Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Media adalah sebuah sarana komunikasi. Komunikasi ini mencakup sumber,
pesan, dan penerima pesan (Graeme Burton, 2006 : 27). Ketika media berkomunikasi
dengan audiens mereka maka sebuah proses akan berlangsung. Media sebagai sebuah
sarana komunikasi tersebut dapat mempengaruhi arah dari sudut pandang seseorang
begitupun juga sebaliknya seseorang tentu bisa mempengaruhi corak dari komunikasi
suatu media.

Semua komunikasi yang disampaikan dalam konteks sosial, maka konteks


tersebut selalu mempengaruhi cara komunikasi yang dipahami dan cara komunikasi
yang disusun sebelumnya. Saat sekarang ini kita telah melihat bahwa media memiliki
beragam bentuk. Salah satu alasan surat kabar tabloid memiliki format atau bentuk
yang kita lihat sekarang agar tabloid tersebut relatif lebih mudah dibuka dan di
pegang seperti di bus atau kantin. Hal tersebut membuat tabloid lebih atraktif untuk
digunakan karena tidak harus bergantung kepada listrik atau lainnya. Begitu juga
dengan radio, televisi dan internet, yang mana kalau radio percakapannya(audio)
dapat kita tangkap langsung secara live. Bahkan, untuk televisi dan internet lebih kuat
dalam menggiring pemahaman public dengan komunikasi-komunikasi yang bersifat
subjektif.

Indonesia kini menghadapi tantangan baru dalam memasuki era globalisasi.


Di sisi lain permasalahan internal juga datang silih berganti, isu-isu kritis yang sering
muncul adalah adanya keinginan untuk melakukan perbaikan di segala bidang
termasuk pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu komponen supra
sistem pembangunan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Pembangunan didefinisikan sebagai upaya suatu bangsa untuk
meningkatkan mutu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, baik sumber daya

1 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
manusia maupun sumber daya alam melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi yang berkelanjutan (Sudarja 2005 :1). Sedangkan menurut Soerjono
Soekamto (1990:454) Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala
bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu.
Pembangunan nasional Indonesia misalnya, merupakan suatu proses perubahan yang
dilakukan berdasarkan rencana tertentu dengan sengaja dan memang dikehendaki ,
baik oleh pemerintah yang menjadi pelopor pembangunan maupun masyarakat .
Pembangunan didefinisikan sebagai upaya suatu bangsa untuk meningkatkan mutu
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun
sumber daya alam melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang
berkelanjutan (Sudarja 2005 :1). Dari pernyataan di atas dapat kita lihat bahwa untuk
membangun suatu bangsa diperlukan sumber daya manusia. Sumber daya manusia
memegang peranan penting dalam proses keberhasilan suatu pembangunan.

Apa yang telah dijelaskan diatas terlihat bahwa dalam pembangunan tidak
hanya melibatkan fisik bangunan ataupun fisik dari media saja tetapi juga melibatkan
manusia yang memakai atau menggunakannya. Maka dengan demikian,
permasalahan sosial turut mewarnai dalam setiap bentuk pembangunan yang ada di
Indonesia.

Media sosial salah satu bukti konkret dari majunya pembangunan didunia
juga di Indonesia khususnya. Maka dari itu penting melihat sosial media sebagai
sebuah kemajuan pembangunan dalam merubah persepsi dan mainset serta pola pikir
masyarakat Indonesia. Namun, sebelum jauh membahas hal demikian perlu kita
melacak sejarah dari awal perkembangan sosial media ini.

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya dapat
berpartisipasi dengan mudah, dapat berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki

2 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di
seluruh dunia.

Media sosial berawal dari ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg. Setelah
ditemukannya mesin cetak,mulai lah bermunculan media massa berupa media cetak.
Setelah itu mulai muncul media massa yang berupa media elektronik (Radio dan TV).
Di era modern ini mulailah muncul media Internet dan muncullah media social.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-
generated content"1

Perkembangan sosial media ini dimulai pada 1978 dari penemuan system papan
bulletin yang memungkinkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain
menggunakan surat elektronik, ataupun mengunggah dan mengunduh perangkat
lunak, semua ini dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang
terhubung dengan modem. Sistem Papan Buletin atau yang lebih dikenal dengan
istilah bahasa Inggris Bulletin Board System (BBS) adalah sistem elektronik yang
standar, rendah biaya, dan akar rumput untuk menyiarkan atau merespon informasi
mengenai suatu tema yang spesifik. Sistem papan buletin dijalankan secara lokal dan
sering terhubung dengan sistem papan buletin lain dalam skala nasional atau
internasional. Biasanya, jaringan-jaringan ini memberikan pelayanan dalam daerah
yang berdekatan secara geografis dan kebutuhan spesifik dari pengguna lokal.2

Dilanjutkan dengan munculnya situs jejaring sosial pada tahun 1997 yaitu
Sixdegree.com yang walaupun pada tahun 1995 sebenarnya sudah terdapat situs
1 Sejarah Perkembangan Media dikutip dari makalah Nyoman Satria Paliwahet,
www.scribd.com%2Fdoc%2F246562477%2FSejarah-Dan-Perkembangan-Sosial-
Media&usg=AFQjCNH-USEd98-hDNTigkoLEpNAe1O3_Q, diakses pada 17 Oktober 2016

2 Ibid

3 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
Classmates.com yang juga merupakan situs jejaring sosial. Namun, Sixdegree.com di
anggap lebih menawarkan sebuah situs jejaring sosial dibandingkan Classmates.com.
Kreativitas para penggemar IT tidak sampai disana, pada tahun 1999 muncul situs
untuk membuat blog pribadi, yang disebut Blogger. Situs ini menawarkan
penggunanya untuk bisa membuat halaman sendiri, sesuai kreasi mereka sendiri, situs
ini membuat kita menjadi merasa memiliki website sendiri tanpa membayar domain
sepeserpun. Di halaman Blog, pengguna bisa memuat hal tentang apapun, termasuk
hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah, sehingga bisa dikatakan blogger ini
menjadi tonggak berkembangnya sebuah media sosial.3

Pada tahun 2002 berdirilah sebuah situs jejaring sosial yang pada saat itu
menjadi booming, dan keberadaan media sosial menjadi fenomenal. Layanan ini
memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan anggota lain, serta berbagi konten
dan media dengan anggota tersebut. Situs web ini dulunya digunakan untuk
berkencan dan mencari tahu tentang acara baru, band, dan hobi. Penggunanya dapat
berbagi video, foto, pesan dan komentar dengan anggota lain melalui profil dan
jaringan mereka. Pendiri dari Friendster ini adalah Jonathan Abrams. Nama
Friendster sendiri berasal dari Friend dan Napster. Pada saat itu Napster memang
sudah menolong orang-orang untuk bertukar informasi melalui jaringan maya, dan
Friendster melakukan hal yang sama dalam dimensi yang berbeda.

Linkedln yang tak hanya berguna sebagai situs jejaring sosial, tapi juga
berguna untuk mencari pekerjaan, muncul pada tahun 2003 sehingga fungsi dari
sebuah media sosial semakin berkembang. Linkedln merupakan situs web jaringan
sosial yang berbasis bisnis. Sampai September 2007 situs ini memiliki lebih dari 14
juta pengguna terdaftar, meliputi 150 industri dan lebih dari 400 bidang ekonomi

3 Ibid

4 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
yang diklasifikasi menurut jasanya. Linkedln mulai meraih keuntungan sejak maret
2006.4

Pada tahun 2003 MySpaces berdiri. Situs ini menawarkan kemudahan dalam
menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs jejaring sosial yang user
friendly.

Tahun 2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga
sampai saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota
terbanyak.Facebook adalah sebuah sosial networking yang dirintis oleh seorang
mahasiswa Harvard yang bernama Mark Zuckerberg. Mark Elliot Zuckerberg atau
Mark Zuckerberg lahir lahir pada 14 Mei 1984 di Dobbs Ferry, Westchester County,
New York, Amerika Serikat (AS).Saat pertama kali diluncurkan The Facebook
hanya terbatas di kalangan kampus Harvard saja. Dalam waktu satu bulan para
penggunanya sudah mencakup lebih dari setengah jumlah mahasiswa Harvard saat
itu. Selanjutnya, sejumlah rekan Zuckerberg turut bergabung memperkuat tim the
facebook.com. Mereka adalah Eduardo Saverin (analis usaha), Dustin Moskovitz
(programmer), Andrew McCollum (desainer grafis), dan Chris Hughes.Bulan maret
2004, thefacebook.com mulai merambah ke beberapa kampus lain di kota Boston, AS
dan juga ke sejumlah kampus ternama seperti Stanford, Columbia, Yale, dan Ivy
League. Tak butuh waktu lama, situs ini telah tersebar penggunaannya di hampir
semua kampus di AS dan Kanada. Bulan Juni 2004, Zuckerberg, McCollum dan
Moskovitz memindahkan markas ke Palo Alto, California. Di sini mereka turut
dibantu juga oleh Adam DAngelo dan Sean Parker.Pertengahan 2004,
thefacebook.com mendapat investasi pertamanya dari salah seorang pendiri PayPal,
Pieter Thiel.Bulan Mei 2005, thefacebook.com mendapat suntikan dana segar hasil
join venture dengan Accel Partners. Tanggal 23 Agustus 2005, thefacebook secara
resmi membeli nama domain mereka dari Aboutface.com seharga USD 200.000 dan

4 Ibid

5 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
sejak saat itu penggalan frase the tidak dipakai lagi sehingga nama mereka resmi
menjadi facebook.com.Pada tahun 2005 ini juga, facebook telah memperluas
jangkauan pengguna ke kalangan pelajar SMA. Masih di tahun yang sama, sejumlah
universitas di Meksiko, Inggris Raya, Australia dan Selandia Baru juga sudah bisa
menikmati jaringan Facebook. Sampai saat ini Facebook masih dapat dinikmati oleh
semua orang yang telah terdaftar yang memiliki email yang valid. Pada situs jejaring
sosial ini pengguna dimanjakan dengan aplikasi chatting, video call, pembuatan
status, bertukar video, music, gambar, dan masih banyak lagi.5

