Rubeola
Rubeola
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. K
Jenis Kelamin : laki-laki
Tanggal Lahir : 10 Juli 2011
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pangkalan pasir gandung cikupa no. 7B
Rekam medis : 34564
Tanggal Masuk Rumah Sakit : Rabu, 21 Agustus 2013 (pukul 16.00)
1
Ruam merah pada belakang telinga, sariawan pada rongga mulut, batuk, dan pilek
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengalami batuk pada hari Sabtu tanggal 17 Agustus 2013. Pasien sering
menangis dan terbangun pada saat malam hari karena batuk tersebut. Batuknya
bersifat kering dan terus menerus. Tidak ada faktor yang dapat mempereda atau
memperberat batuk tersebut. Pasien tidak meminum obat apapun dan belum
melakukan usaha untuk mengurangi batuk tersebut. Pasien juga mengalami pilek.
Pilek yang pasien alami berlangsung secara terus menerus. Lendir yang dikeluarkan
berwarna kuning kehijauan dan kental. TIdak ada faktor yang dapat mempereda atau
memperburuk pilek tersebut. Pasien tidak meminum obat apapun dan belum
melakukan usaha untuk mempereda gejala tersebut. Pada hari Senin 19 Agustus 2013,
pasien mengalami demam 38C. Demam dialami pasien sepanjang hari. Demam lebih
tinggi pada malam hari yaitu 39 dan menurun pada saat siang hari yaitu 38C. Pasien
sudah pergi ke dokter dan diberikan paracetamol, ambroxol, amoxicillin, vitamin C,
dan CTM. Pada saat pasien meminum obat tersebut, demam turun namun naik
kembali pada saat keesokan harinya. Pasien hanya meminum obat tersebut selama 1
hari dan tidak mengkonsumsi lagi pada keesokan harinya. Pasien juga mengalami
kemerahan pada mata pada saat pagi hari namun tidak disadari oleh ibu pasien.
Kemerahan pada mata disertai dengan mata yang berair. Air mata yang keluar tidak
terlalu banyak. Mata kemudian menjadi membengkak pada sore harinya. Bengkak
terjadi pada kedua mata. Pada hari Selasa, 20 Agustus 2013, Ibu pasien menemukan
adanya bercak merah pada belakang telinga pasien. Bercak merah tersebut bervariasi,
ada yang datar dan ada yang sedikit timbul, serta menyebar di area belakang telinga.
Bercak mulai timbul pada saat pagi hari, dan pada malam harinya, bercak merambat
ke leher. Tidak ada faktor yang dapat meringankan atau memperburuk bercak merah
tersebut. Pasien juga mengalami sariawan yang ada di rongga mulut. Sariawan
tersebut membuat pasien menjadi susah makan dan menolak apabila diberikan susu
oleh ibu pasien. Bibir pasien juga terlihat kering dan sesekali berdarah. Pasien tidak
meminum obat atau melakukan usaha untuk memperingan keluhan tersebut. Pada hari
Rabu 21 Agustus 2013, Ibu pasien membawa pasien ke rumah sakit pada pukul 16.00
dengan keluhan utama demam bertambah tinggi yaitu 40C yang tidak kunjung turun.
Pasien kemudian diberikan infus NaCl dan segera di rawat inap. Pada malam harinya
pukul 20.00, bercak menyebar sampai dengan keseluruh badan. Bercak paling banyak
2
timbul pada bagian punggung pasien. Bercak tersebut berwarna merah dan datar
namun ada juga yang sedikit menonjol
4
9) Berpartisipasi dalam permainan
e. Usia 12-18 bulan
1) Mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
2) Menyusun 2 atau 3 kotak
3) Dapat mengatakan 5-10 kata
4) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
f. Usia 18-24 bulan
1) Mampu naik turun tangga
2) Menyusun 6 kotak
3) Menunjuk mata dan hidungnya
4) Menyusun dua kata
5) Belajar makan sendiri
6) Menggambar garis di kertas atau pasir
7) Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
8) Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
9) Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
Riwayat Keluarga
Ayah Ibu
Pasien
Anak I
Pasien merupakan anak tunggal. Anggota keluarga belum pernah
ada yang mengalami sakit seperti ini. Ayah pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis. Ibu
pasien memiliki riwayat hipertensi. Status ekonomi pasien adalah menengah kebawah
6
Tidak diperiksa
Kulit :
Turgor kulit baik, tidak pucat, tidak sianosis, edema (-), lesi kulit (+) pada seluruh
tubuh
Status dermatologikus :
Terdapat lesi eritem makulo papular pada seluruh wajah, leher, kedua bahu dan lengan
atas, dada, serta di kedua tungkai dan pergelangan kaki
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Complete Blood Count
Hemoglobin : 11,30 g/dl (10,8-15,6)
Hematocrit : 36,50 % (33-45)
Red Blood Cell : 4,50 106/ul (3,8-5,8)
White Blood Cell : 5,80 103/ul (4,5-13,5)
