Anda di halaman 1dari 12

Tahap Tahap Konstruksi Baja

Proses Fabrikasi Baja


Fabrikasi baja adalah proses pembuatan baja ,dimana baja itu dibuat berdasarkan
gambar teknik dari pemesan baja tersebut dengan ketentuan-ketentuan yang telah
disepakati baik dari segi desain kekuatan dan lain sebagainya.
Proses fabrikasi baja pada proyek New Office Building At BPN Base (OFN)
dikerjakan oleh PT. PSP di Tangerang.Berikut adalah proses fabrikasi yang dikerjakan
PT. PSP
a. Fitter
Fitter adalah proses pengukuran dengan acuan gambar kerja yang diterima oleh
perusahaan fabrikasi dari pihak pemesan ,desain,dimensi dan kekuatan baja ditentukan
oleh konsumen.

a. Cutting
Setelah pengukuran dipastikan benar langkah selanjutnya adalah proses cutting atau
pemotongan.
b. Welding
Welding atau pengelasan dalam fabrikasi baja bertugas untuk mengelas sambungan
baja,memasang komponen baja , seperti memasang base plate, plat stefener dan lain
sebagainya.
c. Cleaning
Setelah proses welding selesai maka dilakukan cleaning ,yang bertujuan untuk
membersihkan dan menghaluskan bekas pemotongan dan pengelasan.
d. Pengujian
Dalam tahap pengujian ini antara lain adalah uji tekan dan uji keretakan dengan
menggunakan sinar X-Ray.Jika dalam pengujian lolos maka akan dilanjutkan dalam
proses sand bluster,jika dalam pengujian tidak lolos maka dilakukan proses repair atau
perbaikan,jika proses repair selesai maka akan di uji ulang dan dilanjutkan ke proses sand
bluster.
e. Sand Bluster/Sand Blasting
Proses ini adalah menyemprotkan pasir ke baja dengan tekanan tinggi , yang
bertujuan untuk menghilangkan karat,sehingga setelah proses ini maka baja siap masuk
proses primare.
f. Primary
Adalah proses persiapan untuk finishing dan pengecekan ulang bahwa baja benar-
benar bersih dan siap untuk dilakukan pengecatan/finishing.
g. Finishing
Finishing adalah proses pengecatan setiap member baja sebelum dikirim.
h. Shiping
Shiping adalah proses pengiriman dari pabrik fabrikasi sampai tempat tujuan
dimana baja akan diereksi/diinstal.

Pekerjaan persiapan sebelum pemasangan baja

1. Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi bertujuan untuk persiapan jika baja datang , maka tempat yang akan
dijadikan lokasi dimana baja ditempatkan harus bersih dan tempatnya datar .

2. Marking Angkur Baja


Marking angkur baja berfungsi untuk memberi nama kolom apa yang nanti akan
dipasangkan ke angkur , marking ini disesuaikan dengan denah pada grid yang telah
ditentukan sebelumnya,marking ini menggunakan cat semprot ,dengan mengecat secara
tebal dikarenakan lantai beton sering terkena panas dan hujan dan lalu-lalang pekerja
,dengan demikian marking lebih awet.

3. Marking Rencana Dinding Hebel


Marking ini dilakukan oleh surveyor ,berdasarkan gambar kerja,surveyor menandai
bagian mana yang akan dibangun dinding hebel,setelah dibidik dengan theodolite dan
menghasilkan 2 titik langkah selanjutnya ditandai dengan benang sipat.
4. Pekerjaan Grouting
Grouting berfungsi sebagai bahan pengisi pada suatu celah yang kecil,grouting
mengandung campuran bahan kimia dan sangat berfungsi meningkatkan kuat
tekan.Fungsi grouting pada base plate yaitu:
mentransfer beban ke slab bawah.
menjaga agar material pada elevasi rencana.
menahan getaran.
Pemasangan grouting pada ereksi baja dilakukan 2 kali,pertama pada saat baja belum
dipasang ,pada pemasangan yang pertama grouting dipasang memanjang ditengah-tengah
celah angkur sepanjang 30 cm dengan tebal 4 cm,pemasangan grouting yang pertama
dibantu dengan surveyor untuk mendapatkan level +0.04,tidak ada angka toleransi dalam
pemasangan grouting karena akan mempengaruhi ketegakkan kolom.
Pemasangan grouting yang pertama menggunakan begisting sederhana,dengan batas
angkur baja sebagai pengikat 2 kayu yang memanjang dan untuk sisi yang lainya kayu
dipaku.Pemasangan grouting yang kedua dilakukan saat baja sudah dipasang dan
dipastikan ketegakanya sudah disetujui oleh konsultan pelaksana,grouting yang kedua
dipasang penuh dibawah base plate,sehingga dibawah base plate adalah pasangan
grouting.

