pemilik persil. Adapun cara pemasukaan data yang umum digunakan dalam SIG yaitu
melalui keyboard, digitasi dengan perangkatdigitizer, scanning, koordinat geometri, konversi
file data digital.
2.
Manajemen data (Data management). Komponen ini berisikan fungsi-fungsi
untuk menyimpan dan memanggil kembali data. Data-data masukan dalam SIG dikelola
sedemikian rupa dalam suatu sistem basis data. Basis data didefinisikan sebagai kumpulan
data yang saling berhubungan yang disimpan bersama dengan sedikit redundansi serta
mampu melayani lebih dari satu pemakai. Organisasi konseptual dalam suatu basis data
disebut dengan model data. Ada tiga model data yang dipergunakan dalam mengorganisasi
data atribut yaitu : model data hirarki, jaringan dan relasional. Sedangkan model data
spasial dapat berupa data vektor dan data raster.
3.
Manipulasi dan analisis data (Data manipulation dan analysis). Dalam fungsi
manipulasi dan analisis ini data diolah sedemikian rupa guna memperoleh informasi yang
diinginkan dari Sistem Informasi geografis. Manipulasi dan analisis dengan membuat
algoritma dari data grafis dan atribut yang berupa tumpang-susun (overlaying) data grafis
maupun pengkaitan data grafis dan atribut.
4.
Penyajian Data (Output data). Penyajian data merupakan prosedur untuk
menyajikan informasi dari SIG dalam bentuk yang diinginkan pemakai. Output data
disajikan dalam hardcopy dan softcopy. Output dalam format hardcopy berupa tampilan
permanen, biasanya dicetak pada kertas, film fotografik atau material lain. Output
dalam softcopy disajikan melalui layar komputer baik berupa teks atau grafik maupun
sebagai langkah guna melihat hasil analisis sebelum dicetak secara permanen.
Data Sistem Informasi Geografi
Data dalam SIG merupakan bahan baku yang diproses oleh Sistem Informasi Geografis
sehingga dihasilkan informasi yang menggambarkan kenampakan permukaan bumi (real
world). Jenis data geografi dalam SIG terdiri dari :
1.
Data spasial, yaitu data grafis yang berkaitan dengan lokasi, posisi dan area pada
koordinat tertentu. Data spasial mempunyai beberapa hubungan geografi, meliputi :
- Geometri, yaitu bagaimana masing-masing elemen data dijelaskan pada hubungan
titik, garis, dan lain-lain serta sistem koordinat yang digunakan. Ada tiga model data
yang dipergunakan dalam menangani data atribut, yaitu model data hierarki,
jaringan dan relasional. Sedangkan untuk organisasi data spasial, dalam SIG kita
mengenal 2 macam model data, yaitu model data raster dan model data vektor.
- Topologi, yaitu hubungan satu elemen terhadap elemen yang lain.
- Kartografi, yaitu bagaimana elemen peta ditampilkan pada monitor atau plotter
disajikan secara kartografi.
2.
Data non spasial (atribut), menguraikan karakteristik objek-objek geografi dari
spasialnya seperti warna, tekstur dan keterangan lainnya.
3.
1.
Feature titik, yaitu kenampakan geografis permukaan bumi berupa titik yang
dibentuk dari sepasang koordinat yang mempunyai suatu identifier yang menghubungkan
ke suatu tabel atribut feature. Contoh feature titik pada peta skala kecil adalah letak kota
yang direpresentasikan dengan titik. Isi dari tabel atribut feature titik ini adalah keterangan
nama kota, jumlah penduduk dan sebagainya.
2.
Feature garis, yaitu kenampakan geografis permukaan bumi berupa garis yang
terbentuk dari serangkaian koordinat yang mempunyai identifier yang menghubungkan ke
tabel atribute feature garis. Contohnya adalah featurejalan dan sungai dimana tabel atribut
feature-nya berisi nama jalan, panjang jalan, nama sungai, panjang sungai dan sebagainya.
3.
Feature luas, yaitu kenampakan geografis permukaan bumi berupa luasan yang
terbentuk dari beberapa rangkaian koordinat dimana koordinat awal dan koordinat akhirnya
sama serta mempunyai identifier di dalamnya yang menghubungkan tabel atribut
feature luasan. Contohnya adalah batas administrasi kabupaten, kecamatan, desa dan
sebagainya. Isi tabel atributnya adalah luas wilayah, keliling, nama batas administrasi dan
sebagainya.
Basis Data Sistem Informasi Geografi
Basis data menurut Aronoff (1989) adalah suatu kumpulan informasi tentang sesuatu yang
disimpan di dalam memori komputer yang berasal dari kumpulan data spasial dan data non
spasial yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Basis data bertujuan menyediakan
informasi dengan data yang terdiri dari kumpulan data yang saling berkaitan satu sama
lain.
Dalam sistem informasi geografis, data dikelompokkan dalam dua bagian yaitu data spasial
atau grafis yang diperoleh dari hasil digitasi peta dan data non spasial atau atribut yang
menerangkan data spasialnya. Perpaduan antara data spasial dan data non spasial ini
disebut basis data. Dengan komputer untuk penanganan data tersebut akan memudahkan
serta meningkatkan fungsi dari basis data tersebut, hal ini disebabkan bentuk datanya
dalam format digital.
