Anda di halaman 1dari 36

Pertengahan 1970-an telah dikembangkan sistem-sistem yang secara khusus dibuat

untuk menangani masalah informasi yang bereferansi geografis dalam berbagai


cara dan bentuk. Masalah-masalah ini mencakup:
a. Pengorganisasian data dan informasi.
b. Penempatan informasi pada lokasi tertentu.
c. Melakukan komputasi, memberikan ilusi keterhubungan satu sama lainnya
(koneksi), beserta analisa-analisa spasial lainnya.
Sebutan umum untuk sistem-sistem yang menangani masalah-masalah tersebut
adalah Sistem Informasi Geografis. Dalam literatur, Sistem Informasi Geografis
dipandang sebagai hasil perpaduan antara sistem komputer untuk bidang Kartografi
(CAC) atau sistem komputer untuk bidang perancangan (CAD) dengan teknologi
basis data (data base).
Pada awalnya, data geografis hanya disajikan di atas peta dengan menggunakan
symbol, garis dan warna. Elemen-elemen geografis ini dideskripsikan di dalam
legendanya misalnya: garis hitam tebal untuk jalan utama, garis hitam tipis untuk
jalan sekunder dan jalan-jalan yang berikutnya.
Selain itu, berbagai data yang di-overlay-kan berdasarkan sistem koordinat yang
sama. Akibatnya sebuah peta menjadi media yang efektif baik sebagai alat
presentasi maupun sebagai bank tempat penyimpanan data geografis. Tetapi media
peta masih mengandung kelemahan atau keterbatasan. Informasi-informasi yang
disimpan, diproses dan dipresentasikan dengan suatu cara tertentu, dan biasanya
untuk tujuan tertentu pula, tidak mudah untuk merubah presentasi tersebut karena
peta selalu menyediakan gambar atau simbol unsur geografis dengan bentuk yang
tetap walaupun diperlukan untuk kebutuhan yang berbeda.
Definisi Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu prosedur manual atau beberapa set
berbasis komputer dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan
atau memanipulasi data geografis. SIG dapat juga diartikan sebagai himpunan atau
kumpulan yang terpadu dari hardware, software, data dan liveware (orang-orang
yang bertanggungjawab dalam merancang, mengimplemantasikan dan
menggunakan SIG). SIG juga merupakan hasil dari perpaduan disiplin ilmu didalam
beberapa proses data spasial. Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut ini

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka Sistem Informasi Geografis (SIG)


dapat berfungsi sebagai: bank data terpadu, yaitu dapat memandu data spasial dan
non spasial dalam suatu basis data terpadu; sistem modeling dan analisi, yaitu
dapat digunakan sebagai sarana evaluasi potensi wilayah dan perencanaan spasial;
sistem pengelolaan yang bereferensi geografis, yaitu untuk mengelola operasianal
dan administrasi lokasi geografis; sebagai sistem pemetaan komputasi, yaitu sistem
yang dapat menyajikan peta sesuai dengan kebutuhan.
Subsistem SIG
Sistem Informasi Geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai
berikut:
a. Data Input: Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan data dan
mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber dan bertanggung
jawab dalam mengkonversi atau mentransfortasikan format-format data-data
aslinya kedalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
b. Data output: Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh
atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy
seperti: tabel, grafik dan peta.
c. Data Management: Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun
data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah
dipanggil, di-update dan di-edit.
d. Data Manipulation & Analysis: Subsistem ini menentukan informasi-informasi
yang dapat dihasilkan oleh SIG dan melakukan manipulasi serta pemodelan data
untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Gambar Subsistem-subsistem SIG


Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses,
dan jenis keluaran yang ada didalamnya, maka subsistem SIG dapat juga
digambarkan sebagai berikut:

Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (SIG)


Sistem Informasi Geografis sesungguhnya mempunyai arti yang sangat luas dan sukar
untuk didefinisikan secara tepat. Beberapa ahli telah mencoba mendefinisikan dari sudut
pandangnya masing-masing sehingga muncul beberapa istilah tentang Sistem Informasi
Geografis. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem perangkat yang dapat
melakukan pengumpulan, penyempurnaan, pengambilan kembali, transformasi dan
visualisasi dari data spasial bumi untuk kebutuhan tertentu (Burrough, P.A., 1986).
Menurut Aronoff (1989) secara umum Sistem Informasi Geografis merupakan sekumpulan
prosedur secara manual maupun berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
menganalisis data bereferensi geografik.
Dari definisi tersebut maka Sistem Informasi Geografi pada hakekatnya dapat berfungsi
sebagai :
1.
Bank data terpadu, yaitu memadukan data spasial dan non spasial dalam
suatu Relational Database Management System.
2.
Sistem modeling dan analisa, yaitu sebagai sarana evaluasi potensi wilayah dan
perencanaan spasial.
3.
Sistem pengelolaan yang bereferensi geografis, yaitu untuk mengelola operasional
dan administrasi yang bereferensi posisi geografi.
4.
Sistem pemetaan berkomputer, yaitu sistem yang dapat menyajikan peta sesuai
dengan kebutuhan.
Fungsi-fungsi tersebut di atas dapat berjalan karena GIS memiliki kemampuan dalam
mendeskripsi data geografi, data-data geografi yang dapat dideskripsikan oleh GIS adalah :
1.
Data spasial yang berkaitan dengan posisi pada koordinat tertentu.
2.
Data non spasial (atribut) yang tidak berkaitan dengan posisi berupa warna, nama,
dan sebagainya.
3.

Hubungan antara data spasial, non spasial dan waktu.

Sistem Informasi Geografis menghubungkan data spasial dengan informasi geografis


mengenai feature tertentu pada peta. Feature yang dimaksud adalah kenampakan obyek
dalam peta yang berbentuk titik, garis, atau poligon. Informasi ini disimpan sebagai atribut
atau karakteristik dari feature yang disajikan secara grafis (Team RePPMIT Bakosurtanal,
1991).
Komponen Sistem Informasi Geografis
Komponen dasar Sistem Informasi Geografik terdiri dari empat macam (Arronoff, 1989) :
1.
Pemasukan data (Input data). Pemasukan data merupakan suatu prosedur
pengkodean data ke dalam suatu bentuk yang dapat dibaca komputer dan menuliskannya
ke dalam basis data Sistem Informasi Geografis. Pemasukan data dengan jalan mengubah
data dari format analog ke format digital. Data yang dimasukkan dalam SIG mempunyai
dua tipe data yaitu data spasial dan data atribut (data non-spasial). Data spasial
menyajikan lokasi geografis suatu kenampakan muka bumi (feature). Titik, garis dan luasan
dipakai untuk menyajikan feature geografis seperti jalan, hutan, persil tanah dan lain-lain.
Data atribut menyajikan informasi diskriptif seperti nama jalan, komposisi hutan atau nama

pemilik persil. Adapun cara pemasukaan data yang umum digunakan dalam SIG yaitu
melalui keyboard, digitasi dengan perangkatdigitizer, scanning, koordinat geometri, konversi
file data digital.
2.
Manajemen data (Data management). Komponen ini berisikan fungsi-fungsi
untuk menyimpan dan memanggil kembali data. Data-data masukan dalam SIG dikelola
sedemikian rupa dalam suatu sistem basis data. Basis data didefinisikan sebagai kumpulan
data yang saling berhubungan yang disimpan bersama dengan sedikit redundansi serta
mampu melayani lebih dari satu pemakai. Organisasi konseptual dalam suatu basis data
disebut dengan model data. Ada tiga model data yang dipergunakan dalam mengorganisasi
data atribut yaitu : model data hirarki, jaringan dan relasional. Sedangkan model data
spasial dapat berupa data vektor dan data raster.
3.
Manipulasi dan analisis data (Data manipulation dan analysis). Dalam fungsi
manipulasi dan analisis ini data diolah sedemikian rupa guna memperoleh informasi yang
diinginkan dari Sistem Informasi geografis. Manipulasi dan analisis dengan membuat
algoritma dari data grafis dan atribut yang berupa tumpang-susun (overlaying) data grafis
maupun pengkaitan data grafis dan atribut.
4.
Penyajian Data (Output data). Penyajian data merupakan prosedur untuk
menyajikan informasi dari SIG dalam bentuk yang diinginkan pemakai. Output data
disajikan dalam hardcopy dan softcopy. Output dalam format hardcopy berupa tampilan
permanen, biasanya dicetak pada kertas, film fotografik atau material lain. Output
dalam softcopy disajikan melalui layar komputer baik berupa teks atau grafik maupun
sebagai langkah guna melihat hasil analisis sebelum dicetak secara permanen.
Data Sistem Informasi Geografi
Data dalam SIG merupakan bahan baku yang diproses oleh Sistem Informasi Geografis
sehingga dihasilkan informasi yang menggambarkan kenampakan permukaan bumi (real
world). Jenis data geografi dalam SIG terdiri dari :
1.
Data spasial, yaitu data grafis yang berkaitan dengan lokasi, posisi dan area pada
koordinat tertentu. Data spasial mempunyai beberapa hubungan geografi, meliputi :
- Geometri, yaitu bagaimana masing-masing elemen data dijelaskan pada hubungan
titik, garis, dan lain-lain serta sistem koordinat yang digunakan. Ada tiga model data
yang dipergunakan dalam menangani data atribut, yaitu model data hierarki,
jaringan dan relasional. Sedangkan untuk organisasi data spasial, dalam SIG kita
mengenal 2 macam model data, yaitu model data raster dan model data vektor.
- Topologi, yaitu hubungan satu elemen terhadap elemen yang lain.
- Kartografi, yaitu bagaimana elemen peta ditampilkan pada monitor atau plotter
disajikan secara kartografi.
2.
Data non spasial (atribut), menguraikan karakteristik objek-objek geografi dari
spasialnya seperti warna, tekstur dan keterangan lainnya.
3.

