Anda di halaman 1dari 22

PENGAUDITAN II

Pengauditan Siklus Persediaan Dan Penggudangan

Kelompok VII

I Gusti Agung Sri Mustika Putra 1406305084

I Gede Adhi Adnyana 1406305157

Agung Ridangga Puri 1406305158

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2016

0
PENGAUDITAN SIKLUS PERSEDIAAN DAN PENGGUDANGAN
Siklus persediaan dan penggudangan adalah siklus yang unik karena erat
hubungannya dengan siklus-siklus transaksi yang lain. Pada sebuah perusahaan manufaktur,
bahan baku masuk ke siklus persediaan dan penggudangan dari siklus pembelian dan
pembayaran, sedangkan biaya tenaga kerja langsung masuk melalui siklus penggajian dan
personalia. Siklus persediaan dan penggudangan berakhir dengan terjadinya penjualan barang
dalam siklus penjualan dan permintaan barang.
Audit atas persediaan, terutama pengujian saldo akhir tahun persediaan, seringkali
sangat kompleks dan banyak memakan waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kompleksitas pengauditan persediaan antara lain:
a) Persediaan seringkali merupakan akun dengan saldo terbesar dalam neraca.
b) Persediaan seringkali berada pada lokasi yang berbeda (tersebar), sehingga
menyulitkan pengawasan dan perhitungannya.
c) Persediaan barang tertentu seperti berlian, bahan kimia, dan sukucadang peralatan
elektronik sering menyulitkan auditor untuk mengobservasi dan menilainya.
d) Penilaian persediaan kadang-kadang juga sulit apabila diperlukan penaksiran atas
barang yang sudah using (kuno), dan apabila biaya manufaktur harus dialokasokan ke
persediaan.
e) Terdapat beberapa metoda penelitian persediaan yang diakui oleh standar akuntansi
keuangan dan sejumlah entitas menerapkan metoda penilaian yang berbeda untuk
berbagai jenis persediaan.

1. Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus dan Dokumen Serta Catatan Yang


Bersangkutan
Persediaan bisa memiliki berbagai macam bentuk, tergantung sifat entitasnya. Untuk
perusahaan dagang pengecer dan pedagang besar, akun terbesar dalam nereca sering berupa
persediaan barang dagangan yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari siklus persediaan
dan penggudangan, kita akan menggunakan perusahaan menufaktur sebagai contoh, yang
persediaanya bisa meliputi bahan baku, perlengkapan, dan suku cadang untuk digunakan
dalam produksi, barang dalam proses yang masih akan diolah lebih lanjut, dan barang jadi
yang siap untuk dijual.
Siklus persediaan dan penggudangan dapat dipandang sebagai dua sistem terpisah
tetapi berkaitan erat, yang satu menyangkut aliran fisik barang dan lainnya adalah aliran
biaya yang bersangkutan

1
(a) Pembuatan Order Pembelian
Siklus pembeliaan dan penggudangan dimulai dengan adanya permintaan bahan baku
untuk produksi. Pengendalian yang memadai perlu diciptakan apakah pembelian persediaan
untuk bahan baku (dalam perusahaan menufaktur) ataukah untuk barang jadi (dalam
perusahaan dagang pengecer. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan untuk
meminta agar bagian pembelian memesan persediaan. Permintaan ini bisa diinisiasi oleh
pegawai gudang ketika bahan baku dibutuhkan, atau oleh perangkat lunak computer yang
secara otomatis akan memesan barang ketika persediaan mencapai tingkat tertentu, dipesan
ketika ada permintaan untuk kebutuhan produksi, atau dipesan secara rutin setelah dilakukan
perhitungan persediaan periodik.
(b) Penerimaan Bahan Baku
Penerimaan bahan baku, yang juga merupakan bagian dari siklus pembelian dan
pembayaran, meliputi inspeksi atas barang yang diterima untuk memeriksa kebenaran jumlah
maupun kualitasnya. Bagian penerimaan membuat laporan penerimaan barang yang akan
menjadi salah satu dokumen yang diperlukan sebelum pembayaran bisa dilakukan. Setelah
diperiksa, bahan baku dikirim ke gudang dan copy dari laporan penerimaan barang, atau
electronic notifications berkenaan dengan penerimaan barang, biasanya dikirim juga ke
bagian pembelian, bagian gudang, dan bagian piutang usaha. Pengawasan dan
pertanggungjawaban diperlukan setiap pengiriman/perpindahan barang.
(c) Penggudangan Bahan Baku
Segera setelah diterima, bahan baku biasanya disimpan dalam gudang. Apabila bagian
lain memerlukan bahan baku untuk produksi, pegawai dari bagian produksi mengirimakan
permintaan bahan baku telah mendapat otoritas dari kepala bagian produksi, perintah kerja,
atau dokumen serupa itu, yang menyebutkan jenis dan jumlah material yang diperlukan.
Dokumen permintaan ini digunakan untuk memutahirkan master file persediaan perpentual
dan mencatat pengiriman dari bahan baku kea kun persediaan barang dalam proses. Pada
entitas yang memiliki manajemen persediaan terintegrasi dan menggunakan sistem akuntansi
berkomputer, pemutahiran ini berlangsung secara otomatis.
(d) Pengolahan Barang
Proses pengolahan barang sangat bervariasi antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainnya.perusahaan menentukan barang yang akan diproduksi berdasarkan
pesanan tertentu dari konsumen, ramalan penjualan, tingkat persediaan yang ditetapkan di
muka, atau atas dasar lain. Biasanya perusahaan memiliki bagian khusus yang
bertanggungjawab untuk menentukan jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi.

2
(e) Penyimpanan Barang Jadi
Setelah barang jadi selesai, barang-barang tersebut disimpan di gudang, menunggu
pengiriman ke konsumen. Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang
baik, persediaan barang jadi berada dalam pengawasan fisik di lokasi yang terpisah, di area
yang hanya bisa dimasuki oleh petugas tertentu. Pengendalian atas barang jadi sering
dipandang sebagai bagian dari siklus penjualan dan penerimaan piutang.
(f) Pengiriman Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penerimaan
piutang. Pengiriman barang ke konsumen dalam pertukaran dengan kas atau asset lainnya.
Pada kebanyakan transaksi penjualan, pengiriman sesungguhnya menjadi penyebab
terjadinya pengakuan piutang dan penjualan dalam sistem akuntansi. Oleh kerena itu,
pengiriman barang jadi harus diotorisasi dengan menggunakan dokumen pengiriman barang
yang tepat.
1) Master Files Persediaan Perpetual
Master file persediaan perpentual adalah suatu catatan yang biasanya secara khusus
digunakan untuk bahan baku dan barang jadi. Kebanyakan perusahaan tidak
menyelenggarakan catatan perpentual untuk barang dalam proses.
Master file perpetual persediaan biasanya berisi tentang jumlah unit persediaan yang
dibeli, dijual,dan sisa dalam persediaan.untuk pembelian bahan baku, master file persediaan
perpentual dimutakhirkan secara otomatis ketika pembelian persediaan diproses sebagai
bagian dari pencatatan pembelian.
Transfer bahan baku dari gudang harus dimasukkan tersendiri ke computer untuk
memutakhirkan catatan perpentual. Biasanya hanya jumlah unit saja yang harus dimasukkan
ke computer, karena computer menemtukan biaya unit dari master file.
Persediaan perpetual barang jadi berisi informasi sama dengan perpentual bahan baku
tetepi lebih kompleks karena selain biaya juga disertai dengan unitnya. Biaya pokok barang
jadi terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, yang
seringkali memerlukan pengalokasian dan pembukuan yang rinci. Apabila perpentual barang
jadi meliputi biaya pokok per unit, catatan akuntansi biaya harus diintegrasikan ke sistem
komputer.

3
2. Bagian-Bagian Dalam Pengauditan Persediaan
Tujuan keseluruhan pengauditan siklus persediaan dan penggudangan adalah untuk
memberikan asurans bahwa laporan keuangan menyajikan bahan baku, barang dalam proses,
dan persediaan barang jadi secara wajar.
Audit atas siklus persediaan dan penggudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas
dalam siklus sebagai berikut:
1) Pembelian dan pencatatan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead.
2) Transfer asset dan biaya internal.
3) Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya.
4) Observasi perhitungan fisik persediaan.
5) Penetapan harga dan kompilasi persediaan.
(a) Pembelian dan Pencatatan Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, Dan Overhead
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal ketiga fungsi
ini dan kemudian melakukan pengujian pengendalian serta pengujian subtantif golongan
transaksi pada kedua siklus yaitu siklus pembelian dan pembayaran, serta siklus penggajian
dan personalia. Pengujian-pengujian tersebut harus memuaskan auditor bahwa pengendalian
yang berkaitan dengan pembelian bahan baku dan biaya manufaktur beroperasi secara efEktif
dan bahwa transaksi pembelian telah ditetapkan dengan benar. Apabila tenaga kerja langsung
merupakan bagian yang signifikan dari persediaan barang yang diproduksi, auditor harus
memeriksa ketetapan akuntansi untuk biaya-biaya yang tercakup dalam siklus pengajian dan
personalia.
(b) Transfer Aset Dan Biaya Internal
Klien mencatat aktivitas dalam catatan akuntansi biaya yang independen terhadap
siklus lain dan diuji sebgai bagian dari audit atas siklus persediaan dan penggudangan.
(c) Pengiriman Barang dan Pencatatan Pendapatan Dan Biaya
Pencatatan pengiriman barang dan biaya yang bersangkutan merupakan fungsi
terakhir. Karena ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan pengumpulan piutang,auditor
memperoleh pemahaman dan menguji pengendalian internal atas pencatatan pengiriman
sebagai bagian dari pengauditan atas siklus tersebut, termasuk prosedur-prosedur untuk
memeriksa ketelitian pengkreditan atas catatan persediaan dalam master file persediaan.
(d) Observasi Perhitungan Fisik Persediaan
Auditor harus mengobservasi (mengamati) perhitungan fisik persediaan yang
dilakukan klien untuk memastikan bahwa persediaan terbukukan sungguh-sungguh ada pada
tanggal neraca dan telah dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis

4
bukti penting yang digunakan untuk memeriksa keberadaan dan penghitungan persediaan,
lebih-lebih jika persediaan material terhadap laporan keuangan.
(e) Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan
Biaya perolehan yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk
menentukan apakah klien telah menerapkan metoda persediaan yang sesuai dengan standar
akuntansi dan kinsistn dengan tahun sebelumnya. Prosedur audit yang digunakan untuk
memeriksa biaya perolehan ini disebut pengujian harga. Selain itu, auditor juga harus
melakukan, pengujian kompilasi persediaan yaitu pengujian yang dilakukan untuk memeriksa
apakah perhitungan fisik tekah diikhtisarkan dengan benar, jumlah dan harga telah dikalikan
dengan benar, dan hasil perkalian tersebut telah dijumlahkan vertical untuk kemudian
dicocokkan dengan saldo di buku besar.