Facebook sampai saat ini masih banyak peminatnya namun pada tahun 2006
lahirlah sebuah situs jejaring sosialTwitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan
yang lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau yang
bernama Tweet ini yang hanya di batasi 140 karakter.Twitter adalah sebuah micro-
blogging atau blog mikro atau dapat dikatakan sebuah jejaring sosial seperti halnya
Facebook. Di Indonesia memang Twitter kalah populer dibandingkan dengan
Facebook yang saat ini sudah mencapai lebih dari 200 juta pengguna di seluruh
dunia. Tapi tahukah kalian bahwa Twitter juga merupakan sebuah jejaring sosial yang
cukup ampuh apabila kalian memanfaatkannya untuk mencari, mendapatkan teman
serta memasarkan bisnis online kalian. Khusus untuk yang menjalankan bisnis online
via Internet akan dapat memanfaatkan Twitter sebagai media promosi gratis yang
cukup efektif, terutama apabila kita bermain bisnis afiliasi dimana membutuhkan
trafik kunjungan yang signifikan menuju blog kita.Twitter didirikan oleh 3 orang
yaitu Jack Dorsey, Biz Stone, dan Evan Williams pada bulan Maret tahun 2006. Dan
baru diluncurkan bulan Juli ditahun yang sama6

5 Ibid

6 Ibid

6 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
Pada tahun 2007 lahirlah Wiser, situs jejaring sosial pertama sekali
diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. Situs ini
diharapkan bisa menjadi sebuah direktori online organisasi lingkungan seluruh dunia
termasuk pergerakan lingkungan baik dilakukan individu maupun kelompok.7

Tahun 2011 lahirlah Google+, google meluncurkan situs jejaring sosialnya


yang bernama google+, namun pada awal peluncuran. google+ hanya sebatas pada
orang yang telah di invite oleh google. Setelah itu google+ di luncurkan secara
umum. Google+ atau Google Plus adalah jejaring sosial yang dioperasikan oleh
Google Inc. Google+ diluncurkan pada 28 Juni 2011 dengan sistem undangan untuk
diuji coba. Di hari tersebut, pengguna Google+ diijinkan untuk mengundang teman di
atas 18 tahun, untuk membuat akun. Namun, ini segera dihentikan sehari kemudian
setelah pembuatan akun semakin membeludak. Membuat sebuah account dari
Google+ sangat mudah, pengguna hanya tinggal login dengan account Gmail mereka.
Berbagai fitur juga didukung, sehingga jejaring sosial ini cukup nyaman digunakan8.

Tahapan perkembangan media sosial diatas terlihat bahwa media sosial


tersebut telah bertransformasi bukan hanya sebagai sebuah hiburan ataupun sebagai
suatu media yang menghubungkan antara satu orang dengan orang banyak namun
berubah menjadi alat untuk mempengaruhi dan merubah pola pikir orang lain.

Kekuatan media sosial ini sudah tidak dapat disepelekan lagi keberadaannya.
Bahkan setelah media Televisi, media sosial dapat dikatakan lebih efektif
dibandingkan media lain yang sering digunakan seperti spanduk atau baliho.
Masyarakat di era ini memang cenderung lebih percaya pada isi dari media sosial
dibandingkan spanduk-spanduk yang berderet di tepian jalan raya. Informasi dapat

7 Ibid

8 Ibid

7 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
menyebar dengan cepat dan mudah melalui media social. Media sosial dapat
dikatakan memiliki kekuatan yang sifatnya dapat mempengaruhi.

Tidak jarang juga melalui media sosial ini, para politisi dapat dengan
mudahnya menarik simpati masyarakat. Cara yang paling sering mereka lakukan
dalam menarik simpati masyarakat misalnya dengan menunjukan aksi sosialnya yang
sengaja diunggah ke media sosial. Aksi-aksi sosial ini jelas sering mendapatkan
respon positif dari masyarakat.

Sebagaimana yang telah di sampaikan pada awal makalah ini,


mengindikasikan bahwa sosial media bagaikan seperti dua mata pisau yang berbeda,
disatu sisi pengaruhnya bisa membangun akan tetapi disisi lain pengaruhnya bisa
membunuh. Celakanya lagi, apabila pengaruh tersebut bersifat membunuh, tentunya
Indonesia sebagai negara demokrasi akan tercederai akibat dari pengaruh-pengaruh
buruk tersebut. Maka dari itu dalam makalah ini kami akan membahas, mengupas
sekaligus menganalisis pengaruh sosial media dalam demokrasi di Indonesia.

8 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai bahan tinjauan, disini penulis akan melacak defenisi dari media massa
serta demokrasi sebagai acuan dan sudut pandang dalam melihat pengaruh sosial
media dalam demokrasi di Indonesia.

A. Media Massa

1. Pengertian Media Massa


Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditunjukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melewati media cetak atau elektronik,
sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat
(Susanto, 1980:2). Pengertian dapat di sini menekankan pada pengertian, bahwa
jumlah sebenarnya penerima pesan informasi melalui media massa pada saat
tertentu tidaklah esensial. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara
harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. (Arsyad, 2004:3). Secara lebih
khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan
menyusun kembali informasi visual verbal.