5. Persiapan Penurunan dan Penempatan Baja


Penyusunan baja disusun berkelompok sesuai dengan portal yang mau
dipasang,sehingga pada saat pemasangan baja memudahkan crane dalam mengambil dan
memasang baja.

6. Pengecekan Ulang Member Baja


Pada saat pengiriman baja ,memungkinkan terjadi benturan antara baja satu dengan
yang lainnya,maka dilakukana pengecekkan apakah ada yang lepas komponen dari baja
tersebut.Dilanjutkan dengan pengukuran ulang tiap-tiap member baja dan memastikan
baja yang mana siap di pasang dan yang perlu perbaikan.

7. Pemasangan Scaffolding
Scaffolding adalah alat perancah yang terbuat dari beberapa rangakaian pipa yang
berfungsi sebagai alat pembantu dalam menyelesaikan pekerjaan dalam ketinggian
tertentu.Sebelum baja dipasang tim scaffolding didampingi arsitek memasang scaffolding
,setelah dipastikan aman untuk proses ereksi baja , maka siap melakukan ereksi baja.
Scaffolding pada saat ereksi baja berfungsi untuk perancah yang memudahkan tim ereksi
baja dalam pemasangan baja seperti mengencangkan baut dan membantu pekerja

PEKERJAAN PEMASANGAN BAJA


Pemasangan Baja Menggunakan Crane
Proyek New Office Building At BPN Base (OFN) menggunakan crane sebagai
alat untuk mengangkat baja ,dengan menggunakan crane maka akan mempercepat
pekerjaan. Pihak PT.MWT menjadikan PT. PETROLOG sebagai sub kontraktor yang
bertugas sebagai tim crane,crane yang digunakan dalam proyek OFN ini mampu
mengangkat beban maksimal hingga 30 ton.

1. Proses ereksi pada kolom.


Sebelum pemasangan baja pada kolom, scaffolding harus sudah terpasang
semua ,setelah crane diarahkan ke baja kolom ,kemudian salah satu pekerja dari tim crane
mengikat dan mengunci tali crane ,yang menghubungkan antara kolom dan crane , selain
itu dibagian kolom bawah juga diikat tali manila yang berfungsi sebagai pengendali arah
kolom tersebut.
Setelah dipastikan aman,crane mengangkat baja kolom tersebut dan dibantu tim
ereksi dan tim crane , berusaha untuk memasukkan base plate dan angkur ,jika sudah pas
maka dari tim ereksi baja memasang dengan kencang semua mur ke baut angkur . Setelah
berdirinya kolom,langkah yang dilakukan adalah dengan mengikat kolom tersebut ke
scaffolding dengan menggunakan tali, yang berfungsi sebagai penahan sementara ,
setelah pengencangan mur baut selesai , maka tugas dari tim ereksi baja adalah melepas
tali yang terhubung antara crane dan baja tersebut.

2. Proses Ereksi Pada Balok


Pada pemasangan balok prosesnya adalah Sebelumnya scaffolding harus sudah
terpasang semua ,setelah crane diarahkan ke balok ,kemudian salah satu pekerja dari tim
crane mengikat dengan 2 ikatan dan mengunci tali crane ,yang menghubungkan antara
balok dan crane , selain itu dibagian tepi kolom juga diikat tali manila yang berfungsi
sebagai pengendali arah balok tersebut.
Setelah dipastikan aman,crane mengangkat baja balok tersebut dan dibantu tim
ereksi dan tim crane , berusaha untuk memasang balok ke kolom ,jika sudah pas maka
dari tim ereksi baja memasang dengan kencang semua mur ke baut . Setelah
terpasang,langkah yang dilakukan adalah melepas tali yang terhubung antara crane dan
balok tersebut.

3. Proses Ereksi Rafter dan Gording


Pada pemasangan rafter (kuda-kuda baja) prosesnya adalah Sebelumnya
scaffolding harus sudah terpasang semua dan dipastikan aman karena tim ereksi yang
bekerja pada ketinggian lebih dari 11 m dari lantai dasar beton,setelah crane diarahkan ke
rafter ,kemudian salah satu pekerja dari tim crane mengikat dengan 2 ikatan dan
mengunci tali crane ,yang menghubungkan antara balok dan crane , selain itu dibagian
tepi kolom juga diikat tali manila yang berfungsi sebagai pengendali arah balok tersebut.
Setelah dipastikan aman,crane mengangkat baja rafter tersebut dan dibantu tim
ereksi dan tim crane berusaha untuk memasang rafter dan menghubungkannya ke
kolom ,jika sudah pas maka dari tim ereksi baja memasang dengan kencang semua mur
ke baut . Setelah terpasang,langkah yang dilakukan adalah melepas tali yang terhubung
antara crane dan rafter tersebut. Untuk menyetabilkan posisi rafter purlin/gording harus
cepat-cepat dipasang juga.

4. .Pengecekan Ketegakan dan Pengencangan Baut


Setelah baja terangkai dan membentuk satu gedung maka langkah selanjutnya
adalah mengecek sudut ketegakan/vertikal yang dilakukan oleh surveyor,jika ada yang
kurang tepat maka tim ereksi baja akan menyetel baut ,sehingga mendapatkan ketegakan
yang diinginkan oleh konsultan pelaksana.Selain itu tim ereksi baja juga bertugas
mengecek baut satu-persatu dan memastikan sudah terpasang semua dan dalam keadaan
aman.
Sistem Sambungan Baut

Jenis baut yang dapat digunakan untuk struktur bangunan sesuai SNI 03 1729 2002
TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN
GEDUNG adalah baut yang jenisnya ditentukan dalam SII (0589-81, 0647-91 dan 0780-
83, SII 0781-83) atau SNI (0541-89-A, 0571-89-A, dan 0661-89-A) yang sesuai, atau
penggantinya. Baut yang digunakan pada sambungan struktural, baik baut A325 maupun
baut A490 merupakan baut berkepala segi enam yang tebal.

Keduanya memiliki mur segi enam tebal yang diberi tanda standar dansimbol pabrik pada
salah satu mukanya. Bagian berulir baut dengan kepala segienam lebih pendek dari pada
baut standar yang lain; keadaan ini memperkecil kemungkinan adanya ulir pada tangkai
baut yang memerlukan kekuatan maksimum.

a) Beban leleh dan penarikan baut

Syarat utama dalam pemasangan baut kekuatan tinggi ialah memberikan gaya pratarik
(pretension) yang memadai. Gaya pratarik harus sebesar mungkin dan tidak menimbulkan
deformasi permanen atau kehancuran baut. Bahan baut menunjukkan kelakuan tegangan-
regangan (beban-deformasi) yang tidak memiliki titik leleh yang jelas. Sebagai pengganti
tegangan leleh, istilah beban leleh (beban tarik awal/proof load) akan digunakan untuk
baut. Beban leleh adalah beban yang diperoleh dari perkalian luas tegangan tarik dan
tegangan leleh yang ditentukan berdasarkan regangan tetap (offset strain) 0,2% atau
perpanjangan 0,5% akibat beban. Tegangan beban leleh untuk baut A325 dan A490
masingmasing minimal sekitar 70% dan 80% dari kekuatan tarik maksimumnya.
b) Teknik pemasangan

Tiga teknik yang umum untuk memperoleh pratarik yang dibutuhkan adalah metode
kunci yang dikalibrasi (calibrated wrench), metode putaran mur (turn-of the nut), dan
metode indikator tarikan langsung (direct tension indicator). Metode kunci yang
dikalibrasi dapat dilakukan dengan kunci puntir manual (kunci Inggris) atau kunci
otomatis yang diatur agar berhenti pada harga puntir yang ditetapkan. Secara umum,
masing-masing proses pemasangan memerlukan minimum 2 1/4 putaran dari titik erat
untuk mematahkan baut. Bila metoda putaran mur digunakan dan baut ditarik secara
bertahap dengan kelipatan 1/8 putaran, baut biasanya akan patah setelah empat putaran
dari titik erat. Metode putaran mur merupakan metode yang termurah, lebih handal, dan
umumnya lebih disukai.

Metode ketiga yang paling baru untuk menarik baut adalah metode indikator tarikan
langsung. Alat yang dipakai adalah cincin pengencang dengan sejumlah tonjolan pada
salah satu mukanya. Cincin dimasukkan di antara kepala baut dan bahan yang
digenggam, dengan bagian tonjolan menumpu pada sisi bawah kepala baut sehingga
terdapat celah akibat tonjolan tersebut. Pada saat baut dikencangkan, tonjolan-tonjolan
tertekan dan memendek sehingga celahnya mengecil. Tarikan baut ditentukan dengan
mengukur lebar celah yang ada.
Las dan Pengelasan
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu
akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari
metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.Sebelum atom-atom
tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang
terserap atau oksida-oksida.Berdasarkan klasifikasinya pengelasan di bagi dalam 2 kelas
utama yaitu:
a. Pengelasan cair: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair
dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.
b. Pengelasan tekan: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan kemudian ditekan
hingga menjadi satu
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi
perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya
untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas
mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam reparasi lainnya.

Jenis-Jenis Las
1. Las Listrik Dengan Elektroda Karbon (Arc Welding)

Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara
dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas.
Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang
berselaput fluksi.

Arc Welding

2. Las Listrik Dengan Ekktroda Berselaput ( SMAW )


Las tistrik ini menggunakan alektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur
listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung
elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair
dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah Ias, busur Iistri dan
daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda
yang membeku akan menutupi permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai pelindung
terhadap pengaruh luar.

Gbr. Dibawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput dimana G
adalah sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negetif sedang
bahan ke terminal positif.

Sirkuit Las Listrik

Dalam Gbr. Dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda ke
bahan dasar dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.

Pemindahan Cairan Logam dari Elektroda ke Base Metal

Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan
tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah
marupakan sumber panas untuk pengelasan. Titik cair dari alektroda wolfram sedemikian
tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.
Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang
melindungi daerah Ias dari pengaruh luar pada saat pangelasan. Sebagai bahan tambah
dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur lirtrik yang
terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar. Sebagai gas pelindung dipakai
argon, helium ateau campuran dari kedua gas tersebut yang pemekaiannya tergsntung dari
jenis logem yang akan dilas. Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang
bersirkulasi. Proses Ias listrik TIG ditunjukkan pada Gbr dibawah ini

Las SMAW

3. Las Listrik GMAW / MIG

Las listrik GMAW / MIG adalah las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan
oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya Arus Listrik.

Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang


gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motorl listrik. \

Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias
dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari
botol gas malalui selang gas. Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak
dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan Aluminium dan baja
tahan karat

Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik. Semi
otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah pengelasan
di mana seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatik. Proses Ias MIG ditunjukkan
pada Gbr. di bawah ini. dimana elektroda keluar melalui tangkai las bersama dengan gas
pelindung.
Las GMAW

4. Las Listrik Submerged

Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik menggunakan
fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik diantara ujung
elektroda dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi
sinar las keluar separti biasanya pada Ias listrik lainnya. Dalam hal ini operator Ias tidak
perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm Ias).

Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup
Iapisan Ias. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah
dibersihkan dari terak-terak Ias.

Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol)


digerakkan maju oleh pasangan roda gigi. pasangan roda gigi yang diputar oleh motor
listrik dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan .
Las Submerged

Keuntungan Menggunakan Sambungan Las

a) Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan menyatu
dengan lebih kokoh (lebih sempurna).

b) Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.

c) Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.

d) Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 1,5% dari berat konstruksi, sedang
dengan paku keling / baut berkisar 2,5 4% dari berat konstruksi.

e) Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubanglubang pk/baut, tak
perlu memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan sebagainya ).

f) Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga kekuatannya
utuh.

Anda mungkin juga menyukai