2009
Juli
20
INTRACEREBRAL HEMATOMA
1. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perdarahan intracerebral merupakan penyabab Cerebrovaskular
Accident yang ketiga. Perdarahan yang terjadi pada memar otak dapat
membesar menjadi hematom intraserebral. Kelainan ini sering ditemukan
pada penderita trauma kepala. Lebih dari 50 % penderita dengan hematom
intracerebral disertaihematom epidural ataiu hematom subdural. Paling
banyak terjadi di lobus frontalis atau temporalis, dan tidak jarang ditemukan
multipel.
1. Tujuan
1. Untuk mengetahui tinjauan teori dari intracerebral hematoma meliputi
pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang,
prognosis, pathway.
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan intracerebral
hematoma meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
dan rencana keperawatan
2. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
2. Etiologi
Penyabab perdarahan otak yang paling lazim ialah :
1. Aneurysma Berry- biasanya defek congenital
2. Aneurysma fusiformis- dari arteriosclerosis
3. Aneurysma mycotik dari vasculitis nekrose dan emboli septis
4. Malformasi arteriovenus kacau, terjadi hubungan persambungan
pembuluh darah sehingga darah arteri langsung masuk vena
5. Ruptur arteriol cerebral akibat hipertensi, yang menimbulkan
penebalan dan degenerasi pembuluh darah.
3. Patofisiologi
Ada kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan
subarachnoid perdarahan intraserebral atau kombinasi kedua duanya.
Tempat yang paling sering dari aneurysma Berry adalah belahan anterior dari
Cicle of Willis pada sambungan antara carotis interna dan arteri communicant
posterior. Aneurysma multiple ditemukan pada banyak orang. Rupture
aneurysma terjadi bila timbul lobang pada aneurysma, perdarahan menyebar
dengan cepat, menimbulkan perubahan- perubahan setempat dan iritasi pada
pembuluh- pembuluh otak. Perdarahan biasanya suka berhenti karena
pembentukan sumbatan olaeh fimbrae thrombosit dan oleh himpitan jaringan.
Setelah 3 minggu darah mulai diresorpsi. Rupture ulangan merupakan resiko
serius 7 atau 10 hari setelah perdarahan yang pertama. Rupture dari
pembuluh dpat berakibat terhentinya aliran darah ke daerah tertentu, tombul
ischemi focal dan infark jaringan otak. Tambahan pula bahwa keluarnya darah
yang mendadak bias menimbulkan gegar otak dan hilang kesadaran. Juga
menimbulkan peningkatan tekanan cairan cerebrospinal dan menimbulkan
geseran otak. Perdarahan yang masuk ke dalam jaringan otak dapat
menimbulkan kerusakan pada otak akibat otak terbelah sepanjang jaring
5. Pemeriksaan penunjang
1. Angiografi
2. Ct scanning
3. Lumbal pungsi
4. MRI
5. Thorax photo
6. Laboratorium
7. EKG
7. Penatalaksanaan Medik
1. Terapi konservatif dan operatif
2. Pengendalian tekanan intrakranial
3. Anticonvulsant.
4. Pengendalian peningkatan TIK dilakukan Hiperventilasi, Diuretika dan
kortikosteroid tetapi dapat memberi kerugian, misalnya mudah
terkena infeksi hiperglikemia, perdarahan lambung (stress ulcer).
Perdarahan sub arakhnoids:
1. Pemberian oksigenasi, ventilasi, keseimbangan elektrolit
2. Nyeri dengan obat kortikosteroid, antikonvulsan profilaksis perlu
dipertimbangkan.
3. Obstruktif perlu pemasangan Pirau Ventriculo-peritoneal (VP Shunt).
4. Tindakan operasi intrakranial merupakan terapi pilihan, tetapi operasi segera
sesudah perdarahan berbahaya karena retraksi otak (Non compliant Brain),
dapat menimbulkan iskemik otak.
8. Prognosis
Kira-kira 50 % pasien dengan ruotur aneurysma dapat sembuh dari
episode awal, tapi 50 % lagi akan terus mengalami perdarahn ulang bila tidak
diobati. Hemoragi ulangan akan terjadi dalam 2 minggu dan bahaya maut
bias mengancam setiap episode perdarahan.
9. Pengkajian
1. Data subyektif meliputi :
1. Pengertian pasien tentng penyakit atau gejalanya
2. Karakteristik serangan gejala
3. Ada sakit kepala bagaimana sifat dan lokasinya
4. Defisit sensori
5. Kemampuan melihat- fotofobia
6. Ada mual dan muntah
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Wendra (1999). Petunjuk Praktis Rehabilitasi Penderita Stroke, Bagian Neurologi
FKUI /RSCM,UCB Pharma Indonesia, Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8, EGC,
Jakarta.
Carpenito Linda Juall. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, EGC,
Jakarta.
Depkes RI. (1996). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Diknakes, Jakarta.
Intracerebral Hemorrhage
DEFINISI
Intracerebral hemorrhage sangat sering terjadi ketika tekanan darah tinggi kronis
melemahkan arteri kecil, menyebabkannya menjadi pecah. Penggunaan kokain dan
ampetamin bisa menyebabkan tekanan darah yang sangat tinggi dan pendarahan untuk
sementara waktu. Pada beberapa orang yang tua, protein tidak normal disebut amyloid
yang menumpuk pada arteri otak. Penumpukan ini (disebut amyloid angiopathy)
melemahkan arteri dan bisa menyebabkan pendarahan.
Umumnya tidak banyak penyebabnya termasuk ketidaknormalan pembuluh darah yang
ada ketika lahir, luka, tumor, peradangan pada pembuluh darah (vasculitis), gangguan
pendarahan, dan penggunaan antikoagulan dalam dosis yang terlalu tinggi. Gangguan
pendarahan dan penggunaan antikoagulan meningkatkan resiko sekarat dari intracerebral
hemorrhage.
GEJALA
Intracerebral hemorrhage mulai dengan tiba-tiba. Dalam sekitar setengah orang, hal itu
diawali dengan sakit kepala berat, seringkali selama aktifitas. Meskipun begitu, pada
orang tua, sakit kepala kemungkinan ringan atau tidak ada. Dugaan gejala terbentuknya