OLEH:
JUNI ANDRY DEPARI
2008/06607
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
METODA TAMBANG BAWAH TANAH
JUNI ANDRY/08/06607 Page 1
METODA PENAMBNAG BAWAH TANAH
Latar belakang yang mempengaruhi dipilhnya penambangan dengan system tambang bawah
tanah adalah :
1. Perbandingan SR yang besar dan tidak ekonomis untuk ditambang menggunakan system
tambang terbuka.
2. Mineralisasi cadangan bahan galian membentuk cebakan yang secara spesifik harus
ditambang menggunakan system tambang bawah tanah.
4. Penambangan dengan system tambang bawah tanah tidak banyak merusak ekosistem
yang ada di sekitar penambangan.
Pemilihaan metode penambangan batubara dan kondisi alam yang menjadi faktor
penentu dalam pemilihaan tersebut :
1. Ketebalan lapisan batubara
2. Kemiringan
3. Sifat atap dan lantai
4. Hubungan beberapa lapisan
5. Ada tidaknya petarifid wood dan parting
6. Banyak tidaknya gas dan air yang keluar
7. Ada kemungkinan terjadinya swa bakar.
8. Rekar batubara dan tekanan bumi serta kekerasan batubara tersebut.
9. Kondisi lain.
Suatu metode penambangan yang menyatakan suatu blok akan menggali masuk 2
sistem atau jalur, masing-masing melintang dan memanjang.
Metode ini hanya penggalian maju terowongan terhadap room and pillar secara
berurutan mulai dari yang terdalam apabila jaringan terowongan digali telah
mencapai batas maksimum.
c. Metode Room and Pillar Cara penambangan ini mengandalkan endapan batubara
yang tidak diambil sebagai pe nyangga dan endapan batubara yang diambil sebagai
room. Pada metode ini penamban gan batubara sudah dilakukan sejak pada saat
pembuatan lubang maju. Selanjutnya lubang maju tersebut dibesarkan menjadi
ruangan ruangan dengan meninggalkan batuba ra sebagai tiang penyagga. Besar
bentuk dan ruangan sebagai akibat pengambilan b atubaranya harus diusahakan agar
penyangga yang dipakai cukup memadai kuat mempe rtahankan ruangan tersebut
tetap aman sampai saatnya dilakukan pengambilan penya ngga yang sebenarnya yaitu
tiang penyangga batubara (coal pillar). Metode ini me mpunyai keterbatasan-
keterbatasan dalam besaran jumlah batubara yang dapat diamb il dari suatu cadangan
batubara karena tidak semua tiang penyangga batubara dapa t diambil secara
ekonomis maupun teknik. Dari seluruh total cadangan terukur batubara yang dapat
d.
Keuntungan :
2. Lingkup penyesuaian terhadap korelesi alam penambangan lebih luas
dibandingkan dengan long wall yang di maksimumkan
3. Hingga batas batas tertentu dapaat meenyesuaikan terhadap variasi kemiringan
4. Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambangan system long wall
misalnya karena adanya patahaan
5. Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan perlindungan
permukaan.
6. Cukup efektif untuk menaikan Recovery (Pillar Robbing) menaikan recovery
baatubara.
Kelemahan :
1. Recovery penambangan rendah (60 70 %).
2. Banyak terjadi insiden (kecelakaan) atap yang runtuh
3. Ada batas maksimumpenambangan bagian dalam karena adanya tekanan bumi.
4. Karena banyak yang disisakan akan meninggalkan masalah dari segi keamanan
untuk penerapan dilakukan batubara untuk mudah mengalami swa bakar/self
combustion.
Metode Longwall Ada dua cara penambangan dengan menggunakan metode Longwall
yaitu : - Cara maju (advancing) - Cara mundur (retreating) Pada penambangan dengan
metode advancing Longwall terlebih dahulu dibuat lubang maju yang nantinya akan
berfungsi sebagi lubang utama (main gate) dan lubang pen giring (tail gate), dibuat
bersamaan pada pengambilan batubara dari lubang buka tersebut. Kedua lubang bukaan
tersebut digunakan sebagai saluran udara yang diperlukan unt uk menyediakan udara
bersih pada lubang bukaannya di samping untuk keperluan tra nsportasi batubaranya dan
keperluan penyediaan material untuk lubang bukannya. Metode ini akan memberikan
hasil lebih cepat karena tidak memerlukan waktu menun ggu lubang yang diperlukan
yaitu lubang utama dan lubang pengiring. Pada metode retreating Longwall merupakan
kebalikan dari metode advancing longw all karena pengambilan batubara belum dapat
dilakukan sebelum selesai dibuat sua tu panel yang akan memberikan batasan lapisan
batubara yang akan diekstraksi (di ambil) Pemilihan salah satu metode tersebut harus
memperhatikan keadaan dan kondisi ala mi yang diremukan pada endapan batubara itu
sendiri agar nantinya tidak menghada pi kesulitan-kesulitan selama dilakukan ekstraksi
SURFACE UNDERGROUND
ROOM &
OPEN PIT HYDRAULICKING
PILLAR
CUT & FILL LONGWALL ROOM & PILLAR
STOPE &
QUARRYING DREDGING PILLAR
STULL SUBLEVEL LONGWALL
BLOCK
STRIP MINE BOREHOLE SHRINKAGE SQUARE SET
CAVING
SHORTWALL
System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Yang mempunyai ore body / batuan samping yang kuat.
2. Cocok untuk endaapan bijih yang sempit atau agak lebar tetapi berbentuk bulat/elips.
3. Untuk batas endapan yang cukup jelas.
4. Mempunyai kemiringan / dip 70 0.
Contohnya : endapan bijih emas yang berbentuk vein.
Keuntungan :
1. Ongkos penambangan murah, karena tak perlu modal besar.
2. Cara kerjanya relatif mudah dan sederhana, sehingga tak perlu karyawan yang terampil.
3. Relatif Aman.
Kerugian :
1. Produksi kecil, yaitu 50-100 ton per hari, karena banyak pekerjaan yang ditangani secara
manual, sehingga pendapatan yang diperoleh kecil.
2. Sulit mempertahankan jenjang-jenjangnya karena kesulitan dalam menurunkan batuan hasil
peledakan.
Cara penambangan :
Penambangan Glory Hole mengaplikasikan suatu penggalian terbuka dimana bijih dipindahkan
dari lombong ke jalan pengangkutan dengan efek gravitasi.
Glory Hole sering diartikan sebagai suatu operasi penambangan dimana bijih dihancurkan oleh
peledakan kemudian jatuh ke jalan bijih oleh efek gravitasi. Open Pits moderen yang
METODA TAMBANG BAWAH TANAH
JUNI ANDRY/08/06607 Page 10
mengaplikasikan suatu sistem pengangkutan bijih melalui shaft yang dibangun pada bagian luar
pit limit, mencirikan suatu kesamaan proses pengangkutan dengan glory hole.
Metode penambangan Glory Hole dapat diterapkan untuk berbagai tipe jebakan, walaupun bentuk
material galian tidak mempunyai kecendrungan untuk bisa dikumpulkan pada Draw Point.
2. Gophering
Yaitu suatu cara penambangan terhadap endapan bijih yang kecil/tebal dan lebarnya kurang dari 3
meter kemiringan/dip bukan menjadi suatu masalah bentuk endapan bisa reguler (tidak teratur)
dapat dipai untuk endapan yang bernilai tinggi tidak dibenarkan untuk menambang ore shoot
karena akan menggangu endapan bijih keseluruhaan.
System ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Kekuatan bijih relatif kuat.
2. Kekuatan batuan cukup kuat.
3. Bentuk endapan tidak teratur.
4. Kemiringan endapan spotty deposits, sukar ditambang dengan sistematik.
5. Ukuran endapan kecil atau lebarnya lebih kecil 3 meter, terpisah-pisah, letaknya terpencil.
6. Kadar bijih tinggi, bagian-bagian yang miskin ditinggalkan sebagai pillar.
Contohnya : endapan bijih emas yang tidak teratur tapi kadarnya tinggi.
Keuntungan :
1. Ongkos penambangan murah.
2. Memberi tempat kerja dan memperoleh pendapatan tambahan bagi penduduk di sekitar
endapan.
Kerugian :
1. Produksinya rendah.
2. Mencemari lingkungan hidup.
Cara penambangan :
Cara penambangan Gophering hanya mengikuti arah vein. Kalau cara ini diterapkan pada Vein
yang sangat kaya, metode ini sering memberikan keuntungan sementara. Hal ini karena biaya
pembuatan lubang bukaan dengan ukuran yang sangan bervariasi sangant mahal.
Sedang untuk alat angkut digunakan shuttle car bertenaga listrik. Secara sederhana,
shuttle car mempunyai fungsi mirip truk yang mengangkut batubara ke tempat yang
dituju.
4. Pasti mendalam karena keterbatasan kapasitas beban dari pilar. Meningkatkan ukuran pilar
untuk memerangi meningkatnya beban vertical adalah kontraproduktif sebagai penurunan
ekstraksi dan dapat berkisar dari 25% di tambang garam yang mendalam untuk maksimum
95% dalam memimpin dipilih tambang (Bullock, 1982; Prugger, 1984). Mutlak kedalaman
yang metode dapat diambil tergantung pada kondisi spesifik lokasi, terutama kekuatan massa
batuan, tetapi biasanya 3000 ft (600 m) adalah batas normal
5. Tidak adanya penurunan permukaan, kecuali dalam sangat panjang panjang ketika atap
pilar besar atau kegagalan telah terjadi, atau dalam kasus stoping payudara. Mengingat fakta
bahwa tertua tambang bawah tanah di stope eksistensi dan pilar, adalah mungkinuntuk
merancang sukses untuk stabilitas jangka panjang.
6. Stope dan pertambangan pilar biasanya diklasifikasikan sebagai largescale Metode dalam
hal produksi total, dan cukup serbaguna dan cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai
persyaratan produksi.
Open Stope Breast stoping (Stop and Pillar):
Aplikasi:
- Cebakan tdk bernilai tinggi yg mengijinkan sejumlah bijih ditinggal sbg pilar
- Ketebalan < 7m
- Cebakan > 7 m mungkin ditambang ttp loss bjh dan atap runtuh semakin besar
- Dip 20-50: horizon mining yaitu stope n pillar yg diterapkan utk cebakan mendatar/ hampir
datar inclined : 20 30, penambangan searah kemiringan dan tdk memungkinkan pemakaian
mobile equipment step mining : 30-50, penamabangan scr berurutan utk menghasilkan daerah
kerja dgn kemiringan yg memungkinkan menggunakan mobile equipment.
- Batuan atap dan lantai kuat, utk meminimalkan pemakaian pilar
- Bijih hrs kuat utk mengurangi lebar pilar
SISTEM GANDA LULUS. Sistem multi-pass cocok bagi tubuh bijih tidak teratur lebih dari 30 ft
(9m) tebal, seperti beberapa dari timbal-seng deposito of Missouri dan beberapa bawah tanah
tambang batu kapur di mana wajah akan terlalu tinggi untuk ditambang
dalam irisan wajah penuh tunggal. Dalam sistem multi-pass, yang pertama pass juga digunakan
dalam bagian untuk definisi dari tubuh bijih. Pertambangan biasanya dimulai di dekat bagian atas
tubuh bijih yang nyaman pertambangan tinggi. Dengan memulai di dekat bagian atas badan bijih
yang tidak teratur, lulus pertama dapat digerakkan di upgrade biasa. Bagian atas tubuh bijih
kemudian dapat ditambang oleh ke atas, atau tinju, stoping dengan mengoperasikan pengeboran
dan peralatan pendukung pada suatu penyusutan tumpukan (Gambar 4). Dalam kondisi ini,
lubang dibor secara horizontal ke alis atau bangku tinju baik dengan tangan atau menggunakan
sebuah jumbo. Jika pertambangan selesai, tumpukan penyusutan menyediakan stok sangat baik,
meskipun modal besar dapat diikat di tumpukan sampai tersedia untuk pengolahan. Another
utama keuntungan untuk mulai di atas adalah bahwa punggung dapat di turunkan dan dijamin
dengan dukungan sekunder dimana diperlukan ketika sedang mudah dijangkau. Bijih yang
mendasari kemudian ditambang dalam serangkaian irisan berikutnya baik menggunakan
benching vertikal atau depan. Vertikal benching membutuhkan latihan gerobak ketik selain bor
jumbo. Proses ini juga dikenal sebagai beberapa mengiris (Gambar 5). Bawah kondisi tersebut,
penanganan bijih dan gerakan peralatan dapat menjadi kompleks, dan beberapa resor tambang
untuk pengangkutan yang mendasari tingkat untuk menyederhanakan dan mengurangi biaya
pengangkutan. Memajukan BENCH GANDA. Sistem ini sangat ideal untuk tebal bijih badan
rutin seperti serpihan minyak, tambang garam, dan beberapa batugamping di mana batas-batas
atas dan bawah dari bijih tubuh yang teratur dan didefinisikan dengan baik. Dalam pertambangan
bijih, dimulai pada kontak tubuh bijih bagian atas dengan melewati memimpin dan kemudian
diikuti dengan suksesi bangku di eselon (Gambar 5). Peralatan bergerak antara bangku-bangku
melalui serangkaian landai, dan peledakan bangku vertikal dapat digunakan di semua berlalu
kecuali untuk paling atas.
