Skenario 1
ELIXIR
BIOLOGI SEL
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Rigor Mortis :Rigor Mortis atau kaku mayat adalah salah satu tanda fisik kematian. Rigor
Mortis dapat dikenali dari adanya kekakuan yang terjadi secara bertahap sesuai dengan
lamanya waktu pasca kematian hingga 24 jam setelahnya.
2. Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan
kehidupannya. Sel disebut sebagai unit terkecil karena tidak dapat dibagi-bagi lagi
menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri. Sel merupakan unit terkecil
penyusun makhluk hidup (struktural) dan fungsional makhluk hidup (menjalankan
fungsi kehidupan).
3. Membran sel :lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel
membungkus organel-organel dalam sel, membran sel juga merupakan alat
transportasi bagi sel yaitu tempat asuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan
tidak dibutuhkan oleh sel.
4. Fisiologi sel :Fisiologi sel adalah bidang biologi yang berfokus pada mempelajari fungsi sel,
dan bagaimana sel berinteraksi satu sama lain dan dengan organisme yang lebih besar yang
mereka huni.
5. Mikroskopik sel :Sel-sel dengan ukuran mikroskopik, yang hanya bisa dilihat dengan
alat bantu seperti mikroskop.
6. Makroskopik sel :Kumpulan sel berukuran makroskopik yang bisa dilihat dengan
kasat mata. Analisis makroskopik mencatat properti-properti yang terlihat dengan mata
telanjang, seperti warna urin, kejernihan, adanya penggumpalan, pengendapan dan kekeruhan.
7. Kontraksi Otot : Proses Terjadinya reaksi anatar ikatan aktin dan myosin yang
berakibat memendeknya serabut otot.
8. Ikatan kalsium: Ikatan dimana kalsium berikatan dengan troponin. [Sherwood, 2009]
Learning Objective
KTPJFSEICB
eiaupkrt
dsnjrliakao
m
iblnguk
atdm
tkiasnfeuo
ikgldsSptr
aPKoiu
naekSgro
inetS
sm
ie
KStanlM
eitSlk
iltem
nailbd
inkra
gans
H
den
E
aw
nau
kn
Fa
adr
rai
nom
at
kTi
ouk
d
m
ib
nu
ah
am
in
k
1. SEL
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan
kehidupannya. Sel disebut sebagai unit terkecil karena tidak dapat dibagi-bagi lagi
menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri. Sel merupakan unit terkecil
penyusun makhluk hidup (struktural) dan fungsional makhluk hidup (menjalankan fungsi
kehidupan). Secara structural, tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel
disebut satuan structural makhluk hidup. Secara fungsional, tubuh makhluk hidup dapat
menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi.
1.3Struktur sel
Struktur Sel
1 Inti Sel (Nukleus)
Nukleus sering tampak sebagai struktur bulat atau lonjong, biasanya terdapat
pada bagian pusat sel. Komponen utamanya adalah selaput inti, kromatin yang
mengandung DNA dan protein terkait, dan suatu daerah khusus kromatin yang
disebut nucleolus.
a Selaput inti
Terdiri atas dua membran paralel yang dipisahkan celah sempit (ruang
perinuklear) Poliribosom melekat pada membran luar, yang menunjukkan bahwa
selaput inti merupakan bagian dari retikulum endoplasma. Di dekat membran
internal terdapat suatu jalinan protein fibrosa yang disebut lamina nuclear.
Komponen utama lamina adalah protein yang disebut lamin yang berikatan
dengan protein membran dan menghubungkannya dengan kromatin pada sel.
Di celah penyatuan membran luar dan dalam, celah celah yang tidak
berisi lipid mengandung kompleks pori inti atau NPC (nuclear pore complexes)
yang memiliki perangkat untuk mengatur kebanyakan transport dua arah antara
nucleus dan sitoplasma.
b) Kromatin
Kromatin terdiri atas pilinan untai DNA yang terikat pada protein basa yang
disebut histon. Kromatin terdiri dari 2 macam, yaitu:
o Heterokromatin : bagian yang padat electron, tampak sebagai granula
kasar dengan mikroskop electron dan tampak sebagai gumpalan basofilik
dalam mikroskop cahaya.
o Eukromatin : bagian yang kurang bergelung, yang tampak sebagai
materi granular halus dengan mikroskop electron, dan terlihat sebagai bagian
basofilik lemah pada mikroskop cahaya.
c) Nukleolus (anak inti)
Nukleolus adalah struktur sferfis yang sangat basofilik dan terdapat pada
inti sel yang aktif mengadakan sintesis protein. Sifat basofilia pada nucleolus
bukan ditimbulkan oleh heterokromatin, melainkan oleh adanya kumpulan padat
rRNA yang ditranskripsikan. Nukleolus secara intens berhubungan dengan
nucleus dalam mensintesis protein untuk pertumbuhan atau sekresi.
Fungsi Utama Nukleus :
Nukleus mengontrol semua aktifitas selluler termasuk mengontrol sintesis
protein dalam sitoplasma dengan cara mengirim mesenjer molekuler berbentuk
RNA, yang disebut mRNA. mRNA disintesis di nucleus sesuai perintah yang
dikirimkan oleh DNA.
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan zat yang terdapat di antara inti sel dan membran
plasma. Didalamnya terdapat partikel dan organel-organel yang memiliki struktur
dan fungsi masing-masing yang khas yang membentuk satu kesatuan untuk
mendukung aktivitas sel. Bagian cair yang bening dari sitoplasma yang merupakan
tempat partikel tersebar disebut sitosol. Sitosol terutama mengandung protein,
elektrolit dan glukosa yang terlarut.
a. Organela
1. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah jejaring saluran yang saling
beranastomosis dan berhubungan atau sisterna. Saluran atau ruang di dalam
reticulum endoplasma mempunyai bentuk yang berbeda beda, yaitu :
Sisterna : Berbentuk ruang gepeng
yang kadang-kadang tersusun berlapis lapis dan saling berhubungan.
Tubuler : Berbentuk sebagai pipa-
pipa kecil yang saling berhubungan.
Vesikuler : Berbentuk sebagai
gelembung udara yang berlapis.
Ada 2 tipe dari RE (Retikulum Endoplasma), yaitu RE kasar dan RE halus
a Retikulum Endoplasma Kasar (RER, rough endoplasmic reticulum)
Yaitu, bagian RE yang terdapat poliribosom.
Struktur :
RER terdiri atas tubuler (pipa) vesikula (kantong kecil) yang berbentuk
seperti gelembung sebagai sisterna.
Membran RER yang ditempeli oleh partikel padat electron yang dinamai
ribosom.
Ribosom melekat pada membrane RER melalui protein yang disebut
riboforin.
Fungsi :
Tempat menampung protein yang
disintesa oleh ribosom yang akhirnya disekresikan dari sel.
RER dapat bergabung dengan late
endosome
Menuju ke membrane sel
membentuk protein membrane.
b Retikulum Endoplasma Halus (SER, smooth endoplasmic reticulum)
Yaitu, bagian RE yang tidak terdapat poliribosom.
Struktur :
Tidak punya butir-butir ribosom.
Membran berasal dari RER.
Berbentuk tubuler dan membentuk anyaman.
Kadang-kadang sisterna atau vasikuler.
Fungsi :
Sintesis lipid, kolesterol dan hormone steroid.
Detoksifikasi obat dalam sel hati.
Pembentukan glikogen(pada sel hati: dapat berfungsi untuk
sintesis glikogen).
Pada otot: berbentuk spiral menganyam, disebut sarkoplasmik
retikulum, tempat penyimpanan Calsium untuk memicu kontraksi otot.
Metabolisme mineral.
2 Ribosom
Ciri-ciri
Bersifat basofilik (kebiruan).
Partikel kecil kedap electron, mengandung rRNA dan protein.
Berbentuk bulat atau lonjong, diameter 15-25 mikron.
Dibuat di dalam nucleolus.
Ribosom dapat berupa granul satu-satu atau berkelompok
(poliribosom/polisom) yang disatukan oleh untaian mRNA.
Ribosom menurut letaknya dibedakan menjadi dua, yaitu:
Bebas dalam matriks sitoplasma dan bersifat basophilia diffuse, contohnya
lymphocyte dan sel usus.
Melekat pada permukaan luar dari vesikel dan tubuli dari Retikulum
Endoplasma dan sitoplasma yang bersifat patchy basophilia, seperti :
- Nissl bodies pada sel saraf.
- Ergastoplasma pada sel pancreas.
Fungsinya ;
Ribosom yang bbas dalam sitoplasma berfungsi untuk sintesa protein yang
diperlukan oleh sel itu sendiri.
Ribosom yang melekat pada membrane RE :
- Membuat protein yang akan dicurahkan ke dalam sisterna reticulum.
Protein ini dapat disekresi atau ditimbun dalam sel.
- Membuat sebagian besar protein integral membrane sel.
Ribosom memegang peran kunci dalam penyampaian sandi atau
penterjemah pesan selama proses pembuatan protein.
3 Badan Golgi (Apparatus Golgi)
Struktur :
Terdiri atas 3 komponen yang terpisah :
1 Sisterna
Merupakan bangunan dasar yang menjadi ciri alat golgi.
Didalamnya terdapat 5 lempeng sisterna yang sejajar melengkung
membentuk piala.
Bagian tepi tiap sisterna mengembung dan bergelombang serta terdapat
pembuluh yang menghubungkan semua sisterna.
Memiliki tonjolan tonjolan yang akan lepas membentuk vesikula
vesikula atau membentuk sisterna baru, bagian ini disebut sakula.
Sisterna merupakan begian perifer dilatasi.
Siterna yang terletak dekat RE disebut cis dan ujung yang berlawanan
disebut trans.
2 Vesikel
Terdapat dibawah sisterna semakin dekat ke bagian sisterna, maka
vesikula bergabung membentuk sisterna baru.
Isi vesikula lebih terang daripada isi vakuola serta memilki banyak
gelembung.
Berbentuk bulat kecil.
3 Vakuola
Terdapat di puncak sisterna.
Isi vakuola berupa bahan sekresi (getahan).
Dekat kompleks golgi kadang tampak rER melepas vesikel-vesikelnya
yang membawa protein baru menuju golgi untuk diproses.
Sisterna yang paling dekat dengan tempat tersebut dikatakan pembentuk
immature, konveks atau cis.
Pada sisi berlawanan disebut permukaan matur, konkaf atau trans
(berkumpul).
Vakuola besar disebut vakuola memadat.
Struktur ini terlepas dari sisterna golgi menghasilkan vesikel-vesikel
yang memindahkan protein ke berbagai tempat.
Berbetuk bulat besar.
Fungsi:
1 sintesis karbohidariat, modifikasi, mengepak dna mensortir protein dari RE
kasar.
2 membentuk lisosom.
3 tranportasi protein keluar sel
4 memelihara membran plasma
5 mensintesis karbohidariat tertentu yang tidak dapat dibentuk di RE
6 membentuk lisosom, vesikel sekretoris.
4 Mitokondaria
Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis,
terdiri dari protein yang disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter antara 5-6
nm. Karena kecilnya sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop
elektron.
Mikrotubulus
Fungsi :
(3). Membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian yang lain.
3. Membran sel
Membran sel adalah lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel, membran sel juga merupakan
alat transportasi bagi sel yaitu tempat asuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan
dan tidak dibutuhkan oleh sel. Membran plasma terdiri fosfolipid bilayer. Membran
sel ini berfungsi untuk memisahkan sitoplasma dari cairan di sekelilingnya. Jika
dilihat di bawah mikroskop elektron, tampak 2 garis tebal, dipisahkan lapisan tengah
yang jernih yang disebut unit membran.
Sifat-sifat khas membran sel
Makromolekul tidak dapat melewati
membran sel sehingga sitoplasma yang sebagian besar berupa protein tetap
terkurung oleh membran sel (selektif permeable).
Membran sel sebagai pelindung sel
mampu menjaga keseimbangan elektrolit.
Membran sel mempunyai kemampuan
mengadakan transportasi aktif.
Membran sel mampu melaksanakan
tansportasi air.
Zat-zat yang larut dalam lipid dapat pula
melewati membran sel. Hal ini sesuai dengan teori globural.
Membran sel mampu mengadakan
invaginasi seperti dapat dilihat pada proses fagositosis dan pinositosis.
Struktur Umum
Merupakan molekul amphipatic sehingga mudah membentuk bilayer spontan
yang menyebabkan lipid dapat larut dalam air dan pelarut organik. Terdiri dari :
1 Lipid (sebanyak 50 %)
Phospolipid
Kolesterol (sterol)
2 Protein (hampir 50%)
3 Karbohidariat (sangat kecil)
Struktur Khusus:
1 Lipid Membran
Phospolipid
Merupakan komposisi molekuler membrane sel utama dan tersusun
dalam 2 lapis (phospolipid bilayer), mempunyai :
Ujung polar Hidariofilik : Mengarah ke luar membrane,larut dalam air.
Contoh: gugus fosfat dan fosfolipid.
Ujung Non Polar Hidariofobik : Ke pusat membrane, larut dalam lemak.
Contoh : gugus asam lemak
Membran ini bersifat impermeabel terhadap bahan-bahan yang larut
dalam air seperti ion, glukosa dan bersifat permeabel terhadap bahan yang
larut dalam lemak (O2, CO2, alkohol).
Phospholipid dapat melakukan pergerakan yaitu :
Flip-flop : biasanya pergerakannya lama (sekitar satu kali dalam sebulan),
memiliki tujuan agar materi dari luar sel dapat masuk dalam sel, perpindahan
hydariophilic head dengan sesama hydariophilic head lain yang berlainan arah.
Lateral movement : pergerakannya cepat, perpindahan hydariophilic head
dengan sesama hydariophilic head lain tapi masih dalam satu arah.
Kolesterol (sterol)
Sedikit di dalam membrane sel 1 kolesterol/fosfolipid
2 SIKLUS SEL
2.1 Interfase
Pada tahap interfase, sel dianggap istirahat dari proses pembelahan. Meskipun
demikian, sebenarnya tahap interfase merupakan tahap yang aktif dan penting untuk
mempersiapkan pembelahan. Fase ini memakan waktu hampir 95% dari waktu yang
dibutuhkan untuk 1 siklus sel. Pada sel manusia interfase terjadi sekitar 23 jam dari
siklus sel (24 jam). (Alberts, B. dkk. 2002:3).
Dalam interfase terdapat beberapa fase lagi yaitu :
G1(Gap pertama)/prasintesis
- Waktu yang diperlukan 3-4 jam
- Meliputi proses penyempurnaan/penyembuhan sel anak (hasil mitosis) shg
menjadi lebih sempurna
- Terjadi sintesis RNA yang kemudian diikat oleh protein
- Belum mengadakan replikasi DNA, sehingga DNA masih berjumlah 1 salinan
dan diploid.
S (Sintesis)
- waktu yang diperlukan 7-8 jam
- mengalami duplikasi dan sintesis kromosom untuk melengkapi DNA
- sintesis RNA masih ada tapi tidak dominan
- pembentukan molekul histo ( merupakan protein dasar kromosom )
- mengalami replikasi DNA yang menghasilkan 2 salinan DNA dan diploid.
2 Pembelahan
2.2.1 Amitosis
adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpamelalui
tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel
yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru. Proses
pembelahan secaralangsung disebut juga pembelahan amitosis atau
pembelahan biner
Pembelahan biner m e r u p a k a n p r o s e s p e m b e l a h a n d a r i 1 s e l
m e n j a d i 2 s e l t a n p a m e l a l u i f a s e - f a s e a t a u tahap-tahap
pembelahan sel. Pembelahan biner banyak dilakukan organisme uniseluler
(berselsatu), seperti bakteri, protozoa, dan mikroalga (alga bersel satu
yang bersifat mikroskopis).Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan
membelah menjadi dua sel yang identik (samasatu sama lain). Dua sel ini akan
membelah lagi menjadi empat, begitu seterusnya.
2Mitosis
Terdiri dari penebalan dan pembelahan kromosom serta sitokinesis,
pembelahan actual sitoplasma untuk membentuk 2 sel anak. Pembelahan
dibagi menjadi : profase, metafase, anafase, telofase.
1 Profase
Kromosom menebal menjadi pilinan yang kuat dan besar serta menjadi
terlihat. Setiap kromosom berisi 2 kromatid yang distukan oleh
sentromer. Kromaid akan menjadi kromosom dalam generasi sel
berikutnya.
Pasangan sentriol berpisah dan mulai bergerak ke sisi nucleus yang
berlawanan, deigerakkan dengan perpan jangan mikrotubulus yang
terbentuk diantara sentriol. Setelah sampai di sisi nucleus, sentriol
membentuk benang spindle mitosis polar.
Nukleolus melebur dan membrane nuclear menghilang. Sehingga
memungkinkan spindle memasuki nucleus. Mikrotubulus yang muncul
dari kinetochore , struktur pada sentromer, sekarang dapat berinteraksi
dengan benang spindle polar.
Mikrotubulus lain menyebar ke sentriol dan membentuk aster.
2. Metafase
Kromosom berbaris pada bidang metaphase/ equator sel.
Sentromer pada semua kromosom saling berikatan.
Kinetochore memisah dan kromatid bergerak menjauh.
3. Anafase
Akibat perubahan panjang mikrotubulus di tempat perkatannya,
pasangan kromatid bergerak dari bidang equator ke setiap kutub.
Akhir anaphase ditandai dengan adanya dua set kromosom lengkap yang
berkumpul pada kutub sel
4. Telofase
Dua nuclei kembali terbentuk di sekitar kromosom. Kromosom
kemudian terurai dan melebur. Membrane nuclear dan nucleolus
terbentuk kembali.
Terjadi sitokinesis/pembelahan plasma.
3 Meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi dalam pembentukan sel-sel
kelamin (ovum dan sperma. Pembelahan tersebut mengurangi jumlah
kromosom menjadi setengah/haploid. Meiosis terdiri dari 2 pembelahan
nuclear dan selular, disebut Meiosis 1 dan Meiosis 2 yang menghasilkan 4 sel.
Tahapan:
1 Pembelahan I
a Profase I
i Leptoten
Disebut juga leptonema. DNA kromatin berpilin rapat dan padat.
Tiap benang kromatin dibina atas rangkap dua DNA, yang berasal
dari replikasi waktu periode sintesis protein saat interfase. Kromatin
kini disebut kromosom.
ii Zigonema
Disebut juga zigonema. Pilihan DNA kian rapat dan padat, dan
benang kromosom kini tampak mengandung banyak manik besar-
kecil dan tak sama jaraknya. Manik-manik itu disebut kromomer,
mengandung beberapa buah gen.
iii Pakiten
Disebut juga pakhinema. Pilinan DNA kian rapat dan padat lagi,
sehingga kromosom kian besar dan pendek. Kromatid dari tiap
kromosom kini agak renggang, jadi tampak jelas batasnya, lalu
terbentuk benang halus seperti tangga tali antara kromatid yang
merenggang itu. Kromosom homolog yang bergandeng rapat dengan
kromatid masing-masing rangkap dua disebut dalam susunan tetrad.
iv Diploten
Disebut juga diplonema. Daya tarik-menarik antara kromosom
homolog hilan, dan saling meregangkan diri. Namun mereka tetap
dalam susunan bergandengan. Tangga antara kromatid hilang,
sehingga tiap kromosom tampak kini rangkap-rangkap dua semua.
Pada tahap ini terjadi peristiwa crossing over (pindah silang).
Artinya saling pindahnya fragmen kromosom yang bertautan ke
kromosom pasangan.
v Diakinesis
Selaput inti hancur dan serat gelendong terbentuk antara kedua
sentrosom yang kini terletak pada kutub bersebrangan.
b Prometafase I
- Membran inti mulai menghilang
- Kromosom lebih pendek dan menebal
- Kromosom tampak mempunyai 4 lengan
c Metafase I
- Kromosom tampak tersusun di bidang ekuator
- Pemisahan kromosom; pasangan kromosom tidak terpisah tetap satu
kesatuan
d Anafase I
- Kromosom mulai bergerak menuju kutub pembelahan
e Telofase I
- Kromosom telah berkumpul di kutub-kutub pembelahan
- Pembentukan membrane inti dan pemisahan sitoplasma
- Kromosom mulai membentuk benang-benang tipis
Interfase
Tahap antara meiosis I dan II, tidak terjadi replikasi kromosom, jumlah
kromosom hasil hanya separuh dari kromosom induknya.
2 Pembelahan II
a Profase II
- Terbentuknya spindle, aster, pergeseran sentriol ke kutub pembelahan
- Pemendekan benang-benang kromatid
- Nucleolus mulai mengecil dan menghilang
- Dinding inti sel menghilang sedikit demi sedikit
b Metafase II
- Pengumpulan kromosom pada bidang ekuator
- Pemisahan pasangan kromosom yang masing-masing akan tersusun
pada sisi yang berlawanan
c Anafase II
- Pergeseran kromosom ke arah kutub pembelahan masing-masing
- Membrane sel lebih lonjong
d Telofase II
- Kromosom telah berkumpul pada kutub-kutub pembelahan
- Pembentukan membrane inti, pemisahan sitoplasma
- Hasil: 4 buah sel yang masing-masing memiliki jumlah kromosom
separuh dari sel induknya.
Hasil 2 sel anak dengan sifat identik dengan 4 sel anak dengan sifat berbeda
induknya (jumlah kromosom = induknya) dengan induknya ( jumlah
kromosom induknya)
1.5Transpor membrane
Transport melalui membrane sel, baik secara langsung melalui lapisin lipid ganda
maupun melalui protein terjadi melaui salah satu dari dua proses dasar yaitu transport
aktif dan transport pasif.
1 Transport Aktif
Suatu transportasi zat yang melalui membran plasma dan membutuhkan energi
dalam prosesnya.
Berdasarkan sumber energi yang digunakan untuk menimbulkan transpor, transpor
aktif dibedakan menjadi dua, yaitu (1) Transpor aktif primer. sumber energi yang
digunakan adalah energi secara langsung dari pemecahan adenosine trifosfat (ATP)
atau beberapa senyawa fosfat berenergi tinggi lainnya. (2) Transpor aktif sekunder.
sumber energi yang digunakan adalah energi yang disimpan di dalam membran
dalam bentuk perbedaan konsentrasi ionik antara kedua sisi membran.
Mekanisme :
Dua ion kalium terikat di bagian luar protein pembawa dan tiga ion natrium
terikat di bagian dalamnya fungsi ATPase pada protein aktif memecahkan
satu moelkul ATP menjadi ADP membebaskan energy yang berasal dari
sebuah ikatan fosfat berenergi tinggi perubahan bentuk dan kimiawi pada
protein pembawa mendorong tiga ion natrium keluar dan tiga ion kalium
masuk.
Transpor Aktif Primer Kalsium.
Proses transpor yang memompa ion kalsium ke dalam dan luar sel serta
memompa kepada satu atau lebih organel vesicular internal sel. Pada keadaan
normal, ion kalsium dipertahankan pada konsentrasi kira-kira 10.000 kali lebih
kecil dari cairan ekstraseluler.
Mekanisme :
Protein pembawa memiliki dua fungsi yaitu sebagai reseptor spesifik untuk ion
kalsium dan sebagai ATPase untuk memecah ATP yang digunakan selama
proses transport ion kalsium ke luar sel atau ke organel vesicular internal sel.
Transpor Aktif Primer Ion Hidrogen.
Transpor aktif primer ion hydrogen memiliki arti penting pada dua tempat, yaitu
(1) Kelenjar gastrik pada lambung. Konsentrasi ion hydrogen dalam sel
pariental ditingkatkan sebanyak sejuta kali. Kemudian, dilepaskan dalam ikatan
dengan ion klorida membentuk hidroklorida. (2) Bagian akhir tubulus distal dan
duktus koligentes kortikalis pada ginjal. ion hydrogen disekresikan dengan
melawan gradient konsentrasi sekitar 900 kali lipat untuk regulasi ion hydrogen
dalam darah.
OSMOSIS
Osmosis adalah difusi air melalui membrane semipermeable selektif. Tekanan
osmtotik yang dihasilkan partikel dalam larutan ditentukan oleh jumlah partikel
per unit volume cairan dan bukan oleh massa partikel. Untuk menyatakan
konsentrasi suatu larutan yang ditentukan oleh jumlah partikel digunakan satuan
yang disebut osmol sebagai pengganti satuan gram. Osmolaritas merupakan
konsentrasi osmol yang dinyatakan dengan osmol per liter larutan dan bukan
osmol per kilogram air.
1.6Cell signaling
Cell Signalling
Tujuan cell signaling ini adalah untuk memastikan aktivitas penting terjadi pada
sel yang benar, waktu yang tepat dan koordinasi yang sesuai.
Jenis Sinyal Antar Sel
- Interaksi Langsung
1 Sel sel (cell junction)
occluding junctions
anchoring junctions
communicating junctions
2 Sel matriks ekstraseluler
- Sekresi Molekul
1.Parakrin
2.Synaptic Signaling
3.Endokrin
4.Autokrin
Cell Junction
Adhesi antar sel pada jaringan dan matrik :Cell Junction
Tiga kelompok Cell Junction :
1 Occluding junctions ( contoh : tight junctions )
i Tight junctions : menghubungkan membran plasma sel yang bersebelahan.
ii Barier selektif permeabilitas : mempertahankan perbedaan komposisi cairan pada
sisi sel yang berbeda.
iii Transmembran protein : claudin dan ocludin
iv Fungsi : - Menjaga komposisi senyawa dalam rongga saluran/lumen.
- Transport nutrisi secara selektif.
2 Anchoring junctions
a Banyak pada sel yang mendapatkan stress mekanik ( contoh : kulit/otot )
b Menghubungkan sitoskelet sel dengan sel lain atau dengan ECM
3 Communicating junctions
Komunikasi sitoplasma langsung dengan sel sekitar.
Tipe Penyampaian Molekul Sinyal
Endokrin
Sel target jauh hormon dibawa melalui pembuluh darah
Sel-sel endokrin yang mensekresikan molekul-molekul sinyal yang disebut
hormon ke aliran darah yang membawa sinyal ke sel target yang didistribusikan
secara luas ke seluruh tubuh.
Gambar Persinyalan Jarak Jauh/hormonal
Keterangan :
Hormon mensinyal sel target pada jarak jauh. Pada hewan, sel endokrin
terspesialisasi mensekresi hormone ke dalam cairan tubuh, seringkali darah. Hormon
dapat mencapai hamper seluruh sel tubuh, tetapi jika dengan pengatur lokal, hanya sel
target spesifik yang mengenali dan merespons sinyal kimiawi yang diberikan.
Autokrin/(contact dependent)
Sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri atau
sekitarnya
o Sel mensekresikan molekul sinyal yang dapat berikatan kembali dengan
reseptornya sendiri
o Merupakan tipe paling efektif ketika dilakukan secara serempak dengan sel-sel
tetangga yang tipenya sama
o Merupakan mekanisme yang mungkin mendasari "efek komunitas" yang
diamati pada perkembangan awal (contoh : sel kanker)
Parakrin
Mediator local mempengaruhi sel target sekitar/tetangga.
Dirusak oleh suatu enzim ekstraselular atau dimobilisasi oleh ECM
Bergantung pada sinyal-sinyal yang dikeluarkan ke dalam ruang ekstraseluler dan
menyebabkan terjadinya suatu proses secara lokal atas sel-sel tetangga.
Molekul sinyal yang disekresikan mungkin dibawa jauh untuk bertindak
berdasarkan target yang jauh, atau mungkin bertindak sebagai perantara lokal yang
hanya mempengaruhi sel-sel dalam lingkungan yang dekat dari pemberian isyarat
sel.
Gamb
ar 1 (Persinyalan Jarak Dekat)
Keterangan :
Hewan memiliki dua jenis utama persinyalan kimiawi jarak dekat. Pada
persinyalan parakrin, sel pensekresi bertindak pada sel target di dekatnya dengan
melepas molekul pengatur local ke dalam fluida ekstraseluler. Dalam persinyalan
sinaptik, sel saraf melepaskan molekul neurotransmitter ke dalam sinapsis, ruang
sempit di antara sel pengirim dan sel target, dalam hal ini sel saraf yang lain.
Sinaptik (neuronal)
Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatu sel berikatan
langsung dengan protein lain pada sel lain.
Dilakukan dengan neuron yang meneruskan sinyal-sinyal secara elektrik
sepanjang akson dan melepaskan neurotransmitter di sinapsis, yang seringkali
berlokasi jauh sekali dari sel.
Neuron yang menyampaikan proses-proses panjang (akson) memungkinkan sel
saraf untuk kontak dengan sel target yang letaknya jauh sekali
Ketika diaktivasi oleh sinyal dari lingkungan atau dari sel saraf lainnya, neuron
mengirimkan impuls elektrik secara cepat di sepanjang akson, dan ketika impuls
mencapai ujung akson, menyebabkan ujung saraf mensekresikan sinyal kimiawi
(neurotransmitter)
Ini disekresikan ke cell junctions khusus yang disebut chemical synapses
2.jaringan
3 JARINGAN
2 Jaringan Ikat
1 Letak dan fungsi
Jaringan ikat banyak ditemukan di organ-organ visera (ginjal, paru) mengandung
banyak jar ikat yang memegang sel epitel parenkim, sistem kardiovaskuler di
mana jaringan ikat mengikat sel-sel otot dan sel endotel bersama-sama.
2 Komponen jaringan ikat
Semua jarongan ikat terdiri atas :
a Sel
Sel setempat. Sel yang ada di jaringan ikat setempat, contoh : fibroblas,
osteosit, osteoblas, makrofag, dsb.
Sel pindahan. Sel yang berada di sekitar jaringan ikat dan akan turut ikut serta
apabila terdapat kerusakan tertentu. contoh : leukosit dan bagian darah lainnya
akan membantu apabila terjadi luka atau kerusakan pada jaringan ikat atau
yang lain.
b Serat ekstraseluler
Terdiri atas serta kolagen, serat elastis, dan serat retikulin. Fibrinogen pada
darah juga termasuk serat, karena membentuk serat fibrin yang sebenarnya.
c Substansi dasar amorf adalah gen mutan yang menghasilkan fenotip yang tidak
terdeteksi
Terdiri atas proteoglikan, glikosaminoglikan, dan glikoprotein.
