Anda di halaman 1dari 255

LAMPIRAN

PERATURAN DAERAH KOTA PADANG


NOMOR 6 TAHUN 2014
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH TAHUN 2014-2019

PEMERINTAH KOTA PADANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH


DAERAH TAHUN 2014-2019

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


TAHUN 2014
WALIKOTA PADANG
PROPINSI SUMATERA BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PADANG


NOMOR 6 TAHUN 2014

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


TAHUN 2014 - 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG,

Menimbang: a. bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun


2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, daerah diwajibkan menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
b. bahwa berdasarkan Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka
dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagaimana
dimaksud pada huruf a d ite ta pk.ari dengan Peraluran
Da er ah ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2014 - 2019;

_engi.ngat : 1. Uridarig-Urrdarig Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pemben-


tukan Daerah Otonom Kota Sesar Dalam Lingkungan
Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 20);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lernbararr Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perben-
daharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pernerik-


saan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan- Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4410);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tarnbahan
Lembaran Negara Republik Irrdories ia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perim-
bangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lerriba.ran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perri-
bentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara - Republik Indonesia Nomor
5234);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerin-
tahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5589);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Padang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3164);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan ... Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);
16. Peraturan Bersama, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Perencanaan Pembangunan nasional/ Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri
Keuangan, Nornor 28 Tahun 2010, Nomor
0199/MPPN/ /04/2010, Nomor : PMK 95/PMK 07/2010,
tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD), dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, _Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Neger'i Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
19. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2025;
20. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 5 Tahun
2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015
(Lembaran Daerah Propinsi S'umater-a Barat Tahun 2011
Nomor 5) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun
2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Propinsi
Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Propinsi Sumatera
Barat (Lembaran Daerah Propinsi Sumatera Barat Tahun
2014 Nomor 54);
21. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 13
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah
propinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2032 (Lembaran
Daerah Propinsi Sumatera Barat Tahun 2012 Nomor 13);
22. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 18 Ta.huri 2004
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kota Padang Tahun 2004 - 2020 (Lembaran Daerah Tahun
2004 Nomor 18);
23. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008
Nomor 17) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kota Padang Nomor 15 Tahun 2012 (Lembaran
Daerah Tahun 2012 Nomor 15);
24. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 4 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padarig Tahun
2010-2030 (Lembaran Daerah Tahun 2012 Nomor 4).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILANRAKYATDAERAH KOTA PADANG

dan

WALIKOTAPADANG

MEMUTUSKAN:

enetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2014-2019

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:


Daerah adalah Kota Padang.
Walikota adalah Walikota Padang.
De.van Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kota Padang.
Perneriritah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai un sur
penyeleriggara pemerintahan daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJPD adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Padang
Tahun 2004-2020.
6 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Padang
Tahun 2014-2019.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah
Rencaria Kerja Pemerintah yang disusun setiap tahun sekali.
. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Propinsi Sumatera Barat
yang selanjutnya disebut RPJMD Propinsi Sumatera Barat adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Propinsi Sumatera Barat Tahun 2010-
2015.
9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang selanjutnya disingkat
RPJMN adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014.
Satuan Kerja Perangkat Dacrah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Satuan
Kerja Perangkat Daerah Kota Padang.
: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat
udalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Padang.
BAB II
KEDUDUKAN
Pasal2

R?JMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Walikota hasil
?emilihan Umum Kepala Daerah tahun 2014.
RPJMD berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kota Padang Tahun 2004-2020, dan memperhatikan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 serta Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Barat 2010-2015.

BAB III
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANO LINOKUP
Bagian Kesatu
Maksud
Pasa13

aksud RPJMD Tahun 2014-2019 adalah untuk memberikan arah dan pedoman
g: pelaku pembangunan (pemerintah, swasta dan masyarakat) dalam melakukan
egiatan pembangunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
:ota Padang yang dijabarkan dan visi, misi dan program Walikota dan Wakil
'a.ikota hasil pemilihan umum kepala daerah yang telah dilaksanakan secara
ngsung pad a tahun 2014.

Bagian Kedua
Tujuan
Pasal4

....uan RPJMD Tahun 2014-2019 adalah sebagai :


untuk menetapkan strategi dan kebijakan umum pembangunan daerah serta
rnerumuskan program pembangunan selama lima tahun kedepan agar
mekanisme perencanaan dan pembangunan daerah dapat berjalan lancar,
terpadu, sinkron dan bersinergi sesuai dengan kondisi dan karakteristik daerah
Kota Padang;
b pedoman bagi pemerintah daerah dan DPRD dalam menentukan program
prioritas dan kegiatan pembangunan yang akan dibiayai oleh APBD setiap
tahunnya;
c pedoman penyusunan rencana strategis SKPD dan RKPD

Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 5

:) Ruang Lingkup RPJMD Tahun 2014-2019 meliputi penjabaran visi, misi, tujuan
dan sasaran dan arah kebijakan serta prioritas dan program strategis Walikota
disertai dengan rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif.

f
.
RPJMD Tahun 2014-2019 sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dijadikan
sebagai tolok ukur dalam melakukan evaluasi kinerja tahunan dan,.kinerja lima
tahunan Pemerintah Daerah.

BABIV
SISTEMATIKA
Pasal 6

RPJMD Tahun 2014-2019 disusun dengan sistematika sebagai berikut :


Bab I : Pendahuluan;
Bab II : Gambaran Umum Kondisi Daerah;
Bab III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka
Pendanaan;
Bab IV : Analisis Isu-Isu Strategis;
Bab V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;
Bab VI : Strategi dan Arah Kebijakan;
Bab VII : Kebijakan umum dan program pembangunandaerah;
Bab VIII: Indikasi rencana program prioritas yang disertaikebutuhan
pendanaan;
Bab IX : Penetapan indikator kinerja daerah; dan
Bab X : Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan.

KPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercanturn dalam lampiran


sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah irri.

Pasal 7
Pelaksanaan lebih lanjut terhadap RPJMD Tahun 2014-2019, dituangkan
dalam rencana tahunan pada RKPD yang menjadi pedoman dalam penyusunan
APBD.
2 RPJMD wajib dilaksanakan oleh Walikota dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan di Daerah.

. BABV
PENGENDALIANDAN EVALUASI
Pasal 8

1) Pengendalian dan Evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMD Tahun 2014-2019

I
dilakukan oleh Walikota atau Pejabat yang ditunjuk sesuai ketentuan peraturan
pe.rundang-uridangan.
""' Pengendalian dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
setiap tahun
BABVI
KETENTUANPERALIHAN ..
Pasal9

~ saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka RPJMD Kota Padang Tahun
_':-2019 menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan
U:1 2019 dan dapat diberlakukan sebagai RPJMD transisi, sebagai pedoman
penyusunan RKPD Tahun 2019 sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah Kota
dang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengab Daerab Kota Padang
- c:.....run 2019-2024 yang memuat visi dan misi Walikota terpilih ..

Pasal 10

a saar Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka Peraturan Daerah Kota Padang
nmor 9 Tahun 2009 ten tang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Padang Tahun 2009-2014 (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 9)
aimana telah diubab dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 10 Tahun
(J.embaran Daerab Tabun 2011 Nomor 10) dicabut dan dinyatakan tidak

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11

raruran Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan ..


- setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
erah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Padang.

Ditetapkan di Padang
pada tanggal I'l. NoveW'{r,e t: 2014

WALIKOTA PADANG

Dnmdangkan di Padang
:l3.da tanggal \?o. wO\JeW\~~f 2014
oEKRETARIS D(ERAH KOTA PADANG

NA

_~.13AR>\:-': DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2014 NOMOR

o REG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG PROPINSI SUMATERA BARAT:


PENJELASAN '\

ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PADANG
NOMOR G TAHUN 2014
TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENEl'lGAH DAERAH


TAHUN 2014-2019

Penyusunan RPJMD Kota Padang periode 2014-2019 dimaksudkan untuk


d apat member arah dan pedoman bagi para pelaku pernbangurian (Pemerintah,
~.\asta dan Masyarakat) dalam melakukan kegiatan untuk mendorong proses
pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota
Padang. Disamping itu, penyusunan RPJMD Kota Padang juga dimaksudkan
urituk dapat melakukan koordinasi terhadap kegiatan pembangunan yang
d.lakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar terwujud
.ererpacluan dan sinergi kegiatan pembangunanan antar sektor dan antar
:1ayah dalam Kota Padang

Sesuai dengan ketentuan Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23


'I'ahu n 2014 ten tang Pemerintahan Daerah sebagaimaria telah diubah beberapa
-cali, terakhir dengan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, ketentuan
::>asal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan
"':"ata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluaai Pelaksanaan Rencana
?embangunan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, maka
":alikota bersama DPRD Kota menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana
?embangunan Jangka Menengah Daerah paling lambat 6 bulan setelah Walikota
dilantik.

Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008


tentang Tahapan Tata cara Penyusunan, Pengendaiian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rericaria Pembangunan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008,
RPJM Daerah disusun dengan mekanisme pembahasan dalam Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda) dengan melibatkan unsur
masyarakat, SKPD, dan pihak legislatif. Oleh karena itu, sebelum Rancangan
Peraturan Daerah tentang RPJM. Daerah tersebut disampaikan kepada DPRD,
terlebih dahulu telah dilakukan musyawarah dan pembahasan secara substantif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya,
Rancangan Peraturan Daerah tersebut dikon-sultasikan kepada Gubernur
Sumatera Barat untuk mendapatkan klarifikasi dan masukan.

Secara substantive RPJMD memuat :


a) Bab I Pendahuluan;
b) Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah;
c Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka
Pendanaan;
d Babrv Analisis Isu-Isu Strategis;
e BabV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran;
Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan;
9ab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;
Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai
Kebutuhan Pendanaan;
a.: b IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah; dan
8abX Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan.

:-s.SALOEMI PASAL

?asal 1
Culcup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal3
Cukup jelas
Pasa14
Cukup jelas
Pasal5
Cukupjelas
Pasa16
Cukupjelas
Pasal 7
Cukupjelas
Pasa18
Cukupjelas
':'Iasa19
Cukupjelas
Pasal 10
Culcup jelas
Paaal 11
Cukupjelas

:BAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR

l
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. LatarBelakang 1
1.2. MaksuddanTujuan 2
1.3. LandasanHukum 3
1.4. HubunganAntarDokumenPerencanaan 5
1.5. SistematikaPenulisan 6

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 8


2.1. AspekGeografidanDemografi 8
2.2. AspekKesejahteraanMasyarakat 23
2.3. AspekPelayananUmum 33
2.4. AspekDayaSaing Daerah 38

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA 43


KERANGKA PENDANAAN
3.1. KinerjaKeuanganMasaLalu 43
3.2. Neraca Daerah 54
3.3. KebijakanPengelolaanKeuanganMasaLalu 58
3.4. Rencana Kebijakan Pengelolaan Keuangan 63

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 68


4.1. PermasalahanPokok Pembangunan 68
4.2. Isu-IsuStrategis 74

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 80


5.1. Arah RPJP Kota Padang 80
5.2. VisidanMisiJangkaMenengahProvinsi Sumatera Barat 82
5.3. VisiJangkaMenengah Kota Padang 84
5.4. MisiJangkaMenengah Kota Padang 86
5.5. TujuanUmum Pembangunan Kota Padang 86
5.6. Sasaran Umum Pembangunan Kota Padang 86

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 91


6.1. Misi 1: MewujudkanPendidikan yang 91
BerkualitasuntukMenghasilkanSumberDayaManusia yang
BerimandanBerdayaSaing
6.2. Misi 2: Menjadikan Kota Padang 94
sebagaiPusatPerdagangan Wilayah Barat Sumatera
6.3. Misi 3: Menjadikan Kota Padang sebagai Daerah 97
TujuanWisata yang NyamandanBerkesan
6.4. Misi 4: 100
MeningkatkanKesejahteraanMasyarakatdanPengembanga
nEkonomiKerakyatan
6.5. Misi 5: Menciptakan Kota Padang yang Aman, Bersih, 105
Tertib, BersahabatdanMenghargaiKearifanLokal
6.6. Misi 6: Mewujudkan Tata KelolaPemerintahan yang Baik, 109
BersihdanMelayani

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN 116


DAERAH
7.1. KebijakanUmumdan Program Pembangunan Misi 1 116
7.2. KebijakanUmumdan Program Pembangunan Misi 2 123
7.3. KebijakanUmumdan Program Pembangunan Misi 3 127
7.4. KebijakanUmumdan Program Pembangunan Misi 4 132
7.5. KebijakanUmumdan Program Pembangunan Misi 5 146
7.6. KebijakanUmumdan Program Pembangunan Misi 6 152

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG 161


DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
8.1. UrusanPendidikan 162
8.2. UrusanKesehatan 169
8.3. UrusanPekerjaanUmum 176
8.4. UrusanPerumahan Rakyat 184
8.5. UrusanPenataanRuang 190
8.6. UrusanPerencanaan Pembangunan 193
8.7. UrusanPerhubungan 197
8.8. UrusanLingkunganHidup 202
8.9. UrusanPertanahan 208
8.10. UrusanKependudukandanCatatanSipil 211
8.11. UrusanPemberdayaanPerempuandanPerlindunganAnak 215
8.12. UrusanKeluargaBerencanadanKeluarga Sejahtera 217
8.13. UrusanSosial 220
8.14. UrusanKetenagakerjaan 224
8.15. UrusanKoperasidan Usaha Kecil danMenengah 228
8.16. UrusanPenanaman Modal 232
8.17. UrusanKebudayaan 235
8.18. UrusanPemudadanOlah Raga 237
8.19. UrusanKesatuanBangsadanPolitikDalamNegeri 240
8.20. UrusanOtonomi Daerah, PemerintahanUmum, 243
AdministrasiKeuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
8.21. UrusanKetahananPangan 252
8.22. UrusanPemberdayaanMasyarakatKelurahan 254
8.23. UrusanStatistik 257
8.24. UrusanKearsipan 259
8.25. UrusanKomunikasidanInformatika 265
8.26. UrusanPerpustakaan 268
8.27. UrusanPertanian 271
8.28. UrusanKehutanan 278
8.29. UrusanEnergidanSumberDaya Mineral 380
8.30. UrusanPariwisata 382
8.31. UrusanKelautandanPerikanan 387
8.32. UrusanPerdagangan 396
8.33. UrusanIndustri 302

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN 305


DAERAH

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 319


10.1. PedomanTransisi RKPD Tahun 2019 319
10.2. KaidahPelaksanaan 319
10.3. PengendaliandanEvaluasi 319
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Kecamatan di Kota Padang Menurut Luas Wilayah Darat, 9
Administrasi dan Ketinggian Daerah Tahun 2012
Tabel 2.2 Luas Penggunaan Lahan Menurut Jenis Penggunaannya di 14
Kota Padang
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Padang Tahun 21
2010-2013
Tabel 2.4 Komposisi Penduduk Kota Padang Menurut Kelompok Umur 22
Tahun 2013
Tabel 2.5 PDRB Kota Padang Atas Harga Konstan Tahun 2000 Menurut 24
Lapangan Usaha Tahun 2009-2012
Tabel 2.6 Distribusi PDRB Kota Padang Atas Harga Berlaku Menurut 25
Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
Tabel 2.7 Perkembangan dan Perubahan Indeks Harga Konsumen, 26
Inflasi Bulanan dan Inflasi Tahunan di Kota Padang Tahun
2011-2013
Tabel 2.8 Angka Melek Huruf Kota Padang dan Sumatera Barat Tahun 28
2006-2013
Tabel 2.9 Rata-Rata Lama Sekolah Berbagai Kota di Sumatera Barat 29
Tahun 2009-2013
Tabel 2.10 Indikator Kesejahteraan Bidang Kesehatan Kota Padang 30
Tahun 2008-2013
Tabel 2.11 Potensi Seni Budaya Kota Padang 31
Tabel 2.12 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni 33
(APM) per 1000 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun
2009-2012
Tabel 2.13 Jumlah Guru, Murid dan Rasio Menurut Jenjang Pendidikan 34
Tahun Ajaran 2007-2012
Tabel 2.14 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kota Padang Tahun 2011 35
Tabel 2.15 Fasilitas Prasarana Kesehatan di Kota Padang Tahun 2008- 36
2012
Tabel 2.16 Fasilitas dan Rasio Sarana Kesehatan di Kota Padang Tahun 37
2008-2012
Tabel 2.17 Nilai Pembentukan Modal di Kota Padang Tahun 2008-2012 38
Tabel 2.18 Persentase Pengeluaran Per Kapita Penduduk Per Bulan 39
Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Padang Tahun 2011-
2012
Tabel 2.19 Panjang Jalan, Jumlah Kendaraan dan Rasio Panjang Jalan 40
Terhadap Kendaraan dan Jumlah Penduduk Tahun 2008-2012
Tabel 2.20 Kebutuhan Investasi Kota Padang Tahun 2014-2019 41
Tabel 2.21 Nilai IPM Wilayah Perkotaan di Propinsi Sumatera Barat 42
Tahun 2009-2012
Tabel 3.1 Dasar Hukum Pemungutan Pajak dan Retribusi Daerah di 44
Kota Padang
Tabel 3.2 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah dan Tingkat 46
Pertumbuhan Rata-Rata Per Tahun
Tabel 3.3 Perkembangan Proporsi Pendapatan Daerah dan Tingkat 48
Pertumbuhan Rata-Rata Per Tahun
Tabel 3.4 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah dan Tingkat 50
Pertumbuhan Rata-Rata per Tahun
Tabel 3.5 Perkembangan Realisasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak 52
Langsung
Tabel 3.6 Perkembangan Proporsi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan 53
Jasa, serta Belanja Modal Tahun 2009-2013
Tabel 3.7 Perkembangan Realisasi Pembiayaan dan Rata-Rata 54
Pertumbuhan Per Tahun
Tabel 3.8 Perkembangan Pos-Pos Neraca dan Rata-Rata Pertumbuhan 56
per Tahun
Tabel 3.9 Perkembangan Rasio Keuangan Pertumbuhan Rata-Rata Per 58
Tahun
Tabel 3.10 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur 58
Tabel 3.11 Defisit Riil Anggaran 59
Tabel 3.12 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 60
Tabel 3.13 Kemampuan Keuangan Derah 61
Tabel 3.14 Pengeluaran Periodik, Wajib dan Mengikat serta Prioritas 62
Utama
Tabel 3.15 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai 62
Pembangunan Daerah
Tabel 3.16 Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2014-2019 64
Tabel 3.17 Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk 67
Mendanai Pembangunan Daerah
Tabel 4.1 Hubungan Pembangunan Kota Padang Dengan Daerah 74
Tetangga
Tabel 5.1 Hubungan Hirarkis antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran 88
Tabel 6.1 Hubungan antara Strategi dan Arah Kebijakan pada Misi 1 93
Tabel 6.2 Hubungan antara Strategi dan Arah Kebijakan pada Misi 2 96
Tabel 6.3 Hubungan antara Strategi dan Arah Kebijakan pada Misi 3 99
Tabel 6.4 Hubungan antara Strategi dan Arah Kebijakan pada Misi 4 102
Tabel 6.5 Hubungan antara Strategi dan Arah Kebijakan pada Misi 5 108
Tabel 6.6 Hubungan antara Strategi dan Arah Kebijakan pada Misi 6 114
Tabel 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk 119
Misi 1
Tabel 7.2 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk 125
Misi 2
Tabel 7.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk 130
Misi 3
Tabel 7.4 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk 135
Misi 4
Tabel 7.5 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk 150
Misi 5
Tabel 7.6 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk 155
Misi 6
Tabel 8.1 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 166
Pendidikan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.2. Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 170
Kesehatan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.3 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 179
Pekerjaan Umum dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.4 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 186
Perumahan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.5 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 191
Penataan Ruang dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.6 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 195
Perencanaan Pembangunan dan Pendanaan Tahun 2014-
2019
Tabel 8.7 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 198
Perhubungan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.8 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 203
Lingkungan Hidup dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.9 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 209
Pertanahan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.10 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 212
Kependudukan & Catatan Sipil dan Pendanaan Tahun 2014-
2019
Tabel 8.11 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 216
Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak dan
Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.12 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 218
Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera dan Pendanaan
Tahun 2014-2019
Tabel 8.13 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 221
Sosial dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.14 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 225
Ketenagakerjaan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.15 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 229
Koperasi & UKM dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.16 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 233
Penanaman Modal dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.17 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 236
Kebudayaan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.18 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 238
Pemuda & Olah Raga dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.19 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 241
Kesatuan Bangsa & Politik Dalam Negeri dan Pendanaan
Tahun 2014-2019
Tabel 8.20 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 244
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian &
Persandian dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.21 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 253
Ketahanan Pangan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.22 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 255
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dan Pendanaan Tahun
2014-2019
Tabel 8.23 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 258
Statistik dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.24 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 260
Kearsipan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.25 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 266
Komunikasi & Informatika dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.26 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 269
Perpustakaan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.27 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 273
Pertanian dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.28 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 279
Kehutanan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.29 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 281
Energi & Sumber Daya Mineral dan Pendanaan Tahun 2014-
2019
Tabel 8.30 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 285
Pariwisata dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.31 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 290
Kelautan & Perikanan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.32 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 298
Perdagangan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.33 Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan 303
Industri dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Tabel 8.34 Rekapitulasi Kerangka Pendanaan dan Program Prioritas 304
Pembangunan Daerah Menurut Urusan Tahun 2014-2019
Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Pembangunan Kota Padang 306
Tahun 2014-2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pemerintah memerlukan perencanaan pembangunan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya, mulai dari perencanaan jangka panjang hingga perencanaan
jangka pendek yang substansinya saling berkaitan. Perencanaan yang baik akan
menjadi arah bagi cita-cita pembangunan dan hakekat dari pembangunan adalah
proses perubahan masyarakat dari kondisi saat ini menjadi kondisi yang dicita-
citakan. Agar perubahan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan diperlukan
suatu perencanaan pembangunan yang terpadu (integrated), terukur (measurable),
dapat dilaksanakan (applicable) dan berkelanjutan (sustainable).
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) telah memberikan landasan bagi berbagai bentuk
perencanaan dari pusat hingga daerah. Terkait dengan Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah)
dalam perencanaan, diamanatkan juga bahwa Pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten/Kota dalam rangka menyelenggarakan pemerintahannya harus
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk
periode 5 tahun sesuai dengan masa jabatan kepala daerah bersangkutan.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, ada perobahan pendekatan perencanaan
pembangunan menjadi lebih komprehensif yaitu dengan menggunakan pendekatan
politis, teknokratik, partisipatif, top-down dan bottom-up. Sebagaimana
diamanatkan pada Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) merupakan jabaran lebih konkrit dari visi,misi dan
program Kepala Daerah terpilih yang penyusunannya berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), memuat arah kebijakan
keuangan daerah, isu-isu strategis, visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota
terpilih, strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah, kebijakan umum dan
program Satuan Kerja Perangkat Daerah disertai dengan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif, dan target indikator kinerja daerah.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) ini
dilakukan dengan berpedoman pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka

1
Panjang (RPJP) Kota Padang periode 2004-2020 yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Nomor 18 Tahun 2004 tanggal 3 Agustus 2004, Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Barat untuk periode 2005-2025
yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007,dan Rencana Tata-
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang periode 2010-2030 yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2004 dan Permendagri Nomor 72 Tahun
2013. Selanjutnya, penyusunan RPJMD ini menampung aspirasi warga Kota Padang
baik yang berdomisili di Kota Padang maupun yang berada di perantauan secara
lebih rinci dan terfokus sebagaimana dihasilkan dalam Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah (Musrenbang) yang telah dilaksanakan khusus untuk tujuan
ini.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud disusunnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Padang periode 2014-2019 ini adalah untuk memberikan landasan,
arah dan pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan dan pelaku
pembangunan (stakeholders) dalam menyusun rencana, program dan kegiatan
untuk mendorong pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kota Padang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.
Adapun tujuan disusunya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Padang tahun 2014-2019 ini adalah untuk:
1. Menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh jajaran Pemerintah Kota
Padang dan DPRD Kota Padang dalam menentukan prioritas program dan
kegiatan tahunan dan lima tahunan yang akan dibiayai dari Anggaran
Pendapatan dan belanja Daerah.
2. Menetapkan strategi dan kebijakan umum pembangunan daerah serta
merumuskan program pembangunan selama lima tahun kedepan agar
mekanisme perencanaan dan pembangunan daerah dapat berjalan lancar,
terpadu, sinkron dan bersinergi sesuai dengan kondisi dan karakteristik
daerah Kota Padang.
3. Menyediakan satu tolak ukur untuk mengukur dan melakukan evaluasi
kinerja tahunan dan lima tahunan bagi setiap SKPD dan Pemerintah Kota
Padang.
4. Memudahkan seluruh jajaran aparatur Pemerintah Kota Padang dan DPRD
Kota Padang dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun Rencana
Strategis, arah kebijakan, program dan kegiatan secara terpadu, terarah
dan terukur.
5. Mewujudkan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Padang terpilih yaitu
untuk meningkatkan kesejahteraan warga kota sehingga mampu
berkembang secara mandiri, memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan

2
untuk mampu bersaing dalam era teknologi informasi dan menghadapi
persaingan global.
6. Merumuskan gambaran pengelolaan keuangan daerah sebagai dasar
penentuan kemampuan pendanaan 5 tahun ke depan, menterjemahkan visi
misi kota Padang ke dalam tujuan sasaran pembangunan daerah serta
menetapkan indikator kinerja satuan perangkat kerja daerah sebagai dasar
penilaian keberhasilan pembangunan.

1.3. LANDASAN HUKUM


Penyusunan RPJMD Kota Padang 2014-2019 dilakukan mengacu kepada
beberapa ketentuan perundangan berlaku sebagai landasan hukum, antara lain:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah beberapakali diubah, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33);
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 2008 Nomor 4725);
10. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 Tentang Perubahan Batas
Wilayah Kota Daerah Tingkat II Padang. (Lembaran Negara Tahun 1980
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3164);

3
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan
Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi);
19. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54, Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan atau
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;
22. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Menteri Keuangan Nomor: 28 Tahun 2010; Nomor:
0199/MPPN/04/2010; Nomor: PMK 95//PMK 07/2010 tentang Penyelarasan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2013, Tentang Pedoman
Pembangunan Wilayah Terpadu;

4
24. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2007 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Barat
2005-2025;
25. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Kota Padang 2004-2020;
26. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Perubahan
Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 Revisi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kota Padang Tahun 2009-2014;
27. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Padang 2010-2030.

1.4. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN PERENCANAAN


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang
disusun berdasarkan visi dan misi kepala daerah terpilih dalam PILKADA. Dalam
RPJMD ini visi dan misi tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi strategi, kebijakan
dan prioritas pembangunan untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan di atas.
Selanjutnya dari strategi dan kebijakan tersebut disusun program dan kegiatan yang
perlu dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan yang
ditetapkan dalam RPJMD Kota Padang. Namun demikian, penyusunan RPJMD ini
juga mempedomani arah dan pentahapan pembangunan yang ditetapkan dalam
RPJPD Kota Padang agar terdapat kesinambungan proses pembangunan kota dalam
jangka panjang. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, RPJMD ini
harus ditetapkan dalam bentuk Peraturan Daerah Kota Padang.
Dokumen RPJMD Kota Padang yang sudah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah, selanjutnya dijadikan pedoman utama dalam penyusunan Rencana
Strategis Satuan Kerja Perangkan Daerah (Renstra SKPD) dilingkungan Kota
Padang. Konsistensi antara RPJMD dan Renstra SKPD ini perlu dijaga agar semua
kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang mendukung
terwujudnya visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Padang terpilih. Dengan cara
demikian diharapkan dapat diciptakan proses pembangunan Kota Padang yang
terpadu dan saling mendukung lintas sektoral dan wilayah sehingga pencapaian
tujuan pembangunan kota menjadi lebih terarah.
Selanjutnya, dokumen RPJMD Kota Padang juga dijadikan acuan utama
dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan
rencana tahunan yang disusun oleh Bappeda Kota Padang. Dalam RKPD ini,
penyusunan rencana dilakukan secara lebih rinci sampai kepada rincian program
dan kegiatan serta pagu dana indikatif yang dibutuhkan. Disamping itu, program
dan kegiatan tersebut juga harus dilengkapi dengan indikator kinerja, baik masukan
(output) dan hasil (outcome) sehingga penyusunan rencana menjadi lebih terukur.
RKPD ini selanjutnya dijadikan sebagai dasar utama penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Padang pada setiap tahunnya.

5
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan RPJMD Kota Padang 2014-2019 terdiri dari 9 bab yang
saling berkaitan satu sama lain dan secara umum berisikan hal-hal sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Memuat latar belakang penyusunan rencana, maksud dan tujuan,
landasan hukum, hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan
dan sistematika penulisan rencana.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah
Memuat gambaran umum yang mencakup tentang aspek geografis dan
demografis Kota Padang, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek
pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.
BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka
Pendanaan
Berisikan kinerja keuangan daerah masa lalu, kebijakan pengelolaan
keuangan masa lalu dan kerangka pendanaan pembangunan. Kinerja
keuangan masa lalu meliputi kinerja pelaksanaan APBD dan Neraca
Daerah. Kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu meliputi: proporsi
penggunaan anggaran dan analisa pembiayaan. Sedangkan kerangka
pembiayaan meliputi analisis pengeluaran dana dan kerangka
pendanaan masa datang.
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis
Memuat permasalahan pokok pembangunan dan beberapa isu strategis
yang menentukan arah pembangunan Kota Padang 5 tahun mendatang.
BAB V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Berisikan uraian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih serta
tujuan dan sasaran pembangunan Kota Padang kedepan.
Bab VI Strategi Dan Arah Kebijakan
Memuat rumusan strategi dan arah kebijakan pembangunan Kota
Padang untuk periode lima tahun kedepan.
BAB VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kota
Memuat arah kebijakan umum daerah menurut urusan wajib dan pilihan
serta program dan kegiatan Pembangunan terkait yang disusun dengan
memperhatikan kondisi dan permasalahan Kota Padang serta sasaran
dan target pembangunan yang akan dicapai.
Bab VIII Indikasi Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Memuat program-program prioritas yang dirinci berdasarkan tahun
perencanaan dan pagu indikatif

6
BAB IX Penetapan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Berisikan penetapan indikator dan target kinerja pembangunan daerah
secara makro maupun menurut program pembangunan. Indikator dan
target kinerja mencakup keluaran (output) dan hasil (outcome).
BAB X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Memuat tentang pedoman transisi kepemimpinan kota dan kaidah
pelaksanaan RPJMD Kota Padang sesuai peraturan perundangan
berlaku.

7
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI


2.1.1. Letak dan Kondisi Geografi
Padang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat memiliki luas wilayah
administratif sekitar 1.414,96 km, terletak di pesisir pantai Barat Pulau Sumatera
pada posisi astronomis antara 1000505 BT-1003409 BT dan 004400 LS-
010835 LS. Wilayah kota Padang terdiri dari 694,96 km daratan dan 720,00 km
perairan/laut yang merupakan hasil perluasan Kota Padang Tahun 1980, yaitu
penambahan 3 kecamatan dan 15 kelurahan menjadi 11 kecamatan dan 104
kelurahan. Dari seluruh Kecamatan tersebut sebanyak 6 kecamatan dan 22
Kelurahan berada di daerah pesisir. Kota Padang memiliki 19 pulau-pulau kecil yang
tersebar pada beberapa kecamatan, dan 21 sungai besar dan kecil dimana 5
diantaranya merupakan sungai besar, dengan sungai terpanjang adalah sungai
Batang Kandis yang panjangnya 20 Km.
Gambar 2.1 Peta Kota Padang

Sumber: RTRW Kota Padang 2010-2030

Pada tahun 1980 wilayah Kota Padang yang sebelumnya terdiri dari 3
Kecamatan dengan 15 Kampung dikembangkan menjadi 11 Kecamatan dan 193
Kelurahan, kemudian dengan ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2005
dilakukan penggabungan kelurahan menjadi 104 Kelurahan. Adapun batas-batas
wilayah administratif Kota Padang, adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

8
Wilayah kecamatan yang terluas di kota Padang adalah Kecamatan Koto
Tangah yaitu 232,25 Km2 atau 33,42% sedangkan wilayah kecamatan yang terkecil
luasnya adalah Kecamatan Padang Barat yaitu 7 Km2 atau 1,01%. Luas dan
komposisi luas lahan serta ketinggian daerah menurut Kecamatan di kota Padang
dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1
Kecamatan di Kota Padang menurut Luas Wilayah Darat Administrasi
dan Ketinggian Daerah

Ketinggian
No. Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)
(m.dpl)
1. Bungus Teluk Kabung 100,78 14,50 0 - 850
2. Lubuk Kilangan 85,99 12,37 25 - 1.853
3. Lubuk Begalung 30,91 4,45 8 - 400
4. Padang Selatan 10,03 1,44 0 - 322
5. Padang Timur 8,15 1,17 4 - 10
6. Padang Barat 7,00 1,01 0-8
7. Padang Utara 8,08 1,16 0 - 25
8. Nanggalo 8,07 1,16 3-8
9. Kuranji 57,41 8,26 8 - 1.000
10. Pauh 146,29 21,05 10 - 1.600
11. Koto Tangah 232,25 33,42 9 - 1.600
Jumlah 694,96 100,00
Sumber: Padang Dalam Angka 2013

2.1.2. Topografi
Kota Padang memiliki garis pantai sepanjang 68,126 km, sebagai kota
pantai, Kota Padang terdiri atas dataran rendah yang terletak pada ketinggian 010
m di atas permukaan laut. Secara keseluruhan, Kota Padang terletak pada
ketinggian yang berkisar antara 0-1.853 m di atas permukaan laut. Daerah tertinggi
adalah Kecamatan Lubuk Kilangan, sedangkan daerah lainnya terletak pada dataran
tinggi, yaitu sebelah Selatan dan Timur. Secara topografi Kota Padang terbagi atas
empat kategori, yaitu:
1. Dataran datar (lereng 0-2%) seluas 16.379,82 Ha (23,57%);
2. Dataran bergelombang (lereng 3-15%) seluas 5.510,93 Ha (7,93%);
3. Dataran curam (lereng 16-40%) seluas 13.219,48 Ha (19,02%);
4. Dataran sangat curam (lereng diatas 40%) seluas 34.385,77Ha (49,48%).
Berdasarkan penyebaran topografinya, lahan efektif Kota Padang berada
pada topografi yang berlereng 0-15% dengan luas 21.890,75 Ha atau 31,5% dari
luas wilayah. Daerah ini tersebar dari pinggiran pantai Barat hingga wilayah Timur
kota.

9
Selanjutnya, berdasarkan posisi wilayah, Kota Padang secara fisik
mempunyai ciri berbeda dengan kota-kota lainnya di Provinsi Sumatera Barat. Ada 3
(tiga) ciri yang menonjol:
1. Wilayah Pantai, yaitu seluruh wilayah pinggiran pantai berhadapan dengan
Samudera Hindia.
2. Wilayah Dataran Rendah, yaitu wilayah yang sebagian besar sudah
berkembang merupakan daerah pusat Kota Padang sebelum Pemekaran
Tahun 1980 dan sebagian wilayah kecamatan hasil Pemekaran.
3. Wilayah Dataran tinggi, yaitu wilayah yang berada pada lereng Bukit Barisan
yang melingkari Kota Padang.
Oleh karena itu, dilihat dari topografi daerah mempunyai karakteristik sangat
bervariasi, dimana dipengaruhi ketiga kondisi wilayah di atas. Secara umum
karakteristik Kota Padang perpaduan antara pantai, daratan dan perbukitan.
Ketinggian wilayah dari permukaan laut berada pada 0 meter sampai di atas 1.853
meter dari permukaan laut. Sebagian besar topografi wilayah Kota Padang memiliki
tingkat kelerangan lahan rata-rata 40%.
Kondisi Topografi Kota Padang dilihat dari aspek kemiringan lahan adalah
sebagai berikut:
1. Kawasan dengan kemiringan lahan antara 0-2% terdapat di Kecamatan
Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, Nanggalo, sebagian Kecamatan
Kuranji, Kecamatan Padang Selatan, Kecamatan Lubuk Begalung dan
Kecamatan Koto Tangah.
2. Kawasan dengan kemiringan lahan antara 3-15% tersebar di Kecamatan
Koto Tangah, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Lubuk Kilangan yakni berada
pada bagian tengah Kota Padang.
3. Kawasan dengan kelerengan lahan 16-40% tersebar di Kecamatan Lubuk
Begalung, Lubuk Kilangan, Kuranji, Pauh dan Koto Tangah.
4. Kawasan dengan kelerengan lahan lebih dari 40% tersebar di bagian Timur
Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh dan bagian Selatan Kecamatan
Lubuk Kilangan, Kecamatan Lubuk Begalung dan sebagian besar Kecamatan
Bungus Teluk Kabung. Kawasan ini merupakan kawasan yang telah
ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung.

2.1.3. Hidrologi dan Klimatologi


2.1.3.1. Hidrologi
Kondisi hidrologi Kota Padang terdiri dari: Daerah Aliran Sungai (DAS),
sungai, danau dan rawa dan debit air. Wilayah Kota Padang terbagi dalam 6 (enam)
Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu: DAS Air Dingin, DAS Air Timbalun, DAS Batang
Arau, DAS Batang Kandis, DAS Batang Kuranji dan DAS Sungai Pisang.

10
Pembagian DAS ini dikarenakan wilayah Kota Padang dilalui oleh banyak
sungai besar dan kecil. Terdapat 21 aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota
Padang dengan total panjang mencapai 133,9 Km (5 sungai besar dan 16 sungai
kecil). Umumnya sungai besar dan kecil yang ada di wilayah Kota Padang
ketingginnya tidak jauh berbeda dengan ketinggian permukaan laut. Kondisi ini
mengakibatkan cukup banyak wilayah Kota Padang yang rawan terhadap
banjir/genangan.
Selanjutnya, berdasarkan analisa geolistrik, jenis dan susunan batuan maka
kondisi hidrogeologi Kota Padang dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Karakteristik air bawah tanah
Pada umumnya dataran di Kota Padang ditutupi oleh endapan aluvium dan
terletak di dalam Cekungan Air Tanah (CAT) Padang Pariaman dan Cekungan
Air Tanah (CAT) Painan. Air dalam tanah tersebut berasal dari air yang datang
dari arah timur (perbukitan) dan pada bagian Timur ini merupakan hutan yang
sekaligus sebagai daerah tangkapan air (catchments area). Siklus air hujan
yang turun di kawasan ini sebagian meresap ke dalam tanah dan kemudian
membentuk air tanah. Sebagian lain mengalir di permukaan tanah. Disamping
itu, ada yang menjadi uap air ke udara, dimana sangat tergantung pada suhu
udara dan vegetasi penutup permukaan tanah. Air yang meresap dan masuk ke
dalam tanah membentuk air bawah tanah mengalir ke permukaan sungai dan
terbentuklah sungai mulai dari sungai kecil sampai dengan sungai besar.
Semuanya bermuara ke laut pantai Barat. Secara umum hidrologi Kota Padang
mempunyai 21 aliran sungai yang mengaliri seluruh wilayah kota. Panjang
sungai yang ada di Kota Padang sepanjang 133,9 Km. Tingkat ketinggian
sungai-sungai tersebut pada umumnya tidak jauh berbeda dengan tinggi
permukaan laut.
2) Penyebaran air bawah tanah
Penyebaran air bawah tanah di Kota Padang dibedakan atas dua wilayah air
bawah tanah, yaitu:
a. Wilayah air tanah dataran pantai. Wilayah air tanah dataran pantai
tersimpan dalam batuan-batuan hasil endapan banjir sungai (alluvial
deposits), endapan rawa-rawa pantai (backswamp deposits) dan endapan
banjir pantai atau laut (marine or coastal floodplain deposits).
Semua endapan tersebut berbentuk pasir, lempung, lanau dan kerikil.
Batuan yang menjadi akuifer (pembawa air) berupa pasir halus dan kasar
serta kerikil. Sebaran air bawah tanah dataran pantai meliputi hampir
semua kawasan pantai Kota Padang. Wilayah dataran pantai ini
mempunyai keterusan air (permeability) dari sedang hingga tinggi.
Muka air tanah dangkal (water table) umumnya sangat dangkal yaitu
antara 1 s/d 2 meter dan pada musim penghujan bisa lebih tinggi lagi.
Debit sumur berkisar 2-5 liter/detik.

11
b. Wilayah Air Tanah Perbukitan, perbukitan menyangkut daerah imbuhan air
tanah dan cekungan air tanah yang tidak mengenal batas topografi dan
administrasi. Sebagian besar wilayah timur dan selatan merupakan daerah
perbukitan berasal dari endapan gunung api antara lain endapan lahar,
tufa andesit, tufa kristal dan lava, aggolomerat. Wilayah perbukitan ini
membawa air (akuifer) memiliki keterusan yang rendah dan debit sumur
dibawah 2 liter/detik. Beberapa mata air yang muncul di kawasan ini, pada
umumnya mempunyai debit kurang dari 2 liter/detik.

2.1.3.2. Klimatologi
Suhu udara Kota Padang sepanjang tahun 2013 berkisar antara 22,0C
sampai 31,7C dan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 80%-85% dengan
curah hujan rata-rata 347,5 mm/bulan dan rata-rata hari hujan 19 hari . Curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember (615 mm) dan terendah pada bulan
Maret (81 mm). Angin didominasi oleh angin Barat, Barat Daya, Barat Laut dengan
kecepatan rata-rata 5-6 knot, dan kecepatan tertinggi mencapai 9-35 knot.
Dipengaruhi oleh angin musim maka arus permukaan di wilayah perairan Kota
Padang sepanjang tahun mengalir ke arah Tenggara hingga Barat Daya (musim
Barat) dengan kekuatan arus antara 1-45 cm/detik biasanya mencapai puncak pada
bulan Desember.
Arus musim Timur terjadi antara bulan April hingga Oktober, melemah
dengan kekuatan antara 1 cm/detik hingga 36 m/detik. Pada bulan Juli arus
mencapai kekuatan minimum antara 1 cm/detik hingga 5 cm/detik. Selain itu di
perairan Kota Padang juga terjadi arus pantai yang diakibatkan oleh gelombang.
Arus ini berpengaruh terhadap abrasi dan sedimentasi pantai. Tinggi gelombang
yang terjadi berkisar antara 0,5-2,0 meter.

2.1.4. Kondisi Geologi


Secara kondisi geologi Wilayah Kota Padang terbentuk oleh endapan
permukaan, batuan vulkanik dan intrusi serta batuan sedimen dan metamorf.
Secara garis besar jenis batuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aliran yang tak teruraikan (Qtau) merupakan batuan hasil gunung api yang
tak teruraikan umumnya berupa lahar, konglomerat, breksi dan batu pasir
yang bercampur satu. Batuan ini tersebar pada daerah yang merupakan
daerah Bukit Barisan di wilayah Kota Padang dan sekitar Gunung Padang
dan Bukit Air Manis.
2. Alluvium (Qal) merupakan batuan yang umumnya terdiri dari lanau,
lempung, pasir, kerikil, pasir lempungan, lempung pasiran. Penyebaran dari
Utara ke Selatan di seluruh dataran rendah Kota Padang.

12
3. Kipas Alluvium (Qt) merupakan batuan terdiri dari rombakan batuan andesit
berupa bongkah-bongkah yang berasal dari gunung api strato, bewarna abu-
abu kehitaman, keras, komposisi mineral piroksen, homblende dan mineral
hitam lainnya. Batuan ini tersebar di bagian bawah lereng-lereng
pegunungan dan perbukitan sekitar Bukit Nago dan Limau Manis.
4. Tufa Kristal (QTt) merupakan tufa kristal yang mengeras yang terlihat pada
singkapan setempat-setempat di perbukitan di Bukit Air Manis, di Teluk
Nibung dan dan Lubuk Begalung hingga ke perbukitan di Kelurahan Labuhan
Tarok.
5. Andesit (Qta) dan Tufa (QTp) merupakan batuan gunung berapi yang masih
masif bewarna hitam keabu abuan hingga putih, andesit berselingan dengan
tufa, terlihat pada singkapan setempat-setempat di Pegambiran, Tarantang
dan perbukitan Air Dingin yang bersebelahan dengan batu gamping.
6. Batu Gamping (PTls) berwarna putih hingga ke abu-abuan, terlihat pada
singkapan di Indarung, sekitar Bukit Karang Putih.
7. Fillit, Batu Pasir, Batu Lanau Meta (PTps) fillit bewarna hitam hingga abu
kemerahan, batu pasir bewarna abu-abu kehijauan mengandung klorit keras
dan berbutir halus dan batu lanau bewarna hijau kehitaman. Batuan ini
terlihat pada singkapan Koto Lalang (jalan ke arah Solok). Umumnya
mendasari bukit-bukit dan pegunungan yang landai.
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pertambangan
dan Energi, potensi pertambangan dan mineral Kota Padang terdiri dari:
1. Batu Kapur yang terletak di Bukit karang putih, Bukit Batu Gadang, Ngalau
Baba, Karang Cermin, Lereng Barat Bukittinggi Karang Bagayuik, Karang
Rabana dan Lubuk Kilangan.
2. Emas terletak di Bukik Bulek, Batu Busuk.
3. Granit terletak di Lubuk Kilangan seluas 1375 Ha sebanyak 2.800.000.000
Ton.
4. Silika terletak di Bukik Ngalau dan Bagian Timur Bukit Karang Putih
Kecamatan Lubuk Kilangan seluas 154 Ha diperkirakan 150.000.000 Ton.
5. Tanah Liat terletak di Sungai Bangek dan Air Dingin Kecamatan Koto
Tangah.

13
2.1.5. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kota Padang dapat dibedakan atas 2 kelompok utama,
yaitu (a) lahan sawah sekitar 7,22% tahun 2012 dan tahun 2013 adalah sekitar
6,41%, (b) bukan lahan sawah sekitar 92,79% tahun 2012 dan tahun 2013 adalah
sekitar 92,80%. Diantara 92,80% tersebut sebagian besar masih merupakan hutan
lebat, yaitu sekitar 51,01%, sedangkan lebih kurang 10,96% digunakan sebagai
areal tanah perumahan dan industri. Selebihnya lahan digunakan untuk kegiatan
perdagangan dan jasa, pemerintahan, dan sebagainya seperti pada tabel 2.2:
Tabel 2.2
Luas Penggunaan Lahan Menurut Jenis Penggunaannya
di Kota Padang

2012 2013
No. Jenis penggunaan
2
Luas (Km ) % Luas (Km2) %
A Lahan Sawah 5.014,25 7,22 4.456,95 6,41
1. Sawah Irigasi Teknis 4.934,00 7,10 4.394,00 7,10
2. Sawah Irigasi Non Teknis 80,25 0,12 62,95 0,09

B. Bukan Lahan Sawah 64.482,57 92,79 64.495.24 92,80


1. Perumahan 6.907,62 9,94 6.938,5 9,98
2. Perusahaan 261,06 0,38 261.06 0,38
3. Industri 702,25 1,02 702.25 1,02
4. Jasa 715,32 1,03 715.32 1,03
5. Ladang 942,23 1,36 940,38 1,35
6. Perkebunan Rakyat 2.147,50 3,09 2147.50 3,091
7. Kebun Campuran 13.711,02 19,73 13.709,45 19,73
8. Kebun Sayuran 1.343,00 1,93 1.343,00 1,93
9. Peternakan 26,83 0,04 26.83 0,04
10. Kolam Ikan 100,80 0,15 100.80 0,15
11. Danau Buatan 2,25 0,00 2.25 0,00
12. Tanah kosong 15.26 0,02 10.62 0,02
13. Tanah Kota 16,00 0,02 16.00 0,02
14. Semak 1.508,98 2,17 1.498,83 2,17
15. Rawa 120,00 0,17 120.00 0,17
16. Jalan Arteri dan Kolektor 135,00 0,19 135.00 0,19
17. Hutan Lebat 35.448,00 51,01 35.448,00 51,01
18. Sungai dll 379,45 0,55 379.45 0,55
Jumlah 69.496,00 100,00 69.496,00 100,00

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Kota Padang, dalam PDA 2013.

2.1.6. Potensi Pengembangan Wilayah


Potensi pengembangan wilayah kota Padang dapat dilihat dari lima aktivitas
ekonomi di wilayah ini, yaitu:

14
1) Wilayah Potensi Perikanan
Wilayah Pelabuhan Bungus akan dikembangkan sebagai Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Bungus yang pengelolaannya dibawah pengawasan
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pelabuhan Bungus akan dikembangkan
sebagai pelabuhan perikanan yang terintegrasi dengan rencana pengembangan
Kawasan Minapolitan Bungus. PPS Bungus akan dikembangkan sebagai
pelabuhan perikanan samudera dalam skala pelayanan regional dan bahkan
internasional, dengan jangkauan wilayah tangkapan ikan sampai zona batas
perairan internasional dan dengan jenis kapal ikan yang cukup besar serta
lengkap dengan sistem penyimpanan ikan dalam jangka waktu agak lama (rata-
rata 1 minggu).
Di kawasan PPS Bungus ini sudah ada dan dilengkapi dengan kegiatan
penunjang seperti: kantor administrasi pelabuhan, dermaga dan tempat parkir
kapal-kapal penangkap ikan, bengkel perbaikan kapal, depo BBM, kantor
administrasi pelabuhan, pabrik pengolahan ikan, pabrik pembuatan es,
pergudangan, cold storage, perumahan karyawan dan bangunan mess yang
disewakan bagi awak kapal yang sedang berlabuh. Armada kapal ikan dan
bongkar muat ikan di PPS Bungus ini, tidak hanya dari wilayah Kota Padang
saja tetapi juga berasal dari kota dan kabupaten lain yang berada di Sumatera
Barat bahkan juga berasal dari daerah-daerah lainnya.
Khusus untuk pelabuhan Muara Anai juga direncanakan untuk pengembangan
pelabuhan nelayan yang melakukan aktivitas penangkapan ikan di sekitar
kawasan perairan setempat dengan bobot kapal dibawah 30 DWT yang
membawa hasil pemanfaatan sumber daya laut lainnya.
2) Wilayah Potensi Pertanian
Ruang untuk pengembangan budi daya pertanian kota diarahkan pada lokasi-
lokasi yang memiliki saluran-saluran irigasi teknis yang berada pada Kecamatan
Pauh, Kuranji, Bungus Teluk kabung, Koto Tangah atau lainnya. Upaya untuk
mempertahankan kawasan pertanian kota tidak hanya dalam rangka ketahanan
pangan namun juga sebagai bagian daripada penataan lanskap kota dalam
upaya menjaga keseimbangan yang bertujuan untuk membatasi terjadinya
urbanisasi penduduk atau tidak terjadinya perpindahan mata pencaharian
penduduk dari pertanian ke lainnya, sehingga pertanian tetap terjaga antara
lahan terbangun dan lahan tidak terbangun. Pertanian perkotaan yang terletak
pada hampir semua wilayah kecamatan kecuali kecamatan-kecamatan di
kawasan pusat kota seoptimal mungkin tetap dipertahankan dan sebagian
dikembangkan untuk pengembangan polder pengendali banjir yang dipadukan
dengan pengembangan kegiatan rekreasi keluarga.
Keberadaan Hutan Lindung dan Hutan Suaka di Kota Padang yang harus dijaga
kelestariannya memerlukan penyangga sebagai pembatas antara kawasan
lindung dengan kawasan budi daya lainnya. Dalam sejarahnya, beberapa
kawasan Kota Padang memiliki potensi sebagai penghasil gambir, pala, karet,

15
cokelat dan tanaman perkebunan lainnya. Dalam rangka pemberdayaan
ekonomi masyarakat yang tinggal di kawasan yang berbatasan dengan
kawasan lindung dan suaka perlu untuk melibatkan partisipasi masyarakat
dalam menjaga kelestariannya, Kawasan penyangga yang menjadi pembatas
kawasan lindung dan suaka tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai
kawasan perkebunan.
3) Wilayah Potensi Pariwisata
Potensi wisata yang ada meliputi wisata alam, budaya, bahari, belanja, kuliner,
sejarah dan wisata konvensi. Pengembangan wisata kuliner, belanja dan
konvensi direncanakan terintegrasi dengan kawasan perdagangan dan jasa.
Sedangkan wisata alam budaya dan sejarah direncanakan terintegrasi pada
wisata kuliner. Rincian kawasan tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pengembangan kawasan pariwisata alam diarahkan pada kawasan Pantai
Padang, Gunung Padang dan Pantai Air Manis, Sungai Pisang, Pantai Pasir
Jambak serta pulau-pulau kecil yang memiliki potensi wisata di wilayah
perairan Kota Padang;
b) Pengembangan kawasan pariwisata budaya diarahkan pada kawasan kota
lama yaitu kawasan pondok dan kawasan muaro serta kawasan ruang
terbuka hijau di lapangan Imam Bonjol. Selain itu dikembangkan kawasan
permukiman tradisional/adat yang masih menjalankan adat dalam
kehidupan sehari-hari. Rencana pengembangan nagari adat di Kecamatan
Bungus Teluk Kabung dan Kecamatan Koto Tangah serta Kecamatan Pauh;
c) Pengembangan kawasan Agrowisata diarahkan pada kawasan kecamatan
Koto Tangah, kawasan ini juga dikembangkan untuk wisata keluarga
d) Pengembangan taman wisata alam Taman Hutan Raya Bung Hatta yang
diarahkan menjadi kawasan wisata ilmiah dan keluarga.
4) Wilayah Potensi Industri
Kawasan industri di kota Padang dikembangkan untuk menampung kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi
dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri. Untuk mendukung aktifitas ekonomi juga dikembangkan kawasan
pergudangan yang difungsikan untuk semua aktivitas yang berhubungan
dengan penyimpanan peralatan besar atau produk-produk atau bahan-bahan
dalam jumlah besar di ruang terbuka atau di ruang tertutup dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang.
Dengan pengembangan ekonomi kota yang bertumpu pada pengembangan
industri, maka pengembangan kawasan industri diarahkan kepada:
a) Kegiatan produksinya dibangun berdasarkan optimasi pemanfaatan sumber
daya lokal di sekitar Kota Padang dan keahlian masyarakat setempat.
b) Melibatkan tenaga kerja dari penduduk setempat.
c) Menghasilkan nilai tambah agregat yang besar.

16
d) Dapat memicu pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor terkait.
e) Mempunyai prospek pasar potensial dan berkelanjutan pada berbagai
sektor terkait.
f) Komponen kegiatan industri mempunyai prospek kelayakan finansial yang
menjanjikan sehingga hasil kegiatannya akan dapat diwujudkan kegiatan
industri yang secara komersial dapat berjalan dan tumbuh secara mandiri.
Pengembangan kawasan industri selalu berkaitan dengan kebutuhan areal
untuk pergudangan. Pertimbangan-pertimbangan dalam penetapan kawasan
pergudangan antara lain:
a) Memiliki sirkulasi yang baik dan terintegrasi dengan sistem transportasi
regional
b) Memiliki akses yang baik terhadap outlet (pelabuhan barang) dan kegiatan
perdagangan niaga atau industri
c) Kawasan pergudangan diarahkan terintegrasi dengan kawasan utama yang
didukungnya yaitu kegiatan industri, perdagangan dan transportasi.
d) Meningkatkan peran Kota Padang sebagai simpul koleksi dan distribusi
dalam sistem perwilayahan regional Provinsi Sumatera Barat.
e) Operasionalisasi kawasan industri yang akan berdampak pada peningkatan
aliran barang, baik bahan baku maupun barang produksi. Peningkatan ini
akan berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhan kawasan
pergudangan yang berfungsi sebagai pos transisi dalam proses distribusi
barang.
f) Kecenderungan perkembangan kegiatan perdagangan dan niaga dalam
skala regional akan memberikan konsekuensi terhadap peningkatan arus
barang dalam jumlah besar.
g) Kawasan pergudangan serta kegiatan utama yang didukungnya terpisah
dari kawasan perumahan menggunakan buffeer zone berupa jalur hijau
dan jaringan jalan dengan lebar 25-50 meter.
Dengan mempertimbangkan kriteria tersebut, maka pengembangan kawasan
industri dan pergudangan di Kota Padang diarahkan secara terpadu dengan
Kawasan Pelabuhan Teluk Bayur dan Kawasan Industri di Kecamatan Bungus
Teluk Kabung dengan luas sekitar 183 Ha. Selain itu, juga dikembangkan
kawasan industri semen di Indarung yang terintegrasi dengan lokasi
penambangannya. Selain itu, juga telah dikembangkan kawasan industri semen
di Indarung yang terintegrasi dengan lokasi penambangannya, serta Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) di koridor Utara By Pass, Kawasan Industri Kecil di
Kecamatan Lubuk Kilangan dan Kecamatan Lubuk Begalung.
5) Wilayah Potensi Pertambangan
Kawasan pertambangan dikembangkan untuk menampung kegiatan
pertambangan bagi wilayah yang sudah maupun akan segera dilakukan
kegiatan pertambangan, baik yang terkait dengan pengembangan area
tambang untuk mendukung pengembangan pabrik Semen Padang maupun
pengembangan bahan tambang lainnya.

17
Tujuan pengembangan kawasan pertambangan adalah untuk:
1. Menyediakan ruang untuk kegiatan-kegiatan pertambangan dalam upaya
meningkatkan keseimbangan antara penggunaan lahan secara ekonomis,
lingkungan dan mendorong pertumbuhan lapangan kerja.
2. Menjamin kegiatan pertambangan yang berkualitas tinggi dan melindungi
penggunaan lahan untuk pertambangan serta membatasi penggunaan non
pertambangan.
Sedangkan untuk kegiatan penambangan rakyat (Galian non logam) dalam
skala kecil dilakukan pada lokasi-lokasi yang tergolong bukan daerah rawan
tambang sebagaimana yang telah ditetapkan oleh instansi terkait.

2.1.7. Wilayah Rawan Bencana


Kota Padang memiliki berbagai bentuk potensi bencana alam, seperti:
1) Gempa Bumi
Kota Padang terbentuk di sepanjang jalur gempa mengikuti zona subduksi
sepanjang 6.500 km di sebelah Barat Pulau Sumatera. Tumbukan Lempeng
Samudera Hindia dan Lempeng Australia yang menyusup di bawah Lempeng
Eurasia. Membentuk Zona Benioff, yang secara terus menerus aktif bergerak ke
arah Barat-Timur yang merupakan zona bergempa dengan seismisitas cukup
tinggi. Kondisi ini menyebabkan Kota Padang menjadi daerah tektonik giat dan
merupakan sumber gempa merusak.
Data kegempaan dari BKMG memperlihatkan lokasi pusat-pusat gempa di
perairan Kota Padang tersebar cukup merata. Pusat gempa terlihat lebih
banyak di perairan antara Pulau Enggano dan daratan Pulau Sumatera.
Frekuensi kejadian gempa dari tahun 1900 hingga 1963 relatif sedikit,
sedangkan dari tahun 1963 hingga 1995 terjadi peningkatan. Gempa terjadi 3
sampai 16 kali pertahun dalam kurun 1963-1975, frekuensi ini menurun hingga
2 kali kejadian dalam tahun 1984, dan kemudian meningkat lagi dengan 2 kali
kejadian pada tahun 1995. Kebanyakan sumber-sumber gempa tersebut berada
pada kedalaman 33 hingga 100 Km, dengan magnitudo lebih besar dari 5 Skala
Richter.
Zona tektonik aktif yang terbentuk dari penujaman lempeng di sebelah Barat
Pulau Sumatera juga dapat dilihat dari adanya gunung api aktif yang muncul di
sepanjang jalur patahan aktif di bagian sisi Barat Pulau Sumatera yang
bergerak geser kanan (dextral strike slip fault). Jalur patahan Sumatera yang
juga biasa disebut dengan Patahan Semangko sepanjang 1.650 Km,
menyebabkan blok sebelah Barat Sumatera bergerak ke Utara sedangkan yang
di sebelah Timur bergerak ke Selatan serta melahirkan kepulauan busur dalam
(inner island arc) seperti Pulau Nias, Mentawai dan Enggano. Gempa vulkanik
yang terjadi di Kota Padang disebabkan posisi kota berada di dekat 3 gunung
api aktif, yaitu Gunung Talang, Merapi dan Tandikek.

18
2) Gelombang Tsunami
Solusi mekanisme fokal dari beberapa pusat gempa, umumnya menunjukkan
tipe sesar naik. Sumber patahan seperti ini jika mempunyai magnitudo lebih
besar dari atau sama dengan 7 Skala Richter sangat berpotensi sebagai
pembangkit gelombang tsunami.
Letak Kota Padang yang berada di Pantai Barat Sumatera, yang berbatasan
langsung dengan laut terbuka (Samudera Hindia) dan zona tumbukan aktif dua
lempeng menjadikan Padang salah satu kota paling rawan bahaya gelombang
Tsunami. Gempa tektonik sepanjang daerah subduksi dan adanya seismik aktif,
dapat mengakibatkan gelombang yang luar biasa dahsyat. Dari catatan sejarah
bencana, gelombang tsunami pernah melanda Sumatera Barat pada tahun
1797, tahun 1833 dan terakhir pada tahun 2010 yang melanda kabupaten
Kepulauan Mentawai.
3) Longsoran Lahan
Hasil analisis tingkat bahaya longsoran lahan menunjukkan sebagian besar
daerah berada pada daerah yang memiliki tingkat bahaya longsoran lahan yang
tinggi. Tingkat bahaya longsoran lahan rendah umumnya terdapat pada daerah
dataran alluvial dan dataran alluvial pantai dengan lereng 0-8%, sedangkan
tingkat bahaya longsoran lahan sedang terdapat pada daerah lereng kaki
pegunungan dan kompleks perbukitan vulkanik.
Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya longsoran lahan di Kota Padang
adalah karakteristik lahannya berupa kemiringan lereng berkisar 23-99%.
Bentuk lereng umumnya tidak beraturan (irreguler), dengan panjang lereng
yang bervariasi, mulai dari 12 hingga 150 meter. Ketinggian daerah yang
sebagian besar berupa kompleks perbukitan vulkanik, dan kompleks
pegunungan vulkanik dengan ketinggian relief berkisar antara 500-1.000 meter
dari permukaan laut.
Tingkat bahaya longsoran lahan tinggi hampir terdapat pada setiap Kecamatan
di Kota Padang, kecuali Kecamatan Padang Utara dan Padang Timur. Hal ini
disebabkan daerah tersebut umumnya memiliki topografi daerah yang datar
dengan kemiringan berkisar 0-8%, Penggunaan lahan permukiman dan
prasarana publik pada daerah ini umumnya terkonsentrasi pada daerah yang
memiliki topografi datar. Tingkat risiko longsoran lahan tinggi yang memiliki
luasan terbesar terdapat pada Kecamatan Padang Selatan dengan luas 16 Ha,
sedangkan tingkat bahaya longsoran lahan yang rendah umumnya terdapat
pada setiap kecamatan.
4) Erosi Pantai
Erosi pantai/abrasi merupakan peristiwa alam yang mengakibatkan terjadinya
pengikisan pada pantai sehingga luas daerah pantai menjadi berkurang. Erosi
pantai/abrasi terjadi akibat pengaruh yang berasal dari laut yaitu berupa
gelombang, arus laut dan longshore current atau arus sejajar pantai.

19
Pada umumnya proses interaksi antara perairan pantai dengan laut lepas lebih
banyak ditemui pada pantai di Kota Padang karena pantai-pantai tersebut
banyak berhubungan dengan lautan, terkecuali Pantai Bungus, karena pantai ini
terletak pada daerah teluk, maka kecepatan arus sepanjang pantainya
cenderung menjadi rendah.
Salah satu faktor penyebab tingginya laju abrasi pantai, khususnya di daerah
Pasir Parupuk disebabkan oleh konstruksi yang dibangun (creep) kurang
memadai (pemecah gelombang Oleh karena konstruksi ini berfungsi
menghadang aliran litoral (litoral drift), Kondisi semacam ini akan memicu
proses abrasi yang terjadi di wilayah tersebut.
Umumnya pantai Padang kebanyakan pantai pasir yang terdiri dari kuarsa dan
feldspar, bagian yang paling banyak dan paling keras sisa-sisa pelapukan lahan
atas (upland). Untuk daerah pasir di sekitar Kampus Universitas Bung Hatta,
merupakan sisa-sisa terumbu karang yang dominan. Pantai ini dibatasi hanya di
daerah tempat gerakan air yang kuat mengangkut partikel-partikel yang halus
dan ringan.
5) Banjir
Bahaya banjir di Kota Padang dapat dibedakan menjadi bahaya banjir tinggi,
sedang dan ringan. Kota Padang mempunyai potensi banjir tinggi dan sedang
bahkan terdapat potensi banjir bandang. Bahaya banjir sedang jarang terjadi
dan kalau terjadi hanya dalam jangka waktu relatif panjang, sedangkan yang
sering terjadi banjir ringan dalam bentuk genangan sementara pada musim
hujan.
Banjir sedang terjadi pada wilayah perpaduan antara bentuk lahan perbukitan
vulkanik bagian Timur, bentuk lahan aluvial bagian Tengah dan bentuk lahan
miring bagian Barat. Daerah bagian Timur merupakan perbukitan vulkanik
Daerah ini merupakan lahan aluvial dan miring yang dilalui oleh beberapa
sungai besar seperti Batang Bungus, Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang
Air Dingin serta masih ada lagi 18 sungai kecil lainnya yang mempunyai aliran
permanen sepanjang tahun. Oleh karena, Kota Padang merupakan daerah
tropis mempunyai curah hujan yang cukup tinggi dengan rata-rata curah hujan
348 mm per bulan dan rata-rata hari hujan 19 hari per bulan, sehingga terjadi
luapan sungai dan banjir bandang.
Tingkat bahaya banjir ringan bersifat genangan terbesar terdapat pada
Kecamatan Koto Tangah dengan luas daerah 790 ha umumnya disebabkan oleh
curah hujan yang tinggi dan kejadian pasang surut air laut. Kejadian banjir di
Kota Padang sering bertepatan dengan kejadian pasang naik, sehingga air yang
akan mengalir ke laut terhambat karena bertemunya dua massa air, yaitu
massa air tawar dan massa air laut ini yang sering menyebabkan banjir ringan
yang bersifar genangan.

20
2.1.8. Kondisi Demografi

A. Jumlah Penduduk
Berdasarkan Sensus Penduduk (SP, 2010), jumlah penduduk Kota Padang
tercatat sebanyak 833.562 jiwa. Jumlah penduduk tersebut tersebar kedalam 11
wilayah kecamatan Kota Padang. Jumlah penduduk terbanyak terlihat pada
Kecamatan Koto Tangah, Kuranji dan Lubuk Begalung. Sedangkan kecamatan yang
terendah jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Lubuk
Kilangan dan Pauh.
Perkembangan penduduk Kota Padang dalam 5 tahun terakhir menunjukkan
kenaikan, tahun 2009 jumlah penduduk tercatat sebanyak 875.750 orang Kenaikan
tersebut disebabkan perkiraan dari tahun 2006 menggunakan pekiraan laju
pertumbuhan penduduk rata-rata 2,23% pertahun, yaitu perkiraan SP 1980 dan SP
1990 yang dikoreksi dengan SUPAS 1995, sehingga jumlah penduduk Kota Padang
terjadi penurunan yang tajam dengan hasil SP 2000, yaitu sebanyak 833.562 orang.
Apabila dibandingkan hasil Sensus Penduduk 2010, dengan SP. 2000, jumlah
penduduk sebanyak 713.242 orang, maka diperoleh laju pertumbuhan penduduk
sekitar 1,57% pertahun. Dari data pertumbuhan antar 2 sensus diatas dapat
diproyeksikan jumlah penduduk dalam beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan hasil SP 2010, diperkirakan jumlah penduduk Kota Padang
diharapkan menggunakan laju pertumbuhan 1,57% pertahun, sehingga laju
pertumbuhan 2,23% tidak relevan lagi. Berdasarkan itu pula jumlah penduduk Kota
Padang pada tahun 2011 akan menjadi sebanyak 844.316 orang dan tahun 2012
sebanyak 854.336 orang, dan pada tahun 2013 diperkirakan naik menjadi 876.678
orang.

Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Padang
Pada Tahun 2010-2013 (orang)
Kepadatan
Kecamatan 2010 2011 2012 2013 Penduduk
Tahun 2013
1. Bungus Teluk Kabung 22.896 23.142 23.360 23.858 237
2. Lubuk Kilangan 48.850 49.751 50.249 51.847 603
3. Lubuk Begalung 106.432 108.018 109.584 113.217 3.663
4. Padang Selatan 57.718 57.386 58.320 58.780 5.860
5. Padang Timur 77.868 77.932 77.989 78.789 9.667
6. Padang Barat 45.380 46.060 46.411 45.781 6.540
7. Padang Utara 69.119 69.275 69.729 70.051 8.670
8. Nanggalo 57.275 57.731 58.232 59.137 7.328
9. Kuranji 126.729 128.835 130.916 135.787 2.365
10. P a u h 59.216 60.553 61.755 64.864 443

21
11. Koto Tangah 162.079 165.633 167.791 174.567 752
Jumlah 833.562 844.316 854.336 876.678 1.261
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan yang paling kecil jumlah
penduduknya adalah kecamatan Teluk Kabung dengan tingkat kepadatan juga
paling rendah yakni 237 jiwa/km2 pada tahun 2013, sedangkan kecamatan yang
paling padat penduduknya adalah Kecamatan Padang Timur dengan tingkat
kepadatan 9.667 jiwa/km2, yang diikuti oleh kecamatan Padang Utara dan
Kecamatan Nanggalo dengan kepadatan penduduk masing-masingnya adalah 8.670
jiwa/km2 dan 7.328 jiwa/km2. Sedangkan untuk jumlah penduduk paling besar
berada di kecamatan Koto Tangah yang merupakan kecamatan terluas di kota
Padang. Data ini memperlihatkan bahwa penyebaran penduduk kota Padang tidak
merata dan masih cenderung terkonsentrasi di pusat kota, hal ini merupakan
fenomena kota pada umumnya.

B. Komposisi Penduduk Menurut Jenis dan Kelompok Umur


Pada tahun 2013 komposisi penduduk Kota Padang menunjukkan bahwa
jumlah penduduk laki-laki relatif lebih sedikit dari pada perempuan dengan sex ratio
99,46. Sementara itu komposisi penduduk menurut kelompok umur memperlihatkan
pola piramida tidak normal, dimana penduduk berusia muda relatif besar, yaitu
26,36% dari jumlah penduduk (15 tahun kebawah dan 15-24 tahun) sedangkan
secara piramida normal bergerak sesudah tingkat umur 24 tahun.
Sebagian besar komposisi penduduk penduduk produktif tahun 2013
tersebar pada kelompok umur usia muda, 15-34 tahun. Kondisi ini disebabkan
kenaikan jumlah penduduk alamiah dan non alamiah selama 10 tahun terakhir. Hal
ini disebabkan oleh faktor alamiah yaitu tingginya angka kelahiran yang terlihat
dengan masih besarnya porsi jumlah penduduk 0-4 tahun, sedangkan faktor non-
alamiah adalah factor eksternal, yaitu tingginya angka migrasi dan urbanisasi ke
kota Padang. Penduduk yang bermigrasi dan urbanisasi pada umumnya pada
kelompok umur 19-29 dan 20-24 tahun, sedangkan titik threshold terjadi pada usia
kerja 25-29 tahun dan kemudian pada usia 25-29 tahun secara perlahan mulai
turun, mulai usia kerja usia 30 sampai 75 tahun ke atas.
Tabel 2.4
Komposisi Penduduk Kota Padang Menurut
Kelompok Umur Tahun 2013

Kelompok Jumlah Penduduk (Jiwa) JUMLAH


Umur
(Tahun) Perempuan Laki-Laki Jumlah % Ratio

0-4 41.608 40.123 81731 9,32 103,70


5-9 38.818 37.031 75849 8,65 104,83
10-14 37.319 36.230 73549 8,39 103,01

22
Kelompok Jumlah Penduduk (Jiwa) JUMLAH
Umur
(Tahun) Perempuan Laki-Laki Jumlah % Ratio

15-19 45.757 47.371 93128 10,62 96,59


20-24 58.033 57.564 115597 13,19 100,81
25-29 39.023 36.541 75564 8,62 106,79
30-34 31.362 32.086 63448 7,24 97,74
35-39 30.267 30.960 61227 6,98 97,76
40-44 28.009 29.080 57089 6,51 96,32
45-49 24.328 25.014 49342 5,63 97,26
50-54 21.379 21.580 42959 4,90 99,07
55-59 17.247 17.106 34353 3,92 100,82
60-64 10.209 10.378 20587 2,35 98,37
65-69 6.183 6.848 13031 1,49 90,29
70-74 3.984 5.089 9073 1,03 78,29
75+ 3.636 6.515 10151 1,16 55,81
JUMLAH 437.162 439.516 876.678 100 99,46
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka 2013

Gambaran data kependudukan di atas menunjukan bahwa, penduduk


produktif, (15-64 tahun) tahun 2013 tercatat 613.294 orang, yaitu sekitar 69,96%.
Sedangkan penduduk non produktif sebanyak 231.129 orang (0-14 tahun) dan 65
tahun keatas sebanyak 32.255 orang atau sekitar 30,04%. Sebagian besar
komposisi penduduk penduduk produktif tahun 2013 tersebar pada kelompok umur
usia muda, 15-34 tahun. Kondisi ini disebabkan kenaikan jumlah penduduk alamiah
dan non alamiah selama 10 tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh faktor alamiah
yaitu tingginya angka kelahiran yang terlihat dengan besarnya porsi jumlah
penduduk 0-4 tahun, sedangkan faktor non-alamiah adalah factor eksternal, yaitu
tingginya angka migrasi dan urbanisasi ke kota. Penduduk yang bermigrasi dan
urbanisasi pada umumnya pada kelompok umur 19-29 dan 2024 tahun, sedangkan
titik threshold terjadi pada usia kerja 25-29 tahun dan kemudian pada usia 25-29
tahun secara perlahan mulai turun, mulai usia kerja usia 30 sampai 75 tahun ke
atas.

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

A. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang cukup penting
dalam menentukan tingkat keberhasilan pembangunan kota. Dalam tahun 2013 laju
pertumbuhan ekonomi Kota Padang mencapai sekitar 6,45%, angka ini masih
merupakan angka sementara (BPS,2013). Pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi

23
Kota Padang adalah 6,61%, angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi tahun
2011 yaitu sebesar 6,41%. Kenaikan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi ini
dicapai dalam tiga tahun terakhir, oleh karena pada tahun sebelumnya
pertumbuhan ekonomi Kota Padang sempat mengalami penurunan akibat gempa
yang terjadi pada tahun 2009, dimana pada tahun 2009 pertumbuhan mengalami
penurunan drastis, yaitu sekitar 5,08% dan tahun 2010 Kota Padang dapat
bertumbuh kembali sebesar 5,95%.
Kenaikan yang cukup berarti dalam tiga tahun terakhir di kota Padang
disebabkan perkembangan beberapa sektor lapangan usaha yang dominan
mengalami pertumbuhan cukup baik diatas 6%, antara lain, sektor pengangkutan
dan komunikasi naik sekitar 7,07% dan sektor jasa-jasa sekitar 6,56%. Sedangkan
sektor dominan lainnya seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran yang naik
sekitar 6%. Ke-tiga sektor ini tercatat menjadi andalan dalam memberikan
konstribusi terhadap pembentukan PDRB Kota Padang, yaitu masing-masing sekitar
24,83%, 16,88% dan 21,60%. Data selengkapnya tentang PDRB kota Padang
selama periode tahun 2009-2013 menurut harga konstan diperlihatkan oleh tabel di
bawah ini.
Tabel 2.5
PDRB Kota Padang atas Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2009-2012 (dalam Rp. Milyar)
Pertum-
No Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013*
buhan (%)
1. Pertanian peternakan 583,18 612,53 645,54 680,47 715,95 5,22
kehutanan Perikanan.
2. Pertambangan dan 173,46 185,32 198,15 211,78 229,59 8,41
penggalian
3. Industri pengolahan. 1.854,26 1.938,43 2.033,22 2.119,22 2.234,97 5,46
4. Listrik.gas.air bersih 203,48 214,89 227,54 241,01 253,38 5,13
5. Bangunan 481,03 517,21 558,43 613,49 672,32 9,59
6. Perdagangan hotel dan 2.432,01 2.544,65 2.684,51 2.839,12 3.009,11 5,99
restoran
7. Pengangkutan dan 2.805,27 3.029,07 3.280,00 3.561,59 3.813,23 7,07
komunikasi.
8. Keuangan persewaan 915,99 977,18 1.047,09 1.132,51 1.202,95 6,22
jasa perusahaan
9. Jasa-Jasa 1,896,97 2.002,32 2.117,71 2.238,18 2.385,18 6,56
PDRB Kota Padang 11.345,64 12.021,60 12.792,18 13.637,36 14.516,71 6,45
Sumber: Padang Dalam Angka 2013
Catatan: * = angka sementara

B. Struktur Ekonomi Kota Padang


Struktur ekonomi dari suatu daerah dapat dilihat distribusi PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku demikian juga halnya dengan Kota Padang. Dengan menggunakan
perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku dapat diketahui bentuk struktur
perekonomian Kota Padang, sekaligus peranan masing-masing lapangan usaha
seperti sektor pertanian, sektor pengangkutan & komunikasi, perdagangan, hotel

24
dan restoran serta jasa-jasa dan industri pengolahan terhadap perekonomian
daerah.
Dalam perekonomian kota Padang, sektor pengangkutan dan komunikasi
memberikan kontribusi terbesar dimana selama lima tahun terakhir (tahun 2009-
2013) sector ini memberikan kontribusi rata-rata 24,35% dari PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku. Sektor terbesar kedua yang menyumbangkan kontribusi pada
perekonomian kota Padang adalah lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran
yaitu dengan nila rata-rata untuk lima tahun terakhir ini sebesar 21,41%. Besarnya
kontribusi pengangkutan dan komunikasi serta perdagangan besar dan eceran lebih
disebabkan peran Kota Padang sebagai Ibu-Kota Provinsi serta sentral perdagangan
besar dan eceran di Sumatera Barat. Sektor berikutnya yang berkontribusi cukup
besar adalah sektor jasa, yaitu rata-rata sebesar 16,81%, dan sector yang juga
berpotensi besar adalah sector industri pengolahan yakni dengan rata-rata
kontribusi 14,84%.
Mengingat peranan ke-empat sektor ini dominan dalam perekonomian kota
Padang, maka dalam pembangunan pada umumnya dan pembangunan ekonomi
khususnya ke empat sektor ini perlu mendapat perhatian untuk mendorong
perkembangannya dimasa mendatang. Untuk jelasnya kontribusi lapangan usaha
dalam perekonomian kota Padang dapat dilihat dalam Tabel 2.6 berikut ini.
Tabel 2.6
Distribusi PDRB Kota Padang Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha 2009-2013 (dalam %)
No. Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 Rata2
1. Pertanian peternakan 5,73 5,82 5,87 5,78 5,70 5.67
kehutanan Perikanan
2. Pertambangan dan penggalian 1,74 1,69 1,66 1,68 1,66 1.66
3. Industri pengolahan. 14,97 14,89 14,66 14,29 13,81 14.84
4. Listrik.gas.air bersih 2,09 2,00 1,92 1,88 1,81 1.92
5. Bangunan 4,45 4,88 5,10 5,23 5,25 5.02
6. Perdagangan hotel dan 20,85 21,15 21,37 21,50 21,60 21.41
restoran
7. Pengangkutan dan komunikasi 24,31 24,18 24,18 24,34 24,83 24.35
8. Keuangan persewaan jasa 8,76 8,62 8,51 8,66 8,47 8.49
perusahaan
9. Jasa-Jasa 16,99 16,77 16,74 16,63 16,88 16.81
Sumber: Bappeda Kota Padang Dalam Angka 2013 Catatan: * = angka sementara

C. Laju Inflasi Kota


Perkembangan inflasi di Kota Padang pada pertengahan tahun 2013
mempunyai kecenderungan peningkatan dibandingan tahun 2012. Peningkatan
terjadi karena didorong kenaikan beberapa komoditi penting pada bulan Mei 2013
diperkirakan tingkat inflasi Kota Padang mempunyai kecenderungan mengalami
peningkatan, karena didorong kenaikan beberapa komoditi kebutuhan pokok cabe,
bawang, daging dan minyak tanah.

25
Hal ini ditandai dengan gejala kenaikan biaya hidup (IHK). Pada bulan April
2013 tingkat biaya hidup telah terjadi peningkatan, IHK sebesar 144,22 dan Maret
2013 sekitar 143,42. Kenaikan biaya hidup dalam 2 bulan terakhir mengalami
kenaikan dan mendorong kenaikan harga bahan pokok sekitar 1,14%. Februari
2013, tingkat inflasi tahunan (yoy) diperkirakan akan mencapai 6,59% lebih tinggi
dari pada inflasi akhir tahun 2012, yaitu sekitar 4,18%. Inflasi tahunan (yoy)
Februari 2012 adalah sekitar 5,36%. Tingginya tingkat inflasi tahun 2013
disebabkan oleh kenaikan IHK (Indeks Harga Konsumen) rata-rata sekitar 135,39%
yang mendorong kenaikan inflasi bulanan (mtm) mencapai sekitar 0,63%, dimana
sebelumnya pada bulan Februari 2012 berada pada tingkat terendah, yaitu sekitar
0,91% dan pada bulan Maret 2013 mengalami kenaikan sekitar 0,43% dan inflasi
tahunan berkisar rata-rata 2,95% dengan Indek Harga Konsumen sekitar 134,67%.
Dibandingkan dengan gerakan inflasi tahun sebelumnya relatif
perkembangannya lebih stabil, dimana inflasi bulanan (mtm) tahun 2011 sedikit
jauh lebih tinggi, begitu juga dengan dibandingkan pergerakan inflasi tahun 2010,
Diperkirakan gerakan inflasi kedepan sampai Desember 2013 kondisinya tidak
banyak berbeda dengan tahun sebelumnya, walaupun dalam tahun 2013 terjadi
kenaikan beberapa komoditi kebutuhan pokok seperti cabe dan bawang, namun hal
ini terjadi insidentil karena masalah teknis distribusi saja. Perkembangan dan
perubahan tingkat inflasi tahunan (yoy) dan bulanan (mtm) di Kota Padang tahun
2011-2013 dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut ini.
Tabel 2.7
Perkembangan dan perubahan Indek Harga Konsumen, Inflasi Bulanan
dan Inflasi Tahunan di Kota Padang Tahun 2011 -2013

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan


IHK
Tahun/Bln (mtm) (yoy)
2011 2012 2013 2011 2012 2013 2011 2012 2013
Januari 132,42 130,31 142,03 3,70 0,56 1,34 10,08 2,18 4,97
Februari 133,00 134,09 142,93 0,44 0,90 0,63 10,37 0,82 6,59
Maret 129,55 134,87 143,42 -2,59 0,43 0,34 8,30 3,95 6,50
April 128,16 138.29 144,22 -1,07 0,46 0,56 6,35 5,56 6,60
Mei 134,71 134,71 145,14 1,59 -0,43 0,64 6,36 5,03 7,74
Juni 136,36 136,36 147,17 0,11 1,22 1,40 4,82 6,19 7,94
Juli 129,39 136,53 151,22 0,77 0,13 2,75 0,37 5,62 10,76
Agustus 138,01 138,01 152,59 0,37 1,08 0,91 5,63 5,47 10,56
September 132,47 138,75 152,67 2,24 0,54 0,05 7,34 4,34 10,03
Oktober 133,3 139,73 153,71 0,63 O,71 0,68 7,95 4,82 10,01
Nopember 133,91 138,85 154,31 0,46 -0,63 0,39 6,97 3,89 11,13
Desember 134,55 140,15 155,39 0,48 0,94 0,70 5,37 4,18 10,87
Sumber: BPS

26
Dari tabel di atas dapat dilihat selama tiga tahun terakhir menunjukkan
bahwa laju inflasi PDRB kota Padang menunjukkan kecenderungan meningkat, hal
ini menunjukkan bahwa perlu perhatian dan penanganan yang lebih untuk
mengendalikan laju inflasi kota agar perkembangan ekonomi dapat mendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah ini.

D. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh banyak
faktor, seperti tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang
dan jasa, lokasi, kondisi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Permasalahan
kemiskinan yang cukup kompleks dan membutuhkan intervensi semua pihak secara
bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial
dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga
belum optimal. Kemiskinan sebagai masalah multidimensi, tidak dipahami hanya
sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi kegagalan pemenuhan hak dasar dan
perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang.
Penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui berbagai upaya untuk
menjamin kehormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat
miskin perwujudan keadilan dan kesetaraan gender, serta percepatan
pembangunan pedesaan, perkotaan, kawasan pesisir, serta kawasan tertinggal.
Di Kota Padang angka kemiskinan dari tahun ketahun mengalami fluktuasi
dimana pada tahun 2012 mencapai angka 5,30% (BPS, 2013), dan mengalami
penurunan pada tahun 2013 pada angka 5,02% (BPS, 2014 *angka sementara).
Dengan berbagai intervensi pemerintah baik pusat dan daerah angka kemiskinan
mengalami penurunan sebesar 0,28%.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial

A. Pendidikan
Untuk melihat kondisi pendidikan di kota Padang maka indikator pendidikan
yang digunakan dalam pembahasan ini adalah angka melek huruf dan angka rata-
rata lama sekolah.
a) Angka Melek Huruf
Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang
dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Salah satu
indikator pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
menurut MDGs adalah angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun.
Kelompok penduduk ini adalah kelompok penduduk usia produktif, sebagai
sumber daya pembangunan yang seharusnya memiliki pendidikan yang
memadai dan keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Oleh

27
karena itu, dianggap penting untuk melihat perkembangan kemajuan indikator
yang terjadi.
Berdasarkan data BPS, Angka Melek Huruf di Kota Padang selama periode
2006-2012 selalu di atas rata-rata Angka Melek Huruf Provinsi Sumatera Barat,
dimana peningkatannya sudah sangat kecil, rata-rata angka melek huruf kota
padang mencapai nilai 99,49% sedangkan untuk Sumatera Barat nilainya
adalah 96,83%, secara rinci hal ini dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut ini:

Tabel 2.8
Angka Melek Huruf Kota Padang dan Sumatera Barat
Tahun 2006-2013 (Dalam%)

Tahun Kota Padang Sumatera Barat

2006 99,48 96,35


2007 99,48 96,49
2008 99,48 96,66
2009 99,49 96,81
2010 99,49 96,98
2011 99,50 96,85
2012 99,51 97,23
2013* 99,52 97,29
Rata-rata 99,49 96,83

Sumber: BPS , kota Padang 2013


Catatan: * angka perkiraan

b) Angka Rata-Rata Lama Sekolah


Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan
oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan
formal yang pernah dijalani. Berdasarkan hasil perhitungan BPS yaitu kombinasi
antara partisipasi sekolah, jenjang pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang
diduduki dan pendidikan yang ditamatkan maka diperolehlah angka rata-rata
lama sekolah. Angka rata-rata lama sekolah Kota Padang dalam lima tahun
terakhir ini cenderung tidak mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hingga
tahun 2013, angka rata-rata lama sekolah di Kota Padang relatif tinggi, yaitu
10,94 dan angka rata-rata lama sekolah di kota Padang adalah yang tertinggi
diantara kota-kota di wilayah Sumatera Barat. Gambaran selengkapnya dapat
dilihat pada table 2.9 berikut ini:

28
Tabel 2.9
Rata-rata Lama Sekolah Berbagai Kota di Sumatera Barat
Tahun 2009-2013 (dalam Tahun)

Kota 2009 2010 2011 2012 2013*


Padang 10,89 10,91 10,92 10,94 10.94

Solok 9,80 9,80 9,80 10,48 11.16


Sawahlunto 8,77 8,77 8,79 9,22 9.38
Padang Panjang 10,20 10,20 10,20 10,73 11.26
Bukittinggi 10,43 10,43 10,44 10,58 10.63
Payakumbuh 9,07 9,07 9,08 9,73 9.95
Pariaman 9,33 9,33 9,33 8,92 9,01

Sumber: BPS, Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka ,2013


Catatan: *= angka perkiraan.

B. Kesehatan
Indikator kesejahteraan sosial merupakan komponen utama dalam
menentukan Indek Pembangunan Manusia (IPM). Berdasarkan kategori UNDP, IPM
dapat diklasifikasikan atas:
a) Katagori rendah adalah capaian IPM < 50.
b) Kategori menengah kebawah capaian 50 < IPM < 66.
c) Kategori menengah keatas capaian 66 < IPM < 80.
d) Kategori tinggi capaian IPM > 80.
Dalam 5 tahun terakhir capaian IPM Kota Padang cukup bagus dan hampir
merata antar kecamatan. Capaian tertinggi terlihat pada Kecamatan Padang Utara
sekitar 80,70 dan terendah pada Kecamatan Bungus Teluk Kabung sekitar 74,27.
Tahun 2008, angka IPM Kota Padang adalah 77,20 dan pada tahun 2013 naik
menjadi 78,85.IPM Kota Padang jika dibandingkan dengan 19 Kabupaten dan Kota
di Provinsi Sumatera Barat berada pada rangking ke dua setelah Kota Bukittinggi
(79,29).
Tiga komponen utama sebagai indikator kesejahteraan sosial adalah: (1)
Angka Harapan Hidup (expectation of life), (2) angka kelangsungan hidup bayi per
1.000 kelahiran. Biasanya angka ini diukur dengan jumlah kematian bayi setiap
1000 ibu melahirkan (infant mortality rate), dan (3) Balita Gizi Buruk. Ketiga
indikator ini sekaligus memberikan gambaran capaian derajat kesehatan
masyarakat. Sejak 2008-2012 ketiga indikator ini perkembangan cukup
menggembirakan. Dimana jarak angka tertinggi dan terendah semakin kecil.
Perkembangan indikator kesejahteraan sosial dapat dilihat Tabel 2.10 berikut ini:

29
Tabel 2.10
Indikator Kesejahteraan Bidang Kesehatan Kota Padang
Tahun 2008-2013

NO. URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 2013*


1. Indeks 77,20 77,43 77,81 78,15 78.55 78,85
Pembangunan
Manusia (IPM)
2. Usia Harapan Hidup 70,3 70,3 70,89 71,14 71,39 71,45
3. Kelangsungan Hidup 71,4 74,0 77,0 77,0 77,0 79,3
Bayi (per-1.000)
4. Balita Gizi Buruk (%) 0,11 0,7 0,130 0,080 0,070 0,056
Sumber: BPS , Padang Dalam Angka Tahun 2013
Catatan: * = angka perkiraan

Hal menarik yang dapat dilihat dari 3 indikator utama di atas adalah Angka
Harapan Hidup (Expectation of Life) yang setiap tahun terus meningkat. Angka
Harapan Hidup memberikan gambaran membaiknya derajat kesehatan penduduk
Kota Padang dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya untuk mewujudkan manusia
berkualitas mutlak diperlukan peningkatan derajad kesehatan masyarakat. Dalam
periode 2008-2013, Angka Harapan Hidup warga Kota Padang sudah 71,45 tahun.
Angka ini sudah berada diatas rata-rata Negara Sedang Berkembang (NSB), yaitu
55 s/d 60 tahun.
Indikator kedua dalam menentukan derajat kesehatan adalah Kelangsungan
Hidup Bayi, dimana terlihat pada tahun 2012 data dalam 1000 ibu melahirkan hanya
terdapat 20,7% angka kematian bayi waktu lahir (Infant Mortality rate), sedangkan
pada tahun 2008 angkanya masih 71,4%. Dalam hal yang sama terhadap indikator
ketiga, yaitu jumlah Balita Bergizi Buruk, terlihat derajat kesehatan bayi juga
meningkat.

C. Seni dan Budaya


Pembinaan seni tradisional yang bernuansa Islami dan seiring dengan
kebudayaan Minangkabau sepertinya lebih mudah untuk dibuatkan konsepnya
daripada diwujudkan dalam pelaksanaannya. Ada beberapa contohnya seperti seni
bela diri pencak silat, seni irama dalam MTQ (Musabaqah Tilawatil Al Quran), seni
rebana dan qasidah, seni salawat dulang dan berzanzi, proses pembuatan lemang
(malamang) dan sebagainya. Seni dan budaya tersebut hidup dan berkembang
dalam masyarakat, dan tersebar merata hampir di setiap kecamatan-kecamatan
yang ada di Kota Padang ini.
Namun demikian dari kondisi yang ada sekarang nampaknya memang masih
perlu lebih diperhatikan pola pembinaan dan pengembangannya dengan
menjadikan sebagai potensi daerah dan identitas sebuah kota. Sehingga
perkembangan fisik sebuah kota dengan berbagai permasalahan yang

30
melingkupinya tidak akan menghilangkan identitas budaya Minangkabau yang
menjadi etalase dari perkembangan Sumatera Barat. Dengan demikian Kota Padang
sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat memperoleh identitas yang
membedakannya dengan kota-kota lain di Provinsi Sumatera Barat dan Indonesia.
Selain mengembangkan potensi seni budaya Minangkabau yang selaras
dengan nilai-nilai Islami yang telah berkembang dalam masyarakat, juga perlu
untuk menghidupkan seni budaya lain yang berkembang dalam masyarakat seperti
budaya dari etnisitas lain yang juga terdapat di Kota Padang ini. Seni Barongsai, dan
Cap Go Meh umpamanya, yang hidup dan berkembang dalam masyarakat etnis
Tionghoa dapat juga menjadi seni dan budaya yang menjadi salah satu hal yang
memperkaya khasanah seni dan budaya yang ada di Kota Padang. Begitu juga
dengan upacara tabur gula, yang berkembang pada masyarakat Kota Padang yang
berasal dari keturunan India/Pakistan dan tata cara pada pesta pernikahan dan
kematian pada setiap suku bangsa yang ada. Beberapa potensi seni dan budaya
yang dimiliki kota Padang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.11
Potensi Seni Budaya Kota Padang

NO. URAIAN Contoh Potensi


1. Even seni budaya Pekan budaya, Festifal Siti Nurbaya, Festival Kuliner
tahunan Rendang Padang, Pemilihan Uni dan Uda Padang
2. Even Olah Raga Dragon Boat, Porda, Tour de Singkarak
3. Bangunan Bersejarah Museum Adityawarman, Mesjid Raya Gantiang, kota
Tua
4. Even tradisi masyarakat Balimau, Randai, Barongsai, silek Pauah, musik dan
tari tradisional lainnya
Sumber: dirangkum dari berbagai sumber

Untuk menumbuh kembangkan potensi seni dan budaya yang ada tentunya
perlu dirancang adanya pertunjukan-pertunjukan secara berkala dengan
membuatkan jadwal dan lokasi yang tetap serta perlunya terkoordinasi secara baik
antar stakeholders. Pengembangan seni dan budaya tersebut juga dapat dijadikan
bahan ajar terutama dikenalkan kepada kelompok anak didik yang berasal dari
pendidikan dasar dan menengah. Sehingga prasangka-prasangka antar etnisitas
(prejudices) akan dapat dikurangi potensinya untuk berkembang. Walaupun dalam
sejarah perkembangan Kota Padang belum pernah ada konflik terbuka massal antar
etnisitas, namun fakta sejarah itu jangan sampai mengurangi kewaspadaan semua
pihak untuk mengantisipasinya secara lebih baik dan lebih awal.
Manfaat lain adalah dapat membendung budaya-budaya negatif dari luar
negeri yang tidak seluruhnya selalu selaras dengan budaya yang telah lama berakar
dalam masyarakat Kota Padang khususnya. Kecenderungan fenomenanya sekarang
adalah dominasi budaya luar yang dipraktikkan oleh sekelompok anak muda dan

31
seiring dengan itu mulai tercerabutnya budaya negeri sendiri, yang sebenarnya jauh
lebih harmonis dan sesuai dengan struktur sosial budaya masyarakat yang ada.
Menyangkut koordinasi dalam hal pelaksanaan (waktu, tempat dan
panitianya) jelas tidak dapat hanya diandalkan pada sumber keuangan pemerintah
Kota Padang saja. Fungsi pemerintah kota lebih sebagai fasilitator kegiatan,
sedangkan dalam hal pelaksanaannya tetap melibatkan banyak kelompok
masyarakat yang peduli dan berkemampuan untuk hal itu. Tidak masanya lagi
hanya membiarkan perkembangan dan pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya
kepada inisiatif beberapa kelompok masyarakat yang peduli saja. Sudah tiba
masanya bagi semua pihak di Kota Padang ini untuk lebih memberikan perhatian
yang lebih terhadap perkembangan seni dan budaya, umumnya seni budaya yang
bernuansa Islam dan yang selaras dengan nilai-nilai Minangkabau. Lebih khusus lagi
adalah seni budaya yang juga hidup di tengah kelompok-kelompok etnisitas Kota
Padang yang telah berkembang lama dan telah menjadi identitas budaya.
Langkah awal untuk menumbuhkan semangat untuk menghidupkan seni
budaya yang bernuansa Islam dan yang selaras itu, dan juga budaya etnisitas
lainnya, maka pemerintah kota dapat melakukan koordinasi antar etnisitas untuk
mengusulkan jenis-jenis pertunjukkan seni budaya yang menjadi tradisinya selama
ini. Untuk itu, pembahasan seni dan budaya dapat diperluas pemahamannya. Seni
dan budaya selayaknya tidak hanya dipahami sebagai pertunjukan dan atraksi seni
tari, lukis, drama dan lainnya, tetapi juga dapat berarti menyangkut kesenian dan
kebudayaan dalam lingkup yang lebih luas. Budaya tertib lalu lintas, disiplin dalam
aturan yang aturan yang telah ditetapkan, budaya malu kepada setiap pelanggaran
yang telah dilakukan, budaya untuk bekerja keras, budaya untuk membuang
sampah pada tempatnya (budaya K3) adalah beberapa contoh betapa luasnya fokus
yang menjadi perhatian dalam seni dan budaya ini.
Secara sederhana, dengan mengambil contoh pada budaya tertib
berlalulintas, semakin terasa bahwa ada banyak kejadian bahwa budaya tertib
berlalulintas semakin hari semakin memperlihatkan penurunan kepatuhannya. Ada
pribahasa yang hampir semua pihak mengetahuinya yaitu budaya lalu lintas adalah
cermin budaya bangsa. Ini berarti bahwa ketertiban pelaku pengendara dan
pengambil manfaat lainnya pada saat berlalulintas secara langsung mencerminkan
budaya suatu bangsa. Suatu kota akan dikatakan tertib dan teratur bila mana
pengendaranya juga tertib. Jadi seberapapun besarnya suatu kota, tidak akan
memberi kesan baik jika budaya pengendaranya tidak tertib. Sebaliknya kota akan
mendapatkan apresiasi yang baik dari semua pihak jika pengendaranya telah tertib.
Proses untuk dapat mewujudkan budaya tertib dalam berlalulintas tidak
hanya proses satu hari dan membutuhkan partisipasi semua pihak dan jelas tidak
hanya menjadi beban tugas SKPD terkait saja. Untuk mewujudkannya, dapat
dibuatkan tahapan yang dirancang sedemikian rupa yang dapat dilihat tingkat
keberhasilan programnya. Sehingga dari hari ke hari dapat dilihat budaya tertib lalu
lintas yang semakin baik. Kota-kota masa depan yang akan dikunjungi tidak hanya

32
karena pertunjukkan dan atraksi seni dan budaya saja, tetapi juga kota yang makin
menyenangkan lalu lintasnya sehingga setiap penduduk dan pengunjung kota itu
akan semakin betah.

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM


2.3.1. Layanan Urusan Wajib
A. Pelayanan Pendidikan
a. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran daya serap sistem
pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka partisipasi sangat berguna
untuk mengetahui dan menjelaskan seberapa banyak jumlah penduduk usia sekolah
yang memanfaatkan pelayanan fasilitas pendidikan. Indikator partisipasi sekolah
yang sering digunakan dalam adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka
Partisipasi Murni (APM).
Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama
usia sekolah berkaitan dengan jenjamh pendidikan tertentu. APK merupakan
indikator yang paling sederhana dalam mengukur daya serap penduduk usia
sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Sedangkan APM adalah ratio jumlah
pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada kelompok umurnya.
Gambaran perkembangan indicator APK dan APM di Kota Padang tahun 2009 -2013
dapat dilihat pada Tabel 2.12 berikut ini.
Tabel 2.12
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)
Per-1000 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009-2012
(dalam%)

NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013


1. Angka Partisipasi Kasar
SD 116,48 109,2 98,91 98.94 108.31
SLP 83,73 84,93 96,22 94.32 90.87
SLA 79,49 88,52 74,85 74.62 68.22
2. Angka Partisipasi Murni
SD 97,05 95,68 90,54 90.71 95.50
SLP 58,37 73,28 72,20 71.94 83.73
SLA 63,64 64,70 60,27 60.21 60.17
Sumber: BPS kota Padang 2014

Dari data Tabel di atas dapat dilihat bahwa APK SD menunjukan peningkatan
dimana pada tahun 2009 menunjukkan angka 116,48%, dan pada tahun 2013
tercatat sekitar 108,31% artinya semua penduduk usia 7-12 tahun dapat
memanfaatkan fasilitas jenjang pendidikan. Akan tetapi angka APM SD pada tahun
2013 mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2009, yakni 97,05%

33
sedangkan pada tahun 2013 menjadi 95,50%. Selanjutnya, APK SMP/MTs sampai
dengan tahun 2013 adalah 90,87%, sedangkan APM SLP adalah sekitar 83,73%.
Pada tingkat pendidikan SLTA sederajad, pada tahun 2013 APK SLTA adalah sekitar
68,22% dan APM SLTA adalah sekitar 60,17%. Angka ini menunjukkan bahwa wajar
9 tahun masih belum bisa terpenuhi sementara tantangan wajar 12 tahun sudah
tiba. Untuk itu tentunya perlu langkah strategis untuk mewujudkan wajar 12 tahun
di kota Padang.
Secara umum dapat pula dijelaskan bahwa perbedaan antara APK dan APM,
kondisinya lebih baik dibandingkan jenjang pendidikan dasar dibandingkan jenjang
pendidikan lebih tinggi. Hal ini disebabkan jenjang pendidikan SD merupakan
pendidikan dasar dan sangat diperlukan. Masyarakat dan orang tua khususnya
sudah menyadari bahwa memasukan anak ke SD merupakan kewajiban orang tua.
Kesadaran seperti ini harus terus ditumbuh kembangkan agar anak-anak usia
sekolah di kota Padang dapat menyelesaikan pendidikan minimal SLTA.

b. Rasio Jumlah Guru dan Murid


Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru menurut tingkat pendidikan
per 1.000 jumlah murid. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar.
Per 1000 orang murid di kota Padang. Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas
pendidikan melalui hasil pengolahan data Profil Pendidikan Kota Padang, diperoleh
hasil perhitungan bahwa hingga tahun 2011/2012 rasio guru/murid untuk tingkat
pendidikan SD/MI sampai dengan tingkat SMA/SMK/MA mengalami fluktuasi dan
menunjukkan peningkatan pada tahun 2011/2012. Gambaran selengkapnya jumlah
guru dan murid menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada table 2.13 berikut ini:
Tabel 2.13
Jumlah Guru, Murid & Rasio Menurut Jenjang Pendidikan
Tahun 2008-2012
JENJANG
NO 2008 2009 2010 2011 2012
PENDIDIKAN
1. SD/MI
Jumlah Guru 4.805 4.741 5.644 5.647 5.577
Jumlah Murid 100.475 96.813 102.016 98.238 99.680
Rasio Guru/Murid 48 49 55 57 56
2. SMP/MTs
Jumlah Guru 3.386 2.724 3.405 3.339 3.763
Jumlah Murid 39.127 39.545 38.866 38.903 43.143
Rasio Guru/Murid 87 69 88 86 87
3. SM/MA
Jumlah Guru 4.089 2.724 2.408 2.479 4.252
Jumlah Murid 39.127 39.545 25.740 37.398 42.548
Rasio Guru/Murid 105 69 94 66 100

34
B. Pelayanan Kesehatan
a) Angka Kesakitan
Pelayanan Kesehatan merupakan unsur penting dalam menentukan kualitas
sumberdaya manusia. Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan merupakan
bagian penting dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia agar efektifitas
dan efisiensi kerja meningkat. Maksud dan tujuan pembangunan sarana dan
prasarana tersebut adalah agar terjadi peningkatan produktivitas kerja, sehingga
sasaran dan target pertumbuhan ekonomi tercapai.
Upaya pemerintah dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
terus dilakukan antara lain penyediaan fasilitas kesehatan, terutama pembangunan
dan pembenahan Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas, serta Fasilitas Air Bersih sesuai
standar yang telah ditentukan. Tujuan utama adalah agar derajat kesehatan
masyarakat terus meningkat seperti Angka Kematian bayi dan Balita Buruk diatas.
Kebijakan yang ditempuh adalah melalui program peningkatan kuantitas dan
kualitas sarana/ prasarana kesehatan yang ada. Keberhasilan kebijakan sudah
seharusnya dibarengi dengan program peningkatan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya hidup sehat, bersih dan teratur.
Berdasarkan hasil evaluasi derajat kesehatan ditentukan oleh pelayanan dan
sarana/prasarana kesehatan yang tersedia serta faktor internal dari masyarakat itu
sendiri. Angka kesakitan (morbiditas) penduduk Kota Padang dapat dilihat Tabel
2.14 berikut ini:
Tabel 2.14
Sepuluh Penyakit Terbanyak di Kota Padang tahun 2011

No. Jenis Penyakit Jumlah Persentase


1. ISPA 115.361 46,52
2. Tukak Lambung 21.606 8,71
3. Jaringan Bawah Kulit 21.340 8,61
4. Pulpadan Jaringan periapikal 15.238 6,15
5. Alergi Kulit 15.808 5,97
6. Rematik 14.353 5,79
7. Demam tidak diketahui sebabnya 13.430 5,42
8. Diare 11.832 4,77
9. Infeksi pada saluran nafas 10.282 4,15
10 Prodental 9.721 3,92
Padang 247.971 100,00
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Padang, dalam RKPD kota Padang Tahun 2014

Dari data yang dikemukakan pada Tabel 2.14 diatas pada tahun 2011
terdapat laporan jumlah angka kesakitan sebanyak 247.971 kasus. Jumlah angka
kesakitan terbanyak dilaporkan adalah ISPA sebanyak 46,52% dan kemudian diikuti

35
oleh jenis penyakit Tukak Lambung sebanyak 8,1% dan Jaringan bawah kulit
sebanyak 8,61% serta jenis penyakit lainnya.
Berdasarkan hasil Suseda, 2012, tercatat data sampel masyarakat tentang
keluhan kesehatan mengenai jenis penyakit yang dialami sebanyak 8,21%, dari
jumlah penduduk Kota Padang, sedangkan 91,79% dari penduduk yang tidak
melaporkan, karena merasa tidak ada keluhan.

b) Prasarana dan Sarana Kesehatan


Jumlah fasilitas prasarana pelayanan kesehatan di Kota Padang secara
kuantitas sudah cukup memadai. Pada tahun 2013 jumlah rumah sakit tercatat
sebanyak 28 buah yang terdiri dari 5 Rumah Sakit Pemerintah, 15 Rumah Sakit
Swasta dan 9 Rumah Sakit Khusus. Namun yang jadi masalah adalah dari segi
kualitas dan kapasitas, yaitu kemampuan dari pada rumah sakit tersebut untuk
melayani jumlah penduduk Kota Padang. Pada tahun 2013 jumlah penduduk Kota
Padang diperkirakan sebanyak 876.678 orang artinya setiap rumah sakit dalam satu
tahun melayani penduduk sebanyak 31.310 orang atau setiap bulan dapat melayani
penduduk sebanyak 2.609 orang.
Disamping itu, pelayananan kesehatan yang diberikan rumah sakit ini
mendapat dukungan dari unit-unit pelayanan kesehatan lainnya, seperti Puskesmas,
Puskesmas Keliling, Rumah Sakit Bersalin dan lain sebagainya. Berarti secara
kuantitas Kota Padang sudah mencukup, karena ratio umah sakit terhadap satuan
jumlah penduduk sudah ideal dengan Ratio Rumah Sakit terhadap penduduk
sebanyak 31.310 orang tersebut.
Jumlah fasilitas prasarana pelayanan kesehatan yang tersedia di Kota
Padang Tahun 2008-2012 dapat dilihat Tabel 2.15 berikut ini:
Tabel 2.15
Fasilitas Prasarana Kesehatan di Kota Padang Tahun 2008-2012

No. Prasarana Kesehatan 2008 2009 2010 2011 2012


1. Rumah Sakit 28 26 27 27 27
A Rumah Sakit Pemerintah 5 5 5 5 5
B Rumah Sakit Swasta 20 6 7 14 14
C Rumah Sakit Khusus 5 15 15 9 9
2. Puskesmas 20 20 20 20 20
A Puskesmas Pembantu 58 61 62 62 62
B Puskesmas Keliling 20 21 20 20 20
3. Rumah Sakit Bersalin 2 11 10 11 11
4. Rumah Bersalin 1 19 17 17 17
5. Klinik/ Balai Pengobatan 10 18 18 18 18
6. Laboratorium 12 12 12 10 10
Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2013

36
Disamping masalah yang dihadapi adalah kualitas dan aksesibilitas fasilitas
sarana yang tersedia. Ketersediaan tenaga kesehatan juga menjadi tantanga bagi
peningkatan cakupan layanan kesehatan, diantaranya yang terpenting adalah
terkait dengan jumlah dokter, jumlah perawat/bidan, dan jumlah tempat tidur
dibandingkan dengan jumlah penduduk kota Padang.

Tabel 2.16
Fasilitas dan Rasio Sarana Kesehatan di Kota Padang Tahun 2008-2012

No. Sarana Kesehatan 2008 2009 2010 2011 2012


1 Jumlah penduduk 856.815 875.750 833.562 844.316 854.336
2 Jumlah Dokter Umum 12.415 13.364 11.114 11.925 11.974
Rasio terhadap Penduduk 69 66 75 71 71
3 Jumlah Dokter Gigi 19.926 18.245 15.727 16.282 18.267
Rasio terhadap penduduk 43 48 53 52 47
4 Bidan/Perawat 1.707 2.060 1.898 1.697 1.728
Rasio Terhadap penduduk 502 425 439 498 494
5 Jumlah Tempat Tidur RS 2.600 1.948 1.948 2.254 2.254
Rasio terhadap penduduk 330 450 428 375 379
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Padang, dalam RKPD kota Padang Tahun 2014

2.3.2. Pelayanan Urusan Pilihan

A. Investasi PMDN/PMA
Investasi merupakan kegiatan pembentukan modal yang dilakukan dalam
suatu periode tertentu. Secara praktis nilai semua penggunaan barang modal baru
untuk menghasilkan hasil produksi yang umur lebih satu tahun, tetapi terhadap
barang modal yang habis dipakai atau umur kurang 1 tahun tidak dianggap
investasi. Cakupan dari barang modal yang disebut investasi adalah: berupa barang
modal baru dan barang modal bekas (stock).
Perkembangan nilai investasi merupakan salah satu indikator ekonomi yang
sangat menentukan arah pembangunan ekonomi suatu daerah/negara. Semakin
tinggi nilai investasi yang masuk dan dilaksanakan, jelas membawa pengaruh yang
signifikan terhadap perkembangan di bidang ekonomi. Kota Padang sebagai kota
besar yang terus membangun membutuhkan pembentukan modal yang besar guna
menggerakkan perekonomiannya dan untuk mencapai pertumbuhan yang
berkesinambungan.
Nilai pembentukan modal dapat diperkirakan dengan menggunakan jumlah
PDRB yang digunakan untuk pembentukan modal, yang dikenal dengan ICOR. ICOR
merupakan ratio pertambahan investasi dan pertambahan pendapatan. Dari
perkembangan PDRB Kota Padan dalam beberapa tahun berjalan dapat diperkirakan
kebutuhan Investasi Tabel 2.17 berikut ini:

37
Tabel 2.17
Nilai Pembentukan Modal di kota Padang Tahun 2008-2012
(dalam Rp. Juta)

Nilai Investasi Nilai Investasi


Tahun
Menurut Harga Berlaku Menurut Harga konstan
2006 3.510.400 2.088.690
2007 3.889.940 2.186.820
2008 4.656.760 2.295.200
2009 5.156.560 2.421.090
2010 5.999.880 2.630.680
2011 6.843.200 2.987.140
2012* 7.686.520 3.124.430
2013* 8.529.840 3.261.720
Pertumbuhan
13,52 6,57
rata-rata (%)
Sumber: Diolah dari data PDRB Kota Padang, BPS Tahun 2012
* Tahun 2012 dan 2013 angka perkiraan berdasar perkiraan ICOR Tahun 2011

Selama periode tahun 2006-2013 tampak pertumbuhan rata-rata investasi di


kota Padang adalah 13,52% menurut harga berlaku dan 6,57% menurut harga
konstan. Kondisi ini menunjukkan bahwa kota Padang memiliki daya tarik investasi
yang cukup memadai, namun untuk terus mendorong peningkatan investasi guna
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan penciptaan lapangan pekerjaan
maka penciptaan iklim investasi yang lebih kondusif dan profitable perlu terus
dilakukan oleh pemerintah kota bersama pihak terkait lainnya.

2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH


Daya saing daerah menurut definisi yang dibuat Departemen Perdagangan
dan Industri Inggeris (UK-DTI) adalah kemampuan suatu daerah dalam
menghasilkan pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan tetap terbuka
terhadap persaingan domestik maupun internasional. Sementara itu Centre for
Urban and Regional Studies (CURDS) mendefinisikan daya saing daerah sebagai
kemampuan sektor bisnis atau perusahaan pada suatu daerah dalam menghasilkan
pendapatan yang tinggi serta tingkat kekayaan yang lebih merata untuk
penduduknya

A. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah


a) Angka Konsumsi Rumah Tangga per Kapita
Dari hasil data Suseda Kota Padang diperoleh besaran pengeluaran per
kapita penduduk Kota Padang cukup bervariasi. Kenyataan menunjukkan bahwa
tidak sedikit dari penduduk Kota Padang yang hanya dapat memenuhi kebutuhan
pokok yang paling dasar, sehingga rata-rata pengeluarannya relatif cukup rendah.

38
Namun, di lain pihak terdapat pula masyarakat yang mampu mengeluarkan dananya
untuk memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder dengan nilai yang
cukup besar. Besaran rata-rata pengeluaran penduduk Kota Padang mengalami
pertumbuhan sebesar 22,07 persen pertahun.
Tabel 2.18
Persentase Pengeluaran per Kapita Penduduk per Bulan
Menurut Kelompok Pengeluaran Kota Padang Tahun 2012 (dalam%)

Golongan Jenis Pengeluaran


Total
Pengeluaran Makanan Bukan Makanan
(1) (2) (3) (4) (5)
1. < 200.000 0,93 3,61 4,54
2. 200.000 - 299.999 4,24 6,13 10,38
3. 300.000 - 399.999 7,88 5,32 13,20
4. 400.999 - 499.999 6,35 4,81 13,71
5. 500.999 - 599.999 7,99 3,77 11,71
6. 600.999 - 699.999 5,43 3,13 8,57
7. 700.999 - 799.999 4,07 2,28 6,35
8. > 800.000 11,20 20,90 32,09
Padang 50,10 49,90 100,00
Sumber: RKPD kota Padang 2014

b) Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Daerah

Salah satu fasilitas penting dalam aktivits ekonomi adalah ketersediaan


infrastruktur jalan. Kualitas jalan yang dirasakan sebagai kebutuhan mendasar bagi
masyarakat. Jalan yang baik akan mengurangi dampak biaya ekonomi tinggi. Jalan
yang baik selain meningkatkan laju pertumbuhan lintas barang, jasa dan orang juga
sebagai merupakan sebagai indikator keberhasilan pembangunan Pemerintah Kota
Padang dalam memajukan infrastruktur di daerahnya.
Berdasarkan data BPS, panjang jalan di Kota Padang mengalami
penambahan yang signifikan pada tahun 2011, dimana panjang jalan bertambah
sebesar 40,82%, terutama jalan lokal sekunder, sedangkan jalan primer, jalan
sekunder serta lokal primer dan sekunder tidak terjadi penambahan. Peningkatan
yang cukup dirasakan adalah meningkatnya panjang status jalan nasional dan jalan
kota. Seiring dengan kondisi tersebut, jumlah kendaraan juga mengalami
peningkatan dari semula di tahun 2010 jumlah kendaraan bermotor 314.460 buah h
meningkat menjadi 966.965 buah di tahun 2011. Peningkatan yang sangat tinggi
terutama terjadi pada kendaraan roda dua (sepeda motor) dan mini bus, hal ini
diantaranya dipicu oleh sangat mudahnya fasilitas pembiayaan kendaraan bermotor
pada tahun ini.
Pertumbuhan panjang jalan yang tidak seimbang dengan pertumbuhan
jumlah kendaraan tentunya akan menjadi masalah dalam transportasi kota
khususnya dan mobilitas penduduk pada umumnya. Walaupun ada peningkatan dan

39
penambahan panjang jalan pada tahun 2011 namun sampai dengan tahun 2013
belum ada penambahan panjang jalan akibatnya dengan jumlah kendaraan yang
cenderung meningkat menyebabkan ternyadinya semakin banyaknya simpul
kemacetan kendaraan di kota Padang. Untuk itu diperlukan kebijakan pengendalian
laju jumlah kendaraan dan kesadaran berlalu lintas masyarakat kota Padang.
Adapun perkembangan panjang jalan dan jumlah kendaraan dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 2.19
Panjang Jalan, Jumlah Kendaraan dan Rasio Panjang Jalan Terhadap
Kendaraan dan Jumlah penduduk Tahun 2009-2013

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013


1. Panjang Jalan (Km) 1.642,42 1.642,42 2.312,80 2.312,80 2.312,80
Pertumbuhan (%) 55,84 0,00 40,82 0,00 0,00
2. Jumlah Kendaraan 359.457 314.460 966.965 412.196 407.086

Pertumbuhan (%) 23,87 -12,52 207,50 -57,37 -1,24


3. Rasio kendaran terhadap 219 192 418 178 176
panjang jalan
4. Rasio kendaraan 0,41 0,38 1,15 0,48 0,46
terhadap penduduk
Sumber: BPS, 2013, data diolah

c) Iklim Investasi
Investasi merupakan kegiatan pembentukan modal yang dilakukan dalam
suatu periode tertentu. Secara praktis nilai semua penggunaan barang modal baru
untuk menghasilkan hasil produksi yang umur lebih satu tahun, tetapi terhadap
barang modal yang habis dipakai atau umur kurang 1 tahun tidak dianggap
investasi. Cakupan dari barang modal yang disebut investasi adalah: berupa barang
modal baru dan barang modal bekas (stock).
Nilai investasi merupakan salah satu indikator ekonomi yang sangat
menentukan arah pembangunan ekonomi suatu daerah/negara. Semakin tinggi nilai
investasi yang masuk dan dilaksanakan, jelas membawa pengaruh yang signifikan
terhadap perkembangan di bidang ekonomi. Kota Padang sebagai kota besar yang
terus membangun membutuhkan pembentukan modal yang besar guna
menggerakkan perekonomiannya dan untuk mencapai pertumbuhan yang
berkesinambungan.
Nilai pembentukan modal dapat diperkirakan dengan menggunakan jumlah
PDRB yang digunakan untuk pembentukan modal, yang dikenal dengan ICOR. ICOR
merupakan ratio pertambahan investasi dan pertambahan pendapatan. Dari
perkembangan PDRB Kota Padang dalam beberapa tahun berjalan dapat
diperkirakan kebutuhan Investasi Tabel 2.20 berikut ini:

40
Tabel 2.20
Kebutuhan Investasi Kota Padang Tahun 2014-2019
(dalam Juta Rupiah)

Nilai Investasi Nilai Investasi


Tahun
Menurut Harga Berlaku Menurut Harga konstan
2014 9.373,160 3.399,010
2015 10.216,480 3.536,300
2016 11.059,800 3.673,590
2017 11.903,120 3.810,880
2018 12.746,440 3.948,170
2019 13.589,760 4.085,460
Catatan: angka perkiraan berdasar perkiraan ICOR Tahun 2011.

d) Sumber Daya Manusia

Analisis kinerja atas sumber daya manusia biasanya terkait dengan indikator
kualitas tenaga kerja (persentase pendidikan yang ditamatkan) dan rasio
ketergantungan. Meskipun pada kenyataannya ijazah yang dimiliki tidak menjamin
kualitas seseorang dapat bekerja sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki akan
tetapi setidaknya mencerminkan pendidikan apa yang dimiliki rata-rata oleh
penduduk di Kota Padang. Data yang dapat disajikan adalah angka persentase
pendidikan yang ditamatkan berdasarkan hasil pengolahan data susenas yang
dilakukan oleh BPS. Kondisi ini disebabkan sensus penduduk hanya dapat dilakukan
satu kali dalam sepuluh tahun.
Berbagai program dan kegiatan yang mengarah pada perbaikan kualitas
sumber daya manusia, jumlah penduduk berusia produktif dapat semakin membaik
dengan kualitas pendidikan yang juga semakin membaik. Dengan demikian, sumber
daya manusia di Kota Padang dapat bersaing di pasar tenaga kerja dan menjadi
motor penggerak roda perekonomian. Selain itu, dengan berbagai program
keterampilan dan kemandirian pemuda terutama untuk berwirausaha dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja di kota Padang dan Sumatera Barat
umumnya.
Salah satu indicator yang dapat digunkan untuk mengukur kualitas
sumberdaya manusia adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia), berikut ini dapat
dilihat nilai IPM kota Padag dibandingkan dengan kota-kota lainnya di wilayah
Sumatera Barat. Dari data ini tampak bahwa kota Padang mengalami peningkatan
nilai IPM dari tahun 2009-2012, dimana pada tahun 2012 kota Padang berada pada
urutan kedua untuk daerah perkotaan denga nilai 78,55 sedanhgkan posisi tertinggi
ditempati oleh kota Bukittinggi dengan nilai IPM 79,07.

41
Tabel 2.21
Nilai IPM Wilayah Perkotaan di Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2009-2012

Pertum-buhan
Kota 2009 2010 2011 2012 rata-rata (%)

Padang 77,43 77,81 78,15 78,55 0,48


Solok 75,23 75,65 76,04 76,54 0,58
Sawahlunto 74,71 74,96 95,41 75,87 0,52
Padang Panjang 77,16 77,45 78,12 78,51 0,58
Bukittinggi 77,86 78,26 78,73 79,07 0,52
Payakumbuh 75,37 75,81 76,29 76,76 0,61
Pariaman 74,05 74,46 74,89 75,23 0,53
Sumber: BPS, Padang Dalam Angka ,2014

Jika dilihat dari tingkat pertumbuhan nilai IPM selama periode tahun 2009-
2012 tampak bahwa kota Payakumbuh memiliki angka pertumbuhan tertinggi,
diikuti oleh kota Solok dan Padang Panjang, sedangkan kota Padang sebagai ibu
kota Provinsi Sumatera Barat menunjukkan pertumbuhan yang paling rendah.
Kondisi ini jelas merupakan tantangan besar bagi kota Padang untuk terus
meningkatkan pembangunan sumberdaya manusia dengan tiga aspek utama yang
terkait dengan IPM khususnya yakni, pendidikan, kesehatan dan perekonomian.
Untuk itu, tiga aspek ini harus tetap menjadi priorotas dalam pembangunan kotaa
Padang ke depan, agar kualitas sumberdaya manusia kota Padang dapat terus
ditingkatkan dan memiliki daya saing tidak hanya di wilayah Sumatera Barat, tetapi
juga secara nasional dan internasional.

42
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN

Pengelolaan keuangan di Kota Padang mengacu kepada peraturan-peraturan


pengelolaan keuangan daerah terkait, meliputi Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tetang Keuangan Negara; Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah; Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Negara; Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi dengan Permendagri
Nomor 59 Tahun 2007, dan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011.

3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU


Untuk dapat mengetahui potensi sumber daya keuangan Kota Padang, maka
perlu dilakukan analisis terhadap kinerja keuangan Kota Padang selama lima tahun
terakhir beserta kebijakan umum yang menjadi acuannya. Analisis kinerja keuangan
Kota Padang dimulai dengan analisis kinerja pendapatan daerah, kinerja belanja
daerah, kinerja pembiayaan daerah, serta neraca daerah.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD


A. Kinerja Pendapatan Daerah
Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 tahun 2006, komponen pendapatan
daerah Kota Padang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibagi
menurut jenisnya yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Pendapatan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan dibagi menurut beberapa
jenis meliputi bagi hasil pajak dan bukan pajak, dana alokasi umum dan dana
alokasi khusus. Pendapatan daerah yang berasal dari Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah terdiri dari pendapatan hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari
provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus
serta bantuan keuangan dari pemerintah provinsi atau daerah lainnya.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan memberikan klasifikasi pendapatan daerah yang sedikit berbeda,
khususnya tentang pendapatan dana transfer. Karena, disamping dana
perimbangan yang ditransfer dari pusat, pemerintah daerah juga menerima transfer
dari provinsi. Berdasarkan PP Nomor 71 tahun 2010, pendapatan daerah
diklasifikasikan sebagai Pendapatan Dana Transfer yang meliputi Transfer dari Pusat

43
berupa Dana Perimbangan dan Dana Transfer dari Pusat Lainnya, serta Dana
Transfer dari Provinsi bagi Kota/Kabupaten. Oleh sebab itu, analisis kinerja
pengelolaan keuangan Kota Padang dilakukan dengan mempertimbangkan kedua
metode klasifikasi pendapatan daerah ini.
Karena dalam periode analisis, yaitu antara tahun 2009-tahun 2013 telah
terjadi perubahan peraturan yang terkait dengan Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, yaitu dari UU Nomor 34 Tahun 2000 menjadi UU Nomor 28 tahun 2009,
maka dalam analisis kinerja PAD, perlu mempertimbangkan dampak dari perubahan
peraturan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah tersebut. Pemberlakuan
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah
ini juga telah ditindaklanjuti oleh Kota Padang dengan menyusun ulang dasar
pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah. Pada tahun 2011 telah dihasilkan
11 Peraturan Daerah (Perda) terkait dengan pemungutan pajak daerah dan retribusi
daerah, yaitu:
Tabel 3.1
Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah di Kota Padang
No Jenis Pajak Dasar Hukum
1 Pajak Penerangan Jalan; Perda No. 1 Tahun 2011
2 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Perda No. 1 Tahun 2011
3 Pajak Air Tanah; Perda No. 2 Tahun 2011
4 Pajak Restoran; Perda No. 3 Tahun 2011
5 Pajak Hiburan; Perda No. 4 Tahun 2011
6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Perda No. 7 Tahun 2011
7 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Perda No. 7 Tahun 2011
8 Pajak Hotel; Perda No. 8 Tahun 2011
9 Pajak Reklame; Perda No. 8 Tahun 2011
10 Pajak Parkir; Perda No. 8 Tahun 2011
11 Pajak Sarang Burung Walet; Perda No. 8 Tahun 2011
12 Retribusi Jasa Umum Perda No. 11 Tahun 2011
13 Retribusi Jasa Usaha Perda No. 12 Tahun 2011
14 Retribusi Jasa Perizinan Tertentu Perda No. 13 Tahun 2011
Sumber: DPPKAD Kota Padang

Analisis pertumbuhan pendapatan daerah Kota Padang selama 5 tahun


terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Pertumbuhan rata-rata
pertahun pendapatan daerah Kota Padang tahun 2009 hingga tahun 2013 mencapai
14,41%, atau meningkat dari Rp.951.799,04 juta pada tahun 2009 menjadi
Rp.1.630.882,53 juta pada tahun 2013. Walaupun pertumbuhan rata-rata pertahun
sebesar ini tidak dapat dikatakan sangat baik, namun pertumbuhan rata-rata
tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata pertahun
untuk sumber pendapatan perimbangan; terutama pendapatan dana alokasi umum,
yang mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun hanya sebesar 8,69%.

44
Apabila dilihat dari pertumbuhan rata-rata setiap tahun dari masing-masing
komponen pendapatan daerah Kota Padang, maka dapat terlihat bahwa PAD
memberikan kontribusi pertumbuhan rata-rata paling tinggi dibandingkan dengan
kelompok pendapatan daerah Kota Padang lainnya, kecuali sumber dana
penyesuaian. Selama kurun waktu tahun 2009-2013, PAD Kota Padang mengalami
pertumbuhan sebesar 20,51% pertahun, sedangkan dana perimbangan hanya
mengalami pertumbuhan sebesar 9,84% pertahun, dana transfer dari pemerintah
provinsi mengalami pertumbuhan sebesar 12,36% pertahun, dan lain-lain
pendapatan yang sah mengalami pertumbuhan minus rata-rata pertahun sebesar
40,40%, sehingga pendapatan daerah Kota Padang selama kurun waktu tersebut
mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 14,41% pertahun.