Konsep basis data merupakan kekuatan utama SIG yang membedakan dengan sistem
pemetaan komputer lainnya yang hanya mampu memproduksi output grafis yang baik. SIG
mengorganisasi data geografis dalam suatu basis data.
Basis data SIG menghubungkan data spasial dan informasi geografis tentang
suatufeature tertentu pada peta. Informasi geografis ini merupakan data sematis (atribut)
yang mendiskripsikan lebih jauh kenampakan feature yang sebenarnya. Konsep hubungan
data spasial dan data atribut dalam SIG merupakan implementasi dari model data
relasional.
Pada model data relasional, setiap data tersimpan sebagai record (kumpulan nilai yang
berdiri
sendiri
dalam
bentuk
rekaman
sederhana)
yang
disebut tuple.
Semuatuple dikumpulkan bersama dalam suatu tabel dua dimensi dan masing-masing tabel
selalu disimpan dalam berkas tabel terpisah. Meskipun demikian tabel-tabel tersebut dapat
dihubungkan dengan menggunakan suatu medan umum.
karena SIG mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam menggambarkan data-data
spasial dan data-data atributnya.
Melalui penggunaan SIG, modifikasi warna, bentuk, dan ukuran simbol yang
diperlukan untuk menggambarkan suatu gejala di permukaan bumi dapat dilakukan secara
mudah. Sehubungan dengan itu, SIG dapat digunakan sebagai alat bantu yang sangat
menarik dalam meningkatkan pengertian, pemahaman, pembelajaran, dan pendidikan
mengenai ide-ide atau konsep-konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan. unsur-unsur
geografis yang terdapat di permukaan bumi beserta data-data atribut yang menyertainya.
Dikembangkannya SIG menggunakan perangkat komputer mengakibatkan
keterbatasan SIG manual dapat diatasi. Kemampuan SIG menggunakan perangkat
komputer antara lain sebagai berikut.
1. Penggabungan dua berkas data spasial atau lebih, baik daerah yang berbeda dengan
atribut sama maupun daerah dan atribut yang sama sehingga dimungkinkan konversi
proteksi, ukuran pixel, kode, dan simbol.
2. Pencuplikan sebagian berkas data spasial, baik dengan cara dibatasi segi empat maupun
menutup bagian yang tidak dikehendaki atau batas tak teratur.
3. Mampu melakukan penyuntingan berkas data atribut antara lain meliputi berikut ini:
a. Pengolahan berkas basis data
b. Menayangkan informasi yang dihasilkan sesuai permintaan pengguna.
c. Memungkinkan analisis statistik.
d. Memungkinkan penggunaan basis data SIG.
e. Menyajikan hubungan antarbasis data.
4. Tidak memerlukan banyak tuang untuk penyimpanan data dan pengambilan kembali
data dapat dilakttkan secara cepat dan akurat. Ribuan peta topografi dapat disimpan
secara digital pada satu komputer.
5. Mampu mengolah sejumlah besar data secara cepat.
Seiring dengan perkembangan komputer, perkembangan SIG juga mengalami
peningkatan yang sangat pesat. Peningkatan itu terutama terdorong oleh perkembangan
pengindraan jauh, komputer, dan global positioning system(GPS). Perkembangan SIG
sangat menarik bagi berbagai pihak untuk keperluan yang sangat beragam. Oleh karena
itu, penggunaan SIG mengalami peningkatan yang sangat pesat sejak 1980-an.
Peningkatan penggunaan SIG terjadi terutama di negara-negara maju, baik di kalangan
militer, pemerintahan, akademis, maupun untuk kepentingan bisnis.
Kita ketahui bahwa salah satu fungsi peta adalah untuk menyimpan data geografis.
Pada mulanya data-data geografis tersebut disajikan dengan menggunakan simbol-simbol
tertentu. Oleh karena itu, peta dapat dianggap sebagai media yang efektif untuk
menyimpan dan menginformasikan data geografis.
Namun, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, data-data informasi geografis
dapat disimi dan disampaikan dengan menggunakan perangkat komputer. Data-data dalam
komputer itu dikenal dengan istilah data digital.
1. Pengertian SIG
Pengertian SIG antara lain sebagai berikut:
a. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan
untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena
karena lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau-kritis untuk
dianalisis. Oleh karena itu, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat
kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografi, yaitu masukan,
manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi cara,
serta keluaran (Aronaff, 1989).
b. Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem perangkat yang dapat melakukan
pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali, pengubahan (transformasi), dan
penayangan (visualisasi) dari data-data keruangan (spasial) untuk kebutuhankebutuhan tertentu (Burrough, 1956).
c. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan
untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi (Petrus
Paryono).
d. Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk
memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras
dan perangkat lunak yang berfungsi untuk akuisisi (perolehan) dan verifikasi,
kompilasi, penyimpanan, perubahan danupdating, manajemen dan pertukaran,
manipulasi, pemanggilan dan presentasi, serta analisis (Bernhardsen, 1992).
a. Data
Data dalam SIG terdiri atas dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut
1) Data Spasial
Data spasial adalah data grafis yang mengidentifikasikan kenampakkan lokasi
geografi berupa titik garis, dan poligon. Data spasial diperoleh dari peta yang
disimpan dalam bentuk digital (numerik).
