ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Disusun Oleh :
Nama
Kelas
: XI AP 1
No
: 28
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan InayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Administrasi kepegawaian.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 4
1.1
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
1.3
Tujuan Penulisan............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 5
Pengertian Cuti........................................................................................................ 5
Manfaat Dari Cuti.................................................................................................... 5
Dasar Hukum Cuti................................................................................................... 6
Jenis Jenis Cuti......................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
yg
menyenangkan
atau
sekedar
mengganti
suasana.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini
terinci sebagai berikut.
1. Apakah manfaat dari Cuti terhadap produktivitas kerja ?
2. Mengetahui jenis jenis cuti ?
3. Mengetahi dasar hukumcuti ?
BAB II
PEMBAHASAN
4
A.
Pengertian Cuti
Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Atau
dapat juga merupakan hak bagi Negeri Sipil berupa izin tidak masuk kerja yang dapat ditunda
dalam jangka waktu tertentu apabila kepentingan dinas mendesak.
B. Manfaat Dari Cuti
Umumnya setiap perusahaan memberikan hak cuti untuk karyawannya yang bisa diambil
sekitar 12 kali atau lebih per tahun. Cuti tersebut bisa digunakan untuk berbagai kepentingan
seperti menikah, liburan, atau hal lain yang ingin Anda lakukan ketika hari kerja.
Hal itu juga tertuang dalam Undang-Undang (UU) No. 13 tahun 2003 Pasal 79 ayat (2), yang
menyebutkan bahwa seorang pekerja berhak mendapatkan cuti tahunan sekurang-kurangnya 12
hari kerja.
Sayangnya beberapa orang tidak terlalu peduli dengan jatah cuti yang diberikan perusahaan.
Padahal cuti memberikan manfaat positif yang juga berpengaruh terhadap pekerjaan Anda saat
ini. Berikut keuntungan mengambil cuti yang dijelaskan oleh psikolog muda, Wulan Ayu
Ramadhani, M. Psi:
1.
Hilangkan Jenuh
Cuti dapat menghilangkan jenuh. Saat Anda merasa bosan dengan pekerjaan sebaiknya
segera ambil cuti. Jangan langsung terburu-buru memutuskan resign. Coba ambil waktu
libur untuk kembali menyegarkan pikiran Anda.
"Salah satu yang membuat baterai awet ketika di charge dalam kondisi mesin mati, sama
seperti otak, kita tidak bisa memaksanya untuk selalu bekerja setiap waktu karena akan
timbul di mana rasa jenuh, stres dan rasa sensitivitas yang tinggi.
2.
3.
C.
UU No. 43 Tahun 1999 Perubahan atas UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian Pasal 8:
Yang dimaksud cuti adalah tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu
Dalam rangka usaha untuk menjamin kesegaran jasmani dan rohani serta untuk
kepentingan Pegawai Negeri perlu diatur pemberian cuti.
Cuti Pegawai Negeri terdiri dari, cuti tahunan, cuti sakit, cuti karena alasan penting, cuti
besar, cuti bersalin, dan cuti di luar tanggungan negara.
Cuti besar dapat digunakan oleh Pegawai Negeri yang bersangkutan untuk memenuhi
kewajiban agama, seperti menunaikan ibadah haji.
PP. No. 24 Tahun 1976:
Cuti adalah kedaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan:
Untuk memberikan kesempatan istirahat bagi PNS dalam rangka menjamin kesegaran
jasmani dan rohaninya.
Untuk kepentingan PNS yang bersangkutan.
Pejabat yang Berwenang Memberikan Cuti:
Pimpinan Lembaga Tertinggi /Tinggi Negara bagi Pimpinan Kesekretariatan Lembaga
Tertinggi/Tinggi Negara;
Menteri , Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi Negara/ Lembaga Tinggi Negara dan Pejabat lain yang
ditentukan Presiden bagi PNS dalam lingkungan kekuasaannya;
Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri.
D.
4. Cuti Bersalin
5. CKAP
6. Cuti diluar tanggungan Negara
1. Cuti Tahunan
PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun secara terus menerus berhak atas
cuti tahunan selama 12 hari kerja.Cuti tahunan dapat diambil secara terpecah-pecah dengan
ketentuan setiap bagian tidak boleh kurang dari 3 hari kerja.Cuti tahunan yang tidak
diambil dalam tahun ybs dapat diambil dalam tahun berikutnya paling lama 18 hari kerja
termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.Cuti tahunan yang tidak diambil
dalam kurun waktu 2 (dua) tahun berturut-turut atau lebih, dapat diambil dalam tahun
berikutnya maksimum 24 hari kerja, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang
berjalan.Cuti tahunan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannnya, maka waktu cuti
tahunan dapat ditambah untuk paling lama 14 hari.
6
2.
Cuti Besar
Setiap PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus-menerus
berhak atas cuti besar selama 3 (tiga) bulan, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang
bersangkutan.Cuti besar yang tidak diambil oleh PNS yang bersangkutan tepat pada
waktunya, dapat diambil pada tahun-tahun berikutnya, tetapi keterlambatan pengambilan cuti
besar itu tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti besar yang berikutnya.Apabila
ada kepentingan dinas yang mendesak maka pelaksanaan cuti besar dapat ditangguhkan
untuk paling lama 2 (dua) tahun. Dalam hal yang demikian maka waktu penangguhan itu
dihitung penuh untuk perhitungan hak atas cuti besar berikutnya.
3.
Cuti Sakit
Setiap PNS yang menderita sakit berhak atas Cuti Sakit.1 2 hari, memberitahukan
secara lisan / tertulis kepada Pejabat yang berwenang.2 14 hari, mengajukan permohonan
cuti dilampiri surat keterangan dari dokter.14 hari 6 bulan, mengajukan permohonan cuti
dilampiri surat keterangan dokter yang ditunjuk pemerintah.18 bulan belum sembuh, diuji
kesehatan oleh Tim Penguji Kesehatan.PNS Wanita yang gugur kandungan berhak cuti sakit
1,5 (satu setengah) bulan.PNS yang sakit karena kecelakaan dinas berhak cuti sakit sampai
sembuh.
4. Cuti Bersalin
PNS wanita berhak atas cuti bersalin untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan
ketiga.Untuk Persalinan anak ke empat dst, apabila telah mempunyai hak, Pegawai Negeri
Sipil tersebut dapat menggunakan cuti besar atau cuti di luar tanggungan negara.Lamanya
cuti persalinan adalah 1 (satu bulan) sebelum dan 2 (dua bulan) setelah persalinan.
5. Cuti Karena Alasan Penting
PNS berhak atas cuti karena alasan penting untuk paling lama 2 bulan. Lamanya cuti
karena alasan penting hendaknya ditetapkan sedemikian rupa, sehingga benar-benar hanya
untuk waktu yang diperlukan saja.Yang dimaksud cuti karena alasan penting adalah cuti
karena:
a) Ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal
dunia.
b) Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a di atas meninggal dunia dan
menurut ketentuan hukum yang berlaku PNS yang bersangkutan harus mengurus hak-hak
dari anggota keluarganya yang meninggal itu.
c) Melangsungkan perkawinan pertama.
d) Alasan penting lainnya yang ditetapkan oleh Presiden.
1. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara PNS yang bersangkutan tidak menerima
penghasilan apapun dari negara.
2. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang bersangkutan tetap menerima gaji dan tunjangan
keluarga, kecuali tunjangan jabatan (bila ada).
BAB III
PENUTUP
Cuti dianggap mampu memperbaiki moral kerja hingga mampu mempertahankan, bahkan
mampu meningkatkan pengetahuan para karyawan. Sebab slama cuti, membuat karyawan bisa
mengisi hari2nya dengan kegiatan yg sifatnya refreshing. Menyegarkan diri dengan pergi ke
tempat
yg
menyenangkan
atau
sekedar
mengganti
suasana.
Secara psikologis, cuti jga memiliki dampak positif. Sehingga setelah diberikannya cuti pegawai
bisa meningkatkan produktifitas kerja dan dapat bekerja dengan lebih semangat.
10