45
Tabel 3.2
PERKEMBANGAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH DAN TINGKAT PERTUMBUHAN RATA-RATA PER TAHUN
T a h u n (Rp'Juta) Pertum-
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 buhan
I PENDAPATAN (%)
A PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah 71.666,75 77.639,34 102.412,44 128.595,10 165.460,99 23,27
Pendapatan Retribusi Daerah 21.834,60 21.985,78 23.457,00 30.325,98 39.409,96 15,91
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 4.741,73 5.293,73 8.996,69 8.403,53 8.415,72 15,42
Lain-lain PAD yang Sah 15.011,62 11.772,43 15.008,67 22.126,22 25.585,22 14,26
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 113.254,71 116.691,28 149.874,80 189.450,84 238.871,89 20,51

B PENDAPATAN TRANSFER
1. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT- DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 58.870,43 58.882,84 65.411,50 63.302,31 122.817,88 20,18
Dana Alokasi Umum 624.642,09 628.472,62 632.117,46 711.416,06 871.875,67 8,69
Dana Alokasi Khusus 43.829,00 45.463,00 43.515,50 53.431,10 64.122,76 9,98
Sub Jumlah 727.341,52 732.818,46 741.044,46 828.149,46 1.058.816,31 9,84

2. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT- LAINNYA


Dana Penyesuaian 21.493,52 79.093,69 165.688,05 174.082,66 264.220,98 87,25
Sub Jumlah 21.493,52 79.093,69 165.688,05 174.082,66 264.220,98 87,25

3.TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI


Pendapatan Bagi Hasil Pajak 39.288,46 46.004,50 63.056,20 52.740,12 62.612,51 12,36
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sub Jumlah 39.288,46 46.004,50 63.056,20 52.740,12 62.612,51 12,36

Jumlah Pendapatan Transfer 788.123,49 857.916,64 969.788,71 1.054.972,24 1.385.649,80 10,21

C LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH


Pendapatan Hibah 14.550,44 7.761,15 3.500,00 498,19 802,52 (51,54)
Pendapatan Dana Darurat 33.471,11 2.225,25 0,00 0,00 0,00 (100,00)
Bantuan Keuangan dari Provinsi 0,00 22.368,69 15.159,20 400,00 5.558,32 (37,13)
DPPID 0,00 0,00 10.644,51 0,00 0,00
DPDF dan PPD 0,00 22.190,12 0,00 0,00 0,00
DPPIP 0,00 1.740,60 0,00 0,00 0,00
DPIPD 0,00 900,00 0,00 0,00 0,00
Pendapatan Lainnya 2.399,28 0,00 0,00 0,00 0,00 (100,00)
Jumlah Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 50.420,84 57.185,81 29.303,71 898,19 6.360,84 (40,40)
JUMLAH PENDAPATAN 951.799,04 1.031.793,73 1.148.967,22 1.245.321,28 1.630.882,53 14,41

Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)

46
Analisis berdasarkan proporsi terhadap total pendapatan menunjukkan
bahwa perkembangan pendapatan Kota Padang sebagaimana yang terjadi selama 5
tahun terakhir merupakan capaian yang relatif baik. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan pertumbuhan proporsi masing-masing sumber pendapatan daerah Kota
Padang. Proporsi semua jenis pendapatan daerah dari sumber PAD dalam 5 tahun
terakhir menunjukkan pertumbuhan positif kecuali lain-lain PAD yang sah. Secara
total proporsi PAD terhadap pendapatan daerah tumbuh sebesar 5,33% pertahun.
Sedangkan proporsi semua jenis pendapatan dari dana perimbangan mengalami
pertumbuhan negatif kecuali dana bagi hasil pajak dan bukan pajak, dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata minus secara total sebesar 3,99% pertahun. Namun
penurunan proporsi dana perimbangan ini telah diimbangi dengan sumber
pendapatan lain dari pemerintah pusat lainnya yaitu melalui peningkatan dana
penyesuaian. Dalam 5 tahun terakhir, pertumbuhan rata-rata pertahun proporsi
dana penyesuaian sangat tinggi yaitu sebesar 83,61% sehingga proporsinya pun
meningkat tajam.
Proporsi PAD terhadap APBD baik secara total maupun berdasarkan jenis
PAD mengalami peningkatan yang cukup baik. Proporsi pendapatan PAD meningkat
dari 11,90% pada tahun 2009 meningkat menjadi 14,65 pada tahun 2013.
Sebaliknya, pada kurun waktu yang sama proporsi dana perimbangan turun dari
76,42% pada tahun 2009 menjadi 64,92% pada tahun 2013. Penurunan proporsi
dana perimbangan ini terutama disebabkan turunnya proporsi DAU yaitu dari
65,63% menjadi 53,46%. Hal ini terjadi, sejalan dengan konsep fungsi dana
perimbangan sebagai penutup celah fiskal, dimana proporsi belanja bagi hasil pajak
dan bukan pajak mengalami kenaikan dari 6,19% menjadi 7,53% pada tahun 2013.
Akibat pertumbuhan dana penyesuaian yang lebih tinggi, maka jumlah proporsi
pendapatan DAU dengan proporsi Dana Penyesuaian dari tahun 2009 sampai tahun
2013 menjadi seimbang.
Walaupun dampaknya relatif kecil, namun naiknya proporsi PAD ini
merupakan hal yang positif, karena mengambarkan kemajuan kemandirian Kota
Padang dalam membiayai kebutuhan pembangunannya. Disisi lain, penurunan
proporsi dana perimbangan, telah diimbangi dengan peningkatan yang sangat
signifikan dari sumber dana penyesuaian. Proporsi dana penyesuaian meningkat
dari 2,26% pada tahun 2009 menjadi 16,20% pada tahun 2013. Berdasarkan
peraturan terkait bahwa dana penyesuaian adalah dana yang dialokasikan oleh
pusat untuk membantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan tertentu.
Sekalipun demikian, karena jumlah yang diperoleh Kota Padang sangat signifikan,
maka upaya peningkatan dana penyesuaian pada masa datang perlu menjadi
perhatian Pemda Kota Padang.
Tabel 3.3 berikut menunjukkan perkembangan proporsi setiap komponen
pendapatan terhadap total pendapatan daerah Kota Padang.

47
Tabel 3.3
PERKEMBANGAN PROPORSI PENDAPATAN DAERAH DAN TINGKAT PERTUMBUHAN RATA-RATA PER TAHUN
T a h u n (%) Pertum-
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 buhan (%)
I PENDAPATAN
A PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah 7,53 7,52 8,91 10,33 10,15 7,74
Pendapatan Retribusi Daerah 2,29 2,13 2,04 2,44 2,42 1,31
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 0,50 0,51 0,78 0,67 0,52 0,88
Lain-lain PAD yang Sah 1,58 1,14 1,31 1,78 1,57 (0,13)
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 11,90 11,31 13,04 15,21 14,65 5,33

B PENDAPATAN TRANSFER
1. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT- DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 6,19 5,71 5,69 5,08 7,53 5,04
Dana Alokasi Umum 65,63 60,91 55,02 57,13 53,46 (5,00)
Dana Alokasi Khusus 4,60 4,41 3,79 4,29 3,93 (3,87)
Sub Jumlah 76,42 71,02 64,50 66,50 64,92 (3,99)

2. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT- LAINNYA


Dana Penyesuaian 2,26 7,67 14,42 13,98 16,20 63,66
Sub Jumlah 2,26 7,67 14,42 13,98 16,20 63,66

3. TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI


Pendapatan Bagi Hasil Pajak 4,13 4,46 5,49 4,24 3,84 (1,80)
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sub Jumlah 4,13 4,46 5,49 4,24 3,84 (1,80)

Jumlah Pendapatan Transfer 82,80 83,15 84,41 84,71 84,96 0,65

C LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH


Pendapatan Hibah 1,53 0,75 0,30 0,04 0,05 (57,64)
Pendapatan Dana Darurat 3,52 0,22 0,00 0,00 0,00 (100,00)
Bantuan Keuangan dari Provinsi 0,00 2,17 1,32 0,03 0,34
DPPID 0,00 0,00 0,93 0,00 0,00
DPDF dan PPD 0,00 2,15 0,00 0,00 0,00
DPPIP 0,00 0,17 0,00 0,00 0,00
DPIPD 0,00 0,09 0,00 0,00 0,00
Pendapatan Lainnya 0,25 0,00 0,00 0,00 0,00 (100,00)
Jumlah Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 5,30 5,54 2,55 0,07 0,39 (47,91)
JUMLAH PENDAPATAN 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 -

Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)

48
B. Kinerja Belanja Daerah
Pengklasifikasian belanja daerah dapat dilakukan berdasarkan berbagai
metode, antara berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 atau berdasarkan PP
Nomor 71 tahun 2010. Berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006, belanja daerah
dapat diklasifikasikan menjadi belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja
tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan. Sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang terkait
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Oleh sebab itu, pelaksanaan
belanja langsung bertujuan untuk meningkatkan kinerja. Komponen belanja tidak
langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja
bantuan sosial, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Sedangkan
belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta
belanja modal.
Berdasarkan PP Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, belanja daerah diklasifikasikan atas belanja operasi, belanja modal,
belanja tak terduga, dan transfer bagi hasil ke desa. Dalam belanja operasi
mencakup belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja hibah, belanja
bantuan sosial, dan belanja bantuan keuangan. Sedangkan belanja modal akan
diklasifikasikan sesuai dengan bidang aset, yaitu belanja modal tanah, peralatan,
gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, serta aset
lainnya. Pembahasan dalam bab ini akan dilakukan pengklasifikasian belanja daerah
berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 dan PP Nomor 71 tahun 2010.
Sesuai dengan kebutuhan pembangunan, belanja Kota Padang pada kurun
waktu tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Belanja Kota Padang selama kurun waktu tersebut mengalami
pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 12,92%, yaitu dari Rp 996.418,37 juta
pada tahun 2009 menjadi Rp 1.620.303,74 juta pada tahun 2013.
Jika dirangking berdasarkan jumlahnya, tiga kelompok belanja daerah yang
terbesar adalah belanja pegawai, belanja modal, dan belanja barang dan jasa.
Belanja pegawai, baik langsung maupun tidak langsung, mengalami peningkatan
dari Rp.641.585,68 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.1.026.104,83 juta pada tahun
2013, atau mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 12,46% pertahun. Belanja
modal mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 30,34% pertahun, yaitu dari
Rp.100.352,19 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.289.610,36 juta pada tahun 2013.
Sedangkan belanja barang dan jasa mengalami peningkatan dari Rp.145.915,50
juta pada tahun 2009 menjadi Rp.248.203,71 juta pada tahun 2013, atau secara
rata-rata mengalami pertumbuhan sebesar 14,20% pertahun.

49
Tabel 3.4
PERKEMBANGAN REALISASI BELANJA DAERAH DAN TINGKAT PERTUMBUHAN RATA-RATA PER TAHUN
Tahun (Rp'juta) Pertum-
No Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 buhan (%)
A BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai 641.585,68 753.001,46 806.590,21 942.725,51 1.026.104,83 12,46
Belanja Barang 145.915,50 130.670,69 176.954,16 190.533,08 248.203,71 14,20
Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Hibah 32.740,45 24.862,17 38.953,53 40.067,89 40.346,93 5,36
Bantuan Sosial 13.343,26 13.168,40 15.769,25 5.197,88 13.147,97 (0,37)
Bantuan Keuangan 33.925,18 39.188,41 746,97 815,76 746,97 (61,48)
J uml a h 867.510,06 960.891,13 1.039.014,11 1.179.340,13 1.328.550,41 11,24
B BELANJA MODAL
Belanja Tanah 16.432,66 23.581,51 12.403,77 6.514,05 17.643,48 1,79
Belanja Peralatan dan Mesin 23.425,58 14.349,14 32.716,80 36.010,75 53.044,97 22,67
Belanja Gedung dan Bangunan 25.983,16 46.950,78 52.640,25 128.973,34 128.051,19 49,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 33.710,61 49.021,95 42.657,99 47.897,45 89.851,44 27,77
Belanja Aset Tetap Lainnya 800,18 201,51 155,27 171,42 115,13 (38,41)
Belanja Aset Lainnya 0,00 131,04 0,00 423,51 904,16
J uml a h 100.352,19 134.235,93 140.574,07 219.990,52 289.610,36 30,34
C BELANJA TAK TERDUGA
Belanja Tak Terduga 28.556,13 5.241,09 758,02 881,74 2.142,97 (47,66)
J uml a h 28.556,13 5.241,09 758,02 881,74 2.142,97 (47,66)
JUMLAH BELANJA 996.418,37 1.100.368,16 1.180.346,20 1.400.212,40 1.620.303,74 12,92
D TRANSFER BAGI HASIL KE DESA
Bagi Hasil Pajak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Bagi Hasil Retribusi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Transfer Bagi Hasil ke Desa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
JUMLAH BELANJA & TRANSFER 996.418,37 1.100.368,16 1.180.346,20 1.400.212,40 1.620.303,74 12,92
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)

50
Analisis belanja daerah berdasarkan pengklasifikasian yang sesuai
Permendagri Nomor 13 tahun 2006, dan dengan menggunakan data tahun 2009-
2013, menunjukkan bahwa perkembangan kinerja belanja Kota Padang cenderung
lebih baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan perbandingan tingkat pertumbuhan
rata-rata pertahun masing-masing kelompok belanja daerah. Belanja tidak langsung
mengalami peningkatan sebesar 9,57%, yaitu dari Rp.710.396,56 juta pada tahun
2009 menjadi Rp.1.023.849,92 juta pada tahun 2013. Sedangkan belanja tidak
langsung mengalami peningkatan yang lebih tinggi, yaitu 20,13% atau meningkat
dari Rp.286.372,76 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.596.453,82% juta pada tahun
2013.
Peningkatan belanja tidak langsung terutama disebabkan peningkatan
belanja pegawai, yaitu dari Rp.601.830,54 juta pada tahun 2009 menjadi
Rp.967.465,08 juta pada tahun 2013. Hal ini berarti terjadi pertumbuhan rata-rata
pertahun sebesar 12,60%. Belanja hibah juga mengalami peningkatan sedikit lebih
rendah, yaitu dari Rp.32.740,45 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.40.346,93 juta
pada tahun 2013, atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,36% pertahun.
Sedangkan belanja tidak langsung lainnya mengalami penurunan atau mengalami
pertumbuhan negatif.
Kinerja belanja yang lebih baik juga ditunjukkan berdasarkan analisis
pertumbuhan rata-rata pertahun untuk setiap elemen belanja langsung.
Pertumbuhan rata-rata pertahun dari belanja langsung pegawai lebih rendah
dibandingkan dengan belanja barang dan jasa serta dengan belanja modal. Belanja
langsung pegawai mengalami peningkatan dari Rp.39.755,14 juta pada tahun 2009,
menjadi Rp.58.639,75 juta pada tahun 2013, atau mengalami pertumbuhan rata-
rata pertahun sebesar 10,20%. Di lain pihak, belanja barang dan jasa mengalami
peningkatan dari Rp.145.915,50 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.248.203,71 juta
pada tahun 2013, atau mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar 14,20%
pertahun. Sedangkan belanja modal mengalami peningkatan dari Rp.100.702,12
juta pada tahun 2009 menjadi Rp.289.610,36 juta pada tahun 2013, atau dengan
tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 30,22% pertahun. Secara tidak langsung,
hal ini menggambarkan kebijakan Kota Padang pasca gempa 29 September 2009,
yang mengharuskan pemerintah Kota Padang untuk lebih memperketat alokasi
belanja untuk pembangunan fisik dan atau untuk belanja modal lainnya.

51
Tabel 3.5
REALISASI BELANJA LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG (Rp juta)
Pertum-
No Belanja Thn 2009 Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013
buhan (%)
A Belanja Tidak Langsung 710.395,56 803.197,04 824.058,44 940.199,62 1.023.849,92 9,57
1 Belanja Pegawai 601.830,54 720.736,97 767.830,68 893.236,34 967.465,08 12,60
2 Belanja Bunga - - - -
3 Belanja Subsidi - - - -
4 Belanja Hibah 32.740,45 24.862,17 38.953,53 40.067,89 40.346,93 5,36
5 Belanja Bantuan Sosial 13.343,26 13.168,40 15.769,25 5.197,88 13.147,97 (0,37)
6 Belanja Bantuan Keuangan 33.925,18 39.188,41 746,97 815,76 746,97 (61,48)
7 Belanja Tidak Terduga 28.556,13 5.241,09 758,02 881,74 2.142,97 (47,66)
B Belanja Langsung 286.372,76 297.171,12 356.287,75 460.012,78 596.453,82 20,13
1 Belanja Pegawai 39.755,14 32.264,50 38.759,52 49.489,17 58.639,75 10,20
2 Belanja Barang dan Jasa 145.915,50 130.670,69 176.954,16 190.533,08 248.203,71 14,20
3 Belanja Modal 100.702,12 134.235,93 140.574,07 219.990,52 289.610,36 30,22
Jumlah 996.768,32 1.100.368,16 1.180.346,19 1.400.212,39 1.620.303,74 12,91
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)

Analisis lain yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kinerja belanja Kota
Padang 5 tahun terakhir adalah berdasarkan proporsi setiap kelompok belanja
dengan total belanja dae
rah. Rata-rata proporsi jumlah belanja pegawai, baik belanja langsung
maupun belanja tidak langsung kurun waktu 2009-2013 adalah 66,36% dari total
belanja daerah. Tetapi dalam kurun waktu tersebut, terjadi penurunan proporsi
belanja pegawai, yaitu dari 64,39% pada tahun 2009 menjadi 63,33% pada tahun
2013. Sedangkan proporsi belanja modal dalam tahun 2009-2013 mengalami
peningkatan dari 10,07% pada tahun 2009 menjadi 17,87% pada tahun 2013.
Peningkatan pertumbuhan proporsi belanja modal yang lebih tinggi dibandingkan
proporsi belanja pegawai menunjukkan kebijakan belanja yang lebih baik dan perlu
dipertahankan; kalau bisa lebih ditingkatkan lagi pada masa datang.
Walaupun rata-rata proporsi belanja barang dan jasa pada tahun 2009-2013
lebih tinggi dibandingan belanja modal yaitu 14,09% berbanding 13,55%, namun
pada 2 tahun terakhir, proporsi belanja modal lebih besar dari pada belanja barang
dan jasa. Jika proporsi belanja barang dan jasa pada tahun 2012-2013 masing-
masing adalah 13,61% dan 15,32%, maka proporsi belanja modal pada periode
yang sama adalah 15,71% dan 17,87%. Oleh sebab itu, baik berdasarkan tingkat
pertumbuhan rata-rata pertahun maupun capaian proporsi belanja modal pada
tahun 2012 dan tahun 2013 menunjukkan kinerja kebijakan belanja yang relatif
baik.
Tabel 3.6 berikut memperlihatkan perkembangan proporsi belanja pegawai,
belanja barang dan jasa, belanja modal, dan belanja lainnya.

52
Tabel 3.6
Perkembangan Proporsi Balanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta
Belanja Modal Tahun 2009-2013 (%)
Jenis Belanja Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Rata-Rata Pertumbuhan
Belanja Pegawai 64,39 68,43 68,34 67,33 63,33 66,36 (0,41)
Belanja Barang dan Jasa 14,64 11,88 14,99 13,61 15,32 14,09 1,13
Belanja Modal 10,07 12,20 11,91 15,71 17,87 13,55 15,42
Belanja Lainnya 10,90 7,49 4,76 3,35 3,48 6,00 (24,82)
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)

C. Kinerja Pembiayaan
Secara umum, tidak banyak daerah yang telah membuat kebijakan
pembiayaan yang berpengaruh signifikan terhadap proses pembangunan, kecuali
memanfaatkan SiLPA yang tersedia. Pada kebanyakan daerah, kebijakan yang
dibuat dalam penganggaran adalah kebijakan anggaran berimbang. Hal ini berarti
semua SiLPA tahun sebelumnya direncanakan untuk digunakan untuk
menggerakkan pembangunan pada tahun berikutnya. Hal ini juga dilakukan oleh
pemerintah Kota Padang dalam periode Tahun 2009-2013.
Pada setiap tahun SiLPA tahun sebelumnya akan dijadikan sebagai
Pembiayaan Terima dan dianggarkan semua penerimaan daerah dapat dibelanjakan
pada tahun berikutnya. Akan tetapi karena adanya keterbatasan dalam pelaksanaan
anggaran, maka pada setiap tahun masih sering terjadi SiLPA. Namun demikian,
SiLPA Kota Padang setiap tahun menunjukkan penurunan dan secara otomasi
pembiayaan terima pada tahun berikutnya juga lebih rendah dari tahun-tahun
sebelumnya. Kebijakan pembiayaan seperti ini adalah baik, karena semua dana
yang tersedia diusahakan untuk menggerakkan pembangunan di daerah.
Akan tetapi data pada tahun 2012 menunjukkan kondisi yang kurang
mengembirakan, karena pada akhir tahun 2012 terdapat SiLPA yang lebih besar dari
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terjadi antara lain karena Kota Padang mengalami
kesulitan dalam mendapatkan bahan baku untuk pengaspalan jalan sehingga
terpaksa kegiatan-kegiatan pengaspalan jalan ditunda pada tahun berikutnya, dan
juga terjadi penundaan pelaksanaan pengembangan pembangunan jalur 2 jalan By
Pass sehingga jumlah SiLPA pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp.227,88 Milyar.

53
Tabel 3.7
Perkembangan Realisasi Pembiayaan dan Rata-Rata Pertumbuhan
Pertahun
Tahun Pertum-
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 buhan (%)
A
Penggunaan SiLPA 157.097,76 107.348,30 46.923,21 97.284,59 164.307,32 1,13
Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan 157.097,76 107.348,30 46.923,21 97.284,59 164.307,32 1,13

B
Pembentukan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Penyertaan Modal Pem. Daerah 377,49 0,00 5.324,90 8.753,00 15.599,00 153,54
Pembay. Pokok Pinj. DN Lainnya 10.229,58 76,66 0,00 0,00 15.262,71 10,52
Pembay. Pokok Pinj. DN Obligasi 0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Pengeluaran 10.607,07 76,66 5.324,90 8.753,00 30.861,71 30,60

PEMBIAYAAN NETTO 146.490,69 107.271,64 41.598,31 88.531,59 133.445,61 (2,30)


Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 107.348,30 46.923,21 97.324,34 164.307,32 227.884,05 20,71

Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)

3.2. NERACA DAERAH


Neraca mengambarkan tentang aset, kewajiban, dan ekuitas yang dimiliki
oleh suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintah daerah. Secara umum,
transaksi yang akan mempengaruhi neraca daerah adalah transaksi yang berasal
dari belanja modal dan pembiayaan. Jika ada belanja modal maka akan terjadi
peningkatan aset tetap. Sedangkan jika ada pengeluaran pembiayaan maka akan
terjadi peningkatan investasi jangka panjang, pembentukan dana cadangan dan
atau penurunan kewajiban. Jika ada penerimaan pembiayaan maka akan terjadi
penurunan investasi jangka panjang, pencairan dana cadangan, sisa lebih
perhitungan anggaran dan atau kenaikan kewajiban.
Analisis kinerja Neraca Kota Padang tahun 2009-2013 terlihat bahwa rata-
rata proporsi aset tetap jauh lebih besar dibandingkan aset lancar dan investasi
jangka panjang, yaitu dengan perbandingan 91,87%, 4,64%, dan 1,11%,
sedangkan sisanya adalah aset lainnya. Perbandingan atau perkembangan proporsi
kelompok aset tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan antara tahun
2009 dibandingkan dengan tahun 2013.
Analisis berdasarkan pos-pos aset menunjukkan bahwa jumlah nilai aset
yang dimiliki Kota Padang mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari
Rp.2.885.510,91 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.4.896.118,73 juta pada tahun
2013, yang berarti dalam kurun tahun 2009-2013 terjadi pertumbuhan rata-rata
pertahun sebesar 14,13%. Peningkatan seperti ini dihasilkan antara lain melalui
peningkatan aset tetap, investasi jangka panjang, dan aset lancar. Dari 3 sumber
peningkatan aset Kota Padang tersebut, peningkatan jumlah aset tetap jauh lebih

54
tinggi dibandingkan 2 kelompok aset lainnya. Peningkatan jumlah aset tetap
meningkat dari Rp.2.650.814,80 juta pada tahun 2009 menjadi Rp.4.530.029,11
juta pada tahun 2013 atau mengalami pertumbuhan rata-rata pertahun sebesar
14,34%. Sedangkan pertumbuhan investasi jangka panjang relatif kecil yaitu
sebesar 9,56%, dan pertumbuhan aset lancar sebesar 17,79%.
Sesuai dengan konsep keseimbangan, pertumbuhan aset tersebut juga akan
sama dengan jumlah pertumbuhan kewajiban dan ekuitas dana. Pertumbuhan
ekuitas dana pertahun adalah 14,13% dan pertumbuhan kewajiban adalah 13,21%.
Namun karena komposisi ekuitas dana jauh lebih besar (lebih kurang 99%)
dibandingkan kewajiban, maka pertumbuhan kewajiban tersebut tidak terlalu
berpengaruh signifikan terhadap komposisi kewajiban dan ekuitas dana. Tabel 3.8
berikut menyajikan perkembangan pos-pos neraca dan tingkat pertumbuhan rata-
rata pertahun.

55
Tabel 3.8
PERKEMBANGAN POS-POS NERACA DAN RATA-RATA PERTUMBUHAN PER TAHUN
Tahun (Rp'juta) Pertum-
No Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 buhan (%)
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah 96.591,90 46.464,28 78.814,22 129.116,39 137.638,26 9,26
Kas di Kas Satlak 10.019,19 1,12 1,11 0,04 0,04
Kas di Bendahara Pengeluaran 767,23 458,28 186,81 199,64 248,29 (24,58)
Kas di Bendahara Penerimaan 23,50 17,97 382,11 23,22 7,69 (24,37)
Deposito - - 20.000,00 35.000,00 90.000,00
Piutang Pajak 7.996,74 6.526,94 10.661,47 12.356,55 10.757,27 7,70
Piutang Retribusi 1.876,50 1.600,33 2.109,19 2.389,12 2.570,71 8,19
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi - - - - -
Piutang lainnya 9.896,94 2.261,56 2.261,56 2.261,56 2.261,57 (30,86)
Persediaan 6.715,73 9.360,29 11.067,00 14.433,15 14.263,95 20,72
Jumlah Aktiva Lancar 133.887,73 66.690,76 125.483,47 195.779,66 257.747,78 17,79

INVESTASI JANGKA PANJANG


Investasi Non Permanen 3.503,65 3.514,15 3.514,15 3.514,15 3.514,15 0,07
Investasi Permanen 28.431,45 20.542,45 22.367,35 31.120,35 42.497,33 10,57
Jumlah Investasi Jk. Panjang 31.935,10 24.056,60 25.881,50 34.634,50 46.011,48 9,56

ASET TETAP
Tanah 859.778,04 782.190,69 799.307,98 1.109.240,43 1.451.637,50 13,99
Peralatan dan Mesin 193.152,93 212.259,13 250.698,16 281.821,31 391.900,77 19,35
Gedung dan Bangunan 485.965,50 566.885,11 644.544,01 830.987,87 1.263.692,93 26,99
Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.075.611,85 1.158.586,50 1.207.705,99 1.255.721,90 1.345.152,91 5,75
Aset Tetap Lainnya 34.710,46 42.835,24 31.027,61 33.794,11 49.044,87 9,03
Konstruksi dalam Pengerjaan 1.596,01 56.349,24 15.737,67 68.999,59 28.600,13 105,75
Akumulasi Penyusutan - - - - -
Jumlah Aset Tetap 2.650.814,80 2.819.105,91 2.949.021,42 3.580.565,22 4.530.029,11 14,34

DANA CADANGAN
Dana Cadangan - - - -
Jumlah Dana Cadangan - - - -

ASET LAINNYA
Tuntutan Ganti Rugi - - 438,16 477,91 432,20
Aset Tak Berwujud - - 865,23 1.892,47 2.755,08
Aset Lain-lain 68.873,28 55.726,79 24.884,55 1.416,90 4.334,05 (49,91)
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga - - 55.408,90 55.408,90 54.809,03
Jumlah Aset Lainnya 68.873,28 55.726,79 81.596,83 59.196,18 62.330,36 (2,46)
- - - - -
TOTAL AKTIVA 2.885.510,91 2.965.580,06 3.181.983,23 3.870.175,56 4.896.118,73 14,13

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Fihak Ketiga 30,02 0,47 1.677,80 8,75 2,56 (45,96)
Utang Bunga - - - - -
Bagian Lancar Ut. Jk Panjang 3.239,12 3.136,30 3.136,30 3.136,30 - (100,00)
Utang Jangka Pendek Lainnya 1.070,71 1.718,51 2,77 138,65 597,90 (13,56)
Jmlh. Kewajiban Jk. Pendek 4.339,86 4.855,28 4.816,87 3.283,70 600,46 (39,01)

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG


Utang Dalam Negeri - - - - 6.527,76
Utang Jangka Panjang Lainnya - - - - -
- - - - -
Jmlh. Kewajiban Jk. Panjang - - - - 6.527,76
- - - - -
JUMLAH KEWAJIBAN 4.339,86 4.855,28 4.816,87 3.283,70 7.128,22 13,21

EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Angg. 107.348,30 46.923,21 97.324,34 164.307,32 227.884,04 20,71
Pendapatan yg Ditangguhkan 23,50 17,97 382,11 23,22 7,69 (24,37)
Cadangan Piutang 19.770,18 10.388,82 15.032,22 17.007,23 15.589,53 (5,77)
Cadangan
Dana yg hrsPersediaan
disediakan utk Pembayaran 6.715,73 9.360,29 11.067,00 14.433,15 14.263,95 20,72
Utang Jk.Pendek (4.309,84) (4.854,81) (3.139,07) (3.274,95) (597,90) (38,97)
Jmlh. Ekuitas Dana Lancar 129.547,87 61.835,48 120.666,60 192.495,97 257.147,31 18,70

EKUITAS DANA INVESTASI


Diinvestasikan dalam Investasi JP 31.935,10 24.056,60 25.881,50 34.634,50 46.011,48 9,56
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2.650.814,80 2.819.105,91 2.949.021,42 3.580.565,22 4.530.029,11 14,34
Diinvestasikan
Dana dalam Aset
yg hrs disediakan utk Lainnya
Pembayaran 68.873,28 55.726,79 81.596,83 59.196,18 62.330,35 (2,46)
Utang Jk.Panjang - - - - (6.527,76)
Jmlh. Ekuitas Dana Investasi 2.751.623,18 2.898.889,30 3.056.499,76 3.674.395,90 4.631.843,18 13,90

EKUITAS DANA CADANGAN


Diinvestasikan dalam Dana Cadangan - - - - -
Jmlh. Ekuitas Dana Cadangan - - - - -

JUMLAH EKUITAS DANA 2.881.171,06 2.960.724,78 3.177.166,36 3.866.891,86 4.888.990,49 14,13

TOTAL KEWAJIBAN & EKUITAS DANA 2.885.510,91 2.965.580,06 3.181.983,23 3.870.175,56 4.896.118,71 14,13

Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)

56
Untuk memahami kemampuan keuangan Kota Padang dapat dilakukan
berdasarkan analisis rasio keuangan. Secara konsepsual ada 4 macam analisis rasio
keuangan yang dapat digunakan, meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
leverage, dan rasio profitabilitas.
1. Rasio likuiditas, bertujuan untuk melihat kemampuan organisasi dalam
melunasi hutangnya pada saat jatuh tempo. Semakin tinggi rasio likuiditas
berarti semakin tinggi kemampuan organisasi dalam melunasi hutangnya.
Analisi rasio likuiditas dapat dilakukan berdasarkan rasio lancar, rasio quick,
dan rasio kas. Ketiga rasio sama-sama bertujuan untuk mengevaluasi
kemampuan pemerintah daerah dalam membayar hutang lancarnya pada saat
jatuh tempo, tatapi kas rasio lebih menunjukkan kemampuan riil berdasarkan
kas yang dimiliki.
2. Analisis solvabilitas, bertujuan untuk melihat kemampuan organisasi dalam
melunasi seluruh hutangnya, baik hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang. Analisis solvabilitas ini secara tidak langsung juga dapat
dilakukan melalui rasio leverage, dimana rasio leverage ini bertujuan untuk
melihat sejauhmana organisasi menggunakan dana pinjaman (hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjang) dalam menjalankan roda organisasinya.
Analisis rasio solvabilitas dapat dihitung berdasarkan perbandingan total
hutang dengan total aset, dan atau total hutang dengan modal. Kedua rasio
ini sama-sama bertujuan untuk menilai kemampuan permerintah daerah
dalam melunasi seluruh kewajibannya seandainya seluruh aset dan atau
modal digunakan.
3. Analisis rasio profitabilitas, bertujuan menilai kemampuan menghasilkan laba.
Karena organisasi pemerintah daerah tidak bertujuan laba maka rasio ini
menjadi tidak relevan dilakukan.
Karena rasio profitabilitas tidak relevan dilakukan pada organisasi
pemerintahan, maka dalam pembahasan berikutnya, analisis rasio keuangan yang
digunakan dalam menilai kemampuan keuangan Kota Padang hanya berdasarkan
rasio likuiditas dan rasio solvabilitas saja.
Baik rasio lancar maupun rasio kas menunjukkan kemampuan yang sangat
luar biasa. Rasio lancar mengalami peningkatan dari 3.085,07% pada tahun 2009
menjadi 42.925,05% pada tahun 2013. Sedangkan rasio quick meningkat dari
2.930,33% pada tahun 2009 menjadi 40.549,55% pada tahun 2013. Hal yang sama
ditunjukankan oleh rasio kas; meningkat dari 2.474,78% pada tahun 2009 menjadi
22.964,77% pada tahun 2013. Ketiga rasio ini menunjukkan bahwa Kota Padang
mempunyai kemampuan untuk melunasi hutang lancar puluhan kali lipat, dan atau
jumlah hutang yang sangat kecil sekali. Namun dari sisi lain, jumlah kas yang
sangat besar ini kurang baik dari fungsi pemerintah sebagai penggerak
pembangunan. Pada masa datang, saldo kas pada akhir tahun hanya sebatas
kebutuhan minimal bulanan pelaksanaan kegiatan administrasi rutin tahun berikut.

57
Kondisi jumlah hutang yang sangat kecil itu juga dapat dilihat berdasarkan
rasio total hutang terhadap ekuitas dana dan atau total aset, yaitu berkisar dibawah
1% saja. Artinya, hutang yang dimiliki Kota Padang hanya kurang dari 1% dari
jumlah aset atau ekuitas dananya. Dengan demikian keempat rasio keuangan ini
menunjukkan kemampuan Pemerintah Kota Padang yang sangat baik dalam
melunasi seluruh hutangnya. Tabel 3.9 berikut menyajikan rasio keuangan Kota
Padang.
Tabel 3.9
PERKEMBANGAN RASIO KEUANGAN PERTUMBUHAN RATA-RATA PER TAHUN
Tahun (%) Pertum-
No Uraian
2009 2010 2011 2012 2013 buhan (%)
1 Rasio lancar (current ratio) 3.085,07 1.373,57 2.605,08 5.962,17 42.925,05 93,14
2 Rasio quick (quick ratio) 2.930,33 1.180,79 2.375,33 5.522,63 40.549,55 92,87
3 Kas Rasio 2.474,78 966,82 1.648,05 3.938,83 22.964,77 74,53
4 Rasio total hutang terhadap total aset 0,15 0,16 0,15 0,08 0,15 (0,81)
5 Rasio hutang terhadap modal 0,15 0,16 0,15 0,08 0,15 (0,81)
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)

3.3. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU


Kebijakan pengelolaan keuangan di masa lalu diarahkan pada upaya
meningkatkan PAD guna mengurangi ketergantungan Keuangan Daerah pada
bantuan Pemerintah Pusat. Hal ini dapat terlihat dari data yang ditampilkan pada
bagian kinerja keuangan masa lalu di atas, dimana dalam kurun waktu lima tahun
terakhir, terjadi peningkatan proporsi PAD terhadap Total Pendapatan Daerah Kota
Padang, sedangkan di sisi lain terjadi penurunan proporsi pendapatan yang berasal
dari dana perimbangan.
Dari sisi belanja aparatur, selama kurun waktu tahun 2009 hingga tahun
2013, telah terjadi penurunan proporsi belanja aparatur. Pada tahun 2009 belanja
aparatur memiliki proporsi sebesar 77,29% dari total pengeluaran pemerintah
daerah, sedangkan pada tahun 2013 proporsi belanja ini menurun menjadi 71,89%
dari total pengeluaran daerah. Walaupun dari sisi jumlah belanja aparatur terjadi
peningkatan, namun penurunan proporsi tersebut menunjukkan bahwa alokasi
pengeluaran pada kebutuhan non-aparatur di dalam APBD Kota Padang semakin
lama semakin naik.
Tabel 3.10
PROPORSI BELANJA PEMENUHAN KEBUTUHAN APARATUR
Total belanja untuk pemenuhan Total pengeluaran (Belanja
No Uraian Prosentase
kebutuhan aparatur (Rp.juta) + Pembiayaan Pengeluaran)
1 Tahun 2009 778.374,52 1.007.025,44 77,29
2 Tahun 2010 885.282,79 1.100.444,82 80,45
3 Tahun 2011 897.311,02 1.185.671,10 75,68
4 Tahun 2012 1.059.177,30 1.408.965,40 75,17
5 Tahun 2013 1.187.085,37 1.651.165,45 71,89
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)

58
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa kebijakan
Kota Padang dalam penyusunan anggaran menggunakan prinsip anggaran
berimbang. Berdasarkan prinsip ini, maka SiLPA yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya diupayakan untuk dapat dibelanjakan pada tahun berikutnya guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pelayanan, dan
meningkatkan daya saing daerah.
Pada tahun terjadinya Gempa dan 1 tahun pasca Gempa 29 September
2009, Kota Padang membutuhkan perbaikan infrastuktur yang relatif besar sehingga
terjadi defisit riil pada tahun 2009 dan tahun 2010, masing-masing Rp.49.749,47
juta dan Rp.60.425,08 juta. Defisit riil yang terjadi ini bermakna bahwa Kota Padang
Harus mencari sumber pembiayaan yang lain untuk menutupi pengeluaran tersebut.
Akan tetapi, pada tahun-tahun berikutnya Kota Padang tidak mampu menggunakan
seluruh pendapatan yang dihasilkannya sehingga terjadi surplus riil anggaran. Pada
tahun 2011 jumlah surplus riil anggaran yang dihasilkan sebesar Rp.50.401,13 juta,
tahun 2012 menjadi Rp.67.022,72 juta, dan tahun 2013 menjadi Rp.63.576,73 juta.
Tabel 3.11
DEFISIT RIIL ANGGARAN
Tahun (Rp'juta) Pertum-
No Uraian buhan (%)
2009 2010 2011 2012 2013
1 PENDAPATAN 957.275,98 1.040.019,73 1.236.072,23 1.475.988,12 1.714.742,18 15,69
2 BELANJA 996.418,37 1.100.368,16 1.180.346,20 1.400.212,40 1.620.303,74 12,92
3 PENGELUARAN PEMBIAYAAN 10.607,07 76,66 5.324,90 8.753,00 30.861,71 30,60
DEFISIT RIIL (49.749,47) (60.425,08) 50.401,13 67.022,72 63.576,73
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)

Di samping disebabkan karena adanya pelampauan realisasi pendapatan


dibanding dengan anggaran yang ditetapkan, surplus riil yang terjadi pada tahun
2011-2013 juga disebabkan karena adanya penghematan belanja dan atau adanya
kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan karena alasan tertentu, seperti
kesulitan mendapatkan Aspal pada tahun 2012 sehingga banyak kegiatan
pembangunan/rehab jalan tidak dapat dilaksanakan.
Secara umum pelampauan pendapatan realisasi anggaran dihasilkan untuk
sumber pendapatan dana perimbangan. Sedangkan PAD dan Lain-lain Pendapatan
yang Sah, realisasinya lebih rendah dari yang dianggarkan kecuali pada 1 tahun
terakhir. Oleh sebab itu, pada masa datang dibutuhkan kebijakan yang lebih baik
agar pendapatan-pendapatan yang dianggarkan khususnya dari sumber PAD
melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan, antara lain melalui analisis potensi
pajak daerah dan retribusi daerah. Tabel berikut memperlihatkan perkembangan
realiasi sisa lebih perhitungan anggaran tahun 2009-2013.

59
Tabel 3.12
REALISASI SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN
Tahun (Rp.juta)
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1 Jumlah SiLPA 107.348,30 46.923,21 97.324,34 164.307,32 227.884,05
2 Pelampauan penerimaan PAD (19.909,86) (4.234,98) (15.060,43) 1.823,03 (17,86)
3 Pelampauan penerimaan dana perimbangan 25.594,53 24.888,09 10.192,69 27.263,50 (6.586,53)
4 Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah 48.085,25 (14.596,47) (39.292,28) (5.156,34) (24.386,48)
5 Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya 53.578,37 40.866,57 141.484,36 140.377,13 258.874,92
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 73/PMK.02/2006 tentang Peta


Kapasitas Fiskal Dalam Rangka Penerusan Pinjaman Luar Negeri Pemerintah Kepada
Daerah Dalam Bentuk Hibah, serta dipertegas oleh Permendagri Nomor 21 Tahun
2007 tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan
Pertanggung-jawaban Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Serta Tata Cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi
Intensif dan Dana Operasional, menjelaskan bahwa penentuan kemampuan
keuangan daerah dihitung dari selisih antara Pendapatan Umum Daerah dikurangi
belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD). Pendapatan umum daerah terdiri atas
pendapatan asli daerah ditambah dana bagi hasil dan dana alokasi umum,
sedangkan belanja PNSD terdiri atas gaji dan tunjangan PNSD yang meliputi gaji
pokok, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan beras, dan tunjangan
pajak penghasilan (PPh Pasal 21).
Dalam Permendagri Nomor 21 Tahun 2007 selanjutnya dijelaskan bahwa
pengelompokan kemampuan keuangan daerah untuk kabupaten/kota, diatur
sebagai berikut:
a. Di atas Rp. 400.000.000.000,00 (empat ratus milyar rupiah) dikelompokkan
pada kemampuan keuangan daerah tinggi;
b. Antara Rp. 200.000.000.000,00 (dua ratus milyar) sampai dengan Rp.
400.000.000.000,00 (empat ratus milyar rupiah) dikelompokkan pada
kemampuan keuangan daerah sedang; dan
c. Di bawah Rp. 200.000.000.000,00 (dua ratus milyar) dikelompokkan pada
kemampuan keuangan daerah rendah
Jika dihitung berdasarkan data realisasi, maka hasil perhitungan kemampuan
keuangan daerah Kota Padang menunjukkan peningkatan dari kategori sedang
menjadi tinggi. Jika pada tahun 2009 jumlah kemampuan keuangan daerah Kota
Padang baru berjumlah Rp.279.961,54juta, maka pada tahun 2013 meningkat
menjadi Rp.536.827,15 juta.

60
Tabel 3.13
KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH (Rp.Juta)
Uraian Thn 2009 Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah 113.254,71 116.691,28 149.874,80 189.450,84 238.871,89
DAU 628.472,62 632.117,46 711.416,06 871.875,67 1.003.116,09
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 58.882,84 65.411,50 63.302,31 122.817,88 57.718,07
BELANJA
Belanja Gaji dan Tunjangan 520.648,63 572.430,66 637.909,65 680.678,94 762.878,90
Selisih 279.961,54 241.789,57 286.683,51 503.465,45 536.827,15

Gempa yang terjadi pada tanggal 29 September 2009 telah merusak dan
atau bahkan sampai meruntuhkan beberapa bangunan milik Kota Padang.
Akibatnya sejak tahun 2010 sampai 2012 beberapa SKPD Kota Padang terpaksa
menyewa bangunan agar pelayanan kepada masayarakat tetap dapat diberikan.
Kontrak sewa menyewa baik untuk bangunan maupun untuk beberapa jenis
peralatan lain yang dibutuhkan dilakukan dengan perjanjian tahunan bukan
perjanjian sewa menyewa jangka panjang.
Sesuai dengan kebijakan pemerintah yang memindahkan pusat
pemerintahan Kota Padang ke Air Pacah, maka sejak tahun 2013 roda
pemerintahan Kota Padang digerakkan melalui Gedung Baru di Air Pacah. Beberapa
SKPD masih menggunakan bangunan lama yang masih dalam kondisi layak huni,
dan beberapa SKPD lainnya memberikan pelayanan dengan mamanfaatkan gedung
baru. Oleh sebab itu, Kota Padang saat ini tidak memiliki kontrak sewa menyewa
jangka pajang baik untuk bangunan maupun peralatan lainnya.
Dalam rangka pengembangan kapasitas sumber daya manusia, Kota Padang
selalu memberikan Beasiswa kepada PNS di lingkungan Pemerintah Kota Padang.
Namun pada tahun 2012 jumlah beasiswa yang diberikan berkurang dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini antara lain disebabkan kebijakan pengembangan
kapasitas SDM daerah lebih banyak memanfaatkan Beasiswa dari sumber-sumber
lain yang saat ini memang banyak ditawarkan. Pada saat ini tidak ada lagi
kewajiban beasiswa yang harus dibayarkan Kota Padang. Demikian juga terhadap
pembayaran bunga, bagi hasil pajak dan bukan pajak, serta belum merencanakan
pembentukan dana cadangan atau penerimaan pembiayaan lainnya. Oleh sebab itu,
pengeluaran periodik, wajib, dan mengikat serta perioritas utama Kota Padang
hanya terbatas untuk belanja Gaji dan Tunjangan, Belanja Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH, Belanja honorarium PNS khusus
untuk guru dan tenaga medis, dan Belanja Jasa Kantor.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, jumlah belanja dan pengeluaran
pembiayaan wajib dan mengikat serta perioritas utama mengalami peningkatan dari
Rp.581.374,94 juta pada tahun 2009 dan meningkat menjadi Rp.1.101.395,88 juta
pada tahun 2013.

61
Tabel 3.14
PENGELUARAN PERIODIK, WAJIB DAN MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA
Tahun (Rp'juta) Pertum-
No. Uraian
2009 2010 2011 2012 2013*/ buhan (%)
A Belanja Tidak Langsung
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 520.648,63 572.430,66 637.909,65 680.678,94 742.253,11 9,05
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD
2 5.118,81
serta Operasional KDH/WKDH 5.262,07 5.307,71 5.552,48 5.703,64 2,72
3 Belanja Bunga 0 0 0 0 0 0
4 Belanja bagi hasil 0 0 0 0 0 0
B Belanja Langsung
Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan
1 42.307,58
tenaga medis. 79.415,92 97.380,45 170.972,07 250.861,48 46,73
2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 9.403,00 5.738,83 10.695,09 750,03 271,15 (63,85)
Belanja Jasa Kantor ( khusus tagihan bulanan kantor
3 3.895,93
seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya) 18.023,23 38.672,49 57.351,33 102.305,51 78,38
Belanja sewa gedung kantor (yang telah ada kontrak
4
jangka panjangnya) 0 0 0 0 0 0
Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor
5
(yang telah ada kontrak jangka panjangnya) 0 0 0 0 0 0
C PembiayaanPengeluaran 0
1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0 0 0
2 Pembayaranpokokutang 0 0 0 0 0 0
TOTAL 581.373,94 680.870,72 789.965,39 915.304,85 1.101.394,88 15,94
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat pula dihitung kapasitas riil


kamampuan keuangan daerah, yaitu dari selisih total penerimaan dengan belanja
dan pengeluaran pembiayaan wajib dan mengikat serta perioritas utama. Hasil
perhitungan menujukkan bahwa pada tahun 2009 jumlah kapasitas riil kamampuan
keuangan daerah Kota Padang berjumlah Rp.483.250,33 juta dan meningkat
menjadi Rp.841.231,35 juta pada tahun 2013. Tabel 3.15 berikut menunjukkan hasil
perhitungan kapasitas riil keuangan daerah Kota Padang tahun 2009-tahun 2013.
Tabel 3.15
KAPASITAS RIIL KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
UNTUK MENDANAI PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun (Rp.juta)
No. Uraian
2009 2.010 2.011 2.012 2.013
1. Pendapatan 957.275,98 1.040.019,73 1.236.072,23 1.475.988,12 1.714.742,18
2. Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)
3. Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran 107.348,30 46.923,21 97.324,34 164.307,32 227.884,05
Total penerimaan 1.064.624,27 1.086.942,95 1.333.396,57 1.640.295,44 1.942.626,23
Dikurangi:
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang
4.
Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama 581.373,94 680.870,72 789.965,39 915.304,85 1.101.394,88
Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah 483.250,33 406.072,23 543.431,18 724.990,59 841.231,35
Sumber: DPPKAD, Laporan Keuangan Kota Padang, beberapa tahun (diolah)
Catatan */ hasil proyeksikan tahun sebelumnya

62
3.4. RENCANA KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN
A. Pendapatan
Dalam memproyeksikan pendapatan Kota Padang tahun 2015 sampai tahun
2019 digunakan beberapa asumsi. Asumsi pertama adalah penetapan anggaran
pendapatan Kota Padang tahun 2014 telah melalui analisis oleh eksekutif dan
legislatif. Oleh sebab itu, anggaran pendapatan tahun 2014 dapat dijadikan tolak
ukur atau standar dalam menentukan metode statistik yang sebaiknya dipakai dan
atau tahun dasar yang digunakan dalam menghitung proyeksi pendapatan.
Secara umum, berbagai metode statistik dapat digunakan dalam
memproyeksikan pendapatan. Metode mana yang lebih tepat dan akan dipilih,
tergantung kepada trend dan atau konjungtur data-data keuangan masa lalu yang
akan digunakan sebagai dasar proyeksi. Setelah dilakukan proses trial and error
maka alternatif yang paling baik adalah berdasarkan tingkat pertumbuhan rata-rata.
Akan tetapi, karena pada tanggal 30 September 2009 telah terjadi Gempa Besar di
Kota Padang dan berdampak terhadap penerimaan pendapatan Kota Padang, maka
tahun dasar yang digunakan akan ditentukan kedekatan hasil proyeksi pada tahun
2014 dengan anggaran pendapatan yang sudah disepakati oleh DPRD untuk APBD
2014.
Pertimbangan lain yang digunakan dalam memproyeksikan pendapatan
tersebut adalah perubahan peraturan yang berlaku dalam pemungutan pajak dan
retribusi daerah. Khususnya, untuk Pajak Bumi dan Bangunan yang tadinya
dikelompokkan sebagai penerimaan Bagi Hasil Pajak maka pada tahun 2015 dan
seterusnya akan menjadi bagian dari Pajak Daerah. Di samping itu, adanya
perubahan kebijakan pemerintah pusat dalam penentuan dasar alokasi Dana Alokasi
Khusus dan kebijakan pusat lainnya pada tahun 2014, maka perlu dilakukan
penyesuaian dasar proyeksi Pendapatan Dana Transfer. Secara keseluruhan tahun
dasar yang digunakan adalah tahun 2009-tahun 2013. Akan tetapi karena adanya
perubahan peraturan dan kebijakan maka untuk beberapa jenis penerimaan
pendapatan Kota Padang akan digunakan tahun dasar yang berbeda sesuai kondisi
dan prediksi untuk tahun 2014.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan tingkat
pertumbuhan rata-rata sebagaimana dijelaskan di atas dapat dilihat sebagai berikut:

63
Tabel 3.16
PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH TAHUN 2014 - 2019
Tahun (Rp.juta)
No. Uraian
2014 2015 2016 2017 2018 2019
A PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah 179.947,71 226.293,90 257.421,45 292.830,71 333.110,65 378.931,24
Pendapatan Retribusi Daerah 62.538,99 60.037,43 72.930,66 88.592,75 107.618,32 130.729,69
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yg Dipisahkan 9.713,59 11.211,62 12.940,67 14.936,38 17.239,87 19.898,60
Lain-lain PAD yang Sah 55.807,68 98.517,96 127.611,47 165.296,63 214.110,67 277.340,06
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 308.007,97 396.060,90 470.904,25 561.656,47 672.079,50 806.899,59

B PENDAPATAN TRANSFER
1. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT
Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 65.634,91 71.335,22 73.963,84 76.689,31 79.515,21 82.445,25
Dana Alokasi Umum 1.060.234,17 1.072.894,05 1.166.172,14 1.267.559,90 1.377.762,38 1.497.545,92
Dana Alokasi Khusus 76.839,71 42.132,90 48.803,46 56.530,11 65.480,07 75.847,00
Sub Jumlah 1.202.708,79 1.186.362,16 1.288.939,44 1.400.779,32 1.522.757,66 1.655.838,17

2. TRANSFER PEMERINTAH PUSAT- 325.734,30 358.245,88 452.396,52 571.290,91 721.431,94 911.031,56


-
3. TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI 77.236,74 77.236,74 86.780,66 97.503,90 109.552,18 123.089,23

Jumlah Pendapatan Transfer 1.605.679,82 1.621.844,78 1.828.116,62 2.069.574,13 2.353.741,78 2.689.958,96

C LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH


Pendapatan Hibah 8.827,90 32.045,27 32.045,27 32.045,27 32.045,27 32.045,27
Bantuan Keuangan 13.339,97 9.604,78 11.525,73 13.830,88 16.597,05
Pendapatan Lainnya
Jumlah Lain-Lain Pendapatan Yang Sah 22.167,87 32.045,27 41.650,04 43.571,00 45.876,15 48.642,32

JUMLAH PENDAPATAN 1.935.855,66 2.049.950,95 2.340.670,91 2.674.801,60 3.071.697,43 3.545.500,87

64
Karena dalam memproyeksikan pendapatan daerah tersebut di atas
digunakan data-data masa lalu, berarti asumsi yang digunakan bahwa peningkatan
pendapatan tersebut dihasilkan sesuai dengan kebijakan rutin masa lalu. Dengan
kata lain, proyeksi pendapatan Kota Padang tahun 2014-2019 pada tabel 3.16
belum mempertimbangkan penambahan pendapatan sebagai hasil kebijakan Kepala
Daerah baru yang diperkirakan sudah dapat diperoleh mulai dari tahun 2015, antara
lain berasal dari:
1. Pembenahan sistem perpakiran Pasar Raya dan Jalan Permindo
2. Operasionalisasi pasar raya dan pasar lainnya
3. Peningkatan NJOP dan Potensi Riil Pajak dan Retribusi Daerah
4. Pembangunan Cabel Car
5. Pengembangan PT Semen Padang dan pendirian usaha baru lainnya
6. Lapau Panjang Purus
Untuk mencapai proyeksi diatas, beberapa strategi dan kebijakan yang akan
mendorong peningkatan pendapatan asli daerah, antara lain adalah:
1. Kebijakan peningkatan pendapatan daerah yang berasal dari pajak daerah,
terutama pada sumber BPHTB dan PBB.
2. Analisis Potensi Riil Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
3. Peningkatan hasil pengelolaan kekayaan daerah melalui pengelolaan sumber
daya daerah secara lebih profesional dan marketable.
4. Intensifikasi pendapatan melalui penyesuaian tarif pajak dan retribusi
5. Penyempurnaan sistem pemungutan pajak dan retribusi daerah.
Di samping itu, pada masa datang juga perlu diupayakan untuk
mendapatkan dana bantuan keuangan dari pemerintah provinsi dan pusat.
Demikian juga dengan sumber-sumber pendanaan dari masyarakat. Kedua
kebijakan terakhir ini sangat ditentukan oleh kreativitas dalam masing-masing
kepala SKPD untuk mengupayakan secara maksimal.
Proyeksi pengeluaran pembiayaan wajib dan mengikat serta perioritas utama
dilakukan berdasarkan tingkat pertumbuhan data realisasi 4 tahun terakhir, yaitu
tahun 2010-2013. Namun karena pertumbuhan pendapatan perimbangan lebih
rendah dibandingkan dengan belanja wajib dan mengikat dan untuk
mempertahankan proporsi belanja langsung, maka Kota Padang telah berkomitmen
untuk mengurangi laju pertumbuhan belanja wajib dan mengikat ini, antara lain
dengan membuat kebijakan meminimalkan penambahan pegawai baik melalui
pegawai baru maupun pegawai pindahan.
Berdasarkan kebijakan tersebut, maka tingkat pertumbuhan belanja
pengeluaran wajib dan mengikat serta perioritas utama dari tahun 2014 sampai
tahun 2019 dihitung 1,5% lebih rendah daripada tingkat pertumbuhan tahun-tahun
sebelumnya. Di samping kebijakan minimalisasi pertambahan pegawai sebagaimana
dijelaskan diatas, maka kebijakan belanja yang akan dilakukan dimasa akan datang
antara lain adalah:

65
1. Kebijakan Belanja sesuai dengan prioritas; mulai dari belanja wajib dan
mengikat, belanja administrasi rutin, belanja program unggulan, dan perioritas
lainnnya.
2. Melakukan efesiensi anggaran terhadap jenis belanja/pengeluaran yang
terkesan boros, seperti belanja honor, perjalanan dinas, dan belanja barang
dan jasa, serta dianggarkan secara selektif.
3. Belanja langsung diprioritaskan untuk membiayai belanja modal yang dapat
memberikan multiflier effect dalam pertumbuhan ekonomi khususnya yang
berkaitan dengan pelayanan dasar.
4. Peningkatan peran Bappeda dalam sinkronisasi belanja antar SKPD untuk
meningkatkan efektivitas sesuai dengan target kinerja.
Prinsip pengelolaan keuangan daerah adalah mencapai keseimbangan antara
pendapatan dan belanja sehingga kemungkinan defisit anggaran ditiadakan. Namun
jika pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran berjalan, arah
pengelolaan pembiayaan harus berdasarkan prinsip kemampuan dan
kesinambungan fiskal daerah. Sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit
anggaran dapat diperoleh dari SILPA ataupun pinjaman daerah dan dengan sebisa
mungkin menghindari penjualan aset daerah yang dipisahkan. Apabila terjadi
pinjaman daerah, maka besaran pinjaman daerah haruslah pada kemampuan
pengembalian pinjaman oleh daerah. Dalam pengelolaan pembiayaan dan
perumusan proyeksi pembiayaan daerah selama kurun waktu lima tahun ke depan,
asumsi dan metode proyeksi yang digunakan adalah linear dengan asumsi dan
metode yang digunakan pada pendapatan dan belanja daerah.
Dalam pengelolaan pembiayaan, tidak dimungkinkan untuk melakukan
penerimaan pembiayaan melalui SILPA dikarenakan proyeksi penerimaan dan
belanja daerah menunjukkan kebutuhan pada belanja selalu lebih besar dari
penerimaan, sehingga pendapatan pembiayaan diutamakan diperoleh dari laba
investasi jangka pendek dan jangka panjang, hasil investasi aset, pembayaran
piutang daerah, maupun penerimaan-penerimaan lainnya yang dimungkinkan untuk
diperoleh. Sedangkan pengeluaran pembiayaan dialokasikan untuk melakukan
pembiayaan pada investasi jangka pendek dan jangka panjang, investasi pada aset
tetap, alokasi dana cadangan daerah, serta pembayaran utang dan defisit daerah.
Berdasarkan perhitungan SiLPA tahun 2013 dan hasil proyeksi pendapatan
daerah dari tahun 2014 sampai tahun 2019 serta proyeksi pengeluaran pembiayaan
wajib dan mengikat serta perioritas utama dapat diketahui proyeksi kapasitas riil
keuangan daerah tahun 2014-tahun 2019. Tabel 3.17 berikut memperlihatkan hasil
perhitungan proyeksi kapasitas riil keuangan daerah tahun 2014-tahun 2019.

66
Tabel 3.17
PROYEKSI KAPASITAS RIIL KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
UNTUK MENDANAI PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun (Rp, Juta)
No. Uraian
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1. Pendapatan 1.935.855,66 2.049.950,95 2.340.670,91 2.674.801,60 3.071.697,43 3.545.500,87
2. Pencairan dana cadangan (sesuai Perda)
3. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 227.884,05
Total penerimaan 2.163.739,71 2.049.950,95 2.340.670,91 2.674.801,60 3.071.697,43 3.545.500,87
Dikurangi:
Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang
4.
Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama 1.197.190,34 1.261.436,94 1.442.660,64 1.649.919,74 1.886.954,61 2.158.042,98
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
Daerah 966.549,37 788.514,01 898.010,27 1.024.881,86 1.184.742,81 1.387.457,89

67
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting dalam


dokumen RPJMD karena menjadi dasar kebijakan pembangunan jangka menengah.
Isu-isu strategis pada dasarnya menyangkut dengan kondisi dan aspek yang sangat
penting dan strategis serta menentukan arah pembangunan Kota Padang 5 (lima)
tahun kedepan. Karena isu-isu tersebut merupakan kondisi yang mendasar dan
menentukan pencapaian tujuan pembangunan, oleh karena itu penyajian analisis ini
menjelaskan butir-butir masalah pokok pembangunan dan isu-isu strategis.

4.1. PERMASALAHAN POKOK PEMBANGUNAN


Sebelum mengungkapkan masalah isu strategis perlu ditentukan masalah
pokok yang akan menjadi dasar penetapan isu strategis. Kriteria yang digunakan
untuk menentukan permasalahan pokok Kota Padang berdasarkan kepada (1)
Cakupan masalah yang luas, (2) Permasalahan cenderung meningkat atau
membesar di masa yang datang dan berdampak negatif, (3) Memerlukan upaya
penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu serta sinergitas berbagai pihak.
Untuk itu dikelompokkan kedalam beberapa masalah yaitu;

4.1.1. Masalah Sosial-Budaya


Masalah mendasar yang memerlukan penanganan segera dikelompok sosial
budaya antara lain; telah menurunnya nilai-nilai karakter pada anak didik pada
akhir-akhir ini seperti munculnya tawuran, tidak peduli terhadap semua persoalan
sosial, kurang menghargai orang lain. Anak Minang kehilangan budaya untuk
memahami jalan nan ampek (jalan mandaki, jalan manurun, jalan mandata dan
jalan malereng) bagi anak-anak muda sekarang. Sehingga kurang peduli terhadap
sikap, etika dan sopan santun. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh keterbukaan
informasi publik, kemajuan teknologi dan lingkungan yang kurang mendidik.
Kebanyakan para siswa memanfaatkan waktu kosong dengan hura-hura dan
bersendagurau, sehingga diduga mengarah semakin maraknya terjadi kekerasan
seks pada anak dibawah umur. Masih rendahnya pemahaman nilai-nilai agama,
untuk menyelamatkan anak bangsa sudah waktunya dijadikan isu strategis untuk
diberikan pendidikan seks pada anak didik sebagai perlindungan generasi
mendatang.
Belum memadai permasalahan pemberdayaan perempuan, perlindungan dan
pemenuhan hak dasar perempuan dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan
politik. Permasalahan olah raga yaitu sarana olah raga dilingkungan tempat tinggal
warga kurang mendapat dukungan dari pemerintah. Kurang perhatian kepada para

68
atlit yang berpotensi dibidang olah raga terhadap jaminan karir, keamanan, dan
jaminan pekerjaan serta masa depannya. Kurang terkelola sarana seni dan budaya
dengan manajemen yang baik, seharusnya mendatangkan pendapatan kota. Belum
optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi Minangkabau,
kehidupan seni, bahasa dan sastra, yang masih lekat dan tumbuh dalam kehidupan
masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi serta kearifan budaya lokal sebagai
basis ketahanan budaya untuk menjaga keberlanjutan dinamika dan berkembangan
zaman sekaligus untuk menyaring masuknya budaya-budaya asing yang kurang
sesuai dengan tatanan, tuntunan dan tontonan budaya lokal. Kurang berkembang
event seni tradisional yang bernuansa islami yang berbudaya Minang dan masih
rendahnya implementasi ABS-SBK.

