Adly Havendri
Laboratorium Konversi Energi - Jurusan Teknik Mesin- Fakultas Teknik -
Universitas Andalas, Kampus Limau Manis Padang - 25163
Telp. 0751-72586 Fax. 0751-72566
email : adlyhave@ft.unand.ac.id
ABSTRAK
Biodiesel adalah alternatif bahan bakar pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya minyak
diesel yang dibuat dari bahan dasar minyak nabati. Salah satu sumber minyak nabati yang sangat
prospektif untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel adalah hasil dari proses pengolahan
biji jarak pagar (Jatropha curcas L). Hal ini disebabkan karena minyak jarak pagar tidak
termasuk dalam kategori minyak makan (edible oil) sehingga pemanfaatannya sebagai biodiesel
tidak akan menganggu penyedian kebutuhan minyak makan nasional, kebutuhan industri
oleokimia, dan ekspor CPO. Dalam prakteknya, biodiesel jarak pagar sering digunakan dengan
cara membuat BBM campuran biodiesel jarak pagar dengan solar.
Untuk mendapatkan komposisi campuran yang baik dari penggunaan bahan bakar campuran
biodiesel jarak pagar dengan solar, perlu dilakukan penelitian tentang prestasi dan emisi gas
buang dari motor diesel tersebut. Prestasi motor bakar diamati dengan mendapatkan parameter
prestasi yang terdiri dari daya poros, tekanan efektif rata-rata, pemakaian bahan bakar,
pemakaian bahan bakar spesifik, perbandingan bahan bakar udara, dan efesiensi volumetric,
sedangkan darii gas buangakan diukur kandungan CO2, SO2, NOx, CO, dan HC. Di dalam
penelitian ini dibuat beberapa variasi campuran bahan bakar biodiesel-solar yaitu B-10, B-20,B-
30, B-40, B-50 dan B-60 pada putaran 1600 rpm dan 1800 rpm. Sebagai pembanding akan
digunakan bahan bakar Solar murni.
Dari hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan bahwa campuran bahan bakar biodiesel jarak
pagar dan solar dapat digunakan secara langsung pada motor bakar diesel , dan campuran yang
direkomendasikan untuk digunakan adalah campuran biodiesel jarak pagar kecil dari 40% (B-0).
TeknikA 65
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471
TeknikA 66
No. 29
9 Vol.1 Thn
n. XV April 2008 IS
SSN: 0854-88471
bioodiesel pada taanah dan air bisa teratasi secaara pagar. Biji jarak pagar rata-rata memiliki
alaami. ukuran 18 x 11 1 x 9 mm, berat 0,62 gram m, dan
Bioodiesel mamppu mengelimin nasi efek rum mah terdiri atas 58,1% biji inti i berupa daging
d
kacca. (kernel) dann 41,9% kuulit. Bagian kulit
Bioodiesel memiiliki bilangann asap (smooke mengandung 0,8% ekstrak eter. Kadar m minyak
num mber) rendah. (triglerisida) dalam
d inti biji ekuivalen dengan
d
Meempunyai nilaai bilangan settana yang tingggi 55% atau 33% % dari berat tottal biji. Asam lemak
l
berrkisar antara 57 sampai 62 sehingga
s efisiensi penyusun minnyak jarak pagaar terdiri atas 22,7%
2
pemmbakarannya lebih baik. asam lemak jenuh dan 77,33% asam tak jenuh. j
Meenurunkan keaausan ruang piiston karena siifat Kadar asam lemak minyak k terdiri dari 17%
pellumasan bahhan bakar yang y bagus ( asam palmiat;; 5,6% asam stearat,
s 37,1% asam
kemmampuan untu uk melumasi mesin
m dan sistem oleat, dan 40,,2 % asam linooleat. (Hambalii. dkk,
bahhan bakar). 2006)
Bioodiesel dapaat diperbaharrui (renewabble) Penggunaaan minyak jaarak pagar seebagai
karrena diproduuksi dari baahan pertanian. bahan baku uutama pembuattan biodiesel sangat s
Bioodiesel bisa diproduksi
d di pedesaan dalaam menguntungkaan, karena:
benntuk skala keecil dan meneengah. Sehinggga Minyak jjarak pagar tiddak termasuk dalam d
dappat meningkaatkan nilai produk pertaniian kategori minyak maakan (edible oil)
Inddonesia. sehingga pemanfaatannnya sebagai bioodiesel
Meenurunkan keteergantungan suuplai minyak ddari tidak aakan mengaanggu penyyedian
neggara asing dan fluktuasi hargaa. kebutuhann minyak makan nassional,
kebutuhann industri oleokimia, dan ekspor
e
Biod diesel dari miinyak tanamann dapat langsuung CPO. (Haambali. dkk, 20006)
dipergu unakan sebagaai bahan bakarr mesin atauppun Tanamann jarak pagarr mampu tuumbuh
dicampur terlebih dahulu
d dengann solar sebeluum dengan ceepat dan kuat hingga ketingggian 3
digunakkan. Biodiesel murni (tanpa campuran sollar) sampai 5 m di lahan yang
y beriklim panas,
p
biasa dikenal
d dengann istilah B-100 0. Biodiesel jenis tandus, ddan berbatu karena memppunyai
ini dappat digunakan n pada mesin n setelah mesin sistem peerakaran yang mampu
m menahhan air
dimodiffikasi. Sedanggkan biodiesell yang dicamppur dan tanahh sehingga maampu tahan terrhadap
solar dengan
d kadar tertentu dapat dipergunakkan kekeringaan pada daerah dengan curah
langsunng tanpa harus memodifikasi mesin. Biodieesel hujan reendah serta berfungsi seebagai
campurr biasa dikenall dengan istilaah B-5, B-10, B- tanaman pengendali erosi. (Manuurung,
15, B-220, B-25, terganntung pada perrsentase biodieesel 2005)
yang diigunakan. Misalnya B-5, ang gka 5 dibelakaang Pengembanagan komooditas jarak pagar
huruf B berarti 5% biodiesel
b ditam
mbah 95% sollar. paling seesuai untuk laahan marginall atau
Semakiin tinggi perseentase biodieseel terhadap soolar lahan krritis di Indonesia, diantarranya:
maka keunggulan
k bio
odiesel terhadaap mesin semakkin Nangroe Aceh Darusssalam , Sum matera
meninggkat. Utara, Suumatera Baratt, Bengkulu, Jawa,
Untuuk membuatt biodiesel diperlukan tiiga Bali, NTTB, NTT, Sullawesi, dan P Papua.
kompon nen utama yaittu: (Hambalii. dkk, 2006)
1. Miinyak nabati Pada umuumnya seluruh h bagian tanam mannya
Minyak naabati biasa disebut denggan beracun ssehingga tanamman ini hampirr tidak
trig
gliserida atau gliserin ester atau
a asam lemmak memiliki hama dan tidak t membutuuhkan
(faatty acids) kaarena bersifat asam. Minyyak perawatann yang khusus. (Manurung, 22005)
nabbati memiliki berat jenis 0,940 pada 20C.
Miinyak nabatii berwarna kuning, tiddak III. METODOLO
M OGI
meempunyai bau, dan tidak mempunyai
m raasa.
Miinyak nabati yang telah digunakan
d unttuk 3.1 Peralatan Pen
ngujian
meenggoreng akan n menjadi lebiih asam dan akkan
P
Perangkat penggujian yang akaan digunakan aadalah
meenghasilkan asam lemak bebbas. Asam lem mak
motoor Diesel Chaang Chai SX 175. 1 Skema motor
bebbas dapat menempel
m pada apapun yaang
dieseel dapat dilihaat pada gambaar 3. 1 di bawah ini
berrsifat basa. Keetika membuatt biodiesel, asaam
dan spesifikasi daari motor terseebut dijelaskann pada
lemmak bebas harus dihilangkan. Unttuk
lamppiran.
meenghilangkannyya digunakann lebih banyyak
kattalis dimana jumlah kataalis yang akkan
diggunakan terganntung pada tiingkat keasam man
minyak nabati terrsebut.
