Obat dan Makanan dibina Kesehatan
Program Promosi Cakupan desa siaga 10.58 70 280.58 70 315.08 70 315.08 70 409.61 70 552.97 70 718.86 Dinas
Kesehatan dan aktif Kesehatan
Pemberdayaan
Masyarakat
Program Perbaikan kasus gizi buruk <5 340.00 <5 964.75 <5 714.75 <5 1,004.18 <5 1,443.14 <5 1,951.08 Dinas
Gizi Masyarakat Kesehatan
Program Cakupan TTU/TPM 78.50 80 119.50 82 385.81 84 385.81 86 501.55 88 677.10 88 880.23 Dinas
Pengembangan yang memenuhi Kesehatan
Lingkungan Sehat syarat kesehatan
Program Pencegahan Cakupan kelurahan 100 100 605.75 100 704.20 100 704.21 100 915.46 100 1,235.87 100 1,606.63 Dinas
dan Penanggulangan mengalami KLB yang Kesehatan
Penyakit Menular dilakukan PE <24 jam
Program Standarisasi Jumlah Puskesmas - 3 238.25 2 969.00 2 1,069.00 2 1,359.70 2 1,800.60 11 2,310.77 Dinas
Pelayanan Kesehatan terakreditasi Kesehatan
Program Pengadaan, sarana kesehatan 100 100 21,661.51 100 2,975.06 100 2,975.06 100 3,867.58 100 5,221.33 100 6,787.60 Dinas
Peningkatan dan dasar yang Kesehatan
Perbaikan Sarana dan memenuhi standard
Prasarana
Puskesmas/ Pustu
dan Jaringannya
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada Penanggung
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) Program Kemitraan Cakupan pelayanan 58.56 100 12,961.24 100 13,609.74 100 11,568.28 100 15,038.40 100 20,301.84 100 26,392.39 Dinas
Peningkatan kesehatan dasar Kesehatan
Pelayanan Kesehatan pasien masyarakat
miskin
Program Peningkatan Cakupan pelayanan 84.10 84 74.80 84.50 102.00 85 102.00 85 132.60 85 179.01 85 232.71 Dinas
Pelayanan Kesehatan kesehatan anak balita Kesehatan
Anak Balita
Program Peningkatan Umur harapan hidup 72 72 56.00 72 51.00 72 51.00 72 66.30 72 89.51 72 116.36 Dinas
Pelayanan Kesehatan Kesehatan
Lansia
Program Peningkatan Cakupan pertolongan 72.60 75.00 768.40 80 653.14 85 653.14 90 849.08 95 1,146.26 95 1,490.14 Dinas
Keselamatan Ibu persalinan oleh Kesehatan
Melahirkan dan Anak tenaga kesehatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan
Program Peningkatan Cakupan penjaringan 92.80 100 67.60 100 66.96 100 66.96 100 87.04 100 117.51 100 152.76 Dinas
Pelayanan Kesehatan kesehatan siswa SD Kesehatan
Anak Sekolah dan setingkat
Program Asuransi Cakupan pelayanan 100 100 36,316.00 100 43,268.11 100 43,268.11 100 58,248.40 100 73,122.92 100 95,059.80 Dinas
Kesehatan peserta JKN Kesehatan
Peningkatan Jaminan
Pelayanan Kesehatan
JKN/ BPJS
Program Pengadaan, Tersedianya sarana 50.00 60.00 2,481.57 70 44,728.64 80 46,331.87 90 58,147.23 95 76,172.87 100 99,024.74 RSUD
Peningkatan Sarana & dan prasarana
Prasarana Rumah (persentase)
Sakit
Program Terpeliharanya 50.00 60.00 381.10 70 454.41 80 454.32 90 590.62 95 767.80 100 998.14 RSUD
Pemeliharaan Sarana sarana dan prasarana
& Prasarana Rumah (persentase)
Sakit
Program Asuransi Peserta asuransi yang 52,000 53,000 9,311.18 54,000 9,445.99 55,000 9,445.99 56,000 13,807.71 57,000 17,353.27 58,000 22,615.84 RSUD
Kesehatan terlayani (jiwa)
Program Peningkatan Meningkatnya Disiplin - 80 132.35 - - 85 138.97 - - - - - - RSUD
Disiplin Aparatur Aparatur (persentase)
- 80 526.25 - - 85 526.25 90 718.33 95 933.83 100 1,213.97 Dinas
Kesehatan
Program Pelayanan Pelayanan 80 85 2,583.12 91 2,255.70 95 2,368.48 97 2,960.10 99 3,848.13 100 5,002.57 RSUD
Administrasi Administrasi
Perkantoran Perkantoran berjalan
100 100 3,143.56 100 2,172.69 100 2,281.00 100 2,395.40 100 3,854.89 100 5,011.36 Dinas
Maksimal
Kesehatan
(persentase)
Program Peningkatan Tersedianya Sarana & 80 85 701.86 90 524.79 95 524.79 97 682.23 99 886.90 100 1,152.96 RSUD
Sarana dan Prasarana Prasarana yang
Aparatur memadai 100 100 4,188.86 100 1,808.31 100 1,808.00 100 1,993.66 100 3,207.62 100 4,169.91 Dinas
(persentase) Kesehatan
Program Pelayanan Terlayani Kesehatan - - - 100 85.00 100 85.00 100 110.50 100 149.18 100 193.93 RSUD
Kesehatan Masyarakat
Masyarakat Miskin miskin/terlantar - - - - - 100 150.00 100 150.00 100 150.00 100 150.00 Dinas
(persentase) Kesehatan
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada Penanggung
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) Program Peningkatan Meningkatnya mutu - 70 85.00 75 85.00 80 85.00 90 110.50 100 149.18 100 193.93 RSUD
Mutu Pelayanan Pelayanan Kesehatan
Kesehatan
Program Peningkatan Meningkatnya 60 70 150.00 75 140.25 80 147.26 85 182.00 90 245.70 100 319.41 RSUD
Kapasitas Sumber kapasitas Sumber
Daya Aparatur Daya Aparatur 100 100 153.46 100 131.75 100 138.34 - - - - - - Dinas
Kesehatan
Program Peningkatan Meningkatnya Sistem 60 70 10.00 80 8.50 80 8.90 90 10.40 100 14.04 100 18.25 RSUD
Pengembangan Pelaporan Capaian
Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan
100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 10.00 100 10.00 100 10.00 Dinas
Capaian Kinerja dan
Kesehatan
Keuangan
Program Peningkatan Pembinaan UKS 100 100 181.10 100 199.21 100 219.13 100 241.05 100 265.15 100 291.66 Bag. Kesra
Pelayanan Kesehatan
Anak Sekolah
Tabel 8.3
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pekerjaan Umum dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Pekerjaan 131,562.00 109,110.24 121,692.00 124,236.00 126,606.00 129,653.00
Umum
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 22,741.00 100 27,712.00 100 29,097.00 100 30,552.00 100 32,081.00 100 33,684.00 Dinas PU
Administrasi kegiatan administrasi
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 1,900.00 100 1,585.00 100 1,664.00 100 1,748.00 100 1,835.00 100 1,927.00 Dinas PU
Sarana dan Prasarana dan prasarana
Aparatur aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin - 100 63.00 - - 100 66.00 100 69.00 100 73.00 100 76.00 Dinas PU
Disiplin Aparatur Aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 30.00 100 17.00 100 17.00 100 19.00 100 20.00 100 21.00 Dinas PU
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 9.00 100 9.00 100 9.00 100 10.00 100 10.00 Dinas PU
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Panjang Jalan yang 220.00 220.00 221.10 221.90 223.20 224.80 225.70
Dilengkapi Trotoar
(Km)
Program Rehabilitasi 36,783.00 25,053.99 26,828.00 26,954.00 27,079.00 27,204.00 Dinas PU
dan Pemeliharaan Jalan Dalam Kondisi 60.91 60.91 63.79 66.61 69.36 72.04 74.65
Jalan dan Jembatan Baik (%)
Jembatan Dalam 88.30 88.30 91.90 92.00 92.20 93.10 94.80
kondisi baik (%)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Program
Pemerintahan
Rehabilitasi
dan Awal Kondisi Kinerja pada Dinas PU
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
dan
Program
Pemeliharaan
Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Jalan
Pembangunan
dan Jembatan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Persentase Trotoar 45.10 45.10 50.30 56.90 63.60 70.90 77.70
Dalam Kondisi Baik
(%)
Program 2,725.00 10,846.00 10,846.00 10,846.00 10,846.00 10,846.00 Dinas PU
Pembangunan
Luasan Kawasan 3,303 3,303 2,797 2,186 1,526 900.75 275.85
Saluran Drainase dan
Genangan (Ha)
Gorong-gorong
Persentase Jalan 74.90 74.90 75.96 77.00 78.03 79.04 80.03
yang dilengkapi
Drainase (%)
Program Inspeksi, 159.00 156.00 156.00 156.00 156.00 77.00 Dinas PU
Pengawasan dan Identifikasi 22.50 22.50 22.50 22.50 22.50 22.50 22.50
Monitoring Bidang Ke- Kebutuhan Program
PU-an dan Kegiatan Ke-PU-
an (%)
Pengendalian 100 100 100 100 100 100 100
Pemanfaatan Sarana
dan Prasarana Ke-PU-
an (%)
Program Perencanaan 650.00 1,683.00 1,683.00 1,683.00 1,683.00 1,683.00 Dinas PU
Bidang Ke-PU-an Updating Data Ke-PU- 100 100 100 100 100 100 100
an (%)
Penyediaan Rencana 18 18 8 8 8 8 8
Detail/ Teknis Ke-PU-
an (dokumen)
Program Peningkatan 7,000.00 425.00 425.00 425.00 425.00 425.00 Dinas PU
Sarana dan Prasarana Jumlah Alat Berat 8 8 11 14 15 16 17
Kebinamargaan (unit)
Jumlah Bengkel/ - - - 1 1 1 1
Workshop (unit)
Jumlah Alat-alat 4 4 5 6 7 8 9
Laboratorium (unit)
Operasional dan 8 8 11 14 15 16 17
Pemeliharaan Alat
Berat (unit)
Program 16,788.00 1,168.75 1,168.00 1,168.00 1,168.00 1,168.00 Dinas PU
Pengembangan dan Panjang Saluran 74.94 74.94 74.94 74.94 74.94 74.94 74.94
Pengelolaan Jaringan Irigasi (km)
Irigasi Partisipatif, Persentase Sawah 69.87 69.87 74.47 79.07 83.67 88.27 92.87
Rawa dan Jaringan yang Mendapat
Pengairan Lainnya Irigasi (%)
Jumlah Daerah Irigasi 29 29 27 21 15 9 3
yang belum Ditangani
(DI)
Program Dinas PU
Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Irigasi
BidangPartisipatif,
Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Rawa dan Jaringan
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Pengairan
ProgramLainnya
Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
PPSIP 4 4 4 4 4 4 4
(Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem
Irigasi Partisipatif)dan
Pemberdayaan P3A
(kelompok)
Jumlah Rumah Tidak 39,229 38,229 37,229 36,229 35,229 34,229 33,229
Layak Huni (unit)
Persentase Rumah 19.60 18.8 17.90 17.10 16.30 15.50 14.80
Tidak Layak Huni (%)
Program Proses Permohonan 425.50 415.11 1,000.00 1,000.00 1,000.00 650.00 Dinas TRTBP
Pemanfaatan Ruang Perizinan (bh):
Pemrosesan KRK (bh) 659 345 200.00 245 215.11 265 200.00 260 200.00 300 200.00 300 200.00
Jumlah IMB yang 529 - - - - 565 200.00 600 200.00 565 200.00 565 200.00
dikeluarkan (buah)
Tersedianya Data dan - 371 225.50 400 200.00 400 300.00 400 300.00 200 300.00 - -
Arsip (unit)
Rencana Lain (paket) - - - - - 2 300.00 2 300.00 2 300.00 2 250.00
Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 85.11 100 106.25 100 169.00 100 178.00 100 186.00 100 196.00 Dinas TRTBP
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 9.00 100 15.00 100 15.00 100 15.00 Dinas TRTBP
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Tabel 8.6
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Perencanaan Pembangunan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 11,962.34 10,522.68 10,769.47 60,904.04 11,045.34 12,217.50
Perencanaan
Pembangunan
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 1,970.00 100 1,642.93 100 1,618.00 100 1,699.00 100 1,784.00 100 1,873.00 Bappeda
Administrasi kegiatan administrasi
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 982.00 100 823.00 100 864.00 100 907.00 100 952.00 100 1,000.00 Bappeda
Sarana dan Prasaranadan prasarana
Aparatur aparatur (%)
Pembangunan - - - - - - - 1 50,000.00 - - - -
Gedung Kantor
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 29.00 - - 100 30.00 100 31.00 100 33.00 100 35.00 Bappeda
Disiplin Aparatur Aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 27.00 100 161.50 100 169.00 100 178.00 100 186.00 100 196.00 Bappeda
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 10.00 100 9.00 100 9.00 100 10.00 100 10.00 Bappeda
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Program Publikasi Data - 5 740.00 6 944.00 6 650.00 6 700.00 6 750.00 6 800.00 Bappeda
Pengembangan Data/ Sekunder (unit)
Informasi
Program Perencanaan 6,944.34 3,575.05 5,329.47 5,230.04 5,130.34 8,133.50
Pembangunan RPJMD (paket) 1 1 - - - - 1 Bappeda
Daerah RPJPD (paket) - - 1 - - - -
RKPD (paket) 1 1 1 1 1 1 1
LAKIP & TAPKIN 1 1 1 1 1 1 1 Bag. Organisasi
(paket)
LKPJ (unit) 1 1 1 1 1 1 1 Bag.
Pemerintahan
Renstra SKPD 1 1 - - - - 1 seluruh SKPD
Pengendalian dan 1 1 - 1 20.00 1 20.00 1 20.00 1 20.00 1 20.00 Dinas
pengawasan Kebersihan &
pelaksanaan Pertamanan
Program/ Kegiatan
Program Perencanaan Dokumen Rencana & 1 1 130.00 1 127.50 1 150.00 1 150.00 1 150.00 - - Bappeda
Pengembangan Sosialisasi
Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Perencanaan Dokumen Rencana 1 3 550.00 3 977.50 3 1,650.00 3 1,700.00 3 1,750.00 - - Bappeda
Pembangunan (paket)
Ekonomi
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 194.00 100 500.00 100 500.00 100 500.00 100 500.00 100 500.00 Dishubkominfo
Disiplin Aparatur Aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 56.58 100 46.75 100 49.09 100 51.54 100 54.12 100 56.82 Dishubkominfo
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.92 100 9.37 100 9.84 100 10.30 Dishubkominfo
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Penyediaan Prasarana - - 17 30 50 70 80
Perlintasan KA
sebidang (%)
Gedung Parkir - - - 1 - - -
Program Rehabilitasi 100.00 170.00 170.00 170.00 170.00 170.00 Dishubkominfo
dan Pemeliharaan Sarana Pengujian 1 1 1 1 1 1 1
Prasarana dan Kendaraan (unit)
Fasilitas LLAJ
Pemeliharaan 1 1 1 1 1 1 1
Prasarana Trans
Padang (unit)
Kondisi
Program Rehabilitasi Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Dishubkominfo
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
dan Pemeliharaandan
Pemerintahan Awal
Kode Program (output/ Kondisi Kinerja pada Penanggung
Prasarana
Programdan Prioritas RPJMD Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
outcome) Tahun 2019 Jawab
Fasilitas LLAJ
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Docking Kapal Patroli 1 1 1 1 1 1 1
(unit)
Fasilitas Lalu Lintas 20 20 25 30 35 40 50
(%)
Program Peningkatan 6,759.07 10,417.82 10,484.77 10,983.56 10,983.69 10,417.82 Dishubkominfo
Pelayanan Angkutan Operasi Penertiban - 1 1 1 1 1 -
Angkutan (kali)
Pemilihan Supir/ - - - - - - -
Awak Teladan
Angkutan Umum
(kali)
Operasional Bus 15 15 15 30 30 40 40
Trans Padang (unit)
Survey/ Studi 55 1 1 1 1 1
Pelayanan Angkutan
(paket)
Pengadaan Halte 66 66 100 100 60 60
(unit)
Subsidi Angkutan - - - 16 11 6 6
Perintis (unit)
Jasa Petugas 35 35 50 80 140 170 200
Ticketing (orang)
Mesin Ticketing (unit) - - - - - - -
Keselamatan 70 70 17 36 58 79 85
Transportasi (%)
Program Peningkatan 300.00 425.00 425.00 425.00 425.00 425.00 Dishubkominfo
Kelaikan Alat Uji Kendaraan 4 4 6 9 9 9 9
Pengoperasian Bermotor (unit)
Kendaraan Bermotor Kelengkapan Uji 100 100 100 100 100 100 100
Kendaraan (100)
Rehabilitasi/Pemelihar 1 1 1 1 1 1 1
aan Alat Uji
Kendaraan Bermotor
(Paket)
Tabel 8.8
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Lingkungan Hidup dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 33,817.03 30,575.59 30,159.29 30,490.04 32,063.59 29,722.69
Lingkungan Hidup
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 8,047.20 100 7,812.19 100 7,826.72 100 7,888.72 100 7,913.72 100 7,913.72 Dinas
Administrasi kegiatan administrasi Kebersihan &
Perkantoran perkantoran (%) Pertamanan
100 100 677.80 100 466.70 100 490.00 100 504.50 100 527.80 100 530.80 Bapedalda
Program Peningkatan Tersedianya sarana 60 65 11,462.50 70 10,308.00 75 10,308.00 80 10,508.00 85 10,608.00 90 10,508.00 Dinas
Sarana dan Prasarana dan prasarana Kebersihan &
Aparatur aparatur (%) Pertamanan
60 65 514.20 70 444.84 75 460.20 80 473.30 85 493.40 90 481.75 Bapedalda
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 302.45 100 100.00 100 418.45 100 250.00 100 418.45 100 250.00 Dinas
Disiplin Aparatur aparatur (%) Kebersihan &
Pertamanan
100 100 22.50 - 100 23.60 100 24.80 100 26.00 100 27.00 Bapedalda
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 10.00 100 10.00 100 10.00 100 10.00 100 10.00 Dinas
Pengembangan pelaporan capaian Kebersihan &
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan Pertamanan
Capaian Kinerja dan (%) 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.00 Bapedalda
Program Peningkatan Terlaksananya - - - - - 75 20.00 80 20.00 85 20.00 90 20.00 Dinas
Kapasitas Sumber peningkatan Kebersihan &
Daya Aparatur kapasitas aparatur Pertamanan
(%) 60 65 30.00 - - 75 33.10 80 33.10 85 33.10 90 33.10 Bapedalda
Program Terlaksananya 40 42.80 300.00 50 450.00 55 450.00 60 450.00 65 450.00 70 450.00 Dinas
Pengendalian persentase Kebersihan &
Pencemaran dan pengelolaan sampah Pertamanan
Perusakan dengan sistem
Lingkungan Hidup Sanitary Landfill (%)
Terlaksananya 40 42.80 690.00 45.80 2,896.04 49 2,190.00 52.40 2,190.00 57.50 2,590.00 60 1,290.00 Bapedalda
pengendalian
pencemaran
lingkungan hidup
Program Peningkatan Jumlah Kendaraan 600 - - - - 600 150.00 600 150.00 600 150.00 600 150.00 Bapedalda
Pengendalian Polusi bermotor yang diuji
gas emisinya (unit)
Jumlah titik pantau 20 - - 20 20 20 20
kualitas udara ambien
(lokasi)
Program Terlaksananya kajian 4 6 75.00 6 221.00 6 100.00 6 100.00 3 100.00 3 100.00 Bapedalda
Perlindungan dan perlindungan dan
Konservasi Sumber konservasi sumber
Daya Alam daya alam (air dan
tanah) (paket)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Pembinaan, Bertambahnya 200 220 120.00 - - 280 120.00 300 120.00 330 120.00 350 120.00 Bapedalda
Sosialisasi dan Sekolah Adiwiyata di
Edukasi Pengelolaan kota Padang
Lingkungan Hidup (sekolah)
Terkoordinasinya 45 50 - 50 50 50 50
penilaian Adipura
(SKPD)
Program Pencapai SPM Bidang 100 100 1,510.00 100 412.50 100 212.50 100 212.50 100 212.50 100 212.50 Bapedalda
Pengembangan Lingkungan Hidup - - - 100 250.00 100 250.00 100 250.00 100 250.00 100 300.00 Dinas
Kapasitas (%) Kebersihan &
Kelembagaan Pertamanan
Program Layanan angkutan 59 60.50 3,852.00 62 3,375.00 63.60 3,450.00 65.30 3,450.00 66.90 3,450.00 68.60 3,450.00 Dinas
Pengembangan sampah (%) Kebersihan &
Kinerja Pengelolaan Terlaksananya 4 6 8 10 12 14 16 Pertamanan
Persampahan Program 3R skala 100 100 5.90 100 5.02 100 5.02 100 5.02 100 5.02 100 5.02 Disbudpar
kawasan (lokasi)
Program Pembinaan Tersedianya sarana 60 65 347.48 70 1,230.00 75 380.00 80 1,550.00 85 430.00 90 540.00 Dinas
Kegiatan Kebersihan dan prasarana Kebersihan &
dan Sarana pertaman (%) Pertamanan
Pertamanan
Program Pengelolaan 275.00 980.00 580.00 330.00 730.00 530.00 Dinas
Ruang Terbuka Hijau Jumlah pohon 1,000 1,250 1,500 1,750 2,000 2,250 2,500 Kebersihan &
(RTH) pelindung (batang) Pertamanan
Terpeliharanya pohon 7,000 8,250 9,750 11,500 13,500 15,750 18,250
pelindung di Kota
Padang
Terpeliharanya taman 48 48 48 48 48 48 48
kota (bh)
Program Rehabilitasi Pemeliharaan jalan 2,000 2,000 195.00 2,000 195.00 2,000 2,060.00 2,000 1,405.00 2,000 2,280.00 2,000 2,290.00 Dinas
dan Pemeliharaan kerja TPA (m) Kebersihan &
Kawasan TPU dan Pipa Sanitary Landfill - - - 715 1,430 2,145 2,860 Pertamanan
TPA (m)
Terlaksananya 3 3 4 4 4 4 5
pemeliharaan
kawasan TPU
Program Penegakan 145.00 125.80 125.80 125.80 125.80 65.80 Bapedalda
Hukum Lingkungan Jumlah dokumen 75 75 90 100 110 120 -
lingkungan
(dokumen)
mediasi sengketa 2 2 2 2 2 2 2
lingkungan (kasus)
Produk Ranperda 2 2 2 2 2 2 2
pengelolaan
lingkungan (Ranpeda)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Dinas
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab &
Kebersihan
Pembangunan (Tahun
Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Pertamanan
2013)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Penyusunan Perda - - 1 1 1 1 1
Bidang Sanitasi
Program Peningkatan Pengadaan prasarana - - - - - 100 60.00 - - 100 700.00 - - Dinas
Sarana Prasarana keindahan kota Kebersihan &
Keindahan Kota Pertamanan
Program Peningkatan Jumlah bank sampah 2 - - - - 2 45.00 2 45.00 2 45.00 2 45.00 Bapedalda
Peran Serta yang didirikan (unit)
Masyarakat dalam Jumlah kelurahan - - - 1 1 1 1
Pengelolaan wisata lingkungan/
Lingkungan Hidup Green Village
(kelurahan)
Program Peningkatan Updating data SLHD 1 - - - - 1 45.00 1 45.00 1 45.00 1 45.00 Bapedalda
Manajemen dan data non fisik
Pengelolaan Adipura (set)
Lingkungan Hidup
5,231.12 100.00 986.25 100.00 191.75 100.00 223.08 100.00 223.51 100.00 225.50
Tabel 8.9
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kependudukan & Catatan Sipil dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Pertanahan 66,056.24 34,951.90 45,586.00 52,585.00 68,615.00 70,975.00
Program Penyediaan Jumlah persil tanah 30 56 65,030.79 63 34,000.00 71 44,335.00 79 51,600.00 83 67,600.00 352 69,960.00 Bag.
Tanah dan yang akan Pertanahan
Pembebasan Tanah dibebaskan (persil)
untuk Pembangunan
Program Penyelesaian Jumlah kasus 5 20 470.00 18 421.60 16 436.00 15 435.00 14 435.00 83 435.00 Bag.
Konflik-Konflik Sengketa Tanah yang Pertanahan
Pertanahan diselesaikan
Program Penataan Terjaganya aset 60 60 398.30 60 342.00 60 400.00 60 400.00 60 430.00 300 430.00 Bag.
Penguasaan, tanah milik Pemko Pertanahan,
Pemilikan, Padang (persil) Bag. Hukum
Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
Program Peningkatan Peningkatan dalam 60 60 157.15 70 188.30 80 150.00 90 150.00 100 150.00 100 150.00 Bag.
Kemampuan hal pengelolaan, Pertanahan
Administrasi pelayanan,
Pertanahan pengetahuan dan
tertib administrasi
dalam kegiatan
pengadaan tanah
sesuai aturan
perundang-undangan
yang berlaku
(persentase)
Program Ruang/ tempat - - - - - 1 265.00 - - - - - - Bag.
Penyelamatan dan penyimpanan arsip Pertanahan
Pelestarian Dokumen/ (unit)
Arsip Daerah
Tabel 8.10
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kependudukan & Catatan Sipil dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 5,681.86 5,781.30 6,401.67 6,528.38 51,661.44 6,801.15
Kependudukan
dan Catatan Sipil
Program Penataan Persentase 80 85 2,992.80 90 2,896.10 95 3,867.30 96 3,867.30 97 3,867.30 98 3,867.30 Disdukcapil
Administrasi penerbitan dokumen
Kependudukan kependudukan
Proram Pelayanan Cakupan pendanaan 80 85 1,819.70 88 1,063.10 92 1,079.25 95 1,133.21 98 1,189.88 100 1,249.38 Disdukcapil
Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Cakupan pendanaan 75 75 725.71 80 1,704.70 85 1,352.50 90 1,420.13 95 1,491.14 100 1,565.70 Disdukcapil
Sarana dan Prasarana
Aparatur Pembangunan Kantor - - - - - - - - - 1 45,000.00 - -
Baru
Program Peningkatan orang 50 60 55.65 - - 75 58.43 80 61.35 85 64.42 95 67.64 Disdukcapil
Disiplin Aparatur
Program Peningkatan Cakupan pendanaan 50 60 78.00 25 108.90 80 35.25 85 37.02 90 38.87 95 40.81 Disdukcapil
Kapasitas
Sumberdaya Aparatur
Program Peningkatan Laporan Keuangan 1 1 10.00 1 8.50 1 8.94 1 9.37 1 9.83 1 10.32 Disdukcapil
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Tabel 8.11
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 1,131.12 1,102.16 1,264.00 1,390.00 1,530.00 1,682.00 BPMPKB
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak
Program Keserasian Terpenuhinya data 10 SKPD 10 SKPD 19.37 20 SKPD 76.47 30 SKPD 135.00 40 SKPD 149.00 50 SKPD 164.00 54 SKPD 180.00 BPMPKB
Kebijakan berbasis gender pada
Peningkatan Kualitas 54 SKPD
Anak dan Perempuan
Program Peningkatan Meningkatnya 100 100 675.00 120 1,025.69 140 1,129.00 160 1,241.00 180 1,366.00 200 1,502.00 BPMPKB
Kesejahteraan dan kesejahteraan orang orang orang orang orang
Perlindungan perempuan
Perempuan dan Anak
Tabel Bab 8.12
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Keluarga 2,484.49 2,992.39 5,281.00 6,408.00 6,872.00 7,561.00
Berencana dan
Keluarga Sejahtera
Program Keluarga Meningkatkan 71.20 71.30 1,562.33 71.50 2,234.77 71.50 3,326.00 71.60 4,258.00 71.80 4,507.00 72.21 4,959.00 BPMPKB
Berencana keikutsertaan ber-KB
Program Kesehatan Meningkatnya 50 org + 100 org 42.43 100 org 297 100 org 327 100 org 359 100 org 395
Reproduksi Remaja promosi kesehatan 54 PIK + 60 PIK + 60 PIK + 60 PIK + 60 PIK + 65 PIK
reproduksi remaja RM RM RM RM RM RM
Program Pelayanan Penurunan TFR 2.70 2.70 132.45 - - 2.60 240.00 2.60 264.00 2.50 290.00 2.50 319.00 BPMPKB
Kontrasepsi menjadi 2,5
Program Pembinaan Peningkatan peran 20 20 475.52 30 448.12 30 1,133.00 40 1,246.00 40 1,371.00 50 1,508.00 BPMPKB
