Anda di halaman 1dari 63

Resume kompilasi

Skenario 1

ELIXIR

BIOLOGI SEL

Pada saat kunjungan di salah satu Puskesmas di Jember, sekelompok mahasiswa FK


Unej menemui kasus gantung diri. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa korban
adalah seorang perempuan 17 tahun yang baru putus cinta dengan pacarnya. Ditemukan kaku
mayat, atau rigor mortis. Menurut dokter puskesmas, peristiwa tersebut terjadi akibat
kontraksi otot oleh ikatan kalsium yang masuk melalui membran sel. Sebagai mahasiswa
tahun pertama, agak sulit memahami penjelasan tersebuit tanpa mengetahui struktur anatomi
mikroskopik dan makroskopik sel serta fisiologi sel.

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Rigor Mortis :Rigor Mortis atau kaku mayat adalah salah satu tanda fisik kematian. Rigor
Mortis dapat dikenali dari adanya kekakuan yang terjadi secara bertahap sesuai dengan
lamanya waktu pasca kematian hingga 24 jam setelahnya.
2. Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan
kehidupannya. Sel disebut sebagai unit terkecil karena tidak dapat dibagi-bagi lagi
menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri. Sel merupakan unit terkecil
penyusun makhluk hidup (struktural) dan fungsional makhluk hidup (menjalankan
fungsi kehidupan).
3. Membran sel :lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel
membungkus organel-organel dalam sel, membran sel juga merupakan alat
transportasi bagi sel yaitu tempat asuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan
tidak dibutuhkan oleh sel.
4. Fisiologi sel :Fisiologi sel adalah bidang biologi yang berfokus pada mempelajari fungsi sel,
dan bagaimana sel berinteraksi satu sama lain dan dengan organisme yang lebih besar yang
mereka huni.
5. Mikroskopik sel :Sel-sel dengan ukuran mikroskopik, yang hanya bisa dilihat dengan
alat bantu seperti mikroskop.
6. Makroskopik sel :Kumpulan sel berukuran makroskopik yang bisa dilihat dengan
kasat mata. Analisis makroskopik mencatat properti-properti yang terlihat dengan mata
telanjang, seperti warna urin, kejernihan, adanya penggumpalan, pengendapan dan kekeruhan.
7. Kontraksi Otot : Proses Terjadinya reaksi anatar ikatan aktin dan myosin yang
berakibat memendeknya serabut otot.
8. Ikatan kalsium: Ikatan dimana kalsium berikatan dengan troponin. [Sherwood, 2009]
Learning Objective
KTPJFSEICB

eiaupkrt
dsnjrliakao
m

iblnguk
atdm
tkiasnfeuo
ikgldsSptr

aPKoiu
naekSgro
inetS
sm

ie
KStanlM
eitSlk
iltem

nailbd
inkra

gans
H
den

E
aw
nau
kn
Fa

adr
rai
nom
at

kTi
ouk
d
m
ib

nu
ah
am
in

k
1. SEL

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang dapat melaksanakan
kehidupannya. Sel disebut sebagai unit terkecil karena tidak dapat dibagi-bagi lagi
menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri. Sel merupakan unit terkecil
penyusun makhluk hidup (struktural) dan fungsional makhluk hidup (menjalankan fungsi
kehidupan). Secara structural, tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel
disebut satuan structural makhluk hidup. Secara fungsional, tubuh makhluk hidup dapat
menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi.

1.1 Sejarah sel


Tahun 1665, Robert HookeMelakukan percobaan pada sebuah gabus, lalu ia
menemukan ruangan atau rongga kosong yang disebut dengan sel, berasal dari kata
cella berarti kosong yang dibatasi dinding yang dinamakan diafragma.
Grew dan malphigiMelakukan penyelidikan pada tanaman yang berbeda, ternyata juga
ditemukan ruang-ruang yang dibatasi oleh dinding selulose yaitu vesikula atau
utrikula.
Tahun 1674, Anthony Van LeeuwenhoekMelakukan penelitian terhadap sel-sel, dan
ditemukan bangunan yang terletak di tengan yaitu inti sel atau nukleus.
Tahun 1829, Hertwig, Dengan teori protoplasma yaitu sel merupakan suatu kumpulan
dari substansi hidup yang disebut protoplasma yang didalamnya mengandung
inti(nukleus) dan dibatasi oleh dinding sel.
Tahun 1831, Brown Bahwa inti sel merupakan komonen dasar dan merupakan tetap
berasal dari sel. Protoplasma yang ada dalam sel disebut sitoplasma, sedangkan
protoplasma yang berada di dalam inti sel disebut dengan karioplasma.
Tahun 1939, Schleiden dan Schwan (Bapak Sitologi Modern)Teori sel, bahwa semua
makhluk hidup tersusun atau terdiri atas sel-sel.
Haeckel Membagi dunia hewan menjadi dua kelompok besar, yaitu :
o Protozoa : mempunyai sel tunggal
o Metazoa : mempunyai sel banyak
Tahun 1858, Albert Kolliker :Teori dibidang embriologi yang menyatakan bahwa
spermatozoa dan ovum merupakan unsur histologis yang merupakan asal dari makhluk
hidup baru.
Tahun 1858, Virchow :Omnis cellula e cellula, bahwa sel berasal dari sel lainnya dan
sel mempunyai kemampuan untuk berkembang biak atau membelah.
Tahun 1875, Hertwig :Hakekat konsepsi yang menyatakan bahwa pada waktu
pembuahan terjadi peleburan antara inti sel telur dan spermatozoon.
Fleming :Pembelahan sel pada hewan.
Strassburger :Pembelahan sel pada tumbuhan.
Tahun 1878, Schleiden : Terungkapnya proses kariokinesis
Tahun 1890, Waldeyer :Penemuan kromosom.
1.2jenis Sel
a Sel prokariotik : Suatu jenis sel dengan inti yang tidak jelas, hanya dalam
sitoplasma tampak adanya bagian yang berwarna agak terang yang mengandung
bahan DNA (seperti yang terdapat dalam inti) dan dinamakan nukleoid.
Contoh : bakteri, virus, ganggang biru, ganggang hijau, dll.
b Sel eukariotik : Suatu jenis sel yang memiliki inti sel yang jelas karena inti sel
ini mempunyai dinding atau membran inti.
Contoh : sel spermatozoa, sel saraf, eritrosit, sel epitel, sel-sel tanaman, sel
leukosit, amoeba, dll
Sel Eukariotik Sel Prokariotik
Memiliki membran inti Tidak memiliki membran inti
Inti sel jelas Inti sel bercampur dengan sitoplasma
Ukuran sel relatif lebih besar Ukuran sel relatif lebih kecil
DNA memiliki protein DNA tidak memiliki protein
Kromosom ganda (berpasangan) Kromosom tunggal
Memiliki nukleolus Tidak memiliki nukleolus
Pembelahan sel mitosis atau meiosis Pembelahan sel amitosis
Memiliki organel bermembran Tidak memiliki organel bermembran
Memiliki mitokondria Tidak terdapat mitokondria tetapi
mesosom

Cara pembelahan sel prokariotik ini Cara pembelahan sel dapat


dengan cara amitosis meiosis maupun mitosis
PERBEDAAN SEL HEWAN DAN TUMBUHAN
Sel tumbuhan dan hewan termasuk dalam kelompok sel eukariotik yang memiliki
persamaan pada nukleusnya yang bermembran ganda dan berpori. Namun, sel hewan dan
tumbuhan tidak semua bagian dalam selnya sama. Perbedaan mendasar di keduanya dapat
terlihat pada ditemukannya dinding sel pada tumbuhan.
Perbedaan lain dapat ditemukan pada organel-organel tertentu seperti vakuola besar dan
plastidan yang tidak kita temukan di sel hewan.

Tumbuhan Organel Hewan


Ada Dinding sel Tidak ada
Ada Plastida Tidak ada
Tidak ada Lisosom Ada
Tidak ada Sentrosom Ada
Berukuran besar Vakuola Berukuran kecil

1.3Struktur sel

Struktur Sel
1 Inti Sel (Nukleus)

Nukleus sering tampak sebagai struktur bulat atau lonjong, biasanya terdapat
pada bagian pusat sel. Komponen utamanya adalah selaput inti, kromatin yang
mengandung DNA dan protein terkait, dan suatu daerah khusus kromatin yang
disebut nucleolus.
a Selaput inti
Terdiri atas dua membran paralel yang dipisahkan celah sempit (ruang
perinuklear) Poliribosom melekat pada membran luar, yang menunjukkan bahwa
selaput inti merupakan bagian dari retikulum endoplasma. Di dekat membran
internal terdapat suatu jalinan protein fibrosa yang disebut lamina nuclear.
Komponen utama lamina adalah protein yang disebut lamin yang berikatan
dengan protein membran dan menghubungkannya dengan kromatin pada sel.
Di celah penyatuan membran luar dan dalam, celah celah yang tidak
berisi lipid mengandung kompleks pori inti atau NPC (nuclear pore complexes)
yang memiliki perangkat untuk mengatur kebanyakan transport dua arah antara
nucleus dan sitoplasma.
b) Kromatin
Kromatin terdiri atas pilinan untai DNA yang terikat pada protein basa yang
disebut histon. Kromatin terdiri dari 2 macam, yaitu:
o Heterokromatin : bagian yang padat electron, tampak sebagai granula
kasar dengan mikroskop electron dan tampak sebagai gumpalan basofilik
dalam mikroskop cahaya.
o Eukromatin : bagian yang kurang bergelung, yang tampak sebagai
materi granular halus dengan mikroskop electron, dan terlihat sebagai bagian
basofilik lemah pada mikroskop cahaya.
c) Nukleolus (anak inti)
Nukleolus adalah struktur sferfis yang sangat basofilik dan terdapat pada
inti sel yang aktif mengadakan sintesis protein. Sifat basofilia pada nucleolus
bukan ditimbulkan oleh heterokromatin, melainkan oleh adanya kumpulan padat
rRNA yang ditranskripsikan. Nukleolus secara intens berhubungan dengan
nucleus dalam mensintesis protein untuk pertumbuhan atau sekresi.
Fungsi Utama Nukleus :
Nukleus mengontrol semua aktifitas selluler termasuk mengontrol sintesis
protein dalam sitoplasma dengan cara mengirim mesenjer molekuler berbentuk
RNA, yang disebut mRNA. mRNA disintesis di nucleus sesuai perintah yang
dikirimkan oleh DNA.
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan zat yang terdapat di antara inti sel dan membran
plasma. Didalamnya terdapat partikel dan organel-organel yang memiliki struktur
dan fungsi masing-masing yang khas yang membentuk satu kesatuan untuk
mendukung aktivitas sel. Bagian cair yang bening dari sitoplasma yang merupakan
tempat partikel tersebar disebut sitosol. Sitosol terutama mengandung protein,
elektrolit dan glukosa yang terlarut.
a. Organela
1. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah jejaring saluran yang saling
beranastomosis dan berhubungan atau sisterna. Saluran atau ruang di dalam
reticulum endoplasma mempunyai bentuk yang berbeda beda, yaitu :
Sisterna : Berbentuk ruang gepeng
yang kadang-kadang tersusun berlapis lapis dan saling berhubungan.
Tubuler : Berbentuk sebagai pipa-
pipa kecil yang saling berhubungan.
Vesikuler : Berbentuk sebagai
gelembung udara yang berlapis.
Ada 2 tipe dari RE (Retikulum Endoplasma), yaitu RE kasar dan RE halus
a Retikulum Endoplasma Kasar (RER, rough endoplasmic reticulum)
Yaitu, bagian RE yang terdapat poliribosom.
Struktur :
RER terdiri atas tubuler (pipa) vesikula (kantong kecil) yang berbentuk
seperti gelembung sebagai sisterna.
Membran RER yang ditempeli oleh partikel padat electron yang dinamai
ribosom.
Ribosom melekat pada membrane RER melalui protein yang disebut
riboforin.
Fungsi :
Tempat menampung protein yang
disintesa oleh ribosom yang akhirnya disekresikan dari sel.
RER dapat bergabung dengan late
endosome
Menuju ke membrane sel
membentuk protein membrane.
b Retikulum Endoplasma Halus (SER, smooth endoplasmic reticulum)
Yaitu, bagian RE yang tidak terdapat poliribosom.
Struktur :
Tidak punya butir-butir ribosom.
Membran berasal dari RER.
Berbentuk tubuler dan membentuk anyaman.
Kadang-kadang sisterna atau vasikuler.
Fungsi :
Sintesis lipid, kolesterol dan hormone steroid.
Detoksifikasi obat dalam sel hati.
Pembentukan glikogen(pada sel hati: dapat berfungsi untuk
sintesis glikogen).
Pada otot: berbentuk spiral menganyam, disebut sarkoplasmik
retikulum, tempat penyimpanan Calsium untuk memicu kontraksi otot.
Metabolisme mineral.
2 Ribosom
Ciri-ciri
Bersifat basofilik (kebiruan).
Partikel kecil kedap electron, mengandung rRNA dan protein.
Berbentuk bulat atau lonjong, diameter 15-25 mikron.
Dibuat di dalam nucleolus.
Ribosom dapat berupa granul satu-satu atau berkelompok
(poliribosom/polisom) yang disatukan oleh untaian mRNA.
Ribosom menurut letaknya dibedakan menjadi dua, yaitu:
Bebas dalam matriks sitoplasma dan bersifat basophilia diffuse, contohnya
lymphocyte dan sel usus.
Melekat pada permukaan luar dari vesikel dan tubuli dari Retikulum
Endoplasma dan sitoplasma yang bersifat patchy basophilia, seperti :
- Nissl bodies pada sel saraf.
- Ergastoplasma pada sel pancreas.
Fungsinya ;
Ribosom yang bbas dalam sitoplasma berfungsi untuk sintesa protein yang
diperlukan oleh sel itu sendiri.
Ribosom yang melekat pada membrane RE :
- Membuat protein yang akan dicurahkan ke dalam sisterna reticulum.
Protein ini dapat disekresi atau ditimbun dalam sel.
- Membuat sebagian besar protein integral membrane sel.
Ribosom memegang peran kunci dalam penyampaian sandi atau
penterjemah pesan selama proses pembuatan protein.
3 Badan Golgi (Apparatus Golgi)
Struktur :
Terdiri atas 3 komponen yang terpisah :
1 Sisterna
Merupakan bangunan dasar yang menjadi ciri alat golgi.
Didalamnya terdapat 5 lempeng sisterna yang sejajar melengkung
membentuk piala.
Bagian tepi tiap sisterna mengembung dan bergelombang serta terdapat
pembuluh yang menghubungkan semua sisterna.
Memiliki tonjolan tonjolan yang akan lepas membentuk vesikula
vesikula atau membentuk sisterna baru, bagian ini disebut sakula.
Sisterna merupakan begian perifer dilatasi.
Siterna yang terletak dekat RE disebut cis dan ujung yang berlawanan
disebut trans.
2 Vesikel
Terdapat dibawah sisterna semakin dekat ke bagian sisterna, maka
vesikula bergabung membentuk sisterna baru.
Isi vesikula lebih terang daripada isi vakuola serta memilki banyak
gelembung.
Berbentuk bulat kecil.
3 Vakuola
Terdapat di puncak sisterna.
Isi vakuola berupa bahan sekresi (getahan).
Dekat kompleks golgi kadang tampak rER melepas vesikel-vesikelnya
yang membawa protein baru menuju golgi untuk diproses.
Sisterna yang paling dekat dengan tempat tersebut dikatakan pembentuk
immature, konveks atau cis.
Pada sisi berlawanan disebut permukaan matur, konkaf atau trans
(berkumpul).
Vakuola besar disebut vakuola memadat.
Struktur ini terlepas dari sisterna golgi menghasilkan vesikel-vesikel
yang memindahkan protein ke berbagai tempat.
Berbetuk bulat besar.
Fungsi:
1 sintesis karbohidariat, modifikasi, mengepak dna mensortir protein dari RE
kasar.
2 membentuk lisosom.
3 tranportasi protein keluar sel
4 memelihara membran plasma
5 mensintesis karbohidariat tertentu yang tidak dapat dibentuk di RE
6 membentuk lisosom, vesikel sekretoris.
4 Mitokondaria

Mitokondaria berasal dari kata mitos yang berarti benang dan


chondariion yang berarti butir. Mitokondariia adalah organel tempat
berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup, selain fungsi selular lain,
seperti metabolisme asam lemak, biosintesis pirimidin, homeostasis kalsium,
transduksi sinyal seluler dan penghasil energi.
Struktur Mitokondariia
Struktur mitokondariia terdiri dari 4 bagian utama:
1 Membran luar
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang
sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini
bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000
Dalton. Membran luar mitokondariia menyerupai membran luar bakteri
gram negatif.

Membran ini juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis


lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk
menjalani beta-oksidasi menghasilkan Asetil KoA.
2 Membran dalam
Membran dalam kurang permeable dibanding membran luar karena
terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat
utama pembentukan ATP. Struktur krista ini meningkatkan luas permukaan
membran dalam sehingga meningkatkan kemampuannya dalam
memproduksi ATP. Membran dalam ini mengandung protein yang terlibat
dalam reaksi fosforilasi oksidatif. ATP sintase berfungsi membentuk ATP
pada matriks mitokondariia sedangkan protein transport yang mengatur
keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam.
3 Ruang antar membran
Terletak diantara membran luar dan membran dalam. Merupakan
tempat berlangsungnya reaksi-reaksi penting bagi sel seperti siklus Krebs,
reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi beta-oksidasi asam lemak.
4 Matriks mitokondaria
Di dalam matriks ini juga terdapat materi genetik yang dikenal
dengan DNA mitokondariia (mtDNA),ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik,
serta ion-ion seperti magnesium, kalsium, dan kalium.
Secara umum struktur mitokondariia adalah :
bulat-lonjong
posisi di dalam sel adalah mengumpul di sitoplasma
jumlahnya di dalam sel tergantung aktivitas sel
terdiri dari 2 unit membran :
- membran luar
- dapat ditembus air dan ion
- membran dalam
- membentuk krista ( lipatan ke dalam )
- tidak dapat ( sukar ) ditembus air dan ion
Fungsi Mitokondria
Dalam menjalankan fungsinya mitokondariia memiliki beberapa fungsi,
diantaranya adalah :
Sebagai sumber energi sel yang memproduksi energi dalam bentuk ATP.
Sebagai respirasi intraseluler.
5 Lisosom
Berbentuk agak bulat dan terdapat di semua jenis sel kecuali di sel
eritrosit. Organel ini mengandung 50 enzim hidariolitik sehingga dapat
dipastikan organel ini dapat mencerna berbagai macam makromolekul.
Abnormalitas pada lisosom juga dapat mengakibatkan beberapa jenis
penyakit.Sistem pencerna intrasel dengan kemampuan memecah materi yang
berasal dari ekstraseluler (mikroorganisme/makromolekuler) atau intraseluler
(organel yang usang atau tak berfungsi, disebut autofagi).
Struktur
Berupa vesikel bermembran,
mengandung enzim hidariolitik, memiliki PH 5,5 dg fungsi utama
pencernaan intrasitoplasmik.
Terdapat pd semua sel (kecuali
eritrosit), terdapat dlm jumlah banyak pd sel dg fungsi fagositosis
(makrofag, leukosit), sel hepar & sel tubulus proksimal ginjal.
Berdiameter 250-750 nanmoeter.
Dikelilingi oleh membrane lipid
ganda bergranula dengan ukuran 5-8 nanometer yang merupakan kumpulan
protein dengan enzom hidariolitik.
Fungsi
system pencernaan intraseluler.
regregasi jaringan dan autolisis sel.
menghancurkan benda-benda asing
yang prosesnya disebut endositosis (fagositosis dan pinositosis).
lisosom yang berfungsi untuk
menghancurkan organel lain yang tidak berfungsi disebut sitolisosom
Lisosom mempunyai peranan
penting dalam pertahanan sel, yaitu merusak benda-benda asing seperti
bakteri dan jamur, dan juga berfungsi dalam penggantian normal unsure sel
dan organel.
Pada sel yang cedera, membrane
pembungkus lisosom mungkin robek atau menjadi permeable, oleh karena
hal ini memungkinkan sitoplasma terkena eznzim hidariolitik, kemudian
menyebabkan sel mengalami lisis dan mati.
6 Sentriol
Organel sel ini berbentuk tabung, biasanya ditemukan pada sel-sel
hewan eukariot(hewan), sentriol tidak terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi
dan jamur. terbentuk dari mikrotubulus dengan lebar 0,2 m dan panjangnya
0,4 m. Sentriol terbentuk dari mikrotubulus, dinding sel tiap sentriol adalah 9
kelompok mikrotubulus dengan masing-masing terdiri dari 3 mikrotubulus
yang tersusun secara paralel,tiap kelompok tidak tegak lurus dengan inti
tabung, tetapi agak miring.Sentriol ini merupakan perkembangan dari
sentrosom, yaitu pusat sel, daerah dari sitoplasma yang dekat dengan nukleus.
Sel hewan, mikroorganisme, dan tumbuhan tingkat rendah memiliki dua
sentriol pada sitoplasma.sentriol merupakan kumpulan mikrotubulus yang
berperan sebagai kutub-kutub pembelahan sel secara mitosis atau meiosis.
7 Peroksisom

Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal.


Peroksisom berisi berbagai enzim dan yang paling khas ialah enzim katalase.
Katalase berfungsi mengkatalisis perombakan hydariogen peroksida (H2O2).
Hidariogen peroksida merupakan produk metabolism sel yang berpotensi
membahayakan sel. Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak
menjadi karbohidariat.Peroksisom terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan.
Pada hewan, peroksisom banyak terdapat di hati dan ginjal, sedang pada
tumbuhan peroksisom terdapat dalam berbagai tipe sel.
Peroksisom dianggap sebagai organel primitif yang melakukan semua
metabolisme oksigen di dalam sel eukariota tipe awal. Produksi oksigen oleh
bakteri fotosintetik akan terakumulasi di atmosfer. Hal ini menyebabkan
oksigen menjadi toksik bagi sebagian sel. Peroksisom berperan menurunkan
oksigen dalam sel dan melakukan reaksi oksidatif.
b. Inklusio

Inklusio juga dinamakan praplasma yang merupakan benda-benda mati


yang terdapat dalam sitoplasma yang mungkin merupakan hasil aktivitas sel atau
aktivitas metabolisme sel tetapi tidak ikut dlam proses metabolisme. Pada
dasarnya inklusio yang terdapat dalam sitoplasma dibedakan menjadi:
Timbunan Makanan
Timbunan makana digunakan ketika makhluk hidup dibiarkan hidup
tanpa makanan, yang membuat mereka akan dapat hidup untuk jangka waktu
tertentu. Timbunan ini disimpan dalam sitoplasma dalam berbagai macam
bentuk. Protein tidak disimpan khusus karena sitoplasma sendiri merupakan
protein. Karbohidariat pada umumnya disimpa dalam sel tertentu, yaitu dalam
sel hati dan otot dalam bentuk glikogen. Lipid disimpan dalam sewl sebagian
butir-butir lipid.
Butir-butir sekresi
Butir-butir sekresi terdapat dalamorganel yang bermembran karena
bahan-bahan yangakan disekresikan ini mungkin sekaliakan dapat merusak
sitoplasma bila dibiarkan lepas bebas dalam sitoplasma.
Pigmen
Pigmen adalah benda berwarna yang terdapat dalam
sitoplasmawalaupun tifak diwarnai. Pada sitoplasma dijumpai 2 macam
pigmen, yang pertama pigmen endogen yang merupakan pigmen yang
memang terdapat dalam sel dan yang kedua adalah pigmen eksogen, yaiotu
pigmen yang terdapat dalam sitioplasma tetapi berasala dari luar sel.
c. Sitoskeleton
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang
menyusun sitoplasma eukariota. Jaring-jaring ini terdiri dari tiga tipe dasar, yaitu
mikrofilamen, mikrotubulus dan filamen perantara (intermediate filament).
Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling berkoordinasi.Dengan
adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk,
mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap dipermukaan.
Fungsi sitoskeleton
Memberikan dukungan mekanis danmempertahankan bentuk sel.
Penempatan berbagai organel sel.
Pergerakan materi-materi dan organel dalam sel.
Pergerakan sel(motilitas)
Tempat pelekatan mRNA dan membantu translasimRNA
Komponen penting dalam penbelahan sel.

Mikrofilamen atau filamen aktin

Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis,
terdiri dari protein yang disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter antara 5-6
nm. Karena kecilnya sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop
elektron.

Mikrofilamen seperti mikrotubulus (pengertian mikrotubulus dibawah),


tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin
dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel k.
dan peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan
organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak
disimpan dalam sel-sel hati).

Mikrotubulus

Mikrotubulus berbentuk benang silindariis, kaku, berfungsi untuk


mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Contoh organel ini
antara lain benang-benang gelembung pembelahan. Selain itu mikrotubulus
berguna dalam pembentukan sentriol, flagela dan silia.

Sentriol berbentuk silindariis dan disusun oleh mikrotubulus yang sangat


teratur. Pada saat membelah, sentriol akan membentuk benang-benang
gelendong inti. Silia dan flagella merupakan tonjolan yang dapat bergerak
bebas dan dijulurkan.
Pengertian lain, mikrotubulus adalah rantai protein yang berbentuk
spiral. Spiral ini membentuk tabung berlubang. Mikrotubulus tersusun atas
bola-bola molekul yang disebut tubulin. Diameter mikrotubulus kira-kira 25
nm. Mikrotubulus merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar.

Mikrotubulus mempunyai fungsi mengarahkan gerakan komponen-


komponen sel, mempertahankan bentuk sel, serta membantu pembelahan sel
secara mitosis.

Filamen intermediet (Serabut antara)

Filamen antara adalah rantai molekul protein yang berbentuk untaian


yang saling melilit. Filamen ini berdiameter 8-10 nm. Disebut serabut antara
karena berukuran diantara ukuran mikrotubulus dan mikrofilamen. Serabut ini
tersusun atas protein yang disebut fimetin. Akan tetapi, tidak semua sel
tersusun atas fimetin, contohnya sel kulit tersusun oleh protein keratin.

Fungsi :

(1). Memberikan kekuatan mekanik pada sel;

(2). Menjadi kerangka sel;

(3). Membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian yang lain.

3. Membran sel
Membran sel adalah lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel, membran sel juga merupakan
alat transportasi bagi sel yaitu tempat asuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan
dan tidak dibutuhkan oleh sel. Membran plasma terdiri fosfolipid bilayer. Membran
sel ini berfungsi untuk memisahkan sitoplasma dari cairan di sekelilingnya. Jika
dilihat di bawah mikroskop elektron, tampak 2 garis tebal, dipisahkan lapisan tengah
yang jernih yang disebut unit membran.
Sifat-sifat khas membran sel
Makromolekul tidak dapat melewati
membran sel sehingga sitoplasma yang sebagian besar berupa protein tetap
terkurung oleh membran sel (selektif permeable).
Membran sel sebagai pelindung sel
mampu menjaga keseimbangan elektrolit.
Membran sel mempunyai kemampuan
mengadakan transportasi aktif.
Membran sel mampu melaksanakan
tansportasi air.
Zat-zat yang larut dalam lipid dapat pula
melewati membran sel. Hal ini sesuai dengan teori globural.
Membran sel mampu mengadakan
invaginasi seperti dapat dilihat pada proses fagositosis dan pinositosis.
Struktur Umum
Merupakan molekul amphipatic sehingga mudah membentuk bilayer spontan
yang menyebabkan lipid dapat larut dalam air dan pelarut organik. Terdiri dari :
1 Lipid (sebanyak 50 %)
Phospolipid
Kolesterol (sterol)
2 Protein (hampir 50%)
3 Karbohidariat (sangat kecil)
Struktur Khusus:
1 Lipid Membran
Phospolipid
Merupakan komposisi molekuler membrane sel utama dan tersusun
dalam 2 lapis (phospolipid bilayer), mempunyai :
Ujung polar Hidariofilik : Mengarah ke luar membrane,larut dalam air.
Contoh: gugus fosfat dan fosfolipid.
Ujung Non Polar Hidariofobik : Ke pusat membrane, larut dalam lemak.
Contoh : gugus asam lemak
Membran ini bersifat impermeabel terhadap bahan-bahan yang larut
dalam air seperti ion, glukosa dan bersifat permeabel terhadap bahan yang
larut dalam lemak (O2, CO2, alkohol).
Phospholipid dapat melakukan pergerakan yaitu :
Flip-flop : biasanya pergerakannya lama (sekitar satu kali dalam sebulan),
memiliki tujuan agar materi dari luar sel dapat masuk dalam sel, perpindahan
hydariophilic head dengan sesama hydariophilic head lain yang berlainan arah.
Lateral movement : pergerakannya cepat, perpindahan hydariophilic head
dengan sesama hydariophilic head lain tapi masih dalam satu arah.
Kolesterol (sterol)
Sedikit di dalam membrane sel 1 kolesterol/fosfolipid

Berfungsi sebagai moisty, menentukan derajat permeabilitas lapisan ganda


itu terhadap bahan cairan-cairan tubuh.
Jumlahnya tergantung pada tipe membran sel.
Ada di dalam membran di antara fosfolipid
2 Protein membran
Fungsi secara fungsional adalah untuk membantu sel untuk mereaksikan
reaksi kimia.
Protein Integral (Transmembran Protein)
Terikat langsung pada lapis ganda membran, mempunyai:
bagian hidariofobik : terendam dalam lipid membran
bagian hidariofilik : terbentang pada permukaan membran
Fungsi:
membentuk saluran yang dapat dilewati oleh bahan yang larut dalam air
dengan berdifusi antara cairan ekstraseluler dan intraseluler.
sebagai pengangkut : mengangkut bahan-bahan ke arah yang berlawanan
dengan arah difusi (transpor aktif).
berperan sebagai enzim dan reseptor terhadap ligand (pada integral `protein
yang menonjol ke permukaan ekstraselular)
3 Karbohidariat Membran
Berupa polisakarida pada permukaan membrane disebut glicokalix
Ada 2 macam :
- Glikoprotein : Berikatan dengan protein
- Glikolipid : Berikatan dengan phospolipid
Fungsi :
sebagai proteksi terhadap interaksi protein yang tidak dikehendaki misalnya
: Chemical, Phisical Injury dan Cell- Cell recognition.
karbohidariat bermuatan negatif : mendorong benda bermuatan negatif yang
lain
saling melekatkan satu sama lain
subtansi reseptor yang mengikat hormon
ikut dalam reaksi kekebalan
Fungsi Membran Sel secara umum :
Mempertahankan integritas struktural sel
Meregulasi interaksi sel dengan sel
Mengontrol perpindahan material atau substansi yang keluar masuk
sel (selective permeable barrier)
Memiliki system transport untuk molekul spesifik
Pengenalan reseptor terhadap antigen, sel asing, dan perubahan sel
Mentransduksi signal baik fisik maupun kimiawi kedalam
peristiwa-peristiwa intraseluler
4 Dinding Sel
Dinding sel memiliki 3 lapisan yaitu lamela tengah,dinding primer,dan dinding
sekunder. Lamela tengah adalah bagian yang melekatkan dua sel yang
berdampingan, lamela tengah berada diantara dinding primer kedua sel yang
berdampingan. Lamela tengah tersusun dari pektin. Dinding primer tersusun dari
selulosa, hemiselulosa, pektin.Sedangkan dinding sekunder terbentuk di sebelah
dalam dinding primer, setelah sel selesai tumbuh. Dinding sekunder tersusun dari
selulosa dan lignin.Lapisan dinding yang tertua adalah lapisan yang terluar,
sedangkan lapisan dinding yang termuda adalah lapisan dinding terdalam, yaitu yang
berbatasan dengan protoplas.
Fungsi dinding sel

Mempertahankan dan menentukan bentuk sel (analog dengan sebuah kerangka


eksternal untuk setiap sel).
Dukungan dan kekuatan mekanik (memungkinkan tanaman untuk dapat tumbuh
tinggi).
Mencegah membran sel meledak saat berada di dalam medium hipotonik
Mengendalikan laju dan arah pertumbuhan sel dan mengatur volume sel.
Bertanggung jawab dalam desain dan mengendalikan morfogenesis tanaman
sejak dinding tanaman berkembang hingga penambahan sel.
Memiliki peran metabolisme (beberapa protein di dinding sel adalah enzim-enzim
untuk transportasi, sekresi).
Penghalang fisik untuk: (a) patogen, dan (b) air dalam sel bergabus.
Sinyal - fragmen dinding, disebut oligosakarin, bertindak sebagai hormon.
Fungsi Sel
Di bawah ini adalah fungsi sel dalam beberapa sel khusus.
Fungsi Sel Khusus
Penggerak Sel otot dan sel kontraktil lainnya
Membentuk taut adhesive dan erat Sel epitel
antar sel
Sintesis dan sekresi komponen Fibroblas, sel tulang, dan tulang
matriks ekstrasel rawan
Mengubah rangsang fisis dan Sel neuron dan sensorik
kimiawi menjadi potensial aksi
Sintesis dan sekresi enzim Sel kelenjar pencernaan
Sintesis dan sekresi substansi Sel kelenjar mukosa
mukosa
Sintesis dan sekresi steroid Beberapa sel kelenjar adarienal, testis,
dan ovarium
Transport ion Sel-sel ginjal dan saluran kelenjar liur
Pencernaan intrasel Makrofag dan beberapa sel darah
putih
Simpanan lipid Sel lemak
Absorpsi metabolit Sel-sel usus
Fungsi-fungsi yang tercantum dalam tabel tersebut dapat dijalankan oleh sebagian
besar sel tubuh; sejumlah sel yang terspesilisasi telah mengembangkan kapasitasnya
untuk menjalankan suatu fungsi atau lebih secara bermakna selama proses diferensiasi.
1.4Siklus sel

2 SIKLUS SEL

2.1 Interfase
Pada tahap interfase, sel dianggap istirahat dari proses pembelahan. Meskipun
demikian, sebenarnya tahap interfase merupakan tahap yang aktif dan penting untuk
mempersiapkan pembelahan. Fase ini memakan waktu hampir 95% dari waktu yang
dibutuhkan untuk 1 siklus sel. Pada sel manusia interfase terjadi sekitar 23 jam dari
siklus sel (24 jam). (Alberts, B. dkk. 2002:3).
Dalam interfase terdapat beberapa fase lagi yaitu :
G1(Gap pertama)/prasintesis
- Waktu yang diperlukan 3-4 jam
- Meliputi proses penyempurnaan/penyembuhan sel anak (hasil mitosis) shg
menjadi lebih sempurna
- Terjadi sintesis RNA yang kemudian diikat oleh protein
- Belum mengadakan replikasi DNA, sehingga DNA masih berjumlah 1 salinan
dan diploid.

S (Sintesis)
- waktu yang diperlukan 7-8 jam
- mengalami duplikasi dan sintesis kromosom untuk melengkapi DNA
- sintesis RNA masih ada tapi tidak dominan
- pembentukan molekul histo ( merupakan protein dasar kromosom )
- mengalami replikasi DNA yang menghasilkan 2 salinan DNA dan diploid.

G2 (Gap kedua)/pasca_duplikasi DNA


- Mensintesis protein yang berhubungan dengan mitosis
- Menjelang mitosis berikutnya, sel melakukan pertumbuhan kedua dgn
memperbanyak organel-organel yg dimilikinya. Hal ini dimaksudkan agar
organel-organel itu dapat diwariskan kepada setiap sel keturunannya.
- Umumnya 2-5 jam
- Masih ada sintesis RNA yang akan berhenti saat pembelahan sel dimulai
mempersiapkan diri untuk melakukan pembelahan.

2 Pembelahan
2.2.1 Amitosis
adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpamelalui
tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel
yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru. Proses
pembelahan secaralangsung disebut juga pembelahan amitosis atau
pembelahan biner
Pembelahan biner m e r u p a k a n p r o s e s p e m b e l a h a n d a r i 1 s e l
m e n j a d i 2 s e l t a n p a m e l a l u i f a s e - f a s e a t a u tahap-tahap
pembelahan sel. Pembelahan biner banyak dilakukan organisme uniseluler
(berselsatu), seperti bakteri, protozoa, dan mikroalga (alga bersel satu
yang bersifat mikroskopis).Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan
membelah menjadi dua sel yang identik (samasatu sama lain). Dua sel ini akan
membelah lagi menjadi empat, begitu seterusnya.
2Mitosis
Terdiri dari penebalan dan pembelahan kromosom serta sitokinesis,
pembelahan actual sitoplasma untuk membentuk 2 sel anak. Pembelahan
dibagi menjadi : profase, metafase, anafase, telofase.

1 Profase
Kromosom menebal menjadi pilinan yang kuat dan besar serta menjadi
terlihat. Setiap kromosom berisi 2 kromatid yang distukan oleh
sentromer. Kromaid akan menjadi kromosom dalam generasi sel
berikutnya.
Pasangan sentriol berpisah dan mulai bergerak ke sisi nucleus yang
berlawanan, deigerakkan dengan perpan jangan mikrotubulus yang
terbentuk diantara sentriol. Setelah sampai di sisi nucleus, sentriol
membentuk benang spindle mitosis polar.
Nukleolus melebur dan membrane nuclear menghilang. Sehingga
memungkinkan spindle memasuki nucleus. Mikrotubulus yang muncul
dari kinetochore , struktur pada sentromer, sekarang dapat berinteraksi
dengan benang spindle polar.
Mikrotubulus lain menyebar ke sentriol dan membentuk aster.
2. Metafase
Kromosom berbaris pada bidang metaphase/ equator sel.
Sentromer pada semua kromosom saling berikatan.
Kinetochore memisah dan kromatid bergerak menjauh.
3. Anafase
Akibat perubahan panjang mikrotubulus di tempat perkatannya,
pasangan kromatid bergerak dari bidang equator ke setiap kutub.
Akhir anaphase ditandai dengan adanya dua set kromosom lengkap yang
berkumpul pada kutub sel
4. Telofase
Dua nuclei kembali terbentuk di sekitar kromosom. Kromosom
kemudian terurai dan melebur. Membrane nuclear dan nucleolus
terbentuk kembali.
Terjadi sitokinesis/pembelahan plasma.

3 Meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi dalam pembentukan sel-sel
kelamin (ovum dan sperma. Pembelahan tersebut mengurangi jumlah
kromosom menjadi setengah/haploid. Meiosis terdiri dari 2 pembelahan
nuclear dan selular, disebut Meiosis 1 dan Meiosis 2 yang menghasilkan 4 sel.
Tahapan:
1 Pembelahan I
a Profase I
i Leptoten
Disebut juga leptonema. DNA kromatin berpilin rapat dan padat.
Tiap benang kromatin dibina atas rangkap dua DNA, yang berasal
dari replikasi waktu periode sintesis protein saat interfase. Kromatin
kini disebut kromosom.

ii Zigonema
Disebut juga zigonema. Pilihan DNA kian rapat dan padat, dan
benang kromosom kini tampak mengandung banyak manik besar-
kecil dan tak sama jaraknya. Manik-manik itu disebut kromomer,
mengandung beberapa buah gen.

iii Pakiten
Disebut juga pakhinema. Pilinan DNA kian rapat dan padat lagi,
sehingga kromosom kian besar dan pendek. Kromatid dari tiap
kromosom kini agak renggang, jadi tampak jelas batasnya, lalu
terbentuk benang halus seperti tangga tali antara kromatid yang
merenggang itu. Kromosom homolog yang bergandeng rapat dengan
kromatid masing-masing rangkap dua disebut dalam susunan tetrad.

iv Diploten
Disebut juga diplonema. Daya tarik-menarik antara kromosom
homolog hilan, dan saling meregangkan diri. Namun mereka tetap
dalam susunan bergandengan. Tangga antara kromatid hilang,
sehingga tiap kromosom tampak kini rangkap-rangkap dua semua.
Pada tahap ini terjadi peristiwa crossing over (pindah silang).
Artinya saling pindahnya fragmen kromosom yang bertautan ke
kromosom pasangan.

v Diakinesis
Selaput inti hancur dan serat gelendong terbentuk antara kedua
sentrosom yang kini terletak pada kutub bersebrangan.

b Prometafase I
- Membran inti mulai menghilang
- Kromosom lebih pendek dan menebal
- Kromosom tampak mempunyai 4 lengan

c Metafase I
- Kromosom tampak tersusun di bidang ekuator
- Pemisahan kromosom; pasangan kromosom tidak terpisah tetap satu
kesatuan
d Anafase I
- Kromosom mulai bergerak menuju kutub pembelahan
e Telofase I
- Kromosom telah berkumpul di kutub-kutub pembelahan
- Pembentukan membrane inti dan pemisahan sitoplasma
- Kromosom mulai membentuk benang-benang tipis

Interfase
Tahap antara meiosis I dan II, tidak terjadi replikasi kromosom, jumlah
kromosom hasil hanya separuh dari kromosom induknya.

2 Pembelahan II
a Profase II
- Terbentuknya spindle, aster, pergeseran sentriol ke kutub pembelahan
- Pemendekan benang-benang kromatid
- Nucleolus mulai mengecil dan menghilang
- Dinding inti sel menghilang sedikit demi sedikit
b Metafase II
- Pengumpulan kromosom pada bidang ekuator
- Pemisahan pasangan kromosom yang masing-masing akan tersusun
pada sisi yang berlawanan
c Anafase II
- Pergeseran kromosom ke arah kutub pembelahan masing-masing
- Membrane sel lebih lonjong
d Telofase II
- Kromosom telah berkumpul pada kutub-kutub pembelahan
- Pembentukan membrane inti, pemisahan sitoplasma
- Hasil: 4 buah sel yang masing-masing memiliki jumlah kromosom
separuh dari sel induknya.

TABEL 1. PERBEDAAN PEMBELAHAN MITOSIS DAN MEIOSIS


KRITERIA MITOSIS MEIOSIS
Tujuan Regenerasi sel-sel tubuh, perbaikan sel-sel yang Pembentukan sel gamet
rusak, pertumbuhan dan perkembangan
Tempat terjadi Sel sel tubu0068 (somatis) Alat reproduksi
Tahap 1 x pembelahan 2 x pembelahan
pembelahan INTERFASE PROFASE METAFASE PROFASE I METAFASE I
ANAFASE TELOFASE - ANAFASE I TELOFASE I
PROFASE II METAFASE II
- ANAFASE II TELOFASE II

Hasil 2 sel anak dengan sifat identik dengan 4 sel anak dengan sifat berbeda
induknya (jumlah kromosom = induknya) dengan induknya ( jumlah
kromosom induknya)
1.5Transpor membrane

Transport melalui membrane sel, baik secara langsung melalui lapisin lipid ganda
maupun melalui protein terjadi melaui salah satu dari dua proses dasar yaitu transport
aktif dan transport pasif.
1 Transport Aktif
Suatu transportasi zat yang melalui membran plasma dan membutuhkan energi
dalam prosesnya.
Berdasarkan sumber energi yang digunakan untuk menimbulkan transpor, transpor
aktif dibedakan menjadi dua, yaitu (1) Transpor aktif primer. sumber energi yang
digunakan adalah energi secara langsung dari pemecahan adenosine trifosfat (ATP)
atau beberapa senyawa fosfat berenergi tinggi lainnya. (2) Transpor aktif sekunder.
sumber energi yang digunakan adalah energi yang disimpan di dalam membran
dalam bentuk perbedaan konsentrasi ionik antara kedua sisi membran.

Transpor Aktif Primer


Beberapa contoh dari transpor aktif primer, diantaranya sebagai berikut:
Pompa Natrium-Kalium.
Proses traspor yang memompa ion natrium keluar melalui membran plasma dan
pada saat bersamaan memompa ion kalium dari luar masuk ke dalam sel. Pompa
ini terdapat pada seluruh sel tubuh. Keistimewaan memiliki tiga tempat reseptor
untuk mengikat ion natrium pada bagian protein pembawa (menonjol ke bagian
dalam sel), memiliki dua tempat reseptor untuk mengikat ion kalium pada
bagian protein pembawa (menonjol ke bagian luar sel), bagian dalam dari
protein berbatasan dengan tempat pengikatan natrium yang memiliki aktivitas
enzim ATPase. Fungsinya memelihara perbedaan konsentrasi natrium dan
kalium antara bagian luar dan dalam membran plasma, menjaga volume sel agar
tetap normal.

Mekanisme :
Dua ion kalium terikat di bagian luar protein pembawa dan tiga ion natrium
terikat di bagian dalamnya fungsi ATPase pada protein aktif memecahkan
satu moelkul ATP menjadi ADP membebaskan energy yang berasal dari
sebuah ikatan fosfat berenergi tinggi perubahan bentuk dan kimiawi pada
protein pembawa mendorong tiga ion natrium keluar dan tiga ion kalium
masuk.
Transpor Aktif Primer Kalsium.
Proses transpor yang memompa ion kalsium ke dalam dan luar sel serta
memompa kepada satu atau lebih organel vesicular internal sel. Pada keadaan
normal, ion kalsium dipertahankan pada konsentrasi kira-kira 10.000 kali lebih
kecil dari cairan ekstraseluler.
Mekanisme :
Protein pembawa memiliki dua fungsi yaitu sebagai reseptor spesifik untuk ion
kalsium dan sebagai ATPase untuk memecah ATP yang digunakan selama
proses transport ion kalsium ke luar sel atau ke organel vesicular internal sel.
Transpor Aktif Primer Ion Hidrogen.
Transpor aktif primer ion hydrogen memiliki arti penting pada dua tempat, yaitu
(1) Kelenjar gastrik pada lambung. Konsentrasi ion hydrogen dalam sel
pariental ditingkatkan sebanyak sejuta kali. Kemudian, dilepaskan dalam ikatan
dengan ion klorida membentuk hidroklorida. (2) Bagian akhir tubulus distal dan
duktus koligentes kortikalis pada ginjal. ion hydrogen disekresikan dengan
melawan gradient konsentrasi sekitar 900 kali lipat untuk regulasi ion hydrogen
dalam darah.