Salah satu jeenis minyak nabati
n yang dappat
diggunakan untuk menghasilkann biodiesel adallah
minyak jarak paagar (Jatropha a curcas L) yaang
dihhasilkan dari proses pengoolahan biji jarrak
No. 29
9 Vol.1 Thn
n. XV April 2008 IS
SSN: 0854-88471
Gam
mbar 3.1 Motorr Diesel Chang
g Chai SX 175 3.4 Parameter Parameter yan
ng Diukur
3.2 Ala
at Ukur 3.4.11 Parameterr Prestasi
Alaat ukur yang digunakan
d dalaam pengujian ini P
Parameter yangg harus iperhaatikan untuk menilai
m
terdiri dari:
d presttasi motor diesel pada berbaagai kondisi opperasi
Qu uintox Flue Gaas Analyzer antarra lain :
Quuintox Flue Gas
G Analyzer adalah
a alat yaang
Dayaa poros efektiif (Ne), Tekannan efektif ratta-rata
diggunakan untuuk mengukur konsentrasi gas g
buuang yang dihhasilkan oleh mesin. Alat ini (Pe), Pemakaian bahan bakar ( m & f ), Pemaakaian
meenggunakan oksigen,
o sarin
ngan sulfur, dan
d bahaan bakar spesifik (Be), Perbandingan
P bahan
saaringan partikel untuk mendeeteksi kandunggan A), Laju aliran bahan bakar udara
bakaar udara (F/A u (
gaas buang messin. Alat ini dapat
d digunakkan & u ), Efisiensi volumetrik (V ) dan Efiisiensi
m
unntuk mengukur konsentrasi CO, CO2, NO Ox
(N
NO dan NO2), SO S 2, O2, dan HC.
H Gas analyzzer mal ( th ).
therm
dillengkapi dengan probe yang g memiliki ujuung
yaang runcing (d depth stone co one) yang dappat 3.4.22 Parameter Emisi
E Gas Buang
dippakai dalam luubang-lubang yang
y berdiameeter P
Parameter yanng akan diukuur dalam penggujian
8mmm sampai 21mm. Hasil pengukuran
p yaang adalah konsentrasii gas buang yaang terdiri darii CO2,
diddapatkan akaan ditampilkann pada handdset SO2, NOx, CO dann HC.
(reemote monitor).
IV. HASIL
H DAN PEMBAHASA
P AN
4.1 Pengujian
P Preestasi
A. Efisiensi
E Therm
mal vs Putaran
D
Dengan mem mvariasikan campuran bioodiesel
miny yak jarak dan solar pada B1 10, B20, B30,, B40,
B50 dan solar 100% sebagai pembanding
p staandar.
Putaaran digunakann naik konsttan 100 rpm yang
dimu ulai 1600 sam mpai 2100, kami mendappatkan
bebeerapa hasil perccobaan yang kami tuangkan dalam
d
Gambar 3.22 Skema Quinttox Flue Gas benttuk garapik peerbandingan efesien thermall,daya
Analyzer poroos,torsi dan kkonsumsi bahhan bakar terrhadap
Taachometer putaaran mesin.
Taachometer adallah alat ukur kecepatan
k putarran
yaang memiliki sensor beruupa sinar innfra Grafik efesiensi thermal vs pu
utaran
Solar Murni
B10
B20
B30
5
50
B40
B50
40
4
1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200
Putaran (rpm)
E
Efesiensi therm
mal akan cennderung meniingkat
sebaanding tingginyya putaran. Sem
makin tinggi puutaran
makka semakin banyak langgkah kerja yang
dibu
utuhkan pada w waktu yang samma, hal ini dapaat kita
lihatt pada pengujiaan bahan bakarr solar 100 %. U
Untuk
Gambar 3.33 Tachometer Digital
D putaaran 1600 rpm m efesiensi th hermalnya 455,4 %
sedaangkan pada 21100 rpm efesieensi thermalnyaa 60,8
3.3 Asu
umsi-Asumsi pada
p Pengujiaan %. Pada
P campurann biodiesel dann solar juga terjadi
t
Mesin dieseel yang digunakan berfunngsi hal yang
y sama, naamun harga yaang dperoleh berada
b
secara optim
mal. dibaawah solar 1000%. Untuk B10,B B20, B300, B40
Tidak ada fluktuasi padda putaran yaang padaa putaran 16000 dan1700 efesiensi therm malnya
diujikan. beraada diatas solar 100%,Untuk puutaran
Alat ukur yaang digunakan telah terkalibrrasi 18000,1900,2000,21100 harga effesiensi therm malnya
dan dapat melakukan
m peembacaan secara beraada dibawah solar 100%. Paada gambar teerlihat
akurat. bahwwa harga yangg ditunjukan tidak naik atau turun
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471
secara linear meskipun putaran yang diberikan sama. 0,270075 kg/jam dan untuk putaran 2100 rpm
Campuran B10 samapi B50 masih dapat digunakan dibutukan bahan bakar ratar-rata 0,39 kg/jam dari
tetapi untuk perawatan dan kerja mesin yang optimal gambar juga terlihat bahwa semakin besar
disarankan menggunakan samapai B20 karena campuran maka kebutuhan bahan bakar juga
semakin besar campuran akan menambah viskositas semakin besar dimana untuk putaran yang konstan
bahan bakar sehingga proses pengabutan tidak 2100 rpm pada solar 100% dibutukan 0,34968
sempurna. kg/jam sedangkan pada B50 dibutuhkan 0,409659
kg/jam. Peningkatan konsumsi bahan bakar yang
B. Grafik Daya vs Putaran
dipengaruhi besarnya campuran karena semakin
Secara teori semakin tinggi putaran maka daya besar campuran maka viskositasnya juga meningkat,
yang di hasilkan juga meningkat, pada gambar hal ini akan menyebabkan penguapan diruang bakar
terlihat bahwa daya tertinggi pada 2100 rpm dan akan rendah. Untuk kebutuhan produksi dan
terendah 1600 rpm pada setiap variasi campuran penghematan sangat dianjurkan memakai campuran
B20 karena pada B20 untuk putaran 2100 rpm hanya
Grafik Daya vs Putaran
membutuhkan 0,386084 kg/jam. Berati selisih antara
3 solar 100% dengan B20 hanya 0,0364 kg/jam.
2.5 solar murni
D. Torsi vs Putaran
B10
Daya (KW)
Torsi (Nm)
1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200
B20
Putaran (rpm) 10000 B30
B40
B50
Solar 100% menunjukkan daya maksimum 2,55 9000
B30 sama dengan solar 100% pada putaran 2100 Putaran (rpm)
0.4 bakar
Solar Murni
0.35
B10
B20
Secara teoritis penggunaan biodiesel sebagai
0.3
B30 campuran bahan bakar mesin akan mengurangi
B40
B50 timbulnya emisi CO2, bahkan penggunaan 100%
0.25
biodiesel dapat mengurangi hingga 100%. Bahkan
0.2 pada pengujian lapangan sebelumnya penggunaan
1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200
Putaran (rpm)
20% biodiesel dapat mengurangi emisi CO2 hingga
21%. Penurunan nilai emisi CO2 disebabkan karena
Konsumsi bahan bakar akan semakin meningkat unsur karbon dalam bahan bakar solar murni
dengan semakin besarnya putaran. Pada putaran menjadi berkurang dengan semakin besarnya
1600 rpm dibutuhkan bahan bakar rata-rata
TeknikA 69
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471
penambahan biodiesel yang digunakan dalam pembakaran bahan bakar mesin akan berkurang
campuran solar-biodiesel sebagai bahan bakar yang juga.
nantinya akan dimanfaatkan dalam pembakaran. Pada putaran 1600 rpm dapat dilihat nilai emisi
Sedangkan jumlah udara yang dimanfaat untuk SO2 pada penggunaan solar murni diperoleh sebesar
proses pembakaran bahan bakar masih tetap sama 44 ppm. Jumlah ini 35% lebih banyak dari nilai
dibandingkan dengan penggunaan pada bahan bakar emisi rata-rata SO2 pada B-20, B-40, dan B-60
solar murni. Sehingga kemungkinan besar untuk sebesar 32,556 ppm.
terjadinya pembakaran lebih sempurna dapat Pada putaran 1800 rpm nilai emisi SO2 pada
terlaksana. penggunaan solar murni diperoleh sebesar 55 ppm.
Penggunaan solar murni pada putaran 1600 rpm Jumlah ini 41% lebih banyak dari nilai emisi rata-
menghasilkan 1,9% emisi CO2 sebagai hasil proses rata SO2 pada B-20, B-40, dan B-60 sebesar 39 ppm.
