Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH CUTI PEGAWAI

OTOMATISASI TATA KELOLA PERKANTORAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


SHIVA ZAHRA SAFITRI
INNEKE OCKNALITA
JIHAN MEISA AZ-ZAHRA
EKI SEFTIANTI
INDAH RAHMAWATI
ADENDA WIDI P
CINDY NURJANNAH
NUR WAHID HIDAYAT

SMK BUDHI WARMAN 1 JAKARTA


JL. Raya Bogor KM. 19 Kramat Jati- Jakarta Timur
TAHUN AJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT tuhan sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul ” Cuti Pegawai” mata pelajaran OTK Kepegawaian.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak.Kami
mengucapkan terima kasih kepada guru yang telah memberikan tugas makalah ini, serta teman
teman yang sudah membantu yang memeberikan motivasi kepada kami.

Kami menyadarai bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap kerangka acuan makalah ini dapat memeberikan wawasan dan
pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan kami selaku penyusun pada khususnya.
Semoga dengan adanya makalah ini manfaat bagi kita semua. Amiiinnn...

Jakarta 24 Agustus 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................2

1.3 Tujuan Cuti..............................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN .....................................................................................................3

2.1 Pengertian Cuti ........................................................................................................3

2.2 Macam -Macam Cuti...............................................................................................4

2.3 Pemberi Cuti............................................................................................................4

2.4 Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Bagi PNS

Yang Ingin Mengajukan Cuti ..................................................................................5

BAB 3 PENUTUP ..............................................................................................................5

3.1 Kesiumpulan ...........................................................................................................6

3.2 Soal - Soal ...............................................................................................................6

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya setiap manusia memiliki keterbatasan dalam melakukan


perkerjaan, baik itu dalam pekerjaan sehari-hari maupun pekerjaan kantor. Keterbatasan
pada setiap orang tentu berbeda antara satu dan yang lain, keterbatasan dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya jenis kelamin, usia, dan kondisi pribadi seseorang baik
itu jasmani maupun rohani. Akan tetapi, apabila dilihat secara umum ada juga persamaan
antara satu orang dengan orang yang lainnya. Sebagai contoh setiap manusia tidak dapat
melakukan pekerjaan lebih dari 8 (delapan) jam perharinya, ini didasarkan pada
pembagian waktu dalam 24 jam yang perlu digunakan secara efektif bagi setiap manusia.
Karena adanya keterbatasan tersebut, seseorang perlu melakukan istirahat setidaknya
sebentar untuk mendapatkan ketentraman baik itu secara jasmani maupun rohani agar
tidak merasa jenuh dengan rutinitas yang akan dikerjakan. Apabila seseorang sudah
merasakan kejenuhan dan tidak berusaha untuk menghilangkannya, maka kondisi tersebut
dapat berpengaruh terhadap pekerjaan yang akan dilakukannya baik dari segi waktu,
kualitas maupun kuantitasnya.

Setiap instansi akan memberikan waktu istirahat kepada setiap pegawainya.


Istirahat yang diberikan kepada pegawai adalah untuk memberikan mereka waktu luang
agar dapat melupakan sejenak pekerjaan dan menyegarkan kembali kondisi tubuh dan
pikirannya. Lama waktu istirahat yang diberikan kepada setiap pegawai pada umumnya
adalah 1 (satu) jam dalam 1 (satu) hari kerja dari pukul 11.00 yang mana bertujuan untuk
memberikan waktu beribadah kepada para pegawainya. Menurut Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(PNS). Cuti bagi PNS yang ditugaskan pada lembaga yang bukan bagian dari kementerian
atau lembaga diberikan oleh pimpinan lembaga yang bersangkutan kecuali cuti di luar
tanggungan negara, bunyi Pasal 309 ayat (3) PP tersebut. Dalam Peraturan Pemerintah ini
disebutkan, cuti terdiri atas:

 Cuti tahunan
 Cuti besar

 Cuti sakit

 Cuti melahirkan

 Cuti karena alasan penting

 Cuti bersama

 Cuti di luar tanggungan negara

1.2 Rumusan Masalah

Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak di bahas dalam


makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam karya tulis ini
antara lain.