Differential Count
Basophil : 1% (0-1)
Eosinophil : 1% (1-3)
Band Neutrophil : 3% (2-6)
Segment neutrofil : 60% (50-70)
Lymphocyte : 38% (25-40)
Monocyte : 10% (2-8)
3
Platelet Count : 167 10 /ul (150-440)
ESR : 5 mm/hr (0-20)
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan :
Tes serologi : IgM antibodies untuk melihat measles-specific IgM antibody
PCR : untuk mendeteksi adanya virus
Deteksi virus : throat swab, urine specimen, nasal/nasopharingeal swab
Immunology : Dengue Anti NS1 Rapid, Anti Salmonella Typhi IgM
VI. RESUME
An. K balita laki-laki berusia 2 tahun dibawah oleh ibunya ke puskemas dengan keluhan
demam yang tidak kunjung reda sejak 4 hari yang lalu. Demam awalnya 38C dan naik
menjadi 40C. Keesokan harinya pasien mengalami batuk disertai pilek dan dibawa ke rumah
sakit. Pasien diberikan ambroxol, amoxilin, vitamin C, paracetamol, dan CTM. Pasien juga
mengalami kemerahan pada mata yang menjadi bengkak pada saat malam harinya. Mata
merah tersebut disertai dengan keluarnya air mata. Ibu pasien juga mengeluhkan adanya
sariawan yang ada di rongga mulut pasien sehingga pasien menolak untuk diberikan susu dan
makanan. Bibir pasien tampak kering dan menyebabkan bibir pasien berdarah. Bercak yang
dialami pasien timbul 1 hari sebelum pasien berkunjung ke rumah sakit untuk kedua kalinya.
Bercak terdapat di belakang telinga dan keesokan harinya menyebar sampai ke seluruh badan.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya ruam eritem makulopapular pada seluruh tubuh.
Pasien sebelumnya belum pernah di imunisasi karena ibu pasien tidak percaya akan
7
keuntungan yang diperoleh dari melakukan vaksinasi. ASI yang diperoleh oleh pasien hanya
sampai usia 2 bulan dan selanjutnya ASI digantikan oleh susu fomula.
VII. DAFTAR MASALAH
Diagnosis
Measles (morbili, campak, rubeola)
DD
- Demam tifoid
- Demam berdarah dengue
- Rubella
- Alergi obat
X. FIE
Pasien ini baru berusia 2 tahun sehingga tidak bisa menerangkan reaksi terhadap
penyakitnya. Sehingga pertanyaan ini ditujukan kepada ibu pasien
Feeling
Ibu pasien merasa khawatir akan penyakit anaknya tersebut
Insights
Adanya hal yang tidak benar pada kulit anaknya
8
Fears
Ruam merah tersebut dapat memburuk dan menyebar ke daerah-daerah lainnya
Expectations
Mengharapkan kesembuhan
XI. PROGNOSIS
Quo vitam : ad bonam
Quo functionam : ad bonam
Quo sanactionam : ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Penyakit Campak
Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola (bahasa Latin), yang
kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern, dalam bahasa Islandia dikenal
dengan nama mislingar dan measles dalam bahasa Inggris. Campak adalah penyakit infeksi
yang sangat menular yang disebabkan oleh virus, dengan gejala-gejala eksantem akut,
demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran pernapasan, gejala-gejala mata, kemudian
diikuti erupsi makulopapula yang berwarna merah dan diakhiri dengan deskuamasi dari kulit.
Infectious Agent
9
Agent campak adalah measles virus yang termasuk dalam famili paramyxoviridae anggota
genus morbilivirus. Virus campak sangat sensitif terhadap temperatur sehingga virus ini
menjadi tidak aktif pada suhu 37 derajat Celcius atau bila dimasukkan ke dalam lemari es
selama beberapa jam. Dengan pembekuan lambat maka infektivitasnya akan hilang.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi 10-20 hari
Timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium
1.Stadium Kataral (prodormal) 4-5 hari
-Demam ringan-sedang
-Batuk kering ringan,
-Coryza
-Fotofobia
-Konjungtivitis.
Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema,
timbul bercak koplik spot tanda patognomonik bagi morbili, Bercak
tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu 12-18 jam.
2.Stadium Erupsi
-Coryza dan batuk-batuk bertambah.
-Eritema makulopapular di mulai dari telinga-wajah-badan-eksremitas
(pola cephalocaudal)
-Rasa gatal
-Perbesaran KGB pada sudut mandibula dan bagian belakang oksipital.
3. Stadium Konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) dan mengelupas. bisa hilang sendiri
10
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention. Centers for Disease Control and
Prevention, 22 Oct. 2012. Web. 28 Aug. 2013.
"Measles (rubeola, Hard Measles, Red Measles)." Measles (rubeola, Hard Measles,
Red Measles). N.p., n.d. Web. 28 Aug. 2013.
11