Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Reviu Inspektorat Dan Nilai Temuan Pemeriksaan Terhadap Opinl

Audit BPK

Anda Owl Haryadl


Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Padang

Abstract

The Governrnent Regulation Num. 8 about Financial Reporting And Governmental Intitution
says that each Financial Reporting of Governrnent must be reviewed first by the internal
controller of government before giving it to National Audit Board (BPK) to be audited. By
thisinternal reviewing hoped that the misstatement of financial reporting could be detected
earlier and could be corrected sooner. It is expected that could be minimized audit findings of
BPK so that it could be effected to the audit opinion of BPK But from the data observed showed
that internal control review of financial statement doesn't make the audit opinion of BPK getting
better. One of it caused by the limited ability of internal controller og government.

Keywords: Internal control review, audit findings, audit opinion.

1. Pendahuluan untuk mendukung hal tersebut saat


ini adalah bagaimana menghasilkan
1.1 Latar Belakang suatu laporan pertanggungjawaban
keuangan yang relevan dan handal,
Pemerintah daerah sebagai serta yang auditable dan traceable
pihak yang diserahi tugas (Zanie,2008)
menjalankan roda pemerintahan,
pembangunan, dan layanan sosial Berdasarkan Undang-Undang
masyarakat wajib menyampaikan Nomor 1 Tahun 2004 tentang
laporan pertanggungjawaban Perbendaharaan Negara Pasal 55
't keuangan daerahnya untuk dinilai ayat (4) dan Pasal 56 ayat (4), yang
't apakah pemerintah daerah berhasil kemudian diatur dalam Pasal 25
menjalankan tugasnya dengan baik Peraturan Pemerintah Nomor 8
atau tidak (Suprapto, 2006) Tahun 2006, tentang Pelaporan
Pertanggungjawaban atas Keuangan dan Kinerja Instansi
pengelolaan keuangan daerah Pemerintah, MenteriIPimpinan
diwujudkan dalam bentuk laporan Lembaga,
keuangan berupa neraca, laporan Gubernur/BupatiMIalikota dan
realisasi anggaran, laporan arus Kepala Satuan Kerja Perangkat
kas dan catatan atas laporan Daerah selaku Pengguna
keuangan yang harus disajikan Anggaranl Pengguna Barang dalam
sesuai dengan Standar Akuntansi menyampaikan
Pemerintahan. Disamping itu, pertanggungjawaban berupa
pengelolaan keuangan negara laporan keuangan, harus disertai
harus dilaksanakan secara tertib, dengan pernyataan tanggung
taat pada peraturan perundarig- jawab. Pernyataan tanggung jawab
undangan, efisien, ekonomis, tersebut selain harus menyatakan
efektif, transparan, dan bahwa laporan keuangan itu isinya
bertanggung jawab dengan telah menyajikan informas;
memperhatikan rasa keadilan dan pelaksanaan anggaran dan posis;
kepatutan. Salah satu tantangan keuangan secara layak sesuai
yang dihadapi oleh pemerintah dengan standar akuntansi
Pengaruh Reviu Inspektorat Dan Nilai Temuan Pemeriksaan Terhadap Opini Audit BPK

pemerintahan, juga harus meyakinkan keandalan informasi


menyatakan bahwa laporan yang disajikan sebelum
keuangan telah disusun disampaikan oleh Menteri/Pimpinan
berdasarkan sistem pengendalian LembagaiGubemur/BupatilWalikota
intern yang memadai. Pemyataan kepada Badan Pemeriksa
tanggung jawab bahwa laporan Keuangan (BPK). Kemudian BPK
keuangan telah disusun menjadikan LKPD tersebut sebagai
berdasarkan sistem pengendalian bahan/dokumen untuk melakukan
intern yang memadai, berarti pemeriksaan LKPD yang pada akhir
pemberi pemyataan pemeriksaannya akan
(MenterilPimpinan Lembaga, menghasilkan OPlnl mengenai
Gubemur/BupatiIWalikota dan kewajaran laporan keuangan.
Kepala Satuan Kerja Perangkat
Daerah selaku Pengguna Menurut Pasal 20 UU No. 15
Anggaranl Pengguna Barang) Tahun 2004, menyatakan bahwa
memberikan keyakinan yang pemerintah wajib untuk
memadai kepada pengguna menindaklanjuti laporan hasil
laporan keuangan tentang (1) pemeriksaan BPK. Oengan
keandalan pelaporan keuangan, (2) demikian, dalam laporan hasil
efektivitas dan efisiensi operasi, pemeriksaannya, disamping
dan (3) kepatuhan terhadap hukum memuat adanya kelemahan dalam
dan peraturan yang berJaku. pengendalian intern, kecurangan,
Pemyataan tersebut memiliki penyimpangan dari ketentuan
makna dan tanggung jawab yang perundang-undangan, dan
besar bagi pemberi pemyataan, ketidakpatutan, harus dilengkapi
terutama dalam hubungannya dengan tanggapan tertulis dari
mendukung upaya pemerintah pimpinan atau pejabat yang
dalam tata kelola keuangan yang bertanggungjawab pada entitas
baik dan dalam rangka yang diperiksa mengenai temuan
memberantas berbagai bentuk pemeriksaan dan rekomendasi serta
aktivitas korupsi. tindakan perbaikan yang
direncanakan.
Pentingnya pengendalian
internal sejalan dengan pendapat 2. Pennasalahan Penelltlan
dari General Accounting Office
(GAO) dalam Comprehensive Audit Perumusan masalah penelitian ini
Manual (Seperti dikutip Sawyer, adalah apakah reviu inspektorat
2003:100) pengendalian dan Nilai temuan Pemeriksaan
manajemen adalah beberapa cara mempengaruhi opini audit BPK?
atau alat yang digunakan oleh
manajemen dalam melaksanakan 3. Landasan Teorl
fungsi pengendalian dalam
mencapai tujuan entitas, yang salah Keterkaitan antara revlu
satunya adalah revlu intern. inspektorat dan opini audit BPK
Berdasarkan Peraturan Pemerintah secara tersirat dapat dilihat dari
Nomor 8 Tahun 2006 tentang lampiran 1 Permendagri No 4
Pelaporan Keuangan dan Kinerja tahun 2008 yang menyatakan
Instansi Pemerintah pasal 33 ayat bahwa Pelaksanaan revlu
(3) menyatakan bahwa : Aparat dilakukan dengan tujuan untuk
Pengawasan Intem Pemerintah memberikan keyakinan terbatas
pada Kementrian bahwa laporan keuangan
NegaralLembagaiPemerintah disajikan telah sesuai dengan
Oaerah melakukan reviu atas SAP. laporan Keuangan
laporan Keuangan Pemerintah Pemerintah Oaerah (LKPO) yang
Oaerah (LKPD) dalam rangka telah direvlu disampaikan kepada
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Oesember 2010 ISSN 1858-3687 hal 10-21 11
Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris Independen terhadap managemen Laba Real

BPK untuk dilakukan pemeriksaan terhadap penyelenggaraan tugas


dalam rangka pemberian adan fungsi organisasi dalam
pendapat (opini). Fauzi (2009) rangka memberikan keyakinan
menyatakan dengan hal yang yang memadai bahwa kegiatan
berbeda namun memiliki makna telah dilaksanakan sesuai dengan
yang relatif sarna yaitu hasil kerja tolak ukur yang telah ditetapkan
pengawas internal diharapkan secara efektif dan efisien untuk
menjadi pintu masuk pemeriksa kepentingan pimpinan dalam
dalam melihat efektivitas mewujudkan tata kepemerintahan
pengendalian internal entitas. yang baik.
Selanjutnya, adalah tugas dari
pemeriksa untuk menguji/menilai Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun
apakah keseluruhan proses 2008 pasal 49 yang telah membagi
kegiatan telah berjalan dengan tugas dan wewenang masing-masing
baik. Banyaknya temuan audit lembaga pengawasan internal
baik terkait dengan sistematika pemerintah, yaitu sebagai berikut :
pelaporan, sistem pengendalian
internal dan kepatuhan 1. Ayat (1) menyebutkan bahwa aparat
menunjukkan bahwa pengawas pengawasan intern pemerintah
internal tidak melakukan tugasnya terdiri atas BPKP, Inspektorat
sebagai quality insurance dengan Jenderal atau nama lain yang
benar. Demikian juga Tumanggor secara fungsional melaksanakan
dalam Reviu laporsn Keuangan pengawasan intern , inspektorat
(2009) menyampaikan bahwa provinsi, Inspektorat
reviu sangat baik untuk kabupaten/kota.
memberikan keyakinan terbatas
bahwa LKPD telah disajikan 2. Ayat (2) menjelaskan tugas BPKP
sesuai dengan Standar Akuntansi yang harus melakukan pengawasan
Pemerintahan (SAP) dan pada intern terhadap akuntabilitas
akhirnya BPK akan memberikan keuangan negara atas kegiatan
penilaian baik terhadap LKPD tertentu yang meliputi :
tersebut.
a. Kegiatan yang bersifat lintas
Untuk menjalankan tugas dengan sektoral
baik, Aparat Pengawas Internal
Pemerintah dalam hal ini b. Kegiatan kebendaharaan umum
berfungsi sebagai auditor internal, Negara .
harus berada di luar lini suatu
organisasi, tetapi tidak terlepas c. Berdasarkan penetapan oleh
dari hubungan bawahan dan Menteri Keuangan selaku
atasan seperti yang lainnya. Oleh Bendahara Umum Negara dan
sebab itu, auditor internal wajib melakukan kegiatan lain
memberikan informasi yang berdasarkan penugasan dari
berharga bagi manajemen untuk presiden.
pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan operasi entitas 3. Ayat (3) menjelaskan bahwa dalam
(Arens&Loebecke 2003 :7). rangka pelaksanaan pengawasan
Sedangkan pengertian intern untuk kegiatan sebagaimana
pengawasan intern menurut dimaksud pada ayat (2) huruf b,
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Menteri Keuangan melakukan
Tahun 2008 tentang Sistem koordinasi kegiatan yang terkait
Pengawasan Intern Pemerintah dengan instansi pemerintah lainnya.
adalah seluruh proses kegiatan
audit, reviu, evaluasi, pemantauan
dan kegiatan pengawasan lain
12 Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 10-21
Pengaruh Reviu Inspektorat Dan Nilai Temuan Pemeriksaan Terhadap Opini Audit BPK

Ayat (4) menyatakan bahwa b. Memberikan konsultasi terhadap


Inspektorat Jenderal atau nama lain instansi yang bersangkutan
yang secara fungsional sehingga dalam proses
melaksanakan pengawasan intern , operasionalnya dapat mencegah
melakukan pengawasan terhadap terjadinya segala macam kesalahan
seluruh kegiatan dalam rangka atau eror.
penyelenggaraan tugas dan fungsi
kementrian Negarallembaga yang c. Memberikan nilai tambah terhadap
didanai dengan Anggaran instansi sehingga output sebuah
Pendapatan dan Belanja Negara. instansi pemerintah tidak hanya
dalam bentuk pelayanan terhadap
4. Ayat (5) menyatakan bahwa publik ataupun kepuasan
inspektorat provlnsl melakukan masyarakat secara umum, namun
pengawasan terhadap seluruh juga dapat menjadi benchmarking
kegiatan dalam rangka ataupun contoh bagi instansi
penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah negara lainnya.
satuan kerja perangkat daerah
provinsi yang didanai dengan d. Meningkatkan kinerja atas kegiatan
Anggaran pendapatan dan Belanja operasional instansi yang
Daerah provinsi. bersangkutan.

5. Ayat (6) menyatakan bahwa Dasar hukum yang menjadi acuan


inspektorat kabupaten/kota dalam menyusun petunjuk teknis Reviu
melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan antara lain:
seluruh kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi 1. Undang Undang RI Nomor 17
satuan kerja perangkat daerah Tahun 2003 tentang Keuangan
kabupaten kota yang didanai Negara,
dengan Anggaran Pendapatan dan 2. Undang Undang RI Nomor 1
Belanja Daerah kabupaten I kota. Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara,
Dengan demikian, terlepas dari 3. Undang Undang RI Nomor 15
pembagian tugas dan wewenang, Tahun 2004 tentang
diharapkan Aparat Pengawas Intern Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pemerintah nantinya benar- benar dapat Tanggung Jawab Keuangan
memenuhi kriteria menjadi sebuah Negara,
fungsi pengawasan yang balk. 4. Peraturan Pemerintah RI Nomor
Diantaranya yaitu (Effendi, 2009) 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan;
a Memberlkan jaminan keyakinan 5. Peraturan Pemerintah RI Nomor
terhadap publik melalui sebuah 6 Tahun 2006 tentang
pemeriksaan yang dilakukan oleh Pengelolaan Barang Milik
sebuah lembaga pemeriksa atau NegaralDaerah;
auditor ekstemal pemerintah dalam 6. Peraturan Pemerintah RI Nomor
hal ini Badan Pemeriksa Keuangan . 8 Tahun 2006 tentang
Dimana hasil pemeriksaannya akan Pelaporan Keuangan dan
diekspos secara umum ke publik, Kinerja Instansi Pemerintah,
bahwa sebuah instansi yang ada di 7. Peraturan Pemerintah RI Nomor
dalamnya terdapat fungsi 60 Tahun 2008 tentang Sitem
pengawasan yang dimaksud telah Pengendalian Intern Pemeritah.
terhindar dari segala macam 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri
penyimpangan- penyimpangan di No 4 tahun 2008 tentang
dalamnya, serta dengan kata lain Pedoman Pelaksanaan Reviu
telah sesuai dengan ketentuan dan atas Laporan keuangan
peraturan yang berlaku. Pemerintah Daerah
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 ha11Q-21 13
Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris rndependen terhadap managemen Laba Rear

Berikut merupakan beberapa intern yang memadai dan sesuai


pendapat mengenai pengertian reviu dengan standar akuntansi
yaitu: pemerintahan (SAP). Reviu yang
akan dilakukan berdasarkan PP
1. Standar Profesional Akuntan Publik 812006 harus meliputi reviu atas
(SPAP): Pelaksanaan prosedur sistem pengendalian intern dan
permintaan keterangan dan kesesuaian dengan SAP. Namun
analisis yang menghasilkan dasar demikian, sistem pengendalian
memadai bagi akuntan untuk intern yang direviu dibatasi pada
memberikan keyakinan terbatas pengendalian yang berkaitan
bahwa tidak ada modifikasi dengan penyusunan laporan
material yang harus dilakukan atas keuangan.
laporan keuangan agar laporan
keuangan tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi berJaku umum di Konsep dasar reviu adalah
Indonesia atau sesuai dengan sebagai berikut :
basis akuntansi komprehensif yang
lain. Reviu tidak mencakup suatu 1. Reviu dilaksanakan secara paralel
pemahaman atas pengendalian dengan penyusunan laporan
intern, pengujian atas catatan keuangan Pemerintah Daerah.
akuntansi, dan pengujian atas Reviu paralel dimaksudkan untuk
respon terhadap permintaan memperoleh informasi tepat waktu
keterangan dengan cara agar koreksi dapat dilakukan
pemerolehan bahan bukti dan segera. Laporan keuangan yang
prosedur tertentu lainnya yang disajikan oleh Pejabat Pengelola
biasanya dilaksanakan dalam Keuangan Daerah diajukan kepada
suatu audit. kepala daerah sudah
2. Peraturan Direktur Jenderal mengakomodasl hasil reviu APIP.
Perbendaharaan Nomor PER- 2. Reviu tertuju pada hal-hal penting
44/PBI2006: Prosedur yang mempengaruhi laporan
penelusuran angka-angka dalam keuangan, namun tidak
Japoran keuangan, permintaan memberikan keyakinan akan
keterangan, dan analitik yang semua hal penting yang akan
.,
't harus menjadi dasar memadai bagi
Aparat Pengawasan Intern
terungkap melalui suatu audit.
Reviu memberikan keyakinan bagi
Pemerintah (APIP) untuk memberi APIP bahwa tidak ada modifikasi
keyakinan terbatas bahwa tidak (koreksilpenyesuaian) material
ada modifikasi material yang harus yang harus dilakukan atas laporan
dilakukan atas Japoran keuangan keuangan agar laporan keuangan
agar laporan keuangan tersebut yang direviu sesuai dengan SAP,
sesuai dengan Standar Akuntansi baik sagi pengakuan, peniJaian,
Pemerintahan. pengungkapan dan sebagalnya.
3. Pasal 33 PP No. 8 Tahun 2006: 3. Reviu tidak memberikan dasar
Reviu yang dilakukan berdasarkan untuk menyatakan suatu pendapat
PP No. 8 Tahun 2006 (opinO seperti halnya dalam audit,
dimaksudkan untuk memberikan meskipun Reviu mencakup suatu
keyakinan terbatas atas laporan pemahaman atas pengendalian
keuangan dalam rangka intern secara terbatas. .
pernyataan tanggung jawab 4. Dalam reviu tidak dilakukan
(statement of responsibility) atas pengujian terhadap kebenaran
laporan keuangan tersebut. substansi dokumen sumber seperti
Pernyataan tanggung jawab perjanjian kontrak pengadaan
memuat menyatakan bahwa barang dan jasa, bukti
Japoran keuangan telah disusun pembayaranlkuitansi, dan berita
berdasarkan sistem pengendalian
14 Jumal Akuntansi & Manajemen Vor5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 ha11()"21
Pengaruh Reviu Inspektorat Dan Nilai Temuan Pemeriksaan Terhadap Opini Audit BPK

acara fisik atas pengadaan barang 2. Kondisi, berisi data/informasilbukti


danjasa. atas suatu keadaan yang disajikan
5. Reviu dapat mengarahkan secara objektif dan relevan
perhatian aparat pengawasan berdasarkan fakta yang ditemukan
intem kepada hal-hal penting yang pemerlksa di lapangan.
mempengaruhi laporan keuangan,
namun tidak memberikan 3. Akibat, menjelaskan secara logis
keyakinan bahwa aparat pengaruh dari perbedaan antar
pengawasan intern akan kondisi (apa yang ditemukan
mengetahui semua hal penting pemerlksa) dengan kriteria (apa
yang akan terungkap melalui suatu yang seharusnya terjadi).
audit.
4. Sebab, memberikan bukti yang
meyakinkan mengenai faktor yang
Menurut Panduan Manajemen menjadi sumber perbedaan antara
Pemeriksaan BPK (2008), temuan kondisi dan krlteria.
pemeriksaan (TP) merupakan temuan
atau indikasi permasalahan yang 5. Komentar instansi, merupakan
diperoleh selama pemerlksaan. Pada tanggapan oleh entitas yang
dasamya temuan pemeriksaan terkait diperiksa terhadap indikasi temuan.
dengan: Komentar instansi tidak harus
diperoleh dalam suatu pelaksanaan
1. Ketidakpatuhan terhadap ketentuan pemeriksaan. Temuan Pemeriksaan
perundang-undangan, ini disampaikan kepada pimpinan
penyimpangan dan ketidakpatutan entitas yang diperiksa sebagai
yang material untuk dilaporkan lampiran dari laporan hasil
2. Kelemahan sistem pengendalian pemeriksaan (LHP).
Intern yang material untuk
dilaporkan Aslkin (2006) memahami
3. Kegagalan suatu program yang temuan audit sebagai hasil dari proses
dipen"ksa perbandingan antara -apa yang
4. Ketidaksesuaian kondisi dengan seharusnya terdapaf dengan -apa yang
krterla yang ditetapkan. ternyata terdapaf. Secara singkat
dinyatakan bahwa temuan audit adalah
Temuan pemeriksaan memiliki arti penyimpangan dari norma atau standar
penting untuk disampaikan kepada yang telah ditetapkan. Ramadhany
entitas yang diperiksa dengan didukung (2004), mengemukakan bahwa terdapat
oleh fakta dan informasi yang akurat, dua jenis salah saji yaitu kekeliruan
berhubungan dengan permasalahan (et']'Ors) dan kecurangan (fraud).
yang diperoleh dari pemeriksaan Kekeliruan adalah salah saji yang tidak
lapangan yang mempunyai nilai yang disengaja sedangkan kecurangan
material. Berdasarkan temuan disengaja. Contoh kekeliruan adalah
pemeriksaan tersebut, pimpinan entitas salah menghitung besamya uang
yang diperiksa memberikan tanggapan. lembur yang dihitung berdasarkan jam
lembur pegawai. Jack Bologna
Temuan pemeriksaan memuat mendefinisikan kecurangan sebagai
unsur sebagai berikut (juknis BPI<, suatu tindakan kriminal yang dilakukan
2007): dengan upaya penipuan guna
mendapatkan keuntungan dari sisi
1. Judul, berisi satu frase yang terdiri keuangan. Menurut Arthur W. Holmes
darl dua atau lebih kata, tetapi dan David C. Bums, kecurangan adalah
bukan kalimat, singkat dan jelas suatu salah saji atas suatu fakta bersifat
yang menggambarkan kondisi atau material yang diketahui tidak benar atau
kombinasi kondisi sebagai akibat disajikan dengan mengabaikan prinsip-
yang signifikan. prinsip kebenaran, dengan maksud
Jumal Akuntansl & Manajemen Vol 5 No.2 Desember2010 ISSN 1858-3687 hal 10-21 15
Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris Independen terhadap managemen Laba Real

menipu terhadap pihak lain dan Contoh pencurian aktiva adalah


mengakibatkan pihak lain tersebut seorang bendaharawan mengambil
dirugikan. Sementara itu, ASOSAI gaji pegawai yang telah
mendefenisikan kecurangan meliputi mengundurkan diri dari pegawai
penyajian secara keliru dengan sengaja, negeri sipil. Contoh pelaporan
fakta dan atau informasi penting, untuk keuangan yang menyesatkan
memperoleh keuntungan illegal atau adalah lebih saji yang disengaja
tidak semestinya.Berdasarkan definisi- dan harga kontrak pengadaan
definisi tersebut, dapat ditarik barang/jasa.
kesimpulan bahwa secara umum
kecurangan mencakup unsur-unsur
berikut yaitu : terdapat salah saji Opini audit merupakan pendapat
(misrepresentation), masa lampau (past) yang diberlkan oleh auditor tentang
atau sekarang (present), fakta bersifat kewajaran penyajian laporan keuangan
material (material fact), kesengajaan perusahaan tempat auditor melakukan
atau tanpa perhitungan (make knowingly audit. Standar Pemeriksaan Keuangan
or recklessly), dengan maksud (intent) Negara (2007:PSP 03 Standar
menimbulkan reaksi dari suatu pihak, Pelaporan Pemeriksaan Keuangan,
pihak yang dirugikan harus bereaksi paragraph 03) menyatakan bahwa:
(acted) terhadap salah saji tersebut, "Laporan audit harus memuat suatu
menimbulkan kerugian (detriment) suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
pihak. keuangan secara keseluruhan atau
suatu asersi bahwa pemyataan
Association of Certified Fraud demikian tidak dapat diberikan. Jika
Examiners, sebuah organisasi yang pendapat secara keseluruhan tidak
bergerak pada pencegahan dan dapat diberikan, maka alasannya harus
penanggulangan kecurangan di USA, dinyatakan. Dalam semua hal jika nama
mengkategorikan kecuarangan menjadi auditor dikaitkan dengan laporan
tiga kelompok, yaitu: keuangan, laporan audit harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sitat
1. Kecuarangan Laporan Keuangan, pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat
adalah kecurangan yang dibuat oleh tanggung jawab yang dipikul auditor -.
manajemen dalam bentuk salah saji
..,.., material laporan keuangan yang Dalam Petunjuk Teknis
akan merugikan pengguna laporan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan
keuangan. Kecurangan laporan Pemerintah Daerah (2007)
keuangan ini dapat bersifat menyebutkan bahwa Pendapat auditor
keuangan maupun non-keuangan. mengenai kewajaran laporan keuangan
2. Penyalahgunaan aset. Kecuarangan yang biasa disebut opini, terdiri dari
ini terbagi ke dalam kecurangan kas empat jenis , yaitu:
dan kecurangan atas persediaan
dan aset lainnya. a. Wajar tanpa pengecualian
3. Korupsi. Kecurangan ini terdiri atas (unqualified opinion)
benturan kepentingan (conflict of
interest), suap (bribery), pemeberian Menyatakan bahwa LKPD disajikan
hadiah tidak legal (illegal gratuity) secara wajar dalam semua hal yang
dan pemerasan (economic material sesuai dengan Standar
extortion). akuntansi Pemerintahan.
Terdapat dua jenis kecurangan,
yaitu pencurian aktiva yang sering b. Wajar dengan Pengecualian
disebut penggelapan atau (qualified opinion)
kecurangan pegawai dan
pelaporan keuangan yang Menyatakan bahwa LKPD disajikan
menyesatkan, yang sering disebut secara wajar dalam semua hal yang
sebagai kecurangan auditan.
16 Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal1D-21
Pengaruh Reviu Inspektorat Dan Nilai Temuan Pemeriksaan Temadap Opini Audit BPK

material sesuai SAP, kecuali laporan aparat pengawasan intern


dampak hal-hal yang berhubungan pemerintah (Ramadhany, 2004).
dengan yang dikecualikan. Hal- hal Tabel 2.1 Berikut menunjukkan
yang dikecualikan dinyatakan dalam beberapa pendapat yang
laporan hasll pemeriksaan yang menyatakan bahwa reviu internal
memuat opini tersebut. (inspektorat) berpengaruh terhadap
opini audit BPK.
c. Tidak Wajar (adverse opinion)
4. Metodologi Penelitian
Menyatakan bahwa LKPD tidak
disajikan secsra wajar POSISI Berdasarkan jenis data yang
keuangan sesuai dengan SAP. diteliti, penelitian ini merupakan
penelitian empiris. Jadi, dalam
melakukan penelitian ini, peneliti
menggunakan pendekatan
d. Menolak memberikan pendapat kuantitatif karena untuk menguji
(disclaimer opinion) dan memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh reviu
Menyatakan bahwa LKPD tidak inspektorat dan nilai temuan
dapat diyakini kewajarannya dalam pemeriksaan terhadap opini audit
semua hal yang material sesuai BPK. Disamping itu penulis juga
dengan SAP. Ketidakyakinan melakukan analisis deskriptif
tersebut disebabkan oteh terhadap data yang diperoleh
pembatasan lingkup pemen1<saan untuk mendukung hasil pengujian
dan hal tersebut harus diungkapkan statistik. Menurut tujuan studi,
dalam taporan hasil pemeriksaan penelitlan ini merupakan
yang memuat opini tersebut. penelitian pengujian deskriptif,
yaitu penelitian yang
Berdasarkan Petunjuk Teknis menjelaskan fenomena dalam
tersebut, penetapan opini dilakukan bentuk perbandingan antar
dengan mempertimbangkan (1) variabel..
Pasal16 UU No. 15 tahun 2004 dan
(2) Standar Pemeriksaan Keuangan 4.1 Kerangka Konseptual
Negara. Berdasarkan penjelasan
Pasal 16 ayat (1) UU No.15 Tahun Berdasarkan pembahasan
2004, opini merupakan pemyataan diatas, maka kerangka konseptual
professional pemeriksa mengenai penelitian diwujudkan sebagai ben1<ut :
kewajaran informasi keuangan yang
disajikan dalam laporan keuangan Revlu
yang didasarkan pada kriteria : InspektDrat
(Xd
a. Kesesuaian dengan standar
akuntansi pemerintahan Opini Audit
BPI<
Nilai Temuan (Y)
b. Kecukupan Pengungkapan Pemeriksaan
(X:!)
c. Kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, dan
Kerangka Konseptual dapat dirumuskan
d. Efektifrtas sistem pengendalian hipotesis sebagai berikut :
intern.
Hipotesis1 : Reviu inspektorat
Dalam melaksanakan berpengaruh signifikan
pemeriksaan, BPK memperhatikan terhadap opini audit BPK.

Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 10-21 17
Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris Independen temadap managemen Laba Real

Hipotesis 2 : Nilai temuan pemeriksaan Dadang sadeli (2008) Dengan


berpengaruh signifikan pelaksanaan audit pemerintahan yang
terhadap opini audit BPK dilakukan oleh aparat pengawasan
fungsional intern yang professional akan
4.2. Sumber Data mempunyai implikasi kepada kualitas
akuntabilitas keuangan instansi
Jenis data yang digunakan dalam pemerintah daaerah karena dari hasil
penelitian ini adalah data sekunder. audit akan diperoleh masukan dan
Data tersebut adalah Laporan Hasil saran untuk meningkatkan kualitas
Pemeriksaan atas laporan keuangan akuntabiitas keuangan.
pemerintah provinsi Sumatera Barat dan
pemerintah daerah di 19 Kabupatenl
Kota di wilayah Sumatera Barat untuk Definisi operasional dari
tahun anggaran 2006, 2007 & 2008, variabel yang digunakan adalah
Petunjuk Teknis Pemeriksaan BPK RI, sebagaiberikut:
Panduan Manajemen Pemeriksaan,
Rekapitulasi Temuan Pemeriksaan Variabel Indikator
BPK, Laporan hasil reviu atas LKPD
kota Padang Tahun Anggaran 2009 Reviu Inspektorat Ada atau Tidaknya
dan Kabupaten Lima Puluh kota Tahun (Xl) Reviu yang dilakukan
Anggaran 2009, Kota Payakumbuh oleh Inspektorat pada
Nilai Temuan tahun berjalan
Tahun Anggaran 2009 dan data relevan Pemeriksaan
lainnya. (~ Perbandingan antara
total nominal nllai
5. Analisa Studi Literatur temuan pemeriksaan
Opini Auditor BPK tahun berjalan dengan
(Y) total reallsasi belanja
tahun berjalan. Variabel
Susanto, Daniel (2007) Audit internal ini dinotasikan dalam
mampu meminimalisasi kemungkinan bentuk persentase.
kesa/ahan dan penyelewengan dan Opini yang dipero/eh
tercapainya tujuan pengendalian pemerintah daerah pada
kepatuhan manajemen perusahaan tahun berjalan yang
Rismanto, Gregorius (2006) Risiko terdiri dari:
't a. Wajar Tanpa
't pengendalian berpengaruh signifikan Pengec:ualian I
terhadap nilai temuan pemeriksaan unqualified (WTP)
Rahmadhany (2004) opini audit b. WaJar Dengan
going concern yang diterima tahun Pengecualianl
qualified (WOP)
sebelumnya dengan opini audit going c. Tidak Memberikan
concern tahun berjalan Pendapal
Mutchler (1984) perusahaan yang Idisclaimer (TMP)
menerima opini audit going concern d. Tidak Wajar (TW)I
Advetse
pada tahun sebelumnya lebih
cenderung untuk menerima opini yang
sama pada tahun berjalan
Habiburrochman Peranan auditor
intern dalam aspek pengawasan
administratif laporan keuangan itu
penting. Tugas auditor intern dapat
membantu tugas direksi dalam 6. Penutup
pengawasan laporan keuangan bank
termasuk memberikan masukan yang 6.1. Kesimpulan
berharga bag; d;reksi! manajemen.
Salah satu tugas auditor intern adalah Nilai signifikansi statistis (X 1) sebesar
menjaga reputasi bank (kesehatan bank 0,124 dimana lebih besar dari a=O,OS.
dan opini akuntan) Hal ini berarti hipotesis 1 yang
18 Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 10-21
Pengaruh Reviu Inspektorat Dan Nilai Temuan Pemeriksaan Terttadap Opini Audit BPK

