Disusun Oleh :
Yuli Dwi Hartanto
G1E007019
khas berupa perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu di
sertai dengan gejala-gejala demam, nyeri perut, pembesaran limpa dan erupsi
kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis, dan penyakit ini sangat
pada tanggal 27 September 2005 sampai dengan 11 Januari 2007 WHO mencatat
sekitar 42.564 orang menderi typhoid dan 214 orang meninggal. Penyakit ini
biasanya menyerang anak-anak usia pra sekolah maupun sekolah akan tetapi tidak
1. Pengertian
Febris typhoid adalah merupakan salah satu penyakit infeksi akut usus
terdapat di kotoran, tinja manusia, dan makanan atau minuman yang terkena
kuman yang di bawa oleh lalat. Sebenarnya sumber utama dari penyakit ini
adalah lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Tidak seperti virus yang dapat
antigen, yaitu antigen O, antigen somatik yang tidak menyebar, terdiri dari zat
tiga macam antibody yang biasa disebut agglutinin (Arif Mansjoer, 2000).
3. Patofisiologi
ke dalam tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang
tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi
masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque pleyeri di liteum
menembus ke dalam lamina profia, masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar
mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella typhi bersarang di
plaque pleyeri, limfe, hati dan bagian-bagian lain dari sistem retikulo
4. Manifestasi Klinik
manusia cukup cepat, yaitu 24-72 jam setelah masuk, meski belum
empedu, limpa, sumsum tulang, dan ginjal. Rentang waktu antara masuknya
kuman sampai dengan timbulnya gejala penyakit, sekitar 7 hari. Gejalanya
sendiri baru muncul setelah 3 sampai 60 hari. Pada masa-masa itulah kuman
umum ditemui pada penderita demam typhoid biasanya disebut febris remitter
atau demam yang bertahap naiknya dan berubah-ubah sesuai dengan keadaan
1. Minggu pertama, demam lebih dari 40C, nadi yang lemah bersifat
tampak kering mengkilat, denyut nadi cepat. Tekanan darah menurun dan
3. Minggu ketiga,
berkurang.
otot bergerak terus, terjadi inkontinensia alvi dan urine. Selain itu
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Leukosit
typhoid jumlah leukosit pada sediaan darah tepi pada berada dalam batas
pengobatan.
c. Kenaikan Darah
tidak menyingkirkan febris typhoid. Hal ini karena hasil biakan darah
d. Uji Widal
terhadap saluran monolle typhi dalam serum pasien dengan febris typhoid
juga pada orang yang pernah terkena salmonella typhi dan pada orang
terjadi positif ataupun negatif palsu akibat adanya reaksi silang antara
spesies salmonella.
spesifik. Kultur darah dan sum-sum tulang positif pada minggu pertama dan
kedua, sedang minggu ketiga dan keempat kultur tinja dan kultur urin positif
(Wong, 2003).
6. Penatalaksanaan
Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penyakit
ini tidak menular ke orang lain). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari
bebas panas. Istirahat total ini untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus.
Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat.
Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus
anak dosisnya adalah 50-100 mg/kg berat badan/hari. Jika hasilnya kurang
a. Tiamfenikol, dosis dewasa 3 x 500 mg/hari, dosis anak: 30-50 mg/kg berat
badan/hari.
b. Ampisilin, dosis dewasa 4 x 500 mg, dosis anak 4 x 500-100 mg/kg berat
badan/hari.
tempat yang higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin.
Jangan gunakan air yang sudah tercemar. Apabila menggunakan air yang
e. Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan ( gizi yang cukup, tidur cukup
dan teratur, olah raga secara teratur 3-4 kali seminggu). Hindarilah
makanan yang tidak bersih. Belilah makanan yang masih panas sehingga
rumah.
(Soedarto, 2007)
7. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
4) Eliminasi
bervariasi dari lunak sampai bau atau berair, perdarahan per rectal dan
riwayat batu ginjal dengan tanda menurunnya bising usus, tidak ada
berat badan dan tidak toleran terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan
rongga mulut.
6) Hygiene
8) Keamanan
b. Diagnosa Keperawatan
tidak adekuat
c. Rencana Keperawatan
Hidayat, A. A., 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Salemba Medika, Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FK-UI,
Jakarta.
Suriadi dan Yuliani, R., 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV. Sagung Seto,
Jakarta.
Wilkinson, Judith, 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC, EGC, Jakarta.