a) Titik
Sebuah titik dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda
menurut skalanya. Sebuah titik menggambarkan kota jika pada peta skala
kecil, tetapi menggambarkan objek tertentu yang ebih spesifik dalam wilayah
kota, misalnya pasar, jika pada peta skala besar.
b) Garis
Sebuah garis juga dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda
menurut skalanya. Sebuah garis menggambarkan jalan atau sungai pada peta
skala kecil, tetapi menggambarkan batas wilayah administratif pada peta
skala bear.
c) Area
Seperti halnya titik dan garis, area juga dapat menggambarkan objek yang
berbeda menurut skalanya. Area dapat menggambarkan wilayah hutan atau
sawah pada peta skala besar.
2) Data atribut
Data atribut adalah data yang berupa penjeasan dari setiap fenomena yang
terdapat di permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala
topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data
atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya,
atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat
kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah.
b. Perangkat Keras
dapat dipakai dalam SIG. Masukan data terdiri atas sumber data dan proses
memasukkan data.
a. Sumber Data
Sumber data yang dapat digunakan dalam masukan data antara lain data
pengindraan jauh, data teristris, dan data peta.
1) Data Pengindraan Jauh
Data pengindraan jauh berupa citra, baik citra foto maupun nonfoto.
Apabila sumber data berupa foto udara, harus diolah terlebih dahulu dengan cara
interpretasi, kemudian disajikan dalam bentuk peta. Namun apabila berupa citra
satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah
dilakukan koreksi seperlunya.
2) Data Teristris
Data teristris adalah data yang diperoleh langsung dari pengukuran
lapangan, antara lain pH tanah, salinitas air, curah hujan, dan persebaran
penduduk. Data teristris dapat disajikan dalam bentuk peta, tabel, grafik, atau
hasil perhitungan saja.
3) Data Peta
Data peta adalah data yang sudah dalam bentuk peta yang siap
digunakan. Guna keperluan SIG melalui komputerisasi, data-data dalam peta
dikonversikan ke dalam bentuk digital.
Sebuah peta harus benar-benar mempresentasikan sebagian atau seluruh
permukaan bumi. Oleh karena itu, sebuah peta harus memenuhisyarat-syarat
berikut ini:.
a) Jarak antartitik pada peta harus sesuai dengan jarak antartitik sesungguhnya
di permukaan bumi.
b) Luas wilayah pada peta harus sesuai dengan luas wilayah sesungguhnya.
c) Sudut atau arah sebuah garis pada peta harus sesuai dengan sudut arau arah
yang sesungguhnya di permukaan bumi.
d) Bentuk sebuah objek pada peta harus sesuai dengan bentuk yang
sesungguhnya di permukaan bumi.
b. Proses Pemasukan Data
1) Data Spasial
Guna memasukkan data spasial ke dalam SIG dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu digitasi dan penyiaman (scanning).
a) Digitasi
Kegiatan digitasi merupakan pekerjaan yang banyakmenyita wakm karena
dapat menghabiskan waktu hingga 60% dari keseluruhan waktu pemrosesan
data sampai dengan pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, proses ini merupakan hambatan bagi penyelesaian seluruh
proses dalam SIG. Proses digitasi terdiri atas empat tahap, yaitu berikut ini.
(1) Penyiapan peta yang akan didigitasi.
Peta yang akan didigitasi terlebih dahulu harus dalam keadaan baik dan
henar. Artinya, peta merupakan lembar bidang datar tanpa bekas lipatan, tidak
sobek, dan harus jelas.
(2) Menentukan koordinat peta.
Pencatatan koordinat pada meja digitasi mempunyai satuan milimeter.
Jika data yang akan didigitasi berupa peta, koordinat digitasi harus
ditransformasikan sesuai dengan koordinat peta dan skala harus diubah dari
satuan milimeter ke meter.
Guna melakukan transformasi ini minimal ada tiga btrah titik yang sudah
diketahui kedudukannya di lapangan dan harus ditransformasikan sebagai titik
kontrol. Pengambilan ketiga titik tersebut untuk mengontrol apabila terjadi
pengerutan atau pembesaran objek yang didigitasi. Oleh karena itu, peta yang
didigitasi tidak boleh geser atau lepas dari meja digitasi karena sistem koordinat
pada meja digitasi telah disesuaikan dengan sistem koordinat peta.
(3) Mengedit data sebelum disimpan ke dalam data dasar
menggambarkan objek geografi yang mempunyai satuan luas karena ukuran raste
berkaitan erat dengan ukitran sebenarnya di lapangan. Data raster berdimensi dua
sehingga muda; disimpan, dimanipulasi, dan ditampilkan.
Tabel KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DATA RASTER
No
Keunggulan
No
1.
1.
2.
2.
3.
Analisis keruangan mudah dilakukan
4.
5
Kelemahan
4
Satuan unit dalam raster mempunyai
ukuran dan bentuk yang sama.
Teknologinya murah dan mudah
dikembangkan.
koordinat yang tepat. Titik akan diikat oleh satu koordinat (x, y), garis diikat oleh
dua atau lebih sistem-koordinat sedangkan poligon atau bidang diikat oleh
beberapa koordinat yang tertutup.
