Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

BIOKIMIA
(DARAH)

Nama : Rizal Dzul Fadly


NIM : 1413040009
Kelas/ Kelompok : Pendidikan Kimia / I (Satu)
Asisten : Ikshar
Dosen Penanggungjawab : Hardin, S.Si, S.Pd, M.Pd

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biokimia dengan judul Darah yang


disusun oleh:
Nama : Rizal Dzul Fadly
NIM : 1413040009
Kelas : Pendidikan Kimia
Kelompok : I (Satu)
telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, Desember 2016


Koordinator Asisten, Asisten,

Marwah Karim Ikshar


NIM: 1213041009

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Hardin, S.Si, S.Pd, M.Pd


NIP. 19870807 201504 1 004
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh
dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi,
oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah
manusia terdiri atas plasma darah, globulus lemak, substansi kimia (karbohidrat,
protein dan hormon), dan gas (oksigen, nitrogen dan karbondioksida). Sedangkan
plasma darah terdiriatas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan
trombosit.
Darah terdiri atas bagian cair (plasma) dan bahan-bahan intraselular.
Plasma darah dan sel-sel darah dapat terpisah dan bebas bergerak dalam cairan
intraselular. Beberapa sel darah, seperti lekosit dapat berpindah melalui pembuluh
darah untuk melawan infeksi. Total sirkulasi volume darah diperkiran sekitar 5-8
% dari total bobot badan dan angka ini bervariasi menurut umur, spesies, berat
tubuh, aktivitas, status kesehatan, status gizi dankondisi fisiologis (bunting,
laktasi).
Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket.
Darah mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel di
dalam tubuh kita. Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel
darah merah, sel darah putih dan keping darah. Plasma darah merupakan
komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung
plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma.
Berdasarkan pembahasan diatas maka percobaan darah akan dilakukan
pengujian dan pembuktian adanya kandungan Fe dalam darah dan adanya
beberapa komponen darah diantaranya plasma darah dan sel darah yag terdiri dari
sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit).
B. Rumusan Percobaan
Rumusan masalah percobaan ini antara lain:
1. Bagaimana menentukan Fe dalam Hemoglobin ?
2. Bagaimana hasil pengujian daya katalitik darah ?
3. Bagaimana melakukan tes terhadap komponen-komponen darah ?

C. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini antara lain:
1. Untuk menentukan Fe dalam Hemoglobin
2. Untuk menguji daya katalitik darah
3. Untuk melakukan tes terhadap komponen-komponen darah

D. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini antara lain:
1. Menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca terkait darah dalam sistem
peredaran darah manusia.
2. Praktikan dapat membuktikan teori-teori tentang materi darah melalui
percobaan di laboratorium kimia.
3. Praktikan akan terampil pada bidang psikomotorik terkait penggunaan alat
dan bahan dalam laboratorium kimia.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler
adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,
yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua
belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan,
sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah (Pearce, 2009: 133). Menurut
Wibowo (2008: 53) yang dimaksud dengan darah adalah plasma (cairan darah)
beserta butit-butir (a) eritrosit (darah merah), (b) leukosit, limfosit, monosit (darah
putih) dan (c) trombosit. Menurut Sumardjo (2008: 18) darah beredar dalam
sistem pembuluh darah yang tertutup dan menyusun sekitar 6-8 % berat badan.
Secara keseluruhan, darah mempunyai berat jenis sekitar 1,060, viskositas 3,6
5,3 (air= 1), titik beku sekitar 0,55 oC dan pH sekitar 7,4.
Berdasarkan ketiga pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa darah
adalah cairan yang terdiri atas bahan interseluler dan beredar dalam sistem
pembuluh darah yang tertutup.

B. Komposisi Darah
Susunan Darah, serum darah atau plasma terdiri atas air = 91 %, protein
8,0 % (albumin, globin, protrombin, dan fibrinogen), mineral 0,9 % (natrium
klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan besi dan
seterusnya. Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik yaitu glukose, lemak, urea,
asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino. Sel darah terdiri atas tiga jenis
eritrosit atau sel darah merah, lekosit sel darah putih dan trombosit atau butir
pembeku (Pearce 2009: 138). Sedangkan menurut Tim Dosen Biokimia (2016:
15) darah tersusun dari sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel darah terdiri atas
sel-sel darah merah, sel darah putih dan kepingan darah. Plasma darah terdiri dari
fibrinogen dan serum darah.

Darah terdiri atas cairan ekstraseluler (cairan plasma) dan cairan


intraseluler (sel darah merah). Akan tetapi, darah dianggap sebagai komponen
kompartemen yang terpisah karena terdapat dalam ruang tersendiri. Volume darah
penting artinya bagi sirkulasi cairan tubuh lainnya (Tamsuri, 2004: 3)
Menurut Augustinus (1999: 51) Volume darah normal orang dewasa kira-
kira 5 liter. Darah terdiri dari suspensi sel-sel dalam cairan jernih plasma. Bila sel-
sel dimungkinkan untuk mengendap dengan pemutaran sentrifuge, sel-sel ini
ditemukan merupakan 40-50% dari volume darah total.
Plasma darah terdiri dari:
1. Air (90 %)
2. Protein (7-8 %)
3. Larutan lain (1-2 %):
a. garam anorganik (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, HCO3-)
b. urea, asam urat, kreatinin, amonia
c. asam amino
d. glukosa
e. Lipid
f. Gas-gas (O2, CO2, N2)
g. Hormon-hormon
h. Enzim
Sel-sel darah merah terdiri dari:
1. Leukosit, lima tipe sel-sel darah penting dalam memastikan tubuh terhadap
penyakit, ada pada konsentrasi kira-kira 5000-10000 per mm3 darah.
2. Sel darah merah (eritrosit), penuh dengan hemoglobin yang berkombinasi
secara reversibel dengan oksigen dan mentranspornya ke jaringan.
3. Trombosit yang adalah fragmen kecil dari protoplasma yang mampu melekat
pada permukaan abnormal. Trombosit penting dalam memperbaiki darah dan
koagulasi.
Menurut Sumardjo (2008: 18) berbagai senyawa kimia yang ada di dalam
darah antara lain:
1. Karbohidrat (glukosa, glikogen)
2. Lipida (lemak bebas, kolesterol, ester-ester kolesterol, asam-asam lemak,
lesitin, sefalin, sfingomielin)
3. Protein (protein plasma, protein serum, albumin, globulin, fibrinogen,
hemoglobin).
4. Senyawa-senyawa nitrogen nonprotein (asam-asam alfa amino, glutation,
ureum, glutamin, kreatin, asam urat, kreatinin, sitrulin, bilirubin, kuanidin,
indikan, urobilim, amonia, adrenalin)
5. Enzim-enzim (amilase serum, lipase serum, fosfatase asam, alkali fesfatase)
6. Vitamin-vitamin (vitamin A, vitamin E, asam askorbat, biotin, karoten, asam
pantotenat, riboflavin, niasin).
7. gas-gas napas (oksigen, karbon dioksida)
8. Zat-zat lain (aseton, asam sitrat, asam alfa ketoglutarat, asam laktat dan asam
piruvat)
9. Elektrolit baik dalam bentuk kation (K+, Na+, Ca2+, Mg2+ ) atau dalam bentuk
anion (Cl-, HCO3-, PO43-, HPO42-, H2PO4-).
C. pH darah
Darah selalu mengandung sedikit alkali pH darah adalah 7,35 7,45.
Angka ini tetap dipertahankan. Sedikit saja berubah, baik ke arah asam atau ke
arah basa dapat mempengaruhi kehidupan. Maka itu usaha mempertahankan
tingkat alkali yang konstan dalam darah adalah sangat penting dan ini
dikendalikan oleh faktor-faktor yaitu pengeluaran karbon dioksida (yaitu gas
asam) melalui paru-paru. Ekskresi bahan asam melalui urine. Kemampuan untuk
mempertahankan sifat alkali darah tergantung kepada natrium bikarbonat dalam
plasma. Zat ini bekerja sebagai apa yang disebut buffer dan menghindarkan
penurun kebasaan darah akibat asam-asam hasil metabolisme (Pearce 2009: 139).
Menurut Tim Dosen (2016 :15) darah mempunyai pH basa lemah yaitu sekitar
7,36 dalam tubuh.
pH darah dipertahankan pada nilai tetap dan cermat. Plasma darah manusia
secara normal menunjukkan pH mendekati 7,4. Jika terjadi kesalahan di dalam
mekanisme pengaturan pH, dapat menyebabkan kerusakan berat dan kematian.