Hubungan antara data spasial, non spasial dan waktu.

Klasifikasi Feature Peta


Dalam Sistem Informasi Geografi, peta merupakan penyajian data informasi secara grafis
dari kenampakan (feature) permukaan bumi. Data atau informasi dari kenampakan
permukaan bumi ditampilkan dalam feature peta. Berdasarkan kenampakan karakteristik,
feature peta dikelompokan menjadi 3 :

1.
Feature titik, yaitu kenampakan geografis permukaan bumi berupa titik yang
dibentuk dari sepasang koordinat yang mempunyai suatu identifier yang menghubungkan
ke suatu tabel atribut feature. Contoh feature titik pada peta skala kecil adalah letak kota
yang direpresentasikan dengan titik. Isi dari tabel atribut feature titik ini adalah keterangan
nama kota, jumlah penduduk dan sebagainya.
2.
Feature garis, yaitu kenampakan geografis permukaan bumi berupa garis yang
terbentuk dari serangkaian koordinat yang mempunyai identifier yang menghubungkan ke
tabel atribute feature garis. Contohnya adalah featurejalan dan sungai dimana tabel atribut
feature-nya berisi nama jalan, panjang jalan, nama sungai, panjang sungai dan sebagainya.
3.
Feature luas, yaitu kenampakan geografis permukaan bumi berupa luasan yang
terbentuk dari beberapa rangkaian koordinat dimana koordinat awal dan koordinat akhirnya
sama serta mempunyai identifier di dalamnya yang menghubungkan tabel atribut
feature luasan. Contohnya adalah batas administrasi kabupaten, kecamatan, desa dan
sebagainya. Isi tabel atributnya adalah luas wilayah, keliling, nama batas administrasi dan
sebagainya.
Basis Data Sistem Informasi Geografi
Basis data menurut Aronoff (1989) adalah suatu kumpulan informasi tentang sesuatu yang
disimpan di dalam memori komputer yang berasal dari kumpulan data spasial dan data non
spasial yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Basis data bertujuan menyediakan
informasi dengan data yang terdiri dari kumpulan data yang saling berkaitan satu sama
lain.
Dalam sistem informasi geografis, data dikelompokkan dalam dua bagian yaitu data spasial
atau grafis yang diperoleh dari hasil digitasi peta dan data non spasial atau atribut yang
menerangkan data spasialnya. Perpaduan antara data spasial dan data non spasial ini
disebut basis data. Dengan komputer untuk penanganan data tersebut akan memudahkan
serta meningkatkan fungsi dari basis data tersebut, hal ini disebabkan bentuk datanya
dalam format digital.
Konsep basis data merupakan kekuatan utama SIG yang membedakan dengan sistem
pemetaan komputer lainnya yang hanya mampu memproduksi output grafis yang baik. SIG
mengorganisasi data geografis dalam suatu basis data.
Basis data SIG menghubungkan data spasial dan informasi geografis tentang
suatufeature tertentu pada peta. Informasi geografis ini merupakan data sematis (atribut)
yang mendiskripsikan lebih jauh kenampakan feature yang sebenarnya. Konsep hubungan
data spasial dan data atribut dalam SIG merupakan implementasi dari model data
relasional.
Pada model data relasional, setiap data tersimpan sebagai record (kumpulan nilai yang
berdiri
sendiri
dalam
bentuk
rekaman
sederhana)
yang
disebut tuple.
Semuatuple dikumpulkan bersama dalam suatu tabel dua dimensi dan masing-masing tabel
selalu disimpan dalam berkas tabel terpisah. Meskipun demikian tabel-tabel tersebut dapat
dihubungkan dengan menggunakan suatu medan umum.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)


A. Konsep Dasar sistem Informasi Geografi
s (SIG)
Istilah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok, yaitu
sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu sistem yang
menekankan pada unsur informasi geografis. Informasi geografis tersebut mengandung
pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di permukaan bumi, pengetahuan
tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang keteranganketerangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya telah diketahui. .

Tumpang susun beberapa peta merupakan tugas terpenting SIG untuk


menghasilkan informasi yang sesuai dengan tujuan. Misalnya, untuk memilih jalur jalan
dapat dilakukan tumpang susun peta yang terdiri atas peta jenis tanah, peta topografi, peta
laju infiltrasi, dan peta tata guna lahan. Tumpang susun beberapa peta tersebut merupakan
SIG secara manual. SIG secara manual mempunyai banyak keterbatasan, antara lain
sebagai berikut.
1. Memerlukan banyak tenaga dan prosesnya sangat lambat. Hal itu disebabkan dalam
proses tumpang susun peta harus dilakukan penyamaan proyeksi dan skala peta. Di
samping itu, tumpang susun peta hanya dapat dilakukan atas tiga atau empat lapis,
masih ditambah satu peta dasar untuk mencapai akurasi spasial dalam tumpang susun
itu.
2. Sulit untuk melakukan penghitungan statistik karena pengukuran luas harus dilakukan
secara manual.
3. Tidak sesuai untuk menciptakan kombinasi baru yang rumit dari lapis sebelumnya
karena SIG secara manual tidak dilengkapi dengan proses numerik untuk kombinasi
lapis.
4. Diperlukan ruang lebih banyak untuk tempat penyimpanan data.
Di dalam upaya menangani informasi-informasi spasial atau yang bereferensi
geografi, sejak 1970an telah dikembangkan suatu SIG otomatis. SIG tersebut antara lain
digunakan untuk menangani pengorganisasian data dan informasi, menempatkan informasi
pada lokasi tertentu, melakukan komputerisasi, serta memberikan ilustrasi hubungan
antara satu objek dan objek lainnya. Oleh karena itu, SIG merupakan suatu teknologi
informasi yang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan bidang-bidang spasial, khususnya untuk membuat suatu model data spasial. Hal itu

karena SIG mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam menggambarkan data-data
spasial dan data-data atributnya.
Melalui penggunaan SIG, modifikasi warna, bentuk, dan ukuran simbol yang
diperlukan untuk menggambarkan suatu gejala di permukaan bumi dapat dilakukan secara
mudah. Sehubungan dengan itu, SIG dapat digunakan sebagai alat bantu yang sangat
menarik dalam meningkatkan pengertian, pemahaman, pembelajaran, dan pendidikan
mengenai ide-ide atau konsep-konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan. unsur-unsur
geografis yang terdapat di permukaan bumi beserta data-data atribut yang menyertainya.
Dikembangkannya SIG menggunakan perangkat komputer mengakibatkan
keterbatasan SIG manual dapat diatasi. Kemampuan SIG menggunakan perangkat
komputer antara lain sebagai berikut.
1. Penggabungan dua berkas data spasial atau lebih, baik daerah yang berbeda dengan
atribut sama maupun daerah dan atribut yang sama sehingga dimungkinkan konversi
proteksi, ukuran pixel, kode, dan simbol.
2. Pencuplikan sebagian berkas data spasial, baik dengan cara dibatasi segi empat maupun
menutup bagian yang tidak dikehendaki atau batas tak teratur.
3. Mampu melakukan penyuntingan berkas data atribut antara lain meliputi berikut ini:
a. Pengolahan berkas basis data
b. Menayangkan informasi yang dihasilkan sesuai permintaan pengguna.
c. Memungkinkan analisis statistik.
d. Memungkinkan penggunaan basis data SIG.
e. Menyajikan hubungan antarbasis data.
4. Tidak memerlukan banyak tuang untuk penyimpanan data dan pengambilan kembali
data dapat dilakttkan secara cepat dan akurat. Ribuan peta topografi dapat disimpan
secara digital pada satu komputer.
5. Mampu mengolah sejumlah besar data secara cepat.
Seiring dengan perkembangan komputer, perkembangan SIG juga mengalami
peningkatan yang sangat pesat. Peningkatan itu terutama terdorong oleh perkembangan
pengindraan jauh, komputer, dan global positioning system(GPS). Perkembangan SIG

