Anda di halaman 1dari 12

CUTI

PEGAWAI
KELOMPOK 1 :
SHIVA ZAHRA SAFITRI
INNEKE OCKNALITA
JIHAN MEISA AZ-ZAHRA
EKI SEFTIANTI
INDAH RAHMAWATI
ADENDA WIDI P
CINDY NURJANNAH
NUR WAHID HIDAYAT
PENGERTIAN CUTI PEGAWAI
Kata cuti berasal dari bahasa Hindi,yaitu
chutti atau dari bahasa Belanda, yaitu
Perlop (verlop) yang memiliki arti
ketidakhadiran secara sementara karena
alesan tertentu yang mendapat keterangan
dari pihak pihak yang terkait.
Berikut ini definisi cuti yang
dikemukakan oleh parah ahli.
(1)Menurut Sondang P. Siagian (1997:
163),”Cuti merupakan hak setiap pekerja dalam
setiap tahun kerja, biasanya hak cuti itu adalah
selama dua belas hari kerja dan dalam kurun
waktu tersebut pegawai yang bersangutan
mendapat gaji penuh dan waktu cuti itu
diperhitungkan sebagai bagian masa aktif untuk
(2)Menurut H. Nainggolan 1989:131 cuti
adalah hak pegawai negeri sipil, oleh sebab itu
pelaksanaan cuti hanya dapat ditunda dalam jangka
waktu tertentu apabila kepentingan dinas mendesak.

(3)Menurut Peraturan Badan Kepegawaian Negara


Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2017, Cuti
adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan
dalam jangka waktu tertentu.
Macam-Macam
Cuti
1. Cuti Tahunan : seorang pekerja berhak atas cuti tahunan paling
sedikit 12 hari kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja
selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus.
2. Cuti Besar : Cuti besar dapat diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
yang telah bekerja sekurang kurangnya 5 tahun secara teris menerus.

3. Cuti Sakit : Cuti besar dapat diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
yang telah bekerja sekurang kurangnya 5 tahun secara teris menerus.
4. Cuti Bersalin : Cuti bersalin diberikan khusus kepada PNS/ASN wanita yang
melahirkan

5. Cuti Karena Alasan Penting : Cuti karena alasan penting adalah tidak masuk kerja
yang diizinkan karena alasan penting

6. Cuti Bersama : Cuti bersama merupakan jatah cuti bagi karyawan yang biasanya di
berikan jika ada perayaan hari besar keagamaan. Khusus bagi perusahaan
swasta,aturan ini berlaku dengan memotong jatah cuti tahunan karyawan.

7.Cuti di Luar Tanggungan Negara: diberikan dengan surat kepetusan pejabat


pembina kepegawaian setelah mendapat persetujuan dari Kepala Badan Kepegawaian
Negara. Dalam hal pemberian hak cuti di luar tanggungan negara, pejabat pembina
kepegawaian tidak dapat mendelegasikannya
 Pemberi Cuti
Menurut peraturan Badan Kepeawaian Negara Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2017 mengenai pejabat yang berwenang memberikan cuti
memuat hal hal sebagai berikut.
1. Cuti diberikan oleh PPK yang terdiri atas :
a. Menteri di kementerian,termasuk jaksa agung dan kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
b. Pimpinan lembaga di lembaga pemerintah nonkementerian,termasuk
Kepala Badan Intelijen Negara dan pejabat lain yang ditentukan oleh
presiden
c. Sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan lembaga
nonstruktural, termasuk sekretaris mahkamah agung.
d. Gubernur di provinsi,
e. bupati/wali kota di kabupaten/kota
2.PPK dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat
dilingkungannya untuk mendapatkan cuti, kecuali terdapat ketentuan lain
dalam peraturan badan.

3.Keputusan pendelegasian wewenang pemberian cuti, sebagaimana


dimaksud pada angka 2, dibuat menurut contoh, sebagaimana tercantum
dalam anak lampiran 1.a yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
peraturan badan.

4.Cuti bagi PNS yang ditugaskan pada lembaga yang bukan bagian dari
kementrian atau lembaga diberikan oleh pimpinan lembaga yang
bersangkutan, kecuali cuti diluar tanggungan negara.
Persyaratan yang harus dipenuhi
bagi PNS yang ingin mengajukan
1.Cuti Tahunan cuti
a.Telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus-menurus
b.Surat permohonan yang bersangkutan dan diketahui atasan langsung

2.Cuti Sakit
a.Sakit yang lebih dari 2 (dua) hari.
b.Fotokopi surat keterangan sakitatau hasil pemeriksaan dari dokter dan harus
mencantumkan lamanya pasien cuti atau istirahat sakit.
c.Surat permohonan yang bersangkutan dan diketahui atasan langsung
3.Cuti Karena Alasan Penting
a.Digunakan untuk keperluan yang sifatnya mendesak atau karena mendapat
musibah
b.Dapat dipergunakan untuk urusan keluarga, perkawinan, atau untuk
menjalankan ibadah umrah.
c.Surat permohonan yang bersangkutan dan diketahui atasan langsung.

4.Cuti Bersalin
Persyaratan yang harus dipenuhi:
a.Digunakan untuk keperluan melahirkan anak pertama, kedua, dan ketiga.
b.Lamanya cuti bersalin, yaitu 1 (satu) bulan sebelum melahirkan dan 2 (dua)
bulan setelah melahirkan
c.Surat keterangan kelahiran anak dari dokter atau bidan
d.Surat permohonan yang bersangkutan dan diketahui atasan langsung
5.Cuti Besar
Persyaratan yang harus dipenuhi:
a.Telah bekerja paling lama 6 (enam) tahun secara terus-menerus dan tidak
pernah mengajukan hak cuti tahunan dalam kurun waktu tersebut
b.Dapat dipergunakan untuk melaksanakan ibadah haji
c.Surat permohonan yang bersangkutan dan diketahui atasan langsung

6.Cuti Diluar Tanggungan Negara


Persyaratan yang harus dipenuhi:
a.Telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara terus-menerus
dan tidak pernah mengajukan hak cuti tahunan dalam kurun waktu
tersebut.
b.Dapat digunakan untuk persalinan anak keempat
c.Alasan yang sifatnya pribadi yang sangat penting dan mendesak

Anda mungkin juga menyukai