Anda di halaman 1dari 63

STANDAR PEMELIHARAAN PREFENTIF

ULTRASONOGRAFI
(USG)
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
.

Pengertian USG (Ultrasonograph) adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi


janin dalam kandungan.
Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah
Pemeliharaan USG (Ultrasonograph) agar dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000
Buku pengoperasian alat kesehatan pemerintah Provinsi
Maluku
Prosedur Persyaratan
1. satu orang teknisi elektromedik
2. peralatan kerja tersedia
3. Dokumen teknis tersedia
4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu
tersedia
5. Mekanisme kerja tersedia dan jelas
Persiapan
Siapkan perintah kerja
Siapkan formolir laporan kerja
Siapkan dokumen teknis penyerta :
- Protap pemeliharaan
- Operating MANUAL
- Servise manual
Siapkan peralatan kerja
- Tool set
- Multi tester
- Pengukuran arys bocor
Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material
bantu
- Contact cleaner
- Kain lap halus dan kapas
- Pasta/jelly
- Film polaroid/kertas printer
- Alkohol
- Amplas
- Lamu indikator
Pemberitahuan kepada user
Pelaksanaan
1. Cek dan bersihkan bagian-bagian alat, meliputi :
Periode 3 bulanan
- Meja kontrol (tombol-tombol, joy stick/track ball).
2. Periksa unjuk kerja alat dengan menggunakan probe dan
perhatikan gambar tampilan (sensitivitas, brightness, tampilan
dan lain-lain) lakukan penyetelan bila perlu
periode 3 bulanan
3. Periksa camera dan cek shuter camera polaroid
Periode 1 Tahunan
4. Periksa semua sistem/bagian-bagian yang diijinkan oleh pabrik
Periode 1 Tahunan
5. Periksa kebocoran arus listrik
Periode 1 Tahunan
6. Periksa hubungan pembumian
Periode 1 Tahunan
Pencatatan
Isi kartu pemeliharaan alat
Isi formolir laporan kerja
User menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali
kepada user
Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis Penyerta
- Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan
- Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta
- Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis
penyerta ke tempat semula
Pelaporan
- laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
Unit Terkait Unit Rawat Jalan
HUBUNGAN KERJASAMA UNIT RAWAT INAP DENGAN
UNIT KASIR
No. Dokumen No. Revisi Halaman

Ditetapkan Direktur
RSB Esto Ebhu
STANDAR PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL

Pengertian Prosedur pasien pulang merupakan suatu jaringan prosedur yang


dilakukan sehubungan dengan kepulangan Pasien Rawat Inap

Tujuan Mempercepat proses kepulangan pasien Rawat Inap

Kebijakan Mempercepat administrasi kepulangan pasien Rawat Inap

Prosedur 1. Menerima data pasien dari perawatan


2. menghubungi Unit-Unit terkait dengan data pasien Rawat
Inap
3. memasukkan obat-obatan, resep, laborat, rontgen, honor
doketer, dan lain-lain.
4. mencetak nota/rekening pasien Rawat Inap
5. keluarga pasien Rawat Inap melakuakn pembayaran di kasir
kemudian keluarga pasien menerima bukti pembayaran
berupa nota/rekening Rawat Inap
6. keluarga pasien kembali ke ruangan (Perawatan) dengan
menunjukkan nota/rekening Rawat Inap pada Suster ruangan
7. pasien Rawat Inap diperkenankan pulang setelah semua
administrasi di selesaikan
8. pasien Rawat Inap diperbolehkan pulang pada jam kerja

Unit Terkait Unit Rawat Inap


Sub Unit Kasir
STANDAR PENGOPERASIAN STERILISATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR Ditetapkan Direktur


Tanggal Terbit
OPERASIONAL

Pengertian Sterilisator adalah alat mensterilkan alat kesehatan seperti gunting,


pinset, mangkok steril dan alat-alat lain agar terhindar dari bakteri,
sehingga aman dalam melakukan tindakan pemakaian alat-alat
kesehatan tersebut

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian Sterilisator


untuk mensterilkan alat-alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000


Buku pengoperasian alat kesehatan pemerintah provinsi
maluku

Prosedur PERSIAPAN
Alat : bisa dioperasikan
Pelaksanaan
1. Siapkan alat-alat yang disterilkan
2. Masukkan alat-alat kke dalam sterilisator
3. On kan alat
4. Pilih temperature
5. Perhatikan termometer
6. Atur waktu yang dibutuhkan
7. Setelah selesai off kan pesawat

Unit Terkait Ruangan kamar bersalin


Ruangan OK
STANDAR PENGOPERASIAN INTERCOM

No. Dokumen No. Revisi Halaman

STANDAR PROSEDUR Ditetapkan Direktur


Tanggal Terbit
OPERASIONAL

Pengertian Telepon adalah alat komonikasi dengan menggunakan suara.


Termasuk dalam pengertian telepon adalah aiphone, dan bentuk-
bentuk sejenis lainnya baik yang berfungsi di lingkup internal
maupun sampai ke luar rumah sakit

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pemakaian telepon dengan
baik dan benar.

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000

Prosedur 1. Penerimaan telepon


- Bel telepon berbunyi
- Tunggu bunyi bel telepon hingga 3 kali
- Angkat gagang telepon dan katakan : nama
& ruangan
- Tanyakan dan catat nama dan alamat
penelpon
- Akhiri hubungan telepon dengan ucapan
Terima kasih, & salam penutup
- Letakkan gagang telepon dengan baik dan
benar
2. Pemakaian telepon :
- Angakat gagang telepon hingga terdengar nada telepon.
- Tekan nomor telepon yang dituju
- Tunggu hingga telepon yang dituju diangkat (ditandai nada
telepon hilang)
- Lakukan pengecekan nomor telepon yang dituju, serta nama
dan alamat tujuan dengan mengatakan salamapabila betul
disini nomor telepon .. (nomor telepon tujuan), rumah
. (tujuan) (alamat tujuan)
- Sebutkan nama dan tujuan telepon
- Sampaikan pesan informasi
- Akhiri hubungan telepon dengan mengucapkan : Terima
kasih,
- Letakkan gagang telepon dengan baik dan benar

Unit Terkait - Semua ruangan penerima telepon


STANDAR PENGOPERASIAN VENTILATOR
Pengertian Ventilator adalah alat yang berfungsi sebagai alat bantu
pernafasan yang diberikan pada pasien sesuai dosis yang
dibutuhkan
Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian
Ventilator untuk memberikan bantuan pernafasan bagi
pasien
Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000
Manual BOOK, Operational Book us alkes
Pemprov Maluku
Prosedur Persiapan :
1. Pasang humidity unit
2. Pasang supplay oksigen dengan alat
3. Hubungkan alat dengan menekan on/off ke on
sampai indikator menyala
4. Atur regulator oksigen
5. Buka regilator oksigen
6. Cek sistem alarm O2 untuk mengetahui kurang /
lebih
Pelaksanaan
1. Atur ventiiation mode sesuai dengan kebutuhan
2. Atur O2 concentration
3. Pasang fase mask pada pasien
4. Lakukan tindakan
5. Kembalikan alat pada tempatnya
Unit Terkait - Ruangan Ok
PENANGANAN PELANGGARAN ETIK KEPERAWATAN
Pengertian Pelanggaran etik Keperawatan dan Kebidanan adalah
setiap ucapan, tulisan maupun perbuatan yang dilakukan
seorang petugas keperawatan yang melanggar ketentuan,
peraturan kode etik keperawatan / kode etik kebidanan
yang dilakukan pad ajam kerja maupun diluar jam kerja
Tujuan 1. Agar tenaga keperawatan mampu melaksanakan
tugas dengan baik secara profesional.
2. Meningkatkan akuntabilitas perawat terhadap
pasien dan masyarakat
3. Meningkatkan mutu pelayanan
4. Menginventarisasi dan menyelesaikan masalah
pelanggaran etik
5. Mengatur dalam pemberian punishment dari
pelanggaran etik
Kebijakan 1. Pengelolaan pelanggaran etik keperawatan
menjadi tanggung jawab Bidang Pelayanan, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh panitia etik komite
keperawatan dan Tim Etik Kredensial Rumah
Sakit
2. Surat Keputusan Direktur RS Hative Ambon
Prosedur 1. Tenaga keperawatan yang melakukan pelanggaran
dilakukan klarifikasi dan pembinaan oleh kepala
ruangan yang bersangkutan dan dilakukan
penyelesaian masalah terhadap perawat yang
melakukan pelanggaran
2. Bila terjadi pelanggaran yang tidak dapat
siselesaikan maka kepala ruangan membuat
rekomendasi ke tim etik komite keperawatan
3. Tim etik keperawatan melakukan pembinaan dan
penyelesaian masalah bersama kasi keperawatan
4. Bila masalah tersebut perlu tindak lanjut yang
berkaitan dengan kebijakan diektur maka tim etik
Keperawatan bersama kasi keperawatan membuat
rekomendasi kepasa Tim Etik Kredensial Rumah
Sakit
5. Selanjutnya Tim Etik Kredensial Rumah Sakit
menyelesaikan masalah sesuai ketentuan yang
berlaku untuk kemudian dibuatkan rekomendasi
kepada direktur.
6. Direktur RS Hative Ambon melalui Kabid
Pelayanan dan Kasi Keperawatan menetapkan
penyelesaian masalah dengan surat keputusan
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan
2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Darurat
4. Unit Kamar Bersalin
5. Ruang Bayi
ANAFILAKSIS
Pengertian Anafilaksis adalah suatu alergi yang terjadi akut, segera,
dan hebat, sebagai kontak dengan alergan
Tujuan Sebagai acuan dalam menegakkan diagnosa dan
memberikan terapi
Kebijakan Dalam penanganan penyakit anafilaksis diperlukan buku
standar pelayanan medic
Prosedur 1. Kriteria Diagnosa :
Anafilaksis merupakan reaksi alergi sistemik,
kadang-kadang didahului rasa tidak enak/takut secara
akut dan segera dapat timbut :
a. Obstruksi jalan nafas atas dan bawah, disusun
renjatan kardiovaskuler secara sekunder
b. Secara primer timbul renjatan tanpa didahului
gejala-gejala pernafasan
c. Rasa gatal, kemerahan seluruh tubuh dan
pembengkakan tangan menjadi lebih hebat
(urtikaria dan sembab angioneurotik)
2. Diagnosa Banding :
Renjatan karena sebab lain, renjatan ini biasanya
terjadi begitu mendadak
3. Terapi :
a. Adrenalin 1 : 1000 dengan dosis 0.01 ml/Kg,
subkutan (maksimal 0,3 ml)
b. Pasang tourniquet pada bagian pangkal dari
tempat masuknya alergen (gigitan, serangan,
suntikan obat)
c. Beri adrenalin 0,1-1,3 ml sub kutan pada tempat
masuknya alergen bila alergen telah
diberikan/masuk secara subkutan
d. Bila perlu pemberian adrenalin dapat diulang
setiap 15-20 menit
e. Beri zat asam dengan nose prong atau sunkup 2-
3, 1/menit
f. Beri difenhidramin 2 mg/kg intavena atau
intramuskulus, dilanjutkan dengan 3 mg/kg/24
jam dibagi 3 dosis
g. Pasang infus NaCI 0,9%. Bila terjadi hipotensi
atau tekanan darah tak teratur beri NaCL 0,9%
20-40 ml/kg dalam 1-2 jam. Bila perlu
ditambahklan plasma atau cairan ekspander
volume lain 10-20 ml/kg dalam 1-2 jam
h. Pemberian Kortikosteroid :
Hidrokotison 4-7 mg/kg secara intravena,
dilanjutkan dengan 4-7 mg/kg/24 jam dibagi
dalam 3-4 dosis selama 24-28 jam atau
Metilprednisolon 1/5 dosis hidrokortison atau
Dexametason 1/25 dosis hidrokortison
i. Bari Aminofilin bila ada tanda-tanda obstruksi
jalan nafas di bagian bawah dengan dosis 7
mg/kg dilanjutkan dalam 10-20 ml NaCI 0,9%
secara intravena dalam waktu 10-20 menit,
dilanjutkan dengan 9 mg/kg/24 jam dibagi 3-4
dosis
j. Bila nadi dan tekanan darah sudah stabil, infus
diganti dengan Dektrose 5% dalam 0,45% NaCL
1-1 kali kebutuhan rumatan
4. Penyulit :
a. Obstruksi jalan nafas bagian atas (sembab
laring)
b. Obstruksi jalan bagian bawah (asma)
5. Konsultasi :
Spesialis Anak
Unit Terkait 1. Unit Rawat Inap
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Gawat Darurat
ALUR PELAPORAN
Pengertian Tata cara pelaporan hasil rekapitualsi data mulai dari tim
Pengendalian Mutu Keperawatan sampai Kepala Rumah
Sakit
Tujuan Untuk mengetahui
jalur pelaporan yang benar
Sebagai panduan
dalam melaksanakan program peningkatan mutu
keperawatan
Adanya kejelasan
langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk
mendapatkan rekomendasi
Untuk membantu
kerja tim dalam memberikan arah tujuan hasil
pelaporan
Kebijakan - Dilakukan oleh Tim
Pengendalian Mutu Keperawatan
- Rekapitulasi hasil dan laporan
dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali secara periodik
Prosedur 1. Pengumpulan data dilakukan oleh Tim
Pengendalian Mutu Keperawatan di ruangan
masing-masing setiap bulannya
2. Data yang harus dikumpulkan oleh Tim
Pengendalian Mutu Keperawatan adalah
a. Kelengkapan asuhan keperawatan
b. Evaluasi persepsi mutu asuhan
keperawatan
c. Evaluasi kegiatan asuhan keperawatan
d. Indikator klinik
3. Setelah data terkumpul tiap bulannya data direkap
tiap tiga bulan sekali
4. Hasil rekapitulasi dilaporkan untuk minta
rekomendasi dan tindak lanjut pada Kepala
Rumah Sakit
5. Alur pelaporan adalah

Tim Pengendalian Mutu Keperawatan

Kepala Pelayanan Medik / Keperawatan

Direktur Rumah Sakit Hative Ambon

6. Kemudian Direktur Rumah Sakit memberikan


Rekomendasi dan tindak lanjut melalui Kepala
Pelayanan Medik / Keperawatan ke Tim
Pengendalian Mutu Keperawatan
Unit Terkait Unit Rawat Inap
40. PEMINDAHAN KLIEN ANTAR UNIT RAWAT INAP
Pengertian Memindahkan klien dari unit ke unit perawatan lain atas
permintaan klien / keluarga atau atas perintah dokter
Tujuan 1. Memenuhi permintaan klien/keluarga
2. Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan
Kebijakan Perpindahan klien antar unit dilaksanakan sesuai
permintaan atau kebutuhan pelayanan
Prosedur I. Menyiapkan alat
1. Kereta dorong
2. Kursi roda
3. Status klien
4. Hasil pemeriksaan laboratorium, foto dan lain-lain
5. Obat-obatan
6. Buku serah terima
II. Menyiapkan klien
1. Memberitahu klien tentang rencana tindakan yang
akan diberikan
2. Memindahkan klien ke kereta dorong / kursi roda
sesuai prosedur
III. Melaksanakan
1. Menghubungi unit perawatan yang dituju
2. Membuat buku serah terima
3. Menyiapkan status klien hasil, pemeriksaan
laboratorium, hasil foto, obat-obatan
4. Membereskan barang-barang klien
5. Mengantar klien ke unit perawatan yang dituju
6. Menyerahkan klien beserta status klien,
laboratorium, foto, program pengobatan beserta buku
serah terima yang ditanda tangani unit masing-
masing
Unit Terkait Unit Rawat Inap
36. MERAWAT LUKA DAN MEMASANG BALUTAN
Pengertian Tata cara merawat dan memasangka pembalut atau
penutup pada luka agar luka tidak terbuka
Tujuan - Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam
luka
- Mencegah infeksi silang
- Memberi rasa aman dan nyaman
Kebijakan Dilakukan pada semua jenis luka sesuai dengan
kebutuhannya
Prosedur A. PERSIAPAN
1. Alat-alat steril
- 1 pinset anatomi
- 2 pinset chirugi
- Kasa steril 10-15 lembar
- Deppers 5 buah/secukupnya
- Mangkuk steril
- Handschoen
2. Alat-alat yang tidak steril
- Gunting Plester
- Plester
- Alkohol 70 % dalam botol
- Obat luka bethadin
- Bengkok
B. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN
1. Memperkenalkan diri
2. Beritahu maksud dan tujuan
3. Mengatur posisi
4. Bicara dengan sopan
5. Ada respon dari pasien
6. Mengatur lingkungan aman dan nyaman
C. PELAKSANAAN
1. Membawa alat-alat ke dekat pasien
2. Perawat cuci tangan
3. Balutan lama dibuka dan dibuang pada tempatnya
dengan menggunakan pinset
4. Bekas plester dibersihkan dengan alcohol
5. Luka dibersihkan dengan kapas desinfektan ke satu
arah
*Jika luka ada darah / pus diambil dengan deppers
dengan cara ditekan
6. Kapas kotor dibuang pada tempatnya
7. Pinset yang sudah dipakai ditaruh pada bengkok
8. luka diberi obat yang ditentukan / diolesisi
betadine dengan kapas lidi
9. Luka ditutup dengan kain kassa steril secukupnya
dengan menggunakan pinset dan usahakan serat
kasa jangan melekat pada luka.
10. Luka dibalut atau diplester dengan rapi
11. Pasien dirapikan dan alat-alat dibersihkan
12. Perawat mencuci tangan
* Perhatian : Tahnik aseptik harus dipertahankan
Unit Terkait - Unit Keperawatan
- Unit Rawat Jalan
- Unit UGD
34. MEMBERI MAKAN DAN MINUM
Pengertian Menyajikan makanan dan minuman kepada pasien sesuai
dengan daftar makanan / diet pasien
Tujuan - Agar pasien mendapatkan makanan dan minuman pada
waktunya dan sesuai dengan kebutuhan / dietnya
- Untuk mendolong pasien yang tidak sanggup atau
tidak dapat makan / minum sendriri
- Membantu mempercepat penyembuhan
- Membantu meningkatkan selera makan / minum pasien
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang dapat makan sendiri / tidak
dapat makan sendiri
Prosedur A. PERSIAPAN ALAT
Tersedia dalam baki
1. Piring berisi nasi atau bubur
2. Mangkok berisi sayuran / kuah
3. Piring kecil berisi lauk
4. Sendok makan
5. Sendok garpu
6. Gelas berisi minuman
7. Sedotan
8. Buah-buahan
9. Tissue
B. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1. Menjelaskan maksud dan tujuan
2. Jauhkan benda-benda yang kurang menyenangkan
untuk dilihat
C. PELAKSANAAN
1. Bawa makanan dan alat-alatnya ke dekat pasien
2. Perawat cuci tangan
3. Pasang /beri pasien serbet untuk alas
4. Hidangkan makanan dan minuman kedekat
pasien dengan hati-hati
5. Bantu pasiaen untuk memotong lauknya bila
diinginkan
6. Persilahkan paseien untuk makan dan minum
Bila pasien tidak dapat makan dan minum sendiri :
1. Suapi pasien sedikit demi sedikit sambil
komonikasi
2. Memberi minuman/obat sesuai dosisnya
3. Memberi buah-buahan
4. Membersihkan mulut dan sekitarnya dengan
serbet/tissue
5. Pasien dirapikan kembali
6. Alat dibereskan dan mencuci tangan
Unit Terkait - Unit Keperawatan
- Keperawatan Rawat Inap
- Unit Gizi
33. MEMASANG ALAT TENUN
Pengertian Tata cara memasang alat tenun pada tempat tidur sesuai
dengan jenis dan fungsinya
Tujuan Mempersiapkan tempat tidur yang siap pakai
Kebijakan Semua tempat tidur yang kosong pada setiap kamar
Ruang harus siap pakai
Terlihat rapi dan indah
Prosedur 1. Memcuci tangan
2. Membawa/meletakkan alat-alat didekat tampet tidur
3. Letakkan laken dengan lipatan memanjang yang
menentukan garis tengah2 tempat tidur
4. Masukkan laken bagian kepala dibawah kasur lebih
25 cm kemudian buatkan sudut
5. Masukkan laken bagian kaki dibawah kasur lalu buat
sudut (masuk-kan laken bagian kepala lebih banyak
dari pada bagian kaki)
6. Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi
tempat perawat berdiri ).
7. Letakkan perlak melintang +50 cm dari garis kasur
bagian kepala
8. Letakkan boven laken dengan jahitan lebar di bagian
kepala mulai dari garis kasur, (masukkan sama-sama
ke bawah).
9. Letakkan selimut + 25 cm dari garis kasur dengan
bagian bawah kaki ke bawah kasur.
10. Melipat boven laken bagian atas tepat di atas garis
selimut.
11. Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan letakkan
bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu.
12. Menyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang
pertama.
13. Mencuci tangan.

TEMPAT TIDUR TERBUKA


15. Bila sudah tersedia tempat tidur hanya overlaken
yang diangkat kemudian disimpan sebagaimana
mestinya.
16. Melipat ovenlaken dan selimut ke bawah pada
bagian kaki dengan cara 2 tangan memegang boven
laken dan selimut, kemudian tarik-tarik ke bagian
kaki lalu lipat secara bersusun.
Unit Terkait - Unit Keperawat
- Keperawatan Rawat Jalan
STANDAR PEMELIHARAAN TIMBANGAN BAYI
Pengertian Pemeliharaan timbangan bayi upaya-upaya yang
dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi
timbangan bayi secara teratur.

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan


langkah-langkah Pemeliharaan timbangan bayi agar dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000


Pemeliharaan rutin dilakukan tiap bulan sekali
Pemeriksaan alat bisa dilakukan sewaktu-waktu
apabila ada keluhan alat dari pemakai.

Prosedur - Cek dan bersihkan bagian-bagian alat


- Cek catu daya (baterai, jika menggunakan baterai)
- Cek termometer pesawat dan timer
- Cek kebocoran arus
- Cek hubungan pembumian
- Isi kartu pemeliharaan alat
- Isi Formulir laporan kerja
- User mendatangi laporan kerja dan alat diserahkan
kembali kepada user.

Unit Terkait Ruangan Bayi


Ruangan Perawatan Anak
Ruangan VK Bersalin
16 PENGIRIMAN PASIEN KE KAMAR OPERASI
Pengertian Mengirimkan klien yang akan dilakukan tindakan operasi
ke Kamar Operasi.

Tujuan Terlaksananya program operasi sesuai jadwal.

Kebijakan Pengiriman klien ke Kamar Operasi Jam sebelum


pelaksanaan operasi.

Prosedur I. Menyiapkan alat


1. Brancard / kereta dorong
2. Kursi roda.
3. Status klien lengkap berisi : Lembar Rekam
Medis, Hasil Laboratorium, Foto (USG, Thorax,
Scan dan lain-lain), Informed Consent, Check
Lyst penderita operasi.
4. Obat-obatan yang diperlukan
- Dara bila diperlukan
- Obat-obat pre operasi
II. Menyiapkan klien
Menyiapkan klien sesuai dengan jenis operasi yang
akan dilakukan.
III. Melaksanakan
1. Memasang infus sesuai advis dokter.
2. Memindahkan klien dari tempat tidur ke kereta
dorong.
3. Mengantar pasien ke kamar operasi jam
sebelum pelaksanaan operasi.
4. Melaksanakan serah terima klien beserta status
lengkap, ruangan dengan petugas kamar operasi.

Unit Terkait 1. Unit Kamar Operasi


2. Unit Rawat Inap
115 STANDAR PEMELIHARAAN VENTILATOR
Pengertian Ventilator adalah alat yang berfungsi sebagai alat bantu
pernafasan yang diberikan pada pasien sesuai dosis yang
dibutuhkan.

Tujuan Prota ini disusun sebagai acuan dalam penerapan


langkah-langkah Pemeliharaan Ventilator agar dapat
digunakan sebagaimana mestinya dalam memberikan
bantuan pernafasan bagi pasien.

Kebijakan Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000


Manual Book Operational Book Alkes Pemprov
Maluku
Prosedur Prasyarat
Satu orang teknisi terlatih
Peralatan kerja tersedia
Dokumen tertulis tersedia
Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia.
Mekanisme kerja tersedia dan jelas
PERSIAPAN
. Siapkan perintah kerja
. Siapkan formulir laporan kerja
. Siapkan dokumen teknis penyerta
- Protap pemeliharan
- Service manual
. Siapkan peralatan kerja
- Tool set
- Multimeter
- Pengukur arus bocor
- Oxymeter
- Presure meter
. Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu :
- Contact cleaner
- Kain lap halus
- Lampu indikator
- Filter oxygen
- Seal tape
- Amplas
. Pemberitahuan kepada user
Pelaksanaan
1. Cek dan bersihkan bagian-bagian alat
Periode 3 Bulanan
2. Cek keutuhan mekanik dan tombol-tombol
Periode 3 Bulanan
3. Cek perangkat tekanan kerja dari kebocoran
Periode 3 Bulanan
4. Cek filter masuk udara tekan dan kesatuan O-ring
Periode 3 Bulanan
5. Cek regulator control
Periode 3 Bulanan
6. Cek dan bersihkan manifol tabung
Periode 3 Bulanan
7. Cek dan bersihkan unit humidifier, ganti O-ring bila
perlu
8. Cek semua sistem/bagian-bagian alat yang diijinkan
oleh pabrik
9. Periksa unjuk kerja alat
10. Cek kebocoran arus listrik
11. Cek hubungan pembumian

Pencatatan
Isi kartu pemeliharaan
Isi formulir laporan kerja
User menndatangani laporan kerja dan alat diserahkan
kembali kepada user

Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis


Penyerta
Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan
Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta
Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke
tempat semula.

Pelaporan
Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.

Unit Terkait Ruangan OK


21 KATETERISASI
Pengertian Mengeluarkan air kemih (urine) dari kandung kemih
dengan menggunakan kateter steril.

Tujuan - Mengosongkan kandung kemih


- Mengambil air kemih (urine) untuk bahan pemeriksaan

Kebijakan Dilakukan pada pasien retensio urine, incontinensia urine,


pasien dengan gangguan system urologi dan persiapan
operasi.

Prosedur A. PERSIAPAN ALAT


Tersedia dalam baki :
1. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien.
2.
3.
4. Jelly
5. Perlak dan alasnya.
6. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung
urine)
7. Pinset anatomi steril / handscoen steril.
8. Spuit 10 CC + Aquabidest 12 cc.
9.
10. Urobag
11.

B. PERSIAPAN PASIEN
1. Menjelaskan maksud dan tujuan
2. Atur posisi pasien
3. Memasang tabir / sketsel dan menutup pintu.

C. PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Perlak dan alasnya dipasang di bawah bokong.
3. Meletakkan 2 bengkok diantara kedua tungkai
4. Menjelaskan pada pasien

Membuka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk


1. Tangan kiri, yang sebelumnya dibungkus dengan
kapas savlon
2. Vulva dibersihkan dengan kapas savlon minimal 3x
(dari atas ke bawah, kapas kotor diletakkan ke dalam
bengkok, kapas yang terakhir dibiarkan diantara
labia minora).
3. Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset
mengambil kateter dan diberi jelly pada ujungnya.
4. Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri
dan kapas tadi dibuang.
5. Memasukkan kateter ke dalam uretra perlahan-lahan
dan menganjurkan pasien untuk menarik nafas
panjang.
6. Bila kateter dipasang permanen / tetap maka kateter
dikunci memakai spuit dan aquades steril (mengisi
balon)
7. Menyambung kateter dengan urobag / urine bag.
8. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan.
9. Mencuci tangan.

Unit Terkait - Unit Keperawatan


- Keperawatan Rawat Inap.
17 CARA PENGGUNAAN SUCTION
Pengertian Tata cara penggunaan Suction (alat penghisap) yaitu cara
pengoperasian suatu alat yang berfungsi untuk menghisap
cairan (misal : sekret) yang tidak bisa dikeluarkan secara
spontan oleh pasien.

Tujuan Alat terpelihara dengan baik dan siap pakai.

Kebijakan Penggunaan peralatan sesuai prosedur

Prosedur 1. Sambungkan kabel suction pada sumber listrik sesuai


dengan voltage alat untuk mesin suction manure.
2. Mencuci tangan
3. Sambungkan kabel air pada panel air yang
tersedia untuk suction sentral.
4. Pasang slang suction yang sesuai ukuran pada mesin
suction.
5. Lakukan pengecekan fungsi mesin dengan cara
menghisap air steril dalam botol sebelum dipakai.
pada pasien.
6. Hisap cairan pasien, untuk suction pada ETT,
masukkan slang suction sepanjang ETT tanpa
menghisap, tarik + 1 cm kemudian hisap dengan cara
memutar, penghisapan tidak boleh lebih dari 10
detik. Sebelum dan sesudah penghisapan selalu
dilakukan oksigenasi.
7. Bersihkan slang suction dengan kapas alkohol, hisap
air untuk membersihkan bagian dalan slang suction.
8. Setelah selesai melakukan suction sampai bersih,
rapikan pasien, bereskan alat, siapkan untuk
pamakaian selanjutnya.
9. Setelah selesai melaksanakan prosedur cuci tangan.

Unit Terkait - Unit Rawat INap


- Unit OK
126 PEMELIHARAAN INSTRUMENT / ALAT LOGAM
Pengertian Suatu proses membersihkan semua peralatan logam
(stainles steel) untuk keperluan opeasi atau pelayanan
medik lain dari kotoran sampai siap di steril.

Tujuan Untuk membersihkan instrumen dari kotoran / mikro


organisme dan menghindari terjadinya kontaminasi alat
kepada petugas maupun pasien.

Kebijakan Terlaksananya proses atau kegiatan sterilisasi secara


efektif dan efisien.

Prosedur Dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :


1. Pencucian pada Instrumen Infeksius
A. Pencucian pada Instrumen Infeksius
a. Petugas memakai sarung tangan
b. Alat dicuci dengan ditergent sambil disikat
(Umpower), kemudian dibilas.
c. Alat yang digunakan dikumpulkan tetap dalam
kondisi terbuka (klem, pean, gunting) direndam
dalam larutan bayclin 5% dalam 10 menit.
d. Setelah itu alat dicuci dengan ditergent dalam air
yang mengalir hingga bersih.
e. Letakkan dalam bak Instrumen dan dikeringkan.
f. Beri label nama-nama alat.
g. Masukkan alat dalam bak instrument ke dalam
sterilisator (untuk klem, pean, gunting) dibuka.
h. Alat siap disterilkan.
B. Prosedur pencucian Instrument Non Infeksius
a. Petugas memakai sarung tangan
b. Alat-alat dicuci dengan ditergent dan dibilas.
c. Alat yang telah digunakan dikumpulkan (klem,
pean, gunting) tetap dalam kondisi terbuka
direndam dalam larutan desinfektan (Em Power)
selama 5 menit.
d. Setelah itu alat dibilas dengan air mengalir
hingga bersih.
e. Letakkan dalam bak instrument kemudian
dikeringkan
f. Pemberian label nama dan tanggal.
g. Masukkan alat tersebut dalam sterilisator
(gunting, pean dan klem) tetap dibuka.

Unit Terkait - Unit Kamar Bersalin


- Tim Pengendalian Infeksi Nasokomial Rumah Sakit
- Unit OK
124 CARA PEMELIHARAAN ALAT INKUBATOR
Pengertian Memelihara / menjaga kebersihan dan fungsi alat
incubator.

Tujuan - Terpeliharanya kebersihan alat incubator.


- Mempertahankan alat tetap berfungsi dengan baik.
- Menghindari infeksi silang.

Kebijakan Pemeliharaan incubator dilaksanakan setiap selesai


dipergunakan.

Prosedur I. Menyiapkan Alat :


a. Waskom berisi larutan desinfektan clorin 0,56
b. Waskom berisi air bersih yang hangat
c. Lap kering (+ 3 kali)
II. Melaksanakan :
Membersihkan incubator menggunakan lap yang
dibasahi larutan desinfektan dengan :
1. Membuka hood, membersihkan bagian dalam
Hood yang terdiri dari matras dan tempat matras.
2. Membersihkan Filter untuk kelembagaan dengan
merendam filter pada larutan desinfektan selama
+ 15 menit.
3. Tempat filter dibersihkan
4. Bilas semua alat dengan air bersih.
5. Keringkan dengan menggunakan lap kering.
6. Hood ditutup kemudian bersihkan bagian luar
hood sampai dengan bagian bawah incubator,
cara membersihkan seperti saat membersihkan
bagian dalam hood.
7. Bila sudah selesai semua isi air kelembaban
dengan air bersih batas maximal air.
8. Incubator ditutup dengan tutup incubator.

Unit Terkait - Unit Ruang Bayi


- Unit Kamar Bersalin
2 MENILAI KESADARAN
Pengertian Melakukan penilaian tingkat kesadaran dengan
menggunakan Glascow Coma Scale (GCS)

Tujuan Mengetahui tingkat kesadaran pasien.


Kebijakan Penilaian tingkat kesadaran dengan menggunakan
Glascow Coma Scale (GCS) dilakukan pada pasien
dengan adanya penurunan kesadaran.

Prosedur 1. Persiapan Alat


a. Status Pasien
b. Bolpoint
2. Persiapan Pasien
a. Mengatur posisi pasien
b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
terhadap pasien atau keluarga.
3. Pelaksanaan
a. Atur posisi pasien dengan aman dan nyaman
b. Jelaskan pada pasien atau kluarga tentang
prosedur yang akan dilakukan
c. Kaji respon mata pasien dengan panduan nilai
1. Mata tidak dapat membuka
2. Mata terbuka dengan dirangsang
3. Mata terbuka setelah diperintah
4. Mata terbuka secara spontan
d. Kaji respon verbal dengan panduan nilai
1. Tidak bersuara
2. Suara tidak jelas
3. Kata-kata tidak sesuai
4. Percakapan / kalimat membingungkan
5. Pembicaraan berorientasi pada ruang,
tempat dan waktu.
e. Kaji respon motor dengan panduan nilai
1. Tidak dapat merespon nyeri
2. Merespon nyeri dengan refleks extensi
3. Merespon nyeri dengan flexi abnormal
4. Merespon nyeri dengan flexi normal
5. Dengan nyeri, pasien melokalisir
6. Respon motorik sesuai dengan perintah
f. Catat nilai tingkat kesadaran pada status pasien.
g. Rapikan pasien

Unit Terkait - Unit Keperawatan


- Keperawatan Rawat Inap
4 MENGHISAP LENDIR DENGAN SUCTION
Pengertian Tindakan keperawatan yang dilakukan dengan
menggunakan alat penghisap lendir (suction) pada pasien
yang tidak dapat mengeluarkan dahak, secret dalam mulut
atau saluran nafas dengan spontan / sendiri.

Tujuan 1. Mengerluakan kotoran / sekret dari rongga mulut


2. Membebaskan jalan nafas.

Kebijakan Pelaksanaan menghisap lendir dilakukan sesuai dengan


program pengobatan.

Prosedur I. Menyiapkan Alat


1. Suction set siap pakai
2. Tong spatel
3. Kasa
4. Bengkok
5. Gelas / Cawan berisi air bersih
6. Mayo tube (bila perlu)
7. Kain pengalas / tissue
8. Sarung tangan
9. Sampiran
II. Menyiapkan Pasien
1. Memberitahu pasien / keluarga tentang rencana
tindakan yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi pasien
3. Memasang mayo tube bila perlu
III. Melaksanakan:
1. Perawat mencuci tangan
2. Melaksanakan sampiran
3. Mendekatkan suction set disamping pasien
4. Memastikan alat berjalan baik
5. Memasang kain pengalas dibawah dagu pasien
6. Memasang sarung tangan
7. Memasang mayo tube (bila perlu)
8. Menghubungkan kabel penyambung pada
saluran listrik
9. Menghidupkan mesin penghisap lender
10. Membuka mulut pasien dengan tong spatel yang
dibalut kain kassa.
11. Memasukkan canule penghisap ke rongga mulut
dengan lubang pada pangkal canule terbuka dan
membersihkan rongga mulut dari secret, kotoran
yang lain dengan menutup lubang pada pangkal
canule.
12. Membilas canule dengan cara memasukkan
ujung canule ke dalam gelas / cairan berisi air
bersih berulang kali.
13. Memasukkan canule ke jalan nafas sedalam
mungkin dengan cara yang sama sambil melihat
respon pasien (cyanosis, batuk-batuk)
14. Menarik canule penghisap dengan cara menutup
lubang pada pangkal canule
15. Membilas canule penghisap berulang kali
sampai rongga mulut dan saluran nafas bersih
16. Tindakan ini dilakukan berulang kali sampai
rongga mulut dan saluran nafas bersih kemudian
melepas tong spatel.
17. Mematikan mesin penghisap lender (suction)
bila tindakan sudah selesai dan mencabut kabel
penghubung dari saluran listrik.
18. Membersihkan sekitar mulut pasien dengan lap /
tissue dan membuang ke bengkok.
19. Melepas sarung tangan dan merapikan pasien
20. Membuka sampiran
21. Membereskan, membersihkan, dan
mengembalikan ke tempat semula.
22. Mencuci tangan
23. Mencatat tindakan pada status pasien.
24. Mengobservasi pasien.
Unit Terkait - Unit Keperawatan
- Keperawatan Rawat Inap
5 MENGGOSOK GIGI
Pengertian Membersihkan gigi dari kotoran / sisa makanan dengan
menggosok gigi
Tujuan - Supaya mulut gigi dan tetap sehat, bersih dan tidak
berbau
- Mencegah terjadinya infeksi misalnya stomatitis,
caries gigi dan lain-lain
- Memberikan perasaan segar pada pasien
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang tidak dapat menggosok gigi
sendiri
Prosedur A. PERSIAPAN ALAT
Tersedia di baki :
1. Handuk / pengalas
2. Bengkok pengalas
3. Air untuk kumur-kumur dalam gelas plastik
4. Sikat gigi dan pasta gigi
5. Tissue
6. Sedotan (kalau perlu)

B. PELAKSANAAN
1. Perawat mencuci tangan
2. Kepala pasien dimiringkan
3. Handuk atau pengalas diletakkan dibawah dagu
4. Bengkok diletakkan dibawah dagu
5. Pasien diberi air untuk kumur-kumur
6. Sikatlah gigi pasien dengan perlahan dari atas ke
bawah luar dan dalam geraham atas dan bawah
7. Pasien diberi air untuk kumur-kumur
8. Mulut dibersihkan/dikeringkan dengan tissue
9. Bengkok dan pengalas diangkat pasien
dibaringkan kembali
10. Alat-alat dibereskan dan perawat cuci tangan

