BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Hemorrhoid
manusia sejak fetus. Hemorrhoid tersebut bersama dengan otot sfingter anus
berfungsi menahan cairan feses dan gas sehingga memiliki fungsi social (Gray,1965;
pelebaran vena pada pleksus hemoroidalis pada bagian bawah rektum dan atau anus.
tersering dikeluhkan penderita yaitu, yang disebut secara klinis sebagai penyakit
benjolan yang tampak menyerupai bantalan pada anorektum yang disebutnya sebagai
buah bantalan vascular, yaitu 2 buah terletak disebelah kanan (masing-masing sebuah
di anterior dan posterior ) dan sebuah lagi terletak di kiri lateral. Penyakit hemorrhoid
adalah suatu penyakit dengan manifestasi klinis berupa dilatasi vena plexus
hemorrhoidalis superior dan atau vena plexus hemorrhoidalis inferior oleh peninggian
tekanan vena akibat kebiasaan mengejan yang terlalu kuat dan berulang-ulang
(prolonged straining).
90
pleksus hemoroidalis dan mukosa atau tanpa mukosa yang hanya dilakukan pada
menghilangkan hemoroid, atau secara awam disebut wasir atau ambeien. Operasi
bedah hemoroid dilakukan pada pasien dengan hemoroid yang sudah derajat 3 atau
derajat 4.
B. Penyebab Hemorrhoid
a) BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama. Posisi seperti ini akan
vena.
b) Obtipasi atau konstipasi kronis. Keadaan dimana seseorang kesulitan dalam
proses BAB sehingga terkadang harus mengejan dengan berlebihan dan lama.
hemoroidalis.
d) Endokrin : pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh karena ada
g) Faktor umur. Pada umur tua terjadi degenerasi dari jaringan-jaringan tubuh,
otot sfingter juga menjadi tipis dan atonis. Karena sfingternya lemah maka
hemorrhoid
i) Faktor olahraga berat. Olahraga yang mengandalkan dan menggunakan
kekuatan fisik yang berlebih seperti angkat besi, berkuda, dan bersepeda lebih
dari 3 kali seminggu dengan durasi waktu lebih dari 30 menit akan
bertambah buruk.
C. Klasifikasi
interna, berada di atas linea dentata yang diliputi mukosa, tipikal untuk terjadi
superior dan media yang timbul di sebelah proksimal dari musculus sphincter ani.
b. Derajat II : Hemoroid berupa benjolan yang lebih besar, yang tidak hanya
menonjol ke dalam kanalis anal, tapi juga turun kearah lubang anus.
Perdarahan dan prolaps, namun masih dapat masuk kembali dengan spontan.
Keluhan : keluar cairan lender sedikit dari wasir dan terasa gatal.
c. Derajat III: prolaps hemorrhoid terjadi saat defekasi atau mengejan. Benjolan
usaha manual untuk memasukkannya. Keluhan: keluar cairan lendir dan feses
cair (soiling).
d. Derajat IV: Perdarahan prolaps, hemoroid yang telah berlangsung sangat lama
dengan bagian yang tertutup kulit cukup luas, dan terjadi inkarserasi (tidak
dapat masuk kembali dengan cara manual. Keluhan : cairan lendir lebih
Hemoroid Interna
I + + -
II + + Spontan
III + + Manual
terletak di sebelah bawah linea dentata, pada bagian yang dilapisi oleh kulit. Terjadi
eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung - ujung
sedangkan hemoroid eksterna dari v. hemoroidalis inferior. Ada pula yang disebut
D. Manifestasi Klinis
lainnya seperti pada adanya tumor. Perdarahan ini aka nada saat pasien
b) Nyeri. Nyeri hebat hanya terjadi pada hemorrhoid eksterna dengan thrombosis
c) Benjolan/ prolaps. Terjadi pada grade 2-4. Benjolan akan tampak, tapi bila
dipegang atau diraba akan menghilang. Hal ini dikarenakan pada saat
perabaan jari menekan vasa sehingga darah dalam vasa akan mengalir.
Akibatnya benjolan akan menjadi kempis. Benjolan hanya akan teraba bila
E. Diagnosis Hemorrhoid
1. Anamnesa
Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yang
berjam-jam di WC, dan dapat disertai rasa nyeri bila terjadi peradangan. Pemeriksaan
umum tidak boleh diabaikan karena keadaan ini dapat disebabkan oleh penyakit lain
seperti sindrom hipertensi portal. Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi
apalagi bila terjadi trombosis. Bila hemoroid interna mengalami prolaps, maka
tonjolan yang ditutupi epitel penghasil musin akan dapat dilihat apabila penderita
diminta mengejan
2. Inspeksi
Hemoroid derajat I biasanya tidak menyebabkan suatu keluhan di region anal yang
dapat ditegakkan dengan inspeksi saja. Pada hemoroid derajat II tidak terdapat
benjolan mukosa yang keluar melalui anus, akan tetapi bagian hemoroid yang tertutup
kulit dapat kelihatan sebagai pembengkakan yang jelas di 3 posisi utama, kanan
depan (jam 7), kanan belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang kecil
terletak diantara ketiga posisi tersebut. Hemoroid derajat III dan IV yang besar akan
segera dapat dikenali dengan adanya massa yang menonjol dari lubang anus yang
bagian lainnya ditutupi kulit dan bagian dalamnya oleh mukosa yang berwarna
3. Palpasi
Hemoroid interna pada stadium awalnya merupakan pelebaran vena yang lunak dan
mudah kolaps sehingga tidak dapat dideteksi dengan palpasi. Hanya setelah hemoroid
96
berlangsung beberapa lama dan telah prolaps, sehingga jaringan ikat mukosa
F. Pemeriksaan Tambahan
Hemoroid interna stadium awal biasanya tidak teraba dan tidak nyeri. Hemoroid ini
dapat teraba bila sudah ada thrombus atau fibrosis. Apabila hemoroid sering prolaps,
selaput lendir akan menebal. Thrombosis dan fibrosis bpada perabaan teraba padat
2. Anuskopi
Diperlukan untuk menilai hemoroid interna yang tidak menonjol keluar. Anoskop
dimasukkan dan diputar untuk mengamati keempat kuadran. Hemoroid intern terlihat
sebagai struktur vascular yang menonjol ke dalam lumen. Jika penderita diminta
untuk mengedan sedikit, ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau
prolaps akan lebih nyata banyaknya benjolan, derajat, letak, besarnya, dan keadaan
lain seperti polip, fissura ani, dan tumor ganas harus diperhatikan.
3. Proktosigmoidoskopi
Diperlukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang
atau keganasan.
G. Diagnosa Banding
97
terjadi pada karsinoma kolonrektal, penyakit divertikel, polip, dan colitis ulserativa.
H. Terapi Hemorrhoid
dengan tindakan local yang sederhana disertai nasehat tentang makan. Makanan
sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi. Makanan ini membuat gumpalan isi
usus besar, namun lunak sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan
Hemoroid intern yang mengalami prolaps oleh karena udem umumnya dapat
dimasukkan kembali secara perlahan disusul dengan istirahat baring dan kompres
local untuk mengurangi pembengkakan. Apabila ada penyakit radang usus besar yang
Non operatif
Makanan tinggi serat membuat gumpalan isi usus besar, namun lunak,
berlebihan.
b. Skleroterapi
peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotic dan meninggalkan parut. Untuk
menghindari nyeri yang hebat suntukan harus diatas mucocutaneus junction (1-2 ml
terhadap obat yang disuntikkan. Terapi suntikan bahan sklerotik bersama dengan
nasihat tentang makanan merupakan terapi yang efektif untuk hemoroid interna
Hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat ditangani dengan
ligasi gelang karet menurut Baron. Dengan bantuan anuskopi, mukosa diatas
hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap kedalam tabung ligator
khusus. Gelang karet didorong dari ligator dan ditempatkan secara rapat disekeliling
Nekrosis karena iskemia terjadi dalam beberapa hari mukosa bersama karet
akan lepas sendiri. Fibrosis dan parut akan terjadi pada pangkal hemoroid tersebut.
