Anda di halaman 1dari 5

PEMBERIAN OBAT

NAMA OBAT
Nama KIMIA = memberi gambaran pasti komposisi obat, ex asetil salisilat dikenal sbg
aspirin
Nama GENERIK = diberikan oleh pabrik pertama kali diproduksi sblm mdpt izin dari
FDA. Ex Aspirin
Nama dagang, merk, pabrik = nama yg digunakan pabrik utk memasarkan obat. Ex
aspirin dikenal dg nama dagang Bufferin.

KLASIFIKASI
Analgetik
Anti piretik
Anti inflamasi
Anti biotik
Adakalanya sebuah obat dpt memiliki klasifikasi lebih dari satu, ex aspirin (analgetik,
antipiretik, anti inflamasi)
Setiap gol obat memiliki implikasi keperawatan utk pemberian & pemantauan yg tepat. Ex
gol diuretik, memberikan implikasi keperawatan :
1. Memantau input & output cairan
2. Menimbang BB tiap hari
3. Mengkaji adanya edema
4. Memantau kadar elektrolit serum

BENTUK OBAT
KAPLET = dosis padat, bentuk spt kapsul & bersalut, shg mudah ditelan
KAPSUL = dosis padat, bentuk bubuk, cairan atau minyak, dibungkus selongsong gelatin
ELIKSIR = cairan jernih berisi air/alkohol, ditambah pemanis
EKSTRAK = bentuk pekat
GLISERIT = dikombinasi dg gliserin + 50%, utk penggunaan luar
LINIMENT = obat gosok, dioles di kulit
SALEP = semisolid (Agak padat)
PASTA = semisolid, lebih kental, kaku, diabsorbsi kulit lebih lambat drpd salep
LARUTAN = cairan (per oral, parenteral)
SUPOSITORIA = dosis padat dicampur gelatin, bentuk peluru, meleleh saat mencapai
suhu tubuh
SUSPENSI = partikel obat yg dibelah smp halus & larut dlm media cair
SYRUP = obat larut dlm gula pekat, mengandung perasa membuat terasa lebih enak
TABLET = dosis bubuk dikompresi dlm cakram atau silinder yg keras
SIFAT KERJA OBAT
FARMAKOKINETIK = ilmu ttg cara obat masuk ke dalam tubuh, mencapai tempat
kerjanya, dimetabolisme, dan keluar dari tubuh.
RUTE PEMBERIAN OBAT
RUTE ORAL
RUTE PARENTERAL
PEMBERIAN TOPIKAL
INHALASI
INTRAOKULER

RUTE ORAL
Pemberian per oral = paling mudah & paling umum digunakan. Diberikan via mulut &
ditelan.
Pemberian sub lingual = dibawah lidah, langsung larut (nitrogliserin)
Pemberian BUKAL = menempatkan obat padat di memban mukosa pipi sampai obat
larut, tdk dikunyah / ditelan
RUTE PARENTERAL
SC = sub kutan = injeksi ke dlm jaringan tepat di bawah lapisan dermis kulit
ID = intra dermal = injeksi ke dlm dermis tepat di bawah eidermis
IM = intra muskular = injeksi ke dlm otot tubuh
IV = intra vena = suntikan ke dalam vena
Pemberian obat parenetral lainnya
EPIDURAL
INTRATEKAL
INTRASEOSA
INTRAPERITONEAL
INTRAPLEURA
INTRAARTERI

EPIDURAL
Obat diberikan dlm ruang epidural via kateter yg telah dipasang, ex
jalan analgesik post op.
Perawat yg telah mendpt pelatihan khusus dpt memberikan obat dlm
bentuk bolus
INTRATEKAL
Diberikan melalui sebuah kateter yg telah dipasang dlm ruang
subaraknoid atau ke dlm salah satu ventrikel otak
Biasanya dlm waktu jangka panjang melalui pembedahan
INTRASEOSA
Memasukan obat langsung ke sumsum tulang
Paling sering pd bayi, anak anak dimana akses pembuluh darahnya
buruk
Digunakan pd kondisi darurat
Dokter menginsersi jarum intraseosa ke dlm tulang, biasanya ke tibia,
shg perawat dpt memberikan obat
INTRAPERITONEAL
Obat diberikan dlm rongga peritonium
Ex kemoterapi, antibiotik
INTRAPLEURA
Obat diberikan melalui dinding dada, ke ruang pleura
Ex kemoterapi, pleuradesis (memasukan obat utk mengatasi efusif
pleura)
INTRA ARTERI
OBAT dimasukkan ke dlm arteri
Ex infus arteri pada arteri yg mengalami pembekuan
PEMBERIAN OBAT
BENAR OBAT
BENAR DOSIS
BENAR KLIEN
BENAR RUTE
BENAR WAKTU

EFEK TERAPETIK = respon fisiologis obat yg diharapkan atau yg


diperkirakan timbul.
EFEK SAMPING = sebuah obat diperkirakan akan menimbulkan efek
sekunder yg tdk diinginkan
EFEK TOKSIK = tjd jika klien meminum obat dosis tinggi dlm jangka
waktu lama ex. Morfin (analgesik narkotik) meredakan nyeri dg menekan
susunan syaraf pusat. Bgm pun kadar toksik morfin menyebabkan depresi
pernafasan yg berat & kematian.

Rencana perawatan harus mencangkup rencana pemberian obat,


bergantung pada hasil pengkajian, pengetahuan tentang kerja dan
interaksi obat, efek samping, lama kerja, dan program dokter.
Prinsip Enam Benar

1.Benar Pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat
tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya.
Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai.
Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau
kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung
kepada keluarganya.

2.Benar Obat
Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus
diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil
dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat
dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan
harus dikembalikan ke bagian farmasi.

Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi
obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat
nama obat dan kerjanya.

3.Benar Dosis

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat
harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum
dilanjutkan ke pasien. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis
yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.

4.Benar Cara/Rute

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon
yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan.
Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena
ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga
mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna,
yaitu melalui vena (perset / perinfus).
Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep,
losion, krim, spray, tetes mata.
Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang
akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek
lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak
sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih
cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak
semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki
epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian
obat secara lokal pada salurannya.

5.Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus
diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi
satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh
diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu
sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk
menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

6.Benar Dokumentasi

Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh
siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak
dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
Cara Penyimpanan Obat

Dalam menyimpan obat harus diperhatikan tiga faktor utama, yaitu :


Suhu, adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersifat termolabil
(rusak atau berubah karena panas), untuk itu perhatikan cara penyimpanan masing-
masing obat yang berbeda-beda. Misalnya insulin, supositoria disimpan di tempat
sejuk < 15C (tapi tidak boleh beku), vaksin tifoid antara 2 - 10C, vaksin cacar air
harus < 5C.
Posisi, pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat umum dan
terkunci.
Kedaluwarsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru diletakkan
dibelakang, yang lama diambil duluan. Perhatikan perubahan warna (dari bening
menjadi keruh) pada tablet menjadi basah / bentuknya rusak.

Anda mungkin juga menyukai