* Perhatian : Apakah ada perdarahan digusi, gigi rusak,


luka-luka pada bibir dan lidah

Unit Terkait - Unit Keperawatan


- Keperawatan Rawat Inap
6 MENGANGKAT JAHITAN LUKA
Pengertian Mengangkat / membuka benang jahitan pada luka yang
dijahit
Tujuan - Mencegah timbulnya infeksi
- Mencegah tertinggalnya benang
Kebijakan Dilkukan pada luka operasi yang sudah waktunya
diangkat jahitannya
Prosedur A. PERSIAPAN ALAT
Tersedia di baki :
1. Alat-alat steril
- 1 Pinset anatomi.
- 2 pinset chirugi.
- Arteri klem ( bila perlu ).
- 1 gunting lurus/gunting angkat jahitan.
- Kapas lidi sejukupnya
- Kasa steril 10-15 lembar
- Mangkuk steril
- Agrave (kalau perlu)
2. Alat-alat yang tidak steril
- Plaster
- Alkohol 70 % dalam botol
- Bethadine
- Bengkok
- Kantong plastik
- Obat luka
- Gunting plester
B. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN
1. Memperkenalkan diri
2. Memberitahu maksud dan tujuan
3. Bicara dengan sopan
4. Mengatur posisi
5. Perhatikan respon dari pasien
6. Mengatur lingkungan aman dan nyaman

C. PELAKSANAAN
1. Alat-alat dibawa kedekat pasien
2. Perawat cuci tangan
3. Balutan lama dibuka dan dibuang
4. Luka dibersihkan dengan kapas desinfektan
kesatu arah
5. Kapas kotor dibuang pada tempatnya
6.Simpul jahitan ditarik sedikit ke atas benang
digunting dan ditarik hati-hati digunting dan
disimpul
7. Tekan sekitar luka untuk mengetahui ada tidaknya
pus
8. Luka ditutup dengan kain kasa steril secukupnya
lalu diplester.
9. Pasien dirapikan dan alat-alat dibersihkan
10. Parawat cuci tangan.

* Perhatikan : - Tehnik kerja harus secara aseptik


- Mengangkat jahitan tergantung pada jenis jahitan

Unit Terkait - Unit Rawat Jalan


- Unit Rawat Inap
10 MEMBERIKAN BANTUAN OKSIGEN
Pengertian Memasukkan zat asam ke dalam paru-paru melalui
saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.

Tujuan - Membantu menambah kekurangan zat asam (O2)


- Membantu kelancaran metabolisme
- Pengobatan
- Mencegah hypoxia

Kebijakan Dilakukan pada pasien anoxia, hypoxia, pasien yang


mendapat trauma paru-paru.
Pasien dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan pasien
shok, dispneu, cyanosis, apneu atau pasien dalam
keadaan gawat (koma).

Prosedur A. PERSIAPAN ALAT


1. Tabung oksigen dengan manumeternya.
2. Flow meter (pengukur aliran)
3. Humidifer (botol pelembab yang diisi air matang
aquadest sampai batasnya.
4. Slang (pipa saluran zat asam)
5. Kanula hidung ganda (Nasal Canule) / Pipa
endothracheal / alat resusitasi otomatis yang
lengkap.
6. Alat tulis untuk mencatat.

B. PERSIAPAN ALAT DAN LINGKUNGAN


1. Memberitahu maksud dan tujuan (bila pasien
sadar).
2. Mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan.
3. Ada respon dari pasien.
4. Mengatur lingkungan aman dan nyaman.

C. PELAKSANAAN
Prosedur dan cara-cara kerja.
1. Setelah alat-alat dibawa ke dekat pasien perawat
mencuci tangan.
2. Isi tabung dicoba dan diperiksa.
3. Memasang pipa oksigen pada tabung.
4. Pipa oksigen dihubungkan dengan kateter
hidung/kanula hidung.
5. Mengatur volume sesuai program terapi dokter
dengan membuka flow meter.
6. Memasang kateter hidung pasien.
7. Mengobservasi reaksi pasien.
8. Mencatat hasil tindakan
9. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan.
10. Mencuci tangan.

Unit Terkait - Unit Keperawatan


- Keperawatan Rawat Inap
123 STANDAR PEMELIHARAAN STERILISATOR
Pengertian Pemeliharaan sterilisator adalah upaya-upaya yang
dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi
sterilisator secara teratur.

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan


langkah-langkah Pemeliharaan Sterilisator agar dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Kebijakan - Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000


- Pemeliharaan rutin dilakukan tiap 3 bulan sekali.
- Pemeriksaan alat bisa dilakukan sewaktu-waktu
apabila ada keluhan alat dari pemakai.

Prosedur - Cek dan bersihkan bagian-bagian alat


- Cek catu daya
- Cek elemen
- Cek termometer pesawat dan timer
- Cek kebocoran arus
- Cek hubungan pembumian
- Isi kartu pemeliharaan alat
- Isi formulir laporan kerja
- User mendatangi laporan kerja dan alat diserahkan
kembali kepada user.

Unit Terkait
- Semua Ruangan
- IPS - RS
PEMELIHARAAN DOPLER
Pengertian Pemeliharaan Dopler adalah memelihara / menjaga
kebersihan dan fungsi alat dopler.

Tujuan 1. Terpeliharanya kebersihan alat.


2. Mempertahankan fungsi alat.

Kebijakan Pemeliharaan dopler dilaksanakan setiap selesai


dipergunakan.

Prosedur 1. Menyiapkan alat


a. Lap kering
b. Tissue
c. Eengkok
2. Menyiapkan Klien
a. Membersihkan tranduser dari jelly dengan
menggunakan tissue dan tissue kotor dibuang
dibengkok.
b. Membersihkan badan dopler dengan menggunakan
lap kering.
c. Mengecek baterai, bila lemah langsung dicharge,
agar alat siap pakai.
d. Membersihkan alat-alat, mengembalikan pada
tempatnya.
e. Petugas mencuci tangan.

Unit Terkait Ruang Kandungan / BKIA


45

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


GAWAT DARURAT
DAFTAR ISI

1. Syock Septik
2. Syock Hipovolemik
3. Anafilaksis
4. Penanggulangan Bencana
5. Syock Kardiogenik

Anda mungkin juga menyukai