Anda di halaman 1dari 13

Cara Mengubah Data Excel ke Koordinat

Poin Feature shp dengan ArcGIS (Studi


Kasus Batas Kabupaten)
April 16, 2013 by dwi putro sugiarto

Konversi data excel ke data spasial berupa titik koordinat (poin feature) shp telah disediakan
perangkatnya oleh software Arc GIS. Di bidang konservasi, teknik ini diperlukan untuk
memetakan titik-titik koordinat perjumpaan satwa liar di lapangan, pemetaan pergerakan
satwa, posisi sarpras, analisis zonasi, penataan batas kawasan dan lain sebagainya. Di
sebagian taman nasional, pemanfaatan data koodinat ini juga sangat membantu dalam
mendukung pengendalian kinerja. Sebagai studi kasus, dalam tutorial ini akan menggunakan
data input atribut batas Kabupaten Bombana (Permendagri nomor 12 tahun 2012) untuk
dikonversi menjadi data spasial (shp).

Mengacu pada Permendagri nomor 12 tahun 2012, setidaknya telah ditetapkan pilar pada 67
titik dan penentuan 5 titik kartometrik di sepanjang batas wilayah kabupaten, terdiri atas 56
PABU, 11 PBU, 2 TK PABU dan 3 TK PBU. Posisi pilar batas yang tertera pada dokumen
dapat dipetakan dengan terlebih dahulu melakukan konversi data dari data atribut menjadi
data spasial memanfaatkan software perpetaan, seperti Arc View dan Arc GIS. Untuk
mempermudah konversi ini, data dibuat tabular (excel), selanjutnya data dikonversi ke bentuk
shapefiles (shp) oleh Arc GIS. Data shp inilah yang nantinya dapat dideliniasi untuk
memetakan batas wilayah kabupaten.

Konsep deliniasi batas

Untuk dapat melakukan deliniasi batas wilayah, ada beberapa konsep yang perlu dipahami
khususnya mengenai pengertian masing-masing jenis titik batas, yaitu :

1. Pilar Batas Utama (PBU) adalah pilar yang dipasang sebagai tanda batas antar
provinsi, kabupaten/kota yang diletakkan tepat pada batas antar daerah provinsi,
kabupaten/kota.

2. Pilar Acuan Batas Utama (PABU) adalah pilar yang dipasang sebagai tanda batas
antar provinsi, kabupaten/kota yang diletakkan disisi batas alam atau buatan yang
berfungsi sebagai titik ikat garis batas antar daerah provinsi, kabupaten/kota.

3. Titik Kartometrik (TK) adalah titik batas yang dihasilkan secara kartografis dan
disepakati oleh daerah yang berbatasan, berada di zona inti Taman Nasional Rawa
Aopa Watumohai.

Dengan pengertian di atas berarti batas wilayah yang berada diantara PBU dideliniasi dengan
cara menarik garis lurus antar PBU. Sedangkan batas wilayah antar PABU dideliniasi dengan
cara mengikuti batas-batas alam, dimana dalam konteks ini sungai dijadikan sebagai batas
alam PABU.
Untuk Titik Kartometrik (TK), secara fisik di lapangan tidak dipasang pilar karena kondisi-
kondisi tertentu, namun secara kartografis/kartometrik titik-titik ini ada dan dijadikan acuan.
Pembuatan garis batas yang melalui TK mengikuti aturan pada jenis batas, apabila termasuk
jenis PBU maka mengikuti aturan PBU. Sebaliknya apabila termasuk jenis PABU maka
mengikuti aturan PABU. Tutorial deliniasi batas kabupaten dari data spasial poin feature
format shp lebih lanjut tidak disajikan dalam tutorial ini.