Bagian yang terutama sangat sensitif adalah aktivitas katalitik enzim yang hanya
dapat bekerja optimal pada pH optimum (Julianto, 2015:28)
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pH dapat berada 7,35 7,45.
D. Hemoglobin
Hemoglobin adalah pigmen merah pada butir darah merah merupakan
protein terkonjugasi merah yang dapat menghablur, terdiri atas protein globin
yang bergabung dengan gugus prostetik heme (Pudjaatmaka, 2002: 296-297).
Menurut Marks (1996: 38) hemoglobin berfungsi sebagai penyangga karena
membawa histidin yaitu asam amino basa pada seumlah posisi terpajan. Residu-
residu histidin ini dapa berikatan secara reversibel dengan ion-ion hidrogen,
menghasilkan hemoglobin bentuk berproton dan tidak berproton. Penyangga-
penyangga dalam darah ini bekerja bersama-sama dengan mekanisme di ginjal
yang mengsekresikan proton serta mekanisme di paru yang mengeluarkan CO 2
untuk mempertahankan pH dalam rentang normal
Warna merah eritrosit disebabkan oleh adanya zat merah darah yang
disebut hemoglobin. Hemoglobin sendiri adalah suatu protein majemuk yang
tersusun atas protein sederhana (globin) dan radikal prostetik gem. Salah satu
fungsi terpenting hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari kedua paru-paru ke
jaringan tubuh dan mengangkut karbon dioksida dari jaringan tubuh ke kedua
paru-paru. Hemoglobin juga dapat mengikat oksigen menjadi oksihemoglobin
(HbO2). Afinitas hemoglobin (Hb) terhadap CO lebih besar dari pada afinitas Hb
terhadap O2 sehingga Hb lebih suka mengikat CO dari pada mengikat O2
(Sumardjo, 2008: 18).
E. Fungsi Darah
Menurut Sumadjo (2008: 18) fungsi darah dalam tubuh yaitu
1. Alat transfor berbagai jenis bahan kimia. Seperti transpor: zat makanan yang
telah diserap dalam usus ke jaringan-jaringan yang membutuhkan, zat sampah
atau zat buangan produk metabolisme dari seluruh jaringan ke alat-alat
eksretori, oksigen ke paru-paru ke jaringan, karbon dioksida dari jaringan ke
paru-paru, zat pengatur hormon dari sumbernya ke bagian tubuh tertentu.
2. Benteng pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dan benda asing oleh sel
darah putih dan antibodi yang beredar.
3. Pengatur, misalnya mengatur stabilitas suhu tubuh yaitu dengan penyebaran
panas badan, keseimbangan antara cairan darah dan cairan jaringan,
pemeliharaan kesetimbangan asam basa dalam tubuh.
Sel darah merah menghantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan
sebagian karbon dioksida. Sel darah putih menyediakan banyak bahan pelindung
dan karena gerakan fagositosis beberapa sel maka melindungi tubuh terhadap
serangan bakteri. Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan
jaringan; menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh
menerima makanannya. Dan merupakan kendaraan untuk mengangkut bahan
bungan ke berbagai organ ekskretonik untuk di buang. Hormon dan enzim
diantarkan dari organ ke organi dengan perantara darah (Wibowo, 2009: 168).
Menurut Pearce (2009: 138) fungsi plasma darah yaitu bekerja sebagai
medium perantara untuk penyaluran makanan mineral lemak, glukosa dan asam
amino ke jaringan. Protein plasma albumin berfungsi yaitu:
1. bertanggunng jawab atas tekanan osmotik yang mempertahankan volume
darah
2. banyak zat khusus yang beredar dalam gabungan dengan albumin
3. menyediakan protein untuk jaringan.
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


1 Alat
a Cawan porselin 2 buah
b Tabung reaksi 6 buah
c Rak tabung reaksi 1 buah
d Pipet tetes 5 buah
e Batang pengaduk 2 buah
f Magnetic stirer 1 buah
g Gelas ukur 10 ml 1 buah
h Gelas ukur 50 ml 1 buah
i Erlenmeyer 250 mL 1 buah
j Erlenmeyer 100 mL 1 buah
k Corong biasa 1 buah
l Gelas kimia 100 ml 1 buah
m Gelas kimia 500 ml 1 buah
n Bunsen 1 buah
o Hot plat 1 buah
p Botol semprot 1 buah
q Pisau 1 buah
r Klem kayu 2 buah
s Kaki tiga dan Kasa asbes @1 buah
t Lap kasar dan lap halus @1 buah
2 Bahan
a Darah ayam
b Larutan Asam klorida 0,1 N (HCl)
c Larutan Asam klorida 1 M (HCl)
d Larutan Kaliumheksasianoferrat (II) 0,2 M (K4Fe(CN)6)
e Larutan Kaliumheksasianoferrat (II) 2 M (K4Fe(CN)6)
f Larutan Hidrogen peroksida 3% (H2O2)
g Larutan Kalium sianida 0,2 M (KSCN)
h Asam nitrat 1 M (HNO3)
i Asam asetat 2 M (CH3COOH)
j Pereaksi benedict
k Pereaksi millon
l Larutan perak nitrat (AgNO3)
m Aquades (H2O)
n Kertas saring
o Tissue
p Kertas label
q Korek api
B. Prosedur Kerja
1 Penentuan Fe dalam hemoglobin
a Darah sebanyak 20 tetes dimasukkan kedalam cawan porselin, kemudian
mamanaskan hingga membara
b Setelah dingin, HCl 0,1 N dan HNO 3 yang telah dipanaskan sebelumnya
ditambahkan ke dalam cawan
c Campuran diaduk dan disaring filtratnya
d Filtrat yang di peroleh dalam tabung reaksi ditambahkan K 4Fe(CN)6 dan
tabung lain dengan KSCN
e Perubahan warna diamati pada setiap penambahan
2 Tes daya kayalitik darah
a H2O2 3% sebanyak 3 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu diamati
b Darah sebanyak 3 tetes ditambahkan kedalamnya
c Perubahan yang terjadi diamati sebelum dan sesudah pengamatan
3 Tes terhadap komponen- komponen darah
a Aquadest 50 ml dan 10 ml liter darah dimasukkan kedalam cawan porselin,
lalu panaskan pada pembakar spritus
b Asam asetat 2M ditambahkan 2 mL dan lanjutkan pemanasan hingga
terbentuk koagulasi, lalu menyaringnya
c Filtrat dibagi kedalam tiga buah tabung. Tabung pertama, kedua dan ketiga
masing- masing ditambahkan pereaksi benedict, millin dan pereaksi AgNO3
d Sedangkan endapan yang ada pada no. 2 dipijarkan, lalu ditambahkan HCl
kemudian 1 ml K4Fe(CN)6 2 M
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Uji Fe dalam Hemoglobin
No Akivitas Hasil
1. 20 tetes darah dipijarkan, didinginkan Gumpalan berwarna hitam
2. Ditambahkan HCl 0,1 N Larutan berwarna coklat
HNO 3 Larutan berwarna coklat
Ditambahkan encer yang

telah dipanaskan
3. - Filtrat berwarna bening
Larutan disaring
kekuningan
- Endapan warna hitam

4.
Filtratnya dibagi 2: Larutan hijau, endapan biru

a. Filtrat + K 4 Fe ( CN )6 0,2 M prusi


Larutan bening kecokelatan
b. Filtrat + KSCN 0,2 M

2. Uji Daya Katalitik Darah


No Akivitas Hasil
1. 3 mL H 2 O2 3% (bening) Larutan bening dan tidak ada
gelembung
+ 3 tetes darah (merah) Larutan merah dan ada
gelembung

