Anda di halaman 1dari 107

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik

Konsumsi gas alam semakin lama semakin meningkat berbanding lurus


dengan semakin tingginya kebutuhan gas alam, baik untuk bahan baku industri
terutama untuk industri pupuk maupun untuk kebutuhan energi rumah tangga.
Kebutuhan industri pupuk akan gas alam menjadikan produksi pupuk
sangat tergantung akan pasokan gas alam yang masuk ke dalam industri tersebut.
Begitupun juga kebutuhan gas alam dalam bentuk LPG, yang saat ini telah
menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Dengan semakin besarnya desakan kebutuhan di dalam negeri untuk dapat
memanfaakan gas alam semaksimal mungkin, maka berbagai kebijakan baru telah
dikeluarkan mengenai pemanfaatan gas alam.
Untuk memenuhi kebutuhan LPG pada masyarakat luas, maka mulai
didirikan pabrik pengolahan gas alam, salah satunya adalah PT. Surya Esa Perkasa
(SEP), Tbk yang didirikan pada tanggal 9 Mei 2006. Diharapkan dengan
didirikanya PT. Surya Esa Perkasa, Tbk maka kebutuhan bahan baku industri dan
energi dalam hal ini gas untuk masyarakat akan terpenuhi. PT. Surya Esa Perkasa
Tbk merupakan perusahaan yang dirancang untuk memproduksi LPG mix dan
Condensate dengan cara memisahkan propane, butane dan condensate dari gas
alam yang berasal dari jalur transmisi gas Pertamina. PT.Surya Esa Perkasa
berlokasi di Jl. Raya Palembang Indralaya Km. 17 Simpang Y Palembang,
Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan,Indonesia.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


1
Adapun Kronologi Perubahan Legalitas Perusahaan adalah sebagai berikut :

Akta Pendirian Perusahaan


Nama Notaris : Hasbullah A. Rasyid, SH, MKn, di Jakarta
Nomor/ Tanggal : No. 7/ Tanggal 24 Maret 2006
Pengesahan DepHukHam : C 13339 HT.01. 01. TH. 2006/Tanggal 9/5/2006
Akta Perubahan Terakhir
Nama Notaris : Buntario Tigris, SH, SE, M. H, di Jakarta
Nomor/ Tanggal : No. 103/ Tanggal 17 November 2006
Pengesahan DepHukHam :W7 0284 HT.01.01.TH.2006/Tanggal 25/11/2006
Pada bulan oktober 2006 PT. SEP mulai melakukan pembangunan kilang
LPG yang selesai pada bulan September 2007 dan mulai beroperasi secara
komersial dengan kapasitas desain 110 TPD untuk LPG dan 227 BPD untuk
kondensat.
Pada bulan Mei 2013 dilakukan ekspansi kilang LPG dengan
penandatangan kesepakatan penyediaan peralatan dengan Enerflex Ltd, Kanada.
Pada 30 November 2014, perseroan berhasil menyelesaikan proyek
ekspansi kilang LPG yang meningkatkan kapasitas produksi kilang LPG lebih dari
50%. Perseroan menyelesaikan pemasangan seluruh perlengkapan dalam rangka
ekspansi kilang LPG yang pada saat yang bersamaan kilang LPG existing tetap
beroperasi dan hanya diperlukan shutdown selama 4 minggu untuk
commissioning.
Perseroan telah melakukan proyek ekspansi kilang LPG dimana
sebelumnya menggunakan teknologi Refrigeration + JT valve menambah
teknologi Turbo Ekpander dengan Enerflex Canada sebagai vendor Teknologi
terpilih. Teknologi ini menghasilkan penurunan suhu operasi secara significant
dari -45 derajat fahrenheit menjadi -95 derajat fahrenheit sehingga meningkatkan
recovery LPG dari 58% ke 95%. Proyek Ekspansi Kilang LPG telah berhasil
diselesaikan dengan baik dan mulai start up pada 30 November 2014. Sertifikat
untuk Mechanical Completion telah diberikan oleh pihak ketiga yang independen

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


2
yakni tim dari Enerflex Australia sebagai hasil evaluasi bahwa konstruksi dan
instalasi yang telah dilakukan terhadap keseluruhan aktivitas proyek ekspansi
sudah sesuai dengan kode dan standar industri Internasional yang berlaku sebelum
Commissioning dan start-up pada saat Shut Down Plant maka pelaksanaan
Commissioning dan start-up Plant dibagi menjadi dua tahap dimana tahap
pertama dilakukan pada periode 26 Oktober 2014 sampai dengan 29 oktober 2014
dan tahap kedua dilakukan periode 25 November 2014 sampai dengan 30
November 2014

Proyek Ekspansi kilang LPG ini telah menghasilkan beberapa pencapaian


yang sangat membanggakan yaitu :

1. Sukses dilaksanakan tanpa ada kecelakaaan kerja (Zero Accident);

2. Tidak ada trip plant (Zero down time) selama pekerjaan konstruksi.

3. Commissioning dapat diselesaikan dengan total waktu 10 hari yang


merupakan waktu tercepat selama Tim Enerflex menangani proyek di
seluruh dunia

4. Berhasil mengurangi 20 hari down time pada saat tie-ins dan


commissioning

5. Produksi LPG sudah mencapai lebih dari target 190 TPD (ton per hari
setelah 5 hari start up kilang

6. Berhasil diselesaikan sesuai target yaitu 18 bulan

7. Recovery LPG setelah ekspansi mencapai 95% melebihi design 93%

8. Manajemen Project, Procurement dan konstruksi ditangani langsung oleh


tim internal perseroan

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


3
PT. Surya Esa Perkasa, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam
pengolahan gas alam, khususnya dalam pengekstraksian gas alam menjadi LPG,
propane, dan kondensat. PT. Surya Esa Perkasa, Tbk memiliki kantor pusat di
daerah Jakarta tepatnya, DBS Bank Tower 18th Floor Ciputra World 1 Jakarta di
Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5, Jakarta 12940, Indonesia.

Adapun Profil PT. Surya Esa Perkasa, Tbk


Process Licencor : Presson Enerflex CANADA
Year Built : 2006 2007
Start Up : Juli 2007
Main Contactor : PT. Rekayasa Industri
Feed Gas Source : Lembak/ Cambai Gas Pipeline, PERTAMINA
Lean Gas Return : Pertamina Pipeline (ke PUSRI dan PLN)
Untuk mendirikan suatu perusahan diharuskan memiliki beberapa surat
izin sebagai dasar legalitas dari perusahaan begitu halnya dengan PT. Surya Esa
Perkasa, Tbk. Untuk dapat mengolah gas bumi sendiri, PT. Surya Esa Perkasa,
Tbk memiliki Surat Izin Usaha Pengolahan Gas Bumi.

Suatu perusahaan pengolahan sumber daya alam diwajibkan memiliki


surat izin pengolahan dari pemerintah. Hal ini diberlakukan untuk menghindari
penyalahgunaan dari sumber daya alam itu sendiri dan sebagai bukti bahwa suatu
perusahaan tersebut layak untuk mengolah sumber daya alam yang ada, khusunya
gas bumi. Adapun surat-surat izin atau persetujuan yang dimiliki perusahaan
antara lain, sebagai berikut:
Izin / Persetujuan Yang Dimiliki Perusahaan
1. Surat Persetujuan Penanaman Modal Asing
a) Nomor : 167/V/PMA/2006
b) NKP : 5141-31-19711
2. Surat Persetujuan Perluasan Penanaman Modal

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


4
a) Nomor : 361/II/PMA/2006
b) NKP : 2320/5141-16/31-19711
3. Angka Pengenal Importir Terbatas
a) Nomor : 630/APIT/2006/PMA
b) Tanggal : 23 November 2006
4. Ijin Usaha Pengolahan Gas Bumi
a) Nomor : 1768 K/10/MEM/2008

b) Tanggal : 2 Juni 2008

1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik

PT. Surya Esa Perkasa, Tbk berlokasi di Jl. Raya Palembang Indralaya
Km. 17 Simpang Y Palembang, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir,
Sumatera Selatan, Indonesia. Peta lokasi serta gambar plant lay-out dari PT. Surya
Esa Perkasa, Tbk dapat dilihat pada gambar dibawah ini,

Gambar 1 Peta lokasi PT. Surya Esa Perkasa, Tbk

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


5
Gambar 2 Tata Letak PT. Surya Esa Perkasa. Tbk.
( Sumber : PT. Surya Esa Perkasa, Tbk )

1.3 Struktur Organisasi


Struktur organisasi merupakan alat untuk menggambarkan tentang tugas
dan tanggung jawab setiap personil.
PT. Surya Esa Perkasa. Tbk. memiliki struktur organisasi yang terdiri dari
beberapa bagian yang dipimpin oleh seorang Plant Manager, sebagai bagian
terpenting di dalam perusahaan. Setiap bagian memiliki tugas masing-masing,
yang bekerja sama secara harmonis demi kemajuan perusahaan. Berikut adalah
tugas beberapa bagian didalam perusahaan :

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


6
1.3.1 Plant Manager
Tugas dari seorang plant manager adalah memimpin, mengontrol dan
mengawasi keseluruhan dari operasi yang berjalan dipabrik dan juga bertanggung
jawab untuk semua kegiatan dipabrik. Dalam melakukan suatu proses operasi baik
dipabrik maupun diluar lingkungan pabrik harus berdasarkan izin dari plant
manager. Seorang plant manager membawahi dari berbagai departemen, antara
lain production departement, HRD and GA Department, HSE Department,
Maintenance Department, dll. Plant manager memiliki seorang sekretaris yang
bertugas untuk membantu plant manager untuk mengurusi bagian administrasi
(pimpinan).
1.3.2 Sekretaris Plant Manager
Tugas Utama
a. Mengetik, membuat surat, mencatat surat masuk dan keluar, filling arsip-
arsip yang berhubungan dengan pimpinan (administrasi)
b. Menginput daily report, monthly report yang dikirim oleh masing-masing
divisi
c. Menerima dan menjawab telepon serta mencatat pesan, menerima tamu
d. Mencatat janji untuk pimpinan
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager, atas lingkup kerja sekretaris,
serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya serta melaksanakan dan
mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan dan melaksanakan perintah-perintah
khusus dari atasan langsung untuk kepentingan perusahaan

1.3.3 Head Maintenance Engineering


Head maintenance engineering bertanggung jawab untuk untuk masalah
pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan-peralatan yang dipergunakan
perusahaan dalam proses kegiatannya. Peralatan-peralatan tersebut bekerja

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


7
berdasarkan prinsip mekanik, elektrik dan instrumentasi. Dilapangan terdapat
banyak jenis peralatan yang harus selalu dilakukan perawatan secara rutin. Oleh
karena itu, dibutuhkan perawatan dan perbaikan agar proses
kegiatan perusahaan dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Adapun secara
rinci tugas utama dan tugas umum dari head engineering and maintenance,
adalah:
Tugas Utama
Menjaga semua fasilitas pabrik agar tetap berfungsi secara baik dan efisien
dan memberdayakan semua man power yang ada menuju kualitas dan disiplin
kerja yang baik dalam lingkup pekerjaan officer boy, perawatan umum, perawatan
penerangan dan sarana elektrikal, perawatan plumbing instalasi air bersih dan
kotor.
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja head
engeneering and maintenance dan menjaga kerahasian lingkup pekerjaan serta
melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan secara
efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan dan perintah-perintah
khusus dari atasan langsung untuk kepentingan perusahaan.

1.3.4 Project Engineering


Tugas Utama
Mendesign dan engineering project instrument dan control system dan
memonitoring trouble shooting field instrument dan back up DCS serta menyuplai
data kepada departemen lain serta membuat dan menjadwalkan kalibrasi untuk
semua peralatan instrumen.
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada head engeneering and maintenance atas
lingkup kerja project engineer, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup
pekerjaanya serta melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan
dikerjakan secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


8
1.3.5 General Maintenance Supervisor
Tugas Utama
Merencanakan pelaksanaan kerja maintenance peralatan mechanical,
rotating, equipment, electrical, instrument yang mencakup man power, tools,
material dan sumber daya lain dalam rangka pemeliharaan LPG plant dan
meningkatkan kepuasan pelanggan dengan melaksanakan tindakan koreksi
berdasarkan permasalahan yang berpotensi terjadinya komplain dan proaktif
terhadap permasalahan yang berpotensi shut down kilang.
Tugas Umum
Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk kepentingan perusahaan
serta bertanggung jawab atas lingkup kerja supv. maintenance dan menjaga
kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya., menggunakan dan merawat semua
peralatan dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.

1.3.6 General Maintenance Officer


Tugas Utama
Memberdayakan semua man power yang ada pada depertemen general
maintenance menuju kualitas kerja dan disiplin kerja yang baik dalam lingkup
pekerjaan officer boy, perawatan umum, perawatan penerangan dan sarana
elektrikal, perawatan plumbing instalasi air bersih dan kotor.
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja general
maintenance officer serta menjaga kerahasian atas lingkup pekerjaannya
1.3.7 Plant Superintendent
Tugas Utama
Memastikan bahwa semua kegiatan perusahaan memperhatikan aspek
keselamatan dan kesehatan kerja serta berperan aktif dalam proses continous
improvement dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


9
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas ruang lingkup kerjanya
serta mengawasi kinerja departemen atau unit yang dikepalainya.

1.3.8 Process Engineer

Tugas Utama
Membuat dan mengembangkan process design basis serta melakukan
studi proses optimisasi dan pemilihan proses yang tepat dalam penentuan dan
perhitungan equipment.

Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada seluruh process engineering. atas lingkup kerja
process engineering, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya.

1.3.9 Laboratory Supervisor


Tugas Utama
Mengkoordinasikan bawahan, menentukan tugas dan mengontrol
pelaksanaan penganalisaan sample bahan baku, produk stream, produk jadi yang
dihasilkan mencakup aspek kualitas dan keamanan (quality & safety) serta
mengatur kegiatan dan mengontrol penganalisaan sample final product berkaitan
dengan loading sample.
Tugas Umum
Bertanggung jawab atas lingkup kerja lab. supv. serta menjaga kerahasiaan
atas lingkup pekerjaannya.

1.3.10 Health, Safety and Environment Supervisor


Tugas Utama
Mengkoordinasi dan mensupervisi HSE officer, safetyandfire watch dan
mengeluarkan work permit untuk seluruh pekerjaan (hot work,confine space, high
elevation and heavy lifting).
Tugas Umum

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


10
Bertanggung jawab kepada prod. supt atas lingkup kerja HSE supv. serta
menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya, menggunakan dan merawat
semua peralatan dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap
pakai.

1.3.11 Security dan Comdev Supervisor


Tugas Utama
1. Internal
Mewujudkan suasana aman dan tertib di lingkungan kerja PT. Surya Esa
Perkasa Tbk agar dapat mendukung kelancaran operasional perusahaan.
2. Eksternal
Memelihara hubungan kerjasama, koordinasi yang harmonis dalam bentuk
kunjungan silaturahmi dan pemberian kontribusi dengan aparat pemerintah
setempat (RT/RW, Kepala Desa, Camat, Bupati, Perangkat pemerintah lainnya
yang terkait), aparat militer (Babinsa, Danramil, Dandim, Danrem, Pangdam) dan
aparat kepolisian (Kapolsek, Kapolres, Kapolda), Tokoh masyarakat (Kepala
Dusun, Pemuka Adat, Pemuka Agama, Tokoh pemuda, Karang Taruna, Ormas/
LSM).
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja chief security
& comdev supv. Serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.

1.3.12 Plant Comercial Head


Tugas Utama
Mengontrol pekerjaan purchasing dan warehousing serta memonitoring
schedule loading produk (LPG dan condensate) dan koordinasi schedule offtaker
LPG dan condensate Palembang.
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja commercial
Supv. serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


11
1.3.13 HRD& GA Supervisor
Tugas Utama
Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan yang menyangkut ketenaga
kerjaan, hak dan kewajiban, baik bagi perusahaan maupun karyawan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku serta perhitungan
pembayaran upah, lembur atau over time karyawan sesuai dengan kebijakan
perhitungan upah dan ketetapan pemerintah untuk perhitungan kelebihan jam
kerja atau overtime.
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja HRD & GA.
supv. serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya dan melaksanakan
perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan perusahaan.

1.3.14 IT Tech Drafter Supervisor


Tugas Utama
Membantu dalam pemeliharaan terhadap infrastruktur IT (hardware and
equipment), setting, installing, and troubleshooting line dan Ext connection PABX
(telepon) serta embantu setting, installing, maintenance PC (hardware dan
software).
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager, atas lingkup kerja IT - Drafter,
serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya dan melaksanakan perintah-
perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan perusahaan

1.3.15 Finance Cost Control Officer


Tugas Utama
Bertanggung jawab atas penyusunan anggaran plant dan status anggaran
tersebut dalam pelaksanaannya serta melaksanakan proses pengadaan material
atau barang sesuai dengan prosedur dan lingkup kerjanya, proses pembayaran
tunai maupun transfer, reunbersment, biaya lainnya sesuai prosedur payment yang
sudah dibuat.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


12
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja finance cost
control officer, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup kerjanya dan memahami,
mengerti, mengikuti serta melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.

1.3.16 Adm. Warehouse


Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada Logistik Officer atas lingkup kerja Adm.
Warehouse, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya memahami,
mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.
1.3.17 Adm. Prod. Officer
Tugas Utama
Memimpin, mengatur, dan melaksanakan kegiatan Tata Usaha serta
administrasi kilang LPG sehingga diperoleh sistem kearsipan dan dokumentasi
yang rapi,teratur dan mampu telusur serta melaksanakan pekerjaan lainnya sesuai
perintah atasan yang mempunyai relevansi dengan kegiatan administrasi dan tata
usaha kilang.
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada Supv. Production atas lingkup kerja Adm.
Production Officer serta menjagakerahasiaan atas lingkup pekerjaanya
memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang
ada dan melaksanakan perintah - perintah khusus dari atasan langsung untuk
kepentingan perusahaan.
1.3.18 Logistic Officer
Tugas Utama
Memberikan laporan kegiatan logistik kepada Commercial Supervisor. ,
Approval untuk Material Purchase Request Process serta mengontrol daripada

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


13
keluar masuk material di warehouse serta approval untuk material Receive
Report, Material Issued Slip, material borow, material return.
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada Commercial Supv atas lingkup kerja Logistik
Officer, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya dan memahami,
mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan. Melaksanakan dan
mengatur pekerjaan-pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan secara efisien dan
ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan serta menjaga dan merawat
semua peralatan dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap
pakai.

1.3.19 Engineering Supervisor


Tugas Utama
Mendesign engineering project instrument dan control system,
memonitoring dan trouble shooting field instrument, serta back up DCS.
Kemudian membantu dan support bagian process engineer untuk membuat PID
dan menyuplai data kepada departemen lain serta membuat dan menjadwalkan
kalibrasi untuk semua peralatan instrumen.
Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada maint. supv. atas lingkup kerja sr. inst.
&control. Eng., serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya serta
memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada dengan
melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan secara
efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


14
Gambar 3 Tata Letak PT. Surya Esa Perkasa. Tbk.
( Sumber : PT. Surya Esa Perkasa, Tbk )

1.4 Manajemen Perusahaan


PT. Surya Esa Perkasa. Tbk. adalah perusahaan yang berdiri sendiri yang
dikepalai oleh seorang Plant Manager. Plant Manager adalah bagian terpenting di
dalam perusahaan karena fungsinya adalah sebagai pengambil keputusan dan
kebijakan. Semua kebijakan ada di tangan seorang Plant Manager. Plant
Manager membawahi langsung seorang Plant Supertendent dimana tugas utama
dari seorang Plant Supertendent adalah menjaga kilang agar tetap berjalan baik
dan menghasikan produkproduk yang sesuai dengan yang diharapkan. Selain
membawahi langsung Plant Supertendent, Plant Manager juga membawahi
bagianbagian penting diperusahaan yaitu Chief Security dan Comdev Supv,
Comercial Supv, HRD & GA Supv, FinanceandCost Control, dan General
Maintenance.
Seorang Plant Supertendent dibantu oleh staffstaff yang bergerak di
bidang masingmasing. Staffstaff tersebut adalah Maint Supv, Production Supv,

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


15
Lab Supv dan HSE Supv, tugas dari keempat elemen yang ada adalah menjaga,
merawat, mengolah dan menganalisa semua proses dan hasil dari kilang tersebut.

1.4.1 Kepegawaian
Pegawai merupakan aset utama perusahaan dalam menjalankan sistem
dalam perusahaan. Tanpa adanya pegawai maka perusahaan tidak akan berjalan.
Kepegawaian di dalam perusahaan dikendalikan oleh HRD dan GA. Semua aspek
dari kepegawaian diatur dan dikendalikan oleh elemen tersebut.

1.4.2 Fasilitas Karyawan


Karena Pegawai merupakan aset paling berharga bagi perusahaan, maka
perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan pegawainya. Kesejahteraan
tersebut oleh Perusahaan dituangkan dalam memberikan fasilitas fasilitas yang
dibutuhkan oleh pegawai. Adapun fasilitas yang diberikan oleh PT. Surya Esa
Perkasa, Tbk antara lain:
1. Fasilitas kesehatan
2. Fasilitas transportasi
3. Fasilitas asuransi/ jaminan sosial tenaga kerja, dan lainlain.

1.4.3 Peraturan Pekerjaan


Sesuai dengan UU No.13 tahun 2003 pasal 108 yang menyatakan bahwa
setiap perusahaan yang memiliki tenaga kerja 10 orang atau lebih maka
perusahaan wajib membuat peraturan pekerjaan.
Adapun hal hal yang menyangkut dengan peraturan pekerjaan yaitu :
1. Peraturan berlaku selama dua tahun
2. Membuat hak dan kewajiban masing masing
3. Memuat syarat kerja
4. Memuat tata tertib
5. Memuat jangka waktu masa berlaku
6. Dikeluarkan oleh perusahaan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


16
1.5 Pemasaran Produk

PT. Surya Esa Perkasa, Tbk menghasilkan produk berupa LPG mix,
condensate, dan propane. Target penjualan produk lebih diutamakan pada produk
LPG. Sedangkan untuk produk propana hanya didistribusikan jika ada pesanan
dari perusahaan yang bersangkutan ataupun bisa digunakan untuk operasional di
dalam pabrik pengolahan gas alam PT. Surya Esa Perkasa, Tbk.

Tabel 1 Spesifikasi Produk LPG PT. Surya Esa Perkasa. Tbk.

pesifikasi LPG Mix Keterangan


C2 0,8 (%v) Maksimum
C3/C4 97,0 (%v) Minimum
C5+ 2,0 (%v) Maksimum
Reid Vapour Pressure (RVP) < 145 (psig) Maksimum
No Free-Water - -
( Sumber: Laboratorium LPG Plant PT. Surya Esa Perkasa. Tbk., 2016 )

Tabel 2 Spesifikasi Produk LPG menurut Dirjen Migas


( Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi )
Spesifikasi Detil Keterangan
C2 0,8 ( %v ) Maksimum
C3/C4 97,0 ( %v ) Minimum
C5+ 2,0 ( %v ) Maksimum
No Free-Water - -
Etil atau Butil Merkaptan 50 ( ml/1000 AG ) Minimum
Tekanan Uap pada 100 oF 145 ( psig ) Maksimum
( Sumber: www. migas.esdm.go.id, 2009 )

Adapun pemasaran atau pendistribusian produk yang tersedia di pabrik ini


dengan rincian sebagai berikut:

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


17
1. LPG
Produk LPG ini didistribusikan secara penuh kepada PT. Pertamina
Persero. Pada dasarnya untuk pendistribusian LPG ini tidak sembarang dilakukan
karena harus memenuhi syarat ataupun standar yang diberikan oleh Dirjen Migas.
Adapun bagan pendistibusian produk LPG, adalah sebagai berikut :

SEP PERTAMINA

SPPBE

AGENT LPG

KIOS PENJUALAN MASYARAKAT


LPG

Gambar 4 Diagram Alir Pendistribusian LPG

Kontrak kerja ini terjadi pada PT. Surya Esa Perkasa, Tbk dan PT.
Pertamina Persero. PT. Pertamina akan menyerahkan proses pengangkutan LPG
dari PT. Surya Esa Perkasa, Tbk pada SPPBE (Stasiun Pengakutan Pengisian Bulk
Elpiji).
Untuk pendistribusian LPG dibutuhkan Surat Perintah Angkut (SPA),
dimana surat ini dibuat untuk memenuhi syarat pengangkutan LPG dari PT SEP
Tbk. Surat ini dikeluarkan oleh kantor pusat (Head Office) PT. Surya Esa Perkasa,
Tbk.
2. Condensate

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


18
Produk condensate dari PT. Surya Esa Perkasa, Tbk ini dikembalikan lagi
ke Pertamina. Pendistribusian produk dari PT. Surya Esa Perkasa, Tbk hanya
dipasarkan di dalam negeri, dikarenakan produksi LPG di Indonesia masih
mengimpor dari negara lain. Hal ini mengakibatkan negara kita tidak mungkin
untuk dapat mengekspor LPG tersebut. Rata rata kapasitas LPG dan kondensat
yang didistribusikan perbulan yaitu sebesar 3.000 ton LPG dan 10.500 barrel
untuk produk kondensat.

BAB II
URAIAN PROSES

2.1 Bahan Baku


Bahan baku untuk produksi Propane, LPG dan Kondensat di PT. Surya
Esa Perkasa Tbk adalah gas alam yang berasal dari jalur pipa transmisi gas
Pertamina yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen gas alam tersebut
antara lain:
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
19
Tabel 3 Komposisi Feed Gas

Komponen (Dry Basis) Mole %-High CO2 Mole%-Low CO2


N2 0.4 0.4
CO2 8.99 5.6
CH4 78.2 81.59
C2H6 6.14 6.14
C3H8 3.79 3.79
I-C4H10 0.64 0.64
n-C4H10 0.79 0.79
I-C5H12 0.28 0.28
n-C5H12 0.19 0.19
C6H14 0.22 0.22
C7H16 0.23 0.23
C8H18 0.13 0.13
H2O 0 0
Total 100 100

Sumber: Process Description, PT. Surya Esa Perkasa.

Plant yang ada di perusahaan ini dirancang untuk memproses 66


MMSCFD gas umpan untuk menghasilkan produk Propane, LPG Mix dan
Condensate (C5+) . Lean gas (gas ringan ) sisa dari pemisahan LPG akan dialirkan
kembali ke pertamina.
Adapun sifat fisika dan kimia gas alam adalah sebagai berikut:
a. Memiliki rumus molekul : CnH2n+2
b. Bereaksi dengan Oksigen membentuk CO2 dan Uap air H2O
c. Merupakan campuran hidrokarbon yang terdiri dari 60-90 Hidrokarbon ringan
dan Hidrokarbon berat serta gas pengotor dan gas inert.
d. Tidak berwarna, tidak berbau dan rasanya hambar

2.2 Deskripsi Proses

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


20
Secara garis besar LPG Plant di PT Surya Esa Perkasa dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
1. Feed Gas Inlet
2. Dehydration (Mole Sieve System)
3. Compression System
4. LPG Recovery System
5. Fraksinasi
6. Refrigerant System
7. Hot Oil System
8. Flare and Disposal System
9. Storage and Loading System
10. Control and ESD System

2.2.1 Feed Gas

Feed gas dari PT. SEP berasal dari pipa transmisi pertamina dengan
kondisi 105oF dan tekanan 460 Psig dialirkan melalui flow Control valve dengan
flow sebesar 66 MMSCFD. Selanjutnya gas umpan ini masuk kedalam Scrubber
(V-004) untuk dilakukan proses pemisahan fraksi berat (liquid yang tidak terlarut
dalam gas) dengan gas itu sendiri. Proses pemisahan antara gas dan liquid
dilakukan dengan cara feed gas ditabrakan ke dinding scrubber, sehingga air dan
fraksi berat yang terikut pada feed gas akan turun karena adanya gaya gravitasi.

Didalam scrubber terdapat demister-demister yang fungsinya untuk


memisahkan partikel-partikel halus agar tidak terikut masuk ke dalam
Compressor dan sekaligus dapat menahan liquid yang belum terpisah ketika
ditabrakan ke dinding scrubber, sehingga cairan akan kembali ke bawah. Pada
bagian bawah scrubber terdapat tempat penampungan cairan yang akan terpisah
dari Feed Gas yang kemudian akan dialirkan ke Sump Tank secara otomatis yang
diatur oleh Level Controller Valve.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


21
2.2.2 Dehydration (Mole Sieve)

Dari Suction Scrubber (V-004) , kandungan air dalam gas akan dilewatkan
pada Inlet Filter (F-710). Disini partikel-partikel atau kotoran yang masih terbawa
pada gas umpan akan disaring yang mana diikuti juga dengan penurunan tekanan
dari tekanan awal yang ada. Setelah itu gas kemudian dialirkan dan masuk dalam
Mole Sieve unit. Mole Sieve unit terdiri dari 2 tower yaitu tower untuk proses
adsorbsi sedangkan tower lain untuk proses regenerasi. Kedua proses tower ini
berjalan secara bergantian yang mana ketika tower adsorbsi hampir mencapai
jenuh maka tower yang satunya akan siap di gunakan dalam proses.
Adsorbsi dehidrasi ini sendiri merupakan teknologi proses gas yang
menggunakan suatu vessel/tower yang diisi dengan Molecular Sieve (adsorben)
pengering untuk menghilangkan kandungan air pada gas dari 137.382
lb/MMSCFD menjadi 0.004 lb/MMSCFD (<0.1 ppmv). Adsorbennya sendiri
mempunyai pori-pori 1/8'' yang memungkinkan beberapa molekul air yang lewat
akan terserap ke dinding rongga adsorben. Banyaknya pori-pori dan rongga
internal memberikan adsorben luas permukaan yang besar dan kemampuan untuk
menahan air dalam jumlah besar.
Selama Proses adsorbsi, aliran proses sebelumnya akan masuk melalui
bagian atas salah satu tower Mole Sieve unit (misal tower A). Gas yang masuk
tersebut diproses dengan penyerapan molekul air yang lewat oleh adsorben yang
ada. Sehingga nantinya gas hasil keluaran dari proses adsorbsi ini benar-benar gas
kering. Konsentrasi gas kering keluaran Mole Sieve tersebut diharapkan
mengandung air sebesar <0.1 ppm dan kemudian akan menuju dust filter
(F730A/B) untuk menghilangkan partikel debu yang terbawa dari Mole Sieve.
Gas kering keluaran Dust Filter kemudian dibagi menjadi 2 aliran yaitu menuju
Feed Gas Scrubber (V-810) dan menuju Regeneration Gas Compresor(C-740).
Aliran yang menuju Regeneration Gas Compressor (C-740) ini merupakan proses
awal dalam meregenerasi Mole Sieve yang hampir jenuh oleh air. Dari C-740 gas
akan dinaikkan tekanannya dari 396 psig hingga 435 psig kemudian gas dialirkan

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


22
menuju Regeneration Gas Heater (H-750) untuk dinaikkan temperaturnya dari
105 F menjadi 510. Gas panas ini akan mengalir menuju tower yang akan
diregenerasi (misal tower Mole Sieve B) dimana adsorben akan dipanaskan
sehingga air yang terkandung akan menguap dan keluar bersamaan dengan
gasnya. Kemudian gas dan uap air ini akan menuju Regeneration Gas Cooler
(E760) untuk didinginkan dari 500 ke 120 F sehingga uap airnya sebagian akan
berubah fase dari fase gas menjadi fase cair. Lalu kedua fase ini akan dipisahkan
di Regeneration Gas Separator (V-770) dimana dengan bantuan gaya
gravitasi,cairan akan menuju ke bawah menuju closed drain dan gas akan naik
keatas bergabung dengan feed gas yang telah keluar dari Feed Gas Scrubber.
Setelah proses pemanasan selesai, gas yang akan meregenerasi adsorben Mole
Sieve dilewatkan kembali ke Mole Sieve tanpa melewati gas heater terlebih
dahulu. Hal ini karena fungsi gas tersebut adalah pendinginan adsorben didalam
Mole Sieve. Proses adsorbsi sendiri memerlukan waktu 12 jam dan proses
regenerasi memerlukan waktu +24 jam (Heating 7,96 jam, Cooling 5,95 jam dan
Standby 9,9 jam)

2.2.3 Compression System

Gas kering dari Mole Sieve akan dialirkan menuju scrubber V-810 dan
kemudian dinaikkan tekanan dari 410 psig ke 773 psig menggunakan feed gas
compressor (C-820A/B). Feed Gas After Cooler (E-830) akan mendinginkan
discharge compressor dari 214,7 F ke 120F. Selanjutnya gas yang sudah
dinaikkan tekanannya akan mengalir menuju Disharge Coalescing Filter (F-840)
untuk memisahkan Lube Oil yang terbawa dari Compressor. Disini gas akan
masuk dari bawah dan dengan bandtuan gravitasi oli akan turun dan gas akan
naik. Gas yang naik akan disaring oleh filter sehingga partikel-partikel oli yang
terikut aliran gas akan tersaring dan lama-lama akan menjadi partikel yang besar
dan akan turun kebawah dengan bantuan gravitasi. Gas yang telah disaring
kemudian menuju ColdBox/ Gas Chiller (E-210) sedangkan oli tadi akan dibuang
ke closed drain dengan bantuan LCV-840.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


23
2.2.4 Chiling/ Cold Box (LPG Recovery Unit)

Gas dari F-840 akan didinginkan oleh Cold Box (E-210) dari 119 F ke -26
F dan akan dialirkan ke Low temperatur Separator (V-250). Disini terdapat 2 fase
dimana fase cairan diharapkan mengandung kadar methane yang rendah
sedangkan fase gasnya diharapkan hanya mengandung methane dan ethane. Fase
cair kemudian akan turun dengan bantuan Level Control Valve menuju cold box
untuk selanjutnya dipanaskan oleh Feed De-ethanizer Heater (E-930).
Lalu gas keluaran dari LTS V-250 akan keluar lewat atas menuju
Expander Suction Scrubber (V-950) dimana gas yang berubah menjadi cairan,
terlebih dahulu harus dipisahkan disini sebelum masuk kedalam proses ekspansi.
Cairan yang terbentuk kemudian akan dikeluarkan menuju coldbox untuk
selanjutnya akan dipanaskan di Feed De-Ethanizer Heater (E-930).
Kemudian gas keluar dari scrubber menuju expander. Disini gas bisa
diekspansi dengan JT-valve PCV 910) atau dengan Turbo Expander (C-910).
Turbo Expander digunakan untuk mengoptimalkan LPG recovery karena suhu
outlet yang dihasilkan sebesar -73,46 F sehingga fase propane yang berubah fase
dari gas menjadi liquid lebih banyak jika ditinjau dari titik didihnya dibandingkan
menggunakan mode JT-valve PCV 910. Kemudian outlet dari expander akan
mengalir menuju absorber tower. Disini Fase liquidnya akan terpisah dari gas
dimana fase liquid akan dikeluarkan lewat bawah menuju absorber pump untuk
dipompakan ke de-ethanizer tower (V-500) sedangkan fase gas yang juga
mempunyai temperatur yang rendah dimanfaatkan untuk mendinginkan aliran
yang ada direflux condenser (E-990) dan gas chiller (E-210) untuk selanjutnya
akan dialirkan ke Booster Compressor (C-970) untuk dinaikkan tekanannya.

