Anda di halaman 1dari 2

May, 6th 2015

Awalnya Heirs hanya untuk membuang kepenatan di sela-sela pekerjaan. Tak lama melihatnya,
aku memutuskan untuk mengikutinya. Aku mengawalinya di cerita ke-15, tapi setelah
mendapatkan serinya dengan lengkap, aku mundur ke awal sekali.

Roma mematrikan sebuah tulisan yang tak bisa kulupakan bahwa apapun tak akan bisa
memisahkan aku dari sebuah kasih seorang Pribadi. Hari ini tepat hari berkumpul setiap
minggunya. Dalam tuntunan dan bincang2 yang disampaikan, aku mendengar bahwa
semuanya yang terjadi adalah BIASA!! Tak ada yang luar biasa...

Aku mengiyakan hal itu. Saat mataku masih tertutup aku mendengar sesuatu berbisik dalam
hatiku, menuntunku ke Roma yang tak kulupakan itu-semuanya terlalu biasa hingga itu semua
tak mampu membuat aku dan Dia terpisah... Hanya Kasih saja yang luar biasa, sehingga hanya
itu yang dapat membuat kami tak terpisahkan.

Kembali ke awal cerita...


Masih dalam cerita panjang dengan mata tertutup, aku teringat sosok ibu, mama(k), bunda, uni,
mother... Di Heirs aku menemukan pernyataan yang (mungkin) tak akan salah bahwa sosok
yang kusebutkan di atas adalah kata yang paling indah di dunia dalam bahasa internasional yang
pertama kali kukenal.

Aku lupa kapan terakhir kali menyebutkan kata itu, namun aku juga tak pernah lupa kapan
terkahir kali menyebutkannya.
Mungkin aku terdengar begitu galau aneh. Melakukan dua hal yang bertolak belakang
bersamaan.
Aku mengatakan lupa kapan terakhir kali menyebutkannya karena tidak setiap hari aku
menyebut namanya, bahkan dalam doa, aku lupa kapan...
Aku mengatakan tak pernah lupa kapan karena saat aku memanggil nama itu, aku mengalami
ujian yang sangat berat bagi seorang anak berusia dua tahun yang sedang sakit dan hanya ingin
berterima kasih atas apa yang telah dilakukannya padaku. Aku mendapat boneka monkey,
boneka pertama dalam hidupku, kuperoleh saat aku sakit. Aku masih bisa mengingat saat itu aku
mendapatkan pukulan yang tak mampu ditampung oleh hatiku yang berukuran tak seberapa.
Sejak saat itu aku takut menyebutkan kata itu lagi. Aku hanya ingin berterima kasih pada orang
yang tak seharusnya menyayangiku namun yang telah melakukan yang seharusnya seorang ibu
lakukan..memberikan curahan kasih sayang. Karena rasa terima kasihku itu aku harus
mendapatkan pukulan dari orang yang seharusnya mendapat kasih sayang itu. Aku tahu bahwa
dia sudah mendapatkan segalanya, tapi dia tidak mengerti bahwa aku hanya mendapatkan hal
seperti ini hanya sekali.

Apa yang pernah kudapatkan sekali itu lah yang membawaku pulang kembali untuk
melakukan hal yang sama berkali-kali... Dia pantas mendapatkannya. Hatiku begitu tak tahan
untuk melihatnya berbaring terlalu lama. Aku bahkan tak pulang ke rumahku sendiri hanya untuk
menemaninya di rumah sakit daam waktu dua hari yang kupunyai, seutuhnya... Aku selalu
datang dengan berat hati, namun aku pulang dengan sukacita yang tak terkatakan, namun hal itu
berarti kesedihan yang dalam buatnya. Setiap kali kami memiliki kesempatan bercerita melalui
ponsel, tak pernah dia tidak terbata-bata dalam berbahasa...

Terima kasih bagiMu yang memberikan sesuatu yang LUAR BIASA bagiku...

Terima kasih padaMu yang memilihku untuk tak akan terpisahkan...

Terima kasih bahwa itu semua nyata adanya...

Anda mungkin juga menyukai