3. Pengauditan Akuntansi Biaya


Pembahasan tentang pengauditan akuntansi biaya akan kita mulai dengan transfer
internal, mulai dari bahan baku ke barang dalam proses dan kemudian ke persediaan barang
jadi.
Sistem dan pengendalian akuntansi biaya berbeda-beda antar perusahaan yang satu
dengan perusahaan lainnya. Perbedaan ini sangat bervariasi dan lebih banyak disbanding
dengan bidang audit kainnya karena keanekaragaman unsur persediaan dan tingkat
kecanggihan yang diinginkan manajemen.
(a) Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengaendalian akuntansi biaya adalah pengendalian yang berkaitan dengan proses yang
memengaruhi persediaan fisik dan jejak biaya sejak biaya bahan baku diminta hingga
selesainya hasil produksi dan memindahkannya ke gudang. Pengendalian ini dapat dibagi
menjadi dua ketegori utama sebagai berikut:
1) Pengendalian fisik atas persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
2) Pengendalian atas biaya yang bersangkutan.
Hampir semua perusahaan memerlukan pengawasan fisik atas asset-asetnya untuk
mencegah terjadinya kerugian akibat penyalahgunaan dan pencurian. Untuk melindungi
asset, kebanyakan perusahaan memisahkan secara fisik dan membatasi akses ke area
penyimpanan barang (gudang) bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi untuk
mengawasi pergerakan persediaan.

5
Master file persediaan perpetual diselenggarakan oleh orang yang tidak bertugas
menyimpan asset atau tidak memiliki akses ke asset adalah pengendalian akuntansi biaya
untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:
1) Menyediakan catatan tentang persediaan yang ada, yang digunakan untuk
menginisiasi produksi atau permintaan tambahan bahan baku atau barang.
2) Menyediakan suatu catatan tentang pemakaian bahan baku dan penjualan barang
jadi, yang bisa direview untuk melihat ada tidaknya barang yang usang atau
lambat laku.
3) Menyediakan catatan yang dapat menunjukkan penanggungjawabannya apabila
terjadi selisih antara hasil perhitungan fisik dengan jumlah yang tercantum dalam
catatan perpentual.
Selain itu, pengendalian internal yang memadai yang mengintegrasikan catatan
produksi dan akuntasi untuk menyediakan data biaya yang akurat untuk semua produk sangat
penting untuk membantu manajemen dalam menetapkan harga barang jadi, mengendalikan
biaya, dan menetapkan harga pokok persediaan.
(b) Pengujian Akuntansi Biaya
Konsep pengauditan akuntansi biaya persediaan tidak berbeda dengan apa yang telah kita
bahas untuk siklus-siklus transaksi lainnya, yaitu: memahami pengendalian internal dalam
sistem akuntansi biaya, menilai risiko pengendalian direncanakan, menentukan luasnya
pengujian pengendalian, dan merancang pengujian pengendalian dan pengujian subtantif
golongan transaksi untuk memenuhi tujuan audit transaksi. Auditor biasanya menekankan
pada empat aspek akuntansi biaya sebagai berikut:
1) Pengendalian fisik atas persediaan.
2) Dokumentasi dan catatan untuk perpindahan persediaan.
3) Master file persediaan perpetual.
4) Catatan harga pokok perunit
(c) Pengendalian Fisik
Pengujian atas pengendalian fisik bahan baku,barang dalam proses, dan barang jadi
yang dilakukan auditor biasanya dibatasi pada observasi dan meminta keterangan. Auditor
dapat memeriksa area gudang bahan baku untuk menentukan apakah persediaan dilindungi
dari kemungkinan pencurian dan penyalahgunaan dengan menggunakan gudang berkunci
atau alat pengaman lainnya, termasuk ada tidaknya penanggungjawab penyimpangan dalam
gudang. Apabila auditor berkesimpulan bahwa pengendalian fisik sangat tidak memadai
sehingga persediaan akan menjadi sulit untuk dihitung dengan tepat, maka auditor harus
memperluas observasi atas pengujian perhitungan fisik persediaan untuk memastikan bahwa
penghitungan yang memadai telah dilakukan.

6
(d) Dokumentasi dan Catatan untuk Perpindahan Persediaan
Pada waktu mengaudit perpindahan persediaan, auditor pertama harus memahami
pengendalian internal klien dalam pencatatan perpindahan sebelum auditor melakukan
pengujian yang relevan. Setelah pengendalian internal dipahami,auditor akan mudah
melakukan pengujian pengendalian atau pengujian subtantif golongan transaksi, dengan
memeriksa dokumen dan catatan untuk menguji keterjadian dan ketelitian perpindahan
barang dari gudang bahan baku ke pabrik.
(e) Master File Persediaan Perpentual
Auditor menguji master file persediaan perpentual dengan memeriksa dokumentasi
yang mendukung penambahan dan pengurangan jumlah persediaan dalam master file.
Pengujian ketelitian master file persediaan perpentual relative mudah setelah auditor
menentukan kecukupan rancangan dan implementasi pengendalian internal persediaan dan
menilai tingkat risiko pengendalian. Auditor menguji catatan perpentual untuk pembelian
bahan baku dalam siklus pembelia n dan pembayaran, sedangkan pengurangan dalam barang
jadi karena adanya penjualan diuji dalam siklus penjualan dan penerimaan piutang.
Pada kebanyakan perusahaan, dokumen tradisional yang ada hanya dalam bentuk
elektronik dan sistem pengendalian perpentual diintegrasikan dengan siklus akuntansi lain.
Sebagai akibatnya,auditor bisa menguji pengendalian computer untuk mendukung
pengurangan dalam risiko pengendalian, yang selanjutnya akan mengurangi pengujian
subtansifdan berdampak pada efisiensi audit.
(f) Catatan Harga Pokok Per Unit
Pada waktu melakukan pengujian atas catatan persediaan, auditor pertama-tama harus
mendapatkan pemahaman tentang pengendalian internal dengan sistem akuntansi biaya.
Pemahaman ini bisa memakan banyak waktu karena aliran biaya diintegrasikan dalam catatan
akuntansi dalam tiga siklus lainnya, yaitu: pembelian dan pembayaran, penggajian dan
personalia, dan penjualan dan pengumpulan piutang.
Setelah auditor memahami pengendalian internal uang memengaruhi
catatan,akuntansi biaya ,pendekatan terhadap verifikasi internal atas catatan akuntasi biya
menyangkut konsep yang sama seperti yang telah kita bahas dalam verifikasi terhadap
transaksi pembelian,penggajian,dan penjualan. Auditor biasanya menguji catatan akuntansi
biaya sebagai bagian dari pengujian atas pembelian, penggajian, dan penjualan untuk
menghindari pengujia catatan lebih dari sekali dan untuk meningkatkan efisiensi audit. Ketika
menguji trnsaksi pembelian, auditor harus menelusur jumlah unit dan biaya perolehan bahan
baku per unit ke catatan penambahan dalam master file persediaan perpentual dan total biaya

7
ke akuntansi biaya. Demikian pula, ketika klien menyelenggarakan data biaya tenaga kerja
untuk pesanan yang berbeda,auditor harus menelusur dari ikhtisar biaya tenaga kerja
langsung ke catatan biaya per pesanan pada saat auditor mengaudit penggajian.
Manajemen biasanya mengalokasikan overhead dengan menggunakan total biaya
tenaga kerja langsung sebagai basisi pengalokasian. Dalam situasi demikian, tariff overhead
merupakan rata-rata dari total biaya overhead pabrik dibagi dengan total biaya tenaga kerja
langsung. Karen auditor menguji total biaya overhead pabrik sebagai bagian dari pengujian
siklus pembelian dan pembayaran dan pengujian biaya tenaga kerja langsung sebagai bagian
dari siklus penggajian dan personalia, seandainya biaya overhead pabrik dibebankan atas
dasar jam kerja mesin, auditor harus memeriksa kewajaran jam kerja mesin dalam perusahaan
klien.
Karena pengendalian internal atas catatan akuntansi biaya bervariasi sangat signifikan
pada berbagai perusahaan, maka pengujian uang spesifik tidak dibahas disini. Auditor harus
merancang pengujian sesuai berdasarkan pemahamannya tentang catatan akuntansi biaya dan
seberapa jauh bisa dipercaya untuk mengurangi pengujian subtnantif.

4. Prosedur Analitis
Tabel Prosedur Analitis Siklus Persediaan dan Penggudangan
Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian
Membandingkan persentase laba kotor Lebih saji atau kurang saji persediaan dan
dengan tahun lalu. harga pokok penjualan.
Membandingkan kecepatan perputaran Keusangan persediaan yang mempengaruhi
persediaan dengan tahun lalu. persediaan dan harga pokok penjualan. Lebih
saji atau kurang saji persediaan.
Membandingkan harga pokok per unit Lebih saji atau kurang saji harga pokok per
dengan tahun lalu. unit yang mem[engaruhi persediaan dan harga
pokok penjualan.
Membandingkan biaya produksi tahun ini Kesalahan penyajian harga pokok per unit
dengan tahun lalu. persediaan, terutama biaya tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik, yang
mempengaruhi persediaan dan harga pokok
penjualan.

5. Observasi Fisik Persediaan

8
Karena persediaan sangat berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang
perusahaan lainnya, maka pemahaman tentang bisnis usaha klien menjadi lebih penting baik
untuk observasi fisik persediaan maupun untuk penetapan harga serta kompilasi daripada
untuk area-area audit yang lain. Contoh pertimbangan kunci yang harus dilakukan auditor
meliputi metoda penilaian persediaan yang harus dipilih oleh manajeman,potensi terjadinya
keusangan persediaan, risiko bahwa persediaan barang konsinyasi bercampur baur dengan
persediaan milik perusahaan sendiri.
Auditor seringkali baru mengenal persediaan yang terdapat pada perusahaan klien,
setelah melakukan inspeksi langsung dengan meninjau (tour) ke fasilitas-fasilitas persediaan
klien,seperti misalnya tepat penerimaan bahan baku yang diibeli, penyimpanan di gudang,
area produksi perencanaan ,dan pencatatan pembukuan. Peninjau sebaiknya dipandu oleh
mandor (supervisor) yang dapat menjawab pertanyaan tentang produksi, terutama tentang
setiap perubahan dalam pengendalian internal dan proses lainnya sejak tahun lalu.
Dengan memahami pengaruh bisnis klien terhadap persediaan, auditor menilai risiko
bisnis klien untuk menentukan apakah risiko tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya
kesalahan penyajian internal material dalam persediaan. Setelah menilai risiko bisnis klien,
auditor menentukan materialitas pelaksanaan dan menilai risiko inheren untuk persediaan,
yang pada umunya tinggi pada bidang-bidang usaha seperti manufaktur dan perusahaan
dagang. Auditor sering menilai tinggi risiko inheren untuk perusahaan-perusahaan dengan
persediaan yang signifikan, tergantung pada situasi yang dihadapi. Auditor juga sering
mengkhawatirkan terjadinya kesalahan penyajian apabila persediaan disimpan di berbagai
lokasi, metoda perhitungan harga pokoknya rumit,dan kemungkinan.
Pada waktu menilai risiko pengendalian, auditor terutama memusatkan perhatian pada
pengendalian internal atas catatan perpentual, pengawasan fisik, penghitungan pengendalian,
kompilasi persediaan serta penetapan harganya. Sifat dan luasnya ini bervariasi antara
perusahaan satu dengan perusahaan lainnya.

6. Persyaratan Observasi Persediaan


Di Amerika Serikat, auditor diwajibkan untuk melakukan observasi atas perhitungan
fisik persediaan sejak terjadinya kecurangan menggemparkan berupa pencatatan persediaan
yang senyatanya tidak ada oleh McKensson & Robbins company pada tahun 1938.
Kecurangan tersebut tidak terdeteksi karena auditor tidak mengobservasi perhitungan fisik
persediaan yang pada waktu itu memang merupakan persyaratan yang harus dilakukan
auditor.

9
Standar audit (SA 501.4) berisi ketentuan sebagai berikut:
Jika persediaan berjumlah material dalam laporan keuangan, auditor harus memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat tentang eksistensi dan kondisi persediaan dengan:
(a) Menghadiri perhitungan fisik persediaan, kecuali jika praktis, untuk:
1. Mengevaluasi instruksi dan prosedur manajemen untuk mencatat dan
mengendalikan hasil penghitungan persediaan fisik
2. Mengobservasi pelaksanaan prosedur perhitungan yang dibuat oleh manajemen.
3. Menginspeksi persediaan
4. Menguji penghitungan fisik (test count).
(b) Melaksanakan prosedur audit atas catatan persediaan final untuk menentukan apakah
catatan tersebut mencerminkan hasil penghitungan fisik aktual
Hal penting dalam standar audit adalah pemisah antara siapa yang bertanggungjawab
untuk melakukan perhitungan fisik dan siapa yang siapa yang melakukan observasi atas
perhitungan fisik. Klien bertanggungjawab untuk menetapkan prosedur perhitungan fisik
yang akurat dan melaksanakan serta mencatat hasil perhitungan tersebut. Auditor
bertanggungjawab untuk mengevaluasi dan mengobservasi prosedur klien, termasuk
melakukan pengujian perhitungan (test count),persediaan, dan menarik kesimpulan tentang
kecukupan dan penghitungan fisik persediaan.
(a) Mengevaluasi Intruksi dan Prosedur Yang Dibuat Manajemen
Metoda apapun yang digunakan dalam pembukuan persediaan, klien harus melakukan
penghitungan fisik persediaan, tetapi tidak selalu harus dilakukan pada akhir tahun.
Penghitungan fisik bisa dilakukan pada tanggal neraca atau mendekati tanggal neraca, pada
tanggal interim, atau berdsarkan siklus yang terjadi sepanjang tahun.
Pengendalian yang memadai atas penghitungan persediaan, antara lain meliputi
adanya intruksi dan prosedur yang dibuat manajemen tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan penghitungan fisik tersebut. Hal-hal yang relevan bagi auditor dalam
mengevaluasi instruksi dan prosedur tersebut antara lain:
1) Penerapan aktivitas pengendalian yang tepat dalam penghitungan fisik.
2) Identifikasi yang tepat atas persediaan yang ada.
3) Prosedur yang digunakan untuk mengeestimasi kuantitas fisik, seperti
prosedur yang mungkin diperlukan dalam mengestimasi kuantitas fisik suatu
batu bara, atau cairan yang disimpan dalam tangki.
4) Pengendalian terhadap pergerakan persediaan di antara area serta pengiriman
dan penerimaan persediaan sebelum dan sesudah tanggal penghitungan fisik.
Auditor perlu memahami penghitungan fisik yang akan dilakukan klien sebelum
perhitungan fisik berlangsung. Pemahaman ini selai diperlukan untuk mengevaluasi

10
efektivitas prosedur klien, juga berguna sebagai dasar untuk member saran konstruktif
kepada klien demi terselenggaranya penghitungan fisik yang efektif. Apabila
pengendalian penghitungan fisik persediaan klien tidak memadai, auditor harus
menggunakan waktu lebih banyak untuk memastikan bahwa penghitungan fisik akurat.
(b) Mengobservasi Pelaksanaan Prosedur Penghitungan
Hal terpenting dalam mengobservasi persediaan adalah menentukan apakah
penghitungan fisik dilakukan sesuai intruksi yang telah ditetapkan klien. Untuk mencapai
hal tersebut auditor wajib hadir pada saat penghitungan fisik berlangsung. Apabila klien
tidak mengikuti intruksi, auditor harus memberitahu pengawas (supervisor) untuk
memecahkan masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik.
(c) Keputusan Auditor
Keputusan auditor dalam obsevasi fisik persediaan adalah serupa dengan keputusan
yang dilakukan auditor dalam bidang audit yang lain. Keputusan tersebut meliputi:
pemilihan prosedur audit, keputusan tentang saat prosedur akan dilakukan, penentuan
ukuran sampel, dan pemilihan unsur-unsur.
(1) Saat Penghitungan Fisik
Auditor memutuskan apakah penghitungan fisik dapat dilakukan sebelum akjir tahun
terutama berdasarkan ketelitian dalam master file persediaan perpentual. Apabila klien
melakukan penghitungan fisik interim, yang akan disetujui auditor hanya apabila
pengendalian internal efektif, auditor melakukan observasi penghitungan fisik pada saat
itu, dan juga menguji transaksi-transaksi yang dicatat dalam catatan pepentual sejak
penghitungan fisik akhir tahun. Auditor cukup melakukan perbandingan antara catatan
perpentual dengan persediaan yang sesungguhnya ada berdasarkan sampel pada saat-saat
tertentu sepanjang tahun, asalkan penambahan dan pengurangan atas catatan perpentual
diuji dan terbukti berjalan dengan efektif. Apabila klien tidak menyelenggarakan catatan
perpentual, dan catatan persediaan berjumlah material, klien harus melakukan
penghitungan fisik secara lengkap menjelang akhir tahun buku.
(2) Ukuran Sampel
Jumlah persediaan yang harus dihitung auditor sulit untuk ditentukan karena auditor
berkonsentrasi pada observasi atas prosedur klien, bukan pada pemilihan unsur yang akan
diuji. Faktor yang menentukan jumlah waktu yang diperlukan untuk menguji persediaan
adalah: kecukupan pengendalian internal atas penghitungan fisik, ketelitian master file
persediaan perpentual, umlah rupiah dan tipe persediaan, jumlah lokasi persediaan yang