4.1.2. Masalah Pendidikan


Masalah mendasar yang memerlukan penanganan segera tentang
pendidikan antara lain; Masih ada penduduk miskin Kota Padang yang belum
mampu membiayai pendidikan anaknya untuk menempuh pendidikan lanjutan ke
pendidikan menengah maupun perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena yang
diberikan beasiswa maupun bantuan pendidikan baru pada anak-anak yang
berprestasi, sementara yang belum berprestasi tidak mendapatkan bantuan. Dari
hasil observasi pengakuan masyarakat pinggiran, mereka tidak tahu dan tidak
mengerti bahwa sebenarnya anak-anak mereka bisa sekolah dengan dana
pemerintah. Tentunya RT dan RW serta perangkat kelurahan harus mempunyai
data tentang hal tersebut; Kurang terukur sekolah-sekolah dalam menjalankan
kegiatan keagamaan, pesentren, seni dan budaya untuk meningkatkan kualitas
lulusan. Seperti pesantren Ramadhan telah berjalan selama ini, tentu perlu
pembenahan kurikulum untuk mencapai tujuan dan sasaran serta target dicapai
kinerja.
Isu strategis tentang MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) yang akan
dilaksanakan tahun 2015 menjadi tantangan bagi masyarakat dan warga kota untuk
meningkatkan pengetahuan terutama bahasa asing. Isu strategis untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terampil dan kreatif serta inovatif
yang berdaya saing globalisasi.
Masalah pendidikan lainnya adalah prasarana dan sarana pendidikan yang
masih kurang memadai, sumber daya manusia yang berkaitan dengan input
pendidikan yang rendah dari penduduknya, dan tenaga pendidik yang belum
mampu berdaya saing. Angka capaian APS (Angka Partisipasi Sekolah) baik pada
level pendidikan dasar maupun menengah yang baru mulai meningkat. Peningkatan
tersebut dapat dilihat capain APK (Angka Pertisipasi Kasar) dan APM (Angka
Partisipasi Murni) yang perllu ditingkatkan. Bagaimana memperkecil Angka Putus
Sekolah dan meningkatkan Angka Melanjutkan antar Jenjang Pendidikan (SD, SLTP,
SLTA dan PT). Sasaran strategis wajib belajar 12 tahun, Perimbangan Sekolah
Negeri-Swasta, dimana sekolah negeri harus lebih banyak dari sekolah swasta untuk

69
menegaskan peran dan tanggung jawab pemerintah. Orientasi kepada mutu
(mengacu kepada standar yang dijaga dan ditingkatkan agar tidak berkurang
karena adanya penambahan kapasitas). Perimbangan SMASMK, pemerataan
distribusi, penentuan tahapan pencapaian target APK di tingkat nasional maupun
provinsi dan Kota Padang.
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan SDM
yang beriman, kreatif dan berdaya saing global. Rasio guru dengan murid
berdasarkan data tahun 2012 sudah mencapat standar, akan tetapi penyebaran per
bidang studi yang diajarkan tidak merata. Melaksanakan Wajib belajar 12 tahun
dengan baik. Kompetensi tenaga pendidik mengoperasionalkan pemanfaatan IT
oleh guru masih rendah. Perbedaan pelayanan melalui pembentukan cluster
sekolah-sekolah menengah, sehingga membentuk persepsi orang tua mengenai
mutu pendidikan. Apalagi pergerakan anak bersekolah yang lintas wilayah, sehingga
beban pelayanan pendidikan tidak seimbang. Sekolah pinggiran kurang memadai
fasilitas sarana penunjang pendidikan seperti perpustakaan dan laboratorium.

4.1.3. Masalah Kesehatan


Permasalahan mendasar tentang kesehatan yang memerlukan penanganan
segera mencakup antara lain; kurang memadai fasilitas sarana dan prasarana
kesehatan dasar, tenaga kesehatan dan jaminan pembiayaan kesehatan. Pelayanan
di bidang kesehatan masih rendah, belum ada pelayanan yang benar-benar gratis
diberikan pada masyarakat baik di puskesmas maupun di RSUD bagi warga
penduduk miskin Kota Padang. Selanjutnya kesadaran masyarakat untuk persalinan
oleh tenaga medis kesehatan belum optimal yang menyebabkan target penurunan
jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan
belum tercapai. Tingginya pengguna narkoba, HVS/Aids dan sekarang Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) sudah berjalan walaupun belum maksimal. Belum ada
pelayanan yang benar-benar gratis diberikan puskesmas dan RSUD bagi warga Kota
Padang yang miskin, karena masih ditemui pelayanan kesehatan pada puskesmas
dan RSUD yang dibebankan kepada masyarakat. Belum optimalnya sinergitas
pelayanan kesehatan antara pemerintah dengan swasta dalam penyediaan sarana
dan prasarana kesehatan. Isu strategis bidang kesehatan berkaitan dengan derajat
kesehatan masyarakat, jangkauan dan biaya pelayanan kesehatan akan menjadi
harapan bagi masyarakat mencapai Padang Sehat.

4.1.4. Masalah Ekonomi


Masalah di kelompok ekonomi yang mendasar memerlukan penanganan
segera mencakup antara lain; Permasalahan tenaga kerja yaitu tingkat
pengangguran terbuka cukup tinggi akibat lapangan kerja yang sangat terbatas dan
keterbatasan keterampilan dan kecakapan serta lemahnya daya saing tenaga kerja.
Arah pembinaan masyarakat untuk pengembangan ekonomi kreatif, Koperasi dan
UKM kurang memadai bagi petani dan nelayan, masyarakat PKL boleh dikatakan

70
kurang mendapat pembinaan yang serius sampai mereka menjadi wirausahawan.
Dukungan infrastruktur, pemberian insentif dan kemudahan investasi belum efektif
untuk menarik investor, serta belum optimalnya kualitas kelembagaan yang
membidangi. Sektor informal pedagang kaki lima di Kota Padang kurang terkendali
sehingga membuat kota yang semrawut. Permasalahan pasar tradisional, PKL
terdesak oleh keberadaan pasar modern, karena semakin banyaknya ijin yang
diberikan kepada swasta untuk membangun hypermarket, supermarket dan toserba
yang mengakibatkan menurunnya daya saing pasar tradisional. Belum optimalnya
pengembangan sistem pembiayaan dengan kemitraan pemerintah dan swasta.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan arah pengembangan ekonomi
kreatif, UMKM, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat petani dan masyarakat
nelayan.
Masyarakat Padang terkenal mempunyai jiwa dan semangat wirausaha
(entrepreneurship) dan ulet. Kondisi tersebut ditandai dengan banyaknya anggota
masyarakat yang bergerak dan sukses dalam bidang perdagangan, industri dan jasa
walaupun umumnya masih dalam skala kecil dan menengah (UKM). Isu strategis
bisa dilakukan membina dan mencetak wirausahawan baru yang handal yang dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Semangat kewirausahaan ini merupakan
modal dasar yang sangat penting dan perlu terus dikembangkan untuk mendorong
kegiatan ekonomi Kota Padang sesuai dengan potensi yang dimiliki, disamping
untuk menekan tingkat pengangguran serta mencarikan solusi lapangan kerja baru
bagi warga kota.

4.1.5. Masalah Infrastruktur dan Tata Ruang


Masalah di kelompok infrastruktur dan tata ruang yang mendasar
memerlukan penanganan segera mencakup antara lain; kondisi drainase dan riol
kurang berfungsi, telah menimbulkan dampak negatif menyebabkan mudahnya
menjadi banjir Kota Padang. Apabila hujan turun, di beberapa titik wilayah telah
terjadi banjir. Hal ini disebabkan karena saluran air ditutupi sampah. Sampah masih
belum dapat tertangani secara optimal. Trotoar telah beralih fungsi untuk lokasi
berjualan bagi PKL. Masih ada ditemui wilayah kumuh (slum area), rumah tidak
layak huni serta lingkungan yang kurang sehat. Masih ada wilayah yang belum
diaspal dan jalan lingkungan yang masih jalan tanah.
Kota Padang belum punya terminal angkutan kota dan terminal bus yang
representatif untuk pelayanan publik serta penataan sistem transportasi kota masih
kurang baik. Tingkat kemacetan di beberapa titik, akibat pertumbuhan sepeda
motor dan mobil tidak sebanding dengan pertambahan jalan. Prasarana jalan yang
kurang mendukung pergerakan penduduk, karena kapasitas (jalan sempit) yang
semakin terbatas dan kondisi jalan yang kurang mendukung. Moda transportasi
massal Trans Padang telah berjalan, akan tetapi tidak mencukupi banyak dikeluhkan
warga kota. Sehingga perlu penambahan moda transportasi massal.

71
Pasca gempa, kawasan pasar raya belum terbangun optimal, maka perlu
segera dilakukan pembangunan Pasar Inpres, Fase, dan pembenahan PKL. PKL
yang berada di pasar raya sudah menjadi masalah besar, maka perlu segera ditata
dan dicarikan penempatan lokasinya yang tepat. Ruang terbuka hijau belum
memenuhi standarisasi; Rasio bangunan ber-IMB masih belum maksimal. Investor
kurang berminat melakukan investasi di Sumatera Barat terkait isu tanah ulayat.
Banyak lahan yang belum bersertifikat dan potensi menimbulkan permasalahan di
kemudian hari. Perencanaan pembangunan yang dilakukan telah mengacu kepada
RTRW, namun perlu pengawasan dan pengendalian

4.1.6. Masalah Rawan Bencana


Permasalahan dan sekaligus ancaman serius yang dialami oleh Kota Padang
adalah sangat rawan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah
longsor, dan banjir. Jalan evakuasi tsunami masih sempit dan belum tuntas.
Bencana alam ini sudah sering terjadi dan isu gempa mega trust yang diprediksi
para ahli membawa pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Kota Padang.
Strategi kebijakan mengurangi resiko bencana, peningkatan efektivitas penanganan
darurat bencana, optimalisasi pemulihan dampak bencana terus dilakukan. Sasaran
dari strategi ini pada upaya-upaya khusus untuk bencana yang telah dipetakan demi
pengurangan dampak bencana secara terstruktur, terukur dan menyeluruh dalam
kewenangan pemerintah Kota Padang.

4.1.7. Masalah Perdagangan


Permasalahan dan tantangan yang dialami Kota Padang sebagai ibukota
Provinsi Sumatera Barat dalam bidang perdagangan adalah: a. Sarana dan
prasarana yang tidak memadai; b. Kualitas dan kuantitas persaingan pasar modern
dan retail, dan sebaginya. Jika dilihat sejarah Kota Padang tempo dulu sebagai
gerbang pintu masuk perdagangan Sumatera Bagian Tengah, hal itu disebabkan
berfungsinya pelabuhan Teluk Bayur dan Bandara Tabing serta hidupnya alat
transportasi kereta api. Saat ini faktor-faktor pendukung aktifitas perdagangan
tersebut tidak lagi berfungsi optimal. Akan tetapi peluang yang cukup tinggi untuk
mengembangkan kota Padang sebagai kota perdagangan telah diapungkan dalam
visi misi walikota terpilih. Hal ini dimungkinkan Kota Padang sebagai kota
perdagangan karena sudah banyak yang mendukung terutama infrastruktur dan
komoditi sebagai barometernya.
Masalah lain yang harus diwaspadai adalah pergeseran perdagangan sudah
bergerak ke Kota Bukittinggi, akan tetapi hal itu belum didukung dengan
infrastruktur yang memadai sehingga mengakibatkan kemacetan. Untuk mendukung
Padang sebagai kota perdagangan dengan melengkapi segala fasilitas yang
berkaitan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

72
4.1.8. Masalah Pariwisata
Sektor pariwisata yang ada di wilayah Kota Padang memiliki potensi yang
cukup baik berupa wisata alam, bahari, kuliner, wisata sejarah dan budaya. Masalah
kepariwisataan yang ada disebabkan oleh banyak faktor. belum dikelola secara
maksimal, baik wisata alam, wisata sejarah dan budaya maupun wisata bahari.
Bagaimana membuat sektor parawisata kota Padang menjadi objek yang
menyenangkan dan berkesan bagi pengunjung. Masalah sekarang pada objek-objek
wisata yang ada belum lengkap sarana dan prasana pendukungnya dan belum
terkelola dengan baik. Sarana dan parasarana tersebut menyangkut fasilitas
mushalla, kamar mandi, WC, tempat parkir dan fasilitas pendukung lainnya. Seperti
objek wisata pantai Muaro Padang belum terkelola dengan baik padahal merupakan
even yang bisa dijual kepada publik. Sektor Pariwisata tentang pengembangan
destinasi pariwisata dan peningkatan kuantitas kunjungan wisatawan, maka kualitas
dan kuantitas sarana prasarana pariwisata perlu dilengkapi.

4.1.9. Masalah Pemerintahan


Di bidang pemerintahan ada beberapa permasalahan mendasar yang
memerlukan penanganan segera mencakup antara lain; belum merata akses
layanan dan perlindungan hukum bagi semua masyarakat serta penegakan
supremasi hukum masih lemah. Kapasitas aparatur pemerintah belum optimal
berdasarkan tingkat kompetensi, kemampuan teknis dan mekanisme birokrasi dalam
manajemen pembangunan dan pengelolaan keuangan pemerintah Kota Padang.
Belum optimal kerjasama, kemitraan dan jejaring kerja antara masyarakat sipil,
DPRD, partai politik dan pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan daerah
serta dalam kapasitas penguatan kelembagaan, pengembangan, dan peningkatan
kualitas pelayanan. Disamping itu juga belum optimal kualitas dan kuantitas
jaringan kerjasama dengan daerah lain, swasta baik di dalam negeri maupun di luar
negeri.
Kelurahan dan kecamatan belum berperan optimal dalam pelayanan dan
pelaksanaan pembangunan skala lingkungan atau di tingkat masyarakat. Masih
rendahnya dana operasional kecamatan dan kelurahan, serta RW dan RT untuk
menjalankan aktivitasnya. Seharusnya ada jaminan dari pemerintah kota untuk
memberikan tunjangan daerah bagi pegawai dan karyawannya selama
kepemimpinan Walikota terpilih.
Urusan Pemerintahan Umum tentang pelayanan publik, optimalisasi PAD dan
Aset Daerah, rasio kemandirian daerah, penyehatan BUMD merupakan isu strategis
yang dapat meningkatkan penerimaan daeah.
Permasalahan ketenagakerjaan disebabkan karena pertambahan jumlah
angkatan kerja baru tidak diiringi dengan penciptaan lapangan pekerjaan. Akibatnya
lapangan pekerjaan yang terbatas (PNS) harus diperebutkan oleh warga Kota
Padang dengan warga daerah lain, dan rendahnya minat generasi muda untuk
menjadi entreperneurship.

73
4.2. ISU-ISU STRATEGIS
Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan regional yang
mempengaruhi Kota Padang. Untuk menghadapi MEA sebagai pasar tunggal dan
basis produksi internasional dengan elemen aliran arus bebas barang, arus bebas
jasa, arus bebas investasi, arus bebas tenaga kerja terdidik dan arus bebas aliran
modal. Maka masyarakat Kota Padang harus memperhitungkan dampak negatif arus
modal yang lebih bebas, meningkatkan daya saing SDM, karena daya saing SDM
Kota Padang masih rendah, jumlah tenaga kerja terampil relatif sedikit, sebagian
besar SDM berpendidikan rendah dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan formal.
Dalam rangka penyelarasan pelaksanaan pembangunan antar daerah dalam
Provinsi Sumatera Barat, maka perencanaan pembangunan Kota Padang meninjau
kebijakan pembangunan daerah sekitarnya melalui dokumen RPJMD masing-masing
Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman dan kota
Pariaman.
Tabel 4.1
Hubungan Pembangunan Kota Padang dengan Daerah Tetangga
Kabupaten
KETERKAITAN Kabupaten Solok KETERKAITAN
Pessel
Pembangunan Kota Padang akan Lancarnya jalan Solok Kota Padang sebagai
Kawasan Mande menerima manfaat Padang akan tujuan bagi
di Pessel akan dari pembangunan membawa pengaruh wisatawan
membawa objek wisata pada Kota Padang untuk tinggal di Kota
dampak pada kawasan Mande, Padang.
wilayah terutama dibidang
sekitarnya. jasa hotel dan
Rest area batas sebagainya.
Pesisir Selatan-
Padang tempat
istirahat bagi
orang yang
berkendaraan
Berkembangnya Semakin maju Kota Kabupaten Padang Bertambah
Kota Pariaman Pariaman akan Pariaman akan pertumbuhan
membawa mendukung berkembang bagian penerbangan ke BIM
pengaruh pada perkembangan Kota Bandara akan membawa
Kota Padang Padang. Internasional pengaruh pada
Minangkabau pelayanan Kota
Padang.
Belum Rendahnya layanan Belum meratanya Ketergantungan
optimalnya infrastruktur ketersediaan dan antar
layanan wilayah kualitas wilayah terhadap
infrastruktur sekitar akan sarana prasarana sumberdaya yang
kota memberi transportasi, jaringan ada
dan sinergitas tekanan terhadap irigasi, pendidikan, menyebakan adanya
antar layanan infrasruktur energi, keharusan melakukan
wilayah di Kota Padang dan kesehatan; kerjasama dalam
pengelolaan
sumberdaya tersebut.

74
Isu strategis dapat berasal dari permasalahan pembangunan maupun yang
berasal dari dunia international, kebijakan nasional maupun regional. Sesuai isu-isu
strategis yang telah dihasilkan dalam tahap perumusan dituangkan dalam
penyajian. Dalam penyajian isu strategis hal terpenting yang diperhatikan adalah isu
tersebut dapat memberikan manfaat dan berpengaruh dimasa datang terhadap
daerah Kota Padang.
Untuk menentukan isu-isu strategis yang patut diangkat dalam RPJMD 2014-
2019 ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria berikut ini; (1) Memiliki pengaruh yang
besar dan signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional, propvinsi
dan daerah Kota Padang; (2) Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah
Daerah; (3) Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan
masyarakat; (4) Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap Pembangunan
daerah; (5) Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; (6) Prioritas janji
politik yang perlu diwujudkan oleh Walikota terpilih.
Isu-isu yang bersifat strategis yang dimiliki oleh Kota Padang dikelompokkan
antara lain:

4.2.1. Isu Strategis Sosial dan Budaya


Isu strategis tentang sosial budaya Kota Padang antara lain; isu yang
mencuat belakangan ini adalah kemiskinan, pengangguran, kekerasan seksual
terhadap anak, seks bebas semakin marak yang memerlukan upaya untuk
mengurangi tingkat kemiskinan, angka pengangguran, perlindungan anak,
meningkatkan pemahaman agama dan budaya dalam masyarakat sehingga dapat
memberikan arah dan bimbingan terhadap pelaksanaan proses pembangunan.
Aspek ini perlu diberikan tekanan dan perhatian yang lebih, guna dijadikan dasar
untuk menyusun strategi dan kebijakan pembangunan Kota Padang menuju Kota
Pendidikan yang baik dalam rangka mewujudkan masyarakat yang Religius dan
berbudaya.
Selain itu, perlu dibangun kelompok masyarakat peduli dalam memacu
pembangunan berdasarkan konsep partisipasi dan pemberdayaan sosial termasuk
mengatasi bahaya dan bencana seperti bencana alam dan bahaya sosial seperti
peredaran narkoba, perbuatan asusila, perjudian, mabuk, konflik sosial, aksi teror,
anak jalanan, pengemis serta orang gila berkeliaran dijalan, jambret atau sejenisnya
yang membuat masyarakat menjadi tidak aman.

4.2.2. Isu Strategis Pendidikan dan Kesehatan


Isu strategis tentang pendidikan dan kesehatan antara lain; menurunnya
karakter bangsa. Untuk pembangunan karakter (capacity building) bagi peserta
didik dimulai dari rumah tangga sampai ke jenjang pendidikan sekolah serta pada
masyarakat. Aspek ini perlu diberikan tekanan dan perhatian utama guna dijadikan
dasar untuk menyusun strategi dan kebijakan pembangunan daerah yang baik
dalam rangka mewujudkan Padang sebagai Kota Pendidikan. Kota Pendidikan yang

75
aman, tenang dan menyenangkan didukung dengan sarana dan prasarana yang
lengkap dan memadai tentang gedung, ruang kelas, labor, guru dan tenaga
kependidikan serta fasilitas lain seperti sekolah berasrama. Sekolah berasrama salah
satu jalan untuk proses membentuk peserta didik yang religius.
Jangkauan akses pelayanan dan mutu pendidikan, biaya penyelenggaraan
pendidikan, relevansi dan daya saing pendidikan menengah umum dan khusus serta
pendidikan karakter berbasis moral dan budi pekerti bagi peserta didik merupakan
isu strategis bidang pendidikan Kota Padang. Memberikan biaya pendidikan yang
gratis untuk pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK sederajat serta pemberian beasiswa
bagi semua pelajar/mahasiswa berprestasi dari keluarga miskin Kota Padang.
Kondisi ini tercermin dari perkembangan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang sudah membaik. Kualitas SDM yang baik akan dapat dijadikan sebagai
modal dasar untuk proses pembangunan yang berlandaskan pada IPTEK.
Peningkatan IPM dipicu oleh kualitas kesehatan semakin baik. Pemberian pelayanan
kesehatan didukung oleh fasilitas sarana dan prasarana kesehatan dasar, tenaga
kesehatan dan jaminan pembiayaan kesehatan. Pemberian fasilitas kesehatan gratis
di puskesmas maupun di RSUD bagi warga penduduk miskin Kota Padang perlu
diberikan. Selanjutnya kesadaran masyarakat untuk persalinan oleh tenaga medis
belum optimal, pada hal ini yang menyebabkan target penurunan jumlah Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan bisa tercapai. Isu
strategis tentang kesehatan berkaitan dengan derajat kesehatan masyarakat,
jangkauan dan biaya pelayanan kesehatan akan menjadi harapan bagi masyarakat
mencapai Padang sehat.

4.2.3. Isu strategis Perdagangan dan Jasa


Isu strategis masalah dalam perdagangan antara lain untuk menghadapi
MEA 2015 masyarakat kota Padang harus memperkuat pengetahun komunikasi
berbahasa asing minimal bahasa Inggris. Disamping itu untuk menghadapi MEA
tersebut memperkokoh meghadapi tantangan negatif yang akan mempengaruhi
budaya Minang. Selanjutnya persoalan pasar raya merupakan isu yang segera
diselesaikan, karena ini menjadi sentral aktivitas kegiatan ekonomi dan
Perdagangan Kota Padang. Pembangunan pasar raya dilakukan dalam waktu dua
tahun dan revitalisasi pasar-pasar pembantu di wilayah Kota Padang. Lahan parkir
di Pasar Raya semakin sempit diakibatkan sebagian besar lahan tersebut di
digunakan sebagai tempat Pedagang Kaki Lima.
Isu menciptakan wirausaha baru yang profesional berlatar belakang dari jiwa
dan semangat wirausaha (entrepreneurship) yang cukup tinggi dan ulet yang
dimiliki oleh masyarakat Minangkabau. Kondisi tersebut ditandai dengan banyaknya
anggota masyarakat yang bergerak dan sukses dalam bidang perdagangan, industri
dan jasa walaupun umumnya masih dalam skala kecil dan menengah (UKM).
Semangat kewirausahaan ini merupakan modal dasar yang sangat penting dan
perlu terus dikembangkan untuk mendorong kegiatan ekonomi daerah ke depan

76
pada berbagai sektor ekonomi sesuai dengan potensi yang dimiliki Kota Padang. Isu
strategis Kota Padang akan menciptakan wirausahawan baru yang siap dibina dan
dilatih.
Isu Strategis pengembangan sektor kepariwisataan, objek wisata Pantai Kota
Padang dengan Pantai Air Manih serta objek wisata lainnya menjadi wisata keluarga
dan konvensi yang layak dan ramah. Untuk itu harus didukung keramahan
(hospitality) ditandai dengan keamanan dan kenyamanan wisatawan. Sehingga
perlu dikembangkan prasarana dan sarana pendukung. Merevitalisasi objek wisata
dan mengorganisasikan komunitas lokal secara melembaga agar tercapai dukungan
yang maksimal terhadap kunjungan wisatawan. Membuat peta jalan untuk
pengembangan kepariwisataan dan sektor pendukungnya termasuk partisipasi
kelembagaan lokal dalam mengelola objek dalam bentuk Badan Usaha Kampung
atau Nagari.

4.2.4. Isu Strategis Rawan Bencana


Isu strategis Padang rawan bencana agar menyediakan informasi wilayah
rawan bencana, meningkatkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana,
meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Upaya lain
yang penting dilakukan adalah penyelenggaraan pemulihan sosial, ekonomi, budaya
dan lingkungan serta normalisasi kehidupan korban bencana. Isu tsunami tersebar
di sepanjang wilayah pantai terutama jalur sesar aktif patahan semangka. Isu
strategis dalam hal ini adalah menyediakan informasi wilayah rawan bencana,
meningkatkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana, meningkatkan
kesiapsiagaan masyarakat dalam penanggulangan bencana banjir, longsor, gempa
dan tsunami.

4.2.5. Isu Strategis Infrastruktur dan Prasarana Daerah


Semenjak gempa tahun 2009 terjadi pergeseran lokasi tempat tinggal
penduduk dari bibir pantai ke arah ketinggian, dalam rangka mengantisipasi isu
mega trust yang akan menyebabkan tsunami. Kota Padang masih banyak penduduk
miskin dan rumah tidak layak huni merupakan isu strategis untuk peningkatan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu peningkatan kualitas
rumah layak huni dengan merehab 1.000 unit rumah tidak layak huni pertahun
merupakan isu strategis dalam proses pembangunan daerah dalam penanggulangan
kemiskinan Kota Padang. Isu strategis peningkatan pembangunan prasarana dan
sarana untuk mendukung fungsi kota. Pembangunan dranaise, riol, pembangunan
kota taman (Padang Green City) yang menjadikan kota semakin ramah lingkungan.
Ruang terbuka hijau akan memuat kota semakin indah. Pembangunan terminal di
bagian utara di Anak Air Kecamatan Koto Tangah dan dibantu dengan 2 (dua)
terminal pembantu di lokasi arah Timur di Kecamatan Lubuk Kilangan dan arah
Teluk Bayur di Kota Padang. Isu kebijakan ini harus dianalisis dengan kajian yang
tepat tujuan dan sasaran agar tidak berulang peristiwa terminal lama.

77
Pengembangan prasarana dan sarana perhubungan, Perluasan pelabuhan Teluk
Bayur, pembangunan sekolah berasrama (boarding school), merupakan isu strategis
yang cukup penting bagi peningkatan peranan Kota Padang sebagi Kota Pendidikan,
Perdagangan dan Parawisata.
Untuk mengantisipasi peningkatan volume lalu lintas yang sangat tinggi
dengan semakin berkembangnya pembangunan di Provinsi Riau dan telah
berfungsinya pembangunan Fly Over Kelok Sembilan, maka pemerintah Kota
Padang harus menyambut rencana Provinsi Sumatera Barat untuk membangun
jalan dua jalur dari Padang sampai ke Kota Payakumbuh. Rencana perbaikan dan
pelebaran jalan tersebut merupakan isu strategis yang cukup penting dan dapat
menjadikan hubungan ekonomi dan sosial antara Kota Padang menuju Riau dan
sebaliknya akan semakin lancar dan hal ini akan membawa pengaruh besar
terhadap pembangunan daerah Kota Padang. Selanjutnya pembangunan kabupaten
dan kota tentangga seperti Kawasan Mande di Kabupaten Pesisir Selatan, akan
membawa arus pertambahan penduduk Kota Padang serta berpeluang untuk
membangun sektor jasa dan perdagangan serta pariwisata kota Padang.

4.2.6. Isu Strategis Reformasi Birokrasi


Isu strategis pada reformasi birokrasi yaitu memantapkan tata kelola
pemerintahan yang baik melalui reformasi birokrasi termasuk menatalaksanakan
fungsi pelayanan kecamatan dan kelurahan serta pengembangan pelayanan umum
berbasis jaringan internet. Karena itu, upaya perbaikan tata pemerintahan (Good
Governance) merupakan isu strategis yang sangat penting untuk mendorong proses
pembangunan daerah di Kota Padang. Disamping itu masyarakat Kota Padang yang
menganut budaya Minangkabau memiliki tanah ulayat cukup luas yang dimiliki oleh
kaum. Bagaimana solusi untuk menghadapi tanah ulayat yang dimiliki tidak
mempunyai kepastian hukum, karena tidak mempunyai bukti kepemilikan serta
batas-batas tanah yang jelas. Agar kondisi ini dapat melibatkan pemanfaatan tanah
ulayat untuk kegiatan berusaha dan agar bisa menarik investor.
Memfasilitasi penanaman modal oleh pemerintah dan swasta dalam berbagai
sektor yang mendorong peningkatan peluang usaha perdagangan dan kesempatan
kerja termasuk mewujudkan Padang sebagai pusat pariwisata, pendidikan,
kesehatan dan konvensi tingkat regional dan nasional. Pengembangan sektor
pendidikan termasuk pendidikan bercirikan keagamaan khususnya pendidikan tinggi
dan riset untuk menegaskan kekuatan daerah Sumatera Barat sebagai industri otak
(brain industri). Pemerintah daerah perlu menyusun konsep pendidikan yang
memperkuat tiga pilar pendidikan yaitu kesadaran dan kecerdasan serta kepedulian
dalam melaksanakan kurikulum pendidikan nasional.
Isu-isu tersebut di atas yang dijadikan konsep membangun semangat
kebersamaan yang melibatkan para pemangku kepentingan. Isu strategis tersebut
dapat dikembangkan konsep pembangunan kota Padang yang bertumpu kepada
tiga pilar yaitu Sejahtera, Religius dan Berbudaya. Sejahtera merupakan tujuan

78
yang akan dicapai baik secara pribadi dan kelompok maupun keseluruhan sehingga
dirasakan kemanfaatan dari kebersamaan. Religius sebagai sesuatu yang niscaya
sesuai dengan nilai dasar ketuhanan dalam Pancasila dimana setiap warga negara
harus melaksanakan ajaran agama secara konsisten dan konsekuen. Berbudaya
adalah cerminan dari pola interaksi dan tatanan sosial kehidupan masyarakat adat
terutama Minang yang berdasarkan Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah
(ABS-SBK).

79
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1. ARAH RPJP KOTA PADANG


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam rangka memberikan arah yang jelas
tentang pembangunan jangka panjang daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kota Padang sudah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kota Padang Tahun 2004-2020 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah
Kota Padang Nomor 18 Tahun 2004. RPJP Daerah Kota Padang tersebut berisikan
penjabaran secara lebih rinci dari tujuan dan cita-cita dibentuknya Kota Padang
sebagaimana tertera dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956.
RPJP Daerah Kota Padang Tahun 2004-2020 bertujuan untuk memberikan
arah dan pentahapan pembangunan jangka panjang daerah beberapa tahun ke
depan. Dengan demikian diharapkan seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-
masing pelaku pembangunan, akan bersifat sinergis, koordinatif dan saling
melengkapi satu sama lainnya di dalam mendorong proses pembangunan daerah
Sumatera Barat secara keseluruhan.

5.1.1. Visi Pembangunan Jangka Panjang


Visi pada dasarnya adalah kondisi masa depan yang diharapkan dapat
dicapai dalam kurun waktu tertentu. Memperhatikan kondisi umum dan
permasalahan yang dihadapi Kota Padang, prediksi 20 tahun mendatang dan hasil
penjaringan aspirasi masyarakat yang dilakukan sebelumnya, dapat ditetapkan visi
pembangunan jangka panjang Kota Padang pada Tahun 2020 mendatang adalah:
Terwujudnya masyarakat madani yang berbasis industri,
perdagangan dan jasa yang unggul dan berdaya saing tinggi
dalam kehidupan perkotaan yang tertib dan teratur
Penjelasan lebih rinci dari masing-masing unsur penting dalam visi tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat madani (civil society) pada dasarnya adalah masyarakat yang
beradab, demokratis, tertib dan teratur sejahtera dan berkeadilan
sebagaimana yang terdapat di Madinah pada masa Nabi Muhammad. Dalam
hal ini masyarakat madani mempunyai 3 unsur utama yaitu patuh terhadap
ajaran agama, patuh terhadap aturan hukum dan sejahtera baik dari segi
pendapatan, derajat kesehatan dan tingkat pendidikan masyarakat;
b. Berbasis industri, perdagangan dan jasa merupakan tekanan utama karena
Padang adalah kota dimana kegiatan pertanian semakin lama akan semakin

80
berkurang karena terjadinya alih fungsi lahan. Karena itu kegiatan ekonomi
yang akan berkembang terus di Kota Padang dimasa mendatang tentunya
adalah sektor-sektor industri perdagangan dan jasa (termasuk kegiatan
pariwisata) yang selanjutnya dijadikan sebagai arah pengembangan kegiatan
ekonomi kota;
c. Unggul dan berdaya saing tinggi merupakan keharusan dalam pengembangan
kegiatan ekonomi mengingat dewasa ini Indonesia sudah berada dalam era
globalisasi dengan diberlakukannya kegiatan perdagangan bebas dalam
kerangka Asean Free Trade Area (AFTA) yang dimulai tahun 2010 dan akan
dilanjutkan pada tahun 2015 menjadi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Dalam situasi tersebut tingkat persaingan akan semakin tajam sehingga
kegiatan ekonomi yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik adalah
kegiatan ekonomi yang unggul dan berdaya saing tinggi;
d. Kehidupan perkotaan yang tertib dan teratur sangat di dambakan dalam
kehidupan daerah perkotaan mengingat tingkat kepadatan penduduk cukup
tinggi. Termasuk dalam hal ini adalah kualitas lingkungan hidup yang baik
yang meliputi aspek tata-ruang, kebersihan, pencemaran udara dan air yang
minim, hutan lindung yang terjaga dan kondisi lingkungan yang aman
terhadap kemungkinan bencana alam.

5.1.2. Misi Pembangunan Jangka Panjang


Misi pada dasarnya merupakan upaya umum yang ditetapkan oleh
masyarakat untuk dapat mewujudkan visi pembangunan daerah sebagaimana
dijelaskan terdahulu. Berdasarkan pengertian ini, maka misi pembangunan daerah
dalam RPJP Kota Padang sampai dengan Tahun 2020 ditetapkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemahaman terhadap adat dan agama dan pengamalan nilai-
nilainya dalam kehidupan bermasyarakat kearah komunitas kota yang peduli;
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pembangunan sektor
pemukiman, pendidikan dan kesehatan kearah pemberdayaan masyarakat;
3. Meningkatkan produktivitas sektor-sektor perekonomian melalui formalisasi
usaha dan profesionalisme kearah pengelolaan usaha yang berdaya saing;
4. Membangun jejaring usaha melalui pengembangan sistem informasi dan
komunikasi untuk peningkatan akses dan interaksi kearah persaingan global;
5. Menata ruang dan meningkatkan prasarana dan sarana melalui pendekatan
pembangunan berbasis kawasan kearah keseimbangan pembangunan;
6. Membangun kehidupan perkotaan yang tertib dan teratur melalui penegakan
supremasi hukum kearah aplikasi teknologi dengan sistem kontrol lingkungan;
7. Meningkatkan kapasitas aparatur dan kewibawaan pemerintah melalui
pembinaan pendidikan dan pelatihan kearah keandalan dalam pelayanan;
8. Meningkatkan kapasitas wakil-wakil rakyat melalui berbagai forum sebagai
pembentuk wacana pembangunan kearah penguatan peranserta publik;

81
9. Meningkatkan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam kearah aplikasi
konsep pembangunan terpadu, berkeseimbangan dan berkelanjutan.

5.2. VISI DAN MISI JANGKA MENENGAH PROVINSI SUMATERA BARAT


Visi jangka menengah daerah pada dasarnya merupakan kondisi objektif
yang diinginkan dapat dicapai oleh masyarakat Provinsi Sumatera Barat pada 5
(lima) tahun mendatang. Kondisi yang diinginkan tersebut ditetapkan dengan
mengacu pada visi, misi jangka panjang daerah sebagaimana tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Sumatera Barat 2005-2025 yang
telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 yang lalu.
Disamping itu, visi tersebut juga ditetapkan dengan memperhatikan keadaan umum
daerah dewasa ini, prediksi untuk 5 tahun mendatang dan keinginan, aspirasi serta
cita-cita yang berkembang dalam masyarakat secara keseluruhan. Dengan
demikian, visi ini sebenarnya adalah merupakan kondisi realistis yang diharapkan
akan dapat dicapai Sumatera Barat.
Visi jangka menengah daerah dari kepala daerah terpilih sesuai dengan hasil
pemungutan suara dalam Pemilukada Provinsi Sumatera Barat yang dilaksanan
pada 30 Juni tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Terwujudnya Masyarakat Sumatera Barat Madani yang Adil,
Sejahtera dan Bermartabat
Masyarakat Madani yang dimaksudkan disini adalah suatu masyarakat
berperadaban tinggi dan maju yang berbasis pada nilai-nilai, norma hukum, moral
yang ditopang oleh keimanan. Masyarakat madani menghormati pluralistis, bersikap
terbuka dan demokratis serta selalu bergotong royong menjaga kedaulatan negara.
Dengan demikian, masyarakat madani tersebut pada dasarnya adalah masyarakat
yang agamais yang ditandai oleh adanya keseimbangan antara kehidupan dunia dan
akhirat, jasmani dan rohani, lahir dan batin serta material dan sipiritual
Adil yang dimaksudkan disini adalah suatu kondisi masyarakat yang dapat
menjaga kebutuhan, kepentingan dan hak seluruh anggota masyarakat sesuai
dengan azas kepatutan dan kewajaran. Karena itu dalam suatu masyarakat yang
adil akan terdapat tingkat kesejahteraan yang relatif merata, mempunyai
kesempatan berusaha yang sama antara golongan pengusaha, mempunyai fasilitas
pelayanan sosial yang cukup merata dan berkualitas baik, pemerintahan sudah
berjalan secara demokratis, taat dan sadar hukum, terdapatnya kesamaan peranan
pria dan wanita (kesetaraan gender), serta adanya jaminan sosial yang cukup untuk
orang cacat dan penduduk usia lanjut.
Sejahtera dalam hal ini dimaksudkan adalah suatu kondisi masyarakat yang
sudah cukup makmur yang ditandai oleh pendapatan masyarakat yang sudah dapat
memenuhi kebutuhan yang diperlukan, tingkat pengangguran dan kemiskinan
sudah sangat rendah, pendidikan yang sudah cukup tinggi dan berbadan sehat dan
kuat. Disamping itu, pada masyarakat ini prasarana dan sarana pembangunan

82
sudah mencukupi, lingkungan pemukiman telah tertata dengan baik serta
terdapatnya kualitas lingkungan hidup yang baik, hijau, lestari dengan pengelolaan
sumber daya alam berkelanjutan.
Bermartabat dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu kondisi masyarakat
dimana hak azasi manusia sudah terjamin dengan baik, bebas dari tekanan dan rasa
takut dan mendapat perlindungan hukum yang cukup dari negara. Dengan demikian
masyarakat yang bermartabat adalah suatu masyarakat yang taat azas, dihormati,
mempunyai harga diri dan kedudukan yang sama dalam pergaulan masyarakat baik
nasional maupun internasional.
Misi pada dasarnya merupakan upaya umum untuk dapat mewujudkan visi
pembangunan sebagaimana dijelaskan terdahulu. Berdasarkan pengertian ini, maka
misi pembangunan jangka menengah daerah ini ditetapkan sejalan dengan RPJP
Provinsi Sumatera Barat sebagai berikut:
1. Mewujudkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat, dan berbudaya
berdasarkan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah;
2. Mewujudkan tata-pemerintahan yang baik, bersih dan profesional;
3. Mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman, dan
berkualitas tinggi;
4. Mewujudkan ekonomi masyarakat yang tangguh, produktif, berbasis
kerakyatan, berdayasaing regional dan global;
5. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Misi untuk mewujudkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat,
dan berbudaya berdasarkan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabullah adalah landasan utama kehidupan masyarakat Minangkabau, yang
dijadikan sebagai persyaratan utama untuk dapat mewujudkan masyarakat yang
agamais dan berbudaya. Landasan filosofis ini sudah dimiliki sejak lama, sehingga
kedepan perlu terus dipelihara dan diterapkan dalam tata kehidupan masyarakat.
Ciri-ciri tata kehidupan yang demikian antara lain adalah: taat beragama, berakhlak
mulia, jujur, peduli sesama manusia, menerapkan tata kehidupan beragama dan
berbudaya yang baik, rukun dengan agama lain, serta peduli terhadap masa depan
dan keselamatan masyarakat dan bumi ciptaan Tuhan.
Misi untuk mewujudkan tata-pemerintahan yang baik, bersih dan profesional
merupakan persyaratan yang tidak kalah pentingnya untuk dapat mendorong proses
pembangunan daerah secara cepat dan merata. Hal ini sesuai dengan harapan
seluruh masyarakat. Dalam kondisi demikian, tata pemerintahan berjalan secara
demokratis, taat hukum, transparan, menerapkan sistem perencanaan,
penganggaran dan pengawasan secara terpadu yang berlandaskan pada partisipasi
masyarakat serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Dengan cara
demikian diharapkan akan dapat diwujudkan pola pemerintahan daerah yang
efektif, efisien, bersih dan berwibawa serta didukung oleh partisipasi aktif
masyarakat secara keseluruhan.

83
Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman
dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan
masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang berkualitas
tersebut akan dapat diwujudkan melalui tiga pilar utama yaitu: pendidikan yang
bermutu tinggi disemua strata, pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Seni (IPTEKS) yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan derajat kesehatan
yang tinggi dan merata keseluruh pelosok daerah dan lapisan masyarakat.
Termasuk dalam kualitas sumberdaya manusia ini adalah adanya disiplin dan etos
kerja yang baik sehingga tingkat efisiensi dan produktivitas tenaga kerja menjadi
cukup tinggi serta terdapatnya kesetaraan gender.
Misi untuk mewujudkan ekonomi masyarakat yang tangguh, produktif,
berbasis kerakyatan, berdayasaing regional dan global merupakan unsur penting
untuk dapat mendorong kemajuan ekonomi dan kemakmuran masyarakat, terutama
dalam era globalisasi dewasa ini. Kondisi tersebut diwujudkan melalui
pengembangan ekonomi agribisnis dan agroindustri serta industri jasa. Usaha
ekonomi yang demikian akan dapat diwujudkan dengan penciptaan persaingan yang
sehat dalam dunia usaha, mencegah timbulnya monopoli dan monopsoni serta
ketidakadilan dalam berusaha, mengembangkan kewirausahaan daerah,
menyediakan prasarana dan sarana pembangunan yang berkualitas secara merata
keseluruh pelosok daerah dan mewujudkan kepastian hukum dan iklim investasi
yang kondusif bagi para investor.
Misi untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan juga tidak kalah pentingnya untuk dapat mewujudkan masyarakat yang
sejahtera dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Kualitas lingkungan hidup yang
baik dan menyenangkan akan dapat diwujudkan melalui pencegahan polusi udara,
pengotoran air, mengupayakan lingkungan yang bersih dan segar, serta
menerapkan rencana tata-ruang secara konsekuen. Termasuk dalam hal ini adalah
pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan yang dapat diupayakan dengan
memelihara kawasan hutan lindung, mencegah eksploitasi sumberdaya alam secara
berlebihan, memelihara cadangan air, memelihara biota laut dan meningkatkan
konservasi alam serta reboisasi hutan secara teratur dan terus menerus.

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG


Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, visi dan
misi pembangunan jangka menengah adalah visi dan misi kepala daerah yang
terpilih dalam Pemilhan Umum Kepala Daerah (Pilkada). Visi dan misi ini dijadikan
dasar utama penyusunan kebijakan umum pembangunan daerah dalam RPJMD ini
karena telah disetujui oleh mayoritas masyarakat Kota Padang yang dibuktikan oleh
hasil pemungutan suara dalam pemilukada tahun 2014 yang lalu. Hal ini dilakukan
sesuai dengan prinsip pembangunan dalam era demokratisasi dan otonomi yaitu
seluruh kebijakan pembangunan daerah harus sesuai dengan keinginan dan aspirasi
masyarakat daerah secara keseluruhan.

84
Visi Walikota dan Wakil Walikota Padang terpilih dan telah dilantik pada
tanggal 13 Mei 2014 adalah sebagai berikut:
Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan,
Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan
Berbudaya
Dari visi tersebut terlihat bahwa terdapat 6 hal pokok yang menjadi
landasan, fokus dan sasaran utama pembangunan yang diharapkan dapat dicapai
dalam periode 5 tahun mendatang yaitu:
1. Pendidikan, baik untuk tingkat dasar, menengah maupun tinggi merupakan
landasan utama untuk mendorong proses pembangunan kota. Alasannya
sangat jelas karena melalui pendidikan akan dapat diwujudkan kualitas
sumberdaya manusia yang baik sebagai modal dasar untuk mendorong proses
pembangunan kota. Disamping itu, melalui pendidikan akan dapat pula
ditingkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat memahami dan
memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat penting
artinya untuk dapat memanfaatkan dan memelihara potensi sumberdaya alam
yang tersedia sehingga kegiatan produksi dan kualitas lingkungan hidup dapat
ditingkatkan;
2. Perdagangan, baik untuk produksi pertanian dan usaha kecil dan menengah
(UKM) yang diproduksi dalam provinsi Sumatera Barat dan daerah tetangga
yang berdekatan menjadi kegiatan ekonomi Kota yang dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan warga kota. Jiwa wirausaha
masyarakat kota Padang yang relatif lebih baik merupakan faktor pendorong
utama untuk mendorong kegiatan perdagangan tersebut;
3. Pariwisata, khususnya wisata bahari dengan memanfaatkan Pantai Padang
yang indah dan bersih serta pulau-pulau yang berdekatan, merupakan potensi
kota Padang sangat penting disamping perdagangan. Karakteristik kegiatan
pariwisata yang mempunyai keterkaitan erat dengan sektor lain, baik
pertanian, industri, perdagangan dan jasa akan memungkinkan
pengembangan sektor pariwisata secara terpadu dengan sektor-sektor lainnya
sehingga proses pertumbuhan ekonomi kota menjadi semakin cepat dan
efisien;
4. Aspek agama (religius), baik Islam dan agama lainnya yang dianut warga Kota
Padang sangat penting artinya untuk dapat mengarahkan dan membimbing
tingkah laku masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang patuh
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral tinggi dan sangat
peduli terhadap kepentingan umum masyarakat;
5. Tata kehidupan masyarakatnya di dasarkan pada budaya lokal, khususnya
Budaya Minangkabau dalam rangka mewujudkan masyarakat yang rukun dan
damai serta saling menghormati satu sama lainnya sesuai dengan warisan
budaya tradisional masyarakat setempat;

85
5.4. MISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG
Misi pada dasarnya adalah merupakan upaya umum yang akan dilakukan
untuk dapat mewujudlan visi yang telah ditetapkan. Misi ini selanjutnya akan
dijadikan sebagai dasar perumusan strategi, kebijakan dan program pembangunan
daerah yang akan dilakukan selama periode perencanaan,
Untuk mewujudkan visi Kota Padang pada sub 5.3, maka misi atau upaya
umum yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan sumberdaya
manusia yang beriman, kreatif dan berdaya saing;
2. Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah Barat Sumatera;
3. Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan
berkesan;
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi
kerakyatan;
5. Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, tertib, bersahabat dan
menghargai kearifan lokal;
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani.

5.5. TUJUAN UMUM PEMBANGUNAN KOTA PADANG


Berdasarkan visi dan misi jangka menengah sebagaimana dijabarkan di atas,
maka tujuan pembangunan Kota Padang dalam periode 2014-2019 adalah sebagai
berikut:
1. Terwujudnya Kota Padang sebagai sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan
Pariwisata untuk Provinsi Sumatera Barat khususnya dan Wilayah Sumatera
Bagian Tengah umumnya;
2. Tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, profesional dan
melayani melalui penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good
governance)
3. Terwujudnya masyarakat kota yang sejahtera, religius dan berbudaya;
4. Terjaganya kualitas lingkungan hidup melalui penanggulangan resiko bencana
dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik.

5.6. SASARAN UMUM PEMBANGUNAN KOTA PADANG


Memperhatikan visi dan misi sebagaimana dijelaskan diatas, dan mengingat
fungsi Kota Padang dalam RTRW Provinsi Sumatera Barat adalah sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN), maka sasaran umum pembangunan Kota Padang secara
lebih kongkrit mencakup 4 hal pokok yang masing-masingnya saling berkaitan yaitu
sebagai berikut:
1. Terwujudnya Kota Padang yang berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Publik
(Service Center) dengan kegiatan utama meliputi pendidikan dan kesehatan

86
untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah serta pusat pemerintahan untuk
Provinsi Sumatera Barat.
2. Terciptanya Kota Padang yang juga berfungsi sebagai Pusat Pertumbuhan
(Growth Pole) dengan kegiatan utama ditekankan pada bidang perdagangan,
jasa dan pariwisata untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah.
3. Terlaksananya Kota Padang sebagai Kota layak huni yang mempunyai
prasarana dan sarana yang cukup dan berkualitas baik serta lingkungan hidup
yang menyenangkan dan bebas dari kemungkinan bencana alam.
4. Terciptanya masyarakat yang sejahtera, religius dan berbudaya berdasarkan
pada falsafah Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
Adapun Agenda pembangunan Kota Padang pada Tahun 2014 -2019, adalah:
1. Peningkatan pendidikan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang
beriman, kreatif dan berdaya saing
2. Pengembangan Kota Padang sebagai pusat Perdagangan
3. Pengembangan Kota Padang sebagai Kota Wisata dan berdaya saing
5. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penurunan angka kemiskinan
6. Peningkatan keamanan dan kebersihan kota
7. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan Kota Padang
Pembangunan Kota Padang pada Tahun 2014-2019 juga diarahkan pada 10
Program Prioritas Pembangunan Kota Padang, yaitu:
1. Percepatan pembangunan sarana perdagangan kota dan sentra ekonomi
2. Peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan
3. Peningkatan infrastruktur perkotaan dan transportasi kota
4. Pengembangan industri pariwisata dan kelautan serta pemberdayaan
masyarakat pesisir dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang
berdaya saing
5. Penataan dan Peningkatan pembangunan kawasan perumahan pemukiman
perkotaan
6. Peningkatan dan pemerataan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat
7. Pembangunan Ekonomi berbasis masyarakat dan mendorong tumbuhnya
investasi daerah dalam rangka Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
penurunan tingkat kemiskinan
8. Penataan Lingkungan Perkotaan yang hijau, berkelanjutan dan berbasis
mitigasi bencana
9. Peningkatan Penataan birokrasi dan tata kelola penyelenggaraan
Pemerintahan yang baik dan bersih untuk peningkatan pelayanan publik.
10. Pengamalan Agama dalam kehidupan masyarakat yang berbudaya

87
Tabel 5.1
Hubungan Hirarkis antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Visi: Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan
Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya
Misi Tujuan Sasaran
Misi 1:
Mewujudkan 1. Mewujudkan kualitas 1. Terwujudnya peningkatan kualitas
Pendidikan Yang sumberdaya manusia pendidikan
Berkualitas Untuk yang beriman, kreatif dan 2. Tercapainya peningkatan
Menghasilkan berdaya saing tinggi pemerataan pendidikan dan
Sumberdaya mendorong tumbuhnya sekolah
Manusia Yang kejuruan (vokasional
Beriman, Kreatif 3. Terjaganya kualitas moral dan
Dan Berdaya akhlak pendidik dan peserta didik
Saing; dari pengaruh lingkungan yang
negatif;
4. Terciptanya peningkatan kesiapan
SDM dalam menghadapi MEA
MISI 2:
Menjadikan Kota 1. Mewujudkan Kota Padang 1. Terciptanya peningkatan volume
Padang Sebagai sebagai pusat kegiatan transaksi perdagangan barang dan
Pusat Perdagangan perdagangan untuk jasa
Wilayah Barat wilayah Pantai Barat 2. Terciptanya peningkatan kontribusi
Sumatera Sumatera sektor perdagangan dalam
perekonomian Kota Padang.
2. Mewujudkan Kota Padang 1. Terciptanya peningkatan kegiatan
sebagai Pusat industri berbasis sumberdaya lokal
Pertumbuhan ekonomi 2. Terciptanya peningkatan
penerapan Iptek dan Inovasi
MISI 3:
Menjadikan Kota 1. Mewujudkan Kota Padang 1. Tercapainya peningkatan rata-rata
Padang sebagai Sebagai daerah Tujuan lama tinggal wisata di Kota
daerah tujuan Wisata Yang Nyaman dan Padang;
wisata yang Berkesan 2. Tercapainya peningkatan jumlah
nyaman dan kunjungan wisata nusantara dan
berkesan mancanegara
3. Tercapainya kondisi wisata
nyaman dan berkesan
2. Mewujudkan kota 1. Terpelihara dan lestarinya nilai
Padang sebagai kota budaya, religius dan tradisi lokal
tujuan wisata budaya yang berada di kota Padang
yang religius
MISI 4:
Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Tercapainya peningkatan kualitas
Kesejahteraan kesejahteraan ekonomi masyarakat
Masyarakat Dan masyarakat 2. Berkurangnya tingkat kemiskinan
Pengembangan 3. Tercapainya peningkatan kualitas
Ekonomi kesehatan masyarakat
Kerakyatan
2. Mewujudkan ekonomi 1. Tercapainya peningkatan
kerakyatan yang tangguh penyediaan lapangan kerja dan
usaha

88
Visi: Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan
Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya
Misi Tujuan Sasaran
2. Tercapainya peningkatan
kekuatan ekonomi kerakyatan
Misi 5:
Menciptakan Kota 1. Mewujudkan Kota Padang 1. Tersedianya Informasi Tentang
Padang yang yang aman dan tanggap Daerah Rawan Bencana
Aman, Bersih, bencana 2. Tercapainya peningkatan sarana
Tertib, Bersahabat prasana penanggulangan bencana
dan Menghargai 3. Tercapainya peningkatan
Kearifan Lokal kesiapsiagaan warga kota
mengantisipasi penanggulangan
bencana
2. Mewujudkan lingkungan 1. Tercapainya peningkatan kualitas
hidup kota yang lingkungan hidup
berkualitas 2. Tercapainya peningkatan
konservasi, rehabilitasi, dan
pemulihan ekosistem
3. Tercapainya penurunan tingkat
pencemaran udara dan air
3. Mewujudkan Infrastruktur 1 Terwujudnya Tatakelola Sumber
yang ramah dan aman Daya Air dan Drainase Perkotaan
yang berkualitas
2. Tersedianya infrastruktur jalan
raya yang aman
3. Tersedianya sarana dan prasarana
pemukiman yang berkualitas
4. Mewujudnya Kota Padang 1. Terciptanya peningkatan system
yang bersih dan indah pengelolaan persampahan
2. Terciptanya peningkatan kualitas
dan kuantitas Ruang Terbuka
Hijau, Hutan Kota, Taman Kota
dan TPU.
5. Mewujudkan transportasi 1. Tersedianya pelayanan jasa
perkotaan yang lancar, angkutan kota yang cukup dan
aman, nyaman dan lancar ke seluruh wilayah kota.
murah. 2. Terciptanya peningkatan
keamanan dan keselamatan lalu
lintas.
6. Mewujudkan penataan 1. Terlaksananya penataan
ruang, bangunan dan bangunan dan perumahan sesuai
perumahan yang serasi, dengan Rencana Tata Ruang Kota
selaras dan seimbang
7. Mewujudkan penyediaan 1. Tersedianya lahan untuk
lahan untuk kebutuhan kebutuhan pembangunan Kota
pembangunan kota yang yang sesuai peruntukannya.
berkeadilan

89
Visi: Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan
Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya
Misi Tujuan Sasaran
Misi 6:
Mewujudkan Tata 1. Mewujudkan Tata Kelola 1. Tercapainya peningkatan
Kelola Pemerintahan yang baik Perencanaan Pembangunan
Pemerintahan Yang daerah dan Pengelolaan Data
Baik, Bersih Dan 2. Tercapainya peningkatan
Melayani Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
2. Mewujudkan Tata Kelola 1. Tercapainya pengurangan tindak
Pemerintahan yang Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
bersih (KKN) dilingkungan birokrasi
3. Mewujudkan Tata Kelola 1. Terwujudnya pelayanan publik
pemerintahan yang yang berkualitas (prima)
melayani

90
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi pembangunan pada dasarnya adalah merupakan rincian cara atau


upaya yang diperlukan untuk dapat mewujudkan visi dan misi pembangunan kota
sebagaimana telah diungkapkan pada Bab V terdahulu. Untuk menjaga
operasionalisasi dari strategi pembangunan ini, maka perumusannya juga di
dasarkan pada kondisi umum daerah sebagaimana telah diuraikan pada Bab II serta
kemampuan keuangan daerah sebagaimana dijelaskan pada Bab III terdahulu.
Untuk menjaga konsistensi, maka perumusan strategi dikaitkan langsung dengan
misi pembangunan jangka menengah daerah sebagaimana telah ditetapkan pada
bab terdahulu.
Mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, strategi biasanya
dikaitkan dengan arah kebijakan pembangunan daerah bersangkutan. Hal ini
dilakukan karena arah kebijakan pada dasarnya adalah merupakan keputusan dan
intervensi pemerintah untuk dapat melaksanakan strategi pembangunan yang telah
ditetapkan. Dengan mengaitkan antara strategi dan arah kebijakan maka
pencapaian sasaran pembangunan akan menjadi lebih terjamin. Selanjutnya, agar
pembahasan menjadi lebih terarah, maka penyusunan strategi dan arah kebijakan
ini dikaitkan langsung dengan misi pembangunan daerah sebagaimana ditetapkan
terdahulu dalam Bab VI RPJMD ini.
6.1. Misi 1: Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas untuk
Menghasilkan Sumber Daya Manusia Yang Beriman dan Berdaya
Saing;
Penduduk merupakan unsur penting dalam menggerakkan proses
pembangunan Kota Padang karena pendidikan dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan beradab. Sedangkan sumber daya manusia tersebut
adalah salah satu faktor produksi utama yang dapat meningkatkan kegiatan
produksi, baik barang maupun jasa, yang merupakan sumber utama pendapatan
masyarakat. Pengembangan pendidikan agama mendapat perhatian khusus dalam
rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan yang bermuara pada
peningkatan kesejahteraan penduduk sebagaimana yang diharapkan oleh warga
kota dan masyarakat secara keseluruhan.
Pendidikan yang berkualitas selanjutnya akan dapat pula mendorong
penerapan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Penerapan dan pengembangan IPTEK ini merupakan unsur penting untuk dapat
meningkatkan kegiatan produksi, baik pertanian, industri, perdagangan dan jasa,
secara biaya produksi rata-rata lebih rendah (efisiensi) dan berkualitas baik. Biaya
produksi yang relatif rendah dan kulitas produk yang tinggi selanjutnya akan dapat
meningkatkan daya saing produk yang sangat diperlukan untuk bertahan dan

91
berkembang dalam era globalisasi sekarang ini. Tidak dapat disangkal bahwa
kegiatan ekonomi yang bisa bertahan dan berkembang dalam era globalisasi
hanyalah yang mempunyai daya saing tinggi.

6.1.1. Strategi Pembangunan Misi 1


Untuk mencapai sasaran pada Misi 1, diperlukan strategi pembangunan Kota
Padang terutama diarah pada peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan,
baik pendidikan dasardan menengah mupun pendidikan tinggi baik pada Perguruan
Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Peningkatan kualitas
pendidikan agama dalam hal ini mendapat perhatian khusus dalam rangka
mewujudkan sumberdaya manusia yang beriman. Peningkatan kualitas pendidikan
ini sangat penting artinya untuk dapat mewujudkan Kota Padang sebagai Pusat
Pelayanan jasa pendidikan untuk Sumatera Bagian Tengah yang merupakan salah
satu sasaran utama pembangunan Kota Padang dalam RPJMD 2014-1019.
Peningkatan kualitas pendidikan akan dilakukan melalui peningkatan kualitas
guru dan dosen, peningkatan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan dan
menjaga tingkat persaingan dalam memperoleh pendidikan. Peningkatan kualtas
guru dan dosen dapat dilaksanakan melalui pelaksanaan pelatihan teknik keilmuan
serta pendidikan lanjut kejenjang Magister (S2) dan Doktor (S3) dalam berbagai
cabang ilmu. Termasuk dalam hal ini adalah pengembangan pendidikan kejuruan
dan Politeknik guna memenuhi kebutuhan terhadap tenaga terampil dan siap pakai.
Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana pendidikan terutama diarahkan pada
penambahan kapasistas gedung sekolah dan kampus, pengembangan fasilitas
perpustakaan dan laboratorium serta asrama siswa dan mahasiswa. Sedangkan
upaya untuk menjaga tingkat persaingan dalam memperoleh fasilitas pendidikan
akan dilakukan melalui peningkatan kualitas seleksi ujian masuk siswa untuk
pendidikan dasar dan menengah serta ujian masuk perguruan tinggi.

6.1.2. Arah Kebijakan untuk Misi 1


Dalam mengimplementasikan strategi yang telah disebutkan diatas,
diperlukan arah kebijakan yang bermuara kepada program dan kegiatan yang tepat
untuk dilaksanakan oleh lembaga yang menjalankan urusan tersebut. Arah
kebijakan untuk melaksanakan strategi pada Misi 1 antara lain adalah:
mengembangkan kurikulum pendidikan dasar dan menengah, pendidikan kejuruan
serta pendidikan tinggi pada berbagai cabang ilmu pengetahuan, mengembangkan
fasilitas kepustakaan, meningkatkan kapasitas guru dan dosen, meningkatkan
kualitas pengelola sekolah dan perguruan tinggi, menambah jam pelajaran untuk
praktek agama, mengembangkan kurikulum pendidikan umum dan kejuruan,
meningkatkan kualitas guru, dan seni dan budaya daerah, serta mengembangkan
lembaga seni dan budaya daerah.

92
Tabel 6.1.
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 1
MISI 1: Mewujudkan Pendidikan Yang Berkualitas Untuk Menghasilkan Sumberdaya
Manusia Yang Beriman, Kreatif Dan Berdaya Saing;
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
1. Mewujudkan 1. Terwujudnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan mutu
kualitas peningkatan kualitas dan lulusan pendidikan
sumberdaya kualitas kompetensi
manusia yang pendidikan peserta didik
beriman, 2. Meningkatkan 1. Peningkatan pendidikan
kreatif dan kualitas dan tenaga pendidik dan
berdaya saing kompetensi kependidikan
tinggi. tenaga pendidik 2. Memperbaiki akreditasi
dan tenaga institusi dan program
kependidikan studi
serta kualitas 3. Meningkatkan tata kelola
intitusi pendidikan yang
berkualitas
3. Meningkatkan 1. Meningkatkan kualitas
kualitas sarana gedung, laboratorium,
dan prasarana perpustakaan dan
pendidikan sarana ibadah sekolah
serta lingkungan sekolah
2. Mengembangkan
jaringan kerjasama
dengan stakeholders
3. Mengembangkan dan
mengupdate kurikulum
sekolah
4. Memantapkan 1. Pengembangan Sekolah
pelaksanaan Gratis untuk Wajar 12
Wajib Belajar 12 Tahun
Tahun untuk 2. Meningkatkan budaya
warga Kota baca tulis masyarakat
Padang 3. Meningkatkan pelayanan
pendidikan mengacu
kepada standar
pendidikan nasional
2.Meningkatnya 1. Memperluas 1. Perluasan jangkauan
pemerataan jangkauan pemerataan sarana
pendidikan dan pemerataan pendidikan
mendorong pendidikan dan 2. Pemerataan distribusi
tumbuhnya dan mendorong guru
sekolah kejuruan pengembangan 3. Pengembangan sekolah
(vokasional) sekolah vokasional berbasis
vokasional sumber daya lokal
4. Mendorong penciptaan
wirausahawan muda
5. Mendorong peningkatan
pemahaman dan
penerapan IPTEK tepat
guna

93
2. Menghindarkan 1. Memberikan bantuan
siswa putus biaya pendidikan
sekolah
3. Terjaganya 1. Mendekatkan 1. Menyediakan media
kualitas moral akses informasi informasi yang bernilai
dan akhlak nilai-nilai agama agama dan budaya
pendidik dan dan budaya dan Minangkabau pada areal
peserta didik meningkatkan publik
dari pengaruh pendidikan 2. Penyamaan kesempatan
lingkungan yang karakter serta bagi anak berpendidikan
negatif; sekolah khusus (disable) untuk
berasrama menempuh pendidikan
(Boarding normal
School) 3. Meningkatkan
pendidikan karakter
melalui sekolah
berasrama peserta didik
4. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan
kesiapan SDM kemampuan penggunaan Bahasa
dalam peserta didik Inggris di sekolah
menghadapi dalam 2. Menambah koleksi
MEA menggunakan perpustakaan yang
Bahasa Inggris berbahasa Inggris
dan 3. Meningkatkan
meningkatkan pendidikan
ketahanan kewarganegaraan untuk
budaya lokal membangun
nasionalisme

Karena program Wajib Belajar 9 Tahun sudah selesai, maka mulai pada
periode RPJMD ini akan dimulai secara resmi pelaksanaan wajib belajar 12 tahun
yaitu mulai dari sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA).
Untuk keperluan ini maka peningkatan pembangunan gedung sekolah lanjutan
tingkat atas, baik SMA dan sekolah kejuruan akan diutamakan. Demikian pula
halnya dengan penyediaan fasilitas perpustakaan dan laboratorium untuk siswa
sekolah menengah atas akan mendapat perhatian lebih besar. Tentunya upaya
untuk meningkatkan kualitas guru melalui pelatihan jangka pendek dan pendidikan
lanjut ke S2 akan semakin ditingkatkan. Hubungan keterkaitan antara strategi dan
arah kebijakan untuk Misi 1 dapat dilihat pada Tabel 6.1 diatas.

