Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN JURNAL

Staphylococcus gallinarum

Keuntungan dan Kerugian

Oleh :

Sherly Nur Hermeithasari

2011/B

115130101111042

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012
RANGKUMAN

Mikroorganisme komensal dapat kemudian menyebabkan penyakit. Hal ini dapat


terjadi bila mikroorganisme tersebut tiba tiba menyebar ke seluruh tubuh hewan maupun
manusia melalui darah dan jaringan tubuh karena adanya luka. Dalam keadaan demikian
mikroorganisme tersebut dapat menjadi patogen, namun pada umumnya mikroorganisme
komensal adalah non patogen dan bahkan berguna untuk inangnya. Mikroorganisme ini
hanya menimbulkan penyakit bila suatu sebab berada pada lokasi yang baru dan bila ada
faktor faktor luar yang mempengaruhi keadaan. Mikroorganisme komensal yang kadang
kadang menyebabkan penyakit dinamakan mikroorganisme opprtunis.

Hasil suatu pemeriksaan mikrobiologi pada umumnya hanya menunjang diagnosa


klinik. Bila hasil pemeriksaan negatif, hal ini tidak berarti bahwa diagnosa klinik tersebut
salah. Kegagalan pemeriksaan mikrobiologik lebih banyak terjadi karena cara pengambilan
dan pengiriman bahan pemeriksaan yang salah. Makin cepat bahan pemeriksaan tiba di
laboratorium makin baik hasil pemeriksaannya. Bila diperlukan waktu lama maka haruslah
bahan pemeriksaan tersebut didinginkan atau dimasukkan ke dalam suatu perbenihan
pengawet .Pemeriksaan sampel mulai dari isolasi, identifikasi, dan menemukan agen patogen
penyebab penyakit adalah kegiatan utama di laboratorium diagnostik yang bertujuan untuk
meneguhkan diagnosa klinis yang dibuat oleh dokter sehingga tindakan preventif dan kuratif
yang diberikan bisa dibuat tanpa keraguan dan sedini mungkin.

Seseorang yang mengalami gangguan dengan gejala panas dengan level yang masih
rendah, nyeri atau sakit pada bagian atas perut yang lama kelamaan rasa nyeri akan
meningkat,lemas,dan mual, gejala tersebut menunjukkan bahwa seseorang mengalami
penyakit Hepatittis B.
Tubuh dengan temperature 38,1 C, detak jantung 92/minute, respirasi 22/minute, dan
tekanan darah Setelah di cek, pasien tersebut memiliki serum alanin aminotransferase (ALT),
aspartat aminotransferase (AST), dan gamma glutamyl transpeptidase (GGT) activities were
558, 299, dan 287 U/L, respectively. Cairan virus HBV dengan volume 2,35x103/ml.

Untuk mendiagnosa gejala tersebut agar mengetahui apa penyebabnya, diambil dua
sampel darah dari dua tempat tusukan vena yang berbeda untuk dikultur pada system kultur
darah BacT/Alert 60/120. Sebuah koagulasi negative dari bakteri Staphylococcus (CoNS) di
isolasi dari dua kultur darah pertama dan kemudian dua kultur darah kedua yang
negative.Pasien menjadi afebris dengan suhu 36,3-36,9C setelah perawatan di rumah sakit
selama 18 jam, sehingga pemberian ceftazidime dan isepamicin dihentikan setelah 3 hari.
Isolasi CoNS lebih lanjut di identifikasi dengan 2 rantai prototype (S.aureus, ATCC 25922
dan S. gallinarum ATCC 35539) dimasukkan sebagi control. Isolasi pada agara darah domba
setela inkubasi selama 12 jam menghasilkan kondisi dengan bakteri berwarna putih,
basah,koloni flat dengan dengan ujung koloni yang bergerigi.

Untuk mengetahui karakteristik biochemical dapa dilakukan dengan dua metode yakni
API STAPH (bioMerieux Vitek) dan VITEK 60/VITEK-II (bioMerieux Vtek) di otomatiskan
secara system analisa sesuai instruksi manufaktur. Kedua metode tersebut identik dengan
reaksi biokimia dan antimicrobial . Hasil dari kedua metode tersebut memiliki ciri ciri
bakteri gram positif, berbentuk kokus, non hemolytic, spot koagulasi positif , tube koagulasi
negative, mengalami katalase, dan tidak mengalami proses oksidasi. Tetapi ciri ciri tersebut
bukan hasil dari metode VITEK 60 dan API STAPH, tetapi diidentifikasi sebagai bakteri
Staphylococcus gallinarum melalui VITEK-II.( Funke, 2005 , Layer et al, 2006)

Spesies Staphylococcus umumnya di isolasi dari kultur darah atau media BAP.
Koagulasi negative Staphylococcus seperti S. epidermidis yang umumnya kelompok flora
normal dari kulit dan pengenalan yang sering terkontaminasi di BAP. (Freney, 1988).Spesies
CoNS yang lain telah teridentifikasi sebagai pathogen yang penting yang menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan.(Adegoke,1986, Vandenesch et al,1995) Dari uji yang
telah dilakukan, pasien yang mengalami penyakit infeksi virus Hepatitis B kronis disebabkan
oleh adanya bakteri Staphylococcus gallinarum.

Staphylococcus gallinarum merupakan bakteri koagulasi negative yang di isolasi dari


burung domestic dan kemudian di isolasi dari kulit dan saluran pernafasan hewan seperti
kambing, domba, unta, dan babi. Tingkat infeksi yang disebabkan oleh S. gallinarum relative
rendah dan efek terhadap manusia terbatas.(Adegoke,1986, Devriese, 1985, Spergser, 2003)

Tidak selalu bakteri itu merugikan bagi setiap makhluk hidup. Bakteri sebagian besar
juga memiliki keuntungan dan manfaat bagi segala jenis makhluk hidup. Contohnya saja
bakteri Staphylococcus gallinarum. Bakteri ini dimanfaatkan untuk memproduksi
pregallidermin dan nontoksik prekursor lantibiotic gallidermin.

Penyakit infeksi adalah penyebab nomor dua kematian (Projan,2003) dan sekarang 70%
rumah sakit diperoleh infeksi di USA yang resisten terhadap antibiotic.(Leeb,2004). Oleh
sebab itu, dibutuhkan obat baru yang muncul untuk memerangi arus generasi dari resisten
multidrug pathogen. Gallidermin (GDM) merupakan tipe A lantibiotic natural yang
diproduksi oleh Staphylococcus gallinarum Tu 3928 yang memiliki aktivitas bactericidal
yang tinggi dan cytotoxicity yang rendah.(Kellner et al,1988; Maher and McClean, 2006)

Bakteri yang digunakan untuk membuat Gallidermin ( GDM ) adalah S.galinarum TU


3928 (DSM4616) dan S.gallinarum P (DSM17239) yang tumbuh dan tersimpan. Pembawa
rantai terakhir yakni gen gdmP yang terganggu oleh gen resisten kanamycin. Semua kimia
dari Sigma Aldrich atau Roth. Stok larutan untuk KH 2PO4, Na2HPO4 x 2 H2O, NaCl dan
(NH4)2SO4, MgSO2, CaCl2, maltosa, antifoam industrol 204 (BASF, Mount Olive, NJ, USA)
dan 3-(N-morpholino) propanesulfonic acid (MOPS) di autoclaved terpisah, selain itu
dibutuhkan juga vitamin, asam amino, dan larutan kanamycin yang telah mengalami proses
filter secara steril.(Panke et al, 1999). Setelah bahan - bahan disiapkan, selanjutnya dilakukan
penetapan kebutuhan nutrisi di dalam pengocokan temos. Selanjutnya dilakukan optimasi
media pada kultur lanjutan. Lalu dilakukan penanaman fed batch, dimana proses ini akan
dibawa keluar ke dalam media tetap di sebuah 10-1 bioreaktor BiostatA lagi secara lengkap
sebagai deskripsi sebelumnya. Reaktor terdiri dari 31 initial media sGM2 yang di inokulasi
dengan 50ml dari prekultur sebagai deskripsi di atas. Setelah melakukan penanaman fed
batch, dilakukan tahap penghentian analisis prosedur dimana maltos, asetat, GDM dan
PGDM dihiting sebagai deskripsi tempat lain. Selanjutnya dilakukan proses isolasi produk.
Pada proses ini, PGDM di isolasi dengan sebuah adaptasi protokol. Kemudian tahap akhir
yakni mencernakan tryptic PGDM, dimana PGDM dicerna -irradiated porcine trypsin
(1.000-1.500 U/mg substansi padat didasarkan atas -N-benzozyl-L-arginine hidrolisis
sebagai spesifik melalui penjaja.