pembakaran bahan bakar di ruang bakar. Nilai emisi Penggunaan campuran solar-biodiesel sebagai
CO2 pada penggunaan solar murni 33% lebih banyak bahan bakar masih layak dan aman untuk digunakan
dari penggunaan rata-rata campuran solar-biodiesel karena nilai emisi SO2 campuran solar-biodiesel
B-20, B-40, dan B-60 yaitu 1,433% emisi CO2. Pada tersebut masih berada dibawah standar emisi SO2
penggunaan campuran solar-biodiesel B-20 maksimal yang dibolehkan yaitu 46 ppm. Walaupun
pengurangan emisi CO2 dapat mencapai 16%. Hal untuk penggunaan solar murni pada putaran 1800
ini hampir mendekati seperti yang diharapkan dari rpm diperoleh nilai emisi SO2 sebesar 55 ppm. Hal
literatur dimana penambahan biodiesel 20% dapat ini kemungkinan besar disebabkan oleh kandungan
mengurangi emisi CO2 hingga 21%. sulfur yang terkandung di dalam solar. Karena saat
Sedangkan pada putaran 1800 rpm penggunaan memenuhi putaran 1800 rpm membutuhkan
solar murni menghasilkan emisi CO2 sebesar penginjeksian bahan bakar lebih akibatnya konsumsi
2,533%. Jumlah ini hampir 18% lebih banyak dari bahan bakar menjadi lebih besar sehingga
penggunaan rata-rata campuran solar-biodiesel B-20, kandungan sulfur dalam bahan bakar mesin menjadi
B-40, dan B-60 yaitu menghasilkan 2,156% emisi meningkat juga.
CO2. Pada penggunaan campuran solar-biodiesel B-
20 pengurangan emisi CO2 dapat mencapai 9%. Hal 60
40
36.667 37.333 36.667
CO2 hingga 21%. 30 30.667 30.333
1600
emisi CO2 maksimal teoritis yang diizinkan yaitu Variasi Bahan Bakar
15%.
Gambar 4.12 Grafik konsentrasi SO2 vs variasi
3.000
bahan bakar pada 1600 dan 1800 rpm
2.500 2.533
2.300 Jika kita bandingkan antara solar murni dengan
Konsentrasi CO2
2.100 2.067
2.000
1.900
1600
campuran solar-biodiesel, terlihat dari grafik bahwa
1.600
1.500
1.367 1.333 1800 konsentrasi NOx yang dihasilkan pada saat
1.000 menggunakan campuran solar-biodiesel cenderung
0.500 bertambah naik seiring dengan bertambahnya
- biodiesel tersebut. Secara teori, penggunaan
SOLAR B 20 B 40 B 60
biodiesel sebagai bahan bakar tidak akan
Variasi Bahan Bakar
mengurangi emisi NOx pada gas buang mesin tapi
Gambar 4.11 Grafik konsentrasi CO2 vs variasi justru menaikkan konsentrasinya. Hal ini terjadi
bahan bakar pada 1600 dan 1800 rpm dikarenakan biodiesel terbuat dari minyak tumbuhan
yang banyak mengandung unsur nitrat. Semakin
4.2.2 Grafik konsentrasi SO2 vs variasi bahan banyak penambahan biodiesel yang digunakan
bakar dalam campuran bahan bakar mesin maka
Secara teoritis penggunaan biodiesel sebagai kandungan unsur nitrat yang terkandung di dalam
campuran bahan bakar mesin akan mengurangi campuran bahan bakar menjadi meningkat.
timbulnya emisi SO2, bahkan penggunaan 100% Nilai emisi NOx yang dihasilkan pada putaran
biodiesel dapat mengurangi hingga 100%. Karena 1600 rpm pada saat penggunaan solar murni sebesar
biodiesel yang berasal dari minyak tumbuhan 123 ppm sedangkan rata-rata penggunaan campuran
hampir bebas kandungan sulfur sehingga dengan solar-biodiesel pada B-20, B-40, dan B-60
penambahan biodiesel ke dalam bahan bakar akan menghasilkan 137,111 ppm emisi NOx. Nilai emisi
dapat mengurangi kandungan sulfur dalam bahan NOx rata-rata pada B-20, B-40, dan B-60 meningkat
bakar itu sendiri akibatnya nilai emisi SO2 dari hasil sebesar 11,5% dari penggunaan solar murni.
