Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

‘’PENSIUN PNS’’

Dosen Pengampu : Dr. Hery Sawiji, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

1. Akwilla Zefanya Joys C (K7522006)


2. Angelika Chriscinta M (K7522014)
3. Ardelia Intan Aryani (K7522018)

KELAS A

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, taufik, dan hidadah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen

Sumber Daya Manusia dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.

Kami juga berterimakasih kepada Bapak Dr. Hery Sawiji, M.Pd. selaku dosen

Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan

tugas kepada kami, sehingga kami dapat mempelajari materi Pensiun PNS.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan kita. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sedikitnya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi diri kami

dan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Sebelumnya Kami

mohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
D. Manfaat..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

A. Pengertian Pensiun PNS.................................................................................2


B. Dasar Hukum Pensiun PNS...........................................................................
C. Jenis-jenis Pensiun PNS.................................................................................
D. Persyaratan Pensiun PNS...............................................................................
E. Prosedur Pensiun PNS....................................................................................
F. Persiapan Pensiun PNS..................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................10

A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila murupakan suatu landasan Negara Indonesia dan menjadi
identitas bangsa di dunia Internasional. Selain hal tersebut, Pancasila juga
memiliki nilai yang terkandung didalamnya dan tentunya dapat diamalkan dalam
kehidupan sehari – hari. Sila kelima pancasila, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia memili berbagai nilai dan makna yang terkandung didalamnya.
Bagi rakyat Indonesia keadilan adalah hal yang sangat penting, dalam
sila kelima menjelaskan keadilan sosial merupakan keadilan yang berlaku dalam
masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materill maupun spiritual.
Masyarakat Indonesia mendapatkan perlakuan adil dalam berbagai bidang
antara lain bidang ekonomi, hukum, politik, pendidikan, kebudayaan dan sosial.
Keadilan sosial mengandung arti tercapainya keseimbangan antara kehidupan
pribadi dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Makna Lambang Sila Ke-5 Pancasila, Padi Dan Kapas?
2. Apa Makna Keadilan Sosisal Bagi Seluruh Rakyat Indonesia?
3. Apa Saja Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila Ke-5?
4. Bagaimanakah Cara Pengamalan Pancasila Sila Ke-5?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui makna lambang Sila ke-5 Pancasila.
2. Memahami makna keadilan social bagi seluruh rakyat indonesia.
3. Mengetahui Butir-butir pengamalan Pancasila Sila ke-5.
4. Mengetahui cara pengamalan Pancasila Sila ke-5

D. Manfaat
1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca khususnya mengenai
makna dan nilai yang terkandung dalam Pancasila Sila ke-5.
2. Makalah ini dapat dijadikan referensi untuk pembuatan makalah
selanjutnya

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pensiun PNS

Pengertian pensiun menurut Rosanti dan Krisnansari (2010) adalah pensiun


merupakan putusnya hubungan kerja antara karyawan dengan organisasi tempat bekerja
pada saat karyawan sudah mencapai usia tertentu. Sutarto dan Ismulcokro (2008)
mengatakan bahwa pensiun tidak hanya sekedar berhenti bekerja karena usia. Sebagai
sebuah istilah, pensiun kurang lebih bermakna purnabakti, tugas selesai, atau berhenti.
Sedangakan Syamsir (2004) mendefinisikan pensiun sebagai penghargaan tertinggi
yang diberikan kepada setiap PNS yang telah loyal dan mengabdikan diri pada
instansinya.

Secara umum, pension merupakan jaminan hari tua dan sebagai balas jasa
terhadap Pegawai Negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada
Negara. Pensiun PNS ini terjadi ketika seorang PNS telah mencapai usia pension yang
telah ditentukan berikisar 55 – 60 tahun. Pensiun PNS merupakan tahap akhir dari karir
seorang PNS setelah betahun – tahun bekerja untuk pemerintah, dan memiliki hak – hak
serta manfaat yang telah diberikan oleh negara seperti pension bulanan dan akses ke
layanan Kesehatan.

B. Dasar Hukum Pensiun PNS

Dasar hukum dari Pensiun PNS diatur oleh PP Nomor 11 Tahun 2017 jo PP
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil dan juga dimuat pada
Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 tahun 1979 menyatakan bahwa batas usia pensiun
bagi Pegawai Negri Sipil adalah 56 tahun. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.
19 tahun 2013 menyatakan bahwa batas usia pensiun PNS menjadi 58 tahun.
C. Jenis – Jenis Pensiun PNS
1. Pensiun Batas Usia Pensiun

Bagi PNS yang diberhentikan dengan hormat karena mencapai Batas Usia
Pensiun (BUP), dapat diberikan hak pensiun apabila telah memiliki masa kerja pensiun
paling sedikit 10 tahun, termasuk masa kerja sebelum diangkat sebagai PNS dengan
ketentuan pada saat pemberhentiannya telah bekerja sekurang-kurangnya 5 tahun
sebagai PNS. Berkenaan dengan ditetapkannya PP 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
PNS, maka Batas usia pensiun PNS ditentukan sebagai berikut :

- 58 tahun bagi pejabat administrasi, pejabat fungsional ahli muda, pejabat fungsional
ahli pertama, dan pejabat fungsional keterampilan ;

- 60 tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat fungsional madya; dan

- 65 tahun bagi PNS yang memangku pejabat fungsional ahli utama

Besarnya pensiun pegawai dalam sebulan sebanyak-banyaknya 75% dan sekurang-


kurangnya 40% dari dasar pensiun, tetapi tidak boleh kurang dari gaji pokok terendah.
Dasar pensiun yang dipakai untuk menentukan besarnya pensiun, ialah gaji pokok
(termasuk gaji pokok tambahan dan/atau gaji pokok tambahan peralihan) terakhir
sebulan yang berhak diterima oleh pegawai yang berkepentingan berdasarkan peraturan
gaji yang berlaku.

2. Pensiun Tidak Cakap Jasmani/Rohani

Bagi PNS yang tidak cakap jasmani dan/atau rohani dapat diberhentikan dengan
hormat dengan ketentuan bahwa PNS tersebut tidak dapat bekerja lagi dalam semua
jabatan karena kesehatannya; menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi
dirinya sendiri atau lingkungan kerjanya; atau tidak mampu bekerja kembali setelah
berakhirnya cuti sakit. Ketentuan mengenai tidak cakap jasmani dan/atau rohani
berdasarkan hasil pemeriksaan tim penguji kesehatan dari departemen kesehatan
berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan PNS. Dengan mempunyai masa-
kerja sekurang-kurangnya 4 tahun masa kerja PNS, maka PNS yang dinyatakan tidak
cakap jasmani/rohani tersebut dapat berhak memperoleh hak pensiun.

2
3. Pensiun Tidak Cakap Jasmani/Rohani

Bagi PNS yang tidak cakap jasmani dan/atau rohani dapat diberhentikan dengan
hormat dengan ketentuan bahwa PNS tersebut tidak dapat bekerja lagi dalam semua
jabatan karena kesehatannya; menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi
dirinya sendiri atau lingkungan kerjanya; atau tidak mampu bekerja kembali setelah
berakhirnya cuti sakit. Ketentuan mengenai tidak cakap jasmani dan/atau rohani
berdasarkan hasil pemeriksaan tim penguji kesehatan dari departemen kesehatan
berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan PNS. Dengan mempunyai masa-
kerja sekurang-kurangnya 4 tahun masa kerja PNS, maka PNS yang dinyatakan tidak
cakap jasmani/rohani tersebut dapat berhak memperoleh hak pensiun.

4. Pensiun Janda Duda Meninggal Dunia Aktif

PNS aktif yang meninggal dunia dapat diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS dan mendapat hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan apabila meninggalnya tidak dalam dan karena menjalankan tugas; atau sedang
menjalani masa uang tunggu; atau meninggalnya pada waktu menjalani cuti di luar
tanggungan negara. Apabila PNS tersebut telah berkeluarga, kepada janda/duda atau
anaknya diberikan hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Besarnya pensiun-janda/duda sebulan adalah 36% dari dasar-pensiun, dengan ketentuan


bahwa apabila terdapat lebih dari seorang istri yang berhak menerima pensiun-janda,
maka besarnya bagian pensiun-janda untuk masing-masing istri, adalah 36% dibagi rata
antara istri-istri itu. Sementara itu, jika tidak ada istri/suami pensiun janda/duda dapat
diberikan kepada anak kandung yang belum mencapai umur 25 tahun, belum menikah,
atau tidak memiliki penghasilan sendiri dan menjadi tanggungan pensiunan
bersangkutan.
3

5. Pensiun Anumerta

Bagi PNS yang meninggal dalam dan karena menjalankan tugas dan
kewajibannya; atau dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, atau
kejadian anasir lainnya, maka PNS tersebut dapat dinyatakan tewas. Sama halnya
dengan PNS aktif yang meninggal dunia, apabila PNS tersebut telah berkeluarga,
kepada janda/duda atau anaknya diberikan hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Besarnya pensiun-janda/duda tewas adalah 72% dari
dasar-pensiun, dengan ketentuan bahwa apabila terdapat lebih dari seorang isteri yang
berhak menerima pensiun-janda maka besarnya bagian pensiun-janda untuk masing-
masing istri adalah 72% dibagi rata antara isteri-isteri itu. Apabila PNS tewas dan tidak
meninggalkan isteri/suami ataupun anak, maka 20% dari pensiun-janda/dudanya
diberikan kepada orang tuanya. Jika kedua orang tua telah bercerai, maka kepada
mereka masing-masing diberikan separuh dari jumlah.

6. Pensiun Atas Permintaan Sendiri

Bagi PNS yang mengajukan permintaan berhenti dapat diberhentikan dengan


hormat sebagai PNS dan memperoleh hak pensiun apabila telah berusia minimal 50
tahun dengan masa kerja minimal 20 tahun serta memperoleh persetujuan dari Pejabat
pembina kepegawaiannya.

7. Pensiun Karena Mencalonkan Diri

Bagi PNS yang mengajukan permintaan berhenti karena mencalonkan


diri/dicalonkan menjadi Presiden, Wakil Presiden, Ketua/Wakil Ketua dan Anggota
DPR, Ketua/Wakil Ketua/Anggota DPD, Gubernur dan Wakil Gubernur,
Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota akan diberhentikan dengan hormat
sebagai PNS dan dapat memperoleh hak pensiun apabila memenuhi persyaratan yang
berlaku yaitu berusia minimal 50 tahun dengan masa kerja minimal 20 tahun

D. Persyaratan Pensiun PNS

1. Persyaratan PNS yang Pensiun Batas Usia Pensiun (BUP) :


 Surat Pengantar dari Kepala Badan/Dinas/Perangkat Daerah;
 Permohonan yang bersangkutan ;
 Fotocopy SK Calon Pegawai NegerI Sipil (dilegalisir);
 Fotocopy SK PNS (dilegalisir);
 Fotocopy SK Pangkat Terakhir (dilegalisir);
 Fotocopy SK Jabatan Terakhir (dilegalisir);
 Fotocopy SK Kenaikan Gaji Berkala Terakhir (dilegalisir);
 Data Perorangan Calon Pensiun (DPCP) (Formulir/Blangko ada di BKPP);
 Kartu Keluarga dan Daftar Susunan Keluarga (Formulir/Blangko ada di
BKPP);
 Surat Keterangan Penghentian Pembayaran Sementara (SKPP);
 Surat Nikah (dilegalisir oleh KUA setempat);
 Fotocopy Kartu Pegawai (dilegalisir);
 Pas foto ukuran 3 x 4 cm 12 (duabelas) lembar (beserta dengan CD
Fotonya);
 Surat Pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin Sedang dan Berat
selama 1 (satu) tahun terakhir yang ditandatangani oleh Pimpinan
(formulir/blangko ada di BKPP);
 Surat Pernyataan Tidak sedang Menjalani Proses Pidana Penjara
Berdasarkan Putusan Pengadilan yang teIah berkekuatan Hukum Tetap
yang ditandatangani oleh Pimpinan (contoh Formulir/Blangko ada di
BKPP);
 Fotocopy SKP terakhir (dilegalisir);
 Akte Kelahiran Anak (usia 25 Tahun ke bawah);
 SK Peninjauan Masa Kerja bagi yang memiliki;
 Fotocopy SPMT (dilegalisir);
 Fotocopy KARIS/KARSU (dilegalisir);
 Fotocopy KTP dan NPWP masing-masing 1 (satu) lembar;
 Fotocopy Rekening Bank tempat pembayaran pensiun yang dipilih yang
bersangkutan (tanpa ATM);
 Pas Foto Suami dan istri ukuran 3x4 =3 lembar;.
 Formulir Permohonan Pembayran (FPP) yang sudah dItandatangani yang
bersangkutan (blangko ada di BKPP)

2. Persyaratan PNS yang Pensiun Janda / Duda :


 Surat Pengantar dari Kepala Badan/Dinas/Perangkat Daerah;
 Permohonan yang bersangkutan ;
 Fotocopy SK Calon Pegawai Negeri Sipil (dilegalisir);
 Fotocopy SK PNS (dilegalisir);
 Fotocopy SK Pengangkatan Terakhir (dilegalisir);
 Fotocopy SK Jabatan Terakhir (dilegalisir);
 Fotocopy SK Kenaikan Gaji Berkala Terakhir (dilegalisir);
 Data Perorangan Calon Pensiun (DPCP) (Formulir/Blangko ada di BKPP);
 Kartu Keluarga dan Daftar Susunan Keluarga (Formulir/Blangko ada di
BKPP);
 Surat Keterangan Penghentian Pembayaran Sementara (SKPP);
 Surat Nikah (dilegalisir oleh KUA setempat);
 Fotocopy Kartu Pegawai (dilegalisir);
 Pas foto ukuran 3 x 4 cm 12 (dua belas) Iembar (beserta dengan CD
Fotonya);
 Surat Pernyataan tidak pemah dijatuhi hukuman disiplin Sedang dan Berat
selama 1 (satu) tahun terakhir yang ditandatangani oleh Pimpinan
(formulir/blangko ada di BKPP);
 Surat Pernyataan Tidak Sedang Menjalani Proses Pidana atau Pernah di
Pidana Penjara Berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan
Hukum Tetap yang ditandatangani oleh Pimpinan (contoh
Formulir/Blangko ada di BKPP);
 Fotocopy SKP terakhir (dilegalisir);
 Surat Keterangan Janda/Duda dari Kepala Desa/Lurah yang diketahui
Camat;
 Surat Keterangan Ahli Waris dari Kepala Desa/Lurah yang diketahui
Camat (Blangko di Kantor POS);
 Surat Keterangan Ahli Waris dari Kepala Desa/Lurah yang diketahui
Camat;

 Akte Kelahiran Anak (usia 25 Tahun ke bawah);


 SK Peninjauan Masa Kerja bagi yang memiliki;
 Fotocopy SPMT (dilegalisir);
 Fotocopy Karis/ Karsu (dilegalisir);Fotocopy KTP dan NPWP masing-
masing 1 (satu) Iembar;
 Fotocopy Rekening Bank tempat pembayaran pensiun yang dipilih yang
bersangkutan (tanpa ATM);
 Pas Foto Suami dan Istri Ukuran 3x4= 3 Iembar;
 Formulir Permohonan Pembayaran (FPP) yang sudah ditandatangani yang
bersangkutan (blangko ada di BKPP);

3. Persyaratan PNS yang Pensiun Atas Permintaan Sendiri :


 Surat Pengantar dari Kepala Badan/Dinas/Perangkat Daerah;
 Permohonan yang bersangkutan ;
 Fotocopy SK Calon Pegawai Negeri Sipil (dilegalisir);
 Fotocopy SK Pegawai Negeri Sipil (dilegalisir);
 Fotocopy SK Pangkat Terakhir (dilegalisir);
 Fotocopy SK Jabatan Terakhir (dilegalisir);
 Fotocopy SK Kenaikan Gaji Berkala Terakhir (dilegalisir);
 Fotocopy Daftar gaji / Amprah Gaji (dilegalisir);
 Fotocopy SKP terakhir (dilegalisir);
 Fotocopy Kartu Pegawai (dilegalisir);
 Data Perorangan Calon Pensiun (DPCP), formulir/Blangko ada di BKPP;
 Kartu Keluarga /Daftar Susunan Keluarga (Formulir/blangko ada di
BKPP);
 Fotocopy Akte Kelahiran anak dilegalisir (usia 25 Tahun kebawah);
 Surat Nikah (dilegalisir oleh KUA setempat);
 Surat Keterangan Penghentian Pembayaran Sementara (SKPP);
 Pas foto ukuran 3x4 cm 12 (dua belas) Iembar (beserta dengan CD
fotonya);

 Surat Penyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin Sedang dan Berat
selama 1 (satu) tahun terakhir yang ditandatangani oleh pimpinan
(formulir/blangko ada dl BKPP);
 Surat Pernyataan Tidak Sedang Menjalani Proses Pidana atau pernah
dipidana Penjara Berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan
Hukum Tetap yang ditandatangani oleh pimpinan ( Formulir/Blangko ada
di BKPP);
 Surat Penyataan yang bersangkutan yang sudah ditandatangani dan
dibubuhi Materai (formulir/blangko ada di BKPP);
 Daftar Riwayat Hidup (9 halaman);
 Fotocopy Kartu Tanda Penduduk;
 Fotocopy NPWP;
 Fotocopy Buku Rekening Bank Tujuan gaji Pokok Pensiun;
 Formulir Permintaan Pembayaran (FPP) yang sudah ditandatangani yang
bersangkutan (Blangko ada di BKPP);

E. Prosedur Pensiun PNS


a. Pegawai Negeri Sipil melengkapi segala persyaratan yang dibutuhkan;
b. Untuk pegawai Kanwil, berkas dapat langsung diserahkan kepada pengelola
kepegawaian di Subbagian Kepegawaian dan Hukum Kanwil;
c. Untuk pegawai yang tersebar di beberapa unit kerja Kabupaten/Kota, berkas
dapat diserahkan kepada pengelola kepegawaian masing-masing
Kabupaten/Kota;
d. Pengelola kepegawaian masing-masing Kabupaten/Kota mengirimkan berkas
ke Subbagian Kepegawaian dan Hukum Kanwil;
e. Khusus permohonan pensiun untuk jabatan fungsional pertama, fungsional
muda, pengawas, dan pelaksana dengan golongan ruang III/d , Kanwil
mengirimkan usulan ke Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional 11
Manado untuk diproses;
f. Khusus permohonan pensiun untuk jabatan fungsional madya dan pejabat
administrator, Kanwil mengirimkan usulan ke Biro Kepegawaian Sekretariat
Jenderal Kementerian Agama untuk diproses;
g. Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional 11 Manado dan Sekretariat
Jenderal Kementerian Agama mengirimkan kembali SK pensiun yang telah
diterbitkan ke Kanwil;
h. Kanwil menyerahkan SK pensiun kepada masing-masing pengelola
kepegawaian Kabupaten/Kota untuk diteruskan kepada pegawai yang
bersangkutan (pegawai yang tersebar di beberapa unit kerja Kabupaten/Kota);
i. Kanwil menyerahkan SK pensiun kepada pegawai (pegawai Kanwil);
j. Jangka waktu sejak usulan berkas hingga terbitnya SK adalah sekitar 1-3 bulan
(menyesuaikan dengan kelengkapan berkas pegawai yang bersangkutan, proses
pengusulan, dan pengiriman).
7

F. Persiapan Pensiun PNS


a. Persiapan Finansial
Pensiun membutuhkan persiapan finansial yang perlu dilakukan oleh individu
yang akan memasuki masa pensiun adalah dengan mempersiapkan finansial agar
dapat memenuhi kebutuhan hidup setelah pensiun nanti.
Ross dan Wills (2009) menjelaskan bahwa persiapan finansial sebagai suatu
tindakan yang dapat dilakukan oleh setiap individu selama masa produktif kerja
untuk mempersiapkan kemampuan finansial di masa pensiun, dengan tujuan untuk
menambah aset dalam memenuhi kebutuhan gaya hidup yang diinginkan. Persiapan
finansial dapat berupa rekening tabungan, deposito, asuransi, dll.

b. Persiapan Kegiatan Pengganti


Persiapan kegiatan pengganti setelah pensiun merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk dilakukan karena dengan adanya kegiatan pengganti tersebut maka
ada kemungkinan dapat memperoleh penghasilan ataupun dapat mengisi waktu
luang seseorang setelah pensiun nanti (Latif & Alkateeb, 2012).

Petkoska & Earl (2009) mengatakan dalam penelitiannya bahwa persiapan


kegiatan pengganti merupakan suatu upaya yang dilakukan individu dalam
mempersiapkan kegiatan atau aktivitas pengganti dari aktivitas yang merupakan
karir utama yang telah diberhentikan karna sudah mencapai masa pensiun sesuai
dengan batas umur yang telah ditetapkan. Kegiatan pengganti ini meliputi kegiatan
sosial, kegiatan berwiraswasta, dan karir kedua.

c. Persiapan Mental dan Fisik


Persiapan mental yang perlu dilakukan oleh setiap individu yang akan memasuki
masa pensiun perlu adalah dengan mencoba untuk selalu berfikir positif atas semua
hal dan apa yang telah dicapai selama ini. Perlunya berkomunikasi dan berdiskusi
semua hal dan rencana dengan keluarga karena mereka akan mengerti dan
mendukung (Paidi, 2013)

8
Hamdani (2012) menjelaskan bahwa persiapan mental merupakan upaya yang
dilakukan oleh seseorang untuk mempersiapkan suatu pola pikir baru yang dapat
memberikan kekuatan dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan yang akan
terjadi di masa pensiun. Sofro (2013) menjelaskan bahwa persiapan fisik merupakan
segala bentuk kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga kebugaran
dan kesehatan tubuh agar tetap bugar dan sehat di masa pensiun. Untuk mejaga agar
badan tetap sehat adalah dengan melakukan pola hidup sehat dan rajin berolah-raga.
9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian – uraian sebelumnya dapat dikemukakan bahwa


Pensiunan PNS adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap PNS
yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara. Syarat mendasar
bagi PNS untuk mendapatkan pensiun adalah PNS tersebut diberhentikan
dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Dalam Pemsiun PNS sebagai pegawai kita harus selalu siap dalam
menhadapi pensiunan, dan sebelum terjadinya pensiun sebagai pegawai harus
melakukan persiapan pada masa produktifnya seperti mempersiapkan finansial,
kegiatan pengganti, mental dan fisik. Sebagai pegawai yang akan pension harus
mempersiapkan kegiatan kedepannya apa yang akan dilakukan selama masa
bekerja sudah berakhir.

B. Saran
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bahwa Pensiun PNS memiliki
berbagai masalah-masalah seperti finansial, mental dan fisik. Oleh karena itu
setiap pegawai negeri harus mempersiapkan dirinya dan keluarganya untuk
menyambut masa pensiun itu dengan hati yang lapang. Persiapan ini
menyangkut persiapan fisik dan psikologis dimana persiapan fisik bisa dengan
menyiapkan tabungan hari tua tau ikut asuransi sedangkan persiapan psikologis
misalnya dengan merencanakan kegiatan apa yang dapat dilakukan saat pensiun
nanti. Persiapan-persiapan ini akan membantu individu untuk mengurangi
kecemasan dan mengubah pandangan individu tentang pensiun itu.

10

DAFTAR PUSTAKA

Intan Nila W.A. Karim, S.E. Layanan Informasi Administrasi


Kepegawaian, Subban Kepegawaian dan hukum Kanwil Kementrian
Agama Provinsi Gorontalo,
https://gorontalo.kemenag.go.id/files/gorontalo/file/file/ebook/BAB-
8---Pensiun.pdf

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/21069/2/
T1_212010090_BAB%20II.pdf
11

Anda mungkin juga menyukai