Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

A. Pendahuluan
Keselamatan dan kesehatan merupakan hal yang penting secara ekonomi,
moral, dan hukum, keselamatan dan kesehatan kerja telah menjadi isu penting.
Perusahaan sedang berusaha untuk tetap menguntungkan dalam ekonomi global
yang semakin kompetitif, untuk ini perusahaan menerapkan keselamatan dan
kesehatan kerja agar praktik bisnis tetap berjalan dengan baik. Bagi banyak
perusahaan besar program keselamatan, kesehatan, dan lingkungan merupakan
bentuk perlindungan kelangsungan hidup pekerjanya.
Dalam melaksanakan pekerjaannya tenaga kerja ini akan menghadapi
ancaman bagi keselamatan dan kesehatannya yang akan datang dari pelaksanaan
tugas mereka tersebut. Karena itu dalam rangka menjalankan usaha yang aman
(safe business), maka program perlindungan bagi karyawan melalui penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) harus dilakukan
secara konsisten. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970,
tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, tentang
Ketenagakerjaan, yang menyatakan kewajiban pengusaha melindungi tenaga kerja
dari potensi bahaya yang dihadapinya.

B. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 menerangkan bahwa keselamatan kerja
mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin, landasan tempat
kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, memberikan perlindungan sumber-sumber produksi
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat
kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk
menciptakan tempat kerja yang nyaman, dan sehat sehingga dapat menekan
serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit.
Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan
beserta prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial
dengan usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit umum.

C. Tujuan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Agar setiap pegawai/tenaga kerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya, selektif
mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai/tenaga kerja.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Agar tehindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai/tenaga kerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Tujuan dilaksanakannnya kesehatan dan keselamatan kerja di industri antara


lain adalah:
1. Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam
pekerjaannya
2. Orang lain yang berada di tempat kerja perlu menjamin keselamatannya
3. sumber-sumber produksi dapat diakai secara aman dan efisien
D. Dasar Hukum Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Beberapa dasar hukum yang berkaitan dengan penerapan progran


keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Dinyatakan dalam Undang-Undang ini pada pasal 86 yaitu :

1. Setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan


atas :

a) Keselamatan dan kesehatan kerja

b) Moral dan kesusilaan

c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia

d) Untuk melindungi keselamatan kerja atau buruh guna mewujudkan


produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja

b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1996 Tentang Ketentuan Pokok


Mengenai Tenaga Kerja

Dinyatakan dalam Undang-Undang ini bahwa :

1. Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas :

a) Keselamatan

b) Kesehatan

c) Kesusilaan
d) Pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama

2. Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yang meliputi :

a) Norma keselamatan kerja

b) Norma Kesehatan Kerja

c) Norma Kerja

d) Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal


kecelakaan kerja

c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Dinyatakan dalam Undang-Undang ini tujuan dari penerapan


keselamatan dan kesehatan kerja yaitu :

1. Agar pekerja dan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat dan selamat

2. Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aman


dan efisien

3. Agar proses produksi berjalan secara lancar tanpa hambatan

E. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko
kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi
bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja. Kondisi
bangunan adalah tempat atau bangunan yang digunakan untuk tempat bekerja
apakah telah memenuhi kriteria keselamatan bagi penghuni bangunan tersebut.
Kondisi mesin yang ada di perusahaan juga harus baik sehingga harus ada
penjadwalan perawatan mesin-mesin untuk proses produksi. Hal ini bertujuan
untuk mencegah kerusakan mesin yang dapat membahayakan operator. Kondisi
pekerja sangat menentukan terjadinya kecelakaan kerja. Faktor-faktor yang
menentukan kondisi pekerja yaitu :
1. Kondisi mental dan fisik
Kondisi tersebut sangat berpengaruh dalam menjalaankan proses produksi
karena dengan kondisi mental dan fisik yang buruk dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja.
2. Kebiasaan kerja yang baik dan aman
Pada saat melakukan pekerjaan, pekerja harus dapat dituntut untuk bekerja
secara disiplin agar tidak lalai yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
3. Pemakaian alat-alat pelindung diri
Kurangnya kesadaran dalam pemakaian alat-alat pelindung karena dirasa
tidak nyaman oleh pekerja dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.