Peran Serta serta masyarakat
Masyarakat dalam menjadi 50
Pelayanan KB/ KR
Mandiri
Program Penyiapan Peningkatan 500 100 91.43 200 77.72 300 237.00 400 260.00 500 286.00 600 315.00 BPMPKB
Tenaga Pendamping wawasan Bina Kader Kader Kader Kader Kader Kader Kader
Kegiatan Bina Keluarga menjadi 600
Keluarga kader
Program Data dan Tersedianya data 187000 190000 222.76 193000 189.35 197000 345.00 200000 380.00 202000 418.00 202000 460.00 BPMPKB
Informasi mikro keluarga KK KK KK KK KK KK KK
sebanyak 202.000 KK
Tabel 8.13
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Sosial dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Sosial 8,251.51 11,272.63 29,386.67 13,817.48 14,138.72 20,701.04
Program Pelayanan Tersedianya 6.935 7,249 1,965.00 7,959 1,301.75 8,748 5,034.50 9,497 5,039.50 10,267 4,939.50 11,014 10,034.50 Dinas Sosnaker
dan Rehabilitasi pelayanan Orang
Kesejahteraan Sosial penanggulangan
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS)
Program Meningkatnya 960 350 40.00 5,250 85.00 5,550 90.00 3,900 100.00 3,500 110.00 13,500 420.00 Dinas Sosnaker
Pemberdayaan Fakir ekonomi masyarakat
Miskin, Komunitas miskin di Kota Padang
Adat Terpencil (KAT) (33.505 org)
dan Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial
Lainnya
Program Pembinaan Terwujudnya 420 - - - - 450 145.00 400 210.00 350 275.00 250 350.00 Dinas Sosnaker
Eks Penyandang pengembalian jati diri
Penyakit Sosial (eks penyandang eks
Narapidana, PSK, penyakit sosial
Narkoba dan Penyakit sehingga dapat hidup
Sosial Lainnya) layak di tengah
masyarakat (2.465
org)
Program Pembinaan Terpenuhinya 1,100 1,600 130.00 1,900 150.00 2,000 200.00 2,100 250.00 Dinas Sosnaker
Anak Terlantar kebutuhan dasar Gizi
anak terlantar
Program Pembinaan Meningkatnya potensi 726.00 540.00 40.00 500.00 53.07 395.00 60.00 340.00 60.00 290.00 60.00 270.00 60.00 Dinas Sosnaker
Para Penyandang penyandang
Cacat dan Trauma Disabilitas (1.865
Orang)
Program Pembinaan Terpenuhinya - - - - - - - - - - - - - Dinas Sosnaker
Panti Asuhan/ Panti kebutuhan dasar
Jompo anak dalam panti
asuhan
Program Terpenuhinya 91 Orsos 4 Orsos 110.00 5 Orsos 131.75 15 Orsos 510.00 20 Orsos 540.00 23 Orsos 570.00 24 Orsos 1,475.00 Dinas Sosnaker
Pemberdayaan kebutuhan organisasi + 120 + 122 + 252 + 252 + 252 + 252 + 252
Kelembagaan kemasyarakatan (91 org org org org org org org
Kesejahteraan Sosial Organisasi)
Program Pelayanan Jumlah masyarakat 30.474 30.474 244.35 30.474 268.79 30.474 295.66 30.474 325.23 30.474 357.75 152.370 393.53 Bag. Kesra
Kesejahteraan Sosial yang terlayani RTS-PM RTS-PM RTS-PM RTS-PM RTS-PM RTS-PM RTS-PM
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Pelayanan Terlaksananya 100.00 100.00 1,209.10 100 1,286.48 100 1,350.80 100 1,418.34 100 1,489.25 100 1,563.72 BPBD &
Administrasi kegiatan administrasi Damkar
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100.00 100.00 1,932.80 100 1,595.63 100 1,675.41 100 1,759.18 100 1,847.13 100 1,939.50 BPBD &
Sarana dan Prasarana dan prasarana Damkar
Aparatur aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100.00 100.00 143.26 100 189.05 100 198.50 100 208.43 100 218.85 100 229.79 BPBD &
Disiplin Aparatur Aparatur (%) Damkar
Program Peningkatan Terlaksananya 100.00 100.00 60.00 100 256.00 100 268.80 100 268.80 100 282.24 100 196.00 BPBD &
Kapasitas Sumber peningkatan Damkar
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100.00 100.00 10.00 100 8.50 100 9.00 100 9.00 100 10.00 100 10.00 BPBD &
Pengembangan pelaporan capaian DAMKAR
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Program Peningkatan Penambahan Sarana 35.00 65.00 2,497.00 70 996.62 75 1,364.00 80 1,414.00 85 1,464.00 90 1,464.00 BPBD &
Kesiagaan dan dan Prasarana (%) Damkar
Pencegahan Bahaya
Aparatur Terlatih (%) 60.00 - - - - - - 5 60.00 5 60.00 5 60.00
Kebakaran
Program Peningkatan Tambahan Mobil - - - 10 5,100.00 11 2,049.00 12 2,049.00 13 2,049.00 14 2,049.00 BPBD &
Sarana dan Prasarana Damkar (unit) Damkar
Penanggulangan Mobil Tangga Lain- - - - - - 1 16,000.00 - - - - - -
Bencana Lain (unit)
Program Sosialisasi Rambu/ Peta (bh) - - - - - 60 80.00 60 80.00 60 80.00 60 80.00 BPBD &
Kawasan Rawan Brosur (bh) - - - - - 200 6.00 200 6.00 200 6.00 200 6.00 Damkar
Bencana
Bilboard (bh) - - - - - 30 120.00 30 120.00 30 120.00 30 120.00
Tabel 8.14
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Ketenagakerjaan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 2,885.73 7,392.61 9,534.45 9,307.45 9,902.45 9,642.45
Ketenagakerjaan
Program Pelayanan Cakupan pelayanan 90 95 789.27 100 674.93 100 1,145.32 100 1,148.32 100 1,148.32 100 1,208.32 Dinas Sosnaker
Adminstrasi (%)
Perkantoran
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 604.21 100 689.94 100 1,570.38 100 935.38 100 960.38 100 955.38 Dinas Sosnaker
Sarana dan Prasarana dan prasarana
Aparatur aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 33.50 100 - 100 40.00 100 40.00 100 40.00 100 - Dinas Sosnaker
Disiplin Aparatur Aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 10.00 100 8.50 100 10.00 100 10.00 100 10.00 100 10.00 Dinas Sosnaker
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 10.00 100 10.00 100 10.00 100 10.00 Dinas Sosnaker
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Program Terlindunginya hak- 968.75 568.63 948.75 998.75 1,073.75 398.75 Dinas Sosnaker
Perlindungan Tenaga hak tenaga kerja dan
Kerja dan perusahaan
Pengembangan Survey untuk KHL - 110 60 60 60 60 60
Lembaga (item)
Ketenagakerjaan Rapat tripartit (kali) - 2 2 2 2 2 2
Penyelesaian mogok - 6 6 6 6 6
kerja (kali)
Pembinaan - 100 720 720 720 720 720
perusahaan (jumlah)
Informasi HI dan PK - 4 4 4 4 4
(kali)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Jumlah Perusahaan 500 500 175.00 650 1,917.77 920 2,320.00 1,080 2,545.00 1,412 2,910.00 1,716 3,155.00 Dinas Sosnaker
Perlindungan dan
Pengembangan
Ketenagakerjaan
Tabel 8.15
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Koperasi dan UKM dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Koperasi dan UKM 3,453.61 10,504.42 17,416.00 17,745.00 18,980.00 20,816.00
Program Pelayanan Cakupan pelayanan 100 100 493.70 100 462.88 100 438.00 100 460.00 100 483.00 100 507.00 Dinas Koperasi
Adminstrasi (%) & UMKM
Perkantoran
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 437.36 100 1,254.81 100 840.00 100 882.00 100 926.00 100 973.00 Dinas Koperasi
Sarana dan Prasarana dan prasarana & UMKM
Aparatur aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 21.50 100 - 100 22.50 100 23.70 100 24.80 100 26.10 Dinas Koperasi
Disiplin Aparatur Aparatur (%) & UMKM
Program Peningkatan Terlaksananya 100 - - - - 100 - 100 - 100 - 100 - Dinas Koperasi
Kapasitas Sumber peningkatan & UMKM
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 Dinas Koperasi
Pengembangan pelaporan capaian & UMKM
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Program Penciptaan Terwujudnya iklim 1 1 50.00 1 42.50 1 1,266.00 1 1,927.00 1 2,133.00 1 2,474.00 Dinas Koperasi
Iklim Usaha UMKM usaha UMKM yang & UMKM
yang Kondusif kondusif
Program Jumlah wirausahawan - - 950.00 2,000 7,228.00 2,000 6,275.95 2,000 6,768.61 2,000 7,106.28 2,000 7,462.62 Dinas Koperasi
Pengembangan muda baru & UMKM
Kewirausahaan dan Jumlah pameran - 3 170.00 3 200.00 3 200.00 3 200.00 3 210.00 3 210.00 Bag.
Keunggulan produk unggulan Perekonomian
Kompetitif UMKM daerah
Program Peningkatan Meningkatnya - 5 422.50 30 126.23 40 132.53 50 139.16 60 146.12 70 153.43 Dinas Koperasi
Produktivitas dan produktivitas UMKM & UMKM
Sistem Pendukung
Meningkatnya - 1 85.00 1 100.00 1 120.00 1 120.00 1 120.00 1 120.00 Bag.