Data vektor memiliki keunggulan dan kelemahan, antara lain dalam tabel
berikut ini.
Tabel KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DATA VEKTOR
No
1.
Keunggulan
Ruang atau tempat
penyimpanannya kecil
2.
3.
No
Kelemahan
1.
2.
Datanya sulit
dimanipulasi
3.
Memerlukan biaya yang
tinggi untuk perangkat
lunaknya
2) Data Atribut
Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
a) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data hasi l pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk
deskriptif. Data kualitatif dapat diperoleh dari pengisian angket; wawancara,
dan tanya jawab. Data kualitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan
jenis atau rupa. Sebagai contoh, data kualitatif dalam peta tata guna lahan,
antara lain permukiman, sawah, kawasan industri, tegalan, dan hutan.
b) Data Kuantitatif
Data kuantitif adalah data hasil pengamatan atau pengulcuran yang dinyatakan
dalam bilangan. Data kuantitatif berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan
nilai dari objek.
Data kuantitatif dapat dibedalcan menjadi empat, yaitu data rasio, interval,
ordinal, dan nominal.
(1) Data rasio adalah data yang diperoleh dengan ukuran-ukuran yang memiliki
nilai 0 (nol) mutlak dan dengan interval yang sama. Contohnya, panjang
jalan A = 5 km dan, panjang jalan B = 10 km. Hal itu berarti bahwa
panjang jalan B adalah 2 kali panjang jalan A. Data rasio ini mempunyai
tingkat akurasi yang tertinggi.
(2) Data interval adalah data yang disusun berdasarkan jarak tertentu.
Contohnya, nilai mata pelajaran siswa A = 9, B = 8, C = 7, D = 6, dan E =
5. Interval antara siswa A dan C (9-7 = 2) sama dengan interval antara
siswa C dan E (7 - 5 = 2). Data interval mempunyai tingkat akurasi
sedang.
(3) Data ordinal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori
tertentu yang menunjukkan adanya tingkatan dari yang paling rendah
sampai tingkat paling tinggi. Contohnya, kelompok penduduk ekonomi
atas diberi label 1, kelompok penduduk ekonomi menengah diberi label 2,
dan kelompok penduduk ekonomi bawah diberi label 3.
(4) Data nominal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori
tertentu yang tidak menunjukan adanya tingkatan, kemudian diberi kode.
Contohnya, permulciman diberi kode 1 dan sawah diberi kode 2.
Data atribut tersebut disimpan dalam bentuk tabel yang rasional
sehingga mudah untuk digunakan dalam jumlah data yang banyak. Contoh data
atribut adalah berikut ini.
2. Manipulasi dan Analisis Data
Manipulasi data merupalcan aktivitas yang meliputi antara lain membuat basis
data baru, menghapt basis data, membuat tabel basis data, mengisi dan menyisipkan
data ke dalam tabel, mengubah dan menged data, serta membuat indeks untuk setiap
tabel basis data.
Manipulasi tersebut dapat digunakan untuk klasifikasi ulang, mendapatkan
parameter/ukuran, konversi struktur data, dan analisis. Sebagai contoh, untuk
melakukan klasifikasi ulang suatu data spasial atau data atribut menjadi data spasial
yang baru digunakan kriteria tertentu. Misalnya untuk perencanaan tata guna lahan
menggunakan krieteria kemiringan lereng, yaitu 0% -14% untuk permukiman, 15% -
29% untuk perkebunan dan pertanian, 30% - 44% untuk hutan produksi, serta lebih
dari 45% untuk hutan lindung dan taman nasional.
Kesalahan yang terjadi dalam proses manipulasi dan analisis data antara lain
sebagai berikut.
a. Tidak tepatnya interval kelas.
b. Penyimpangan batas sehingga terdapat perbedaan luas pada tumpang susun
poligon.
c. Penyimpangan dalam melakukan tumpang susun beberapa peta.
3. Penyajian Data
Subsistem penyajian data berfungsi untuk menayangkan informasi atau hasil
analisis data geografi Informasi yang dihasilkan dapat berupa peta, tabel, grafik,
bagan, dan hasil perhitungan. Melalui informasi itu pengguna dapat melakukan
identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan
atau perencanaan.
C. Manfaat dan Penerapan SIG
Seiring dengan kemajuan teknologi, SIG makin banyak digunakan dalam berbagai
bidang, antara lain karena berikut ini.
1. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif dan menarik dalam
rangka peningkatan wawasan dan pengetahuan. Namun, yang paling penting adalah
peningkatan penibelajaran dan pendidikan bagi usia sekolah, khususnya tentang konsep
lokasi, ruang, dan unsur geografis di permukaan bumi.
2. SIG menggunakan data spasial dan data atribut secara terintegrasi sehingga sistemnya
memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
3. SIG dapat memisahkan secara tegas antara bentuk tampilan dan data-datanya. Oleh
karena itu, SIG memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan dalam berbagai
bentuk.
4. SIG secara mudah dapat menghasilkan berbagai peta tematik. Peta-peta tematik tersebut
merupakan turunan dari peta-peta lain yang data-datanya telah dimanipulasi.
5. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat hubungannya dengan bidang bidang
spasial.
Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah sistem berbasis komputer yang digunakan
untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi. Yang
semula informasi permukaan bumi disajikan dalam bentuk peta yang dibuat secara
manual, maka dengan hadirnya Sistem Informasi Geografi (SIG) informasi-informasi
itu diolah oleh komputer, dan hasilnya berupa peta digital.
Dengan demikian, sistem informasi geografi tidak hanya befungsi sebagai alat
pembuat peta, tetapi lebih jauh dari itu. Sistem informasi geografi mampu
menghasilkan suatu sistem informasi yang aplikatif, yang dapat digunakan oleh
perencana atau oleh pengambil keputusan untuk kepentingan pengolahan sumber
daya yang ada di suatu wilayah.
Kajian tentang pemetaan sangat penting dalam pelajaran Geografi, karena kajiankajiannya berkaitan dengan ruang di permukaan bumi akan berhubungan dengan
persebaran, jarak, letak, fungsi dan potensi, dan objek serta interaksi antarobjek di
permukaan bumi sehingga objek-objek geografi perlu digambar pada bidang datar
yang disebut peta. Perkembangan informasi akan data keruangan di era kemajuan
IPTEK ini semakin dibutuhkan karena membutuhkan data yang akurat, praktis, dan
efisien. Dengan demikian, muncullah apa yang dinamakan Sistem Informasi
Geografi (SIG).
Istilah Sistem Informasi Geografi (SIG) banyak digunakan dan tidak asing lagi di
kalangan ahli geografi (geograf), yaitu proses pembuatan peta digital dengan
menggunakan komputer. Namun, pada intinya, SIG tidak hanya digunakan untuk
membuat peta saja, melainkan lebih dari itu, SIG digunakan dalam pengolahan data
keruangan dengan menggunakan komputer.
Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Berikut ini merupakan
sebagian kecil definisi-definisi SIG yang telah beredar di berbagai pustaka.
Dilihat dari istilahnya, SIG terdiri atas dua pengertian, yaitu Sistem
Informasi danInformasi Geograf. Sistem informasi adalah keterpaduan kerja
untuk mendapatkan informasi dalam pengambilan keputusan. Dalam sistem
informasi terdapat komponen data, manusia, perangkat lunak (program komputer),
perangkat keras (komputer), serta aktivitasnya dalam pengolahan dan analisis data
untuk pengambilan keputusan.
Adapun informasi geografis adalah kumpulan data atau fakta yang terkait dengan
lokasi keruangan di permukaan bumi, yang disusun sedemikian rupa sehingga
menghasilkan informasi baru yang bersifat geografis dan berbeda dari sumber data
awalnya ketika masih terpisah-pisah.
Oleh karena itu, SIG sebagai sistem informasi memiliki komponen dan cara kerja
tertentu (menangani dan menyimpan data yang berisi informasi geografis). Adapun
sebagai informasi geografis, SIG menyajikan fakta baru sebagai hasil upaya
manipulasi data.
Input
Manipulasi
Pengelolaan
Query
Analysis
Visualisasi
Konsep SIG
Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data citra, data lapangan, survey kelautan, peta, sosial
ekonomi, dan GPS. Selanjutnya diolah di laboratorium atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengan
kebutuhannya untuk menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional, maupun
peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang diinginkan user, dapat dilihat pada gambar
berikut:
Komponen SIG
Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam lima komponen utama yaitu :
1.
2.
3.
Pemakai (User)
4.
Data
5.
Metode
Untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya terdapat dua jenis data, yaitu:
Data spasial, yaitu data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan
lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa
grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam
bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
Data non-spasial, disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau informasiinformasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah satu komponen utama
dari Sistem Informasi Geografis adalah perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta digunakan salah
satu softwareSIG yaitu MapInfo Profesional 8.0. MapInfo merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi
Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang
dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara
geografis.
Kesempatan kali ini membahas Aplikasi SIG di Bidang Kelautan dan Perikanan
Latar Belakang
Ikan dengan mobilitasnya yang tinggi akan lebih mudah dilacak disuatu area melalui teknologi ini karena ikan
cenderung berkumpul pada kondisi lingkungan tertentu seperti adanya peristiwa upwelling, dinamika arus pusaran
(eddy) dan daerah front gradient pertemuan dua massa air yang berbeda baik itu salinitas, suhu atau klorofil-a.
Pengetahuan dasar yang dipakai dalam melakukan pengkajian adalah mencari hubungan antara spesies ikan dan
faktor lingkungan di sekelilingnya. Dari hasil analisa ini akan diperoleh indikator oseanografi yang cocok untuk ikan
tertentu. Sebagai contoh ikan albacore tuna di laut utara Pasifik cenderung terkonsetrasi pada kisaran suhu 18.521.5oC dan berassosiasi dengan tingkat klorofil-a sekitar 0.3 mg m-3 (Polovia et al., 2001; Zainuddin et al., 2004,
2006). Selanjutnya output yang didapatkan dari indikator oseanografi yang bersesuaian dengan distribusi dan
kelimpahan ikan dipetakan dengan teknologi SIG. Data indikator oseanografi yang cocok untuk ikan perlu
diintegrasikan dengan berbagai layer pada SIG karena ikan sangat mungkin merespon bukan hanya pada satu
parameter lingkungan saja, tapi berbagai parameter yang saling berkaitan. Dengan kombinasi SIG, inderaja dan data
lapangan akan memberikan banyak informasi spasial misalnya dimana posisi ikan banyak tertangkap, berapa
jaraknya antara fishing base dan fishing ground yang produktif serta kapan musim penangkapan ikan yang efektif.
