Anda di halaman 1dari 5

2.

2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


3.2.1 Pengkajian
a. Data Subjektif
Orang dengan radang mata dapat mengeluh gatal-gatal
Nyeri (ringan sampai berat) pada kelopak mata
Lakrimasi (mata selalu berair)
Sensitif terhadap cahaya (fotopobia)
Kejang kelopak mata (blepharospasme)
Gelisah akibat gatal-gatal/nyeri
Penderita merasa ada sesuatu di matanya
Malu dan kurang percaya diri akibat efek dari penyakitnya (bulu mata rotok dan tidak
terganti)
Pandangan mata kabur dan ketajaman penglihatan menurun

b. Data objektif
Kemerahan
Edema kelopak mata
Pengeluaran pus
Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur
2.2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Nyeri akut b/d iritasi peningkatan secret dan fotofobia sekunder akibat peradangan di
margo papebra d/d kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur, sensitive terhadap cahaya, rasa
panas pada mata , skala nyeri 1-6
2. Gangguan persepsi sensori perseptual b/d tergeseknya kornea d/d pandangan kabur,
ketajaman mata menurun
3. Kerusakan integritas kulit b/d pelepasan lapisan tanduk di kulit dan di daerah bulu
mata,pelepasan krusta warna kuning d/d adanya skuama /sisik, bulu mata lengket, gatal-gatal.
4. Harga diri rendah b/d bulu mata rontok dan tidak diganti dg yang baru d/d klien malu tidak
pecaya diri
5. Ansietas b/d penyakit yang diderita d/d klien tampak cemas dengan penyakitnya
6. Kurang pengetahuan (tentang penyakit dan penatalaksanaannya) yang b/d keterbatasan
informasi d/d OS menggosok-gosok mata, mengeluh gatal-gatal,kemerahan
7. Resiko cedera b/d gangguan penglihatan , fotopobia ,adanya secret mukopurulen,
menempelnya bulu mata
2.2.3 Intervensi Keperawatan

- Dx I :
kriteria : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri
dapat ditoleransi dg KH klien:
- Mengalami perbaikan keluhan
- Menjelaskan tanda-tanda perbaikan keluhan
- Skala nyeri 0-1
intervensi :
1. Observasi tingkat nyeri
2. Observasi TTV
3. Jelaskan penyebab nyeri
4. Kompres daerah mata dengan air hangat
5. Oleskan kelopak yang sudah dibersihkan dgn obat salep mata,menggunakan aplikator kapas
(yang meliputi antibiotika, antistafilokok, sulfonamide, AgNO3 1% - 2% untuk blefaritis
ulseratif, kortikosteroid untuk peradangan.

Rasional :

1. Mengetahui tingkat nyeri untuk memudahkan intervensi selanjutnya


2. Untuk mengetahui (TD, Nadi,Suhu,Pernafasan )
3. Untuk menambah pengetahuan pasien
4. Kompres menggunakan air hangat dapat mengurangi rasa nyeri
5. Mengurangi peradangan dan mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut

Dx II :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapt
melihat normal dgn KH : Peningkatan ketajaman penglihatan dalan batas situasi individu.
intervensi :
1. Observasi kemampuan melihat . mengorientasikan pasien terhadap lingkungan dan
aktifitas.
2. Menjelaskan terjadinya gangguan persepsi penglihatan
rasional :
1. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan melihat
2. Untuk meningkatkan pemahaman dan mengurangi ansietas pasien

Dx III :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kerusakan
integritas kulit dapat teratasi dgn KH:
- Skuama/sisik berkurang
- Gatal berkurang sampai hilang
- Bulu mata tidak lengket
intervensi :
1. Kopmpres tepi kelopak mata 3 kali atau sesuai kebutuhan , sambil menekan-nekan kelenjar
untuk mengeluarkan isinya.
2. Kolaborasi pemberian salep mata
rasional :
1. Kompres membersihkan tepi kelopak mata dari krusta /skuama
2. Dapat mengurangi terjadinya iritasi lebih lanjut

Dx IV :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien tidak
merasa malu dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan fisiknya dgn KH : pasien dapat
menyatakan gambaran diri lebih nyata.

intervensi :
1. Kaji tingkat ansietas, pengalaman dan pengetahuan Klien tentang kondisi saat ini.
2. Berikan informasi yang akurat dan jujur tentang penyakitnya dan beri tahu bahwa
pengawasan dan pengobatan dapat mencegah gangguan penglihatan .
3. Dorong klien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaannya.

rasional :
1. Ansietas, pengalaman dan pengetahuan dapat mempengaruhi persepsi klien tehadap
penyakit,penerrimaan klien dan upaya klien untuk mengontrol penyakit.
2. Mengurangi ansietas dan memberikan dasar fakta untuk menerima informasi tentang
pengobatan
3. Member kesempatan menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan
masalah.