TeknikA 70
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471
Pada putaran 1800 rpm emisi NOx yang emisi CO antara B-40 dengan yaitu sebesar 0,1%
dihasilkan pada saat penggunaan solar murni sebesar pada putaran 1600 rpm dan 0,04% pada putaran
125,333 ppm sedangkan rata-rata penggunaan 1800 rpm.
campuran solar-biodiesel pada B-20, B-40, dan B-60 840
Konsentrasi CO
763.333
sebesar 11,9% dari penggunaan solar murni. 760 763.000
1600
740
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa semakin 720 721.000
1800
145 145.333
142.000
Gambar 4.14 Grafik konsentrasi CO vs variasi bahan
140 140.333
bakar pada 1600 dan 1800 rpm
Konsentrasi NOx
137.000
135 135.000
132.333 1600
130
125.333
1800 4.2.4 Grafik Konsentrasi HC vs Variasi Bahan
125
120
123.000
Bakar
115
110
Pada putaran 1600 rpm penggunaan solar murni
SOLAR B 20 B 40 B 60 menghasilkan 234,333 ppm nilai emisi HC
Variasi Bahan Bakar
sedangkan nilai emisi HC rata-rata penggunaan
Gambar 4.13 Grafik konsentrasi NOx vs variasi campuran solar-biodiesel B-20, B-40, dan B-60
bahan bakar pada 1600 dan 1800 rpm menghasilkan 171 ppm. Nilai emisi HC pada
penggunaan solar murni 37% lebih banyak daripada
nilai emisi rata-rata HC pada B-20, B-40, dan B-60.
4.2.3 Grafik Konsentasi CO vs Variasi Bahan Pada putaran 1800 rpm penggunaan solar murni
Bakar menghasilkan 302,667 ppm nilai emisi HC
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan oleh sedangkan nilai emisi HC rata-rata penggunaan
para peneliti, penggunaan biodiesel sebagai campuran solar-biodiesel B-20, B-40, dan B-60
campuran bahan bakar mesin akan menghasilkan menghasilkan 203,333 ppm. Jumlah nilai emisi HC
lebih sedikit emisi CO dibandingkan pada pada penggunaan solar murni 48% lebih banyak
penggunaan bahan bakar solar murni. Bahkan daripada nilai emisi rata-rata HC pada B-20, B-40,
penggunaan biodiesel 100% dapat menurunkan dan B-60.
emisi CO antara 10% sampai 50%. Hal ini Ditinjau dari standar emisi yang digunakan,
dikarenakan jumlah karbon yang dimiliki bahan dapat dikatakan bahwa penggunaan biodiesel
bakar yang berasal dari minyak solar menjadi sebagai campuran di dalam bahan bakar mesin
berkurang dengan penambahan campuran biodiesel. masih layak dan aman untuk digunakan karena
Sedangkan jumlah udara yang dimanfaatkan dalam berada di bawah nilai emisi HC maksimal yang
pembakaran masih tetap jumlahnya dibandingkan diizinkan yaitu 240 ppm. Walaupun untuk
pada pembakaran pada solar murni. Sehingga area penggunaan solar murni pada putaran 1800 rpm
yang mengalami kekurangan oksigen dapat diperoleh nilai emisi HC sebesar 302,667 ppm. Hal
diminimalkan karena banyak kemungkinan bagi ini kemungkinan besar disebabkan oleh unsur
karbon untuk membentuk CO2 secara sempurna. hidrogen dan karbon yang terkandung di dalam solar
Pada putaran 1600 rpm nilai emisi CO yang murni. Karena saat memenuhi putaran 1800 rpm
dihasilkan pada penggunaan solar murni didapatkan membutuhkan penginjeksian bahan bakar lebih
sebesar 798,333 ppm dan nilai emisi rata-rata CO sehingga konsumsi bahan bakar menjadi lebih besar
pada B-20, B-40, dan B-60 adalah 706,556 akibatnya masih banyak kandungan hidrogen dan
ppm.Nilai emisi CO pada penggunaan solar murni karbon yang tidak terbakar sempurna.
13% lebih banyak daripada nilai emisi rata-rata CO
325
pada B-20, B-40, dan B-60. 300 302.667
TeknikA 71
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471
5. 2. Saran
Beberapa saran yang penulis ajukan untuk
pengembangan lebih lanjut analisa emisi gas buang
motor Diesel ini adalah:
1. Hendaknya proses pembuatan biodiesel
dilakukan lebih memperhatikan prosedur
pembuatan dan lebih hati-hati dalam
penggunaan katalis basa serta pencampurannya.
2. Hendaknya mesin Diesel yang akan digunakan
direkondisi terlebih dahulu agar bisa didapatkan
kondisi mesin yang optimal.
TeknikA 72