Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Instansi/Perusahaan KSU Artha Rahmat Sembada.


Semakin tingginya sebuah tuntutan kebutuhan hidup dan semakin ketatnya
persaingan dalam mencari nafkah maka perlu kekuatan yang besar untuk
memenangi persaingan tersebut. Besarnya keinginan untuk membentuk usaha
namun terkendala dengan keterbatasan seperti modal usaha yang kecil, lemahnya
Sumber Daya Manusia, sulitnya mengakses informasi dan teknologi serta sumber-
sumber permodalan. Bahkan adanya kultur budaya perekonomian masyarakat
yang menganut sistem liberal cenderung memarginalkan kelompok ekonomi
masyarakat yang lemah menjadi semakin miskin dan tidak berdaya sehingga
selalu menjadi objek lemahnya kepercayaan dari pihak-pihak tertentu akan usaha
kecil yang ada didalam masyarakat.
Dengan adanya masalah tersebut Muncul sebuah keinginan untuk menuju
kemandirian dengan memupuk permodalan secara bersama-sama dirasa
merupakan solusi menuju kesejahteraan serta adanya pembinaan, pemberdayaan
dan menjadi modal utama bagi masyarakat ekonomi lemah untuk bangkit dari
keterpurukan.
Oleh karena itu perlu adanya perberdayaan ekonomi kerakyatan dengan
membentuk perusahaan bersama yaitu koperasi KSU Artha Rahmat Sembada,
yang bertempat di Desa Ngembeh, Kec.Dlanggu, Kab. Mojokerto. Dengan Badan
Hukum : No.518/012/BH/406-111/2002 Tanggal 02/12/2002. (SPI KSU Artha
Rahmat Sembada: hlm.1 )

1.2. Visi dan Misi Perusahaan KSU Artha Rahmat Sembada


Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak M. Aliyudin selaku
Kabag Kredit berkaitan tentang Visi dan Misi perusahaan ialah menyatakan
bahwa Visi dan Misi KSU Artha Rahmat Sembada ialah sebagai berikut :

Visi

1
Koperasi bermaksud menggalang kerja sama untuk membantu kepentingan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam rangka
pemenuhan kebutuhan.

Misi
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan pancasila dan UUD 1994 seutuhnya.

1.3. Struktur Organisasi KSU Artha Rahmat Sembada


Struktur organisasi KSU Artha Rahmat Sembada adalah bagan yang
menggambarkan hubungan, wewenang dan tanggung jawab bagian satu dengan
yang lain dalam organisasi. Setiap anggota dari organisasi harus dapat
bertanggung jawab dan juga apa saja yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap
anggota dalam organisasi tentunya harus dapat bertanggung jawab kepada
pimpinannya atau kepada atasannya yang telah memberikan kewenangan, karena
pelaksanaan atau implementasi kewenangan tersebut yang perlu
dipertanggungjawabkan. Itulah fungsi struktur organisasi tentang kejelasan
tanggung jawab. Yang selanjutnya yaitu kejelasan mengenai kedudukan,disini
artinya anggota atau seseorang yang ada didalam struktur organisasi sebenarnya
dapat mempermudah dalam melakukan koordinasi dan hubungan, sebab adanya
keterkaitan penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah di percayakan kepada
seseorang atau anggota kejelasan jalur hubungan maksudnya dalam melaksanakan
pekerjaan dan tanggung jawab setiap pegawai didalam sebuah organisasi maka
akan dibutuhkan kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur sehingga
dalam jalur penyelesaian suatu pekerjaan akan semakin lebih efektif dan dapat
saling memberikan keuntungan. Mekanisme kerja organisasi berpedoman pada
struktur yang ditetapkan dalam struktur organisasi sebagai berikut : (SPI KSU
Artha Rahmat Sembada: hal.3)
Gambar 1.3 Struktur Organisasi KSU Artha Rahmat Sembada

2
Diambil dari Sumber : Sistem Pengendalian Internal Internal (SPI) KSU
Artha Rahmat Sembada

Tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota perlengkapan


organisasi KSU Artha Rahmat Sembada sebagai berikut :
1. Rapat anggota .
Rapat anggota menetapkan kebijakan umum di bidang organisasi dan usaha,
yakni :
a. Menentukan produk dalam bentuk simpanan dan pinjaman.

3
b. Menentukan syarat, prosedur, plafond dan bunga serta biaya
pinjaman.
c. Menentukan dana untuk investasi.
d. Menentukan sumber dan besarnya dana tambahan.
e. Menentukan pembagian SHU.
2. Pengurus.
Pengurus melaksanakan kebijaksanaan operasional yang ditetapkan dalam
kebijakan umum oleh Rapat Anggota.
3. Pegawas.
Pengawas melaksanakan pengawasan terhadap kebijaksanaan dan
pengelolaan Koperasi, baik organisasi, permodalan, usaha maupun
keuangan.
4. Manajer.
Pengelola Simpan Pinjam adalah seorang Manajer yang diberi tugas dan
wewenang untuk mengelola Unit Simpan Pinjam dan harus bertanggung
jawab kepada Pengurus.
Tugas dan wewenang Manajer :
a. Melaksanakan kebijakan Pengurus dalam pengelolaan Usaha Simpan
Pinjam.
b. Bersama dengan Pengurus merumuskan syarat, prosedur, plafond, bunga
dan biaya pinjaman.
c. Menolak, menangguhkan atau mengabulkan permohonan pinjaman dari
anggota / calon anggota sesuai dengan plafond yang telah ditetapkan.
5. Bagian Administrasi dan Keuangan.
a. Memelihara ketertiban buku-buku organisasi.
b. Memelihara ketertiban buku-buku akuntansi.
c. Mencatat dan melaporkan simpanan anggota.
d. Mencatat semua transaksi / kejadian di usaha simpan
pinjam.
e. Menyusun laporan keuangan secara periodik.
f. Mengadakan koordinasi dengan karyawan bagian lain.

4
g. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan Manajer.
6. Kasir.
a. Menerima dan mengeluarkan uang berdasarkan bukti yang sah.
b. Bertanggung jawab terhadap uang di kas dan mencatat dalam
buku kas kasir.
c. Mengamankan bukti-bukti pendukung / dokumen penerimaan
dan pengeluaran kas.
d. Menutup buku kas kasir dan melaporkan kepada manajer setiap
hari.
e. Mengadakan koordinasi dengan karyawan bagian lain.
f. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan manajer.
7. Bagian Kredit.
a. Menerima, mencatat dan merekap permohonan pinjaman.
b. Menganalisa permohonan pinjaman yang diajukan.
c. Melakukan survey terhadap kelayakan pinjaman.
d. Memberikan pertimbangan penangguhan, penolakan, rekomendasi terhadap
kelayakan pinjaman kepada manajer.
e. Memproyeksikan pinjaman, jumlah dan jangka waktunya.
f. Merekap piutang jatuh tempo dan mengadakan penagihan.
g. Koordinasi dengan karyawan bagian lain.
h. Melaporkan semua tugasnya kepada manajer setiap hari.
i. Melaksanakan tugas lain yang ditugaskan manajer.

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan KSU ARTHA RAHMAT SEMBADA


1.1.1. Permodalan
1. Modal Sendiri KSU Artha Rahmat Sembada dihimpun
dari :
a. Simpanan Pokok ditetapkan sebesar Rp.
10.000.000,- dibayar sekali selama menjadi
anggota dan tidak boleh diambil selama
yang bersangkutan menjadi anggota.