Pengertian lain tentang media dikemukakan oleh Association for Educational


Communications and Technology (AECT, 1977) yang dikutip oleh Sadiman (2005:6)
dimana media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampian atau
pengantar, media sering disebut dengan kata mediator, dengan istilah mediator media

9 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
menunjukan fungsi atau peranannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua
belah pihak utama dalam proses belajar siswa dan pelajaran. Adapun bentuk media
massa, secara garis besar, ada dua jenis, yaitu: media cetak (surat kabar dan
majalah, termasuk buku-buku) dan media elektronik (televisi, radio, dan termasuk
internet).

Keberadaan media massa dalam kehidupan masyarakat tidak dapat dianggap


remeh, karena media massa merupakan satu komponen yang ada di dalam
masyarakat. Apabila media massa mengambil tempat didalam masyarakat dan
menjadi bagian dari suatu sistem masyarakat seluruhnya. Oetama (1989:92)
mengemukakan bahwa media massa dalam suatu negara, tidak berada di luar
masyarakat itu, melainkan dalam masyarakat. Media massa menjadi bagian dari
masyarakat, dan karena itu juga menjadi bagian dari suatu sistem masyarakat secara
keseluruhan.

Dari pendapat diatas jelas bahwa media massa bergantung dan mempengaruhi
sepenuhnya kepada tingkat pendidikan dan pengetahuan seseorang. Menurut
Sumadira (2005:32) fungsi utama dari media massa ialah menyampaikan informasi
kepada masyarakat dan setiap informasi yang disampaikan harus bersifat akurat,
faktual, menarik, benar, lengkap-utuh, berimbang, relevan, dan bermanfaat sehingga
apapun informasi yang disebarluaskan media massa hendaknya dalam kerangka
mendidik.

2. Karakteristik Media Massa


Karakteristik atau ciri khas pada media massa pada intinya yaitu media yang
ditujukan kepada khalayak umum sebagai sasarannya, hubungan antara komunikator
dan konikan hanya bersifat interpersonal tidak terdapat hubungan yang timbal
balik, terjadi kontak yang keserempakan dengan banyak orang yang terpisah satu
sama lain, memiliki struktur organisasi yang melembaga secara jelas dan isi yang
disampaikan mengenai kepentingan umum.

10 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
Namun dari kedua jenis media massa baik cetak maupun elektronik memiliki
perbedaan dari sifat maupun bentuknya. Menurut Effendi (2005:145) kedua jenis
media massa tersebut mempunyai perbedaan yang khas yaitu sebagai berikut:

Pesan-pesan yang disiarkan media massa elektronik hanya sekilas


sehingga khalayak harus selalu berada di depan pesawat, sedangkan pesan- pesan
yang disiarkan melalui media cetak dapat diulang untuk dipelajari serta disimpan
untuk dibaca pada setiap kesempatan. Kedua jenis media massa tersebut baik cetak
maupun elektronik memiliki karakteristik masing-masing. Media cetak/surat kabar
memiliki karakteristik yang berbeda dengan televisi maupun media lainnya.
Karakteristik media surat kabar menurut Suwardi (1993:223) Bahwa media massa
pada umumnya berfungsi sebagai wadah informasi yang disampaikan dari satu
sumber kesejumlah sasaran. Surat kabar mempunyai karakter tersendiri sesuai
dengan surat kabar itu sendiri. Oleh Karena itu dengan surat kabar sudah jelas bahwa
khalayak adalah mereka yang bias membaca. Liputannya tergantung
bagaimana dan siapa pembacanya, jadi bisa sangat heterogen bisa juga homogen.
Namun paling penting ialah bahwa dampaknya tidak seketika. Ia membutuhkan
waktu yang cukup lama, sementara pengulangan suatu informasi actual akan
selalu mempercepat dampak yang dirasakan.

Kesimpulan dari pendapat di atas bahwa: Media cetak karakteristiknya:

a. Membaca merangsang orang untuk berinteraksi dengan aktif berpikir


dan mencerna secara reflektif dan kreatif, sehingga lebih berpeluang membuka
dialog dengan pembaca/ masyarakat.

b. Media cetak, baik koran atau majalah relatif lebih jelas siapa masyarakat
konsumennya. Sementara media elektronik seringkali sulit mengukur dan
mengetahui siapa konsumen mereka. Dengan demikian koran atau majalah lebih
mewakili opini kelompok masyarakat.

11 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
c. Kritik sosial yang disampaikan melalui media cetak akan lebih
berbobot atau lebih efektif karena diulas secara lebih mendalam dan bisa
menampung sebanyak mungkin opini pengamat serta aspirasi masyarakat

d. Media cetak lebih bersifat fleksibel, mudah dibawa ke mana- mana,


bisa disimpan(dikliping), bisa dibaca kapan saja, tidak terikat waktu.

e. Dalam hal penyajian iklan, walaupun media cetak dalam banyak hal
kalah menarik dan atraktif dibanding media elektronik namun disegi lain bisa
disampaikan secara lebih informatif, lengkap dan spesifik untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.

Sedangkan karakteristik media elektronik adalah:

a. Media elektronik ditujukan untuk semua khalayak, baik yang bisa


membaca maupun yang tidak bisa membaca. Sehingga pesan yang diterima dari
media elektronik lebih kuat pengaruhnya terhadap sikap, perilaku dan tanggapan
masyarakat.

b. Pesan dari media elektronik hanya sekilas, sehingga khalayak harus


selalu berada di depan pesawat , sedangkan pesan yang disampaikan melalui media
cetak dapat diulang untuk dipelajari serta disimpan untuk dibaca pada setiap
kesempatan.

B. Demokrasi
1. Pengertian

12 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos artinya rakyat dan
kratein artinya pemerintah. Secara sederhana, demokrasi berarti pemerintahan
oleh rakyat, dalam hal ini kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat. Diantara
beberapa pengertian tentang demokrasi, barangkali pengertian yang dikemukakan
oleh Abraham Lincoln dapat merangkum makna demokrasi dalam sebuah kalimat
sederhana. Menurut Abraham Lincoln demokrasi adalah pemerintahan yang berasal
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.9

Sebagai sebuah kondisi ideal, demokrasi tentu dicita-citakan oleh banyak


kalangan. Tetapi upaya menuju demokrasi yang ideal merupakan sebuah proses
yang tidak mudah. Proses menuju demokrasi inilah yang disebut sebagai
demokratisasi. Demokratisasi biasanya diawali dengan adanya liberalisasi
(meluasnya kebebasan). Dalam tahap ini media massa agak diberi kelonggaran
sehingga tidak menghadapi ancaman pembredelan, masyarakat cukup leluasa
melakukan partisipasi sosial melalui organisasi dan wahana lain, serta mulai
berkembang penghargaan terhadap keragaman (pluralisme).10

Selain lembaga-lembaga negara, terdapat pula lembaga politik lain seperti


partai politik. Politik adalah organsasi yang terdiri atas sekelompok orang yang
mewakili tujuan sama dan dibentuk untuk memperjuangkan tujuan melalui
kekuasaan politik. Jadi partai politik terlihat dalam persaingan untuk memegang
kekuasaan politik. 11

Padadasarnya, politik berkenaan dengan kehidupan publik, yaitu


9 Muh. Guntur. 2008. http://www.e-dukasi.net/artikel/demokrasi_indonesia/. Diakses Tanggal 21
Oktober 2008

10 Ibid

11 Ibid

13 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
kehidupan yang berkaitan dengan orang kebanyakan atau rakyat. Masyarakat
madani (civil society) merupakan wujud masyarakat yang memiliki keteraturan
hidup dalam suasana perikehidupan yang mandiri, berkeadilan sosial, dan sejahtera.
Masyarakat madani mencerminkan sifat kemampuan dan kemajuan masyarakat
yang tinggi untuk bersikap kritis dan partisipasi dalam menghadapi berbagai
persoalan sosial.12

2. Sejarah Demokrasi
Sebelum istilah demokrasi ditemukan oleh penduduk Yunani, bentuk
sederhana dari demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di Mesopotamia Ketika itu,
bangsa Sumeria memiliki beberapa negara kota yang independen. Di setiap negara
kota tersebut para rakyat seringkali berkumpul untuk mendiskusikan suatu
permasalahan dan keputusan pun diambil berdasarkan konsensus atau mufakat. 13

Barulah pada 508 SM, penduduk Athena di Yunani membentuk sistem


pemerintahan yang merupakan cikal bakal dari demokrasi modern. Yunani kala itu
terdiri dari 1,500 negara kota (poleis) yang kecil dan independen. Negara kota
tersebut memiliki sistem pemerintahan yang berbeda-beda, ada yang oligarki,
monarki, tirani dan juga demokrasi. Diantaranya terdapat Athena, negara kota yang
mencoba sebuah model pemerintahan yang baru masa itu yaitu demokrasi langsung.
Penggagas dari demokrasi tersebut pertama kali adalah Solon, seorang penyair dan
negarawan. Paket pembaruan konstitusi yang ditulisnya pada 594 SM menjadi dasar
bagi demokrasi di Athena namun Solon tidak berhasil membuat perubahan.
Demokrasi baru dapat tercapai seratus tahun kemudian oleh Kleisthenes, seorang

12 Ibid

13 Penjelasan demokrasi yang di kutip dari Makalah Tina Fitroh Al-Harobah, mahasiswa
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta tahun
2011

14 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
bangsawan Athena. Dalam demokrasi tersebut, tidak ada perwakilan dalam
pemerintahan sebaliknya setiap orang mewakili dirinya sendiri dengan mengeluarkan
pendapat dan memilih kebijakan. Namun dari sekitar 150,000 penduduk Athena,
hanya seperlimanya yang dapat menjadi rakyat dan menyuarakan pendapat mereka.
Demokrasi ini kemudian dicontoh oleh bangsa Romawi pada 510 SM hingga 27 SM.
Sistem demokrasi yang dipakai adalah demokrasi perwakilan dimana terdapat
beberapa perwakilan dari bangsawan di Senat dan perwakilan dari rakyat biasa di
Majelis. 14

