Anda di halaman 1dari 3

LIBERALISME

Ideologi Liberal
Pada akhir abad ke-18 di Eropa terutama Inggris terjadilah suatu revolusi
dibidang ilmu pengetahuan kemudian berkembang kearah revolusi teknologi dan
industri. Perubahan tersebut membawa perubahan orientasi kehidupan masyarakat
baik di bidang sosial, ekonomi maupun politik. Paham liberalisme berkembang dari
akar-akar rasionalisme yaitu paham yang meletakan rasio sebagai sumber kebenaran
tertinggi, materialisme yang meletakan materi sebagai nilai tertinggi, emprisme yang
bedasarkan atas kebenaran fakta empiris ( yang dapat ditangkap dengan indera
manusia ), serta individualisme yang meletakan nilai dan kebebasan individu sebagai
nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan negara.
Berpangkal dari dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah sebagai
makhluk individu yang bebas. Manusia menurut paham liberalisme memandang
bahwa manusia sebagai manusia pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari
manusia lainnya. Manusia sebagai individu memiliki potensi dan senantiasa berjuang
untuk dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka dalam hidup masyarakat bersama
akan menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi manusia
lainnya yang menurut istilah Hobbes disebut homo homini lupus sehingga manusia
harus membuat suatu perlindungan bersama. Atas dasar kepentingan bersama. Negara
menurut liberalisme harus tetap menjamin kebebasan individu, dan untuk itu maka
manusia secara bersama-sama mengatur negara. ( Kaelan, 2000 )

Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Liberalisme


Negara liberal hakekatnya mendasarkan pada kebebasan individu. Negara
adalah merupakan alat atau sarana individu, sehingga masalah agama dalam negara
sangat ditentukan oleh kebebasan individu. Paham liberalisme dalam pertumbuhannya
sangat dipengaruhi oleh paham rasionalisme yang mendasarkan atas kebenaran rasio.
Materialisme yang mendasarkan atas hakekat materi,empirisme yang mendasarkan
atas kebenaran pengalaman indra serta individualisme yang mendasarkan atas
kebebasan individu ( Soeryanto,1989:185 ).
Negara memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan
menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Namun dalam negara
liberal juga diberi kebebasan untuk tidak percaya terhadap tuhan atau atheis, bahkan

-1-
negara liberal memberi kebebasan warganya untuk menilai dan mengritik agama
misalnya tentang nabi, rasul,kitab suci dengan tulisan ayat-ayat setan. Karena menurut
paham liberal bahwa kebenaran individu adalah sebagai sumber tertinggi.
Nilai-nilai agama dalam negara dipisahkan dan dibedakan dengan negara,
keputusan dan ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-undangan sangat
ditentukan oleh kesepakatan individu-individu sebagai warga negaranya. Walaupun
ketentuan tersebut bertentangan dengan norma-norma agama. Misalnya undang-
undang aborsi di negara irlandia tetap diberlakukan walaupun ditentang oleh gereja
dan agama lainnya karena undang-undang tersebut merupakan hasi refferendum.
Berdasarkan pandangan filosofis tersebut hampir dapat dipastikan bahwa dalam
sistem negara liberal membedakan dan memisahkan antara negara dengan agama atau
bersifat sekuler. ( Kaelan,2000 ).

Negara Pancasila
Manusia dalam merealisaskan dan meningkatka harkat dan martabatnya tidaklah
mungkin untuk dipenuhinya sendiri,oleh karena itu manusia sebagai mahluk sosial
senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Dalam pengertian inilah
manusia membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara. Namun demikian
dalam kenyataannya sifat-sifat negara satu dengan lannya memiliki perbedaan dan
hal ini sangat ditentukan oleh pemahaman ontologis hakekat manusia sebagai
pendukung pokok negara, sekaligus tujuan adanya suatu negara.
Bangsa indonesia dalam panggung sejarah berdirinya negara di dunia memiliki
suatu ciri-ciri khas yaitu dengan mengangkat nilai-nilai yang telah dimilikinya
sebelum membentuk suatu negara modern. Nilai-nilai tersebut adalah berupa nilai-
nilai adat istiadat,kebudayaan serta nilai-nilai regilius yang kemudian
didiskretalisasikan menjadi suatu sistem nilai yang disebut pancasila. Dalam
upayanya untuk membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara maka
bangsa indonesia mendasarkan pada suatu pandanganhidup yang telah dimilikinya
yaitu pancasila.
Berdasarkan ciri khas oroses dalam rangka mmbentuk suatu negara,maka bangsa
indonesia mendirikan suatu negara memiliki suatu karakteristik,ciri khas tertentu yang
karena ditentukanoleh keanekaragaan,sifat dan karakternya, maka bangsa ini
mendirikan suatu negara berdasarkan filsafat pancasila yaitu suatu negara

-2-
persatuan,suatu negara kebangsaan serta suatu negara yan bersifat integralistik.
( kaelan,2000 )

Pancasila sebagai Ideologi yang Reformatif, Dinamis dan Terbuka


Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila
adalah bersifat aktual, dinamis, antispatif dan senantiasa mampu menyesuaikan
dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika
perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti
mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya, namun mengeksplisitkan
wawasannya secara lebih kongrit, sehingga memeiliki kemampuan yang reformatif
untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang senantiasa berkembang seiring
dengan aspirasi rakyat, perkembangan iptek serta zaman.
Dalam idologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang mendasar yang
bersifat tetap dan tidak berubah sehingga tidak langsung bersifat operasional, oleh
karena itu setiap kali harus dieksplisitkan. Eksplisitasi dilakukan dengan
menghadapkannya pada berbagai masalah yang selalu silih berganti melalui refleksi
yang rasional sehingga terungkap makna operasionalnya. Dengan demikian
penjabaran ideologi dilaksanakan dengan interpretasi yang kritis dan rasional
( Soeryanto, 1991:59 ). Sebagai suatu contoh keterbukaan ideologi Pancasila antara
lain dalam kaitannya dengan kebebasan berserikat berkumpul sekarangterdapat 48
partai politik, dalam kaitan dengan ekonomi ( misalnya ekonomi kerakyatan ),
demikian pula dalam kaitannya dengan Pendidikan, Hukum, Kebudayaan, Iptek,
Hankam dan bidang lainnya. ( Kaelan, 2000 )

Batas-Batas Keterbukaan Ideologi Pancasila


1.stabilitas nasional yang dinamis.
2. larangan terhadap ideologi marxisme , lenninisme dan komunisme.
3. mencegah berkembangnya pham liberal.
4.larangan terhadap pandangan ekstrem yang menggelisahkan kehidupan
masyararkat.
5. penciptaan norma yang harus melalui konsessus.
( sharial syarbani,2000 )

-3-

Anda mungkin juga menyukai