5
b. Simpanan Wajib ditetapkan sebesar Rp.
50.000,- dibayar setiap bulan dan tidak
boleh diambil selama yang bersangkutan
menjadi anggota.
c. Donasi atau hibah yang diterima dari pihak
lain dan tidak mengikat.
d. Cadangan Koperasi yang dihimpun dari 30
% SHU setiap tahun digunakan untuk
menutup kerugian.
e. Cadangan Penyisihan Piutang dihimpun dari
50 % pendapatan administrasi digunakan
untuk menutup resiko apabila terjadi
pinjaman macet.
f. Modal penyertaan yang diterima dari
anggota atau pihak lain yang telah
disepakati kedua belah pihak.
2. Modal KSU Artha Rahmat Sembada juga dapat
dihimpun dari anggota dan atau calon anggota yang
berbentuk Simpanan Sukarela. Setoran Minimal sebesar
Rp. 50.000,- dapat diambil sesuai perjanjian dan
mendapat imbalan bunga 0.75 % dari saldo terendah per
bulan.
3. Selain modal diatas ( 1 dan 2 ) KSU dapat menghimpun
modal pinjaman dari anggota, koperasi lainnya dan atau
anggotanya, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya,
penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya serta
sumber lain yang sah seperti :
1. Permodalan Koperasi yang diwujudkan dalam aktiva lancar
berupa pinjaman. Kolektibilitas Pinjaman ditetapkan
sebagai berikut :

6
Pinjaman lancar : apabila pembayaran angsuran
rutin, tepat waktu atau tertunda sampai kurang
dari 3 (tiga) bulan.
Pinjaman Kurang Lancar : apabila pembayaran
angsuran tertunda 3 (tiga) sampai 6 (enam)
bulan.
Pinjaman diragukan : apabila pembayaran
angsuran tertunda 7 (tujuh) sampai 21 (dua
puluh satu) bulan.
Pinjaman Macet : apabila pembayaran angsuran
tertunda lebih dari 21 (dua puluh satu) bulan dan
atau pinjaman tersebut sudah diproses
pengadilan.
2. Permodalan Koperasi yang diwujudkan dalam aktiva tetap
dan biaya perluasan kantor ditetapkan dibiayai dari modal
sendiri. (SPI KSU Artha Rahmat Sembada:hal.5)
1.1.2. Kegiatan Usaha
1. Kegiatan Simpan Pinjam dari dan untuk anggota,
calon anggota Koperasi Artha Rahmat Sembada,
Koperasi lain dan atau anggotanya dengan
mengutamakan pelayanan kepada anggotanya.
2. Calon Anggota Koperasi yang dimaKSUd dalam
ayat (1), dalam waktu paling lama 3 bulan setelah
melunasi Simpanan Pokok harus menjadi anggota.
3. Kegiatan Usaha Simpan Pinjam yang dilaksanakan
meliputi :
a. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan Sukarela
dan Simpanan Wajib dari anggota dan calon anggota.
Selain itu juga menghimpun dana pinjaman dari
pihak lain ( melaluikoperasinya ).

7
b. Memberikan pinjaman kepada anggota dan
masyarakat secara umum.
Kegiatan penghimpunan dana sebagaimana (3) diatas, dapat dilihat
penjelasan Permodalan.Ketentuan Pinjaman kepada anggota dan atau calon
anggota ditetapkan sebagiai berikut:
a. Pinjaman Umum
- Jangka waktu pinjaman maksimal 18 bulan.
- Beban administrasi pinjaman 2 % dari pokok pinjaman.
- Beban bunga sebesar 2,5 % per bulan dari pokok pinjaman
- Agunan pinjaman berupa BPKB Kendaraan Bermotor.
- Pinjaman dapat direalisasikan maksimal 75% dari nilai jual agunan.
b. Pinjaman Karyawan / Anggota
- Jangka waktu pinjaman maksimal 48 bulan.
- Beban administrasi pinjaman 1 % dari pokok pinjaman.
- Beban bunga sebesar 1 % dari pokok pinjaman.
- Agunan Pinjaman berupa BPKB Kendaraan Bermotor atau SHM
Tanah.
- Pinjaman dapat direalisasikan maksimal 75% dari nilai jual agunan.
Prosedur Permohonan Pinjaman adalah sebagai
berikut :
a. Pengajuan permohonan pinjaman dengan
mengisi form permohonan pinjaman oleh
calon peminjam yang bersangkutan dan
melengkapi persyaratan-persyaratannya.
b. Setelah berkas lengkap dilakukan analisis
kelayakan pinjaman oleh Bagian Kredit.
c. Keputusan persetujuan pinjaman disampaikan
kepada pemohon.
d. Pengelola menyiapkan pencairan pinjaman
kepada pemohon.

8
e. Peminjam harus menanda-tangani Perjanjian
Pinjaman dan tanda penerimaan uang
pinjamannya sebagai bukti pendukung
administrasi yang ditetapkan, tentang :
- Besarnya nilai pinjaman.
- Penetapan jasa pinjaman.
- Dasar perhitungan jasa pinjaman.
- Cara pembayaran angsuran pinjaman.
f. Monitoring dan Evaluasi serta pembinaan
kepada anggota terhadap angsuran pinjaman
terus dilakukan pengelola untuk menjaga
kolektibilitas pinjaman agar tetap lancar
dengan cara mengingatkan sisa pinjaman
(pokok dan bunga) serta memberi surat
peringatan apabila peminjam terlambat
membayar angsuran.
Guna menekan resiko yang mungkin terjadi,
calon peminjam harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Menyetujui dan mentaati ketentuan pinjaman yang
telah ditetapkan.
b. Bertempat tinggal di wilayah jangkauan pelayanan
koperasi .
c. Mempunyai usaha yang layak atau berpenghasilan
tetap.
d. Tidak memiliki tunggakan (kredit bermasalah)
dengan koperasi atau pihak lain.
e. Tidak pernah tersangkut masalah pidana .
f. Memiliki karakter dan moral yang baik.
g. Telah mengikuti program pembinaan pra penyaluran
pinjaman.

9
h. Mempertimbangkan jumlah agunan untuk jumlah
pinjaman besar dan beresiko seperti :
1. Dalam hal terjadi pinjaman bermasalah, akan diselesaikan sesuai
ketentuan sebagai berikut:
a. Surat peringatan .
b. Kompensasi hak-hak peminjam yang diagunkan untuk mengangsur
pinjaman.
2. Penetapan penilaian agunan dalam bentuk fisik ditentukan berdasarkan
kondisi dan harga jual yang berlaku saat itu.
3. Hak-hak Koperasi atas agunan yang dijaminkan, ditetapkan
berdasarkan persetujuan dengan pihak peminjam sebagai berikut :
a. Hak mengembalikan, setelah transaksi hutang piutang berakhir.
b. Hak membeli, karena terjadinya pinjaman bermasalah.
c. Hak menjualkan, untuk melunasi pinjaman.
d. Hak memiliki, apabila peminjam menyatakan tidak bisa melunasi
sisa pinjaman.
4. Penerimaan angsuran pinjaman diakui oleh pihak Koperasi apabila
Peminjam dapat menunjukkan Bukti Angsuran Pinjaman yang
dikeluarkan oleh Koperasi.
5. Setiap tutup tanggal, petugas penagihan atau petugas penerima
angsuran pinjaman harus menyetor hasil tagihannya atau hasil
penerimaan angsuran pinjaman kepada pemegang keuangan.
6. Setiap tutup tanggal, Kasir wajib melaporkan kepada Manajer
mengenai saldo akhir Kas sampai pada saat itu. (SPI KSU Artha
Rahmat Sembada: hal.6)
1.1.3. Pengelolaan
1. Keputusan pemberian pinjaman yang diberikan kepada anggota / calon
anggota dan koperasi lain dan atau anggotanya ditentukan dari hasil
analisis pemberian pinjaman dengan mengkaji aspek-aspek sebagai
berikut:

10
a. Watak atau kepribadian (Character) calon peminjam, untuk
memperkirakan kemungkinan calon peminjam dapat memenuhi
kewajibannya.
b. Kemampuan mengembalikan pinjaman (Capacity), diukur
melalui catatan prestasi pinjaman yang lalu serta pengamatan di
lapangan tentang usahanya.
c. Modal yang dimiliki calon peminjam (Capital), diukur dengan
posisi usaha keseluruhan melalui rasio finansialnya dengan
penekanan pada komposisi modalnya.
d. Jaminan milik calon peminjam atau yang telah dikuasakan
(Colateral), digunakan untuk lebih meyakinkan jika terjadi
pinjaman macet.
e. Kondisi perekonomian secara umum (Condition), khususnya
yang terkait dengan jenis usaha calon peminjam.
2. Sasaran usaha dapat diarahkan pada pencapaian target yang
direncanakan pada setiap tahun melalui kegiatan-kegiatan antara lain :
a. Menggali simpanan-simpanan anggota dan penambahan
anggota/calon anggota serta peningkatan dan perluasan
pemberian pinjaman.
b. Menggali sumber dana untuk peningkatan aktiva lancar.
c. Peningkatan pendapatan dan penggunaan biaya secara efisien.
d. Peningkatan kualitas atau penambahan sumber daya pengelola
usaha sesuai dengan kebutuhan.
Mekanisme kerja organisasi berpedoman pada struktur organisasi yang
telah ditetapkan.Perubahan aktiva koperasi karena penambahan atau
pengurangan harus didukung dengan dokumen tertulis meliputi :
a. Perubahan aktiva lancar, jelas penggunaannya,
peminjamnya dan jelas penanggung jawabnya.
b. Perubahan aktiva tetap, jelas kepemilikannya dan jelas
penanggung jawabnya.

11
Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh setelah pajak dihimpun dengan
SHU unit lain untuk dialokasikan sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan
Anggaran Rumah Tangga (ART) KSU Artha Rahmat Sembada.
1. Kebijaksanaan pengurus yang diwujudkan dalam
pengelolaan organisasi dan usaha koperasi, harus
berpedoman pada hasil keputusan Rapat Anggota
dan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta
hak-hak yang ditetapkan.
2. Kebijaksanaan karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya sebatas lingkup tugas dan tanggung
jawab serta hak-hak yang ditetapkan. (SPI KSU
Artha Rahmat Sembada: hal.8)
1.1.4. Rentabilitas
1. Ketentuan tentang penyisihan penghapusan
piutang tak tertagih ditetapkan 1 % per tahun dari
realisasi piutang pada setiap tutup buku.
2. Penghapusan piutang tak tertagih sebesar nilai
yang ditentukan, ditetapkan ditutup dari
Cadangan Resiko atau Akumulasi penyisihan
piutang tak tertagih.
3. Pembayaran / pelunasan piutang tak tertagih
yang sudah dihapus oleh koperasi, ditetapkan
bukan merupakan pendapat lain-lain, tetapi
diakui sebagai pembayaran / pelunasan piutang
bagi peminjamnya.
4. Piutang tak tertagih dapat dihapuskan bila :
a. Anggota, calon anggota dan atau anggota
koperasi lain sudah meninggal dunia yang
dibuktikan dengan surat kematian dari desa
dan ahli warisnya secara ekonomi tidak
mampu melunasi pinjamannya.

12
b. Terkena musibah bencana alam ( kebanjiran,
tanah longsor, kebakaran, dll ) atau usahanya
mengalami kebangkrutan.
c. Peminjam pindah alamat yang tidak jelas dan
sudah tidak pulang minimal 5 tahun.
1.1.5. Kebijakan Akuntansi
1. Cara penyajian pinjaman yang diberikan disajikan
dalam jumlah saldo bruto pada posisi tanggal tertentu
dan penyajian penyisihan piutang tak tertagih
disajikan terakumulasi dari waktu ke waktu.
2. Cara penyajian untuk aktiva tetap adalah disajikan
berdasarkan harga perolehan dan penyajian
penyusutannya diakumulasikan dari waktu ke waktu.
3. Dalam hal pengeluaran tertentu, untuk pembelian
sarana kantor dibawah nilai Rp. 500.000,- ( lima
ratus ribu rupiah ) dibukukan sebagai beban pada
periode berjalan.
Pengakuan pendapatan dan beban, diakui sejalan dengan perubahan
waktu, kecuali pendapatan dari piutang tak tertagih, hanya boleh diakui apabila
pendapatan tersebut benar-benar telah diterima.Cadangan penyisihan piutang
dihimpun dari penyisihan 50 % pendapatan administrasi dan digunakan untuk
menutup kerugian yang disebabkan pinjaman macet.Pendapatan ataupun biaya
administrasi dibebankan pada saat transaksi.(SPI KSU Artha Rahmat
Sembada:hal.10)

13
BAB II
PEMAPARAN DAN IDENTIFIKASI

2.1. Latar Belakang Hasil Identifikasi Kasus.


Perkembangan dan persaingan dunia perkoperasian yang ada di Mojokerto
sangatlah kompetitif dan sangatlah ketat, padatnya informasi dan kehidupan yang
semakin terbuka, menuntut KSU Artha Rahmat Sembada bisa dapat bertahan,
maju dan berkembang dengan memaksimalkan strategi pelayanan dan sumber
daya yang dimilikinya. Secara umum, sumber daya yang dimiliki koperasi
meliputi finansial, fisik, manusia dan teknologi, karena jumlah sumber daya yang
dimiliki tentunya terbatas jumlahnya.
Maka perusahaan dituntut mampu memberdayakan dan mengoptimalkan
sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan koperasi KSU Artha Rahmat
Sembada, dan salah satu penentu dari keberhasilan koperasi adalah kinerja
karyawan dan meningkatnya produktifitas dari segi kesejahteraan anggota,
pendapatan dan bertambahnya nasabah.
Etos kerja yang bagus akan membantu peningkatan kinerja karyawan,
sebaliknya etos kerja yang kurang akan menurunkan kinerja karyawan, tentunya
berpengaruh terhadap keberlangsungan KSU Artha Rahmat Sembada. Banyak
orang atau karyawan terutama yang berpendidikan dan berkemampuan baik, salah

14
satu tujuan bekerja adalah memperoleh kepuasan kerja, Kondisi kepuasan kerja
akan tercapai bila dalam pekerjaan dapat menggerakkan motivasi yang kuat untuk
mencapai kinerja yang lebih baik. Kepuasan kerja sangatlah berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Disatu sisi dikatakan bahwa kepuasan kerja menyebabkan
peningkatan kinerja seorang karyawan sehingga pekerja yang puas akan
menunjukkan kinerja yang baik pula. Di sisi lain dapat pula terjadi kepuasan kerja
disebabkan oleh adanya kinerja atau prestasi kerja sehingga pekerja yang
kinerjanya baik akan mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
Oleh karenanya agar mencapai etos kerja yang baik harus diupayakan
berbagai usaha oleh KSU Artha Rahmat Sembada termasuk menciptakan kondisi
kerja yang baik dengan melaksanakan dan menanamkan nilai-nilai budaya
organisasi pada seluruh karyawan dengan harapan budaya organisasi tersebut
dapat diterima dengan baik oleh pihak internal atau oleh para karyawan sehingga
dapat mendukung terhadap produktifitas dan kemajuan KSU Artha Rahmat
Sembada.
Budaya organisasi koperasi dapat mempunyai dampak yang berarti
terhadap kinerja karyawan jangka panjang. Budaya organisasi kuat membantu
kinerja karyawan karena menciptakan suatu tingkat motivasi yang luar biasa
dalam diri karyawan. Nilai-nilai dan perilaku yang dianut bersama membuat orang
merasa nyaman dalam bekerja untuk sebuah organisasi.Rasa komitmen atau loyal
membuat orang berusaha lebih keras.
Ketika suatu perusahaan sudah mempunyai sebuah budaya organisasi yang
diterapkan atau dijalankan, maka suatu perusahaan tersebut akan mempunyai arah
dan pandangan yang jelas terhadap kelangsungan organisasi, sehingga suatu
perusahaan akan memilih dan melatih seorang karyawan yang setidaknya sesuai
dan bisa menjalankan budaya yang sudah ada.
Dengan adanya beberapa koperasi yang lokasinya berada dalam satu
kawasan yang sama, maka dengan sendirinya akan melahirkan persaingan yang
ketat untuk eksistensi dan keberlangsungan KSU Artha Rahmat Sembada dalam
mendapatkan dan mempertahankan nasabah baru.

15
Oleh karena itu peneliti meneliti tentang etos kerja karyawan di KSU Artha
Rahmat Sembada, dimana Suatu etos kerja dapat membantu dalam memunculkan
dan juga dapat meningkatkan kinerja setiap karyawan sehingga mereka dapat
bekerja secara optimal dan apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.
Juga etos kerja karyawan nantinya akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan
serta semangat dan kenyamanan karyawan dalam menjalankan tugas sehari-hari
yang kemudian mempunyai pengaruh terhadap kemajuan KSU Artha Rahmat
Sembada.

2.2. Penjabaran Hasil Identifikasi.


Selama peraktek kerja lapangan (PKL) yang dilaksanakan selama 30 hari
pada tahun 2016 yang Bertempat di KSU Artha Rahmat Sembada, Desa
Ngembeh, Kec. Dlanggu, Kab. Mojokerto. Dengan Badan Hukum :
No.518/012/BH/406-111/2002 Tanggal 02/12/2002. Peneliti melakukan berbagai
aktivitas sebagai bahan pembelajaran dalam dunia kerja, mulai dari perkenalan
dengan pihak internal, mencari tahu tentang budaya organisasi, proses rekrutmen,
dan pekerjaan lainnya, Beberapa contoh diantaranya melakukan pencatatan Buku
Besar, Rekap piutang, melayani pembayaran nasabah.
Dari berbagai aktivitas selama peraktek kerja lapangan di KSU Artha
Rahmat Sembada, maka peneliti meneliti tentang etos kerja karyawan yang ada
dalam KSU Artha Rahmat Sembada, dengan melakukan proses mengamati dan
wawancara dengan pihak internal KSU Artha Rahmat Sembada terkait dengan
permasalahan yang diangkat.
Dari hasil pengamatan peneliti hari aktif kerja di KSU Artha Rahmat
Sembada dari hari senin sampai hari sabtu dan libur pada hari minggu. Adapun
jam kerjanya ialah para karyawan memulai aktifitas atau bekerja pada jam 07.00
dan pulang pada jam 14.00, akan tetapi jam tersebut tidak berlaku pada hari jumat

16
dimana para karyawan KSU Artha Rahmat Sembada pada hari jumat pulang lebih
awal untuk persiapan sholat jumat yaitu pada jam 11.00.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ibu Ainur
Rosidah selaku Kabag Minku berkaitan dengan etos kerja karyawan memaparkan
bahwa dalam KSU Artha Rahmat Sembada menjunjung tinggi sikap professional
dan kejujuran serta kekeluargaan dalam menjalankan pekerjaan, sehingga dalam
menjalankan tugas dengan baik.
Dimana hal ini dapat terbukti ketika dalam melayani nasabah para
karyawan KSU Artha Rahmat Sembada tetap menjaga sikap dan menghindari hal-
hal yang mengganggu kenyamanan nasabah seperti menghindari guyon dan
mengobrol disaat melayani nasabah, akan tetapi ketika tidak ada nasabah maka
para karyawan KSU Artha Rahmat Sembada menjalin komonikasi dan rasa
kekeluargaan yang besar seperti makan bersama dan saling membantu pekerjaan
yang sekiranya masih belum selesai, sehingga ikatan emosional antar karyawan
terjalin dengan baik.
Seluruh karyawan mempunyai hubungan dan komonikasi yang baik serta
dalam kedekatan emosional yang tinggi saling peduli antara satu sama lain.
Inisiatif dalam bekerja sangatlah besar dimana ada target yang sudah ditentukan
sehingga mendorong parakaryawan untuk mencapai target kerja yang sudah
disepakati, dengan saling membantu pekerjaan antar karyawan demi tercapainya
kesuksesan KSU Artha Rahmat Sembada
Bapak M. Aliyuddin selaku Kabag Kredit memaparkan bahwasanya para
karyawan KSU Artha Rahmat Sembada memiliki komitmen kerja yang besar
seperti halnya dengan penerapan target yang harus dicapai atau diperoleh dalam
sebulan, kemudian dalam hal kejujuran para karyawan KSU Artha Rahmat
Sembada dituntut untuk jujur dalam melakukan kerja. Dimana hal itu dapat
dibuktikan ketika KSU Artha Rahmat Sembada pernah mengeluarkan karyawan
yang kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan kerja atau tidak jujur dalam
melaksanakan kerjanya.
Disamping itu rasa kekeluargaan dan keterbukaan dalam KSU Artha
Rahmat Sembada menjadi sikap positif dalam menumbuhkan etos kerja yang baik

17
sehingga menunjang terhadap kinerja para karyawannya dalam melaksanakan
tugas dan mencapai target yang sudah ditentukan dan dininginkan. Etos kerja
karyawan KSU Artha Rahmat Sembada sangat berpengaruh terhadap kinerja
karyawan dalam mencapai tujuan KSU Artha Rahmat Sembada dengan kesamaan
tujuan dan komitmen yang besar, sehingga para karyawan terdorong untuk
melakukan tugasnya dengan baik karena rasa memiliki terhadap perusahaan sudah
menjadi tanggung jawab bersama khususnya diinternal para karyawan.
terdapat hubungan yang baik antara karayawan satu sama lainnya dan
komonikasi yang baik serta dalam kedekatan emosional yang tinggi saling peduli
antara satu sama lain. Inisiatif dalam bekerja sangatlah besar dimana ada target
yang sudah ditentukan sehingga mendorong parakaryawan untuk mencapai target
kerja yang sudah disepakati, dengan saling membantu pekerjaan antar karyawan
demi tercapainya tujuan KSU Artha Rahmat Sembada.
BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
3.1 Pembahasan
3.1.1 Pengertian Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap,
kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu (Wijaya 2008:30).
Sedangkan menurut Tasmara dalam Djakfar (2012:95) Etos berasal dari kata
Yunani, dapat diartikan sebagai sesuatu yang diyakiini, cara berbuat, sikap serta
persepsi terhadap nilai bekerja. Dari kata lain lahirlah apa yang disebut dengan
ethic yaitu, pedoman, moral, dan perilaku atau dikeal pula etika yang artinya
cara atau pedoman perilaku dalam menjalankan suatu usaha dan sebagainya.
Menurut Majid (2000:410) Etos ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan,
serta kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus tentang seseorang individu
atau sekelompok manusia. Dari perkataan etos terambil pula perkataan etika
dan etis yang merujuk kepada makna akhlak atau bersifat akhlaqi yaitu kualitas
esensial seseorang atau sekelompok termasuk suatu bangsa.
Sedangkan menurut Tasmara dalam Djakfar (2012:95) Etos yang jga
mempunyai makna nilai moral adalah suatu pandangan baatin yang bersifat
mendarah daging. Seorang akan merasa bahwa hanya dengan menghasilkan

18
pekerjaan yang terbaik, bahkan sempurna, nilai-nilai Islam yang diyakininya dapat
diwujudkan. Oleh karenanya, etos kerja bukan hanya kepribadian atau sikap,
melainkan lebih mendalam lagi yaitu martabat, harga diri, dan jati diri seseorang.
Menurut Sutrisno (2010:285) menyatakan Etos kerja merupakan kunci
sukses yang unik, karena sekaligus menjadi fundamental keberhasilan personal,
organisasional, dan social. Tingkatan social dapat dimulai dari level personal
organisasional, sehingga keberhasilan suatu bangsa antara lain dihasilkan oleh
etos kerja setiap personal dan organisasi yang berada dalam naungan bangsa
tersebut, jika fondasi tersebut kuat, maka bangsa juga kuat.
Berdasarkan pengertian etos kerja menurut pendpat para ahli diatas maka
dapat disimpulkan bahwa etos kerja sangat erat kaitannya dengan hasil kerja
seseorang dalam suatu perusahaan tersebut dengan tujuan untuk mencapai visi
misi perusahaan dengan tidak melanggar moral dan etika.
Adapun kerja merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang memiliki
tujuan dan usaha yang dilakukan guna membuat aktivitas tersebut bermanfaat.
Pengertian kerja biasanya berhubungan dengan kegiatan seseorang untuk
memperoleh penghasilan, baik materi maupun non materi (Djakfar 2012:95)
Mencermati pengertian tersebut, apabila kedua kata itu yakni etos dan
kerja, digabungkan menjadi satu yaitu etos kerja, akan memberikan pengertian
lain. Menurut Abu Hamid, etos kerja merupakan, (1) dasar motivasi yang terdapat
dalam budaya suatu masyarakat, yang menjadi penggerak batin anggota
masyarakat pendukung budaya untuk melakukan suatu kerja, (2) nilai-nlai
tertinggi dalam gagasan budaya masyarakat terhadap kerja yang menjadi
penggerak bathin masyarakat melakukan kerja, (3) pandangan hidup yang khas
dari sesuatu masyarakat terhadap kerja yang dapat mendorong keinginan untuk
melakukan pekerjaan.
Menurut Diana (2008:207) Etos kerja tinggi akan terwujud jika seseorang
bekerja dengan penuh semangat atau dorongan-dorongan disamping ability.
Dorongan itu dapat berupa ibadah, ekonomi, dan manfaat untuk orang lain.
Secara etimologi diartikan (1) sebagai kegiatan melakukan sesuatu, (2)
sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Etos kerja menurut Abdullah,
adalah alat dalam pemilihan. Definisi yang dikemukakan tersebut lebih
meletakkan manusia sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai keistimewaan

19
tersendiri, diantaranya adalah kemampuan untuk bekerja dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hal ini terkandung pula makna bahwa manusia adalah
makhluk yang mempunyai keharusan untuk bekerja dan merupakan hal yang
istimewa yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.

3.1.2. Fungsi dan Tujuan Etos Kerja


Secara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan
dan kegiatan individu Menurut Rusyan (1989), fungsi etos kerja adalah:
a. Pendorong timbulnya perbuatan
b. Penggairah dalam aktivitas
c. Penggerak, seperti mesin bagi mobil besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat lambatnya suatu perbuatan.
Menurut Tasmara (2002:17) Etos kerja adalah totalitas kepribadiannya
dirinya serta caranya mengepresikan, memandang, meyakini dan memberikan
makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal
yang optimal sehingga pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan antara
manusia dengan makhluk lainnya dapat terjalin dengan baik. Etos kerja
berhubungan dengan beberapa hal penting seperti:
1. Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik
waktu, kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin. Menghargai
waktu dengan adanya disiplin waktu merupakan hal yang sangat penting guna
efisien dan efektivitas bekerja.
2. Tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan
merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan
kesungguhan.
3. Hemat dan Sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros,
sehingga bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk kedepan.
4. Persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan
tidak mudah patah semangat dan menambah kreativitas diri.

3.1.3. Aspek-aspek Etos Kerja


Menurut Sinamo (2011:34) setiap manusia memiliki spirit/roh
keberhasilan, yaitu motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan.
Roh inilah yang menjelma menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras,

20
disiplin, teliti, tekun, integritas, rasional, bertanggung jawab dan sebagainya
melalui keyakinan, komitmen, dan penghayatan atas paradigma kerja tertentu.
Dengan ini maka orang berproses menjadi manusia kerja yang positif, kreatif dan
produktif. Terdapat empat pilar yang menopang semua jenis dan sistem
keberhasilan yang berkelanjutan (sustainable success system) pada semua
tingkatan. Keempat elemen tersebut dikonstruksikan oleh Sinamo dalam sebuah
konsep besar yang disebutnya sebagai Catur Dharma Mahardika (bahasa
Sanskerta) yang berarti Empat Darma Keberhasilan Uatama, yaitu:
1. Mencetak prestasi dengan motivasi superior
2. Membangun masa depan dengan kepemimpinan visioner
3. Menciptakan nilai baru dengan inovasi kreatif
4. Meningkatkan mutu dengan keuangan insani.

Keempat darma ini kemudian dirumuskan pada delapan aspek Etos Kerja
sebagai berikut:
1. Kerja adalah rahmat; karena kerja merupakan pemberian dari Yang Maha
Kuasa, maka individu harus dapat bekerja dengan tulus dan penuh syukur.
2. Kerja adalah amanah; kerja merupakan titipan berharga yang dipercayakan
pada kita sehingga secara moral kita harus bekerja dengan enar dan penuh
tanggup jawab.
3. Kerja adalah panggilan, kerja merupakan suatu dharma yang sesuai dengan
panggilan jiwa kita sehingga kita mampu bekerja dengan penuh integritas.
4. Kerja adalah aktualisasi; pekerjaan adalah sarana bagi kita untuk mencapai
hakikat manusia yang tertinggi sehingga kita akan bekerja keras dengan penuh
semangat.
5. Kerja adalah ibadah; bekerja merupakan bentuk bakti dan ketaqwaan kepada
Sang Khalik, sehingga melalui pekerjaan individu mengarahkan dirinya pada
tujuan agung Sang Pencipta dalam pengebadian
6. Karja adalah seni; kerja dapat mendatangkan kesenangan dan kegeraihan kerja
sehingga lahirlah daya cipta, kreasi baru, dan gagasan inovatif.
7. Kerja adalah kehormatan; pekerjaan dapat membangkitkan harga diri sehingga
harus dilakukan dengan tekun dan penuh keunggulan.
8. Kerja adalah Pelayanan; manusia bekerja bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhnnya sendiri saja tetapi untuk melayani sehingga harus bekerja dengan
sempurna dan penuh kesadaran diri.

21
Penilaian peneliti tentang Etos Kerja karyawan KSU Artha Rahmat
Sembada berdasarkan pada delapan aspek Etos Kerja yang disampaikan oleh
Sinamo sebagai berikut :

No Aspek Etos Kerja Penilaian Penilaian Tentang Aspek Etos


Kerja Di Ksu Artha Rahmat Sembada
1 Kerja adalah Rahmat Para karyawan KSU Artha Rahmat Sembada
bekerja dengan tulus dan saling membantu
antar karyawan.
2 Kerja adalah Amanah Para karyawan KSU Artha Rahmat Sembada
dalam bekerja menekankan kejujuran dalam
menyampaikan dan tindakan
3 Kerja adalah Panggilan Terlihat dalam kehadiran atau absensi
karyawan dalam melaksanakan tugas, bahkan
diluar kantorpun para karyawan masih
melayani pelanggan demi tercapainya target
yang sudah ditentukan.
4 Kerja adalah Aktualisasi Dalam bekerja para karyawan KSU Artha
Rahmat Sembada mendahulukan sikap
Professional dan melaksanakan apa yang sudah
menjadi tanggung jawabnya dalam bekerja
tampa ada rasa iri satu sama lainya
5 Kerja adalah Ibadah Walaupun KSU Artha Rahmat Sembada masih
menggunakan sistem konvensional akan tetapi
para karyawan melakukan aktivitas kerjanya
tidak luput dari syari seperti menjunjung
tinggi amanah dan kejujuran serta
melaksanakan sholat.
6 Karja adalah Seni Dalam bekerja para karyawan melakukan
banyak plan dan pilihan seperti dalam
penyajian data yang masih menggunakan alat
manual dan madern, dimana tindakan ini untuk
mengantisipasi kesalahan

22
7 Kerja adalah Kehormatan Terlihat pada karyawan KSU Artha Rahmat
Sembada ketekunan dalam menjalankan
tanggung jawab dan pekerjaan
8 Kerja adalah Pelayanan Para karyawan dalam bekerja hususnya dalam
pelayanan mendahulukan sikap profesional dan
menghin dari tindakan yang membuat nasabah
kecewa

Sumber : berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama PKL

Dari hasil pengamatan peneliti tentang aspek Etos Kerja karyawan di KSU
Artha Rahmat Sembada sudah sesuai dengan teori yang disampaikan oleh sinamo
dan menurut Petty yang dikutip dari buku Sinamo (2011:34) etos kerja memiliki
tiga aspek atau karakteristik, yatu:
1) Keahlian Interpersonal
Keahlian interpersonal adalah aspek yang berkaitan dengan hubugan
kerja dengan orang lain atau bagaimana pekerja berhubungan dengan pekerja
lain dilingkungan kerjanya. Keahlian interpersonal meliputi kebiasaan, sikap,
cara, penampilan dan perilaku yang digunakan individu pada saat berada di
sekitar orang lain serta mempengaruhi bagaimana indivisu berinteraksi denga
orang lain.
Indikator yang digunakan untuk mengetahui keahlian interpersonal
seorang pekerja adalah meliputi karakteristik pribadi yang dapat memfalitasi
terbentuknya hubungan interpersonal yang baik dan apat memberikan
kontribusi dalam performansi kerja seseprang, dimana kerjasama merupakan
suatu hal yang sangat penting. Terdapat 17 sifat yang dapat menggambarkan
keahlian interpersonal seorang pekerja, yaitu: sopan, bersahabat, gembira,
perhatian, menyenangkan, kerjasama, menolong, disenangi, tekun, loyal, rapi,
sabar, apresiatif, kerja keras, rendah hati, emosi yang stabil, dan keras
kemauan.

2) Inisiatif
Inisiatif merupakan karakteristik yang dapat memfalisitasi seseorang
agar terdorong untuk lebih meningkatkan kinerjanya dan tidak langsung
merasa puas dengan kinerja yang biasa. Aspek ini sring dihubungkan dengan

23
situasi di tempat kerja yang tidak lancar. Hal-hal seperti penundaan pekerjaan,
hasil kerja yang buruk, kehilangan kesempatan karena tidak dimanfaatkan
dengan baik dan kehilangan pekerjaan, dapat muncul jika individu tidak
memiliki inisiatif dalam bekerja.
Terdapat 16 sifat yang menggambarkan inisiatif seorang pekerja yaitu:
cerdik, produktif, banyak ide, berinisiatif, ambisius, efisien, efektif, antusias,
dedikasi, daya tahan kerja, akurat, teliti, mandiri, mampu beradaptasi, gigih
dan teratur.
3) Dapat Diandalkan
Dapat diandalkan adalah aspek yang berhubungan dengan adanya
harapan terhadap hasil kerja seorang pekerja dan merupakan suatu perjanjian
implisit pekerja untuk melakukan beberapa fungsi dalam kerja. Seorang
pekerja diharapkan dapat memuaskan harapan minimum perusahaan, tanpa
perlu terlalu berlebihan sehingga melakukan pekerjaan yang ukan tugasnya.
Aspek ini merupakan salah satu hal yang sangat diinginkan oleh pihak
perusahaan terhadap pekerjanya.
Terdapat 7 sifat yang dapat menggambarkan pekerja yang dapat
diandalkan, yaitu: mengikuti petunjuk, mematuhi peraturan, dapat diandalkan,
dapat dipercaya, berhati-hati, jujur dan tepat waktu. Dari berbagai uraian
diatas maka karakteristik etos kerja yang disebutkna oleh Petty merupakan
indikator dari etos kerja dalam penelitian laporan Praktek Kerja Lapangan
Integratif ini.
Dilihat dari teori yang disampaikan bahwa dalam KSU Artha Rahmat
Sembada memenuhi karakter yang telah disebutkan sebagaimana terdapat
hubungan interpersonal yang baik, seluruh karyawan mempunyai hubungan
dan komonikasi yang baik serta dalam kedekatan emosional yang tinggi saling
peduli antara satu sama lain. Inisiatif dalam bekerja sangatlah besar dimana
ada target yang sudah ditentukan sehingga mendorong para karyawan untuk
mencapai target kerja yang sudah disepakati, dengan saling membantu
pekerjaan antar karyawan demi tercapainya kesuksesan KSU Artha Rahmat
Sembada.

3.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja

24
Menurut Anoraga (1992:52) Etos Kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
a. Agama
Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai yang akan
mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berfikir,
bersikap dan bertindak seseorang tentu diwarnai oleh ajaran agama yang
dianut jika seseorang sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama. Etos
kerja yang rendah secara tidak langsung dipengaruhi oleh rendahnya kualitas
keagamaan dan orientasi nilai budaya yang konservatif turut menambah
kokohnya tingkaat etos kerja yang rendah.
Penilaian peneliti tentang faktor yang mempengaruhi etos kerja
karyawan KSU Artha Rahmat Sembada terkait agama

Faktor yang Mempengaruhi Etos Penilaian tentang Etos Kerja di


Kerja KSU Artha Rahmat Sembada
Cara Berfikir Para karyawan KSU Artha Rahmat
Sembada dalam berfikir tidak terlepas
dari pemikiran syariah dimana
mereka berfikir bekerja bukan hanya
kepentingan dunia saja akan tetapi
juga untuk memenuhi kebutuhan
akhirat
Cara Bersikap dan bertindak Para karyawan KSU Artha Rahmat
Sembada menerapkan keadilan dalam
bersikap dan bertindak seperti halnya
dalam menekankan kejujuran dan
melaksanakan semua tanggung
jawabnya dalam bekerja

Sumber : Berdasarkan Pengamatan Peneliti Selama PKL Terkait


Faktor Agama
b. Budaya
Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat juga
disebut sebagai etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga

25
disebut sebagai etos kerja. Kualitas etos kerja ini ditentukan ole sistem
orientasi nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat yang
memiliki sistem nilai budaya maju akan memiliki etos kerja yang tinggi dan
sebaliknya, masyarakat yang memiliki etos kerja yang rendah, bahkan bisa
sama sekali tidak memiliki etos kerja.
Penilaian peneliti tentang faktor yang mempengaruhi etos kerja
karyawan KSU Artha Rahmat Sembada terkait budaya

Faktor yang Mempengaruhi Etos Penilaian tentang Etos Kerja di


Kerja KSU Artha Rahmat Sembada
Sikap mental Mental kerja yang baik dimana para
karyawan KSU Artha Rahmat
Sembada semangat dalam bekerja
demi mencapai target yang disepakati
Disiplin Para karyawan KSU Artha Rahmat
Sembada tepat waktu dalam
melaksanakan aktivitas kerja
Semangat kerja masyarakat Para karyawan KSU Artha Rahmat
Sembada ramah dalam melayani
nasabah

Sumber : Berdasarkan Pengamatan Peneliti Selama PKL Terkait


Faktor Budaya
c. Sosial Politik
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada
atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras
dapat menikmati hasil kerja keras dengan penuh. Etos kerja harus dimulai
dengan kesadaran akan pentingnya arti tanggung jawab kepada masa depan
bangsa dan negara. Dorongan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan dan
keterbelakangan hanya mungkin timbul jika masyarakat secara keseluruhan
memiliki orientasi kehidupan yang terpacu ke masa depan yang lebih baik.
Penilaian peneliti tentang faktor yang mempengaruhi etos kerja
karyawan KSU Artha Rahmat Sembada terkait Sosial Politik