Usaha UMKM
produktivitas UMKM Perekonomian
Program Pelatihan Meningkatnya jumlah - - - - - 40 200.00 40 200.00 40 200.00 40 200.00 Dinas Koperasi
Pengembangan unit usaha ekonomi & UMKM
Ekonomi Kreatif Bagi kreatif
Penduduk Usia
Produktif
Program Peningkatan Terwujudnya koperasi 50 100 813.55 120 1,081.50 120 1,062.12 120 1,115.23 120 1,171.00 120 1,229.55 Dinas Koperasi
Kualitas Kelembagaan yang kuat, tangguh & UMKM
Koperasi dan mandiri
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program peningkatan Meningkatnya - - - - - 2,632 3,000.00 1,656 2,000.00 1,840 2,500.00 2,424 3,300.00 Dinas Koperasi
Kualitas SDM kemampuan & UMKM
Koperasi dan UMKM pengurus, pengawas,
manager, dan
pengelola pembukuan
Koperasi dan UMKM
Program Peningkatan Meningkatnya kualitas - - - - - 90 3,850.00 90 3,900.00 90 3,950.00 90 4,150.00 Dinas Koperasi
Kualitas Kelembagaan kelembagaan LKM/ & UMKM
Lembaga Keuangan KJKS yg dapat
Mikro (LKM/ KJKS) mendorong
pengembangan usaha
UMKM
Program Peningkatan Meningkatnya 60 65 50.00 70 63.75 75 75.00 80 80.00 85 85.00 90 90.00 BPMP2T
Kapasitas kemampuan aparatur
Sumberdaya Aparatur dalam pelayanan
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 BPMP2T
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Program Peningkatan Meningkatnya minat 40 50 870.00 60 986.00 70 991.00 80 816.00 90 991.00 100 996.00 BPMP2T
Promosi dan investor untuk
Kerjasama Investasi berinvestasi di Kota
Padang
Program Peningkatan Meningkatnya jumlah 1 1 186.22 2 403.75 2 403.75 2 403.75 2 403.75 2 403.75 BPMP2T
Iklim dan Realisasi investasi di Kota
Investasi Padang
Peogram Penyiapan Terealisasinya 1 1 229.18 1 510.00 1 1,045.50 1 1,072.27 1 1,100.39 1 1,129.90 BPMP2T
Potensi Sumber Daya, investasi dan
Sarana dan Prasarana kerjasama dengan
Daerah pihak swasta di Kota
Padang
Tabel 8.17
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kebudayaan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 18,907.52 16,207.02 20,476.87 17,885.23 24,509.74 25,490.12
Kebudayaan
Program Pembinaan Meningkatnya event- 100 100 1,945.75 100 2,131.73 100 663.41 100 663.41 100 663.41 100 663.41 Disbudpar
Seni dan Budaya event seni dan
Daerah kebudayaan daerah
Program Terwujudnya - - 398.64 100 127.50 100 127.50 100 127.50 100 127.50 100 127.50 Disbudpar
Pengembangan bangunan cagar
Kerjasama budaya yang layak
Pengelolaan dipromosikan
Kekayaan Budaya
Program Peningkatan Jumlah penyuluhan 17 Keg. 22 Keg. 15,301.07 22 Keg. 13,769.52 22 Keg. 18,389.86 22 Keg. 16,878.61 22 Keg. 22,216.55 110 Keg. 24,438.21 Bag. Kesra
Pemahaman dan dan pelayanan
Pelaksanaan Agama kegiatan keagamaan
Program Jumlah pengurus KAN 120 150 162.06 150 178.27 150 196.10 150 215.71 150 237.28 150 261.01 Bag. Kesra
Pengembangan Seni yang dibina
dan Budaya Daerah
Program Peningkatan Pelaksanaan & 1 1 1,100.00 - - 1 1,100.00 - - 1 1,265.00 - - 11 Kecamatan
Pemahaman dan Pembinaan MTQ
Pelaksanaan Agama
Tabel 8.18
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pemuda & Olah Raga dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Pemuda 5,448.83 4,321.83 4,570.50 4,874.18 4,884.35 5,182.58
dan Olah Raga
Program Peningkatan Jumlah sarana 5 5 453.53 4 392.39 8 412.00 7 400.08 6 400.05 6 400.08 Dispora
Kualitas Sarana dan prasarana olahraga
Prasarana
Keolahragaan
Program Pembinaan Jumlah kegiatan 13 13 1,900.38 13 1,692.75 12 1,740.00 13 1,810.00 12 1,863.00 12 1,980.00 Dispora
dan Pemasyarakatan
Olah Raga
Program - 1 30.00 - - - - - - - - - - Dispora
Pengembangan
Kebijakan dan
Manajemen Olah
Raga
Program Peningkatan Jumlah sarana 25 25 423.40 50 392.39 50 439.00 55 482.00 55 454.00 60 476.00 Dispora
Sarana dan Prasarana kegiatan
Aparatur
Program Pelayanan Jumlah kegiatan 13 13 1,548.52 14 1,273.80 15 1,276.60 16 1,305.80 17 1,379.50 18 1,389.50 Dispora
Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin - 100 23.00 - - 100 24.00 100 25.00 100 26.00 100 27.00 Dispora
Disiplin Aparatur aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.00 Dispora
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Program Data Tersedianya data - - - - - 100 50.00 100 60.00 100 58.00 100 60.00 Dispora
Informasi bidang kepemudaan
dan olah raga
Program Upaya Jumlah (org) - 300 200.00 43 85.00 43 70.00 40 75.00 25 80.00 20 100.00 Dispora
Pencegahan
Penyalahgunaan
Narkoba
Program Peningkatan Jumlah kegiatan - 9 735.00 5 230.00 7 485.00 7 540.00 8 545.00 6 560.00 Dispora
Peran Serta
Kepemudaan
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program - 1 60.00 - 247.00 1 65.00 1 67.00 1 69.00 - 70.00 Dispora
Pengembangan dan
Keserasian Kebijakan
Pemuda
Program Upaya Jumlah kegiatan 45 200 65.00 - - - - 25 100.00 - - 25 110.00 Dispora
Penumbuhan
Kewirausahaan dan
Kecakapan Hidup
Pemuda
Tabel 8.19
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kesatuan Bangsa & Politik Dalam Negeri dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Kesatuan 19,115.15 18,520.75 10,862.74 10,917.58 46,137.24 11,335.81
Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
Program Pelayanan Cakupan pelayanan 100 100 704.60 100 780.23 100 819.00 100 820.00 100 833.00 100 848.00 Kesbangpol
Adminstrasi (%)
100 100 1,342.30 100 1,070.10 100 1,123.00 100 1,139.00 100 1,148.00 100 1,160.00 Satpol PP
Perkantoran
Program Peningkatan Meningkatnya 100 100 823.53 100 527.29 100 553.00 100 571.00 100 590.00 100 600.00 Kesbangpol
Sarana dan Prasaranakelancaran dan
Aparatur kenyamanan sarana 100 100 2,736.85 100 1,877.40 100 1,000.00 100 1,000.00 100 1,000.00 100 1,010.00 Satpol PP
dan prasarana
Pembangunan - - - - - - - - - 1 35,000.00 - - Satpol PP
Gedung Kantor Baru
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 28.00 100 - 100 29.00 100 31.00 100 32.00 100 34.00 Kesbangpol
Disiplin Aparatur Aparatur (%)
100 100 227.30 100 382.00 100 401.00 100 411.00 100 442.00 100 464.00 Satpol PP
Program Peningkatan Meningkatnya 100 100 224.31 100 449.56 100 472.00 100 485.00 100 520.00 100 546.00 Satpol PP
Kapasitas Sumber kemampuan aparatur
Daya Aparatur dalam pelayanan
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 Kesbangpol
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%) 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 Satpol PP
Keuangan
Program 100 100 1,453.55 100 1,725.41 100 1,725.00 100 1,725.00 100 1,725.00 100 1,725.00 Satpol PP
Pemeliharaan
Kamtrantibmas dan
Pencegahan Tindak
Kriminal
Program Kemitraan 100 100 305.17 100 315.35 100 315.00 100 315.00 100 315.00 100 315.00 Kesbangpol
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan
Program 100 100 2,003.46 100 420.00 100 420.00 100 420.00 100 420.00 100 420.00 Kesbangpol
Pemberdayaan
Masyarakat Untuk
100 100 208.44 100 182.75 100 182.75 100 182.75 100 182.75 100 182.75 Satpol PP
Menjaga Ketertiban
dan Ketentraman
Program Peningkatan 100 100 54.72 100 46.75 100 46.00 100 46.00 100 46.00 100 46.00 Satpol PP
Pemberantasan
Penyakit Masyarakat
(Pekat)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Pendidikan 100 100 151.29 100 173.40 100 173.00 100 173.00 100 173.00 100 173.00 Kesbangpol
Politik Masyarakat
100 100 65.08 100 71.59 100 78.74 100 86.62 100 95.28 100 104.81 Bag. Kesra
Program Jumlah kerjasama 4 4 376.71 4 1,540.44 4 51.00 4 65.00 4 78.00 4 80.00 Satpol PP
Pemeliharaan (instansi)
Kamtibmas dan
Pencegahan Tindak
Kriminal
Program Peningkatan Jumlah Operasi (kali) 180 240 499.25 250 1,000.00 255 545.00 260 550.00 275 565.00 270 581.04 Satpol PP
Pemberantasan
Penyakit Masyarakat
(Pekat)
Program Peningkatan Jumlah Satlinmas - 4 5,121.79 6 5,821.65 8 690.84 9 658.00 10 732.00 11 805.00 Satpol PP
Keamanan dan (Kec)
Kenyamanan
Lingkungan
Program Pencegahan Simulasi evakuasi 550 700 1,441.70 700 989.22 700 150.00 700 150.00 700 150.00 700 150.00 BPBD &
Dini Penanggulangan bencana (orang) Damkar
Bencana Pendidikan dan - - - - 150 250.00 150 250.00 150 250.00 150 250.00
pelatihan SAR (orang)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Otonomi 162,310.15 178,766.23 195,867.89 226,680.60 198,268.49 359,719.40
Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan
Persandian
Program Pelayanan Cakupan layanan 100 100 25,434.72 100 18,496.50 100 19,190.78 100 19,566.89 100 20,429.72 100 22,643.00 Setda
Administrasi administrasi
Perkantoran perkantoran 100 100 4,411.34 100 3,656.32 100 3,656.32 100 4,031.09 100 4,232.64 100 4,444.28 Setwan
100 100 4,575.92 100 3,092.32 100 3,246.32 100 3,409.32 100 3,579.32 100 3,758.32 DPKA
100 100 778.39 100 916.48 100 940.81 100 1,034.89 100 933.96 100 977.00 Inspektorat
100 100 2,839.79 100 1,644.89 100 1,816.38 100 1,907.20 100 2,002.56 100 2,102.69 BKD
100 100 6,830.69 100 6,942.58 100 7,289.71 100 7,654.20 100 8,036.91 100 8,438.75 11 Kecamatan
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 14,879.93 100 13,325.28 100 10,384.22 100 11,803.43 100 12,243.60 100 13,705.78 Setda
Sarana dan Prasarana dan prasarana
Aparatur aparatur 100 100 3,342.13 100 6,770.21 100 6,770.21 100 5,628.49 100 5,909.92 100 6,205.41 Setwan
100 100 4,683.00 100 1,937.00 100 2,034.00 100 2,135.00 100 2,242.00 100 2,354.75 DPKA
100 100 1,633.82 100 1,641.53 100 1,476.73 100 1,119.68 100 1,231.65 100 1,470.00 Inspektorat
100 100 482.90 100 776.80 100 760.36 100 798.38 100 838.29 100 880.21 BKD
100 100 11,845.61 100 9,277.41 100 9,557.27 100 10,035.13 100 10,536.89 100 11,063.73 11 Kecamatan
- - - - - - - - - 1 45,000.00 - - BKD
100 100 78.00 - - 100 81.90 100 86.00 100 90.29 100 94.81 DPKA
100 100 34.50 - - 100 38.50 100 42.35 100 46.59 100 42.00 Inspektorat
100 100 260.56 100 125.66 100 103.60 100 103.60 100 103.60 100 103.60 BKD
100 100 770.93 100 180.98 100 532.00 100 553.55 100 576.18 100 599.94 11 Kecamatan
Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 130.39 100 239.87 100 251.86 100 264.46 100 277.68 100 291.56 Setda
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur 100 100 100.00 100 42.50 100 44.63 100 46.86 100 49.20 100 51.66 Setwan
100 100 595.10 0.90 350.00 0.90 367.77 0.90 386.10 0.90 405.40 100 425.75 DPKA
100 100 96.64 100 154.91 100 170.40 100 187.44 100 206.18 100 188.20 Inspektorat
100 100 60.90 100 61.66 100 64.74 100 67.98 100 71.38 100 74.95 BKD
Pendidikan & 100 100 4,145.41 100 5,163.05 100 5,163.05 100 5,163.05 100 5,163.05 100 5,163.05 BKD
Pelatihan CPS & PNS
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 415.63 100 297.50 100 297.50 100 297.50 100 297.50 100 297.50 Setda
dan Pengembangan pelaporan capaian
Pengelolaan kinerja dan keuangan 100 100 10.00 100 8.50 100 8.93 100 9.37 100 9.84 100 10.33 Setwan
Keuangan Daerah
100 100 10.00 100 8.50 100 8.93 100 9.37 100 9.84 100 10.33 DPKA
100 100 23,036.66 100 22,360.36 100 22,360.36 100 22,360.36 100 22,360.36 100 22,360.36 DPKA
100 100 177.77 100 120.80 100 132.88 100 170.29 100 187.31 100 122.60 Inspektorat
100 100 10.00 100 8.50 100 8.93 100 9.37 100 9.84 100 10.33 BKD
100 100 174.59 100 140.25 - - 100 165.00 - - 100 15.00 Dinas TRTBP
100 100 132.00 100 132.00 100 132.00 100 132.00 100 132.00 100 132.00 11 Kecamatan
Percepatan 100 100 115.00 100 208.25 100 208.25 100 208.25 100 208.25 100 208.25 Dinas Pasar
penerimaan
pendapatan 100 100 226.41 100 263.20 100 234.91 100 246.65 100 258.99 100 271.94 Setda
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
100 100 1,101.86 100 886.09 100 886.09 100 886.09 100 886.09 100 886.09 RSUD
100 100 230.00 100 275.00 100 305.00 100 410.00 100 465.00 100 570.00 DKP
100 100 80.00 100 68.00 100 68.00 100 68.00 100 68.00 100 68.00 Dishubkominfo
100 100 174.59 100 310.25 100 310.25 100 310.25 100 310.25 100 310.25 Dinas TRTBP
Program Optimalisasi Meningkatnya 100 100 3,312.29 100 2,610.45 100 2,610.45 100 2,610.45 100 2,610.45 100 2,610.45 DPKA
Pemanfaatan pemanfaatan
Teknologi Informasi Teknologi Informasi 100 100 509.58 100 613.13 100 523.39 100 523.39 100 523.39 100 523.39 BKD
dalam pelaksanaan
tupoksi SKPD 100 100 124.85 100 116.73 100 116.73 100 116.73 100 116.73 100 116.73 Bag.
Pembangunan
- - - 100 42.50 100 45.00 - - 100 50.00 100 50.00 BPMP2T
- - - 100 34.00 100 36.00 100 38.00 100 40.00 100 42.00 Disdukcapil
Program Persentase 100 100 13,150.50 100 14,952.78 100 14,952.78 100 14,952.78 100 14,952.78 100 14,952.78 11 Kecamatan
Pengembangan peningkatan
Kecamatan/ pengembangan
Kelurahan kecamatan/
kelurahan
Program Penataan Jumlah Aturan/ Perda 820 20 1,153.00 20 1,481.44 20 1,629.59 20 1,792.55 20 1,971.80 20 1,971.80 Bag. Hukum
Peraturan Perundang-
undangan 100 100 65.00 100 55.25 100 55.25 100 55.25 100 55.25 100 55.25 Dinas Pasar
Program Peningkatan Jumlah event 100 100 126.45 100 879.75 100 879.75 100 879.75 100 879.75 100 879.75 Bag.
Kerjasama Antar organisasi kerjasama Pemerintahan
Pemerintah Daerah yang diikuti
Program Pembinaan Jumlah dokumen 100 100 326.43 100 328.87 100 352.01 100 352.01 100 352.01 100 352.01 BKD
dan Pelayanan administrasi
Aparatur Daerah kepegawaian PNS
yang diselesaikan
tepat waktu
Program Peningkatan Terwujudnya 89 85 1,971.10 86 2,533.44 87 2,936.79 88 3,175.32 89 3,504.86 90 17,058.30 Inspektorat
Sistem Pengawasan pengawasan internal
Internal dan dan pengendalian
Pengendalian terhadap seluruh
Pelaksanaan SKPD
Kebijakan KDH
Program Peningkatan Jumlah pembahasan 12 15 21,297.00 15 18,048.46 15 18,048.00 15 18,048.00 15 18,048.00 75 18,048.00 Setwan
Kapasitas Lembaga rancangan perda
Perwakilan Rakyat
Daerah
Tabel 8.21
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Ketahanan Pangan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Ketahanan 1,637.07 1,405.74 1,438.02 1,458.79 1,480.60 1,503.50
Pangan
Program Peningkatan 100 100 919.80 100 984.05 100 1,014.05 100 1,014.05 100 1,014.05 100 1,014.05 Kantor
Ketahanan Pangan Ketahanan
(Pertanian/ Pangan
Perkebunan)
Program Pelayanan 100 100 338.92 100 221.59 100 232.66 100 244.30 100 256.51 100 269.34 Kantor
Administrasi Ketahanan
Perkantoran Pangan
Program Peningkatan 100 100 315.84 100 161.60 100 169.68 100 178.16 100 187.07 100 196.42 Kantor
Sarana dan Prasarana Ketahanan
Aparatur Pangan
Program Peningkatan 100 100 12.50 - - 100 13.13 100 13.78 100 14.47 100 15.19 Kantor
Disiplin Aparatur Ketahanan
Pangan
Program Peningkatan 100 100 40.00 100 28.50 - - - - - - - - Kantor
Kapasitas Sumber Ketahanan
Daya Aparatur Pangan
Program Peningkatan 100 100 10.00 100 10.00 100 8.50 100 8.50 100 8.50 100 8.50 Kantor
Pengembangan Ketahanan
Sistem Pelaporan Pangan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Tabel 8.22
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 16,919.57 15,674.55 14,924.55 16,468.32 18,114.64 20,042.32
Pemberdayaan
Masyarakat
Kelurahan
Program Pelayanan 100 100 1,240.73 100 797.14 100 836.99 100 878.84 100 922.78 100 968.92 BPMPKB
Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan 100 100 1,856.87 100 789.71 100 829.19 100 870.65 100 914.18 100 959.89 BPMPKB
Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan 100 100 52.00 - - 100 27.64 100 57.33 100 60.20 100 63.21 BPMPKB
Disiplin Aparatur
Program Peningkatan 100 100 71.00 100 34.00 100 35.70 100 37.49 100 39.36 100 41.33 BPMPKB
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan 100 100 10.00 100 8.50 100 8.93 100 9.37 100 9.84 100 10.33 BPMPKB
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Peningkatan Terciptanya 104 Kel. 104 Kel. 1,062.66 104 Kel. 1,255.83 104 Kel. 1,255.83 104 Kel. 1,355.83 104 Kel. 1,405.83 104 Kel. 1,455.83 BPMPKB
Keberdayaan masyarakat/
Masyarakat Pedesaan kelompok masyarakat
yang berdaya dalam
pembangunan
Program Terbentuknya dan 104 Kel. 104 Kel. 513.28 104 Kel. 296.00 104 Kel. 296.00 104 Kel. 296.00 104 Kel. 326.00 104 Kel. 326.00 BPMPKB
Pengembangan terkelolanya lembaga
Lembaga Ekonomi ekonomi di 104
Pedesaan Kelurahan
Program Peningkatan Meningkatnya 104 Kel. 104 Kel. 2,410.28 104 Kel. 5,510.06 104 Kel. 4,760.06 104 Kel. 6,203.83 104 Kel. 7,770.15 104 Kel. 9,647.83 BPMPKB
Partisipasi Masyarakat partisipasi
dalam Membangun masyarakat/kelompok
Desa masyarakat dalam
pembangunan
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Peningkatan Meningkatnya 104 Kel. 104 Kel. 8,330.00 104 Kel. 8,538.66 104 Kel. 8,538.66 104 Kel. 8,538.66 104 Kel. 8,538.66 104 Kel. 8,538.66 BPMPKB
Kapasitas Aparatur pengetahuan dan
Pemerintah Desa pengetahuan
aparatur
pemerintahan
kelurahan dalam
pembangunan pada
104 kelurahan
Program 100 100 4,529.75 - - - - - - - - - - Dinas Koperasi
Pengembangan & UMKM
Lembaga Ekonomi
Pedesaan
Program 100 100 73.60 100 74.00 100 74.00 100 74.00 100 74.00 100 74.00 Bag,
Pengembangan Perekonomian
Lembaga Ekonomi
Pedesaan
Tabel 8.23
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Statistik dan PendanaanTahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Statistik 1,183.00 1,183.00 1,183.00 1,183.00
Program 100 - - - - 100 1,183.00 100 1,183.00 100 1,183.00 100 1,183.00 Bappeda
Pengembangan Data
dan Informasi
Tabel 8.24
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kearsipan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Kearsipan 1,085.94 1,194.07 1,345.00 1,321.00 1,358.82 1,850.00
Program Pelayanan 100 100 309.50 100 293.46 100 333.99 100 325.99 100 338.50 100 356.99 Kantor Arsip,
Administrasi Perpustakaan,
Perkantoran Dokumentasi
Program Peningkatan 100 100 507.99 100 264.32 100 462.02 100 297.02 100 262.02 100 297.02 Kantor Arsip,
Sarana dan Prasarana Perpustakaan,
Aparatur Dokumentasi
Program Peningkatan 100 100 14.50 - - 100 16.50 - - 100 19.80 100 21.00 Kantor Arsip,
Disiplin Aparatur Perpustakaan,
Dokumentasi
Program Peningkatan 100 - - 100 52.53 100 55.00 100 60.00 100 60.00 100 60.00 Kantor Arsip,
Kapasitas Sumber Perpustakaan,
Daya Aparatur Dokumentasi
Program Peningkatan 100 100 10.00 100 10.00 100 12.50 100 13.00 100 13.50 100 14.00 Kantor Arsip,
Pengembangan Perpustakaan,
Sistem Pelaporan Dokumentasi
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Perbaikan Meningkatnya 100 100 85.20 100 83.60 100 245.00 100 380.00 100 440.00 100 861.00 Kantor Arsip,
Sistem Administrasi perbaikan sistem Perpustakaan,
Kearsipan administrasi Dokumentasi
kearsipan
Penyelamatan dan Meningkatnya 100 100 158.75 100 490.15 100 220.00 100 245.00 100 225.00 100 240.00 Kantor Arsip,
pelestarian penyelamatan dan Perpustakaan,
dokumen/arsip pelestarian dokumen/ Dokumentasi
daerah arsip daerah
Tabel 8.25
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Komunikasi & Informatika dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 3,428.93 2,859.70 2,722.00 3,058.00 3,258.00 3,258.00
Komunikasi dan
Informatika
Program 178.15 231.46 265.00 349.69 425.00 425.00 Dishubkominfo
Pengembangan Data Pembinaan Kelompok 5 35 45 60 70 75 -
dan Informasi Informasi Masyarakat
(KIM) (%)
Pengembangan Portal 50 70 75 80 80 90 -
Website Pemko (%)
Database Centre 10 45 60 70 75 80 90
SKPD (%)
Pengadaan Aplikasi - 60 70 80 80 85 85
Sistem e-Office
(paket)
Pengadaan Aplikasi - 65 80 85 90 90 95
Sistem e-
Perhubungan (paket)
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 80.50 - - 100 84.53 100 88.70 100 93.10 100 97.80 Dinas
Disiplin Aparatur Aparatur (%) Pernakbunhut
Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 25.00 100 42.50 100 44.60 100 46.80 100 49.20 100 51.60 Dinas
Kapasitas Sumber peningkatan Pernakbunhut
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 85.00 100 72.25 100 72.68 100 73.10 100 73.50 100 74.00 Dinas
Pengembangan pelaporan capaian Pernakbunhut
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Program Peningkatan Meningkanya 288 300 790.57 312 709.75 324 624.75 336 624.75 348 624.75 360 624.75 Dinas
Kesejahteraan Petani kesejahteraan dan Pernakbunhut
kemampuan
kelompok tani dan
keluarganya
sebanyak 350
kelompok
Program Peningkatan Meningkatnya hasil 40 40 247.00 40 259.25 45 344.25 50 344.25 55 344.25 60 344.25 Dinas
Ketahanan Pangan produksi pertanian Pernakbunhut
(Pertanian/ yang mendukung
Perkebunan) ketahanan pangan
nasional
Program Peningkatan Terlaksananya 2 2 120.00 2 106.25 2 106.25 2 106.25 2 106.25 2 106.25 Dinas
Pemasaran Hasil promosi dan Pernakbunhut
Produksi Pertanian/ informasi pemasaran
Perkebunan hasil produksi
pertanian
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Meningkatnya jumlah 25 30 40.00 35 85.00 40 85.00 45 85.00 50 85.00 55 85.00 Dinas
Peningkatan/ masyarakat tani yang Pernakbunhut
Penerapan Teknologi menggunakan
Pertanian/ teknologi pertanian/
Perkebunan perkebunan tepat
guna
Program Peningkatan Meningkatnya 90 90 1,040.00 90 881.95 90 881.95 90 881.95 90 881.95 90 880.95 Dinas
Produksi Pertanian/ produktivitas Pernakbunhut
Perkebunan tanaman pangan,
hortikultura dan
perkebunan
Program Meningkatnya 60 60 265.00 70 136.00 75 136.00 80 136.00 85 136.00 90 136.00 Dinas
Pemberdayaan kemampuan penyuluh Pernakbunhut
Penyuluh Pertanian/ pertanian dalam
Perkebunan mentransfer inovasi
Lapangan teknologi kepada
masyarakat tani
Program Pencegahan Menurunnya jumlah 25 35 1,330.00 45 326.75 50 326.75 55 326.75 60 326.75 65 326.75 Dinas
dan Penanggulangan hewan/ ternak yg Pernakbunhut
Penyakit Ternak sakit
Program Peningkatan Meningkatnya hasil 30 30 320.00 35 280.50 40 280.50 45 280.50 50 280.50 55 280.50 Dinas
Produksi Hasil produksi peternakan Pernakbunhut
Peternakan dan produk
keturunannya
Program Peningkatan Terlaksananya 2 2 230.00 2 157.25 2 157.25 2 157.25 2 157.25 2 157.25 Dinas
Pemasaran Hasil promosi dan Pernakbunhut
Produksi Peternakan informasi produksi
unggulan hasil
peternakan 2x
pertahun
Program Peningkatan Meningkatnya jumlah - 200 35.00 200 42.50 200 42.50 200 42.50 200 42.50 200 42.50 Dinas
Penerapan Teknologi peternak sapi yang Pernakbunhut
Peternakan mendapatkan layanan
teknologi peternakan
yang tepat guna (IB)
Program Peningkatan Meningkatnya jumlah - 1 5,012.37 1 85.00 1 85.00 1 85.00 1 85.00 1 85.00 Dinas
Sarana Prasarana sarana prasarana Pernakbunhut
Pertanian/ pertanian/
Perkebunan/ perkebunan/
Peternakan peternakan
Tabel 8.28
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kehutanan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Kehutanan 2,003.14 1,255.66 1,255.66 1,255.66 1,255.66 1,255.66
Program Meningkatnya - - - - - - - - - - - - - Dinas
Pemanfaatan Potensi pemanfaatan sumber Pernakbunhut
Sumber Daya Hutan daya hutan di luar
kawasan hutan
lindung
Program Rehabilitasi Terlaksananya - 100 1,586.44 150 936.91 175 936.91 200 936.91 250 936.91 300 936.91 Dinas
Hutan dan Lahan rehabilitasi hutan dan Pernakbunhut
lahan kritis
Program Perlidungan Terlaksananya 36 36 416.70 36 318.75 36 318.75 36 318.75 36 318.75 36 318.75 Dinas
dan Konservasi perlindungan Pernakbunhut
Sumber Daya Hutan kawasan hutan seluas
36.000 Ha serta
terbinanya
kelembagaan
masayarakat sekitar
kawasan hutan
Tabel 8.29
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Energi & Sumber Daya Mineral dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Energi dan 448.00 735.25 772.01 810.61 851.14 893.70
Sumber daya
Mineral
Program Pembinaan Jumlah pengusaha 14 4 223.00 4 437.75 6 450.00 6 483.61 6 406.14 6 428.70 Dinas Perindag-
dan Pengawasan tambang yang dibina tamben
Bidang Pertambangan
Program Pembinaan Meningkatnya jumlah 60 65 125.00 70 148.75 75 156.18 80 167.00 85 175.00 90 185.00 Dinas Perindag-
dan Pengawasan pengusaha Migas tamben
Migas yang dibina
Program Pembinaan Meningkatnya jumlah 60 65 75.00 70 148.75 75 150.00 80 160.00 85 170.00 95 180.00 Dinas Perindag-
dan Pengembangan pengguna energi tamben
Bidang listrik yang sesuai
Ketenagalistrikan aturan
Program Pembinaan, Meningkatnya NA 21 Kel. 25.00 - - 21 Kel. 15.83 - - 20 Kel. 100.00 20 Kel. 100.00 Dinas Perindag-
Pengawasan dan kesadaran tamben
Pengembangan masyarakat tentang
Energi Baru hemat energi
Terbarukan dan
Konservasi Energi
(EBTKE)
Tabel 8.30
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pariwisata dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Pariwisata 8,702.55 10,391.72 10,705.43 11,775.97 12,953.56 14,248.62
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 1,892.21 100 1,576.17 100 1,769.00 100 1,858.00 100 1,951.00 100 2,048.00 Disbudpar
Administrasi kegiatan administrasi
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 706.50 100 641.60 100 673.00 100 707.00 100 742.00 100 779.00 Disbudpar
Sarana dan Prasarana dan prasarana
Aparatur aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 23.50 - - 100 24.60 100 25.90 100 27.20 100 28.50 Disbudpar
Disiplin Aparatur Aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 Disbudpar
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Program Meningkatnya sarana 100 100 4,280.31 100 6,517.42 100 6,516.30 100 7,376.42 100 8,334.29 100 9,399.38 Disbudpar
Pengembangan prasarana di objek
Destinasi Pariwisata wisata
APBN/ APBD Provinsi
Tabel 8.31
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kelautan & Perikanan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Kelautan 13,809.17 13,063.40 13,113.35 14,295.28 15,589.03 17,049.23
dan Perikanan
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 1,095.01 100 891.71 100 936.28 100 983.11 100 1,032.26 100 1,083.87 Dinas Kelautan
Administrasi kegiatan administrasi & Perikanan
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 939.57 100 933.22 100 979.88 100 1,028.88 100 1,080.32 100 1,134.34 Dinas Kelautan
Sarana dan Prasarana dan prasarana & Perikanan
Aparatur aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 31.50 - - 100 33.08 100 34.73 100 36.47 100 38.29 Dinas Kelautan
Disiplin Aparatur Aparatur (%) & Perikanan
Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 25.00 100 21.50 100 21.50 100 21.50 100 21.50 100 21.50 Dinas Kelautan
Kapasitas Sumber peningkatan & Perikanan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 65.00 100 55.25 100 55.89 100 56.56 100 57.26 100 60.00 Dinas Kelautan
Pengembangan pelaporan capaian & Perikanan
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Program Jumlah pokmas yang 100 100 675.00 - - - - 100 1,088.78 100 1,100.00 100 1,200.00 Dinas Kelautan
Pemberdayaan terbentuk (kelompok) & Perikanan
Ekonomi Masyarakat
Pesisir
Program Jumlah pokmaswas 10 3 249.71 3 127.50 3 127.50 3 127.50 3 127.50 25 127.50 Dinas Kelautan
Pemberdayaan yang terbentuk & Perikanan
Masyarakat dalam (kelompok)
Pengawasan dan
Pengendalian
Sumberdaya Kelautan
APBN Pengawasan perairan 720 720 - 720 - 720 - 720 - 720 - 720 - Dinas Kelautan
(Km2) & Perikanan
Program Peningkatan Pelaksanaan 1 1 35.00 1 42.50 1 42.50 1 42.50 1 42.50 6 42.50 Dinas Kelautan
Kegiatan Budaya peringatan hari & Perikanan
Kelautan dan nusantara (Kali)
Wawasan Maritim
Kepada Masyarakat
Program Nilai ekspor dari 0.36 0.40 3,519.12 0.45 1,517.25 0.52 1,517.25 0.60 1,517.25 0.72 1,517.25 0.72 2,017.25 Dinas Kelautan
Pengembangan sektor budidaya & Perikanan
Budidaya Perikanan perikanan (Milyar)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
Program Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Dinas Kelautan
2013)
Pengembangan & Perikanan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Budidaya Perikanan
Nilai perdagangan 35.70 46.45 53.42 61.50 70.64 80.02 80.02
dalam dan antar
daerah (Milyar)
Jumlah penyerapan 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 120.00
tenaga kerja (Orang)
Produksi ikan (Ton) 2,231 2,903 3,339 3,839 4,415 5,001 5,001
Jumlah KK miskin 114.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 264.00
yang dientaskan (KK)
Program Nilai eksport dari 43.92 48.30 3,285.91 53.10 6,181.08 63.70 6,181.08 76.40 6,181.08 91.70 7,360.58 91.70 7,400.00 Dinas Kelautan
Pengembangan sektor tangkap & Perikanan
Perikanan Tangkap (Milyar)
Nilai perdagangan 381.40 397.58 425.93 343.45 443.14 452.00 452.00
dalam dan antar
daerah (Rp)
Jumlah penyerapan 50 40.00 40 40 40 40 250
tenaga kerja (Orang/
tahun)
Produksi ikan (Ton) 20,068 20,879 21,296 21,722 22,157 22,600 22,600
Jumlah KK miskin 304 45.00 45 45 45 45 529
yang dientaskan (KK/
tahun)
Jumlah industri hulu 4 - 1 1 1 1 8
usaha KP (Unit/
tahun)
Program Penumbuhan 214 236 150.00 260 212.50 285 212.50 311 212.50 336 212.50 336 212.50 Dinas Kelautan
Pengembangan kelompok pelaku & Perikanan
Sistem Penyuluhan utama kelautan dan
Perikanan perikanan (Kelompok)
Program Optimalisasi Jumlah industri hilir 125 3 790.00 3 1,205.30 3 1,202.80 3 1,197.80 3 1,197.80 140 1,787.80 Dinas Kelautan
Pengelolaan dan usaha Kelautan dan & Perikanan
Pemasaran Produksi Perikanan (UMKM)
Perikanan Jumlah penyerapan 20 20 20 20 20 20 120
tenaga kerja (Orang)
APBN Produksi ikan olahan 450.15 468.34 477.70 487.26 497 506.94 506.94
(Ton)
APBD Provinsi Jumlah KK miskin 104 25 25 25 25 25 229
yang dientaskan (KK)
Program Jumlah rumah - - - 20 658.75 20 658.75 20 658.75 20 658.75 100 719.34 Dinas Kelautan
Pengembangan dan nelayan dan & Perikanan
Pengelolaan Sumber lingkungan pesisir
Daya Kelautan dan yang direhab (Unit)
Perikanan
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program 100 100 63.31 - - - - - - - - - - Dinas Kelautan
Pengembangan & Perikanan
Usaha Mina Pedesaan
(PUMP) Bidang
Perikanan Budidaya
Program Peningkatan Jumlah eksportir 10 1 28.74 1 233.75 1 164.00 1 164.00 1 164.00 15 164.00 Dinas Kelautan
Daya Saing Produk usaha KP (Orang) & Perikanan
Hasil Perikanan Jumlah penyerapan 10 10 10 10 10 10 60
tenaga kerja (Orang)
Tabel 8.32
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Perdagangan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 36,044.95 46,683.77 59,146.55 56,183.93 67,441.88 67,948.41
Perdagangan
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 5,700.11 100 5,471.97 100 5,745.58 100 6,032.00 100 6,334.00 100 6,651.00 Dinas Pasar
Administrasi kegiatan administrasi
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 2,774.26 100 2,643.12 100 2,776.48 100 2,914.00 100 3,059.00 100 3,212.00 Dinas Pasar
Sarana dan Prasarana dan prasarana
Aparatur aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin - 100 250.50 100 168.00 100 176.40 100 185.00 100 194.00 100 204.00 Dinas Pasar
Disiplin Aparatur Aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 50.00 100 68.00 100 71.40 100 74.90 100 78.70 100 82.60 Dinas Pasar
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 Dinas Pasar
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Program Meningkatnya 60 65 2,923.19 70 1,145.59 75 1,146.00 80 1,146.00 85 1,146.00 90 1,146.00 Dinas Perindag-
Perlindungan perlindungan tamben
Konsumen dan terhadap konsumen
Pengamanan Terwujudnya 1 1 395.00 1 148.75 1 148.75 1 148.75 1 148.75 1 149.29 Dinas Pasar
Perdagangan perlindungan
konsumen dan 1 1 167.50 1 175.00 1 175.00 1 175.00 1 175.00 1 175.00 Bag.
pengamanan Perekonomian
Program Pembinaan Jumlah Pelaku Usaha 500 - - - - - - - - 500 298.00 500 301.00 Dinas Perindag-
Pedagang Sektor yang dibina tamben
Informal
Program Pembinaan Peningkatan Jumlah 4 7 1,527.49 9 767.12 11 860.32 15 845.75 20 888.00 24 932.40 Dinas Pasar
PKL dan Asongan daerah lokasi pasar
yang ditertibkan
Program Cakupan 45 50 7,918.30 55 28,050.00 60 40,500.00 65 36,140.41 70 46,597.00 75 46,597.00 Dinas Perindag-
Pengembangan Penyelesaian Pasar tamben
Sarana dan Prasarana Rakyat (%) 1 1 2,696.66 1.00 42.50 1 42.50 1 42.50 1 42.50 1.00 42.50 Dinas Pasar
Perdagangan Cakupan - - - - - - - - - - - - - Dinas Perindag-
Penyelesaian Pasar tamben
Tematik (Jumlah)
Program 100 100 525.00 100 1,031.25 100 531.25 100 531.25 100 531.25 100 531.25 Dinas Perindag-
Pengembangan dan tamben
Perluasan Pangsa Penyelesaian Pasar - - - - - - - - - - - - - Dinas Pasar
Pasar Raya
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Kelengkapan Meningkatnya jumlah 2 5 9,311.19 7 5,089.80 13 5,089.80 18 5,089.90 23 5,089.90 27 5,089.90 Dinas Pasar
Pengembangan blok pasar yang
Sarana dan Prasarana terpelihara
Pasar
Program Sarana dan Meningkatnya 70 70 1,370.75 80 1,321.67 85 1,321.67 85 1,321.67 90 1,322.48 90 1,321.67 Dinas Pasar
Prasarana Kebersihan kebersihan pasar
Pasar
Program Peningkatan Meningkatnya 65 70 425.00 75 255.00 80 255.00 85 255.00 90 255.00 95 255.00 Dinas Perindag-
Efisiensi Perdagangan penggunaan produk tamben
Dalam Negeri dalam negeri
Program Peningkatan Meningkatnya nilai 2.21 - - - - - - 2.56 975.00 2.69 975.00 2.83 950.00 Dinas Perindag-
dan Pengembangan ekspor ($US Miliar) tamben
Ekspor
Program Jumlah unit usaha NA 600 715.87 600 467.50 600 467.50 600 950.00 600 1,000.00 600 1,000.00 Dinas Perindag-
Pengembangan (IKM) tamben
Industri Kecil dan
Menengah
Program Penataan Penguatan industri NA - - - - - - 4 paket 400.00 4 paket 400.00 4 paket 400.00 Dinas Perindag-
Struktur Industri lokal tamben
Pembinaan IKM NA - - - - - - 125 500.00 125 500.00 125 500.00
pengguna
sumberdaya lokal
Program Jumlah sentra IKM 1.00 - - - - 1 paket 200.00 1 paket 200.00 1 paket 200.00 1 paket 200.00 Dinas Perindag-
Pengembangan tamben
Sentra IKM
Program Pembangunan - - - - - Tahap 2 500.00 Tahap 3 2,000.00 Tahap 4 5,000.00 1 paket 6,000.00 Dinas Perindag-
Pengembangan Technopark tamben
Technopark dan
Pusat Alih Tekhnologi
(Kerjasama Pemko,
Provinsi, Pemerintah
Pusat dan Swasta)
Program Peningkatan NA - - - - 3 paket 263.53 3 paket 304.19 3 paket 330.00 3 paket 330.00 Dinas Perindag-
Pengembangan kerjasama tamben
Jaringan Kerjasama
Lokal, Nasional dan
Internasional
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 928.51 100 845.84 100 888.13 100 972.00 100 1,079.00 100 1,028.00 Dinas Perindag-
Administrasi kegiatan administrasi tamben
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 587.55 100 796.92 100 826.39 100 877.53 100 924.16 100 973.12 Dinas Perindag-
Sarana dan Prasarana dan prasarana tamben
Aparatur aparatur (%)
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin - 100 36.35 - - 100 38.17 100 40.00 100 42.00 100 44.10 Dinas Perindag-
Disiplin Aparatur Aparatur (%) tamben
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 15.00 100 12.75 100 13.39 100 14.00 100 14.70 100 15.40 Dinas Perindag-
Kapasitas Sumber peningkatan tamben
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 Dinas Perindag-
Pengembangan pelaporan capaian tamben
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan