TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pendahuluan
Jamur Candida spp., terutama Candida albicans pada manusia bersifat
komensal dan berubah menjadi patogen pada kondisi daya tahan tubuh pejamu
membran mukosa dan kulit memang lebih sering terjadi, namun infeksi yang
lebih dalam seperti septisemia, endokarditis, dan meningitis juga dapat terjadi.2
Sifat patogen C. albicans akan muncul bila terjadi penurunan respon imun,
oleh karena itu perlu diperhatikan bahwa infeksi kandida adalah salah satu
albicans, yaitu suasana yang lembab dan hangat akan mempermudah kolonisasi
jamur, seperti pada iklim tropis Indonesia yang panas membuat tubuh
berkeringat dan menjadi lembab.5 Sehingga, kandida lebih sering tumbuh pada
1.2 Definisi
Kandidiasis adalah infeksi jamur (mikosis), yang dapat mengenai kulit,
1
2
muncul dari endogen, yakni blastospora Candida spp. yang secara selektif
laki-laki maupun perempuan,1 terutama menyerang usia yang sangat tua, sangat
parapsilosis, C. krusei.4
Pada data distribusi penyakit jamur, kandidiasis kutis memiliki persentasi
semua jenis kandidiasis, dengan kasus baru sebanyak 160 kasus dari 10.003
kunjungan.5
Penelitian pada URJ Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo
kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat, dan semakin
3
berkurang.9
1.5 Etiologi
Agen penyebab tersering kandidiasis kutis, genital, dan mukosa oral adalah
C. albicans,1 jamur ini berbentuk oval dengan ukuran bervariasi antara 2-6 m
Bentuk hifa sejati lebih sering muncul pada masa invasi, blastospora tanpa hifa
juga dapat ditemukan pada masa invasi penyakit, terutama oleh spesies non-
selain itu di vagina, uretra, kulit dan dibawah kuku. Dapat juga ditemukan di
atmosfir, tanah dan air.1 Koloni jamur bisa didapat saat melahirkan melalui
akan meningkat pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Kolonisasi fekal
meningkat pada wanita yang dirawat di rumah sakit, meskipun tidak menderita
permanen di kulit dan jarang didapati pada kulit individu sehat. 8 Hal ini
disebabkan karena kulit berdekatan dengan orifisa tubuh, seperti kulit di sekitar
kuku yang seringkali kontak dengan mulut akan didapat C. albicans atau
yang umum ditinggali oleh jamur ini, dapat diasumsikan invasi masuk
orofaring. Jamur ini pun dapat dibiakkan dari lingkungan, biasanya pada situasi
didapatkan dari ruang rawat inap saat terjadi epidemik oral trush, linen bed
pasien, atau dari udara pada klinik dermatologi. Namun, umumnya kandida
albikans lebih sering didapatkan pada infeksi vaginal serta pada pasien dengan
imunokompromis.2
Enzim dan toksin
Beberapa faktor seperti produksi asam proteinase oleh sejumlah strain C.
pada permukaan epitel melalui interaksi reseptor: kandida adhesin yang berasal
menjadi salah satu penyebabnya, selain itu gangguan fungsi pada neutrofil atau
jaringan, dan keringat membuat pasien diabetes lebih rentan terkena kandida.
Selain itu, sistem fagositosis juga terganggu pada diabetes, hifa lebih panjang
dari 200 m susah difagosit dan tidak begitu mudah dibunuh oleh leukosit.2
Faktor lainnya
Suhu diatas 35C, tekanan oksigen yang lembab, media cair, asam amino non-
sulfur, dan sumber karbon polisakarida, serum dan pH lebih dari 7,5 adalah
terhadap respon imun. Efek tekanan ekologikal dari organisme lainnya juga
Persaingan antara kandida dan bakteri pada saliva memberi kesan jumlah
glukosa yang tersedia bila meningkat dan berlebihan, seperti pada diabetes,
6
bakteri flora tidak akan mencegah pertumbuhan jamur. Mekanisme selain dari
terdiri atas campuran dari limfosit, sel plasma, dan histiosit. Pada kasus kronis,
hiperplasia dengan parakeratosis dan akantosis sel epitel dapat terjadi sehingga
eksogen:1
1. Perubahan fisiologik: usia, kehamilan, dan haid
2. Faktor mekanik: trauma (luka bakar, abrasi), oklusi lokal, kelembaban,
maserasi, kegemukan
3. Faktor nutrisi: avitaminosis, defisiensi zat besi, malnutrisi
4. Penyakit sistemik: penyakit endokrin (Diabetes mellitus, sindroma Cushing),
imunodefisiensi
5. Iatrogenik: penggunaan kateter, iradiasi sinar-X, penggunaan obat-obatan
(kandidemia).8
Kandidiasis kutis terjadi pada kulit yang tertutup yang hangat dan lembab,
vulvovaginitis); kulit yang tertutup cast, atau punggung saat berbaring imobil
kandidiasis2,8.
1.8 Gejala klinis
Kebanyakan kasus kandidiasis kutis terjadi pada lipatan kulit atau pada
daerah yang tertutup (oleh pakaian atau medical dressing) yang kondisinya
lembab. Area dekat orifisium tubuh dan juga jari, yang seringkali
terkontaminasi saliva juga berada dala risiko. 2 Gejala klinis kandidiasis kutis
antara lain:
1. Lokalisata
a. Kandidiasis intertriginosa
Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, genitokrural, intergluteal, lipat payudara,
interdigital, dan umbilikus, serta lipatan kulit dinding perut berupa bercak yang
kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif, 1 selanjutnya
(satellite pustulosis).8
Eritema muncul dengan sedikit eksudasi lembab yang muncul pada lipatan
yang terdalam, lesi akan semakin berkembang dan menyebar disekitar area
kontak dan muncul gambaran khas kandidiasis yakni makula dengan tepi yang
ireguler berbatas tidak tegas dan pustula subkorneal yang pecah meninggalkan
pustular maupun papular, juga mudah dijumpai. Rasa nyeri dan gatal yang
8
likenifikasi dan keringnya kulit dapat merubah gambaran awal dari kandida.6
Ruang antara jari-jari tangan dan kaki juga dapat terkena, lesi berbatas tegas
berbentuk oval ditutupi lapisan putih yang tebal meluas hingga ke sisi-sisi jari.
Biasanya pada tengah lesi akan didapatkan fisura dengan dasar kemerahan
yang bila infeksi terus berlanjut akan semakin mengelupas, menyisakan rasa
seringkali menginvasi bersama.2 Paling sering mengenai sela antar jari 3 dan
46,8. Faktor predisposisinya antara lain jari yang lebar atau gemuk, 2 sering
nyeri dan iritasi, dapat menyebar hingga ke perineum.2 Lesi dapat berupa
2. Genital
a. Kandidiasis Vulvovaginitis
Terjadi pada hampir 75% wanita usia produktif. Penyakit ini umum dialami
oleh ibu hamil.2 Sering pula terdapat pada penderita diabetes melitus karena
10
kadar gula darah dan urin yang tinggi pada perubahan hormonal (kehamilan
dan siklus haid). Rekurensi dapat terjadi juga karena penggunaan cairan
dapat pula rasa panas, nyeri sesudah miksi, dan dispareunia.6 Pemeriksaan pada
labia minora, introitus vagina, dan 1/3 bawah vagina akan tampak eritema,
mungkin ditemukan vesikel kecil pada permukaan.6 Pada kelainan yang berat
juga terdapat edema pada labia minora dan ulkus-ulkus yang dangkal pada
labia minora dan sekitar introitus vagina,1 dan dapat menyebar ke daerah
perianal.2
Fluor albus pada kandidiasis berwarna putih kekuningan. Tanda yang khas
kondisi non-sirkumsisi, koloni jamur dapat hidup di sekitar glans penis meski
dan sulkus koronarius glandis.1 Pada kasus yang paling ringan, lesi pustula dan
papula kecil muncul beberapa jam setelah kopulasi, ruptur, dan menyisakan
11
pengelupasan kulit di pinggiran lesi. Pada beberapa lelaki kondisi ini akan
rekuren, dan pada kasus yang lebih parah dan kronis, peradangan kronis akan
vulvovaginalis.2
Infeksi dapat terjadi karena oklusi kronik area popok oleh popok yang basah.
ireguler berbatas tegas dan lesi satelit ditemukan. Lesi berawal dari area
4. Granulomatosa Kandidiasis
12
pantat, genitalia, paha bagian atas dan pubis, dengan nodul yang dapat
Kaposis sarcoma. Beberapa contoh kasus terdapat hiperkeratosis pada lesi dan
scaling yang jelas. Perubahan histologis yang nyata adalah infiltrat dermis
20%, akan tampak blastospora,1 yang berbentuk oval berdinding tipis dengan
dasar yang sempit, dan pseudohifa atau hifa sejati yang berbentuk seperti
dengan pewarnaan PAS (Periodic Acid Shift). Dimana hifa dermatofita berjalan
2. Pemeriksaan kultur.
Sabouraud,1 yang bebas cycloheximide,2 dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik
dalam suhu kamar atau lemari suhu 37C, koloni tumbuh setelah 2-5 hari, 1
sedang pertumbuhan dari spesimen kulit yang lebih tebal atau kuku
dan kasar, serta beberapa lagi menghasilkan pseudohifa yang jelas pada tepian
koloni;2 terdapat serabut kecil seperti akar yang berpenetrasi ke dalam agar.6
dalam tubuh. Bila ditemui adanya Candida tanpa adanya gejala yang dirasakan
mempunyai Candida spp. dan beberapa jenis jamur lain pada vaginanya.
superinfeksi bakteri.8
banding kandidiasis kutis lokalisata antara lain: eritrasma, lesi di lipatan, lesi
lebih merah, batas tegas, kering, tidak ada satelit, pemeriksaan lampu Wood
terhadap obat anti jamur, lokasi infeksi, penyakit yang mendasari, dan status
imun pasien.1
1. Penatalaksanaan umum
Upayakan untuk menghindari atau menghilangkan faktor pencetus dan
predisposisi.10
Memelihara daerah lipatan agar tetap kering.8
Mencuci dengan sabun benzoyl peroxide dapat mengurangi kolonisasi kandida8
Menggunakan bedak mikonazole, itrakonazol, atau nistatin 2 kali sehari.11
Mengobati infeksi sekunder dengan kompres solusio sodium chloride 0,9%
selama 3 hari dan antibiotik yang tidak bersprektrum luas seperti eritromisin,
OBAT TOPIKAL
Mikonazole krim 2% dioleskan 2 kali sehari selama 14 hari, dapat
dilanjutkan sampai 4 minggu, sebaiknya terapi
dilanjutkan 1-2 minggu sesudah KOH negatif.10
Gentian violet 1-2% dioleskan 2 kali sehari selama 3 hari.1
Krim golongan azole lainnya seperti klotrimazol krim 1%, tiokonazol,
bufonazol, atau isokonazol.1
OBAT ORAL (pada lesi luas atau pasien imunokompromis berat).10
Ketokonazole tablet 200 mg 1 tablet sehari selama 7 hari
Itrakonazole kapsul 100 mg 2 kapsul sehari selama 7-14 hari
Fluconazole tablet 100 mg 2 tablet sehari selama 7-14 hari.11
Tabel 1.1 Pengobatan Kandidiasis Kutis Intertriginosa.
OBAT TOPIKAL8
Butoconazole krim 2% intravaginal selama 3 hari
Clotrimazole krim 1% intravaginal selama 7 - 14 hari
Clotrimazole tab vaginal 100 mg1 tablet selama 7 hari atau 2 tablet selama
3 hari atau tablet 500 mg dosis tunggal
Miconazole krim 2% intravaginal selama 7 hari
Miconazole supposituri vaginal satu tablet selama 3 hari atau supp vaginal
200 mg 100 mg 1 supp selama 7 hari
Tioconazole salep 6.5% intravaginal selama 7 hari
Terconazole krim 0.4% intravaginal selama 7 hari atau krim 0.8%
selama 3 hari atau supp vaginal 80 mg 1
supp selama 3 hari
Fluconazole 150 mg PO single dose
Asam borat kapsul vagina 1 tablet sehari selama 14 hari
4
OBAT ORAL
Ketokonazol tablet 200 mg 2 tablet sehari selama 5 hari
Itrakonazol tablet 200 mg 2 tablet dosis tunggal
Flukonazol tablet 150 mg 1 tablet dosis tunggal
KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS
REKUREN (KVVR)
Clotrimazole tab vaginal 500 mg 1 tablet
Fluconazole tablet 150 mg PO dosis tunggal
Itraconazole tablet 100 mg PO 2 tablet sehari
Tabel 1.2 Pengobatan Kandidiasis Vulvovaginitis.
nistatin krim atau supposituri vagina. Dahulu, obat topikal diberikan selama 7-
14 hari, namun sekarang sudah tersedia regimen dosis tunggal atau short
course (3-5 hari). Pemberian obat topikal secara tepat terbukti tidak
Dapat diberikan krim Azole dua kali sehari. Obati pasangan seksual.
5. Diaper Kandidiasis
Penatalaksanaan awal harus menjaga kulit bayi tetap kering, hindari memakai
popok terlalu ketat, dan jaga kebersihan kulit bayi.4 Jaga agar area popok tidak
16
terlalu lama terpapar lingkungan panas dan lembab dengan cara sering
mengganti popok, gunakan bedak tabur bayi dan krim yang mengandung zinc
1.12 Prognosis