Transpor Aktif Sekunder


Ko-Transpor Glukosa dan Asam Amino Bersama Ion Natrium
Ko-Transpor untuk natrium pada glukosa
Pada ko-transpor ini, protein pembawa memiliki dua tempat pengikatan pada sisi
luar untuk natrium dan glukosa. Protein pembawa akan merubah bentuknya untuk
natrium dan glukosa secara otomatis dan mentraspornya ke dalam sel.
Ko-Transpor untuk natrium pada asam amino
Pada ko-transpor ini, mekanisme transpor sama dengan ko-transpor untuk natrium
pada glukosa. Namun, terdapat lima protein transport asam amino untuk
mentranspor sekelompok asam amino dengan sifat molekular khas.

Selain itu, transport aktif juga mencakup endositosis dan eksositosis.


Endositosis
Proses pemasukan zat-zat besar dari luar sel ke dalam sel melalui membran
plasma.
Macam:
Pinositosis
Pinositosis : sel meminum
Pinositosis terjadi pada benda-benda cair. contohnya penyerapan nutrisi oleh
sel-sel embrio. Peristiwa ini dapat terjadi jika terdapat konsentrasi yang sesuai
dari asam amino, protein, atau ion-ion tertentu pada medium sekeliling sel
dengan di dalam sel. contoh peristiwa pinositosis adalah penyerapan nutrisi
oleh embrio mamalia.
Mekanisme :
Ligan (contoh : hormone) terikat reseptor permukaan membrane sel yang
spesifik, masuk melalui vesikel pinositotik yang diselubungi clathrin dan
protein lain. Kemudian molekul dilepas, vesikel menyatu dengan endosom
(pH rendah) mengakibatkan ligan terlepas dari reseptor. Membran dan reseptor
kembali ke permukaan sel. Ligan dipindahkan ke lisosom.
Fagositosis
Fagositosis : sel memakan
Mekanisme :
Ligan terikat reseptor permukaan membrane sel melalui vesikel. Vesikel berisi
ligan tersebut berfusi dengan endosom. Ligan dipindahkan ke lisosom untuk
dicerna atau digesti.
Contoh : sel leukosit dan makrofag. sel darah putih memakan protein asing
(kuman penyakit)atau ameba yang memakan bakteri. Zat-zat yang dimakan
dimasukkan ke dalam vakuola makanan.
Eksositosis
Penggabungan sebuah struktur membrane dengan membrane plasma yang disertai
dengan pelepasan ini ke ruang ekstrasel tanpa merusak integritas membran plasma.
Proses pengeluaran atau sekresi zat dari dalam keluar sel yang berupa vesikel yang
berasal dari badan golgi.
Contoh eksositosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel-sel kelenjar pada
peristiwa sekresi. Misalnya ssel-sel penghasil enzim pencernaan mensekresikan
enzim itu ke dalam usus. Caranya enzim-enzim itu dimasukkan ke dalam vakuola
atau kantong-kantong kecil. Vakuola itu menuju ke tepi sel, membrannya membuka
dan keluarlah enzim-enzim tersebut dari sel. Proses pengeluaran enzim ini
memerlukan energy sel. Tanpa energi, sel tidak akan mampu mengeluarkannya.
2. Transpor Pasif
Transpor aktif merupakan suatu transportasi zat yang melalui membran plasma dan
tidak membutuhkan energi dalam prosesnya.
Macam-macamnya :
DIFUSI
Difusi berarti gerakan acak molekul zat dari molekul ke molekul, baik melalui
ruang antarmolekul di membrane atau melalui kombinasi dengan protein
pembawa. Energy berasal dari gerakan kinetic normal suatu materi.
Difusi melalui membrane sel terbagi menjadi difusi sederhana dan difusi
terfasilitasi.
Difusi sederhana berarti bahwa gerakan kinetic molekul atau ion terjadi
melalui suatu celah membrane atau melalui ruang antarmolekul tanpa
berinteraksi dengan protein pembawa dalam membrane. Kecepatan difusi
ditentukan oleh jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerakan kinetic, dan
jumlah serta ukuran celah pada membrane yang dapat dilalui oleh molekul
atau ion.
Difusi ini dapat terjadi melalui membrane sel dengan dua cara:
(1) melalui celah pada lapisan lipid ganda, jika zat yang berdifusi larut
dalam lipid. Kecepatan difusi berbanding lurus dengan sifat kelarutan
lipidnya.
(2) melalui kanal berair yang menembus beberapa protein transport yang
besar. Semakin besar ukuran molekulnya, kemampuan penetrasinya
menurun drastis.
Difusi terfasilitasi disebut juga difusi yang diperantarai pembawa karena zat
yang ditranspor dengan cara ini berdifusi melalui membrane dengan
bantuan protein pembawa yang spesifik. Perbedaannya dengan difusi
sederhana ialah ketika konsentrasi zat meningkat, kecepatan difusi
sederhana terus meningkat secara proporsional, namun pada difusi
terfasilitasi, kecepatan difusi tak dapat melebihi nilai maksimum karena
adanya protein pembawa.

Faktor yang mempengaruhi kecepatan netto difusi :


Pengaruh perbedaan konsentrasi terhadap difusi netto yang melalui membrane
Pengaruh potensial listrik membrane terhadap difusi ion
Pengaruh perbedaan tekanan antara kedua sisi membrane.

OSMOSIS
Osmosis adalah difusi air melalui membrane semipermeable selektif. Tekanan
osmtotik yang dihasilkan partikel dalam larutan ditentukan oleh jumlah partikel
per unit volume cairan dan bukan oleh massa partikel. Untuk menyatakan
konsentrasi suatu larutan yang ditentukan oleh jumlah partikel digunakan satuan
yang disebut osmol sebagai pengganti satuan gram. Osmolaritas merupakan
konsentrasi osmol yang dinyatakan dengan osmol per liter larutan dan bukan
osmol per kilogram air.

MENJELASKAN PROSES PENCERNAAN INTRASEL


Lysosom merupakan organel yang bertugas melakukan pencernaan di
dalams sel. Lyso = pencrnaan, soma= tubuh) lisosom merupakan membran
berbentuk kantong kecil yang didalamnya terdapat lebih dari 40 mecam enzim
hidrolitik seperti proteolitik, lipase, dan fosfatase yang digunakan untuk
mencerna.
Lisosom adalah suatu protein yang diproduksi oleh ribosom. Proses
pembentukan lisosom ada dua macam. Pertama di bentuk secara lansung oleh
RE.Protein yang telah dihasilkan ribosom kemudian dibawa masuk ke RE.Dari RE
enzim dibebaskan ke sitoplasma menjadi lisosom primer.
Proses pembentukan lisosom ysng kedua adalah oleh badan golgi. Jadi
protein yang diproduksi oleh ribosom, setelah masuk ke dalam RE, maka
selanjutnya protein dimasukkan terlebih dahulu ke Golgi melalui transpor
vesikel.Yang kemudian setelah diolah oleh Golgi, protein atau enzim dibungkus
membran, kemudian dilepaskan di dalam sitoplasma membentuk lisosom primer.
Ada dua macam lisosom, yaitu lisosom primer dan sekunder.Lisosom primer
memproduksi enzim-enzim yang belum aktif sehingga masih tidak mampu
mencerna.Lisosom sekunder adalah lisosom yang telah terlibat dalam kegiatan
mencerna.
Fungsi Lysosom adalah sebagai berikut ;
1 Endositosis
Endositosis adalah masuknya substansi asing dari luar menuju ke dalam
sel melalui proses invaginasi membran plasma yang kemudian
membentuk suatu kantung endosom. Endositos terbagi menjadi dua,
yakni :
a Fagositosis.Phagein berasal dari bahasa Yunani yang berarti
memakan dan kytos yang berarti wadah. Fagositosis adalah proses
menelan substansi padat atau mikoroorganisme seperti bakteri dan
virus oleh fagosit, di mana benda asing akan terperangkap dalam
fagosom untuk selanjutnya dicerna oleh lisosom sekunder.
b Pinositosis. Pinositosis yaitu mekanisme yang digunakan sel untuk
mencerna substansi cair.Mekanisme ini meliputi pembentukan
invaginasi oleh membran sel, yang menutup dan terlepas sehingga
terbentuk endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah, ada yang
digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), dan ada yang tidak
digunakan kembali maka dibawa ke endosom lanjut. Di endosom
lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim
hidrolitik.kemudian dicerna dan lalu di keluarkan dari sel melalui
eksositosis.
2 Autolisis. Autolisis yaitu penghancuran diri sel dengan membebaskan isi
lisosom ke dalam sel, misalnyaterjadi pada saat berudu menginjak
dewasa dengan menyerap kembali ekornya
3 Autofagi. Autofagi yaitu menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki,
misalnya organel lain yang sudah tua atau rusak.
4 Eksositosis yaitu pembebasan enzim keluar sel, misalnya pada pergantian
tulang rawan pada perkembangan tulang keras

1.6Cell signaling
Cell Signalling
Tujuan cell signaling ini adalah untuk memastikan aktivitas penting terjadi pada
sel yang benar, waktu yang tepat dan koordinasi yang sesuai.
Jenis Sinyal Antar Sel
- Interaksi Langsung
1 Sel sel (cell junction)
occluding junctions
anchoring junctions
communicating junctions
2 Sel matriks ekstraseluler
- Sekresi Molekul
1.Parakrin
2.Synaptic Signaling
3.Endokrin
4.Autokrin
Cell Junction
Adhesi antar sel pada jaringan dan matrik :Cell Junction
Tiga kelompok Cell Junction :
1 Occluding junctions ( contoh : tight junctions )
i Tight junctions : menghubungkan membran plasma sel yang bersebelahan.
ii Barier selektif permeabilitas : mempertahankan perbedaan komposisi cairan pada
sisi sel yang berbeda.
iii Transmembran protein : claudin dan ocludin
iv Fungsi : - Menjaga komposisi senyawa dalam rongga saluran/lumen.
- Transport nutrisi secara selektif.
2 Anchoring junctions
a Banyak pada sel yang mendapatkan stress mekanik ( contoh : kulit/otot )
b Menghubungkan sitoskelet sel dengan sel lain atau dengan ECM
3 Communicating junctions
Komunikasi sitoplasma langsung dengan sel sekitar.
Tipe Penyampaian Molekul Sinyal
Endokrin
Sel target jauh hormon dibawa melalui pembuluh darah
Sel-sel endokrin yang mensekresikan molekul-molekul sinyal yang disebut
hormon ke aliran darah yang membawa sinyal ke sel target yang didistribusikan
secara luas ke seluruh tubuh.
Gambar Persinyalan Jarak Jauh/hormonal
Keterangan :
Hormon mensinyal sel target pada jarak jauh. Pada hewan, sel endokrin
terspesialisasi mensekresi hormone ke dalam cairan tubuh, seringkali darah. Hormon
dapat mencapai hamper seluruh sel tubuh, tetapi jika dengan pengatur lokal, hanya sel
target spesifik yang mengenali dan merespons sinyal kimiawi yang diberikan.
Autokrin/(contact dependent)
Sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri atau
sekitarnya
o Sel mensekresikan molekul sinyal yang dapat berikatan kembali dengan
reseptornya sendiri
o Merupakan tipe paling efektif ketika dilakukan secara serempak dengan sel-sel
tetangga yang tipenya sama
o Merupakan mekanisme yang mungkin mendasari "efek komunitas" yang
diamati pada perkembangan awal (contoh : sel kanker)
Parakrin
Mediator local mempengaruhi sel target sekitar/tetangga.
Dirusak oleh suatu enzim ekstraselular atau dimobilisasi oleh ECM
Bergantung pada sinyal-sinyal yang dikeluarkan ke dalam ruang ekstraseluler dan
menyebabkan terjadinya suatu proses secara lokal atas sel-sel tetangga.
Molekul sinyal yang disekresikan mungkin dibawa jauh untuk bertindak
berdasarkan target yang jauh, atau mungkin bertindak sebagai perantara lokal yang
hanya mempengaruhi sel-sel dalam lingkungan yang dekat dari pemberian isyarat
sel.