6.2. Misi 2: Menjadikan Kota Padang Sebagai Pusat Perdagangan


Wilayah Barat Sumatera
Dari analisis kondisi umum daerah kota Padang menunjukkan bahwa
struktur perekonomian kota Padang lebih banyak didominasi oleh kegiatan
perdagangan dan jasa. Sedangkan kegiatan industri kelihatannya masih belum
begitu berkembang dengan baik sebagaimana terlihat dari kontribusi sektor industri
dalam perekonomian kota. Berdasarkan fakta ini, maka strategi dan arah kebijakan
pembangunan kota Padang adalah pada pengembangan sektor perdagangan dan
jasa. Hal ini sesuai pula dengan misi walikota dan wakil walikota terpilih yaitu

94
Menjadikan Kota Padang Sebagai Pusat Perdagangan Wilayah Barat
Sumatera. Untuk itu sasaran utama dari kebijakan pembangunan adalah
meningkatkan volume perdagangan barang dan jasa dengan meningkatkan kualitas
sarana dan prasarana perdagangan.
Sejalan dengan fungsi dan peranan kota Padang yang tercantum dalam
RTRW Provinsi Sumtera Barat yang menyatakan bahwa kota Padang adalah salah
satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN), maka kota Padang juga diharapkan mampu
menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat khususnya dan wilayah
Barat Sumatera pada umumnya.
Dalam rangka mewujudkan sasaran utama tersebut, maka tujuan
pembangunan untuk mewujudkan misi ini adalah:
1. Terwujudnya Kota Padang sebagai pusat kegiatan perdagangan untuk wilayah
Pantai Barat Sumatera. Pengembangan kegiatan perdagangan ini terutama
diarahkan untuk perdagangan hasil-hasil pertanian dan perkebunan serta
produk-produk usaha kecil dan menengah lainnya. Dengan cara demikian
diharapkan Kota Padang akan berkembang sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi untuk wilayah pantai Barat Sumatera.
2. Terwujudnya Kota Padang sebagai Pusat Pertumbuhan ekonomi di wilayah
Sumatera Barat, dengan mengembangkan industri berbasis sumber daya lokal
dan didukung oleh kegiatan perdagangan yang terpusat di kota Padang maka
akan mendorong partumbuhan ekonomi tidak hanya bagi kota Padang tetapi
juga untuk kota dan kabupaten sekitarnya di wilayah Sumatera Barat.
Untuk dapat mewujudkan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah
Sumatera Bagian Barat, maka strategi utama yang diperlukan adalah meningkatkan
penyediaan prasarana dan sarana yang dapat mendukung kegiatan perdagangan
tersebut. Prasarana dan sarana tersebut antara lain adalah fasilitas transportasi
menuju kawasan perdagangan, fasilitas pasar dan telekomunikasi. Bila prasarana
dan sarana tersebut dapat disediakan dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang
baik, maka kegiatan perdagangan akan dapat ditingkatkan secara optimal.
Selanjutnya, mengingat dewasa ini perekonomian kita sudah berada dalam
era perdagangan bebas (AFTA) dan globalisasi, maka tingkat persaingan antara
sesama pelaku usaha menjadi sangat tajam, maka strategi pembangunan yang
mengarah pada peningkatan kualitas SDM pelaku usaha dan efisiensi serta daya
saing pengusaha tentunya sangat penting dalam peningkatan kegiatan
perdagangan. Dalam rangka ini maka pemerintah kota perlu menjaga tingkat
persaingan yang sehat antara sesama pengusaha dan mencegah terjadinya
kecurangan dan monopoli untuk usaha-usaha tertentu. Disamping keamanan dan
ketertiban pada setiap lokasi pasar perlu pula dijaga agar kenyaman para
pengusaha dan konsumen dalam kegiatan perdagangan akan dapat dijaga dengan
baik.

95
Aktivitas perdagangan dan industri merupakan aktivitas ekonomi yang saling
terkait erat, oleh sebab itu untuk mewujudkan kota Padang sebagai pusat
pertumbuhan maka perlu ditumbuhkembangkan kegiatan produksi yang berbasis
sumberdaya local. Untuk itu kebijakan diarahkan untuk merevitalisasi kawasan
industri Padang Industrial Park (PIP) dan Lingkungan Industri Kecil (LIK) Ulu Gadut
dan dalam rangka mendukung proses industrialisasi Kota Padang, akan difasilitasi
pengembangan Padang Techno Park guna mengembangan inovasi dalam bidang
industri kecil dan menengah.
Tabel 6.2.
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 2

MISI 2: Menjadikan Kota Padang Sebagai Pusat Perdagangan Wilayah Barat Sumatera
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Terwujudnya 1. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan kualitas
Kota Padang volume kualitas sarana dan Kualitas sarana dan
sebagai pusat transaksi prasarana prasarana perdagangan
kegiatan perdagangan perdagangan 2. Peningkatan Kualitas SDM
perda-gangan barang dan dan lembaga Pengelola
untuk wilayah jasa Perdagangan
Pantai Barat 3. Penyediaan dan
Sumatera Peningkatan fasilitas
pergudangan
2. Meningkatkan 1. Pendataan dan penataan
Kualitas SDM pelaku usaha perdagangan
Pelaku Usaha berdasarkan karakteristik
Perdagangan usaha.
2. Peningkatan Pembinaan dan
pelatihan usaha bagi pelaku
usaha perdagangan
3. Meningkatkan 1. Menjaga iklim persaingan
efisiensi dan daya yang kondusif
saing kegiatan 2. Penguatan regulasi
perdagangan penjaminan mutu barang
barang dan jasa 3. Peningkatan keamanan dan
kenyamanan di kawasan
perdagangan
2. Meningkatnya 1. Mendorong 1. Peningkatan skala usaha
kontribusi peningkatan perdagangan
sektor aktivitas 2. Penganekaragaman
perdagangan perdagangan komoditi perdagangan
dalam 3. Peningkatan kuantitas dan
perekonomian kualitas komoditi
Kota Padang. perdagangan
4. Memperluas networking
(jejaring) perdagangan
5. Peningkatan fasilitas
pelayanan usaha (service
bussines)

96
6.3. Misi 3: Menjadikan Kota Padang sebagai Daerah Tujuan Wisata yang
Nyaman dan Berkesan
Disamping kegiatan perdagangan sebagai dijelaskan terdahulu,
pengembangan pariwisata merupakan kegiatan utama untuk mendorong Kota
Padang sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi untuk wilayah Provinsi Sumatera
Barat. Kegiatan pariwisata ini dapat dijadikan sebagai pendorong pertumbuhan
ekonomi karena kegiatan ini dapat bersinergi dengan beberapa kegiatan terkait
seperti perhotelan, perdagangan, perhubungan dan industri kerajinan rakyat
(industri kreatif). Melalui keterkaitan ini, maka pengembangan pariwisata akan
dapat mewujudkan pengembangan kegiatan ekonomi secara terpadu dan saling
mendukung. Disamping itu, pengembangan pariwisata dapat pula menjadi kualitas
lingkungan hidup karena tidak melibatkan exploitasi sumberdaya alam.
Memperhatikan kondisi geografis dan sosial budaya daerah maka jenis
pariwisata yang akan dikembangkan adalah pariwisata bahari karena Kota Padang
berada dipinggir laut dengan kondisi pasar yang baik dan indah. Disamping itu,
pengembangan wisata alam dan kuliner juga sangat potensial dikembankan dengan
memanfaatkan kondisi alam yang indah serta jenis makanan spesifik yang beragam.
Namun demikian, tentunya pengembangan wisata tersebut perlu dijaga agar tidak
bertentangan dengan agama dan budaya serta kebiasaan masyarakat setempat.
Tujuan utama yang ingin dicapai disini adalah terwujudnya Kota Padang
sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan. Dengan cara demikian
diharapkan jumlah kunjungan dan rata-rata lama tinggal wisata di Kota Padang
akan dapat ditingkatkan. Tujuan akhir adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
warga kota melalui peningkatan penyediaan lapangan kerja dan pendapatan di
bidang pariwisata.

6.3.1. Strategi untuk Misi 3


Untuk mencapai sasaran yang hendak diwujudkan pada Misi 3, diperlukan
strataegi pembangunan sebagai berikut:
1. Melakukan renovasi dan pengembangan objek-objek wisata Kota Padang yang
sudah ada seperti: pantai Padang, Pantai Pasir Jambak, jembatan Siti
Nurbaya, pantai Bungus dan Pondok Carolina, permandian Lubuk Minturun
dan Taman Hutan Raya Bung Hatta, serta objek wisata lainnya;
2. Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana perhubungan menuju objek
wisata Kota Padang yang sudah ada;
3. Meningkatkan jumlah dan kualitas pemandu wisata untuk meningkatkan
pelayanan kepariwisataan;
4. Membangun dan mengembangkan Pusat Informasi Pariwisata (Touristm
Information Center) Kota Padang yang dilengkapi dengan sistem informasi
yang cukup mamadai;

97
5. Melakukan penyuluhan secara berkala kepada masyarakat tentang manfaat
pariwisata untuk pengembangan Kota Padang dan peningkatan kesejahteraan
warga kota.

6.3.2. Arah Kebijakan Misi 3


Untuk dapat mewujudkan strategi pembangunan sebagaimana ditetapkan di
atas, diperlukan beberapa kebijakan pembangunan kota. Kebijakan pembangunan
Kota Padang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan even-even wisata berskala nasional dan internasional, seperti
Tour de Singkarak, pertandingan olah raga, seminar dan lain-lainnya guna
meningkatkan kunjungan wisata ke Kota Padang;
2. Meningkatkan jumlah dan kualitas infrastruktur kota yang dapat menunjang
kegiatan pariwisata, seperti fasilitas hotel, transportasi, pemandu wisata dan
hal lainnya yang terkait;
3. Membangun sebuah Pusat Informasi Wisata yang dilengkapi dengan fasilitas
teknologi informasi sehingga Kota Padang dikenal luas di dunia internasional;
4. Melakukan penyuluhan sadar wisata secara berkala kepada masyarakat
tentang manfaat dan pentingnya pariwisata bagi pembangunan Kota Padang;
5. Mencegah terjadinya berbagai dampak negatif dari kegiatan pariwisata
terhadap agama dan budaya masyarakat.

Tabel 6.3
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 3

Misi 3: Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


1. Mewujudkan 1. Tercapainya 1. Meningkatkan 1. Memberikan kemudahan
Kota Padang peningkatan kualitas akomo- dan insentif kepada
Sebagai rata-rata lama dasi penginapan pengusaha perhotelan
daerah Tujuan tinggal wisata 2. Menciptakan 1. Menciptakan kondisi
Wisata Yang di Kota Padang; paket-paket wisata keluarga yang
Nyaman dan wisata yang nyaman dan aman
Berkesan. menarik, 2. Mendorong kesadaran
kreatif, layak masyarakat dalam
dan ramah menciptakan objek
wisata yang religius yang
layak dan ramah
2.Tercapainya 1. Membangun 1. Penetapan peraturan
peningkatan kelembagaan daerah untuk
jumlah pariwisata Kota pengelolaan pariwisata
kunjungan Padang yang 2. Pembenahan Pusat Infor-
wisata nusantara kuat dan masi Wisata (Tourist
dan berkualitas Information Center) yang
mancanegara dilengkapi dengan fasili-
tas teknologi informasi
terkini

98
2. Mengembangkan 1. Peningkatkan even-even
even-even wisata wisata yang berskala
yang dapat nasional dan
meningkatkan internasional yang dapat
kunjungan meningkatkan kunjungan
wiisatawan; wisata ke Kota Padang;
2. Menjalin kemitraan
dengan pelaku
pariwisata
3. Meningkatkan 1. Peningkatkan kualitas
jumlah dan infrastruktur kota yang
mengembangkan dapat menunjang
kualitas objek kegiatan pariwisata
wisata yang 2. Mendorong
menarik bagi pengembangan wisata
wisatawan konvensi (MICE) yang
layak dan ramah
3. Peningkatan
kemampuan pemandu
pariwisata
3. Tercapainya 1. Peningkatan Pemberdayaan masyarakat
kondisi wisata Keamanan, untuk sadar wisata
nyaman dan kebersihan dan
berkesan ketertiban (K3)
objek wisata
2. Peningkatan Meningkatkan kualitas
sarana dan Sarana Prasarana
prasarana
kepariwisataan
2. Terwujudnya 1. Terpelihara 1. Peningkatan 1. Pengembangan seni
kota Padang dan lestarinya pariwisata tradisi budaya yang
sebagai kota nilai budaya berbasis dikemas dengan
tujuan wisata berbasis kearifan lokal sentuhan modern
budaya yang religius dan dan tradisi seni 2. Reorganisasi sanggar
religious tradisi lokal budaya seni tradisional yang
yang berada di dikelola secara
kota Padang profesional dan
berkelanjutan
3. Peningkatan Kota
Padang sebagai tempat
festival seni budaya di
tingkat nasional dan
internasional
2. Pengembangan 1. Pembinaan seni
wisata religius tradisional bernuasa
dan Kota Tua religius dan budaya
minangkabau
2. Pelestarian dan
pengembangan wisata
Kota Tua

99
6.4. Misi 4: Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Pengembangan
Ekonomi Kerakyatan
Mewujudkan misi meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
menyeluruh dan pembangunan ekonomi kerakyatan merupakan unsur penting
untuk mendorong peningkatan kemakmuran warga Kota Padang. Kondisi tersebut
dapat diwujudkan melalui pengembangan kegiatan industri, perdagangan dan jasa
serta pariwisata. Agar pengembangan kegiatan tersebut dapat meningkatkan
penyediaan lapangan kerja dan sekaligus menanggulangi kemiskinan, maka
pengembangan kegiatan ekonomi tersebut terutama diarahkan pada kegiatan padat
karya dan usaha kecil dan menengah yang tidak memerlukan modal besar. Sejalan
dengan hal ini, peningkatan kemampuan wirausaha masyarakat perlu pula terus
dipupuk dan dikembangkan guna mendorong pengembangan kegiatan usaha
masyarakat, khususnya pengusaha pribumi.
Tujuan yang hendak dicapai dalam misi ini adalah:
1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas dan
aktivitas ekonomi masyarakat serta peningkatan pelayanan dasar secara
inklusif;
2. Terwujudnya ekonomi kerakyatan yang tangguh melalui pengembangan
kegiatan ekonomi kerakyatan dibidang industri perdagangan dan jasa.
Sasaran umum yang akan dicapai berdasarkan misi ini adalah:
1. Meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dengan dorongani produksi
komoditi unggulan di bidang perikanan, peternakan, industri, perdagangan
dan jasa;
2. Mendorong tumbuhnya wirausahawan baru, usaha mikro, kecil dan menengah
guna meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan peningkatan
penyediaan lapangan kerja;
3. Mengurangi secara bertahap persentase tingkat pengangguran dan
kemiskinan warga kota;
4. Meningkatkan kualitas pelayanan dasar khususnya kesehatan bagi masyarakat
guna meningkatkan kualitas SDM dan produktivitas masyarakat dalam rangka
mewujudkan Kota Padang sebagai pusat pelayanan publik (service centre).
Adapun strategi pembangunan yang akan ditempuh untuk mewujudkan
ekonomi kerakyatan yang tangguh adalah dengan jalan memberikan prioritas
pengembangan kegiatan ekonomi kota pada kegiatan pertanian perkotaan,
perikanan, peternakan, industri kecil dan menengah, perdagangan dan pariwisata.
Strategi pembangunan ini sengaja dipilih sesuai dengan struktur, permasalahan dan
potensi ekonomi Kota Padang. Disamping itu, pengembangan kegiatan ekonomi
tersebut diupayakan untuk tidak akan membawa konskuensi negatif terhadap
kualitas lingkungan hidup, sehingga keberlanjutan pembangunan di masa
mendatang akan tetap terjaga dengan baik.

100
Tabel 6.4
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 4

MISI 4: Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan;

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN


1. Meningkatnya 1. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Pemberdayaan dan
kesejahteraan kualitas ekonomi masyarakat peningkatan penggunaan
masyarakat ekonomi berbasis sumberdaya sumberdaya lokal
masyarakat lokal 2. Pemberdayaan dan
peningkatan peran
kelompok usaha bersama
3. Meningkatkan peran
koperasi dan lembaga
keuangan mikro
2. Meningkatkan 1. Meningkatkan
kualitas SDM Pelaku pengetahuan dan
usaha keterampilan SDM Pelaku
Usaha
2. Memfasilitasi akses
informasi usaha, promosi,
kerjasama usaha dan
pemasaran
3. Mendorong terciptanya
wirausaha muda yang
kreatif dan kompetitif
2. Berkurangnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan Program
tingkat pendapatan Bantuan Usaha bagi
kemiskinan masyarakat miskin masyarakat Miskin
2. Pemberdayaan Kelompok
usaha Masyarakat Miskin
3. Peningkatan akses
terhadap permodalan,
pemasaran dan informasi
usaha
4. Menumbuhkembangkan
usaha produktif
masyarakat miskin
2. Meningkatkan 1. Peningkatan Akses
kualitas kehidupan Terhadap Pelayanan
masyarakat miskin Dasar masyarakat miskin
2. Peningkatan keterampilan
produktif masyarakat
miskin
3. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan kualitas
kualitas kualitas pelayanan pelayanan kesehatan
kesehatan kesehatan primer secara gratis
masyarakat masyarakat secara 2. Meningkatkan kualitas
inklusif pelayanan kesehatan
masyarakat melalui
peningkatan status RSUD

101
dari tipe C menjadi Tipe B
dan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD)
3. Meningkatkan partisipasi
aktif masyarakat dalam
peningkatan kualitas
kesehatan dan lingkungan
2. Meningkatkan 1. Pemerataan,
kualitas dan pengembangan dan
pemerataan SDM pemberdayaan SDM
kesehatan pelaksana pelayanan
kesehatan
2. Penguatan jaringan
kerjasama dalam
pembangunan kesehatan
4. Meningkatnya 1. Meningkatkan Peningkatan sistem
kualitas dan kualitas dan penjaminan sosial
kuantitas kuantitas program masyarakat
jaminan sosial jaminan sosial
masyarakat masyarakat
2. Terwujudnya 1. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Meningkatkan peran
ekonomi penyediaan kemampuan lembaga pelatihan
kerakyatan lapangan kerja kewirausahaan keterampilan dalam
yang tangguh dan usaha pengembangan
kewirausahaan
2. Mendorong penumbuhan
lapangan usaha berbasis
inovasi dan ekonomi
kreatif
2. Mendorong Memfasilitasi peningkatan
peningkatan investasi baik dari dalam
investasi maupun luar negeri dengan
memberikan kemudahan dan
insentif
2. Meningkatnya 1. Pemberdayaan 1. Meningkatkan
kekuatan ekonomi pemberdayaan ekonomi
ekonomi masyarakat rakyat dalam rangka
kerakyatan kawasan pertanian; peningkatan ketahanan
pangan dan kesejahteraan
2. Mengembangkan sistem
dan kelembagaan pasar
produk pertanian
3. Mengembangkan sentra
produksi komoditi
pertanian unggulan
dengan menggunakan
pendekatan wilayah dan
kawasan;
4. Penerapan dan
Pengembangan teknologi
pertanian

102
2. Pemberdayaan 1. Mengembangkan gerakan
ekonomi pemberdayaan ekonomi
masyarakat masyarakat pesisir
kawasan pesisir; 2. Mengembangkan blue
economy (ekonomi biru)
3. Mengembangkan kawasan
minapolitan
3. Mengembangkan 1. Meningkatkan daya saing
usaha kecil dan UMKM
menengah serta 2. Meningkatkan penerapan
usaha padat karya teknologi dalam berbagai
aneka usaha
3. Pembangunan dan
pengembangan sentra
ekonomi usaha mikro,
kecil dan menengah
4. Mengembangkan jaringan
kerjasama usaha dalam
dan luar wilayah
3.Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan mutu produk
volume efisiensi dan daya dan skala usaha KP
perdagangan saing produk KP 2. Penguatan regulasi
produksi dengan mendorong penjaminan mutu produk
kelautan dan terjadinya temu KP
perikanan bisnis
2. Memperluas net-
working antar
pelaku usaha dan
perdaga-ngan
produk KP
4.Meningkatnya Meningkatkan efisiensi Peningkatan kapasitas sarana
industri usaha usaha industri KP dan dan prasarana produksi
kelautan dan kapasitas SDM bernilai ekonomis
perikanan
5.Meningkatnya Mengembangkan Pengembangan kawasan
pelaku usaha usaha penangkapan di minapolitan, industrialisasi
industri KP yang daerah oceanic (laut dan blue economy berbasis
baru lepas) memanfaatkan kelautan dan perikanan
lahan marjinal (rawa)
6.Tercapainya 1. Meningkatkan 1. Penambahan armada
tingkat produksi KP untuk eksploitasi hasil KP
konsumsi ikan dengan 2. Memperluas pemanfaatan
perkapita/ optimalisasi lahan marjinal
tahun potensi oceanic
3. Mendorong industri pasca
dan lahan marjinal
panen produk KP
2. Meningkatkan
produksi pasca
panen agar terjadi
penambahan nilai
(value added)

103
7.Terpeliharanya 1. Memperbaiki 1. Peningkatan intensitas
sumber daya sumber daya alam pengelolaan kawasan
alam KP dan yang rusak konservasi dan sumber
biota langka 2. Introduksi hewan daya ikan
langka 2. Penguatan kelembagaan
3. Meningkatkan pengawasan pada
kualitas masyarakat
pengawasan
sumber daya KP
8.Zero Complaint Pemantapan SOP Peningkatan pelayanan prima
untuk tentang pelayanan di
pelayanan pada sektor KP
masyarakat
9.Tercapainya Melanjutkan Melakukan kerjasama
penurunan pengadaan pakan dengan perguruan tinggi,
harga pakan buatan yang bermutu pengusaha, kelompok
ikan dan pabrik skala kecil masyarakat dalam
dan menengah menghasilkan pakan ikan
yang bermutu
10. Meningkatnya Meningkatkan SDM
kemampuan petani
dan
pengetahuan
petani dalam
berusaha tani
11. Meningkatnya 1. Meningkatkan pro- 1. Penerapan teknologi
produksi duksi padi, spesifik lokasi
perta-nian, palawija, 2. Peningkatan SDM petani
perkebu-nan perkebunan, dan dan penyuluh lapangan
dan peter- hortikultura
3. Optimasi lahan sawah
nakan dalam
mendukung 4. Pengendalian organisme
ketahanan pengganggu tanaman
pangan 5. Demplot teknologi padi
salibu
6. Optimalisasi peran serta
Komisi Pengawasan
Pupuk dan Pestisida
(KP3)
2. Meningkatkan 1. Penerapan teknologi
produksi tepat guna
peternakan 2. Pencegahan dan penang-
gulangan penyakit ternak
12. Meningkatnya Penyediaan sarana dan 1. Pengadaan alat mesin
sarana prasarana pertanian, pertanian
prasarana perkebunan dan 2. Penambahan Balai
pendukung peternakan Penyuluhan Pertanian
dalam
3. Rehabilitasi saluran irigasi
berusaha tani/
tersier (JITUT/ JIDES)
ternak

104
13. Meningkatnya 1. Meningkatkan SDM 1. Demonstrasi pengolahan
pasca panen, kelompok hasil pertanian
pengolahan pengolahan hasil 2. Membangun jaringan
dan pertanian pemasaran dengan
pemasaran supermarket dan hotel
hasil
3. Mengikuti promosi
pertanian,
produk pertanian
perkebunan
dan 4. Penyediaan alat
peternakan pengolahan hasil
pertanian
2. Meningkatkan SDM 1. Pelatihan pengolahan
kelompok hasil peternakan
pengolahan hasil 2. Mengikuti event promosi
peternakan
3. Penyediaan sarana
dan prasarana
pasar ternak
14. Terkendalinya Meningkatkan 1. Pemberian vaksinasi dan
penyakit pelayanan kesehatan pengobatan hewan ternak
menular hewan 2. Pemusnahan anjing liar
hewan
15. Terpelihara 1. Peningkatan daya 1. Menggalakkan Hutan
dan terjaga- dukung hutan Kemasyarakatan
nya kawasan sebagai kawasan 2. Mengoptimalkan
hutan dari penyangga air konservasi hutan
kerusakan dan 2. Membangun hutan 3. Meningkatkan SDM
kebakaran kota Delta Malvinas masyarakat di sekitar
hutan sebagai daerah kawasan hutan
resapan air di
4. Pengamanan hutan
perkotaan
5. Pengawasan peredaran
3. Membangun Taman
hasil hutan
Hutan Raya Bung
Hatta sebagai
daerah rekreasi
wisata alam

6.5. Misi 5: Menciptakan Kota Padang Yang Aman, Bersih, Tertib,


Bersahabat dan Menghargai Kearifan Lokal
Pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan merupakan
isu yang tidak kalah pentingnya dalam upaya mewujudkan masyarakat kota yang
sejahtera dalam jangka panjang. Kualitas lingkungan hidup yang baik dan
menyenangkan akan dapat diwujudkan melalui pencegahan polusi udara,
pengotoran air, mengupayakan lingkungan yang bersih dan segar, serta
menerapkan rencana tata-ruang secara konseken. Termasuk dalam hal ini adalah
pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan yang dapat diupayakan dengan
memelihara kawasan hutan lindung, mencegah eksploitasi sumberdaya alam secara
berlebihan, memelihara cadangan air, memelihara biota laut dan meningkatkan
konservasi alam serta reboisasi hutan secara teratur dan terus menerus.

105
Tujuan yang hendak dicapai dalam misi ini adalah terwujudnya perbaikan
kualitas lingkungan hidup Kota Padang melalui penanggulangan resiko bencana,
baik gempa, tsunami, banjir dan longsor dan pengelolaan lingkungan hidup yang
baik. Disamping itu, perlu pula peningkatan penyediaan prasarana dan sarana yang
diperlukan untuk menantisipasi dampak negatif dari terjadinya bencana alam.
Sejalan dengan hal tersebut, akan ditingkatkan pula kesiapsiagaan seluruh warga
kota dalam menghadapi dan menanggulangi bencana alam melalui kegiatan
penyuluhan dan pelatihan secara berkala.

6.5.1. Strategi untuk Misi 5


Untuk mencapai sasaran dalam mewuiudkan Misi 5, ditempuh beberapa
strategi pokok sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi yang rinci dan jelastentang wilayah rawan bencana,
meningkatan sarana prasarana penanggulangan bencana, peningkatan
kesiapsiagaan masyarakat dalam penanggulangan bencana, meningkatkan
kesadaran warga kota dalam pelestarian lingkungan hidup, meningkatkan
konservasi, rehabilitasi, dan pemulihan ekosistem, dan menurunkan tingkat
polusi udara dan air dalam kota;
2. Meningkatkan penyediaan prasarana dan saran untuk penanggulangan
kemungkinan bencana alam;
3. Meningkatnya kesiapsiagaan fisik dan mental masyarakat dalam
penanggulangan bencana dan pelestarian lingkungan hidup;
4. Meningkatnya konservasi, rehabilitasi, dan pemulihan ekosistem serta
penanggulangan polusi udara dan air.

6.5.2. Arah Kebijakan untuk Misi 5


Untuk melaksanakan strategi pembangunan tersebut di atas, maka arah
kebijakan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan beberbagai bentuk peta dan informasi kongkrit tentang wilayah
rawan bencana dalam kawasan Kota Padang;
2. Meningkatkan penyediaan sarana prasarana evakuasi dan penyelamatan
bencana pada lokasi-lokasi rawan bencana;
3. Melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi kepada segenap warga kota tentang
kesiagaan dan tata-cara dalam menghadapi bencana;
4. Melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi akibat terjadi bencana yang terjadi
sebelumnya;
5. Melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi pelestarian lingkungan hidup,
mengembangkan konservasi sumberdaya alam;
6. Mengendalikan pencemaran udara dan air serta dan perusakan lingkungan
hidup wilayah Kota Padang;
7. Mengamankan hutan dari illegal logging, mengamankan laut dari ilegal fishing,
serta mengelola dan merehabilitasi ekosistem pesisir dan laut.

106
Matriks hubungan antara strategi dan arah kebijakan pembangunan Kota
Padang untuk Misi 5 dapat dilihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5.
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 5

Misi 5: Menciptakan Kota Padang yang Aman, Bersih, Tertib, Bersahabat dan Menghargai
Kearifan Lokal
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Mewujudkan 1.Meningkatnya 1. Peningkatan 1. Menyediakan peta
Kota Padang sarana dan kerjasama dengan dan informasi wilayah
yang aman dan prasarana lembaga penelitian resiko bencana
tanggap penangulangan dan SKPD terkait 2. Peningkatan
bencana bencana Profesionalitas
Aparatur Lembaga/
SKPD terkait
2. Meningkatkan 1. Meningkatkan kualitas
kerjasama dalam kuantitas sarana dan
penyediaan sarana prasarana
prasarana penggulangan
penanggulangan bencana
bencana
2. Meningkatnya Peningkatkan Peningkatan
kesiapsiagaan pemahaman dan penyediaan shelter
warga kota kesadaran masyarakat untuk kesiap siagaan
mengantisipasi tentang antisipasi bencana
penanggulangan bencana
bencana
2. Mewujudkan 1. Tercapainya 1. Meningkatkan Melaksanakan
lingkungan peningkatan kesadaran masyarakat penyuluhan dan
hidup kota yang kualitas lingkungan dalam menjaga sosialisasi
berkualitas hidup kualitas lingkungan kesiapsiagaan
hidup bencana
2. Meningkatkan Meningkatkan jumlah
pengawasan dan dan kualitas informasi
penegakan peraturan lingkungan hidup
lingkungan hidup
dalam konservasi
ekosistem
3. Intensifikasi Peningkatan sarana
pengawasan dan prasarana
pentaatan peraturan pengawasan dan
lingkungan hidup pengendalian
dalam pengelolaan pencemaran
pencemaran udara lingkungan
dan air
3. Mewujudkan 1. Terwujudnya Meningkatnya kualitas Normalisasi sungai,
Infrastruktur Tatakelola Sumber sungai dan SDA jaringan irigasi dan
yang ramah dan Daya Air dan drainase
aman Drainase Perkotaan
2. Tersedianya Peningkatan dan Pembangunan jalan
infrastruktur jalan penyediaan sarana baru dan perbaikan
raya yang aman jalan jalan dan jembatan

107
3. Tersedianya sarana Peningkatan sarana dan Meningkatkan pelayanan
dan prasarana prasarana lingkungan air bersih, listrik, sanitasi
pemukiman pemukiman dan drainase

4. Mewujudkan 1. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan peran


Kota Padang sistem pengelolaan pelayanan Lembaga Pengelola
yang bersih dan persampahan, persampahan bekerja Sampah (LPS) di
indah Ruang Terbuka sama dengan Lembaga masyarakat
Hijau dan Taman Pengelola Sampah 2. Meningkatkan sarana
Kota (LPS) dalam dan prasarana
masyarakat pengelolaan sampah
2. Meningkatkan sarana dan limbah
dan prasarana
pengelolaan sampah
dan TPA
3. Meningkatkan jumlah
Taman Kota dan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
5. Mewujudkan 1. Tersedianya jasa 1. Meningkatkan peran 1. Menyediakan
transportasi pelayanan angkutan swasta dalam penye- angkutan umum
perkotaan kota yang cukup, diaan armada angkutan masal
yang lancar, nyaman, lancar dan umum massal 2. Menyediakan terminal,
aman, nyaman murah ke seluruh 2. Meningkatkan sarana dan prasarana
dan murah wilayah kota prasarana, sarana dan angkutan umum
fasilitas lalu lintas

2. Meningkatnya Memberlakukan regulasi Menyediakan regulasi


keamanan dan yang tegas terhadap yang tegas dalam
keselamatan lalu pelanggaran lalu lintas pengelolaan angkutan
lintas umum masal
6. Mewujudkan 1. Terlaksananya 1. Meningkatkan 1. Melakukan penataan
penataan penataan pengawasan dan bangunan gedung
ruang, bangunan dan pengendalian 2. Melakukan penataan
bangunan dan perumahan sesuai bangunan dan Perumahan dan lingku-
perumahan dengan Rencana perumahan ngan pemukiman beser-
yang serasi, Tata Ruang Kota ta sarana dan prasara-
selaras dan na pendukungnya
seimbang 3. Meningkatan pelayanan
dalam pengurusan IMB
2. Meningkatkan Menjaga bentuk arsitektur
pengendalian bangunan bangunan cagar budaya
cagar budaya dan dan bersejarah
bersejarah
3. Melakukan Melakukan rehabilitasi
rehabilitasi dan bedah 1000 unit rumah tidak
rumah milik layak huni pertahun
masyarakat tidak
mampu
4. Melakukian Penyediaan lahan untuk
pembebasan dan pembangunan kota yang
penyediaan tanah mengacu kepada aturan
sesuai peraturan yang yang berlaku
tidak merugikan
pemilik lahan

108
6.6. Misi 6: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih dan
Melayani
Tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani tidak terlepas dari
peran pemerintah mewujudkan good governance, yang menuntut agar aparatur
pemerintah melayani masyarakat. Bila sebelumnya ada pandangan bahwa aparatur
pemerintah diidentikkan dengan pemilikan kekuasaan, maka pandangan itu telah
berubah menjadi kewenangan aparatur pemerintah untuk melakukan pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat. Perubahan pandangan ini sudah disadari aparatur
karena pada akhirnya kompentensi aparatur yang tercermin dalam sikap dan
prilakunya yang akan menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
dalam pembangunan. Ciri good governance (kepemerintahan yang baik) dilakukan
melalui demokratisasi, desentralisasi, keterbukaan, transparansi, akuntabilitas,
profesionalitas, pelayanan prima, efisiensi dan efektifitas dan supremasi hukum
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu good governance juga
mempersyaratkan adanya hubungan yang sinergis dan konstruktif antara
pemerintah, swasta dan masyarakat dengan menganut prinsip-prinsip partisipasi,
supremasi hukum, dan cepat tanggap. Pemerintahan sendiri dapat diterjemahkan
menjadi badan memerintah, menguasai, mengurusi, mengarahkan, membina,
menyelenggarakan dan mengelola.
Misi ke enam yang telah ditetapkan oleh Walikota dan Wakil Walikota terpilih
tahun 2014-2019 ini, telah memenuhi kriteria good governance. Misi ke enam yaitu
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani bila diuraikan
satu persatu, maka akan didapatkan kata kunci yaitu baik, bersih dan melayani.
Kata kunci baik selaras prinsip good governance yaitu sesuai keinginan rakyat
yang tercermin dari jumlah suara hasil pemilihan (legitimasi) dan pemerintahan
yang efektif yang akan dapat menyelenggarakan tugas-tugas kepemerintahan, atau
dengan kata lain diberlakukannya prinsip-prinsip demokratisasi, desentralisasi,
keterbukaan, akuntabilitas, profesionalitas, efisiensi dan efektifitas dan supremasi
hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selain itu dapat juga ditambahkan
bahwa good governance berarti juga mengkoordinasikan sektor-sektor
pembangunan secara baik atas dasar profesionalitas dan etos kerja. Sedangkan
kata kunci bersih juga selaras dengan prinsip untuk menghindarkan tindakan KKN
(Korupsi Kolusi dan Nepotisme) baik secara keputusan politik maupun administrasi,
disiplin menjalankan anggaran dan terciptanya legal and political framework bagi
tumbuhnya wiraswasta dan menghindarkan salah alokasi anggaran. Ciri good
governance (kepemerintahan yang baik) terkait dengan kata kunci bersih yang
dilakukan melalui keterbukaan, transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektifitas
dan supremasi hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan landasan
moral yang tinggi. Terakhir, kata kunci melayani tercermin dalam prinsip good
governance (kepemerintahan yang baik) dilakukan melalui desentralisasi,
keterbukaan, profesionalitas, pelayanan prima, efisiensi dan efektifitas dan
supremasi hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dengan demikian misi ke
enam ini telah mampu mengoperasionalkan semua prinsip-prinsip good governance.

109
Untuk mewujudkan misi enam ini, langkah selanjutnya adalah menurunkan
misi ke enam tersebut menjadi tujuan-tujuan yang semakin terperinci sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Atas dasar itu, maka tujuan yang ingin dicapai
dirumuskan sebanyak 3 yaitu:
1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
Untuk dapat mencapai tujuan ini maka dirumuskan dua sasaran pembangunan
yaitu meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan, pengelolaan data dan
implementasinya. Sasaran yang pertama ini dilatarbelakangi oleh adanya aturan
tentang pengaturan pegawai sipil daerah yaitu Undang-Undang nomor 5 tahun
2014tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang pada intinya menyatakan bahwa
Aparatur Sipil Negara terdiri dari (a). PNS (Pegawai Negeri Sipil) adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan dan (b). PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan. Dengan pemberlakuan aturan ini membawa
konsekwensi terhadap perbedaan ASN yang meliputi tugas, hak dan kewajiban,
peran, jabatannya. Jabatan ASN yang ada meliputi adminsitrasi, fungsional dan
pimpinan tinggi. Jabatan administrasi meliputi jabatan adminsitrator, jabatan
pengawas, dan jabatan pelaksana. Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas
jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan. Jabatan
Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.
Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu. Jabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas: (a). jabatan
pimpinan tinggi utama; (b). jabatan pimpinan tinggi madya; dan (c). jabatan
pimpinan tinggi pratama. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan
tinggi pada instansi pemerintah.
Pemberlakuan Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) ini menuntut peningkatan kompetensi aparatur, maka untuk
mengantisipasinya pada misi enam pada tujuan satu dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Padang tahun 2014-2019 ini
ditetapkan dua sasaran yaitu: (a). meningkatnya kualitas perencanaan
pembangunan daerah, pengolah data, dan implementasinya. Untuk
mewujudkan sasaran tersebut, maka strategi yang disusun adalah
meningkatkan jumlah dan mutu aparatur perencana yang berkualitas dan
akuntabel. Sasaran itu dapat dicapai apabila kebijakan diarahkan kepada:
(1). Meningkatkan jabatan fungsional perencana, (2) meningkatkan
pemanfaatan teknologi dan informasi dalam perencanaan, dan pelaksanaan
pembangunan daerah, (3). Mengembangkan data dan statistik pembangunan

110
daerah, (4). Membuka layanan jaringan media partisipasi dan pengaduan publik
dalam perencanaan pembangunan daerah.
Sasaran kedua yaitu meningkatnya akuntabilitas kinerja birokrasi.
Memantapkan sasaran kedua ini, maka direncanakan dua strategi yaitu (a)
meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan, keuangan daerah dan
pengelolaan aset, dan (b) meningkatkan kinerja pengawasan penyelenggaraan
pemerintah.
Strategi pertama ini akan dapat dicapai apabila kebijakan diarahkan pada:
(1) penataan struktur organisasi yang proporsional yaitu beban kerja yang
sesuai dengan TUPOKSI, (2) memaksimalkan pelaksanaan analisis jabatan dan
evaluasinya, (3) penerapan SOP di lingkup SKPD, (4). Meningkatkan kualitas
pelayanan administrasi kepegawaian yang transparan, cepat dan tepat, (5)
menyediakan anggaran untuk tunjangan daerah bagi PNSD. Arah kebijakan ini
selaras dengan program unggulan yang ke sepuluh yang ditawarkan oleh
walikota dan wakil walikota terpilih Kota padang priode 2014-2019, (6)
peningkatan pengetahuan dan keterampilan aparatur berbasis kompetensi, (7).
Meningkatkan pelayanan, pengelolaan, pelaporan keuangan daerah dan aset,
(8) mempertahankan opini BPK: WTP, (9) meningkatkan LAKIP (Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) sesuai dengan kebijakan
Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara, dan (10). Meningkatkan EKPPD
(Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah) sesuai kebijakan
Kementerian Dalam Negeri.
Strategi kedua yaitu meningkatnya kinerja pengawasan penyelenggara
pemerintah daerah dapat ditempuh bila kebijakan diarahkan dengan
meningkatkan pengelolaan, pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah.
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih
Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka penting diketahui bahwa pemerintahan
yang bersih (clean government) terutama bersih dari korupsi, kolusi dan
nepotisme serta permasalahan lain yang terkait dengan pemerintahan. Ada
anggapan yang kuat bahwa mendahulukan clean government adalah lebih baik
dari pada good government dengan argumentasi bahwa untuk menciptakan
pemerintahan yang baik (good government) dalam diri birokrat itu terlebih
dahulu harus ada komitmen bersih (clean). Apabila hal yang demikian tidak
dilakukan, maka pemerintahan yang baik akan bernilai rendah atau malah tidak
akan berhasil. Atas dasar itulah maka untuk dapat menjadikan pemerintahan
yang baik haruslah terlebih dahulu clean government.
Tujuan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dapat dicapai
dengan menetapkan sasaran yaitu berkurangnya praktik KKN. Sasaran itu
kemudian diturunkan lagi menjadi dua strategi yaitu meningkatnya angka
indeks persepsi anti korupsi dan menerapkan sistem pengawasan internal.
Untuk dapat mencapai strategi satu ini maka kebijakan diarahkan pada dua hal
yaitu: penerapan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)

111
dan implementasi Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RADPK).
Sedangkan untuk mencapai strategi dua menerapkan sistem pengawasan
internal, maka kebijakan diarahkan pafa penerapan SPIP (Sistem Pengawasan
Internal Pemerintah) di seluruh SKPD.
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang melayani
Untuk dapat mewujudkan tujuan ketiga ini perlu dipahami bahwa ada tuntutan
yang kuat agar peranan pemerintah semakin dikurangi sedangkan peran
masyarakat termasuk lembaga dunia usaha dan LSM semakin ditingkatkan dan
terbuka aksesnya. Tuntutan itu semakin kuat seiring dengan terjadi reformasi di
Indonesia yang dimulai tahun 1998 yang lalu. Pelayanan lebih baik dan
memuaskan publik menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh aparatur
pemerintahan. Untuk itu dibutuhkan langkah-langkah baik berupa sasaran,
strategi maupun arah kebijakan yang semakin terarah dengan melakukan
beberapa perubahan dan perbaikan kelembagaan dan tata kelola; kualitas
sumber daya manusia dan penerapan e government. Dengan demikian akan
tercapai pemerintahan yang dapat menjamin kepentingan pelayanan publik
secara seimbang dengan melibatkan kerjasama antar semua pemangku
kepentingan (pemerintah, masyarakat dan pihak swasta). Semua pemangku
kepentingan itu harus menjadi bagian sejajar yang saling mengetahui siapa
mengerjakan apa dan membuka ruang bagi dialog untuk saling memahami
perbedaan yang ada. Hal ini akan dapat menimbulkan sinergisitas dalam
pelaksanaan program tata kelola pemerintahan yang melayani. Masing-masing
pemangku kepentingan itu memiliki karakteristik tersendiri sehingga ketiganya
tidak akan mampu berdiri dan berkembang sendiri-sendiri.
Sekaitan dengan itu, maka untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
melayani, maka perlu peningkatan pelayanan publik melalui reformasi birokrasi,
yaitu membangun transparansi atas semua informasi yang bebas, dimana
seluruh proses pemerintahan dan informasinya dapat diakses oleh semua pihak.
Diperlukan media komunikasi yang menjamin kelancaran informasi antar semua
pihak yang seiring dengan tuntutan terhadap aparatur pemerintahan dalam
berbentuk peningkatan kinerja sehingga akan dapat terwujud pelayanan prima
kepada masyarakat. Beberapa perubahan ke arah yang lebih baik perlu
dilakukan diantaranya mempercepat proses kerja, modernisasi administrasi
birokrasi melalui e government dengan memanfaatkan teknologi informasi,
yang dipercepat dengan keberadaan internet, sehingga terjadi peningkatan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat, dan mempererat interaksi kalangan
bisnis.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dirangkumlah dalam suatu tabel yang
menggambarkan perwujudan misi ke enam menjadi tujuan, sasaran, strategi dan
arah kebijakan.

112
Tabel 6.6
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 6

Misi 6: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Bersih Dan Melayani
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Mewujudkan 1. Meningkatnya Mewujudkan 1. Meningkatkan pemanfa-
Tata Kelola kualitas perencanaan berkualitas atan teknologi dan in-
Pemerintahan perencanaan dan akuntabel formasi dalam perenca-
yang baik pembangunan naan, dan pelaksana-an
pembangunan daerah
2. Mengembangkan data
statistik pembangunan
3. Membuka layanan
jaringan media
partisipasi dan
pengaduan publik dalam
perencanaan
4. Meningkatkan jabatan
fungsional perencana
2.Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Penataan Struktur orga-
akuntabilitas kinerja pelaksanaan nisasi yang proporsional
kinerja birokrasi pembangunan, (beban kerja sesuai
keuangan daerah dengan tupoksi)
dan pengelolaan 2. Mengoptimalkan pelak-
aset sanaan analisis jabatan
dan evaluasi jabatan
3. Penerapan SOP di
lingkup SKPD
4. Meningkatkan kualitas
pelayanan administrasi
kepegawaian yang
transparan, cepat dan
tepat
5. Menyediakan anggaran
khusus untuk tunjangan
daerah bagi PNS
6. Peningkatan pengetahu-
an dan keterampilan
aparatur berbasis kom-
petensi
7. Meningkatkan pelaya-
nan, pengelolaan &
pelaporan keuangan
daerah serta aset
8. Mempertahankan Opini
BPK: WTP
9. Meningkatkan kualitas
LAKIP
10. Meningkatkan EKPPD
2.Meningkatkan kinerja Peningkatan pengelolaan
pengawasan penye- pengawasan penyeleng-
lenggaraan pemerintah garaan pemerintah daerah

113
3. 2.Mewujudkan Menekan tindak 1.Meningkatkan angka 1. Penilaian Mandiri
Tata Kelola Korupsi, Kolusi dan indeks persepsi anti Pelaksanaan Reformasi
Pemerintahan Nepotisme (KKN) di korupsi Birokrasi (PMPRB)
yang bersih lingkungan 2. Implementasi Rencana
birokrasi Aksi Daerah
Pemberantasan Korupsi
(RADPPK)
2.Menerapkan sistem Penerapan SPIP (Sistem
pengawasan internal Pengawasan Internal
Pemerintah) di SKPD
3.Mewujudkan Terwujudnya 1.Meningkatnya kualitas 1.Mengoptimalkan pelaya-
Tata Kelola pelayanan publik pelayanan publik mela- nan terpadu satu pintu
pemerintahan yang berkualitas lui reformasi birokrasi (PTSP) menggunakan
yang melayani (prima) dan penerapan sistem online
e-governance
2.Desentralisasi urusan 1.Pelaksanaan pelimpahan
pemerintahan daerah kewenangan SKPD ke
Kecamatan/ Kelurahan
2.Meningkatkan dana
operasional kecamatan,
kelurahan
3.Peningkatan 1.Peningkatan peran Tim
pelayanan informasi PPID (Pejabat Pengelola
dan komunikasi Informasi Daerah)
2.Meningkatkan keterbu-
kaan informasi dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
3.Mengembangkan
teknologi informasi dan
aplikasinya
4.Peningkatan 1.Meningkatkan cakupan
pelayanan pelayanan pengendalian
pengendalian dan dan penanggulangan
penanggulangan bencana
bencana 2.Meningkatkan peran
serta masyarakat dalam
kesiapsiagaan pengen-
dalian dan penanggula-
ngan bencana
5.Peningkatan kualitas 1.Memberikan pelayanan
dan kuantitas sarana kesehatan gratis di
dan prasarana puskesmas/ RSUD
pelayanan kesehatan 2.Memberikan pelayanan
ambulan gratis bagi
warga miskin
3.Melakukan penataan,
pembangunan sarana
dan prasarana keseha-
tan sebagai pelayanan
publik prima

114
6.Peningkatan kualitas Melakukan penataan,
dan kuantitas sarana pembangunan sarana dan
prasarana prasarana pengumpulan
pengumpulan pajak pajak dan retribusi
dan retribusi sebagai pelayanan publik
prima
7.Peningkatan kualitas 1. Peningkatan operasional
dan kuantitas sarana RW, RT menjadi 200%
dan prasarana 2. Peningkatan
pelayanan kesejahteraaan Garin
mesjid/ mushalla
menjadi 200%
3. Penciptaan layanan
keluhan peserta didik
dan pemangku
kepentingan lainnya
terhadap pendidikan
sebagai pelayanan
publik prima
8.Penyerahan uang Memberikan santunan
santunan kematian kematian sebanyak 1 juta
bagi keluarga yang rupiah untuk warga Kota
meninggal Padang

115
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Kebijakan umum pembangunan daerah yang ditetapkan dalam RPJMD Kota


Padang periode 2014-2019 didasarkan pada analisis tentang tujuan, sasaran dan
strategi sebagaimana sudah diuraikan terdahulu pada Bab VI terdahulu.
Pembahasan juga dilakukan sesuai dengan masing-masing misi pembangunan yang
ditetapkan oleh kepala daerah. Sedangkan program pembangunan daerah yang
akan dilakukan ditetapkan untuk melaksanakan masing-masing kebijakan
pembangunan daerah yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini program pembangunan
daerah yang ditetapkan diupayakan secara lebih kongkrit sehingga memudahkan
penyusunan anggaran dan pelaksanaan dilapangan nantinya.
Untuk dapat menentukan seberapa jauh program pembangunan daerah
tersebut dapat mewujudkan kebijakan umum yang telah ditetapkan, perlu
ditetapkan indikator serta target kinerja yang dapat dihasil dari pelaksanaan
masing-masing program pembangunan yang sudah ditetapkan baik pada awal
maupun akhir dari periode perencanaan. Indikator dan target kinerja yang dijadikan
sebagai tolok ukur keberhasilan secara kongkrit dari pelaksanaan program
pembangunan daerah tersebut pada dasarnya adalah hasil (outcome) yang dapat
diberikan untuk masyarakat secara umum. Hal ini perlu dilakukan untuk menjamin
kesesuaian antara hasil dari pelaksanaan program dengan sasaran pembangunan
daerah yang diharapkan.

7.1. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 1


Kebijakan umum dalam hal mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk
menghasilkan SDM yang beriman, kreatif dan berdaya saing, maka sasarannya
meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan yang mendorong tumbuhnya
sekolah kejuruan (vokasional), terjaganya kualitas moral dan ahklak pendidik,
peserta didik dari pengaruh lingkungan yang negatif dan meningkatnya kesiapan
SDM dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekononomi Asean) bagi masyarakat Kota
Padang. Disamping itu tenaga pendidik yang selalu memberikan dan
mensosialisasikan pada peserta didik yang ramah lingkungan, baik berperilaku
menjaga ramah lingkungan berupa pembuangan sampah pada tempatnya, selalu
menjaga hemat enegi, air dan sebagainya.
Agar tercapai hal tersebut, maka menerapkan kaidah good governance pada
penyelenggaraan urusan pendidikan, dasar, menengah dan perguruan tinggi.
Rehabilitasi dan rekonstruksi sarana dan prasarana pendidikan yang belum
memadai. Meningkatkan kapasitas penyelenggara urusan pendidikan dan
menerapkan kebijakan pendidikan yang menyeluruh, terpadu dan merupakan solusi
terhadap masalah kota. Mengintegrasikan fungsi regulasi pendidikan dasar dan

116
menengah dan meningkatkan mutu lulusan pendidikan dasar dan menengah.
Memberikan perhatian khusus untuk pembiayaan penyelenggaraan operasional SMK
rujukan dan SMA rujukan dan agar lulusan semakin berkualitas dan mampu
menciptakan lulusan yang berjiwa kewirausahaan serta mampu berbahasa inggris.
Meminimalkan angka drop-out pendidikan dasar dan menengah, menjamin akses
keluarga miskin terhadap layanan pendidikan dasar dan menengah. Mengurangi
kesenjangan pelayanan pendidikan dengan daerah pinggiran kota, dan memfasilitasi
penataan infrastruktur di kawasan pendidikan dalam rangka meningkatkan daya
saing kota serta memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) urusan wajib
pendidikan.

117
Tabel 7.1.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk Misi 1
Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas untuk Menghasilkan SDM yang Beriman, Kreatif dan Berdaya Saing
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output / outcome) Pembangunan Urusan
Awal Akhir Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Terwujudnya 1. Meningkatkan kualitas Jumlah penduduk usia 136.090 197.000 Program Wajib Belajar Pendidikan Dinas Pendidikan
peningkatan kualitas dan kompetensi peserta sekolah yang bersekolah Pendidikan 12 Tahun
pendidikan didik dengan arah
kebijakan; Peningkatan Persentase tamatan SMA 60% 85%
mutu lulusan pendidikan diterima di perguruan tinggi

Persentase tamatan SMK 30% 55%


diterima pada DU/DI

2. Meningkatkan kualitas Persentase tenaga pendidik 20% 75% Program Peningkatan Pendidikan Dinas Pendidikan
dan kompetensi tenaga dan kependidikan yang Mutu Pendidik Dan
pendidik dan tenaga memenuhi standar Tenaga Kependidikan
kependidikan serta kualitas kualifikasi dan kompetensi
intitusi dengan arah Program Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan
kebijakan: Persentase pendidikan non 75% 93% Non Formal
a. Peningkatan pendidikan formal terakreditasi
tenaga pendidik dan Program Manajemen Pendidikan Dinas Pendidikan
kependidikan Pelayanan Pendidikan
b. Memperbaiki akreditasi
institusi dan program
studi
c. Meningkatkan tata kelola
pendidikan yang
berkualitas

118
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output / outcome) Pembangunan Urusan
Awal Akhir Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
3. Meningkatkan kualitas Persentase sekolah yang 100% 100% Program Peningkatan Pendidikan Dinas Pendidikan
sarana dan prasarana memiliki sarana prasarana Sarana dan Prasarana
pendidikan dengan arah yang memadai Aparatur
kebijakan:
a. Meningkatkan kualitas Program Pendidikan Dinas Pendidikan
gedung, laboratorium, Pengembangan Budaya
perpustakaan dan Baca dan Pembinaan
sarana ibadah sekolah Perpustakaan
serta lingkungan sekolah
b. Mengembangkan
jaringan kerjasama
dengan stakeholders
c. Mengembangkan dan
mengupdate kurikulum
sekolah

4. Memantapkan APK-SD 109,2 102,01 Program Wajib Belajar Pendidikan Dinas Pendidikan
pelaksanaan Wajib Belajar APK-SLTP 93,18 112,15 Pendidikan Dasar 12
12 Tahun untuk warga APK-SLTA 86,45 98,03 Tahun
Kota Padang dengan arah
kebijakan: Jumlah sekolah kejuruan 46 60 Program Manajemen Pendidikan Dinas Pendidikan
a. Pengembangan Sekolah negeri dan swasta Pelayanan Pendidikan
Gratis untuk Wajar 12
Tahun Jumlah SMK: Program Pelayanan Pendidikan Dinas Pendidikan
b. Meningkatkan budaya Teknik, 0 2 Administrasi
baca tulis masyarakat Boga, 0 1 Perkantoran
c. Meningkatkan pelayanan Bisnis, 1 2 Pendidikan Dinas Pendidikan
pendidikan mengacu Seni 0 1 Program Peningkatan
kepada standar Disiplin Aparatur
pendidikan nasional Jumlah SMA/ SMK/ MA 56 75
bersertifikat ISO

119
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output / outcome) Pembangunan Urusan
Awal Akhir Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Program Peningkatan Pendidikan Dinas Pendidikan
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur

Program Peningkatan Pendidikan Dinas Pendidikan


Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan

2. Meningkatnya 1. Memperluas jangkauan Rasio guru murid per kelas: Program Pendidikan Dinas Pendidikan
pemerataan pendidikan pemerataan pendidikan SD, 1:16 1:15 Pengembangan Data
dan mendorong dan mendorong pengem- SLTP 1:13 1:20 dan Informasi
tumbuhnya sekolah bangan sekolah vokasional SLTA 1:26 1:25
kejuruan (vokasional) dengan arah kebijakan; Program Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan
a. Perluasan jangkauan Rasio ketersediaan sekolah/ Anak Usia Dini (PAUD)
pemerataan sarana penduduk usia sekolah
pendidikan Program Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan
b. Pemerataan distribusi Non Formal
guru
c. Pengembangan sekolah
vokasional berbasis
sumber daya lokal
d. Mendorong penciptaan
wirausahawan muda
e. Mendorong peningkatan
pemahaman dan
penerapan IPTEK tepat
guna

120
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output / outcome) Pembangunan Urusan
Awal Akhir Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Menghindarkan siswa Persentase anak 60% 90% Program Pemberian Pendidikan Dinas Pendidikan
putus sekolah dengan arah berkebutuhan khusus yang Beasiswa
kebijakan; Memberikan memperoleh pendidikan
bantuan biaya pendidikan

3. Terjaganya kualitas Mendekatkan akses infor- Jumlah kasus kenakalan Program Pendirian Pendidikan Dinas Pendidikan
moral dan akhlak peserta masi nilai-nilai agama dan pelajar Boarding Schools
didik dari pengaruh budaya dan meningkatkan
lingkungan yang negatif; pendidikan karakter serta
sekolah berasrama
(Boarding School), dengan
arah kebijakan;
a. Menyediakan media
informasi yang bernilai
agama dan budaya
Minangkabau pada areal
publik
b. Penyamaan kesempatan
bagi anak berpendidikan
khusus (disable) untuk
menempuh pendidikan
normal
c. Meningkatkan
pendidikan karakter
melalui sekolah
berasrama peserta didik

121
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output / outcome) Pembangunan Urusan
Awal Akhir Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4. Meningkatnya kesiapan Meningkatkan kemampuan Persentase sekolah yang 1 5 Program Pendidikan Pendidikan Dinas Pendidikan
peserta didik dalam peserta didik dalam menerapkan berbahasa Non Formal
menghadapi MEA menggunakan Bahasa Inggris di sekolah
Inggris dan meningkatkan
ketahanan budaya lokal
dengan arah kebijakan;
a. Meningkatkan
penggunaan Bahasa
Inggris di sekolah
b. Menambah koleksi
perpustakaan yang
berbahasa Inggris
c. Meningkatkan
pendidikan
kewarganegaraan
untuk membangun
nasionalisme

122
7.2. Kebijakan dan Program Pembangunan Misi 2

Untuk dapat mewujudkan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah


Sumatera Bagian Barat, maka kebijakan pembangunan daerah diarahkan pada:
1. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana perdagangan
2. Peningkatan Kualitas SDM Pelaku usaha, pengelola dan lembaga Pengelola
Perdagangan
3. Menjaga iklim persaingan yang kondusif
4. Penguatan regulasi penjaminan mutu barang dan peningkatan keamanan
serta kenyamanan di kawasan perdagangan
5. Peningkatan kuantitas dan kualitas serta keanekaragaman komoditi
perdagangan
6. Memperluas networking (jejaring) perdagangan
7. Peningkatan fasilitas pelayanan usaha (service bussines)
8. Perbaikan iklim investasi sector perdagangan
9. Pengembangan SIDA (Sistem Inovasi Daerah)
10. Pengembangan Teknopark dan pusat alih tekhnologi
Peningkatan fasilitas pasar baik untuk pengembangan pasar moderen dan
tradisional sangat penting artinya untuk mendorong terwujudnya Kota Padang
sebagai pusat kegiatan perdagangan untuk wilayah pantai Barat Sumatera. Untuk
keperluan ini, maka program pembangunan untuk peningkatan fasilitas pasar dalam
Kota Padang perlu terus dilakukan. Upaya perbaikan dan pengembangan pasar
Raya Padang harus menjadi prioritas utama, demikian juga halnya Pasar Kampung
Jawa, bersamaan dengan hal ini peningkatan fasilitas pasar pembantu (satelit)
lainnya juga perlu terus ditingkatkan guna meningkatkan pelayanan terhadap
konsumen untuk seluruh wilayah pemukiman yang telah ada. Serta penataan
terhadap pasar-pasar pagi yang jumlahnya semakin banyak pasca gempa tahun
2009.
Program kegiatan yang menjadi prioritas dalam mencapai visi 2 adalah:
1. Pengembangan sarana dan prasarana Perdagangan
2. Pengembangan dan Perluasan Pangsa Pasar
3. Penetapan dan penataan kawasan pergudangan
4. Pembinaan Pelaku usaha dan perluasan jaringan usaha
5. Pendataan, pembinaan dan penataan PKL
6. Peningkatan efisiensi dan daya saing produk perdagangan
7. Peningkatan dan promosi investasi perdagangan
8. Peningkatan system penjaminan mutu barang
9. Pengembangan PLUT (Pusat Layanan Usaha Terpadu)
10. Pengembangan SIDA, Padang Tekhnopark dan Pemanfaatan TTG

123
Tabel 7.2.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk Misi 2
Menjadikan Kota Padang Sebagai Pusat Perdagangan Wilayah Barat Sumatera

Target Kinerja SKPD


Strategi dan Indikator Kinerja Bidang
No. Sasaran Kondisi Kondisi Program Pembangunan Penanggung
Arah Kebijakan (output / outcome) Urusan
Awal Akhir Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (1)
1. Meningkatnya volume 1. Meningkatkan kualitas Persentase peningkatan 20,36% 25% Pengembangan sarana dan Perdagangan Dinas Pasar
transaksi perdagangan sarana dan prasarana nilai ekspor prasarana Perdagangan
barang dan jasa; perdagangan
Melalui arah kebijakan Volume perdagangan dalam Pengembangan sarana dan Perdagangan Dinas Pasar
a. Peningkatan kualitas negeri (Rupiah) prasarana pasar
prasarana dan sarana
perdagangan Program kelengkapan Perdagangan Dinas Pasar
b. Peningkatan kualitas SDM pengembangan sarana dan
dan lembaga pengelola prasarana pasar
perdagangan
c. Penyediaan dan Program peningkatan Perdagangan Dinas Perindag-
Peningkatan fasilitas kualitas pelaku usaha tamben
pergudangan perdagangan

Program Sarana dan Perdagangan Dinas Pasar


Prasarana Kebersihan pasar

124
2. Meningkatkan Kualitas Program Pembinaan PKL Perdagangan Dinas Perindag-
SDM Pelaku Usaha dan Asongan tamben
Perdagangan
Melalui arah kebijakan:
a. Pendataan dan penataan
pelaku usaha
perdagangan
berdasarkan karakteristik
usaha.
b. Peningkatan Pembinaan
dan pelatihan usaha bagi
pelaku usaha
perdagangan

3. Meningkatkan effisiensi 20,36 25 Program Peningkatan Perdagangan Dinas Perindag-


dan daya saing kegiatan Efisiensi Perdagangan tamben
perdagangan barang dan Domestik
jasa.
Melalui arah kebijakan: Program Perlindungan Perdagangan Dinas Pasar
a. Menjaga iklim persaingan Konsumen dan
yang kondusif Pengamanan Perdagangan
b. Penguatan regulasi
penjaminan mutu barang
c. Peningkatan keamanan
dan kenyamanan di
kawasan perdagangan

125
2. Meningkatnya Mendorong peningkatan Persentase kontribusi sektor 45% 75% Peningkatan fasilitasi Perdagangan Dinas Perindag-
kontribusi sektor aktivitas perdagangan, perdagangan terhadap pengembangan usaha tamben
perdagangan dalam melalui arah kebijakan: PDRB perdagangan
perekonomian Kota a. Peningkatan skala usaha
Padang perdagangan Persentase pertumbuhan 5,95% 7,27% Pengembangan PLUT Dinas Pasar dan
b. Penganekaragaman sektor perdagangan (Pusat Layanan Usaha Perindagtamben
komoditi perdagangan Terpadu)
c. Peningkatan kuantitas
dan kualitas komoditi Program Pelayanan Dinas Pasar dan
perdagangan Administrasi Perkantoran Perindagtamben
d. Memperluas networking
(jejaring) Program Peningkatan Dinas Pasar dan
e. Peningkatan fasilitas Sarana dan Prasarana Perindagtamben
pelayanan usaha (service Aparatur
bussines)
Program Peningkatan Dinas Pasar dan
Disiplin Aparatur Perindagtamben

Program Peningkatan Dinas Pasar dan


Kapasitas Sumber Daya Perindagtamben
Aparatur

Program Peningkatan Dinas Pasar dan


Pengembangan Sistem Perindagtamben
Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan

126
7.3. Kebijakan dan Program Pembangunan Misi 3
Sebagai salah satu daerah tujuan wisata potensial di Sumatera Barat, Kota
Padang mencanangkan pembangunan sektor kepariwisataan dan pelestarian
kebudayaan alam Minangkabau sebagai salah satu sektor unggulan pembangunan
Pantai Barat Pulau Sumatera, mempunyai potensi yang cukup besar terutama di
bidang kepariwisataan.
Potensi pariwisata Kota Padang cukup menjanjikan, namun belum terkelola
secara optimal sampai saat ini. Objek wisata yang ada selain belum dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang memadai juga masih terfragmentasi
pengembangannya. Objek-objek wisata belum dikemas sebagai satu kesatuan
produk wisata yang bisa dinikmati wisatawan dalam satu rangkaian perjalanan yang
menyenangkan. Hal ini menyebabkan tingkat kunjungan wisata di Kota Padang
masih rendah. Di sisi lain, dilihat dari sarana dan jasa pendukung wisata di Kota
Padang cukup memadai. Pemerintah Kota Padang secara bertahap telah mulai
membenahi dan membangun sarana dan prasarana penunjang parawisata yang
tersebar pada beberapa lokasi di Kota Padang, seperti kawasan sepanjang Pantai
Padang, Kawasan Pantai Aie Manih, Kawasan Pelabuhan Muara dengan Jembatan
Siti Nurbaya.
Sesuai dengan misi ke tiga Walikota Padang menjadikan Kota Padang
Sebagai Daerah Tujuan Wisata yang nyaman dan berkesan dengan program
unggulan pada poin ke tiga merevitalisasi objek wisata Kota Padang menjadi wisata
keluarga dan konvensi yang layak dan ramah, untuk itu pembangunan dunia
kepariwisataan di Kota Padang dengan membuat rencana program seoptimal
mungkin dengan tiga pendekatan pokok.
1. Pendekatan Kebijakan Multi Sektoral
Pendekatan kebijakan multi sektor yang dimaksud adalah Dinas Pariwisata,
Dinas Perhubungan, Dinas Pemukiman dan Prasarana wilayah, Dinas Pekerjaan
Umum, dinas-dinas/badan/lembaga sektoral lainya serta swasta, akan
memberikan kontribusi program pengembangan wisata sesuai dengan bidang
masing-masing. Hal ini disebabkan pengembangan pariwisata bersifat multi
disiplin dan multi sektor, keterlibatan sektor-sektor terkait merupakan suatu
keharusan. Kebijakan-kebijakan sektoral yang dikeluarkan tetap akan mengacu
pada karakteristik dari masing-masing wilayah/ kawasan/ objek pengembangan
menurut kriteria pengembangan pariwisata, baik dalam jangka waktu
pengembangan jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
2. Pendekatan Kemasyarakatan
Pendekatan kemasyarakatan memandang wilayah sebagai satu kesatuan sosial
sebagai suatu perwujudan dan lingkungan masyarakat. Dalam penataan
pemanfaatan ruang dan pengimplementasian ragam budaya dan tata nilai
harus ditempat sebagai variabel yang penting dalam mendukung
pengembangan wilayah. Masyarakat lokal, institusi-institusi lokal/

127
kemasyarakatan serta lembag-lembaga non pemerintah, merupakan faktor
yang berperan menentukan pengembangan wilayah masing-masing sesuai
dengan karakteristik pengembangannya
3. Pendekatan Keruangan
Peran pemerintah kota, kecamatan dan kelurahan sebagai fasilitator dan
katalisator dalam pengembangan pariwisata di Kota Padang secara keruangan.
Koordinasi dalam lingkup keruangan sekaligus merupakan penentu terciptanya
keseimbangan pemanfaatan ruang antara usaha-usaha pembangunan dan
kelestarian. Demikian juga dengan pemerintah provinsi dan pusat, turut
memberi andil sehingga keselarasan unsur pembentuk wilayah yang meliputi
sumberdaya alam, sumber daya buatan dan sumberdaya manusia besrta
kegiatan yang mencakup kegiatan ekonomi, politik, sosial budaya dan
pertahanan yang seluruhnya berintegrasi membentuk wujud tata ruang
wilayah, baik yang direncanakan maupun tidak.
Pembangunan pariwisata dituntut untuk mengarah pada terwujudnya
tahapan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, untuk itu disusunlah
strategi, arah kebijakan, dan program pembangunan seperti terlihat pada Tabel 7.3.

