Anda di halaman 1dari 46
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATLR » REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA. NOMOR : KEP/ 120 /M.PAN/9/2004 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA. DAN ANGKA KREDITNYA. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA, Menimbang —: a. bahwa dengan berlakunya Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisesi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2004, dipandang perlu meninjau kembali Keputusan Menko Wasbang PAN Nomor 13/KEP/MK.WASPAN/ 4/1999 tentang Jabatan Fungsional Penyulth Keluarga Berencana dan Angka Kreditnya; . bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a di atas dipandang perlu menetapkan kembali Jabatan fungsionel Penyuluh Keluarga Berencana dan Angka Kreditnya dengsn Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara; Mengingat_ = 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; 2 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahte 3. Feraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003; 4, Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera; ® Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003; 8._ Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemisidahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; U. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 12. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun. 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Memperhatikan : Menetapkan : Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2004 ; 1. Usul Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional dengan surat Nomor 160/1/KT.504/B2/2004 tanggal 18 Juni 2004 2. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan surat Nomor K.26-14/V.81-1/87 tanggal 25 Agustus 2004, MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA. TENTANG JABATAN FUNGSIONAL’ PENYULUH KELUARGA BERENCANA DAN ANGKA KREDITNYA. BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud, dengan : 1. Program Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat Program KB nasional, adalah upaya peningkatan kepedulian dan peranserta masyarakat melalui pendewasaan usia _perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan_ keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera, menuju keluarga berkualitas 2. Penyuluh Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat PKB, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, evaluasi dan pengembangan Keluarga Berencana Nasional. 3. Penyuluhan Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disebut Penyuluhan KB nasional, adalah kegiatan penyampaian informasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat untuk mewujudkan keluarga berkualitas. 4. Pelayanan Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut Pelayanan KB, adalah kegiatan pemberian fasilitasi kepada keluarga dan masyarakat untuk memenuhi Kebutuhannya dalam mewujudkan keluarga berkualitas. 5. Angka kredit, adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atatt akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang PKE dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya, 6. Tim Penilai Angka Kredit, adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas untuk menilai prestasi kerja PKB, BAB IL RUMPUN JABATAN, INSTANSI PEMBINA, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK Pasal 2 (1) _Jabatan fungsional PKB termasuk dalam rumpun ilmu sosial dan yang berkaitan, (2) Instansi Pembina jabatan fungsional PKB adalah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat BKKBN. Pasal 3 (2) PKB, adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional program KB pada instansi pemerintah. (2) PKB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri S:pil. Pasal 4 Tugas pokok PKB adalah melakukan penyuluhan Keluarga berencana nasional dan pelayanan keluarga berencana. BAB IIT UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN, Pasal 5 Unsur dan Sub Unsur kegiatan PKB, terdiri dari : 1. Pendidikan, meliputi : a. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar; b. Pendidikan dan Pelatihan fungsional di bidang keluarga berencana dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP); ¢. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan memperoleh Surat Tanda ‘Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP). 2. Penyuluhan KB nasional, meliputi : a. Persiapan penyuluhan; b, Pelaksanaan penyuluhan; ¢. Pembinaan generasi muda. 3. Pelayanan Keluarga Berencana, meliputi : a. Persiapan pelayanan; b. Pelaksanaan pelayanan; 1. Pengembangan p-ofesi, meliputi a. Pembuatan \arya tulis/karya ilmiah di bidang penyuluhan KB nasional dan relayanan KB; b. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainaya di bidang penyuluhan KB nasional dan pelayanan KB; ¢. Pembuatan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang penyuluhan KB nasional dan pelayanan KB; d. Pengembangan teknologi tepat guna di bidang penyuluhan KB nasional dan pelayanan KB; 5. Penunjang tugas PKB, meliputi : a. Pengajar/pelatih di bidang penyuluhan KB nasio:. dan pelayanan KB; b. Berperan serta dalam seminar/lokakarya di bidang penyuluhan KB nasional dan pelayanan KB; ¢. Keanggotaan organisasi profesi PKI d. Keanggotaan/kepengurusan kelembagaan masyarakat; €. Pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan; £ Pembinaan generasi muda; §- Keanggotaan Tim Penilai jabatan fungsional PKB; h. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya; i. Perolehan penghargaan/tanda jasa BAB IV JENJANG JABATAN DAN PANGKAT. Pasal 6 (1) Jabatan fungsional PKB terdiri dari PKB terampil dan PKB ahli. (2) Jenjang jabatan PKB terampil dari yang terendah sampai dengan tertinggi, adalah : ) 6) a. PKB Pelaksana Pemula; b. PKB Pelaksana; ©. PKB Pelaksana Lanjutan; d. PKB Penyelia Jenjang jabatan PKB ahli dari yang terendah sampai dengan tertinggi, adalah a. PKB Pertama; b. PKB Muda; PKB Madya, Jenjang pangkat PKB sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sesuai jenjang jabatan, adalah : a. PKB Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur Muda, golongan ruang Wa; b. PKB Pelaksana, terdiri dari: 1.Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b; 2.Pengatur, golongan ruang II/c; 3.Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d. ¢. PKB Pelaksana Lanjutan, terdiri dari: 1. Penata Muda, golongan ruang III/a; 2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. d. PKB Penyelia, terdiri dari: 1. Penata, golongan ruang Ill/c; 2. Penata Tingkat I, golongan ruang Ul/d. Jenjang pangkat PKB sebagaimana dimeksud dalam ayat (3) sesuai jenjang jabatan, adalah : a. PKB Pertama, terdiri dari: 1. Penata Muda, golongan ruang III/a; 2. Penata Muda Tingkat |, golongan ruang Ill/b, b. PKB Muda, terdiri dari 1.Penata, golongan ruang IIl/c; 2.Penata Tingkat I, golongan ruang IlI/d. c. PKB Madya, terdiri dari 1. Pembina, golongan ruang IV/2; 2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; 3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c (6) _Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan PKB sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dan ayat (5) adalah jenjang pangkat dou jabatan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki untuk masing- masing jenjang jabatan, (7) Penetapan jenjang jabatan PKR untuk pengangkatan dalam jabetan ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang dimiliki berdasarkan penetapan pejabat yang berwenang menetapkan angka Kredit sehingga dimungkinkan pangkat dan jabatan tidak setara dengan pangkat dan jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) Gan ayat (5). BAB V RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAT DALAM MEMBERIKAN ANGKA KREDIT Pasal 7 (1) Kegiatan PKB terampil sesuai dengan jenjang jabatan, adalah sebagai berikut: a. PKB Pelaksana Pemula: 1. Melakukan pendataan KB; 2. Melakukan pengisian form pendataan Mutasi Data Keluarga (MDK); 3. Membuat peta pendataan Institusi Masyarakat Pedesaan/ Perkotaan (IMP) dan Organisasi. Non Pemerintah (ORNoP) tingkat desa/kelurahan; 4. Membuat penomoran IMP; %- Melakukan Komunikasi Informasi: Edukasi (KIE) KB kepada masyarakat secara perorangan; 6. Melakukan fasilitasi kepada kader; 7 Menyalurkan alat kontrasepsi ke tingkat desa/kelurahan; 8. Mengumpulkan data pelayanan KB di Klinik; 9. Menyiepkan sarana dan prasarana pelayanan dalam kegiatan KB Keliling/ Posyandu. 10. Menyusun laporan pelayanan terpadu ( Bina Keluarga, UPPKS). PKB Pelaksana: 1. Menyusun rencana pendataan dan peinetaan wilayah kerja tingkat desa/kelurahan: 2. Melaksanakan pendataan KB dengan mengolah data wilayah desa/kelurahan; 3. Menyiapkan pendataan IMP dan ORNOP dengan membuat rencana kerja; ‘4, Membuat peta pendataan IMP dan ORNOP tingkat kecamatan; 5. Menyusun rencana operasionalbulanan KB tingkat desa/kelurahan; 6. Mengembangkan media KIE KB dalam bentuk spanduk atau umbul-umbul; 7. Menjadi Tim lomba KB nasional, tingkat desa/kelurahan; 8. Menjaga stand dalam setiap pameran KB nasional; 9. Melakukan fasilatasi kepada kelompok KB/KS; 10. Menjadi peserta mini lokakarya; 11. Menyalurkan alat kontrasepsi ke tingkat kecamatan; 12, Mendapatkan akseptor/peserta asuransi KB; 13. Membuat laporan hasil pelayanan KB Keliling/Posyandu; 14 Melakukan rujukan meciis ke tempat pelayanan kesehatan; 'S. Meiakukan pelayanan terpadu dan pendampingan kegiatan terpadu ( Bina Keluarga, UPPKS). PKB Pelaksana Lanjutan 1. Menyusun rencana pendataan dan pemetaan wilayah kerja tingkat kecamatan; 2 Melaksanakan pendataan KB dengan menyajikan hasil engolahan dats desa/kelurahan; 3. Membuat laporan pendataan di witayaiy era; 4. Melakukan sosi: asi hasil pendataan tingkat desa/kelurahan; 5 Melakukan persiapan pendataan IMP dan ORNOP dalam membuat rencana kerja tingkat kecamatan; & Memberikan pembekalan kepada kader, masyarakat, tokoh formal/informal tingkat desa,'kelurahan; 7 Melakukan pendekatan kepada IMP dan CRNOP tingkat desa/kelurahan; 8. Menyusun rencana operasional bulanan KB tingkat Kecamatan; 9. Mengembangkan media KIE KB nasional dalam bentuk transparan; 10. Mengembangkan media KIE KB nasional dalam bentuk media sederhana; 1. Melakukan KIE KB nasional kepada masyarakat secara kelompok; 12. Menyiapkan sarana KIE dengan mobil penerangan (Mupen) KB; 13. Menjadi Tim lomba KB nasional tingkat kecamatan; 14. Melakukan fasilitasi kepada Sub PPKBD; eFr—“—Cis—s—s—S—SOOSS_ONSCSCSéss—C—CN pemerintah tingkat desa/kelurahan; 16. Menyusun materi rakor/raker KB tingkat desa/kelurahan; 17. Menjadi penyaji datam mini Iokakarya; : '8. Memberikan pembekalan dan informasi kepada kader; 18. Menyiapkan sarena «lan prasarana pelayanan KB kepada kader; 20. Membimbing kegiatan pendewasaan usia perkawinan, PKB Penyelia . 