Gamb
ar 1 (Persinyalan Jarak Dekat)
Keterangan :
Hewan memiliki dua jenis utama persinyalan kimiawi jarak dekat. Pada
persinyalan parakrin, sel pensekresi bertindak pada sel target di dekatnya dengan
melepas molekul pengatur local ke dalam fluida ekstraseluler. Dalam persinyalan
sinaptik, sel saraf melepaskan molekul neurotransmitter ke dalam sinapsis, ruang
sempit di antara sel pengirim dan sel target, dalam hal ini sel saraf yang lain.

Sinaptik (neuronal)
Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatu sel berikatan
langsung dengan protein lain pada sel lain.
Dilakukan dengan neuron yang meneruskan sinyal-sinyal secara elektrik
sepanjang akson dan melepaskan neurotransmitter di sinapsis, yang seringkali
berlokasi jauh sekali dari sel.
Neuron yang menyampaikan proses-proses panjang (akson) memungkinkan sel
saraf untuk kontak dengan sel target yang letaknya jauh sekali
Ketika diaktivasi oleh sinyal dari lingkungan atau dari sel saraf lainnya, neuron
mengirimkan impuls elektrik secara cepat di sepanjang akson, dan ketika impuls
mencapai ujung akson, menyebabkan ujung saraf mensekresikan sinyal kimiawi
(neurotransmitter)
Ini disekresikan ke cell junctions khusus yang disebut chemical synapses

Tiga Tahap Pensinyalan Sel


1 Penerimaan
Penerimaan (reception) sinyal merupakan pendeteksian sinyal yang datang
dari luar sel oleh sel target. Sinyal kimiawi terdeteksi apabila sinyal itu terikat pada
protein seluler
2 Pengikatan molekul sinyal
Pengikatan ini mengubah protein reseptor, dengan demikian mengawali
(menginisiasi) proses transduksi. Tahap transduksi ini mengubah sinyal menjadi
suatu bentuk yang dapat menimbulkan respon seluler spesifik. Transduksi ini
kadang-kadang terjadi dalam satu langkah, tetapi lebih sering membutuhkan suatu
urutan perubahan dalam sederetan molekul yang berbeda-jalur transduksi sinyal.
Molekul di sepanjang jalur itu sering disebut mlekul relai.
3 Pensinyalan sel
Sinyal yang ditransduksi akhirnya memicu respon seluler spesifik. Respon ini dapat
berupa hampir seluruh aktivitas seluler, seperi pengaktifan gen spesifik di dalam
nucleus. Proses pensinyalan sel membantu memastikan bahwa aktivitas penting seperti
ini terjadi pada sel yang benar, pada waktu yang tepat, dan pada kordinasi yang sesuai
dengan sel lain dalam organism yang bersangkutan.

2.jaringan

3 JARINGAN
2 Jaringan Ikat
1 Letak dan fungsi
Jaringan ikat banyak ditemukan di organ-organ visera (ginjal, paru) mengandung
banyak jar ikat yang memegang sel epitel parenkim, sistem kardiovaskuler di
mana jaringan ikat mengikat sel-sel otot dan sel endotel bersama-sama.
2 Komponen jaringan ikat
Semua jarongan ikat terdiri atas :
a Sel
Sel setempat. Sel yang ada di jaringan ikat setempat, contoh : fibroblas,
osteosit, osteoblas, makrofag, dsb.
Sel pindahan. Sel yang berada di sekitar jaringan ikat dan akan turut ikut serta
apabila terdapat kerusakan tertentu. contoh : leukosit dan bagian darah lainnya
akan membantu apabila terjadi luka atau kerusakan pada jaringan ikat atau
yang lain.
b Serat ekstraseluler
Terdiri atas serta kolagen, serat elastis, dan serat retikulin. Fibrinogen pada
darah juga termasuk serat, karena membentuk serat fibrin yang sebenarnya.
c Substansi dasar amorf adalah gen mutan yang menghasilkan fenotip yang tidak
terdeteksi
Terdiri atas proteoglikan, glikosaminoglikan, dan glikoprotein.
3 Macam macam jaringan ikat
a Jaringan Ikat Embrionik
1. Mesenkim
Hanya ditemukan pada jaringan
embryo dan terdiri dari sel
mesenkim, memiliki penjuluran
panjang saling berhubungan
membentuk jalinan tiga dimensi.
Matriks jaringan ikat cukup
banyak dan pada tahap-tahap
awalnya adalah cairan yang dapat
mengental tetapi kemudian
mengandung serabut-serabut halus. Sel mesenkim mempunyai inti lonjong.
Sel mesenkim dapat menumbuhkan organ tubuh.
2. Jaringan Ikat Mukosa
Selnya membentuk jalinan, matriknya diisi
oleh massa gel terutama mengandung asam
hyaluronat. Jaringan ikat ini telah mengandung
serabut kolagen terutama tipe I dan III serta
fibroblast. Jaringan ikat ini dikenal juga dengan
nama Whartons jelly. Terdapat pada
hipodermis embrio dan tali pusar. Pada dewasa terdapat pada lipatan
omasum dan glans penis.

b Jaringan Ikat Dewasa


Memiliki sel, serabut dan matrik. Serabut pada jaringan ikat dewasa berbeda
dalam jenis, kuantitas dan ukurannya.
1. Jaringan Ikat Longgar.
Jaringan ikat longgar dikenal juga dengan
nama Jaringan Ikat Areolar. Jenis jaringan
ikat ini banyak ditemukan pada hewan
dewasa. Jaringan ikat ini menciri dengan
banyak ditemukan adanya substansi dasar
dan cairan jaringan. Jaringan ikat ini juga
banyak mengandung sel dan serabutnya
longgar. Serabutnya adalah kolagen, elastis
dan retikuler. Jumlah serabutnya tergantung
orientasi, susunan dan kuantitasnya. Jaringan ikat longgar banyak
mengandung sel pengembara seperti makrofag, sel mast dan sel yang tidak
berdeferensiasi. Jaringan ini banyak dijumpai pada pembuluh darah, saraf,
diantara berkas otot, di bawah epitel. Fungsi jaringan ini sebagai pengisi,
penunjang dan bantalan.

2. Jaringan Ikat Padat


Jumlah serabut lebih banyak dari sel dan matrik. Jaringan ikat padat dibagi
menjadi 2, yaitu :
a Jaringan Ikat Padat Teratur
Jaringan Ikat Padat Teratur, mengandung terutama serabut kolagen.
Serabut kolagen paling banyak dan tersusun saling menyilang. Populasi
sel yang utama adalah fibroblast. Banyak dijumpai pada organ seperti :
kapsula paru-paru, kapsula hati, ginjal, limpa, testis, fasia, aponeurosa,
perikardium dan dermis.
b Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur
Terdapat dua bentuk tergatung macam
serabutnya. Pada tendon dan ligamen
mayoritas kolagen sedangkan pada
ligamentum nukhe serabut elatis yang
utama.

3. Jaringan Retikuler
Terdiri dari sel retikuler dan serabut kolagen tipe III, yang saling
berhubungan membentuk jalinan tiga dimensi. Terdapat pada jaringan
limfoid dan mieloid.
4. Jaringan Lemak
Merupakan bentuk jaringan khusus dimana selnya mampu menimbun
lemak. Ada dua macam yaitu lemak coklat dan lemak putih.
Jaringan lemak putih terbagi atas septa berbentuk jaringan ikat longgar
menjadi kelompok sel lemak disebut lobulus.
Tiap sel dikelilingi oleh serabut kolagen dan
retikuler. Diameter sel lemak 200 m dan
mengandung satu unit lemak. Sitoplasma tipis
dan inti pipih.

Jaringan Lemak Coklat, selnya lebih kecil


dari lemak putih. Unit-unit kecil lemak
tersebar pada sitoplasma. Kadar sitokrom
tinggi, sehingga warnanya coklat. Banyak
dijumpai pada rodensia dan binatang
berhibernansi.

3 Jaringan Epitel
Jaringan Epitel (Yun. Epi, di atas, + tele, puting) adalah kumpulan sel-sel yang
bersifat avaskular yaitu tidak mengandung pembuluh darah dan terletak di seluruh
permukaan tubuh baik luar maupun dalam.

Fungsi Jaringan Epitel


o Proteksi (perlindungan), artinya melapisi permukaan. Contoh : pada saluran urine
dan kulit. Misalnya pada kulit, jaringan ini dapat melindungi dari bahaya sinar
UV, panas, trauma terhadap sesuatu (cth. Benturan), dan lain-lain.
o Absorpsi (penyerapan), artinya menyerap bahan-bahan yang dibutuhkan oleh
tubuh. Contoh : usus dan paru-paru.
o Sekresi (pengeluaran), artinya mengeluarkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh
tubuh. Contoh : Kelenjar endokrin dan eksokrin. Misalnya pada kelenjar ludah
yang membantu dalam proses pencernaan.
o Ekskresi (pembuangan), Pembuangan sisa-sisa metabolisme atau zat-zat yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh. Contoh : kelenjar keringat.
o Sensoris (menerima rangsangan). Contoh : pembau (neuroepitel pada lidah).
o Kontraktil, contoh : mioepitel pada kelenjar keringat dan payudara.
o Reproduksi, contoh pada ovarium dan tubulus seminiferus.

Berdasarkan fungsinya, jaringan epitel dibagi menjadi dua, yaitu Jaringan Epitel
Penutup dan Jaringan Epitel Kelenjar.
1. Jaringan Epitel Penutup
- Merupakan lembaran sel yang menutupi permukaan luar tubuh, melapisi rongga
dalam, membentuk berbakai organ dan kelenjar serta melapisi duktus (saluran).
Biasanya memiliki bentuk yang berbeda-beda dari organ ke organ, tergantung
lokasi dan fungsinya. Contohnya seperti epitel pada permukaan luar tubuh yang
berfungsi sebagai lapisan pelindung, pasti berbeda dengan epitel yang melapisi
organ dalam.
- Bersifat nonvaskuler, artinya tidak memiliki pembuluh darah. Jadi oksigen dan
nutrient harus berdifusi dari pembuluh darah yang ada di jaringan ikat yang
berada di bawah epitel.
- penggolongan epitel

selapis Satu lapis sel

epitel bertingkat Banyak lapis sel

SatuBerderet
lapis sel yang melekat di membrane basalis, namun tinggi sel tidak s
Selapis bertingkat semu

Modifikasi :
1 Silia : struktur motil pada sel tertentu. Contohnya pada uterus dan
tuba uterine.
2 Microvili : tonjolan non motil kecil yang melapisi semua sel absorbtif
pada usus halus dan tubulus kontortus proksimal ginjal.
3 Strereosilia : mikrovili nonmotil panjang, bercabang dan biasanya melapisi
sel dalam epididimis dan duktus deferens

Silia mikrovili
Jenis epitel :
1 Epitel selapis gepeng
- Mesotel : melapisi permukaan luar organ pencernaan, paru-paru dan jantung
- Endotel : melapisi lumen jantung, pembuluh darah dan pembuluh limfe
skuamosa Permukaannya gepeng

epitel
kuboid Tinggi dan lebar sel sama

kolumnar Bentuknya tinggi atau silindris

2 Epitel selapis kuboid


- Melapisi duktus ekskretorius kecil di bagian organ. Contohnya pada tubulus
kontortus proximal ginjal terdapat epitel kuboid yg dilapisi microvili.

3 Epitel selapis silindris


- Melapisi organ pencernaan ( lambung, usus, empedu )

4 Epitel bertingkat gepeng


- Berkeratin : melapisi permukaan eksternal tubuh, mengandung sel-sel mati
berkeratin. Contohnya permukaan telapak tangan
- Tidak berkeratin : memiliki sek permukaan yg hidup dan melapisi rongga-rongga
basah seperti mulut dan faring.

5 Epitel bertingkat kuboid dan epitel bertingkat silindris


- Tidak banyak dijumpai, biasanya melapisi duktus ekskretorius pancreas, kelenjar
liur, dan kelenjar keringat
6 Epitel bertingkat transisional
- Biasanya melapisi ureter, pelvis dan vesica urinaria. Dapat berubah bentuk dan
dapat menyerupai epitel berlapis gepeng atau kuboid, tergantung pada keadaan.
Contohnya saja pada kandung kemih, saat ada peningkatan volume cairan maka
sel epitelnya akan teregang dan gepeng, namun saat mengeluarkan urin
bentuknya akan mengkerut seperti kubah.

II. JARINGAN EPITEL KELENJAR


terdiri dari kelompok sel yang mempunyai fungsi khusus yakni mengsekresi suatu
bahan/zat.
Berdasarkan jumlah sel :
Uniseluler : hanya terdiri dari satu sel dan biasanya terdapat di antara sel epitel
yang lain. Contohnya sel goblet atau disebut juga sel piala terdapat di antara
epitel tractus digestivus dan tractus respiratorius.
Multiseluler : kelenjar pada umumnya.

Berdasarkan cara menyalurkan sekret :


Eksokrin : sekret melalui saluran pembuangan. Contoh: kelenjar pancreas
Endokrin: sekret langsung masuk ke pembuluh darah. Contoh: kelenjar hipofisis
dan teroid, dll
Endo-Eksokrin: Kelenjar gabungan dan kelenjar ensokrin dan endokrin. Contoh:
kelenjar pankreas, ensokrinnya menghasilkan pankreatic juice, sedangkan
endokrinnya menghasilkan hormon insulin dan glukogen..

Berdasarkan cara membuat secret :


Holokrin : seluruh sel epitel akan menjadi sekret.
Apokrin : sebagian sel hancur menjadi sekret.
Merokrin/Ekrin : sel tidak mengalami perubahan sama sekali.

Berdasarkan Jenis Sekret yang Dibentuk :


Kelenjar serous : sekretnya jernih dan encer.
Kelenjar mucous : sekretnya licin dan kental.
Kelenjar sero-mucous : mengandung bagian serous dan mucous bersama-sama.

Berdasarkan Bentuk Kelenjar:


Simple :
- Tubulus sederhana
- Acinar
- Alveolar
Compound.
4 Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri
atasbadan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah
yangmenghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf.

Terdapat 3 macam sel saraf :


Sel Saraf Sensorik
Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan)
kesumsum tulang belakang.
Sel Saraf Motorik
Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
Sel Saraf Penghubung
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.Sel saraf
mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas.Iritabilitas artinya
kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan
lingkungan.Konduktivitas artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-
impuls saraf.

Sel Saraf
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentukbervariasi.
Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalamkegiatannya, saraf
mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan
efektor.
Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sellainnya yang berfungsi
mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar ataudari dalam tubuh. Efektor
adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapanterhadap rangsangan. Contohnya
otot dan kelenjar.
Struktur :
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson
berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya
sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya mempunyai satu
akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada
bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut myelin yang merupakan
kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson.
Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh
serabutsaraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi
mielinadalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang
tidakterbungkus mielin disebut nodus Ranvier yang berfungsi
mempercepatpenghantaran impuls.

Mekanisme Penghantar Impuls


Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui
serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik
antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub
positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel
saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan
terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini
(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan
gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m
perdetik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui
oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula
(potensialistirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500
sampai 1/1000detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel
yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.Stimulasi yang kurang kuat atau
di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat
merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls
akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasiyang kuat dapat menimbulkan
jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktutertentu daripada impuls yang
lemah.
Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis.
Didalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil
berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir
pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari
sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls
sampai padaujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran
pra-sinapsis.Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa
asetilkolin. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel
pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin
pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin
sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase
yang dihasilkan oleh membrane post-sinapsis.

Sistem Saraf Pusat


o Dikelilingi oleh tulang dan cairan serebrospinalis
o Duramater adalah lapisan jaringan ikat terluar yang kuat melapisi SSP
o Araknoidmater yang halus dan duramater menutupi SSP di permukaan luar
o Piamater melekat pada permukaan otak dan medulla spinalis

Sistem Saraf Tepi


o Terdiri dari neuron, neuroglia, saraf dan akson di luar SSP
o Saraf kranialis berasal dari otak dan saraf spinalis berasal dari medulla spinalis
o Ganglia adalah kumpulan neuron dan ganglia dibungkus oleh jaringan ikat
o Mengandung saraf sensorik dan motorik
o Neuron saraf tepi dapat terletak di SSP atau ganglion

5 Jaringan Tulang
Jaringan Terdiri :
Sel-sel Tulang ( Osteoblast, Osteosit, Osteoclast )
Osteoblast :
Sel pembentuk tulang.
Mensintesis jar kolagen dan komponen organik matrik
Ditemukan periosteumand endosteum
Osteosit :
sel-sel tulang dewasa
Osteoclast :
Sel penghancur tulang,
Di endosteum

Matriks Tulang Terdiri Atas :


1) Unsur Organik 35% Meliputi
90% Serat Kolagen
10% Proteoglikan
2) Unsur Anorganik Sebanyak 65% Seperti Kalsium, Fosfat, Natrium,
Magnesium Dan Kalium Bikarbonat

Jaringan tulang dibagi menjadi 2 yaitu jaringan tulang rawan (Kartilago) dan tulang
keras.
Kartilago
Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang
disebut mesenkim,
Pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang
banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan.
Fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh.
Ada 3 macam jaringan tulang rawan :
a.Kartilago hialin
Matriksnya bening kebiruan.
o Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang rawan pada batang
tenggorok dan cabang batang tenggorok, ujung tulang rusuk yang melekat
pada tulang dada dan pada ujung tulang panjang.
Kenampakan kartilago hialin pada mikroskop
o Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga
membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan,
memberi kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan
memberi kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernafas.
b.Kartilago fibrosa
Matriksnya berwarna gelap dan keruh.
Jaringan ini terdapat pada perekatan ligamen-ligamen tertentu pada tulang,
persendian tulang pinggang, pada calmam antar ruas tulang belakang dan pada
pertautan antar tulang kemaluan kiri dan kanan.
Fungsi utama untuk memberikan proteksi dan penyokong.
Kenampakan kartialago
fibrosa pada mikroskop

c.Kartilago elastik
Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan.
Jaringan ini terdapat pada daun telinga, epiglottis, pembuluh eustakius dan
laring.

Osteon
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam
matriks, Matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam
mineral terutama garam kalsium (kapur). Perhatikan gambar 11 berikut ini. Gambar
tersebut adalah kumpulan unit dasar tulang. Unit dasar tulang disebut dengan sistem
Haversi. Sistem ini tersusun atas canalis/saluran haversi yang terdapat pembuluh
darah, lakuna, yang merupakan tempat osteosit berada, lapisan konsentris yang
merupakan matriks Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh dan
berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka.
Sistem havers

Berdasarkan anatominya osteon dibagi menjadi 2 macam :


1. Tulang kompak, bila matriks tulangnya rapat dan padat. keterangan a pada
gambar berikut
2. Tulang spons, bila matriksnya berongga. keterangan c pada gambar berikut

Fungsi tulang :
1 Menahan seluruh bagian-bagian badan supaya jangan roboh
2 Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung , ginjal, genetalia interna
dan paru paru
3 Tempat melekatnya otot-otot dan untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan
otot.
4 Tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah
5 Memberikan bentuk pada bangunan tubuh.
FARMAKOKINETIKA DAN FARMAKODINAMIKA

A. Pendahuluan
Farmakokinetik = mempelajari perjalanan obat terhadap tubuh
mulai dari masuk sampai keluar, dan apa yang dilakukan tubuh
terhadap obat.
Farmakodinamik = apa yang dilakukan tubuh terhadap obat, efek
apa yang ditimbulkan obat terhadap tubuh.
Mengapa kita belajar farmakokinetik dan farmakodinamik?

75

50

25

0
Efek Penyembuhan
-25

-50

-75
50 Mg 100 Mg 150 Mg 200 Mg
Jadi, manfaat
farmakokinetik dan farmakodinamik antara lain
Menemukan puncak dari efek penyembuhan

Menentukan dosis

Menentukan bentuk sediaan

Menentukan frekuensi pemberian obat

Menentukan konsentrasi obat menurut waktu


B. Farmakokinetik
Bagaimana perjalanan obat didalam tubuh?
1. Absorpsi
Yaitu, penyerapan obat oleh tubuh, masuknya obat. Dalam
proses abrorbsi ini dikenal berbagai istilah :
Bioavaibilitas -> persentase obat dalam darah dibanding
obat yang diminum. Semakin tinggi bioavaibilitas semakij
tinggi kualitas obat.
1st pass metabolism -> ada obat yang dapat diabrobsi
setelah melewati proses metablisme ada yang tidak.
Proses absorpsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor:
Kelarutan obat
Kemampuan berdifusi melalui membran sel
Sirkulasi pada letak absorpsi
Konsentrasi obat
Cara pemakaian obat
Bentuk sediaan obat
Luas permukaan kontak obat

Gambar 1. 1 Proses Absorbsi Obat


2. Distribusi
Yaitu, bagaimana obat tersebut beredar di dalam tubuh
menuju target organnya. Dalam proses distribusi ini dikenal
berbagai istilah :
Waktu paruh (t1/2) -> waktu yang diperlukan untuk
mencapai konsentrasi setengah dari konsentrasi yang
diberikan.
Distribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke
jaringan dan cairan tubuh. Ada beberapa macam protein plasma, yaitu :
a. Albumin: mengikat obat-obat asam dan obat-obat netral serta bilirubin dan
asam-asam lemak.
b. CBG: khusus mengikat kortikosteroid
c. SSBG: khusus mengikat hormon kelamin.
Obat yang terikat pada protein plasma akan dibawa oleh darah ke seluruh
tubuh. Obat bebas akan keluar ke jaringan dengan cara yang sama dengan cara
masuknya ke tempat kerja obat, ke jaringan tempat depotnya, ke hati (dimana
obat mengalami metabolisme menjadi metabolit yang dikeluarkan melalui
empedu atau masuk kembali ke darah) dank ke ginjal (dimana obat/
metabolitnya diekskresi ke dalam urin).
3. Metabolisme
Yaitu, pengubahaj obat hingga menjadi mudah diekskresi oleh
ginjal. Pada umumnya, metabolisme membuat senyawa
nonpolar menjadi lebih polar, sehingga senyawa tersebut
menjadi hidrofilik/lipofobik sehingga mudah diekskresi.
Efek metabolisme antara lain :
Bioaktivasi -> obat mjd makin aktif, misalnya,
parasetamol, kortisol, prednisolon
Detoksifikasi/bio-inaktivasi -> obat mjd makin tidak aktif
Reaksi metabolisme obat dalam tubuh melewati 2 fase, antara
lain :
Reaksi Perombakan

- Oksidasi = reaksi penambahan oksigen, kehilangan


hidrogen, atau kehilangan elektron

- Reduksi = reaksi kehilangan oksigen, penambahan


hidrogen, atau penambahan elektron

- Hidrolisis = penguraian molekul besar menjadi molekul


kecil melalui penambahan air.

Reaksi Penggabungan (konjugasi)

- Asetilasi

- Sulfatasi
- Glukonidasi

- Metilasi
Reaksi metabolisme terdiri dari 2 reaksi fase, yaitu:
Reaksi fase 1 terdiri dari oksidasi, reduksi, dan hidrolisis yang
mengubah obat menjadi lebih polar.
Reaksi fase 2 merupakan reaksi konjugasi dengan substrat endogen
(asam sulfat, asam amino, asam asetat) dan hasilnya obat menjadi
sangat polar (hampir selalu tidak aktif).
4. Ekskresi
Pengeluaran obat dari dalam tubuh sehingga konsentrasi
bahan berkhasiatnya menurun.
Rute ekskresi antara lain :
Kulit -> keringat

Ginjal -> urin

Empedu & Usus -> feses

Paru - Paru -> udara ekspirasi

C. Farmakodinamik
Apa saja efek yang ditimbulkan obat terhadap tubuh?
1. Desensitisasi -> penurunan efek obat dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama
2. Toleransi -> penurunan efek obat dalam jangka waktu yang
lama
3. Resistensi -> tidak munculnya efek dari obat
Dalam farmakodinamik ada beberapa aspek yang ada, yaitu
1. Mekanisme kerja obat
Kebanyakan obat menimbulkan efek melalui interaksi dengan reseptornya pada sel
organisme. Hal ini menyebabkan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang
merupakan respon khas untuk obat tersebut.
2. Reseptor obat
Reseptor obat adalah makromolekul seluler tempat obat terikat untuk menimbulkan
efeknya. Sebelum menimbulkan efek, molekul reseptor berinteraksi dengan protein
seluler yang berhubungan erat membentuk sistem reseptor-efektor.
3. Transmisi sinyal biologis
Penghantar sinyal biologis adalah proses yang menyebabkan suatu substansi
ekstraseluler menimbulkan suatu respon seluler fisiologis yang spesifik.
4. Interaksi obat-reseptor
Ikatan antara obat dan reseptor biasanha terdiri dari berbagai ikatan lemah (ikatan
ion, hidrogen, hidrofobik). Menurut teori pendudukan reseptor, intensitas efek obat
berbanding lurus dengan fraksi reseptor yang diikatnya, dan intensitas efek
mencapai maksimal jika seluruh reseptor diduduki oleh obat.
5. Antagonisme farmakodinamik
Secara farmakodinamik, antagonisme farmakodinamik dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:
a. Antagonisme fisiologik adalah antagonisme pada sistem fisiologik yang sama,
tetapi pada sistem reseptor yang berbeda.
b. Antagonisme pada reseptor adalah antagonisme melalui sistem reseptor yang
sama.
6. Kerja obat yang tidak diperantarai reseptor
3 mekanisme obat yang tidak melalui reseptor, yaitu:
a. Efek nonspesifik dan gangguan pada membran
b. Interaksi dengan molekul kecil atau ion
c. Inkorporasi dalam makromolekul
Antagonisme Farmakodinamik
Secara farmakodinamik dapat dibedakan dua jenis antagonisme, yakni antagonisme
fisiologik dan antagonisme reseptor.Selain itu, antagonisme pada reseptor dapat bersifat
kompetitif atau nonkompetitif.
Antagonisme fisiologik terjadi pada organ yang sama, tetapi pada sistem reseptor
yang berlainan. Misalnya, efek bronkokonstriksi histamin pada bronkus melalui reseptor
histamin dapat dilawan dengan pemberian adrenalin yang bekerja pada adrenoreseptor .
Antagonisme pada reseptor terjadi melalui sistem reseptor yang sama. Artinya
antagonis mengikat reseptor di tempat aikatan agonis (receptor site atau active site)
sehingga terjadi antagonisme antara agonis degan antagonisnya. Misalnya efek histamin
yang dilepaskan dalam reaksi alergi dapat dicegah dengan pemberian antihistamin yang
menduduki reseptor yang sama.
Antagonisme pada reseptor dapat diukur berdasarkan interaksi obat-reseptor. Agonis
ialah obat yang bila menduduki reseptor menimbulkan efek farmakologi secara intrinsik,
sedangkan antagonis ialah obat yang menduduki reseptor yang sama tetapi secara
intrinsik tidak mampu menimbulkan efek farmakologi. Jadi antagonis menghalangi
ikatan reseptor denga agonisnya sehingga kerja agonis terhambat.Antagonis demikian
disebut juga receptor blocker atau bloker saja.Jadi, bloker tidak berefek intrinsik karena
efek yang terlihat bukan efek langsung melainkan penghambatan efek agonis.
Pada antagonisme kompetitif, antagonis berikatan dengan receptor cite secara
reversibel sehingga dapat digeser oleh agonis kadar tinggi. Dengan demikian
penghambatan efek agonis dapat diatasi dengan meningkatkan kadar agonis sampai
akhirnya dicapai efek maksimal. Jadi, diperlukan kadar agonis yang lebih tinggi untuk
memperoleh efek yang sama. Ini berarti afinitas agonis terhadap reseptornya menurun.
Terkadang suatu antagonis mengikat reseptor bukan di tempat ikatan reseptor agonis,
tetapi menyebabkan perubahan konformasi reseptor sedemikian rupa sehingga afinitas
terhadap agonisnya menurun.
Pada antagonisme nonkompetitif, penghambatan efek agonis tidak dapat diatasi
dengan meningkatkan kadar agonis. Akibatnya, efek maksimal yang dicapai akan
berkurang, tetapi afinitas agonis terhadap reseptornya tidak berubah. Antagonisme
nonkompetitif terjadi bila antagonis mengikat reseptor secara irreversibel di receptor site
maupun di tempat lain sehingga menghalangi ikatan agonis dengan reseptornya. Dengan
demikian antagonis mengurangi jumlah reseptor yang tersedia utuk berikatan dengan
agonisnya sehingga efek maksimal akan berkurang. Contohnya, fenoksibenzamin
mengikat reseptor andregenik alfa di receptor site secara irreversibel. Antagonisme
nonkompetitif juga terjadi bila antagonis bukan terikat pada molekul reseptornya,
melainkan pada komponen lain dalam sistem reseptor yang meneruskan fungsi reseptor
di dalam sel target.
Agonis parsial ialah agonis lemah, artinya agonis yang mempunyai aktivitas intrinsik
atau efektivitas yang rendah sehingga efek maksimalnya lemah. Akan tetapi, obat ini
akan mengurangi efek maksimal yang ditimbulkan oleh agonis penuh. Oleh karena itu,
agonis parsial disebut juga antagonis parsial.Contohnya, nalorfin ialah agonis parsial
untuk reseptor morfin, sedangkan nalokson ialah antagonis murninya.
JEJAS SEL

Jejas sel merupakan suatu keadaan dimana sel diberi rangsangan atau
stimulus melebihi kemampuan sel dalam beradaptasi, yang bisa
menyebabkan cedera secara reversible dimana sel dapat kembali
normal dengan degenerasi sel maupun irreversible yang mengarah
pada kematian sel.
A. Adaptasi Sel
Macam-macam adaptasi sel:
1. Atrofi
Berkurangnya ukuran sel atau jaringan. Hal-hal yang dapat menyebabkan
atrofi antara lain:
Penuaan
Sel atau jaringan tidak digunakan dalam kurun waktu tertentu, misalnya
individu mengalami imobilisasi atau keadaan tanpa berat.
Penurunan rangsangan hormon dan saraf terhadap sel atau jaringan.
2. Hipertrofi
Bertambahnya ukuran sel atau jaringan.Hipertrofi merupakan respon adaptif
yang terjadi apabila terjadi peningkatan beban kerja pada sel atau
jaringan.Contohnya pada otot-otot skelet olahragawan dan otot jantung
seseorang dengan hipertensi.
3. Hiperplasia
Peningkatan jumlah sel pada organ tertentu akibat peningkatan
mitosis.Contohnya, peningkatan jumlah sel endometrium uterus selama
stadium folikuler pada siklus menstruasi.
4. Metaplasia
Merupakan respon terhadap cidera atau iritasi berkelanjutan yang
menyebabkan peradangan kronis pada suatu jaringan.
5. Displasia
Kerusakan pertumbuhan sel yang menyebabkan lahirnya sel yang berbeda
ukuran, bentuk, dan wujud bila dibandingkan dengan sel asalnya.
B.Kematian Sel
1. Apoptosis
Apoptosis (dari basa yunani apo = "dari" dan ptosis = "jatuh") adalah mekanisme biologi
yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram.
Tahapan Apoptosis
1.Tahap kematian
Akibat perubahan metabolic dalam sel yang tidak dapat diadaptasi oleh sel, terjadi
kondensasi inti sel dan sitoplasma, namun membrane plasma tetap utuh.
Kemudian terjadi fragmentasi DNA dan pemecahan sel menjadi badan apoptotic yang
masing-masingnya dikelilingi oleh membrane plasma, di mana beberapa badan
mengandung hasil fragmentasi DNA.
2.Tahap eliminasi sel
Badan apoptotic mensekresikan signal-signal pengenal yang dapat diidentifikasi oleh
makrofag, sehingga sel lain/makrofag mengelilingi dan memakannya. Fagositosis
badan apoptosis oleh makrofag
2. Nekrosis
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau
trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang ekstrem, dan cedera mekanis),
dimana kematian sel tersebut terjadi secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan
rusaknya sel, adanya respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah
kesehatan yang serius.
Nekrosis terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1.Coagulative nekrosis, biasanya nekrosis ini trjadi di ginjal, hati dan miokard. Nekrosis
koagulative ialah akibat hipoksia, dimana menyebabkan terjadinya denaturasi protein
dalam albumin.
2.Liquefactive necrosis/nekrosis mencair.Nekrosis ini terjadi apabila autolysis dan
heterolysis melebih denaturasi protein. Daerah nekrotik melunak, kemudain terisi oleh
cairan. Nkerosis mencair biasa terlihat dalam otak dan onfeksi bakteri local (abses).
3.Caseous necrosis. Nekrosis ini khas terjadi dalam penyakit tuberculosis. Secara
makroskopik, terlihat sebagai bahan lunak,rapuh dan menyerupai keju. Sedangkan secara
mikroskopik, terlihat seperti kepingan-kepingan. Nekrosis Caseous terjadi pada penyakit
tuberculosis. Adanya reaksi hipersensitivitas menyebabkan adanya peradangan dan
nekrosis. Nekrosis bagian sentral lesi menggambarkan bentuk yang padat, menyerupai
keju.. Ini yang disebut dengan nekrosis kaseous. Daerah yang mengalami nekrosis kaseous
dapat mengalami respon pencairan dan bahan cair lepas ke brankeous yang kemudian
menimbulkan kavitas
4.Fat necrosis. Biasa terjadi di payudara dan pancreas. Hal ini disebabkan karena adanya
disolusi sel oleh enzim lipase. Hasilnya yang berupa asam lemak, kemudian bergabung
dengan natrium, calcium dan magnesium. Penggabungan ini membentuk endapan putih.
Secara histologik, lemak nekrotik menunjukkan baying-bayang sel dan bintik-bintik
basofilik karena deposisi kalsium.

Anda mungkin juga menyukai