Sebelum masuk ke Booster Compressor (C-970) sebagian gas akan


dialirkan menuju Fuel Gas Filter (V-003) melewati bypass valve untuk
selanjutmya digunakan sebagai keperluan bahan bakar proses pada plant.
Discharge dari Booster Compressor (C-970) akan didinginkan oleh
Booster Compressor After Cooler (E-980). Lalu dinaikkan lagi tekanannya oleh

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


24
Sales Gas Compressor (C-101 A/B).Kemudian dischargenya didinginkan oleh
Sales Gas Compressor After Cooler(E-101 A/B). Output dari keluaran ini
diharapkan mempunyai tekanan yang tinggi dan oli tidak terikut ke dalam gasnya.
Kemudian oli dan fraksi berat yang lain di dalam aliran tersebut akan disaring di
Coalescing Filter Separator (V-200) sehingga sales gas yang mengalir ke
Pertamina diharapkan mempunyai kadar methane yang tinggi dengan impurities
yang sekecil mungkin.

2.2.5 Fractionation System


Fractionation system yang ada di PT.Surya Esa Perkasa terdiri dari 3 buah
kolom yang merupakan unit-unit utama dari LPG plant yang berfungsi
menghasilkan produk dengan cara distilasi. Kolom-kolom tersebut adalah De-
Ethanizer Column, De-propanizer Column dan De-Butanizer Column.
Kolom De-Ethanizer berfungsi untuk memisahkan komponen C2 dari Feed
yang banyak mengandung propana, butana dan kondensat dengan cara destilasi
atau berdasarkan perbedaan titik didih. Kolom De-Ethanizer dibagi menjadi 3
bagian atau section, yang paling atas disebut rectification section, yang bagian
bawah disebut stripping section, sedangkan dasar kolom disebut heating dan
product withdrawal section. Inlet utama dari De-ethanizer berasal dari kolom
absorber dan Feed Heater (E-990). Aliran dari kolom absorber dipompa menuju
bagian atas De-Ethanizer tower dan aliran dari De-ethanizer feed heater akan
masuk lewat samping atas kolom. Kemudian cairan tersebut akan kontak dengan
uap hasil pemanasan hidrokarbon cair oleh reboiler E-900 di dalam kolom. Disini
diharapkan ethane dan fraksi yang lebih ringan akan ke atas sedangkan fraksi
yang lebih berat (cair) akan turun kebawah melewati tray-tray untuk selanjutnya
menuju reboiler dengan bantuan tray-tray dan sebuah chimney tray. Fraksi yang
ringan (gas) akan menuju reflux condenser untuk di dinginkan untuk kemudian
diabsorpsi kembali untuk menyerap fraksi berat (propane butane dan condensate)
yang mungkin masih terdapat didalam gas untuk kemudian dialirkan kembai di

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


25
De-ethanizer tower. Di reboiler ini sebagian liquid akan diuapkan kembali dengan
cara dipanaskan dengan temperatur 229 F.

Selanjutnya liquid yang tidak menguap akan dialirkan menuju De-


propanizer Tower V-525. Kolom De-Propanizer ini berfungsi untuk memisahkan
komponen C3 (propane) dari C4+ yang kaya kandungan butana dan kondensat
dengan cara distilasi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Tekanan dan
temperatur operasi pada kolom De-Propanizer sebesar 270 Psig dan 241 F.
Umpan yang kaya kandungan C3+ masuk di bagian atas sebagai campuran dua
fase.
Umpan yang berbentuk cairan akan mengalir kebawah kolom melewati
serangkaian tray menuju dasar kolom dimana sebagian dari cairan ini masuk
kedalam reboiler E-530 untuk diuapkan dengan menggunakan hot oil yang
mengalir di tube reboilernya, dengan temperatur reboiler 241 F. Uap panas ini
kemudian dimasukkan kembali ke dalam kolom De-propanizer dan menuju keatas
melalui serangkaian tray lagi untuk memanasi cairan yang turun kebawah melalui
tray yang sama. Uap propane kemudian dikondensasi melalui kondensor E-535
dari 151 F ke 142 F dan selanjutnya ditampung dalam reflux drum (V-540).
Kemudian propane ini sebagian akan dipompa menuju de-propanizer sebagai
reflux dan sebagian lagi akan menuju after cooler (E-550) untuk selanjutnya
dicampur dengan butane sebagi LPG mix yang akan disimpan di LPG Storage (V-
009).
Sementara itu cairan hidrokarbon yang tidak menguap akan menuju ke
kolom De-butanizer V-560 yang selanjutnya akan dikontakkan dengan uap panas
hidrokarbon dari hasil pemanasan cairan hidrokarbon di reboiler E-565. Untuk
memisahkan butane dan condensate tersebut, set point suhu dan tekanan reboiler
diatur sebesar 300.7 F dan 121 psig. Uap yang kaya kandungan butana hasil
pemanasan dari reboiler ini selanjutnya dimasukkan kembali kedalam kolom De-
Butanizer dan mengalir keatas melalui sejumlah tray, selanjutnya menuju

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


26
butanizer condenser E-570. Butana yang terkondensasi, kemudian ditampung
dalam reflux drum (V-575).
Sebagian butana dipompakan ke puncak kolom sebagai cairan reflux dan
sebagiannya lagi dialirkan ke cooler (E-590) sebelum di blending dengan propana
menjadi LPG mix, dengan komposisi sekitar 60% mol C3 dan 38% mol C4,
selanjutnya dialirkan ke dalam tanki LPG (V-008) pada temperatur 100 F dengan
tekanan operasi tanki 130 Psig. Kondensat yang telah stabil, yang banyak
mengandung komponen C5 dan C6, selanjutnya mengalir dan keluar melalui level
control menuju condensate cooler (E-580) untuk didinginkan mencapai suhu 120
o
F sebelum dialirkan kedalam tanki condensate (V-009) pada kondisi atmosferik.

2.2.6 Refrigeration System


Refrigration system merupakan unit sistem pendingin pada plant LPG
yang menggunakan propane sebagai pendingin. Refrigeration package
menggunakan propane sebagai refrigerant (98% mol C3). Propane disimpan di
propane accumulator (V-400) pada suhu 98 OF dan tekanan 174 psig. Kemudian
sebelum dialirkan ke economizer (V-330) propane dialirkan ke filter (F-420)
untuk menyaring kotoran/ impuritis dan juga oli yang masih terikut pada propane.
Kemudian propane dialirkan ke economizer dengan tekanan dan temperatur
operasi economizer sebesar 50 Psig dan 30 oF . Di economizer, fase uapnya akan
dialirkan menuju ke compressor (C-310 A/B) sebagai second suction sedangkan
fase cairnya akan menuju Propane expansion tank. Disini sebagain cairan akan
langsung menguap menuju ke propane suction scrubber dan sebagian lagi
mengalir menuju Cold Box. Di Cold box panas dari proses akan diserap oleh
propane yang kemudian menyebabkan propane berubah fase dari cair menjadi
gas.
Kemudian propane akan menuju propane suction scrubber.Disini fase
liquid propane yang terbentuk dari fase gasnya akan dipisahkan sebelum masuk
ke compressor (C-310 A/B). Di kompressor ini, tekanan gas yang dihasilkan
sebesar 180 psig dengan suhu 155 F sehingga vapornya menjadi superheated atau

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


27
uap kering yang masuk ke V-320 A/B. Di V-320 ini lube oil terpisahkan dan
dipompakan kembali ke engine sedangkan uap propane dialirkan dan didinginkan
di fan cooler (E-410 A/B/C), hingga propane terkondensasi kembali untuk
selanjutnya disimpan di Tangki accumulator (V-400).

2.2.7. Hot Oil System


Sistem hot oil menggunakan lube oil mobiletherm 603 sebagai oil untuk
pemanasan pada reboiler fraksinasi. Heater yang digunakan adalah Hot oil
Heater(H-600) dan Hot Oil Medium Heater (H-670).
Hot Oil Heater merupakan dual furnace atau tungku tipe konveksi
(pemanas tak langsung) yang berfungsi untuk memanaskan hot oil dengan bahan
bakar lean gas pada saat operasi normal. Hot oil kemudian akan dipompa oleh P-
630 A/B untuk memanaskan reboiler De-Butanizer (E-565) dan reboiler De-
ethanizer (E-900) yang kemudian selanjutnya akan mengalir kembali ke Hot oil
Heater (H-600) untuk dipanaskan kembali.
Hot Medium Heater (H-670) merupakan heater yang berfungsi
memanaskan oil dengan fuel gas untuk selanjutnya hot oil tersebut akan dialirkan
menuju De-ethanizer feed heater E-930 dan De-Propanizer Reboiler E-530 untuk
selanjutnya dikembalikan lagi ke Hot Medium Heater atau ke Heat Medium
Expansion Vessel (V640).
Expansion tank didesign memiliki ruang yang cukup untuk meyimpan
sementara hot oil dan juga memberikan ruang untuk expansi hot oil akibat
pemanasan. Untuk mengganti sebagian hot oil yang hilang selama pemakaian
maka disediakan connection untuk hot oil make-up yang dilengkapi dengan
pompa feeding dan stroge tank. Hot oil system dilengkapi dengan control panel
tersendiri berbasis PLC yang terpasang secara terpisah dan di design khusus untuk
menjalankan unit tersebut. Namun demikian disediakan output common alarm
yang terkoneksi ke Plant Main Control room.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


28
2.2.8 Flare & Disposal System
Dalam melakukan proses flaring, LPG plant Lembak, simpang Y
menggunakan flare stack yang ada pada plant dan juga menggunakan flare stack
milik pertamina yang memang sudah ter-installed di dekat plant area. LPG plant
Lembak, simpang Y hanya menyediakan koneksi dari flare header ke existing
flare stack milik PT. Pertamina. Disposal system untuk buangan yang berbentuk
cairan tetap disediakan sebagai alat buangan proses sebelum dilepas ke
lingkungan.
Gas buangan yang berasal dari venting atau gas blowdown pada saat
emergency akan di alirkan ke flare system milik Pertamina untuk dibakar terlebih
dahulu sebelum dilepas ke atmosphere.
Terdapat 2 buah disposal system untuk menampung buangan cairan, yaitu
closed drain system yang berfungsi menampung sisa cairan yang masih banyak
mengandung condensate seperti cairan dari filter dan separator. Untuk cairan yang
banyak mengandung air dan buangan yang tidak bertekanan, dialirkan ke oil
catcher yang terbuat dari penampungan bak terbuka yang dilengkapi dengan
weird untuk memisahkan sisa-sisa condensate dan air. Condensate yang telah
dipisahkan kemudian dipompakan kembali ke closed drain system, sementara
airnya dialirkan ke balong sebelum di buang ke lingkungan.
2.2.9 Storage and Loading System
LPG tank Lembak, simpang Y dilengkapi dengan 6 buah LPG tank
berbentuk vessel horizontal dengan kapasitas per tank 150 tons. Tank ini
dilengkapi dengan water cooling system yang berfungsi untuk mendinginkan tank
apabila suhu cairan didalam tanki melebihi titik aman temperature penyimpanan.
System loading LPG produk dilakukan dengan loading truck menggunakan
weighing bridge station.
LPG dialirkan dari tangki penyimpan dengan LPG pump yang masing-
masing berkapasitas 174,354 Gpm. Plant ini juga dilengkapi dengan 1 buah LPG
offspec tank berkapasitas 150 ton yang berfungsi untuk menampung hasil LPG
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
29
yang tidak memenuhi specifikasi sebelum di re-cycle kembali ke process plant
dengan menggunakan LPG off spec pump.
Terdapat 1 buah condensate tank untuk menampung produk condensate
dengan kapasitas 125 tons. Loading propane dan condensate produk dilakukan
dengan dispenser menggunakan filling station. Condensate dialirkan dari tanki
penyimpan dengan 2 buah propane pump yang masing-masing berkapasitas 22
Gpm, dan 2 buah condensate pump yang masing-masing berkapasitas 22 Gpm.

2.2.10. Control and ESD System


Untuk mengendalikan plant dan mengatasi keadaan bahaya, LPG plant
Lembak, simpang Y dilengkapi dengan Control dan ESD system yang berfungsi
untuk mengontrol parameter proses dan sebagai emergency shutdown system.
Menurut penempatannya (topography) system kontrol ini dibagi menjadi 2 bagian
yaitu system control yang diletakkan didalam control room dan local control
panel untuk unit-unit tertentu.
Semua parameter proses dikendalikan dari control room, yang didalamnya
terdapat panel-panel sebagai berikut :
1. Main control panel & ESD system (PLC system)
2. Gas chromatograph panel (Status)
3. MCC panel
4. Propane refrigerant panel
5. Hot oil panel
PLC yang berada di control room menangkap sinyal atau info yang
dikirim dari local panel atau site, yaitu dari transmitter, control valve, SOV
(BDV/SDV/DV), dan dew point. Terdapat 3 system di site yang tidak terhubung
dengan DCS system, yaitu loading system, gas chromatography system dan
metering lean gas system.
Pengontrolan loading system dilakukan langsung di lapangan, sedangkan
status dari metering lean gas di display di control room melalui flow computer
yang dilengkapi dengan printer sendiri. Data dari local panel gas chromatography

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


30
juga di display di PC3 yang berada di control room. PC3 juga dilengkapi dengan
printer. Sistem yang berada di lapangan selain instrument yang juga terhubung
PLC adalah refrigeration system dan hot oil packages.
Man Machine Interface (MMI) dari PLC system dilakukan di dua buah
computer (PC1 dan PC2), serta terhubung ke dua buah printer. PC1 berfungsi
sebagai programming dan station, artinya semua penambahan ataupun
pemprograman PLC system hanya bisa dilakukan melalui PC1. PC2 berfungsi
sebagai station dan dapat digunakan untuk merubah set-point dari instrument. Di
control room juga terdapat MCC, yang berfungsi sebagai control terhadap semua
equipment motor. Khusus untuk motor-motor yang bekerja di main proses, MCC
mengirim sinyal Run atau Stop Permit Status ke DCS system.

2.3 Produk

Gas alam yang dialirkan dari sumur gas dari Pertamina akan diolah dan
dipisahkan dari unsur-unsur kimia pengotor atau impurities. Dengan adanya
bahan-bahan pengotor maka akan mengakibatkan berkurangnya kualitas dari
produk dan mengganggu pengoperasian pada proses pengolahan gas alam.
Adapun produkproduk yang dihasilkan oleh PT. Surya Esa Perkasa, Tbk adalah
sebagai berikut :
1. Propana
2. LPG
3. Kondensat
Dari ketiga produk di atas yang dihasilkan, produk utama dari PT. Surya
Esa Perkasa, Tbk adalah LPG, sedangkan produk yang lain adalah produk
sampingan.

2.3.1 Pengertian LPG

LPG (Liquified Petroleum Gas) secara harfiah adalah gas minyak bumi
yang dicairkan), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal
dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


31
menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). LPG
juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana
(C2H6) dan juga mengandung komponen berat seperti pentana (C 5H12) dan lain
lain. Dalam kondisi atmosfer, LPG akan berbentuk gas, volume LPG dalam
bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama.
Karena itu LPG dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabungtabung logam
bertekanan tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya.
Menurut spesifikasinya, LPG dibagi menjadi tiga jenis yaitu LPG
campuran, LPG propana dan LPG butana. Spesifikasi masingmasing LPG
tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor 25K/
36/ DDJM/ 1990. LPG yang dipasarkan untuk masyarakat adalah LPG campuran.

2.3.2 Sifat Sifat Produk

2.3.2.1 Sifat Sifat LPG


a. Mudah terbakar (dalam keadaan cair maupun gas).
b. Menghasilkan pembakaran yang sempurna.
c. Bebas kandungan air.
d. Tidak beracun dan tidak berwarna.
e. Tidak berbau (karena demi keselamatan dalam penggunaannya, LPG
ditambah sedikit merkaptan yang baunya sangat menyengat untuk
mendeteksi terjadinya kebocoran).
f. Gas dikirimkan sebagai gas bertekanan didalam tanki atau silinder.
g. Cairan dapat menguap dengan cepat ketika dilepas ke udara.
h. Lebih berat dari udara sehingga lebih cenderung menempati daerah yang
rendah.

2.3.2.2 Sifat Sifat Propana


a. Mudah terbakar.
b. Berfase gas.
c. Memiliki RVP (Reid Vapour Pressure) lebih tinggi dibandingkan dengan
LPG.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


32
2.3.2.3 Sifat Sifat Kondensat

a. Berwarna bening atau tidak berwarna.


b. Mudah menguap dan memiliki RVP 1012 psi.
c. Memiliki spesific grafity (SG) 0.67500.6800.
d. Bebas kandungan air.

2.4 Utilitas

Utilitas merupakan sekumpulan unit proses dalam suatu industri kimia


yang berfungsi untuk menunjang proses utama pabrik. Unit-unit yang merupakan
utilitas antara lain :

1. Unit penyediaan dan pengolahan air (Water System)


2. Unit pembangkit steam (Steam Generation System)
3. Unit penyedia udara instrument (Instrument Air System)
4. Unit pembangkit dan pendistribusian tenaga listrik
5. Unit Penyediaan Dowtherm A.

Adapun utilitas yang terdapat pada Plant PT. Surya Esa Perkasa Tbk
adalah sebagai berikut :

2.4.1 Penyediaan Air


PT. Surya Esa Perkasa juga dilengkapi dengan unit penjernihan air yaitu
water plant. Unit ini mengolah air yang berasal dari sumur bor menjadi air bersih.
Air sumur bor yang memiliki banyak impurities harus dilakukan proses
penjernihan.Impurities impurities tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu
sebagai berikut:
1. Impurities yang tidak larut (suspended solid) yaitu partikel partikel atau
kotoran yang masih dapat dilihat secara kasat mata. Seperti, partikel-
partikel yang menyebabkan air keruh.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


33
2. Impurities yang terlarut (dissolved solid). Seperti, calsium bikarbonat,
garam-garam silika dan lain-lain.
Pada dasarnya kedua impurities di atas harus dihilangkan agar diperoleh air
dengan kualitas yang bagus. Namun, plant PT. SEP hanya menghilangkan
kandungan air suspended solid karena air yang digunakan hanya untuk menyuplai
keperluan kantor, pendingin untuk fin fan cooler dan fire hydrant. Proses
deskripsinya adalah sebagai berikut:
Air diambil dari sumur bor dengan menggunakan pompa deep well pump
yang kemudian ditampung dibak settling untuk mengendapkan suspended solid
yang ada sebelum dialirkan ke proses selanjutnya. Dari bak penampung air
dialirkan ke sand filter guna menghilangkan impurities impurities solid seperti
pasir, tanah dan lain-lain.Filtrasi ini adalah suatu proses untuk menghilangkan
zatzat yang tidak larut di dalam air secara mekanis. Kemudian air mengalir ke
bagian bawah grafity filter melalui media penyaring mengandung lapisan pasir
silika, partikel-partikel besar akan tertinggal dan melekat dipermukaan media,
sedangkan air jernih berkumpul di bagian bawah dan mengalir menuju tower.Zat
zat padat yang tidak terlarut bila telah banyak akan menghambat proses
penyaringan sehingga perlu dicuci, proses pencucian disebut Back Wash. Back
Wash dilakukan bila perbedaan tekanan in dan out filter telah kurang dari 0.5
kg/cm2 dengan memakai air jernih dialirkan dari bawah menuju ke atas sehingga
kotoran terbuang keluar.Dari sand filter air ditransfer ke bak penampungan
kemudian dialirkan ke aerator dengan menggunakan bantuan transfer pump dan
kemudian ke filter pump. Sebelum air dialirkan untuk keperluan plant dan kantor,
air terlebih dahulu dimasukan ke karbon filter guna menyaring impurities-
impurities yang mungkin masih terkandung.

2.4.2 Kebutuhan Listrik


Untuk memenuhi kebutuhan listrik di PT. Surya Esa Perkasa terdapat 4
buah Genset sebagai berikut :

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


34
a. 3 buah Genset dengan kapasitas masing-masing GEG 1 & 2 yaitu 900 KVA
dan GEG 3 dengan kapasitas 450 KVA yang digerakkan oleh mesin
berbahan bakar gas.
b. 1 buah Diesel berkapasitas 250 KVA yaitu DEG digerakkan oleh mesin
berbahan bakar diesel ( emergency genset)
Secara normal hanya satu genset yang beroperasi untuk mensuplay semua
kebutuhan electric power plant. Satu unit berstatus stand-by. Semetara itu diesel
genset hanya untuk case emergency.
Ketiga Genset dihubungkan dengan Switchgear, yang terdiri dari 3 buah
generator control panel dan 1 buah panel distribusi (feeder panel). Generator
control panel mengatur sequence load KVA untuk starting / stop Genset. Feeder
panel berfungsi mengatur distribusi kebutuhan listrik ke MCC dan lainnya.
UPS (un-interupted Power Supply) yang mampu menyuplai DC power
20KVA digunakan sebagai system power back-up untuk tetap mensuplai power
jika terjadi pemadaman arus listrik secara tiba-tiba. UPS ini dirancang untuk
mampu melindungi semua operasi-operasi kritikal seperti DCS Panel selama 2
jam secra terus menerus.

2.4.3 Bahan Bakar


Bahan bakar yang digunakan PT Surya Esa Perkasa ini adalah gas metan dan
etan hasil samping dari LPG process.Setelah melalui beberapa proses seperti
penyaringan, dehidrasi, pendinginan, dan juga pemanasan, serta pemisahan gas metan
dan etan tersebut digunakan sebagai bahan bakar.
Bahan bakar gas merupakan bahan bakar yang sangat memuaskan sebab hanya
memerlukan sedikit handling dan sistem burner-nya sangat sederhana dan hampir
bebas perawatan.Karena hampir semua peralatan pembakaran gas tidak menggunakan
kandungan panas dari uap air, maka perhatian terhadap nilai kalor kotor (GCV)
menjadi kurang.Bahan bakar harus dibandingkan nilai kalor netto (NCV).

2.4.4 Instrument Air System

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


35
Instrument air system berguna untuk menyuplai seluruh keperluan udara untuk
alat-alat instrumen. Dalam sistem ini terdapat dua buah air compressor yang berguna
untuk mengkompres udara. Compressor ini digerakkan melalui tenaga listrik yang
berasal dari generator. Compressor juga dilengkapi dengan air dryer yang berfungsi
untuk menyaring kandungan air yang terdapat di udara dengan cara
mengkondensasikannya. Udara kering yang keluar dari air dryer kemudian
ditampung didalam tabung penampung/ receiver sebelum dialirkan kebagian
instrumen yang membutuhkan seperti control valve. Udara kering tersebut
disalurkan dengan tekanan sekitar 125 psig.

2.4.5 Fire Safety System


Kebakaran merupakan keadaan darurat yang harus ditangani dengan cepat
dan benar. Untuk itu, LPG Plant PT. Surya Esa Perkasa dilengkapi dengan fire
water system yang didesign sedemkian rupa untuk melindungi plant jika terjadi
kebakaran besar ditangki LPG dan disemua area plant. Fire water system PT.SEP
terdiri dari tiga sistem, yaitu:
2.4.5.1 Fire water pump station
Fire water pump station mempunyai satu buah diesel engine fire water
pump yang berkapasitas 1.250 gpm dengan tekanan discharge 150 psig
(maximum). Pompa ini dilengkapi dengan diesel tank yang memiliki kapasitas
bahan bakar solar untuk mensuplai engine secara terus menerus selama 4 jam.
Pompa ini bekerja/running secara otomatis (stater active) jika pressure di main
ring berkurang pada tekanan tertentu.
2.4.5.2 Fire water pond
Water Pond/Balong dibangun dengan kapasitas air yang cukup untuk
mengatasi bahaya kebakaran, dimensi Balong 95 m x 50 m dan mempunyai
kedalaman 4 meter. Balong tersebut memiliki kapasitas penampung air normal
13.300 m3.
2.4.5.3 Fire water main ring and accesorries

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


36
Main ring terbuat dari pipa berdiameter 8 inch yang dibangun
mengelilingi plant, yang juga dilengkapi dengan 10 hydrant masing-masing 85
gpm (125 psig). Selain itu, pada tangki produk ( propane, LPG, dan Condensat
tank) juga dilengkapi dengan water spray system yang berguna untuk
mendinginkan tangki pada saat kebakaran atau jika suhu didalam tangki naik dan
terjadi penguapan yang signifikan.

BAB III
TUGAS KHUSUS

3.1 Judul
Pengaruh Ambient Tenperature Terhadap Nilai Heat Duty pada After
Cooler (E101-B).

3.2 Latar Belakang


Plant yang ada di PT. Surya Esa Perkasa dirancang untuk memproses 66
MMSCFD gas umpan untuk menghasilkan produk Propane, LPG Mix dan
Condensate (C5+) . Lean gas (gas ringan ) sisa dari pemisahan LPG akan dialirkan
kembali ke pertamina. Untuk mengalirkan lean gas ini dibutuhkan kompressor
udara yang salah satunya adalah kompressor C101-B. Sebelum dialirkan ke pipa
pertamina, discharge dari kompressor ini harus di dinginkan terlebih dahulu
dengan after cooler (E101-B).

After Cooler (E101-B) digunakan untuk pendinginan discharge dari


kompressor udara (C101-B). Media pendingin untuk After Cooler (E101-B)
adalah udara yang disirkulasikan dengan bantuan sebuah fan. Dalam proses
perpindahan panas yang terjadi di After Cooler (E101-B) ada banyak faktor yang
mempengaruhi nilai heat duty dari proses tersebut dan salah satunya adalah
ambient temperature karena udara sekitar yang digunakan sebagai media
pendingin discharge dari kompressor udara (C101-B).

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


37
3.3 Tujuan

Mengetahui dan mempelajari pengaruh ambient temperature terhadap


nilai heat duty pada After Cooler (E101-B).

3.4 Manfaat

a. Mengaplikasin keilmuwan terutama dalam bidang teknik kimia dan dapat


melihat secara nyata hubungan dari teori dengan praktek.

b. Data yang sudah diolah dapat dijadikan sebagai data pembanding pabrik
sebagai bentuk monitoring pabrik terhadap alat after cooler (E-101B).

c. Dengan Mengetahui dan mempelajari pengaruh ambient temperature


terhadap nilai heat duty pada After Cooler (E101-B) maka dapat
dilakukan modifikasi pengendalian pada After Cooler (E101-B) apabila
diperlukan.

3.5 Perumusan Masalah

Untuk mencapai tujuan dari tugas khusus, maka dilakukan perumusan


masalah dengan membuat point-point pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana mengkonversi nilai Laju alir dari MMSCFD ke Kg/hr ?

b. Bagaimana menghitung nilai Cprata-rata masing-masing komponen?

c. Berapa nilai beda suhu masuk dan keluar pada stream proses?

d. Berapa nilai heat duty pada setiap waktu pengambilan data?

e. Berapa nilai ambient temperature pada setiap pengambilan data?

3.6 Tinjauan Pustaka

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


38
Alat penukar panas merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari fluida panas menuju fluida pendingin. Aftercooler
merupakan salah satu jenis alat penukar panas yang berfungsi untuk
mendinginkan discharge dari kompressor udara. Media yang digunakan untuk
perpindahan panas adalah air atau udara. After cooler mengurangi sejumlah uap
air di sistem kompresor udara dengan cara mengkondensasikan uap air menjadi
cair. After cooler yang dikombinasikan dengan separator akan menjadikan
pengurangan moisture di dalam sistem kompresor akan semakin baik.

Di dalam sistem distribusi dan manufaktur, liquid water akan


menyebabkan kerusakan yang signifikan pada peralatan.

Aftercooler dibutuhkan untuk memastikan fungsi dari separangkat


pneumatic yang merupakan bagian dari sistem manufaktur. After cooler bisa
digunakan menggunakan mekanisme berpendingin udara (air-cooled) atau
berpendingin air (water-cooled).

Air-Cooled Aftercooler

Air-cooled aftercooler menggunakan udara untuk mendinginkan udara panas


hasil kompresi. Udara yang dikompresi tersebut kemudian masuk ke aftercooler
dan melewati finned tubes atau corrugated alumunium sheets pada aftercooler
while udara ambientnya dipaksa melewati cooler dengan bantuan motor-driven
fan. Udara ambientnya akan menyerap panas dari discharge dari kompressor.

Water-Cooled Pipe Line Aftercooler

Sebuah water-cooled pipe line aftercooler yang umumnya digunakan adalh Shell
and Tube Heat Exchanger. Aftercooler ini terdiri dari sebuah shell dengan
sebundel tubr terpasang didalamnya.

comes in different styles. The most common style for compressed air service is a
Shell and Tube Heat Exchanger/Aftercooler (fig. AC1-3). The pipe line
aftercooler consists of a shell with a bundle of tubes fitted inside. Typically the
compressed air flows through the tubes in one direction as water flows on the
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
39
shell side in the opposite direction. Heat from the compressed air is transferred
to the water. Water vapor forms as the compressed air cools. The moisture is
removed by the moisture separator and drain valve. A modulating valve is
recommended to maintain a consistent temperature and reduce water
consumption. The tube bundles can be fixed or removable. Fixed tube bundles
cost less but are more difficult to maintain than bundles that can be removed
for cleaning or service.

The disadvantages of a water-cooled aftercooler include high water usage and


difficult heat recovery. Advantages to using a water-cooled aftercooler include
better heat transfer and no required electricity.

Metode Pengumpulan Data


Dalam mengerjakan tugas khusus ini dilakukan melalui teknik observasi,
wawancara, dokumentasi dan tinjauan pustaka.
Metode Observasi
Metode observasi ini, merupakan satu metode pengumpulan data, dengan cara
pengamatan dan pencatatan secara sistematis, mengenai fenomena yang diselidiki
(Suharsimi Arikunto, 1990, hal.133). Dengan menggunakan metode ini penulis
akan mendapatkan gambaran dari pengamatan secara langsung tentang bagaimana
aftercooler (E-101B) bekerja dan variabel apa saja yang berubah di dalam setiap
kali melakukan observasi. Adapun data yang ingin diperoleh melalui metode ini
adalah :
1. Cara kerja after cooler (E-101B).
2. Data temperatur suction dan discharge compressor (C-101B)
3. Data ambient temperature pada inlet aftercooler (E-101B)
Metode Interview
Metode interview ini, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya
jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berdasarkan tujuan dari
penelitian (Dedy Mulyana, hal 180). Metode ini digunakan oleh penulis dengan
tidak berstruktur agar narasumber lebih luwes dan terbuka dalam menjawab

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


40
pertanyaan yang terkait dengan tugas khusus. Narasumber yang diinterview
adalah sebagai berikut:
1. Operator Pabrik, terkait dengan cara kerja plant secara umum.
2. Pembimbing pabrik, terkait cara kerja alat-alat plant secara lebih detail.
3. Para Dosen, terkait dengan objek tugas khsusus terutama tentang bagaimana
suatu proses dikendalikan.
Metode Dokumentasi

Metode ini adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari informasi,
melalui dokumentasi, arsip-arsip, buku-buku catatan dan lainnya terkait dengan
data yang dibutuhkan. Metode ini dilakukan untuk melengkapi data yang
dibutuhkan.

Teknik Analisa data-data

Analisa data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif

Setelah melakukan kerja praktek di PT. Surya Esa Perkasa Tbk.,


mahasiswa mengambil tugas khusus dengan judul Evaluasi nilai heat duty pada
Sales Gas Compressor After Cooler B (E-101 B) terhadap heat duty designnya
dan Melihat Pengaruh Kelembaban Relatif Udara dan Temperatur Ambient
terhadap nilai heat dutynya. Pengambilan data dilakukan selama 4 hari berturut-
turut dari tanggal 25 September 2016 sampi dengan 28 September 2016 dan
dimulai 2 jam sekali dari jam 10, jam 12 dan jam 2.

Untuk evaluasi nilai heat duty terhadap designnya, dilakukan perhitungan


rata-rata heat duty per-hari selama 4 hari berturut-turut. Lalu dibandingkan
dengan data designnya.

Kemudian dilakukan lagi perhitungan heat duty rata-rata jam 10, 12, dan 2
selama 4 hari tersebut kemudian dibandingkan dengan temperatur udara ambient
dan kelembaban relatif udara.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


41
Dalam penghitungan heat duty ini, data-data diambil dengan cara
pengamatan langsung pada indikator suhu dan tekanan dilapangan dan
mengamati data yang ada pada log sheet dan monitor di controll room.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada Sales Gas Compressor


After Cooler B (E-101 B) pada saat kerja praktek, maka diperoleh data sebagai
berikut:

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


42
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
43
Tabel 5.1 Data Aktual Sales Gas After Cooler E-101 B

Tanggal
Parameter 25-08-16 26-08-16 27-08-16 28-08-16 Rata-rata

Suhu fluida gas in (o F) 146.67 147.33 151.00 148.33 98.89


Suhu fluida gas out (o F) 129.67 129.67 128.67 129.33 86.22
Laju alir gas (MMSCFD) 65.19 64.35 64.87 64.80 43.20
Tekanan fluida gas in (Psi) 538.33 531.67 550.67 540.22 360.15
Beda tekan (Psid) 19.33 18.67 17.83 18.61 12.41
Suhu udara kering (o F) 94.33 91.33 92.33 92.67 61.78
Suhu udara basah (o F) 78.50 79.67 80.00 80.00 53.03
Recycle bypass gas:
E-101 A 91.33 89.33 100.00 93.56 93.56
E-101 B 100.00 98.67 100.00 99.56 66.37
Sumber: Pembacaan indikator di alat, monitor control room, log sheet dan Hygrometer
di PT.Surya Esa Perkasa

Tabel 5.2 Data Komposisi Rata-RataSales Gas After Cooler E-101 B

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


44
%Vol
Komposisi Rata-rata
25-08-16 26-08-16 27-08-16 28-08-16
CH4 84.537 85.977 85.590 83.587 84.92
C2H6 6.997 6.653 6.717 7.017 6.85
C3H8 0.200 0.197 0.217 0.203 0.20
I-C 4H10 0.010 0.010 0.010 0.010 0.01
N-C4H10 0.010 0.010 0.010 0.010 0.01
N2 0.407 0.407 0.387 0.477 0.42
CO2 7.843 6.753 7.070 8.697 7.59
Total 100.003 100.007 100.000 100.000 100.003
Sumber: Laboratorium PT.Surya Esa Perkasa, Tbk. 2016

Rata-Rata
Parameter Jam 10 Jam 12 Jam 2

Suhu fluida gas in (o F) 145.00 147.75 150.75


Suhu fluida gas out ( o F) 129.25 129.50 129.00
Laju alir gas (MMSCFD) 64.69 64.86 64.98
Tekanan fluida gas in (Psi) 537.50 538.75 539.75
Beda tekan (Psid) 19.13 18.75 18.63
Suhu udara kering ( o F) 90.88 95.38 93.63
Suhu udara basah (o F) 79.38 80.00 79.38
Recycle bypass gas:
E-101 A 86.50 93.75 91.75
E-101 B 99.00 100.00 100.00

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


45
LAMPIRAN

PERHITUNGAN

1. Menghitung flow actual yang melewati E-101 B

a. (25 Agustus 2016)


Jam 10
Flow sales gas total= 65.63 MMSCFD
Recycle bypass :

a. E-101 A =93 %
b. E-101 B =100 %

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


46
Recycle bypass total =(93+100)%=193%
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/193) x 65.63 MMSCFD
= 34.005 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka flow actual yang melewati
E-101 B pada jam 10= Flow Sales gas dari E-101 B = 34.005 MMSCFD
Jam 12
Flow sales gas total= 65.33 MMSCFD
Recycle bypass :

a. E-101 A =95 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total =(95+100)%=195%
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/195) x 65.33 MMSCFD
= 33.502 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka flow actual yang melewati
E-101 B pada jam 12= Flow Sales gas dari E-101 B = 33.502 MMSCFD

Jam 2
Flow sales gas total= 64.60 MMSCFD
Recycle bypass :

a. E-101 A =86 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total =(86+100)%=186%
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/186) x 64.60 MMSCFD
= 35.161 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka flow actual yang melewati
E-101 B pada jam 2= Flow Sales gas dari E-101 B = 35.161 MMSCFD

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


47
Flow aktual E-101 B rata-rata = (34.005+33.502+35.161) MMSCFD
3
=34.222 MMSCFD

b. 26 Agustus 2016)
Jam 10
Flow sales gas total= 62.02 MMSCFD
Recycle bypass :

a. E-101 A =72 %
b. E-101 B =96 %
Recycle bypass total = (72+96)%=168 %
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (96/168) x 62.02 MMSCFD
= 35.440 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 96% maka, flow actual yang
melewati E-101 B adalah sebagai berikut:
=((100 % - Recy. bypass E-101 B)xFlow sales gas E101 B)+Flow sales gas E-101 B
=((100% - 96 %) x 35.440 MMSCFD ) + 35.440 MMSCFD
=1.418 MMSCFD + 35.440 =36.858 MMSCFD
Jadi, flow actual pada E-101 B sebesar 36.858 MMSCFD
Jam 12
Flow sales gas total= 64.86 MMSCFD
Recycle bypass :

a. E-101 A =100 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (100+100)%=200 %
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/200) x 64.86 MMSCFD
= 32.430 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 32.430 MMSCFD

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


48
Jam 2
Flow sales gas total= 66.18 MMSCFD
Recycle bypass :

a. E-101 A =96 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (96+100)%=196 %
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (96/196) x 66.18 MMSCFD
= 32.415 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 32.415 MMSCFD

Flow aktual E-101 B rata-rata = (36.858+32.430+32.415) MMSCFD


3
=33.901 MMSCFD

c. 27 Agustus 2016)

Jam 10
Flow sales gas total= 65.95 MMSCFD
Recycle bypass :

a. E-101 A =100 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (100+100)%=200 %
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/200) x 62.02 MMSCFD
= 31.01 MMSCFD

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


49
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka flow actual yang
melewati E-101 B = flow sales gas dari E-101 B
Jadi, flow actual pada E-101 B sebesar 31,01 MMSCFD
Jam 12
Flow sales gas total= 64.10 MMSCFD
Recycle bypass :

a. E-101 A =100 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (100+100)%=200 %
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/200) x 64.10 MMSCFD
= 32.05 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 32.05 MMSCFD
Jam 2
Flow sales gas total= 64.55 MMSCFD
Recycle bypass :

a. E-101 A =100 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (100+100)%=200 %
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/200) x 64.55 MMSCFD
= 32.275 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 32.275 MMSCFD

Flow aktual E-101 B rata-rata = (31.01+32.05+32.275) MMSCFD


3
=31.778 MMSCFD
d. 28 Agustus 2016)

Jam 10
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
50
Flow sales gas total= 65.14 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =81 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (81+100)%=181%
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (81/181)x 65.14 MMSCFD
= 32,57 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 32.57 MMSCFD
Jam 12
Flow sales gas total= 65.15 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =80 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (80+100)%=180%
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (80/180)x 65.15 MMSCFD
= 28.955 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 28.955 MMSCFD
Jam 2
Flow sales gas total= 64.58 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =85 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (85+100)%=185%
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (85/185)x 64.58 MMSCFD
= 29.671 MMSCFD

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


51
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 29.671 MMSCFD

Flow aktual E-101 B rata-rata = (32.57+28.955+29.671) MMSCFD


3
=33.901 MMSCFD

2. Menghitung Molar Volume Pada Kondisi Standar


Suhu dan Tekanan Standar yang digunakan
T= 15 C =288.15 k

P= 14.696 psi=100.325 KPa

(sumber: International Stndard Organization )

Volume molar = RT
P

= 8.3145L Kpa x 288.15 K


K mol 100.325 KPa
= 23.881 L/mol

= 23.881 m3/kmol

3. Menghitung Massa Sales Gas Kondisi Standar


25 Agustus 2016 Jam 10
Flow aktual gas yang melewati E-101 B =34.005 MMSCFD

Tabel Komposisi Sales Gas


BM Flow
Komposisi % Vol
(Kg/kmol) (MMSCFD)
CH4 84.520 16.04 28.741
C2H6 7.010 30.07 2.384
C3H8 0.200 44.09 0.068
I-C4H10 0.010 58.12 0.003
N-C4H10 0.010 58.12 0.003
N2 0.400 28.01 0.136
CO
Teknik Kimia Politeknik
2 Negeri Sriwijaya
7.860 44.01 2.673
Total 100.010 34.008 52
Rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol 1 ft3 24 hr 23.881 m3
1 ft = 0.3048 m
1ft3=0.0283 m3
Massa Komponen sales gas
Methane
28.741 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
16.04 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 28.741 MMSCF x 1000000 x 16.04 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 22762.970 kg/hr

Ethane
2.384 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
30.07 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 2.384 MMSCF x 1000000 x 30.07 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 3539.667 kg/hr

Propane
0.068 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
44.09 kg/kmol x 1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.068 MMSCF x1000000 x 44.09kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 148.037 kg/hr

Iso Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


53
Normal Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

N2
0.136 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
28.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.136 MMSCF x 1000000 x 28.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 188.094 kg/hr

Karbondioksida
2.673 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
44.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 2.673 MMSCF x 1000000 x 44.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 5808.621 kg/hr

Total massa =32464.607 kg/hr

25 Agustus 2016 Jam 12


Flow aktual gas yang melewati E-101 B =33.502 MMSCFD

Tabel Komposisi Sales Gas


BM Flow
Komposisi % Vol
(Kg/kmol) (MMSCFD)
CH4 84.530 16.04 28.319
C2H6 6.950 30.07 2.328
C3H8 0.200 44.09 0.067
I-C4H10 0.010 58.12 0.003
N-C4H10 0.010 58.12 0.003
N2 0.420 28.01 0.141
CO2 7.880 44.01 2.640
Total 100.000 33.502
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
54
Rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol 1 ft3 24 hr 23.881 m3
1 ft = 0.3048 m
1ft3=0.0283 m3
Massa Komponen sales gas
Methane
28.319 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
16.04 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 28.319 MMSCF x 1000000 x 16.04 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 22428.744 kg/hr

Ethane
2.328 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
30.07 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 2.328 MMSCF x 1000000 x 30.07 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 3456.520 kg/hr

Propane
0.067 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
44.09 kg/kmol x 1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.067MMSCF x1000000 x 44.09kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 145.860 kg/hr

Iso Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


55
Normal Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

N2
0.141 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
28.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.141 MMSCF x 1000000 x 28.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 195.009 kg/hr

Karbondioksida
2.640 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
44.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 2.640 MMSCF x 1000000 x 44.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 5736.909 kg/hr

Total massa =31980.262 kg/hr

25 Agustus 2016 Jam 2


Flow aktual gas yang melewati E-101 B =34.222 MMSCFD

Tabel Komposisi Sales Gas


BM Flow
Komposisi % Vol
(Kg/kmol) (MMSCFD)
CH4 84.560 16.04 28.938
C2H6 7.030 30.07 2.406
C3H8 0.200 44.09 0.068
I-C4H10 0.010 58.12 0.003
N-C4H10 0.010 58.12 0.003
N2 0.400 28.01 0.137
COPoliteknik
Teknik Kimia 2 7.790 44.01
Negeri Sriwijaya 2.666
Total 100.000 34.222 56
Rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol 1 ft3 24 hr 23.881 m3
1 ft = 0.3048 m
1ft3=0.0283 m3
Massa Komponen sales gas
Methane
28.938 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
16.04 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 28.938 MMSCF x 1000000 x 16.04 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 22918.995 kg/hr

Ethane
2.406 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
30.07 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 2.406 MMSCF x 1000000 x 30.07 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 3572.331 kg/hr

Propane
0.068 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
44.09 kg/kmol x 1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.068MMSCF x1000000 x 44.09kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 148.037 kg/hr

Iso Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


57
Normal Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

N2
0.137 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
28.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.137 MMSCF x 1000000 x 28.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 189.477 kg/hr

Karbondioksida
2.666 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
44.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 2.666 MMSCF x 1000000 x 44.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 5793.406 kg/hr

Total massa = 32639.46813 kg/hr

26 Agustus 2016 Jam 10


Flow aktual gas yang melewati E-101 B = 36.858 MMSCFD

Tabel Komposisi Sales Gas


BM Flow
Komposisi % Vol
(Kg/kmol) (MMSCFD)
CH4 85.990 16.04 31.694
C2H6 6.670 30.07 2.458
C3H8 0.190 44.09 0.070
I-C4H10 0.010 58.12 0.004
N-C4H10 0.010 58.12 0.004
Teknik KimiaNPoliteknik Negeri Sriwijaya
2 0.390 28.01 0.144
CO2 58
6.750 44.01 2.488
Total 100.010
Rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol 1 ft3 24 hr 23.881 m3
1 ft = 0.3048 m
1ft3=0.0283 m3
Massa Komponen sales gas
Methane
31.694 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
16.04 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 31.694 MMSCF x 1000000 x 16.04 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 25101.756 kg/hr

Ethane
2.458 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
30.07 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 2.458 MMSCF x 1000000 x 30.07 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 3649.539 kg/hr

Propane
0.070 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
44.09 kg/kmol x 1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.070 MMSCF x1000000 x 44.09kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 152.392 kg/hr

Iso Butane
0.004 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.004 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


59
=11.479 kg/hr

Normal Butane
0.004 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
=11.479 kg/hr

N2
0.144 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
28.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.144 MMSCF x 1000000 x 28.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 199.158 kg/hr

Karbondioksida
2.488 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
44.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 2.488 MMSCF x 1000000 x 44.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 5406.602 kg/hr

Total massa =34532.405 kg/hr

26 Agustus 2016 Jam 12


Flow aktual gas yang melewati E-101 B = 32.430 MMSCFD

Tabel Komposisi Sales Gas


BM Flow
Komposisi % Vol
(Kg/kmol) (MMSCFD)
CH4 86.010 16.04 27.893
C2H6 6.660 30.07 2.160
C3H8 0.210 44.09 0.068
I-C4H10 0.010 58.12 0.003
N-C4H10 0.010 58.12 0.003
N2 0.430 28.01 0.139
CO
Teknik Kimia Politeknik
2 6.680 44.01
Negeri Sriwijaya 2.166
Total 100.010 60
Rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol 1 ft3 24 hr 23.881 m3
1 ft = 0.3048 m
1ft3=0.0283 m3
Massa Komponen sales gas
Methane
27.893 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
16.04 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 27.893 MMSCF x 1000000 x 16.04 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 22091.351 kg/hr

Ethane
2.160 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
30.07 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 2.160 MMSCF x 1000000 x 30.07 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 3207.081 kg/hr

Propane
0.068 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
44.09 kg/kmol x 1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.068 MMSCF x1000000 x 44.09kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 148.037 kg/hr

Iso Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


61
Normal Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

N2
0.139 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
28.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.139 MMSCF x 1000000 x 28.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 192.243 kg/hr

Karbondioksida
2.166 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
44.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 2.166 MMSCF x 1000000 x 44.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 4706.873 kg/hr

Total massa =30362.804 kg/hr

26 Agustus 2016 Jam 2


Flow aktual gas yang melewati E-101 B = 33.901 MMSCFD

BM Flow Tabel
Komposisi % Vol
(Kg/kmol) (MMSCFD) Komposisi Sales
CH4 85.930 16.04 29.131 Gas
C2H6 6.630 30.07 2.248
C3H
Teknik Kimia Politeknik
8 0.190 44.09
Negeri Sriwijaya 0.064
I-C4H10 0.010 58.12 0.003 62
N-C4H10 0.010 58.12 0.003
N2 0.400 28.01 0.136
CO2 6.830 44.01 2.315
Total 100.000
Rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol 1 ft3 24 hr 23.881 m3
1 ft = 0.3048 m
1ft3=0.0283 m3
Massa Komponen sales gas
Methane
29.131 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
16.04 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 29.131 MMSCF x 1000000 x 16.04 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 23071.851 kg/hr

Ethane
2.248 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
30.07 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 2.248 MMSCF x 1000000 x 30.07 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 3337.739 kg/hr

Propane
0.064 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
44.09 kg/kmol x 1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.064 MMSCF x1000000 x 44.09kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 139.329 kg/hr

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


63
Iso Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

Normal Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

N2
0.136 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
28.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 0.136 MMSCF x 1000000 x 28.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 188.094 kg/hr

Karbondioksida
2.315 MMSCFD = massa x 23.881 m3/kgmol
44.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol
massa = 2.315 MMSCF x 1000000 x 44.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol
day MM kmol ft3 24 hr 23.881 m3
= 5030.661 kg/hr