sangat menarik bagi berbagai pihak untuk keperluan yang sangat beragam. Oleh karena
itu, penggunaan SIG mengalami peningkatan yang sangat pesat sejak 1980-an.
Peningkatan penggunaan SIG terjadi terutama di negara-negara maju, baik di kalangan
militer, pemerintahan, akademis, maupun untuk kepentingan bisnis.
Kita ketahui bahwa salah satu fungsi peta adalah untuk menyimpan data geografis.
Pada mulanya data-data geografis tersebut disajikan dengan menggunakan simbol-simbol
tertentu. Oleh karena itu, peta dapat dianggap sebagai media yang efektif untuk
menyimpan dan menginformasikan data geografis.
Namun, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, data-data informasi geografis
dapat disimi dan disampaikan dengan menggunakan perangkat komputer. Data-data dalam
komputer itu dikenal dengan istilah data digital.
1. Pengertian SIG
Pengertian SIG antara lain sebagai berikut:
a. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan
untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena
karena lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau-kritis untuk
dianalisis. Oleh karena itu, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat
kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografi, yaitu masukan,
manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi cara,
serta keluaran (Aronaff, 1989).
b. Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem perangkat yang dapat melakukan
pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali, pengubahan (transformasi), dan
penayangan (visualisasi) dari data-data keruangan (spasial) untuk kebutuhankebutuhan tertentu (Burrough, 1956).
c. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan
untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi (Petrus
Paryono).
d. Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk
memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras
dan perangkat lunak yang berfungsi untuk akuisisi (perolehan) dan verifikasi,
kompilasi, penyimpanan, perubahan danupdating, manajemen dan pertukaran,
manipulasi, pemanggilan dan presentasi, serta analisis (Bernhardsen, 1992).

e. Sistem Informasi Geografi adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan


keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan
karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang
lengkap mencakup metodologi dan teknolog yang diperlukan, yaitu data spasial,
perarigkat keras, perangkat lunak, dan struktur organisasi (J. Raper, 1994).
Karena merupakan suatu sistem, informasi geografis terdiri dari 4 subsistem
pokok, yaitu subsistem masukan (data input), penyajian (data output, penyimpanan
(data management), serta pengolahan dan pengkajian (data manipulation and analysis).
1) Subsistem Masukan
Fungsi dari subsistem ini adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data
spasial dan atribut dari berbagai sumber. Selain itu, subsistem ini bertanggung jawab
dalam melakukan konversi atau melakukan transformasi formal. Data-data asli ke
dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2) Subsistem Penyimpanan
Fungsi dari subsistem ini adalah mengorganisasikan data, baik data spasial
maupun data atribut ke dalam basis data (bank data). Penyimpanan dengan cara
demikian mempermudah dalam pemanggilan, pengeditan dan pembaharuan data.
3) Subsistem Pengolahan dan Pengkajian
Fungsi dari subsistem ini adalah menentukan informasi-informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan pengolahan dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
4) Subsistem Penyajian
Fungsi dari subsistem ini adalah menampilkan data dan hasil dari
pengolahannya, baik sebagian maupun seluruhnya. Data dan hasil pengolahannya
tersebut ditampilkan antara lain dalam bentuk tabel, grafik, dan peta (khususnya para
digital).
2. Komponen SIG
Subsistem dalam SIG saling berhubungan satu sama lain dan terintegrasi dengan
sistem-sistem komputer. SIG terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu data, perangkat
keras, perangkat luak, dan manajemen.

a. Data
Data dalam SIG terdiri atas dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut
1) Data Spasial
Data spasial adalah data grafis yang mengidentifikasikan kenampakkan lokasi
geografi berupa titik garis, dan poligon. Data spasial diperoleh dari peta yang
disimpan dalam bentuk digital (numerik).
a) Titik
Sebuah titik dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda
menurut skalanya. Sebuah titik menggambarkan kota jika pada peta skala
kecil, tetapi menggambarkan objek tertentu yang ebih spesifik dalam wilayah
kota, misalnya pasar, jika pada peta skala besar.
b) Garis
Sebuah garis juga dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda
menurut skalanya. Sebuah garis menggambarkan jalan atau sungai pada peta
skala kecil, tetapi menggambarkan batas wilayah administratif pada peta
skala bear.
c) Area
Seperti halnya titik dan garis, area juga dapat menggambarkan objek yang
berbeda menurut skalanya. Area dapat menggambarkan wilayah hutan atau
sawah pada peta skala besar.
2) Data atribut
Data atribut adalah data yang berupa penjeasan dari setiap fenomena yang
terdapat di permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala
topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data
atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya,
atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat
kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah.
b. Perangkat Keras

Perangkat keras (hadware) adalah perangkat-perangkat fisik yang digunakan


dalam sistem komputer. Perangkat keras yang dibutuhkan dalam pengoperasian SIG
adalah
seperangkat
komputer
yang
terdiri
atascentral
processing
unit (CPU), monitor, printer, plotter,disket, hard
disk, magnetic
tape, digitizer, keyboard danscanner.
c. Perangkat Lunak
Perangkat iunak (software) adalah program yang digunakan untuk
mengoperasikan SIG. Beberapa program yang dapat digunakan antara lain Arc/Info,
Are View, ERDAS, dan ILWIS.
d. Manajemen
Manajemen merupakan perangakat dalam SIG yang terdiri atas sumber daya
manusia. Suatu proyek SIG akan berhasil jika dilakukan dengan manajemen yang
baik. Oleh karena itu, SIG harus dikerjakan oleh orang-orang yang tepat, yang
memiliki keahlian dalam bidang SIG sesuai dengan tingkatannya.
Manusia sebagai pengguna SIG memiliki tingkatan kemampuan yang
berbeda-beda. Mulai dari tingkat spesialis yang mendesain dan memelihara sistem
hingga pengguna SIG. Namun, secara umum orang-orang yang terlibat dalam SIG
dibedakan menjadi tiga, yaitu staf operasional yang meliputi pengguna akhir, staf
profesional teknik yang meliputi atialis dan programer, serta manajer yang
bertanggung jawab atas SIG secara keseluruhan.
B. Tahapan Kerja SIG
SIG dapat mempresentasikan dunia nyata ke dalam layar monitor komputer. Oleh
karena itu, SIG sama halnya dengan lembaran peta yang mempresentasikan dunia nyata di
atas kertas, meslcipun SIG melalui komputerisasi memiliki kelebihan-kelebihan tertentu
dibandingkan dengan peta. Akan tetapi, sebuah peta dapat disebut SIG karena juga
menginformasikan data-data dalam ruang, khususnya muka bumi.
Sebagai sebuah sistem, tahapan kerja dalam SIG meliputi masukan data,
manipulasi dan analisis data, serta penyajian data.
1. Masukan Data
Masukan data merupakan fasilitas dalam SIG yang dapat digunakan untuk
memasukkan data dar mengubah data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima dan

dapat dipakai dalam SIG. Masukan data terdiri atas sumber data dan proses
memasukkan data.
a. Sumber Data
Sumber data yang dapat digunakan dalam masukan data antara lain data
pengindraan jauh, data teristris, dan data peta.
1) Data Pengindraan Jauh
Data pengindraan jauh berupa citra, baik citra foto maupun nonfoto.
Apabila sumber data berupa foto udara, harus diolah terlebih dahulu dengan cara
interpretasi, kemudian disajikan dalam bentuk peta. Namun apabila berupa citra
satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah
dilakukan koreksi seperlunya.
2) Data Teristris
Data teristris adalah data yang diperoleh langsung dari pengukuran
lapangan, antara lain pH tanah, salinitas air, curah hujan, dan persebaran
penduduk. Data teristris dapat disajikan dalam bentuk peta, tabel, grafik, atau
hasil perhitungan saja.
3) Data Peta
Data peta adalah data yang sudah dalam bentuk peta yang siap
digunakan. Guna keperluan SIG melalui komputerisasi, data-data dalam peta
dikonversikan ke dalam bentuk digital.
Sebuah peta harus benar-benar mempresentasikan sebagian atau seluruh
permukaan bumi. Oleh karena itu, sebuah peta harus memenuhisyarat-syarat
berikut ini:.
a) Jarak antartitik pada peta harus sesuai dengan jarak antartitik sesungguhnya
di permukaan bumi.
b) Luas wilayah pada peta harus sesuai dengan luas wilayah sesungguhnya.
c) Sudut atau arah sebuah garis pada peta harus sesuai dengan sudut arau arah
yang sesungguhnya di permukaan bumi.

d) Bentuk sebuah objek pada peta harus sesuai dengan bentuk yang
sesungguhnya di permukaan bumi.
b. Proses Pemasukan Data
1) Data Spasial
Guna memasukkan data spasial ke dalam SIG dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu digitasi dan penyiaman (scanning).
a) Digitasi
Kegiatan digitasi merupakan pekerjaan yang banyakmenyita wakm karena
dapat menghabiskan waktu hingga 60% dari keseluruhan waktu pemrosesan
data sampai dengan pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, proses ini merupakan hambatan bagi penyelesaian seluruh
proses dalam SIG. Proses digitasi terdiri atas empat tahap, yaitu berikut ini.
(1) Penyiapan peta yang akan didigitasi.
Peta yang akan didigitasi terlebih dahulu harus dalam keadaan baik dan
henar. Artinya, peta merupakan lembar bidang datar tanpa bekas lipatan, tidak
sobek, dan harus jelas.
(2) Menentukan koordinat peta.
Pencatatan koordinat pada meja digitasi mempunyai satuan milimeter.
Jika data yang akan didigitasi berupa peta, koordinat digitasi harus
ditransformasikan sesuai dengan koordinat peta dan skala harus diubah dari
satuan milimeter ke meter.
Guna melakukan transformasi ini minimal ada tiga btrah titik yang sudah
diketahui kedudukannya di lapangan dan harus ditransformasikan sebagai titik
kontrol. Pengambilan ketiga titik tersebut untuk mengontrol apabila terjadi
pengerutan atau pembesaran objek yang didigitasi. Oleh karena itu, peta yang
didigitasi tidak boleh geser atau lepas dari meja digitasi karena sistem koordinat
pada meja digitasi telah disesuaikan dengan sistem koordinat peta.
(3) Mengedit data sebelum disimpan ke dalam data dasar

Pengeditan dilakukan karena selalu terjadi kesalahan dalam proses


digitasi. Kesalahan dalam proses digitasi umumnya terjadi pada sambungan
garis, garis yang terlalu panjang atau terlalu pendek, kelolosan mencantumkan
garis atau titik, pencatatan rangkap, kesalahan kode, dan kesalahan lokasi.
Guna menghilangkan kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilakukan
dengan memanfaatkan fasilitas berikut ini.
(a) Fungsi pembesaran (zoom) untuk pembesaran atau pengecilan penayangan.
(b) Penghapusan titik akhir (delete last point).
(c) Penghapusan garis (delete line) untulc memperbarui data.
(d) Pengancingan (snap), yaitu pengaitan dan penyambungan segmen garis
dengan segmen lainnya.
(e) Fungsi pindah (move) untuk memindahkan letak titik ke lokasi baru.
(f) Fungsi geometri.
(4) Memasukkan atribut dengan kode
Atiibut yang dimasukkan untuk melengkapi data dibuat dengan kode-kode
tertentu (kodifikasi).
b) Penyiaman (scanning)
Memasukkan data dengan alat penyiam dapat menghemat waktu.
Penyiaman dapat dilakukan menggunakan detektor elelaronik yang dapat
bergerak. Penyiaman yang terkenal ialah penyiaman tabung (drum scanner) dan
penyiaman datar (flatbed scanner).
Data spasial yang ialah dimasukkan dan disimpan di dalam SIG dapat
dibedakan menjadi dua model, yaitu model data raster dan model data vektor.
a) Model Data Raster
Data raster adalah data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel
(picture element). Pixel adalah bagian terkecil yang masih dapat digambarkan
dalam sebuah citra. Setiap pixel mempunyai referensi (koordinat) sendiri sebagai
identitasnya dan mempunyai nilai tertentu. Oleh karena in data raster dapat

menggambarkan objek geografi yang mempunyai satuan luas karena ukuran raste
berkaitan erat dengan ukitran sebenarnya di lapangan. Data raster berdimensi dua
sehingga muda; disimpan, dimanipulasi, dan ditampilkan.
Tabel KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DATA RASTER
No

Keunggulan

No

1.

Struktur data raster sederhana

1.

2.

Tumpang susun dan kombinasi data yang


dipetakan mudah dilakukan

2.

Volume data grafik besar


sehingga memerlukan tempat
penyimpanan data yang besar
pula.

3.
Analisis keruangan mudah dilakukan

4.
5

Kelemahan

4
Satuan unit dalam raster mempunyai
ukuran dan bentuk yang sama.
Teknologinya murah dan mudah
dikembangkan.

Penggunaan ukuran pixel yang


besar untuk mengurangi ruang
pemakaian sering
menghilangkan beberapa
informasi.
Peta yang rumit tampak
kurang baik.
Jalinan hubungan sulit dibuat.
Transformasi proyeksi sulit
dilakukan.

b) Model Data Vektor


Data vektor merupakan model data yang dapat digunakan untuk
menggambarkan informasi geografi secara tepat. Model data vektor
menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan
titik-titik, garis; atau poligon beserta atributnya. Bentuk-bentuk dasar data spasial
dalan model data vektor ditampilkan dalarn sistem koordinat kartesian dua
dimensi (sumbu x dan y).
Di dalam model data spasial vektor, garis-garis atau kurva merupakan
sekumpulan titik-titik terurut yang dihubungkan, sedangkan luasan atau poligon
juga disimpan sebagai sekumpulan titik-titik. Akan tetapi, titik awal dan titik
ahhir poligon tersebut mempunyai nilai koordinat yang sama sehingga.menjadi
poligon tertutup. Informasi vang diwakili oleh titik, garis, atau bidang mempunyai

koordinat yang tepat. Titik akan diikat oleh satu koordinat (x, y), garis diikat oleh
dua atau lebih sistem-koordinat sedangkan poligon atau bidang diikat oleh
beberapa koordinat yang tertutup.
Data vektor memiliki keunggulan dan kelemahan, antara lain dalam tabel
berikut ini.
Tabel KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DATA VEKTOR
No
1.

Keunggulan
Ruang atau tempat
penyimpanannya kecil

2.
3.

Memiliki resolusi spasial yang


tinggi
Memiliki batas-batas yang tegas
dan jelas sehingga sangat baik
untuk pembuatan peta-peta
administratif dan persil tanah
milik.

No

Kelemahan

1.

Struktur datanya rumit

2.

Datanya sulit
dimanipulasi

3.
Memerlukan biaya yang
tinggi untuk perangkat
lunaknya

2) Data Atribut
Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
a) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data hasi l pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk
deskriptif. Data kualitatif dapat diperoleh dari pengisian angket; wawancara,
dan tanya jawab. Data kualitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan
jenis atau rupa. Sebagai contoh, data kualitatif dalam peta tata guna lahan,
antara lain permukiman, sawah, kawasan industri, tegalan, dan hutan.
b) Data Kuantitatif
Data kuantitif adalah data hasil pengamatan atau pengulcuran yang dinyatakan
dalam bilangan. Data kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan
nilai dari objek.

Data kuantitatif dapat dibedalcan menjadi empat, yaitu data rasio, interval,
ordinal, dan nominal.
(1) Data rasio adalah data yang diperoleh dengan ukuran-ukuran yang memiliki
nilai 0 (nol) mutlak dan dengan interval yang sama. Contohnya, panjang
jalan A = 5 km dan, panjang jalan B = 10 km. Hal itu berarti bahwa
panjang jalan B adalah 2 kali panjang jalan A. Data rasio ini mempunyai
tingkat akurasi yang tertinggi.
(2) Data interval adalah data yang disusun berdasarkan jarak tertentu.
Contohnya, nilai mata pelajaran siswa A = 9, B = 8, C = 7, D = 6, dan E =
5. Interval antara siswa A dan C (9-7 = 2) sama dengan interval antara
siswa C dan E (7 - 5 = 2). Data interval mempunyai tingkat akurasi
sedang.
(3) Data ordinal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori
tertentu yang menunjukkan adanya tingkatan dari yang paling rendah
sampai tingkat paling tinggi. Contohnya, kelompok penduduk ekonomi
atas diberi label 1, kelompok penduduk ekonomi menengah diberi label 2,
dan kelompok penduduk ekonomi bawah diberi label 3.
(4) Data nominal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori
tertentu yang tidak menunjukan adanya tingkatan, kemudian diberi kode.
Contohnya, permulciman diberi kode 1 dan sawah diberi kode 2.
Data atribut tersebut disimpan dalam bentuk tabel yang rasional
sehingga mudah untuk digunakan dalam jumlah data yang banyak. Contoh data
atribut adalah berikut ini.
2. Manipulasi dan Analisis Data
Manipulasi data merupalcan aktivitas yang meliputi antara lain membuat basis
data baru, menghapt basis data, membuat tabel basis data, mengisi dan menyisipkan
data ke dalam tabel, mengubah dan menged data, serta membuat indeks untuk setiap
tabel basis data.
Manipulasi tersebut dapat digunakan untuk klasifikasi ulang, mendapatkan
parameter/ukuran, konversi struktur data, dan analisis. Sebagai contoh, untuk
melakukan klasifikasi ulang suatu data spasial atau data atribut menjadi data spasial
yang baru digunakan kriteria tertentu. Misalnya untuk perencanaan tata guna lahan
menggunakan krieteria kemiringan lereng, yaitu 0% -14% untuk permukiman, 15% -

29% untuk perkebunan dan pertanian, 30% - 44% untuk hutan produksi, serta lebih
dari 45% untuk hutan lindung dan taman nasional.
Kesalahan yang terjadi dalam proses manipulasi dan analisis data antara lain
sebagai berikut.
a. Tidak tepatnya interval kelas.
b. Penyimpangan batas sehingga terdapat perbedaan luas pada tumpang susun
poligon.
c. Penyimpangan dalam melakukan tumpang susun beberapa peta.
3. Penyajian Data
Subsistem penyajian data berfungsi untuk menayangkan informasi atau hasil
analisis data geografi Informasi yang dihasilkan dapat berupa peta, tabel, grafik,
bagan, dan hasil perhitungan. Melalui informasi itu pengguna dapat melakukan
identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan
atau perencanaan.
C. Manfaat dan Penerapan SIG
Seiring dengan kemajuan teknologi, SIG makin banyak digunakan dalam berbagai
bidang, antara lain karena berikut ini.
1. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif dan menarik dalam
rangka peningkatan wawasan dan pengetahuan. Namun, yang paling penting adalah
peningkatan penibelajaran dan pendidikan bagi usia sekolah, khususnya tentang konsep
lokasi, ruang, dan unsur geografis di permukaan bumi.
2. SIG menggunakan data spasial dan data atribut secara terintegrasi sehingga sistemnya
memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
3. SIG dapat memisahkan secara tegas antara bentuk tampilan dan data-datanya. Oleh
karena itu, SIG memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan dalam berbagai
bentuk.
4. SIG secara mudah dapat menghasilkan berbagai peta tematik. Peta-peta tematik tersebut
merupakan turunan dari peta-peta lain yang data-datanya telah dimanipulasi.

5. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat hubungannya dengan bidang bidang
spasial.
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah sistem berbasis komputer yang digunakan
untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi. Yang
semula informasi permukaan bumi disajikan dalam bentuk peta yang dibuat secara
manual, maka dengan hadirnya Sistem Informasi Geografi (SIG) informasi-informasi
itu diolah oleh komputer, dan hasilnya berupa peta digital.

Sistem Informasi Geogafi (SIG) mampu menyajikan keaslian dan kelengkapan


sebuah informasi dibandingkan cara-cara yang digunakan sebelumnya. Sistem
informasi geografi menyimpan data sesuai dengan data aslinya. Walaupun
demikian, agar data yang disimpan itu akurat, maka data yang dimasukkan
haruslah data yang akurat.
Sistem Informasi Geografi (SIG) akan memberikan informasi yang kurang akurat bila
data yang dimasukkan merupakan data yang meragukan. Selain berperan sebagai
alat pengolah data keruangan, sistem informasi geografi juga mampu menyajikan
informasi mengenai sumber daya yang dimiliki oleh suatu ruang atau wilayah
tertentu.

Dengan demikian, sistem informasi geografi tidak hanya befungsi sebagai alat
pembuat peta, tetapi lebih jauh dari itu. Sistem informasi geografi mampu
menghasilkan suatu sistem informasi yang aplikatif, yang dapat digunakan oleh
perencana atau oleh pengambil keputusan untuk kepentingan pengolahan sumber
daya yang ada di suatu wilayah.
Kajian tentang pemetaan sangat penting dalam pelajaran Geografi, karena kajiankajiannya berkaitan dengan ruang di permukaan bumi akan berhubungan dengan
persebaran, jarak, letak, fungsi dan potensi, dan objek serta interaksi antarobjek di

permukaan bumi sehingga objek-objek geografi perlu digambar pada bidang datar
yang disebut peta. Perkembangan informasi akan data keruangan di era kemajuan
IPTEK ini semakin dibutuhkan karena membutuhkan data yang akurat, praktis, dan
efisien. Dengan demikian, muncullah apa yang dinamakan Sistem Informasi
Geografi (SIG).
Istilah Sistem Informasi Geografi (SIG) banyak digunakan dan tidak asing lagi di
kalangan ahli geografi (geograf), yaitu proses pembuatan peta digital dengan
menggunakan komputer. Namun, pada intinya, SIG tidak hanya digunakan untuk
membuat peta saja, melainkan lebih dari itu, SIG digunakan dalam pengolahan data
keruangan dengan menggunakan komputer.

Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Berikut ini merupakan
sebagian kecil definisi-definisi SIG yang telah beredar di berbagai pustaka.

SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,


memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan
data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi (Rice, 20).
SIG adalah teknologi informasi yang cepat menganalisis, menyimpan, dan
menampilkan, baik data spesial maupun nonspesial. SIG mengombinasikan
kekuatan perangkat lunak basis data relasional dan paket perangkat lunak CAD
(Guo 20).
SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi.
Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak
komputer yang berfungsi:
a) Akuisi dan verifikasi data,
b) kompilasi data,
c) penyimpanan data,
d) perubahan dan updating data,
e) menyimpan dan pertukaran data,
f) manipulasi data,
g) pemanggilan dan presentasi data

h) analisis data. (Bern, 92).

Dilihat dari istilahnya, SIG terdiri atas dua pengertian, yaitu Sistem
Informasi danInformasi Geograf. Sistem informasi adalah keterpaduan kerja
untuk mendapatkan informasi dalam pengambilan keputusan. Dalam sistem
informasi terdapat komponen data, manusia, perangkat lunak (program komputer),
perangkat keras (komputer), serta aktivitasnya dalam pengolahan dan analisis data
untuk pengambilan keputusan.

Adapun informasi geografis adalah kumpulan data atau fakta yang terkait dengan
lokasi keruangan di permukaan bumi, yang disusun sedemikian rupa sehingga
menghasilkan informasi baru yang bersifat geografis dan berbeda dari sumber data
awalnya ketika masih terpisah-pisah.
Oleh karena itu, SIG sebagai sistem informasi memiliki komponen dan cara kerja
tertentu (menangani dan menyimpan data yang berisi informasi geografis). Adapun
sebagai informasi geografis, SIG menyajikan fakta baru sebagai hasil upaya
manipulasi data.

Itulah Pengertian Sistem Informasi Geografi, semoga bermanfaat.


Contoh aplikasi SIG

Berikut ini adalah beberapa contoh aplikasi SIG:


1. Pengelolaan Fasilitas : Peta skala besar, network analysis,
biasanya digunakan untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh
aplikasinya adalah penempatan pipa dan kabel bawah tanah,
perencanaan fasilitas perawatan, pelayanan jaringan
telekomunikasi
2. Pengolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan: Untuk tujuan
ini pada umumnya digunakan citra satelit, citra Landsat yang
digabungankan dengan foto udara, dengan teknik overlay.
Contoh aplikasinya adalah studi kelayakan untuk tanaman
peranian, pengelolaan hutan dan analisis dampak lingkungan
3. Bidang Transportasi: Untuk fungsi ini digunakan peta skala
besar dan menengah dan analisis keruangan, terutama untuk
manajemen transit perencanaan rute, pengirimsn teknisi,
analisa pelayanan, penanganan pemasaran dan sebagainya.

Aplikasi SIG di Bidang Kelautan dan Perikanan

SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk


menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan
menganalisa objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis
untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut
dalam menangani data yang bereferensi geografi: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan
pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, (d) keluaran
Secara prinsip tujuan umum pemrosesan data pada teknologi SIG yaitu mempresentasikan :

Input

Manipulasi

Pengelolaan

Query

Analysis

Visualisasi

Konsep SIG
Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data citra, data lapangan, survey kelautan, peta, sosial
ekonomi, dan GPS. Selanjutnya diolah di laboratorium atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengan
kebutuhannya untuk menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional, maupun
peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang diinginkan user, dapat dilihat pada gambar
berikut:
Komponen SIG
Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam lima komponen utama yaitu :
1.

Perangkat keras (Hardware)

2.

Perangkat Lunak (Software)

3.

Pemakai (User)

4.

Data

5.

Metode

Untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya terdapat dua jenis data, yaitu:

Data spasial, yaitu data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan
lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa
grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam
bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.

Data non-spasial, disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau informasiinformasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah satu komponen utama
dari Sistem Informasi Geografis adalah perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta digunakan salah
satu softwareSIG yaitu MapInfo Profesional 8.0. MapInfo merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi
Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang
dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara
geografis.

Kesempatan kali ini membahas Aplikasi SIG di Bidang Kelautan dan Perikanan
Latar Belakang
Ikan dengan mobilitasnya yang tinggi akan lebih mudah dilacak disuatu area melalui teknologi ini karena ikan
cenderung berkumpul pada kondisi lingkungan tertentu seperti adanya peristiwa upwelling, dinamika arus pusaran
(eddy) dan daerah front gradient pertemuan dua massa air yang berbeda baik itu salinitas, suhu atau klorofil-a.
Pengetahuan dasar yang dipakai dalam melakukan pengkajian adalah mencari hubungan antara spesies ikan dan
faktor lingkungan di sekelilingnya. Dari hasil analisa ini akan diperoleh indikator oseanografi yang cocok untuk ikan
tertentu. Sebagai contoh ikan albacore tuna di laut utara Pasifik cenderung terkonsetrasi pada kisaran suhu 18.521.5oC dan berassosiasi dengan tingkat klorofil-a sekitar 0.3 mg m-3 (Polovia et al., 2001; Zainuddin et al., 2004,
2006). Selanjutnya output yang didapatkan dari indikator oseanografi yang bersesuaian dengan distribusi dan
kelimpahan ikan dipetakan dengan teknologi SIG. Data indikator oseanografi yang cocok untuk ikan perlu
diintegrasikan dengan berbagai layer pada SIG karena ikan sangat mungkin merespon bukan hanya pada satu
parameter lingkungan saja, tapi berbagai parameter yang saling berkaitan. Dengan kombinasi SIG, inderaja dan data
lapangan akan memberikan banyak informasi spasial misalnya dimana posisi ikan banyak tertangkap, berapa
jaraknya antara fishing base dan fishing ground yang produktif serta kapan musim penangkapan ikan yang efektif.
Tentu saja hal ini akan memberi gambaran solusi tentang pertanyaan nelayan kapan dan dimana bias mendapatkan
banyak ikan.
Tujuan dilakukannya pembuatan aplikasi SIG dalam bidang kelautan dan perikanan :

Mengetahui ikan di laut berada dan kapan bisa ditangkap

jumlah yang berlimpah merupakan pertanyaan yang sangat biasa didengar.

Meminimalisir usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat ikan, disisi biaya BBM yang besar, waktu
dan tenaga nelayan

mengetahui area dimana ikan bisa tertangkap dalam jumlah yang besar

Manfaat :

Salah satu alternatif yang menawarkan solusi terbaik adalah mengkombinasikan kemampuan SIG dan penginderaan
jauh (inderaja) kelautan. Dengan teknologi inderaja faktor-faktor lingkungan laut yang mempengaruhi distribusi,
migrasi dan kelimpahan ikan dapat diperoleh secara berkala, cepat dan dengan cakupan area yang luas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi di lingkungan :

suhu permukaan laut (SST),

tingkat konsentrasi klorofil-a,

perbedaan tinggi permukaan laut,

arah dan kecepatan arus dan tingkat produktifitas primer.

Di bawah ini disajikan salah satu contoh aplikasi penggunaan SIG dan inderaja pada penangkapan ikan tuna di laut
utara Pasific (Gambar 1). Disini terlihat bahwa dua database (satelit dan perikanan tuna) dikombinasikan dalam
mengembangkan spasial analysis daerah penangkapan ikan tuna. Pada prinsipnya ada 4 layer/lapisan data yang
diintegrasikan yaitu suhu permukaan laut (SST) (NOAA/AVHRR), tingkat konsentrasi klorofil (SeaWiFS), perbedaan
tinggi permukaan air laut (SSHA) dan eddy kinetik energi (EKE) (AVISO). Parameter pertama (SST) dipakai karena
berhubungan dengan kesesuaian kondisi fisiologi ikan dan thermoregulasi untuk ikan tuna; sedangkan parameter
yang kedua karena dapat menjelaskan tingkat produktifitas perairan yang berhubungan dengan kelimpahan
makanan ikan; sementara parameter yang ketiga berhubungan dengan kondisi sirkulasi air daerah yang subur
seperti eddy dan upwelling ; dan parameter terakhir berhubungan dengan indeks untuk melihat daerah subur dan
kekuatan arus yang mungkin mempengaruhi distribusi ikan. Data penangkapan ikan tuna (lingkaran putih pada peta
yang ditunjukkan dengan tanda panah) diplot pada peta lingkungan yang dibangkitkan dari citra satelit. Sedangkan
panel atau layer yang paling atas menunjukkan peta prediksi hasil tangkapan.
Gambar 1 memberi informasi bahwa ikan tuna tertangkap dalam jumlah yang besar (terkonsentrasi) pada posisi
sekitar 35oLU dan 160oBT bersesuaian dengan kondisi SST sekitar 20oC dan berassosiasi dengan tingkat klorofil-a
sekitar 0.3 mg m-3. Konsentrasi ikan tersebut berada pada posisi positif anomaly permukaan laut (warna merah)
yang bertepatan dengan kondisi EKE yang relatif lebih tinggi. Dari Gambar itu terlihat bahwa prediksi hasil tangkapan
dengan peluang yang tinggi (dikenal dengan istilah habitat hotspot) juga menkonfirmasi daerah produktif tersebut.
Setiap spesies ikan mempunyai karakteristik oseanografi kesukaannya sendiri dan cenderung menempati daerah
tertentu yang bisa dipelajari. Hal ini dapat diketahui dengan pendekatan SIG dan inderaja multi-layer tersebut.

Gambar 1. Aplikasi SIG dan inderaja dalam kegiatan penangkapan ikan tuna pada bulan November 2000 (resolusi
semua layer citra = 9 Km) (Zainuddin, 2006).
Contoh lain aplikasi SIG di selatan pulau Hokkaido, Jepang dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. Peta ini
menunjukkan berbagai informasi spasial yang bisa kita pahami tentang perikanan tangkap di sekitar pulau tersebut,
khususnya perikanan cumi-cumi. Disni peta SIG menggambarkan dimana posisi pelabuhan perikanan (fishing port),
jarak antara fishing ground (daerah penangkapan) dan pelabuhan, distribusi hasil tangkapan, jumlah kapal yang
tersedia. Dari informasi ini dapat dilihat bahwa distribusi musiman daerah penangkapan, hasil tangkapan dan jumlah
kapal penangkap akan menghasilkan informasi tentang jalur migrasi spesies cumi-cumi tersebut yaitu cenderung ke
utara pada bulan Juni dan kembali ke selatan pada bulan November.

Gambar 2. Peta distribusi daerah penangkapan cumi-cumi dan jumlah kapal dan hasil tangkapannya di sekitar pulau
Hokkaido, Jepang pada bulan Juni (kiri) dan November (kanan) (Kiyofuji and Saitoh, 2004).

Penerapan Sistem Informasi Geografis untuk


Pemetaan
// Rubrik Sosial-Budaya Majalah 1000guru January 2012 //
Geografi saat ini bukan hanya subjek bagi kalangan akademis saja, melainkan sebuah disiplin ilmu
serius yang mempunyai implikasi jutaan bahkan miliaran rupiah jika diterapkan pada sektor bisnis dan
pemerintahan. Pemilihan lokasi, target lapisan pemasaran, perencanaan penyebaran jaringan,
masalah batas-batas wilayah suatu negara, semuanya adalah permasalahan yang dapat dipecahkan
melalui geografi. SIG (Sistem Informasi Geografis) atau GIS (Geographic Information System) adalah
suatu bentuk sistem informasi yang menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan
peta sebagai antarmuka. Aplikasi SIG saat ini banyak digunakan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian yang berkaitan dengan pengembangan wilayah geografis.
Konsep SIG
Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data citra, data lapangan, survei kelautan, peta,
sosial ekonomi dan GPS, yang selanjutnya diolah di laboratorium atau studio SIG dengan software
tertentu sesuai dengan kebutuhan menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa
peta konvensional, maupun peta digital sesuai keperluan user.

Diagram Proses SIG.

Komponen SIG
Komponen utama SIG dapat dibagi menjadi lima, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), pemakai (user), data, dan metode. Untuk mendukung SIG, pada prinsipnya terdapat dua
jenis data, yaitu:
1.

Data spasial: data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang
menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Umumnya
direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan disimpan dalam
bentuk koordinat xy (vektor) atau dalam bentuk citra (raster) yang memiliki nilai tertentu.

2.

Data non-spasial, yang disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau
informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah
satu komponen utama dari SIG adalah perangkat lunak (software). Dalam perancangan peta pada
umumnya digunakan salah satu software SIG yaitu MapInfo Profesional 8.0. MapInfo merupakan
sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh
MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam
memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara geografis.

SIG Berbasis Web


WebGIS bisa dikatakan adalah sebuah web mapping yang berarti pemetaan internet, tetapi bukan
memetakan internet, dan tidak berarti hanya menampilkan peta (yang berupa gambar yang statis) ke
dalam sebuah situs internet. Jika hanya menampilkan peta statis pada sebuah situs, tidak perbedaan
antara web

mapping dengan

peta

yang

ada

pada

media

tradisional

lainya. Web

mapping memanfaatkan fungsi interaktivitas yang ada pada aplikasi GIS dalam bentuk web.

Arsitektur GIS berbasis web.

Pada gambar di atas, interaksi antara klien dengan server berdasar skenario permintaan dan
respon. Web browser di sisi klien mengirimkan permintaan ke web server. Karena web server tidak
memiliki kemampuan pemrosesan peta, permintaan yang berkaitan dengan pemrosesan peta akan
diteruskan oleh web server ke server aplikasi danMapserver. Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi
melalui web server, terbungkus dalam bentuk berkas HTML atau applet.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya
menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan
memprediksi apa yang akan terjadi. Kemampuan SIG antara lain memetakan letak, memetakan
kuantitas, memetakan kerapatan (densities), memetakan perubahan, dan memetakan apa yang ada di
dalam dan di luar suatu area.
Aplikasi SIG
Pada sebuah aplikasi SIG, terdapat beberapa fasilitas yang merupakan standar untuk melengkapi peta
yang tampil di layar monitor, antara lain: legenda (legend), skala, zoom in/out, pan (dengan
fasilitas pan peta

dapat

digeser-geser

untuk

melihat

daerah

yang

dikehendaki), searching,

pengukuran, informasi, dan link. Aplikasi SIG dapat memvisualkan secara 2 dimensi ataupun 3
dimensi, dapat berjalan di desktop ataupun di web.
Manajemen Tata Guna Lahan
Pemanfaatan dan pembangunan lahan yang dimiliki oleh pemerintah daerah perlu dilakukan dengan
penuh pertimbangan dari berbagai segi. Wilayah pembangunan di kota biasanya dibagi menjadi
daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum dan jalur hijau. SIG dapat
membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan
sebagai acuan untuk pembangunan fasilitas-fasilitas publik yang diperlukan.
Lokasi dari fasilitas-fasilitas yang akan dibangun didaerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan
agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentu yang bisa menyebabkan ketidakselarasan,
contohnya pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain:
di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, dan berjarak 5 meter dari
jalan raya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu
area, kriteria-kriteria ini nanti akan digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak
sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria.
Untuk pembangunan pos polisi, peta penyebaran penduduk, sejarah kecelakaan dan pelanggaran lalulintas, data kejahatan dan perampokan, peta penyebaran pertokoan dan bank, bisa dijadikan dasar
penentuan lokasi. Contoh lain misalnya lokasi pompa air untuk menyedot air sewaktu banjir, hal yang
perlu dipertimbangkan adalah

lokasi pembangunan pabrik, pasar, fasilitas-fasilitas umum, lokasi

jaringan-jaringan listrik, telpon, air dan saluran pembuangan.

Setelah lokasi yang sesuai didapatkan, desain pembangunan dapat digabungkan dengan SIG untuk
mendapatkan perspektif yang lebih riil. Didaerah pedesaan (rural), manajemen tata guna lahan lebih
banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisi tanah,
ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan
bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal
biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masingmasing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian juga
dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebaran konsumen, dan peta
jaringan transportasi.
Sebelum aplikasi SIG digunakan untuk pembantu pengambilan keputusan, tugas dari daerah terlebih
dahulu memasukkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi dan potensi daerahnya. Data-data
yang perlu disiapkan antara lain data peta, data statistik daerah, dan. Data peta dapat menggunakan
data yang sudah ada yang disediakan oleh Bakosurtanal atau instansi lain. Jika data belum ada atau
ingin membuat data yang lebih baru, daerah bisa membuat peta baru berdasar foto satelit atau foto
udara. Sementara itu, data statistik diambil dari sensus, data daerah dalam angka, dan hasil
pendataan lainnya.
Bahan bacaan:

http://mapserver.gis.umn.edu

http://www.gis.com/content/what-gis

M. Aziz, Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web, Penerbit Gava Media,
Yogyakarta (2006).

Daniel

Hary

Prasetyo. Sistem

Informasi

Geografis

(SIG)

untuk

Tata

Guna

Lahan.

Artikel IlmuKomputer.Com (2003).

Eddy

Prahasta. Konsep-konsep

Dasar

Sistem

Informasi

Geografis.

Bandung:

Penerbit

Informatika (2001).

SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)


January 2, 2013 by panderestu
1. AWAL MULA

Geografi merupakan salah satu ilmu yang mengikuti sejarah perkembangan


manusia. Manusia mengenal tempat tinggal dan lingkungan sekitarnya, yang pada
awalnya hanya tersimpan pada pada otaknya atau yang biasa disebut peta mental.
Perkembangan selanjutnya adalah manusia mulai menggambarkan lingkungan
sekitarnya pada suatu bidang atau yang disebut dengan peta sketsa yaitu peta
tanpa proyeksi dan skala

2. ZAMAN PRASEJARAH

Peta tertua ditemukan ketika dilakukan penggalian reruntuhan kota Gasur,


Babilonia, berupa sebilah lempeng kecil tanah liat dan diperkirakan dibuat sekitar
2500 tahun sebelum masehi

Peta generasi kedua ditemukan di Mesir, yang digambarkan diatas lembaran kertas
yang terbuat dari kulit. Peta ini memperlihatkan persil-persil tanah pertanian yang
terdapat di sekitar lembah sungai Nil dan lokasi-lokasi tambang emas pada masa
pemerintahan Rameses II (1292 1225 tahun sebelum masehi).

Bangsa Yunani menggunakan sistem koordinat segi-empat untuk pembuatan petapetanya sekitar 300 tahun sebelum masehi. Mereka melakukan serangkaian
pengamatan hingga didapat bukti-bukti yang menyatakan bahwa bentuk bumi itu
tidak datar, tetapi bulat.

Ilmuwan Yunani juga memperkenalkan konsep-konsep bumi bulat dengan kutubkutubnya, garis katulistiwa, sistem koordinat Lintang dan Bujur, sistem proyeksi
peta, dan hitungan dimensi-dimensi bumi.

Perkembangan perpetaan dan diskripsi wilayah selanjutnya lebih didasarkan atas


berbagai kepentingan, seperti untuk perang dan pajak serta pelayaran

3. ZAMAN ARAB ISLAM

Bangsa Arab Islam memimpin dalam dunia Geografi dan Kartografi pada abad
pertengahan. Banyak karya Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab hingga
ilmu Geografi berkembang pesat.

Idrisi yang diangkat sebagai penasihat dan pengajar di Istana oleh Raja Sicilia,
Roger II pada 1154, Idrisi membuat globe (bola dunia) pertama kali yang terbuat
dari perak seberak 400 kg memuat tujuh benua, danau dan sungai, kota, gunung,
dataran, rute perjalanan dan catatan ketinggian. Ia juga mengarang suatu kitab

yang menggambarkan bentuk bumi yang bulat dan mengambang diangkasa seperti
kuning telur. Juga menjelaskan tentang iklim, lautan dan dataran serta
penjelasannya secara terinci.

Untuk mengormati jasa-jasa Idrisi, maka perangkat lunak yang dikembangkan oleh
Universitas Clark di Amerika Serikat diberi nama IDRISI. Buku buku karangan
beliau masih terus diburu ilmuwan sampai pada awal abad 20.

4. ZAMAN PERKEMBANGAN EROPA

Ilmuwan Eropa mengembangkan perpetaan pada abad 15 setelah menterjemahkan


karya ilmuwan Yunani dan ilmuwan Islam.

Perkembangan lebih lanjut pada awal abad 19, dimana perpetaan banyak
digunakan untuk menyampaikan informasi geografis untuk tujuan pengembangan
dan perencanaan. Hal ini dilakukan dengan cara mengkompilasikan berbagai
informasi geografis untuk mendapatkan informasi baru yang dibutuhkan

Tahap inilah dianggap sebagai awal mula sistem informasi geografis secara manual.

5. KOMPUTER AWAL

Perkembangan pesat komputer pada pertengahan abad 20 turut mempengaruhi


perkembangan SIG kearah digitalisasi.

Di awal 1960-an, potensi komputer elektronik telah dikenal di Kanada dan Amerika
Serikat. Pada 1963, sistem informasi Geografis Kanada (CGIS: Canadian Geographic
Information System) mulai beroperasi dan kemudian menjadi SIG sesungguhnya
yang pertama di dunia. Dua tahun kemudian, di Amerika Serikat sistem serupa
(MIDAS) juga mulai digunakan untuk memproses data-data sumberdaya alam.

Pada tahun 1970-an hingga 1980-an, berbagai sistem telah berevolusi untuk
menggantikan komputasi Kartografi manual. Sistem produksi banyak tersedia di
akhir 1970-an dan pengembangan sistem ini dilanjutkan hingga 1980. Walaupun
demikian, di awal 1990-an, pendekatan yang sempurna terhadap beberapa
tugas-tugas Kartografi masih belum ditemukan.

6. ZAMAN PERKEMBANGAN KOMPUTER PC DESKTOP

Penyebaran PC memacu operasi-operasi user-friendly dan program-program yang


mampu dalam memproses pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya tak
terbayangkan.

Peningkatan kapasitas kemampuan hitungan prosesor mikro mengakibatkan


maraknya pemrosesan citra dijital satelit dan raster lainnya secara komersial pada
pertengahan 1980-an.

Sistem-sistem perangkat lunak telah dikembangkan dengan cepat. Sistem-sistem


basisdata relasional, seperti dBase dan Oracle yang pertama kali muncul pada akhir
1980-an, sangat berguna di dalam pemrosesan data Geografi.

Pada tahun yang sama, kemampuan komputasi pemroses mikro telah diadopsi
untuk berbagai perangkat mulai dari perangkat bantu rumah tangga, mesin-mesin
mobil, hingga penggunaannya di dalam SIG

7. ZAMAN KOMPUTER MUTAKHIR

Kemampuan perhitungan komputer saat ini yang semakin baik menyebabkan


perkembangan SIG yang demikian hebat.

Perkembangan perangkat lunak SIG semakin baik, sehingga mudah untuk


mendapatkan berbagai Program SIG.

Teknologi penyedian data yang semakin baik, baik data digital spasial maupun data
digital non spasial.

Berbagai alat penunjang untuk pekerjaan SIG semakin murah dan tersedia dalam
banyak jenis, seperti perkembangan kartu grafis, memory modul, hard disk,
berbagai perangkat komunikasi dan lain sebagainya.

1. Sejarah Singkat SIG


Awal dikenalnya SIG tidak lepas dari adanya kemajuan dalam bidang teknologi terutama komputer. Selama
perang dunia kedua pemrosesan data mengalami kemajuan yang pesat terutama untuk memenuhi kebutuhan
militer dalam memprediksi trayektori balistik. Pada awal tahun 1960-an perkembangan dalam ilmu komputer
semakin pesat dan siap digunakan untuk bidang lain di luar militer. Para ahli meteorologi, geologi, dan
geofisika mulai menggunakan komputer dalam pembuatan peta.

Tahun 1963 di Kanada muncul CGIS (Canadian Geographic Information System), dan selanjutnya menjadi SIG
pertama di dunia. Dua tahun kemudian di Amerika Serikat beroperasi sistem serupa bernama MIDAS yang
digunakan untuk memproses data-data sumber daya alam.

2. Pengertian SIG
Pada dasarnya istilah sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem,
informasi, dan geografi.
1.

Sistem merupakan sekumpulan objek, ide, dan hubungannya dalam mencapai tujuan bersama.

2.

Sistem informasi merupakan suatu sistem antara manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan
informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam
organisasi.

3.

Penggunaan istilah informasi geografi mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat


yang terletak di permukaan bumi. Pengetahuan mengenai posisi di mana suatu objek terletak di
permukaan bumi dan informasi mengenai keterangan dan posisi yang terdapat di permukaan bumi.

Sampai saat ini belum ada definisi baku tentang SIG. Definisi SIG selalu berkembang, hal ini terlihat dari
banyaknya definisi SIG yang muncul. Berikut ini sebagian dari definisi SIG dari para ahli.
1.

Demers (1997), SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.

2.

Esri (1990), SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak,
data geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-

update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi
geografi.
3.

Rice (2000), SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,
memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data-data yang
berhubungan dengan posisi- posisi di permukaan bumi.

4.

Christman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, data,
manusia (brain ware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.

5.

Foote (1995), SIG adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang
tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi.

6.

f. Purwadhi (1994) mendefinisikan SIG sebagai berikut.


SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras, perangkat lunak, data, serta dapat
mendayagunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan sehingga
dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan. SIG merupakan menajemen data
spasial dan nonspasial yang berbasis komputer dengan tiga karakteristik dasar yaitu mempunyai
fenomena aktual (variabel data nonlokasi) yang berhubungan dengan topik permasalahan di lokasi
bersangkutan, merupakan suatu kejadian di lokasi dan mempunyai dimensi waktu.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang
dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan menghasilkan informasi
geografi beserta atribut- atributnya.

Dari definisi tersebut maka SIG mempunyai beberapa kemampuan antara lain:
1.

memasukkan dan mengumpulkan data geografi,

2.

mengintegrasikan data geografi,

3.

memeriksa dan meng-update data geografi,

4.

menyimpan dan memanggil kembali data geografi,

5.

mempresentasikan dan menampilkan data geografi,

6.

memanipulasi data geografi,

7.

menganalisis data geografi,

8.

menghasilkan data geografi dalam bentuk peta tematik, tabel, grafik, laporan baik dalam bentuk hard
copy maupun soft copy,

9.

memperkecil kesalahan manusia,

10. dapat mengoverlay (tumpang susun) peta untuk aplikasi berbagai disiplin ilmu,
11. memperbarui data dengan memerhatikan perubahan lingkungan, data statistik, dan area yang tampak,
dan

12. sebagai data base wilayah.

Anda mungkin juga menyukai