Anda di halaman 1dari 5

POIN-POIN PERUBAHAN PERATURAN CUTI DALAM PP NOMOR 11 TAHUN 2017

PP Nomor 24 Tahun 1976 PP Nomor 11 Tahun 2017


CUTI TAHUNAN
Pasal 4 ayat (1) : Pasal 311 ayat (1) :
Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang- kurangnya 1 (satu) PNS dan CPNS yang telah bekerja paling kurang 1 (satu)
tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan. tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan.

Pasal 4 ayat (3) : Tidak diatur (cuti tahunan boleh 1 (satu) hari).
Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang
kurang dari 3 (tiga) hari kerja.

Pasal 5 : Pasal 312 :


Cuti tahunan yang akan dijalankan ditempat yang sulit Dalam hal hak atas cuti tahunan yang akan digunakan di tempat
perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat yang sulit perhubungannya, jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat
ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari. ditambah untuk paling lama 12 (dua belas) hari kalender.

CUTI BESAR
Pasal 9 ayat (1) : Pasal 316 ayat (1) :
Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus
tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar menerus berhak atas cuti besar paling lama 3 (tiga) bulan.
yang lamanya 3 (tiga) bulan

Pasal 10 : Pasal 316 ayat (2) :


Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang Ketentuan paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus
bersangkutan untuk memenuhi kewajiban agama. dikecualikan bagi PNS yang masa kerjanya belum 5 (lima) tahun,
untuk kepentingan agama.

Pasal 11 : Pasal 317 :


Cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang Hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaannya oleh PPK atau
berwenang untuk paling lama 2 (dua) tahun, apabila kepentingan pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak
dinas mendesak. atas cuti besar untuk paling lama 1 (satu) tahun apabila kepentingan
dinas mendesak, kecuali untuk kepentingan agama.

Pasal 12 : Pasal 318 :


Selama menjalankan cuti besar, Pegawai Negeri Sipil yang Selama menggunakan hak atas cuti besar, PNS yang bersangkutan
bersangkutan menerima penghasilan penuh. menerima penghasilan PNS.
CUTI SAKIT
Pasal 14 ayat (1) : Pasal 320 ayat (1) :
Pegawai Negeri Sipil yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan PNS yang
memberitahukan kepada atasannya. bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
Pasal 14 ayat (2) :
memberikan hak atas cuti sakit dengan melampirkan surat
Pegawai Negeri Sipil yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan keterangan dokter.
14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter.

Pasal 14 ayat (3) : Pasal 320 ayat (2) :


Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas)
hari berhak cuti sakit, dengan ketentuan bahwa Pegawai Negeri Sipil PNS yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak
yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis atas cuti sakit, dengan ketentuan PNS yang bersangkutan harus
kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat
melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti
Kesehatan. sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter pemerintah.

Pasal 17 : Pasal 323 :


Selama menjalankan cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal- Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan menerima
pasal 14 sampai dengan 16, Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan penghasilan PNS.
menerima penghasilan penuh.

CUTI MELAHIRKAN
Pasal 19 ayat (2) : Pasal 325 ayat (2) :
Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya, kepada Untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya, kepada PNS
Pegawai Negeri Sipil wanita diberikan cuti diluar tanggungan Negara. diberikan cuti besar.

Pasal 19 ayat (3) : Pasal 325 ayat (3) :


Lamanya cuti-cuti bersalin tersebut dalam ayat (1) dan (2) adalah 1 Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
(satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan. ayat (2) adalah 3 (tiga) bulan.

Pasal 21 : Pasal 327 :


Selama menjalankan cuti bersalin Pegawai Negeri Sipil wanita yang Selama menggunakan hak cuti melahirkan, PNS yang bersangkutan
bersangkutan menerima penghasilan penuh. menerima penghasilan PNS.
CUTI KARENA ALASAN PENTING
Pasal 22 : Pasal 328 :
Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah cuti karena: PNS berhak atas cuti karena alasan penting, apabila:
a. ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu a. ibu, bapak, isteri atau suami, anak, adik, kakak, mertua, atau
sakit keras atau meninggal dunia; menantu sakit keras atau meninggal dunia;
b. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a b. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a
meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku meninggal dunia, dan menurut peraturan perundang-undangan
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan harus mengurus hak-hak PNS yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota
dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu; keluarganya yang meninggal dunia; atau
c. melangsungkan perkawinan yang pertama; c. melangsungkan perkawinan.
d. alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden.
Pasal 329 :
PNS yang ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia yang
rawan dan/atau berbahaya dapat mengajukan cuti karena alasan
penting guna memulihkan kondisi kejiwaan PNS yang bersangkutan.

Pasal 23 ayat : Pasal 330 :


(1) Pegawai Negeri Sipil berhak atas cuti karena alasan penting; Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh PPK atau
pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak
(2) Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang atas cuti karena alasan penting paling lama 1 (satu) bulan.
berwenang memberikan cuti untuk paling lama 2 (dua) bulan.
Pasal 25 : Pasal 332 :
Selama menjalankan cuti karena alasan penting, Pegawai Negeri Sipil Selama menggunakan hak atas cuti karena alasan penting, PNS
yang bersangkutan menerima penghasilan penuh. yang bersangkutan menerima penghasilan PNS.

CUTI BERSAMA
Tidak diatur ( cuti bersama mengurangi cuti tahunan) Pasal 333 :
(1) Presiden dapat menetapkan cuti bersama.
(2) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
mengurangi hak cuti tahunan.

(3) PNS yang karena Jabatannya tidak diberikan hak atas cuti
bersama, hak cuti tahunannya ditambah sesuai dengan
jumlah cuti bersama yang tidak diberikan.
(4) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Presiden.
CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA
Pasal 27 ayat (1) : Pasal 335 ayat (1) :
Cuti diluar tanggungan Negara mengakibatkan Pegawai Negeri Sipil Cuti di luar tanggungan negara mengakibatkan PNS yang
yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya, kecuali cuti diluar bersangkutan diberhentikan dari Jabatannya.
tanggungan Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2).
Tidak diatur Pasal 336 ayat (3) :
PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat
mendelegasikan kewenangan pemberian cuti di luar tanggungan
negara.

Pasal 336 ayat (4) :


Permohonan cuti di luar tanggungan negara sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dapat ditolak.

Pasal 29 ayat (1) : Pasal 337 ayat (1) :


Selama menjalankan cuti diluar tanggungan Negara, Pegawai Negeri Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara, PNS yang
Sipil yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari bersangkutan tidak menerima penghasilan PNS.
Negara.
Pasal 30 :
Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kembali kepada Tidak diatur.
instansi induknya setelah habis masa menjalankan cuti diluar
tanggungan Negara diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai
Negeri Sipil.
Pasal 31 :
Pegawai Negeri Sipil yang melaporkan diri kembali kepada instansi Tidak diatur.
induknya setelah habis menjalankan cuti diluar tanggungan Negara,
maka:
a. apabila ada lowongan ditempatkan kembali ;
b. apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang
bersangkutan melaporkannya kepada Kepala Badan
Administrasi kepegawaian Negara untuk kemungkinan
ditempatkan pada instansi lain ;
c. Apabila penempatan dimaksud dalam huruf b tidak mungkin,
maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberhentikan
dari jabatannya karena kelebihan dengan mendapatkan hak-
hak kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai