Anda di halaman 1dari 7

Alif Algifari

15114086
alifalgifari@students.itb.ac.id

RESUME PENGENALAN ALAT ECHOSOUNDER

Echosounder merupakan salah satu teknik pendeteksian bawah air. Dalam aplikasinya,
Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan
gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari
dasar air (Parkinson, B.W., 1996). Echosounder menggunakan instrument yang dapat
menghasilkan beam (pancaran gelombang suara) yang disebut dengan transduser. Echo
sounder dilengkapi dengan proyektor untuk menghasilkan gelombang akustik yang akan di
masukan ke dalam air laut. Sonar bathymetric memerlukan proyektor yang dapat
menghasilkan berulang-ulang kali pulsa akustik yang dapat dikontrol. Sesuai dengan
namanya echo yang berarti gema dalam bahasa Inggris, alat ini mempunyai prinsip
memancarkan bunyi dan kemudian gemanya atau bunyi pantulannya ditangkap kembali
untuk mengetahui keberadaan benda-benda di bawah air. Penggunaan teknik ini didasarkan
pada hukum fisika tentang perambatan dan peantulan bunyi dalam air. Data tampilan juga
dapat dikombinasikan dengan koordinat global berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada
dengan memasang antena GPS.

Single-beam echosounder

Single-beam echosounder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan


pancaran tunggal sebagai pengirim dan pengiriman sinyal gelombang suara. Komponen dari
single-beam terdiri dari transciever (transducer atau receiver) terpasang pada lambung
kapal. Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan.
Transciever mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi tinggi yang terkandung dalam
beam (gelombang suara) menyusuri bagian bawah kolom air. Energi akustik memantulkan
sampai dasar laut dari kapal dan diterima kembali oleh tranciever. Transciever terdiri dari
sebuah transmiter yang mempunyai fungsi sebagai pengontrol panjang gelombang pulsa
yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris untuk besar frekuensi yang diberikan.

Transmiter ini menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi sampai
pada orde kecepatan milisekon.

Range frekuensi single-beam echosounder relatif mudah untuk digunakan, tetapi


hanya menyediakan informasi kedalam sepanjang garis trak yang dilalui oleh kapal
(Urick , 1983).
Alif Algifari
15114086
alifalgifari@students.itb.ac.id

Multi-Beam Echosounder

Multi-beam echosounder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan


cakupan area dasar laut yang luas. Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar
pada pancaran pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setalah itu
energi akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (seabed), bebrapa pancaran suara
(beam) secara elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga
diketahui sudut beam. Dua arah waktu penjalaran antara pengiriman dan penerimaan
dihitung dengan algoritma pendeteksian terhadap dasar laut tersebut. Dengan
mengaplikasikan penjejakan sinar, sistem ini dapat menentukan kedalaman dan jarak
transveral terhadap pusat area liputan. Multi-beam echosounder dapat menghasilkan data
batimetri dengan resolusi tinggi (0,1 m akurasi vertikal dan kurang dari 1 m akurasi
horisontalnya).

Untuk mendeteksi arah datangnya sinyal yang dipantulkan oleh dasar laut, transduser
pada MBES menggunakan tiga metode pendeteksian, yaitu pendeteksian amplitudo, fase
dan interferometrik (sudut). Pada umumnya MBES menggunakan teknik interferometrik
untuk mendeteksi arah datangnya gelombang pantul sebagai fungsi dari waktu.
Pendeteksian interferometrik digunakan untuk menentukan sudut sinyal datang. Dengan
menggunakan akumulasi sinyal akustik yang diterima pada dua array yang terpisah,
suatu pola interferensi akan terbentuk. Pola ini menunjukkan hubungan fase tiap sinyal
yang diterima. Berdasarkan hubungan yang ada, suatu arah akan dapat ditentukan. Bila
informasi ini dikombinasikan dengan jarak, akan dihasilkan data kedalaman.

Pada prinsipnya pengukuran MBES yang digunakan adalah pengukuran selisih fase
pulsa (jenis pengamatan yang digunakan adalah metode pulsa). Untuk teknik
pengukuran yang digunakan selisih fase pulsa ini merupakan fungsi dari selisih pulsa
waktu pemancaran dan penerimaan pulsa akustik serta sudut datang dari sinyal tiaptiap
transduser.

Bagian-bagian Echosounder
Alif Algifari
15114086
alifalgifari@students.itb.ac.id

a) Transmiter

Transmitter menghasilkan listrik dengan frekuensi tertentu, kemudian disalurkan ke


transduser. Tetapi suatu perintah dari kotak pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan
kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat oleh
power amplifier, sebelum pulsa tersebut disalurkan ke transducer (Manik, 2009).
Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan. Suatu perintah dari kotak
pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa
dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut
disalurkan ke transducer (FAO, 1983).
Transmitter juga berfungsi untuk mentransmisikan sinyal dari alat ke transducer, yang
kemudian akan dipancarkan. Di dalam transmitter inilah energi listrik diperkuat beberapa kali
sebelum disalurkan ke transducer. Jadi selain berperan sebagai penghubung, transmitter juga
berperan sebagai penguat pulsa listrik.

Transmitter

b) Transducer

Menurut Deo (2007), alat perum gema menggunakan prinsip pengukuran jarak dengan
memanfaatkan gelombang akustik yang dipancarkan dari transduser. Transduser adalah
bagian dari alat perum gema yang mengubah energi listrik menjadi mekanik dan
sebaliknya. Gelombang akustik tersebut merambat pada medium air dengan cepat rambat
yang relatif diketahui atau dapat diprediksi hingga menyentuh dasar perairan dan
dipantulkan kembali ke transduser.
Alur perum gema menggunakan prinsip pengukuran jarak dengan memanfaatkan
gelombang akustik yang dipancarkan dari transduser. Transduser adalah bagian dari alat
perum gema yang mengubah energi listrik menjadi mekanik (untuk membangkitkan
gelombang suara) dan sebaliknya. Gelombang akustik tersebut merambat pada medium
air dengan cepat rampat yang relatif diketahui atau dapat diprediksi hingga menyentuh
dasar perairan dan dipantulkan kembali ketransduser. Perum gema menghitung selang
waktu sejak gelombang dipancarkan dan diterima kembali (Poerbandono, 2005).
Alif Algifari
15114086
alifalgifari@students.itb.ac.id

Dengan kata lain, transducer berperan sebagai penghasil sekaligus pemancar gelombang
suara ke dalam medium (air laut). Gelombang tersebut diperoleh dengan mengubah
energi listrik yang diperoleh dari transmitter. Pada kapal, transducer ini dipasang di
bagian lambung kapal secara tegak lurus dari permukaan air dan menghadap ke arah
dasar.

Transducer
c) Receiver
Receiver adalah alat untuk menguatkan sinyal listrik yang lemah dari transducer saat
gema (echo) terjadi sebelum dialirkan ke recorder. Penguatan ini dilakukan pada receiver
dan jumlah penguatan dapat dibedakan oleh sensivitas (kepekaan) atau volume control.
Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai pencatat
hasil echo. Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh transducer setelah echo diterima
harus diperkuat beberapa ribu kali sebelum disalurkan ke recorder. Selama penerimaan
berlangsung keempat bagian transducer menerima echo dari target, dimana target yang
terdeteksi oleh transducer terletak dari pusat beam suara dan echo dari target akan
dikembalikan dan diterima oleh keempat bagian transducer pada waktu yang bersamaan
(Imron, 1997).
Receiver digunakan untuk menangkap sinyal atau gelombang yang telah dipantulkan oleh
obyek (echo). Selain menangkap gelombang, receiver juga memperkuat sinyal sebelum
diteruskan ke recorder untuk diproses. Receiver juga berfungsi memilih dan mengolah
sinyal yang datang.

Receiver
d) Recorder/Display Unit
Alif Algifari
15114086
alifalgifari@students.itb.ac.id

Recorder berfungsi sebagai alat pencatat yang ditulis ke dalam kertas serta menampilkan
pada layar display CRT (Cathoda Ray Tube) berupa sinar osilasi (untuk layar warna)
ataupun berupa tampilan sorotan lampu neon (untuk echo sounder tanpa rekaman), selain
itu juga dapat berfungsi sebagai pemberi sinyal untuk menguatkan pulsa transmisi dan
penahanan awal penerimaan echo pada saat yang sama (Imron, 1997).
Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga berperan
sebagai pengatur kerja transmitter dan mengukur waktu antara pemancaran pulsa suara
dan penerimaan echo atau recorder memberikan sinyal kepada transmitter untuk
menghasilkan pulsa dan pada saat yang sama recorder juga mengirimkan sinyal ke
receiver untuk menurunkan sensitifitasnya (FAO, 1983). Recorder echosounder membuat
gambar yang memperlihatkan kedalaman ikan dan dasar laut. Gambar-gambar yang
dibuat akan bergambar sehelai kertas sehingga bias disimpulkan untuk dilihat kemudian
(Varina et al.,2013).

Display
Prinsip Kerja Echosounder
Perangkat akustik ini memiliki beberapa komponen seperti pemancar, penerima
gelombang dan beberapa peralatan pendukung lainnya seperti komputer dan GPS
(Global Positioning Sistem). Prinsip kerjanya, yaitu pada transmiter terdapat
tranduser yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi suara. Kemudian suara
yang dihasilkan dipancarkan dengan frekuensi tertentu. Suara ini dipancarkan melalui
medium air yang mempunyai kecepatan rambat sebesar, v=1500 m/s. Ketika suara ini
mengenai objek, misalnya ikan maka suara ini akan dipantulkan. Sesuai dengan sifat
gelombang yaitu gelombang ketika mengenai suatu penghalang dapat dipantulkan,
diserap dan dibiaskan, maka hal yang sama pun terjadi pada gelombang ini.
Ketika gelombang mengenai objek maka sebagian energinya ada yang
dipantulkan, dibiaskan ataupun diserap. Untuk gelombang yang dipantulkan
energinya akan diterima oleh receiver. Besarnya energi yang diterima akan diolah
dangan suatu program, kemudian akan diperoleh keluaran (output) dari program
tersebut. Hasil yang diterima berasal dari pengolahan data yang diperoleh dari
penentuan selang waktu antara pulsa yang dipancarkan dan pulsa yang diterima. Dari
hasil ini dapat diketahui jarak dari suatu objek yang deteksi.
Selain digunakan untuk mencari posisi ikan, alat ini juga digunakan untuk
mengetahui kedalaman laut dan dapat juga digunakan untuk studi perikanan, yaitu
untuk mengetahui keberadaan / distribusi, ukuran, tingkah laku dari hewan dan
tumbuhan.
Alif Algifari
15114086
alifalgifari@students.itb.ac.id

Pelaksanaan Pemeruman
Pemeruman atau sounding dilakukan dengan echosounder dan GPS map sounder
dengan titik fix perum diamati setiap 1 menit. Jalur perum dibuat dari software map
source terdiri dari 15 jalur dengan panjang jalur 1 km dan lebar jalur terhadap garis
pantai 1 km dengan jarak antar jalur 50 m. Adapun tahapan pelaksanaanya adalah :

1) Pasang alat-alat yang akan digunakan di perahu (echosounder dan GPS map
sounder serta perlengkapannya).

a) Siapkan kabel penghubung antara depth recorder dengan accu dan transduser .
b) Pasang transduser pada pipa penyangga dan kencangkan transduser pada pipa
penyangga dengan baut.
c) Pasang dudukan pipa penyangga di lambung kapal dengan kokoh agar tegak
dan tidak goyah oleh arus dan gelombang laut.
d) Pasang antena GPS map sounder di atas tiang penyangga transduser.
e) Tempatkan depth recorder pada tempat yang aman di perahu, pastikan POWER
dalam keadaan OFF.
f) Hubungkan kabel transduser dengan recorder di TRANSDUSER dengan accu.
g) Mengukur parameter-parameter yang diperlukan seperti lebar dan panjang
kapal, juga jarak kedalaman transducer dari muka air, dan lain-lain
h) Memasang sumber tenaga listrik seperti baterai aki pada tempat yang aman dan
tidak mengganggu awak
i) Menyambungkan seluruh peralatan yang dipakai kepada laptop yang berisi
software navigasi dan memastikan aliran data dari alat ke software
j) Atur alat dept recorder :

Tekan tombol POWER dan ENTER untuk menghidupkan alat.


Tekan tombol DATE untuk mengatur waktu ( tanggal dan jam ).
Set frekuensi yang akan digunakan 200 Hz untuk laut dangkal atau 50 Hz
untuk laut dalam atau dual untuk menggunakan keduanya
Tekan tombol RANGE 1x untuk mengatur tingkat kedalaman dan atur pada
posisi 0 40m
Tekan tombol RANGE 2x untuk mengatur fase dan atur pada posisi 5m
Tekan tombol OFFSET untuk mengatur kedalaman tranduser dan atur
tranduser pada kedalaman 40cm
Tekan tombol GAIN untuk mengatur tingkat kecerahan grafik pada kertas
fax (echogram) dan diatur pada skala 50
Buka tutup bagian depan dan putar stylus belt satu putaran penuh sehingga
stylus terlihat melintasi echogram dengan baik. Setelah semua lancar tutup
kembali penutup depan dan kunci.
Nyalakan recorder dengan menempatkan ON pada saklar POWER

2) Siapkan posisi perahu pada jalur perum yang telah direncanakan.

3) Lakukan pemeruman dengan aba-aba dari salah satu orang di perahu.


Alif Algifari
15114086
alifalgifari@students.itb.ac.id

4) Pada setiap titik fix perum, akan diberikan aba-aba fix, dan operator akan
menekan tombol marker pada echosounder serta mencatat nomor titik pada kertas
fax (echogram).

5) Pada GPS map sounder, ketika aba-aba fix maka operator akan menekan tombol
ENTER hingga muncul posisi perahu dalam lintang dan bujur.

6) Lakukan prosedur yang sama pada semua titik fix perum hingga jalur terakhir.

Anda mungkin juga menyukai