Vertigo, suatu istilah yang bersumber dari bahasa latin, disebabkan karena ketidaksesuaian antara
vertere yang artinya memutar. Derajat yang lebih pengalaman gerakan yang sudah disimpan dalam
ringan dari vertigo disebut dizziness, yang lebih ringan otak dengan gerakan yang sedang
lagi disebut giddiness dan unsteadiness.1,2 berlangsung/dihadapi. Rangsangan gerakan yang
sedang berlangsung tersebut dirasakan asing atau
Vertigo dapat merupakan gejala sendiri tanpa ada tidak sesuai dengan harapan dan merangsang
gejala lain tetapi dapat juga merupakan kumpulan kegiatan yang berlebihan dari susunan saraf pusat
gejala (sindroma). Sindroma vertigo biasanya terdiri otonom. Namun bilamana gerakan berlangsung
dari gejala vertigo, mual, muntah, nistagmus, dan terus maka pola gerakan yang baru akan merevisi
unsteadiness.1,2,3 pola gerakan yang sudah ada dan selanjutnya
terbentuk pola baru yang lebih sesuai dengan pola
Sebagai gejala tersendiri, vertigo merupakan keluhan gerakan yang sedang dihadapi. Pada saat inilah
subjektif dalam bentuk rasa berputar dati tubuh/kepala gejalanya menghilang dan orang tersebut dalam
atau lingkungan disekitarnya. Ada yang mengatakan keadaan teradaptasi.
giddiness adalah vertigo yang berlangsung dalam 4. Teori otonomik
waktu sangat singkat. Dizziness adalah rasa pusing Teori ini menduga bahwa sindrom vertigo timbul
yang tidak spesifik, misalnya rasa goyah (unstable, oleh karena terjadinya ketidakseimbangan saraf
unsteadiness), rasa disorientasi ruangan yang dapat otonom akibat rangsangan gerakan. Bila
dirasakan berbalikan atau berputar.1,2 ketidaksesuaian mengarah pada dominasi saraf
simpatik, maka terjadilah sindroma vertigo.
Gejala vertigo dapat ditimbulkan oleh berbagai macam Sebaliknya bila mengarah ke dominasi saraf
etiologi, antara lain akibat mabuk gerakan/perjalanan. parasimpatis maka sindroma menghilang.
Pada keadaan ini gejala vertigo muncul pada awal 5. Teori neurohumoral
berlangsungnya paparan gerakan dan cepat terabaikan Beberapa teori humoral yang cukup terkenal
oleh penderita manakala paparan berlanjut dan gejala antara lain teori histamin dari Takeda, teori
yang lebih hebat muncul sehingga vertigo bukan dopamin dari Kohl, teori serotonin dari Lucat.
merupakan gejala yang menonjol.1,2,3 Masing-masing bahan humoral tersebut meningkat
kadarnya dalam cairan tubuh saat terjadi
Teori terjadinya vertigo sangatlah banyak, yaitu: 1,2,3 rangsangan dan memicu timbulnya gejala vertigo.
1. Teori rangsangan berlebihan 6. Teori sinap
Dasar teori ini adalah suatu asumsi bahwa makin Menurut teori ini, rangsangan gerakan dapat
banyak dan makin cepat rangsangan, semakin meningkatkan stres fisik dan atau psikis yang akan
berpeluang menimbulkan sindroma vertigo akibat memicu pelepasan CRF (corticotropin releasing
gangguan fungsi alat keseimbangan tubuh. Jenis factor). CRF dapat mengubah keseimbangan ke
rangsangan pada kesimbangan ini antara lain kursi arah dominasi saraf simpatik terhadap saraf
putar Barany, irigasi telinga, kapal laut, dan mobil. parasimpatik sehingga muncul gejala vertigo.
Menurut teori ini sindroma vertigo (vertigo, Selanjutnya ketika keseimbangan berubah ke arah
nistagmus, mual, dan muntah) timbul akibat parasimpatik sebagai akibat hubungan reciprocal
rangsangan berlebihan terhadap kanalis inhibition antar kedua saraf tersebut maka gejala
semisirkularis. mual dan muntah akan muncul. Bila rangsangan
2. Teori konflik sensorik diulang maka jumlah ion Ca dalam sel saraf pra
Menurut teori ini sindroma vertigo muncul ketika sinap akan kian berkurang bersamaam dengan
terjadi disharmoni (discordance) masukan sensoris menyempitnya kanal kalsium yang mempersulit
yang berasal dari ketiga reseptor tersebut baik dari masuknya ion Ca. Dengan demikian rangsangan
sisi kanan maupun sisi kiri akibat rangsangan berulang menimbulkan progressive Ca channel
gerakan. Masukan sensorik yang tidak sinkron closure yang diduga merupakan dasar mekanisme
tersebut menimbulkan kelainan pada pusat proses adaptasi selanjutnya menurunkan
keseimbangan dan membangkitkan respons dari kemampuan pengeluaran neurotransmiter dengan
saraf otonom, otot penggerak mata (nistagmus), akibat respons jaringan berkurang dan kemudian
dan penyangga tubuh (ataksia, unsteadiness), serta menghilang. Munculnya sindroma vertigo berawal
korteks (vertigo). Kemajuan yang penting dari dari pelepasan corticotropin releasing factor
teori ini dibandingkan teori sebelumnya ialah (CRF) dari hipotalamus akibat rangsangan
perubahan lokasi kelainannya tidak pada kanalis gerakan. CRF selanjutnya merangsang kegiatan
semisirkularis (perifer) melainkan pada pusat alat susunan saraf simpatik di locus caeruleus,
kesimbangan tubuh (sentral). hipokampus, korteks serebri, dan sebagainya. CRF
3. Teori neural mismatch membangkitkan respons susunan saraf terhadap
Garis besar teori ini ini hampir sama dengan teori stres fisik maupun psikis yang dapat dihambat
konflik sensorik, namun dikembangkan lebih jauh oleh pemberian obat anticemas, benzodiazepin.
sehingga dapat dijelaskan terjadinya fenomena Dalam hal ini mekanisme kerja CRF diduga lewat
adaptasi. Menurut teori ini, timbulnya gejala peningkatan influks kalsium oleh karena dapat
2
dihambat dengan pemberian obat golongan Serangan sementara biasanya berlangsung beberapa
calcium entry blocker. CRF meningkatkan sekresi detik sampai menit. Setelah serangan, pasien mungkin
stres hormon lewat jalur hipotalamo-hipofisa- membutuhkan istirahat beberapa menit sebelum ia
adrenalis. Rangsangan terhadap korteks limbik sembuh secara keseluruhan. Serangan sementara ini
hipokampus menimbulkan gejala ansietas dan atau dapat terjadi karena kelainan perifer atau sentral.
depresi. Peningkatan kegiatan di locus coeroleus Seringkali dimulai dengan perubahan posisi.4
oleh CRF menyebabkan keseimbangan saraf
otonom mengarah ke dominasi saraf simpatik dan Berdasarkan lokasi patologis yang terjadi, vertigo
timbul sindroma: pucat dan dingin pada kulit, serta dapat dibagi menjadi vertigo perifer dan sentral.
keringat dingin, dan vertigo. Bila dominasi Vertigo perifer terjadi bila penyebab vertigo berlokasi
berubah ke arah saraf parasimpatis, sebagai akibat mulai dari organ vestibuler sampai saraf kedelapan.
mekanisme reciprocal inhibition, maka muncul Sedangkan vertigo sentral dari nukleus vestibularis,
gejala mual, hipersalivasi, dan muntah. Bila batang otak, dan seterusnya sampai ke susunan saraf
sindroma tersebut berulang akibat rangsangan, pusat.4,5
maka siklus perubahan dominasi saraf simpatik
dan parasimpatik juga berulang sampai suatu saat Secara umum kedua tipe gangguan keseimbangan ini
terjadi perubahan sensitifitas reseptor dan jumlah dapat dibedakan sebagai berikut:1,4
reseptor serta perubahan terhadap influks kalsium.
Dalam keadaan ini sindroma vertigo akan Tipe Gangguan Keseimbangan
menghilang dan disebut dalam kondisi teradaptasi. Perifer
Perasaan berputar Jelas
Serangan Paroksismal
Tingkat beratnya serangan vertigo bervariasi. Pada Intensitas Sering berat
vertigo berat, pasien hanya berbaring di tempat tidur, Kurang dari 1 menit sampai bebera
takut jika gerakannya akan menimbulkan serangan. Lamanya
minggu
Jika pasien cenderung untuk jatuh dan tidak dapat Hubungan dengan posisi kepala Sering
berdiri tanpa penyokong menandakan vertigo berat.4 Gejala sistem otonom (mual/muntah) Jelas
Gangguan dengar Sering ada
Gangguan kesadaran Biasanya tidak ada
Rasa takut yang dikeluhkan pasien pada saat serangan Gejala neurologis lain Biasanya tidak ada
vertigo yang hebat adalah:4
Saya takut muntah Berdasarkan proses terjadinya, vertigo dapat dibedakan
Saya khawatir selama serangan akan meninggal sebagai vertigo spontan dan vertigo posisi. Vertigo
Saya menyangka saya punya tumor di otak spontan timbul secara tiba-tiba tanpa penyebab yang
Saya takut akan terjatuh dan mencederai diri saya jelas, sedangkan vertigo posisi muncul pada saat
Saya khawatir akan jatuh pingsan pergerakan tertentu khususnya pergerakan atau
Saya khawatir hilang kontrol perubahan posisi kepala.4
Saya takut terkena serangan jantung Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Saya khawatir tidak dapat berjalan lagi Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah
salah satu jenis vertigo vestibular tipe perifer yang
Jumlah serangan vertigo ditentukan dengan satu kali paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari
serangan atau lebih misalnya akibat lesi vaskuler atau ditandai dengan serangan yang dapat menghilang
labirintitis toksin akut. Penyakit Meniere ditandai secara spontan. BPPV bukan suatu penyakit,
dengan serangan vertigo yang berulang kali. Penentuan melainkan suatu sindroma sebagai gejala sisa dari
serangan vertigo apakah mendadak atau gradual kelainan pada telinga dalam.1,2
penting ditentukan untuk prognosis. Serangan vertigo
yang berat dan hanya satu kali akan diikuti dengan BPPV adalah vertigo yang terjadi pada posisi kepala
penyembuhan yang lambat dan gradual. Penyembuhan tertentu disebabkan oleh keadaan patologis berupa
dapat sempurna atau ada gejala sisa. Pada lesi kanalis degenerasi debris (otokonia) pada kupula
semisirkularis, sebagian gejala datang tiba-tiba dan semisirkularis posterior atau pada cairan endolimf
akan sembuh dalam beberapa jam. Gejala gradual disekitarnya yang ditandai dengan serangan vertigo
biasanya pada lesi organ akhir (end organ) vestibuler yang berat, singkat, serta dapat disertai mual dan
atau saraf.4 muntah.1,2
muda lebih disebabkan karena labirintitis Adanya debris yang berisi kalsium karbonat
(berhubungan dengan gangguan dengar) atau berasal dari fragmen otokonia yang terlepas dari
neuronitis vestibuler (pendengaran normal). makula utrikulus yang berdegenerasi, menempel
Perbandingan antara wanita dan laki-laki adalah 1,6 : pada permukaan kupula kanalis semisirkularis
1,0, sedangkan pada yang idiopatik 2 : 1.1,2 posterior yang letaknya langsung di bawah makula
utrikulus. Debris tersebut lebih berat daripada
Etiologi endolimf sekitarnya, sehingga lebih sensitif
Sampai saat ini masih sulit untuk menentukan etiologi terhadap perubahan arah gravitasi. Bilamana
yang pasti. Ada beberapa teori yang dikemukakan, pasien berubah posisi dari duduk ke berbaring
antara lain: 2,5 dengan kepala tergantung seperti pada tes Dix
1. Idiopatik Hallpike, kanalis posterior berubah posisi dari
Yang paling sering terjadi yaitu sekitar 50%-70%. inferior ke superior, kupula bergerak secara
Harrison dan Ozsahinoglu (1975) mendapatkan utrikulofugal, dengan demikian timbul nistagmus
60% dari 365 pasien yang diteliti. Kasus ini lebih dan keluhan vertigo.
sering terjadi pada dekade ke 5,6, dan 7. Pergeseran massa otokonia tersebut membutuhkan
Schuknecht (1974) menduga bahwa BPPV dapat waktu, hal ini yang menyebabkan adanya masa
terjadi karena degenerasi spontan dari otokonia laten sebelum timbul nistagmus dan keluhan
pada makula utrikulus. vertigo.Gerakan posisi kepala yang berulang akan
2. Trauma kepala menyebabkan otokonia terlepas dan masuk ke
Merupakan penyebab kedua terbanyak. Barbes dalam endolimf sehingga menyebabkan timbulnya
(1964) mendapatkan 47% pasien dengan fraktur fatique, yaitu berkurangnya atau menghilangnya
tulang temporal longitudinal mempunyai gejala nistagmus/vertigo disamping adanya mekanisme
BPPV. Pada pasien trauma kepala tanpa fraktur kompensasi sentral. Nistagmus tersebut timbul
didapatkan angka sebanyak 20%. Harrison secara paroksismal pada bidang kanalis posterior
mendapatkan 24% pasien BPPV mempunyai telinga yang berada pada posisi di bawah dengan
riwayat trauma kepala. Trauma kepala arah komponen cepat ke atas.
menyebabkan pelepasan sejumlah otokonia ke 2. Teori kanalitiasis
dalam endolimf, hal ini menjelaskan bahwa pada Menurut teori ini, debris otokonia tidak melekat
penderita ini terjadi BPPV yang bilateral. pada kupula melainkan bergerak bebas di dalam
3. Neurolabirintitis viral atau disebut juga neuronitis endolimf kanalis semisirkularis posterior. Pada
vestibularis terjadi sekitar 15% pada kasus BPPV. perubahan posisi kepala, debris tersebut akan
4. Penyakit meniere dengan insidensinya sekitar bergerak ke posisi paling bawah, endolimf
0,5% sampai 31% pada kasus BPPV. Mekanisme bergerak menjauhi ampula dan merangsang nervus
kelainan ini belum dapat dijelaskan tetapi diduga ampularis. Bila kepala digerakkan maka debris
karena hasil dari hydropically menyebabkan akan keluar dari kanalis posterior ke dalam krus
kerusakan pada makula dari utrikulus atau karena komunis lalu masuk ke dalam vestibulum
terjadinya obstruksi parsial pada labirin kemudian vertigo/nistagmus akan menghilang.
membranosa. Teori kanalitiasis inilah yang mendasari prosedur
5. Pembedahan telinga dalam yang menyebabkan pengobatan dari Epley.
kerusakan labirin. Hal ini terjadi karena kerusakan
utrikulus selama prosedur pembedahan yang Semont dkk (1988) menganggap bahwa kedua teori ini
menyebabkan pelepasan otokonia. saling mendukung sehingga ia tidak membedakannya
6. Otitis media di dalam penentuan prosedur pergerakan dari
Dix dan Hallpike (1952) menemukan hubungan terapinya.4
antara otitis media supuratif dengan BPPV.
Mereka mendapatkan 26% dari 100 pasien otitis
media mempunyai gejala nistagmus posisi.
7. Penyebab lain seperti insufisiensi
vertebrobasilaris, ototoksisitas (alkohol, fenitoin,
diuretik, salisilat, quinidine, quinine, barbiturat),
neuroma akustik, kelainan kongenital (telinga
dalam).
Patofisiologi
Terdapat dua teori yang menerangkan patofisiologi
BPPV, yaitu:3,4
1. Teori kupulolitiasis
4
ptochlorperazine, promethazine,
trimethobenzamine, dan lain-lain. Pada pasien
dengan vertigo yang berat dapat diberikan
antiemetik 30 menit sebelum dilakukannya
manuver. Pilihan utamanya adalah prometazine.
meningkatkan jumlah rotasi yang dapat ditoleransi otot lurik beberapa kali lebih tinggi daripada kadar
sebelum timbulnya mabuk perjalanan. Cinnarizine plasma.
juga terbukti efektif dibandingkan plasebo pada Flunarizin dalam keadaan terikat sebanyak 99,1%;
salah satu penelitian pada mabuk laut. 90% terikat dengan protein plasma dan 9%
Flunarizin terdistribusi dengan sel-sel darah, serta kurang
Flunarizin adalah salah satu calcium channel dari 1% berbentuk bebas dalam cairan plasma.
blockers merupakan derivate cinnarizine dengan Metabolisme flunarizin terutama melalui oksidasi
efek yang lebih kuat dan mempunyai waktu paruh N dan hidrokliasi aromatik. Selama periode 48
yang lebih lama.yang merupakan supresan labirin jam setelah pemberian dosis tunggal 10 mg,
perifer yang sangat kuat. Dosis 10 mg terbukti eksrersi flunarizin dan atau metaboltnya
lebih efektif menekan respon kalori daripada 5 ditemukan minimal pada urine (<0,2%) dan feses
mg. Flunarizine juga mengurangi refleks (<6%). Hal ini menandakan bahwa obat ini dan
vestibulookular yang ditimbulkan dalam tes metabolitnya dieksresi secara sangat lambat dalam
akselerasi harmonik dan secara klinis berguna jangka waktu yang panjang. Flunarizin
dalam mencegah vertigo. mempunyai waktu paruh eliminasi yang panjang
Pada salah satu penelitian mengenai saccadic eye sekitar 19 hari. Ell dan Gresty (1983) menemukan
movement setelah diberikan flunarizin dan efek flunarizin untuk menurunkan atau
cinnarizine pada 10 pasien, Supac dkk menghilangkan nistagmus khususnya pada fase
menemukan bahwa puncak kecepatan sakadik sekunder. Obat ini tidak memberikan efek pada
lebih rendah secara bermakna pada kelompok sakade yang volunter tetapi dapat menurunkan
flunarizin (kecepatan sakadik berhubungan dengan efek dari sakade vestibuler. Lee dkk (1986)
pancaran neuron pada batang otak). Subjek yang melaporkan bahwa flunarizin merupakan obat
menggunakan cinnarizine hanya memperlihatkan untuk menekan efek pada labirin. Penurunan efek
kecenderungan sedikit penurunan kecepatan pada supresi vestibuler oleh flunarizin berdasarkan
puncak sakadik. karena dihambatnya ion kalsium untuk masuk ke
Flunarizin dan cinnarizine digunakan di Eropa dalam sel krista ampularis. Puncak dari kecepatan
tetapi tidak secara luas diseluruh dunia. Flunarizin VOR pada fase lambat dapat diturunkan sampai
mempunyai waktu paruh yang panjang dan 70% setelah dua jam. Flunarizin diabsorpsi
kadarnya dalam plasma tidak sampai 2 bulan. dengan baik, mencapai puncaknya setelah dua
Konsentrasi residu dapat terdeteksi samapi dengan sampai empat jam per oral. Konsentrasi pada
4 bulan setelah terapi dihentikan. plasma meningkat secara bertahap selama
Flunarizin mencegah efek buruk dari kelebihan menggunakan dosis 10 mg per hari. Oosterveldt
kalsium selular dengan mengurangi aliran kalsium (1974) melaporkan adanya efek penurunan pada
transmembran yang berlebihan. Flunarizin tidak rotatory nystagmus. Tolu dan Mameli (1984)
menganggu kalsium hemostasis seluler yang menduga bahwa flunarizin bekerja pada korteks
normal dan memiliki kemampuan antihistamin. serebral.
Efek dari flunarizin sebagai pencegahan vertigo Efek samping
telah banyak dikemukakan berdasarkan Efek samping potensial termasuk rasa mengantuk
berkurangnya frekuensi serangan. Tingkat atau lelah dan peningkatan berat badan (dan atau
beratnya serangan vertigo juga berkurang. meningkatnya nafsu makan) terjadi pada 20 dan
Flunarizin diabsorpsi secara baik, kadar puncak 15%. Efek samping yang paling serius adalah
plasma dicapai dalam 2 sampai 4 jam setelah depresi sebanyak 1,3%. Efek samping yang lain
pemberian oral. Konsentrasi plasma meningkat antara lain gastrointestinal: rasa terbakar di dada,
secara bertahap selama pemberian jangka panjang mual, muntah, nyeri lambung. Sistem saraf pusat:
10 mg per hari, yang mencapai kadar tetap setelah insomia dan perubahan pola tidur, cemas. Lain-
5 sampai 6 mg. Kadar tetap plasma tetap konstan lain: mulut kering, astenia, nyeri otot, dan ruam
selama terapi diperpanjang walaupun terdapat kulit.
variasi antar individu. Kadar plasma berkisar Sodium channel blocker, contohnya adalah
antara 39 dan 115 ng/ml. fenitoin (dilantin), neurontin, tegretol. Tetapi para
Pada 50 pasien tua rata-rata umur 61 tahun dengan peneliti mengatakan bahwa obat-obatan ini
intermittent claudication, pemberian flunarizin memberikan hasil yang kurang memuaskan
jangka panjang (median 6 bulan) 10 mg per hari, sebagai pengobatan terhadap vertigo.
mencapai kadar tetap plasma yang konstan Obat-obatan lain yang dapat digunakan untuk
walalupun terdapat perbedaan antar individu. pengobatan vertigo tetapi memberikan hasil yang
Kadar flunarizin plasma berkisar antara 50 dan kurang memuaskan adalah obat golongan
100 ng/ml pada 46% pasien, nilai individual histamine agonist, steroid, simpatomimetik,
berkisar antara kurang dari 20 ng sampai 580 acetyl-leucine, gingkobiloba, selective ACH
ng/ml. Flunarizin tidak terlihat memiliki efek antagonist.
kumulatif yang terlihat pada pengukuran yang
berulang.
Manuver
Flunarizin terdistribusi luas ke jaringan, konsentrai
Pengobatan vertigo yang terbaik adalah pasien
obat dalam jaringan, terutama jaringan lemak dan
menerima pengobatan berdasarkan patofisiologi
penyakit, yaitu bahwa vertigo dan nistagmus pada
7
BPPV disebabkan oleh adanya debris yang melekat liberatory maneuver. Cara ini didasarkan pada teori
pada kupula kanalis semisirkularis posterior kupulolitiasis dengan tujuan mencegah debris
(kupulolitiasis) atau debris yang mengapung bebas menempel pada kupula. Pada cara ini pasien
pada labirin membranosa dari kanalis semisirkularis didudukkan di atas tempat tidur dengan posisi kepala
posterior (kanalitiasis).9 45 menoleh menjauhi telinga sakit dan kemudian
digerakkan dengan cepat ke posisi yang menimbulkan
Dengan berusaha melepaskan debris yang melekat vertigo dan dipertahankan selama 4 menit. Selanjutnya
pada kupula dan menggerakkan debris ini keluar dari digerakkan dengan cepat melalui posisi duduk ke
kanalis posterior akan dapat menghilangkan keluhan posisi yang berlawanan. Telinga di bawah dan tetap
pasien. Hal ini dapat dicapai dengan terapi fisik yang pada posisi kedua selama 4 menit dan posisi kepala
dilakukan terhadap pasien. Prinsip terapi adalah seperti semula. Bila selama menit pertama pada posisi
memberikan tantangan pada pasien untuk melakukan ini pasien tidak merasa vertigo, kepala pasien digoyang
posisi kepala tertentu dalam waktu yang berulang- beberapa kali untuk melepas debris. Setelah 4 menit
ulang. Ada dua jenis terapi fisik, pertama terapi terakhir, pasien dengan lambat digerakkan ke posisi
habituasi vestibuler seperti yang dijelaskan oleh Norre duduk. Perasat Semont terutama efektif untuk pasien
dkk (1987). Terapi ini didasarkan pada konsep dengan debris yang melekat pada kupula kanalis
kompensasi susunan saraf pusat terhadap gerakan yang semisirkularis posterior.20
merangsang terjadinya vertigo. Jenis kedua seperti
yang dijelaskan oleh Brandt dan Daroff (1980), Herdman melaporkan dari 30 pasien BPPV yang
mendasarkan teorinya pada usaha menghilangkan atau dilakukan terapi dengan perasat ini, 70% mengalami
memecah debris pada cairan endolimf yang disebutkan kesembuhan, 20% perbaikan. Dan 10% tanpa
sebagai penyebab vertigo.3 perbaikan. Walaupun cara ini kelihatan berhasil, tetapi
menyebabkan pasien terlalu banyak melakukan
Metode Brandt Daroff gerakan memutar leher dan badan secara cepat yang
Cara Brandt dan Daroff berupa perubahan posisi memungkinkan akan menyulitkan bagi pasien yang
kepala yang dilakukan beberapa kali dalam sehari sudah tua.14,20
selama dua sampai tiga minggu. Pasien duduk tegak
ditepi tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung.
Dengan posisi kepala diputar 45 ke satu sisi dan
kedua mata tertutup baringkan tubuh dengan cepat ke
salah satu sisi, pertahankan selama 30 detik, setelah itu
duduk tegak kembali. Setelah 30 detik baringkan
dengan cepat ke sisi lain, pertahankan selama 30 detik
lalu duduk tegak kembali. Manuver ini dilakukan tiga
kali pada pagi hari sebelum bangun tidur dan tiga kali
pada malam hari sebelum tidur sampai dua kali
berturut-turut tidak timbul vertigo lagi. Terapi ini dapat
mengurangi keluhan vertigo pada banyak pasien tetapi
sulit dilakukan pada pasien berusia lanjut karena harus
melakukan perubahan posisi secara berulang-
ulang.1,10,19
Semont Manuver6
Manuver Epley
Metode ini diperkenalkan oleh Epley (1979) dan
disebut canalith repositioning procedure (CRP)
menggunakan vibrator dan dilakukan sedasi pada
pasien. Ia mendapatkan hasil yang memuaskan
sebanyak 97,7% dari 30 pasien, sedangkan 2,3%
kurang memuaskan. Dengan menggunakan metode
yang sama, Weider mendapatkan angka keberhasilan
87,7% dari 44 pasien BPPV. Dia menyebutkan cara ini
telah dilakukan selama 4 tahun dan menemukan bahwa
cara ini mudah dilakukan pada semua usia. Pada saat
ini para ahli lebih memilih modifikasi manuver Epley
yang tidak menggunakan sedasi dan vibrator.1,6,10,21