1. Membuat peta wilayah kerja hasil pendataan; 2. Melakukan sosialisasi hasil pendataan tingkat kecamatan; 3. Memberikan pembekslan kepada Kader, masyarakat, tokoh formal/informal tingkat kecamatan; 4. Melakukan pendekatan kepada IMP dan ORNOP tingkat kecamatan; 5. Mengembangkan media KIE KB nasional dalam bentuk pester; 6. Mengembangkan media KIF KB nasional dalam bentuk leafict atau bilboard; 7 Mengembangkan media KIE KB nasional dalam bentuk media tradisional di pedesaan 8 Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan advokasi dan KIE KB nasional tingkat kecamatan; 9. Menjadi Tim Penilai lomba KB nasional tingkat kecamatan; 10 Melakukan fasilitasi Kemitraan instansi pemerintah dan non Pemerintah tingkat kecamatan; 11, Menyusun materi rakor/raker KB tingkat kecamatan; 12. Memfasilitas terlaksananya pelayanan KB oleh LSOM; 13. Memberikan pembekalan dan informasi kepada masyarakat/ tokoh formal; 14 Mengidentfikasi sasaran, menganalisis dan menyusun rencana kebutuhan alat kontrasepsi di desa/kelurahan; 15. Mengidentifikesi dan menyeleksi calon penerima bantuan pelayanan terpadu di desa/kelurahan; 10 16. Melakukan pelayanan KB pada momentum strategis; 17. Memberikan orientasi ketrampilan kader IMP/POK TAN. (2) Kegiatan PKB ahli sesuai dengan Jenjang jabatan, adalah sebagai berikut a. PKB Pertama 1. Menyusun rencana pendataan dan pemetaan wilayah kerja tingkat Kabupaten/Kota; % Melaksanakan pendataan KB dengan mengolah data wilayah kecamatan dan Kabupaten/Kota; 3. Melaksanakan pendataan KB dengan verifikasi/validasi data; 4 Menyiapkan pendataan IMP dan ORNOP dengen membuat Tencana kerja tingkat Kabupateri/Kota; S Membuat peta pendataan IMP dan ORNOP tingkat Kabupaten/Kota; 6 Menyiapkan instrumen pendataan KB dengan menguji coba instrumen; 7. Mengevaluasi pencapaian KB tingkat desa/kelurahan; 8. Menyusun isi pesan KB nasional untuk bahan advokasi/bahan XIE tingkat kecamatan; ® Menyusun rencana operasionalbulanan KB tingkat Kabupaten/Kota; 10. Mengembangkan media KIE KB nasional dalam bentuk banner; 1M. Melakukan KIE dengan mobil penerangan (MUPEN) KB; 12. Melakukan uji coba materi dan media advokasi KIE KB nasional; 18. Mendesain pameran KB nasional di tingkat kecarnatan; . 14, Melakukan fasilitasi kepada PPKBD; 15. Menjadi peserta pada rakor/raker KB nasional tingkat Propinsi; 16. Mengidentifikasi sasaran, menganalisis dan menyusun rencana Kebutuhan aiat kontrasepsi tingkat kecamatan; 17. Mengidentifiasi dan menyeleksi calon penerima bantuan Pelayanan terpadu di tingkat Kabupaten/Kota; nu 18. Melakukan pengembangan wawasan pelayana terpadu (Bina Keluarga, UPPKS); 19. Melakukan prakonseling KB ; 20. Memantau dan mengevaluasi pelayanan KB tingkat Kabupaten/Kota; 21. Melakukan uji coba pengembangan model teknis penyuluhan KB nasionai dan pelayanan KB, PKB Muda: 1 Melaksanakan pendataan KB dengan menginterpretasi_ dan analisis data; 2 Memberikan pembekalan kepada kades, masyarakat, tokoh formal/ informal tingkat Kabupaten/Kota; . Menyiapkan instrumen pendataan KB dengan merancang instrumen; 4. Mengevaluasi pencapaian KB tingkat kecamatan; 5. Menyusun isi pesan KB nasional untuk bahan advokasi/bahan KIE tingkat Kabupaten/Kota; 8. Mengembengkan media KIE KB nasional dalam bentuk asesoris; 7. Melakukan KIE KB melalui surat kabar/ majalah atau radio; 8. Melakukan penyuluhan massa tentang KB nasional; 9. Melakukan pendekatan kepada ORNOP tingkat Kabupaten/Kota; 10. Menjadi tim penilai lomba KB nasional tingkat Kabupaten/Kota; 11. Menyiapkan materi pameran KB nasional ; 12. Melakukan fasilitasi kepada POKTAN; 18. Melakukan fasilitasi kemitraan instansi pemerintah dan ron Pemerintah tingkat Kabupaten/Kota; 14. Menyusun materi rakor/raker KB nasional_ tingkat Kabupaten/ Kota; 15. Menjadi peserta pada rakor/raker KB nasional tingkat Nasional; 16. Membentuk institusi masyarakat padesaan/POKTAN; 12 17. Mengidentifikasi sasaran, menganalisis dan menyusun rencana Kebutuhan alat kontrasepsi tingkat Kabupaten/Kota; 18. Melakukan konseling KB ; 19 Membuat_umpan balik hasil analisis pelayonan KB tingkat Kabupaten/Kota; 20. Mengembangkan model KB nasional. c. PKB Madya 1. Melaksanakan pendataan KB nasional dengan penyajian hasil analisis data kecamatan dan Kabupaten/Kota; Menyiapkan instrumen pendataan KB; 3. Mengevaluasi pencap: an KB tingkat Kabupaten/Kota; 4. Mengembangkan media KIE KB nasional; 5. Melakukan KIE KB melalui televisi; 6 Memberikan advokasi kepada tokoh formal dan informal tingkat Kabnpaten/Kota; 7. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan advokasi dan KIE KB nasional tingkat Kabnpaten/Kota; 8. Mendesign jenis lomba KB nasional tingkat Kabupaten/Kota; 9. Mendesain pameran KB nasional tingkat Kabupaten/Kota; 10. Mengembangkan institusi masyarakat pedesaan/POKTAN; 11. Mengembangkan model teknis penyuluhan KB nasional dan pelayanan KB; 12. Mengevaluasi pengembagan model _KB nasional. (8) PKB yang melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, pengabdian pada masyarakat dan penunjang tugas PKB diberikan angka kredit masing-masing untuk PKB Pelaksana Pemula sampai dengan PKB Penyelia sebagaimana tersebut dalam Lampiran I dan untuk PKB Pertama sampai dengan PKB Madya sebagaimana tersebut dalam Lampiran Il. Pasal 8 Apabila pada suatu unit kerja tidak terclapat PKB_sesuai jenjang jabatannya untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) atau ayat (2) maka PKB. satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatannya dapat melaksanakan tugas tersebut berdasarkan surat Penugasan tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan Pasal 9 - Penilaian angka kredit pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ditetapkan, sebagai berikut 1. PKB yang melaksanakan tugas satu tingkat di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80 % (delapan puluh Persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan sebagaimana tersebut dalam Lampiran I dan Lampiran TI; 2. PKB yang melaksanakan tugas satu tingkat di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 100 % (seratus persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan sebagaimana tersebut dalam Lampiran I dan Lampiran Il. Pasal 10 (0) Unsur kegiatan yang dinilai dalam pemberian angka kredit terdiri dari : a. Unsur utama; . Unsur penunjang. (2) Unsur utama, terdiri dari: Pendidikan; b. Penyuluhan KB nasional; ¢. Pelayanan KB; . Pengembangan profesi. 9) Unsur penunjang adalah Kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas PKB sebagaimana tersebut dalam Pasal 5 angka 5. (4) Rincian kegiatan PKB dan angka kreditnya dari masing-masing unsur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk PKB terampil adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran I dan untuk PKB ahli adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Il. “4 i) (2) (3) (a) 6) © Pasal 1 Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan pangkat/jabatan PKB terampil sebagai-mana tersebut dalam ‘ampiran II dan untuk PKB ahi sebagaimana tersebut dalam lampiran IV, dengan ketentuan a sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) angka Kredit berasal dari unsur utama; b. ‘sebanyak banyakrya 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang. Untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi untuk menjadi PKB Madya pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai dengan Pembina Utama Muda, golongan ruang iv/¢ aiwajibkan mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) angka kredit harus dari kegiatan pengembangan profesi. PKB yang telah memiliki angka kredit melebihi angka Kredit yang telah ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya. Apabila kelebihan jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud dalam ayat 3) memenuhi jumlah angka kredit untuk kenaikan jabatan dua tingkat atau lebih dari jabatan terakhir yang diduduki, maka PKB yang bersangkutan dapat diangkat dalam jenjang jabatan sesuai dengan jumlah angka kredit yang dimiliki, dengan ketentuan : a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan; b. Setiap unsur penilaian dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir, PKB yang naik jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), setiap kali Kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi di syaratkan mengumpulkan 20% (dua puluh persen) dari jumlah angka Kredit untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi tersebut, yang berasal dari kegiatan penyuluhan KB nasional dan pelayanan KB dan/atau pengembangan profesi. PKB yang telah mencapai angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi pada tahun pertama dalam masa jabatan/ pangkat yang didudukinya, pada tahun’ berikutnya diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 20% (dua puluh 15 persen) dari jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan Penyuluhan KB nasional dan pelayanan KB dan/atau pengembangan profesi (PKB Penyelia pangkat Penata Tingkat L, golongan raang I!1/d setiap tahun sejak diangkat dalam —pangkat/jabatanayadiwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurong-kurangnya 10 (sepuluh) yang berasal dari kegiatan penyuluhan KB nasional dan pelayanan KB dan/atau pengembangan profesi (8) PKB Madya pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang 1V/c setiap tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatan diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) yang berasal dari kegiatan penyuluhan KB nasional dan pelayanan KB dan/atau pengembarigan profesi Pasal 12 (1) PKB yang secara bersama-sama membuat karya tulis/karya ilmiah dalam bidang KB nasional, angka kreditnya ditetapkan sebagai berikut a, 60% (enam puluh persen) bagi penulis uiama; 'b. 40% (empat puluh persen) dibagi rata untuk semua penulis pembantu. @)Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huraf », sebanyak-banyaknya terdiri dari 3 (tiga) orang. BAB VI PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal 13 @) Untuk Kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap PKB diwajibkan mencatat dan menginventarisir seluruh kegiatan yang dilaksanakan. @) Apabila dari hasil catatan dan inventarisasi seluruh Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipandang sudah dapat memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat, secara hirarki PKB. dapat mengajukan usul penilaian dan penetapan angka kredit, 16 8) e @) Penilaian dan penetapan angka kredit PKB dilakukan sekurang- Kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaita 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pasal 14 Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit PKB, adalah. a Kepala BKKBN atau pejabat eselon I yang ditunjuk olehnya bagi PKB Madya, b. Bupati/Walikota atau pejabat eselon II yang ditunjuk yang membidangi keluarga berencana bagi PKB Pelaksana Pemule sampai dengan PKB Penyelia dan PKB Pertama sampai dengan PKB Muda di lingkungan masing-masing. Untuk’ kelancaran penilaian dar penetapan angka kredit bagi Pxe Madya, maka