Siapa yang tidak kenal dengan produk makanan dan minuman yang satu ini, coklat.
Makanan dan minuman yang dihasilkan dari tanaman kakao ini menjadi primadona
hampir semua golongan usia. Jangankan anak-anak, orang dewasapun menjadikan
makanan dan minuman ini sebagai favorit mereka.
Secara umum proses pengolahan biji kakao menjadi coklat melalui beberapa tahapan
proses. Berikut ini saya akan berbagi informasi dengan sahabat semua bagaimana proses
pengolahan biji kakao menjadi coklat.
14 Tahapan proses ini merupakan tahapan umum dalam pengolahan biji kakao menjadi
coklat.
Langkah 1. Biji kakao dibersihkan untuk menghilangkan semua bahan yang asing.
Langkah 6. Setelah biji kakao menjadi cocoa liquor, biasanya produsen akan
menambahkan bahan pencampur, seperti kacang untuk menambah citra rasa coklat.
Umumnya menggunakan lebih dari satu jenis kacang dalam produk mereka, yang
dicampur bersama-sama dengan formula yang dibutuhkan.
Langkah 7. Tahapan selanjunya adalah mengekstrak the cocoa liquor dengan cara
dipress/ditekan untuk mendapatkan lemak coklat (cocoa butter) dan kakao dengan massa
padat yang disebut cocoa presscake. Persentasi lemak kakao yang dipress disesuaikan
dengan keinginan produsen sehingga komposisi lemak coklat (cocoa butter) dan cocoa
presscake berbeda-beda.
Langkah 8. Pengolahan sekarang menjadi dua arah yang berbeda. Lemak coklat akan
digunakan dalam pembuatan coklat. Sementara cocoa presscake akan dihaluskan menjadi
coklat dalam bentuk bubuk.
Langkah 9. Lemak coklat (cocoa butter) selanjutnya akan digunakan untuk memproduksi
coklat melalui penambahan cocoa liquor. Bahan-bahan lain seperti gula, susu, pengemulsi
agen dan cocoa butter ditambahkan dan dicampur. Proporsi bahan akan berbeda
tergantung pada jenis cokelat yang dibuat.
Langkah 10. Campuran kemudian mengalami proses pemurnian sampai pasta yang halus
terbentuk (refining). Refining bertujuan meningkatkan tekstur dari coklat.
Langkah 11. Proses selanjutnya, conching, untuk mengembangkan lebih lanjut rasa dan
tekstur coklat. Conching adalah proses menguleni atau smoothing. Kecepatan, durasi dan
suhu conching akan mempengaruhi rasa. Sebuah alternatif untuk conching adalah proses
pengemulsi menggunakan mesin yang bekerja seperti pengocok telur.
Langkah 12. Campuran ini kemudian melewati pemanasan, pendinginan dan proses
pemanasan kembali. Hal ini mencegah perubahan warna dan lemak coklat dalam produk
tersebut. Hal ini untuk mencegah perubahan warna dan melelehnya coklat dalam produk.
Langkah 13. Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam cetakan atau digunakan
untuk pengisi enrobing dan didinginkan di ruang pendingin.
Langkah 14. Cokelat ini kemudian dikemas untuk distribusi ke outlet ritel.
1. Pendahuluan
Kakao Indonesia mempunyai peranan yang besar dalam perkakaoan
dunia. Pada tahun 2000, Indonesia merupakan negara produsen utama ketiga
setelah Ivory Coast dan Ghana, yaitu dengan peranan produksi sekitar 13,9%.
Sedankan bila dilihat dari ekspor dunia, ekspor kakao Indonesia mempunyai
peranan ke dua setelah Ivory Coast, yaitu dengan peranan ekspor sekitar
15,1%. Gambaran pangsa ekspor dan produksi kakao Indonesia tahun 2000
dapat diikuti pada Tabel 1 berikut.
Produksi Ekspor
Negara Negara
000 Ton Pangsa (%) 000 Ton Pangsa (%)
Produksi Ekspor
Negara Negara
000 Ton Pangsa (%) 000 Ton Pangsa (%)
d. Untuk pasar domestik, peluang untuk substitusi impor biji kakao masih sulit
karena kakao yang diimpor adalah untuk memenuhi keperluan blending yang
berkaitan dengan keunikan cita rasa seperti aroma (flavour) dan kadungan
lemak (fat content). Karakteristik tersebut sulit untuk disubstitusi oleh
kakao Indonesia. Namun demikian, peluang untuk mensubsitusi kakao
olehan cukup terbuka sehingga upaya substitusi impor lebih terbuka untuk
kakao olahan.
e. Keunggulan kakao Indonesia dalam hal tingkat kekerasan kakao (hard
butter) dan karakteristik warna (light breaking effect).
Produksi Tahun
Negara 1997/1998
(ribu ton)
Tanaman kakao tumbuh baik di dataran rendah yang agak basah pada
daerah tropis seperti dataran rendah di Amerika Tengah dan Amerika Selatan,
Afrika Barat, dan Asia Tenggara. Buah kakao dipanen dari tanamannya,
menggunakan tangan untuk ketinggian yang terjangkau, atau menggunakan
tongkat pengait bila buah berada pada posisi yang terlalu tinggi. Pemetikan
harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak cabang-cabang pohon
tempat buah menempel. Buah kakao kemudian dikumpulkan dalam keranjang
dan dibawa ke tempat pengolahan. Di tempat pengolahan buah kakao
dipecahkan bijinya dipisahkan dari kulitnya, baik secara manual maupun
menggunakan mesin pengolahan.
3. Fermentasi
Biji kakao yang telah dipisahkan kemudian dibersihkan dari lendir yang
berlebihan. Pembersihan lendir yang berlebihan ini penting untuk dilakukan
sebab akan menyebabkan biji terasa asam setelah difermentasikan.
Pembersihan dapat dilakukan menggunakan mesin pembersih, yang
memisahkan lendir berlebihan dan membuangnya, baik menggunakan air
ataupun tidak.
4. Pengeringan
Setelah biji kakao bersih dan beraroma khas coklat didapatkan, harus
segera dikeringkan. Pengeringan segera penting untuk dilakukan untuk
menghentikan proses fermentasi. Bila proses fermentasi terus berlangsung,
maka yang terjadi adalah penurunan mutu biji kakao. Pengeringan secara
tradisional biasanya melalui penjemuran di bawah sinar matahari yang
memerlukan waktu beberapa hari hingga satu minggu. Untuk meningkatkan
kebersihan dan menghemat waktu, pengeringan juga dapat dilakukan
menggunakan alat pengering berbagai tipe yang telah banyak dikembangkan.
Cara kombinasi juga sangat baik untuk diterapkan karena masing-masing
metoda mempunya kelebihan dan kekurangan. Pengeringan dilakukan hingga
biji kakao mencapai kadar air yang aman untuk disimpan, kemudian
dimasukkan ke dalam karung-karung kemasan untuk disimpan atau dikirim ke
pabrik produsen makanan atau minuman yang membutuhkan, atau ke negara
tujuan ekspor.
Pertama kali, biji kakao kering disangrai dan dipisahkan kulitnya. Biji
kakao yang telah disangrai dan dibersihkan dari kulit arinya disebut nib, yang
akan berubah menjadi lunak bila dipanaskan. Selanjutnya, pada adonan coklat
lunak ini ditambahkan citarasa yang diinginkan, dan juga susu dan gula. Setelah
itu adonan diaduk hingga rata, lalu adonan disimpan atau dikirim kepabrik
pencetakan. Akhirnya, mesin pengemasan akan mengemas cetakan-cetakan
coklat sehingga mereka siap untuk didistribusikan dan dipasarkan.
a. Penyangraian
Hal pertama yang dilakukan terhadap biji kakao kering yang masuk ke
pabrik adalah penyangraian. Penyangraian akan menimbulkan warna, rasa dan
aroma yang diinginkan seperti yang dapat kita temui pada produk coklat
berkualitas baik. Kulit luar dari biji yang telah disangrai akan kering, pecah-
pecah, dan lepas dari biji. Untuk membersihkan kulit ari yang telah lepas tadi,
dilakukan proses winnowing. Setelah proses penyangraian ini biji kakao matang
dan bebas dari kulit ari ini disebut nib.
Courtesy
PTPN VIII, Jawa Barat
Pokok Bahasan 6:
4. Sedangkan salah satu tanda fermentasi biji kakao sudah selesai adalah
a. tidak berbau
b. bau alkohol
c. bau asam cuka
d. bau anyir
5. Kelebihan kotak fermentasi tipe putar dibanding dengan kotak konvensional adalah
a. aerasi lebih lancar
b. drainase lebih lancar
c. mudah dibersihkan
d. semuanya benar
Jawaban: badbc
Komoditas Selanjutnya
Presentasi PowerPoint