128
Tabel 7.3.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk Misi 3
Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No. Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output/ outcome) Pembangunan Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Tercapainya 1. Meningkatkan kualitas akomodasi Rata-rata lama Program kemudahan pariwisata Dinas Kebudayaan
peningkatan penginapan dengan arah kebijakan tinggal (hari): investasi dan Pariwisata
rata-rata lama memberi kemudahan dan insentif Wisman 2,0 6,0
tinggal wisata di kepada pengusaha perhotelan. Wisnus 3,5 4,0 Program pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan
Kota Padang; kemitraan dan Pariwisata
2. Menciptakan paket-paket wisata
yang menarik, kreatif, layak dan
ramah dengan arah kebijakan
menciptakan kondisi wisata keluarga
yang nyaman dan aman; dan
mendorong kesadaran masyarakat
dalam menciptakan objek wisata
yang religius yang layak dan ramah

2. Tercapainya 1. Membangun kelembagaan Jumlah kunjungan Program Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan
peningkatan pariwisata Kota Padang yang kuat (orang): Produk Kepariwisataan dan Pariwisata
jumlah dan berkualitas dengan arah Wisman 54.125 59.802 Daerah
kunjungan kebijakan penetapan Peraturan Wisnus 3.435.190 4.500.201
wisata Daerah untuk pengelolaan Program Pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan
nusantara dan pariwisata; dan Pembenahan Pusat Pemasaran pariwisata dan Pariwisata
mancanegara Informasi Wisata (Tourist
Information Center) yang dilengkapi
dengan fasilitas teknologi informasi
terkini.

129
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No. Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output/ outcome) Pembangunan Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Mengembangkan even-even Program Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan
wisata yang dapat meningkatkan Pemasaran pariwisata dan Pariwisata
kunjungan wisatawan dengan arah
kebijakan melalui peningkatkan Program pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan
even-even wisata yang berskala kemitraan dan Pariwisata
nasional dan internasional yang
dapat meningkatkan kunjungan
wisata ke Kota Padang serta
menjalin kemitraan dengan pelaku
pariwisata

2. Peningkatan jumlah dan Program Pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan


mengembangkan kualitas objek Destinasi Pariwisata dan Pariwisata,
wisata yang menarik bagi wisatawan dan
dengan arah kebijakan melalui Program Pengembangan pariwisata Dinas Pekerjaan
peningkatkan kualitas infrastruktur Kemitraan Umum
kota yang dapat menunjang
kegiatan pariwisata; mendorong Program Pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan
pengembangan wisata konvensi Kerjasama Pengelolaan dan Pariwisata,
(Mice) yang layak dan ramah; serta Kebudayaan dan
peningkatan kemampuan pemandu Dinas Pekerjaan
wisata. Umum

3. Tercapainya Peningkatan Keamanan, Kebersihan Persentase kawasan 4 14 Program Pembangunan pariwisata Dinas Kebudayaan
kondisi wisata dan Ketertiban (K3) objek wisata wisata yang Jalan dan Jembatan dan Pariwisata,
nyaman dan dan peningkatan sarana dan memenuhi standar dan
berkesan prasarana kepariwisataan dengan Program Pengembangan pariwisata Dinas Pekerjaan
arah kebijakan pemberdayaan Kemitraan Umum
masyarakat untuk sadar wisata; dan
peningkatkan kualitas sarana
prasarana

130
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Indikator Kinerja Program Bidang
No. Sasaran Kondisi Kondisi Penanggung
Arah Kebijakan (output/ outcome) Pembangunan Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4. Terpelihara dan 1. Peningkatan pariwisata berbasis Jumlah bangunan 3 8 Program Pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan
lestarinya nilai kearifan lokal dan tradisi seni budaya bersejarah dan Kerjasama Pengelolaan dan Pariwisata
budaya berbasis dengan arah kebijakan melalui bangunan religi yang Kekayaan Budaya
religius dan pengembangan seni tradisi budaya berkondisi baik
tradisi lokal yang dikemas dengan sentuhan Program Pembinaan Seni pariwisata Dinas Kebudayaan
yang berada di modern; Reorganisasi sanggar seni Jumlah sanggar 91 101 dan Budaya Daerah dan Pariwisata
kota Padang tradisional yang dikelola secara budaya yang aktif
profesional dan berkelanjutan; dan Program Pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan
Peningkatan Kota Padang sebagai Jumlah even budaya 3 8 Pemasaran Pariwisata dan Pariwisata
tempat festival seni budaya di internasional yang
tingkat nasional dan internasional diikuti

Jumlah even budaya


skala nasional yang
diselenggarakan

2. Pengembangan wisata religius Program Pengembangan pariwisata Dinas Kebudayaan


dan Kota Tua dengan arah kebijakan Seni dan Budaya dan Pariwisata
melalui pembinaan seni tradisional
bernuansa religius dan budaya
minangkabau; serta Pelestarian dan
pengembangan Wisata Kota Tua

131
7.4. Kebijakan dan Program Pembangunan Misi 4
Dalam upaya mewujudkan misi Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan maka dirumuskan kebijakan umum dan
program pembangunan yang akan diimplementasinya secara operasional oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menjadi penanggung jawab dari setiap
program tersebut. Untuk itu ditetapkan sasaran, strategi dan arah kebijakan serta
program untuk mencapai misi yang menjadi tugas SKPD dalam melaksanakan
rencana pembangunan yang telah disusun dalam rangka mewujudkan misi ini
khususnya dan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Padang periode 2014-2019
pada umumnya.
Dalam rangka mewujudkan misi Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat
dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan, maka kebijakan pembangunan kota
Padang diarahkan pada:
1. Pemberdayaan dan peningkatan penggunaan sumberdaya lokal seperti:
pengolahan bingkuang menjadi berbagai produk.
2. Pemberdayaan dan peningkatan peran kelompok usaha bersama.
3. Meningkatkan peran koperasi dan lembaga keuangan mikro
4. Meningkat pengetahuan dan keterampilan SDM Pelaku Usaha dan SKPD
Pengelola.
5. Memfasilitasi akses informasi usaha, promosi, kerjasama usaha dan
pemasaran.
6. Mendorong terciptanya wirausaha muda yang kreatif dan kompetitif.
7. Peningkatan bantuan usaha dan pemberdayaan masyarakat miskin.
8. Peningkatan akses masyarakat pada layanan dasar.
9. Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan sistem penjaminan social
masyarakat.
10. Peningkatan kemampuan pemanfataan dan penerapan tekhnologi tepat
guna.
Dalam rangka mendorong aktivitas ekonomi produktif dan peningkatan
suberdaya local, maka kota Padang yang merupakan wilayah dengan kawasan
pesisir pantai cukup panjang, harus mengembangkan dan memanfaatkan potensi
kelautan dengan hati-hati agar tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan bagi
pelaku usaha dan masyarakat tetapi juga tetap terjaga kelestarian dan kualitas
lingkungannya. Untuk itu program blue economy (ekonomi biru) harus mendapat
perhatian serius segenap pemangku kepentingan dan dapat diterapkan dengan
melibatkan partisipasi dan dukungan masyarakat, untuk itu program sosialisasi dan
peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kualitas lingkungan di
kawasan pesisir akan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi
daerah.
Disamping kawasan pesisir, kota Padang juga memiliki kawasan pertanian
dengan aneka tanaman pertanian. Sebagai kawasan perkotaan tentunya perlu

132
diarahkan pengelolaan pertanian agar mampu menghasilkan produk untuk
mendukung ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan pelaku usaha.
Sedangkan untuk dapat memperkuat ekonomi kerakyatan maka perlu
ditumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan bagi penduduk muda khususnya, agar
mampu menjadi pelaku usaha mandiri dengan memanfaatkan sumberdaya local dan
kearifan local. Hal penting lainnya dalam penguatan ekonomi kerakyatan adalah
mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif di kalangan masyarakat, untuk itu perlu
dilakukan berbagai program pemberdayaan dan pelatihan serta pembinaan.
Program pembangunan prioritas dalam mewujudkan misi 4 diantaranya
adalah:
1. Pemberdayaan masyarakat berbasis kewilayahan dan pemanfaatan
sumberdaya lokal.
2. Pemberdayaan dan peningkatan kualitas kelembagaan Koperasi dan
Lembaga Keuangan Mikro.
3. Pembinaan dan pengembangan kewirausahaan bagi generasi muda dan
pemuda putus sekolah.
4. Perlindungan dan pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.
5. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan secara inklusif.
6. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan lingkungan sehat.
7. Pengawasan kualitas obat dan makanan.
8. Standarisasi pelayanan kesehatan.
9. Pengembangan IKM kreatif berbasis sumber daya lokal.
10. Pembinaaan usaha dan peningkatan daya saing UMKM.
11. Pengembangan sentra usaha dan industri.
12. Pengembangan dan penerapan TTG bagi IKM dan UMKM.
Matriks lengkap tentang kebijakan umum dan program prioritas dalam
mewujudkan misi meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan ekonomi
kerakyatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

133
Tabel 7.4.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk Misi 4
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Meningkatnya 1. Meningkatkan Jumlah UMKM yang 20 30 Program Pengembangan Industri Dinas Perindag-
kualitas ekonomi ekonomi masyarakat aktif Umkm Berbasis Sumberdaya tamben
masyarakat berbasis sumberdaya Lokal
lokal, melalui arah Persentase Koperasi NA NA
kebijakan: yang aktif (lolos Program Pembinaan Kube Koperasi dan UKM Dinas Koperasi &
a. Pemberdayaan dan Audit) dan Peningkatan Pendapatan UMKM
peningkatan
penggunaan Program Pengembangan Koperasi dan UKM Dinas Koperasi &
sumberdaya lokal. Sistem Pendukung Usaha UMKM
b. Pemberdayaan dan Bagi UMKM
peningkatan peran
kelompok usaha Program Peningkatan Kualitas Koperasi dan UKM Dinas Koperasi &
bersama. Kelembagaan Koperasi dan UMKM
c. Meningkatkan peran Lembaga Keuangan Mikro
koperasi dan lembaga (LKM/KJKS)
keuangan mikro.

2. Meningkatkan kualitas Jumlah wirausaha- 0 10.000 Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja Dinas Sosnaker
SDM Pelaku Usaha, wan muda baru dan Produktivitas Tenaga
melalui arah kebijakan: Kerja
a. Meningkatkan Jumlah unit usaha 852 900
pengetahuan dan Industri kecil (IKM) Program Perlindungan dan Tenaga Kerja Dinas Sosnaker
keterampilan SDM yang aktif Pengembangan Lembaga
Pelaku Usaha. Ketenagakerjaan

134
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
b. Memfasilitasi akses Jumlah unit usaha 142 175 Program Pengembangan Koperasi dan UKM Dinas Koperasi &
informasi usaha, perdagangan Besar Sistem Pendukung Usaha UMKM
promosi, kerjasama bagi UMKM
usaha dan pemasaran.
c. Mendorong terciptanya Program Pengembangan Koperasi dan UKM Dinas Koperasi &
wirausaha muda yang Kewirausahaan dan UMKM
kreatif dan kompetitif. Keunggulan Kompetitif UMKM

2. Berkurangnya 1. Meningkatkan Persentase penduduk 5,30% 4,78% Pemberdayaan masyarakat Sosial Sosial dan TKPKD
angka kemiskinan Pendapatan masyarakat miskin miskin, KAT dan PMKS
miskin, melalui arah lainnya
kebijakan:
a.Peningkatan Program Pengembangan sistem
Bantuan Usaha bagi pendukung usaha bagi
masyarakat Miskin. masyarakat miskin
b. Pemberdayaan
Kelompok usaha Peningkatan keterampilan
Masyarakat Miskin. usaha dan permodalan
c. Peningkatan akses masyarakat miskin
terhadap permodalan,
pemasaran dan
informasi usaha.
d. Menumbuhkembang-
kan usaha produktif
masyarakat miskin.

2. Meningkatkan kualitas 1. Pembentukan dan Koperasi dan UKM TKPKD


kehidupan masyarakat Pemberdayaan kelompok
miskin melalui arah usaha bersama (KUBE)
kebijakan: masyarakat miskin

a. Peningkatan Akses 2. Pengembangan sistem


Terhadap Pelayanan pendukung usaha bagi

135
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Dasar masyarakat masyarakat miskin Bintek
miskin. 3. Peningkatan keterampilan
b. Peningkatan usaha dan permodalan
keterampilan produktif masyarakat miskin
masyarakat miskin.

3. Meningkatnya 1. Meningkatkan kualitas Angka kematian bayi 2,2 2,0 1. Peningkatan upaya kesehatan Dinas Kesehatan
kualitas kesehatan pelayanan kesehatan kesahatan masyarakat
masyarakat masyarakat secara Angka harapan hidup 71,2 72 2. Peningkatan pelayanan
inclusive, melalui arah kesehatan bagi semua
kebijakan: % Balita gizi buruk 0,06% 0,02% penduduk (inclusive)
a. Meningkatkan kualitas 3. Peningkatan perbaikan gizi
pelayanan kesehatan masyarakat
primer secara gratis. 4. Peningkatan kesadaran
b.Meningkatkan kualitas masyarakat menjaga
pelayanan kesehatan lingkungan sehat
masyarakat melalui 5. Peningkatan pengawasan
peningkatan status obat dan makanan
RSUD dari Tipe C 6. Pelatihan Usaha Kesehatan
menjadi Tipe B dan bagi Masyarakat
BLUD. 7. Pencegahan dan
c. Meningkatkan partisipasi penanggulangan penyakit
aktif masyarakat dalam menular
peningkatan kualitas 8. Peningkatan Jaminan
kesehatan dan Pelayanan kesehatan
lingkungan. JKN/BPJS

136
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Meningkatkan kualitas Rasio paramedis/ 1.Standarisasi Pelayanan
dan pemerataan SDM puskesmas Kesehatan
kesehatan, melalui arah
kebijakan: 2.Pelatihan dan pendidikan
a. Pemerataan, SDM kesehatan sesuai
pengembangan dan bidang keahlian
pemberdayaan SDM
pelaksana pelayanan 3. Pengembangan Kemitraan
kesehatan. peningkatan pelayanan
b.Penguatan jaringan kesehatan masyarakat
kerjasama dalam
pembangunan
kesehatan.

4. Meningkatnya 1. Meningkatkan kemam- Persentase 13,99% 10% 1. Pengembangan Kewirausa- Koperasi dan UKM Dinas Sosial Tenaga
penyediaan puan kewirausahaan, pengangguran haan dan keunggulan Kerja
lapangan kerja dan melalui arah kebijakan: terbuka kompetitif UMKM
usaha a. Meningkatkan peran 2. Pendidikan kewirausahaan
lembaga pelatihan bagi penduduk usia
keterampilan dalam produktif dan pemuda
pengembangan putus sekolah
kewirausahaan. 3. Pendampingan dan
b. Mendorong pembinaan usaha bagi
penumbuhan lapangan penduduk usia produktif
usaha berbasis inovasi dan putus sekolah
dan ekonomi kreatif. 4. Pelatihan pengembangan
ekonomi kreatif bagi
penduduk usia produktif
dan putus sekolah
5. Klinik Konsultasi usaha bagi
pelaku usaha baru

137
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Mendorong peningka- 1.Peningkatan Promosi dan
tan investasi, melalui arah kerjasama investasi
kebijakan: Memfasilitasi
peningkatan investasi baik 2.Peningkatan Iklilm investasi
dari dalam maupun luar dan realisasi investasi
negeri dengan memberi-
kan kemudahan dan 3.Pemberian insentif bagi
insentif investasi penyerap tenaga
kerja dan sumberdaya lokal

5. Meningkatnya 1. Pemberdayaan ekono- Meningkatnya NA NA 1.Peningkatan Kesejahteraan Pertanian Dinas Pernakbunhut


kekuatan ekonomi mi masyarakat kawasan pendapatan rata-rata Petani
kerakyatan pertanian, melalui arah pelaku usaha Dinas Kelautan &
kebijakan: pertanian 2.Peningkatan Ketahanan Perikanan
a. Meningkatkan pember- pangan masyarakat
dayaan ekonomi rakyat Kontribusi sektor 4,93% 5% Dinas
dalam rangka peningka pertanian dalam 3.Peningkatan kualitas dan Perindagtamben
tan ketahanan pangan PDRB pemasaran hasil produksi
& kesejahteraan
b. Mengembangkan sis- Pertumbuhan sektor 5,22% 5,5%
tem dan kelembagaan pertanian
pasar produk pertanian
c. Mengembangkan sen-
tra produksi komoditi
pertanian unggulan
dengan menggunakan
pendekatan wilayah
dan kawasan.
d. Penerapan dan
Pengembangan
teknologi pertanian

138
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Pemberdayaan Rata-rata pendapatan NA NA 1.Peningkatan Kesejahteraan Kelautan dan Dinas Kelautan &
ekonomi masyarakat pelaku usaha Nelayan dan peternak ikan perikanan Perikanan
kawasan pesisir, melalui perikanan
arah kebijakan: 2.Peningkatan kualitas dan
a. Mengembangkan kontribusi sektor 3,42% 5% pemsaran hasil produksi
gerakan pemberdayaan perikanan ADHB perikanan
ekonomi masyarakat
pesisir 3.Pemberdayaan masyarakat
b. Mengembangkan blue pesisir untuk
economy (ekonomi biru) pengembangan ekonomi
c. Mengembangkan biru
kawasan minapolitan

3. Mengembangkan usaha 1.Pengembangan UMKM Diskop & UMKM


kecil dan menengah serta Kewirausahaan dan
usaha padat karya, keunggulan kompetitif
melalui arah kebijakan: UMKM
a. Meningkatkan daya 2.Pengembangan
saing UMKM Kewirausahaan dan
b.Meningkatkan keunggulan kompetitif
penerapan teknologi UMKM
dalam berbagai aneka
usaha 3.Pendidikan kewirausahaan
c. Pembangunan dan bagi penduduk usia
pengembangan sentra produktif dan pemuda
ekonomi usaha mikro, putus sekolah
kecil dan menengah 4.Pendampingan dan
d.Mengembangkan pembinaan usaha bagi Industri
jaringan kerjasama penduduk usia produktif
usaha dalam dan luar dan putus sekolah
wilayah 5.Pengembangan kawasan
dan sentra serta klaster
industri

139
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6.Pengembangan jaringan
kerjasama lokal, nasional
dan internasional

6. Meningkatnya Meningkatkan efisiensi Nilai devisa dari 92,5 114,44 Program Peningkatan Daya Kelautan dan Dinas Kelautan dan
volume dan daya saing produk KP sektor KP Saing Produk Hasil Perikanan perikanan Perikanan, karantina
perdagangan dengan mendorong terja- (Milyar/tahun) ikan, perhubungan,
produksi kelautan dinya temu bisnis dan Program Pengembanagan perdagangan
dan perikanan memperluas networking Jumlah eksportir 10 15 dan Pengelolaan Perikanan
antar pelaku usaha dan usaha KP (Orang) Tangkap
perdagangan produk KP
dengan pembeli dari luar, Program pengembangan dan
melalui arah kebijakan: Pengelolaan Perikanan
Peningkatan mutu produk Budidaya
dan skala usaha KP dan
skala penguatan regulasi
penjaminan mutu produk
KP
7. Meningkatnya Meningkatkan efisiensi Jumlah industri hulu 4 8 Program Peningkatan Daya Kelautan dan Dinas Kelautan dan
industri usaha usaha industri KP dan usaha KP (Unit) Saing Produk Hasil Perikanan perikanan Perikanan
kelautan dan kapasitas SDM dengan
perikanan arah kebijakan melalui Jumlah industri hilir 10 25 Program Pengembangan dan
peningkatan kapasitas usaha KP (UKM) Pengelolaan Perikanan
sarana dan prasarana Tangkap
produksi bernilai
ekonomis Program Pengembangan dan
Pengelolaan Perikanan
Budidaya
8. Meningkatnya Mengembangkan usaha Jumlah usahawan KP 400 Program Optimalisasi Kelautan dan Dinas Kelautan dan
pelaku usaha penangkapan di daerah yang baru (orang) Pengelolaan dan Pemasaran perikanan Perikanan,
industri KP yang oceanic (laut lepas) dan Produksi Perikanan perindustrian dan
baru memanfaatkan lahan perdagangan, PPS

140
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
marjinal (rawa) dengan Program Pengembanagan Bungus
arah kebijakan melalui dan Pengelolaan Perikanan
pengembangan kawasan Tangkap
minapolitan, industrialisasi
dan blue economy Program Pengembangan dan
berbasis kelautan dan Pengelolaan Perikanan
perikanan Budidaya

9. Tercapainya tingkat Meningkatkan produksi KP Tingkat konsumsi 31,05 35 Program Optimalisasi Kelautan dan Dinas Kelautan dan
konsumsi ikan dengan optimalisasi ikan (Kg/kapita/thn) Pengelolaan dan Pemasaran perikanan Perikanan, Dinas
perkapita/ tahun potensi oceanic dan lahan Produksi Perikanan Kesehatan, PKK/
marjinal serta meningkat- DWP
kan produksi pasca panen Program Pengembangan dan
agar terjadi penambahan Pengelolaan Perikanan
nilai (value added) Tangkap
dengan arah kebijakan
mengutamakan penamba- Program Pengembangan dan
han armada untuk Pengelolaan Perikanan
eksploitasi dan memper- Budidaya
luas pemanfaatan lahan
marjinal serta mendorong
industri pasca panen

10. Terpeliharanya Memperbaiki sumberdaya Kawasan Konservasi 1.861.81 1.861.81 Program Pengembangan Kelautan dan Dinas Kelautan dan
sumberdaya alam alam yang rusak dan Laut Dalam yang Potensi SDA Hayati, Pesisir, perikanan Perikanan, BPSPL,
KP dan biota introduksi hewan langka terpelihara dengan Laut dan Pulau-Pulau Kecil KSDA, PU
langka serta meningkatkan kua- baik (Ha)
litas pengawasan sumber Program Pemberdayaan
daya kelautan dan perika- Masyarakat dalam
nan dengan arah kebija- Pengawasan SDKP
kan melalui peningkatan
intensitas pengelolaan

141
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
kawasan konservasi dan Program Pengembangan dan
sumberdaya ikan serta Pengelolaan SDKP
penguatan kelembagaan
pengawasan pada
masyarakat

11. Zero Complaint Pemantapan SOP tentang Tingkat kepuasan - 0 Program Pengembangan dan Kelautan dan Dinas Kelautan dan
untuk pelayanan pelayanan di sektor KP pelayanan dinas Pengelolaan Perikanan perikanan Perikanan
kepada masyarakat dengan arah kebijakan (kasus) SIUP, SIPI, Tangkap
melalui peningkatan SLO, SIKPI,SKA
pelayanan prima

12. Tercapainya Melanjutkan pengadaan Persentase 0 4 Program Pengembangan dan Kelautan dan Dinas Kelautan dan
penurunan harga pakan buatan yang ber- penurunan harga Pengelolaan Budidaya perikanan Perikanan, PT,
pakan ikan mutu dan pabrik skala ke- pakan Pengusahan, dan
cil dan menengah dengan kelompok
arah kebijakan melakukan masyarakat
kerjasama dengan Pergu-
ruan Tinggi, pengusaha,
kelompok masyarakat
dalam menghasilkan
pakan ikan yang bermutu
13. Meningkatnya Meningkatkan SDM petani Persentase Program Peningkatan Pertanian Dinas Pertanian
kemampuan dan peningkatan Kesejahteraan Petani Peternakan Peternakan
pengetahuan pendapatan petani Perkebunan Perkebunan dan
petani dalam Kehutanan
berusaha tani

142
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
14. Meningkatnya 1. Meningkatkan produksi Produktivitas padi 55,26 55,55 Program Peningkatan/ Pertanian Dinas Pertanian
produksi pertanian, padi, palawija, sawah (kwintal/Ha) Penerapan Teknologi Perkebunan Peternakan
perkebunan dan perkebunan, hortikultura, Pertanian/ Perkebunan Perkebunan dan
peternakan dalam melalui penerapan Jumlah produksi 160 200 Kehutanan
mendukung teknologi spesifik lokasi, tanaman perkebunan Program Peningkatan
ketahanan pangan peningkatan SDM petani karet dan kakao (ton) Produksi Pertanian/
dan penyuluh lapangan, Perkebunan
optimasi lahan sawah, Jumlah produksi 240 800
pengendalian organisme tanaman perkebunan Program Pemberdayaan
pengganggu tanaman, kakao (ton) Penyuluhan Pertanian/
demplot teknologi padi Perkebunan
salibu, optimalisasi peran
serta Komisi Pengawasan
Pupuk dan Pestisida (KP3)

2. Meningkatkan produksi Jumlah produksi (kg): Program Peningkatan Peternakan Dinas Pertanian
peternakan melalui daging 6.482.270 8.202.797 Produksi Hasil Peternakan Peternakan
penerapan teknologi tepat telur 3.787.443 4.792.323 Perkebunan dan
guna, pencegahan dan susu 37.296 47.191 Program Peningkatan Kehutanan
penanggulangan penyakit Penerapan Teknologi
ternak Peternakan

15. Meningkatnya Penyediaan sarana dan Persentase Program Peningkatan Sarana Pertanian Dinas Pertanian
sarana prasarana prasarana pertanian, per- kecukupan sarana Prasarana Pertanian/ Peternakan Peternakan
pendukung dalam kebunan dan peternakan dan prasarana Peternakan/ Perkebunan Perkebunan Perkebunan dan
berusaha tani/ melalui pengadaan alat pendukung Kehutanan
ternak mesin pertanian, penam-
bahan Balai Penyuluhan Jumlah hand tractor 361 439
Pertanian, rehabilitasi pada kelompok tani
saluran irigasi tersier (unit)
(JITUT/JIDES)

143
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
16. Meningkatnya 1. Meningkatkan SDM Persentase hasil Program Peningkatan Pertanian Dinas Pertanian
pasca panen, kelompok pengolahan pertanian, Pamasaran Hasil Produksi Perkebunan Peternakan
pengolahan dan hasil pertanian melalui perkebunan dan Pertanian/ Perkebunan Perkebunan dan
pemasaran hasil demostrasi pengolahan peternakan yang Kehutanan
pertanian, hasil pertanian, memba- terolah
perkebunan dan ngun jaringan pemasaran
peternakan dengan supermarket dan Persentase hasil
hotel dan mengikuti pro- olahan yang
mosi produk pertanian, dipasarkan melalui
penyediaan alat pengola- supermarket
han hasil pertanian

2. Meningkatkan SDM Program Peningkatan Peternakan Dinas Pertanian


kelompok pengolahan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
hasil peternakan melalui Peternakan Perkebunan dan
pelatihan pengolahan Kehutanan
hasil peternakan dan
mengikuti event promosi

3. Penyediaan sarana dan 1


prasarana Pasar Ternak

17. Terkendalinya Meningkatkan pelayanan Persentase jumlah 25% 65% Program Pencegahan dan Peternakan Dinas Pertanian
penyakit menular kesehatan hewan melalui penurunan kematian Penanggulangan Penyakit Peternakan
hewan vaksinasi, pengobatan, hewan ternak Ternak Perkebunan dan
dan pemusnahan anjing Kehutanan
liar Persentase jumlah 30% 90%
penurunan kasus
gigitan anjing liar

144
Target Kinerja SKPD
Strategi dan Arah Indikator Kinerja Program Pembangunan
No. Sasaran Kondisi Kondisi Bidang Urusan Penanggung
Kebijakan (output/ outcome) Daerah
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
18. Terwujudnya Penertiban pelaksanaan Jumlah RPH yang 0 1 Program Pencegahan dan Peternakan Dinas Pertanian
Rumah Potong kegiatan Rumah Potong bersertifikat NKV Penanggulangan Penyakit Peternakan
Hewan Kota Hewan melalui pembinaan Ternak Perkebunan dan
Padang yang dan pengelolaan agar Kehutanan
bersertifikat NKV menegakkan hygiene
sanitasi RPH sesuai SOP

19. Terpelihara dan 1. Peningkatan daya Persentase Program Pemanfaatan Kehutanan Dinas Pertanian
terjaganya dukung hutan sebagai berkurangnya Potensi Sumber Daya Hutan Peternakan
kawasan hutan dari kawasan penyangga kerusakan hutan Perkebunan dan
kerusakan dan (daerah resapan air) Program Rehabilitasi Hutan Kehutanan
kebakaran hutan dengan menggalakan Persentase hutan dan dan Lahan
Hutan Kemasyarakatan, lahan kritis yang telah
mengoptimalkan direhabilitasi (Ha) Program Perlindungan dan
konservasi hutan, Konservasi Sumberdaya
meningkatkan SDM Hutan
masyarakat disekitar
kawasan hutan, pengama-
nan hutan dan pengawa-
san peredaran hasil hutan.

2. Membangun hutan kota


Delta Malvinas sebagai
daerah resapan air di
perkotaan

3. Membangun Taman
Hutan Raya Bung Hatta
sebagai daerah rekreasi
wisata alam

145
7.5. Kebijakan dan Program Pembangunan Misi 5
Untuk mencapai sasaran pembangunan Misi 5 yang telah ditetapkan seperti
dikemukakan sebelumnya, maka strategi dan arah kebijakan yang akan dijalankan
adalah:
1. Peningkatan kerja sama dengan Lembaga Penelitian dan SKPD terkait, dalam
Penyediaan Peta dan informasi wilayah Resiko Bencana serta profesionalitas
aparatur Lembaga/SKPD terkait
2. Meningkatkan kerjasama dalam penyediaan sarana prasana penanggulangan
bencana dan Meningkatkan Kualitas kuantitas sarana dan prasarana
penanggulangan bencana
3. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang antisipasi
bencana.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana evakuasi bencana.
5. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan
hidup.
6. Meningkat pengawasan dan penegakan peraturan lingkungan hidup dalam
konservasi ekosistem.
7. Intensifikasi pengawasan dan pentaatan peraturan lingkungan hidup dalam
pengelolaan pencemaran udara dan air
8. Meningkatkan Kualitas sungai dan SDA melalui normalisasi sungai, jaringan
irigasi dan drainase.
9. Peningkatan dan Penyediaan Sarana jalan melalui pembangunan baru dan
perbaikan jalan dan jembatan.
10. Meningkatkan sarana dan prasarana lingkungan pemukimanuntuk
meningkatkan pelayanan air bersih, sanitasi, dan drainase.
11. Meningkatkan pelayanan persampahan bekerja sama dengan Lembaga
Pengelola Sampah (LPS) dalam masyarakat
12. Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan sampah dan TPA
13. Meningkatkan jumlah Taman Kota dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
14. Meningkatkan peran swasta dalam penyedia an armada angkutan umum
masal.
15. Meningkatkan prasarana, sarana, dan fasilitas lalu lintas.
16. Memberlakukan regulasi yang tegas terhadap pelanggaran lalu lintas.
17. Meningkatkan pengawasan dan pengendalian bangunan dan perumahan
melalui prosedur pengurusan IMB.
18. Meningkatkan pengendalian bangunan cagar budaya dan bersejarah dengan
menjaga bentuk arsitektur bangunan.
19. Melakukan rehabilitasi dan bedah rumah milik masyarakat tidak mampu.

146
20. Melakukan pembebasan dan penyediaan tanah sesuai peraturan yang tidak
merugikan pemilik lahan.
Untuk melihat saling keterkaitan antara kebijakan dan program
pembangunan dengan sasaran dan tujuan dari misi 5 seperti telah dijelaskan dalam
Bab VI akan dapat dilihat dalam Tabel 7.5 berikut ini. Di dalam tabel ini akan
digambarkan pula kondisi awal dan kondisi akhir yang dicapai dalam setiap program
yang ditetapkan.

147
Tabel 7.5.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk Misi 5
Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, tertib, bersahabat dan menghargai kearifan lokal

Target Kinerja SKPD


Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No. Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Penanggung
(output/ outcome) Kondisi Kondisi Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. 1. Meningkatnya sarana 1. Peningkatan kerjasama dengan Persentase 100 Program Peningkatan Kebencanaan BPBD & Damkar
dan prasarana Lembaga Penelitian dan SKPD kecukupan sarana Sarana dan Prasarana
penanggulangan terkait, melalui Penyediaan Peta prasarana Penanggulangan Bencana
bencana. dan informasi wilayah Resiko penanggulangan
Bencana serta profesionalitas bencana Program Pencegahan Dini
aparatur Lembaga/ SKPD terkait. Penanggulangan Bencana

2. Meningkatkan kerjasama dalam Program Peningkatan


penyediaan sarana prasa-rana kesiagaan dan pencega-
penanggulangan bencana dan han bahaya kebakaran
Meningkatkan Kualitas kuantitas
sarana dan prasarana Program Sosialisasi
penanggulangan bencana. Kawasan Rawan Bencana

2. Meningkatnya kesiap- 3. Meningkatkan pemahaman dan Jumlah kelompok


siagaan warga kota kesadaran masyarakat tentang siaga bencana yang
dalam mengantisipasi antisipasi bencana terbentuk
penanggulangan
bencana 4. Meningkatkan sarana dan
prasarana evakuasi bencana

148
Target Kinerja SKPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No. Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Penanggung
(output/ outcome) Kondisi Kondisi Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Meningkatnya kualitas 1. Meningkatkan kesadaran Menurunnya jumlah 22 15 Program Pengendalian Lingkungan Bapedalda
lingkungan hidup masyarakat dalam menjaga kualitas pelanggaran aturan Pencemaran danKerusakan hidup
lingkungan hidup. lingkungan (kasus) Lingkungan Hidup

2. Meningkat pengawasan dan Indeks mutu: Program Penegakan


penegakan peraturan lingkungan air Hukum Lingkungan
hidup dalam konservasi ekosistem. udara
tanah Program Peningkatan
3. Intensifikasi pengawasan dan Pengendalian Polusi
pentaatan peraturan lingkungan
hidup dalam pengelolaan Program Pengendalian dan
pencemaran udara dan air Pencemaran Kerusakan
Lingkungan

3. 1.Terkelolanya Sumber 1. Meningkatkan kualitas sungai Persentase Program Pengembangan Pekerjaan DPU
Daya Air dan dan SDA melalui normalisasi penurunan titik dan Pengelolaan Jaringan Umum
Drainase Perkotaan sungai, jaringan irigasi dan genangan air Irigasi, Rawa dan
drainase. Pengairan lainnya
2.Tersedianya Persentase jumlah
infrastruktur jalan 2. Peningkatan dan Penyediaan Jalan dan jembatan Program Pengembangan
raya yang aman Sarana jalan melalui pembangunan dalam kondisi baik Sistem Irigasi Partisipatif
baru dan perbaikan jalan dan
3.Tersedianya sarana jembatan. Persentase Program Pembangunan
dan prasarana pemukiman dengan Jalan dan Jembatan
pemukiman 3. Meningkatkan sarana dan sarana prasarana
prasarana lingkungan pemukiman yang memadai Program Rehabilitasi/
untuk meningkatkan pelayanan air Pemeliharaan Jalan dan
bersih, listrik, sanitasi, dan Jembatan
drainase.
Program Lingkungan Sehat
Perumahan

149
Target Kinerja SKPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No. Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Penanggung
(output/ outcome) Kondisi Kondisi Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4. 1.Meningkatnya sistem 1. Meningkatkan pelayanan per- Persentase tingkat 28,1 35,1 Program Pengembangan Pekerjaan DKP
pengelolaan persam- sampahan bekerja sama dengan Pelayanan Sampah Kinerja Pengelolaan Umum.
pahan, Ruang Lembaga Pengelola Sampah (LPS) (%) Persampahan
Terbuka Hijau dan dalam masyarakat
Taman Kota Program Pengelolaan
2. Meningkatkan sarana dan prasa- Ruang Terbuka Hijau (RTH)
rana pengelolaan sampah dan TPA
Program Pembinaan
3. Meningkatkan jumlah Taman Persentase luas RTH NA 30,0 Kegiatan Kebersihan dan
Kota dan Ruang Terbuka Hijau terhadap luas daerah Sarana Pertamanan
(RTH)

2.Tersedianya jasa 1. Meningkatkan peran swasta Persentase tingkat Program Peningkatan Perhubungan DISHUB
pelayanan angkutan dalam penyediaan armada angku- kecukupan angkutan Sarana dan Prasarana Lalu KOMINFO
kota yang cukup, tan umum masal kota yang memadai Lintas
nyaman, lancar dan
murah ke seluruh 2. Meningkatkan prasarana, sarana, Program Pembangunan
wilayah kota. dan fasilitas lalu lintas. Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
3.Meningkatnya Memberlakukan regulasi yang tegas Persentase
keamanan dan terhadap pelanggaran lalu lintas. penurunan Program Rehalibitasi Dan
keselamatan lalu kecelakaan lalu lintas Pemeliharaan Prasarana
lintas. Dan Fasilitas LLAJ

Program Peningkatan
Pelayanan Angkutan

Program Pengendalian dan


Pengamanan Lalu Lintas.

150
Target Kinerja SKPD
Indikator Kinerja Program Pembangunan Bidang
No. Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan Penanggung
(output/ outcome) Kondisi Kondisi Daerah Urusan
Awal Akhir jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
5. Terlaksananya 1. Meningkatkan pengawasan dan Persentase bangunan Program Pengendalian Urusan DTRTB & P
penataan bangunan pengendalian bangunan dan peru- yang ber-IMB Pemanfaatan Ruang Perumahan
dan perumahan sesuai mahan melalui prosedur penguru-
dengan rencana tata san IMB. Persentase Program Pengembangan
ruang kota. kesesuaian bangunan Perumahan
2. Meningkatkan pengendalian dengan RTRW
bangunan cagar budaya dan berse- Program Pemberdayaan
jarah dengan menjaga bentuk komunitas Perumahanya
arsitektur bangunan.

3. Melakukan rehabilitasi dan 0 5.000 Dinas Sosnaker


bedah rumah milik masyarakat
tidak mampu.

4. Melakukan pembebasan dan Program Penataan Pertanahan Bagian


penyediaan tanah sesuai peraturan Penguasaan, Pemilikan, Pertanahan
. yang tidak merugikan pemilik Penggunaan dan SekKo
lahan. Pemanfaatan Tanah

Program Penyelesaian
Konflik Pertanahan

Program Peningkatan
Kemampuan Administrasi
Pertanahan

Program Penyediaan
Tanah Untuk
Pembangunan

151
7.6. Kebijakan dan Program Pembangunan Misi 6
Sebagai kelanjutan penjelasan dalam Bab VI sebelumnya, maka pada bab 7
ini akan lebih terperinci menjelaskan bagian yang tidak dijelaskan pada Bab VI,
capaian kinerja yang mencantumkan kondisi awal dan target kondisi pada tahun
akhir perencanaan. Dilanjutkan dengan kolom tentang program pembangunan
daerah yang diperjelas lagi dengan bidang urusan serta SKPD pelaksananya. Pada
Bab VII ini dapat dikatakan bahwa ada kontiniunitas antara Bab VI sebelumnya
sehingga menjadi satu kesatuan antar dokumen perencanaan dalam RPJMD Kota
Padang tahun 2014-2019.

152
Tabel 7.6.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah untuk Misi 6
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Meningkatnya kualitas Mewujudkan perencanaan Persentase SKPD yang Peningkatan kapasitas e- Semua urusan Semua SKPD
perencanaan berkualitas dan akuntabel Renstranya sinkron government
pembangunan dengan: dengan RPJMD
a. Meningkatkan pemanfa- Pembaharuan data & Statistik dan Bappeda dan
atan teknologi dan Persentase kesesuaian statistik pembangunan perencanaan statistik
informasi dalam Renja SKPD dengan pembangunan
perencanaan dan Renstranya
pelaksanaan Pengembangan karir Otonomi daerah, Seluruh SKPD
pembangunan daerah. Persentase kesesuaian aparatur fungsional & pemerintahan umum,
b. Mengembangkan data RKPD dengan RPJMD perencana administrasi keuangan
statistik pembangunan. daerah, perangkat
c. Membuka layanan Persentase aspirasi daerah, kepegawaian
jaringan media partisipasi masyarakat yang dan persandian
& pengaduan publik terakomodir dalam APBD
dalam perencanaan. Pelatihan teknis aparatur Perencanaan Seluruh SKPD
d. Meningkatkan jabatan Persentase SKPD yang pembangunan
fungsional perencana memiliki fungsional Proses upload dokumen
perencana perencanaan dalam Perencanaan Bappeda
website pembangunan

153
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Meningkatnya 1. Meningkatkan kinerja Nilai akuntabilitas kinerja CC B Penyempurnaan Otonomi daerah, Bagian
akuntabilitas kinerja pelaksanaan pembangunan, pemerintah kota Penyusunan database pemerintahan umum, Organisasi
birokrasi keuangan daerah dan aparatur administrasi keuangan
pengelolaan aset yang Persentase SKPD yang 100 daerah, perangkat
dilakukan melalui arah mendapat Nilai daerah, kepegawaian
kebijakan: akuntabilitas kinerja baik dan persandian
a. Penataan struktur
organisasi yang Persentase SKPD yang Penilaian kinerja secara Setiap SKPD Setiap SKPD
proporsional (beban kerja menerapkan SOP berkala dan teratur
sesuai dengan TUPOKSI).
b. Mengoptimalkan Jumlah sistem informasi Penilaian kinerja secara Otonomi daerah, Bagian
pelaksanaan analisis dan yang telah terintegrasi berkala dan teratur pemerintahan umum, Organisasi
evaluasi jabatan. administrasi keuangan
c. Penerapan SOP di lingkup Peningkatan pelaksanaan daerah, perangkat BKD
SKPD. analisis & evaluasi jabatan daerah, kepegawaian
d. Meningkatkan kualitas dan persandian
pelayanan administrasi
kepegawaian yang Penerapan SOP di lingkup Setiap SKPD Seluruh SKPD
transparan, cepat dan SKPD
tepat.
e. Menyediakan anggaran Pemanfaatan teknologi Otonomi daerah, BKD
khusus untuk tunjangan informasi dalam pemerintahan umum,
daerah bagi PNS administrasi kepegawaian administrasi keuangan
(program 10). daerah, perangkat
f. Peningkatan pengetahu- daerah, kepegawaian
an dan keterampilan dan persandian
aparatur berbasis
kompetensi.

154
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
g. Meningkatkan pelayanan, Pelatihan pembentukan Setiap SKPD Setiap SKPD
pengelolaan dan integritas aparatur
pelaporan keuangan sebagai public service
daerah serta aset.
h. Mempertahankan Opini Penetapan kepastian/ Otonomi daerah, BKD
BPK: WTP lama proses pengurusan pemerintahan umum,
i. Meningkatkan kualitas administrasi kepegawaian administrasi keuangan
LAKIP. daerah, perangkat
j. Meningkatkan EKPPD Penetapan anggaran daerah, kepegawaian BKD
tunjangan daerah dan persandian
2. Meningkatkan kinerja
pengawasan penyelengga- Pelatihan teknis aparatur Setiap SKPD Setiap SKPD
raan pemerintah yang pemerintahan
diarahkan kebijakannya
pada: peningkatan pengelo- Peningkatan pelayanan, Otonomi daerah, Seluruh SKPD
laan pengawasan penye- pengelolaan & pelaporan pemerintahan umum,
lenggaraan pemerintah keuangan daerah serta administrasi keuangan
daerah aset daerah, perangkat
daerah, kepegawaian
Pendataan aset daerah dan persandian Bagian Umum

Penyelesaian tindak lanjut Inspektorat


temuan hasil audit

Peningkatan penerapan Otonomi daerah, Sekretariat


LAKIP & EKPPD pemerintahan umum, Daerah
administrasi keuangan
Peningkatan kinerja daerah, perangkat Inspektorat
pengawasan daerah, kepegawaian
penyelenggaraan dan persandian
pemerintah daerah

155
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
3. Menekan tindak 1. Meningkatkan angka Opini BPK WDP WTP Peningkatan penerapan Inspektorat
Korupsi, Kolusi & indeks persepsi anti korupsi PMPRB
Nepotisme (KKN) di yang diarahkan kebijakannya: Persentase penyelesaian 90% 95%
lingkungan birokrasi a. Penilaian Mandiri tindak lanjut temuan Peningkatan penerapan
Pelaksanaan Reformasi hasil audit RADPPK
Birokrasi (PMPRB).
b. Implementasi Rencana Peningkatan penerapan
Aksi Daerah Pemberan- SPIP
tasan Korupsi (RADPPK).

2. Menerapkan sistem pe-


ngawasan internal dengan
arah kebijakan penerapan
SPIP (Sistem Pengawasan
Internal Pemerintah)

4. Terwujudnya 1. Meningkatnya kualitas Persentase pelayanan Peningkatan pelayanan Otonomi daerah, BPMP2T
pelayanan publik yang pelayanan publik melalui yang sudah satu pintu satu pintu BPMP2T pemerintahan umum,
berkualitas prima reformasi dan penerapan e- adminis trasi
government yang diarahkan Indeks Kepuasan 80 88 Peningkatan penerapan keuangan daerah, Semua SKPD
kebijakannya dengan meng- Masyarakat SPM dan SPP perang kat daerah,
optimalkan pelayanan terpa- kepegawaian dan
du satu pintu (BPMP2T) Persentase pelayanan persandian
menggunakan sistem online yang telah mengguna-
kan sistem informasi Peningkatan pelayanan Semua urusan LPSE
barang dan jasa secara
elektronik

156
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2. Desentralisasi urusan Peningkatan dana Pemberdayaan Bagian
pemerintah daerah dengan operasional kecamatan/ masyarakat dan pemerintahan
kebijakan: kelurahan kelurahan
a. Pelaksanaan pelimpahan
kewenangan SKPD ke Pemberdayaan Bagian
Kecamatan/kelurahan. masyarakat dan pemerintahan,
b. Meningkatkan dana kelurahan kecamatan,
operasional kecamatan/ kelurahan
kelurahan (program 8).

3. Peningkatan pelayanan Peningkatan peran tim Komunikasi dan Dishubkominfo


informasi dan komunikasi PPID informasi
arah kebijakan:
a. Peningkatan peran tim Peningkatan keterbukaan Komunikasi dan Dishubkominfo
PPID. informasi dalam penye- informasi
b. Meningkatkan keterbu- lenggaraan pemerintahan
kaan informasi dalam
penyelenggaraan Pengembangan teknologi Komunikasi dan Dishubkominfo
pemerintahan. informasi dan aplikasinya informasi
c. Mengembangkan
teknologi informasi dan
aplikasinya.

157
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4. Peningkatan pelayanan Peningkatan cakupan BPBD BPBD
pengendalian dan penang- pelayanan pengendalian
gulangan bencana, dengan dan penanggulangan
arah kebijakan: bencana
a. Meningkatkan cakupan
pelayanan pengendalian Peningkatan peran serta BPBD BPBD
& penanggulangan masyarakat
bencana.
b. Meningkatkan peran
serta masyara kat dalam
kesiapsiagaan pengenda-
lian dan penanggulangan
bencana.

5. Peningkatan kualitas dan Peningkatan pelayanan RSUD/ PUSKESMAS RSUD


kuantitas sarana prasarana kesehatan gratis di
pelayanan kesehatan dengan Puskesmas/RSUD
kebijakan diarahkan:
a. Memberikan pelayanan Pemberian pelayanan RSUD/ PUSKESMAS RSUD
kesehatan gratis di ambulance gratis bagi
puskesmas/ RSUD warga miskin
(program 4).
b. Memberikan pelayanan NA Pembangunan sarana dan RSUD/PUSKESMAS RSUD/
ambulan gratis bagi warga prasarana kesehatan PUSKESMAS
miskin (program 4).
c. Melakukan penataan,
pembangunan sarana
prasarana kesehatan
sebagai pelayanan publik
prima.

158
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6. Peningkatan kualitas dan NA Pembangunan unit sarana DPKA DPKA
kuantitas sarana prasarana prasarana pengumpulan
pengumpulan pajak dan pajak dan retribusi
retribusi, yang diarahkan
kebijakan dengan melaku-
kan penataan, pembangu-
nan sarana prasarana
pengumpulan pajak dan
retribusi sebagai pelayanan
publik prima

7. Peningkatan kualitas dan NA Program peningkatan Bagian pemerintahan Bagian


kuantitas sarana prasarana kesejahteraan dana pemerintahan
pelayanan dengan operasional RW dan RT
kebijakan:
a. Peningkatan operasional NA Program peningkatan Bagian Kesra Bagian Kesra
RW, RT 200% (program kesejahteraan dana Garin
6). masjid dan mushalla
b. Peningkatan kesejah-
teraan Garin Masjid/ NA Penciptaan layanan Dinas Pendidikan Dinas
Mushalla 200% keluhan peserta didik dan Pendidikan
(program 6). pemangku kepentingan
c. Penciptaan layanan kelu- lainnya terhadap
han peserta didik dan pendidikan sebagai
pemangku kepentingan pelayanan prima
lainnya terhadap pendi-
dikan sebagai pelayanan
publik prima.

159
Indikator Target Kinerja
Strategi dan Program SKPD
No. Sasaran Kinerja (output / Kondisi Kondisi Bidang Urusan
Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Pelaksana
outcome) awal akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
8. Penyerahan uang santu- NA Pemberian uang santunan Bagian Kesra Bagian Kesra
nan kematian bagi keluarga kematian bagi keluarga
yang meninggal dengan
arah kebijakan memberikan
uang santunan kematian
Rp 1 juta untuk warga Kota
Padang (program 7)

Keterangan tabel
*) sumber data adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Padang tahun 2013)
NA adalah Non Available dapat saja berarti bahwa datanya belum diserahkan oleh SKPD terkait, atau datanya belum tersedia karena program yang
baru dilakukan, atau data tersebut belum dihitung

160
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN
PENDANAAN

Perencanaan pembangunan yang baik harus mempunyai program prioritas


yang jelas sehingga kegiatan pembangunan daerah dapat difokuskan pada sasaran
yang sangat strategis. Hal ini diperlukan agar dampaknya terhadap pembangunan
Kota Padang secara keseluruhan akan menjadi lebih optimal, walaupun dana yang
tersedia sangat terbatas. Kriteria program prioritas dalam hal ini mencakup 10
program unggulan serta semua program pembangunan daerah yang terkait
langsung dengan dengan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih
sebagaimana sudah dibahas pada Bab V, strategi dan arah kebijakan untuk masing-
masing misi pada Bab VI, serta kebijakan umum dan program pembangunan pada
bab VII terdahulu.
Untuk menjamin tingkat operasionalitas Bab ini, pembahasan tentang
program prioritas disertai dengan kebutuhan pendanaan (anggaran) yang
diperlukan untuk masing-masing program pembangunan daerah serta indikator
kinerja hasil (outcome) yang diharapkan akan dapat dicapai dari pelaksanaan
program tersebut pada setiap tahun selama periode perencanaan. Perkiraan
kebutuhan pendanaan dilakukan berdasarkan kapasitas keuangan daerah setelah
dikurangi dengan belanja wajib untuk membiayai gaji pegawai dan kegiatan rutin
pemerintahan. Namun demikian, untuk program-program tertentu kebutuhan
pendanaan dari sumber pemerintah lainnya seperti APBD Provinsi dan APBN juga
ikut dimanfaatkan untuk mendorong proses pembangunan Kota Padang secara
maksimal. Hal ini penting artinya untuk mewujudkan keterpaduan dan sinergi antara
proses pembangunan Kota Padang dengan pembangunan Provinsi Sumatera Barat
serta pembangunan nasional Indonesia secara keseluruhan.
Sasaran pembangunan dan bagaimana strategi pencapaian suatu urusan
pemerintahan daerah dapat menjadi strategis di satu tahun/periode dan sebaliknya,
menjadi operasional di periode berikutnya. Dalam hal suatu urusan atau
program/kegiatan di dalamnya menjadi strategis maka perencanaan, pengendalian,
dan evaluasi yang dilakukan lebih tinggi intensitasnya dibanding yang operasional.
Begitu pula dalam penganggarannya harus diprioritaskan terlebih dahulu, karena
suatu urusan yang bersifat strategis ditetapkan temanya karena berpengaruh
sangat luas dan urgen untuk diselenggarakan.
Suatu program prioritas baik strategis maupun operasional, kinerjanya
merupakan tanggung jawab Kepala SKPD. Namun bagi program prioritas yang
dikategorikan strategik, menjadi tanggung jawab bersama kepala SKPD dengan
kepala daerah pada tingkat kebijakan. Berbeda dengan penyelenggaraan aspek
strategik, program prioritas bagi penyelenggaraan urusan pemerintahan dilakukan

161
agar setiap urusan (wajib) dapat diselenggarakan setiap tahun, tidak langsung
dipengaruhi oleh visi dan misi kepala daerah terpilih. Artinya, suatu prioritas pada
beberapa urusan untuk mendukung visi dan misi serta program kepala daerah
terpilih, tidak berarti bahwa urusan lain ditinggalkan atau diterlantarkan atau tidak
dijalankan. Perumusan program prioritas bagi penyelenggaraan urusan dilakukan
sejak tahap awal evaluasi kinerja pembangunan daerah secara sistematis dilakukan
pada identifikasi permasalahan pembangunan di seluruh urusan (wajib dan pilihan).

TABEL 8.31 s/d 8.34 (EXCELL)

162
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Penetapan indikator dan target kinerja sangat penting untuk dapat


memperkirakan hasil pembangunan, dan diharapkan dapat diwujudkan melalui
pelaksanaan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
seluruh warga Kota Padang. Indikator kinerja ini mencakup dua aspek yaitu
indikator kinerja program yang bersifat mikro dan indikator kinerja pembangunan
daerah yang bersifat makro. Indikator kinerja program dan target kinerja untuk
masing-masing tahun sudah dibahas pada Bab VIII terdahulu, sedangkan indikator
dan target kinerja pembangunan daerah dibahas pada Bab IX ini.
Indikator kinerja pembangunan daerah dapat dirumuskan berdasarkan
hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja daerah secara
makro (outcome). Indikator kinerja daerah ini meliputi 3 aspek utama
pembangunan daerah yaitu Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Umum dan Daya
Saing. Aspek Kesejahteraan Masyarakat meliputi: Kesejahteraan dan Pemerataan
Ekonomi, Kesejahteraan Sosial, Aspek Pelayanan Umum meliputi: Pelayanan Urusan
Wajib dan Pelayanan Urusan Pilihan, sedangkan aspek daya saing meliputi: Nilai
Tukar Petani, Produktivitas Total Daerah dan Rasio Ekspor terhadap PDRB.
Penetapan indikator kinerja daerah dilakukan berdasarkan kondisi tahun 2013,
tendensi perkembangan di masa lalu dan kemampuan keuangan daerah.
Penetapan indikator kinerja pembangunan daerah ini didasarkan pada
ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008. Guna
dapat mewujudkan kinerja pembangunan daerah yang terukur, maka target kinerja
yang ditetapkan diupayakan semaksimal mungkin dalam bentuk kuantitatif, kecuali
untuk aspek-aspek yang ternyata sangat sulit dikuantifikasikan seperti agama dan
budaya. Sedangkan indikator kinerja yang digunakan dalam RPJMD ini disesuaikan
dengan program dan kegiatan yang dijabarkan dari visi dan misi kepala daerah
terpilih dan kondisi sosial ekonomi dan pembangunan Kota Padang. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, Tabel 9.1 memberikan rincian penetapan semua indikator
dan target kinerja pembangunan Kota Padang untuk periode 2015-2019.
Seperti terlihat pada Tabel 9.1, untuk aspek kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi ditetapkan 10 indikator kinerja hasil (outcome) yang ditargetkan akan
dapat dicapai melalui peningkatan kegiatan pembangunan Kota Padang dalam
periode 2014-2019. Indikator pertama adalah Indek Pembangunan Manusia (IPM)
yang pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 78.71 dan meningkat menjadi 80,13
pada tahun 2019. Peningkatan IPM ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat Kota Padang secara keseluruhan yang disebabkan oleh peningkatan
dalam 3 unsur utama kehidupan masyarakat yaitu daya beli (pendapatan)
masyarakat, tingkat pendidikan dan derajat kesehatan.