3. Uji komponen-komponen darah


No Akivitas Hasil
1. 50 mL H2O + 10 mL darah Larutan berwarna merah
- Dipanaskan Larutan warna merah kecoklatan,
panas dan terdapat uap
Terbentuk gumpalan / koagulasi
- Ditambahkan 2 tetes CH3COOH
2M dan dipanaskan 5 menit Filtrat berwarna merah
Filtrat bening
- Disaring
- Diuapkan sampai dari volume
Larutan berwarna kuning
awal lalu disaring
Terdapat endapan putih
- Diuji dengan:
Terdapat endapan putih
Benedict Gumpalan berwarna hitam
AgNO3 5% Larutan cokelat
Millon Larutan hijau diantara gumpalan
Gumpalan dipijarkan
+ 3 tetes HCl 1M
+ 1 mL K4Fe(CN)6
2.

B. Pembahasan
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler
adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,
yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua
belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan,
sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah (Pearce, 2009: 133).
Teori koagulasi darah menurut Morowitz adalah sebagai berikut terjadi
kontak pada pembuluh darah sehingga rusak atau pecah. Jaringan yang robek ini
menyebabkan trombosit pecah dan membebaskan tromboplastin dengan bantuan
ion Ca akan mengaktifkan protrombin menjadi trombin. Trombin akan
mempengaruhi fibrinogen menjadi anyaman benang-benang fibrin sehingga akan
menutup jaringan yang rusak dan darah akan terperangkap. Secara alamiah,
trombin juga tidak ada dalam darah dalam bentuknya yang aktif atau wujud
koagulasi (gumpalan) dalam sirkulasi yang normal. Trombin mempunyai bentuk
prekursor di dalam darah yang disebut protrombin. Selama proses koagulasi
protrombin dirangsang oleh suatu kompleks yang disebut aktivator protrombin
yang memecah atau memisahkan enzim trombin dari protrombin. Waktu koagulasi
adalah lamanya waktu dari saat pengambilan darah sampai terjadinya koagulasi
(Marks, 1996).
Adapun faktor dalam pembekuan darah meliputi ion Ca2+, tromboplastin,
akselator trombosit, konvertin, faktor anti hemofilik. Pembekuan atau
penggumpalan darah disebut juga koagulasi darah. Dari situ akan terjadi suatu
masa yang menyerupai jeli yang kemudian menjadi massa yang memadat dengan
meninggalkan cairan jernih disebut serum (Poedjiadi, 1994).
Menurut Poedjiadi (1994), mekanisme pembekuan darah yaitu pertama,
jaringan mengalami cedera, trombosit yang mengalami lisis kemudian terjadi
pelepasan prekursor tromboplastin bereaksi dengan faktor antihemofilik (plasma)
dengan komponen tromboplastin membentuk tromboplastin. Kedua, Prokonvertin
diubah menjadi konvertin oleh ion Ca. Ketiga, protrombin dengan bantuan ion Ca,
konvertin, dan tromboplastin akan diubah menjadi trombin. Keempat, akselerator
globulin plasma in-aktif diaktifkan menjadi akselerator globulin serum aktif oleh
trombin. Kelima, protrombin diubah menjadi trombin. Terakhir, fibrinogen diubah
menjadi fibrin dengan bantuan trombin.
1. Penentuan Fe dalam Hemoglobin
Percobaan ini bertujuan untuk adanya kandungan Fe dalam hemoglobin
atau darah. Darah yang ada dalam cawan porselin dipanaskan hingga membara
untuk melepas atau menguapkan zat-zat lain selain Fe. Hasil pemanasan
membentuk gumpalan hitam kemudian ditambah HCl. Penambahan HCl yaitu
untuk melarutkan besi dan menghasilkan garam besi (III) dan gas hidrogen.
Campuran tersebut ditambahkan HNO3 yang sudah dipanaskan sebelumnya agar
dapat mempercepat reaksi dan untuk membentuk gas nitrogen oksida dan ion besi
(III) saat bereaksi dengan Fe. HNO3 berfungsi mengubah Fe2+ menjadi Fe3+.
Reaksinya yaitu:
Fe + 2 HCl Fe2+ + 2 Cl- + H2
Fe3+ + 8H+ + 2NO3 Fe3+ + 2NO + 4H2O
Penyaringan dilakukan untuk memisahkan filtrat dan endapannya. Filtrat dibagi
dua untuk dilakukan dua pengujian. Tabung pertama ditambahkan K 4Fe(CN)6
yang berfungsi untuk mengikat ion Fe2+, dengan persamaan reaksi :
Fe2+ + [Fe(CN)6] + 4 K+ Fe3+ + [Fe(CN)6]-4
4 Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4 Fe4[Fe(CN)6]3

