‘’PENSIUN PNS’’
DISUSUN OLEH :
KELAS A
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Sumber Daya Manusia dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Kami juga berterimakasih kepada Bapak Dr. Hery Sawiji, M.Pd. selaku dosen
Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
tugas kepada kami, sehingga kami dapat mempelajari materi Pensiun PNS.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan kita. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sedikitnya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi diri kami
dan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Sebelumnya Kami
mohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
D. Manfaat..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila murupakan suatu landasan Negara Indonesia dan menjadi
identitas bangsa di dunia Internasional. Selain hal tersebut, Pancasila juga
memiliki nilai yang terkandung didalamnya dan tentunya dapat diamalkan dalam
kehidupan sehari – hari. Sila kelima pancasila, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia memili berbagai nilai dan makna yang terkandung didalamnya.
Bagi rakyat Indonesia keadilan adalah hal yang sangat penting, dalam
sila kelima menjelaskan keadilan sosial merupakan keadilan yang berlaku dalam
masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materill maupun spiritual.
Masyarakat Indonesia mendapatkan perlakuan adil dalam berbagai bidang
antara lain bidang ekonomi, hukum, politik, pendidikan, kebudayaan dan sosial.
Keadilan sosial mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan
pribadi dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Makna Lambang Sila Ke-5 Pancasila, Padi Dan Kapas?
2. Apa Makna Keadilan Sosisal Bagi Seluruh Rakyat Indonesia?
3. Apa Saja Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila Ke-5?
4. Bagaimanakah Cara Pengamalan Pancasila Sila Ke-5?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui makna lambang Sila ke-5 Pancasila.
2. Memahami makna keadilan social bagi seluruh rakyat indonesia.
3. Mengetahui Butir-butir pengamalan Pancasila Sila ke-5.
4. Mengetahui cara pengamalan Pancasila Sila ke-5
D. Manfaat
1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca khususnya mengenai
makna dan nilai yang terkandung dalam Pancasila Sila ke-5.
2. Makalah ini dapat dijadikan referensi untuk pembuatan makalah
selanjutnya
1
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum, pension merupakan jaminan hari tua dan sebagai balas jasa
terhadap Pegawai Negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada
Negara. Pensiun PNS ini terjadi ketika seorang PNS telah mencapai usia pension yang
telah ditentukan berikisar 55 – 60 tahun. Pensiun PNS merupakan tahap akhir dari karir
seorang PNS setelah betahun – tahun bekerja untuk pemerintah, dan memiliki hak – hak
serta manfaat yang telah diberikan oleh negara seperti pension bulanan dan akses ke
layanan Kesehatan.
Dasar hukum dari Pensiun PNS diatur oleh PP Nomor 11 Tahun 2017 jo PP
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan juga dimuat pada
Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 tahun 1979 menyatakan bahwa batas usia pensiun
bagi Pegawai Negri Sipil adalah 56 tahun. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.
19 tahun 2013 menyatakan bahwa batas usia pensiun PNS menjadi 58 tahun.
C. Jenis – Jenis Pensiun PNS
1. Pensiun Batas Usia Pensiun
Bagi PNS yang diberhentikan dengan hormat karena mencapai Batas Usia
Pensiun (BUP), dapat diberikan hak pensiun apabila telah memiliki masa kerja pensiun
paling sedikit 10 tahun, termasuk masa kerja sebelum diangkat sebagai PNS dengan
ketentuan pada saat pemberhentiannya telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun
sebagai PNS. Berkenaan dengan ditetapkannya PP 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
PNS, maka Batas usia pensiun PNS ditentukan sebagai berikut :
- 58 tahun bagi pejabat administrasi, pejabat fungsional ahli muda, pejabat fungsional
ahli pertama, dan pejabat fungsional keterampilan ;
- 60 tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional madya; dan
Bagi PNS yang tidak cakap jasmani dan/atau rohani dapat diberhentikan dengan
hormat dengan ketentuan bahwa PNS tersebut tidak dapat bekerja lagi dalam semua
jabatan karena kesehatannya; menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi
dirinya sendiri atau lingkungan kerjanya; atau tidak mampu bekerja kembali setelah
berakhirnya cuti sakit. Ketentuan mengenai tidak cakap jasmani dan/atau rohani
berdasarkan hasil pemeriksaan tim penguji kesehatan dari departemen kesehatan
berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan PNS. Dengan mempunyai masa-
kerja sekurang-kurangnya 4 tahun masa kerja PNS, maka PNS yang dinyatakan tidak
cakap jasmani/rohani tersebut dapat berhak memperoleh hak pensiun.
2
3. Pensiun Tidak Cakap Jasmani/Rohani
Bagi PNS yang tidak cakap jasmani dan/atau rohani dapat diberhentikan dengan
hormat dengan ketentuan bahwa PNS tersebut tidak dapat bekerja lagi dalam semua
jabatan karena kesehatannya; menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi
dirinya sendiri atau lingkungan kerjanya; atau tidak mampu bekerja kembali setelah
berakhirnya cuti sakit. Ketentuan mengenai tidak cakap jasmani dan/atau rohani
berdasarkan hasil pemeriksaan tim penguji kesehatan dari departemen kesehatan
berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan PNS. Dengan mempunyai masa-
kerja sekurang-kurangnya 4 tahun masa kerja PNS, maka PNS yang dinyatakan tidak
cakap jasmani/rohani tersebut dapat berhak memperoleh hak pensiun.
PNS aktif yang meninggal dunia dapat diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS dan mendapat hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan apabila meninggalnya tidak dalam dan karena menjalankan tugas; atau sedang
menjalani masa uang tunggu; atau meninggalnya pada waktu menjalani cuti di luar
tanggungan negara. Apabila PNS tersebut telah berkeluarga, kepada janda/duda atau
anaknya diberikan hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Pensiun Anumerta
Bagi PNS yang meninggal dalam dan karena menjalankan tugas dan
kewajibannya; atau dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, atau
kejadian anasir lainnya, maka PNS tersebut dapat dinyatakan tewas. Sama halnya
dengan PNS aktif yang meninggal dunia, apabila PNS tersebut telah berkeluarga,
kepada janda/duda atau anaknya diberikan hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Besarnya pensiun-janda/duda tewas adalah 72% dari
dasar-pensiun, dengan ketentuan bahwa apabila terdapat lebih dari seorang isteri yang
berhak menerima pensiun-janda maka besarnya bagian pensiun-janda untuk masing-
masing istri adalah 72% dibagi rata antara isteri-isteri itu. Apabila PNS tewas dan tidak
meninggalkan isteri/suami ataupun anak, maka 20% dari pensiun-janda/dudanya
diberikan kepada orang tuanya. Jika kedua orang tua telah bercerai, maka kepada
mereka masing-masing diberikan separuh dari jumlah.
Surat Penyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin Sedang dan Berat
selama 1 (satu) tahun terakhir yang ditandatangani oleh pimpinan
(formulir/blangko ada dl BKPP);
Surat Pernyataan Tidak Sedang Menjalani Proses Pidana atau pernah
dipidana Penjara Berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan
Hukum Tetap yang ditandatangani oleh pimpinan ( Formulir/Blangko ada
di BKPP);
Surat Penyataan yang bersangkutan yang sudah ditandatangani dan
dibubuhi Materai (formulir/blangko ada di BKPP);
Daftar Riwayat Hidup (9 halaman);
Fotocopy Kartu Tanda Penduduk;
Fotocopy NPWP;
Fotocopy Buku Rekening Bank Tujuan gaji Pokok Pensiun;
Formulir Permintaan Pembayaran (FPP) yang sudah ditandatangani yang
bersangkutan (Blangko ada di BKPP);
8
Hamdani (2012) menjelaskan bahwa persiapan mental merupakan upaya yang
dilakukan oleh seseorang untuk mempersiapkan suatu pola pikir baru yang dapat
memberikan kekuatan dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan yang akan
terjadi di masa pensiun. Sofro (2013) menjelaskan bahwa persiapan fisik merupakan
segala bentuk kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga kebugaran
dan kesehatan tubuh agar tetap bugar dan sehat di masa pensiun. Untuk mejaga agar
badan tetap sehat adalah dengan melakukan pola hidup sehat dan rajin berolah-raga.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Pemsiun PNS sebagai pegawai kita harus selalu siap dalam
menhadapi pensiunan, dan sebelum terjadinya pensiun sebagai pegawai harus
melakukan persiapan pada masa produktifnya seperti mempersiapkan finansial,
kegiatan pengganti, mental dan fisik. Sebagai pegawai yang akan pension harus
mempersiapkan kegiatan kedepannya apa yang akan dilakukan selama masa
bekerja sudah berakhir.
B. Saran
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bahwa Pensiun PNS memiliki
berbagai masalah-masalah seperti finansial, mental dan fisik. Oleh karena itu
setiap pegawai negeri harus mempersiapkan dirinya dan keluarganya untuk
menyambut masa pensiun itu dengan hati yang lapang. Persiapan ini
menyangkut persiapan fisik dan psikologis dimana persiapan fisik bisa dengan
menyiapkan tabungan hari tua tau ikut asuransi sedangkan persiapan psikologis
misalnya dengan merencanakan kegiatan apa yang dapat dilakukan saat pensiun
nanti. Persiapan-persiapan ini akan membantu individu untuk mengurangi
kecemasan dan mengubah pandangan individu tentang pensiun itu.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/21069/2/
T1_212010090_BAB%20II.pdf
11