11
signifikan, sifat dan luasnya kesalahan penyajian yang ditemukan pada tahun lalu, dan
data inheren lainnya.
Dalam situasi tertentu, persediaan adalah sedemikian material sehingga membutuhkan
belasan orang auditor untuk mengonservasi penghitungan fisiknya. Dalam situasi lain,
satu orang auditor dapat menyelesaikan observasi dalam waktu singkat. Perencanaan
audit untuk pengujian fisik dan koordinasi dengan personil klien adalah hal yang kritikal.
Perencanaan lemah bisa menimbulkan kesulitan audit.
(3) Pemilihan Unsur
Ketika auditor mengobservasi penghitungan persediaan yang dilakukan klien, auditor
harus cermat untuk:
i. Mengobservasi penghitungan atas unsur yang paling signifikan dan sampel yang
reresentatif dari unsur-unsur yang tipikal.
ii. Meminta keterangan tentang unsur-unsur yang mungkin usang atau rusak.
iii. Membahas dengan manajemen, alasan tidak mengikutsertakan unsur yang
material.
(d) Pengujian Observasi Fisik
Tabel menunjukan berbagai prosedur audit pengujian rinci saldo atas observasi
persediaan fisik. Tujuan memeriksa kecocokan saldo tidak dimasukkan dalam tujuan audit
saldo ini. Disini kita berasumsi bahwa klien melakukan penghitungan fisik persediaan pada
tanggal neraca dan mencatat hasil penghitungan dalam label bernomor urut tercetak. Apabila
mereka mencatat hasil penghitungan persediaan dengan cra lain, audit prosedurnya perlu
diubah.
Tabel Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Observasi Fisik Persediaan
Tujuan audit saldo Prosedur Observasi Komentar
Persediaan
Persediaan sebagaimana Pilih suatu sampel secara Tujuannya adalah untuk
tercantum dalam label acak dari nomor label dan menemukan percantuman
sungguh-sungguh ada. identifikasi label dengan persediaan yaitu sebenarnya
nomor tersebut yang tidak ada.
dilekatkan pada persediaan.

Amati apakah ada


pergerakan persediaan
selama perhitungan
berlamgsung

12
Persediaan yang ada di hitung Memeriksa persediaan untuk Perhatian utama haru
dan dicantumkan dalam label, memastikan bahwa prsediaan ditujukan pada penghilangan
dan label diberi label. sekelompok besar
dipertanggungjawabkan untuk persediaan.
memastikan tidak ada yang Mengamati apakah
hilang. persediaan selama Pengujian ini harus
penghitungan berlangsung. dilakukan pada tahap
penghitungan fisik.
Periksa semua lebel yang
telah digunakan Pengujian ini harus
dilakukan pada tahap akhir
Cata nomor-nomor label penghitungan fisik.
yang telah digunakan dan
tidak digunakan untuk tindak
lanjut berikutnya.
Persediaan dihitung dengan Hitung ulang hasil Pencatatan hasil perhitungan
akurat. penghitungan klien untuk klien dalam kertas kerja audit
memastikan bahwa tentang daftar perhitungan
perhitungan yang tercantum persediaan dilakukan dengan
dalam label adalah akurat. duan alasan: untuk
mendapatkan dokumentasi
Bandingkan hasil bahwa pemeriksaan fisik
perhitungan fisik dengan yang memadai telah
master file persediaan dilakukan dan untk menguji
perpentual. kemungkinan klien
mengubah catatan gasil
Catat hasil perhitungan klien perhitungan setelah auditor
untuk pengujian berikutnya. meninggalkan area audit.
Persediaan digolongkan Periksa deskripsi persediaan Pengujian ini akan dilakukan
dengan benar dalam label. yang tercantum pada lebel sebagai bagian dari prosedur
dan bandingkan dengan pertama dalam ketelitian.
persediaan apakah termasuk
bahan baku, barang dalam
proses, atau barang jadi.

13
Evaluaci apakah persentase
tingkat penyelesaian yang
tercantum pada label untuk
barang dalam proses masuk
akal.
Informasi diperoleh untuk Catatan dalam file audit Mendapatkan informasi
memastikan bahwa untuk tindak lanjut pisah batas yang tepat untuk
pwnjuakan dan pembelian berikutnya nomor dokumen penjualan dan pembelian
telah dicatat pada periode pengiriman yang terakhir merupakan bagian yang
yang tepat. digunakan pada akhir tahun. penting dalam observasi
persediaan.
Yakinlah bahwa persediaan
di atas tidal turut dihitung.

Review area pengiriman


untuk persediaan yang
sedang dipersiapkan untuk
dikirim tetapi tidak turut
dihitung.

Cata dalam file audit untuk


tindak lanjut berikutnya
nomot laporan penerimaan
barang yang terakhir
digunakan padda akhir
tahun.

Ykinlah bahwa penerimaan


barang di atas telah
dimasukkan ke dalam
persediaan.

Review area penerimaan

14
barang untuk persedeiaan
yang harus dimasukkan
dalam penghitungan
persediaan.
Persediaan yang usang atau Ujilah ada tidaknya barang
tidak bisa digunakan atau usang dengan meminta
diberi tanda. keterangan dari pegawai
pabrik dan manajeman dan
waspadai ada tidaknya
barang rusak, atu penuh
tertutup debu, atau berada di
tempat yang tidak
selayaknya.
Klien memiliki hak atas Minta keterangan tentang
persediaan yang tercatat barang konsinyasi atau
dalam label apakah ada barang milik
konsumen yang dihitung
sebagi persediaan.

7. Audit Penetapan Harga dan Kompilasi


Auditor harus memeriksa bahwa penghitungan fisik atau catatan kuantitas perpentual
telah ditentukan harganya dan dikompilasi dengan benar. Pengujian harga persediaan
mencakup semua pengujian atas harga perunit yang digunakan klien untuk memastikan
bahwa harga-harg tersebut benar. Kmpilasi persediaan meliputi pengujian atas pengikhtisaran
penghitungan fisik persediaan yang dibuat klien, penghitungan ulang harga dikalikan
kuantitas, penjumlahan vertical ikjtisar persediaanmdan menelusur totalnya ke buku besar.
(a) Pengendalian Penetpan Harga Kompilasi
Pengendalian internal sekitar penetapan harga pokok per unit yang terintegrasi dengan
catatan produksi dan akuntansi lainnya memberikan asurans bahwa klien menggunakan biaya
perolehan (harga pokok) yang benar untuk persediaan.
Untuk mencegah dicantumkannya (yang membuat menjadi lebih saji) nilai persediaan
yang sudah usang (daluarsa), klien harus memiliki review formal dan pelaporan tentang
barang usang, lambat perputarannya, rusak, dan barang dinilai terlalu tinggi. Review harus
dilakukan oleh pegawai yang memiliki pengetahuan yang bertugas mereview master file

15
persediaan perpentual untuk menilai kecepatan perputaran (turnover) dan mendiskusikannya
dengan personel engineering dan produksi.
Apabila penghitungan fisik persediaan dicatat klien dengan menggunakan label
bernomor urut tercetak dan direview dengan cermat sebelum personel yang bertugas
melakukan penghitungan persediaan meninggalkan pemeriksaan persediaan, maka
kemungkinan terjadi kesalahan penyajian dalam pengikhtisaran label penghitungan
persediaan.
(b) Prosedur Penetepan Harga dan Kompilasi
Pengujian atas catatan akuntansi untuk pisah batas dilakukan sebagai bagian dari
penjualan (siklus penjuala dan penerimaan piutang) dan pembelian (siklus pembelian dan
pembayaran).
Auditor bisa menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari
klien sebagai kerangka acuan, termasuk deskripsi untuk setiap jenis persediaan, kuantitas,
harga pokok per unit, dan nilai persediaan (kuantitas dikalikan harga). Kita berasumsi bahwa
informasi yang tercermin dalam catatan persediaan perpentual dicatat dengan urutan: bahan
baku, barang dalam proses, dan barnga jadi secara terpisah
Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Penetapan Harga Persediaan dan
Kompilasi
Tujuan audit saldo Prosedur Observasi Komentar
Persediaan
Persediaan sebagaimana Lakukan pengujian Batasilah pengujian
tercantum dalam daftar kompilasi. kebenaran perkalian dan
persediaan cocok dengan Jumlahkan daftar persediaan . penambahan, kecuali bila
hasil penghitungan fisik, Telusur totalnya ke buku pengendalian internal lemah.
perkalianya benar, demikian besar.
juga penjumlahannya dan Kalikan kuantitas dengan
cocok juga dengan saldo di harga atas unsur-unsur
bukuk besar (kecocokan terpilih.
saldo).
Unsur-unsur persediaan Telusur persediaan yang Lima tujuan berikutnya
sebagaimana tercantum tercantum dalam daftar ke dipengaruhi oleh hasil
dalam daftar persediaan label persediaan dan catatan observasi fisik.
sungguh-sungguh ada penghitungan auditor untuk Pemeriksaan nomor tag dan
memeriksa keberadaan dan penghitungan yang dilakukan

16
deskripsi. sebagai bagian dari observasi
Periksa nomor label yang penghitungan fisik ditelusur
belum digunakan yang ke daftar bagian pengujian
tercantum dalam ini.
dokumentasi auditor untuk
memastikan tidak ad label
yang ditambahkan.
Unsur-unsur persediaan yang Tlusur dari label persediaan
ada telah tercantum dalam ke daftar persediaan untuk
daftar persediaan. memastikan persediaan yang
tercantum dalam label telah
dimasukkan ke dalam daftar.
Periksa nomor-nomor label
untuk memastikan tidak ada
yang dibataljan.
Unsur-unsur persediaan yang Telusur persediaan yang
tercantum dalam daftar tercantum dalam dafter ke
persediaan telah akurat. label persediaan dan catatan
penghitungan persediaan
auditor untuk memeriksa
kebenaran kuantitas dan
deskripsinya.
Lakukan pengujian harga
persediaan.
Unsur-unsur persediaan yang Periksa kebenaran
tercantum dalam daftar penggolongan menjadi bahan
persediaan telah digolongkan baku, barang dalam proses,
dengan benar. dan barang jadi dengan
deskripsi dalam label
persediaan dan catatan
pengujian penghitungan
auditor dengan daftar
persediaan.
Unsur-unsur persediaan yang Lakukan pengujian harga
tercantum dalam daftar bisa direalisasi, harga juak,

17
ditetapkan harganya sebesar dan keusangan.
yang bisa direalisasi.
Klien mempunyai hak atas Telusur label persediaan yang
persediaan yang tercantum bertuliskan bukan milik
dalam daftar persediaan. perusahaan ke daftar
persediaan untuk memastikan
bahwabarng tersebut tidak di
masukkan ke dalam daftar.
Review kontrak-kontrak
dengan konsumen dan
pemasok dari manajemen
untuk memeriksa
kemungkinan
dimasukkannya barang bukan
milik perusahaan, tau tidak
dimasukkannya barang milik
perusahaan ke dalam daftar.

(c) Penilaian Pesediaan


Dalam melakukan pengujian persediaan, auditor berhadapan dengan tiga persoalan.
Pertama, metoda harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Kedua, penerapan metoda
harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga, harus mempertimbangkan antara biaya perolehan
dengan nilai pasar. Karena metoda untuk memeriksa penentuan harga persediaan tergantung
pada apakah paersediaan tersebut dibeli atu diproduksi.
1) Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli
Tahap pertama dalam memeriksa penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus
memastikan apakah klien metoda MPKP (masuk pertama keluar pertama), rata-rata
tertimbang, atau metoda lainnya. Auditor juga harus menentukan biaya mana yang harus
dimasukkan dalam penilaian suatu unsur dari persediaan.
Dalam memilih unsur persediaan yang akan ditetapkan harganya , auditor harus focus
pada persediaan dengan saldo rupiah yang besar dan produk yang diketahui memiliki
fluktuasi harga yang tinggi. Auditor juga harus menguji suatu sampel yang representative dari

18
semua jenis persediaan dan bagian. Sampling variabel terstrata atau sampling unit moneter
biasa digunakan dalam pengujian ini.
Apabila klien mempunyai master file persediaan perpentual yang mencatat biaya
perolehan per unit dari setiap pembelian, maka pemeriksaan akan bisa dilakukan dengan
cepat dengan cara menelusur biaya perolehan per unit ke catatan perpentual, tidak perlu ke
faktur penjual. Biasanya apabila digunakan catatan persediaan perpentual untuk memeriksa
biaya perolehan per unit, auditor harus menguji biaya perolekah yang tercantum dalam
catatan perpentual dengan mencocokkannya ke faktur penjual sebagai bagian dari pengujian
transaksi-transaksi siklus pembelian dan pembayaran.
(d) Penetapan Harga Persediaan Yang Diproduksi
Dalam menetapkan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung,dan overhead pabrik.
Kebutuhan untuk memeriksa biaya-biaya tersebut menyebabkan audit atas barang dalam
proses dan barang jadi menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan mengaudit barang yang
dibeli.
Dalam menetapkan harga bahan baku dalam barang yang diproduksi, auditor harus
mempertimbangkan biaya perolehan per unit bahan baku maupun jumlah unit yang diminta
untuk menghasilkan satu unit output. Biaya perolehan per unit dapat diperiksa dengan cara
memeriksa faktur dari penjual atau master file persediaan perpentual.
Demikian pula, ketika memeriksa biaya tenaga kerja langsung, auditor harus
memeriksa biaya tenaga kerja per jam dan jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk
mengasilkan sebuah produk. Biaya tenaga kerja langsung per jam dapat diverifikasi dengan
memeriksa daftar gaji atau upah dan kontrak kerja.
Overhead pabrik barang dalam proses dan barang jadi tergantung pendekatan yang
digunakan untuk mengalokasikan overhead pabrik.
(1) Biaya Perolehan atau Harga Pasar
Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan apakah biaya
pokok pengganti atau nilai bersih bisa direalisasi lebih rendah daripada biaya perolehan
historis.semua biaya produksi harus dipertimbangkan dalam menetapkan milai yang bisa
direalisasi untuk barang dalam proses dan barang jadi untuk persediaan yang diproduksi.
Auditor harus mempertimbangkan harga jual persediaan dan kemungkinan dampak dari
fluktuasi harga yang cepat untuk menetapkan nilai bersih bisa direalisasi.

8. Pengintegrasian Pengujian

19
(a) Pengujian Siklus Pembelian dan Pembayaran
Apabila auditor memerikisa pembelian persediaan sebagai bagian dari pengujian
siklus pembelian dan pembayaran, auditor juga mendapat bukti tentang ketelitian bahan baku
yang dibeli dan semua biaya overhead pabrik, kecuali biaya tenaga kerja. Dalam pengauditan
di mana klien memiliki master file persediaan perpentual, auditor biasanya menguji hal ini
sbagai bagian dari prosedur pengujian pengendalian dan pengujian subtantif golongan
transaksi siklus pembelian dan pembayaran. Demikian pula, apabila biaya produksi
dibebankan ke pesanan atau proses individual, hal tersebut biasanya diuji sebagai bagian dra
siklus yang sama.
(b) Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia
Ketika auditor memeriksa biaya tenaga kerja, kondisi yang sama diterapkan seperti
halnya pada pembelian. Dalam banyak hal, catatan akuntansi biaya untuk tenaga kerja
langsung dn tidak langsung dapat diuji sebagai bagian dari siklus penggajian dan personalia.
(c) Pengujian Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang
Hubungan antar siklus penjual an dan pengumpulan piutang dan siklus persediaan dan
penggudangan tidak seerat dua siklus yang baru saja kita bicarakan. Namun demikian,
kebanyakan pengujian audit dalam penggudangan barang jadi, dan pengiriman serta
pencatatan penjulan dilakukan ketika siklus penjulan dan pengumpulan piutang terjadi.
Apabila klien menggunakan catatan akuntansi biaya, auditor bisa menguji standar harga
pokok penjualan pada waktu yang bersamaan dengan pelaksanaan pengujian penjualan.
(d) Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas catatan akuntansi biaya berarti memeriksa pengendalian yang
mempengaruhi persediaan yang tidak diperiksa auditor sebagai bagian dari pengujian atas
ketiga siklus yang lalu. Auditor menguji persediaan fisik, pemindahan barang yang sudah
selesai ke barang jadi, master file persediaan perpentual, dan catatan biaya per unit.
(e) Persediaan Fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi
Penghitungan fisik persediaan, penetapan harga, dan kompilasi ketiganya sama
pentingnya dalam pengauditan persediaan karena kesalahan penyajian dalam salah satu
aktivitas tersebut akan menyebabkan kesalahan penyajian dan darga pokok penjualan.
Dalam menguji persediaan fisik, auditor bisa menitikberatkan pada master file
persediaan perpentual jika master file tersebut sudah diuji sebagai bagian dari satu atau lebih
siklus. Jika demikian auditor dapat mengobservasi dan menguji penghitungan fisik
persediaan pada suatu waktu tertentu selain dari saat akhir tahun dan mengandalkan pada
catatan perpentual yang telah mencatat secara memadai kuantitas persediaan. Ketika menguji

20
harga pokok per unit, sampai pad suatu batas tertentu, auditor juga bisa mengandalkan pada
pengujian catatan biaya yang dilakukan selama pengujian subtantif golongan transaksi.
Dan yang terakhir, ketika auditor melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
subtantif yang berkaitan dengan transaksi dan saldo persediaan, mereka juga
mengintegrasikan pengujian yang berkaitan dengan tujuan audit saldo dengan pengujian yang
dilakikan untuk memenuhi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan. Uditor harus
memperoleh pemahaman tentang pengendalian klien mengenai pengungkapan persediaan
tersebut dan pengujian subtantif lain untuk mendapatkan bukti yang cukup dan tepat untuk
keempat tujuan penyajian dan pengungkapan.

DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi 2. Yogyakarta :
STIE YKPN.

21

Anda mungkin juga menyukai