Hasil yang diperoleh yaitu larutan berwarna hijau dengan endapan biru
prusi. Hasil ini telah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa besi (II) yang
direaksikan dengan K4Fe(CN)6 menghasilkan besi (II) heksasianaferat yang
berwarna biru prusi (Svehla, 1979: 262) yang menandakan ada Fe2+ dalam darah.
Tabung kedua diuji dnegan KSCN, fungsi KSCN untuk menguji ion Fe 3+
dengan reaksi:
Fe3+ + 3SCN- Fe(SCN)3
Hasil yang diperoleh yaitu larutan berwarna cokelat. Hasil yang diperoleh
telah sesuai dengan teori, dimana reaksi ini menghasilkan kompleks besi (III)
tiosianat, Fe(SCN)3, yang berwarna kuning kecokelatan yang menunjukkan
adanya Fe3+ yang terkandung dalam darah (Svehla, 1990).

2. Tes Daya Katalitik Darah


Percobaan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya enzim
katalase dalam darah yang mempercepat proses penguraian zat yang mengandung
O2. Daya katalitik darah merupakan kemampuan enzim katalase dalam darah
untuk mengkatalisis (menguraikan) pereaksinya. Percobaan dilakukan dengan
menambahkan beberapa tetes darah ke dalam larutan H2O2 3%. Hasil yang
diperoleh larutan berwarna merah dan terbentuk gelembung pada permukaan
larutan. Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori bahwa terbentuknya
gelembung menandakan adanya enzim katalase yang mempercepat proses
penguraian bolak-balik H2O2 sehingga percobaan sesuai dengan teori bahwa
terdapat enzim katalase dalam darah. Reaksi yang terjadi:
2H2O2 2H2O + O2

3. Tes Terhadap Komponen komponen Darah


Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi komponen
komponen yang ada dalam darah yang meliputi Cl- (klorida), asam amino, dan
gula pereduksi. Percobaan dilakukan dengan mengencerkan darah kemudian
dipanaskan. Kemudian selama pemanasan ditambahkan larutan CH3COOH yang
berfungsi untuk menggumpalkan musin, yakni glikoprotein karena darah
mengandung protein sehingga pada saat dipanaskan akan terjadi proses denaturasi
yaitu reaksi perubahan struktur sekunder, tersier dan kuartenerner pada protein
tanpa mengubah struktur primernya yakni ikatan peptida pada protein. Filtrat
diuapkan hingga setengahnya hal ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air
dalam filtrat. Jika terdapat gumpalan maka dilakukan penyaringan kembali yang
bertujuan untuk menghilangkan gumpalannya. Larutan yang diperoleh diuji
dengan larutan AgNO3, pereaksi Millon dan pereaksi Benedict.
a. Uji dengan AgNO3
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi adanya ion
Cl- dalam darah. Filtrat direaksikan dengan larutan AgNO3. Hasil yang diperoleh
berupa larutan keruh dan ada endapan putih. Hasil yang diperoleh telah sesuai
dengan teori bahwa dalam darah terdapat ion Cl - yang ditandai dengan adanya
endapan putih AgCl pada saat direaksikan dengan AgNO3.
Reaksi yang terjadi:
Cl- + AgNO3 AgCl(s) + NO3-
Endapan putih
b. Uji dengan pereaksi Millon
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi adanya
protein dalam darah. Filtrat direaksikan dengan larutanammonium molibdat. Hasil
yang diperolehberupa larutan bening dan ada endapan putih. Hasil yang diperoleh
telah sesuai dengan teori bahwa dalam darah terdapat ion protein yang ditandai
dengan adanya endapan putih pada saat direaksikan dengan ammonium molibdat.

Reaksi yang terjadi:

Endapan putih

c. Uji dengan peraksi Benedict


Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi adanya gula
pereduksi dalam darah. Filtrat direaksikan dengan larutan pereaksi Benedict. Hasil
yang diperoleh berupa larutan biru dan setelah dipanaskan berubah dari biru
mejadi hijau kemudian menjadi kuning. Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan
teori bahwa reagen Benedict ditambah karbohidrat pereduksi, kemudian
dipanaskan, akan terjadi perubahan warna dari biru jadi hijau jadi kuning
kemudian kemerah merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro
oksida bila jumlah karbohdirat pereduksi banyak (Sumardjo, 2010: 236-237).
Reaksi yang terjadi:
Prinsip kerja pada uji ini adalah endapan merah bata ynag terbentuk
dikarenakan glukosa darah mereduksi larutan benedict yang kemudian
membentuk Cu2O yang berwarna merah bata. Seharusnya larutan didapati
endapan merah bata setelah dipanaskan. Tidak adanya endapan pada larutan
dikarenakan beberapa faktor, seperti pemanasan yang kurang lama ataupun jumlah
karbohdirat pereduksinya sedikit.
Endapan merah bata dapat terbentuk pada larutan dikarenakan glukosa
darah dapat mereduksi larutan benedict membentuk Cu 2O ditandai warna merah
bata dengan reaksi sebagai berikut:

+ 2Cu2+ + 4OH- +Cu2O(S) +2H2O

Endapan (residu) hasil penyaringan dipijarkan sampai kering dan


ditambahkan larutan HCl 1 M yang berfungsi untuk melarutkan besi (Fe).
Campuran disaring dan didapatkan filtrat tak berwarna. Filtrat yang diperoleh
ditambahkan larutan K4Fe(CN)6 0,2 M yang berfungsi untuk mengidentidikasi
adanya ion Fe2+. Hasil yang diperoleh larutan berwarna kehijauan. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa larutan akan berubah warna dari hijau hingga biru prusi
tergantung konsentrasi Fe yang ada didalamnya. Reaksi yang terjadi:
Penambahan HCl
Fe + 2 HCl Fe2+ + 2 Cl- + H2
Penambahan K4Fe(CN)6
Fe2++ [Fe(CN)6]4- Fe3++ [Fe(CN)6]4-
4 Fe3++ [Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat ion Fe2+dan Fe3+ dalam darah. Fe2+ ditandai dengan larutan biru prusi
dan Fe3+ ditandai dengan larutan coklat.
2. Darah mengandung enzim katalase yang dapat mempercepat proses
penguraian hidrogen yang ditandai terbentuknya gelembung pada permukaan
larutan.
3. Komponen-komponen yang dikandung dalam darah adalah klorida (Cl-) yang
ditandai dengan adanya endapan putih AgCl, protein yang ditandai dengan
endapan putih dan glukosa yang ditandai dengan adanya larutan biru berubah
menjadi kuning ketika dipanaskan.
B. Saran
Kepada praktikan selanjutnya agar dalam pengambilan darah untuk tetap
melakukan pengadukan karena darah sanga mudah menggumpal.
DAFTAR PUSTAKA

Agustinus A. S. dan Monica Ester. 1996. Anatomi dan Fisiologi Sistem


Pernafasan dan Sistem Kardiovaskular. Jakarta: EGC.
Julianto, Tatang S. 2015. Biokimia: Biomolekul dalam Perspektif Al-Quran.
Yogyakarta: Deepublish.
Marks D.B., Allan Marks, dan Colleen M.S. 1996. Biokimia Kedokteran Dasar.
Jakarta: EGC.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Pudjaatmaka, A. Handaya. 2002. Kamus Kimia. Jakarta: Balai Pustaka.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasardasar Biokimia. Universitas Indonesia Press.
Jakarta.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.
Svehla, G. 1987. Analisis Anorganik Kualitatik Makro dan Semimikro. Jakarta
Kalman Media Pustaka.
Tamsuri, Anas. 2004. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Seri
Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Tim Dosen Biokimia. 2016. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Universitas
Negeri Makassar.
Wibowo, Daniel S. 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Penentuan Fe dalam hemoglobin
Hasil yang diperoleh pada tabung pertama berupa larutan berwarna hijau dan
terdapat endapan biru prusi. Reaksi yang terjadi:
Fe2++ [Fe(CN)6]4- Fe3++ [Fe(CN)6]4-

4Fe3++ [Fe(CN)6]4- Fe4[Fe(CN)6]3


biruprusi
Padatabungkeduadiperoleh larutan berwarna coklat. Reaksi yang terjadi:
Fe3++ SCN- Fe(SCN)3
coklat
2. Tes Daya Katalitik
Pada saat penambahan H2O2diperoleh larutan berwarna merah dan terbentuk
gelembung pada permukaan larutan menandakan adanya enzim katalase yang
mempercepat proses penguraian bolak-balik H2O2 sehingga percobaan sesuai
dengan teori bahwa terdapat enzim katalase dalam darah. Reaksi yang terjadi:

H2 + H2O2 H2O2 + H2
DOKUMENTASI

Fe dalam hemoglobin Tes daya katalik darah

Dipanaskan sampai membara Tes komponen darah


JURNAL PERCOBAAN

Judul Percobaan : Darah


Hari/tanggal Percobaan : Jumat, 9 Desember 2016
Nama : Mardianto Rabang
NIM : 1413041005
Kelas/kelompok : Pendidikan Kimia/ II(dua)
Anggota kelompok : 1. Arin Dayu S.
2. Nurlaelah
3. Darmawati
4. Muniratuzahra
Asisten : Ikshar, S.Si

A. Tujuan Percobaan
Pada akhir percobaan diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menentukan Fe dalam hemoglobin.
2. Mengetahui daya katalitik darah.
3. Mengetahui komponen-komponen dalam darah.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Cawan porselin : 2 buah
b. Tabung reaksi : 6 buah
c. Rak tabung reaksi : 1 buah
d. Pipet tetes : 8 buah
e. Batang pengaduk : 1 buah
f. Hot plate : 1 buah
g. Pengangas air : 1 buah
h. Magnetic stirrer : 1 buah
i. Gelas ukur 10 ml : 1 buah
j. Gelas kimia 50 ml : 1 buah
k. Corong biasa : 1 buah
l. Gelas kimia 100 ml : 1 buah
m. Gelas kimia 500 ml : 1 buah
n. Pembakar spiritus : 1 buah
o. Botol semprot : 1 buah
p. Kaki tiga dan kasa asbes : @ 1 buah
q. Lap kasar dan lap halus : @ 1 buah
2. Bahan
a. Darah ayam
b. Larutan asam klorida (HCl) 0,1 N
c. Larutan asam klorida (HCl) 1 M
d. Larutan kalium heksa siano ferrat (II) (K4Fe(CN)6) 0,2 M
e. Larutan kalium heksa siano ferrat (II) (K4Fe(CN)6) 2 M
f. Larutan hidrogen peroksida (H2O2) 3%
g. Larutan kalium tiosianat (KSCN) 0,2 M
h. Larutan asam nitrat (HNO3) 1 M
i. Larutan asam asetat (CH3COOH) 2 M
j. Larutan perak nitrat (AgNO3)
k. Aquades (H2O)
l. Pereaksi Benedict
m. Pereaksi Millon
n. Kertas saring
o. Korek api

C. Prosedur Kerja
1. Penentuan Fe dalam Hemoglobin
2. Tes Daya Katalitik Darah

3. Tes Terhadap Komponen-komponen Darah


Makassar, Desember 2016
Asisten Praktikan

Ikshar, S.Si MardiantoRabang

Anda mungkin juga menyukai