menyatakan bahwa reviu inspektorat pembahasan tidak hanya terbatas


berpengaruh signifikan terhadap opini pada ada atau tidaknya reviu tapi
audit BPK tidak terdukung secara juga kualitas reviu itu sendiri.
statistis. Karena bisa jadi ada dugaan bahwa
reviu yang tidak berkualitas tidak
Hasil ini tidak sejalan dengan akan berpengaruh terhadap opini
Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2006 audit BPK walaupun reviu tersebut
tentang Pelaporan Keuangan dan ada dilakukan. Disamping itu, data
Kine~a Instansi Pemerintah, pasal 33 statistis juga menunjukkan bahwa
ayat (3), yang menyatakan bahwa, reviu inspektorat tidak
sebelum dilakukan pemeriksaan oleh mempengaruhi opini audit BPK
BPK, Aparat Pengawasan Intern Dengan demikian, dengan melihat
Pemerintah (APIP) melakukan reviu kualitas reviu inspektorat
atas LKPD tersebut untuk memberikan diharapkan akan menjadikan hasil
keyakinan atas keandalan informasi penelitian ini menjadi lebih baik.
yang disajikan dalam laporan keuangan. 8. Data tindak lanjut hasil pemeriksaan
Selanjutnya BPK melakukan dalam penelitian ini adalah data
pemeriksaan atas LKPD tersebut dalam tindak lanjut hasil pemeriksaan
rangka memberikan pendapat (opini) (TLHP) setelah laporan hasil
sebagaimana yang diamanatkan oleh pemeriksaan diterima oleh auditee,
Undang- Undang Nomor 15 Tahun sesuai dengan Petunjuk Teknis
2004 tentang pemeriksaan pengelolaan Pemeriksaan BPK (2007). Data
dan tanggung jawab keuangan negara. TLHP disini hanya melihat dari
jumlah suatu rekomendasi ditindak
Nilai Temuan Pemeriksaan lanjuti dibandingkan dengan jumlah
berpengaruh signifikan terhadap opini rekomendasi yang dihasilkan BPK
audit BPK. H2 diterima. Hasil ini sesuai Perhatian terhadap apakah tindak
dengan tinjauan literatur bahwa temuan lanjut yang dilaksanakan oleh
pemen'ksaan merupakan temuan atau pemerintah telah sesuai atau tidak
indikasi permasalahan yang diperoleh dengan harapan BPK dalam hal ini
selama pemeriksaan Panduan sesuai dengan Panduan
Manajemen Pemeriksaan BPK (2008), Manajemen Pemeriksaan (2008),
dimana pada dasamya temuan akan membuat hasil penelitian ini
pemeriksaan terkait dengan : (1) lebih baik. Hal ini disebabkan
ketidakpatuhan terhadap ketentuan karena terdapat kemungkinan
perundang- undangan, penyimpangan bahwa walaupun rekomendasi teJah
dan ketidakpatutan yang material untuk ditindaklanjuti namun tidak sesuai
dilaporkan, (2) kelemahan sistem dengan harapan BPKlketentuan,
pengendalian intern yang material untuk maka hasil tindak lanjut tersebut
dilaporkan, (3) kegagalan suatu program diduga tidak bisa digunakan dalam
yang dipen'ksa, dan 4) ketidak sesuaian pertimbangan opini audit BPK.
kondisi dengan kriteria yang ditetapkan.

6.2. Keterbatasan Penelitian Daftar Referensi


7. Disebabkan keterbatasan data,
penelitian dilakukan masih terbatas Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati
kepada ada atau tidaknya reviu (2004). (Edisi ke-5).Jakarta:
inspektorat terhadap laporan Salemba Empat
keuangan pemerintah daerah.
PeneJitian ini akan memperoleh
hasil yang lebih baik jika
Jumal Akuntansl & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 10-21 19
Pengaruh Kualitas Audit dan Komisaris Independen terhadap managemen Laba Real