26
Faktor yang Mempengaruhi Etos Penilaian tentang Etos Kerja di
Kerja KSU Artha Rahmat Sembada
tanggung jawab kepada masa depan Para karyawan KSU Artha Rahmat
bangsa dan negara Sembada masih menjaga kejujuran
baik dalam bekerja dan tidak
melupakan kewajiban yang
dipertanggung jawabkan kepada
Negara seperti bayar bajak dan tertib
administrasi.
Dorongan untuk mengatasi Para karyawan KSU Artha Rahmat
kemiskinan Sembada saling membantu satu sama
lain dan keinginan untuk membantu
nasabah dalam menyelesaikan
masalahnya
Dorongan untuk mengatasi Para karyawan KSU Artha Rahmat
kebodohan Sembada membimbing orang yang
mau belajar seperti dalam
membimbing siswa atau mahasiswa
yang magang

Sumber : Berdasarkan Pengamatan Peneliti Selama PKL Terkait


Faktor Sosial Politik
d. Kondisi Lingkungan/Geografis
Etos kerja dapat muncul dikarenakan faktor kondisi geografis.
Lingkungan alam yang mendukung mempengaruhi manusia yang berada di
dalamnya melakukan usaha untuk dapat mengelola dan mengambil manfaat
bahkan dapat mengundang pendapat untuk turut mencari penghidupan di
lingkungan tersebut.
Penilaian peneliti tentang faktor yang mempengaruhi etos kerja
karyawan KSU Artha Rahmat Sembada terkait Kondisi Lingkungan/Geografis

Faktor yang Mempengaruhi Etos Penilaian tentang Etos Kerja di


Kerja KSU Artha Rahmat Sembada
Membantu masyarakat dalam Para karyawan KSU Artha Rahmat

27
mengambil manfaat turut mencari Sembada tidak mempersulit nasabah
penghidupan di lingkungan tersebut. dalam melakukan peminjaman

Sumber : Berdasarkan Pengamatan Peneliti Selama PKL Terkait


Faktor Kondisi Lingkungan/Geografis
e. Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya
manusia. Peningkatan sumber daya manusia akan membuat seseorang
mempunyai etos kerja. Meningkatnya kualitas produk dapat tercapai apabila
ada pendidikan yang merata dan bermutu disertai dengan peningkatan dan
perluasan pendidikan, keahlian, dan ketrampilan sehingga semakin meningkat
pula aktivitas dan produktivitas masyarakat sebagai pelaku ekonomi.
Penilaian peneliti tentang faktor yang mempengaruhi etos kerja
karyawan KSU Artha Rahmat Sembada terkait Pendidikan

Faktor yang Mempengaruhi Etos Penilaian tentang Etos Kerja di


Kerja KSU Artha Rahmat Sembada
Peningkatan dan perluasan Para karyawan KSU Artha Rahmat
pendidikan, keahlian, dan Sembada diikutkan pelatihan dan
ketrampilan pengembangan skill lainnya sehingga
menjadi dorongan terhadap mereka
dalam melakukan kerja yang lebih
baik

Sumber : Berdasarkan Pengamatan Peneliti Selama PKL Terkait


Faktor Pendidikan
f. Struktur Ekonomi
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada
atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi
anggota masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras
mereka dengan penuh.
Penilaian peneliti tentang faktor yang mempengaruhi etos kerja
karyawan KSU Artha Rahmat Sembada terkait Struktur Ekonomi

28
Faktor yang Mempengaruhi Etos Penilaian tentang Etos Kerja di
Kerja KSU Artha Rahmat Sembada
Bekerja keras dan menikmati hasil Para karyawan KSU Artha Rahmat
kerja keras mereka dengan penuh. Sembada menilai bahwa mereka
bekerja untuk mencukupi kebutuhan
dan melakukan pekerjaan sebaik
mungkin sehingga mereka merasa
puas dengan hasil yang mereka
dapatkan

Sumber : Berdasarkan Pengamatan Peneliti Selama PKL Terkait Faktor


Struktur Ekonomi

g. Motivasi Intrinsik Individu


Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu
yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap
yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang. Keyakinan inilah yang
menjadi suatu motivasi kerja. Maka etos kerja juga dipengaruhi oleh motivasi
seseorang yang bukan bersumber dari luar diri, tetapi yang tertanam dalam diri
sendiri, yang sering disebut dengan motivasi intrinsik.
Penilaian peneliti tentang faktor yang mempengaruhi etos kerja
karyawan KSU Artha Rahmat Sembada terkait Motivasi Intrinsik Individu

Faktor yang Mempengaruhi Etos Penilaian tentang Etos Kerja di


Kerja KSU Artha Rahmat Sembada
Nilai-nilai yang diyakini Para karyawan KSU Artha Rahmat
Sembada memilki kesamaan tujuan
antara satu sama lain sehingga
menjadi suatu motivasi yang tinggi
dalam melaksanakan pekerjaanya

Sumber : Berdasarkan Pengamatan Peneliti Selama PKL Terkait Faktor


Motivasi Intrinsik Individu

29
3.1.5. Etos Kerja dalam Islam
Menurut Azizi (2005:35) Etos Kerja Islam pada hakekatnya merupakan
bagian dari konsep Islam tentang manusia karena etos kerja adalah bagian dari
proses eksistensi diri manusia dalam lapangan kehidupannya yang amat luas dan
komplek. Etos kerja merupakan nilai-nilai yang membentuk kepribadian
seseorang dalam bekerja. Etos kerja pada hakekatnya di bentuk dan dipengaruhi
oleh sistem nilai yang dianut seseorang dalam bekerja. Yang kemudian
membentuk semangat yang membedakannya antara yang satu dengan yang lain.
Etos kerja islam dengan demikian merupakan refleksi pribadi seorang khalifah
yang bekerja dengan bertumpu pada kemampuan konseptual yang dimilikinya
yang bersifat kreatif dan inovatif.
Abu Hamid memberikan pengertian bahwa etos adalah sifat, karakter,
kalitas hidup, moral dan gaya estetika serta suasana hati seseorang masyarakat.
Kemudian mengatakan bahwa etos kerja berada pada lingkaran etika dan logika
yang bertumpuk pada nilai-nilai dalam hubungannya pola-pola tingkah laku dan
rencana-rencana manusia. Etos memberi warna dan penilaian terhadap alternatif
pilihan kerja, apakah suatu pekerjaan itu dianggap baik, mulia, terpandang, salah
dan tidak dibanggakan.
Islam menjadikan kerja sebagai hak asasi dan kewajiban individu.
Rasulullah SAW menganjurkan bekerja, mendorongnya, dan berpesan agar
pekerjaan dilakukan secara profesional, sebagaimana juga berpesan untuk berbuat
adil dan tepat waktu dalam mengkaji pekerjaan. Islam menetapkan bahwa bekerja
adalah ibadah dan salah satu kewajiban. Sebagaimana dalam Firman Allah dalam
Q.S. At-Taubah: 105 :

30
Artinya: Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib
dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan. (Q.S. At-Taubah:105)

Begitu pula dengan Hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dibawah ini
yang menjelaskan tentang kebaikan dalam bekerja dari hasil kerjanya sendiri.

,

[] .
Artinya: Tidaklah seseorang makan-makanan yang lebih baik daripada makan
hasil keterampilan tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud a.s.
makan dari hasil kerja sendiri. HR. Bukhori

3.1.6. Ciri-ciri Etos Kerja Islam


Ciri-ciri yang menghayati etos kerja akan tampak dalam sikap dan tingkah
lakunya, terdapat prinsip atau ciri Etos Kerja Muslim yang mengarahkan terhadap
perilaku menurut Tasmara dalam Djakfar (2012:96) adalah sebagai berikut:
1) Kecenderungan terhadap waktu
Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja adalah cara seseorang
menghayati, memahami, dan merasakan betapa berharganya waktu. Dia sadar
waktu adalah netral dan terus merayap dari detik ke detik dan dia pun sadar
bahwa sedetik yang lalu tak akan pernah kembali kepadanya.
Baginya, waktu adalah asset Ilahiyah yang sangat berharga, ladang
subur yang membutuhkan ilmu dan amal untuk diolah serta dipetik hasilnya
pada waktu lain. Waktu adalah kekuatan, mereka yang mengabaikan waktu
berarti menjadi budak kelemahan. Bila John F. Kennedy berkata
memanfaatkan seluruh kekuatan, anda sedang menuju puncak kehidupan.
Seorang muslim berkata, Waktu adalah kekuatan. Bila kita memanfaatkkan
seluruh waktu, kita sedang berada di atas jalan keberuntungan.

31
Dari penjelasan diatas, hal ini sebagai firman-Nya surah Al-Ashr, 103:1-3 :

Artinya: Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam


kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh
dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al-Ashr:1-3)

Seorang muslim bagaikan kecanduan waktu. Dia tidak mau ada waktu
yang terbuang tanpa makna. Baginya, waktu adalah rahmat yang tidak terhitung.
Pengertian terhadap makna waktu merupakan rasa tanggung jawab yang sangat
besar atas kemuliaan hidupnya. Sebagai konsekuensinya, dia menjadikan waktu
sebagai wadah produktivitas. Sadar untuk tidak memboroskan waktu, setiap
pribadi muslim yang memiliki etos kerja tinggi akan segera menyusun tujuan,
membuat perencanaan kerja, kemudian melakukan evaluasi atas hasil kerjanya.
2) Memiliki Moralitas yang Bersih (Ikhlas)
Salah satu moral yang dimiliki seorang yang berbudaya kerja Islami itu
adalah nilai keikhlasan. Karena Ikhlas merupakan bentuk dari cinta, bentuk
kasih sayang dan pelayanan tanpa ikatan.
Sikap ikhlas bukan hanya output dari cara dirinya melayani, melainkan
juga input atau masukan yang membentuk kepribadiannya didasarkan pada
sikap yang bersih. Bahkan, cara dirinya mencari rezeki, makanan dan
minuman yang masuk ke dalam tubuhnya adalah bersih semata-mata. Dengan
demikian, ikhlas merupakan energy batin yang akan membentengi diri dari
segala bentuk yang kotor.
3) Memiliki Kejujuran
Pribadi muslim merupakan tipe manusia yang terkena kecanduan
kejujuran, dalam keadaan apapun, dia merasa bergantung pada kejujuran. Dia
pun bergantung pada amal shaleh. Sekali dia berbuat jujur atau berbuat amal-
amal shaleh yang prestatif, dirinya bagaikan ketagihan untuk mengulangi lagi.

32
Dia terpenjara dalam cintanya kepada Allah. Tidak ada kebebasan yang dia
nikmati kecuali dalam pelayanannya kepada Allah.
Sebagaimana keikhlasan, kejujuran pun tidak datang dari luar, tetapi
bisikan kalbu yang terus menerus mengetuk dan membisikkan nilai moral
yang luhur. Kejujuran bukan sebuah keterpaksaan, melainkan sebuah
panggilan dari dalam, sebuah keterkaitan.
4) Memiliki Komitmen (Aqidah, Aqad, Itiqad)
Yang dimaksud dengan commetment (dari bahasa Latin: committere, to
connect, entrust-the state of being obligated or emotionally impelled) adalah
keyakinan yang mengikat (aqad) sedemikian kukuhnya sehingga
membelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan perilaku
menuju arah tertentu yang diyakininya (Itiqad).
Dalam komitmen tergantung sebuah tekad, keyakinan, yang
melahirkan bentuk vitalitas yang penuh gairah. Mereka akan berhenti
menapaki cita-citanya bila langit sudah runtuh. Komitmen adalah soal
tindakan, keberanian. Komitemn bukan komat-kamit, melainkan soal
keseungguhan dan kesinambungan.
5) Kuat Pendirian (Istiqamah)
Pribadi muslim yang profesional dan berakhlak memiliki sikap
konsisten, yaitu kemampuan untuk bersikap taat asas, pantang menyerah, dan
mampu mempertahankan prinsip serta komitmennya walau harus berhadapan
dengan resiko yang membahayakan dirinya. Mereka mampu mengendalikan
diri dan mengelola emosinya secara efektif.
Berdasarkan dari cirri-ciri Etos Kerja dalam islam KSU Artha Rahmat
Sembada sudah menerapkan dan sesuai sepertihalnya para karyawan dalam
KSU Artha Rahmat Sembada dalam melakukan aktifitas kerja sebagaimana
yang peneliti amati sebagai berikut :

N Ciri-ciri Etos Kerja Dalam Penilaian tentang Etos Kerja Yang


o Islam Ada Dalam KSU Artha Rahmat
Sembada
1 Kecenderungan terhadap waktu Ketepatan dalam masuk kerja
Kesesuain dalam menetapkan

33
jam kerja dengan waktu
ibadah
Adanya target baik dari
kegiatan, pendapatan, kinerja
yang harus dicapai
2 Memiliki moralitas yang bersih Saling membantu antara
(ikhlas) karyawan yang satu sama
yang lain
Membangun hubungan
kekeluargaan yang baik
seperti makan bareng,
menjunguk karyawan yang
sedang sakit atau terkena
musibah.
3 Memiliki kejujuran Mengedepankan dan
menerapkan sikap kejujuran
seorang karyawan dalam
bekerja
Memberikan peringatan
bahkan memberhentikan
ketika ada karyawan yang
tidak jujur
4 Memiliki komitmen Melaksanakan tugas sebaik
mungkin berdasarkan
tanggung jawab yang
diberikan
5 Kuat pendirian Melaksanakan kesepakatan
yang sudah di setujui
bersama
Menasehati dan
memberhentikan karyawan
yang tidak jujur atau
melanggar aturan yang

34
diterapkan

Sumber : berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama PKL

3.2 Kesimpulan
Dari kesimpulan diatas bahwa etos kerja merupakan sebuah prinsip bagi
karyawan KSU Artha Rahmat Sembada yang menjadi keyakinan dalam
bertindak dan mengenai pengambilan keputusan, etos kerja sangat erat
kaitannya dengan hasil kerja seseorang karyawan dalam KSU Artha Rahmat
Sembada dengan tujuan untuk mencapai visi misi perusahaan dengan tidak
melanggar moral dan etika. Kesamaan tujuan dapat menciptakan suatu etos
kerja yang baik sehingga sangat menunjang kesuksesan dalam mencapai
tujuan perusahaan
Etos kerja karyawan KSU Artha Rahmat Sembada sangat berpengaruh
terhadap kinerja karyawan dalam mencapai tujuan KSU Artha Rahmat
Sembada dengan kesamaan tujuan dan komitmen yang besar, sehingga para
karyawan terdorong untuk melakukan tugasnya dengan baik karena rasa
memiliki terhadap perusahaan sudah menjadi tanggung jawab bersama
khususnya diinternal para karyawan.

Kemudian hal yang harus ditingkatkan dalam KSU Artha Rahmat


Sembada :
1) Bagi Seorang Manajer hendaknya lebih memperhatikan aspek-aspek yang
berkaitan dengan peningkatan efektivitas karyawan KSU Artha Rahmat
Sembada.
2) Meningkatkan pengawasan dan evaluasi kerja agar bisa terukur tingkat
perkembangan KSU Artha Rahmat Sembada.
3) Penetapan prosedur kerja yang lebih rapi dan teratur sehingga para
karyawan bisa meningkatkan etos kerja yang lebih baik.
4) Bagi karyawan meningkatkan kesadaran terhadap tanggung jawab

35

Anda mungkin juga menyukai