99
Pada satu kali terapi hanya diikat satu kompleks hemoroid, sedangkan ligasi
Penyulit utama dari ligasi ini ialah timbulnya nyeri karena terkenanya garis
mukokuta. Untuk menghindari ini maka gelang tersebut ditempatkan cukup jauh dari
garis mukokuta. Nyeri yang hebat dapat pula disebabkan oleh infeksi. Perdarahan
dapat terjadi pada waktu hemoroid mengalami nekrosis, biasanya setelah tujuh
nekrosis dan akhirnya fibrosis. Terapi ini jarang dipakai karena mukosa yang akan
terjadilah nekrosis dan akhirnya fibrosis. Terapi diulang tiap seminggu sekali.
Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan
pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan pada
penderita dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak sembuh dengan terapi
1. Indikasi Operasi
a) Penderita dengan keluhan menahun dan hemoroid derajat III dan IV.
b) Perdarahan berulang dan anemia yang tidaksembuh dengan terapi lain
2. Kontra Indikasi
persetujuan operasi
1. Metode Langen-beck
Untuk tonjolan yang soliter (hanya satu). Caranya dengan menjepit radiair
chromic no 2/0 dan melakukan eksisi diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan
Untuk tonjolan pada tiga tempat utama (3,7,11). Caranya dengan mengangkat
vena yang varises kemudian dijahit walaupun sebenarnya metode miligan morgan
kemudian dilakukan diseksi. Pedikel vaskuler diligasi dan luka dibiarkan terbuka agar
terjadi granulasi.
1. Posisi lithotomy
2. Infiltrasi kulit perianal dan submukosa dengan larutan adrenalin: saline
= 1 : 300.000
3. Kulit diatas tiap jaringan hemorrhoid utama dipegang dengan klem
arteri dan ditarik
4. Ujung mukosa setiap jaringan hemorrhoid diperlakukan serupa diatas.
5. Insisi bentuk V pada anoderma dipangkal hemorrhoid kira-kira 1,5 3
cm dari anal verge.
6. Jaringan hemorrhoid dipisahkan dari spincter interna dengan jarak 1,5
2 cm
7. Dilakukan diatermi untuk menjamin hemostasis
8. Dilakukan transfixion dengan chromic/catgut 0 atau 1-0 pada pangkal
hemorrhoid.
9. Eksisi jaringan hemorrhoid setelah transfiksi dan ligasi pangkal
hemorrhoid, lalu biarkan luka tersebut tetap terbuka, serta tutup
dengan kassa.
103
3. Metode White-head
4. Metode Ferguson
tertutup total atau sebagian dengan jahitan running absorbable. Penarikan kembali
ditampakkan melalui anuskopi kemudian dilakukan eksisi dan ligasi pada posisi
jelas
Lakukan klem pada hemorrhoid yang sudah prolapse dan Tarik ke tengah
kanalis anal
PPH)
diperlukan sebagai bantalan saat BAB sehingga tidak perlu dibuang semua.
yang dinamakan dilator lalu dijahitkan ke tunika mukosa dinding anus. Kemudian
dengan menggunakan alat yang dinamakan circular stapler. Dengan memutar skrup
yang ada diujung alat, maka alat akan memotong jaringan yang berlebih secara
sendirinya.
105
1. Jika terlalu banyak jaringan otot yang ikut terbuang, akan mengakibatkan
2. Jika m. sfinter ani internus tertarik, dapat menyebabkan disfungsi baik dalam
3. Seperti pada operasi dengan teknik lain, infeksi pada pelvis juga pernah dilaporkan.
4. PPH bisa saja gagal pada hemoroid yang terlalu besar karena sulit untuk
memperoleh jalan masuk ke saluran anus dan kalaupun bisa masuk, jaringan mungkin
berlangsung cepat anatar 20-45 menit, pasien pulih cepat sehingga rawat inap
JURUSAN
KEPERAWATA
N POLTEKKES
DEPKES No dokumen: No Revisi
MALANG
PROTAP Tanggal ditetapkan Ditetapkan oleh
Suatu cara melakukan instrumentasi pada operasi hemorroidektomy.