Arens, AA and loebbecke, J.K. larry F. Konrath, Auditing, Concept and


Auditing and Assurance Services, Applications, a Risk Analyses
An Integrated Approach, Approach, 1999:208).
International Edition, Prentice
Hall., New Jersey, 2003 Mautz, R.K dan H.A. Sharaf. 1993. The
Philosophy of Auditing. Sarasota:
Asikin Bachtiar, Pengaruh Sikap American Accounting Association.
Profesionalisme Internal Auditor
Terhadap Peranan Internal Mutchler, J., 1985. "A Multivariate
Auditor Dalam Pengungkapan Analysis of the Auditor's Going
Temuan Audit, 2006 Concern Opinion Decision"
Journal of Accouning Research.
Budiartha Ketut, Menelusuri opini Autumn. 668 - 68.
auditor independen atas lKPD
pemerintah provinsi Bali, 2007 PSEKP, Reviu Laporan Keuangan,
Pengalaman Praktis di
Effendi, Muh Arief., Universitas Trisakti, Pemerintah Daerah, UGM 2009.
Jakarta, 2009 Tantangan Untuk
Menjadi Seorang Auditor Internal Ramadhany, Alexander. 2004. "Analisis
yang Profesional (Challenge tobe Faktor Faktor Yang
the Proffesional Aintemal Auditor) Mempengaruhi Penerimaan Opini
Going Concern Pada Perusahaan
Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik, Manufaktur Yang Mengalami
Buletin Teknis Standar Akuntansi Financial Distress Di Bursa Efek
Pemerintahan, Telaah Kritis PP Jakarta". Tesis 52, Universitas
No 24 Tahun 2005, BPFE Diponegoro, 5emarang. Tidak
Yogyakarta, 2006. Dipublikasikan.

Henry lilik, Inspektorat Lakukan Reviu Republik Indonesia. 2004. Undang-


atas Laporan Keuangan Undang No. 112004 tentang
Pemerintah Provinsi Jateng TA Perbendaharaan Negara
2009,
http/ljatengprov.goJdndocument
sr/=4950,2oo9
2006. Peraturan
IAI-KAP. 2001. Standard Profesional Pemerintah No. 812006 tentang
Akuntan Publik. Penerbit Salemba Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Empat. Jakarta Instansi Pemerintah.

Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen 2005. Peraturan


Akuntan Publik. 2001. Standar Pemerintah NO. 5812005 tentang
Profesional Akuntan Publik. Pengelolaan Keuangan Daerah
Jakarta: PT Salemba Empat.
2004. Undang-
Kuntadi, Cris, Peningkatan Peran Undang No. 1512004 tentang
Auditor Internal Dalam Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pelaksanaan Reviu Atas Laporan Tanggung Jawab Keuangan
Keuangan, Majalah- Pemeriksaan Negara.
BPK RI No 199/Agustus-
September 2009ITahun XXVIII. 2006. Peraturan
Pemerintah No.1312006 tentang
KPMG, -KPMG, 1998 Fraud Survey~ Pedoman Pengelolaan Keuangan
New York: ,1998 Daerah.

20 Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 10-21
Pengaruh Reviu Inspektorat Dan Nilai Temuan Pemeriksaan Temadap Opini Audit BPK

2008. Peraturan Fa/dor Pendukungnya Terhadap


Pemerintah No. 60/2008 tentang Peningkatan Pengendalian
Sistem Pengendalian Intern Intemal Dan Kinerja Perusahaan.
Pemerintah. Disertasi Doktor pada Universitas
Padjadjaran Bandung.
2003. Undang-
Undang NO.1712003 tentang Tunggal Widjaja Amin. Internal Auditing
Keuangan Negara. Suatu Pengantar. Harvarindo.
Jakarta 2000
2007. Badan
Pemeriksaan Keuangan. Petunjuk Zanie Abdullah, . Sambutan wakil ketua
Teknis Pemeriksaan Atas BPK RI, Seminar Sistem
laporan Keuangan Pemerintah Pelaporan keuangan negaral
Daerah Daerah, Jakarta, 5 Juni 2008

2007. Peraturan Zuriah Nurul, Metodologi Penelitian


Badan Pemeriksa Keuangan No. Sosial dan Pendidikan, Teorl-
0112007. Standar Pemeriksaan Aplikasi, Malang 2005.
Keuangan Negara.

_____---.2008. Badan
Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia. Panduan Manajemen
Pemeriksaan.

Rismanto. Gregorius Yorrie. Pengaruh


Resiko Pengendalian Terhadap
Nilai Temuan BPK RI. UGM.
Yogyakarta. 2006.

Sawyer. B. lawrence. & Dittenhover. A.


Mortimer. 2003. Sawyer's Intemal
Auditing, Fifth edition. The
Institute of Internal Auditor.
Florida

Sinaga. Hasan Bakri. lK WTP Belum


Memuaskan. Majalah Pemeriksa
No. 1151 November-Desember.
2008lTahun XXVIII

Susanto, Daniel,2007. Peranan Audit


Internal terhadap Kepatuhan
Manajemen Perusahaan (Studi
Kasus Pada PT OTTO
Parmaceuticallndustries ltd)

Suprapto Tri, Analisis Kinerja Keuangan


Pemerintah Daerah Kabupaten
Sleman Dalam Masa otonomi
Daerah tahun 2003-2004, 2006

Tugiman Him. 2000. Pengaruh Peran


Auditor Intemal Selta Fa/dor-

Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 5 No.2 Desember 2010 ISSN 1858-3687 hal 10-21 21

Anda mungkin juga menyukai