Cara konversi excel ke shp

Secara umum, meskipun otomatisasi perpindahan data dari GPS ke Arc GIS dimungkinkan
dan lebih efisien, namun terkadang sebagian orang lebih senang cara-cara manual. Mereka
mengambil titik koordinat dengan GPS dan mencatat hasilnya pada excel. Konsekuensinya,
mereka harus berhati-hati dalam mencatat angka-angka yang tertera di GPS dan harus teliti
dalam memasukkan koordinat tersebut di excel. Penulis sering menjumpai jenis kesalahan ini
pada pencatatan petugas lapangan terutama untuk penggunaan sistem koordinat UTM yang
digit angkanya lumayan panjang. Ini juga berlaku untuk kasus-kasus yang lebih luas seperti
pembuatan tabulasi data atribut dari berbagai dokumen ke dalam format excel.

Dalam studi kasus batas Kabupaten Bombana, langkah-langkah konversi data secara bertahap
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

Pembuatan tabulasi. Data atribut titik koordinat pilar/titik kartometrik diketik ulang
pada Microsoft Excel. Data koordinat yang sebelumnya masih berbentuk derajat-
menit-detik dirubah menjadi angka desimal dengan satuan derajat, dimana 1 derajat =
60 menit = 3600 detik. Kolom 1 diberi identitas X, kolom 2 diberi identitas Y. Kolom-
kolom selanjutnya diberi identitas data atribut koordinat seperti nama titik batas dan
keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Hasil tabulasi seperti tampak pada
gambar.
Format excel data atribut

Panggil data koordinat excel dengan ArcGIS, caranya : klik Tool, pilih Add XY
Data
Klik Browse dan panggil data excel yang dipersiapkan sebelumnya (1), masukkan
kolom X pada side bar X dan kolom Y pada side bar Y (2), atur setting koordinat
proyeksinya pada WGS 1984.
Cara mengatur proyeksi koordinat : klik tombol edit di atas tombol cancel (1), pilih
select (2), pilih Geographic Coordinate System (3).
Pilih World.

Pilih WGS 1984 (1) dan Add (2).


Klik tombol OK.
Hasilnya koordinat telah WGS 84 seperti di bawah ini. Selanjutnya klik OK.
Posisi koordinat titik pilar batas telah terpetakan sebagaimana gambar.
Langkah selanjutnya membuat file shp. Caranya : klik kanan pada file bersangkutan
di layer (1), pilih Data (2), pilih Export Data (3).
Di bagian export biarkan All feature (1) dan this layers source data. Pada bagian
out put lakukan Browse untuk memilih tempat penyimpanan file output berbentuk
shp (3). Tekan OK (4).

Nanti ada konfirmasi apakah kita ingin menampilkan data di peta, ketik Yes.
Hasilnya : file out put shp telah muncul di peta sebagaimana tampil pada gambar.

Selesai

Data spasial (shp) titik batas Kabupaten Bombana telah tersaji dan bisa dimanfaatkan untuk
analisis spasial bersama peta tematik lainnya. Apabila kita mau mengetahui posisi pilar batas
terhadap kawasan TN Rawa Aopa Watumohai, maka kita bisa tampilkan peta kawasan
TNRAW pada Arc GIS, sehingga hasilnya seperti pada gambar.
Hasil analisis spasial : dilihat dari posisi 72 pilar batas tersebut, 30 pilar diantaranya ternyata
berada di dalam kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, meliputi 20 PABU
(ditambah 2 TK PABU) dan 5 PBU (ditambah 3 TK PBU). Penggunaan analisis spasial akan
lebih luas lagi apabila data point feature ini telah dideliniasi menjadi peta batas kabupaten
berbentuk poligon.

Catatan : Peta Batas Kabupaten yang memiliki dasar hukum dan menjadi referensi adalah apa
yang terdapat di dalam berkas peraturan perundangan yang dibubuhi tanda tangan pejabat
berwenang.

Referensi :

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2012 tentang Batas Daerah Kabupaten
Bombana dengan Kabupaten Kolaka dan Batas Daerah Kabupaten Bombana dengan
Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Anda mungkin juga menyukai