Pengertian
Haemorroid
Indikasi
a. Perawat Perioperatif
Petugas b. Mahasiswa Perawat perioperatif
1. Identitas pasien
2. Kondisi lokasi operasi
Pengkajian
3. Kondisi fisik & psikis
4. Kelengkapan instrument
Persiapan a. AlatSteril:
Tempat & Alat 1). Set instrurnen Dasar
- Desinfeksi k1em 1 (satu)
- Doekklem . 5(lima)
- Pincet anatomis 2(dua)
- Arteri klem van pen bengkok 2 (dua)
- Nald foeder 1 (satu)
- Gunting metzenba 1 (satu)
- Gunting benang 1 (satu)
- Langenbek 2 (dua)
Persetujuan operasi.
Alat-alat dan obat-obatan.
Puasa
Lavemen
Persiapan pasien
Setelah penderita dilakukan anaestesi.
Meja operasi bagian kaki di tekuk ke bawah.
Pasang benower (penopang kaki), posisi tidur lithotomic.
Pasang plat diathermi di bawah khaki.
Letakkan tempat sampah di bawah meja operasi.
Prosedur
1. Perawat instrumen cuci tangan, Operator dan asisten cuci
tangan.
2. Perawat instrumen memakai baju steril. dan sarung tangan,
3. Beri dan pakaikan baju operasi, sarung tangan pada asisten dan
109
operator.
4. Atur instrumen di meja mayo sesuai kebutuhan.
5. Berikan desinfeksi klem dan deper desinfektan satu persen pada
operator untuk desinfeksi lapangan operasi.
6. Siapkan dan berikan doek kecil empat buah, doek besar tiga
buah, doek klem empat biji untuk drapping.
7. Atur, pasang kabel diathermi, , canule, selang suction dekat
lapangan operasi dan klem dengan doek klem satu biji, dan
memberitahu operator bahwa instrumen siap dioperasionalkan.
8. Berikan spiculum anus yang sudah diberi jelly untuk melihat
hemorroid. Berikan allis klem untuk menarik haemoroid.
Berikan crom klem untuk menjepit , berikan nald foeder dengan
benang absortabel no 1, selanjutnya berikan gunting
metzenbaum untuk memotong. Berikan klem diatermi untuk
merawat perdarahan.
9. Berikan tampon anus berupa kasa, desinfektan , tutup dengan
kasa, dan plester lebar.
10. Inventarisasi alat-alat yang sudah dipakai.
11. Cuci tangan, cuci instrument, setting alat
a. Kelengkapan instrument
Evaluasi b. Proses operasi
c. Bahan pemeriksaan
Turkanto, 2005, (INSTEK) Instrumentasi Teknik, PT Media Mitra
Penutup Persada, Solo
3. Pincet
anatomis untuk penjepit
jaringan
110
(Pemegang Jarum)
6. Gunting
metzenba
Untuk memotong
jaringan, benang dan
7. Gunting balutan gunting
benang jaringan halus
8. Langenbek
Memperluas
lapangan insisi
111
10. Cucing
Untuk menjepit
kassa yang
12. Sponge sudahdiberi cairan
holding antiseptik untuk
forceps mendesinfeksi area
yang akan dioperasi
14. Selang
suction Sambungan dari
112
suction ke tempat
penampungan darah
A. Benang
Benang yang dipakai yaitu benang Chromic dan Polipropilene, adapun
karakteristiknya sebagai berikut:
a. Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom,
sehingga menjadi lebih keras dan diserap lebih lama 20 40 hari.
Warna : Coklat dan Kebiruan
Ukuran : 3,0 3
Kegunaan : Penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu
10 hari, untuk menjahit tendo untuk penderita yang tidak
kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.
b. Seide (silk/sutera)
Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan
perekat, tidak diserap tubuh. Pada penggunaan disebelah luar maka benang
harus dibuka kembali.
Warna : Hitam dan Putih
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : Menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan
sebagai teugel (kendali)
B. Komplikasi
114
Perdarahan akut pada umumnya jarang , hanya terjadi apabila yang pecah
adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik
pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan
maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis
dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang
diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis,
rendah karena adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat
serta infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.
Komplikasi lain juga dapat terjadi terkait tindakan non bedah ataupun bedah
yang dilakukan.