Anda di halaman 1dari 16

Konversi data excel ke data spasial berupa titik koordinat (poin

feature) shp telah disediakan perangkatnya oleh software Arc GIS. Di


bidang konservasi, teknik ini diperlukan untuk memetakan titik-titik
koordinat perjumpaan satwa liar di lapangan, pemetaan pergerakan
satwa, posisi sarpras, analisis zonasi, penataan batas kawasan dan lain
sebagainya. Di sebagian taman nasional, pemanfaatan data koodinat ini
juga sangat membantu dalam mendukung pengendalian kinerja.
Sebagai studi kasus, dalam tutorial ini akan menggunakan data input
atribut batas Kabupaten Bombana (Permendagri nomor 12 tahun 2012)
untuk dikonversi menjadi data spasial (shp).
Mengacu pada Permendagri nomor 12 tahun 2012, setidaknya telah
ditetapkan pilar pada 67 titik dan penentuan 5 titik kartometrik di
sepanjang batas wilayah kabupaten, terdiri atas 56 PABU, 11 PBU, 2 TK
PABU dan 3 TK PBU. Posisi pilar batas yang tertera pada dokumen
dapat dipetakan dengan terlebih dahulu melakukan konversi data dari
data atribut menjadi data spasial memanfaatkan software perpetaan,
seperti Arc View dan Arc GIS. Untuk mempermudah konversi ini, data
dibuat tabular (excel), selanjutnya data dikonversi ke bentuk shapefiles
(shp) oleh Arc GIS. Data shp inilah yang nantinya dapat dideliniasi untuk
memetakan batas wilayah kabupaten.
Konsep deliniasi batas
Untuk dapat melakukan deliniasi batas wilayah, ada beberapa konsep
yang perlu dipahami khususnya mengenai pengertian masing-masing
jenis titik batas, yaitu :
1. Pilar Batas Utama (PBU) adalah pilar yang dipasang sebagai tanda batas
antar provinsi, kabupaten/kota yang diletakkan tepat pada batas antar
daerah provinsi, kabupaten/kota.
2. Pilar Acuan Batas Utama (PABU) adalah pilar yang dipasang sebagai
tanda batas antar provinsi, kabupaten/kota yang diletakkan disisi batas
alam atau buatan yang berfungsi sebagai titik ikat garis batas antar daerah
provinsi, kabupaten/kota.
3. Titik Kartometrik (TK) adalah titik batas yang dihasilkan secara
kartografis dan disepakati oleh daerah yang berbatasan, berada di zona
inti Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.
Dengan pengertian di atas berarti batas wilayah yang berada diantara
PBU dideliniasi dengan cara menarik garis lurus antar PBU. Sedangkan
batas wilayah antar PABU dideliniasi dengan cara mengikuti batas-batas
alam, dimana dalam konteks ini sungai dijadikan sebagai batas alam
PABU.
Untuk Titik Kartometrik (TK), secara fisik di lapangan tidak dipasang pilar
karena kondisi-kondisi tertentu, namun secara kartografis/kartometrik
titik-titik ini ada dan dijadikan acuan. Pembuatan garis batas yang
melalui TK mengikuti aturan pada jenis batas, apabila termasuk jenis
PBU maka mengikuti aturan PBU. Sebaliknya apabila termasuk jenis
PABU maka mengikuti aturan PABU. Tutorial deliniasi batas kabupaten
dari data spasial poin feature format shp lebih lanjut tidak disajikan dalam
tutorial ini.
Cara konversi excel ke shp
Secara umum, meskipun otomatisasi perpindahan data dari GPS ke Arc
GIS dimungkinkan dan lebih efisien, namun terkadang sebagian orang
lebih senang cara-cara manual. Mereka mengambil titik koordinat
dengan GPS dan mencatat hasilnya pada excel. Konsekuensinya,
mereka harus berhati-hati dalam mencatat angka-angka yang tertera di
GPS dan harus teliti dalam memasukkan koordinat tersebut di excel.
Penulis sering menjumpai jenis kesalahan ini pada pencatatan petugas
lapangan terutama untuk penggunaan sistem koordinat UTM yang digit
angkanya lumayan panjang. Ini juga berlaku untuk kasus-kasus yang
lebih luas seperti pembuatan tabulasi data atribut dari berbagai
dokumen ke dalam format excel.
Dalam studi kasus batas Kabupaten Bombana, langkah-langkah
konversi data secara bertahap yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
 Pembuatan tabulasi. Data atribut titik koordinat pilar/titik kartometrik
diketik ulang pada Microsoft Excel. Data koordinat yang sebelumnya
masih berbentuk derajat-menit-detik dirubah menjadi angka desimal
dengan satuan derajat, dimana 1 derajat = 60 menit = 3600 detik. Kolom
1 diberi identitas X, kolom 2 diberi identitas Y. Kolom-kolom
selanjutnya diberi identitas data atribut koordinat seperti nama titik batas
dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Hasil tabulasi seperti
tampak pada gambar.