305
Tabel 9.1
Penetapan Indikator Kinerja Pembangunan Kota Padang Tahun 2014-2019

ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


A.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
1. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Indek 78,61 78,91 79,21 79,51 79,81 80,11 80,41
2. Pertumbuhan PDRB ADHK % 6,48 6,50 6,65 6,80 6,98 7.17 7.36
3. Tingkat Inflasi % 10,870 4,97 5,93 6,22 6,59 7,00 7,46
4. PDRB per kapita (ADHB) (Rp. Juta) 35,930 39,42 41,93 44,60 47,43 50,44 53,65
5. Indeks Gini Indek 0,336 0,333 0,328 0,322 0,319 0,317 0,315
6. PDRB ADHK Triliun 14,517 15,44 16,42 17,46 18,57 19,75 21,01
7. PDRB ADHB Triliun 35,861 40,60 45,96 52,02 58,89 66,67 75,47
8. Tingkat Kemiskinan % 5,30 5,02 4,96 4,90 4,83 4,78 4,63
9. Angka kriminalitas yang tertangani % 91,176 92,63 94,12 95,62 97,15 98,70 98,99
10. Jumlah Penduduk orang 861.167 870.571 880.078 889.689 899.404 909.226 919.155
A.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat
1. Pendidikan
1. Angka melek huruf % 99,54 99,56 99,57 99,58 99,60 99,61 99,62
2. Angka rata-rata lama sekolah Tahun 11,02 11,04 11,07 11,09 11,12 11,14 11,17
3. Angka partisipasi kasar
1. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A % 109,20 107,79 106,57 105,37 104,18 103,01 101,85
2. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B % 93,18 96,09 99,10 102,20 105,40 108,69 112,09
3. Angka Partisipasi Kasar (APK) % 86,45 88,28 90,15 92,06 94,01 96,00 98,03

306
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
SMA/SMK/MA/Paket C
4. Angka Partisipasi Murni
1. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A % 96,41 96,74 97,07 97,40 97,73 98,06 98,39
2. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B % 87,24 96,46 106,65 117,93 130,39 144,17 159,41
3. Angka Partisipasi Murni (APM) % 64,48 64,69 64,90 65,11 65,32 65,53 65,75
SMA/SMK/MA/Paket C
2. Kesehatan
1. Angka Kematian Bayi/ Infant Mortality Rate (dari 1000 2,171 2,03 1,90 1,78 1,66 1,55 1,45
Kelahiran)
2. Angka usia harapan hidup Tahun 71,205 71,22 71,24 71,25 71,27 71,28 71,30
3. Persentase balita gizi buruk % 0,056 0,04 0,04 0,03 0,02 0,02 0,01
4. Ketenagakerjaan
1. Angkatan Kerja Orang 361.071 363.056 365.052 367.060 369.078 371.107 373.147
2. Penduduk Yang Bekerja Orang 310.566 314.000 317.471 320.981 324.530 328.118 331.745
3. Rasio penduduk yang bekerja Indeks (0-1) 0,86 0,86 0,87 0,87 0,88 0,88 0,89
A.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga
2. Pemuda dan Olahraga
1. Jumlah klub olahraga Jumlah klub 32 32 35 38 41 43 45
2. Program peningkatan kualitas sarana dan prasarana Jumlah 442 442 472 513 556 596 660
keolahragaan Lapangan
olahraga
3. Program meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana Gelanggang/ 5.000 5.000 5.007 5.010 5.015 5.020 5.025
dan prasarana olah raga. balai remaja
(selain milik
swasta)
4. Program memberikan jaminan kepada para atlit yang Jumlah orang 980 1.000 1.100 1.150 1.200 1.240 1.250
berpotensi dibidang olah raga terhadap karir, kegiatan

307
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
keamanan, dan pekerjaan serta masa depannya. olahraga
B. ASPEK PELAYANAN UMUM
B.1 Fokus Layanan Urusan Wajib
1. Pendidikan
1. Pendidikan dasar:
1. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia
sekolah
SD/MI (per 1000 37 37 38 38 39 39 40
siswa)
SMP/MT (per 1000 siswa) (per 1000 8 8 8 8 9 10 10
siswa)
SMA/MA (per 1000 siswa) (per 1000 5 5 6 6 6 7 7
siswa)
SMK (per 1000 siswa) (per 1000 3 3 4 4 4 5 5
siswa)
2. Rasio guru/murid per kelas rata-rata
SD/MI (per siswa) 1:16 1:16 1:16 1:20 1:16 1:20 1:20
SLTP (per siswa) 1:13 1:13 1:13 1:13 1:13 1:13 1:13
SLTA (per siswa) 1:26 1:26 1:26 1:26 1:26 1:26 1:26
2. AngkaKelulusan:
1. Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 98 98 98 98 99 99 100
2. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 99 99 99 100 100 100 100
3. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA % 99 99 99 99 99 99 99
4. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV % 65,31 75 80 85 90 95 100
2. Kesehatan
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan % 100 100 100 100 100 100 100
Ketersediaan

308
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Jml Kegiatan 10 20 25 30 35 40 45


3. Program Pengawasan Obat dan Makanan Jml Kegiatan 5 5 6 7 9 12 15
4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Jml Kegiatan 15 15 20 25 30 35 40
Masyarakat
5. Program peningkatan sarana dan prasarana kesehatan % Jumlah 75 100 100 100 100 100 100
penambahan kapasitas tempat tidur di RSUD tempat tidur
6. Program pengembangan puskesmas Jml puskesmas 10 10 11 12 13 14 15
7. Program peningkatan pembinaan kelurahan siaga aktif Jml Kelurahan 20 20 22 25 27 30 35
8. Program pengendalian penyakit dan penyehatan Jml program 20 20 25 30 35 40 45
lingkungan penerapan sanitasi total berbasis
masyarakat di kelurahan.
9. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi semua % Angka 0,13 0,13 0,12 0,11 0,10 0,9 0,5
penduduk kematian bayi
3. Pekerjaan Umum
1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik % 30,75 31,13 31,51 31,90 32,30 32,70 33,10
2. Panjang jalan dilalui Roda 4 Km 2.412,80 2.656,31 2.924,39 3.219,53 3.544,45 3.902,17 4.295,99
3. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 Km 2.312,80 2.376,17 2.441,28 2.508,18 2.576,91 2.647,52 2.720,06
Km/Jam)
4. Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik Ha 7.385,78 7.398,16 7.410,55 7.422,97 7.435,41 7.447,87 7.460,35
4. Perumahan
1. Rumah tangga pengguna air bersih Kk 74.307 76.341 78.430 80.577 82.782 85.047 87.375
2. Rumah tangga pengguna listrik Kk 413.364 431.779 451.014 471.107 492.094 514.016 536.915
3. Jalan Lingkungan Km 1.689 1.790 1.891 1.891 1.992 2.093 2.292
4. Lingkungan pemukiman kumuh Ha 574,7 574,7 559,7 554,7 529,7 514,7 499,7
5. Rumah tidak layak huni % 19,6 18,8 17,9 17,1 16,3 15,5 14,8
5. Penataan Ruang

309
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1. Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan 810 743 681 625 573 526 482
6. Perencanaan Pembangunan
1. Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah Dok 1 - 1 - - - -
ditetapkan dgn PERDA (termasuk Revisi)
2. Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJMD yg telah Dok 0 1 - - - - 1
ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
3. Tersedianya Dokumen Perencanaan: RKPD yg telah Dok 2 2 2 2 2 2 2
ditetapkan dgn PERKADA
7. Perhubungan
1. Jumlah arus penumpang angkutan umum Ribu orang 198.450 199.710 200.610 201.600 207.000 211.500 216.000
2. Halte unit 132 145 153 174 192 211 232
3. Rambu-rambu Unit 3.920 4.041 4.166 4.294 4.427 4.563 4.704
4. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis Unit 3 3 4 4 4 5 5
5. Angkutan kota (Bus kota) Unit 10 15 15 30 30 40 40
8. Lingkungan Hidup
1. Persentase penanganan sampah % 40,0 42,8 45,8 49,0 52,4 56,1 60,0
2. Jumlah Penduduk berakses air minum Orang 640.897 651.324 68.084 710.324 739.824 769.324 798.824
3. Persentase sampah masuk ke TPA % 59,0 60,5 62,0 63,6 65,3 66,9 68
4. Persentase Layanan angkutan sampah % 28,1 29,2 30,3 31,4 32,6 33,8 36,1
9. Pertanahan
1. Penyelesaian kasus sengketa tanah Kasus 5 20 18 16 15 14 14
2. Penyuluhan hokum Jumlah 18 75 75 75 75 75 75
10. Kependudukan dan Catatan Sipil
1. Penataan administrasi Kependdukan % Cakupan 90 90 95 100 100 100 100
penerbitan
KTP ber NIK

310
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

2. Program pemberian penyuluhan dan pembinaan Jumlah 0 2 3 4 4 5 5


pemahaman aparat dalam proses pendataan Kegiatan
penduduk dan pencatatan sipil akan prosedur dan
peraturan perundangan yang mendasari
3. Program mensinkronisasikan dan koordinasi antar Kegiatan 0 1 2 2 4 6 8
instansi terkait tentang data kependudukan
4. Program untuk pengadaan sarana dan prasarana WEB 0 1 1 1 1 1 1
informasi kependudukan dan catatan sipil yang secara
langsung bisa diakses 0leh masyarakat luas
5. Program pengadaan sarana prasarana untuk UP 3 SK Unit 1 1 1 1 1 1
6. Program peningkatan penyerapan tenaga kerja Rasio 0,75 0,87 0,90 0,92 0,93 0,95 0,99
pemahaman masyarakat akan pentingnya dokumen penduduk
resmi kependudukan bekerja
11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1. Program peningningkatan partisipasi masyarakat Rata-rata 2,7 2,7 2,6 2,5 2,4 2,3 2,1
dalam penciptaan keluarga sejahtera dan kesadaran jumlah anak
akan arti penting penguatan keluarga sebagai basis per keluarga
ketahanan sosial masyarakat.
2. Program mengoptimalkan fungsi kapasitas Rasio akseptor 122.650 122.650 122.650 122.650 122.650 122.650 122.650
kelembagaan KB-KS. KB
3. Program mengoptimalkan tugas penyelenggaraan Cakupan 93.760 93.760 93.760 93.760 93.760 93.760 93.760
BKB-Posyandu-PAUD peserta KB
aktif
13. Sosial
1. Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan 22 22 22 22 23 23 23
panti rehabilitasi
2. PMKS yg memperoleh bantuan sosial 325 364 407 456 510 571 639
3. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial 30 34 39 44 50 57 65

311
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

14. Ketenagakerjaan
1. Tingkat partisipasi angkatan kerja % 55,811 55,93 56,05 56,17 56,30 56,42 56,54
2. Pencari kerja yang ditempatkan Orang 199 421 443 468 493 520 548
15. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
1. Jumlah Koperasi aktif Unit 570 584 625 670 717 768 822
2. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM Unit 58.000 60.000 62.000 64.000 66.000 68.000 69.000
3. Jumlah BPR/LKM Unit 10 10 11 11 13 13 14
4. Usaha Mikro dan Kecil Unit 11.578 11.795 12.016 12.241 12.470 12.704 12.942
16. Penanaman Modal
1. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) Triliun 3,9 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6
2. Jumlah sanggar Budaya (unit) 77 79 80 85 90 95 100
3. Penyelenggaraan festival seni dan budaya Kali 57,000 58 58 59 60 60 61
4. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 108 116 125 135 146 157 169
5. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang 62 62 62 62 62 62 62
dilestarikan
17. Kebudayaan
1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya Kali 57,000 58 58 59 60 60 61
2. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 108 116 125 135 146 157 169
3. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang 62 62 62 62 62 62 62
dilestarikan
18. Kepemudaan dan Olahraga
1. Jumlah Lapangan olahraga 442 442 472 513 556 596 660
2. Jumlah organisasi olahraga Unit 32 32 35 38 41 43 45
3. Jumlah organisasi pemuda Kegiatan 153 167 172 189 198 227 227
4. Jumlah kegiatan olahraga Kegiatan 980 1.000 1.100 1.200 1.300 1.400 1.500

312
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

5. Gelanggang /balai remaja (selain milik swasta) Jumlah 5.000 5.000 5.007 5.010 5.015 5.020 5.025
19. Kesatuan Bangsadan Politik Dalam Negeri
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
1. Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk 3 4 5 6 7 8 9
2. Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk - 0,5 0,75 1 1,25 1,5 1,75
3. Rasio Pos Siskamling & Balai Pemuda per jumlah desa/ 5 6 7 8 9 10 11
kelurahan
4. Pertumbuhan ekonomi % 6,48 6,50 6,65 6,80 6,98 7.17 7.36
5. Kemiskinan % 5,30 5,02 4,96 4,90 4,83 4,78 4,63
6. Penegakan PERDA Jumlah Perda 7 7 10 11 12 13 14
yang
ditegakkan
7. Cakupan patroli petugas Satpol PP kecamatan 11 11 11 11 11 11 11
8. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, kasus 35 75 105 115 120 125 130
ketentraman, keindahan) di Kabupaten
9. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kota 40 60 80 100 120 140
21. Ketahanan Pangan
1. Regulasi ketahanan pangan Jumlah 1 - 1 - 1 - 1
Perwako
2. Ketersediaan pangan utama Kg/Kap/Thn 217,15 228,00 239,40 251,37 255,79 260,29 264,87
22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1. PKK aktif Unit 116 116 116 116 116 116 116
23. Statistik
1. Buku Padang dalam angka 1 1 1 1 1 1 1
2. Buku PDRB Kota Padang Berdasarkan ADHB ADHK 2 2 2 2 2 2 2

313
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

24. Kearsipan
25. Komunikasi dan Informatika
1. Jumlah jaringan komunikasi 8 8 8 8 8 8 8
2. Rasio wartel/ warnet terhadap penduduk 0,002 0,003 0,003 0,004 0,005 0,006 0,007
3. Jumlah surat kabar nasional/ lokal 15 16 16 17 17 18 19
4. Jumlah penyiaran radio/ TV lokal 18 20 20 20 21 21 22
26. Perpustakaan
1. Jumlah pengunjung perpustakaan pertahun 1.106 1.267 1.452 1.664 1.906 2.184 2.503
2. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 16.357 18.050 19.668 21.432 23.353 25.447 27.728
B.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan
1. Pertanian
1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal
lainnya per hektar
Padi Kwintal/ ha 55,26 55,45 55,63 55,82 56,01 56,20 56,38
Jagung Kwintal/ ha 0,00 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30
Ubi Kayu Kwintal/ ha 437,66 143,31 145,00 145,20 145,40 145,60 146,00
Ubi Jalar Kwintal/ ha 196,54 143,31 149,97 156,94 164,24 171,87 179,86
Kacang Tanah Kwintal/ ha 17,50 18,14 18,80 19,49 20,20 20,94 21,71
Kedelai Kwintal/ ha 10,00 10,38 10,78 11,20 11,63 12,07 12,54
Kacang Hijau Kwintal/ ha 10,00 10,32 10,66 11,01 11,36 11,73 12,11
2. Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB % 2,29 2,29 2,30 2,30 2,30 2,31 2,31
3. Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap PDRB % 61,59 61,66 61,73 61,80 61,87 61,95 62,02
4. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) % 2,18 2,17 2,16 2,15 2,14 2,13 2,12
terhadap PDRB
5. Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap PDRB % 1,02 1,11 1,20 1,30 1,41 1,52 1,65

314
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

6. Cakupan bina kelompok petani 23,00 23,12 23,23 23,35 23,47 23,59 23,71
2. Kehutanan
1. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 300 264 232 205 180 158 139
2. Kerusakan Kawasan Hutan Ha 5.380 5.350 5.321 5.292 5.263 5.234 5.205
3. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB % 0,020 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01
3. Energi dan Sumber Daya Mineral
1. Pertambangan yang memiliki izin perusahaan 20 20 20 20 20 20 20
4. Pariwisata
1. Kunjungan wisata
- Mancanegara pengunjung 53.057 54.126 55.216 56.329 57.464 58.621
- Domestik pengunjung 3.001.306 3.210.928 3.435.190 3.675.116 3.931.800 4.206.410
2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB % 2,3 2,5 2,7 3,0 3,2 3,5 3,8
5. Kelautan dan Perikanan
1. Produksi perikanan Ton 22.749 23.782 24.646 25.561 26.017 26.575 27.002
2. Konsumsi ikan Kg/kapita/thn 30.70 31.05 32.04 33.03 34.02 35.01 36.00
3. Cakupan bina kelompok nelayan Klp nelayan 193 214 236 260 285 311 336
4. Produksi perikanan kelompok nelayan Ton 15.725 16.131 16.942 17.659 18.445 19.313 20.197
6. Perdagangan
7. Perindustrian
C ASPEK DAYA SAING DAERAH
C.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
C.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
1. Perhubungan
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan Km/unit 0,005 0,005 0,005 0,006 0,006 0,006 0,007
kendaraan

315
ASPEK KINERJA PEMBANGUNAN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum Orang (000) 198.450 199.710 200.810 201.600 207.000 211.500 216.000
Jumlah orang/ barang melalui dermaga/ bandara/ terminal Orang
pertahun
2. Penataan Ruang
Luas wilayah industri Ha 702,25 702,25 702,25 702,25 702,25 702,25 702,25
3. Komunikas dan Informatika
Persentase penduduk yang menggunakan HP/telepon 0,700 0,72 0,74 0,77 0,79 0,81 0,84
C.3 Fokus Iklim Berinvestasi
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
1. Angka kriminalitas Jumlah kasus 6.518 6.518 6.353 6.186 6.019 5.852 5.685
2. Lama proses perijinan hari 21 20 19 18 17 15 14

Sumber: BPS, SKPD terkait dan Data diolah

316
Seperti terlihat pada Tabel 9.1, untuk aspek kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi ditetapkan 10 indikator kenerja hasil (outcome) yang ditargetkan akan
dapat dicapai melalui peningkatan kegiatan pembangunan Kota Padang dalam
periode 2014-2019. Indikator pertama adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 78,71 dan meningkat menjadi 80,13
pada tahun 2019. Peningkatan IPM ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat Kota Padang secara keseluruhan yang disebabkan oleh peningkatan
dalam tiga unsur utama kehidupan masyarakat yaitu daya beli (pendapatan)
masyarakat, tingkat pendidikan dan derajat kesehatan.
Untuk pertumbuhan ekonomi kota, target kinerja yang ditetapkan dalam
RPJMD Kota Padang ini adalah 6,50% untuk tahun 2014 dan meningkat menjadi
7,36% pada tahun 2019 mendatang. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini
didorong melalui peningkatan investasi yang ditargetkan pada tahun 2014 sebesar
Rp. 3,9 trilyun dan meningkat menjadi Rp. 4,6 trilyun pada tahun 2019. Investasi ini
adalah dalam bentuk total, termasuk investasi pemerintah (APBN dan APBD),
investasi swasta, baik PMDN dan PMA, serta investasi masyarakat. Peningkatan
investasi tersebut diperkirakan akan dapat menambah lapangan kerja baru sehingga
tingkat pengangguran Kota Padang diperkirakan akan menurun.
Melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut diharapkan akan dapat
meningkatkan kemakmuran ekonomi masyarakat yang diukur dengan nilai
pendapatan perkapita dengan harga berlaku. Seperti terlihat pada Tabel 9.1 target
pendapatan perkapita masyarakat Kota Padang pada tahun 2014 adalah sebesar
Rp.41,52 juta dan meningkat menjadi Rp.75,81 juta pada tahu 2019. Sejalan
dengan hal tersebut, tingkat pengangguran diperkirakan akan menurun dari 11,05%
pada tahun 2014 menjadi 10,03% pada tahun 2019. Sedangkan tingkat kemiskinan
yang diukur dengan persentase penduduk miskin diperkirakan secara bertahap akan
dapat diturunkan dari 5,18% pada tahun 2014 menjadi 4,78% pada tahun 2019.
Menyangkut dengan kesejahteraan sosial, sasaran utama adalah pningkatan
kualitas sumber daya manusia yang diukur dengan indikator kinerja Indek
Pembangunan Manusia (IPM). Dalam hal ini target kinerja IPM yang direncanakan
adalah meningkat dari 78,71 pada tahun 2014 menjadi 80,13 pada tahun 2019. IPM
ini mencakup 3 unsur utama yaitu pendapatan (daya beli), tingkat pendidikan dan
derajat kesehatan masyarakat. Indikator kinerja tingkat pendidikan digunakan
angka melek huruf yang diperkirakan akan meningkat dari 99,56% pada tahun 2014
menjadi 99,62% pada tahun 2019. Sedangkan untuk derajat kesehatan masyarakat
yang diukur dengan Usia Harapan Hidup diperkirakan akan meningkat dari 71,22
pada tahun 2014 menjadi 71,30 pada tahun 2019.

Di bidang pelayanan umum, penetapan indiktor kinerja dilakukan


berdasarkan urusan pemerintahan daerah yang terbagi atas urusan wajib dan
urusan pilihan. Indiktor kinerja ini disusun berdasarkan program-program yang

317
diturunkan dari visi dan misi kepala daerah. Sedangkan pencapaian target kinerja
yang ditetapkan tidak hanya didasarkan pada sumber dana APBD saja, tetapi juga
dana APBN dan APBD Provinsi yang kegiatannya dilakukan di Kota Padang selama
periode 2014-2019.

318
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Padang Tahun 2014-2019


merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Kota Padang Tahun 2004-2020, Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Tahun 2009-2029, dan memperhatikan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015.
Keterkaitan ini perlu dijaga dalam rangka mewujudkan proses pembangunan Kota
Padang yang terpadu dan berkelanjutan baik antar daerah maupun antar waktu
sehingga dapat diharapkan hasil yang lebih terarah dalam jangka panjang.

1.1. PEDOMAN TRANSISI RKPD TAHUN 2019


RPJM Kota Padang Tahun 2014-2019 disusun untuk digunakan sebagai
acuan penyusunan RKPD pada setiap tahunnya. Disamping itu, RPJMD ini juga
dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan rencana transisi Tahun 2019. Hal ini
dimaksudkan untuk dapat mengisi kekosongan perencanaan pembangunan daerah
tahun 2019 nanti ketika masa berlakunya RPJMD 2014-2019 sudah berakhir. Hal ini
dilakukan untuk dapat menjaga keterpaduan dan kesinambungan pelaksanaan
pembangunan Kota Padang pada masa transisi yang timbul karena peralihan dari
satu RPJMD kepada RPJMD berikutnya.

1.2. KAIDAH PELAKSANAAN


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Padang Tahun 2014-2019
merupakan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun
Rencana Strategis (Renstra) SKPD bersangkutan. Disamping itu, RPJMD ini juga
berfungsi sebagai pedoman bagi BAPPEDA untuk menyusun Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)
di lingkungan Pemerintah Kota Padang.
Untuk menjaga kualitas lingkungan hidup sebagai akibat dari pelaksanaan
RPJMD ini, Pemerintah Kota Padang dalam waktu yang bersamaan sudah
menyiapkan pula Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk periode
perencanaan yang sama. KLHS ini selanjutnya dapat pula dijadikan sebagai
pedoman perumusan kebijakan kota Padang untuk mengendalikan pencemaran dan
pengrusakan lingkungan akibat kegiatan pembangunan kota.

1.3. PENGENDALIAN DAN EVALUASI


Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kota Padang Tahun 2014-2019, BAPPEDA Kota Padang
berkewajiban untuk melakukan pengendalian (pemantauan) dalam pelaksanaan

319
program dan kegiatan bersama-sama dengan SKPD terkait guna menjaga
kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan nantinya di
lapangan. Pada saat pelaksanaan program dan kegiatan telah selesai, BAPPEDA
juga mempunyai kewajiban untuk melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa
jauh output (keluaran) dan hasil (outcome) dari pelaksanaan program dan kegiatan
tersebut sudah sesuai dengan harapan yang tertera dalam RPJMD Kota Padang
2014-2019. Dengan cara demikian diharapkan pelaksanaan RPJMD ini benar-benar
sesuai dengan visi dan misi Kapala Daerah sebagaimana sudah dijanjikan kepada
seluruh warga Kota Padang pada waktu pelaksanaan PILKADA sebelumnya.

Padang, November 2014

320
Tabel 8.1
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pendidikan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Pendidikan 111,717.26 104,236.89 107,628.00 115,960.04 126,688.00 136,223.00
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 1,943.00 100 1,416.36 100 1,487.00 100 1,561.00 100 1,639.00 100 1,721.00 Dinas
Administrasi kegiatan administrasi Pendidikan
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 1,733.00 100 963.96 100 1,012.00 100 1,062.00 100 1,115.00 100 1,171.00 Dinas
Sarana dan Prasarana dan prasarana Pendidikan
Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 4,023.00 100 148.75 100 156.00 100 163.00 100 172.00 100 172.00 Dinas
Disiplin Aparatur Aparatur (%) Pendidikan

Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 210.00 100 127.50 100 127.00 100 127.00 100 127.00 100 127.00 Dinas
Kapasitas Sumber peningkatan Pendidikan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 424.00 100 658.33 100 691.00 100 725.00 100 762.00 100 800.00 Dinas
Pengembangan pelaporan capaian Pendidikan
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program Tersedia Data dan 100 100 100 85.00 100 85.00 100 85.00 100 85.00 100 85.00 Dinas
pengembangan data Informasi pendidikan Pendidikan
dan Informasi
Program Pendidikan Jumlah siswa yang 14,750 16,969 930.75 18,000 4,113.25 20,000 1,100.00 22,000 1,190.00 24,000 1,280.00 26,000 1,370.00 Dinas
Anak Usia Dini telah mengikuti PAUD Pendidikan
(PAUD)
Program Wajib Jumlah penduduk 136,090 138,303 46,206.00 145,000 7,373.75 158,000 8,500.00 171,000 8,800.00 184,000 9,600.00 197,000 10,400.00 Dinas
Belajar Pendidikan 12 usia sekolah yang Pendidikan
Tahun bersekolah
Program Pendidikan Tamatan SMA 60 70 21,690.00 73 19,029.00 76 21,000.00 80 21,808.04 83 26,000.00 85 28,000.00 Dinas
Menengah diterima di perguruan Pendidikan
tinggi (%)

Tamatan SMK 30 35 40 43 46 50 55
diterima pada DU/DI
(%)
Program Pendidikan Jumlah pendidikan 75 80 892.50 82 990.00 85 1,100.00 87 1,300.00 90 1,400.00 93 1,500.00 Dinas
Non Formal non formal Pendidikan
terakreditasi
Program Pendidikan Terdidiknya anak 60 65 420.75 70 420.80 75 460.00 80 500.00 85 540.00 90 580.00 Dinas
Luar Biasa berkebutuhan khusus Pendidikan
(%)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Peningkatan Terpenuhinya standar 20 25 4,031.90 35 2,779.50 45 3,000.00 55 3,300.00 65 3,600.00 75 3,900.00 Dinas
Mutu Pendidik Dan kualifikasi dan Pendidikan
Tenaga Kependidikan kompetensi pendidik
dan tenaga
kependidikan
Program Tersedianya fasilitas 20 25 251.75 35 2,365.79 45 2,500.00 55 2,700.00 65 3,100.00 75 3,300.00 Dinas
Pengembangan Perpustakaan yang Pendidikan
Budaya Baca Dan memadai
Pembinaan
Perpustakaan
Program Manajemen Terhimpunnya data 90 90 1,183.10 90 943.50 90 1,030.00 90 1,120.00 90 1,210.00 90 1,300.00 Dinas
Pelayanan Pendidikan satuan pendidikan, Pendidikan
tenaga pendidik dan
kependidikan serta
peserta didik
Program Pelayanan Terlaksananya 95 95 27,777.51 95 62,821.40 95 65,380.00 95 71,519.00 95 76,058.00 95 81,797.00 Dinas
Administrasi Sekolah operasional sekolah Pendidikan
Tabel 8.2
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kesehatan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Kesehatan 98,599.00 127,246.73 127,760.24 166,082.15 215,931.64 280,711.53
Program Obat dan Ketersediaan Obat 100 100 190.00 100 263.50 100 263.50 100 377.73 100 509.93 100 662.91 Dinas
Perbekalan Kesehatan Kesehatan

Program Upaya Tenaga dan Sarana 70 75 385.00 75 463.25 75 463.25 75 602.23 75 813.00 75 1,056.90 Dinas
Kesehatan Kesehatan yang Kesehatan
Masyarakat mempunyai izin
Program Pengawasan Jumah sarana yang 70 448 30.00 260 102.00 235 102.00 260 132.60 260 179.01 1,638 232.71 Dinas
Obat dan Makanan dibina Kesehatan

Program Promosi Cakupan desa siaga 10.58 70 280.58 70 315.08 70 315.08 70 409.61 70 552.97 70 718.86 Dinas
Kesehatan dan aktif Kesehatan
Pemberdayaan
Masyarakat
Program Perbaikan kasus gizi buruk <5 340.00 <5 964.75 <5 714.75 <5 1,004.18 <5 1,443.14 <5 1,951.08 Dinas
Gizi Masyarakat Kesehatan
Program Cakupan TTU/TPM 78.50 80 119.50 82 385.81 84 385.81 86 501.55 88 677.10 88 880.23 Dinas
Pengembangan yang memenuhi Kesehatan
Lingkungan Sehat syarat kesehatan
Program Pencegahan Cakupan kelurahan 100 100 605.75 100 704.20 100 704.21 100 915.46 100 1,235.87 100 1,606.63 Dinas
dan Penanggulangan mengalami KLB yang Kesehatan
Penyakit Menular dilakukan PE <24 jam

Program Standarisasi Jumlah Puskesmas - 3 238.25 2 969.00 2 1,069.00 2 1,359.70 2 1,800.60 11 2,310.77 Dinas
Pelayanan Kesehatan terakreditasi Kesehatan

Program Pengadaan, sarana kesehatan 100 100 21,661.51 100 2,975.06 100 2,975.06 100 3,867.58 100 5,221.33 100 6,787.60 Dinas
Peningkatan dan dasar yang Kesehatan
Perbaikan Sarana dan memenuhi standard
Prasarana
Puskesmas/ Pustu
dan Jaringannya
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada Penanggung
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) Program Kemitraan Cakupan pelayanan 58.56 100 12,961.24 100 13,609.74 100 11,568.28 100 15,038.40 100 20,301.84 100 26,392.39 Dinas
Peningkatan kesehatan dasar Kesehatan
Pelayanan Kesehatan pasien masyarakat
miskin
Program Peningkatan Cakupan pelayanan 84.10 84 74.80 84.50 102.00 85 102.00 85 132.60 85 179.01 85 232.71 Dinas
Pelayanan Kesehatan kesehatan anak balita Kesehatan
Anak Balita

Program Peningkatan Umur harapan hidup 72 72 56.00 72 51.00 72 51.00 72 66.30 72 89.51 72 116.36 Dinas
Pelayanan Kesehatan Kesehatan
Lansia

Program Peningkatan Cakupan pertolongan 72.60 75.00 768.40 80 653.14 85 653.14 90 849.08 95 1,146.26 95 1,490.14 Dinas
Keselamatan Ibu persalinan oleh Kesehatan
Melahirkan dan Anak tenaga kesehatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan

Program Peningkatan Cakupan penjaringan 92.80 100 67.60 100 66.96 100 66.96 100 87.04 100 117.51 100 152.76 Dinas
Pelayanan Kesehatan kesehatan siswa SD Kesehatan
Anak Sekolah dan setingkat

Program Asuransi Cakupan pelayanan 100 100 36,316.00 100 43,268.11 100 43,268.11 100 58,248.40 100 73,122.92 100 95,059.80 Dinas
Kesehatan peserta JKN Kesehatan
Peningkatan Jaminan
Pelayanan Kesehatan
JKN/ BPJS

Program Tersedianya website - - - - - 100 31.50 - - - - - - RSUD


Pengembangan Data di rumah sakit
Informasi Kesehatan (persentase)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada Penanggung
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) Program Standarisasi Tercapainya standar 60 60 135.25 70 70.64 75 70.64 85 76.09 90 122.85 100 159.71 RSUD
Pelayanan Kesehatan pelayanan minimal
(persentase)
Program Obat dan Persentase obat dan 100.00 100.00 329.72 100 233.75 100 233.75 100 303.88 100 410.23 100 533.30 RSUD
Pembekalan pembekalan
Kesehatan kesehatan
Program Kemitraan persentase RS. - - - - - - - - - - - - - RSUD
Peningkatan Evakuasi bencana
Pelayanan Kesehatan dan kelengkapannya

Program Pengadaan, Tersedianya sarana 50.00 60.00 2,481.57 70 44,728.64 80 46,331.87 90 58,147.23 95 76,172.87 100 99,024.74 RSUD
Peningkatan Sarana & dan prasarana
Prasarana Rumah (persentase)
Sakit
Program Terpeliharanya 50.00 60.00 381.10 70 454.41 80 454.32 90 590.62 95 767.80 100 998.14 RSUD
Pemeliharaan Sarana sarana dan prasarana
& Prasarana Rumah (persentase)
Sakit
Program Asuransi Peserta asuransi yang 52,000 53,000 9,311.18 54,000 9,445.99 55,000 9,445.99 56,000 13,807.71 57,000 17,353.27 58,000 22,615.84 RSUD
Kesehatan terlayani (jiwa)
Program Peningkatan Meningkatnya Disiplin - 80 132.35 - - 85 138.97 - - - - - - RSUD
Disiplin Aparatur Aparatur (persentase)
- 80 526.25 - - 85 526.25 90 718.33 95 933.83 100 1,213.97 Dinas
Kesehatan
Program Pelayanan Pelayanan 80 85 2,583.12 91 2,255.70 95 2,368.48 97 2,960.10 99 3,848.13 100 5,002.57 RSUD
Administrasi Administrasi
Perkantoran Perkantoran berjalan
100 100 3,143.56 100 2,172.69 100 2,281.00 100 2,395.40 100 3,854.89 100 5,011.36 Dinas
Maksimal
Kesehatan
(persentase)
Program Peningkatan Tersedianya Sarana & 80 85 701.86 90 524.79 95 524.79 97 682.23 99 886.90 100 1,152.96 RSUD
Sarana dan Prasarana Prasarana yang
Aparatur memadai 100 100 4,188.86 100 1,808.31 100 1,808.00 100 1,993.66 100 3,207.62 100 4,169.91 Dinas
(persentase) Kesehatan
Program Pelayanan Terlayani Kesehatan - - - 100 85.00 100 85.00 100 110.50 100 149.18 100 193.93 RSUD
Kesehatan Masyarakat
Masyarakat Miskin miskin/terlantar - - - - - 100 150.00 100 150.00 100 150.00 100 150.00 Dinas
(persentase) Kesehatan
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada Penanggung
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) Program Peningkatan Meningkatnya mutu - 70 85.00 75 85.00 80 85.00 90 110.50 100 149.18 100 193.93 RSUD
Mutu Pelayanan Pelayanan Kesehatan
Kesehatan

Program Peningkatan Meningkatnya 60 70 150.00 75 140.25 80 147.26 85 182.00 90 245.70 100 319.41 RSUD
Kapasitas Sumber kapasitas Sumber
Daya Aparatur Daya Aparatur 100 100 153.46 100 131.75 100 138.34 - - - - - - Dinas
Kesehatan
Program Peningkatan Meningkatnya Sistem 60 70 10.00 80 8.50 80 8.90 90 10.40 100 14.04 100 18.25 RSUD
Pengembangan Pelaporan Capaian
Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan
100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 10.00 100 10.00 100 10.00 Dinas
Capaian Kinerja dan
Kesehatan
Keuangan

Program Peningkatan Pembinaan UKS 100 100 181.10 100 199.21 100 219.13 100 241.05 100 265.15 100 291.66 Bag. Kesra
Pelayanan Kesehatan
Anak Sekolah
Tabel 8.3
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pekerjaan Umum dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Pekerjaan 131,562.00 109,110.24 121,692.00 124,236.00 126,606.00 129,653.00
Umum
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 22,741.00 100 27,712.00 100 29,097.00 100 30,552.00 100 32,081.00 100 33,684.00 Dinas PU
Administrasi kegiatan administrasi
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 1,900.00 100 1,585.00 100 1,664.00 100 1,748.00 100 1,835.00 100 1,927.00 Dinas PU
Sarana dan Prasarana dan prasarana
Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya disiplin - 100 63.00 - - 100 66.00 100 69.00 100 73.00 100 76.00 Dinas PU
Disiplin Aparatur Aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 30.00 100 17.00 100 17.00 100 19.00 100 20.00 100 21.00 Dinas PU
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 9.00 100 9.00 100 9.00 100 10.00 100 10.00 Dinas PU
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program 30,988.00 28,822.50 37,726.00 38,375.00 39,073.00 40,125.00 Dinas PU


Pembangunan Jalan Panjang Jalan (km) 2,313 2,313 2,321 2,330 2,338 2,346 2,355
dan Jembatan Jumlah Jembatan 109.00 110.00 111.00 113.00 115.00 116.00 116.00
(bh)
Ratio Panjang Jalan 6.86 6.86 6.89 6.91 6.94 6.96 6.99
dgn Luas Daerah
Presentase Jalan 58.23 58.23 60.41 62.59 64.78 66.96 69.15
yang memenuhi
Kriteria Fungsi (%)
Presentase Jembatan 62.63 62.63 67.00 71.29 74.76 78.10 81.31
yang Memenuhi
Kriteria Fungsi (%)

Panjang Jalan yang 220.00 220.00 221.10 221.90 223.20 224.80 225.70
Dilengkapi Trotoar
(Km)
Program Rehabilitasi 36,783.00 25,053.99 26,828.00 26,954.00 27,079.00 27,204.00 Dinas PU
dan Pemeliharaan Jalan Dalam Kondisi 60.91 60.91 63.79 66.61 69.36 72.04 74.65
Jalan dan Jembatan Baik (%)
Jembatan Dalam 88.30 88.30 91.90 92.00 92.20 93.10 94.80
kondisi baik (%)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Program
Pemerintahan
Rehabilitasi
dan Awal Kondisi Kinerja pada Dinas PU
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
dan
Program
Pemeliharaan
Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Jalan
Pembangunan
dan Jembatan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Persentase Trotoar 45.10 45.10 50.30 56.90 63.60 70.90 77.70
Dalam Kondisi Baik
(%)
Program 2,725.00 10,846.00 10,846.00 10,846.00 10,846.00 10,846.00 Dinas PU
Pembangunan
Luasan Kawasan 3,303 3,303 2,797 2,186 1,526 900.75 275.85
Saluran Drainase dan
Genangan (Ha)
Gorong-gorong
Persentase Jalan 74.90 74.90 75.96 77.00 78.03 79.04 80.03
yang dilengkapi
Drainase (%)
Program Inspeksi, 159.00 156.00 156.00 156.00 156.00 77.00 Dinas PU
Pengawasan dan Identifikasi 22.50 22.50 22.50 22.50 22.50 22.50 22.50
Monitoring Bidang Ke- Kebutuhan Program
PU-an dan Kegiatan Ke-PU-
an (%)
Pengendalian 100 100 100 100 100 100 100
Pemanfaatan Sarana
dan Prasarana Ke-PU-
an (%)
Program Perencanaan 650.00 1,683.00 1,683.00 1,683.00 1,683.00 1,683.00 Dinas PU
Bidang Ke-PU-an Updating Data Ke-PU- 100 100 100 100 100 100 100
an (%)
Penyediaan Rencana 18 18 8 8 8 8 8
Detail/ Teknis Ke-PU-
an (dokumen)
Program Peningkatan 7,000.00 425.00 425.00 425.00 425.00 425.00 Dinas PU
Sarana dan Prasarana Jumlah Alat Berat 8 8 11 14 15 16 17
Kebinamargaan (unit)
Jumlah Bengkel/ - - - 1 1 1 1
Workshop (unit)

Jumlah Alat-alat 4 4 5 6 7 8 9
Laboratorium (unit)
Operasional dan 8 8 11 14 15 16 17
Pemeliharaan Alat
Berat (unit)
Program 16,788.00 1,168.75 1,168.00 1,168.00 1,168.00 1,168.00 Dinas PU
Pengembangan dan Panjang Saluran 74.94 74.94 74.94 74.94 74.94 74.94 74.94
Pengelolaan Jaringan Irigasi (km)
Irigasi Partisipatif, Persentase Sawah 69.87 69.87 74.47 79.07 83.67 88.27 92.87
Rawa dan Jaringan yang Mendapat
Pengairan Lainnya Irigasi (%)
Jumlah Daerah Irigasi 29 29 27 21 15 9 3
yang belum Ditangani
(DI)
Program Dinas PU
Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Irigasi
BidangPartisipatif,
Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Rawa dan Jaringan
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Pengairan
ProgramLainnya
Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
PPSIP 4 4 4 4 4 4 4
(Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem
Irigasi Partisipatif)dan
Pemberdayaan P3A
(kelompok)

Program 3,975.00 4,050.00 4,425.00 4,650.00 4,575.00 4,825.00 Dinas PU


Pengembangan, Jumlah Kawasan 31 31 25 20 14 9 4
Pengelolaan dan Rawan Daya Rusak
Konservasi Sungai, Air (Kawasan)
Danau dan Sumber Jumlah waduk 2 2 2 3 3 4 4
Daya Air Lainnya terbangun (Buah)
Terpulihkannya - - 2 4 6 7 9
kondisi lingkungan
dan kualitas sumber
daya air (Kawasan)
Program Peningkatan 7,750.00 7,582.00 7,582.00 7,582.00 7,582.00 7,582.00 Dinas PU
Daya Saing Kota Jumlah Lampu 26,190 26,190 27,162 28,787 30,461 32,115 33,990
Penerangan Jalan
Umum (Unit)
Jumlah Lampu 21,785 21,785 23,852 25,842 27,881 29,900 32,140
Penerangan Jalan
Umum Kondisi Nyala
(Unit)
Jumlah Lampu 65.00 65.00 69.00 74.00 79.00 83.00 85.00
Penerangan
Jembatan (Paket)
Presentase Lampu 72.31 72.31 76.81 81.08 84.81 87.95 90.59
Penerangan
Jembatan Kondisi
Baik (%)Lampu
Jumlah 31.00 31.00 33.00 37.00 39.00 42.00 45.00
Penerangan Taman
(Unit)
Presentase Lampu 54.84 54.84 63.64 72.97 79.49 85.71 91.11
Penerangan Taman
Kondisi Baik (%)
Tabel 8.4
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Perumahan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Perumahan 44,611.67 50,000.38 50,100.38 50,066.51 50,326.43 50,308.02

Program 937.00 9,638.34 9,638.34 9,638.34 9,638.34 9,808.53 Dinas TRTBP


Pengembangan Jumlah Rumah (unit) 199,841 203,838 207,915 212,073 216,314 220,640 225,053
Perumahan
Ratio Rumah Dengan 4.34 4.32 4.30 4.28 4.26 4.25 4.23
Penduduk
Luas Lahan 6,938 7,061 7,189 7,317 7,449 7,582 7,718
Perumahan (Ha)
Luas Lingkungan 574.70 574.70 559.70 544.70 529.70 514.70 499.7
Perumahan Kawasan
Kumuh (Ha)

Jumlah Rumah Tidak 39,229 38,229 37,229 36,229 35,229 34,229 33,229
Layak Huni (unit)
Persentase Rumah 19.60 18.8 17.90 17.10 16.30 15.50 14.80
Tidak Layak Huni (%)

38,338.00 35,706.04 35,706.04 35,706.04 35,706.04 35,706.04 Dinas PU


Jalan Lingkungan 51.30 51.30 59.41 67.53 75.65 83.76 91.87
Kondisi Baik (%)
Panjang Jalan 340.71 340.71 394.64 448.57 502.46 556.37 610.23
Lingkungan Kondisi
Baik (Km)
Program Lingkungan 4,784.49 4,306.00 4,306.00 4,306.00 4,306.00 4,306.00 Dinas PU
Sehat Perumahan Luas Kawasan Kumuh 196.50 196.50 165.06 132.05 95.07 61.80 33.99
(Ha)
Cakupan Layanan Air 65 65 68 71 74 77 80
Minum (%)
Jumlah Kawasan 81 81 69 59 49 39 29
Rawan Air Minum
(kawasan)
Jumlah Kawasan 124 124 107 87 64 41 18
Rawan Sanitasi
(kawasan)
Progam Jumlah Kasiba/ Lisiba - 1 250.00 - - 1 250.00 1 66.13 1 76.04 1 87.45 Dinas TRTBP
Pemberdayaan (unit)
Komunitas
Perumahan
Program Pengelolaan Luas Areal - 54.73 302.18 57.73 350.00 62.73 200.00 67.73 350.00 72.73 600.00 77.73 400.00 Dinas
Areal Pemakaman Pemakaman (Ha) Kebersihan &
Pertamanan
Tabel 8.5
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Penataan Ruang dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Penataan 4,907.11 7,175.17 7,244.50 7,559.90 27,499.30 32,323.75
Ruang
Program Perencanaan Dokumen dan Perda: 1,720.65 3,417.18 2,710.00 2,874.00 2,600.00 2,800.00
Tata Ruang
RTRW (paket) - - - 1 950.00 - 150.00 - 150.00 - - - - Bappeda
Dokumen RDTRK 4 2 1,150.00 1 800.00 1 350.00 1 350.00 1 350.00 1 350.00 Dinas TRTBP
(paket)
RTH/ RTP (paket) - - - 2 100.00 1 250.00 2 250.00 1 250.00 1 250.00
RTBL (paket) - - - 1 150.00 1 250.00 - - 1 250.00 1 250.00
Rencana Lain (paket) - 5 570.65 10 1,417.18 12 1,710.00 12 2,124.00 10 1,750.00 12 1,950.00

Program Proses Permohonan 425.50 415.11 1,000.00 1,000.00 1,000.00 650.00 Dinas TRTBP
Pemanfaatan Ruang Perizinan (bh):
Pemrosesan KRK (bh) 659 345 200.00 245 215.11 265 200.00 260 200.00 300 200.00 300 200.00

Jumlah IMB yang 529 - - - - 565 200.00 600 200.00 565 200.00 565 200.00
dikeluarkan (buah)
Tersedianya Data dan - 371 225.50 400 200.00 400 300.00 400 300.00 200 300.00 - -
Arsip (unit)
Rencana Lain (paket) - - - - - 2 300.00 2 300.00 2 300.00 2 250.00

Program 302.00 969.80 524.50 535.50 544.30 434.75 Dinas TRTBP


Pengendalian Pengawasan dan 12 6 75.00 6 424.00 6 245.00 6 245.00 6 245.00 6 150.00
Pemanfaatan Ruang Monitoring (kali)
Penyegelan Bangunan 16 10 50.00 10 150.00 10 100.00 10 100.00 10 100.00 50 100.00
(buah)
Rencana Lain (paket) - 2 100.00 2 310.00 2 75.00 2 75.00 2 75.00 10 50.00

- 11 77.00 11 85.80 11 104.50 11 115.50 11 124.30 11 134.75 Kecamatan

Program 255.00 320.00 320.00 320.00 320.00 Dinas TRTBP


Pengembangan Data Pembuatan sistem - - - 1 170.00 - - - - - - - -
dan Informasi informasi teknologi
perizinan IMB & KRK
Pengembangan data - - - - - 1 220.00 1 220.00 1 220.00 1 220.00
informasi teknologi
perizinan IMB & KRK
Pembuatan informasi - - - 1 85.00 1 100.00 1 100.00 1 100.00 1 100.00
data spasial
bangunan ber-IMB
Terwujudnya 11,000 11,500 - 7,800 - 7,600 - 7,500 - 7,200 - 41,600 -
pencapaian
penerimaan retribusi
Terlaksananya 363 363 - 263 - 100 - - - - 363 -
penagihan tunggakan
retribusi
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 1,095.12 100 1,200.38 100 1,618.00 100 1,699.00 100 1,784.00 100 1,873.00 Dinas TRTBP
Administrasi kegiatan administrasi
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 1,226.23 100 802.95 100 864.00 100 907.40 100 1,017.00 100 1,000.00 Dinas TRTBP
Sarana dan Prasaranadan prasarana
Aparatur aparatur (%)
Pembangunan - - - - - - - - - 0.44 20,000.00 0.56 25,000.00
Gedung Kantor
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 42.50 - - 100 30.00 100 31.00 100 33.00 100 35.00 Dinas TRTBP
Disiplin Aparatur Aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 85.11 100 106.25 100 169.00 100 178.00 100 186.00 100 196.00 Dinas TRTBP
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 9.00 100 15.00 100 15.00 100 15.00 Dinas TRTBP
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan
Tabel 8.6
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Perencanaan Pembangunan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 11,962.34 10,522.68 10,769.47 60,904.04 11,045.34 12,217.50
Perencanaan
Pembangunan
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 1,970.00 100 1,642.93 100 1,618.00 100 1,699.00 100 1,784.00 100 1,873.00 Bappeda
Administrasi kegiatan administrasi
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 982.00 100 823.00 100 864.00 100 907.00 100 952.00 100 1,000.00 Bappeda
Sarana dan Prasaranadan prasarana
Aparatur aparatur (%)
Pembangunan - - - - - - - 1 50,000.00 - - - -
Gedung Kantor
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 29.00 - - 100 30.00 100 31.00 100 33.00 100 35.00 Bappeda
Disiplin Aparatur Aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 27.00 100 161.50 100 169.00 100 178.00 100 186.00 100 196.00 Bappeda
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 10.00 100 9.00 100 9.00 100 10.00 100 10.00 Bappeda
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program Publikasi Data - 5 740.00 6 944.00 6 650.00 6 700.00 6 750.00 6 800.00 Bappeda
Pengembangan Data/ Sekunder (unit)
Informasi
Program Perencanaan 6,944.34 3,575.05 5,329.47 5,230.04 5,130.34 8,133.50
Pembangunan RPJMD (paket) 1 1 - - - - 1 Bappeda
Daerah RPJPD (paket) - - 1 - - - -
RKPD (paket) 1 1 1 1 1 1 1
LAKIP & TAPKIN 1 1 1 1 1 1 1 Bag. Organisasi
(paket)
LKPJ (unit) 1 1 1 1 1 1 1 Bag.
Pemerintahan
Renstra SKPD 1 1 - - - - 1 seluruh SKPD
Pengendalian dan 1 1 - 1 20.00 1 20.00 1 20.00 1 20.00 1 20.00 Dinas
pengawasan Kebersihan &
pelaksanaan Pertamanan
Program/ Kegiatan
Program Perencanaan Dokumen Rencana & 1 1 130.00 1 127.50 1 150.00 1 150.00 1 150.00 - - Bappeda
Pengembangan Sosialisasi
Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Perencanaan Dokumen Rencana 1 3 550.00 3 977.50 3 1,650.00 3 1,700.00 3 1,750.00 - - Bappeda
Pembangunan (paket)
Ekonomi

Program Perencanaan 450.00 1,170.00 150.00 150.00 150.00 150.00 Bappeda


Sosial dan Budaya Dokumen Rencana - - 1 - - - -
(paket)
Koordinasi (kali) - - 6 6 6 6 6
Program Perencanaan 130.00 1,071.20 130.00 130.00 130.00 - Bappeda
Prasarana Wilayah Laporan Rencana 1 1 1 1 1 1 -
dan Sumber Daya (paket)
Alam Koordinasi (kali) 10 10 10 10 10 10 -
Tabel 8.7
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Perhubungan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 20,730.13 28,056.95 28,346.00 38,768.00 39,013.00 112,872.00
Perhubungan
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 3,193.37 100 2,686.77 100 2,821.11 100 2,962.17 100 3,110.28 100 3,265.79 Dishubkominfo
Administrasi kegiatan administrasi
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 2,043.00 100 1,700.00 100 1,785.00 100 1,874.25 100 1,967.96 100 2,066.36 Dishubkominfo
Sarana dan Prasarana dan prasarana
Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 194.00 100 500.00 100 500.00 100 500.00 100 500.00 100 500.00 Dishubkominfo
Disiplin Aparatur Aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 56.58 100 46.75 100 49.09 100 51.54 100 54.12 100 56.82 Dishubkominfo
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.92 100 9.37 100 9.84 100 10.30 Dishubkominfo
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program 775.00 9,690.00 9,690.00 9,690.00 9,690.00 89,690.00 Dishubkominfo


Pembangunan Terminal Bus dan 1 2 1 1 1 - 6
Prasarana dan Sarana Barang,Terminal/
Perhubungan Pangkalan Angkot,
Terminal Bandar Buat - - - - - - -

Terminal Bukit Putus - - - - - - -


(unit)
Prasarana Pendukung 20 25 30 40 60 80 80
Pelabuhan (%)

Penyediaan Prasarana - - 17 30 50 70 80
Perlintasan KA
sebidang (%)
Gedung Parkir - - - 1 - - -
Program Rehabilitasi 100.00 170.00 170.00 170.00 170.00 170.00 Dishubkominfo
dan Pemeliharaan Sarana Pengujian 1 1 1 1 1 1 1
Prasarana dan Kendaraan (unit)
Fasilitas LLAJ
Pemeliharaan 1 1 1 1 1 1 1
Prasarana Trans
Padang (unit)
Kondisi
Program Rehabilitasi Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Dishubkominfo
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
dan Pemeliharaandan
Pemerintahan Awal
Kode Program (output/ Kondisi Kinerja pada Penanggung
Prasarana
Programdan Prioritas RPJMD Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
outcome) Tahun 2019 Jawab
Fasilitas LLAJ
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Docking Kapal Patroli 1 1 1 1 1 1 1
(unit)
Fasilitas Lalu Lintas 20 20 25 30 35 40 50
(%)
Program Peningkatan 6,759.07 10,417.82 10,484.77 10,983.56 10,983.69 10,417.82 Dishubkominfo
Pelayanan Angkutan Operasi Penertiban - 1 1 1 1 1 -
Angkutan (kali)
Pemilihan Supir/ - - - - - - -
Awak Teladan
Angkutan Umum
(kali)
Operasional Bus 15 15 15 30 30 40 40
Trans Padang (unit)
Survey/ Studi 55 1 1 1 1 1
Pelayanan Angkutan
(paket)
Pengadaan Halte 66 66 100 100 60 60
(unit)
Subsidi Angkutan - - - 16 11 6 6
Perintis (unit)
Jasa Petugas 35 35 50 80 140 170 200
Ticketing (orang)
Mesin Ticketing (unit) - - - - - - -

Program 3,505.00 - - 9,690.00 9,690.00 3,857.91 Dishubkominfo


Pembangunan Sarana Jembatan - 1 - - 1 1 1
dan Fasilitas Penyeberangan (unit)
Perhubungan
Pemasangan Pintu - - - - 1 1 -
Pelintasan Kereta Api
(lokasi)
Dokumen Studi 2 2 - - 2 - -
Perhubungan
(dokumen)
Program 3,794.11 2,412.11 2,412.11 2,412.11 2,412.11 2,412.00 Dishubkominfo
Pengendalian dan Rambu/ Marka Lalu 70 70 17 36 58 79 100
Pengamanan Lalu Lintas, dll (%)
Lintas
Median Jalan (%) 10 10 20 40 60 80 100
Pemasangan ATCS 1 1 1 1 1 1 1
(unit)
Fasilitas Lalu lintas 1 1 1 - - - -
(paket)
Pengawasan dan 8 8 10 14 14 14 14
Pengendalian Lalin
(kali)
Program Dishubkominfo
Pengendalian dan
Pengamanan Lalu
Lintas
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Pengawasan dan 8 8 10 14 14 14 14
Pengendalian Parkir
(kali)
Pengoperasian ATCS 5 6 7 9 14 18 18
(unit)
Penertiban 8 8 10 14 14 14 14
Pengawasan Kapal
Nelayan (kali)
Evaluasi Keselamatan 8 8 10 14 14 14 14
Pelayaran dan SAR
(kali)
Pengawasan DUKS 8 8 10 14 14 14 14
(kali)
Pengadaan Tanda 1 1 1 1 1 1 1
Selar (paket)
Sarana dan Prasarana 1 1 1 1 1 1 1
SAR Laut (paket)

Keselamatan 70 70 17 36 58 79 85
Transportasi (%)
Program Peningkatan 300.00 425.00 425.00 425.00 425.00 425.00 Dishubkominfo
Kelaikan Alat Uji Kendaraan 4 4 6 9 9 9 9
Pengoperasian Bermotor (unit)
Kendaraan Bermotor Kelengkapan Uji 100 100 100 100 100 100 100
Kendaraan (100)
Rehabilitasi/Pemelihar 1 1 1 1 1 1 1
aan Alat Uji
Kendaraan Bermotor
(Paket)
Tabel 8.8
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Lingkungan Hidup dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 33,817.03 30,575.59 30,159.29 30,490.04 32,063.59 29,722.69
Lingkungan Hidup

Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 8,047.20 100 7,812.19 100 7,826.72 100 7,888.72 100 7,913.72 100 7,913.72 Dinas
Administrasi kegiatan administrasi Kebersihan &
Perkantoran perkantoran (%) Pertamanan
100 100 677.80 100 466.70 100 490.00 100 504.50 100 527.80 100 530.80 Bapedalda
Program Peningkatan Tersedianya sarana 60 65 11,462.50 70 10,308.00 75 10,308.00 80 10,508.00 85 10,608.00 90 10,508.00 Dinas
Sarana dan Prasarana dan prasarana Kebersihan &
Aparatur aparatur (%) Pertamanan
60 65 514.20 70 444.84 75 460.20 80 473.30 85 493.40 90 481.75 Bapedalda
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 302.45 100 100.00 100 418.45 100 250.00 100 418.45 100 250.00 Dinas
Disiplin Aparatur aparatur (%) Kebersihan &
Pertamanan
100 100 22.50 - 100 23.60 100 24.80 100 26.00 100 27.00 Bapedalda
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 10.00 100 10.00 100 10.00 100 10.00 100 10.00 Dinas
Pengembangan pelaporan capaian Kebersihan &
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan Pertamanan
Capaian Kinerja dan (%) 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.00 Bapedalda
Program Peningkatan Terlaksananya - - - - - 75 20.00 80 20.00 85 20.00 90 20.00 Dinas
Kapasitas Sumber peningkatan Kebersihan &
Daya Aparatur kapasitas aparatur Pertamanan
(%) 60 65 30.00 - - 75 33.10 80 33.10 85 33.10 90 33.10 Bapedalda
Program Terlaksananya 40 42.80 300.00 50 450.00 55 450.00 60 450.00 65 450.00 70 450.00 Dinas
Pengendalian persentase Kebersihan &
Pencemaran dan pengelolaan sampah Pertamanan
Perusakan dengan sistem
Lingkungan Hidup Sanitary Landfill (%)
Terlaksananya 40 42.80 690.00 45.80 2,896.04 49 2,190.00 52.40 2,190.00 57.50 2,590.00 60 1,290.00 Bapedalda
pengendalian
pencemaran
lingkungan hidup
Program Peningkatan Jumlah Kendaraan 600 - - - - 600 150.00 600 150.00 600 150.00 600 150.00 Bapedalda
Pengendalian Polusi bermotor yang diuji
gas emisinya (unit)
Jumlah titik pantau 20 - - 20 20 20 20
kualitas udara ambien
(lokasi)
Program Terlaksananya kajian 4 6 75.00 6 221.00 6 100.00 6 100.00 3 100.00 3 100.00 Bapedalda
Perlindungan dan perlindungan dan
Konservasi Sumber konservasi sumber
Daya Alam daya alam (air dan
tanah) (paket)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Pembinaan, Bertambahnya 200 220 120.00 - - 280 120.00 300 120.00 330 120.00 350 120.00 Bapedalda
Sosialisasi dan Sekolah Adiwiyata di
Edukasi Pengelolaan kota Padang
Lingkungan Hidup (sekolah)
Terkoordinasinya 45 50 - 50 50 50 50
penilaian Adipura
(SKPD)
Program Pencapai SPM Bidang 100 100 1,510.00 100 412.50 100 212.50 100 212.50 100 212.50 100 212.50 Bapedalda
Pengembangan Lingkungan Hidup - - - 100 250.00 100 250.00 100 250.00 100 250.00 100 300.00 Dinas
Kapasitas (%) Kebersihan &
Kelembagaan Pertamanan
Program Layanan angkutan 59 60.50 3,852.00 62 3,375.00 63.60 3,450.00 65.30 3,450.00 66.90 3,450.00 68.60 3,450.00 Dinas
Pengembangan sampah (%) Kebersihan &
Kinerja Pengelolaan Terlaksananya 4 6 8 10 12 14 16 Pertamanan
Persampahan Program 3R skala 100 100 5.90 100 5.02 100 5.02 100 5.02 100 5.02 100 5.02 Disbudpar
kawasan (lokasi)
Program Pembinaan Tersedianya sarana 60 65 347.48 70 1,230.00 75 380.00 80 1,550.00 85 430.00 90 540.00 Dinas
Kegiatan Kebersihan dan prasarana Kebersihan &
dan Sarana pertaman (%) Pertamanan
Pertamanan
Program Pengelolaan 275.00 980.00 580.00 330.00 730.00 530.00 Dinas
Ruang Terbuka Hijau Jumlah pohon 1,000 1,250 1,500 1,750 2,000 2,250 2,500 Kebersihan &
(RTH) pelindung (batang) Pertamanan
Terpeliharanya pohon 7,000 8,250 9,750 11,500 13,500 15,750 18,250
pelindung di Kota
Padang
Terpeliharanya taman 48 48 48 48 48 48 48
kota (bh)
Program Rehabilitasi Pemeliharaan jalan 2,000 2,000 195.00 2,000 195.00 2,000 2,060.00 2,000 1,405.00 2,000 2,280.00 2,000 2,290.00 Dinas
dan Pemeliharaan kerja TPA (m) Kebersihan &
Kawasan TPU dan Pipa Sanitary Landfill - - - 715 1,430 2,145 2,860 Pertamanan
TPA (m)
Terlaksananya 3 3 4 4 4 4 5
pemeliharaan
kawasan TPU
Program Penegakan 145.00 125.80 125.80 125.80 125.80 65.80 Bapedalda
Hukum Lingkungan Jumlah dokumen 75 75 90 100 110 120 -
lingkungan
(dokumen)
mediasi sengketa 2 2 2 2 2 2 2
lingkungan (kasus)
Produk Ranperda 2 2 2 2 2 2 2
pengelolaan
lingkungan (Ranpeda)

Laporan pelaksanaan - - - 1 350.00 1 100.00 1 50.00 1 50.00 1 50.00 Dinas


dokumen lingkungan Kebersihan &
(dokumen) Pertamanan
Hukum Lingkungan

Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Dinas
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab &
Kebersihan
Pembangunan (Tahun
Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Pertamanan
2013)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Penyusunan Perda - - 1 1 1 1 1
Bidang Sanitasi
Program Peningkatan Pengadaan prasarana - - - - - 100 60.00 - - 100 700.00 - - Dinas
Sarana Prasarana keindahan kota Kebersihan &
Keindahan Kota Pertamanan

Program Peningkatan Jumlah bank sampah 2 - - - - 2 45.00 2 45.00 2 45.00 2 45.00 Bapedalda
Peran Serta yang didirikan (unit)
Masyarakat dalam Jumlah kelurahan - - - 1 1 1 1
Pengelolaan wisata lingkungan/
Lingkungan Hidup Green Village
(kelurahan)
Program Peningkatan Updating data SLHD 1 - - - - 1 45.00 1 45.00 1 45.00 1 45.00 Bapedalda
Manajemen dan data non fisik
Pengelolaan Adipura (set)
Lingkungan Hidup

Program Peningkatan Pembinaan dan 11 - - - - 11 50.00 11 50.00 11 50.00 11 50.00 Bapedalda


dan Pemberdayaan pemberdayaan pelaku
Masyarakat Pelaku usaha daur ulang
Usaha Bidang (orang)
Lingkungan Hidup

Program - - - - - - - 1 20.00 - - 1 25.00 Dinas Sosnaker


Pemeliharaan
Lingkungan Hidup
Program Terlaksananya 100 100 5,225.00 100 935.00 100 187.00 100 220.00 100 220.00 100 220.00 11 Kecamatan
Pengembangan pemungutan sampah
Kinerja Pengelolaan masyarakat ke TPS
Persampahan

5,231.12 100.00 986.25 100.00 191.75 100.00 223.08 100.00 223.51 100.00 225.50
Tabel 8.9
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kependudukan & Catatan Sipil dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Pertanahan 66,056.24 34,951.90 45,586.00 52,585.00 68,615.00 70,975.00

Program Penyediaan Jumlah persil tanah 30 56 65,030.79 63 34,000.00 71 44,335.00 79 51,600.00 83 67,600.00 352 69,960.00 Bag.
Tanah dan yang akan Pertanahan
Pembebasan Tanah dibebaskan (persil)
untuk Pembangunan

Program Penyelesaian Jumlah kasus 5 20 470.00 18 421.60 16 436.00 15 435.00 14 435.00 83 435.00 Bag.
Konflik-Konflik Sengketa Tanah yang Pertanahan
Pertanahan diselesaikan
Program Penataan Terjaganya aset 60 60 398.30 60 342.00 60 400.00 60 400.00 60 430.00 300 430.00 Bag.
Penguasaan, tanah milik Pemko Pertanahan,
Pemilikan, Padang (persil) Bag. Hukum
Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
Program Peningkatan Peningkatan dalam 60 60 157.15 70 188.30 80 150.00 90 150.00 100 150.00 100 150.00 Bag.
Kemampuan hal pengelolaan, Pertanahan
Administrasi pelayanan,
Pertanahan pengetahuan dan
tertib administrasi
dalam kegiatan
pengadaan tanah
sesuai aturan
perundang-undangan
yang berlaku
(persentase)
Program Ruang/ tempat - - - - - 1 265.00 - - - - - - Bag.
Penyelamatan dan penyimpanan arsip Pertanahan
Pelestarian Dokumen/ (unit)
Arsip Daerah
Tabel 8.10
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kependudukan & Catatan Sipil dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 5,681.86 5,781.30 6,401.67 6,528.38 51,661.44 6,801.15
Kependudukan
dan Catatan Sipil
Program Penataan Persentase 80 85 2,992.80 90 2,896.10 95 3,867.30 96 3,867.30 97 3,867.30 98 3,867.30 Disdukcapil
Administrasi penerbitan dokumen
Kependudukan kependudukan

Proram Pelayanan Cakupan pendanaan 80 85 1,819.70 88 1,063.10 92 1,079.25 95 1,133.21 98 1,189.88 100 1,249.38 Disdukcapil
Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Cakupan pendanaan 75 75 725.71 80 1,704.70 85 1,352.50 90 1,420.13 95 1,491.14 100 1,565.70 Disdukcapil
Sarana dan Prasarana
Aparatur Pembangunan Kantor - - - - - - - - - 1 45,000.00 - -
Baru
Program Peningkatan orang 50 60 55.65 - - 75 58.43 80 61.35 85 64.42 95 67.64 Disdukcapil
Disiplin Aparatur

Program Peningkatan Cakupan pendanaan 50 60 78.00 25 108.90 80 35.25 85 37.02 90 38.87 95 40.81 Disdukcapil
Kapasitas
Sumberdaya Aparatur

Program Peningkatan Laporan Keuangan 1 1 10.00 1 8.50 1 8.94 1 9.37 1 9.83 1 10.32 Disdukcapil
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Tabel 8.11
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 1,131.12 1,102.16 1,264.00 1,390.00 1,530.00 1,682.00 BPMPKB
Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak

Program Keserasian Terpenuhinya data 10 SKPD 10 SKPD 19.37 20 SKPD 76.47 30 SKPD 135.00 40 SKPD 149.00 50 SKPD 164.00 54 SKPD 180.00 BPMPKB
Kebijakan berbasis gender pada
Peningkatan Kualitas 54 SKPD
Anak dan Perempuan

Program Peningkatan Meningkatnya 100 100 436.75 - - - - - - - - - - BPMPKB


Kualitas Hidup dan wawasan dan orang orang
Perlindungan pengetahuan
Perempuan perempuan

Program Peningkatan Meningkatnya 100 100 675.00 120 1,025.69 140 1,129.00 160 1,241.00 180 1,366.00 200 1,502.00 BPMPKB
Kesejahteraan dan kesejahteraan orang orang orang orang orang
Perlindungan perempuan
Perempuan dan Anak
Tabel Bab 8.12
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Keluarga 2,484.49 2,992.39 5,281.00 6,408.00 6,872.00 7,561.00
Berencana dan
Keluarga Sejahtera

Program Keluarga Meningkatkan 71.20 71.30 1,562.33 71.50 2,234.77 71.50 3,326.00 71.60 4,258.00 71.80 4,507.00 72.21 4,959.00 BPMPKB
Berencana keikutsertaan ber-KB