1) Apa pengertian cuti pegawai dalam peraturan pemerintah?


2) Undang-undang apa saja yang terkait tentang cuti pegawai?
3) Apa saja cuti yang ada di peraturan pemerintah?
1.3 Tujuan Masalah

Bersumber pada rumusan masalah yang di susun oleh penulis di atas, hingga tujuan
dalam penyusunan sebagai berikut.

1) Memahami pengertian cuti pegawai dalam peraturan pemerintah

2) Mengetahui undang-undang yang terkait tentang cuti pegawai

3) Mengetahui berbagai macam cuti yang ada di peraturan pemerintah


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN CUTI

Kata cuti berasal dari bahasa Hindi,yaitu chutti atau dari bahasa Belanda, yaitu
Perlop (verlop) yang memiliki arti ketidakhadiran secara sementara karena alasan tertentu
yang mendapat keterangan dari pihak-pihak yang terkait. Berikut ini definisi cuti yang
dikemukakan oleh para ahli.

(1) Menurut Sondang P. Siagian (1997: 163),”Cuti merupakan hak setiap pekerja dalam


setiap tahun kerja, biasanya hak cuti itu adalah selama dua belas hari kerja dan dalam
kurun waktu tersebut pegawai yang bersangkutan mendapat gaji penuh dan
waktu cuti itu diperhitungkan sebagai bagian masa aktif untuk perhitungan pensiun.

(2) Menurut H. Nainggolan 1989:131 Cuti adalah hak pegawai negeri sipil, oleh sebab
itu pelaksanaan cuti hanya dapat ditunda dalam jangka waktu tertentu apabila
kepentingan dinas mendesak.

(3) Menurut Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 24


Tahun 2017, Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka
waktu tertentu.

2.2 Macam-Macam Cuti

Berikut penjelasan macam-macam cuti PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah


atau PP Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

1. Cuti Tahunan

seorang pekerja berhak atas cuti tahunan paling sedikit 12 hari kerja


setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan
secara terus menerus. Pasal 311 menyatakan bahwa :
(1) PNS dan calon PNS yang telah bekerja paling kurang 1 tahun secara terberhak
cuti tahunan.

(2) Lamanya hak atas cuti sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah 12 hari kerja

(3) Hak atas cuti tahunan sebagaimana tersebut pada ayat 1 diberikan secara tertulis
oleh PPK atau pejabat yang menerima delagasi wewenang untuk memberikan
hak atas cuti tahunan

2. Cuti Besar

Cuti besar dapat diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja
sekurang kurangnya 5 tahun secara teris menerus. Proses pelaksanaan cuti besar
diatur dalam pasal pasal sebagai berikut.

A. Pasal 316 menyatakan bahwa :

(1) PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus
berhak atas cuti besar paling lama 3 (tiga) bulan.
(2) Ketentuan paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus dikecualikan
bagi PNS yang masa kerjanya belum 5 (lima) tahun, untuk kepentingan
agama. PNS yang menggunakan hak atas cuti besar tidak berhak atas cuti
tahunan dalam tahun yang bersangkutan.
(3) Untuk mendapatkan hak atas cuti besar, PNS yang bersangkutan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar.
(4) Hak cuti besar diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima
delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar.

B. Pasal 317 menyatakan bahwa :

Hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaannya oleh PPK atau pejabat
yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar untuk
paling lama 1 (satu) tahun apabila kepentingan dinas mendesak, kecuali untuk
kepentingan agama.
C. Pasal 318 menyatakan bahwa :
Selama menggunakan hak atas cuti besar, PNS yang bersangkutan
menerima penghasilan PNS.

3. Cuti Sakit
Cuti sakit berlaku bagi PNS yang tidak mampub bekerja karena alasan
kesehatan. Proses pelaksanaan cuti sakit dalam pasal pasal berikut.
A. Pasal 319 menyatakan bahwa :
Setiap PNS yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
B. Pasal 320 menyatakan bahwa :
(1) PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan PNS yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima
delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan melampirkan
surat keterangan dokter.
(2) PNS yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas cuti
sakit, dengan ketentuan PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter
pemerintah.
(3) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat pernyataan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti, dan keterangan
lain yang diperlukan.
(4)  Hak atas cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
(5) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat ditambah
untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila diperlukan, berdasarkan surat keterangan
tim penguji kesehatan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

C. Pasal 321 menyatakan bahwa :

(1) PNS yang mengalami gugur kandungan, menurut PP ini, berhak atas cuti sakit
untuk paling lama 1 1/2 (satu setengah) bulan.
(2) Untuk mendapatkan hak atas cuti sakit sebagaimana dimaksud , PNS yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan
melampirkan surat keterangan dokter atau bidan

D. Pasal 322 menyatakan bahwa :

PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya sehingga yang bersangkutan perlu mendapat perawatan berhak
atas cuti sakit sampai yang bersangkutan sembuh dari penyakitnya

E. Pasal 323 menyatakan bahwa :

Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan


PNS.

F. Pasal 324 menyatkan bahwa :

(1) Cuti sakit diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima
delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit.
(2) Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat oleh pejabat yang
membidangi kepegawaian. 

4. Cuti Bersalin

Cuti bersalin diberikan khusus kepada PNS/ASN wanita yang melahirkan.


Proses pelaksanaan cuti bersalin di atur dalam pasal - pasal sebagai berikut.

A. Pasal 325 menyatakan bahwa :

(1) Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat
menjadi PNS, berhak atas cuti melahirkan.
(2) Untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya, kepada PNS diberikan cuti
besar.  
(3) Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
adalah 3 (tiga) bulan.
B. Pasal 326 menyatakan bahwa :

(1)  Untuk dapat menggunakan hak atas cuti melahirkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 325, PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti melahirkan.
(2)  Hak cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan secara
tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti melahirkan.
5. Cuti karena asalan penting
Cuti karena alasan penting adalah tidak masuk kerja yang diizinkan karena
alasan penting. Proses pelaksanaan cuti karena alasan penting di atur dalam pasal -
pasal sebagai berikut.
A. Pasal 238 menyatakan bahwa :
(1) ibu, bapak, isteri atau suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit
keras atau meninggal dunia;
(2) salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a meninggal
dunia, dan menurut peraturan perundang-undangan PNS yang bersangkutan harus
mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia; atau
melangsungkan perkawinan.
B. Pasal 329 menyatakan bahwa :
PNS yang ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia yang rawan dan/atau
berbahaya dapat mengajukan cuti karena alasan penting guna memulihkan kondisi
kejiwaan PNS yang bersangkutan.
C. Pasal 330 menyatakan bahwa :
Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti karena alasan
penting paling lama 1 (satu) bulan
D. Pasal 331 menyatakan bahwa :
Untuk menggunakan hak atas cuti karena alasan penting, PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis dengan menyebutkan alasan kepada PPK
atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti
karena alasan penting.
E. Pasal 332 menyatakan bahwa :
Selama menggunakan hak atas cuti karena alasan penting, PNS yang bersangkutan
menerima penghasilan PNS.
6. Cuti bersama
Cuti bersama merupakan jatah cuti bagi karyawan yang biasanya di berikan jika ada
perayaan hari besar keagamaan. Khusus bagi perusahaan swasta,aturan ini berlaku dengan
memotong jatah cuti tahunan karyawan.
(1) Presiden dapat menetapkan cuti bersama.

(2) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi hak cuti
tahunan.

(3) PNS yang karena Jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti
tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan.

(4) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Presiden.

7. Cuti di Luar Tanggungan Negara

diberikan dengan surat kepetusan pejabat pembina kepegawaian setelah


mendapat persetujuan dari Kepala Badan Kepegawaian Negara. Dalam hal pemberian hak cuti di
luar tanggungan negara, pejabat pembina kepegawaian tidak dapat mendelegasikannya

2.3 Pemberi Cuti

Menurut peraturan Badan Kepeawaian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun


2017 mengenai pejabat yang berwenang memberikan cuti memuat hal hal sebagai berikut.

1. Cuti diberikan oleh PPK yang terdiri atas :


a. Menteri di kementerian,termasuk jaksa agung dan kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia
b. Pimpinan lembaga di lembaga pemerintah
nonkementerian,termasuk Kepala Badan Intelijen Negara dan pejabat
lain yang ditentukan oleh presiden c. Sekretaris jenderal di
sekretariat lembaga negara dan lembaga nonstruktural, termasuk sekretaris
mahkamah agung. d. Gubernur di
provinsi, e. bupati/wali
kota di kabupaten/kota

2. PPK dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat


dilingkungannya untuk mendapatkan cuti, kecuali terdapat ketentuan lain
dalam peraturan badan.

3. Keputusan pendelegasian wewenang pemberian cuti, sebagaimana dimaksud pada


angka 2, dibuat menurut contoh, sebagaimana tercantum dalam anak
lampiran 1.a yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan badan.

4. Cuti bagi PNS yang ditugaskan pada lembaga yang bukan bagian dari kementrian
atau lembaga diberikan oleh pimpinan lembaga yang bersangkutan,
kecuali cuti diluar tanggungan negara.

2.4 Persyaratan yang harus dipenuhi bagi PNS yang ingin mengajukan cuti

Berikut ini adalah persyaratan yang harus dipenuhi bagi PNS yang ingin mengajukan cuti
berdasarkan jenis-jenis cuti yang ada.

1. Cuti Tahunan

a. Telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus-menurus

b. Surat permohonan yang bersangkutan dan diketahui atasan langsung

2. Cuti Sakit

a. Sakit yang lebih dari 2 (dua) hari.

b. Fotokopi surat keterangan sakitatau hasil pemeriksaan dari dokter dan harus
mencantumkan lamanya pasien cuti atau istirahat sakit.

c. Surat permohonan yang bersangkutan dan diketahui atasan langsung

3. Cuti Karena Alasan Penting


a. Digunakan untuk keperluan yang sifatnya mendesak atau karena mendapat musibah

b. Dapat dipergunakan untuk urusan keluarga, perkawinan, atau untuk menjalankan


ibadah umrah.

c. Surat permohonan yang bersangkutan dan diketahui atasan langsung.

4. Cuti Bersalin

Persyaratan yang harus dipenuhi:

a. Digunakan untuk keperluan melahirkan anak pertama, kedua, dan ketiga.

b. Lamanya cuti bersalin, yaitu 1 (satu) bulan sebelum melahirkan dan 2 (dua) bulan
setelah melahirkan

c. Surat keterangan kelahiran anak dari dokter atau bidan

d. Surat permohonan yang bersangkutan dan diketahui atasan langsung

5. Cuti Besar

Persyaratan yang harus dipenuhi:

a. Telah bekerja paling lama 6 (enam) tahun secara terus-menerus dan tidak pernah
mengajukan hak cuti tahunan dalam kurun waktu tersebut

b. Dapat dipergunakan untuk melaksanakan ibadah haji

c. Surat permohonan yang bersangkutan dan diketahui atasan langsung.

6. Cuti Diluar Tanggungan Negara

Persyaratan yang harus dipenuhi:

a. Telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara terus-menerus dan tidak


pernah mengajukan hak cuti tahunan dalam kurun waktu tersebut.
b. Dapat digunakan untuk persalinan anak keempat

c. Alasan yang sifatnya pribadi yang sangat penting dan mendesak

d. Selama menjalankan cuti pegawai dibebaskan dari jabatan dan tidak diperhitungkan
masa kerja

e. Surat permohonan yang bersangkutan dan diketahui atasan langsung


BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Atau
dapat juga merupakan hak Pegawai Negeri Sipil berupa izin tidak masuk kerja yang dapat di
tunda dalam jangka waktu tertentu.
Jenis-jenis cuti meliputi cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti bersalin, cuti karena alasan
penting, dan cuti di luar tanggungan Negara.
Cuti ini bertujuan untuk memberikan kesempatan istirahat bagi PNS dalam rangka
menjamin kesegaran jasmani dan rohaninya dan untuk kepentingan PNS yang bersangkutan.

3.2 SOAL-SOAL
1. Metode penilaian berorientasi masa lalu yang didasarkan atas catatan tentang pelaksanaan
tugas pegawai dari pimpinan adalah ....
a. Cheklist
b. Behaviorally anchored method
c. Critical incident method
d. Performance test and observation
2. Penghargaan dari negara kepada PNS yang telah bekerja dengan penuh kesetiaan, pengabdian,
kecakapan, kejujuran dan disiplin dalam bentuk tanda kehormatan adalah ....
a. Tanda kehormatan kesetiaan
b. Tanda jasa karya satya
c. Satya lencana kaya satya
d. Satya lencana prestasi kerja
3. Jika seorang PNS menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari, maka yang bersangkutan
harus ....
a. Menyerahkan surat keterangan dokter
b. Mengajukan permintaan cuti sakit secara tertulis
c. Memberitahukan atasan secara tertulis dengan pesan atau perantara orang lain
d. Mengajukan permintaan cuti sakit secara tertulis dengan melampirkan surat dokter pemerintah
atau swasta yang ditunjuk menteri kesehatan
paratur negara dapat diwujudkan dengan cara ....
a. Pembentukan kelompok budaya kerja di setiap unit kerja
b. Penetapan sistem prosedur yang efektif dan efisien serta sistem penilaian yang jelas
c. Pemberian penghargaan berdasar sistem prestasi kerja yang objektif disertai prosedur
rekruitmen yang ketat
d. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang didukung keahlian, keterampilan dan
loyalitas pejabat yang menerima pendelegasian wewenang
5. Tujuan pemeliharaan kesehatan pegawai ditinjau dari aspek sosial adalah ....
a. Pengurangan biaya akibat kecelakaan kerja dan kesehatan
b. Peningkatan produktivitas pegawai
c. Pemenuhan kebutuhan dasar pegawai
d. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pegawai 
6. Pengobatan, perawatan dan/atau rehabilitasi bagi PNS yang mengalami kecelakaan karena
dinas atau menderita sakit karena dinas pada dasarnya dilakukan pada ....
a. Pusat Kesehatan Masyarakat
b. Rumah Sakit Pemerintah
c. Rumah Sakit Umum Daerah
d. Balai pengobatan
7. Apabila ada kepentingan dinas yang sangat mendesak, maka pelaksanaan cuti besar ....
a. Dapat ditangguhkan untuk paling lama 1 (satu) bulan
b. Dapat ditangguhkan untuk paling lama 1 (satu) tahun
c. Dapat ditangguhkan untuk paling lama 2 (dua) tahun
d. Tidak dapat ditangguhkan
8. Kelebihan dari sistem penggajian yang menganut skala tunggal adalah ....
a. Adil
b. Sederhana
c. Layak
d. Efisien

9. Kenaikan gaji berkala dapat diberikan kepada PNS dengan syarat, antara lain ....
a. Mencapai masa kerja golongan yang ditentukan dan rata-rata nilai DP3-nya cukup
b. Memangku jabatan struktural/fungsional tertentu dan rata-rata nilai DP3-nya cukup dalam
tahun terakhir
c. Menunjukkan prestasi kerja luar biasa baik dan rata-rata nilai DP3-nya cukup dalam dua tahun
terakhir
d. Mencapai batas usia tertentu dan rata-rata DP3-nya baik dalam satu tahun terakhir
10. Penghapusan nama PNS dari daftar urut kepangkatan hanya dapat dilakukan apabila PNS
tersebut ....
a. Mengalami penurunan pangkat
b. Mengalami pemberhentian sementara
c. Menjadi pejabat negara
d. Melakukan pindah instansi

Anda mungkin juga menyukai