Kepala BKKBN atau pejabat eselon I yang ditunjuk Clehnya dapat memberi kuasa/delegasi wewenang kepada Kepala Perwakilan BKKBN Propinsi, Dalam menjalankan kewenangannya pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), dibantu oleh : a ,rrt—~——s—S—sSSOOCSsSCerstrsSsS eselon I yang ditunjux olehnya yang selanjutnya disebut Tim Penilai Pusat, b. Tim Penilai jabatan PKB Propinsi bagi Kepala Perwakilan BKKBN Fropinsi apabila diberi kuasa/delegasi, yang selanjutnya disebut Tim Penilai Perwakilan Propinsi, © Tim Penilai jabatan PKB Kabupaten/Kota bagi Bupati/Walikota aiau Pejabat eselon II yang ditunjuk yang membidangi keluarga berencana yang selanjutnya disebut Tim Penilai Kabupaten/ Kota, Pasal 15 Anggota Tim Penilai PKB adalah PKB “dengan susunan sebagai berikut : a. Seorang Ketua merangkap anggota; >. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; © Seorang Sekretaris merangkap anggota; dan 4. Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota, 7 2) (3) a & © @) @ Persyaratan untuk menjadi Anggota Tim Penilai, adalah 3 Menducuki pangkat/jabatan serendah-rendahnya sama dengan Pangkat/jabatan PKB yang dinilai; 5. Memiliki keahlian dan Kemampuan untuk menilai prestasi kerja PKS; ¢. Dapat aktif melakukan penilaian Masa tugas Anggota Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun; Apabila jumlah Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dapat dipenuhi, Anggota Tim Penilai dapat diangkat dari Pegawai Negeri Sipil lain sepanjang memenuhi syarat : a. Memiliki kompetensi untuk menilai PKB; ». Menducuki pangkat/jabatan serendah-rendahnya sama dengan PKB yang dinilai; © Dapat aktif melakukan penilaian. Apabila Tim Penilai _Kabupaten/Kota belum dapat dibentuk Karena belum ada Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat Tim Penilai yang ditentukan, maka penilaian dan penetapan angka kredit dapat dilakukan Tim Penilai Kabupaten/Kota lain yang terdekat atau Tran Penilai Pusat atau Tim Penilai Perwakilan Propinsi. Fembentukan dan susunan Anggota Tim Penilai ditetapkan oleh: a Kepala BKKBN untuk Tim Penilai Pusat/Tim Penilai Perwakilan Propinsi; b- Bupati/Walikota atau pejabat eselon I yang. ditunjuk yang membidangi Keluarga berencana untuk Tim Penilag Kabupaten/Kota. Pasal 16 Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Anggota Tim Penilai dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu I (satu) masa jabatan; Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang ikut dinilai, maka Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penilai Pengganti. 18 Pasal 17 ata kerja dan tata cara penilaian Tim Penilai, ditetapkan oleh Kepala BKKBN selaku Pimpinan Instansi Pembina jabatan PKB. Pasal 18 Usul penetapan angka kredit PKB diajukan oleh: 1. Bupati/Walikota atav pejebat eselon Il yang ditunjuk yang membidangi Keluarga berencana kepada Kepala BKKBN atau pejabat eselon I yang ditunjuk olehnya atau Kepala Perwakilan BKKBN Propinsi apabila diberi kuasa/delegasi untuk angka kredit PKB Madya di lingkungan masing- masing. 2. Pejabat yang membidangi kepegawaian yang bersangkutan (serendah- rendahnya eselon Ill) kepada Bupati/Wé." ota atau pejabat eselon II yang ditunjuk yang membidangi keluarga berencana untuk angka kredit PKB Pelaksana Pemula sampai dengan PKB Penyelia dan PKB Pertama sampai dengan PKB Muda di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Pasal 19 (1) Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, digunakan untuk mempertimbangkan_kenaikan jabatan/pangkat PKB sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, 2) Terhadap keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, tidak dapat diajukan keberatan oleh PKB yang bersangkutan, BAB VII PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT DALAM JABATAN Pasal 20 Pejabat yang berwenang mengangkat Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan PKB adalah Pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 19 a 2) 8) @ Pasal 21 Persyaratan bagi Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat pertama kali dalam jabatan PKB terampil, adalah a. Berijazah serendah-rendahnya SLTA sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan; b. Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda, golongan ruang U/a; © Telah mengikuti dan lulus diklat fungsional bidang keluarga berencana; 4. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 sekurang- kurangnya bemnilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. Persyaratan bagi Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat pertama kali dalam jabatan PKB ahli, adalah : 3 Berijazah serendah-rendahnya Sarjana ($-1)/Diploma IV (D IV) sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan; ». Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, golongan ruang III/a; © Telah mengikuti dan Julus diklat fungsionai bidang keluarga berencana; 4. ‘Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 sekurang- kurang bernilai baik dalam 1 (satu) terakhir. Penetapan jenjang jabatan PKB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan berdasarkan jumlah angka Kredit yang diperoleh dari unsur utama dan unsur penunjang setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. Kualifikasi pendidikan untuk jabatan PKB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala BKKBN selaku Pimpinan Instansi Pembina jabatan PKB. Pasal 22 Disamping persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam jabatan PKB dilaksanakan sesuai dengan formasi jabatan PKB, yang ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing setelah mendapat persetujuan tertulis Menteri yang berlanggung jawab dibidang pendayagunaan aparatur negara dan berdasarkan pertimbangan Kepala BKN. a @ Pasal 23 Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil «lari jabatan lain ke dalam jabatan PKB dapat dipertimbangkan dengan ketentuan, sebagai berikut a. Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 22; b. Memiliki pengalaman dibidang penyuluhan KB sckurang- kurangnya 2 (dua) tahun; © Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun dari jabatan terakhir yang didudukinya; 4. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DPS sekurang- kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir, Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sama dengan pangkat yang dimilikinya dan jenjang jabatan PKB ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. Jumleh angka kredit sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang. BAB VII PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN Pasal 24 PKB Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur Muda, golongan ruang, Il/a sampai dengan PKB Penyelia, pangkat Penata, golongan ruang Ill/c dan PKB Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang I/a sampai dengan PKB Madya pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b, dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. PKB Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang Ill/d, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam pangkat/jabatannya tidak ‘apat mengumpulkan angka Kredit sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) dari kegiatan penyuluhan KB nasional dan pelayanan KB dan/atau pengembangan profesi. 2 Q) Q@) ay (2) PKB Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak ctiangkat dalam pangkat/jabatannya tidak clapat mengumpulkan angka Kredit sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) dari kegiatan penyuluhan KB nasional dan pelayanan KB dan/atau pengembangan profesi Disamping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) PKB dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila 3. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa penurunan pangkat; b. Dibethentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil; ©. Ditugaskan secara penuh diluar jabatan PKB; a. Menjalani cuti diluar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya; @. Sedang menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. Pasal 25 PKB yang telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagainana dimaksud dalam Pasal 24 dapat diangkat kembali dalam jabatan PKB; Pengangkatan kembali dalam jabatan PKB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki dan dari prestasi penyuluhan KB nasional dan pelayanan KB yang diperoleh selama tidak menduduki jabatan PKB, setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. Pasal 26 PKB diberhentikan dari jabatannya, apabila : 1. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) atau ayat (3) tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan. §. Dijatuht hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, kecuali hukuman disiplin cingkat berat berupa penurunan pangkat Pasal 27 Pembebasan sementara, pengangkatar. kembali dan pemberhentian dari Jabatan PKB. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Pasal 25 dan Pasal 26 dlitetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BABIX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28 Prestasi kerja PKB. yang telah dilakukan sampai dengan ditetapkannya Petunjuk pelaksanaan Keputusan ini, masih dinilai berdasarkan Keputusan Menkowasbang PAN Nomor 13/KEP/MK.WASPAN/4/1999 tentang. Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana dan Angka Kreditnya, BABX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 29 Untuk kepentingan dinas dan atau menambah pengetabuan, pengalaman dan pengembangan karier, PKB dapat dipindahkan ke jabatan struktural atau jabatan fungsional lainnya sepanjang memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan. Pasal 30 PKB tingkat terampil yang mendapatkan jjasah Sarjana (S 1) /Diploma IV, dapat diangkat dalam jabatan PKB tingkat ahli apabila ijasah yang diperoleh dimiliki sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan dan memenuhi angka kredit minimal untuk PKB tingkat ahli. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Apabila terdapat perubahan yang mendasar sehingga Ketentuan dalam Keputusan ini tidak sesuai lagi, maka Keputusan ini dapat ditinjaa kembali Pasal 32 Petunjuk pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut olen Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasionai dan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pasal 33, Dengan ditetapkennya Keputusan ini, maka Keputusan Menkowschong PAN Nomor 13/KEP/MK.WASPAN/4/1999 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana den Angka Kreditnya, dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 34 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal :_2 September 2004 Fada tanggal :_2 September 2004 2 os. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, hi Gas bad: 7 “Feigal Tamin 24 ueduoted umegeten, st ears reed wep unnprpuag Smad MP PRON, “D t vraag welon p/s0¢ ewe whore] 9 z runs loot p/tte emmekorrn —¢ € ee ’ ° regus € a ‘ants weg . ead e srr ims ree rune wuruaizg eee Boepg c ep wey elon st ET Sot Seienetiseeel ||f eemacn tame en z were rewoda/vins ¢ o* were uesodia 2 % ere mewoidia/epnyeereies 1 sep 8 arr ‘erordiann wep moves wenpmpuag -Y z 3 = * = YNVENW tT | aiing unswnens \YANLIGRDA VANV NV WAWVHZL YNVONRING VOUVTEY HMINANG NVLV!93N NVIONK Amt wemepusd verderduoye wnewesey —@ yun veered pony seme WHEE 9 io uedenn ueerepued usodetvengueany § yorepund sey Hang ken eed enGwont > Han weerpiad aso} wesfued veneITN _eryemmpa/esep mep weyofuad peryumfeduag 2 ervey ema yekenn ep emORUONY —_-@ BN ueNepued vert exiwenepued were E weemest 9 eyeing -e velop ny eden w mauiod vep eetepund euenarunendaoyt _T Ywenntt whan runiniiad uedneeg y| sansa ans az stouou | ory | gue . muy 90 | mms venom, en wrepronennaiie meetin 2 ee ene soma | ire | ecu wremorlsog + ren gyerena nnd re nion seo | semi naw egeon_B swe ow mm» oon emeyng + infin donaoerr guernsey f 02 | nny 4 | tons “ ven son sy en ate “mepeemeeaas vena 4 z 3 3 = ; : pwns vuune snsun ans weve ety wotsosana | oma | _ onsen eto tegen el dene ued wn eon wrmarexs | eco | veiodey rue veined denn ween pu eluant ee ato | wsosey were 4 00 | erode, wepmeyena —€ Jeon owen at 86 eso scronyeYen 9 sary | wodey | st wensegoape uniting wnmeiicaneshet wuinannd ooo | weodey seemed naw weap apy eveser orn coo | ueiodey yotuoy so09 vedey weueiong © ern reefen pedoy EX ADL MANN ere a urwipee ean _y oo nn -. pana 2 soc weeonod prevnpen sway oro ey 3 evo rrawnmay yp oo wo | yopueds 3 9 5 0 t z T wana unsnn ans eetugays | omo wuedey raroyvoren > eratogaya | cao weodey reqertory | vwnnlury-aeye | o600 wendy spey :epedoy yewsons vep ujersquad versoaston = TO 2100 erode amy oo ween felueg ve Yxvonseaal vouvmay| _Seqae ehoegego anu weep ested ipeuort 1 weueéned vedesing _y| NYNVAV aa! ost ost | WostwIegy wrueiead ekeeverymia ema ot wa 4 a own ween weqenyy/eq I ert ay sorey/soyey yore une th woo wesedey weewesy a vate, a ee vweyemey/emg | sexton yennsauned unt ep yenuad tore veeanooy UTE VERMA OF coo_| wieder conssens 2 someon | co | veoder Suen retwoy winang | euestriad aa eaoo | erode, Git] 4) aay | dey van [aisvit nvays| una ansxn ans unswn YNvoN Ta oe NvExGd oreo | _verodey 296) wendy ew WoRUDG 23 eu) Epes erode iad VERT (saan, swcioder | efienynt mg apedson wvedad uesedey uneny oo | _veioder wruekinad were ot . pecan ueveherd wengueg, Bug aauad uops iranian ep feniwep ven 6 weeyatog woe urvodmad iedioioy poe weyeu VeRO erode sey ured nmin 9 00 mn sueydekuon pehsoa/Bormey SX urvekgad wep niet zoo | Sem der x muvnee cuted iondanye semedepion 9 ego | wrote, Jump ox ueuehrad aep vermndumuayy _¢ roo weedy wmewesx 9 weenie effin syeomeon re ere» wremeyiad gm versenspued unwrfog Sngunawayt 2 seper epedoy SL rede euesenead vop evens eaeeanyt urvcheed ueuesynag al © unsna ans ee irieyew yauag wea —_@ nq anivegummeg oe Ls | were dg nya dens [+ | sree dees ® na tenes ro yenun eke ax ueueked wep evo ax eyed Br Lo wemauag _v| YNvew tit Cr) usvH{NvALWS uinsnn ans ehoey ds ed wep ieuoseu a Jurwoinsusd Soepeg ay oun veymnauaye a wesehd ep evoseu gy ueynied Burpeg eur? veda Bojours wemeauag “a. uta wep evote ef wey ond ‘ueprgpsoye yumied favesermed selumad /wewoned nynq uevengs > soya funn fueeeengmad z ese drag {furannad ry requ ngiound s__|_geredenes sere remap fue ve joyenanevenawye_€ « z 56] wemtew des 4 yng demas . af weve wep eucire we wrynmntund Sep pease eye, wep ng empesued fuegewacaind = vavenwrtt ainsnn ans ——- Suviva eens so | ungndeuas noffy ‘tue iz ngs de eminent “s "s paacaee reefing {| Lesson wnraeemvag eg moPfve peter] ene renege cep wetosiueedo| | Serlvotemsas | seo | unm deaag fentes Seve pnd weep rpm e:ous8 eagcay pm ecoua weewquag | roan net vs $100 _|westinuad demas wveaing uetutattfueunt umeyeiekmony wiedoy veneered al ieyeederun usidequaray uemunfvodey /ueeoBtueet “al seo_|_unyudeuss °S ewituy 4 eeluaj ones L nye demas sunday —e roomate wiennetive nro] sijud mequetio wep uerafBuney > Buelvas maas eo et den potty a Baws unas t demas wey oe rego {ete Roop Wega une esas 2 moog 2 2numearu/enespoa/rmeqund Rurlvofenees | « nee dena vwierenmag ax unvedead | feted fenedod ep jeuojseu a veyngduad Supra we 2 eng re aducpwrnnrnd eed uneon/ilinny | whup uovain ek uedyagetng 7 3 3 _ © | = vavs alum wnsnn ans wyony Suvi enioas sper ung ammed eh 9@ shes Cory ewesuey thing er pun /ueeBreyvad yotouadop wevkrefued weed weyeoied 1 Hewodia 2 share Buepig wore roses yep Baek am ae sfosadicay YNVoxvTaa aR ONY ew) sve nvnuvs| unsnn ans se nis =] —— z eames lmegeleng weg uep weRPIPUAL lunquned vp weRprPue “> t TS ‘welan p/s08 wen kore, 9 z eames 5 e aR * 2 wea t ‘ rams z (14118) wens sanaran, pune yoru st regmaes wwe too uer wnat ekuewey 1 en Burp Ip roorsfuny urqueed wep ueRNPTPNEA “a Py ee Atewordia/eities ¢ ee (ts) eveeseong 7 amo gee _womoows wep rote wenpypund € vNwstvTad oo Ad wing svi Nvatys| unsnn ans ‘VANAIGRWA VRONY NVGIIHY YNVONRIEG YOUVTEX HMINANE NVLVIO3N NVIONTE WwooNvs. 2OWON dt sonaranzal_1 unsnin “ON skoenaxs [oat mel Roafumednaet 5 sermons [ozo weedet wneweex a eunagexe [om weyemey/teq von ax weedesand wemenaBusny 9 ou [oaee teen urwopad wnenfvoyt 3 senses —[osto eniodey wownnsa ego 4 spmvexa coro onus owns Boece sy weeepusd wsunnamueydeiony § i /uaedngex con on eres JoNIOWR ANI EEMEPIN Nd ENAUIN roy adage, "reese deen ermwaxa [ose __ eden ueMaQWON sumussxa — |omo cua oy fancy evessasiengnapy -t ZONYO wen an HERETUM edeKUONN 7 7 spew axe onto yeren | moy/unednaey/ary cep ame nregunefuag span xa coco ween, eieey eee ened ig cero | seodey ere ee ‘ox /unedoaey furry, = ceva | ued, eke wep umes 8 Ay uerrepuod weyrueerg 2 ‘nox fuanednges vey oy nomzdexd 00 cro olen emnuzad vep uerepund eveoens vnenfuery 2 | 3 : vevennas | 05 | ide aren oo wean al i eI en wren ot [oor 7 secuageys | wo wa aaa véneware | osre iran 7 S008 od wn wiguoan 9 ween cimy a wa some ‘een eiempuns 3 nia ome a weep UCT ANA OH Bug ay on feed oma ren gp uewng ind eens anal, seunnéiog vues a somesxs lect anu - vonhmrdncer te semiacana — [ooo eho a | : vevinaniverea | enews | oevo a eronsusrednaey te am fon ‘even a reyfim seyoapeuryeg rvs ALUN Uren vvewvrad sian vaony antag ans ronnsxs—_|oeo ere cused aire winiion 4 ssvena —_foace = vexruninaet te revmiexs loo sere put feren mae sirens lose rend Lehn een of seat ero se reagan men ivensos [oon voter | eraniwnmeronpewndnenantene eaten 5 + 0% fda ean : avo suede _ | rem ueremeyyoreusretn aeemestieanen ry x nomad ae 050, wesodey_ SDA Uep exOAPE eypaNe UMP Hae RAND Yin UEEMYCION —Z ox eet (ov) ovo [ova sentry _fynamantvor mmo nedsieeernsteteee 9 } mele eevee roy funn srr eeynfid eR Horvexs fone wendy amas onvoxs [ope wisi oom seoreaa | amo seme senfeeqereng + : : AMIRI EX IA LEMAEIN eomse svoter | extvauny wetenod nan co ary vernon _¢ z a n z z NVSMYI eau) ty ISN ‘aNSNA ‘ON, Nessa wonw. lisvirvatys| AL unswn ans. ! | 6 ooo diene 221 Pemasion wemmmat § p00 ox street 2x Poremoyed women 5 (xan goevey | npedin uevedned vesenen urturgsni ‘ set /ae wan pnpadio wevedad 2110 _| wenung ronniod vot npioiou ep remmennitog 7 ney/uaedngey 9 wemmesy ein edosezng vee wenn eu? _imen(usre ven anjeueow eieereommespuy seueryed“y vxvoneneaal ‘vouveriay| NvNvAWT34) NVxIOU/aeerapad sequedora mung ueyauNGMaNEA_ gL NYANod/veespad veerehroa mann yng Zt revere aden etm ore Ox seUIEY oye eped mead MRNA ot 03 /woredngey wt spedey age weary st = ie vnvewang uae vyONY unswn ans a mag oF jt] denss | rete dena, na deus ar to eye ek enon weeewriorrea 9 7 Rey eK even werefeworea @, euotes se [eerpoHp wep uequanp Baek eng yaasag wee —-& | wetetew dens Lar 40 mean urneentondip hurd gy wevese ax weynyecisd Sunpig tp enien wep reed ‘uenoued nsey wena edie4/ sn ete veneaaye sueuniepd ep uous ex ummm dud Boep sao eum edey/oim veri ueienqued -y|__ NvoNvaNEoNG| “AT espera wenader weiner etpewaxs [soso rent i reese | rue spon weaned ig ovo uciode x wowed senna ue a a 7 n eT vavswy rh winaw unswn ans nsw ON T ‘wen venutyed eped at weve rp tevoyes ay ueyninduad Roepiq peru beset ape sc__| woyreudenas [wean emt emad weeds “9 | covet eps mimo weysenegann Yuek ny wee desd wep yes z Girt demos lax ueuniniuod Ruepig tp cindod yenen uemorneatuny = veyew ynuog we na dees masqmuaqioneg urasemngndip eps Avec at ervesead vep ucts gH weed Aivepa weep empuos usefed vrfvap year vee exe weno dessa yan eAse4/ my ehaeg ena > Serlal ens terre dens Lar sero myn Buek wey yee eC | evades os YNVeNd nsw ans er 5 etary demas A weuekepd vep pote ay, rand Bug pen ved igor vey apy weuesad wep ruoses ay ueynuod Sepia {eund vedas Dojooym wenteacaa “a weysre deus z f aT 1 ery Rue gene geeewr wee 4 34 uevekeped wep euoqeea 2x ueynnded Buepegp eda weg Lory nynq vernpeuad reeling © YNveNY xunsna ans pm e208 vemnainea” sof enn denag nd deus ej eveousquetcynitveod unetfoy ueRevESYRHE “1 umeqerekein | Boy weweryeg Ip trendoy ‘ava unduad /o88vepelay SojoudremueBio uiiep uemoRSuve3t “> Boqoe mia wendisa/unvon ewig 9 saqunesieu sovsmpou /sereatiag a euoyseu gy weyrynduad Buepig ume 1x wewekad wep Aseneyo| janes wetep wine end sy urvesead yenstod ep eorex wend ep ou erg oo weaned wep urpypvad ened neta std srfuap wnveringfurk yuend/nivivad -y | syns onvinaNaa| ona a £ z . was | ide eaverad ecw er wine unswn ans unsxn tans chong euenuey shies en epwe /uceBunyfoed Ava sents 3 (egeninsena 9 (estaoyeq sxfusn Suepg sme nso yep Boek sep eae wind op svetieyvod wvtied uryesag 1 shee wrmrlrey me wrgernd HL notry 2 umn pren/ennx | reorsumg weege rund ty. ue privy morhing reget grog nz vinep wracSivwet = aiiag sommes wan E upure, festog ree tteeunSexepus, uaa Lime) on ann) at ae 09 oxo weruray sian unevesyeyed Sumynpuaus Sued ueperfayy | 09 oF of oz oa tt ® s woz 5 ONVINANa| 7 | f soyord weSuequnueg “p prumcekeps > | Trucs at omryndiog wemprpuag © ore ost, oz 8 w oh ca3 oz moe <= WAYLN| a/m | ef [e/a Tos Tay AL Tenfury eer | wen emma a] WAWYYIL VNVINDEA VOUVATIX HAINANSE Soe ene ? LIGRWY YAONY NVG ONVNY NVONOTOSINVLVAVI ONVINAL ‘TMV WAL YNVONAWAM YOUVE HIVINANSA LVHONVANVLVEY! NVAIVNES NYG NVAVHONVONSE MAINO TVIMINIM LLY INNO LLASW YAONY EVIL t00r WAAWALIES Z : IVDONVL nRIGINVETY Ott 12x — MOWON WuvoaN UALYUVaV NVYNAOVAVONGd TUSLNS NVSALLNAIN #1 NVUIEAYT oy urwey resrag SD POY ‘avon anyeardy ueeunSecepuag away 002 [ose Toor oe one oer oor 400 werany i a 08ry od Bonnpuows Buok uate ot oe o ov o€ o woe 5 ONvINANG| ord ueSuequisfuog “p ani weuehejag > | tovorsna gx wounInKued | i veniprpueg = | 09s ovr ee ove oot zt oe nos vavin| a7At avat_|e/ar_| p/n | >in | a7 | em TARA Ty (__sweiay sv: TIHVY YNVONSUEE VOUVNTAN HNINANAd oe ea) LAMY VIONY NVQ/ONVAN NVONOTOS/NVIVaVi ONVINAL TIHV VNVONaUa YOUVATEY HO TOANSd LVXONVA/NVLVEV[ NVXIVNEY NY NVIWAONYONSd IALNN TYWININ JLLVINWOX LGR VIONY HYIWAL $007 UIAWSLISS 7 : TVDONVE PO0T/6/NVE'W/ Oz /d3X* ~YOWON VAVDIN UALYUVEY NYWNMOVAVONSE TUS.LNGIN NYSALLOGIM ! AT NVEINVT

Anda mungkin juga menyukai