Program Kesehatan Meningkatnya 50 org + 100 org 42.43 100 org 297 100 org 327 100 org 359 100 org 395
Reproduksi Remaja promosi kesehatan 54 PIK + 60 PIK + 60 PIK + 60 PIK + 60 PIK + 65 PIK
reproduksi remaja RM RM RM RM RM RM
Program Pelayanan Penurunan TFR 2.70 2.70 132.45 - - 2.60 240.00 2.60 264.00 2.50 290.00 2.50 319.00 BPMPKB
Kontrasepsi menjadi 2,5
Program Pembinaan Peningkatan peran 20 20 475.52 30 448.12 30 1,133.00 40 1,246.00 40 1,371.00 50 1,508.00 BPMPKB
Peran Serta serta masyarakat
Masyarakat dalam menjadi 50
Pelayanan KB/ KR
Mandiri
Program Penyiapan Peningkatan 500 100 91.43 200 77.72 300 237.00 400 260.00 500 286.00 600 315.00 BPMPKB
Tenaga Pendamping wawasan Bina Kader Kader Kader Kader Kader Kader Kader
Kegiatan Bina Keluarga menjadi 600
Keluarga kader
Program Data dan Tersedianya data 187000 190000 222.76 193000 189.35 197000 345.00 200000 380.00 202000 418.00 202000 460.00 BPMPKB
Informasi mikro keluarga KK KK KK KK KK KK KK
sebanyak 202.000 KK
Tabel 8.13
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Sosial dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Sosial 8,251.51 11,272.63 29,386.67 13,817.48 14,138.72 20,701.04
Program Pelayanan Tersedianya 6.935 7,249 1,965.00 7,959 1,301.75 8,748 5,034.50 9,497 5,039.50 10,267 4,939.50 11,014 10,034.50 Dinas Sosnaker
dan Rehabilitasi pelayanan Orang
Kesejahteraan Sosial penanggulangan
penyandang masalah
kesejahteraan sosial
(PMKS)

Program Meningkatnya 960 350 40.00 5,250 85.00 5,550 90.00 3,900 100.00 3,500 110.00 13,500 420.00 Dinas Sosnaker
Pemberdayaan Fakir ekonomi masyarakat
Miskin, Komunitas miskin di Kota Padang
Adat Terpencil (KAT) (33.505 org)
dan Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial
Lainnya
Program Pembinaan Terwujudnya 420 - - - - 450 145.00 400 210.00 350 275.00 250 350.00 Dinas Sosnaker
Eks Penyandang pengembalian jati diri
Penyakit Sosial (eks penyandang eks
Narapidana, PSK, penyakit sosial
Narkoba dan Penyakit sehingga dapat hidup
Sosial Lainnya) layak di tengah
masyarakat (2.465
org)
Program Pembinaan Terpenuhinya 1,100 1,600 130.00 1,900 150.00 2,000 200.00 2,100 250.00 Dinas Sosnaker
Anak Terlantar kebutuhan dasar Gizi
anak terlantar
Program Pembinaan Meningkatnya potensi 726.00 540.00 40.00 500.00 53.07 395.00 60.00 340.00 60.00 290.00 60.00 270.00 60.00 Dinas Sosnaker
Para Penyandang penyandang
Cacat dan Trauma Disabilitas (1.865
Orang)
Program Pembinaan Terpenuhinya - - - - - - - - - - - - - Dinas Sosnaker
Panti Asuhan/ Panti kebutuhan dasar
Jompo anak dalam panti
asuhan
Program Terpenuhinya 91 Orsos 4 Orsos 110.00 5 Orsos 131.75 15 Orsos 510.00 20 Orsos 540.00 23 Orsos 570.00 24 Orsos 1,475.00 Dinas Sosnaker
Pemberdayaan kebutuhan organisasi + 120 + 122 + 252 + 252 + 252 + 252 + 252
Kelembagaan kemasyarakatan (91 org org org org org org org
Kesejahteraan Sosial Organisasi)

Program Pelayanan Jumlah masyarakat 30.474 30.474 244.35 30.474 268.79 30.474 295.66 30.474 325.23 30.474 357.75 152.370 393.53 Bag. Kesra
Kesejahteraan Sosial yang terlayani RTS-PM RTS-PM RTS-PM RTS-PM RTS-PM RTS-PM RTS-PM
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Pelayanan Terlaksananya 100.00 100.00 1,209.10 100 1,286.48 100 1,350.80 100 1,418.34 100 1,489.25 100 1,563.72 BPBD &
Administrasi kegiatan administrasi Damkar
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100.00 100.00 1,932.80 100 1,595.63 100 1,675.41 100 1,759.18 100 1,847.13 100 1,939.50 BPBD &
Sarana dan Prasarana dan prasarana Damkar
Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100.00 100.00 143.26 100 189.05 100 198.50 100 208.43 100 218.85 100 229.79 BPBD &
Disiplin Aparatur Aparatur (%) Damkar

Program Peningkatan Terlaksananya 100.00 100.00 60.00 100 256.00 100 268.80 100 268.80 100 282.24 100 196.00 BPBD &
Kapasitas Sumber peningkatan Damkar
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100.00 100.00 10.00 100 8.50 100 9.00 100 9.00 100 10.00 100 10.00 BPBD &
Pengembangan pelaporan capaian DAMKAR
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program Peningkatan Penambahan Sarana 35.00 65.00 2,497.00 70 996.62 75 1,364.00 80 1,414.00 85 1,464.00 90 1,464.00 BPBD &
Kesiagaan dan dan Prasarana (%) Damkar
Pencegahan Bahaya
Aparatur Terlatih (%) 60.00 - - - - - - 5 60.00 5 60.00 5 60.00
Kebakaran

Program Peningkatan Tambahan Mobil - - - 10 5,100.00 11 2,049.00 12 2,049.00 13 2,049.00 14 2,049.00 BPBD &
Sarana dan Prasarana Damkar (unit) Damkar
Penanggulangan Mobil Tangga Lain- - - - - - 1 16,000.00 - - - - - -
Bencana Lain (unit)
Program Sosialisasi Rambu/ Peta (bh) - - - - - 60 80.00 60 80.00 60 80.00 60 80.00 BPBD &
Kawasan Rawan Brosur (bh) - - - - - 200 6.00 200 6.00 200 6.00 200 6.00 Damkar
Bencana
Bilboard (bh) - - - - - 30 120.00 30 120.00 30 120.00 30 120.00
Tabel 8.14
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Ketenagakerjaan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 2,885.73 7,392.61 9,534.45 9,307.45 9,902.45 9,642.45
Ketenagakerjaan
Program Pelayanan Cakupan pelayanan 90 95 789.27 100 674.93 100 1,145.32 100 1,148.32 100 1,148.32 100 1,208.32 Dinas Sosnaker
Adminstrasi (%)
Perkantoran
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 604.21 100 689.94 100 1,570.38 100 935.38 100 960.38 100 955.38 Dinas Sosnaker
Sarana dan Prasarana dan prasarana
Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 33.50 100 - 100 40.00 100 40.00 100 40.00 100 - Dinas Sosnaker
Disiplin Aparatur Aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 10.00 100 8.50 100 10.00 100 10.00 100 10.00 100 10.00 Dinas Sosnaker
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 10.00 100 10.00 100 10.00 100 10.00 Dinas Sosnaker
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program - - - 1 198.00 1 100.00 1 125.00 1 150.00 1 150.00 Dinas Sosnaker


Pengembangan
Komunikasi,
Informasi dan Media
Massa
Program Peningkatan Tersedianya tenaga 20 - - 500 606.35 600 670.00 700 775.00 800 880.00 1.000 1,035.00 Dinas Sosnaker
Kualitas dan kerja yang terampil Orang Orang Orang Orang Orang Orang
Produktivitas Tenaga
Kerja
Program Peningkatan Berkurangnya angka 9,800 1,660 295.00 1,845 2,720.00 2,050 2,720.00 2,278 2,720.00 2,532 2,720.00 2,814 2,720.00 Dinas Sosnaker
Kesempatan Kerja pengangguran (org)

Program Terlindunginya hak- 968.75 568.63 948.75 998.75 1,073.75 398.75 Dinas Sosnaker
Perlindungan Tenaga hak tenaga kerja dan
Kerja dan perusahaan
Pengembangan Survey untuk KHL - 110 60 60 60 60 60
Lembaga (item)
Ketenagakerjaan Rapat tripartit (kali) - 2 2 2 2 2 2
Penyelesaian mogok - 6 6 6 6 6
kerja (kali)
Pembinaan - 100 720 720 720 720 720
perusahaan (jumlah)
Informasi HI dan PK - 4 4 4 4 4
(kali)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Jumlah Perusahaan 500 500 175.00 650 1,917.77 920 2,320.00 1,080 2,545.00 1,412 2,910.00 1,716 3,155.00 Dinas Sosnaker
Perlindungan dan
Pengembangan
Ketenagakerjaan
Tabel 8.15
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Koperasi dan UKM dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Koperasi dan UKM 3,453.61 10,504.42 17,416.00 17,745.00 18,980.00 20,816.00
Program Pelayanan Cakupan pelayanan 100 100 493.70 100 462.88 100 438.00 100 460.00 100 483.00 100 507.00 Dinas Koperasi
Adminstrasi (%) & UMKM
Perkantoran
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 437.36 100 1,254.81 100 840.00 100 882.00 100 926.00 100 973.00 Dinas Koperasi
Sarana dan Prasarana dan prasarana & UMKM
Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 21.50 100 - 100 22.50 100 23.70 100 24.80 100 26.10 Dinas Koperasi
Disiplin Aparatur Aparatur (%) & UMKM

Program Peningkatan Terlaksananya 100 - - - - 100 - 100 - 100 - 100 - Dinas Koperasi
Kapasitas Sumber peningkatan & UMKM
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 Dinas Koperasi
Pengembangan pelaporan capaian & UMKM
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program Penciptaan Terwujudnya iklim 1 1 50.00 1 42.50 1 1,266.00 1 1,927.00 1 2,133.00 1 2,474.00 Dinas Koperasi
Iklim Usaha UMKM usaha UMKM yang & UMKM
yang Kondusif kondusif

Program Jumlah wirausahawan - - 950.00 2,000 7,228.00 2,000 6,275.95 2,000 6,768.61 2,000 7,106.28 2,000 7,462.62 Dinas Koperasi
Pengembangan muda baru & UMKM
Kewirausahaan dan Jumlah pameran - 3 170.00 3 200.00 3 200.00 3 200.00 3 210.00 3 210.00 Bag.
Keunggulan produk unggulan Perekonomian
Kompetitif UMKM daerah
Program Peningkatan Meningkatnya - 5 422.50 30 126.23 40 132.53 50 139.16 60 146.12 70 153.43 Dinas Koperasi
Produktivitas dan produktivitas UMKM & UMKM
Sistem Pendukung
Meningkatnya - 1 85.00 1 100.00 1 120.00 1 120.00 1 120.00 1 120.00 Bag.
Usaha UMKM
produktivitas UMKM Perekonomian
Program Pelatihan Meningkatnya jumlah - - - - - 40 200.00 40 200.00 40 200.00 40 200.00 Dinas Koperasi
Pengembangan unit usaha ekonomi & UMKM
Ekonomi Kreatif Bagi kreatif
Penduduk Usia
Produktif
Program Peningkatan Terwujudnya koperasi 50 100 813.55 120 1,081.50 120 1,062.12 120 1,115.23 120 1,171.00 120 1,229.55 Dinas Koperasi
Kualitas Kelembagaan yang kuat, tangguh & UMKM
Koperasi dan mandiri
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program peningkatan Meningkatnya - - - - - 2,632 3,000.00 1,656 2,000.00 1,840 2,500.00 2,424 3,300.00 Dinas Koperasi
Kualitas SDM kemampuan & UMKM
Koperasi dan UMKM pengurus, pengawas,
manager, dan
pengelola pembukuan
Koperasi dan UMKM

Program Peningkatan Meningkatnya kualitas - - - - - 90 3,850.00 90 3,900.00 90 3,950.00 90 4,150.00 Dinas Koperasi
Kualitas Kelembagaan kelembagaan LKM/ & UMKM
Lembaga Keuangan KJKS yg dapat
Mikro (LKM/ KJKS) mendorong
pengembangan usaha
UMKM

Program Peningkatan - - - - - - - - - - - - Bag.


dan Pengembangan Perekonomian
Usaha Koperasi
Tabel 8.16
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Penanaman Modal dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 4,443.61 4,002.78 4,756.69 5,003.78 45,069.67 5,241.62
Penanaman Modal
Program Pelayanan Cakupan pelayanan 100 100 1,890.00 100 1,391.93 100 1,461.00 100 1,534.00 100 1,611.00 100 1,691.00 BPMP2T
Adminstrasi (%)
Perkantoran
Program Peningkatan Meningkatnya 50 60 1,114.21 65 638.85 70 673.54 80 985.46 90 759.73 100 806.47 BPMP2T
Sarana dan Prasaranakelancaran dan
Aparatur kenyamanan sarana
dan prasarana
Pembangunan kantor - - - - - - - - - - 40,000.00 - -
baru
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 94.00 100 - 100 98.00 100 103.00 100 109.00 100 114.20 BPMP2T
Disiplin Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Meningkatnya 60 65 50.00 70 63.75 75 75.00 80 80.00 85 85.00 90 90.00 BPMP2T
Kapasitas kemampuan aparatur
Sumberdaya Aparatur dalam pelayanan

Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 BPMP2T
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program Peningkatan Meningkatnya minat 40 50 870.00 60 986.00 70 991.00 80 816.00 90 991.00 100 996.00 BPMP2T
Promosi dan investor untuk
Kerjasama Investasi berinvestasi di Kota
Padang
Program Peningkatan Meningkatnya jumlah 1 1 186.22 2 403.75 2 403.75 2 403.75 2 403.75 2 403.75 BPMP2T
Iklim dan Realisasi investasi di Kota
Investasi Padang

Peogram Penyiapan Terealisasinya 1 1 229.18 1 510.00 1 1,045.50 1 1,072.27 1 1,100.39 1 1,129.90 BPMP2T
Potensi Sumber Daya, investasi dan
Sarana dan Prasarana kerjasama dengan
Daerah pihak swasta di Kota
Padang
Tabel 8.17
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kebudayaan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 18,907.52 16,207.02 20,476.87 17,885.23 24,509.74 25,490.12
Kebudayaan
Program Pembinaan Meningkatnya event- 100 100 1,945.75 100 2,131.73 100 663.41 100 663.41 100 663.41 100 663.41 Disbudpar
Seni dan Budaya event seni dan
Daerah kebudayaan daerah
Program Terwujudnya - - 398.64 100 127.50 100 127.50 100 127.50 100 127.50 100 127.50 Disbudpar
Pengembangan bangunan cagar
Kerjasama budaya yang layak
Pengelolaan dipromosikan
Kekayaan Budaya
Program Peningkatan Jumlah penyuluhan 17 Keg. 22 Keg. 15,301.07 22 Keg. 13,769.52 22 Keg. 18,389.86 22 Keg. 16,878.61 22 Keg. 22,216.55 110 Keg. 24,438.21 Bag. Kesra
Pemahaman dan dan pelayanan
Pelaksanaan Agama kegiatan keagamaan

Program Jumlah pengurus KAN 120 150 162.06 150 178.27 150 196.10 150 215.71 150 237.28 150 261.01 Bag. Kesra
Pengembangan Seni yang dibina
dan Budaya Daerah
Program Peningkatan Pelaksanaan & 1 1 1,100.00 - - 1 1,100.00 - - 1 1,265.00 - - 11 Kecamatan
Pemahaman dan Pembinaan MTQ
Pelaksanaan Agama
Tabel 8.18
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pemuda & Olah Raga dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Pemuda 5,448.83 4,321.83 4,570.50 4,874.18 4,884.35 5,182.58
dan Olah Raga
Program Peningkatan Jumlah sarana 5 5 453.53 4 392.39 8 412.00 7 400.08 6 400.05 6 400.08 Dispora
Kualitas Sarana dan prasarana olahraga
Prasarana
Keolahragaan

Program Pembinaan Jumlah kegiatan 13 13 1,900.38 13 1,692.75 12 1,740.00 13 1,810.00 12 1,863.00 12 1,980.00 Dispora
dan Pemasyarakatan
Olah Raga
Program - 1 30.00 - - - - - - - - - - Dispora
Pengembangan
Kebijakan dan
Manajemen Olah
Raga
Program Peningkatan Jumlah sarana 25 25 423.40 50 392.39 50 439.00 55 482.00 55 454.00 60 476.00 Dispora
Sarana dan Prasarana kegiatan
Aparatur

Program Pelayanan Jumlah kegiatan 13 13 1,548.52 14 1,273.80 15 1,276.60 16 1,305.80 17 1,379.50 18 1,389.50 Dispora
Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin - 100 23.00 - - 100 24.00 100 25.00 100 26.00 100 27.00 Dispora
Disiplin Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.00 Dispora
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program Data Tersedianya data - - - - - 100 50.00 100 60.00 100 58.00 100 60.00 Dispora
Informasi bidang kepemudaan
dan olah raga
Program Upaya Jumlah (org) - 300 200.00 43 85.00 43 70.00 40 75.00 25 80.00 20 100.00 Dispora
Pencegahan
Penyalahgunaan
Narkoba
Program Peningkatan Jumlah kegiatan - 9 735.00 5 230.00 7 485.00 7 540.00 8 545.00 6 560.00 Dispora
Peran Serta
Kepemudaan
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program - 1 60.00 - 247.00 1 65.00 1 67.00 1 69.00 - 70.00 Dispora
Pengembangan dan
Keserasian Kebijakan
Pemuda
Program Upaya Jumlah kegiatan 45 200 65.00 - - - - 25 100.00 - - 25 110.00 Dispora
Penumbuhan
Kewirausahaan dan
Kecakapan Hidup
Pemuda
Tabel 8.19
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kesatuan Bangsa & Politik Dalam Negeri dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Kesatuan 19,115.15 18,520.75 10,862.74 10,917.58 46,137.24 11,335.81
Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
Program Pelayanan Cakupan pelayanan 100 100 704.60 100 780.23 100 819.00 100 820.00 100 833.00 100 848.00 Kesbangpol
Adminstrasi (%)
100 100 1,342.30 100 1,070.10 100 1,123.00 100 1,139.00 100 1,148.00 100 1,160.00 Satpol PP
Perkantoran
Program Peningkatan Meningkatnya 100 100 823.53 100 527.29 100 553.00 100 571.00 100 590.00 100 600.00 Kesbangpol
Sarana dan Prasaranakelancaran dan
Aparatur kenyamanan sarana 100 100 2,736.85 100 1,877.40 100 1,000.00 100 1,000.00 100 1,000.00 100 1,010.00 Satpol PP
dan prasarana
Pembangunan - - - - - - - - - 1 35,000.00 - - Satpol PP
Gedung Kantor Baru
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 28.00 100 - 100 29.00 100 31.00 100 32.00 100 34.00 Kesbangpol
Disiplin Aparatur Aparatur (%)
100 100 227.30 100 382.00 100 401.00 100 411.00 100 442.00 100 464.00 Satpol PP
Program Peningkatan Meningkatnya 100 100 224.31 100 449.56 100 472.00 100 485.00 100 520.00 100 546.00 Satpol PP
Kapasitas Sumber kemampuan aparatur
Daya Aparatur dalam pelayanan

Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 Kesbangpol
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%) 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 Satpol PP
Keuangan

Program 100 100 1,453.55 100 1,725.41 100 1,725.00 100 1,725.00 100 1,725.00 100 1,725.00 Satpol PP
Pemeliharaan
Kamtrantibmas dan
Pencegahan Tindak
Kriminal
Program Kemitraan 100 100 305.17 100 315.35 100 315.00 100 315.00 100 315.00 100 315.00 Kesbangpol
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan
Program 100 100 2,003.46 100 420.00 100 420.00 100 420.00 100 420.00 100 420.00 Kesbangpol
Pemberdayaan
Masyarakat Untuk
100 100 208.44 100 182.75 100 182.75 100 182.75 100 182.75 100 182.75 Satpol PP
Menjaga Ketertiban
dan Ketentraman
Program Peningkatan 100 100 54.72 100 46.75 100 46.00 100 46.00 100 46.00 100 46.00 Satpol PP
Pemberantasan
Penyakit Masyarakat
(Pekat)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Pendidikan 100 100 151.29 100 173.40 100 173.00 100 173.00 100 173.00 100 173.00 Kesbangpol
Politik Masyarakat
100 100 65.08 100 71.59 100 78.74 100 86.62 100 95.28 100 104.81 Bag. Kesra

Program Jumlah kerjasama 4 4 376.71 4 1,540.44 4 51.00 4 65.00 4 78.00 4 80.00 Satpol PP
Pemeliharaan (instansi)
Kamtibmas dan
Pencegahan Tindak
Kriminal
Program Peningkatan Jumlah Operasi (kali) 180 240 499.25 250 1,000.00 255 545.00 260 550.00 275 565.00 270 581.04 Satpol PP
Pemberantasan
Penyakit Masyarakat
(Pekat)

Program Pencegahan Jumlah Pengamanan - - - - - - - - - - - - - Satpol PP


Dini dan Pasca Bencana
Penanggulangan
Korban Bencana Alam

Program Peningkatan Jumlah Satlinmas - 4 5,121.79 6 5,821.65 8 690.84 9 658.00 10 732.00 11 805.00 Satpol PP
Keamanan dan (Kec)
Kenyamanan
Lingkungan

Program Pencegahan Simulasi evakuasi 550 700 1,441.70 700 989.22 700 150.00 700 150.00 700 150.00 700 150.00 BPBD &
Dini Penanggulangan bencana (orang) Damkar
Bencana Pendidikan dan - - - - 150 250.00 150 250.00 150 250.00 150 250.00
pelatihan SAR (orang)

Penyediaan peralatan - - - - 4 250.00 4 250.00 4 250.00 4 250.00


penanggulangan
bencana (paket)

Pelatihan aparatur - - - - 12 225.00 12 225.00 12 225.00 12 225.00


BPBD-PK (orang)
Pemasangan sirene - - - - 1 215.00 1 215.00 1 215.00 1 215.00
(EWS) (unit)
Program - 100 1,312.75 100 1,123.96 100 1,123.96 100 1,123.96 100 1,123.96 100 1,123.96 Bag. Humas &
Pengembangan Protokol
Wawasan
Kebangsaan
Program Pencegahan pemetaan daerah - 100 14.35 100 6.65 100 6.65 100 6.65 100 6.65 100 6.65 Kelurahan
Dini dan rawan bencana
Penanggulangan
Korban Bencana Alam
Tabel 8.20
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian & Persandian dan Pendanaan Tahun 2014-2019

Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Otonomi 162,310.15 178,766.23 195,867.89 226,680.60 198,268.49 359,719.40
Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan Daerah,
Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan
Persandian

Program Pelayanan Cakupan layanan 100 100 25,434.72 100 18,496.50 100 19,190.78 100 19,566.89 100 20,429.72 100 22,643.00 Setda
Administrasi administrasi
Perkantoran perkantoran 100 100 4,411.34 100 3,656.32 100 3,656.32 100 4,031.09 100 4,232.64 100 4,444.28 Setwan

100 100 4,575.92 100 3,092.32 100 3,246.32 100 3,409.32 100 3,579.32 100 3,758.32 DPKA

100 100 778.39 100 916.48 100 940.81 100 1,034.89 100 933.96 100 977.00 Inspektorat

100 100 2,839.79 100 1,644.89 100 1,816.38 100 1,907.20 100 2,002.56 100 2,102.69 BKD

100 100 6,830.69 100 6,942.58 100 7,289.71 100 7,654.20 100 8,036.91 100 8,438.75 11 Kecamatan

Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 14,879.93 100 13,325.28 100 10,384.22 100 11,803.43 100 12,243.60 100 13,705.78 Setda
Sarana dan Prasarana dan prasarana
Aparatur aparatur 100 100 3,342.13 100 6,770.21 100 6,770.21 100 5,628.49 100 5,909.92 100 6,205.41 Setwan

100 100 4,683.00 100 1,937.00 100 2,034.00 100 2,135.00 100 2,242.00 100 2,354.75 DPKA

100 100 1,633.82 100 1,641.53 100 1,476.73 100 1,119.68 100 1,231.65 100 1,470.00 Inspektorat

100 100 482.90 100 776.80 100 760.36 100 798.38 100 838.29 100 880.21 BKD

100 100 11,845.61 100 9,277.41 100 9,557.27 100 10,035.13 100 10,536.89 100 11,063.73 11 Kecamatan

Pembangunan - - - - - - - 1 50,000.00 - - - - DPKA


Gedung Kantor
- - - - - 0.50 5,175 0.50 5,175 - - - - Inspektorat

- - - - - - - - - 1 45,000.00 - - BKD

- - - 0.32 30,875.50 0.45 44,000.00 0.23 22,000 - - - - Setwan


Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Pembangunan - - - - - - - - - - - 3 unit 186,000.00 Setda
Gedung Kantor
Camat/ Lurah
Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 246.35 100 124.30 100 204.49 100 214.71 100 225.45 100 236.72 Setda
Disiplin Aparatur Aparatur
100 100 832.85 100 349.85 100 367.34 100 385.71 100 405.00 100 425.24 Setwan

100 100 78.00 - - 100 81.90 100 86.00 100 90.29 100 94.81 DPKA

100 100 34.50 - - 100 38.50 100 42.35 100 46.59 100 42.00 Inspektorat

100 100 260.56 100 125.66 100 103.60 100 103.60 100 103.60 100 103.60 BKD

100 100 770.93 100 180.98 100 532.00 100 553.55 100 576.18 100 599.94 11 Kecamatan

Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 130.39 100 239.87 100 251.86 100 264.46 100 277.68 100 291.56 Setda
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur 100 100 100.00 100 42.50 100 44.63 100 46.86 100 49.20 100 51.66 Setwan

100 100 595.10 0.90 350.00 0.90 367.77 0.90 386.10 0.90 405.40 100 425.75 DPKA

100 100 96.64 100 154.91 100 170.40 100 187.44 100 206.18 100 188.20 Inspektorat

100 100 60.90 100 61.66 100 64.74 100 67.98 100 71.38 100 74.95 BKD

Pendidikan & 100 100 4,145.41 100 5,163.05 100 5,163.05 100 5,163.05 100 5,163.05 100 5,163.05 BKD
Pelatihan CPS & PNS
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 415.63 100 297.50 100 297.50 100 297.50 100 297.50 100 297.50 Setda
dan Pengembangan pelaporan capaian
Pengelolaan kinerja dan keuangan 100 100 10.00 100 8.50 100 8.93 100 9.37 100 9.84 100 10.33 Setwan
Keuangan Daerah
100 100 10.00 100 8.50 100 8.93 100 9.37 100 9.84 100 10.33 DPKA

100 100 23,036.66 100 22,360.36 100 22,360.36 100 22,360.36 100 22,360.36 100 22,360.36 DPKA

100 100 177.77 100 120.80 100 132.88 100 170.29 100 187.31 100 122.60 Inspektorat

100 100 10.00 100 8.50 100 8.93 100 9.37 100 9.84 100 10.33 BKD

100 100 174.59 100 140.25 - - 100 165.00 - - 100 15.00 Dinas TRTBP

100 100 132.00 100 132.00 100 132.00 100 132.00 100 132.00 100 132.00 11 Kecamatan

Percepatan 100 100 115.00 100 208.25 100 208.25 100 208.25 100 208.25 100 208.25 Dinas Pasar
penerimaan
pendapatan 100 100 226.41 100 263.20 100 234.91 100 246.65 100 258.99 100 271.94 Setda
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
100 100 1,101.86 100 886.09 100 886.09 100 886.09 100 886.09 100 886.09 RSUD

100 100 230.00 100 275.00 100 305.00 100 410.00 100 465.00 100 570.00 DKP

100 100 80.00 100 68.00 100 68.00 100 68.00 100 68.00 100 68.00 Dishubkominfo

100 100 174.59 100 310.25 100 310.25 100 310.25 100 310.25 100 310.25 Dinas TRTBP

Pengelolaan Aset 100 100 170.00 - - - - - - - - - - Dinas


SKPD Pendidikan
Program Koordinasi Meningkatnya 100 75 1,080.09 80 1,194.25 85 1,194.25 90 1,194.25 95 1,194.25 100 1,194.25 BPMP2T
dan Pemberdayaan koordinasi lintas
Kelembagaan sektor dan lintas 100 100 70.00 - - - - - - - - - - Bag. Organisasi
program
100 100 69.60 100 66.00 100 66.00 100 66.00 100 66.00 100 66.00 11 Kecamatan

Program Optimalisasi Meningkatnya 100 100 3,312.29 100 2,610.45 100 2,610.45 100 2,610.45 100 2,610.45 100 2,610.45 DPKA
Pemanfaatan pemanfaatan
Teknologi Informasi Teknologi Informasi 100 100 509.58 100 613.13 100 523.39 100 523.39 100 523.39 100 523.39 BKD
dalam pelaksanaan
tupoksi SKPD 100 100 124.85 100 116.73 100 116.73 100 116.73 100 116.73 100 116.73 Bag.
Pembangunan
- - - 100 42.50 100 45.00 - - 100 50.00 100 50.00 BPMP2T

- - - 100 34.00 100 36.00 100 38.00 100 40.00 100 42.00 Disdukcapil

Program Persentase 100 100 13,150.50 100 14,952.78 100 14,952.78 100 14,952.78 100 14,952.78 100 14,952.78 11 Kecamatan
Pengembangan peningkatan
Kecamatan/ pengembangan
Kelurahan kecamatan/
kelurahan
Program Penataan Jumlah Aturan/ Perda 820 20 1,153.00 20 1,481.44 20 1,629.59 20 1,792.55 20 1,971.80 20 1,971.80 Bag. Hukum
Peraturan Perundang-
undangan 100 100 65.00 100 55.25 100 55.25 100 55.25 100 55.25 100 55.25 Dinas Pasar

Program Pembinaan Pembinaan PNS 100 100 37.38 100 - - - - - - - - - Setda


dan Pengembangan Pemko Padang
Aparatur Diklat & Pelatihan 100 100 1,225.24 100 2,070.18 100 1,294.30 100 1,294.30 100 1,294.30 100 1,294.30 BKD
PNS
Program Peningkatan Terwujudnya 100 100 130.99 100 312.20 100 376.20 100 413.82 100 455.20 100 1,349.00 Inspektorat
Profesionalisme aparatur pengawas
Tenaga Pemeriksa yang kapabel
dan Aparatur pelaksanaan RAD 100 100 60.18 - - - - - - - - - - Bappeda
Pengawasan pemberantasan
korupsi
Program Penataan Capaian reformasi 60 65 1,935.52 68 387.20 70 387.20 73 387.20 75 387.20 78 387.20 Bag. Organisasi
Kelembagaan birokrasi
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Penataan - - - 100 260.51 100 260.51 100 260.51 100 260.51 100 260.51 Bag. Organisasi
Ketatalaksanaan
Program Validitas analisa 80 - - 86 399.00 88 399.00 90 399.00 93 399.00 96 399.00 Bag. Organisasi
Penganalisaan jabatan dan beban
Jabatan kerja
Program Pembinaan Adanya pembinaan 100 100 510.58 100 597.29 100 597.29 100 597.29 100 597.29 100 597.29 Bag.
dan Pengendalian dan pengendalian Pembangunan
Pembangunan pembangunan
Daerah
Program Pembinaan Jumlah Kecamatan 104 Kel. - - 104 Kel. 435.00 104 Kel. 334.00 104 Kel. 366.00 104 Kel. 387.00 104 Kel. 407.00 Bag.
Sistem dan Kelurahan yang 11 Kec. 11 Kec. 11 Kec. 11 Kec. 11 Kec. 11 Kec. Pemerintahan
Penyelenggaraan terbina
Pemerintah Daerah
Bawahan
Program Penataan Tersedianya evaluasi 2 - - 100 115.00 100 123.00 100 75.00 100 82.00 100 90.00 Bag.
Daerah Otonomi Baru otonomi daerah Pemerintahan

Program Peningkatan Jumlah event 100 100 126.45 100 879.75 100 879.75 100 879.75 100 879.75 100 879.75 Bag.
Kerjasama Antar organisasi kerjasama Pemerintahan
Pemerintah Daerah yang diikuti

Program Pembinaan Jumlah dokumen 100 100 326.43 100 328.87 100 352.01 100 352.01 100 352.01 100 352.01 BKD
dan Pelayanan administrasi
Aparatur Daerah kepegawaian PNS
yang diselesaikan
tepat waktu
Program Peningkatan Terwujudnya 89 85 1,971.10 86 2,533.44 87 2,936.79 88 3,175.32 89 3,504.86 90 17,058.30 Inspektorat
Sistem Pengawasan pengawasan internal
Internal dan dan pengendalian
Pengendalian terhadap seluruh
Pelaksanaan SKPD
Kebijakan KDH

Program Peningkatan Jumlah pembahasan 12 15 21,297.00 15 18,048.46 15 18,048.00 15 18,048.00 15 18,048.00 75 18,048.00 Setwan
Kapasitas Lembaga rancangan perda
Perwakilan Rakyat
Daerah
Tabel 8.21
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Ketahanan Pangan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Ketahanan 1,637.07 1,405.74 1,438.02 1,458.79 1,480.60 1,503.50
Pangan
Program Peningkatan 100 100 919.80 100 984.05 100 1,014.05 100 1,014.05 100 1,014.05 100 1,014.05 Kantor
Ketahanan Pangan Ketahanan
(Pertanian/ Pangan
Perkebunan)

Program Pelayanan 100 100 338.92 100 221.59 100 232.66 100 244.30 100 256.51 100 269.34 Kantor
Administrasi Ketahanan
Perkantoran Pangan
Program Peningkatan 100 100 315.84 100 161.60 100 169.68 100 178.16 100 187.07 100 196.42 Kantor
Sarana dan Prasarana Ketahanan
Aparatur Pangan

Program Peningkatan 100 100 12.50 - - 100 13.13 100 13.78 100 14.47 100 15.19 Kantor
Disiplin Aparatur Ketahanan
Pangan
Program Peningkatan 100 100 40.00 100 28.50 - - - - - - - - Kantor
Kapasitas Sumber Ketahanan
Daya Aparatur Pangan

Program Peningkatan 100 100 10.00 100 10.00 100 8.50 100 8.50 100 8.50 100 8.50 Kantor
Pengembangan Ketahanan
Sistem Pelaporan Pangan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Tabel 8.22
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 16,919.57 15,674.55 14,924.55 16,468.32 18,114.64 20,042.32
Pemberdayaan
Masyarakat
Kelurahan
Program Pelayanan 100 100 1,240.73 100 797.14 100 836.99 100 878.84 100 922.78 100 968.92 BPMPKB
Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan 100 100 1,856.87 100 789.71 100 829.19 100 870.65 100 914.18 100 959.89 BPMPKB
Sarana dan Prasarana
Aparatur

Program Peningkatan 100 100 52.00 - - 100 27.64 100 57.33 100 60.20 100 63.21 BPMPKB
Disiplin Aparatur

Program Peningkatan 100 100 71.00 100 34.00 100 35.70 100 37.49 100 39.36 100 41.33 BPMPKB
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur

Program Peningkatan 100 100 10.00 100 8.50 100 8.93 100 9.37 100 9.84 100 10.33 BPMPKB
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan

Program Peningkatan Terciptanya 104 Kel. 104 Kel. 1,062.66 104 Kel. 1,255.83 104 Kel. 1,255.83 104 Kel. 1,355.83 104 Kel. 1,405.83 104 Kel. 1,455.83 BPMPKB
Keberdayaan masyarakat/
Masyarakat Pedesaan kelompok masyarakat
yang berdaya dalam
pembangunan

Program Terbentuknya dan 104 Kel. 104 Kel. 513.28 104 Kel. 296.00 104 Kel. 296.00 104 Kel. 296.00 104 Kel. 326.00 104 Kel. 326.00 BPMPKB
Pengembangan terkelolanya lembaga
Lembaga Ekonomi ekonomi di 104
Pedesaan Kelurahan
Program Peningkatan Meningkatnya 104 Kel. 104 Kel. 2,410.28 104 Kel. 5,510.06 104 Kel. 4,760.06 104 Kel. 6,203.83 104 Kel. 7,770.15 104 Kel. 9,647.83 BPMPKB
Partisipasi Masyarakat partisipasi
dalam Membangun masyarakat/kelompok
Desa masyarakat dalam
pembangunan
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Peningkatan Meningkatnya 104 Kel. 104 Kel. 8,330.00 104 Kel. 8,538.66 104 Kel. 8,538.66 104 Kel. 8,538.66 104 Kel. 8,538.66 104 Kel. 8,538.66 BPMPKB
Kapasitas Aparatur pengetahuan dan
Pemerintah Desa pengetahuan
aparatur
pemerintahan
kelurahan dalam
pembangunan pada
104 kelurahan
Program 100 100 4,529.75 - - - - - - - - - - Dinas Koperasi
Pengembangan & UMKM
Lembaga Ekonomi
Pedesaan
Program 100 100 73.60 100 74.00 100 74.00 100 74.00 100 74.00 100 74.00 Bag,
Pengembangan Perekonomian
Lembaga Ekonomi
Pedesaan
Tabel 8.23
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Statistik dan PendanaanTahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Statistik 1,183.00 1,183.00 1,183.00 1,183.00
Program 100 - - - - 100 1,183.00 100 1,183.00 100 1,183.00 100 1,183.00 Bappeda
Pengembangan Data
dan Informasi
Tabel 8.24
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kearsipan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Kearsipan 1,085.94 1,194.07 1,345.00 1,321.00 1,358.82 1,850.00
Program Pelayanan 100 100 309.50 100 293.46 100 333.99 100 325.99 100 338.50 100 356.99 Kantor Arsip,
Administrasi Perpustakaan,
Perkantoran Dokumentasi
Program Peningkatan 100 100 507.99 100 264.32 100 462.02 100 297.02 100 262.02 100 297.02 Kantor Arsip,
Sarana dan Prasarana Perpustakaan,
Aparatur Dokumentasi

Program Peningkatan 100 100 14.50 - - 100 16.50 - - 100 19.80 100 21.00 Kantor Arsip,
Disiplin Aparatur Perpustakaan,
Dokumentasi
Program Peningkatan 100 - - 100 52.53 100 55.00 100 60.00 100 60.00 100 60.00 Kantor Arsip,
Kapasitas Sumber Perpustakaan,
Daya Aparatur Dokumentasi

Program Peningkatan 100 100 10.00 100 10.00 100 12.50 100 13.00 100 13.50 100 14.00 Kantor Arsip,
Pengembangan Perpustakaan,
Sistem Pelaporan Dokumentasi
Capaian Kinerja dan
Keuangan

Program Perbaikan Meningkatnya 100 100 85.20 100 83.60 100 245.00 100 380.00 100 440.00 100 861.00 Kantor Arsip,
Sistem Administrasi perbaikan sistem Perpustakaan,
Kearsipan administrasi Dokumentasi
kearsipan
Penyelamatan dan Meningkatnya 100 100 158.75 100 490.15 100 220.00 100 245.00 100 225.00 100 240.00 Kantor Arsip,
pelestarian penyelamatan dan Perpustakaan,
dokumen/arsip pelestarian dokumen/ Dokumentasi
daerah arsip daerah
Tabel 8.25
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Komunikasi & Informatika dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 3,428.93 2,859.70 2,722.00 3,058.00 3,258.00 3,258.00
Komunikasi dan
Informatika
Program 178.15 231.46 265.00 349.69 425.00 425.00 Dishubkominfo
Pengembangan Data Pembinaan Kelompok 5 35 45 60 70 75 -
dan Informasi Informasi Masyarakat
(KIM) (%)

Pengembangan Portal 50 70 75 80 80 90 -
Website Pemko (%)

Database Centre 10 45 60 70 75 80 90
SKPD (%)
Pengadaan Aplikasi - 60 70 80 80 85 85
Sistem e-Office
(paket)
Pengadaan Aplikasi - 65 80 85 90 90 95
Sistem e-
Perhubungan (paket)

Program Optimalisasi 1,241.90 539.75 566.69 808.00 920.00 920.00 Dishubkominfo


Teknologi Informasi Penyelenggaraan - 50 60 70 80 90 100
dan Komunikasi Pekan Informasi
Nasional (PIN)
Pengembangan 40 50 60 70 80 85 90
Jaringan LAN dan
WAN
Pelatihan Aparatur 10 30 40 50 60 70 75
dalam Teknologi
Informasi (%)
Operasional Media 20 70 70 80 80 85 85
Centre
Pendataan dan 35 75 80 85 85 85 85
Monitoring
Pembangunan Video - 70 70 85 85 90 90
Confrence
Layanan Akses 20 75 75 75 90 90 90
Internet Pemko
Program Pembinaan 100 100 118.10 100 250.75 100 250.57 100 260.57 100 273.26 100 273.26 Dishubkominfo
dan Pengembangan
Bidang Pos dan
Telekomunikasi
Program 100 100 1,880.02 100 1,618.49 100 1,618.49 100 1,618.49 100 1,618.49 100 1,618.49 Bag. Humas &
Pengembangan Protokol
Komunikasi,
Informasi dan Media
Massa
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
Program 2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) Pengembangan
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Komunikasi,
100 - - 100 198.00 - - - - - - - - Dinas Sosnaker
Informasi dan Media
Massa
Program 100 100 10.76 100 21.25 100 21.25 100 21.25 100 21.25 100 21.25 Bag. Humas &
Pemberdayaan dan Protokol
Perlindungan Media
Kehumasan
Tabel 8.26
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Perpustakaan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 305.00 535.45 640.00 830.00 735.19 720.00
Perpustakaan
Program Jumlah Perpustakaan 20 60 305.00 60 303.26 60 475.00 60 lokasi 665.00 60 Kel. 570.19 60 Kel. 590.00 Kantor Arsip,
Pengembangan Sekolah/ Rumah sekolah sekolah sekolah sekolah Perpustakaan,
Budaya Baca dan Ibadah/ Kelurahan Dokumentasi
Pembinaan
Perpustakaan
Program Peningkatan Jumlah buku sejarah 1 Kec. - - 5.00 232.19 1 buku 50.00 1 buku 50.00 1 buku 50.00 - - Kantor Arsip,
Kualitas Pelayanan kecamatan Perpustakaan,
Informasi Dokumentasi
Program Pembinaan Jumlah siswa SMA/ - - - - - 60 siswa 115.00 60 siswa 115.00 60 siswa 115.00 60 siswa 130.00 Kantor Arsip,
dan Pengembangan SMK/ MA yang Perpustakaan,
Minat Budaya Tulis berprestasi menulis Dokumentasi
Tabel 8.27
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pertanian dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Pertanian 15,568.93 6,463.96 6,613.07 6,788.06 6,971.07 7,161.57
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 2,868.01 100 2,058.21 100 2,059.21 100 2,162.96 100 2,271.00 100 2,384.00 Dinas
Administrasi kegiatan administrasi Pernakbunhut
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 3,080.48 100 1,220.80 100 1,281.85 100 1,346.30 100 1,414.07 100 1,484.97 Dinas
Sarana dan Prasarana dan prasarana Pernakbunhut
Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 80.50 - - 100 84.53 100 88.70 100 93.10 100 97.80 Dinas
Disiplin Aparatur Aparatur (%) Pernakbunhut

Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 25.00 100 42.50 100 44.60 100 46.80 100 49.20 100 51.60 Dinas
Kapasitas Sumber peningkatan Pernakbunhut
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 85.00 100 72.25 100 72.68 100 73.10 100 73.50 100 74.00 Dinas
Pengembangan pelaporan capaian Pernakbunhut
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program Peningkatan Meningkanya 288 300 790.57 312 709.75 324 624.75 336 624.75 348 624.75 360 624.75 Dinas
Kesejahteraan Petani kesejahteraan dan Pernakbunhut
kemampuan
kelompok tani dan
keluarganya
sebanyak 350
kelompok
Program Peningkatan Meningkatnya hasil 40 40 247.00 40 259.25 45 344.25 50 344.25 55 344.25 60 344.25 Dinas
Ketahanan Pangan produksi pertanian Pernakbunhut
(Pertanian/ yang mendukung
Perkebunan) ketahanan pangan
nasional
Program Peningkatan Terlaksananya 2 2 120.00 2 106.25 2 106.25 2 106.25 2 106.25 2 106.25 Dinas
Pemasaran Hasil promosi dan Pernakbunhut
Produksi Pertanian/ informasi pemasaran
Perkebunan hasil produksi
pertanian
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Meningkatnya jumlah 25 30 40.00 35 85.00 40 85.00 45 85.00 50 85.00 55 85.00 Dinas
Peningkatan/ masyarakat tani yang Pernakbunhut
Penerapan Teknologi menggunakan
Pertanian/ teknologi pertanian/
Perkebunan perkebunan tepat
guna

Program Peningkatan Meningkatnya 90 90 1,040.00 90 881.95 90 881.95 90 881.95 90 881.95 90 880.95 Dinas
Produksi Pertanian/ produktivitas Pernakbunhut
Perkebunan tanaman pangan,
hortikultura dan
perkebunan
Program Meningkatnya 60 60 265.00 70 136.00 75 136.00 80 136.00 85 136.00 90 136.00 Dinas
Pemberdayaan kemampuan penyuluh Pernakbunhut
Penyuluh Pertanian/ pertanian dalam
Perkebunan mentransfer inovasi
Lapangan teknologi kepada
masyarakat tani

Program Pencegahan Menurunnya jumlah 25 35 1,330.00 45 326.75 50 326.75 55 326.75 60 326.75 65 326.75 Dinas
dan Penanggulangan hewan/ ternak yg Pernakbunhut
Penyakit Ternak sakit

Program Peningkatan Meningkatnya hasil 30 30 320.00 35 280.50 40 280.50 45 280.50 50 280.50 55 280.50 Dinas
Produksi Hasil produksi peternakan Pernakbunhut
Peternakan dan produk
keturunannya
Program Peningkatan Terlaksananya 2 2 230.00 2 157.25 2 157.25 2 157.25 2 157.25 2 157.25 Dinas
Pemasaran Hasil promosi dan Pernakbunhut
Produksi Peternakan informasi produksi
unggulan hasil
peternakan 2x
pertahun
Program Peningkatan Meningkatnya jumlah - 200 35.00 200 42.50 200 42.50 200 42.50 200 42.50 200 42.50 Dinas
Penerapan Teknologi peternak sapi yang Pernakbunhut
Peternakan mendapatkan layanan
teknologi peternakan
yang tepat guna (IB)

Program Peningkatan Meningkatnya jumlah - 1 5,012.37 1 85.00 1 85.00 1 85.00 1 85.00 1 85.00 Dinas
Sarana Prasarana sarana prasarana Pernakbunhut
Pertanian/ pertanian/
Perkebunan/ perkebunan/
Peternakan peternakan
Tabel 8.28
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kehutanan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Kehutanan 2,003.14 1,255.66 1,255.66 1,255.66 1,255.66 1,255.66
Program Meningkatnya - - - - - - - - - - - - - Dinas
Pemanfaatan Potensi pemanfaatan sumber Pernakbunhut
Sumber Daya Hutan daya hutan di luar
kawasan hutan
lindung
Program Rehabilitasi Terlaksananya - 100 1,586.44 150 936.91 175 936.91 200 936.91 250 936.91 300 936.91 Dinas
Hutan dan Lahan rehabilitasi hutan dan Pernakbunhut
lahan kritis
Program Perlidungan Terlaksananya 36 36 416.70 36 318.75 36 318.75 36 318.75 36 318.75 36 318.75 Dinas
dan Konservasi perlindungan Pernakbunhut
Sumber Daya Hutan kawasan hutan seluas
36.000 Ha serta
terbinanya
kelembagaan
masayarakat sekitar
kawasan hutan
Tabel 8.29
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Energi & Sumber Daya Mineral dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Energi dan 448.00 735.25 772.01 810.61 851.14 893.70
Sumber daya
Mineral
Program Pembinaan Jumlah pengusaha 14 4 223.00 4 437.75 6 450.00 6 483.61 6 406.14 6 428.70 Dinas Perindag-
dan Pengawasan tambang yang dibina tamben
Bidang Pertambangan

Program Pembinaan Meningkatnya jumlah 60 65 125.00 70 148.75 75 156.18 80 167.00 85 175.00 90 185.00 Dinas Perindag-
dan Pengawasan pengusaha Migas tamben
Migas yang dibina
Program Pembinaan Meningkatnya jumlah 60 65 75.00 70 148.75 75 150.00 80 160.00 85 170.00 95 180.00 Dinas Perindag-
dan Pengembangan pengguna energi tamben
Bidang listrik yang sesuai
Ketenagalistrikan aturan
Program Pembinaan, Meningkatnya NA 21 Kel. 25.00 - - 21 Kel. 15.83 - - 20 Kel. 100.00 20 Kel. 100.00 Dinas Perindag-
Pengawasan dan kesadaran tamben
Pengembangan masyarakat tentang
Energi Baru hemat energi
Terbarukan dan
Konservasi Energi
(EBTKE)
Tabel 8.30
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Pariwisata dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Pariwisata 8,702.55 10,391.72 10,705.43 11,775.97 12,953.56 14,248.62
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 1,892.21 100 1,576.17 100 1,769.00 100 1,858.00 100 1,951.00 100 2,048.00 Disbudpar
Administrasi kegiatan administrasi
Perkantoran perkantoran (%)

Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 706.50 100 641.60 100 673.00 100 707.00 100 742.00 100 779.00 Disbudpar
Sarana dan Prasarana dan prasarana
Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 23.50 - - 100 24.60 100 25.90 100 27.20 100 28.50 Disbudpar
Disiplin Aparatur Aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 Disbudpar
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program Meningkatnya 6 2 350.00 2 128.50 2 223.13 2 234.30 2 246.00 2 258.00 Disbudpar


Pengembangan kemitraan antar
Kemitraan stakeholders
APBD Provinsi pariwisata
Program Meningkatnya jumlah 10 3 240.00 2 399.50 2 419.50 2 440.50 3 462.50 2 485.62 Disbudpar
Pengembangan produk
Produk kepariwisataan
Kepariwisataan daerah
Daerah
Program Meningkatnya jumlah 3.26 3.49 1,200.03 3.73 1,120.02 3.99 1,071.00 4.27 1,124.55 4.56 1,180.77 4.56 1,239.82 Disbudpar
Pengembangan kunjungan wisatawan
Pemasaran Pariwisata (jt)
APBN/ APBD Provinsi

Program Meningkatnya sarana 100 100 4,280.31 100 6,517.42 100 6,516.30 100 7,376.42 100 8,334.29 100 9,399.38 Disbudpar
Pengembangan prasarana di objek
Destinasi Pariwisata wisata
APBN/ APBD Provinsi
Tabel 8.31
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Kelautan & Perikanan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Kelautan 13,809.17 13,063.40 13,113.35 14,295.28 15,589.03 17,049.23
dan Perikanan
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 1,095.01 100 891.71 100 936.28 100 983.11 100 1,032.26 100 1,083.87 Dinas Kelautan
Administrasi kegiatan administrasi & Perikanan
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 939.57 100 933.22 100 979.88 100 1,028.88 100 1,080.32 100 1,134.34 Dinas Kelautan
Sarana dan Prasarana dan prasarana & Perikanan
Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya disiplin 100 100 31.50 - - 100 33.08 100 34.73 100 36.47 100 38.29 Dinas Kelautan
Disiplin Aparatur Aparatur (%) & Perikanan

Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 25.00 100 21.50 100 21.50 100 21.50 100 21.50 100 21.50 Dinas Kelautan
Kapasitas Sumber peningkatan & Perikanan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 65.00 100 55.25 100 55.89 100 56.56 100 57.26 100 60.00 Dinas Kelautan
Pengembangan pelaporan capaian & Perikanan
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program Jumlah pokmas yang 100 100 675.00 - - - - 100 1,088.78 100 1,100.00 100 1,200.00 Dinas Kelautan
Pemberdayaan terbentuk (kelompok) & Perikanan
Ekonomi Masyarakat
Pesisir
Program Jumlah pokmaswas 10 3 249.71 3 127.50 3 127.50 3 127.50 3 127.50 25 127.50 Dinas Kelautan
Pemberdayaan yang terbentuk & Perikanan
Masyarakat dalam (kelompok)
Pengawasan dan
Pengendalian
Sumberdaya Kelautan

APBN Pengawasan perairan 720 720 - 720 - 720 - 720 - 720 - 720 - Dinas Kelautan
(Km2) & Perikanan
Program Peningkatan Pelaksanaan 1 1 35.00 1 42.50 1 42.50 1 42.50 1 42.50 6 42.50 Dinas Kelautan
Kegiatan Budaya peringatan hari & Perikanan
Kelautan dan nusantara (Kali)
Wawasan Maritim
Kepada Masyarakat

Program Nilai ekspor dari 0.36 0.40 3,519.12 0.45 1,517.25 0.52 1,517.25 0.60 1,517.25 0.72 1,517.25 0.72 2,017.25 Dinas Kelautan
Pengembangan sektor budidaya & Perikanan
Budidaya Perikanan perikanan (Milyar)
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
Program Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Dinas Kelautan
2013)
Pengembangan & Perikanan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Budidaya Perikanan
Nilai perdagangan 35.70 46.45 53.42 61.50 70.64 80.02 80.02
dalam dan antar
daerah (Milyar)
Jumlah penyerapan 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 120.00
tenaga kerja (Orang)

Produksi ikan (Ton) 2,231 2,903 3,339 3,839 4,415 5,001 5,001
Jumlah KK miskin 114.00 30.00 30.00 30.00 30.00 30.00 264.00
yang dientaskan (KK)

Program Nilai eksport dari 43.92 48.30 3,285.91 53.10 6,181.08 63.70 6,181.08 76.40 6,181.08 91.70 7,360.58 91.70 7,400.00 Dinas Kelautan
Pengembangan sektor tangkap & Perikanan
Perikanan Tangkap (Milyar)
Nilai perdagangan 381.40 397.58 425.93 343.45 443.14 452.00 452.00
dalam dan antar
daerah (Rp)
Jumlah penyerapan 50 40.00 40 40 40 40 250
tenaga kerja (Orang/
tahun)
Produksi ikan (Ton) 20,068 20,879 21,296 21,722 22,157 22,600 22,600
Jumlah KK miskin 304 45.00 45 45 45 45 529
yang dientaskan (KK/
tahun)
Jumlah industri hulu 4 - 1 1 1 1 8
usaha KP (Unit/
tahun)
Program Penumbuhan 214 236 150.00 260 212.50 285 212.50 311 212.50 336 212.50 336 212.50 Dinas Kelautan
Pengembangan kelompok pelaku & Perikanan
Sistem Penyuluhan utama kelautan dan
Perikanan perikanan (Kelompok)

Program Optimalisasi Jumlah industri hilir 125 3 790.00 3 1,205.30 3 1,202.80 3 1,197.80 3 1,197.80 140 1,787.80 Dinas Kelautan
Pengelolaan dan usaha Kelautan dan & Perikanan
Pemasaran Produksi Perikanan (UMKM)
Perikanan Jumlah penyerapan 20 20 20 20 20 20 120
tenaga kerja (Orang)

APBN Produksi ikan olahan 450.15 468.34 477.70 487.26 497 506.94 506.94
(Ton)
APBD Provinsi Jumlah KK miskin 104 25 25 25 25 25 229
yang dientaskan (KK)

Program Jumlah rumah - - - 20 658.75 20 658.75 20 658.75 20 658.75 100 719.34 Dinas Kelautan
Pengembangan dan nelayan dan & Perikanan
Pengelolaan Sumber lingkungan pesisir
Daya Kelautan dan yang direhab (Unit)
Perikanan
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program 100 100 63.31 - - - - - - - - - - Dinas Kelautan
Pengembangan & Perikanan
Usaha Mina Pedesaan
(PUMP) Bidang
Perikanan Budidaya

Program 100 100 82.50 - - - - - - - - - - Dinas Kelautan


Pengembangan & Perikanan
Usaha Mina Pedesaan
(PUMP) Bidang
Perikanan Tangkap

Program 100 100 55.41 - - - - - - - - - - Dinas Kelautan


Pembangunan & Perikanan
Kawasan Minapolitan
Kota Padang
Program 3.50 2.00 1,051.02 3.00 382.50 3.00 379.75 3.00 379.75 3.00 379.75 17.50 379.75 Dinas Kelautan
Pengembangan & Perikanan
Sentra Hasil
Pengolahan Ikan
Program KKLD/ KKPD yang 1,862 1,862 1,646.35 1,862 600.59 1,862 600.59 1,862 600.59 1,862 600.59 1,862 660.59 Dinas Kelautan
Pengembangan dikelola (Ha) & Perikanan
Potensi Sumber Daya Luasan ekosistem - 1 1 1 1 1 5
Alam Hayati, Pesisir pesisir, laut dan
dan Pulau-Pulau Kecil perairan umum yang
diperbaiki/ dipulihkan
(Ha)
Pelepasan hewan 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 30,000
langka ke perairan
umum (ekor)
Jumlah pulau-pulau 3 - 1 1 1 1 7
kecil yang dikelola
(Buah)
Jumlah regulasi yang - 1 1 1 1 1 5
diterbitkan
(Dokumen)
Program - 1 21.02 - - - - - - - - - - Dinas Kelautan
Pengembangan & Perikanan
Usaha Mina Pedesaan
(PUMP) Pengolah dan
Pemasaran Hasil
Perikanan P2HP

Program Peningkatan Jumlah eksportir 10 1 28.74 1 233.75 1 164.00 1 164.00 1 164.00 15 164.00 Dinas Kelautan
Daya Saing Produk usaha KP (Orang) & Perikanan
Hasil Perikanan Jumlah penyerapan 10 10 10 10 10 10 60
tenaga kerja (Orang)
Tabel 8.32
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Perdagangan dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan 36,044.95 46,683.77 59,146.55 56,183.93 67,441.88 67,948.41
Perdagangan
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 5,700.11 100 5,471.97 100 5,745.58 100 6,032.00 100 6,334.00 100 6,651.00 Dinas Pasar
Administrasi kegiatan administrasi
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 2,774.26 100 2,643.12 100 2,776.48 100 2,914.00 100 3,059.00 100 3,212.00 Dinas Pasar
Sarana dan Prasarana dan prasarana
Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya disiplin - 100 250.50 100 168.00 100 176.40 100 185.00 100 194.00 100 204.00 Dinas Pasar
Disiplin Aparatur Aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 50.00 100 68.00 100 71.40 100 74.90 100 78.70 100 82.60 Dinas Pasar
Kapasitas Sumber peningkatan
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 Dinas Pasar
Pengembangan pelaporan capaian
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Program Meningkatnya 60 65 2,923.19 70 1,145.59 75 1,146.00 80 1,146.00 85 1,146.00 90 1,146.00 Dinas Perindag-
Perlindungan perlindungan tamben
Konsumen dan terhadap konsumen
Pengamanan Terwujudnya 1 1 395.00 1 148.75 1 148.75 1 148.75 1 148.75 1 149.29 Dinas Pasar
Perdagangan perlindungan
konsumen dan 1 1 167.50 1 175.00 1 175.00 1 175.00 1 175.00 1 175.00 Bag.
pengamanan Perekonomian
Program Pembinaan Jumlah Pelaku Usaha 500 - - - - - - - - 500 298.00 500 301.00 Dinas Perindag-
Pedagang Sektor yang dibina tamben
Informal
Program Pembinaan Peningkatan Jumlah 4 7 1,527.49 9 767.12 11 860.32 15 845.75 20 888.00 24 932.40 Dinas Pasar
PKL dan Asongan daerah lokasi pasar
yang ditertibkan
Program Cakupan 45 50 7,918.30 55 28,050.00 60 40,500.00 65 36,140.41 70 46,597.00 75 46,597.00 Dinas Perindag-
Pengembangan Penyelesaian Pasar tamben
Sarana dan Prasarana Rakyat (%) 1 1 2,696.66 1.00 42.50 1 42.50 1 42.50 1 42.50 1.00 42.50 Dinas Pasar
Perdagangan Cakupan - - - - - - - - - - - - - Dinas Perindag-
Penyelesaian Pasar tamben
Tematik (Jumlah)
Program 100 100 525.00 100 1,031.25 100 531.25 100 531.25 100 531.25 100 531.25 Dinas Perindag-
Pengembangan dan tamben
Perluasan Pangsa Penyelesaian Pasar - - - - - - - - - - - - - Dinas Pasar
Pasar Raya
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Kelengkapan Meningkatnya jumlah 2 5 9,311.19 7 5,089.80 13 5,089.80 18 5,089.90 23 5,089.90 27 5,089.90 Dinas Pasar
Pengembangan blok pasar yang
Sarana dan Prasarana terpelihara
Pasar

Program Sarana dan Meningkatnya 70 70 1,370.75 80 1,321.67 85 1,321.67 85 1,321.67 90 1,322.48 90 1,321.67 Dinas Pasar
Prasarana Kebersihan kebersihan pasar
Pasar
Program Peningkatan Meningkatnya 65 70 425.00 75 255.00 80 255.00 85 255.00 90 255.00 95 255.00 Dinas Perindag-
Efisiensi Perdagangan penggunaan produk tamben
Dalam Negeri dalam negeri

Program Peningkatan Meningkatnya nilai 2.21 - - - - - - 2.56 975.00 2.69 975.00 2.83 950.00 Dinas Perindag-
dan Pengembangan ekspor ($US Miliar) tamben
Ekspor

Program Meningkatnya 75 - - 79 204.00 81 204.00 83 204.00 85 204.00 90 204.00 Dinas Perindag-


Pengendalian kelancaran distribusi tamben
Ketersediaan, barang kebutuhan
Stabilisasi Harga dan masyarakat
Distribusi Barang
Kebutuhan Pokok dan
Penting
Program Peningkatan Meningkatnya 75 - - 82 93.50 85 93.50 88 93.50 91 93.50 95 93.50 Dinas Perindag-
Kualitas Pelaku Usaha ketrampilan pelaku tamben
Perdagangan usaha
Tabel 8.33
Program Prioritas Pembangunan Daerah Menurut Urusan Industri dan Pendanaan Tahun 2014-2019
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Urusan Industri 2,363.28 2,131.51 3,206.01 6,467.02 9,728.02 10,706.33
Program Peningkatan Tingkat penggunaan NA 11 kec. 70.00 - - - - 11 kec. 200.00 11 kec. 228.36 11 kec. 205.41 Dinas Perindag-
Kapasitas Iptek dan TTG (%) tamben
Kemampuan
Teknologi

Program Jumlah unit usaha NA 600 715.87 600 467.50 600 467.50 600 950.00 600 1,000.00 600 1,000.00 Dinas Perindag-
Pengembangan (IKM) tamben
Industri Kecil dan
Menengah
Program Penataan Penguatan industri NA - - - - - - 4 paket 400.00 4 paket 400.00 4 paket 400.00 Dinas Perindag-
Struktur Industri lokal tamben
Pembinaan IKM NA - - - - - - 125 500.00 125 500.00 125 500.00
pengguna
sumberdaya lokal
Program Jumlah sentra IKM 1.00 - - - - 1 paket 200.00 1 paket 200.00 1 paket 200.00 1 paket 200.00 Dinas Perindag-
Pengembangan tamben
Sentra IKM
Program Pembangunan - - - - - Tahap 2 500.00 Tahap 3 2,000.00 Tahap 4 5,000.00 1 paket 6,000.00 Dinas Perindag-
Pengembangan Technopark tamben
Technopark dan
Pusat Alih Tekhnologi
(Kerjasama Pemko,
Provinsi, Pemerintah
Pusat dan Swasta)

Program Peningkatan NA - - - - 3 paket 263.53 3 paket 304.19 3 paket 330.00 3 paket 330.00 Dinas Perindag-
Pengembangan kerjasama tamben
Jaringan Kerjasama
Lokal, Nasional dan
Internasional
Program Pelayanan Terlaksananya 100 100 928.51 100 845.84 100 888.13 100 972.00 100 1,079.00 100 1,028.00 Dinas Perindag-
Administrasi kegiatan administrasi tamben
Perkantoran perkantoran (%)
Program Peningkatan Tersedianya sarana 100 100 587.55 100 796.92 100 826.39 100 877.53 100 924.16 100 973.12 Dinas Perindag-
Sarana dan Prasarana dan prasarana tamben
Aparatur aparatur (%)

Program Peningkatan Terlaksananya disiplin - 100 36.35 - - 100 38.17 100 40.00 100 42.00 100 44.10 Dinas Perindag-
Disiplin Aparatur Aparatur (%) tamben
Kondisi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Bidang Urusan Kinerja
Indikator Kinerja SKPD
Pemerintahan dan Awal Kondisi Kinerja pada
Kode Program (output/ Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Penanggung
Program Prioritas RPJMD Tahun 2019
outcome) Jawab
Pembangunan (Tahun
2013) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta) Target Rp. (juta)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program Peningkatan Terlaksananya 100 100 15.00 100 12.75 100 13.39 100 14.00 100 14.70 100 15.40 Dinas Perindag-
Kapasitas Sumber peningkatan tamben
Daya Aparatur kapasitas aparatur
(%)
Program Peningkatan Terlaksananya sistem 100 100 10.00 100 8.50 100 8.90 100 9.30 100 9.80 100 10.30 Dinas Perindag-
Pengembangan pelaporan capaian tamben
Sistem Pelaporan kinerja dan keuangan
Capaian Kinerja dan (%)
Keuangan

Anda mungkin juga menyukai