Dx V :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan klien tidak cemas
lagi dan dapat beradaptasi terhadap penyakitnya dgn KH :
- Melaporkan pengetahuan yang cukup terhadap penyakitnya
- Klien menerima penyakt yang dialami
intervensi :
1. Tekankan dan beri tahu klien tetang penting nya perbaikan keadaan umum, meliputi
kebersihan perorangan terutama mata dan peningkatan gizi.
2. Anjurkan klie n untuk tidak mengerjakan pekerjaan dekat terlalu lama.
3. Anjurkan klien untuk tidak merokok.
rasional :
1. Ansietas, pengalaman dan pengetahuan dapat mempengaruhi persepsi klien tehadap
penyakit,penerrimaan klien dan upaya klien untuk mengontrol penyakit.
2. Mengurangi ansietas dan memberikan dasar fakta untuk menerima informasi tentang
pengobatan
3. Member kesempatan menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan
masalah.

Dx VI :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x60 mnt diharapkan klienmendapat
informasi yang cukup tentang tindakan yang akan dilakukan dgn KH:
- Mengetahui dan mampu menyebutkan kembali tintakan yang harus dilakukan untuk
meningkatkan keadaan umum, penggunaan obat-obatan.
intervensi :
1. Tekankan dan beri tahu klien tetang penting nya perbaikan keadaan umum, meliputi
kebersihan perorangan terutama mata dan peningkatan gizi.
2. Anjurkan klie n untuk tidak mengerjakan pekerjaan dekat terlalu lama.
3. Anjurkan klien untuk tidak merokok.
4. Beri tahu klien bahwa pengobatan harus dilakukan secara teratur dan tuntas.

rasional :
1. Blefaritis dapat timbul karena penurunan status kesehatan dan malnutrisi.
2. Akomodasi mata yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan pada mata
3. Pemajanan asap pada mata akan memperhebat iritasi pada mata.
4. Pengobatan yang tidak memadai akan membuat blefaritis dari kedua tipe bercampur dan
menjadi menahun serta menimbulkan berbagai macam komplikasi dan kerusakan kornea karena
timbulnyatrikiasis Memberikan data

2.2.4 Evaluasi
1. Untuk diagnose pertama
- Evaluasi Tujuan tercapai
Iritasi berkurang, sekret menurun
Nyeri berkurang sampai hilang
OS dapat menjelaskan tanda tanda perbaikan
2. Untuk diagnose kedua
- Evaluasi Tujuan tercapai
Pandangan tidak kabur
Ketajaman penglihatan meningkat
3. Untuk diagnose ketiga
- Evaluasi Tujuan tercapai
Skuama/sisik berkurang
Gatal berkurang sampai hilang
Bulu mata tidak lengket
4. Untuk diagnose keempat
- Evaluasi Tujuan tercapai
Pasien dapat menyatakan gambaran diri lebih nyata
5. Untuk diagnose kelima
- Evaluasi Tujuan tercapai
Melaporkan pengetahuan yang cukup terhadap penyakitnya
Klien menerima penyakit yang dialami

6. Untuk diagnose keenam


- Evaluasi Tujuan tercapai
Mengetahui dan mampu menyebutkan kembali tindakan yang harus dilakukan untuk
meningkatkan keadaan umum, penggunaan obat obatan
7. Untuk diagnose ketujuh
- Evaluasi Tujuan tercapai
Mendemonstrasikan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas dalam cara yang aman
Mengungkapkan pemahaman tentang pembatasan yang dibutuhkan

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang ditandai dengan kelopak mata yang
berminyak. Disebabkan karena bakteri jamur dan virus atau juga karena gangguan aliran kelenjar
meibom pada kelopak mata. Blefaritis memberikan gejala mata merah, berair dan nyeri, serta
rontoknya bulu mata. Blefaritis sebenarnya bisa hilang tanpa pengobatan, karena prinsip utama
pengobatan blefaritis adalah kebersihan kelopak mata, namun untuk membantu mempercepat
penyembuhan biasanya diberikan theraphy khusus sesuai dengan penyebab dari blefaritis
tersebut.

3.2 Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa lebih gampang mempelajari terapan ilmu
keperawatan khususnya pada system persepsi sensori mengenai penyakit Blefaritis.
Dengan pembuatan makalah ini, diharapkan para pembaca akan lebih memahami mengenai
penyakit pada mata khususnya penyakit Blefaritis. Sehingga diharapkan kita dapat lebih menjaga
kebersihan diri kita khususnya mata, agar mata kita dapat terhindar dari penyakit mata

DAFTAR PUSTAKA
Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah 2. Padjajaran Bandung; Bandung.
Istiqomah, dkk. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mata. EGC; Jakarta.
Radjamin, Tamin. 1984. Ilmu Penyakit Mata. Airlangga University : Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai