PENDAHULUAN
Apa yang telah dijelaskan diatas terlihat bahwa dalam pembangunan tidak
hanya melibatkan fisik bangunan ataupun fisik dari media saja tetapi juga melibatkan
manusia yang memakai atau menggunakannya. Maka dengan demikian,
permasalahan sosial turut mewarnai dalam setiap bentuk pembangunan yang ada di
Indonesia.
Media sosial salah satu bukti konkret dari majunya pembangunan didunia
juga di Indonesia khususnya. Maka dari itu penting melihat sosial media sebagai
sebuah kemajuan pembangunan dalam merubah persepsi dan mainset serta pola pikir
masyarakat Indonesia. Namun, sebelum jauh membahas hal demikian perlu kita
melacak sejarah dari awal perkembangan sosial media ini.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya dapat
berpartisipasi dengan mudah, dapat berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki
Media sosial berawal dari ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg. Setelah
ditemukannya mesin cetak,mulai lah bermunculan media massa berupa media cetak.
Setelah itu mulai muncul media massa yang berupa media elektronik (Radio dan TV).
Di era modern ini mulailah muncul media Internet dan muncullah media social.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-
generated content"1
Perkembangan sosial media ini dimulai pada 1978 dari penemuan system papan
bulletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain
menggunakan surat elektronik, ataupun mengunggah dan mengunduh perangkat
lunak, semua ini dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang
terhubung dengan modem. Sistem Papan Buletin atau yang lebih dikenal dengan
istilah bahasa Inggris Bulletin Board System (BBS) adalah sistem elektronik yang
standar, rendah biaya, dan akar rumput untuk menyiarkan atau merespon informasi
mengenai suatu tema yang spesifik. Sistem papan buletin dijalankan secara lokal dan
sering terhubung dengan sistem papan buletin lain dalam skala nasional atau
internasional. Biasanya, jaringan-jaringan ini memberikan pelayanan dalam daerah
yang berdekatan secara geografis dan kebutuhan spesifik dari pengguna lokal.2
Dilanjutkan dengan munculnya situs jejaring sosial pada tahun 1997 yaitu
Sixdegree.com yang walaupun pada tahun 1995 sebenarnya sudah terdapat situs
1 Sejarah Perkembangan Media dikutip dari makalah Nyoman Satria Paliwahet,
www.scribd.com%2Fdoc%2F246562477%2FSejarah-Dan-Perkembangan-Sosial-
Media&usg=AFQjCNH-USEd98-hDNTigkoLEpNAe1O3_Q, diakses pada 17 Oktober 2016
2 Ibid
Pada tahun 2002 berdirilah sebuah situs jejaring sosial yang pada saat itu
menjadi booming, dan keberadaan media sosial menjadi fenomenal. Layanan ini
memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan anggota lain, serta berbagi konten
dan media dengan anggota tersebut. Situs web ini dulunya digunakan untuk
berkencan dan mencari tahu tentang acara baru, band, dan hobi. Penggunanya dapat
berbagi video, foto, pesan dan komentar dengan anggota lain melalui profil dan
jaringan mereka. Pendiri dari Friendster ini adalah Jonathan Abrams. Nama
Friendster sendiri berasal dari Friend dan Napster. Pada saat itu Napster memang
sudah menolong orang-orang untuk bertukar informasi melalui jaringan maya, dan
Friendster melakukan hal yang sama dalam dimensi yang berbeda.
Linkedln yang tak hanya berguna sebagai situs jejaring sosial, tapi juga
berguna untuk mencari pekerjaan, muncul pada tahun 2003 sehingga fungsi dari
sebuah media sosial semakin berkembang. Linkedln merupakan situs web jaringan
sosial yang berbasis bisnis. Sampai September 2007 situs ini memiliki lebih dari 14
juta pengguna terdaftar, meliputi 150 industri dan lebih dari 400 bidang ekonomi
3 Ibid
Pada tahun 2003 MySpaces berdiri. Situs ini menawarkan kemudahan dalam
menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs jejaring sosial yang user
friendly.
Tahun 2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga
sampai saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota
terbanyak.Facebook adalah sebuah sosial networking yang dirintis oleh seorang
mahasiswa Harvard yang bernama Mark Zuckerberg. Mark Elliot Zuckerberg atau
Mark Zuckerberg lahir lahir pada 14 Mei 1984 di Dobbs Ferry, Westchester County,
New York, Amerika Serikat (AS).Saat pertama kali diluncurkan The Facebook
hanya terbatas di kalangan kampus Harvard saja. Dalam waktu satu bulan para
penggunanya sudah mencakup lebih dari setengah jumlah mahasiswa Harvard saat
itu. Selanjutnya, sejumlah rekan Zuckerberg turut bergabung memperkuat tim the
facebook.com. Mereka adalah Eduardo Saverin (analis usaha), Dustin Moskovitz
(programmer), Andrew McCollum (desainer grafis), dan Chris Hughes.Bulan maret
2004, thefacebook.com mulai merambah ke beberapa kampus lain di kota Boston, AS
dan juga ke sejumlah kampus ternama seperti Stanford, Columbia, Yale, dan Ivy
League. Tak butuh waktu lama, situs ini telah tersebar penggunaannya di hampir
semua kampus di AS dan Kanada. Bulan Juni 2004, Zuckerberg, McCollum dan
Moskovitz memindahkan markas ke Palo Alto, California. Di sini mereka turut
dibantu juga oleh Adam DAngelo dan Sean Parker.Pertengahan 2004,
thefacebook.com mendapat investasi pertamanya dari salah seorang pendiri PayPal,
Pieter Thiel.Bulan Mei 2005, thefacebook.com mendapat suntikan dana segar hasil
join venture dengan Accel Partners. Tanggal 23 Agustus 2005, thefacebook secara
resmi membeli nama domain mereka dari Aboutface.com seharga USD 200.000 dan
4 Ibid
Facebook sampai saat ini masih banyak peminatnya namun pada tahun 2006
lahirlah sebuah situs jejaring sosialTwitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan
yang lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau yang
bernama Tweet ini yang hanya di batasi 140 karakter.Twitter adalah sebuah micro-
blogging atau blog mikro atau dapat dikatakan sebuah jejaring sosial seperti halnya
Facebook. Di Indonesia memang Twitter kalah populer dibandingkan dengan
Facebook yang saat ini sudah mencapai lebih dari 200 juta pengguna di seluruh
dunia. Tapi tahukah kalian bahwa Twitter juga merupakan sebuah jejaring sosial yang
cukup ampuh apabila kalian memanfaatkannya untuk mencari, mendapatkan teman
serta memasarkan bisnis online kalian. Khusus untuk yang menjalankan bisnis online
via Internet akan dapat memanfaatkan Twitter sebagai media promosi gratis yang
cukup efektif, terutama apabila kita bermain bisnis afiliasi dimana membutuhkan
trafik kunjungan yang signifikan menuju blog kita.Twitter didirikan oleh 3 orang
yaitu Jack Dorsey, Biz Stone, dan Evan Williams pada bulan Maret tahun 2006. Dan
baru diluncurkan bulan Juli ditahun yang sama6
5 Ibid
6 Ibid
Kekuatan media sosial ini sudah tidak dapat disepelekan lagi keberadaannya.
Bahkan setelah media Televisi, media sosial dapat dikatakan lebih efektif
dibandingkan media lain yang sering digunakan seperti spanduk atau baliho.
Masyarakat di era ini memang cenderung lebih percaya pada isi dari media sosial
dibandingkan spanduk-spanduk yang berderet di tepian jalan raya. Informasi dapat
7 Ibid
8 Ibid
Tidak jarang juga melalui media sosial ini, para politisi dapat dengan
mudahnya menarik simpati masyarakat. Cara yang paling sering mereka lakukan
dalam menarik simpati masyarakat misalnya dengan menunjukan aksi sosialnya yang
sengaja diunggah ke media sosial. Aksi-aksi sosial ini jelas sering mendapatkan
respon positif dari masyarakat.
A. Media Massa
Dari pendapat diatas jelas bahwa media massa bergantung dan mempengaruhi
sepenuhnya kepada tingkat pendidikan dan pengetahuan seseorang. Menurut
Sumadira (2005:32) fungsi utama dari media massa ialah menyampaikan informasi
kepada masyarakat dan setiap informasi yang disampaikan harus bersifat akurat,
faktual, menarik, benar, lengkap-utuh, berimbang, relevan, dan bermanfaat sehingga
apapun informasi yang disebarluaskan media massa hendaknya dalam kerangka
mendidik.
b. Media cetak, baik koran atau majalah relatif lebih jelas siapa masyarakat
konsumennya. Sementara media elektronik seringkali sulit mengukur dan
mengetahui siapa konsumen mereka. Dengan demikian koran atau majalah lebih
mewakili opini kelompok masyarakat.
e. Dalam hal penyajian iklan, walaupun media cetak dalam banyak hal
kalah menarik dan atraktif dibanding media elektronik namun disegi lain bisa
disampaikan secara lebih informatif, lengkap dan spesifik untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
B. Demokrasi
1. Pengertian
10 Ibid
11 Ibid
2. Sejarah Demokrasi
Sebelum istilah demokrasi ditemukan oleh penduduk Yunani, bentuk
sederhana dari demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di Mesopotamia Ketika itu,
bangsa Sumeria memiliki beberapa negara kota yang independen. Di setiap negara
kota tersebut para rakyat seringkali berkumpul untuk mendiskusikan suatu
permasalahan dan keputusan pun diambil berdasarkan konsensus atau mufakat. 13
12 Ibid
13 Penjelasan demokrasi yang di kutip dari Makalah Tina Fitroh Al-Harobah, mahasiswa
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta tahun
2011
3. Prinsip-prinsip demokrasi
Rakyat dapat secara bebas menyampaikan aspirasinya dalam kebijakan politik
dan sosial. Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah
terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip
demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan
"soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:
1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas dan jujur;
7. Persamaan di depan hukum;
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
14 ibid
15 Ibid
Sebelumnya telah di sampaikan pada awal makalah ini, bahwa sosial media adalah
sebuah raksasa yang mampu merubah persepsi banyak orang. Maka dari itu, pada
konteks ke-Indonesiaan yang menganut nilai-niai demokrasi, tentunya tak jarang kita
menemukan bahwa kebebasan berpendapat dalam sosial media menjadi sesuatu yang
memiliki pengaruh. Pengaruh tersebut menyinggung nilai-nilai demokrasi yang
dianut oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Kebebasan berpendapat dalam sosial media
bukan hanya menjadi sesuatu yang dapat membangun demokrasi, namun juga
sebagai sesuatu yang dapat mencederai demokrasi tersebut.
Berdasarkan dari pengaruh tersebut, baik itu berupa pengaruh yang bersifat
membangun ataupun membunuh seperti yang telah disampaikan tadi, maka kita
sepakat mengatakan kalau sosial media itu memiliki pengaruh yang besar dan
memiliki andil yang kuat dalam menggiring opini publik atau masyarakat luas. Jadi,
agar lebih efektif dan membuminya isi makalah ini penulis akan me-refleksikan
fakta sosial terkait dengan permasalahan yang melibatkan sosial media sebagai
sebuah sarana dan demokrasi sebagai sebuah tatanan nilai yang dianut oleh bangsa
Indonesia.
Penulis pertama kali mengenal sosial media elektronik pada saat masih di
jenjang Madrasah Tsanawiyah Negeri (Setara dengan SMP/SLTP) di daerah Lubuk
Buaya Padang. Saat facebook muncul, penulis telah mengetahui internet sebagai
salah satu jendela informasi yang dapat diakses oleh siapa saja, dimana saja dan
kapan saja. Dikala itu, sosial media seperti facebook hanyalah sebatas sarana yang
menghubungkan antara satu orang dengan orang lain. Facebook menjadi wadah bagi
Setelah adanya sosial media, masyarakat seperti diberikan akses bebas dalam
mengemukakan pendapat yang tentunya dapat ditujukan kepada siapa saja, bukan
hanya ke sesama rakyat biasa, tapi juga ke para elit birokrat seperti politisi, DPR,
Presiden dan lainnya. maka dari itu, tidak jarang kita melihat postingan-postingan
yang ditampilkan pada sosial media ini menjadi sebuah sindiran dan masukan bagi
para pemegang jabatan pemerintahan di Indonesia.
Mungkin masih ingat dengan jelas di ingatan kita, beberapa kabinet menteri
yang di tunjuk dan diangkat oleh Presiden adalah orang-orang yang eksis, di-
eksiskan, ter-eksiskan bahkan yang meng-eksiskan diri di media massa dan sosial.
Sebutlah seperti menteri Ignasius Jonan diangkat menjadi menteri perhubungan.
Dalam sosial media, pernah buming kabar dari postingan dan foto yang mana isinya
itu seorang pria yang kelelahan dan tertidur di gerbong kereta api kelas ekonomi
pada saat menjalankan tugas. Orang dalam postingan tersebut menuai banyak pujian
yang tertuang dalam bentuk komentar-komentar, serta di like oleh beberapa ratus
ribu orang kala itu. Hal itu juga di share oleh para pemilik akun di sosial media
lainnya hingga jangkauan informasinya menjadi lebih luas di ketahui masyarakat.
Pria tersebut dalam kabar selanjutnya, diangkat menjadi salah satu Menteri RI
bagian perhubungan (MENHUB) yang tidak lain dan bukan dialah DIRUT PT KAI
IGNASIUS JONAN yang dulu akrab disebut oleh media dengan MENHUB JONAN
sekarang telah berubah menjadi MANTAN MENHUB JONAN.
Adapun yang menarik dari penjelasan penulis diatas, bahwa sosial media
menjadi sebuah sarana untuk meng-ekspresikan selera masyarakat. Dalam bahasa
Demokrasi yang telah disebutkan pada bab kedua dari makalah ini, yaitu
pemerintahan yang berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Sosial media dalam hal ini
telah membantu dalam mewujudkan demokrasi yang dimaksud seperti pengertian
demokrasi diatas, dari postingan / status-status yang dibuat oleh rakyat untuk
diangkat mengabdi kepada rakyat, setelah rakyat mengetahui kelemahan dari orang
yang diberi ekspektasi tersebut maka, bulyan beserta cacian yang di ikuti dengan
pernyataan-pernyataan yang bergambar, berbarengan pula dengan lengsernya orang
yang dimaksud tersebut. Apakah ini hanya kebetulan, namun faktanya, banyak yang
terbukti demikian. Apa yang penulis ungkapkan ini hanya salah satu dari sekian
banyak gambaran sosial media yang membawa pengaruh dalam demokrasi di
Indonesia.
Saat ini jika kita pengguna sosial media, maka beragam informasi akan
muncul, bahkan informasi-informasi yang mengatasnamakan agama dibuat untuk
mencederai demokrasi yang dimaksud. Penulis pernah berdiskusi dengan salah
seorang Doktor pada bidang filsafat perennial alumni Universitas Gadjah Mada
sekaligus senior di IAIN IB Padang. Dalam pembicaraan tersebut, kami
mendiskusikan tentang pilgub DKI Jakarta yang sedang berlangsung hingga hari ini
secara objektif tanpa dibayangi oleh keberpihakan dan kepentingan. Sebutlah Ahok
menjadi pusat badainya pada setiap urusan-urusan sosial, politik dan agama di kota
Jakarta sekarang ini. Terlepas dari siapa itu Ahok, terlepas dari masa lalunya dan apa
yang dia perbuat, kita lihat dari sisi objektif, selama ini di sosial media Ahok seperti
dua sosok yang berbeda, disatu sisi seperti malaikat yang secara apa adanya
membangun infrastruktur dan menunjang kemajuan-kemajuan lainnya dalam
pembangunan. Disisi lain seperti yang terlihat di sosial media, dia bagaikan iblis
Saat ini di Indonesia, penulis melihat, hanya orang-orang yang eksis, di-
eksiskan, mengeksiskan diri atau yang ter-eksiskan yang akan menduduki
jabatan/posisi, tipis kemungkinan seseorang menjabat tapi sebelumnya tidak eksis.
Eksis menjadi ukuran dari masyarakat untuk melihat seberapa sesuainya selera yang
SUMBER RUJUKAN
Diskusi singkat dengan Dr. Riki Saputra, MA, Pakar Filsafat Parennial,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, di IAIN Imam Bonjol Padang
Tanggal 18 Oktober 2016