F. Kesehatan Kerja
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental
dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan
melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan
dan pekerjaannya. Sejak beberapa abad yang lalu, Burlinhame menyatakan bahwa
melakukan suatu pekerjaan atau bekerja hakikatnya merupakan sumber kepuasan
manusia yang paling mendasar, katalis sosial dan sekaligus juga pelengkap status
serta martabat manusia.
Bila konsep tersebut dikaitkan dengan perubahan global pada berbagai
sektor dan perkembangan teknologi dewasa ini, maka semakin jelaslah bahwa
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan manusia harus dilakukan melalui
pekerjaan yang diselaraskan dengan lingkungaan yang aman, nyaman dan higienis
sehingga kesehatan, keselamatan dan produktivitas tenaga kerja senantiasa
terjamin.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap
sehat dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan
kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan
lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit
serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang ditentukan oleh empat faktor yakni:
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik/anorganik,
logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, mikroorganisme) dan ssosial
budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan dan tingkah laku.
3. Pelayanan kesehatan: promotif, preventif, perawatan, pengobatan, pencegahan
kecacatan, rehabilitasi, dan;
4. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
Interaksi dari berbagai faktor tersebut sangat mempengaruhi tingkat
kesehatan seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di tempat kerja.
Dengan demikian, dalam pengelolaan kesehatan keempat faktor tersebut perlu
diperhatikan, khususnya dalam aspek lingkungaan dan pelayanan kesehatan.
Hubungan antara pekerjaan dan kesehatan seseorang mulai dikenal sejak
beberapa abad yang lalu, antara lain dengan didapatkannya penyakit akibat cacing
atau gejala sesak napas akibat timbunan debu dalam paru pada pekerja
pertambangan.
Kaitan timbal balik pekerjaan yang dilakukan dan kesehatan pekerja
semakin banyak dipelajari dan terus berkembang sejak terjadinya revolusi
industri. Pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi
sebaliknya pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan
pekerja bila dikelola dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat
mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerjaan yang sehat memungkinkan
tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang
terganggu kesehatannya.
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha
preventif atau kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar
kesehatan pada sektor industri saja melainkan juga mengarah pada upaya
kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (Total health of all
at work). Dan ilmu ini tidak hanya hubungan antara efek lingkungan kerja dengan
kesehatan, tetapi juga hubungan antara status kesehatan pekerja dengan
kemampuannya untuk melakukan tugas yang harus dikerjakannya, dan tujuan dari
kesehatan kerja adalah mencegah timbulnya gangguan kesehatan daripada
mengobatinya.
Sebagai bagian spesifik keilmuwan dalam kesehatan masyarakat, kesehatan
kerja lebih memfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup
tenaga kerja melalui penerapan upaya kesehatan yang bertujuan untuk:
1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan pekerja
2. Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat
lingkungan kerja atau pekerjaannya.
3. Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental dan
pendidikan atau keterampilannya.
4. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerja.
Sedangkan rekomendasi sidang bersama ILO/WHO pada tahun 1995,
menekankan upaya pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan kapasitas kerja,
perbaikan lingkungan dan pekerjaan yang mendukung keselamatan dan kesehatan
pekerja serta mengembangkan organisasi dan budaya kerja agar tercapai iklim
sosial yang positif, kelancaran produksi dan peningkatan produktivitas.
Kesehatan kerja mencakup kegiatan yang bersifat komprehensif berupa
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Upaya promotif berupa
penyuluhan, pelatihan dan peningkatan pengetahuan tentang upaya hidup sehat
dalam bekerja, disamping kegiatan pencegahan (preventif) terhadap risiko
gangguan kesehatan, lebih mengemuka dalam disiplin kesehatan kerja.
Kesehatan kerja diartikan sebagai spesialis ilmu kesehatan yang
menganalisa akibat praktek dan cara kerja terhadap derajat kesehatan pekerja yang
bersangkutan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental, serta menganalisa
alternatif usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan
akibat kerja dan lingkungan kerja. Kesehatan kerja bersifat medis dan sasarannya
adalah manusia atau pekerja. Kesehatan kerja adalah kondisi yang dapat
mempengaruhi kesehatan para pekerja seperti :
1. Kurangnya pencahayaan yang mengakibatkan sakit mata.
2. Tidak adanya sistem sirkulasi udara sehingga debu-debu atau partikel-partikel
kecil akan mengganggu sistem pernapasan pekerja.
3. Pekerja yang bekerja dengan menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya.
4. Tingkat kebisingan yang melebihi batas ambang pendengar yang dapat
mengakibatkan ketulian pada pekerja
Kondisi di atas memerlukan pencegahan dengan melakukan tindakan-
tindakan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan pekerja secara berkala.
2. Memberikan keterangan prosedur kerja sebelum bekerja.
3. Pembuatan ventilasi yang baik.
4. Mengubah cara-cara kerja yang dapat menyebabkan penyakit kerja.
5. Pemakaian alat-alat pelindung diri secara teratur dan disiplin untuk
menghindari resiko kecelakaan kerja.

G. Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) meliputi:
1. Faktor manusia/pribadi (personal factor)
Faktor manusia disini meliputi, antara lain kurangnya kemampuan fisik,
mental dan psikologi, kurangnya pengetahuan dan keterampilan/keahlian, dan
stress serta motivasi yang tidak cukup.
2. Faktor kerja/lingkungan
Meliputi, tidak cukup kepemimpinan dan pengawasan, rekayasa,
pembelian/pengadaan barang, perawatan, standar-standar kerja dan
penyalahgunaan.
H. Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
Aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) meliputi:
1. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan
dalam beraktifitas bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi
kerja, seperti ventilasi, suhu, penerangan dan situasinya.
2. Alat kerja dan bahan
Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh
perusahaan untuk memproduksi barang. Dalam memproduksi barang, alat-alat
kerja sangatlah vital yang digunakan oleh para pekerja dalam melakukan kegiatan
proses produksi dan disamping itu adalah bahan-bahan utama yang akan dijadikan
barang.
3. Cara melakukan pekerjaan
Setiap bagian-bagian produksi memiliki cara-cara melakukan pekerjaan
yang berbeda-beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya
dilakukan oleh karyawan dalam melakukan semua aktifitas pekerjaan, misalnya
menggunakan peralatan yang sudah tersedia dan pelindung diri secara tepat dan
mematuhi pertaturan penggunaan peralatan tersebut dan memahami cara
mengoperasionalkan mesin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
antara lain:
1. Beban kerja
Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
2. Kapasitas kerja
Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik,
maupun psikososial.
I. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Manajemen sebagai satu ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial dan
eksak tidak terlepas dari tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja, baik
dari segi perencanaan maupun pengambilan keputusan dan organisasi. Manajemen
seharusnya menyadari :
1. Adanya biaya pencegahan
2. Kerugian akibat kecelakaan menimpa karyawan dan peralatan
3. Antara biaya pencegahan dan kerugian akibat kecelakaan terdapat selisih yang
sukar ditetapkan
4. Kecelakaan kerja selalu menyangkut manusia, peralatan, dan proses.
5. Manusia merupakan faktor dominan dalam setiap kecelakaan.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah penting dalam


setiap masalah operasional, baik di sektor tradisional maupun sektor modern.
Masalah yang terjadi khususnya dalam masyarakat yang sedang beralih dari satu
kebiasaan kepada kebiasaan lain, perubahan-perubahan pada umumnya
menimbulkan beberapa permasalahan yang jika tidak ditanggulangi secara cermat
dapat membawa berbagai akibat buruk bahkan fatal.
Permasalahan yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja memerlukan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja komprehensif antara lain dengan :
1. Menghimpun informasi dan data kasus kecelakaan secara periodik
2. Mengidentifikasi sebab-sebab kasus kecelakaan kerja
3. Menganalisa dampak kecelakaan kerja bagi pekerja sendiri, bagi pengusaha
dan bagi masyarakat pada umumnya.
4. Merumuskan saran-saran bagi pemerintah, pengusaha dan pekerja untuk
menghindari kecelakaan kerja.
5. Memberikan saran mengenai sistem kompensasi atau santunan bagi mereka
yang menderita kecelakaan kerja.

Pemerintah mengajak pengusaha dan serikat pekerja untuk menyusun


kebijaksanaan dan program yang melindungi pekerja, masyarakat dan lingkungan
dari kecelakaan kerja. Pengusaha diwajibkan menyusun sistem pencegahan
kecelakaan kerja termasuk identifikasi dan analisis sumber kecelakaan, cara
mengurangi akibat kecelakaan, perencanaan dan pemasangan instalasi pengaman,
penugasan tenaga khusus dan ahli di bidang keselamatan kerja, melaksanakan
inspeksi secara regular, serta menyusun program penyelamatan darurat bila terjadi
bencana atau kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja. Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja:
PER. 05/MEN/1996, penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dibagi
menjadi tiga tingkatan yang kemudian akan digunakan sebagai dasar audit internal
perusahaan yaitu:
1. Tingkat awal adalah perusahaan kecil atau perusahaan dengan tingkat resiko
rendah harus menetapkan sebanyak 64 kriteria.
2. Tingkat transisi adalah perusahaan sedang atau perusahaan dengan tingkat resiko
menengah harus menetapkan sebanyak 122 kriteria
3. Tingkat lanjutan adalah perusahaan besar atau perusahaan dengan tingkat resiko
tinggi harus menetapkan sebanyak 166 kriteria.

Dalam penentuan kriteria perusahaan juga dapat ditentukan melalui kriteria


kebakaran suatu perusahaan, sebagai contoh apabila perusahaan tersebut
berhubungan dengan logam maka perusahaan tersebut dapat dikategorikan
sebagai perusahaan dengan kategori sedang dua, dan disimpulkaan bahwa
perusahaan tersebut perusahaan menengah
Daftar Pustaka

1. Benardin John & Russel, Joyce (1993). Human Resources Management: an


Experimental Approach. Singapura; Mc Graw-Hill. Inc.
2. Geery, Silaban (2008). Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja dan Pengusaha
atau Pengurus yang ditetapkan dalam Peraturan Perundangan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja.Medan: USU Press.
3. Heinrich, Herbert William (1980). Industrial Accident Prevention. New York:
Mc Graw-Hill
4. Ridley, John (2008). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai