a. Cutting
Setelah pengukuran dipastikan benar langkah selanjutnya adalah proses cutting atau
pemotongan.
b. Welding
Welding atau pengelasan dalam fabrikasi baja bertugas untuk mengelas sambungan
baja,memasang komponen baja , seperti memasang base plate, plat stefener dan lain
sebagainya.
c. Cleaning
Setelah proses welding selesai maka dilakukan cleaning ,yang bertujuan untuk
membersihkan dan menghaluskan bekas pemotongan dan pengelasan.
d. Pengujian
Dalam tahap pengujian ini antara lain adalah uji tekan dan uji keretakan dengan
menggunakan sinar X-Ray.Jika dalam pengujian lolos maka akan dilanjutkan dalam
proses sand bluster,jika dalam pengujian tidak lolos maka dilakukan proses repair atau
perbaikan,jika proses repair selesai maka akan di uji ulang dan dilanjutkan ke proses sand
bluster.
e. Sand Bluster/Sand Blasting
Proses ini adalah menyemprotkan pasir ke baja dengan tekanan tinggi , yang
bertujuan untuk menghilangkan karat,sehingga setelah proses ini maka baja siap masuk
proses primare.
f. Primary
Adalah proses persiapan untuk finishing dan pengecekan ulang bahwa baja benar-
benar bersih dan siap untuk dilakukan pengecatan/finishing.
g. Finishing
Finishing adalah proses pengecatan setiap member baja sebelum dikirim.
h. Shiping
Shiping adalah proses pengiriman dari pabrik fabrikasi sampai tempat tujuan
dimana baja akan diereksi/diinstal.
1. Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi bertujuan untuk persiapan jika baja datang , maka tempat yang akan
dijadikan lokasi dimana baja ditempatkan harus bersih dan tempatnya datar .
7. Pemasangan Scaffolding
Scaffolding adalah alat perancah yang terbuat dari beberapa rangakaian pipa yang
berfungsi sebagai alat pembantu dalam menyelesaikan pekerjaan dalam ketinggian
tertentu.Sebelum baja dipasang tim scaffolding didampingi arsitek memasang scaffolding
,setelah dipastikan aman untuk proses ereksi baja , maka siap melakukan ereksi baja.
Scaffolding pada saat ereksi baja berfungsi untuk perancah yang memudahkan tim ereksi
baja dalam pemasangan baja seperti mengencangkan baut dan membantu pekerja
Jenis baut yang dapat digunakan untuk struktur bangunan sesuai SNI 03 1729 2002
TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN
GEDUNG adalah baut yang jenisnya ditentukan dalam SII (0589-81, 0647-91 dan 0780-
83, SII 0781-83) atau SNI (0541-89-A, 0571-89-A, dan 0661-89-A) yang sesuai, atau
penggantinya. Baut yang digunakan pada sambungan struktural, baik baut A325 maupun
baut A490 merupakan baut berkepala segi enam yang tebal.
Keduanya memiliki mur segi enam tebal yang diberi tanda standar dansimbol pabrik pada
salah satu mukanya. Bagian berulir baut dengan kepala segienam lebih pendek dari pada
baut standar yang lain; keadaan ini memperkecil kemungkinan adanya ulir pada tangkai
baut yang memerlukan kekuatan maksimum.
Syarat utama dalam pemasangan baut kekuatan tinggi ialah memberikan gaya pratarik
(pretension) yang memadai. Gaya pratarik harus sebesar mungkin dan tidak menimbulkan
deformasi permanen atau kehancuran baut. Bahan baut menunjukkan kelakuan tegangan-
regangan (beban-deformasi) yang tidak memiliki titik leleh yang jelas. Sebagai pengganti
tegangan leleh, istilah beban leleh (beban tarik awal/proof load) akan digunakan untuk
baut. Beban leleh adalah beban yang diperoleh dari perkalian luas tegangan tarik dan
tegangan leleh yang ditentukan berdasarkan regangan tetap (offset strain) 0,2% atau
perpanjangan 0,5% akibat beban. Tegangan beban leleh untuk baut A325 dan A490
masingmasing minimal sekitar 70% dan 80% dari kekuatan tarik maksimumnya.
b) Teknik pemasangan
Tiga teknik yang umum untuk memperoleh pratarik yang dibutuhkan adalah metode
kunci yang dikalibrasi (calibrated wrench), metode putaran mur (turn-of the nut), dan
metode indikator tarikan langsung (direct tension indicator). Metode kunci yang
dikalibrasi dapat dilakukan dengan kunci puntir manual (kunci Inggris) atau kunci
otomatis yang diatur agar berhenti pada harga puntir yang ditetapkan. Secara umum,
masing-masing proses pemasangan memerlukan minimum 2 1/4 putaran dari titik erat
untuk mematahkan baut. Bila metoda putaran mur digunakan dan baut ditarik secara
bertahap dengan kelipatan 1/8 putaran, baut biasanya akan patah setelah empat putaran
dari titik erat. Metode putaran mur merupakan metode yang termurah, lebih handal, dan
umumnya lebih disukai.
Metode ketiga yang paling baru untuk menarik baut adalah metode indikator tarikan
langsung. Alat yang dipakai adalah cincin pengencang dengan sejumlah tonjolan pada
salah satu mukanya. Cincin dimasukkan di antara kepala baut dan bahan yang
digenggam, dengan bagian tonjolan menumpu pada sisi bawah kepala baut sehingga
terdapat celah akibat tonjolan tersebut. Pada saat baut dikencangkan, tonjolan-tonjolan
tertekan dan memendek sehingga celahnya mengecil. Tarikan baut ditentukan dengan
mengukur lebar celah yang ada.
Las dan Pengelasan
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu
akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari
metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.Sebelum atom-atom
tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang
terserap atau oksida-oksida.Berdasarkan klasifikasinya pengelasan di bagi dalam 2 kelas
utama yaitu:
a. Pengelasan cair: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair
dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.
b. Pengelasan tekan: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan kemudian ditekan
hingga menjadi satu
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi
perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya
untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas
mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam reparasi lainnya.
Jenis-Jenis Las
1. Las Listrik Dengan Elektroda Karbon (Arc Welding)
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara
dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas.
Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang
berselaput fluksi.
Arc Welding
Gbr. Dibawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput dimana G
adalah sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negetif sedang
bahan ke terminal positif.
Dalam Gbr. Dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda ke
bahan dasar dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.
Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan
tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah
marupakan sumber panas untuk pengelasan. Titik cair dari alektroda wolfram sedemikian
tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.
Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang
melindungi daerah Ias dari pengaruh luar pada saat pangelasan. Sebagai bahan tambah
dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur lirtrik yang
terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar. Sebagai gas pelindung dipakai
argon, helium ateau campuran dari kedua gas tersebut yang pemekaiannya tergsntung dari
jenis logem yang akan dilas. Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang
bersirkulasi. Proses Ias listrik TIG ditunjukkan pada Gbr dibawah ini
Las SMAW
Las listrik GMAW / MIG adalah las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan
oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya Arus Listrik.
Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias
dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari
botol gas malalui selang gas. Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak
dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan Aluminium dan baja
tahan karat
Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik. Semi
otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah pengelasan
di mana seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatik. Proses Ias MIG ditunjukkan
pada Gbr. di bawah ini. dimana elektroda keluar melalui tangkai las bersama dengan gas
pelindung.
Las GMAW
Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik menggunakan
fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik diantara ujung
elektroda dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi
sinar las keluar separti biasanya pada Ias listrik lainnya. Dalam hal ini operator Ias tidak
perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm Ias).
Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup
Iapisan Ias. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah
dibersihkan dari terak-terak Ias.
a) Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan menyatu
dengan lebih kokoh (lebih sempurna).
d) Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 1,5% dari berat konstruksi, sedang
dengan paku keling / baut berkisar 2,5 4% dari berat konstruksi.
e) Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubanglubang pk/baut, tak
perlu memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan sebagainya ).
f) Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga kekuatannya
utuh.