Format excel data atribut


 Panggil data koordinat excel dengan ArcGIS, caranya : klik “Tool”, pilih
”Add XY Data”

 Klik “Browse” dan panggil data excel yang dipersiapkan sebelumnya (1),
masukkan kolom X pada side bar X dan kolom Y pada side bar Y (2),
atur setting koordinat proyeksinya pada “WGS 1984”.
 Cara mengatur proyeksi koordinat : klik tombol “edit” di atas tombol
cancel (1), pilih “select” (2), pilih “Geographic Coordinate System” (3).

 Pilih “World”.

 Pilih “WGS 1984” (1) dan “Add” (2).


 Klik tombol “OK”.

 Hasilnya koordinat telah WGS 84 seperti di bawah ini. Selanjutnya klik


“OK”.
 Posisi koordinat titik pilar batas telah terpetakan sebagaimana gambar.

 Langkah selanjutnya membuat file shp. Caranya : klik kanan pada file
bersangkutan di layer (1), pilih “Data” (2), pilih “Export Data” (3).
 Di bagian export biarkan “All feature” (1) dan ” this layer’s source data”.
Pada bagian out put lakukan “Browse” untuk memilih tempat
penyimpanan file output berbentuk shp (3). Tekan “OK” (4).

 Nanti ada konfirmasi apakah kita ingin menampilkan data di peta, ketik
“Yes”.

 Hasilnya : file out put shp telah muncul di peta sebagaimana tampil pada
gambar.

 Selesai
Data spasial (shp) titik batas Kabupaten Bombana telah tersaji dan bisa
dimanfaatkan untuk analisis spasial bersama peta tematik lainnya.
Apabila kita mau mengetahui posisi pilar batas terhadap kawasan TN
Rawa Aopa Watumohai, maka kita bisa tampilkan peta kawasan
TNRAW pada Arc GIS, sehingga hasilnya seperti pada gambar.
Hasil analisis spasial : dilihat dari posisi 72 pilar batas tersebut, 30 pilar
diantaranya ternyata berada di dalam kawasan Taman Nasional Rawa
Aopa Watumohai, meliputi 20 PABU (ditambah 2 TK PABU) dan 5 PBU
(ditambah 3 TK PBU). Penggunaan analisis spasial akan lebih luas lagi
apabila data point feature ini telah dideliniasi menjadi peta batas
kabupaten berbentuk poligon.
Catatan : Peta Batas Kabupaten yang memiliki dasar hukum dan
menjadi referensi adalah apa yang terdapat di dalam berkas peraturan
perundangan yang dibubuhi tanda tangan pejabat berwenang.
Referensi :
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2012 tentang Batas
Daerah Kabupaten Bombana dengan Kabupaten Kolaka dan Batas
Daerah Kabupaten Bombana dengan Kabupaten Konawe Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Artikel Terkait:
 Mengukur Kinerja Konservasi Hutan dengan SIG dan Pemodelan Spasial,
Sebuah Pendekatan Konseptual
 Menggunakan Band 8 Pankromatik untuk Mempertajam Citra Landsat 8
 Konversi Atribut Data Spasial Format shp dari ArcGIS ke MS Excel
untuk Persiapan Regresi dengan SPSS
 Memindahkan Data GPS ke Shp untuk Analisis di ARCGIS
 AS Mengakhiri Shutdown, Citra Landsat USGS Bisa Diakses Kembali
 Sebagian Layanan USGS dan NASA Ditutup Sementara, Citra Landsat
EarthExplorer Tidak Bisa Diakses
 Komposit Band Citra Landsat 8 dengan ArcGIS 10
 Program GIS ILWIS 3.8.3 Tahun 2013 Telah Siap Download
 Perbandingan Penafsiran Citra Visual dan Digital Untuk Analisis
Penutupan Lahan di Kawasan Hutan
 Cara Menyatukan Band Landsat 8 dengan Layer Stack ERDAS Imagine
Kali ini ane tulis sekelumit cara memasukan data koordinat pada tabel yang dibuat di ms excel ke dalam arcmap 10.

Untuk memasukkan data koordinat digunakan fitur “add data XY” pada arcmap.
Sedikit berbeda dengan vesi sebelumnya arcmap 9.x, apa bedanya ?

Penampakan pada arcmap 10.

Yang pertamax adalah peletakan “add XY data”, pada arcmap 10 ditempel di tab File, sedangkan pada versi sebelumnya arcmap 9.x ditempel pada tab Insert.

Yang keduax adalah adanya tambahan fitur yang disediakan pada arcmap 10, yaitu “Z Field” , input untuk memasukkan ketinggian titik koordinat.

Berhubung ane sudah g pake versi 9.x penampakannya g bisa ane kasih untuk perbandingan.
Ane cuma tulis seinget ane, jadi cuma ada 2 itu untuk sementara.

CMIIW.

Langkah Kerja
Yang pertama siapin data tabel di ms excel. Contoh tabel.

Perlu diketahui baris pertama akan dikenali sebagai parameter input pada arcmap sehingga tiap kolom pada baris pertama menunjukkan maksud dan isi tiap kolomnya.
Buka arcmap 10, lalu cari “add data XY” di tab File seperti gambar paling atas.

Cari file excel yang dimaksud di folder agan. Setelah ketemu, akan ada pilihan sheet, pilih sheet yang ada data koordinatnya.

Setelah itu sesuaikan kolom koordinatnya masing masing, koordinat x pada kolom x_utm dan y pada y_utm, berhubung nilai z tidak ada, maka dapat diabaikan.
Lalu pilih sistem koordinatnya dengan klik tombol edit,kebetula ane pake utm, lalu klik ok dan ok.
Berikut penampakannya.
Data titik-titik koordinat yang disimpan dalam format Microsoft Office Excel (.xlsatau .xlsx), dapat langsung ditampilkan di software ArcGIS (ArcMap). Bagaimana caranya?,
simak tutorialnya berikut ini :
1). Buka software ArcMap (disini kami menggunakan ArcMap 10.1) :

Gambar 1. Buka ArcMap 10.1


(Klik Dua Kali Pada Ikon ArcMap 10.1 Yang Terdapat Pada Desktop)

2). Setelah berada pada jendela tampilan utama ArcMap, masukkan data titik-titik koordinat (dalam format Excel) yang akan diplot ke ArcMap, dengan cara sebagai berikut :

Gambar 2. Memasukkan Data Titik-Titik Koordinat dalam Format Excel ke ArcMap

Pada bagian menu bar, klik : File | Add Data | Add XY Data… (ditunjukkan oleh angka 1, 2, dan 3, pada Gambar 2), dimana setelah itu akan muncul jendela tampilan
pengaturan dari kotak dialog Add XY Data, yang dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini :
Gambar 3. Pemilihan Data

Klik tombol Browse Folder (ditunjukkan oleh angka 1 pada Gambar 3), untuk mencari lokasi penyimpanan dari data yang hendak dimasukkan ke ArcMap. Setelah itu, klik
dua kali pada data titik-titik koordinat dalam format Excel yang hendak dimasukkan ke lembar kerja ArcMap (ditunjukkan oleh angka 2 pada Gambar 3), dimana pada contoh
tutorial kali ini, nama filenya yaitu TitikKoordinat.xlsx, kemudian setelah itu pilih Sheet1$ (ditunjukkan oleh angka 3 pada Gambar 3), dan terakhir klik
tombol Add (ditunjukkan oleh angka 4 pada Gambar 3), untuk mengakhiri pemilihan data yang hendak ditampilkan di ArcMap.
BACA JUGA :
1). [Tutorial] Membuat Slope di QGIS
2). [Tutorial] Menghilangkan Pyramids di ArcGIS
3). [Tutorial] Membuat Grid Sesuai dengan Bentuk Area of Interest
4). [Tutorial] Membuat Legenda dengan Posisi Horizontal
5). [Tutorial] Membuat Animasi di QGIS

Secara default, lembar kerja di Microsoft Office Excel terdapat 3 sheet, oleh karena itu pada pemilihan data titik-titik koordinat dalam format Excel ini, kita terlebih dahulu harus
menentukan pada sheet berapa kita menyimpan data titik-titik koordinat tersebut. Pada tutorial kali ini, data titik-titik koordinat disimpan pada sheet 1.

Gambar 4. Secara Default atau Awal Mula Tampilan Terdapat 3 Sheet Pada Microsoft Excel (Sheet Dapat Dilihat Pada Bagian Bawah Kiri Jendela Tampilan Excel)

Kembali ke jendela tampilan pengaturan utama dari kotak dialog Add XY Data, atur data yang akan ditampilkan di lembar kerja ArcMap sebagai berikut :
Gambar 5. Pengaturan Data

Pada bagian drop down list dari X Field, pilih bagian X (ditunjukkan oleh angka 5 pada Gambar 5), kemudian pada bagian drop down list dari Y Field, pilih
bagian Y(ditunjukkan oleh angka 6 pada Gambar 5), dan terakhir pada bagian Z Field(ditunjukkan oleh area berwarna biru pada Gambar 5), pada tutorial kali ini kami
tidak mengisinya.
Keterangan :
– Berikut tampilan 5 (lima) titik koordinat di Excel, yang akan dimasukkan ke lembar kerja ArcMap :
– X Field harus diisi dengan data nilai titik-
titik koordinat pada bagian sumbu X, dimana data pada tutorial kali ini, titik-titik koordinatnya mempunyai sistem proyeksi Geodetik dengan datum WGS 84, dan oleh
karena hal tersebut, bagian X Field ini harus diisi dengan nilai titik-titik koordinat pada bagian Longitude.
– Y Field harus diisi dengan data nilai titik-titik koordinat pada bagian sumbu Y, dimana data pada tutorial kali ini, titik-titik koordinatnya mempunyai sistem proyeksi
Geodetik dengan datum WGS 84, dan oleh karena hal tersebut, bagian Y Field ini harus diisi dengan nilai titik-titik koordinatpada bagian Latitude.
– Z Field harus diisi dengan data nilai titik-titik koordinat pada bagian sumbu Z (nilai ketinggian), dimana data pada tutorial kali ini, tidak ada nilai pada bagian ini.
– Bagian X menunjukkan data titik-titik koordinat pada kolom pertama, Ypada kolom kedua, dan Z pada kolom ketiga di Excel. Jadi, jika pada kolom pertama diisi
nilai titik-titik koordinat bagian Longitude, dan kolom kedua bagian Latitude, maka pada bagian X Field dipilih huruf X, dan pada bagian Y Field dipilih huruf Y. Begitu
juga sebaliknya, jika pada kolom pertama diisi nilai titik-titik koordinat bagian Latitude, dan kolom kedua bagian Longitude, maka pada bagian X Field dipilih huruf Y,
dan pada bagian Y Field dipilih huruf X. Hal tersebut juga berlaku jika terdapat nilai ketinggian (bagian Z Field).

Anda mungkin juga menyukai