3 Macam macam jaringan ikat
a Jaringan Ikat Embrionik
1. Mesenkim
Hanya ditemukan pada jaringan
embryo dan terdiri dari sel
mesenkim, memiliki penjuluran
panjang saling berhubungan
membentuk jalinan tiga dimensi.
Matriks jaringan ikat cukup
banyak dan pada tahap-tahap
awalnya adalah cairan yang dapat
mengental tetapi kemudian
mengandung serabut-serabut halus. Sel mesenkim mempunyai inti lonjong.
Sel mesenkim dapat menumbuhkan organ tubuh.
2. Jaringan Ikat Mukosa
Selnya membentuk jalinan, matriknya diisi
oleh massa gel terutama mengandung asam
hyaluronat. Jaringan ikat ini telah mengandung
serabut kolagen terutama tipe I dan III serta
fibroblast. Jaringan ikat ini dikenal juga dengan
nama Whartons jelly. Terdapat pada
hipodermis embrio dan tali pusar. Pada dewasa terdapat pada lipatan
omasum dan glans penis.
3. Jaringan Retikuler
Terdiri dari sel retikuler dan serabut kolagen tipe III, yang saling
berhubungan membentuk jalinan tiga dimensi. Terdapat pada jaringan
limfoid dan mieloid.
4. Jaringan Lemak
Merupakan bentuk jaringan khusus dimana selnya mampu menimbun
lemak. Ada dua macam yaitu lemak coklat dan lemak putih.
Jaringan lemak putih terbagi atas septa berbentuk jaringan ikat longgar
menjadi kelompok sel lemak disebut lobulus.
Tiap sel dikelilingi oleh serabut kolagen dan
retikuler. Diameter sel lemak 200 m dan
mengandung satu unit lemak. Sitoplasma tipis
dan inti pipih.
3 Jaringan Epitel
Jaringan Epitel (Yun. Epi, di atas, + tele, puting) adalah kumpulan sel-sel yang
bersifat avaskular yaitu tidak mengandung pembuluh darah dan terletak di seluruh
permukaan tubuh baik luar maupun dalam.
Berdasarkan fungsinya, jaringan epitel dibagi menjadi dua, yaitu Jaringan Epitel
Penutup dan Jaringan Epitel Kelenjar.
1. Jaringan Epitel Penutup
- Merupakan lembaran sel yang menutupi permukaan luar tubuh, melapisi rongga
dalam, membentuk berbakai organ dan kelenjar serta melapisi duktus (saluran).
Biasanya memiliki bentuk yang berbeda-beda dari organ ke organ, tergantung
lokasi dan fungsinya. Contohnya seperti epitel pada permukaan luar tubuh yang
berfungsi sebagai lapisan pelindung, pasti berbeda dengan epitel yang melapisi
organ dalam.
- Bersifat nonvaskuler, artinya tidak memiliki pembuluh darah. Jadi oksigen dan
nutrient harus berdifusi dari pembuluh darah yang ada di jaringan ikat yang
berada di bawah epitel.
- penggolongan epitel
SatuBerderet
lapis sel yang melekat di membrane basalis, namun tinggi sel tidak s
Selapis bertingkat semu
Modifikasi :
1 Silia : struktur motil pada sel tertentu. Contohnya pada uterus dan
tuba uterine.
2 Microvili : tonjolan non motil kecil yang melapisi semua sel absorbtif
pada usus halus dan tubulus kontortus proksimal ginjal.
3 Strereosilia : mikrovili nonmotil panjang, bercabang dan biasanya melapisi
sel dalam epididimis dan duktus deferens
Silia mikrovili
Jenis epitel :
1 Epitel selapis gepeng
- Mesotel : melapisi permukaan luar organ pencernaan, paru-paru dan jantung
- Endotel : melapisi lumen jantung, pembuluh darah dan pembuluh limfe
skuamosa Permukaannya gepeng
epitel
kuboid Tinggi dan lebar sel sama
Sel Saraf
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentukbervariasi.
Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalamkegiatannya, saraf
mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan
efektor.
Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sellainnya yang berfungsi
mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar ataudari dalam tubuh. Efektor
adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapanterhadap rangsangan. Contohnya
otot dan kelenjar.
Struktur :
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson
berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya
sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu
akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada
bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut myelin yang merupakan
kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson.
Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh
serabutsaraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi
mielinadalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang
tidakterbungkus mielin disebut nodus Ranvier yang berfungsi
mempercepatpenghantaran impuls.
5 Jaringan Tulang
Jaringan Terdiri :
Sel-sel Tulang ( Osteoblast, Osteosit, Osteoclast )
Osteoblast :
Sel pembentuk tulang.
Mensintesis jar kolagen dan komponen organik matrik
Ditemukan periosteumand endosteum
Osteosit :
sel-sel tulang dewasa
Osteoclast :
Sel penghancur tulang,
Di endosteum
Jaringan tulang dibagi menjadi 2 yaitu jaringan tulang rawan (Kartilago) dan tulang
keras.
Kartilago
Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang
disebut mesenkim,
Pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang
banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan.
Fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh.
Ada 3 macam jaringan tulang rawan :
a.Kartilago hialin
Matriksnya bening kebiruan.
o Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang rawan pada batang
tenggorok dan cabang batang tenggorok, ujung tulang rusuk yang melekat
pada tulang dada dan pada ujung tulang panjang.
Kenampakan kartilago hialin pada mikroskop
o Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga
membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan,
memberi kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan
memberi kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernafas.
b.Kartilago fibrosa
Matriksnya berwarna gelap dan keruh.
Jaringan ini terdapat pada perekatan ligamen-ligamen tertentu pada tulang,
persendian tulang pinggang, pada calmam antar ruas tulang belakang dan pada
pertautan antar tulang kemaluan kiri dan kanan.
Fungsi utama untuk memberikan proteksi dan penyokong.
Kenampakan kartialago
fibrosa pada mikroskop
c.Kartilago elastik
Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan.
Jaringan ini terdapat pada daun telinga, epiglottis, pembuluh eustakius dan
laring.
Osteon
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam
matriks, Matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam
mineral terutama garam kalsium (kapur). Perhatikan gambar 11 berikut ini. Gambar
tersebut adalah kumpulan unit dasar tulang. Unit dasar tulang disebut dengan sistem
Haversi. Sistem ini tersusun atas canalis/saluran haversi yang terdapat pembuluh
darah, lakuna, yang merupakan tempat osteosit berada, lapisan konsentris yang
merupakan matriks Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan
berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka.
Sistem havers
Fungsi tulang :
1 Menahan seluruh bagian-bagian badan supaya jangan roboh
2 Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung , ginjal, genetalia interna
dan paru paru
3 Tempat melekatnya otot-otot dan untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan
otot.
4 Tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
5 Memberikan bentuk pada bangunan tubuh.
FARMAKOKINETIKA DAN FARMAKODINAMIKA
A. Pendahuluan
Farmakokinetik = mempelajari perjalanan obat terhadap tubuh
mulai dari masuk sampai keluar, dan apa yang dilakukan tubuh
terhadap obat.
Farmakodinamik = apa yang dilakukan tubuh terhadap obat, efek
apa yang ditimbulkan obat terhadap tubuh.
Mengapa kita belajar farmakokinetik dan farmakodinamik?
75
50
25
0
Efek Penyembuhan
-25
-50
-75
50 Mg 100 Mg 150 Mg 200 Mg
Jadi, manfaat
farmakokinetik dan farmakodinamik antara lain
Menemukan puncak dari efek penyembuhan
Menentukan dosis
- Asetilasi
- Sulfatasi
- Glukonidasi
- Metilasi
Reaksi metabolisme terdiri dari 2 reaksi fase, yaitu:
Reaksi fase 1 terdiri dari oksidasi, reduksi, dan hidrolisis yang
mengubah obat menjadi lebih polar.
Reaksi fase 2 merupakan reaksi konjugasi dengan substrat endogen
(asam sulfat, asam amino, asam asetat) dan hasilnya obat menjadi
sangat polar (hampir selalu tidak aktif).
4. Ekskresi
Pengeluaran obat dari dalam tubuh sehingga konsentrasi
bahan berkhasiatnya menurun.
Rute ekskresi antara lain :
Kulit -> keringat
C. Farmakodinamik
Apa saja efek yang ditimbulkan obat terhadap tubuh?
1. Desensitisasi -> penurunan efek obat dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama
2. Toleransi -> penurunan efek obat dalam jangka waktu yang
lama
3. Resistensi -> tidak munculnya efek dari obat
Dalam farmakodinamik ada beberapa aspek yang ada, yaitu
1. Mekanisme kerja obat
Kebanyakan obat menimbulkan efek melalui interaksi dengan reseptornya pada sel
organisme. Hal ini menyebabkan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang
merupakan respon khas untuk obat tersebut.
2. Reseptor obat
Reseptor obat adalah makromolekul seluler tempat obat terikat untuk menimbulkan
efeknya. Sebelum menimbulkan efek, molekul reseptor berinteraksi dengan protein
seluler yang berhubungan erat membentuk sistem reseptor-efektor.
3. Transmisi sinyal biologis
Penghantar sinyal biologis adalah proses yang menyebabkan suatu substansi
ekstraseluler menimbulkan suatu respon seluler fisiologis yang spesifik.
4. Interaksi obat-reseptor
Ikatan antara obat dan reseptor biasanha terdiri dari berbagai ikatan lemah (ikatan
ion, hidrogen, hidrofobik). Menurut teori pendudukan reseptor, intensitas efek obat
berbanding lurus dengan fraksi reseptor yang diikatnya, dan intensitas efek
mencapai maksimal jika seluruh reseptor diduduki oleh obat.
5. Antagonisme farmakodinamik
Secara farmakodinamik, antagonisme farmakodinamik dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:
a. Antagonisme fisiologik adalah antagonisme pada sistem fisiologik yang sama,
tetapi pada sistem reseptor yang berbeda.
b. Antagonisme pada reseptor adalah antagonisme melalui sistem reseptor yang
sama.
6. Kerja obat yang tidak diperantarai reseptor
3 mekanisme obat yang tidak melalui reseptor, yaitu:
a. Efek nonspesifik dan gangguan pada membran
b. Interaksi dengan molekul kecil atau ion
c. Inkorporasi dalam makromolekul
Antagonisme Farmakodinamik
Secara farmakodinamik dapat dibedakan dua jenis antagonisme, yakni antagonisme
fisiologik dan antagonisme reseptor.Selain itu, antagonisme pada reseptor dapat bersifat
kompetitif atau nonkompetitif.
Antagonisme fisiologik terjadi pada organ yang sama, tetapi pada sistem reseptor
yang berlainan. Misalnya, efek bronkokonstriksi histamin pada bronkus melalui reseptor
histamin dapat dilawan dengan pemberian adrenalin yang bekerja pada adrenoreseptor .
Antagonisme pada reseptor terjadi melalui sistem reseptor yang sama. Artinya
antagonis mengikat reseptor di tempat aikatan agonis (receptor site atau active site)
sehingga terjadi antagonisme antara agonis degan antagonisnya. Misalnya efek histamin
yang dilepaskan dalam reaksi alergi dapat dicegah dengan pemberian antihistamin yang
menduduki reseptor yang sama.
Antagonisme pada reseptor dapat diukur berdasarkan interaksi obat-reseptor. Agonis
ialah obat yang bila menduduki reseptor menimbulkan efek farmakologi secara intrinsik,
sedangkan antagonis ialah obat yang menduduki reseptor yang sama tetapi secara
intrinsik tidak mampu menimbulkan efek farmakologi. Jadi antagonis menghalangi
ikatan reseptor denga agonisnya sehingga kerja agonis terhambat.Antagonis demikian
disebut juga receptor blocker atau bloker saja.Jadi, bloker tidak berefek intrinsik karena
efek yang terlihat bukan efek langsung melainkan penghambatan efek agonis.
Pada antagonisme kompetitif, antagonis berikatan dengan receptor cite secara
reversibel sehingga dapat digeser oleh agonis kadar tinggi. Dengan demikian
penghambatan efek agonis dapat diatasi dengan meningkatkan kadar agonis sampai
akhirnya dicapai efek maksimal. Jadi, diperlukan kadar agonis yang lebih tinggi untuk
memperoleh efek yang sama. Ini berarti afinitas agonis terhadap reseptornya menurun.
Terkadang suatu antagonis mengikat reseptor bukan di tempat ikatan reseptor agonis,
tetapi menyebabkan perubahan konformasi reseptor sedemikian rupa sehingga afinitas
terhadap agonisnya menurun.
Pada antagonisme nonkompetitif, penghambatan efek agonis tidak dapat diatasi
dengan meningkatkan kadar agonis. Akibatnya, efek maksimal yang dicapai akan
berkurang, tetapi afinitas agonis terhadap reseptornya tidak berubah. Antagonisme
nonkompetitif terjadi bila antagonis mengikat reseptor secara irreversibel di receptor site
maupun di tempat lain sehingga menghalangi ikatan agonis dengan reseptornya. Dengan
demikian antagonis mengurangi jumlah reseptor yang tersedia utuk berikatan dengan
agonisnya sehingga efek maksimal akan berkurang. Contohnya, fenoksibenzamin
mengikat reseptor andregenik alfa di receptor site secara irreversibel. Antagonisme
nonkompetitif juga terjadi bila antagonis bukan terikat pada molekul reseptornya,
melainkan pada komponen lain dalam sistem reseptor yang meneruskan fungsi reseptor
di dalam sel target.
Agonis parsial ialah agonis lemah, artinya agonis yang mempunyai aktivitas intrinsik
atau efektivitas yang rendah sehingga efek maksimalnya lemah. Akan tetapi, obat ini
akan mengurangi efek maksimal yang ditimbulkan oleh agonis penuh. Oleh karena itu,
agonis parsial disebut juga antagonis parsial.Contohnya, nalorfin ialah agonis parsial
untuk reseptor morfin, sedangkan nalokson ialah antagonis murninya.
JEJAS SEL
Jejas sel merupakan suatu keadaan dimana sel diberi rangsangan atau
stimulus melebihi kemampuan sel dalam beradaptasi, yang bisa
menyebabkan cedera secara reversible dimana sel dapat kembali
normal dengan degenerasi sel maupun irreversible yang mengarah
pada kematian sel.
A. Adaptasi Sel
Macam-macam adaptasi sel:
1. Atrofi
Berkurangnya ukuran sel atau jaringan. Hal-hal yang dapat menyebabkan
atrofi antara lain:
Penuaan
Sel atau jaringan tidak digunakan dalam kurun waktu tertentu, misalnya
individu mengalami imobilisasi atau keadaan tanpa berat.
Penurunan rangsangan hormon dan saraf terhadap sel atau jaringan.
2. Hipertrofi
Bertambahnya ukuran sel atau jaringan.Hipertrofi merupakan respon adaptif
yang terjadi apabila terjadi peningkatan beban kerja pada sel atau
jaringan.Contohnya pada otot-otot skelet olahragawan dan otot jantung
seseorang dengan hipertensi.
3. Hiperplasia
Peningkatan jumlah sel pada organ tertentu akibat peningkatan
mitosis.Contohnya, peningkatan jumlah sel endometrium uterus selama
stadium folikuler pada siklus menstruasi.
4. Metaplasia
Merupakan respon terhadap cidera atau iritasi berkelanjutan yang
menyebabkan peradangan kronis pada suatu jaringan.
5. Displasia
Kerusakan pertumbuhan sel yang menyebabkan lahirnya sel yang berbeda
ukuran, bentuk, dan wujud bila dibandingkan dengan sel asalnya.
B.Kematian Sel
1. Apoptosis
Apoptosis (dari basa yunani apo = "dari" dan ptosis = "jatuh") adalah mekanisme biologi
yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram.
Tahapan Apoptosis
1.Tahap kematian
Akibat perubahan metabolic dalam sel yang tidak dapat diadaptasi oleh sel, terjadi
kondensasi inti sel dan sitoplasma, namun membrane plasma tetap utuh.
Kemudian terjadi fragmentasi DNA dan pemecahan sel menjadi badan apoptotic yang
masing-masingnya dikelilingi oleh membrane plasma, di mana beberapa badan
mengandung hasil fragmentasi DNA.
2.Tahap eliminasi sel
Badan apoptotic mensekresikan signal-signal pengenal yang dapat diidentifikasi oleh
makrofag, sehingga sel lain/makrofag mengelilingi dan memakannya. Fagositosis
badan apoptosis oleh makrofag
2. Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau
trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis),
dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan
rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah
kesehatan yang serius.
Nekrosis terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1.Coagulative nekrosis, biasanya nekrosis ini trjadi di ginjal, hati dan miokard. Nekrosis
koagulative ialah akibat hipoksia, dimana menyebabkan terjadinya denaturasi protein
dalam albumin.
2.Liquefactive necrosis/nekrosis mencair.Nekrosis ini terjadi apabila autolysis dan
heterolysis melebih denaturasi protein. Daerah nekrotik melunak, kemudain terisi oleh
cairan. Nkerosis mencair biasa terlihat dalam otak dan onfeksi bakteri local (abses).
3.Caseous necrosis. Nekrosis ini khas terjadi dalam penyakit tuberculosis. Secara
makroskopik, terlihat sebagai bahan lunak,rapuh dan menyerupai keju. Sedangkan secara
mikroskopik, terlihat seperti kepingan-kepingan. Nekrosis Caseous terjadi pada penyakit
tuberculosis. Adanya reaksi hipersensitivitas menyebabkan adanya peradangan dan
nekrosis. Nekrosis bagian sentral lesi menggambarkan bentuk yang padat, menyerupai
keju.. Ini yang disebut dengan nekrosis kaseous. Daerah yang mengalami nekrosis kaseous
dapat mengalami respon pencairan dan bahan cair lepas ke brankeous yang kemudian
menimbulkan kavitas
4.Fat necrosis. Biasa terjadi di payudara dan pancreas. Hal ini disebabkan karena adanya
disolusi sel oleh enzim lipase. Hasilnya yang berupa asam lemak, kemudian bergabung
dengan natrium, calcium dan magnesium. Penggabungan ini membentuk endapan putih.
Secara histologik, lemak nekrotik menunjukkan baying-bayang sel dan bintik-bintik
basofilik karena deposisi kalsium.