5. SHRINKAGE STOPING
Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang besar, kemiringan 50-90
( sleeply ).metoda ini terletak antara kelas open stope dan filled stope.Bijih dihancurkan secara
metoda overhand dan dibiarkan terkumpul dalam stope. Mengingat bijih akan mengembang dila
METODA TAMBANG BAWAH TANAH
JUNI ANDRY/08/06607 Page 28
dihancurkan makia sekitar 35% dari volume batuan yang dihancurkan setiap peledakan harus
diambil untuk memberikan ruangan yang cukup dagi pekerja untuk bekerja diantara bagian atas
bijih lepas dengan atap.
Apabila bijihnya lemah, maka bagian atap diatas pekerja dapat disangga dengan baut
batuan selama penambangan. Dinding stope secara otomatis akan disangga oleh bijih lepas
sampai kegiatan penambangan bijih selesai. Selanjutnya bijih diambil secara keseluruhan,
membentuk stope yang kosong. Dalam kasus ini membetuk open stope atau metode shrinkage
stoping general.Apabila dikhawatirkan akan terjadi keruntuhan, dan hal ini tidak diinginkan,
maka stope dapt diisi oleh wate yang berasal dari stope atau kegiatan diatasnya,dalam kasus in
membentuk filled stope atau metode shrinkage and fill. Development yang dilakukan mirip
dengan sublevel stoping, kecuali tidak mempunyai sublevel.Penambangan bijih dilakukan pada
sayatan horizontal dimulai dari bagian bawah mengarah ketas melalui suatu manway.Manway
dibuat dekat pillar vertical yang memisahkan stope yang berdekatan.Pillar vertical berukuran
lebar diatas 40 feet
SHRINKAGE STOPING Adalah suatu cara penambangan yang termasuk over hand stoping
dimana setiap bagian dibor dan diledakan dari bawah keatas.tumpikan hasil ledaka akan
dibiarkan dilantai yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemboran berikutnya dan untuk
menyanggah country rock .
Kerugiaan :
1. Banyak bukaan yang harus dikerjakan.
2. Kehilangan mineral agak banyak terutama pada waktu penggambilan pillar yang tertinggal.
3. Sorting didalam stope tidak dapat di hilangkan.
4. Kesulitan pada pengambilan pillar-pillar yang tadinya ditinggalkan sebagai penyanggah
sementara.
5. Kemungkinaan runtuhnya atap-atap dan dinding pada setiap kemajuaan tambang
Cara penambangan :
Bijih mulai diproduksi bila kemajuan development telah sampai pada aktifitas dalam lombong.
Fragmentasi bijih (broken ore) diperoleh melalui ring drill dan peledakan. Kemudian Broken Ore
masuk ke dalam Draw Point. Muka dan dinding samping lombong ditinggalkan tanpa diberi
penyanggaan.
Pembuatan Stoping dengan peledakan menggunakan lubang tembak panjang antara 20-30 meter
yang dibuat dari sub level. Sistem pemboran peledakan umumnya terdiri dari 2 metode umum
yaitu :
1. Pemboran melingkar dengan diameter 50-75 mm
2. Pemboran paralel dengan diameter besar 200 mm.
B. STULL STOPING
Adalah suatu metode penambangan yang menggunakan penyanggaan kayu (timber), dan
penyangga dipasang langssung dari hanging wall ke foot wall. Penyangga ini disebut stull.
Penyanggaan ini bias sistimatis,tetapi bias juga hanya dipasang setempat bila bila keadaan
batuan memungkinkan.Stull stoping termasuk kedalam penyanggaan yang dilakukan secara
overhand.Dengan menggunakan pillar buatan dari waste rock dan stull timber yang menyanggan
dan melintang pada stope.stull dipasang pada geometri yang sistematis.berfungsi sebagai
berpijak pekerja dan sebagai peluncur bijih,membentuk corong dan manway lining,dan sebagi
penyangga lekat.
Metode penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut
Cara penambangan
1. Penerapannya dibatasi oleh panjang stull.
2. Untuk menghindari amblesan (Surface Subsidence) maka harus diisi degan material pengisi
sehingga dapat berubah manjadi cut and fill
3. Kalau penurunan permukaan bumi, maka lubang bekas lombong dapat dibiarkan kosong dan
runtuh sendiri maka biasanya yang dipakai top slicing.
Umumnya cara ini cocok untuk endapan dengan batuan yang lunak, oleh karena itu cara
penambangan ini sulit untuk diubah kecara penambangan yang lain.
Akan tetapi kalau sangat terpaksa, misalnya karena keadaan batuan agak keras dan surface
subsidence tidak boleh terjadi, maka dapat diubah ke cara cut and fill atau stull stoping bila urat
bijihnya tipis.
Cara penambangan ini dapat dipakai sebagai pelengkap atau pembantu cara penambangan lain
bila bentuk bijihnya tidak baik, misalnya ditemukan off shoot, atau penyangga under cat pada
blokcaving. Kecuali square setting sering dipergunakan untuk mengambil pillar yang terletak
diantara lombong-lombong yang sudah diisi dengan filling material.
1. Top Slicing
Top Slicing adalah suatu penambangan untuk endapan-endapan bijih dan lapisan penutup
(overburden) yang lemah atau mudah runtuh.
Penambangan dilakukan selapis demi selapis dari atas ke bawah pada lombong yang
disanggah. Kalau lombong sudah selesai digali, maka penyanggah di atasnya dibiarkan runtuh
sedikit demi sedikit atau secara bertahap. Metode ini akan memungkinkan perolehan tambang
yang tinggi walaupun sering terjadi dillution.
1. Jika batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang terjadi.
4. Jika endapan bijih teratur dan jelas batas - batasnya, maka perolehan tambangnya sangat
tinggi (90 95).
1. Penirisan menjadi sibuk karena pada saat hujan, air hujan masuk dari retakan retakan.
Sub Level Caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip top slicing tetapi
penambangan dari sub level artinya penambangan dari atas ke bawah dan setiap penambangan
Metode ini cocok untuk endapan endapan bijih yang memiliki sifat seperti berikut :
1. Bentuk endapan tidak homogen
2. Kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahan bongkahan dan akan
menjadi penyanggah batuan terhadap timber di bawahnya.
3. Kekuatan bijih lemah tetapi batuan tidak runtuh untuk beberapa waktu dengan
penyanggahaan biasa tetapi endapan ini akan runtuh bila penyanggaan ini diambil.
Sub Level Caving merupakan salah satu metode penambangan untuk tambang bawah tanah yang
berproduksi besar, tetapi cukup berbahaya. Umumnya kecelakaanyang terjadi yaitu tertimpa oleh
penyanggah sendiri.
3. Blok Caving
Block Caving merupakan suatu cara penambangan yang dimulai dengan membuat suatu
undercat terhadap suatu blok endapan bijih. Sebelum undercat diruntuhkan, harus disanggah
dulu memakai pillar kemudian pillar ini di buang, maka blok akan runtuh secara perlahan lahan.
Corongan bijih ore chute harus banyak, agar pengambilan bijih yang pecah (broken ore)
dapat merata dan batas antara bijih dan lapisan penutup teratur, sehingga kemungkinan terjadinya
pengotoran (dillution) karena bercampurnya bijih dengan lapisan penutup dapat dibatasi atau
dikurangi.
METODA TAMBANG BAWAH TANAH
JUNI ANDRY/08/06607 Page 40
Metode ini cocok untuk endapan bijih yang memilki sifat seperti berikut:
2. Kekuatan bijih lemah sehingga mudah pecah atau runtuh dan dapat dipisahkan dari block
di sebelahnya.
3. Kekuatan batuan samping lemah, sehingga mudah pecah menjadi bongkah bongkah
yang lebih besar dari pada bongkah bijih, dimana tekanannya akan membantu memecah
endapan bijih di bawahnya.
4. Kemiringan endapan tidak menjadi soal, tetapi jika berbentuk urat bijih sebaiknya
memiliki kemiringan > 65.
Pada umumnya cara ini cocok untuk endapan-endapan pada bijih yang berukuran besar, dan
akan sangat mudah dalam penambangannya jika batas antara endapan bijih dan lapisan
penutupnya teratur, tidak banyak kantung bijih (pockets) ore shoot, off shoot, dll.
1. Pekerjaan persiapan penambangan hanya terjadi pada permulaan saja, setelah ambrukan
berjalan, maka pekerjaan persiapan umumnya sudah berakhir.
3. Dapat berproduksi besar, dan hanya memerlukan sedikit pemboran, peledakan serta
penyanggah, jadi dapat menekan ongkos penambangan.
4. Ventilasi lebih baik, apalagi bila rekahanrekahan di antara bijihnya yang pecah itu tidak
tertutup oleh partikelpartikel halus, jadi biasa terjadi ventilasi alam.
1. Membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama pada tahap pertama persiapan
penambangan.
2. Perawatan draw point dan saluransaluran yang dilalui bijih (ore passes) umumnya
sulit dan mahal.
4. Cara penambangan ini sukar diubah ke sistem penambangan yang lain dan produksi tidak
dapat dihentikan terlalu lama, karena dapat menyebabkan macetnya proses penurunan.
Gambar :
Urutan peringkat
Sudut Pandang
1 2 3
Murahnya ongkos penambangan BC SC TS
Clean mining/total mining TS SC BC
Besarnya produksi per luas daerah penambangan BC SC TS
Close grading of ore TS SC BC
Pemakaian kayu penyanggah BC SC TS
Ventilasi alam (natural ventilation BC SC TS
Keluwesan (flexibility) TS SC BC
Pengaturan ambrukan (control of caving) TS SC BC
Perolehan penambangan TS SC BC
Keterangan
TC : Top Slicing
BC : Block Caving
SC : Sub Level Caving
Anon, 1963., "Afrika Selatan Praktek Stoping," Mining Journal, Januari 25, hlm 81-84.
Anon, 1990., "Pengantar Tambang Buick," informasi yang tidak dipublikasikan laporan, Doe Run Co,
Boss, MO.
Beck, AI, et al, 1961., "Stoping Praktek di Transvaal dan Orange Goldfields Free State, "Transaksi 7
Persemakmuran Pertambangan dan Metalurgi Kongres, Vol. 2, hlm 657-697.
Bullock, R., 1982, "Ruang dan Metode Pilar Open-Stope Pertambangan," Underground Pertambangan
Metode Handbook, WA Hustrulid, ed, Baru.
York, UKM-Aime, hlm 228-293. Casteel, LW, 1952, "Pengeboran Jumbo di Pertambangan Memimpin
Missouri," Explosive Insinyur, Maret / April, hlm 46-51.
Casteel, LW, 1973, "Buka Stopes-Horisontal Deposit," UKM Pertambangan
Engineering Handbook, Sec. 12, A.B. Cummins dan I.A. Mengingat, eds, Vol.. 1, UKM-Aime, New York,
hlm 12-123 untuk 12-135.
Chellson, H.C., 1941, "Timbal Lebih dari S.E. Missouri, "Pertambangan Engineers ' Handbook, 3rd ed, R.
Peele, ed, Wiley, New York., Hlm.
10:136.
Clark, GB, dan Caudle, RD, 1961, "Struktur geologi dan Stabilitas Perlindungan dalam Konstruksi, "Tek.
Doc. Rept. AFSWCTDR no.- 61-93, Angkatan Udara Khusus Senjata
http://juliansuramas.blogspot.com/
http://mining-engineering.loxblog.com/post.php?p=89