Tentu saja hal ini akan memberi gambaran solusi tentang pertanyaan nelayan kapan dan dimana bias mendapatkan
banyak ikan.
Tujuan dilakukannya pembuatan aplikasi SIG dalam bidang kelautan dan perikanan :
Meminimalisir usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat ikan, disisi biaya BBM yang besar, waktu
dan tenaga nelayan
mengetahui area dimana ikan bisa tertangkap dalam jumlah yang besar
Manfaat :
Salah satu alternatif yang menawarkan solusi terbaik adalah mengkombinasikan kemampuan SIG dan penginderaan
jauh (inderaja) kelautan. Dengan teknologi inderaja faktor-faktor lingkungan laut yang mempengaruhi distribusi,
migrasi dan kelimpahan ikan dapat diperoleh secara berkala, cepat dan dengan cakupan area yang luas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi di lingkungan :
Di bawah ini disajikan salah satu contoh aplikasi penggunaan SIG dan inderaja pada penangkapan ikan tuna di laut
utara Pasific (Gambar 1). Disini terlihat bahwa dua database (satelit dan perikanan tuna) dikombinasikan dalam
mengembangkan spasial analysis daerah penangkapan ikan tuna. Pada prinsipnya ada 4 layer/lapisan data yang
diintegrasikan yaitu suhu permukaan laut (SST) (NOAA/AVHRR), tingkat konsentrasi klorofil (SeaWiFS), perbedaan
tinggi permukaan air laut (SSHA) dan eddy kinetik energi (EKE) (AVISO). Parameter pertama (SST) dipakai karena
berhubungan dengan kesesuaian kondisi fisiologi ikan dan thermoregulasi untuk ikan tuna; sedangkan parameter
yang kedua karena dapat menjelaskan tingkat produktifitas perairan yang berhubungan dengan kelimpahan
makanan ikan; sementara parameter yang ketiga berhubungan dengan kondisi sirkulasi air daerah yang subur
seperti eddy dan upwelling ; dan parameter terakhir berhubungan dengan indeks untuk melihat daerah subur dan
kekuatan arus yang mungkin mempengaruhi distribusi ikan. Data penangkapan ikan tuna (lingkaran putih pada peta
yang ditunjukkan dengan tanda panah) diplot pada peta lingkungan yang dibangkitkan dari citra satelit. Sedangkan
panel atau layer yang paling atas menunjukkan peta prediksi hasil tangkapan.
Gambar 1 memberi informasi bahwa ikan tuna tertangkap dalam jumlah yang besar (terkonsentrasi) pada posisi
sekitar 35oLU dan 160oBT bersesuaian dengan kondisi SST sekitar 20oC dan berassosiasi dengan tingkat klorofil-a
sekitar 0.3 mg m-3. Konsentrasi ikan tersebut berada pada posisi positif anomaly permukaan laut (warna merah)
yang bertepatan dengan kondisi EKE yang relatif lebih tinggi. Dari Gambar itu terlihat bahwa prediksi hasil tangkapan
dengan peluang yang tinggi (dikenal dengan istilah habitat hotspot) juga menkonfirmasi daerah produktif tersebut.
Setiap spesies ikan mempunyai karakteristik oseanografi kesukaannya sendiri dan cenderung menempati daerah
tertentu yang bisa dipelajari. Hal ini dapat diketahui dengan pendekatan SIG dan inderaja multi-layer tersebut.
Gambar 1. Aplikasi SIG dan inderaja dalam kegiatan penangkapan ikan tuna pada bulan November 2000 (resolusi
semua layer citra = 9 Km) (Zainuddin, 2006).
Contoh lain aplikasi SIG di selatan pulau Hokkaido, Jepang dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. Peta ini
menunjukkan berbagai informasi spasial yang bisa kita pahami tentang perikanan tangkap di sekitar pulau tersebut,
khususnya perikanan cumi-cumi. Disni peta SIG menggambarkan dimana posisi pelabuhan perikanan (fishing port),
jarak antara fishing ground (daerah penangkapan) dan pelabuhan, distribusi hasil tangkapan, jumlah kapal yang
tersedia. Dari informasi ini dapat dilihat bahwa distribusi musiman daerah penangkapan, hasil tangkapan dan jumlah
kapal penangkap akan menghasilkan informasi tentang jalur migrasi spesies cumi-cumi tersebut yaitu cenderung ke
utara pada bulan Juni dan kembali ke selatan pada bulan November.
Gambar 2. Peta distribusi daerah penangkapan cumi-cumi dan jumlah kapal dan hasil tangkapannya di sekitar pulau
Hokkaido, Jepang pada bulan Juni (kiri) dan November (kanan) (Kiyofuji and Saitoh, 2004).
Komponen SIG
Komponen utama SIG dapat dibagi menjadi lima, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), pemakai (user), data, dan metode. Untuk mendukung SIG, pada prinsipnya terdapat dua
jenis data, yaitu:
1.
Data spasial: data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang
menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Umumnya
direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan disimpan dalam
bentuk koordinat xy (vektor) atau dalam bentuk citra (raster) yang memiliki nilai tertentu.
2.
Data non-spasial, yang disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau
informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah
satu komponen utama dari SIG adalah perangkat lunak (software). Dalam perancangan peta pada
umumnya digunakan salah satu software SIG yaitu MapInfo Profesional 8.0. MapInfo merupakan
sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh
MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam
memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara geografis.
mapping dengan
peta
yang
ada
pada
media
tradisional
lainya. Web
mapping memanfaatkan fungsi interaktivitas yang ada pada aplikasi GIS dalam bentuk web.
Pada gambar di atas, interaksi antara klien dengan server berdasar skenario permintaan dan
respon. Web browser di sisi klien mengirimkan permintaan ke web server. Karena web server tidak
memiliki kemampuan pemrosesan peta, permintaan yang berkaitan dengan pemrosesan peta akan
diteruskan oleh web server ke server aplikasi danMapserver. Hasil pemrosesan akan dikembalikan lagi
melalui web server, terbungkus dalam bentuk berkas HTML atau applet.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya
menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan
memprediksi apa yang akan terjadi. Kemampuan SIG antara lain memetakan letak, memetakan
kuantitas, memetakan kerapatan (densities), memetakan perubahan, dan memetakan apa yang ada di
dalam dan di luar suatu area.
Aplikasi SIG
Pada sebuah aplikasi SIG, terdapat beberapa fasilitas yang merupakan standar untuk melengkapi peta
yang tampil di layar monitor, antara lain: legenda (legend), skala, zoom in/out, pan (dengan
fasilitas pan peta
dapat
digeser-geser
untuk
melihat
daerah
yang
dikehendaki), searching,
pengukuran, informasi, dan link. Aplikasi SIG dapat memvisualkan secara 2 dimensi ataupun 3
dimensi, dapat berjalan di desktop ataupun di web.
Manajemen Tata Guna Lahan
Pemanfaatan dan pembangunan lahan yang dimiliki oleh pemerintah daerah perlu dilakukan dengan
penuh pertimbangan dari berbagai segi. Wilayah pembangunan di kota biasanya dibagi menjadi
daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum dan jalur hijau. SIG dapat
membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan
sebagai acuan untuk pembangunan fasilitas-fasilitas publik yang diperlukan.
Lokasi dari fasilitas-fasilitas yang akan dibangun didaerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan
agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentu yang bisa menyebabkan ketidakselarasan,
contohnya pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain:
di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, dan berjarak 5 meter dari
jalan raya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu
area, kriteria-kriteria ini nanti akan digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak
sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria.
Untuk pembangunan pos polisi, peta penyebaran penduduk, sejarah kecelakaan dan pelanggaran lalulintas, data kejahatan dan perampokan, peta penyebaran pertokoan dan bank, bisa dijadikan dasar
penentuan lokasi. Contoh lain misalnya lokasi pompa air untuk menyedot air sewaktu banjir, hal yang
perlu dipertimbangkan adalah
Setelah lokasi yang sesuai didapatkan, desain pembangunan dapat digabungkan dengan SIG untuk
mendapatkan perspektif yang lebih riil. Didaerah pedesaan (rural), manajemen tata guna lahan lebih
banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisi tanah,
ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan
bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal
biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masingmasing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian juga
dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebaran konsumen, dan peta
jaringan transportasi.
Sebelum aplikasi SIG digunakan untuk pembantu pengambilan keputusan, tugas dari daerah terlebih
dahulu memasukkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi dan potensi daerahnya. Data-data
yang perlu disiapkan antara lain data peta, data statistik daerah, dan. Data peta dapat menggunakan
data yang sudah ada yang disediakan oleh Bakosurtanal atau instansi lain. Jika data belum ada atau
ingin membuat data yang lebih baru, daerah bisa membuat peta baru berdasar foto satelit atau foto
udara. Sementara itu, data statistik diambil dari sensus, data daerah dalam angka, dan hasil
pendataan lainnya.
Bahan bacaan:
http://mapserver.gis.umn.edu
http://www.gis.com/content/what-gis
M. Aziz, Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web, Penerbit Gava Media,
Yogyakarta (2006).
Daniel
Hary
Prasetyo. Sistem
Informasi
Geografis
(SIG)
untuk
Tata
Guna
Lahan.
Eddy
Prahasta. Konsep-konsep
Dasar
Sistem
Informasi
Geografis.
Bandung:
Penerbit
Informatika (2001).
2. ZAMAN PRASEJARAH
Peta generasi kedua ditemukan di Mesir, yang digambarkan diatas lembaran kertas
yang terbuat dari kulit. Peta ini memperlihatkan persil-persil tanah pertanian yang
terdapat di sekitar lembah sungai Nil dan lokasi-lokasi tambang emas pada masa
pemerintahan Rameses II (1292 1225 tahun sebelum masehi).
Bangsa Yunani menggunakan sistem koordinat segi-empat untuk pembuatan petapetanya sekitar 300 tahun sebelum masehi. Mereka melakukan serangkaian
pengamatan hingga didapat bukti-bukti yang menyatakan bahwa bentuk bumi itu
tidak datar, tetapi bulat.
Ilmuwan Yunani juga memperkenalkan konsep-konsep bumi bulat dengan kutubkutubnya, garis katulistiwa, sistem koordinat Lintang dan Bujur, sistem proyeksi
peta, dan hitungan dimensi-dimensi bumi.
Bangsa Arab Islam memimpin dalam dunia Geografi dan Kartografi pada abad
pertengahan. Banyak karya Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab hingga
ilmu Geografi berkembang pesat.
Idrisi yang diangkat sebagai penasihat dan pengajar di Istana oleh Raja Sicilia,
Roger II pada 1154, Idrisi membuat globe (bola dunia) pertama kali yang terbuat
dari perak seberak 400 kg memuat tujuh benua, danau dan sungai, kota, gunung,
dataran, rute perjalanan dan catatan ketinggian. Ia juga mengarang suatu kitab
yang menggambarkan bentuk bumi yang bulat dan mengambang diangkasa seperti
kuning telur. Juga menjelaskan tentang iklim, lautan dan dataran serta
penjelasannya secara terinci.
Untuk mengormati jasa-jasa Idrisi, maka perangkat lunak yang dikembangkan oleh
Universitas Clark di Amerika Serikat diberi nama IDRISI. Buku buku karangan
beliau masih terus diburu ilmuwan sampai pada awal abad 20.
Perkembangan lebih lanjut pada awal abad 19, dimana perpetaan banyak
digunakan untuk menyampaikan informasi geografis untuk tujuan pengembangan
dan perencanaan. Hal ini dilakukan dengan cara mengkompilasikan berbagai
informasi geografis untuk mendapatkan informasi baru yang dibutuhkan
Tahap inilah dianggap sebagai awal mula sistem informasi geografis secara manual.
5. KOMPUTER AWAL
Di awal 1960-an, potensi komputer elektronik telah dikenal di Kanada dan Amerika
Serikat. Pada 1963, sistem informasi Geografis Kanada (CGIS: Canadian Geographic
Information System) mulai beroperasi dan kemudian menjadi SIG sesungguhnya
yang pertama di dunia. Dua tahun kemudian, di Amerika Serikat sistem serupa
(MIDAS) juga mulai digunakan untuk memproses data-data sumberdaya alam.
Pada tahun 1970-an hingga 1980-an, berbagai sistem telah berevolusi untuk
menggantikan komputasi Kartografi manual. Sistem produksi banyak tersedia di
akhir 1970-an dan pengembangan sistem ini dilanjutkan hingga 1980. Walaupun
demikian, di awal 1990-an, pendekatan yang sempurna terhadap beberapa
tugas-tugas Kartografi masih belum ditemukan.
Pada tahun yang sama, kemampuan komputasi pemroses mikro telah diadopsi
untuk berbagai perangkat mulai dari perangkat bantu rumah tangga, mesin-mesin
mobil, hingga penggunaannya di dalam SIG
Teknologi penyedian data yang semakin baik, baik data digital spasial maupun data
digital non spasial.
Berbagai alat penunjang untuk pekerjaan SIG semakin murah dan tersedia dalam
banyak jenis, seperti perkembangan kartu grafis, memory modul, hard disk,
berbagai perangkat komunikasi dan lain sebagainya.
Tahun 1963 di Kanada muncul CGIS (Canadian Geographic Information System), dan selanjutnya menjadi SIG
pertama di dunia. Dua tahun kemudian di Amerika Serikat beroperasi sistem serupa bernama MIDAS yang
digunakan untuk memproses data-data sumber daya alam.
2. Pengertian SIG
Pada dasarnya istilah sistem informasi geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem,
informasi, dan geografi.
1.
Sistem merupakan sekumpulan objek, ide, dan hubungannya dalam mencapai tujuan bersama.
2.
Sistem informasi merupakan suatu sistem antara manusia dan mesin yang terpadu untuk menyajikan
informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam
organisasi.
3.
Sampai saat ini belum ada definisi baku tentang SIG. Definisi SIG selalu berkembang, hal ini terlihat dari
banyaknya definisi SIG yang muncul. Berikut ini sebagian dari definisi SIG dari para ahli.
1.
Demers (1997), SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
mengintegrasikan, dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.
2.
Esri (1990), SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak,
data geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-
update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi
geografi.
3.
Rice (2000), SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,
memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data-data yang
berhubungan dengan posisi- posisi di permukaan bumi.
4.
Christman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, data,
manusia (brain ware), organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.
5.
Foote (1995), SIG adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang
tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi.
6.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan sejenis perangkat lunak yang
dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan menghasilkan informasi
geografi beserta atribut- atributnya.
Dari definisi tersebut maka SIG mempunyai beberapa kemampuan antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
menghasilkan data geografi dalam bentuk peta tematik, tabel, grafik, laporan baik dalam bentuk hard
copy maupun soft copy,
9.
10. dapat mengoverlay (tumpang susun) peta untuk aplikasi berbagai disiplin ilmu,
11. memperbarui data dengan memerhatikan perubahan lingkungan, data statistik, dan area yang tampak,
dan