Otomatisasi Tata
Kelola Kepegawaian
Kompetensi Keahlian
Otomatisasi dan Tata Kelola
Perkantoran
UNTUK SMK/MAK KELAS XII
BAB 7
CUTI PEGAWAI
Sumber: pxhere.com
A. Landasan Hukum
Landasan hukum yang mengatur kebijakan pemberian hak atas cuti pegawai, yaitu sebagai
berikut.
1. UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian Pasal 8 yang berbunyi,
“Setiap pegawai negeri berhak atas cuti”.
2. PP Nomor 24 Tahun 1976 Pasal 3 yang menyebutkan enam macam cuti, yaitu cuti
tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti bersalin, cuti karena alasan penting, dan cuti di
luar tanggungan negara.
3. Pedoman pelaksanaan Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 1/ SE/1977 tentang
Permintaan dan Pemberian Cuti PNS.
4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 79 ayat (2) yang berbunyi “Seorang
pekerja berhak atas cuti tahunan sekurang- kurangnya 12 hari kerja”.
5. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2017
tentang Tata Cara Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil pada bagian II. A (1)
menyatakan bahwa cuti PNS diberikan oleh PPK (Pejabat Pembina Kepegawaian).
6. PP Nomor 11 Tahun 2017, Bab XII Pasal 310 berisi jenis-jenis cuti.
B. Pengertian Cuti
• Kata cuti berasal dari bahasa Hindi, yaitu chutti atau dari bahasa Belanda, yaitu
perlop (verlop) yang memiliki arti ‘ketidakhadiran secara sementara karena alasan
tertentu yang mendapat keterangan dari pihak-pihak yang terkait’.
• Terdapat pula pengertian cuti menurut ahli lainnya, yaitu sebagai berikut.
Sumber Pengertian
Sastra Djatmika Cuti adalah tidak masuk bekerja yang diizinkan dalam jangka
dan Marsono waktu tertentu untuk menjamin kesegaran jasmani dan rohani
(1984: 96) serta untuk kepentingan pegawai
Sondang P. Siagian Cuti adalah hak setiap pekerja dalam setiap tahun kerja,
(1997: 163) biasanya hak cuti, yaitu selama dua belas hari kerja dan dalam
kurun waktu tersebut pegawai yang bersangkutan mendapat
gaji penuh dan waktu cuti itu diperhitungkan sebagai bagian
masa aktif untuk perhitungan pensiun.
Sumber Pengertian
Nainggolan (1989: 131) Cuti adalah hak Pegawai Negeri Sipil
sehingga pelaksanaan cuti hanya dapat
ditunda dalam jangka waktu tertentu
apabila kepentingan dinas mendesak.
Peraturan Badan Kepegawaian Negara Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja
Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2017 yang diizinkan dalam jangka waktu
tertentu.
Dengan demikian, cuti merupakan izin yang diberikan kepada pegawai untuk
tidak masuk kerja dalam jangka waktu tertentu dengan alasan tertentu.
C. Tujuan dan Keuntungan Pemberian Cuti
Menurut Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2017
mengenai pejabat yang berwenang memberikan cuti memuat hal-hal sebagai berikut.
1. Cuti diberikan oleh PPK yang terdiri atas menteri di kementerian, termasuk jaksa agung
dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; pimpinan lembaga di lembaga
pemerintah nonkementerian, termasuk Kepala Badan Intelijen Negara dan pejabat lain
yang ditentukan oleh presiden; sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan
lembaga nonstruktural, termasuk sekretaris Mahkamah Agung; gubernur di provinsi; dan
bupati/wali kota di kabupaten/kota.
2. PPK dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat di lingkungannya
untuk memberikan cuti, kecuali terdapat ketentuan lain dalam Peraturan Badan.
3. Keputusan pendelegasian wewenang pemberian cuti, sebagaimana dimaksud pada angka
2, dibuat menurut contoh, sebagaimana tercantum dalam Anak Lampiran 1.a yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan.
4. Cuti bagi PNS yang ditugaskan pada lembaga yang bukan bagian dari kementerian atau
lembaga diberikan oleh pimpinan lembaga yang bersangkutan, kecuali cuti di luar
tanggungan negara
F. Persyaratan yang Harus Dipenuhi bagi PNS
yang Ingin Mengajukan Cuti
Cuti Tahunan
Persyaratan yang harus dipenuhi
Cuti Sakit
PNS untuk mengajukan cuti
tahunan, yaitu sebagai berikut. Persyaratan yang harus dipenuhi PNS
untuk mengajukan cuti sakit, yaitu
• Telah bekerja sekurang-
sebagai berikut.
kurangnya 1 (satu) tahun
secara terus-menerus. • Sakit yang lebih dari 2 (dua) hari.
• Surat permohonan yang • Fotokopi Surat Keterangan Sakit
bersangkutan dan diketahui atau hasil pemeriksaan dari dokter
atasan langsung. dan harus mencantumkan lamanya
pasien cuti atau istirahat sakit.
• Surat permohonan yang
bersangkutan dan diketahui atasan
langsung.
Cuti karena Alasan Penting
Persyaratan yang harus dipenuhi PNS
untuk mengajukan cuti karena alasan
penting, yaitu sebagai berikut. Cuti Bersalin
• Digunakan untuk keperluan yang Persyaratan yang harus dipenuhi PNS
sifatnya mendesak atau karena untuk mengajukan cuti bersalin, yaitu
mendapat musibah. sebagai berikut.
• Dapat dipergunakan untuk urusan • Digunakan untuk keperluan
keluarga, perkawinan, atau untuk melahirkan anak pertama, kedua,
menjalankan ibadah umrah. dan ketiga.
• Surat permohonan yang • Lamanya cuti bersalin, yaitu 1
bersangkutan dan diketahui atasan (satu) bulan sebelum melahirkan
langsung. dan 2 (dua) bulan setelah
melahirkan.
• Surat Keterangan Kelahiran Anak
dari dokter atau bidan.
• Surat permohonan yang
bersangkutan dan diketahui atasan
langsung.
Cuti di Luar Tanggungan Negara
Persyaratan yang harus dipenuhi PNS
untuk mengajukan cuti di luar
Cuti Besar tanggungan negara, yaitu sebagai
Persyaratan yang harus dipenuhi PNS berikut.
untuk mengajukan cuti besar, yaitu • Telah bekerja sekurang-kurangnya 5
sebagai berikut. (lima) tahun secara terus-menerus
• Telah bekerja paling lama 6 (enam) dan tidak pernah mengajukan hak cuti
tahun secara terus-menerus dan tahunan dalam kurun waktu tersebut.
tidak pernah mengajukan hak cuti • Dapat digunakan untuk persalinan
tahunan dalam kurun waktu anak keempat.
tersebut. • Alasan yang sifatnya pribadi yang
• Dapat dipergunakan untuk sangat penting dan mendesak.
melaksanakan ibadah haji. • Selama menjalankan cuti, pegawai
• Surat permohonan yang dibebaskan dari jabatan dan tidak
diperhitungkan masa kerja.
bersangkutan dan diketahui atasan
• Surat permohonan yang bersangkutan
langsung.
dan diketahui atasan langsung.