Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

Disusun Oleh :
Nama

: Wulan Kristiana Wati

Kelas

: XI AP 1

No

: 28

SMK NEGERI 1 BOYOLALI


Tahun Pelajaran 2015/2016

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan InayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Administrasi kepegawaian.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Boyolali, Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 4
1.1

Latar Belakang Masalah................................................................................. 4

1.2

Rumusan Masalah.......................................................................................... 4

1.3

Tujuan Penulisan............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 5
Pengertian Cuti........................................................................................................ 5
Manfaat Dari Cuti.................................................................................................... 5
Dasar Hukum Cuti................................................................................................... 6
Jenis Jenis Cuti......................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah


Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan pemberian cuti adalah dalam rangka usaha untuk menjamin kesegaran jasmani dan
rohani.Cuti diberikan pada PNS yang telah memenuhi beberapa syarat, misalnya lamanya
bekerja. Setiap PNS diberikan cuti setelah mengajukan surat izin cuti kepada pejabar yang
berwenang membuat cuti.Cuti diberikan kepada PNS agar dapat meningkatkan produktifitas
dalam bekerja dan tidak menimbulkan kejenuhan, dan stress yang dapat menurunkan
produktifitas kerja.
Cuti dianggap mampu memperbaiki moral kerja hingga mampu mempertahankan, bahkan
mampu meningkatkan pengetahuan para karyawan. Sebab slama cuti, membuat karyawan bisa
mengisi hari harinya dengan kegiatan yg sifatnya refreshing. Menyegarkan diri dengan pergi ke
tempat

yg

menyenangkan

atau

sekedar

mengganti

suasana.

Secara psikologis, cuti jga memiliki dampak positif.


1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini
terinci sebagai berikut.
1. Apakah manfaat dari Cuti terhadap produktivitas kerja ?
2. Mengetahui jenis jenis cuti ?
3. Mengetahi dasar hukumcuti ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui manfaat dari cuti terhadap produtifitas kerja.
2. Mengetahui jenis jenis cuti
3. Mengetahui dasar hukum cuti

BAB II
PEMBAHASAN
4

A.

Pengertian Cuti
Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Atau
dapat juga merupakan hak bagi Negeri Sipil berupa izin tidak masuk kerja yang dapat ditunda
dalam jangka waktu tertentu apabila kepentingan dinas mendesak.
B. Manfaat Dari Cuti
Umumnya setiap perusahaan memberikan hak cuti untuk karyawannya yang bisa diambil
sekitar 12 kali atau lebih per tahun. Cuti tersebut bisa digunakan untuk berbagai kepentingan
seperti menikah, liburan, atau hal lain yang ingin Anda lakukan ketika hari kerja.
Hal itu juga tertuang dalam Undang-Undang (UU) No. 13 tahun 2003 Pasal 79 ayat (2), yang
menyebutkan bahwa seorang pekerja berhak mendapatkan cuti tahunan sekurang-kurangnya 12
hari kerja.
Sayangnya beberapa orang tidak terlalu peduli dengan jatah cuti yang diberikan perusahaan.
Padahal cuti memberikan manfaat positif yang juga berpengaruh terhadap pekerjaan Anda saat
ini. Berikut keuntungan mengambil cuti yang dijelaskan oleh psikolog muda, Wulan Ayu
Ramadhani, M. Psi:
1.

Hilangkan Jenuh
Cuti dapat menghilangkan jenuh. Saat Anda merasa bosan dengan pekerjaan sebaiknya
segera ambil cuti. Jangan langsung terburu-buru memutuskan resign. Coba ambil waktu
libur untuk kembali menyegarkan pikiran Anda.
"Salah satu yang membuat baterai awet ketika di charge dalam kondisi mesin mati, sama
seperti otak, kita tidak bisa memaksanya untuk selalu bekerja setiap waktu karena akan
timbul di mana rasa jenuh, stres dan rasa sensitivitas yang tinggi.

2.

Buat Anda Lebih Produktif


Salah satu keuntungan mengambil hak libur di hari kerja bisa meningkatkan
produktivitas. Manfaatkan hak cuti per tahun untuk benar-benar menyegarkan pikiran Anda.
"Manfaat cuti itu bisa membuat produktivitas semakin meningkat, apalagi untuk pekerjaan
yang membutuhkan kreativitas. Mengambil cuti itu adalah salah satu yang harus dilakukan
untuk semakin meningkatkan kinerja Anda.

3.

Mendapatkan Inspirasi Baru


Bagi seseorang yang bekerja di bidang kreatif, salah satu manfaat cuti bisa mendapatkan
inspirasi baru. Inspirasi tersebut tentunya akan memacu semangat Anda ketika bekerja. Oleh
karena itu, tidak ada salahnya melakukan aktivitas atau berpergian ke tempat yang belum
pernah dikunjungi.

C.

Dasar Hukum Cuti

UU No. 43 Tahun 1999 Perubahan atas UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian Pasal 8:
Yang dimaksud cuti adalah tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu
Dalam rangka usaha untuk menjamin kesegaran jasmani dan rohani serta untuk
kepentingan Pegawai Negeri perlu diatur pemberian cuti.
Cuti Pegawai Negeri terdiri dari, cuti tahunan, cuti sakit, cuti karena alasan penting, cuti
besar, cuti bersalin, dan cuti di luar tanggungan negara.
Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri yang bersangkutan untuk memenuhi
kewajiban agama, seperti menunaikan ibadah haji.
PP. No. 24 Tahun 1976:
Cuti adalah kedaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan:
Untuk memberikan kesempatan istirahat bagi PNS dalam rangka menjamin kesegaran
jasmani dan rohaninya.
Untuk kepentingan PNS yang bersangkutan.
Pejabat yang Berwenang Memberikan Cuti:
Pimpinan Lembaga Tertinggi /Tinggi Negara bagi Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Tertinggi/Tinggi Negara;
Menteri , Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi Negara/ Lembaga Tinggi Negara dan Pejabat lain yang
ditentukan Presiden bagi PNS dalam lingkungan kekuasaannya;
Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri.
D.

Jenis Jenis Cuti


Jenis Cuti:
1. Cuti Tahunan
2. Cuti Besar
3. Cuti Sakit

4. Cuti Bersalin
5. CKAP
6. Cuti diluar tanggungan Negara

1. Cuti Tahunan
PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun secara terus menerus berhak atas
cuti tahunan selama 12 hari kerja.Cuti tahunan dapat diambil secara terpecah-pecah dengan
ketentuan setiap bagian tidak boleh kurang dari 3 hari kerja.Cuti tahunan yang tidak
diambil dalam tahun ybs dapat diambil dalam tahun berikutnya paling lama 18 hari kerja
termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.Cuti tahunan yang tidak diambil
dalam kurun waktu 2 (dua) tahun berturut-turut atau lebih, dapat diambil dalam tahun
berikutnya maksimum 24 hari kerja, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang
berjalan.Cuti tahunan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannnya, maka waktu cuti
tahunan dapat ditambah untuk paling lama 14 hari.
6

2.

Cuti Besar
Setiap PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus-menerus
berhak atas cuti besar selama 3 (tiga) bulan, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang
bersangkutan.Cuti besar yang tidak diambil oleh PNS yang bersangkutan tepat pada
waktunya, dapat diambil pada tahun-tahun berikutnya, tetapi keterlambatan pengambilan cuti
besar itu tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti besar yang berikutnya.Apabila
ada kepentingan dinas yang mendesak maka pelaksanaan cuti besar dapat ditangguhkan
untuk paling lama 2 (dua) tahun. Dalam hal yang demikian maka waktu penangguhan itu
dihitung penuh untuk perhitungan hak atas cuti besar berikutnya.

3.

Cuti Sakit
Setiap PNS yang menderita sakit berhak atas Cuti Sakit.1 2 hari, memberitahukan
secara lisan / tertulis kepada Pejabat yang berwenang.2 14 hari, mengajukan permohonan
cuti dilampiri surat keterangan dari dokter.14 hari 6 bulan, mengajukan permohonan cuti
dilampiri surat keterangan dokter yang ditunjuk pemerintah.18 bulan belum sembuh, diuji
kesehatan oleh Tim Penguji Kesehatan.PNS Wanita yang gugur kandungan berhak cuti sakit
1,5 (satu setengah) bulan.PNS yang sakit karena kecelakaan dinas berhak cuti sakit sampai
sembuh.

4. Cuti Bersalin
PNS wanita berhak atas cuti bersalin untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan
ketiga.Untuk Persalinan anak ke empat dst, apabila telah mempunyai hak, Pegawai Negeri
Sipil tersebut dapat menggunakan cuti besar atau cuti di luar tanggungan negara.Lamanya
cuti persalinan adalah 1 (satu bulan) sebelum dan 2 (dua bulan) setelah persalinan.
5. Cuti Karena Alasan Penting
PNS berhak atas cuti karena alasan penting untuk paling lama 2 bulan. Lamanya cuti
karena alasan penting hendaknya ditetapkan sedemikian rupa, sehingga benar-benar hanya
untuk waktu yang diperlukan saja.Yang dimaksud cuti karena alasan penting adalah cuti
karena:
a) Ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal
dunia.
b) Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a di atas meninggal dunia dan
menurut ketentuan hukum yang berlaku PNS yang bersangkutan harus mengurus hak-hak
dari anggota keluarganya yang meninggal itu.
c) Melangsungkan perkawinan pertama.
d) Alasan penting lainnya yang ditetapkan oleh Presiden.

6. Cuti di Luar Tanggungan Negara (CLTN)


Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan kepada PNS yang telah bekerja sekurangkurangnya 5 tahun secara terus-menerus dan adanya alasan-alasan pribadi yang penting dan
mendesak.CLTN bukanlah hak, karena itu permintaan cuti tsb dapat dikabulkan atau ditolak
oleh Pejabat yang berwenang.CLTN hanya dapat diberikan dengan surat keputusan Pejabat
yang berwenang setelah mendapat persetujuan Kepala BKN.CLTN diambil untuk waktu
paling lama 3 tahun dan apabila ada alasan penting dapat diperpanjang untuk paling lama
satu tahun.Selama menjalankan CLTN, PNS yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya,
kecuali dalam hal PNS wanita menjalankan CLTN untuk persalinan yang keempat dan
seterusnya.Selama menjalankan CLTN, tidak berhak atas penghasilan dari negara.PNS
setelah menjalankan CLTN wajib melaporkan diri kepada instansi induknya untuk
ditempatkan kembali apabila ada lowongan. Pimpinan Instansi yang menerima laporan
adanya PNS yang selesai menjalani CLTN wajib:
Menempatkan dan mempekerjakan kembali.
Bila tak ada lowongan melaporkan ke BKN untuk kemungkinan disalurkan ke instansi
lain.
Bila tidak memungkinkan ditempatkan di tempat lain, atas dasar pemberitahuan dari
BKN tersebut Pimpinan
Instansi Induk memberhentikan PNS ybs dari jabatan karena kelebihan pegawai.
Penempatan kembali Pegawai Negeri Sipil yang selesai CLTN ditetapkan dg SK Pejabat
yang berwenang setelah mendapat persetujuan Ka BKN.

Khusus untuk CLTN untuk persalinan anak ke empat dst. :


Permintaan cuti tsb tidak bisa ditolak.
Tidak dibebaskan dari jabatan/ jabatannya tidak bisa diisi orang lain.
Tidak memerlukan persetujuan Kepala BKN.
Lamanya cuti sama dengan lama cuti bersalin.
Selama menjalankan cuti tidak berhak atas penghasilan dari negara dan tidak diperhitungkan
sebagai masa kerja.

Tata Cara Cuti:


1. Cuti diajukan kepada Pejabat yang berwenang melalui saluran hirarkhis dan ditetapkan
dengan Surat Keputusan Pejabat yang berwenang.
2. Untuk memperoleh Cuti diluar tanggungan negara, PNS ybs disamping mengajukan kepada
pejabat yang berwenang juga harus mendapat persetujuan dari ke Kepala BKN.
3. Ditetapkan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang, kecuali untuk cuti sakit selama
kurang dari 2 hari.

Penghasilan PNS Selama Menjalankan Cuti:


8

1. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara PNS yang bersangkutan tidak menerima
penghasilan apapun dari negara.
2. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang bersangkutan tetap menerima gaji dan tunjangan
keluarga, kecuali tunjangan jabatan (bila ada).

BAB III
PENUTUP

Cuti dianggap mampu memperbaiki moral kerja hingga mampu mempertahankan, bahkan
mampu meningkatkan pengetahuan para karyawan. Sebab slama cuti, membuat karyawan bisa
mengisi hari2nya dengan kegiatan yg sifatnya refreshing. Menyegarkan diri dengan pergi ke
tempat

yg

menyenangkan

atau

sekedar

mengganti

suasana.

Secara psikologis, cuti jga memiliki dampak positif. Sehingga setelah diberikannya cuti pegawai
bisa meningkatkan produktifitas kerja dan dapat bekerja dengan lebih semangat.

10

Anda mungkin juga menyukai