3. Prinsip-prinsip demokrasi
Rakyat dapat secara bebas menyampaikan aspirasinya dalam kebijakan politik
dan sosial. Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah
terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip
demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan
"soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:
1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas dan jujur;
7. Persamaan di depan hukum;
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

14 ibid

15 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
4. Asas pokok demokrasi
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah
pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan
yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua
asas pokok demokrasi, yaitu:
1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-
wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan
rahasia serta jujur dan adil; dan
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan
pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

5. Ciri-ciri pemerintahan demokratis


Pemilihan umum secara langsung mencerminkan sebuah demokrasi yang baik
Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan
dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi
adalah sebagai berikut:
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan
politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
rakyat (warga negara).
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen
sebagai alat penegakan hukum
5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.

16 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan,
dan sebagainya).15

15 Ibid

17 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
BAB III
PENGARUH SOSIAL MEDIA DALAM DEMOKRASI DI INDONESIA

Sebelumnya telah di sampaikan pada awal makalah ini, bahwa sosial media adalah
sebuah raksasa yang mampu merubah persepsi banyak orang. Maka dari itu, pada
konteks ke-Indonesiaan yang menganut nilai-niai demokrasi, tentunya tak jarang kita
menemukan bahwa kebebasan berpendapat dalam sosial media menjadi sesuatu yang
memiliki pengaruh. Pengaruh tersebut menyinggung nilai-nilai demokrasi yang
dianut oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Kebebasan berpendapat dalam sosial media
bukan hanya menjadi sesuatu yang dapat membangun demokrasi, namun juga
sebagai sesuatu yang dapat mencederai demokrasi tersebut.

Berdasarkan dari pengaruh tersebut, baik itu berupa pengaruh yang bersifat
membangun ataupun membunuh seperti yang telah disampaikan tadi, maka kita
sepakat mengatakan kalau sosial media itu memiliki pengaruh yang besar dan
memiliki andil yang kuat dalam menggiring opini publik atau masyarakat luas. Jadi,
agar lebih efektif dan membuminya isi makalah ini penulis akan me-refleksikan
fakta sosial terkait dengan permasalahan yang melibatkan sosial media sebagai
sebuah sarana dan demokrasi sebagai sebuah tatanan nilai yang dianut oleh bangsa
Indonesia.

Penulis pertama kali mengenal sosial media elektronik pada saat masih di
jenjang Madrasah Tsanawiyah Negeri (Setara dengan SMP/SLTP) di daerah Lubuk
Buaya Padang. Saat facebook muncul, penulis telah mengetahui internet sebagai
salah satu jendela informasi yang dapat diakses oleh siapa saja, dimana saja dan
kapan saja. Dikala itu, sosial media seperti facebook hanyalah sebatas sarana yang
menghubungkan antara satu orang dengan orang lain. Facebook menjadi wadah bagi

18 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
banyak orang untuk mengaktualisasikan eksistensi diri mereka, baik seperti
pengalaman yang diabadikan dalam bentuk foto, ataupun ide-ide pikiran yang di
share atau dibagikan untuk dilihat oleh banyak orang. Maka tak jarang pula banyak
yang galau dan putus asa sehingga harus curhat dengan Tuhan bukan melalui ibadah
atau ritual keagamaan, akan tetapi berdoa melalui facebook/Twitter atau sosial media
ini.

Pada perkembangan selanjutnya, sosial media juga telah menjadi wadah


online bagi media cetak guna menyebar informasi-informasi, baik berkaitan dengan
sosial, politik, budaya, agama, kesehatan dan lainnya. Meski demikian, tidak jarang
juga para pemilik akun di sosial media ini menjadi pers tandingan dalam merespon
setiap informasi dan isu yang disampaikan atau yang di terima dari masyarakat luas.
Biasanya, isu yang di respon itu lebih banyak menyinggung tentang masalah sosial,
politik dan yang tak kalah hebohnya tentu juga membahas masalah agama.

Berdasarkan pengamatan penulis, isu agama, sosial dan politik cenderung


menempati peringkat tertinggi dalam bahasan-bahasan yang ada di sosial media.
Apalagi menyinggung masalah agama, yang tentunya nuansa perang dingin dalam
perbincangan tersebut akan amat terasa. Karena agama, sosial dan politik cenderung
menjadi isu sensitif yang menggelitik banyak orang untuk mau buka mulut dan
terlibat dalam pembahasan-pembahasan yang bersifat sensitif tersebut.

Mungkin hingga sekarang, masih kental di ingatan kita bagaimana sosial


media menjadi sebuah sarana yang dijadikan senjata dan wadah dalam meluapkan
emosi-emosi politik saat Pilpres tahun 2014. Berdasarkan persentase pemilih pada
tahun 2014 lalu, jumlah pemilih dari kalangan muda mendominasi ketimbang
pemilih-pemilih yang lebih berumur. Maka dari itu, keterlibatan aktif maupun pasif
generasi muda dalam urusan politik berbanding lurus dengan komentar-komentar
yang tertuang dalam status-status pada sosial media ini, sebutlah seperti Facebook ,
twitter dan lainnya.

19 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
Sekarang kita akan melihat, apakah sosial media sebagai sebuah sarana dalam
komunikasi membangun demokrasi sebagai sebuah tatanan nilai atau sebaliknya
sosial media dijadikan wadah untuk mencederai demokrasi tersebut.

Setelah adanya sosial media, masyarakat seperti diberikan akses bebas dalam
mengemukakan pendapat yang tentunya dapat ditujukan kepada siapa saja, bukan
hanya ke sesama rakyat biasa, tapi juga ke para elit birokrat seperti politisi, DPR,
Presiden dan lainnya. maka dari itu, tidak jarang kita melihat postingan-postingan
yang ditampilkan pada sosial media ini menjadi sebuah sindiran dan masukan bagi
para pemegang jabatan pemerintahan di Indonesia.

Mungkin masih ingat dengan jelas di ingatan kita, beberapa kabinet menteri
yang di tunjuk dan diangkat oleh Presiden adalah orang-orang yang eksis, di-
eksiskan, ter-eksiskan bahkan yang meng-eksiskan diri di media massa dan sosial.
Sebutlah seperti menteri Ignasius Jonan diangkat menjadi menteri perhubungan.
Dalam sosial media, pernah buming kabar dari postingan dan foto yang mana isinya
itu seorang pria yang kelelahan dan tertidur di gerbong kereta api kelas ekonomi
pada saat menjalankan tugas. Orang dalam postingan tersebut menuai banyak pujian
yang tertuang dalam bentuk komentar-komentar, serta di like oleh beberapa ratus
ribu orang kala itu. Hal itu juga di share oleh para pemilik akun di sosial media
lainnya hingga jangkauan informasinya menjadi lebih luas di ketahui masyarakat.
Pria tersebut dalam kabar selanjutnya, diangkat menjadi salah satu Menteri RI
bagian perhubungan (MENHUB) yang tidak lain dan bukan dialah DIRUT PT KAI
IGNASIUS JONAN yang dulu akrab disebut oleh media dengan MENHUB JONAN
sekarang telah berubah menjadi MANTAN MENHUB JONAN.

Adapun yang menarik dari penjelasan penulis diatas, bahwa sosial media
menjadi sebuah sarana untuk meng-ekspresikan selera masyarakat. Dalam bahasa

20 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
penulis yang lebih ekstrem dapat dibahasakan dengan diangkat dari selera rakyat,
untuk diceburkan kedalam kolam masalah, lalu diangkat lagi untuk ditendang karna
tidak sesuai lagi dengan selera masyarakat.

Demokrasi yang telah disebutkan pada bab kedua dari makalah ini, yaitu
pemerintahan yang berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Sosial media dalam hal ini
telah membantu dalam mewujudkan demokrasi yang dimaksud seperti pengertian
demokrasi diatas, dari postingan / status-status yang dibuat oleh rakyat untuk
diangkat mengabdi kepada rakyat, setelah rakyat mengetahui kelemahan dari orang
yang diberi ekspektasi tersebut maka, bulyan beserta cacian yang di ikuti dengan
pernyataan-pernyataan yang bergambar, berbarengan pula dengan lengsernya orang
yang dimaksud tersebut. Apakah ini hanya kebetulan, namun faktanya, banyak yang
terbukti demikian. Apa yang penulis ungkapkan ini hanya salah satu dari sekian
banyak gambaran sosial media yang membawa pengaruh dalam demokrasi di
Indonesia.

Saat ini jika kita pengguna sosial media, maka beragam informasi akan
muncul, bahkan informasi-informasi yang mengatasnamakan agama dibuat untuk
mencederai demokrasi yang dimaksud. Penulis pernah berdiskusi dengan salah
seorang Doktor pada bidang filsafat perennial alumni Universitas Gadjah Mada
sekaligus senior di IAIN IB Padang. Dalam pembicaraan tersebut, kami
mendiskusikan tentang pilgub DKI Jakarta yang sedang berlangsung hingga hari ini
secara objektif tanpa dibayangi oleh keberpihakan dan kepentingan. Sebutlah Ahok
menjadi pusat badainya pada setiap urusan-urusan sosial, politik dan agama di kota
Jakarta sekarang ini. Terlepas dari siapa itu Ahok, terlepas dari masa lalunya dan apa
yang dia perbuat, kita lihat dari sisi objektif, selama ini di sosial media Ahok seperti
dua sosok yang berbeda, disatu sisi seperti malaikat yang secara apa adanya
membangun infrastruktur dan menunjang kemajuan-kemajuan lainnya dalam
pembangunan. Disisi lain seperti yang terlihat di sosial media, dia bagaikan iblis

21 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
yang menghancurkan usaha-usaha rakyat kecil dengan cara penggusuran. Sehingga
di sosial media, muncul perbincangan yang pro dan kontra terhadap Ahok ini.
Kita kembali kepada informasi-informasi yang mengatasnamakan agama.
Informasi yang mengatasnamakan agama ini, esensinya bukan membawa makna
agama, hanya kepentingan segelintir orang yang menjadikan agama sebagai alat
legitimasi untuk mencederai demokrasi yang dimaksud. Supaya tidak
memperpanjang penulisan makalah ini lebih lanjut, inti dari perbicangan antara
penulis dengan senior tersebut, selama ini berita-berita yang menyinggung masalah
Islam sebagai agama, lalu teriakan-teriakan dengan menegakkan khilafah dan
sebagainya, mereka menyangkal terhadap system yang ada di Indonesia, Namun
naf, mereka yang berteriak sendiri juga berpijak di bumi yang sama yaitu ibu
pertiwi Indonesia. Berita-berita dengan membawa nama Islam seperti ini, dalam
konteks nilai-nilai ke-Indonesiaan bukan membangun demokrasi sebagai sebuah
tatanan nilai, malah sebaliknya, mencederai demokrasi tersebut. Ahok terlepas dari
suku dan asalnya, namun sampai saat ini, dia telah menjadi warga negara Indonesia
yang sah. Maka dari itu, menyingkirkan Ahok yang mana memiliki hak konstitusi
sebagai warga negara Indonesia untuk mencalonkan diri dalam Pilgub DKI Jakarta
sama halnya dengan mencederai demokrasi yang ada di Indonesia itu sendiri. Akibat
hal tersebut, dengan maraknya aksi demo dari ormas-ormas ke-Islaman atau
komunitas-komunitas yang notabenenya membawa nama Islam, hanya akan semakin
melejitkan suara Ahok untuk benar-benar duduk menjadi DKI Satu di Jakarta.
Ketimbang melakukan demo terhadap Ahok ( aksi demo di dunia nyata dan aksi
demo di dunia maya), mestinya masyarakat yang anti dengan Ahok harus
mengalihkan fokus perhatian kepada dua pasangan calon yang lain.

Saat ini di Indonesia, penulis melihat, hanya orang-orang yang eksis, di-
eksiskan, mengeksiskan diri atau yang ter-eksiskan yang akan menduduki
jabatan/posisi, tipis kemungkinan seseorang menjabat tapi sebelumnya tidak eksis.
Eksis menjadi ukuran dari masyarakat untuk melihat seberapa sesuainya selera yang

22 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
disukai masyarakat berdasarkan informasi-informasi yang disuguhkan. Karna eksis
juga bagian dan ajang bagi promosi diri. Namun, eksis yang tidak arif, hanya akan
memunculkan gambaran negatif bagi masyarakat luas yang melihat dan
membacanya.

23 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
BAB IV
KESIMPULAN
Beberapa penjelasan dan analisis dari pengaruh sosial media dalam
demokrasi pada bab ketiga diatas, dapat kita tarik beberapa kesimpulan :

1. Sosial media merupakan suatu sarana komunikasi yang memiliki pengaruh


kuat dalam menyebar informasi-informasi, baik informasi itu bersifat
apriori maupun aposteriori. Informasi tersebut akan membentuk sudut
pandang tertentu dan mempengaruhi emosi seseorang.

2. Demokrasi hanya dapat dibangun dengan kesadaran dan partisipasi yang


objektif dari semua pihak. Pemerintahan dari rakyat dan untuk rakyat
harus berbanding lurus dengan kecerdasan rakyat dalam berdemokrasi.
Mengikuti demokrasi sebagai sebuah tatanan nilai adalah konsekuensi
menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Selanjutnya, melarang Warga
Negara Indonesia (WNI) yang sah untuk memimpin negara ini, sama saja
dengan mendustai demokrasi di Negeri ini.

3. Ibarat pisau, tangkainya adalah demokrasi sedangkan pisaunya adalah


sosial media. Maka, penggunaan yang tidak bijak terhadap sosial media,
akan berakibat tercederainya demokrasi sebagai sebuah nilai dan
sebaliknya penyampaian informasi secara bijak tentu akan membangun
demokrasi dari sudut komunikasi yang diwadahi oleh media. Namun, bijak
dalam penyampaian informasi sepertinya hanya berada dalam alam ide
saja, karena istilah Bad News is Good News (berita buruk adalah berita
bagus) merupakan slogan media yang kerap kita dengar hingga saat ini.

SUMBER RUJUKAN

Burton, Graeme, 2006, Yang tersembunyi dibalik media, Jalasutra, Yogyakarta

24 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia
Sejarah Perkembangan Media, Nyoman Satria Paliwahet, www.scribd.com
%2Fdoc%2F246562477%2FSejarah-Dan-Perkembangan-Sosial-
Media&usg=AFQjCNH-USEd98-hDNTigkoLEpNAe1O3_Q, diakses pada
17 Oktober 2016

Diskusi singkat dengan Dr. Riki Saputra, MA, Pakar Filsafat Parennial,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, di IAIN Imam Bonjol Padang
Tanggal 18 Oktober 2016

25 |Pengaruh Sosial Media dalam Demokrasi di Indonesia


Alfred, Fitrawati, Fitra Mulia

Anda mungkin juga menyukai