Total massa = 31784.893 kg/hr

Massa Komponen sales gas (26Agustus 2016)


Flow actual gas yang melewati E-101 B =34.1826 MMSCFD
Tabel Komposisi Sales Gas

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


64
BM Flow
Komposisi % Vol
(Kg/kmol) (MMSCFD)
CH4 85.977 16.04 29.389
C2H6 6.653 30.07 2.274
C3H8 0.197 44.09 0.067
I-C4H10 0.010 58.12 0.003
N-C4H10 0.010 58.12 0.003
N2 0.407 28.01 0.139
CO2 6.753 44.01 2.308
Total 100.007 34.185

Methane
29.389 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
16.04 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 29.389 MMSCFD x 1000 x 16.04 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=562.277 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 23428.2458 kg/hr

Ethane
2.274 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
30.07 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.067MMSCFD x 1000 x 30.07 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=81.5616 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 3398.4 kg/hr
Propane
0.068 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
44.09 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.068 MMSCFD x 1000 x 44.09 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=3.523 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 146.791 kg/hr
Iso Butane

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


65
0.003 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
58.12 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.003 MMSCFD x 1000 x 58.12 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=0.207 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 8.665 kg/hr

n-Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
58.12 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.003 MMSCFD x 1000 x 58.12 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=0.207 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 8.665 kg/hr
Nitrogen
0.139 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
28.01 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.139 MMSCFD x 1000 x 28.01 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=4.643 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 193.498 kg/hr
Karbon dioksida
2.308 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
44.01 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 2.672 MMSCFD x 1000 x 44.01 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=121.157 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 5048.208 kg/hr
Total massa =32232.4728 kg/hr

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


66
- Massa Komponen Sales Gas 27 Agustus 2016
Flow actual gas yang melewati E-101 B =32.435 MMSCFD
Tabel Komposisi Sales Gas

BM Flow
Komposisi % Vol
(Kg/kmol) (MMSCFD)
CH4 85.590 16.04 27.761 Methane
C2H6 6.717 30.07 2.179 27.761
C3H8 0.217 44.09 0.070 MMSCFD
I-C4H10
=
0.010 58.12 0.003 massa x
N-C4H10 0.010 58.12 0.003 23.726
N2 0.387 28.01 0.126 m3/kmol
CO2 7.070 44.01 2.293
Total 100.001 32.435
3
16.04 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m
massa = 27.761 MMSCFD x 1000 x 16.04 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=531.1307 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 22130.447 kg/hr

Ethane
2.178 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
30.07 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 2.178 MMSCFD x 1000 x 30.07 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
= 78.118 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 3254.93 kg/hr
Propane
0.0703 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
44.09 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.0703 MMSCFD x 1000 x 44.09 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=3.697 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 154.044 kg/hr
Iso Butane

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


67
0.003 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
58.12 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.003 MMSCFD x 1000 x 58.12 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=0.207 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 8.665 kg/hr

n-Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
58.12 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.003 MMSCFD x 1000 x 58.12 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=0.207 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 8.665 kg/hr
Nitrogen
0.125 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
28.01 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.125 MMSCFD x 1000 x 28.01 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=4.176 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 174.009 kg/hr
Karbon dioksida
2.293 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
44.01 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 2.293 MMSCFD x 1000 x 44.01 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=120.369 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 5015.406 kg/hr
Total massa =30746.166 kg/hr

- Massa Komponen Sales Gas 28 Agustus 2016


Flow actual gas yang melewati E-101 B =33.846 MMSCFD

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


68
BM Flow
Komposisi % Vol
(Kg/kmol) (MMSCFD)
CH4 Tabel
83.587 16.04 28.291
Komposisi
C2H6 7.017 30.07 2.375 Sales Gas
C3H8 0.203 44.09 0.069
I-C4H10 0.010 58.12 0.003
N-C4H10 0.010 58.12 0.003
N2 0.477 28.01 0.161
CO2 8.697 44.01 2.944
Total 100.001 33.846

Methane
28.291 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
16.04 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 28.291 MMSCFD x 1000 x 16.04 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=541.251 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 22552.154 kg/hr

Ethane
2.374 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
30.07 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 2.374 MMSCFD x 1000 x 30.07 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
= 85.1483 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 3547.846 kg/hr
Propane
0.069 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
44.09 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.069 MMSCFD x 1000 x 44.09 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


69
=3.628 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 150.538 kg/hr
Iso Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
58.12 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.003 MMSCFD x 1000 x 58.12 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=0.207 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 8.665 kg/hr

n-Butane
0.003 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
58.12 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.003 MMSCFD x 1000 x 58.12 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=0.207 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 8.665 kg/hr
Nitrogen
0.161 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
28.01 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 0.161 MMSCFD x 1000 x 28.01 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=5.3789 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 224.124 kg/hr
Karbon dioksida
2.943 MMSCFD = massa x 23.726 m3/kmol
44.01 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3
massa = 2.943 MMSCFD x 1000 x 44.01 kg/kmol x 0.0283 m3
23.726 m3/kmol
=154.491 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 6437.1303 kg/hr
Total massa =32929.1223 kg/hr

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


70
Karena tidak ada perubahan komposisi pada alat after cooler E-101 B , maka
total massa feed gas masuk = total massa feed gas keluar

Perhitu
1. Perhitungan Kapasitas Panas (CP)
Tabel Konstanta Kapasitas Panas

Komposisi a b c d
C1 4.598 0.01245 0.00000286 -2.70E-009 Sumber :
C2 1.292 0.04254 -1.66E-005 2.08E-009 Thomas
C3 -1.009 0.07315 -3.79E-005 7.67E-009
K.
C
i 4 -0.332 0.09189 -4.41E-005 6.92E-009
C
n 4 2.266 0.07913 -2.65E-005 -6.74E-010
N2 7.44 -0.00324 0.0000064 -2.79E-009
CO2 4.728 0.01754 -1.34E-005 4.09E-009
Sherwood, Lampiran A,p.614

Menghitung Cp Sales Gas yang melewati after cooler E-101 B (25 Agustus 2016)
Tin = 336.8537
CP= a+bT+cT2+dT3
Methane = 4.598+0.01245(336.8537)+0.00000286(336.85372)+
(-2.70E-009(336.85373)
=9.013 Kcal/kmol K
Ethane = 1.292+0.04254(336.8537)+(-1.66E-005)(336.85372)+
(2.08E-009(336.85373)
=13.818 Kcal/kmol K
Propane = -1.009+0.07315(336.8537)+(-3.79E-005)(336.85372)+
(7.67E-009(336.85373)
=19.615 Kcal/kmol K
Isobutane = -0.332+0.09189(336.8537)+(-4.41E-005(336.85372)+
(6.92E-009(336.85373)
=25.882 Kcal/kmol K
Normal Butane= 2.266+0.07913(336.8537)+(-2.65E-005)(336.85372)+
(-6.74E-009(336.85373)

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


71
=25.881 Kcal/kmol K
N2 = 7.44+(-0.00324(336.8537)+(0.0000064)(336.85372)+
(-2.79E-009(336.85373)
= 6.968 Kcal/kmol K
CO2 = 4.728+(0.01754(336.8537)+(-1.34E-005)(336.85372)+
(4.09E-009(336.85373)
= 9.272 Kcal/kmol K

Dengan menggunakan rumus yang sama maka didapatkan nilai Cp hariannya seperti yang
ditulis di dalam tabel berikut:
Tabel Kapasitas Panas Hasil Perhitungan

Kapasitas Panas (Kcal/kmol K)


Komposisi
25 Agustus 26 Agustus 27 Agustus 28 Agustus
C1 9.013 9.018 9.018 9.011
C2 13.818 13.830 13.830 13.812
C3 19.624 19.643 19.643 19.615
C
i 4 25.882 25.906 25.906 25.870
C4
n 25.892 25.915 25.915 25.881
N2 6.968 6.968 6.968 6.968
CO2 9.272 9.276 9.276 9.270
Perhitungan Heat Duty
Untuk menghitung heat dutynya digunakan persamaan berikut:
Q=m x Cp x dt
Perhitungan Heat Duty 25 Agustus 2016
Q methane = 20141.486 kg/hr x 9.013 kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/16.04Kmol
= 121850.156 Kcal/hr

Q ethane = 3562.791 kg/hr x 13.818kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/30.07Kmol


= 15460.762Kcal/hr
Q propane= 149.004 kg/hr x 19.624kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/44.09Kmol
= 627.672Kcal/hr
Q Isobutane= 8.665 kg/hr x 25.882kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/58.12Kmol
= 41.390Kcal/hr

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


72
Q Isobutane= 8.665 kg/hr x 25.892kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/58.12Kmol
= 41.406Kcal/hr
Q N2 = 193.498 kg/hr x 6.968kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/28.01Kmol
= 453.170Kcal/hr
Q CO2 = 5844.380 kg/hr x 9.272kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/44.01Kmol
= 11630.268Kcal/hr
Total Q =(121850.156 +15460.762+627.672+41.390+ 41.406+453.170+
11630.268)Kcal/hr
=150104.824 Kcal/hr x 3.966 Btu/1 Kcal x 1 Mmbtu/1000000 Btu
= 0.595 Mmbtu
Dengan menghitung dengan rumus yang sama didapatkan nilai Heat duty harian
selanjutnya seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah ini:

Tanggal Heat duty (Mmbtu)


25 Agustus 0.595
26 Agustus 0.612
27 Agustus 0.744
28 Agustus 0.603

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


73
Perhitungan
1. Perhitungan Kapasitas Panas (CP)
Tabel Konstanta Kapasitas Panas

Komposisi a b c d
C1 4.598 0.01245 0.00000286 -2.70E-009 Sumber :
C2 1.292 0.04254 -1.66E-005 2.08E-009 Thomas
C3 -1.009 0.07315 -3.79E-005 7.67E-009
K.
C
i 4 -0.332 0.09189 -4.41E-005 6.92E-009
C
n 4 2.266 0.07913 -2.65E-005 -6.74E-010
N2 7.44 -0.00324 0.0000064 -2.79E-009
CO2 4.728 0.01754 -1.34E-005 4.09E-009
Sherwood, Lampiran A,p.614

Menghitung Cp Sales Gas yang melewati after cooler E-101 B (rata-rata jam 10)
Tin = 335.928
CP= a+bT+cT2+dT3
Methane = 4.598+0.01245( 335.928)+0.00000286( 335.9282)+
(-2.70E-009( 335.9283)
=9.001 Kcal/kmol K

Ethane = 1.292+0.04254( 335.928)+(-1.66E-005)( 335.9282)+


(2.08E-009( 335.9283)
=13.788 Kcal/kmol K
Propane = -1.009+0.07315( 335.928)+(-3.79E-005)( 335.9282)+
(7.67E-009( 335.9283)
=19.578 Kcal/kmol K
Isobutane = -0.332+0.09189( 335.928)+(-4.41E-005( 335.9282)+
(6.92E-009( 335.9283)
=25.882 Kcal/kmol K

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


74
Normal Butane= 2.266+0.07913( 335.928)+(-2.65E-005)( 335.9282)+
(-6.74E-009( 335.9283)
=25.835 Kcal/kmol K
N2 = 7.44+(-0.00324( 335.928)+(0.0000064)( 335.9282)+
(-2.79E-009( 335.9283)
= 6.968 Kcal/kmol K
CO2 = 4.728+(0.01754( 335.928)+(-1.34E-005)( 335.9282)+
(4.09E-009( 335.9283)
= 9.263 Kcal/kmol K

Dengan menggunakan rumus yang sama maka didapatkan nilai Cp rata-rata jam 10, 12 dan
jam 2 nya seperti yang ditulis di dalam tabel berikut:
Tabel Kapasitas Panas Hasil Perhitungan

Kapasitas panas rata-rata (Kcal/molK)


Komposisi
Jam 10 Jam 12 Jam 2
C1 9.001 9.021 9.044
C2 13.788 13.837 13.890
C3 19.578 19.655 19.738
i
C4 25.822 25.921 26.028
C
n 4 25.835 25.929 26.030
N2 6.968 6.968 6.968
CO2 9.263 9.278 9.295

STRUKTUR ORGANISASI

2.1. Struktur Organisasi

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


75
Struktur organisasi merupakan alat untuk menggambarkan tentang tugas
dan tanggung jawab setiap personil. PT. Surya Esa Perkasa, Tbk memiliki struktur
organisasi yang terdiri dari beberapa bagian yang dipimpin oleh seorang plant
manager, sebagai bagian terpenting dan penanggung jawab utama kegiatan di
pabrik. Dalam pelaksanakannya plant manager dibantu oleh para supervisor yang
memimpin beberapa divisi atau section.
Setiap bagian memiliki tugas masing-masing, yang bekerja sama secara
harmonis demi kemajuan perusahaan. Adapun gambar struktur organisasi PT.
Surya Esa Perkasa,Tbk dapat dilihat pada lampiran 6.

2.1.1. Plant Manager


Tugas dari seorang plant manager adalah memimpin, mengontrol dan
mengawasi keseluruhan dari operasi yang berjalan dipabrik dan juga bertanggung
jawab untuk semua kegiatan dipabrik. Dalam melakukan suatu proses operasi baik
dipabrik maupun diluar lingkungan pabrik harus berdasarkan izin dari plant
manager. Seorang plant manager membawahi dari berbagai departemen, antara
lain production departement, HRD and GA Department, HSE Department,
Maintenance Department, dll. Plant manager memiliki seorang sekretaris yang
bertugas untuk membantu plant manager untuk mengurusi bagian administrasi
(pimpinan).

2.1.1.1. Sekretaris Plant Manager


Tugas Utama
a. Mengetik, membuat surat, mencatat surat masuk dan keluar, filling arsip-
arsip yang berhubungan dengan pimpinan (administrasi)
b. Menginput daily report, monthly report yang dikirim oleh masing-masing
divisi
c. Menginput data operasi ke proses parameter serta mendistribusikan
d. Menerima dan menjawab telepon serta mencatat pesan, menerima tamu
e. Mencatat janji untuk pimpinan
f. Menangani urusan keuangan untuk keperluan perjalanan dinas, dll

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


76
g. Mencatat dokumen masuk dan dokumen keluar, serta merapikan dokumen
(document control).
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager, atas lingkup kerja sekretaris,
serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya
b. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan
yang ada
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai
e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk
kepentingan perusahaan

2.1.1.2. Head Engineer and Maintenance


Head engineering and maintenance bertanggung jawab untuk untuk
masalah pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan-peralatan yang
dipergunakan perusahaan dalam proses kegiatannya. Peralatan-peralatan tersebut
bekerja berdasarkan prinsip mekanik, elektrik dan instrumentasi. Dilapangan
terdapat banyak jenis peralatan yang harus selalu dilakukan perawatan secara
rutin. Oleh karena itu, dibutuhkan perawatan dan perbaikan agar proses kegiatan
perusahaan dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Adapun secara rinci tugas
utama dan tugas umum dari head engineering and maintenance, adalah:
Tugas Utama
a. Memberi support kepada depertemen lain dengan melengkapi fasilitas-
fasilitas yang kurang dan diperlukan untuk kenyamanan berkerja.
b. Melakukan perawatan berkala semua fasilitas sarana yang ada untuk
menunjang produktifitas dengan menciptakan lingkungan yang sehat.
c. Menjaga semua fasilitas pabrik agar tetap berfungsi secara baik dan
efisien.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


77
d. Memberdayakan semua man power yang ada menuju kualitas kerja dan
disiplin kerja yang baik dalam lingkup pekerjaan officer boy, perawatan
umum, perawatan penerangan dan sarana elektrikal, perawatan plumbing
instalasi air bersih dan kotor.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja head
engeneering and maintenance dan menjaga kerahasian lingkup pekerjaan.
b. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.
c. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk
kepentingan perusahaan.

1. Project Engineering
Tugas Utama
a. Design dan engineering project instrument dan control system.
b. Monitoring dan trouble shooting field instrument.
c. Monitoring, trouble shooting, dan back up DCS.
d. Membuatjadwal proyek yang berhubungan dengan departemen instrumen
e. Menyiapkan garansi client yang berhubungan dengan instrumen.
f. Membantu dan support bagian process engineer untuk membuat PID.
g. Menyuplai data kepada departemen lain.
h. Membuat dan menjadwalkan kalibrasi untuk semua peralatan instrumen.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada head engeneering and maintenance atas
lingkup kerja project engeneer, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup
pekerjaanya.
b. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

2. Engineering Supervisor

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


78
Tugas Utama
a. Design dan engineering project instrument dan control system
b. Monitoring dan trouble shooting field instrument
c. Monitoring, trouble shooting dan back up DCS
d. Membuat jadwal proyek yang berhubungan dengan departemen
instrument
e. Menyiapkan garansi perusahaan client yang berhubungan dengan
instrument
f. Membantu bagian process engineer untuk membuat PID
g. Menyuplai data kepada departemen lain
h. Membuat dan schedule kalibrasi untuk semua peralatan instrument.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada maint. supv. atas lingkup kerja sr. inst.
&control. eng, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya
b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan
perusahaan.

3. Maintenance Supervisor
Tugas Utama
a. Merencanakan pelaksanaan kerja maintenance peralatan mechanical,
rotating, equipment, electrical, instrument yang mencakup man power,
tools, material dan sumber daya lain dalam rangka pemeliharaan LPG
plant
b. Mengorganisir dan mengarahkan seluruh sumber daya untuk pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan peralatan mechanical, rotating, equipment,

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


79
electrical dan instrument yang mencakup TA, O/H, preventive dan
predictive maintenance agar terlaksana sesuai rencana biaya optimum,
kualitas sesuai standard, dan mencegah terjadinya machinery breakdown.
c. Mengontrol pelaksanaan kegiatan perbaikan peralatan mechanical,
rotating, equipment, electrical dan instrument termasuk meneliti izin kerja
kelengkapan keselamatan kerja dan monitoring progress kegiatan
pemeliharaan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
d. Mengadakan komunikasi dengan original equipment manufacture (OEM),
khususnya dengan OEM peralatan berteknologi tinggi, guna mempercepat
solusi permasalahan teknis peralatan kilang.
e. Mengadakan komunikasi dengan workshop specific didalam negeri dalam
upaya substitusi atau fabrikasi spare part komponen dan perbaikan used
part guna mereduksi biaya pemeliharaan.
f. Memberdayakan sumber daya manusia sesuai dengan displinnya untuk
meningkatkan knowledge, skill dan produktifitas agar dapat mengurangi
ketergantungan pada service engineer dalam perbaikan peralatan kilang.
g. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan melaksanakan tindakan koreksi
berdasarkan permasalahan yang berpotensi terjadinya komplain dan
proaktif terhadap permasalahan yang berpotensi shut down kilang.
h. Membina hubungan baik dengan bagian internal perusahaan, dalam rangka
memperoleh dukungan penyediaan sumber daya (manpower, tools dan
material).
i. Menyiapkan usulan anggaran maintenance peralatan plant dan mengontrol
realisasi biaya pemeliharaan peralatan maintenance dengan berpedoman
pada biaya pemeliharaan yang optimum.
j. Menjamin terjadinya history record perbaikan peralatan RE sebagai dasar
untuk perencanaan kegiatan maintenance dan tindakan koreksi terhadap
ketidaksesuaian yang pernah terjadi.
Tugas Umum
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
80
a. Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk kepentingan perusahaan.
b. Bertanggung jawab atas lingkup kerja supv. maintenance serta menjaga
kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya.
c. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.
d. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.
e. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.

4. General Maintenance Officer


Tugas Utama
a. Memberdayakan semua man power yang ada pada depertemen
generalmaintenance menuju kualitas kerja dan disiplin kerja yang baik
dalam lingkup pekerjaan officer boy, perawatan umum, perawatan
penerangan dan sarana elektrikal, perawatan plumbing instalasi air bersih
dan kotor.
b. Menjaga semua fasilitas pabrik secara general agar tetap berfungsi secara
baik dan efisien.
c. Memberi support kepada depertemen lain dengan melengkapi fasilitas-
fasilitas yang kurang dan diperlukan untuk kenyamanan berkerja.
d. Melakukan perawatan berkala semua fasilitas sarana yang ada untuk
menunjang produktifitas dengan menciptakan lingkungan yang sehat.
e. Membuat raport aktivitas harian (daily report).
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja general
maintenance officer serta menjaga kerahasian atas lingkup pekerjaannya
b. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan
yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


81
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap dipakai.
e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk
kepentingan perusahaan.
2.1.1.3. Plant Superintendent
Tugas Utama
a. Memastikan bahwa semua kegiatan perusahaan memperhatikan aspek
keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Meningkatkan kompetensi anggota tim melalui pelatihan dan mentoring.
c. Mengawasi kegiatan operasi harian untuk memastikan kegiatan produksi
sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah ditentukan.
d. Memonitor kinerja untuk memastikan tercapainya target produksi yang
telah ditentukan.
e. Memastikan bahwa kegiatan produksi dilaksanakan sesuai dengan standar
dan prosedur keselamatan kerja.
f. Berperan aktif dalam proses continous improvement dalam bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas ruang lingkup kerjanya
b. Mengawasi kinerja departemen atau unit yang dikepalainya.

1. Process Engineer
Tugas Utama
a. Membantu client mengembangkan basic process.
b. Membuat schedule proyek yang berhubungan dengan departemen proses.
c. Membantu dalam aktivitas perizinan.
d. Membuat scope kerja licensor atau subcontractor, memilih licensorn atau
subcontractor, mengadakan evaluasi dan meeting dengan licensor serta
memimpin subcontractor.
e. Menetapkan process design kriteria.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


82
f. Membuat dan mengembangkan process design basis.
g. Melakukan studi proses optimisasi dan pemilihan proses yang tepat.
h. Menyiapkan heat material balance.
i. Membuat dan menyiapkan process flow diagram.
j. Membuat dan menyiapkan PID.
k. Membuat PID Utility dan distribution system.
l. Penentuan dan perhitungan equipment.
m. Menentukan dan menyiapkan chemical atau catalyst.
n. Melakukan hydraulic calculation.
o. Menyiapkan HVAC Process atau design data.
p. Membuat deskripsi proses.
q. Menyiapkan FEED book.
r. HAZOP study.
s. Menyuplai data kepada instrument.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada sr. process eng. atas lingkup kerja process
eng., serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya.
b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan
perusahaan.

2. Production Supervisor
Tugas Utama
a. Membuat rencana pengolahan Feed gas dan produksi LPG,
Propane,Condensate harian/ bulanan sesuai target yang ditetapkan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


83
b. Membuat Rencana Anggaran Belanja operasi baik bulanan maupun
tahunan.
c. Mengkoordinasikan, memimpin, mengatur serta mengawasi kegiatan
start-up plant.
d. Mengkoordinasikan, memimpin, mengatur serta mengawasi kegiatan
penyetopan plant baik normal shutdown maupun emergency shutdown.
e. Mengkoordinasikan, memimpin, mengatur serta mengawasi kegiatan
pengoperasian kilang LPG sehingga mencapai target yang ditetapkan serta
bebas dari kecelakaan kerja.
f. Melakukan pengelolaan dan pembinaan sumber daya manusiadi kilang.
g. Membuat dan memeriksa laporan harian (daily report), laporan bulanan
dan tahunan dan laporan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan.
h. Menyiapkan dan membuat rencana kerja harian ( daily order ).
Tugas Umum
a. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan yang ada.
b. Bertanggug jawab atas lingkup kerja Prod Supv. serta menjaga kerahasiaan
atas lingkup pekerjaannya.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk kepentingan perusahaan.

3. Laboratory Supervisor
Tugas Utama
a. Mengkoordinasikan bawahan, menentukan tugas dan mengontrol
pelaksanaan penganalisaan sample bahan baku, produk stream, produk jadi
yang dihasilkan mencakup aspek kualitas dan keamanan (quality &
safety).

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


84
b. Merencanakan, membuat budget untuk kebutuhan pembelian material dan
peralatan test laboratorium.
c. Mengajukan permintaan bahan kimia atau material lain untuk keperluan
operasi rutin ke bagian logistic.
d. Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas kelancaran operasional
laboratorium.
e. Menilai prestasi bawahan untuk penilaian akhir tahun dan pengembangan
karir.
f. Mengatur kegiatan dan mengontrol penganalisaan sample final product
berkaitan dengan loading sample.
g. Menandatangani test report atau certificate of analysis dari final product.
h. Melakukan hubungan ke pihak ketiga untuk permintaan bantuan analisa
yang berkaitan dengan peralatan yang belum dimiliki.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab atas lingkup kerja lab. supv. serta menjaga kerahasiaan
atas lingkup pekerjaannya.
b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan
perusahaan.

4. Health, Safety and Environment Supervisor


Tugas Utama
a. Mengkoordinasi dan mensupervisi HSE officer, safetyandfire watch.
b. Pendelegasian tugas dan tanggungjawab ke HSE officer, safety and fire
watch.
c. Membantu manajemen membuat perkiraan pekerjaan yang beresiko tinggi.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


85
d. Merencanakan in house dan out side training bidang HSE.
e. Pelatihan personil inti untuk aplikasi HSE system.
f. Merencanakan audit HSE.
g. Pengawasan dipatuhinya seluruh aturan dan prosedur HSE di seluruh areal
kerja.
h. Menyusun emergency plan dan emergency escape.
i. Membentuk emergency response dan evacuation tim.
j. Dalam keadaan darurat bertindak sebagai pimpinan emergency response
dan evacuation tim.
k. Monitoring kesehatan dan pencemaran lingkungan.

l. Mengeluarkan work permit untuk seluruh pekerjaan (hot work,confine


space, high elevation and heavy lifting).
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada prod. supt atas lingkup kerja HSE supv serta
menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.
b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk kepentingan perusahaan.
2.1.1.4. Security dan Comonity Development Supervisor
Tugas Umum
1. Internal
a. Mewujudkan suasana dan tertib di lingkungan kerja PT. Surya Esa Perkasa
Tbk agar dapat mendukung kelancaran operasional perusahaan.
b. Menumbuhkan kesadaran security minded bagi seluruh karyawan dalam
upaya cegah dini dari segala kemungkinan yang dapat mengganggu
kelancaran operasional perusahaan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


86
c. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas security yang dilaksanakan oleh
perusahaan jasa security, termasuk personil bantuan dari POLRI dan TNI.
d. Pengawasan dan pengamanan pejabat VIP P.T SEP.
e. Pengawasan terhadap seluruh karyawan agar dipatuhinya peraturan yang
berlaku dilingkungan PT. SEP.
f. Menumbuhkan rasa bangga dalam diri karyawan yang bekerja dan
mengabdi di PT. SEP.

2. Eksternal
a. Menyusun program comonity development sesuai dengan situasi daerah
dan kondisi sosial masyarakat disekitar PT. SEP ikut merasakan manfaat
keberadaan perusahaan di lingkungan mereka.
b. Memelihara hubungan kerjasama, koordinasi yang harmonis dalam bentuk
kunjungan silaturahmi dan pemberian kontribusi dengan aparat pemerintah
setempat (RT/RW, Kepala Desa, Camat, Bupati, Perangkat pemerintah
lainnya yang terkait), aparat militer (Babinsa, Danramil, Dandim, Danrem,
Pangdam) dan aparat kepolisian (Kapolsek, Kapolres, Kapolda), 4) Tokoh
masyarakat (Kepala Dusun, Pemuka Adat, Pemuka Agama, Tokoh
pemuda, Karang Taruna, Ormas/ LSM).
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja chief security
& comdev supv. Serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.
b. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.
c. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk
kepentingan perusahaan.
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
87
2.1.1.5. Plant Comercial Head
Tugas Utama
a. Mengontrol pekerjaan purchasing dan warehousing.
b. Monitoring schedule loading produk (LPG dan condensate) dan
koordinasi schedule offteker LPG dan condensate Palembang.
c. Review billing dari pertagas.
d. Komunikasi dengan vendor untuk proses warranty.
e. Kontrol pengawasan proses pembayaran payment sheet.
f. Koordinasi dengan depertemen lainnya.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja commercial
Supv. serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.
b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk
kepentingan perusahaan.

2.1.1.6. HRD& GA Supervisor


Tugas Utama
a. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan yang menyangkut ketenaga
kerjaan, hak dan kewajiban, baik bagi perusahaan maupun karyawan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
b. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) yang wajib dibayarkan oleh Perusahaan kepada karyawan
melalui Kantor Jomsostek setempat dan perhitungan atas iuran yang
dibayarkan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


88
c. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan Perhitungan pembayaran upah,
lembur atau over time karyawan sesuai dengan kebijakan perhitungan
upah dan ketetapan pemerintah untuk perhitungan kelebihan jam kerja
atau overtime.
d. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan tingkat kehadiran karyawan, baik
tidak masuk kerja dikarenakan sakit maupun izin tertentu yang telah
ditetapkan.
e. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan legalitas perusahaan, baik yang
sudah berjalan maupun perizinan yang harus dipenuhi sesuai dengan
ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan dari pemerintah.
f. Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan jaminan fasilitas kesehatan untuk
karyawan maupun atas keluarga karyawan (kerjasama dengan pihak RS).
g. Koordinasi dengan departemen lainnya menyangkut hubungan kerja dan
rencana kegiatan lainnya yang berhubungan dengan ketenagakerjaan
(mutasi, promosi, orientasi, dll) serta melaporkannya ke atasan.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja HRD & GA.
supv. serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.
b. Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan
perusahaan.

2.1.1.7. IT Tech Drafter Supervisor


Tugas Utama
a. Bertanggung jawab untuk membuat gambar yang telah dirancang oleh
engineer dengan menggunakan program computer.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


89
b. Memperbaiki gambar yang sudah ada jika terjadi atau penambahan sesuai
data aktual yang ada dengan menggunakan program computer.
c. Menjaga dan merawat dokumen agar tidak menyebarluaskannya kepada
instansi yang tidak berkepentingan.
d. Menjaga dan merawat dokumen agar tidak terjadi kerusakan pada
dokumen.
e. Membantu untuk membuat DCS report (laporan distributed control
system) control room secara harian.
f. Membantu dalam pemeliharaan terhadap infrastruktur IT (hardware and
equipment).
g. Membantu setting, installing, and troubleshooting line dan Ext connection
PABX (telepon).
h. Membantu trobleshooting LAN connection (jaringan internet dan email
perusahaan).
i. Membantu setting, installing, maintenance PC (hardware dan software).
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager, atas lingkup kerja IT - Drafter,
serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.
b. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan
yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan-pekerjaan yang sedang dan akan
dikerjakan secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan
perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
peruahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk
kepentingan perusahaan.

2.1.1.8. Finance Cost Control Officer


Tugas Utama

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


90
a. Bertanggung jawab atas penyusunan anggaran plant.
b. Bertanggung jawab atas status anggaran tersebut dalam pelaksanaannya.
c. Melaksanakan proses pengadaan materiala atau barang sesuai dengan
prosedur dan lingkup kerjanya.
d. Melaksanakan proses pembayaran tunai maupun transfer, berupa invoice,
reunbersment, biaya lainnya sesuai prosedur payment yang sudah dibuat.
e. Bertanggung jawab atas cash flow site plant atau kondisi keuangan plant.
f. Bertanggung jawab dalam hal pembuatan laporan kemanejemenan plant
dan HO.
g. Melaksanakan pendistribusian data material request dan actual transaksi
ke setiap departemen untuk dasar pengisian form budget dan actual
berdasarkan rencana kerja, sebagai bahan evaluasi setiap bulan.
h. Bertanggung jawab atas lingkup kerja accounting dan kasir.
Tugas Umum
a. Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja finance cost
control officer, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup kerjanya.
b. Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan
yang ada.
c. Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan
secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.
d. Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas
perusahaan agar tetap baik dan siap pakai.
e. Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan
perusahaan.

2.2. Manajemen Perusahaan


PT. Surya Esa Perkasa, Tbk adalah perusahaan yang berdiri sendiri yang
dikepalai oleh seorang plant manager. Plant manager adalah bagian terpenting di
dalam perusahaan karena fungsinya adalah sebagai pengambil keputusan dan
kebijakan. Semua kebijakan ada di tangan seorang plant manager. Plant manager

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


91
membawahi langsung seorang plant supertendent dimana tugas utama dari
seorang plant supertendent adalah menjaga kilang agar tetap berjalan baik dan
menghasikan produkproduk yang sesuai dengan yang diharapkan. Selain
membawahi langsung plant supertendent, plant manager juga membawahi
bagianbagian penting diperusahaan yaitu chief security dan comdev supv,
comercial supv, HRD dan GA supv, financeandcost control, dan general
maintenance.
Seorang plant supertendent dibantu oleh staffstaff yang bergerak di
bidang masingmasing. Staffstaff tersebut adalah maint supv, production supv,
lab supv dan HSE supv, tugas dari keempat elemen yang ada adalah menjaga,
merawat, mengolah dan menganalisa semua proses dan hasil dari kilang tersebut.

2.2.1. Kepegawaian
Pegawai merupakan aset utama perusahaan dalam menjalankan sistem
dalam perusahaan. Tanpa adanya pegawai maka perusahaan tidak akan berjalan.
Kepegawaian di dalam perusahaan dikendalikan oleh HRD dan GA. Semua aspek
dari kepegawaian diatur dan dikendalikan oleh elemen tersebut.

2.2.2. Fasilitas Karyawan


Karena Pegawai merupakan aset paling berharga bagi perusahaan, maka
perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan pegawainya. Kesejahteraan
tersebut oleh Perusahaan dituangkan dalam memberikan fasilitas fasilitas yang
dibutuhkan oleh pegawai. Adapun fasilitas yang diberikan oleh PT. Surya Esa
Perkasa, Tbk antara lain:
4. Fasilitas kesehatan
5. Fasilitas transportasi
6. Fasilitas asuransi/ jaminan sosial tenaga kerja, dan lainlain.

2.2.3. Peraturan Pekerjaan


Sesuai dengan UU No.13 tahun 2003 pasal 108 yang menyatakan bahwa
setiap perusahaan yang memiliki tenaga kerja 10 orang atau lebih maka
perusahaan wajib membuat peraturan pekerjaan.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


92
Adapun hal hal yang menyangkut dengan peraturan pekerjaan yaitu :
7. Peraturan berlaku selama dua tahun
8. Membuat hak dan kewajiban masing masing
9. Memuat syarat kerja
10. Memuat tata tertib
11. Memuat jangka waktu masa berlaku
12. Dikeluarkan oleh perusahaan.

2.2.4. Waktu Kerja


Pada dasarnya waktu kerja di PT. Surya Esa Perkasa, Tbk terdiri dari
waktu kerja non-shiff dan waktu kerja shiff.
1. Waktu kerja non-shiff diperusahaan adalah enam hari dalam seminggu yaitu
senin sampai sabtu, dan hari minggu libur. Dimana jam kerja yang berlaku
adalah sebagai berikut:
hari Senin-Jumat : jam 08.00-16.00
hari Sabtu : jam 08.00-13.00
Istirahat :12.00-13.00
2. Hari kerja dan jam kerja shiff
shiff pagi : jam 08.00-20.00
shiff malam : jam 20.00-08.00

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


93
BAB III
ORIENTASI DI
PT. SURYA ESA PERKASA, Tbk

3.1. Bahan Baku Pengolahan LPG

3.1.1. Gas alam


Gas alam atau natural gas sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas
rawa, adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana
(CH4). Dimana dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi, dan juga
tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui
pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil,
maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat
pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.

3.1.2. Komposisi Kimia Gas Alam


Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan
molekul hidrokarbon rantai terpendek dan paling ringan. Gas alam juga
mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C 2H6),

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


94
propana (C3H8) dan butana (C4H10), serta gas-gas yang mengandung sulfur
(belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global
ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang
sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi
dengan ozon, memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca
dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber
metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak
(mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta
ton per tahun secara berturut-turut).
Kondisi feed gas pada pengolahan LPG di PT. Surya Esa Perkasa, Tbk
terdiri dari senyawa nitrogen, air, karbondioksida, dan senyawa hidrokarbon
berupa metana, etana, propana, butana, isobutana, pentana, isopentana, dan
heksana yang dialirkan ke terminal pengukuran untuk dianalisa sehingga didapat
gambaran tentang perlakuan dan kondisi operasi yang akan ditentukan oleh proses
pengolahan.
Tabel 3.1. Sifat Fisik Hidrokarbon Penyusun Gas Alam
Panas
Berat Titik Didih
Komponen SPGR Pembakaran
Molekul (0F)
(Btu/ft3)
CH4 16,0400 -258,7000 0,3000 911
C2H5 30,0700 -127,5000 0,3600 1631
C3H8 44,0900 -43,7000 0,5100 2353
i -C4H10 58,1200 10,9000 0,5600 3094
n -C4H10 58,1200 31,1000 0,5800 3101
i -C5H12 17,1500 82,1000 0,6200 3698
n -C5H12 17,1500 96,9000 0,6300 3709
C6+ 86,1700 155,7000 0,6600 4404
Sumber : Perrys Chemical Engineering Hands Book, 1996
Dari hasil pengolahan feed gas dengan komposisi di atas, diharapkan dapat
menghasilkan LPG dengan komposisi yang memenuhi persyaratan spesifikasi

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


95
produk yaitu etana (C2) 0,8 %, propana (C3) + butana (C4) 97,0 %, dan iso-pentana
(iC5+) dan n-pentana (n-C5) 2,0 %. C1 dan C2 yang merupakan lean gas (gas
kering) sisa hasil dari proses fraksinasi akan dikembalikan ke Pertamina.
Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air
dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam
jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama
dari gas yang harus dipisahkan. Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang
signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas
asam)". Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan
tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir,
biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi
bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya
tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan
tercekiknya pernafasan karena dapat mengurangi kandungan oksigen di udara
pada level yang dapat membahayakan.

Komposisi feed gas pada pengolahan LPG di PT. Surya Esa Perkasa, Tbk
disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.2. Komposisi Feed gas pada PT. Surya Esa Perkasa, Tbk

Senyawa Persentase
Kimia Komposisi
CO2 5.40%
N2 0.00%
H2S 0.0000%
C1 82.4100%
C2 6.3000%
C3 3.9300%
i-C4 0.6200%
n-C4 0.7500%
i-C5 0.2900%
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
96
n-C5 0.2000%
C6 0.0400%
C7 0.0000%
H2O 0.0600%
Sumber : Lembak Gas Operating
Gas alam dapat Manual
berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan
menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung
mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup,
seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah
meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat
menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah
antara 5% hingga 15%. Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan,
umumnya tidak mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, dan
konsentrasi yang diluar rentang 5 - 15% yang dapat menimbulkan ledakan.

3.1.3. Manfaat dan Kegunaan Gas Alam


Hingga saat ini energi minyak bumi masih mendominasi dunia bahan
bakar. Hal ini terlihat pada hampir setiap sektor kehidupan, apakah itu
transportasi, rumah tangga maupun industri, berkaitan erat dengan penggunaan
BBM yang sangat besar sebagai bahan bakar utama. Gas alam termasuk ke dalam
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Akan tetapi sebenarnya sumber
daya dari pertambangan bukan tidak dapat diperbarui, tetapi membutuhkan waktu
yang sangat lama yang tidak sesuai dengan jangkauan umur manusia, yaitu bisa
mencapai jutaan tahun, sehingga katagorinya masuk kedalam sumber daya yang
tidak dapat diperbarui (non renewable resources).
Gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh
bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil disebut biogas.
Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah,
serta penampungan kotoran manusia dan hewan, ini yang membedakan antara gas
bumi dan gas rawa. Gas alam yang didapat dari dalam sumur di bawah bumi,

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


97
biasanya bergabung dengan minyak bumi. Gas ini disebut sebagai associated gas.
Ada juga sumur yang khusus menghasilkan gas, sehingga gas yang dihasilkan
disebut gas non associated. Gas alam yang menjadi feed gas pada pengolahan
LPG di PT. Surya Esa Perkasa, Tbk adalah gas alam non associated yang berasal
dari sumur Lembak. Sehingga gas yang dibawa ke atas permukaan bumi akan
langsung dilakukan pemisahan untuk menghilangkan impurities seperti air, gas-
gas lain, pasir dan senyawa lainnya.
Gas bumi atau gas alam bukan saja merupakan gas bakar yang paling
penting, tetapi juga merupakan bahan baku utama untuk berbagai sintesis kimia.
Produk dari gas bumi yang terutama misalnya berbagai hidrokarbon dan LPG.
Dengan semakin naiknya nilai minyak bumi, maka proses pemulihan hasil gas
makin ditingkatkan.
Gas alam dewasa ini telah menjadi sumber energi alternatif yang banyak
digunakan oleh masyarakat dunia untuk berbagai keperluan, baik untuk
perumahan, komersial maupun industri. Dari tahun ke tahun penggunaan gas alam
selalu meningkat. Hal ini karena banyaknya keuntungan yang didapat dari
penggunaan gas alam dibanding dengan sumber energi lain. Energi yang
dihasilkan gas alam lebih efisien. Tidak seperti halnya dengan minyak bumi dan
batubara, penggunaannya jauh lebih bersih dan sangat ramah lingkungan sehingga
tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan. Disamping itu, gas alam juga
mempunyai beberapa keunggulan lain, seperti tidak berwarna, tidak berbau, tidak
korosif dan tidak beracun. Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas
tiga kelompok yaitu :
1) Gas Alam Sebagai Bahan Bakar
Antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas atau Uap,
bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan
bermotor (BBG/NGV), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga, hotel,
restoran dan sebagainya.
Gas alam terkompresi (compressed natural gas, CNG) adalah bahan bakar
alternatif selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
98
bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih bersih bila dibandingkan
dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah
lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang
diekstrak dari gas alam.
Liquified Petroleum Gas (LPG) adalah campuran dari berbagai unsur
hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi
propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan
lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12). Sifat elpiji
terutama adalah sebagai berikut:
a) Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar.
b) Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat.
c) Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tanki atau
silinder.
d) Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
e) Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati
daerah yang rendah.
Penggunaan LPG di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat
dapur terutama kompor gas. Selain sebagai bahan bakar alat dapur, LPG juga
cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, walaupun
mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu.
Salah satu resiko penggunaan LPG adalah terjadinya kebocoran pada
tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran.
Pada awalnya, LPG tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila
terjadi kebocoran pada tabung gas. Karena itu dilakukan menambahkan gas
mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna
untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran pada tabung gas.
2) Gas Alam Sebagai Bahan Baku
Antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan baku
plastik LDPE (Low Density Polyethylene), LLDPE (Linear Low Density
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
99
Polyethylene), HDPE (High Density Polyethylen), PE (Poly Ethylene), PVC (Poly
Vinyl Chloride), C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice
pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan
pemadam api ringan.
1) Gas Alam Sebagai Komoditas Energi Untuk Ekspor
Gas alam yang paling besar digunakan untuk komoditas ekspor di dunia
yaitu LNG (Liquified Natural Gas) atau gas alam cair. Gas alam cair Liquefied
Natural Gas (LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan
ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan
pada tekanan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160C. Transportasi
LNG menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan diletakkan dalam tanki
yang juga dirancang khusus.
LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari gas alam pada suhu dan tekanan
standar, membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh dimana jalur
pipa tidak ada. Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa yang tidak
memungkinkan atau tidak ekonomis, maka dapat ditransportasi oleh kendaraan
LNG. Saat ini teknologi manusia juga telah mampu menggunakan gas alam untuk
air conditioner (AC), seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan
beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


100
LAMPIRAN

BAB IV
SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

4.1 Spesifikasi Alat Utama


4.1.1. Scrubber (V-004)
Type : Vessel
Size : 80 0D x 12-8 T/T
Fungsi : Pemisahan zat padat pengotor dan Liquid phase yang
terbawa dalam feed gas
Capacity : Design : 60 MMSCFD
Pressure : Operasi : 420 Psig
Suhu : Design : 125 o F
Operasi : 105 o F
4.1.2. Inlet Filter (F-710)
Material : Carbon steel
Size : 42 ID x 114 S/S
Fungsi : Penyaringan zat padat pengotor dan fase lquid yang masih
terbawa dalam feed gas
Pressure : Design : 550 Psig
Operasi : 418 Psig
Suhu : Design : 176 / - 20 o F
Operasi : 107 o F

4.1.3. Mole Sieve Tower (V-720A/V-720B)


Pressure : Design : 550 Psig

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


101
Operasi : 413 Psig (Adsorption)
425 Psig (Regeneration)
Size : 114 ID x 28 S/S
Fungsi : Absorpsi Air (H2O) yang ada di feed gas

Material : Carbon Steel


Insulation : 4
Suhu : Design : 600/-20 o F
Operasi : 107 o F (Adsorption)
500 o F (Regeneration)

4.1.4. Dust Filter (F-730A/B)


Material : Carbon Steel
Size : 30 OD x 75 S/S
Fungsi : untuk menyaring partikel debu dan pengotor
Tekanan : Design : 550 Psig
Operasi : 404 Psig
Suhu : Design : 200/-20 oF
Operasi : 107 oF

4.1.5. Low Temperature Separator (V-250)


Type : Vesssel
Posisi : Horizontal
Fungsi : Memisahkan C1 & C2 dengan temperatur rendah
Tekanan : Design : 675 Psig
Operasi : 620 Psig
Suhu : Design : -40 oF
Operasi : -47 oF

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


102
4.1.6. De-Ethanizer Colom (V-500)
Type : Vessel
Posisi : Vertikal
Size : 54/36/24 x 84 0 5/8 S/FOF
Jumlah Tray : 30
Jenis Tray : Sulzer Valve Trays
Fungsi : Memisahkan Ethane dan fraksi ringan yang terkandung di
NGL
Suhu : Design : 400 F
Operasi : 228 F
Tekanan : Design : 550 Psig
Operasi : 474 Psig

4.1.7. De-Propanizer Colom (V-525)


Type : Vessel
Posisi : Vertikal
Size : 36 OD x 69- 2 s/s
Jumlah Tray : 28
Jenis Tray : Sulzer Valve Tray
Fungsi : Memurnikan Propane
Suhu : Design : 400 F
Operasi : 239 F
Tekanan : Design : 400 Psig
Operasi : 288 Psig

4.1.8. De-Butanizer Colom (V-560)


Type : Vessel
Posisi : Vertikal
Size : 30 OD x 50 0 s/s
Jumlah Tray : 20
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
103
Jenis Tray : Sulzer Valve Trays
Fungsi : Memurnikan Butane
Suhu : Design : 300 F
Operasi : 266 F
Tekanan : Design : 200 Psig
Operasi : 145 Psig

4.1.9. Regeneration Gas Cooler (E-760 )


Fungsi : Menurunkan temperatur dari keluaran Mole Sieve pada
saat Proses regenerasi
Temperature : Design : 600 / -20 o F
Operasi : 500 / 120 o F
Pressure : Design : 565 Psig
Operasi : 425 Psig
Duty : 8.86 MMbtu/hr

4.1.10 Regeneration Gas Separator ( V-770 )


Fungsi : Memisahkan partikel air yang masih terkandung setelah
dari regenerasi Gas cooler
Material : Stainless Steel
Temperature : Design : 600 / -20 o F
Operasi : 120 o F
Pressure : Design : 550 Psig
Operasi : 425 Psig
Size : 30 OD x 96 S/S

4.1.11 Feed gas Compresor ( C-820 A/B )


Fungsi : Untuk menaikkan tekanan feed gas
Temperature : Operasi : 120 o F
Pressure : Operasi : 763 Psig

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


104
4.1.12 Discharge Coalescer ( F-840 )
Fungsi : Memisahkan oli yang masih terikut dari feed gas
Material : Carbon Steel
Temperature : Design : 176 / -20 o F
Operasi : 120 o F
Pressure : Design : 875 Psig
Operasi : 757 Psig
Size : 30 OD x 116 S/S
4.1.13 Gas Chiller / Cold Box ( E-210 )
Fungsi : sebagai alat untuk terjadinya perpindahan panas antara
fluida panas dan Dingin
Type : Plate Fin Exchanger
Material : Brazed Alumunium
Temperature : Design A, B, C, D : 176 / -20 o F, 150/ -320 o F, 150 o F/-
320 o F, 150 o F/ -320 oF
Pressure : Design A, B, C, D : 875 Psig, 875 psig, 300 psig, 875
psig
Duty : 1.805e+07 Btu/hr
Size ( chart ) : 36 x 44 x 192

4.1.14 Expander Suction Scrubber ( V-950 )


Fungsi : Memisahkan partikel air yang masih terkandung pada feed
gas yang merupakan top bottom dari LTS
Material : 316LSS
Temperature : Design : 150 / -155 o F
Operasi : -27o F
Pressure : Design : 875 Psig
Operasi : 725 Psig
Size : 42 ID x 8-2 S/S
4.1.15 Turbo Expander ( C-910 )
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
105
Fungsi : Menurunkan tekanan dan disertai dengan pemanfaatan
kembali gas Untuk memutar kompresor
Temperature : Design : -200 / 150 o F
Operasi : -27o F/-73 o F
Pressure : Design : 875 Psig
Operasi : 725/ 398 Psig

4.1.16 Booster Compresor ( C-970 )


Fungsi : Menaikkan tekanan pada gas untuk diteruskan ke Booster
Compresor After Cooler
Temperature : Design : -20 / 200 o F
Operasi : 113o F/145o F
Pressure : Design : 550 Psig
Operasi : 376 / 456 Psig
4.1.17 Regeneration Gas Heater (H-750)
Fungsi : Untuk memanaskan feed gas untuk proses regenerasi mole
sieve tower
Tekanan : Operasi : 397 Psig
Suhu : Operasi : 107 oF

4.1.18 Absorber Tower ( V-940 )


Fungsi : Memisahkan fraksi C1 dari fraksi lainnya
Material : 316LSS
Temperature : Design : -200 / 150 o F
o
Operasi : -89 F
Pressure : Design : 550 Psig
Operasi : 391 Psig
Size : 80 ID x 37-0 S/S
Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya
106
4.1.19 Absorber Pump ( P-960 A/ B )
Fungsi : Memompakan fluida ke De-Ethanizer
Typpe : Centrifugal Canned Motor
Temperature : Design : -200 / 150 o F
o
Operasi : -82 F
Pressure : Design : 50 BARG
Operasi : 522 psig
Capacity : 34.5 m3/ HR

Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya


107

Anda mungkin juga menyukai