Hasil dari proses ini adalah kebutuhan nutrisi dari Staphylococcus gallinarum yakni
asam amino,vitamin, trace elements, dan BSA. Pengaruh asam amino pada media, dimana
hasilnya bahwa Staphylococcus gallinarum P tidak memperlihatkan adanya asam amino
auxotrophy. Vitamin dan trace elements yang ternyata adalah niasinamida, thiamine,
pantothenate, biotin, besi, mangan dan zinc sangat penting untuk pertumbuhan S.gallinarum
P dan juga produksi PGDM. Fed-batch tipe S.gallinarum P liar, untuk memperoleh data
yang sebanding untuk menilai keuntungan produksi PGDM langsung produksi GDM, kita
gabungkan kedua kondisi produksi yang serupa dan terapan protokol fed batch yang sudah
diterapkan pada tipe rantau S.gallinarum liar dan juga produksi GDM.(Medaglia et al,2010)
Daftar Pustaka
Adegoke GO.1986. Comparative characteristics of Staphylococcus sciuri,
Staphylococcus lentus and Staphylococcus gallinarum from healthy and sick hosts. Vet
Microbiol 11:185-189.
Devriese LA, Pouttel B, Kilppeer-Balz R, Schleifer KH.1983. Staphylococcus
gallinarum and Staphylococcus caprae, two new from animals. Int J Syst Microbiol
33:480-486
Freney J. Brun Y, Bes M, Meugnier H, Grimont F, Grimont PA, Nervi C, Fleurette J.
1988. Staphylococcus lugdunensis sp. Nov., two species from human clinical specimens.
Int J Syst Bacteriol.
Funke G, Funke-Kissling P.2005. Performance of the new VITEK2 GP card for
identification of medically relevant gram-positive cocci in a routine clinical laboratory.
J Clin Microbiol 43:84-88.
Kellner R, Jung G, Homer T, Zahner H, Schnell N, Entian KD, Gotz F.1988.
Gallidermin: a new lanthionine-containing polypeptide antibiotic. Eur J Biochem
177:53-59.
Layer F, Ghebremedhin B, Moder KA, Konig W, Konig B. 2006. Comparative study
using various methods for identification of Staphylococcus species in clinical
specimens. J Clin Microbiol 44:2824-2830.
Leeb M. 2004. A Short in The Arm. Nature 431:892-893.
Maher S, McClean S.2006. Investigation of the Cytotoxycity of eukaryotic and
prokaryotic antimicrobial peptides in intestinal epithelial cells in vitro. Biochem
Pharmacol 71: 1289-1298.
Medaglia G, Valsesia G, Panke S. 2010. Development of a high cell-density protocol
for the production of pregallidermin, a non-toxic precursor of the lantibiotic
gallidermin. J Biotechnol 145:176-185.
Projan SJ.2003. Why is big pharma getting out of antibacterial drug discovery? Curr
Opin Microbiol 6:427-430
Spergser J, Wieser M, Taubel M, Rossello-Mora RA, Rosengarten R, Busse HJ.2003.
Staphylococcus nepalensis sp. Nov., isolated from goats of the Himalayan region. Int J
Syst Evol Microbiol 53:2007-2011.
Vandenesch F, Celard M, Arpin D, Bes M, Greenland T, Etienne J. 1995. Catheter-
related bacterimia associated with coagulase-positive Staphylococcus intermedius. J
Clin Microbiol 33: 2508-2510.

Anda mungkin juga menyukai