Anda di halaman 1dari 2

Tugas Esai MPK S Kaligraf

No. 44
Bualan Dalam Tegaknya Alifku
Dalam karya cerpen Lukisan Kaligrafi karya KH. A. Mustofa Bisri
atau lebih sering dipanggil Gus Mus, menceritakan mengenai pengalaman
melukis kaligrafi pertama Ustadz Bachri karena dorongan teman lamanya,
Hardi, seorang pelukis yang mengikuti jalannya pasar. Karya dari Ustadz
Bachri sangat dikagumi dan akhirnya dibeli oleh seorang kolektor lukisan
seharga $ 10.000. Apakah sebetulnya yang menarik dari lukisan Ustadz
Bachri?
Karya Ustadz Bachri, sebuah lukisan kaligrafi yang hanya terdiri dari
satu huruf hijaiyah, yaitu alif, di tengah kanvas dan ketika difoto, lukisan
tersebut bagai menghilang. Semua orang terpana dan bertanya-tanya.
Ternyata setelah bercerita kepada keluarganya, dapat kita ketahui bahwa
sebenarnya, karya Ustadz Bachri ini merupakan karya yang ia paksakan
untuk dibuat. Ustadz Bachri tak pernah melukis. Setelah Hardi melihat
kaligrafi buatan Ustadz, ia memaksa Ustadz untuk membuat lukisan lagi
untuk dipamerkan dalam sebuah pameran lukisan besar dan ternama.
Ustadz Bachri merasa tertantang sebab Hardi yang tak mengerti
mengenai Khat Arab dapat berhasil membuat kaligrafi, mengapa ia yang
paham tidak? Namun, hasilnya tidak seperti yang beliau kira, karena
melukis kaligrafi cukup sulit. Terlebih lagi karena dibuat dalam tekanan,
maka hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, dalam
pandangan saya, membuat sebuah karya seni, seperti kaligrafi,
seharusnya dibuat dengan senang hati dan dalam keadaan tenang, tidak
dipaksa. Mengingat yang kita tulis dalam kaligrafi juga merupakan ayat
suci dalam Al-Quran, ada baiknya kita juga mengerti cara menulis dan
ilmu kaligrafi sebelumnya. Lebih baik kita mengerti atau mengetahui
terlebih dahulu mengenai kaligrafi sebelum melukisnya, tidak seperti
Hardi yang hanya karena adanya pasar, sembarang melukis kaligrafi.
Kembali lagi ke lukisan kaligrafi Ustadz Bachri, lukisan beliau dapat
menghilang karena dipotret. Hal ini disebabkan oleh masalah sepele, yaitu
ia kehabisan cat. Cat yang tersisa adalah cat putih dan silver yang
menyebabkannya bagaikan menghilang ketika dipotret. Dengan hal kecil
seperti ini, tak disangka dapat menimbulkan kekaguman dari berbagai
orang. Walau lukisan kaligrafi ini sangat sederhana, lukisan ini dapat
terjual seharga $ 10.000. Hal ini dikarenakan otak bisnis dari Hardi.
Sebuah lukisan biasa hanya dengan satu goresan yaitu alif dapat terjual
dengan begitu mahalnya dikarenakan falsafahnya yang begitu yang
dalam yang bahkan pelukisnya sendiri tak mengerti, falsafah yang Hardi
buat dan ceritakan kepada kolektor-kolektor agar lukisan kaligrafi biasa
tersebut dapat terjual. Lukisan yang bahkan tidak diberi judul oleh
pelukisnya, setelah diberi judul Alifku Tegak Di Mana-mana menjadi sangat
menarik. Sunguh benar, hanya dengan judul yang menarik dan makna-
makna yang bisa jadi palsu dapat menarik hati orang. Kaligrafi ataupun
seni lainnya boleh saja dijadikan bisnis. Namun, alangkah baiknya jika
karya seni tersebut benar adanya memilki makna, bukan hanya mengada-
ada. Dalam pemikiran saya, itu termasuk dalam penipuan. Memang tak
terlihat,tapi kata-kata makna tersebut adalah bualan.
Karya seni pada awalnya hanya untuk dinikmati keindahannya, tapi
lama-lama kelamaan dijadikan ladang bisnis. Tidak ada salahnya
memang, tapi ini menghilangkan keindahan yang murni dalam seni
tersebut. Misalnya, dalam melukis, jika pelukis tidak memiliki hati yang
murni ataupun hanya memikirkan bisnis dan pasar, lukisannya menjadi
hambar dan tak ada karakter. Pelukis tersebut kehilangan sesuatu yang
menjadikannya seniman. Tidak ada yang benar ataupun salah, hanya saja
saya merasa kehilangan keindahan dalam sebuah karya dan tidak utuh
lagi dalam melihatnya.

Anda mungkin juga menyukai