Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN-I

( PBL I)

COMMUNITY DIAGNOSIS MASALAH KESEHATAN

DI KELURAHAN SEMAMPIR KECAMATAN KOTA

KOTA KEDIRI

Penyusun

IKM Reguler II
Wildanul Abidin 1321B0035
Yuni Pratiwi 1321B0038
Norince 1321B00
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI

TAHUN 2014

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN-I


(PBL-I)

COMMUNITY DIAGNOSIS MASALAH KESEHATAN


DI KELURAHAN SEMAMPIR KECAMATAN KOTA
KOTA KEDIRI

Kediri,............................ 2014
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Akademik, Dosen Pembimbing Lapangan,

............................................... .............................................
Ratna Wardani. Ssi. MM Rois Atlantik M.

Mengetahui,
Ketua Program Studi IKM, Kepala Puskesmas Balowerti

............................................. .............................................

DR. Indasah, Ir, M.Kes dr.


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Kata Pengantar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia, dan sekaligus merupakan
investasi sumber daya manusia. Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi
semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan
demi kesejahteraan seluruh masyarakat.
Keadaan gizi yang baik merupakan syarat utama dalam mewujudkan
sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas. Masalah gizi terjadi disetiap
siklus kehidupan dimulai sejak dalam kandungan, bayi, anak, dewasa, dan
usia lanjut. Periode 2 tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis,
karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang


dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.

Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi
oleh seseorang karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal
menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga daya beli masyarakat
rendah. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri
anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.

Kekurangan gizi dapat merusak bangsa. Tujuan dari analisis adalah


untuk mengetahui kecenderungan masalah gizi dan kesehatan masyarakat
serta determinan yang mempengaruhi masalah ini.Keberhasilan pembangunan
nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualtias, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh,
mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan terhadap
ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh data sosial ekonomi, gizi, kesehatan keluarga-
keluarga yang mempunyai balita diatas sebagai bahan perencanaan
intervensi gizi di kelurahan Semampir.
2. Tujuan Khusus
2.1. Untuk mengetahui potensi dan sumber daya Kelurahan
Semampir yang dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah
gizi yang dihadapi.
2.2. Untuk mempelajari keadaan umum responden yang
meliputi keadaan sosial ekonomi, pola konsumsi makanan,
pengetahuan gizi ibu, keadaan kesehatan ibu, kesehatan balita,
keadaan kesehatan ibu hamil, tingkat konsumsi zat gizi
meliputi energi, protein, Fe , VIT A, garam beryodium, serta
tanggapan keluarga tentang kesehatan dan gizi.

C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan PBL I ini antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan/ wawasan tentang upaya peningkatan gizi di
masyarakat.
2. Bagi Instansi
Dapat memberikan gambaran status gizi di kelurahan Semampir Kec.
Kota bagi instansi terutama di Dinas Kesehatan.
3. Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan khususnya para ibu dalam
meningkatkan status gizi. Lihat dibuku pbl
4. Bagi Pembaca
Dapat menjadi sumbangan ilmiah untuk menambah informasi.
BAB II
METODE KEGIATAN

A. Metode Desain
Pendekatan retro
pendekatan crossectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi
sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel
subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek
penelitian diamati pada waktu yang sama.
Penelitian cross sectional ini sering juga disebut penelitian transversal,
dan sering digunakan dalam penelitian-penelitian gizi. Dibandingkan dengan
penelitian-penelitian yang lain, metode penelitian ini merupakan yang paling
lemah karena penelitian ini paling mudah dilakukan dan sangat sederhana.
Observasi menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Pustu
Semampir, kader posyandu serta data primer dengan survey langsung dan
mencari data secara langsung. Sehingga ditemukan data status gizi bayi dan
balita BGM, ibu hamil dengan KEK. Juga diketahui pengetahuan masyarakat
tentang KADARZI dan pemberian ASI Eksklusif serta garam beryodium.

B. Tahapan Community Diagnosis


Pelaksanaan survey dengan cara random. Random adalah tiap RT
diambil 10 rumah dengan interval 3 rumah.

C. Lokasi dan Waktu Pengambilan Data


a. Data Demografi Kelurahan Semampir
Kelurahan Semampir merupakan salah satu dari 17 (tujuh belas)
kelurahan di Kecamatan Kota, Kota Kediri yang terletak di tengah
Wilayah Kota Kediri. Luas Wilayah Kelurahan Semampir, Kecamatan
Kota, Kota Kediri adalah 83,00 Ha
1) Batas Wilayah Kelurahan Semampir Kecamatan Kota
Kediri sebagai berikut :
Tabel I: Batas Wilayah Kelurahan
BATAS KELURAHAN
Sebelah Utara Kelurahan Jongbiru
Sebelah Selatan Kelurahan Pocanan
Sebelah Timur Kelurahan Balowerti
Sebelah Barat Sungai Brantas
Jarak tempuh ke Ibu Kota Kabupaten : 1 km

Jarak tempuh ke Ibu Kota Kecamatan : 4 km

1. Jumlah penduduk
N Uraian Keterangan
O
1 Jumlah laki-laki 4546 orang
2 Jumlah perempuan 4613 orang
3 Jumlah total 9159 orang
4 Jumlah kepala keluarga 2698 KK
5 Kepadatan penduduk 99,55/KM

PLANING OF ACTION
IDENTIFIKASI
N PLAN DO CHECK ACTION
O
1 Tgl 19 Agustus 19 Agustus
menentukan prioritas 2014
masalah
2 Tgl 20-21 Agustus 20-21 Agustus
pembuatan kuesioner 2014
3 Tgl 22-23 penyebaran 22-23 Agustus
kuesioner 2014
4 Tgl 25-26 Agustus 25-26 Agustus
rekapitulasi data 2014
5 Tgl 27-29 Agustus 27-29 Agustus
pembuatan laporan 2014
dan persiapan
seminar awal
6 Tgl 30 Agustus 30 Agustus
seminar awal 2014

D. Pengolahan dan Analisa Data


Pada tahap identifikasi analisis yang dilakukan adalah analisis deskriftif
pie cart. Tmbah pengertian
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi PBL II


Data Demografi Kelurahan Semampir
1. Luas Desa terdiri dari :
- Sawah : -
- Pemukiman : 6,00 Ha
2. Tipologi
- Desa perbatasan dengan kelurahan-kelurahan yang lain
- Desa perbatasan dengan kecamatan lain
3. Iklim
- Curah hujan : 1.918,00 mm
4. Penggunaan Tanah Untuk Fasilitas Umum :
Tabel II: Penggunaan Tanah
No Tanah Luas (Ha)
.
1. Perkantoran 2,00
2 Lapangan 1,00

KEADAAN SOSIAL
1. Jumlah Penduduk menurut Agama
Tabel III: Penduduk menurut Agama
No Agama Jumlah ( orang )
.
1. Islam 7513
2. Kristen 1230
3. Katolik 344
4. Budha 59
5. Hindu 7
6. Konghucu 6

2. Jumlah Penduduk menurut tingkat pendidikan


Tabel IV: Tingkat Pendidikan Masyarakat
No Tingkat Pendidikan Jumlah ( orang )
.
1. Tidak Sekolah / Buta Huruf 167
3. Belum Tamat SD/Sederajat 231
4. Tamat SD / sederajat 1468
5. Tamat SLTP / sederajat 1307
6. Tamat SLTA / sederajat 2231
7. Tamat D1, D2, D3 221
8. Sarjana / S-1 511
9 Lulus S2 19

3. Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian


Tabel V: Tingkat Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah ( orang )
.
1. Petani 32
2. Buruh Tani 23
3. Pengrajin 4
4. Karyawan Perusahaan Swasta 1711
5. TNI/POLISI 16
6. Dosen 5
7. PNS 184
8. Bidan 2
9. Peternak 4
10. Pensiunan 132
11. Buruh Migran 32
12. Karyawan BUMN 26
13 Montir 5
14 Perawat 7
15 Dokter 9
16 Notaris 1
17 Pengacara 1

4. Jumlah Lembaga Pendidikan


TK/RA :2
SD/MI :1
SMP/Sederajat :1
SMA/Sederajat :0
Perguruan Tinggi :1

5. Tempat Ibadah
Masjid :2
Musholla : 13
Gereja : 2
Pura :0
Wihara :1
6. Tempat Kesehatan
Bidan :2
Posyandu :9
Dukun Beranak :-
7. Tempat Keamanan
Pos Kamling : 11

8. Tempat Perdagangan dan Akomodasi


Toko : 15
Warnet :3
Rumah Makan :3

Kelurahan Semampir sebagian besar mata pencaharian


penduduknya adalah Karyawan Perusahaan Swasta , PNS , Pensiunan ,
Petani , dan Buruh Migran yang mayoritas memeluk agama Islam dan juga
memiliki kepatuhan terhadap adat dan tradisi. Akses untuk mendapatkan
pendidikan jauh lebih mudah karena jarak tempat pendidikan baik tingkat
SD sampai Perguruan Tinggi dekat dengan pemukiman warga, akan tetapi
kalau dilihat dari data statistik masih rendahnya tingkat pendidikan
masyarakat merupakan suatu permasalahan yang harus segera dipecahkan
terutama dalam membangun kesadaran masyarakat akan arti pentingya
pendidikan.
Pembangunan masyarakat desa diharapkan bersumber pada diri
sendiri ( kemandirian ) dan perkembangan pembangunan harus berdampak
pada perubahan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang agar dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa menjadi lebih baik.
1. Kesejahteraan Keluarga
No
Uraian Keterangan
.
1 Jumlah Kepala Keluarga prasejahtera Kepala Keluarga
2 Jumlah Kepala Keluarga Sejahtera 1 Kepala Keluarga
3 Jumlah Kepala Keluarga Sejahtera 2 Kepala Keluarga
4 Jumlah Kepala Keluarga Sejahtera 3 Kepala Keluarga
5 Jumlah Kepala Keluarga Sejahtera 3 plus Kepala Keluarga
6 Total Kepala Keluarga prasejahtera Kepala Keluarga

2. Rekapitulasi Umur Penduduk


No Usia Jumlah
1 0-12 bulan 3 orang
2 1-5 tahun 461 orang
3 5-7 tahun 386 orang
4 7-18 tahun 1354 orang
5 18-56 tahun 5397 orang
6 >56 1918 orang

B. Hasil Identifikasi
a. STATUS GIZI BAYI dan BALITA
Jumlah bayi dan balita di Kelurahan Semampir: 552
Jumlah bayi : 126
Jumlah balita : 426
Jumlah bayi dan balita yang diketahui status gizinya : 495

Klasifikasi status gizi masyarakat menurut Direktorat Bina Gizi


Masyarakat Depkes RI tahun 1999
Kategori Cut of point
Gizi Lebih > 120% Median BB/U baku WHO-NCHS 1983
Gizi Baik 80% - 120% Median BB/U baku WHO-NCHS
Gizi Sedang 1983
Gizi Kurang 70% - 79,9% Median BB/U baku WHO-NCHS
Gizi Buruk 1983
60 - 69,9% Median BB/U baku WHO-NCHS 1983
<60% Median BB/U baku WHO-NCHS 1983

Tabel 3.1.Status BB Bayi dan Balita


Berat
Berat Badan Berat Badan
Badan Berat Badan Normal
Kurang Sangat Kurang
Lebih
10 474 6 5
Prosentase Status Gizi Bayi & Balita

1% 1% 2%

96%

Gambar 3.1 : Diagram Status Gizi Bayi dan Balita Kelurahan Semampir
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa dari 552 balita di
Kelurahan Semampir hanya 495 yang diketahui status gizinya berdasarkan
hasil penimbangan di Posyandu bulan Januari sampai bulan Juli dengan hasil
96% (474) balita berstatus Berat Badan Normal, 1% (6) balita memiliki Berat
Badan Kurang, 2% (10) balita memiliki Berat Badan Lebih dan 5% (5) balita
memiliki status Berat Badan Sangat Kurang.
Tabel 3.1.1. Nama nama balita dengan status gizi kurang
N UMUR BB Status
NAMA BALITA SEX ALAMAT
O (bln) (kg) Gizi
Semampir RT 7,6 Sangat
1 Tria Putra Prada L 49 bulan
11/RW 02 Kg Kurang
Semampir RT 9,7 Sangat
2 Uripia P 41 bulan
08/RW 01 Kg Kurang
3
4
5

II.1. STATUS GIZI IBU HAMIL


Jumlah Ibu hamil: 32
Status Gizi baik : 32
Status KEK (kurang energi kronis) : -

II.2. PENGETAHUAN IBU TENTANG GARAM BERYODIUM DI


SELURUH KELURAHAN SEMAMPIR

PENGETAHUAN TENTANG GARAM BERYODIUM

12%
BAIK
KURANG

88%

Gambar 3.3 Hasil penelitian pengetahuan ibu tentang garam beryodium di


Kelurahan Semampir pada tanggal 22-25 Aguatus 2014.

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa dari 280 KK terdapat


88% (246) ibu memiliki pengetahuan baik tentang garam beryodium, 12%
(34) ibu memiliki pengetahuan pengetahuan kurang tentang garam
beryodium.

3.4 PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DAN TIDAK


BERYODIUM DI SELURUH KELURAHAN SEMAMPIR
PROSENTASE PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM

1%

YA
tidak

99%

Gambar 3.4 Hasil penelitian garam beryodium di Kelurahan Semampir


pada tanggal 22-25 Aguatus 2014.

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa dari sampel 140


KK 99% (139) menggunakan garam beryodium dan 1% (1) yang tidak
menggunakan garam beryodium. Namun dari 140 sampel garam yang
diperiksa kandungan iodiumnya < 30 ppm, sehingga memenuhi standar
penggunaan garam beryodium.

II.3. PEMERIKSAAN KEAMANAN PANGAN WARUNG DAN TOKO


hasil survey makanan jajanan di warung

25%
memenuhi sedang tidak memenuhi

75%

Gambar 1.1 Diagram survey keamanan pangan jajanan di warung Kelurahan


Semampir pada tanggal 22-25 Aguatus 2014.

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa 75% sedang 25%


memenuhi kriteria.

3.6. SURVEY KADARZI DI KELURAHAN SEMAMPIR


PROSENTASE KADARZI DI KELURAHAN SEMAMPIR

11%
KADARZI
TIDAK KADARZI

89%

Gambar3.6. Diagram survey kadarzi di Kelurahan Semampir pada tanggal


22-25 Aguatus 2014.

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa dari 280 KK 249


KK (89%) termasuk kriteria KADARZI dan 31 KK(11%) tidak termasuk
kriteria KADARZI.

3.7.SURVEY PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Prosentase Pemberian ASI Eksklusif

19%

YA
TIDAK

81%

Gambar 3.7 Diagram survey pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan


Semampir pada tanggal 22-25 Aguatus 2014.
Berdasarkan gambar diagram di atas menunjukkan bahwa dari
280 KK, 81% sudah memberikan ASI Eksklusif dan 19% tidak
memberikan ASI Eksklusif.
II.4. DATA TEMUAN KEGIATAN GIZI DI KELURAHAN
SEMAMPIR
PROGRAM KEGIATAN SASARAN TARGET TEMUAN
Upaya 1. Prevalensi 552 Balita 225/100.000 8 balita
peningkatan gizi kurang balita
( 0.0035 )
status gizi
2. Upaya 43 ibu 112/100.000 -
pengukuran hamil kelahiran
status gizi hidup
ibu hamil
3. Penggunaa 350 KK 100% 44 KK tidak
n garam menggunakan garam
beryodium beryodium
oleh
masyarakat
4. Keamanan Warung 100% 100% warung
pangan di memenuhi syarat
35 % KADARZI
warung 350 KK 80%
5. Kadarzi

II. BUGLIST
NO KODE IDENTIFIKASI MASALAH
1 A Tingginya angka kejadian berat badan sangat kurang
2 B Rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang KEK
3 C Rendahnya penggunaan garam beryodium
4 D Rendahnya Keluarga yang Sadar Gizi
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Metode crossectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi
sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel
subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek
penelitian diamati pada waktu yang sama.
Penelitian cross sectional ini sering juga disebut penelitian transversal,
dan sering digunakan dalam penelitian-penelitian gizi. Dibandingkan dengan
penelitian-penelitian yang lain, metode penelitian ini merupakan yang paling
lemah karena penelitian ini paling mudah dilakukan dan sangat sederhana.
Observasi menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Pustu
Semampir, kader posyandu serta data primer dengan survey langsung dan
mencari data secara langsung. Sehingga ditemukan data status gizi bayi dan
balita BGM, ibu hamil dengan KEK. Juga diketahui pengetahuan masyarakat
tentang KADARZI dan pemberian ASI Eksklusif serta garam beryodium.
Setelah melakukan survey dengan menggunakan metode random.
Survey dilakukan pada 10 rumah tiap RT dengan interval 3 rumah. Setelah
dilakukan survey telah ditemukan bayi dan balita berat badan sangat kurang
Di Kelurahan Semampir terdapat 8 balita berat badan kurang yaitu di dusun
Purwodadi 5 anak, di dusun Tumpang 3 anak. Sedangkan ibu hamil KEK ada
2 orang yaitu di dusun Purwodadi 1 orang dan di dusun Baran 1 orang..

B. SARAN
Masyarakat harus lebih memperhatikan gizi bayi dan balitanya dengan
rajin menimbang anak ke posyandu agar bayi dan balitanya selalu
terpantau pertumbuhan dan perkembangannya.
Orang tua harus lebih teliti dengan pemberian makanan kepada bayi
dan balitanya agar gizinya tercukupi dan terhindar dari gizi buruk dan
waspada terhadap gizi lebih.
Ibu harus selalu memberikan ASI eksklusif selama kurang lebih 2
tahun kepada anaknya.
Ibu hamil harus senantiasa waspada dengan kehamilanya terhadap
asupan makananya setiap hari dan harus selalu meminum tablet Fe
secara rutin agar terhindar dari Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Ibu rumah tangga harus menggunakan garam beryodium setiap hari
saat memasak agar terhindar dari penyakit gondok dan agar membantu
perkembangan otak anaknya. Selain itu juga perlu diperhatikan cara
penyimpanan dan pemakaian garam beryodium agar tidak mengurangi
kadar yodium dalam garam.
Masyarakat harus mengetahui pentingnya KADARZI agar asupan gizi
dalam keluarga terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA

Supariasa, Nyoman. 2012. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Untoro, Rachmi. 2004. Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium. Departemen


Kesehatan: Jakarta

Hardiansyah. 2009. KADARZI. Dinkes Provinsi Jatim: Surabaya

Adi, Priwosono. 1995. Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium.


Departemen Kesehatan: Surabaya

Atmawikarta, Arum. 2005. Rencana Aksi Nasional Kesinambungan Program


Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium. Tim Penanggulangan GAKY
Pusat: Jakarta

Soegianto, Benny. 2007. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruh. Dinkes
Provinsi Jatim: Surabaya
LAMPIRAN

Kuesioner

Peta Lokasi Kelurahan Semampir

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai