PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup
bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
masyarakat Indonesia pada masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui
berbasis lingkungan yang baru terdeteksi dan penyakit yang tadinya sudah
1
2
korban, kepanikan, aspek politik, dan lain sebagainya. Adanya triple burden of
permasalahan hingga saat ini. ISPA dan diare yang merupakan penyakit
2009 terjadi KLB diare di 38 lokasi yang tersebar pada 22 Kabupaten/kota dan
14 provinsi dengan angka kematian akibat diare (CFR) saat KLB 1,74%.
Menurut Profil Ditjen PP&PL thn 2006, morbiditas penyakit diare dari tahun
ketahun kian meningkat dimana pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000
penduduk, lalu meningkat menjadi 301 per 1000 penduduk pada tahun 2000
dan 347 per 1000 penduduk pada tahun 2003. Pada tahun 2006 angka tersebut
Pada tahun 2007 angka kematian akibat TBC paru adalah 250 orang
per hari. Prevalensi kecacingan pada anak SD di kabupaten terpilih pada tahun
2009 sebesar 22,6%. Angka kesakitan DBD pada tahun 2009 sebesar
pada tahun 2009 dilaporkan sebanyak 83.533 kasus tanpa kematian. Jumlah
kasus flu burung di tahun 2009 di indonesia sejumlah 21, menurun dibanding
90,48%.
3
Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai enam kasus di antara 1000
bayi dan balita. Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA sebanyak lima
dari 1000 balita (Oktaviani, 2009). Setiap anak balita diperkirakan mengalami
3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA
B. Perumusan Masalah
Kabupaten Banyumas.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui permasalahan penyakit berbasis lingkungan di
D. Manfaat
1. Bagi Instansi Magang
4
Banyumas.
b. Menciptakan sarana kerja sama antara tempat magang dan perserta
lapangan.
c. Terjalinnya kerja sama dengan institusi magang sehingga dapat
lingkungan.
b. Memperoleh gambaran umum situasi kerja di Dinas