Anda di halaman 1dari 2

Naik 100%, 202 Anak Wonogiri Gizi Buruk

Jumat, 23 November 2012 04:30 WIB | Tika Sekar Arum/JIBI/SOLOPOS | Dilihat: 355 Kali
|

Ilustrasi (Foto: Dokumentasi)


WONOGIRIKasus baru anak usia balita sepanjang 2012 meningkat hampir 100%.
Tahun 2011, kasus baru gizi buruk mencapai 105 kasus. Sedangkan Januari-
September 2012 tercatat ada 202 kasus baru.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, Widodo, melalui Kepala Seksi
(Kasi) Upaya Kesehatan Keluarga dan Gizi, Yeria Heru Indarti, menjelaskan
peningkatan kasus baru sepanjang 2012 terjadi karena beberapa sebab.
Sebab paling umum adalah kemiskinan. Tapi tidak bisa juga dikatakan tahun 2012
masyarakat Wonogiri lebih miskin dari 2011. Karena gizi buruk juga berkaitan
dengan adanya penyakit kronis yang bisa bisa disebabkan penyakit bawaan,
terang Yeria, kepada Solopos.com, Kamis (22/11/2012).
Dia menambahkan sebab lain kasus gizi buruk adalah kesalahan pola asuh. Yeria
menuturkan di Wonogiri banyaknya orangtua yang meninggalkan anaknya di desa
lantaran ditinggal merantau ke kota. Kondisi ini membuat pengawasan makanan
anak kurang, sehingga memicu kurang gizi yang selanjutnya berujung pada gizi
buruk.
Sementara itu, saat ditemui wartawan sebelumnya, di ruang kerjanya, Rabu
(21/11), dia menegaskan kendati jumlah kasus baru tinggi, jajaran DKK Wonogiri
bersama puskesmas dan posyandu telah melakukan upaya penanganan. Upaya itu
dinilai cukup berhasil sebab sampai September, hanya ada 72 kasus gizi buruk yang
masih berjalan. Sisanya sudah tertangani.
Yeria menjelaskan kasus gizi buruk diawali dengan deteksi kurang gizi yang ditandai
berat dan tinggi anak di bawah garis merah pada kartu menuju sehat (KMS). Pada
tingkat itu, selama September, ada 485 kasus. Selanjutnya, dilakukan penanganan
dengan program makanan tambahan (PMT) dan pemantauan.
Setelah penanganan tersebut, angka kurang gizi ditetapkan lagi berdasarkan berat
badan menurut umum (BBU). Di tingkat ini pihaknya mencatat ada 287 kasus.
Berikutnya, setelah dilakukan berbagai penanganan, termasuk pelayanan
kesehatan di klinik gizi, jumlah anak balita yang mengalami gizi buruk berdasarkan
berat badan dan tinggi badan (BBTB) menyusut menjadi 72 anak. Sebagai
informasi, peride sama tahun lalu, September 2011, gizi buruk hanya menimpa 35
anak.
Biasanya gizi buruk itu karena menderita penyakit kronis, sehingga upaya
penanganan standar, seperti PMT, pemberian multivitamin, dan lainnya, tidak
membawa hasil, sambung Yeria.

Anda mungkin juga menyukai